makalah tumbang usia 1-3 tahun
DESCRIPTION
anak todlerTRANSCRIPT
Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun
Disusun Oleh:
SITI NUR FATHIAH
123151004
FAKULTAS KESEHATAN STRATA 1 GIZI
UNIVERSITAS MH. THAMRIN
JAKARTA 2015
A. Latar Belakang
Menurut UNICEF hampir 200 juta anak di negara-negara miskin memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat karena gizi kurang. Selain itu
laporan dari WHO kematian pada anak dibawah umur lima tahun tercatat sebanyak
49%, akibat gizi buruk yang terjadi di negara berkembang. Kasus kekurangan gizi
sebanyak 50 % di Asia, di Afrika sebanyak 30 %, dan 20% terjadi pada anak-anak di
Amerika Latin (Wordpress, 2009).
Asesmen terkini, yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (the
Organisation for Economic Co-operation and Development - Programme for
International Student Assessment), suatu organisasi global yang bergengsi, terhadap
kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun di 65 negara, termasuk Indonesia, dalam
bidang membaca, matematika dan science. Posisi Singapura, Vietnam, Thailand dan
Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2, 17, 50 dan 52, sementara Indonesia
berada di urutan ke 64 dari 65 negara tersebut. Sangat memprihatinkan.
Menurut data Depertemen Kesehatan Republik Indonesia jumlah balita yang
mengalami malnutrisi pada tahun 2007 tercatat sebanyak 4,1 juta jiwa. Sebanyak
3,38 juta jiwa dengan gizi kurang dan 775 jiwa dengan gizi buruk (Opini kita, 2010).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas tahun 2010), persentase
BBLR di Indonesia sebesar 8,8 persen, anak balita pendek sebesar 35,6 persen,
anak balita kurus sebesar 13,3 persen, anak balita gizi kurang sebesar 17,9 persen,
dan anak balita gizi lebih sebesar 12,2 persen. Dengan demikian Indonesia
menghadapi masalah gizi ganda, di satu pihak mengalami kekurangan gizi di pihak
lain mengalami kelebihan gizi.
Sepertiga anak Indonesia usia dibawah lima tahun mempunyai status gizi stunting
atau pendek, lebih dari seperlima anak sudah mengalami stunting pada usia 0-5
bulan, mencapai puncaknya pada usia antara 2-3 tahun, yaitu lebih dari 40%.
Prevalensi stunting pada balita dari kelompok masyarakat termiskin lebih tinggi
dibandingkan kelompok masyarakat terkaya, tetapi prevalensi pada kelompok
terkaya juga sangat tinggi yaitu 30%. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
masyarakat Indonesia pernah mengalami kekurangan gizi khronis dan berulang, dan
mulai pada usia sangat dini.
Masalah Kesehatan anak merupakan salah satu masalah yang utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak
mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus
memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan
bangsa (Hidayat, 2008).
Aspek tumbuh kembang merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses
pembentukan seseorang, baik secara fisik maupun psikososial. Namun sebagian
orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang sangat rendah. Mereka menganggap bahwa
selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Sering juga para orang tua
mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
pengertian yang sama (Nursalam, 2005).
Mengetahui dan memahami tumbuh kembang anak tidak hanya melihat dari satu
aspek saja, pemberian nutrisi atau gizi pada anak, tetapi lebih dari itu tumbuh
kembang anak juga harus dilihat dari aspek faktor keturunan, kejiwaan, aturan dalam
keluarga dan proses pembelajaran termasuk didalamnya pendidikan keluarga
(Suratyo, 2008).
Orang tua juga perlu memperhatikan sejumlah perkembangan motorik halus dan
motorik kasar anak, serta sosialisasi dan bahasa anak dalam periode emas mereka.
Gerak-gerik anak seperti menyusun menara kubus adalah salah satu gejala
perkembangan motorik halusnya. Biasanya pada usia dua tahun, gerakan-gerakan
tersebut dan kecerdasan anak dalam perkembangan sosialisasi mulai diperlihatkan.
Satu perkembangan penting lainnya adalah kemampuan berbicara dan menunjuk
gambar (Enterprises, 2008).
Sekitar 5 juta anak lahir di indonesia setiap tahunnya. Tumbuh kembang anak di
1000 hari pertama kehidupannya masih menjadi masalah besar di Indonesia. Guna
meningkatkan kesehatan anak dan mengurangi angka kejadian gizi buruk di
Indonesia, saat ini sedang berlangsung program 1000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Program ini berjalan atas kerjasama Kementerian Kesehatan, Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Sari Husada, serta
beberapa organisasi profesi terkait.
Seribu hari disini adalah seribu hari pertama kehidupan, yaitu pada ibu hamil, ibu
menyusui dan anak usia 0-23 bulan (270 selama masa didalam kandungan dan 730
hari selama masa 2 tahun pertama pasca lahir). Indikatornya adalah penurunan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR), anak balita pendek (stunting), kurus (wasting), gizi
kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight). Ini adalah masa pertumbuhan dan
perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh. Pada saat dilahirkan, bayi
mempunyai organ yang hampir semuanya telah selesai dibentuk, diikuti dengan
perkembangan pasca lahir.
Pertumbuhan dan perkembangan ini memerlukan asupan gizi dari ibu, baik yang
dikonsumsi ibu maupun yang berasal dari mobilisasi simpanan ibu. Bila pasokan gizi
dari ibu ke bayi kurang, bayi akan melakukan penyesuaian, karena bayi bersifat
plastis (mudah menhyesuaikan diri). Penyesuaian tersebut bisa melalui pengurangan
jumlah sel dan pengecilan ukuran organ dan tubuh yang lebih kecil, agar sesuai
dengan terbatasnya asupan gizi. Sayangnya sekali berubah, bersifat permanen,
atinya bila perbaikan gizi dilakukan setelah melewati kurun seribu pertama
kehidupan, maka efek perbaikannya kecil, sebaliknya bila dilakukan pada masa 1000
HPK, terutama didalam kandungan, maka efek perbaikannya bermakna.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka
yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, mempunyai
tiga resiko:
1) Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ khronis, tergantung organ yang
terkena. Bila ginjal, maka akan menderita hipertensi dan gangguan ginjal, bila
pancreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan
beresiko menderita penyakit jantung, dst
2) Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif,
sehingga kurang cerdas dan kompetitif
3) Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting.
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi
bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya
mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal dari masalah
yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada
100 tahun berikutnya.
Program 1000 HPK ini mengedukasi mengenai pentingnya gizi bagi bayi sejak
masa konsepsi dan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) untuk bayi berusia 0
hingga dua tahun. Standar PMBA adalah inisiasi menyusui dini segera setelah lahir,
ASI eksklusif 0-6 bulan, pemberian MPASI berbasis pangan lokal mulai usia enam
bulan, dan tetap meneruskan pemberian ASI hingga bayi berusia dua tahun. Standar
ini sudah dibuktikan oleh berbagai penelitian sebagai standar terbaik untuk
kesehatan bayi. Edukasi tersebut diharapkan dapat menekan angka gizi buruk yang
masih tergolong tinggi di Indonesia.
B. Pengertian Toddler
Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini
merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal (Perry, 1998).
C. Pertumbuhan dan Perkembangan Toddler
Whaley dan Wong’s (2000) mengemukakan pertumbuhan merupakan bertambah
jumlah dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur.
Sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan belajar.
Secara umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badan berjalan
cukup stabil/lambat. Rata-rata bertambah sekitar 2,3 kg/tahun, sedangkan tinggi
badan bertambah sekitar 6 – 7 cm / tahun ( tungkai bawah lebih dominant untuk
bertambah dibanding anggota tubuh lain ). Hampir semua fungsi tubuh sudah
matang dan stabil sehingga dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan
stress,sehingga saat ini sudah bisa diajarkan toilet training .Pada fase ini
perkembangan motorik sangat menonjol.
Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara lain
berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau
perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan
menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun
perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai (Psikolog menyebutnya
Negatifisme). Kenyataan ini berbeda pada saat usia di bawah sate tahun, si kecil
akan menjadi seorang penyidik yang sangat menjengkelkan, mereka akan
menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang
ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang
dapat dijatuhkan, memanjat apa yang bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil
kedalam benda yang lebih besar dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa
diam setiap hari (Hurlock, 2002:98).
Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-
kemari, ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di lakukan
dengan penuh kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia
senang sekali menonton anak lain bermain, perasaan takut dan cemas sering terjadi
apabila orang tuanya meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus
bepergian lama atau memutuskan untuk kembali bekerja dan meminta bantuan
orang lain untuk mengawasi anaknya, biasanya anak tidak rewel pada saat orang
tua pergi tetapi pada saat mereka kembali anak akan terus-menerus melekat pada
ayah dan ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga mendekatinya, karena ia takut
orang tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan semakin menghambat pada saat
tidur ia mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya ( Hurlock,
2002:101).
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya
sebagai orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada
usia antara 2 ½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap pada orang tua bukan
saja bersahabat tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada
orang tuanya, sehingga mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika
keinginan mereka bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka
tetap makluk hidup yang mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak
cenderung meniru siapa pun yang dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses
identifikasi. Dalam proses inilah karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari
petunjuk yang diterima dari orang tuanya, seperti membentuk model diri mereka,
membina kepribadian, membentuk sikap dasar, baik terhadap pekerjaan, orang tua
dan dirinya sendiri (Hurlock, 2002:111).
D. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
1. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai
dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain :
a) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang
meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok
dan lain-lain.
b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi
anak dalam orang tua dan status kesehatan.
E. PERKEMBANGAN KOGNITIIF
1. Pengertian
Kognitif adalah operasi-operasi atau prosedur-prosedur mental yang bisa
digunakan individu untuk mendapatkan, menahan, serta mengambil kembali
berbagai pengetahuan dan kepandaian (Rigney,1978 dalam Jonassen
1987 ). Strategi kognitif mencerminkan bagaimana seseorang belajar, mengingat,
dan berfikir serta bagaimana memotivasi diri mereka sendiri (Weinstein dan
mayer, 1985 dalam Jonassen (1987). Jonassen (1987) berkesimpulan bahwa
strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang sangat
luas yang mendukung pembelajaran seseorang. Dengan demikian, jelas bahwa
strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi yang
baik.
2. Sifat-sifat kognitif yang umumnya pada bayi toddler :
Menurut Jean Piagiet pada usia 1-3 tahun anak sudah dapat :
a. Membedakan diri sendiri dengan setiap objek.
b. Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan
tertentu contohnya : menarik seutas tali untuk menggerakkan sebuah mobil
atau menggerakkan mainan supaya bersuara.
c. Menguasai keadaan tetap dari objek misalnya : menyadari bahwa benda tetap
ada meskipun tidak terjangkau oleh mata.
3. Sifat-sifat fisik kognitif yang umumnya pada bayi toddler :
a. Sewaktu lahir, berat otak anak sekitar 27% berat otak orang dewasa.
Sedangkan pada usia 2 tahun, berat otak anak sudah mencapai 90% dari
berat otak orang dewasa (sekitar 1200 gram). Hal ini menunjukkan bahwa
pada usia ini, masa perkembangan otak sangat pesat. Pertumbuhan ini
memberikan implikasi terhadap kecerdasan anak.
b. Pada usia 1 – 2 tahun, anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada
usia ini, anak mengembangkan rasa keingintahuannya
c. Memahami kalimat yang terdiri dari beberapa kata. Pada usia 12 – 17 bulan,
anak sudah dapat memahami kalimat yang terdiri atas rangkaian beberapa
kata. Selain itu, anak juga sudah dapat mengembangkan komunikasi dengan
menggunakan gerakan tubuh, tangisan dan mimik wajah. Pada usia 13 bulan,
anak sudah mulai dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti “mama”
atau “papa”. Pada usia 17 bulan, umumnya anak sudah dapat
mengucapkan kata ganti diri dan merangkainya dengan beberapa kata
sederhana dan mengutarakan pesan-pesan seperti: “ Adik mau susu.”
d. Cepat menangkap kata-kata baru. Pada usia 18 – 23 bulan, anak mengalami
perkembangan yang pesat dalam mengucapkan kata-kata. Perbendaharaan
kata anak-anak pada usia ini mencapai 50 kata. Selain itu, anak sudah mulai
sadar bahwa setiap benda memiliki nama sehingga hal ini mendorongnya
untuk melancarkan kemampuan bahasanya dan belajar kata-kata baru lebih
cepat.
e. Belajar melalui pengamatan / mengamati. Mulai usia 13 bulan, anak sudah
mulai mengamati hal-hal di sekitarnya. Banyak “keajaiban” di sekitarnya
mendorong rasa ingin tahu anak. Anak kemudian melakukan hal-hal yang
sering dianggap bermain, padahal anak sedang mencari tahu apa yang akan
terjadi kemudian setelah anak melakukan suatu hal sebagai pemuas rasa
ingin tahunya. Pada usia 19 bulan, anak sudah dapat mengamati
lingkungannya lebih detail dan menyadari hal-hal yang tidak semestinya
terjadi berdasarkan pengalamannya.
Kematangan Sistem
- 0-2 tahun puncak perkembangan fungsi melihat, mendengar berbahasa, dan
fungsi kogntif yang lebih tinggi
- setelah usia 2-3 tahun fungsi kognitif yang lebih tinggi turun
- Sistem Fisiologis relatif matang → akhir masa toddler
- Myelinisasi spinal cord lengkap → usia 2 thn
- Otak Tumbuh lengkap 75 % → akhir 2 thn
- Perkembangan korteks cerebri yang spesifik
- Broca → untuk bicara
- Kortical → mengontrol kaki, tangan & sfinkter-
Otak mengalami over-produksi neural connections (synaps) secara masif (blooming)
pada periode dini kehidupannya. Otak bayi yg lahir aterm mempunyai synaps yg lebih
banyak dibandingkan dewasa. Periode synaptogenesis ini biasanya diikuti dengan
synaptic retraction/ reduction (pruning) yang memberikan efisiensi terhadap otak
untuk berfungsi. Waktu antara “synaptic blooming and pruning” sangat bervariasi
antar bagian-bagian didalam otak
F. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL
a. Pengertian
Teori perkembangan psikoseksual yang dikemukakan oleh Freud
mengatakan bahwa setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan dan
perkembangan, begitu pula manusia juga mengalaminya. Freud mengatakan
bahwa seksualitas adalah faktor pendorong terkuat untuk melakukan sesuatu dan
bahwa pada masa anak-anak pun mengalami ketertarikkan dan kebutuhan
seksual. Apabila tahap-tahap psikoseksual selesai dengan sukses, hasilnya
adalah kepribadian yang sehat. Jika masalah tertentu tidak diselesaikan pada
tahap yang tepat, fiksasi dapat terjadi. fiksasi adalah fokus yang gigih pada tahap
awal psikoseksual. Sampai konflik ini diselesaikan, individu akan tetap “terjebak”
dalam tahap ini. Misalnya, seseorang yang terpaku pada tahap oral mungkin
terlalu bergantung pada orang lain dan dapat mencari rangsangan oral melalui
merokok, minum, atau makan.
Sigmund Freud (Dariyo, 2007) mengajukan 5 tahap perkembangan psikoseksual
manusia, yang sesuai masa 1-3 tahun adalah masa oral dan anal, berikut
penjelasannya:
1. Masa oral (0-1,5 tahun)
Masa oral ialah masa perkembangan bayi yang ditandai dengan
kecenderungan perilaku untuk memusatkan kepuasan fisiologis pada bagian
mulut (oral). Anak biasanya senang mengisap ibu jari, menggigit dan merusak
dengan mulut. Yang menjadi sasaran pemuasan pada masa ini adalah mulut
sendiri dan memilih benda-benda ke mulut, selain itu digigit dengan keras.
2. Masa anal (1,5-3 tahun)
Masa perkembangan anak usia 1,5-3 tahun yang ditandai dengan
kecenderungan perilaku untuk memusatkan kepuasan fisiologis pada bagian
anus (dubur). Anak senang memeriksa dan memainkan duburnya serta
memperlihat duburnya. Sasaran pemuasan pada masa anak adalah memilih
beda dan menyentuhnya/ memasukan ke dalam duburnya. Peran lingkungan
adalah membantu anak untuk belajar mengontrol pengeluaran (melakukan
Toilet Training), yaitu suatu konsep bersih dimana anak belajar mengontrol
pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat melakukan dengan mandiri.
Adapun kreteria yang umumnya ditemukan antara lain :
a.Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya sendiri,
sangat egoistik, mulai mempelajari struktur tubuhnya.
b.Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan.
c.Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai
dengan keinginanya.
d.Untuk itu toilet training adalah waktu yg tepat dilakukan dalam periode ini.
Masalah yang yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah bersifat obsesif
(ganggan pikiran) dan bersifat impulsif yaitu dorongan membuka diri, tidak
rapi, kurang pengendalian diri.
G. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
a. Pengertian
Menurut Erik H. Erikson Teori perkembangan psikososial ini adalah salah satu
teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti Sigmund Freud, Erikson percaya
bahwa kepribadian berkembang dalam beberapa tingkatan. Salah satu elemen
penting dari teori tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan persamaan
ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan melalui interaksi
sosial. Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah berdasarkan
pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang
lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan perbuatan
dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah alasan mengapa teori Erikson
disebut sebagai teori perkembangan psikososial.
Anak belajar mengidentifikasi tentang perbedaan antara dirinya dengan orang lain
disekitarnya. Konflik yang sering terjadi adalah adanya Oedipus complex atau
katarsis yaitu dimana seorang anak laki-laki menyadari bahwa ayahnya lebih kuat
dan lebih besar dibandingkan dirinya.sedangkan pada wanita disebut dengan Elektra
complex.
Erickson menggolongkan tahap ini dalam fase Otonomi vs Guilt, (inisiatif vs rasa
malu dan bersalah). Perkembangan ini berpusat pada kemampuan anak untuk
mengontrol tubuh dan lingkungannya.
1. Dasar kepercayaan vs dasar ketidakpercayaan (usia satu tahun)
Pengalaman dan sensasi yang memberi bayi suatu perasaan tentang
keakraban dan kepastian dalam menyediakan suatu perasaan dari dirinya
sendiri. Ia merasakan bahwa dunia adalah baik hati atau sedikitnya dapat
dipercaya, dan ia juga dapat mempercayai dirinya sendiri dan kemampuan
dirinya sendiri. Ia telah menetapkan dasar suatu kepercayaan. Jika seorang
individu mengembangkan suatu dasar ketidakpercayaan maka ia boleh
bersikap dengan cara tidak rasional atau untuk menarik diri mereka sendiri ke
dalam keadaan shizofrenia atau menekan perasaan mereka sendiri di dalam
kehidupan yang akan datang
2. Otonomi vs malu dan meragukan (usia dua tahun)
Sepanjang tahun kedua dalam kehidupan seorang bayi mengembangkan
kendali terhadap berotot, dia menggerak-gerakan tubuhnya dan mulai dilatih
untuk ke kamar kecil. Dia membutuhkan suatu keadaan yang tetap, sebagai
perlindungan dalam melawan dorongan hatinya sendiri yang potensial.
Perasaaan diri dari pengendalian diri ini (otonomi) yang dinaiki pada langkah ini
memimpin ke arah suatu perasaan yang tetap tentang kehendak yang baik dan
kebanggaan terhadap pribadi diri sendiri. Suatu kegagalan untuk mencapai
otonomi yang dengan baik dipandu dapat mengarah pada suatu keadaan sakit
saraf, suatu perasaan yang menyebar tentang rasa malu terhadap dunia, dan
keraguan yang memaksa diri sendiri dan juga orang lain.
b. Sifat-sifat umum psikososial yang pada bayi toddler
Anak di daycare/toddler akan banyak berinteraksi dengan teman sebayanya
ketika aktivitas daycare. Anak akan bertemu dengan pengasuh, orang tua, dan
terutama temen-temannya itu sendiri. Anak belajar bagaimana bisa berhubungan
dan berteman dengan baik.
H. FASE PERKEMBANGAN MORAL
Menurut Kohelberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah
prekonvensional ketika anak merespon pada label “baik” atau “buruk”. Selama tahun
kedua kehidupan, anak mulai belajar mengetahui beberapa aktifitas yang
mendatangkan pengaruh dan persetujuan. Mereka juga mengenal ritual-ritual
tertentu, seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun, toddler belajar
pada perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral. Pola disiplin
mempengaruhi perkembangan moral toddler :
a. Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk moral
yang negatif.
b. Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman menimbulkan
perasaan bersalah pada toddler.
c. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.
Kohlberg menggolongkan masa ini Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau
salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg
menggolongkan fase ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa
yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik
dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah
Inisiatif Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya.
I. PERKEMBANGAN BAHASA
1. Pengertian
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada
rangsangan pendengaran,dan penglihatan yang mempunyai tiga bentuk secara
umumm yaitu bahsa lisan, tulisan, dan bahasa isyarat
Lev Vygotsky Tokoh psikologi Rusia menyatakan bahwa bahasa memegang
peranan kunci dalam perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah "alat" menuju
kecerdasan-kecerdasan lain karena bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
Katakanlah begini, jika si kecil belajar matematika ia perlu memahami soal-
soalnya. Itu berarti ia perlu memahami bahasa. Begitu juga dengan kecerdasan
lainnya.
2. Perkembangan bahasa anak toddler secara umum
Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang
bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik, kemampuan anak dalam memproduksi
kata-kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang
tumbuh. Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa (kemampuan mengucapkan
dan memahami arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan,
melihat, dan mengartikan simbol-simbol bunyi dengan kematangan otaknya.
Sedangkan secara psikis, kemampuan memproduksi kata-kata dan variasi
ucapan sangat ditentukan oleh situasi emosional anak saat berlatih
mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang mendapatkan bimbingan dan
dorongan moral yang sangat kuat akan memperoleh kata-kata yang banyak dan
bervariasi dibandingkan anak-anak lainnya.
Schaerlaekens dalam Dariyo (2007) menyebutkan ada tiga tahap perkembangan
kalimat pada anak usia lima tahun pertama, yaitu : periode prelingual, periode
lingual dini dan periode deferensiasi. Untuk usia 1-3 tahun, memasuki periode
lingual dini, dimana periode ini ditandai dengan kemampuan anak untuk
membuat satu kata maupun kalimat dua kata dalam satu percakapan dengan
orang lain.
Perbendaharaan kata ucapan bayi meningkat secara cepat sejak kata pertama
diucapkan, yang mencapai rata-rata 200 hingga 275 kata pada usia 2 tahun.
pada saat anak-anak berusia 18 hingga 24 bulan, mereka biasanya
mengucapkan pernyataan-pernyataan yang terdiri dari dua kata. Selama tahap
dua kata ini, mereka dengan cepat memahami pentingnya mengekspresikan
konsep dan peran yang dimainkan oleh bahasa dalam berkomunikasi dengan
orang lain. Untuk menyampaikan makna atas ucapan dua kata itu, anak sanagat
bersandar pada gerak isyarat, tekanan suara dan konteks.
Menurut Papalia, Olds & Feldman, Karakteristik bahasa pada anak-anak usia
tiga tahun pertama antara lain: sederhana, memahami hubungan gramatika (tata
bahasa) walaupun tidak mampu diucapkan secara langsung, dan memahami arti
kata-kata.
Daftar perkembangan bahasa dari usia satu sampai usia tiga tahun
Usia (bulan) Karakteristik Perkembangan
10-12 bulan Bayi mulai memahami kata-kata (seperti kata tidak dan nama sendiri)
serta mampu meniru kata-kata
9-10 bulan Bayi mampu menggunakan beberapa isyarat sosial yang dapat
dimengerti oleh lingkungan sosialnya.
10-14 bulan Anak mampu mengatakan kata-kata pertama dan meniru suara orang
lain
10-18 bulan Anak dapat mengatakan kata-kata tunggal
13 bulan Anak mampu memahami fungsi simbolik dari nama,serta dapat
menggunakan isyarat yang diperluas
14 bulan Anak mampu memahami dan menggunakan isyarat secara simbolik
16-24 bulan Anak mampu membuat kalimat dua kata
20 bulan Anak mampu mempelajari kata-kata dan memperluas perbendaharaan
kata secara cepat dari 50 kata menjadi 400 kata. Anak mampu
menggunakan kata-kata benda dan kata sifat.
20-22 bulan Anak mampu menggunakan beberapa isyarat atau nama. Nama
mempunyai arti bagi dirinya
24 bulan Anak mempunyai dorongan untuk berkata-kata secara tiba-tiba dan
cenderung mampu membuat beberapa kata
30 bulan Anak mampu menggunakan kalimat dua kata sebagai frase dan ingin
berbicara kepada orang lain.
36 bulan Anak belajar kata-kata baru hampir setiap hari. Ia berbicara dengan 3
kata atau lebih kata. Ia mampu memahami bahasa atau kata-kata dengan
baik, mampu membuat kalimat dengan aturan tata bahasa tetapi sering
salah. Anak mampu berkata-kata dengan 1000kata, dan 80% dapat
dimengerti tetapi salah dalam membuat kalimat.
J. PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang sistem gerak
seorang anak .setiap gerakan yang dilakukan anak merupakan sistem interaksi yang
kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.
Perkembangan fisik ini terbagi menjadi sistem motorik halus dan kasar :
1) PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
a. Pengertian
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan
keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan
rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun
balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis,
melipat kertas dan sebagainya.
b. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum
1. menggambar mengikuti bentuk
2. menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
3. membuka menutup kotak
4. menggunting kertas mengikuti pola garis lurus
2) PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
a) Pengertian
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan
gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti berlari,
dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat dipengaruhi oleh proses
kematangan anak semakin karena proses kematangan anak juga bisa
berbeda.
b) Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum
a. Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah
b. Mengangkat dan mengambil benda disekitanya
c. Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki
Piaget memiliki keyakinan bahwa manusia melampaui empat tahapan dalam
memahami dunia, yaitu tahap sensorimotor, praoperasional, operasional konkret,
dan operasional formal. Untuk anak usia sampai 3 tahun, tahapan sampai tahap
praoperasional, berikut penjelasannya :
1. Tahap sensorimotor (0-2 tahun)
Tahap ini berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Pada tahap ini, bayi
membangun suatu pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan
pengalaman-pengalaman sensor (seperti melihat dan mendengar) dengan
tindakan-tindakan motorik fisik. Pada permulaan tahap ini, bayi yang baru lahir
memiliki sedikit lebih banyak pola-pola refleks. Pada akhir tahap, anak berusia 2
tahun memiliki pola-pola sensorimotor yang kompleks dan mulai beroperasi
dengan simbol-simbol primitif.
Menurut Piaget (Dariyo, 2007) masa sensori-motorik merupakan suatu proses
yang berlangsung melalui 6 tahapan, yakni: skema reflektif, reaksi sirkular
primer, reaksi sirkuler sekunder, koordinasi reaksi sirkular sekunder, reaksi
sirkular tersier, representasi mental. Untuk usia 1-3 tahun dimulai dari reaksi
sirkuler sekunder hingga repesentasi mental, berikut penjelasannya.
a) Koordinasi reaksi sirkuler sekunder
Pada masa ini, anak secara sadar telah mampu melakukan koordinasi
gerakan untuk memperoleh tujuan yang diinginkannya. Ia mampu mengenal
benda dengan baik yang terlihat maupun itu disembunyikan, dan ada upaya
untuk mencari bendaitu. Dengan demikian, anak telah mencapai permanensi
objek, yakni kemampuan untuk memahami letak posisi semula dan tidak
dipindahkan ke tempat lain. Bila benda tersebut dipindahkan ke tempat lain,
kemungkinan besar anak akan sering melakukan kesalahan dalam
mencarinya. Hal inilah, oleh Piaget, disebut AB search error, yakni kesalahan
yang dilakukan oleh anak dalam mencari objek benda yang dipindahkan oleh
orang lain ke tempat lain. Hal ini terjadi karena anak belum mampu
membayangkan letak benda. Hal yang paling menonjol dalam masa ini, ialah
kemampuan bayi untuk melakukan proses peniruan terhadap suatu perilaku
yang dilihatnya, baik suara/ucapan, perilaku. Disini, anak mulai aktif belajar
untuk menambah kemampuan/ pengalaman dengan proses imitasi yang
dilakukan secara aktif
b) Reaksi sirkular tersier
Reaksi ini merupakan kemampuan anak untuk melakukan suatu kegiatan
yang berdampak pada satu atau beberapa akibat tertentu. Kemampuan ini
dimiliki oleh anak, setelah melalui pengalaman reaksi sekunder. Pada masa
ini, anak maju satu lankah dengan masa sebelumnya. Bila masa
sebelumnya, anak tak mampu mencari benda yang dipindahkan, maka kini ia
telah mampu mencarinya sampai berhasil. Selain itu, anak telah memiliki
kemampuan inisiatif untuk melakukan koordinasi suatu kegiatan. Ia ingin
mencoba mencipta (berkreasi) suatu aktivitas baik yang telah dikenali
maupun perilaku yang belum dikenali.
Dengan bekal pengalaman kemampuan reaksi sirkular sekunder, maka daya
imajinasi anak berkembang dengan cepat. Anak tidak hanya mampu
membayangkan satu kegiatan yang berdampak pada akibat-akibat tertentu,
tetapi ia juga mulai membayangkan suatu kegiatan yang mungkin memiliki
dampak berbeda-beda.
c) Representasi mental
Representasi mental adalah kemampuan untuk menghadirkan suatu
pengalaman-pengalaman diri sendiri maupun orang lain dalam konteks
interaksi sosial sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Seorang anak telah mampu mengembangkan kapasitas kognitifnya dengan
membayangkan suatu objek benda walaupun benda itu tidak ada di
depannya. Dengan kemampuan representasi mental, seorang anak akan
dapat melakukan suatu proses imajinasi terhadap pengalaman-pengalaman
perilaku masa lalu maupun rencana pengalaman perilaku di masa yang akan
datang. Selain itu, anak juga dapat melakukan imitasi pengalaman perilaku
orang lain. Bentuk perilaku representasi mental ditandai dengan kemampuan
untuk menirukan kembali bentuk-bentuk perilaku pengalaman sendiri di masa
lalu amaupun menirukan pengalaman dari orang lain yang pernah
diobservasinya.
2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)
Berlangsung kira-kira dari usia 2 hingga 7 tahun, anak-anak mulai melukiskan
dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Pemikiran simbolis melampaui
hubungan sederhana antara informasi sensor dan tindakan fisik. Akan tetapi
walaupun anak dapat secara simbolis melukiskan dunia, menurut Piaget, mereka
belum mampu untuk melaksanakan apa yang Piaget sebut “operasi”- tindakan
mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan
secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Pada tahap ini
konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat
dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk.
pemikiran praoperasional ialah awal kemampuan untuk merekonstruksi pada
tingkat pemikiran apa yang telah dilakukan di dalam perilaku. Pemikiran
praoperasional juga mencakup peralihan penggunaan simbol dari yang primitif
kepada yang lebih canggih. Karakteristik lain anak-anak praoperasional ialah
mereka menanyakan serentetan pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan anak-anak
yang paling awal tampak kira-kira pada usia 3 tahun. Pertanyaan-pertanyaan
mereka memberi petunjuk akan perkembangan mental mereka dan
mencerminkan rasa ingin tahu intelektual. Pertanyaan-pertanyaan ini menandai
munculnya minat anak-anak akan penalaran dan penggambaran mengapa
sesuatu seperti itu.
Pemikiran praoperasional dibagi ke dalam dua subtahap; sub tahap fungsi
simbolis dan sub tahap pemikiran intuitif.
Sub tahap fungsi simbolis
Sub tahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara
usia 2-4 tahun. pada sub tahap ini anak-anak mengembangkan kemampuan
untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.
Kemampuan untuk berpikir simbolis semacam itu disebut “fungsi simbolis”
dan kemampuan itu mengembangkan secara cepat dunia mental anak. Anak-
anak kecil menggunakan disain coret-coret untuk menggambarkan manusia,
rumah, mobil, awan dan lain-lain.
Tabel 1.1 Pola perilaku yang timbul antara 1 sampai 3 tahun
15 bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Berjalan sendiri, menaiki tangga dengan merangkak Membuat
menara 3 tingkat dari kubus, membuat garis menggunakan crayon,
memasukkan kismis ke dalam botol Berlogat, mengikuti perintah
sederhana, menyebut nama objek yang sudah akrab Menandakan
hasrat atau kebutuhan dengan menunjuk, memeluk orang tua
18 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Berlari kencang, duduk pada kursi kecil, berjalan menaiki tangga
dengan berpegang pada 1 tangan, menjelajahi laci-laci dan tempat
sampah, Membuat menara 4 tingkat dari kubus, meniru menulis,
meniru gerakanvertikal, mentumpahkan kismis dari botolnya,
menamai gambar, mengenal satu atau lebih bagiantubuh, Makan
sendiri, mencari pertolongan jika membutuhkan, komplen jika
basah atau kotor, mencium orang tua dengan mengerutkan bibir
24 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Adaptasi Bahasa Sosial Berlari dengan baik, naik turun tangga,
membuka pintu, memanjat perabotan rumah tangga,
melompat.Membuat menara tujuh tingkat dari kubus, membuat
coretan dengan polamelingkar, meniru gerakan horizontal, meniru
melipat kertas dalam sekali lihat. Menggunakan tiga kata dalam
satu kalimat (subjek, predikat, objek). Menggunakan sendok
dengan baik, dapat membantu membuka baju, mendengar cerita
ketika ditampilkan gambarnya.
30 Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Menaki tangga dengan menggunakan kaki secara
bergantianMembuat menara Sembilan tingkat dari kubus, membuat
gerakan verticaldan horizontal, tapi tidak membuat gerakan silang,
meniru gerakanmelingkar Menggunakan kata ganti untuk diri
sendiri “saya”, mengetahui namalengkap sendiri. Membantu
menaruh benda, berpura pura dalam bermain
36Bulan
Motorik
Adaptasi
Bahasa
Sosial
Adaptasi Bahasa Sosial, Mengendarai sepeda roda tiga, berdiri
menggunakan satu kaki, Membuat menara sepuluh tingkat dari
kubus, membuat jembatan menggunakan tiga kubus, menyalin
lingkaran, meniru gerakan silang. Mengetahui umur dan jenis
kelamin, menghitung tiga objek dengan benar,mengulangi tiga
nomor atau sebuah kalimat dengan enam suku kata.Bermain
permainan sederhana (bersama-sama dengan anak lain),
membantu memakai baju (melepaskan kancing baju dan memakai
sepatu), menyuci tangan.
K. NUTRISI PADA TODDLER
Anak kecil membutuhkan diet dengan kandungan energi yang besar, mereka
cenderung makan-makanan tinggi lemak dan karbohidrat namun rendah buah-
buahandan sayur-sayuran. Secara umum, usia toddler merupakan usia transisi dari
perubahan diet tinggi lemak sejak bayi menjadi diet rendah lemak pada usia pra
sekolah dan anak yang lebih tua.
Orang tua harus diberitahu bahwa makanan yang mengandung karbohidrat harus
diberikan saat anak makan menu utama. Pemberian buah-buahan dan sayur-sayuran
dengan porsi 80 gram sehari harus dipikirkan oleh orang tuanya, sangat penting
untuk memberikan buah dan sayur pada setiap kali makan untuk membuat anak
terbiasa dengan makanan ini. Dengan memotong-motong sayur atau buah menjadi
potongan kecil, diaduk pada penggorengan, dan dibakar untuk membuat manis
rasanya dan ditambahkan pada sup dan saus dapat menambah konsumsi sayur dan
buah pada anak.Susu dan produk susu merupakan sumber kalsium dan nutrisi
lainnya yang sangat penting, dan orang tua sebaiknya memberikan sebanyak 3 kali
sehari. Namun,memberikan banyak susu dapat menggantikan makanan penting
lainnya dan dapat mengarah kepada defisiensi Fe pada toddler. 1 sampai 2 kali
pemberian daging, ikan,dan makanan alternatif bagi vegetarian (seperti telur, buncis,
kacang) juga harus diberikan dan dapat disajikan dengan makanan yang berkuah
untuk melembutkan bentuknya. Makanan tinggi lemak dan karbohidrat (seperti es
krim, kue, biskuit) dapat diberikan dalam jumlah tidak banyak dan tidak boleh
menggantikan makanan penting lainnya. Suplemen vitamin (tetes vitamin A dan D)
juga dianjurkan pada anak-anak.
Anak-anak dengan pertambahan berat badan yang sedikit-sedikit menandakan
buruknya pertumbuhan yang disebabkan oleh nutrisi yang rendah dan infeksi, ini
merupakan kasus yang terus-menerus terjadi pada negara berkembang.
Namun, anak juga dapat menjadi gemuk (obes). Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi obesitas pada anak, yaitu genetik, faktor lingkungan, seperti diet yang
rendah dan aktivitas fisik yang rendah, merupakan faktor resiko yang besar membuat
bertambahnya berat anak. Terdapat bukti bahwa kebiasaan makan terus memburuk
dibandingkan dengan tahun 1950-an dan beberapa bukti bahwa toddler tidak aktif
daripada yang seharusnya (contohnya di Amerika, penonton televisi semakin banyak
dengan hampir setengahnya anak-anak berusia 2-3 tahun yang menonton lebih dari
3 jam per hari).
Menganjurkan pemberian makan 3 kali sehari ditambah pemberian makanan
kudapan, hindari percekcokan saat makan, namun batasi lama waktu makan,
mendorong anak untuk makan sendiri menggunakan sendok dan cangkir, dan batasi
makan makanan gula dan mengandung natrium.
BENTUK MAKANAN
12 – 24 bulan ASI sesuai kemauan anak
Nasi lembek + telur, ayam, ikan, daging
sapi + tahu/tempe/ kacau hijau /
merah + santan /minyak + sayur
(bayam, wortel) :
3x hari s/d kenyang / bersisa aktif
Makanan selingan 2 x / hari
≥24 bulan Makanan keluarg 3 kali / hari
Makan selingan2 x / hari
Nutrisi adalah salah satu komponen yang paling penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Arif (2009)
dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan antara lain:
a) Energi
Banyak sedikitnya asupan energi atau kalori sangat berpengaruh terhadap laju
pembelahan sel dan pembentukan struktur organ-organ tubuh. Jumlah energi
yang dianjurkan dihitung berdasarkan jumlah konsumsi energi yang dibutuhkan
anak. Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi utama selain protein dan
lemak.
b) Protein
Protein merupakan salah satu sumber energi, dan sebagai salah satu zat
pembangun yang dibutuhkan anak untuk pembuatan sel-sel baru dan merupakan
pembentukan berbagai struktur organ tubuh. Selain itu juga protein berperan
dalam pembentukan enzim dan hormon yang dapat mengatur proses
metabolisme dalam tubuh dan sebagai pertahanan tubuh melawan berbagai
penyakit serta infeksi.
c) Asam Lemak dan Omega-3
Asam lemak omega-3 merupakan salah satu asam lemak esensial yang berfungsi
untuk memperlancar peredaran darah ke seluruh tubuh dan melunakkan
membrane sel darah merah serta mencegah terjadinya pengerasan pembuluh
darah merah. Kandungan ini dapat diperoleh dari kacang-kacangan dan biji-
bijian.Selain itu dapat juga diperoleh dari sumber hewani, telur, daging, ikan, dan
lain-lain.
d) Vitamin A ( Retinol )
Pada anak terjadinya defisiensi vitamin A dapat mengakibatkan terjadinya
hambatan pertumbuhan, dan sintesa protein.
e) Vitamin D ( Calciferol )
Mengkonsumsi Vitamin D dapat meningkatkan penyerapan kalsium dan
pertumbuhan kerangka tubuh.
f) Vitamin E ( Alfa Takoferol )
Vitamin E berfungsi sebagai anti oksidan alami dan metabolisme selenium.
g) Vitamin C ( Asam Askorbat )
Vitamin C ikut berperan dalam proses pembentukan sel-sel pada otak.
h) Vitamin B1 ( Thiamin )
Fungsi vitamin ini berkaitan dengan metabolisme karbohidrat untuk memperoleh
energi. Kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan penyakit beri-beri pada bayi.
i) Vitamin B2 ( Ribovlafin )
Fungsi vitamin ini pembebasan energi dari bahan makanan, pertumbuhan dan
mempercepat pemindahan rangsang sinar ke saraf mata.
j) Vitamin B3 ( Niacin )
Fungsi niacin adalah menjaga keseimbangan kerja sel saraf, selain itu juga
berhubungan dengan kulit, saluran pencernaan.
k) Vitamin B6 (Piridoksin)
Vitamin B6 berfungsi pada membantu penyerapan karbohidrat, protein, dan lemak
oleh tubuh selain itu juga berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah.
l) Vitamin B12 ( Cyanocobalamin)
Berperan menjaga agar sel-sel berfungsi normal, terutama sel-sel saluran
pencernaan, sistem urat saraf, dan sumsum tulang belakang dan bersama
dengan zat besi dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin banyak di dapat
dari organ hati ternak, kacang tanah, tempe, atau kecap.
m) Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi guna menunjang berat
badan bayi pada saat belajar berjalan.
n) Zat Besi
Zat besi diperlukan dalam membantu proses pembentukan sel-sel baru,
menunjang pertumbuhan yang optimal dan perkembangan otak agar tumbuh
normal.
o) Yodium
Kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok.
DAMPAK KEKURANGAN GIZI
BEBAN ASET
MUTU SDM TINGGI
ANAK CERDAS DAN PRODUKTIF
Gizi cukup & sehat
MUTU RENDAH
“OTAK KOSONG” BERSIFAT PERMANEN TAK TERPULIHKAN
Gizi kurang & infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Nurhemi. 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Yogyakarta: Med Press (Anggota IKAP).
Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT. Refika
Aditama
Hidayat, Alimul Azis. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
_________________. 2008. Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
_________________. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Hurlock, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Kassanti Annia. 2008. Buku Pintar kesehatan dan Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta: Araska
Piranti
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelititan Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Purwo, Bambang Kaswanti. (1990), Pertemuan Linguistik Lembaga Bahasa Atma Jaya 3,
Universitas Atma Jaya, Jakarta
Riana Mashar. (2011). Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Santrock, John W. (1995). Life Span Development (Edisi Kelima), University of Texas,Dallas
Santrock, John W. (2007). Perkembangan anak. Jakarta: erlangga.
Suratyo Nano. 2008. Panduan Merawat Bayi dan Balita Agar Tumbuh Sehat dan Cerdas.
Yogyakarta: Bangun Tafan.
Admin, 2008, Marasmus, http://www.dokterfoto.com
(diakses 03 April 2016, pukul 22.00 wib)
Enterprises, Jelsoft. 2008. Periode Emas “Anak Perlu Perhatian”. http://ad.indoforum.org
(diakses 03 April 2016, pukul 21.54 wib)
http://melatikalimantan.blogspot.com/2011/07/perkembangan-psikoseksual-menurut-freud.html
(diakses 27 Maret 2016, pukul 20.03 wib).
http://www.medicinesia.com/kedokteran-klinis/tumbuh-kembang/perkembangan-anak-masa-
toddler-dan-school-age/
(diakses 27 Maret 2016, pukul 20.25 wib)
https://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/25/perkembangan-anak-menurut-jean-
piaget-dan-vigotsky/
(diakses 03 April 2016, pukul 20.00 wib)
http://ekacahyamaulidiyah.blogspot.co.id/2014/02/anak-usia-dini_6.html
(diakses 03 April 2016, pukul 21.15 wib)
http://elicious-edu.blogspot.co.id/p/psikologi-perkembangan-anak.html
(diakses 02 April 2016, pukul 08.25 wib)
http://www.education.vic.gov.au/childhood/parents/health/Pages/toddler.aspx
(diakses 02 April 2016, pukul 09.00 wib)
http://www.pdrc.or.id/index.php/en/news/304-seribu-hari-yang-menentukan-masa-depan-
bangsa
(diakses 04 April 2016, pukul 19.54 wib)
http://www.1health.id/id/article/category/sehat-a-z/standar-program-1000-hari-pertama-
kehidupan.html
(diakses 04 April 2016, pukul 20.15 wib)
http://wvindonesia.org/images/article/4141/Aksi%20Gizi%20Booklet.pdf
(diakses 04 April 2016, pukul 20.20 wib)
http://kgm.bappenas.go.id/document/datadokumen/41_DataDokumen.pdf
(diakses 04 April 2016, pukul 20.30 wib)