makalah utama - adobsi.orgadobsi.org/wp-content/uploads/2017/10/1_pembicara-rev-ok_fix.pdf ·...
TRANSCRIPT
MAKALAH UTAMA
3Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
1
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
PENDIDIKAN PENELITIAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
12/11/2014 3:23 PM 1
SISTEMATIKA PERMENDIKBUDSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
12/11/2014 3:23 PM 2
12/11/2014 3:23 PM 3
STANDAR NASIONAL
PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT
STANDAR NASIONAL
PENELITIAN
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
TUJUAN :1. MENJAMIN TERCAPAINYA TUJUAN
PENDIDIKAN TINGGI2. MENJAMIN MUTU PEMBELAJARAN,
PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
3. MENDORONG PT MELAMPAUI SN DIKTI
PERAN:1. SEBAGAI DASAR PEMBERIAN IZIN
PENDIRIAN PT DAN IZIN PEMBUKAAN PRODI
2. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN, PENELITIAN, DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
3. SEBAGAI DASAR PENYELENGGARAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
RUANG LINGKUP STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
12/11/2014 3:23 PM 4
12345
789
6
STANDAR DITENDIK
STANDAR SARPRAS
STANDAR PROSES
STANDAR ISI
STANDAR PENILAIAN
STANDAR PENGELO-
LAAN
STANDAR PEMBIAYA
AN
ACUAN ACUAN
dirumuskan sesuai jenis dan jenjang program studi, dicantumkan pada Lampiran SN DIKTI, dan dapatditambahkan oleh Perguruan Tinggi
dirumuskan oleh forumprodi sejenis atau
pengelola prodi (dlm haltdk memiliki forum
Prodi) dan ditetapkandalam SK Dirjen
1. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
MENCAPAIMENCAPAI
12/11/2014 3:23 PM 5
PROGRAM TINGKAT KEDALAMAN DAN KELUASAN MATERI PEMBELAJARAN
D-1
Men
gacu
pada
CP Lu
lusa
n
Mem
anfa
atka
nha
silpe
nelit
ian
& h
asil
peng
abdi
anke
pada
mas
yara
kat
Menguasai konsep umum, pengetahuan, & keterampilanoperasional lengkap.
D-2 Menguasai prinsip dasar pengetahuan & keterampilan padabidang keahlian tertentu
D-3 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilantertentu secara umum
D-4 / S-1 Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dan keterampilantertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalambidang pengetahuan dan keterampilan tersebut secara mendalam
S-2 / Sp-1 menguasai teori dan teori aplikasi bidang pengetahuan tertentu
PROFESI Menguasai teori aplikasi bidang pengetahuan dan keterampilantertentu
S-3/Sp-2 menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan danketerampilan tertentu
Dituangkan dalam BAHAN KAJIAN yang distrukturkan dalambentuk MATAKULIAH
2. STANDAR ISI PEMBELAJARAN
12/11/2014 3:23 PM 6
KOPI SUSU
BAHAN:• KOPI• SUSU• GULA• AIRALAT: CANGKIR PENGADUK
BAHAN KAJIANSASTRA & BAHASA?
4 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
2
12/11/2014 3:23 PM 7
PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKATPENELITIAN
SEMINAR PRAKTIKUM/PRAKTIK
KULIAHRESPONSI
DAN TUTORIAL
DISKUSI KELOMPOK, SIMULASI, STUDI KASUS, KOLABORATIF, KOOPERATIF, PROYEK BASED, PROBLEM BASED, DAN LAINNYA
BENTUK PEMBELAJARAN
METODE
INTERAKSI DOSEN-MAHASISWA-SUMBER & LINGKUNGAN BELAJAR
PERE
NCA
NAA
N P
EMBE
LAJA
RAN
: RP
S
PELA
KSAN
AAN
PEM
BELA
JARA
N
KARAKTERISTIK: INTERAKTIF, HOLISTIK, INTEGRATIF, SAINTIFIK, KONTEKSTUAL, TEMATIK, EFEKTIF, KOLABORATIF, DAN BERPUSAT PADA MAHASISWA
BEBA
N B
ELAJ
AR M
AHAS
ISW
A
3. STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
12/11/2014 3:23 PM 8
STANDAR PROSES PEMBELAJARAN (BEBAN BELAJAR MAHASISWA)No Program Beban Belajar
Minimum (sks)Masa Studi (tahun)
Untuk memenuhi CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN program, mahasiswa wajibmenempuh Beban Belajar Minimum dalam Masa Studi sbb.:
1 D1 36 1-2
2 D2 72 2-3
3 D3 108 3-4
4 D4/Sarjana 144 4-5
5 Profesi 36 1-2 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)
6 Magister, Magister terapan, dan Sp-1
72 1,5-4 (setelah menyelesaikan program D4/Sarjana)
7 S-3, S-3 Terapan, & Sp-2 72 3 (Mininimum)
Beban belajar mahasiswa berprestasi akademik tinggi setelah dua semester tahun pertama dapat ditambah hingga64 (enam puluh empat) jam per minggu setara dengan 24 (dua puluh empat) sks per semester.Mahasiswa yang memiliki prestasi akademik tinggi dan berpotensi menghasilkan penelitian yang sangat inovatif sebagaimanaditetapkan senat perguruan tinggi dapat mengikuti program doktor bersamaan dengan penyelesaian program magister paling sedikit setelah menempuh program magister 1 (satu) tahun.
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan PembelajaranPengertian 1 sks dalam bentuk pembelajaran
a Kuliah, Responsi, Tutorial
Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajar Mandiri
50 menit/minggu/semester 50 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester
b Seminar atau bentuk pembelajaran lain yang sejenis
Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/minggu/semester 60 menit/minggu/semester
c Praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan, penelitian, pengabdiankepada masyarakat, dan/atau bentuk pembelajaran lain yang setara
160 menit/minggu/semester
(1) Beban belajar mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester (sks).(2) Satu sks setara dengan 160 (seratus enam puluh) menit kegiatan belajar per minggu per
semester.(3) Setiap mata kuliah paling sedikit memiliki bobot 1 (satu) sks.(4) Semester merupakan satuan waktu kegiatan pembelajaran efektif selama 16 (enam
belas) minggu.
12/11/2014 3:23 PM 9
Beban Belajar Normal MahasiswaBeban belajar normal mahasiswa: 8-9 jam/hari1 sks = 160 menit 2,67 jam8 jam/hari x 6 hari/mg = 48 jam/mg 2,67 jam/sks 18 sks/mg/smt9 jam/hari x 6 hari/mg = 54 jam/mg 2,67 jam/sks 20 sks/mg/smt
No Program
Beban belajar 8 jam/hari Beban belajar 9 jam/hari
1 D1 2 smt x 18 sks/mg/smt= 36 sks (min) 2 smt x 20 sks/mg/smt = 40 sks
2 D2 4 smt x 18 sks/mg/smt= 72 sks (min) 4 smt x 20 sks/mg/smt = 80 sks
3 D3 6 smt x 18 sks/mg/smt= 108 sks (min) 6 smt x 20 sks/mg/smt = 120 sks
4 D4/S1 8 smt x 18 sks/mg/smt= 144 sks (min) 8 smt x 20 sks/mg/smt = 160 sks
5 Profesi 2 smt x 18 sks/mg/smt= 36 sks (min) 2 smt x 20 sks/mg/smt = 40 sks
6 S2 4 smt x 18 sks/gm/smt = 72 sks (min) 4 smt x 20 sks/smt = 80 sks
12/11/2014 3:23 PM 10
Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran S2(Surat Edaran Dirjen DIKTI:526/E.E3/MI/2014)
Prodi Magister Beban Belajar Sebesar 72 sks dg rincian
a Perkuliahan: ± 32 sks
1 sks =Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajar Mandiri
50 menit/mg/smt 50 menit/mg/smt 60 menit/mg/smt
b Proposal Thesis: ± 5 sks
1sks = 160 menit/minggu/semester
c Penelitian & Penulisan Tesis: ± 20 sks
1sks = 160 menit/minggu/semester
d Seminar: ± 5 sks
1 sks =Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/mg/smt 60 menit/mg/smt
e Karya Ilmiah: ± 10 sks
1sks = 160 menit/minggu/semesterDasar CP Ketrampilan umum untuk program: Program S2, kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional
terakreditasi dan pengakuan bertaraf internasional; Program S3, kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional
terakreditasi dan jurnal internasional terindeks;12/11/2014 3:23 PM 11
Contoh Rincian Waktu 1 sks Kegiatan Pembelajaran S3(Surat Edaran Dirjen DIKTI:526/E.E3/MI/2014)
Prodi Magister Beban Belajar Sebesar 72 sks dg rincian
a Perkuliahan: ± 12 sks
1 sks =Tatap Muka Penugasan Terstruktur Belajar Mandiri
50 menit/mg/smt 50 menit/mg/smt 60 menit/mg/smt
b Proposal Disertasi: ± 5 sks
1sks = 160 menit/minggu/semester
c Penelitian & Penulisan Disertasi: ± 30 sks
1sks = 160 menit/minggu/semester
d Seminar: ± 5 sks
1 sks =Tatap muka Belajar mandiri
100 menit/mg/smt 60 menit/mg/smt
e Karya Ilmiah Internasional: ± 20 sks
1sks = 160 menit/minggu/semesterDasar CP Ketrampilan umum untuk program: Program S2, kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional
terakreditasi dan pengakuan bertaraf internasional; Program S3, kemampuan menulis karya ilmiah dalam jurnal nasional
terakreditasi dan jurnal internasional terindeks;12/11/2014 3:23 PM 12
5Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
3
SE Dirjen No.526/E.E3/MI/2014 tentang
Penjelasan SN DIKTI Program Pascasarjana
• Untuk Doktor beban 72 SKS dg proporsi:
- Perkuliahan : ± 12 SKS- Proposal Tesis : ± 5 SKS- Penelitian & Penulisan Tesis : ± 30 SKS- Seminar : ± 5 SKS- Karya Ilmiah : ± 20 SKS
12/11/2014 3:23 PM 13
• Untuk Magister beban 72 SKS dg proporsi:
- Perkuliahan : ± 32 SKS- Proposal Tesis : ± 5 SKS- Penelitian & Penulisan Tesis : ± 20 SKS- Seminar : ± 5 SKS- Karya Ilmiah : ± 10 SKS
Jumlah SKS penelitian dapat mencapai lebih dari ± 40 SKS untukMagister, dan ± 60 SKS untuk Doktor yang dapat didistribusikansejak semester 1.Calon mahasiswa Program Magister dan Program Doktor harusmemiliki sinopsis tentang penelitian yang akan diajukan
DISTRIBUSI WAKTU BELAJAR
12/11/2014 3:23 PM 14
SEM 1 SEM 2 SEM 3 SEM 4 SEM 5 SEM 6
MATA KULIAH
PROPOSAL
UJI INSTUMEN/PENEL PENDAHULUAN
PENELITIAN UTAMA & PENULISAN
SEMINAR/KOLOKIUM
UJIAN
JURNAL
TOTAL SKS
12/11/2014 3:23 PM 15
menyusun, menyampaikan, menyepakati tahap, teknik, instrumen, kriteria, indikator, dan bobotpenilaian antara penilai dan yang dinilai sesuaidengan rencana pembelajaran
melaksanakan proses penilaian
memberikan umpan balik dan konfirmasi hasilpenilaian
mendokumentasikan penilaian proses dan hasilbelajar mahasiswa
1. Perencanaan Penilaian
3. Observasi kinerja dan pengembalian hasil observasi
2. Pemberian
tugasatausoal
4. P
embe
rian
nila
iakh
ir
Pelaksana Penilaian: Dosen atau Tim DosenPengampu tanpa ataudengan menyertakanpihak lain.
Teknik Penilaian:Observasi, partisipasi, unjuk kerja, testertulis, tes lisan, danangket
Prinsip : Edukatif, Otentik, Obyektif, Akuntabel, transparan, dan terintegrasi
4. STANDAR PENILAIAN PEMBELAJARAN
Kategori Nilai:A-E atau 4-0
Kelulusan:1. Diploma &
Sarjana: ≥ 2.002. Selain itu: ≥ 3.00
PROGRAM KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN
D-1 / D-2
Kom
pete
nsiP
endi
dik
Seha
tJas
man
idan
Roha
ni
Mam
pum
enye
leng
gara
kan
pend
idik
an
paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevandengan prodi, dan dapat menggunakan instruktur yang berkualifikasiakademik paling rendah lulusan D-3 berpengalaman relevan denganprodi dan paling rendah setara dengan jenjang 6 (enam) KKNI)paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevandengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesiyang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setaradengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
D-3 / D-4
Sarjana paling rendah lulusan magister atau magister terapan yang relevandengan prodi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesiyang relevan dengan prodi dan berkualifikasi paling rendah setaradengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
Profesi paling rendah lulusan magister atau magister yang relevan denganprodi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, sertadapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan denganprodi, yang berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun, danberkualifikasi paling rendah setara dengan jenjang 8 (delapan) KKNI)
5. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
12/11/2014 3:23 PM 16
PROGRAM KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN
Magister
Kom
pete
nsiP
endi
dik
Seha
tJas
man
idan
Roha
ni
Mam
pum
enye
leng
gara
kan
pend
idik
an
lulusan doktor atau doktor terapan yang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakan dosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studi dan berkualifikasi setara denganjenjang 9 (delapan) KKNI)
Spesialis lulusan spesialis dua, lulusan doktor atau lulusan doktor terapanyang relevan dengan program studi dan berpengalaman kerja paling sedikit 2 (dua) tahun
1. harus berkualifikasi akademik lulusan doktor atau doktor terapanyang relevan dengan program studi, dan dapat menggunakandosen bersertifikat profesi yang relevan dengan program studidan berkualifikasi setara dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI;
2. yang menjadi pembimbing utama, harus sudah pernahmemublikasikan paling sedikit 2 karya ilmiah pada jurnalinternasional terindeksyang diakui oleh Direktorat Jenderal
S-3
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
12/11/2014 3:23 PM 17 12/11/2014 3:23 PM 18
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
KEGIATAN POKOK :1. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengendalian
Proses Pembelajaran2. Pelaksanaan Evaluasi Hasil Pembelajaran3. Pembimbingan dan Pelatihan4. Penelitian5. Pengabdian Kepada Masyarakat
KEGIATAN TUGAS TAMBAHAN
KEGIATAN PENUNJANG
Bukan PejabatStrukutural: Minimal 12 sks beban belajarmahasiswa
Pejabat Strukutural: Menyesuaikan bebantugas tambahan
Pembimbing Penelitianterstuktur: Paling banyak10 Mahasiswa
BEBAN KERJA DOSEN : PALING SEDIKIT 40 JAM PER-MINGGU
6 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
4
12/11/2014 3:23 PM 19
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
DOSEN, TERDIRI DARI : DOSEN TETAP DAN TIDAK TETAPDOSEN TETAP:1. Pendidik tetap pada 1 PT dan tidak menjadi pegawai tetap di tempat lain.2. Jumlahnya minimal 75% dari jumlah seluruh dosen3. Yang penuh waktu, minimal 6 orang per prodi4. Program Sp-2, doktor, dan doktor terapan, minimal 2 orang guru besar
TENAGA KEPENDIDIKAN,1. Paling rendah lulusan program D-3, kecuali untuk tenaga administrasi, paling rendah
SMA atau sederajat2. Yang memerlukan keahlian khusus, harus memiliki sertifikat kompetensi sesuai
bidangnya
12/11/2014 3:23 PM 20
7. STANDAR SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
SARANA
PRASARANA
Sumber daya fisik yang digunakan langsunguntuk mengeksekusi suatu kegiatan
Sumber daya fisik yang digunakan untukmenunjang penyelenggaraan suatukegiatan
Alat peraga, pustaka, alat
laboratorium, dll.
Lahan, Bangunan, jalan, jaringan, dll
HARUS SESUAI DENGAN DENGAN KEBUTUHAN ISI DAN PROSES PEMBELAJARAN DALAM RANGKA PEMENUHAN CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN
KETENTUAN LEBIH LANJUT DIATUR DALAM PERATURAN DIRJEN DIKTI
12/11/2014 3:23 PM 21
7. STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
1. melakukan penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiapmata kuliah;
2. menyelenggarakan program pembelajaran sesuai standar isi, standar proses, standar penilaian yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai capaianpembelajaran lulusan;
3. melakukan kegiatan sistemik yang menciptakan suasana akademik danbudaya mutu yang baik;
4. melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam rangkamenjaga dan meningkatkan mutu proses pembelajaran; dan
5. melaporkan hasil program pembelajaran secara periodik sebagai sumber data dan informasi dalam pengambilan keputusan perbaikan dan pengembanganmutu pembelajaran
PROGRAM STUDI
12/11/2014 3:23 PM 22
STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
1. menyusun kebijakan, rencana strategis, dan operasional terkait denganpembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas akademika dan pemangkukepentingan, serta dapat dijadikan pedoman bagi program studi dalammelaksanakan program pembelajaran;
2. menyelenggarakan pembelajaran sesuai dengan jenis dan program pendidikan yang selaras dengan capaian pembelajaran lulusan;
3. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan program studi dalammelaksanakan program pembelajaran secara berkelanjutan dengan sasaranyang sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi;
4. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kegiatan program studi dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran;
5. memiliki panduan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, penjaminan mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran dan dosen;
6. menyampaikan laporan kinerja program studi dalam menyelenggarakanprogram pembelajaran paling sedikit melalui pangkalan data pendidikantinggi
PERGURUAN TINGGI
12/11/2014 3:23 PM 23
8. STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN
BIAYA INVESTASI
BIAYA OPERASIONAL
pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga kependidikan pendidikan tinggi
1. untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup biayadosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasionalpembelajaran, dan biaya operasional tidak langsung
2. Ditetapkan per mahasiswa per tahun (Standar Satuan BiayaOperasional Dikti
3. Estándar Satuan Biaya Operasional Dikti ditetapkan olehMenteri secara periodik dengan mempertimbangkan: jenisProdi, tingkat akreditasi, dan indeks kemahalan wilayah
BIAYA PENDIDIKAN TINGGI
Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalammenggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan
PEMBIAYAAN
PENDANAAN12/11/2014 3:23 PM 24
STANDAR NASIONAL PENELITIAN
7Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
5
12/11/2014 3:23 PM 25
STANDAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
12/11/2014 3:23 PM 26
KETENTUAN PERALIHAN
1. Rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus yang belumdikaji dan ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perguruan tinggi dapat menggunakan rumusan pengetahuan dan keterampilan khusus yang disusun secara mandiri untuk prosespenjaminan mutu internal dan proses penjaminan mutu eksternalmelalui akreditasi;
2. Lahan perguruan tinggi yang digunakan melalui perjanjian sewamenyewa paling lama 10 (sepuluh) tahun;
3. Pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi wajibmenyesuaikan dengan ketentuan peraturan menteri ini paling lambat 2 (dua) tahun;
4. Peraturan Menteri yang terbit sebelum peraturan ini dinyatakanmasih berlaku selama tidak bertentangan dan belum diganti sesuai dengan Peraturan Menteri ini.
ASEAN QUALIFICATION REFERENCE FRAMEWORK
12/11/2014 3:23 PM 27
L Knowledge and skills Application and Responsibility
Demonstration of knowledge andskills that:
The contexts in which knowledge and skills aredemonstrated:
VIII is at the most advanced and specialised level and at the frontier of a field
involve independent and original thinking and research, resulting in the creation of new knowledge or practice
are highly specialised and complex involving the development and testing of new theories and new solutions to resolve complex, abstract issues
require authoritative and expert judgementwith a sustained commitment to management of research and significant responsibility for extending professional knowledge and practice and creation of new ideas and or processes.
high levels of management and leadership VII is at the forefront of a field and
show mastery of a body of knowledge
involve critical and independent thinking as the basis for research to extend or redefine knowledge or practice
are complex and unpredictable and involve the development and testing of innovative solutions to resolve issues
require expert judgement and significant responsibility for professional knowledge, practice and management
L Knowledge and skills Application and Responsibility
Demonstration of knowledge andskills that:
The contexts in which knowledge and skills aredemonstrated:
VI is specialisedtechnical and theoretical within a specific field
involve critical and analytical thinking
are complex and changing
require initiative and adaptability as well as strategies to improve activities and to solve complex and abstract issues
V is detailedtechnical and theoretical knowledge of a general field
involve analytical thinking
are often subject to change
involve independent evaluation of activities to resolve complex and sometimes abstract issues
IV is technical and theoretical with general coverage of a field
involve adapting processes
are generally predictable but subject to change
involve broad guidance requiring some self direction, and coordination to resolve unfamiliar issues
L Knowledge and skills Application and Responsibility
Demonstration of knowledge andskills that:
The contexts in which knowledge and skills aredemonstrated:
III includes general principles and some conceptualaspects
involve selecting and applying basic methods, tools, materials and information
are stable with some aspects subject to change
involve general guidance and require judgement and planning to resolve some issues independently.
II is general and factual involve use of standard actions
involve structured processes
involve supervision and some discretion for judgement on resolving familiar issues
I is basic general involve simple, straightforward
and routine actions
involve structured routine processes
involve close levels of support and supervision
8 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
1
KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASISISTEM PENJAMINAN MUTU
PERGURUAN TINGGI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGIKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENDAHULUAN
Penjaminan Mutu Pendidikan TinggiDalam UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 7 ayat (3) huruf c
Tugas dan wewenang Menteri atas penyelenggaraan PendidikanTinggi meliputi:c. peningkatan penjaminan mutu, relevansi, keterjangkauan,
pemerataan yang berkeadilan, dan akses Pendidikan Tinggi secaraberkelanjutan;
BAB III: PENJAMINAN MUTUBagian Kesatu : Sistem Penjaminan MutuBagian Kedua : Standar Pendidikan TinggiBagian Ketiga : AkreditasiBagian Keempat : Pangkalan Data Pendidikan TinggiBagian Kelima : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
PENGERTIAN SPM PT
Mutu pendidikan tinggi adalah tingkat kesesuaian antara penyelenggaraanpendidikan tinggi dengan standar pendidikan tinggi yang terdiri atas StandarNasional Pendidikan Tinggi dan Standar Pendidikan Tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi, selanjutnya disingkat SPM-PT,merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggisecara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal, selanjutnya disingkat SPMI, adalahkegiatan sistemik penjaminan mutu pendidikan tinggi oleh setiap perguruantinggi secara otonom untuk mengendalikan penyelenggaraan pendidikantinggi secara berencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal, selanjutnya disingkat SPME, adalahkegiatan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan ProgramStudi oleh lembaga akreditasi mandiri dan Perguruan Tinggi oleh BadanAkreditasi Nasional Pendidikan Tinggi, atas dasar kriteria yang mengacu padaStandar Nasional Pendidikan Tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (SPM-PT) Pasal 51 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(2) Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untukmendapatkan Pendidikan bermutu.
Pasal 53 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan TinggiSistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51ayat (2) terdiri atas:a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi; danb. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (1)
Sistem Penjaminan Mutu
Internal(SPMI)
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi(PDPT)
Sistem Penjaminan Mutu
Eksternal(SPME)
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
MMUTU
Pasal 52 ayat (4)UU Dikti SPMPT sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.
SPMI DAN SPME
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (3)
Pasal 54 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas:a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas
usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkanStandar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggidengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasionalpendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdiankepada masyarakat.
(4) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bterdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dan nonakademikyang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
PERAN SNPT DALAM SPM PT
Standar Pendidikan TinggiMenurut Pasal 54 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
SPT
SNPTDitetapkan oleh
Menteri atas usul BSNPT
SPTDitetetapkan oleh setiap perguruan
tinggi
1. standar bidang akademik2. standar bidang non akademik
Standar Nasional Pendidikan
Standar KompetensiLulusan
Standar Isi
Standar Proses
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Sarana & Prasarana
Standar Pengelolaan
Standar Pembiayaan
Standar PenllaianPendidikan
SPT BERDASARKAN UU NO 12/2012 TENTANG DIKTI
StandarPenelitian
Standar Hasil
Standar Arah
Standar Proses
Standar Kualifikasidan KompetensiPeneliti
Standar Pendanaan
Standar Sarana & Prasarana
Standar Penilaian
Standar PengabdianKepada Masyarakat
Standar Hasil
Standar Arah
Standar Proses
Standar Kualifikasidan KompetensiPelaksana
Standar Pendanaan
Standar Sarana & Prasarana
Standar Penilaian
Standar Nasional Pendidikan
Standar Penelitian
Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
9Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
2
Kerangka Pikir Standar Nasional Pendidikan Tinggi(SNPT)
Masukan Proses Luaran Standar Isi Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan Standar Penilaian
Pendidikan Standar
Pembiayaan Standar Sarana
dan Prasarana
Standar Proses Standar
PengelolaanLulusan Bermutu
Standar ArahPenelitian Standar
Kompetensi Standar
Pendanaan Standar Sarana
dan Prasarana
Standar Proses Standar
Pengelolaan
Produk Penelitian Bermutu
PKM Yang Bermanfaat
Standar Kompetensi
Lulusan
VisiPendidikan
Tinggi
Standar Hasil
Penelitian dan PKM
Pend
idik
anPe
nelit
ian
& P
KM
Masukan Proses Luaran
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi (5)
Pasal 54 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(4) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b terdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dannonakademik yang melampaui Standar Nasional PendidikanTinggi.
SNPT(Standar Minimal)
SPT(Melampaui SNPT)Bidang Akademik
Bidang Nonakademik
Wajib
InisiatifSetiapperguruan tinggi
SPT DAN SNPT
Peraturan yang menunjang mutu DIKTI, a.l.:
1. Undang Undang No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi2. Undang Undang No 20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran3. Undang Undang No 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran4. Peraturan Presiden No 8 tahun 2012 tentang KKNI5. Peraturan Menteri No 109 tahun 2013 tentang Pendidikan jarak Jauh6. Peraturan Menteri No 14 tahun 2014 tentang Kerjasama Perguruan
Tinggi7. Peraturan Menteri No 49 tahun 2014 tentng Standar Nasional
Pendidikan Tinggi8. Peraturan Menteri No 50 tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi9. Peraturan Menteri No 87 tahun 2014 tentang Areditasi PerguruanTinggi
SISTEMATIKA PERMENDIKBUD SPM DIKTI
KETENTUAN UMUM MEKANISME TUGAS DAN
WEWENANGKETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP
Peraturan Menteri No 50 tahun 2014
SPM Dikti
DEFINISIKegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan berkelanjutan
TUJUANMenjamin pemenuhan Standar Pendidikan Tinggi secara sistemik dan berkelanjutan, sehingga tumbuhdan berkembang budaya mutu
FUNGSIMengendalikan penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh Perguruan Tinggi untuk mewujudkan pendidikan tinggi yang bermutu.
MELIPUTISistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
Aspek SPMI SPME
Aktivitas Direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan olehPerguruan Tinggi
Direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dandikembangkan oleh BAN-PT/LAM
Acuan Standar Pendidikan Tinggi:1. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti)2. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh PT
Sumberdata/Infor-masi
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti):1. PD Dikti tingkat PT yang dibentuk dan dikelola oleh setiap PT yang
merupakan replika dari PD Dikti tingkat Nasional.2. PD Dikti tingkat Nasional yang dibentuk dan dikelola oleh Dikti
SiklusKegiatan
1. Penetapan standar2. Pelaksanaan standar3. Evaluasi pelaksanaan standar4. Pengendalian pelaksanaan standar5. Peningkatan standar
1. Evaluasi data dan informasiPT/Prodi
2. Visitasi ke PT3. Penetapan status dan
peringkat akreditasi
MEKANISME SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
10 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
3
ProsesSistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
BSNP
Perguruan Tinggi
BAN-PTTugas melakukan akreditasi berdasarkan PM SN Dikti
SN Dikti
Tugasmenyusun
SN Dikti
Tugas memenuhi PM SN Dikti
Pelaporan Status AkreditasiMasyarakat
Permohonan
Akreditasi
StatusAkreditasi
KerangkaKualifikasiNasional
Lembaga Akreditasi Mandiri
Lembaga Akreditasi Mandiri
Lembaga Akreditasi Mandiri Program
Studi
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
1
2
3
4
6
8Kemdikbud
Ditjen Dikti
5 LuaranSPMI SPME7
9
SN Dikti
Sistem Penjaminan MutuInternal(SPMI)
Pangkalan Data Pendidikan Tinggi(PD Dikti)
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal(SPME)
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi
MMUTU
HUBUNGAN SPMI DENGAN SPME
UNIT TUGAS DAN WEWENANG
Ditjen Dikti a. mengoordinasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan SPMI dengan SPME;
b. menyusun dan mengembangkan pedoman SPMI;c. melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi
terhadap perguruan tinggi dalam pengembangan SPMI;d. membentuk sistem dan mengelola PD Dikti pada tingkat nasional.
BPSDMPK DAN PMP
a. memetakan pelaksanaan SPMI di perguruan tinggi berdasarkan data dan informasi dalam PD Dikti;
b. mengembangkan dan mengelola sistem informasi hasil pemetaan mutuperguruan tinggi;
c. menyusun laporan dan rekomendasi kepada Menteri tentangpelaksanaan SPMI berdasarkan pemetaan sebagaimana dimaksud padahuruf a.
PerguruanTinggi
a. merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengembangkanSPMI;
b. menyusun dokumen SPMI yang terdiri atas:1. dokumen kebijakan SPMI;2. dokumen manual SPMI;3. dokumen standar dalam SPMI;4. dokumen formulir yang digunakan dalam SPMI;
c. membentuk unit penjaminan mutu atau mengintegrasikan SPMI padamanajemen perguruan tinggi;
d. membentuk dan mengelola PD Dikti pada tingkat perguruan tinggi.
KETENTUAN PERALIHAN
Selama data dan informasi yang dibutuhkan untuk penjaminan mutu pendidikan tinggi belum sepenuhnya dapat disediakan oleh Pangkalan Data Pendidikan Tinggi, Kementerian dan masyarakat dapat menggunakan data dan informasi sumber lain yang sah dan tidak bertentangan dengan data dan informasi yang tersedia padaPangkalan Data Pendidikan Tinggi.
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri Pendidikan NasionalNomor 63 Tahun 2009, tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan sepanjangmengatur mengenai penjaminan mutu pendidikan tinggi dicabut dan dinyatakan tidak berlakui.
SISTEMATIKA PERMENDIKBUD AKREDITASI
KETENTUAN UMUM KEBIJAKAN KELEMBA-
GAANMEKANIS
MEPENGAWA
SAN
Peraturan Menteri No 87 tahun 2014
PERALIHAN
PENU-TUP
AKREDITASI
DEFINISI Kegiatan penilaian untuk menentukan kelayakanprogram studi dan perguruan tinggi
TUJUAN
a. Menentukan kelayakan Prodi dan PT berdasarkaninteraksi antarstandar dalam SN Dikti
b. Menjamin mutu Prodi dan PT baik akademikmaupun non akademik
PRINSIP Independen, Akurat, Obyektif, Transparan, danAkuntabel
DASAR Standar Nasional Pendidikan Tinggi
SUMBER DATA/INFORMASI Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
LUARAN Status dan Peringkat Akreditasi
11Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
4
INTERAKSI ANTARSTANDAR
SN DIKTI
PROGRAM STUDI
PERGURUAN TINGGI
SN DIKTI INSTRUMEN AKREDITASI
JENIS PENDIDIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN
MODUS PEMBELAJARAN
HAL-HAL KHUSUS
LUARAN AKREDITASI
PTS
PTN
PTN-BLU
PTN-BH
TIDAK TERAKREDITASI
TERAKREDITASI
BAIK
BAIK SEKALI
UNGGUL
Catatan:a. Akreditasi PT dilakukan
setelah semua Prodi terakreditasi
b. Masa berlaku status akreditasi 5 tahun
KELEMBAGAAN AKREDITASI
PELAKSANA BAN PTLAM
Pemerintah MasyarakatPembentu-kan
Badan non strukturalkementerian yang dibentuk olehMenteri
StrukturOrganisasi
• Majelis Akreditasi (Ketua,Sekretaris, dan Anggota)
• Dewan Eksekutif (Direktursekaligus Sekretaris Majelis, Sekretaris, & Anggota)
• Ketua• Sekretaris• Anggota
• Dibentukberdasarkan rumpun, pohon, dan/ataucabang ilmu yang berkedudukan di Ibukota Propinsi
• Dapat membentukperwakilan di wilayahkerja LL Dikti
• Berbentuk BadanHukum Nirlaba
• Dibentuk oleh para pemrakarsa dariAP/AIPT BH
• Dibentukberdasarkan rumpun, pohon, dan/ataucabang ilmu yang berkedudukan di Ibukota Propinsi
• Dapat membentukperwakilan di wilayahkerja LL Dikti
• Badan non strukturalkementerian yang dibentuk olehMenteri atasrekomendasi BAN PT
Susunan organisasi, kepengurusan, diaturdalam anggaran dasar
KELEMBAGAAN AKREDITASI
PELAKSANA BAN PTLAM
Pemerintah MasyarakatSifatKeanggotaan
Majelis Akreditasi• Kolektif dan kolegial• Dosen tetap; 5-7 orang• Masa 5 tahun, dapat diangkat
kembali, sekali.• Bekerja paruh waktuDewan Eksekutif• Dosen atau professional; 7-9 orang• Masa 5 tahun, dapat diangkat
kembali, sekali• Bekerja penuh waktu• Dapat mengangkat staff pendukung
Sumberpendanaan
Pemerintah
• Dosen tetap atauprofessional berpengalaman di bidang pendidikantinggi; 5-9 orang
• Masa 5 tahun, dapat diangkatkembali, sekali
• Berlaku Mutatis mutandis utkwilayah
• Bekerja penuhwaktu
Tata kelola diaturdalam anggarandasar Badan HukumNirlaba
Pemerintah Masyarakat, sumberlain, atau dapat daripemerintah
MEKANISME AKREDITASI
Evaluasi data danInformasi
• Menerima permohonan akreditasi dari Pimpinan PT• Mengevaluasi kecukupan data dan informasi yang
tersimpan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
PenetapanStatus danPeringkat
• Mengolah dan menganalisis data/informasi• Mengumumkan status dan peringkat akreditasi
PemantauanStatus danPeringkat
• Memantau status dan peringkat akreditasi yang dicapai
• Melakuan tindakan atas hasil pemantauan
KETENTUAN LEBIH LANJUT DITETAPKAN OLEH LAM/BAN PT SESUAI KEWENANGAN MASING-MASING
PENGAWASAN DAN EVALUASI
BAN PTLAM
Pemerintah Masyarakat
Tim Pengawas
Proses Evaluasi
Hasil Evaluasi Jika tidak sesuai ketentuan,pembinaan dan pengawasan dariBAN PT selama satu tahun
Sanksi Pelanggaran
BAN PT
Selambat-lambatnya setiap 2 tahun
Penutupan Pencabutanpengakuan
MENTERIOP AIP
AIPAIP
PEMANGKU KEPENTINGAN
STUDI KELAYAKAN USULAN UNTUK MENDAPAT REKOMENDASI KE BAN PT
PEMBERIAN PENGAKUAN DARI MENTERI
BADAN HUKUM
OPERASIONALISASI
LAM
12 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
5
Substansi : KETENTUAN PERALIHAN
No ISU POKOK1 Izin Penyelenggaraan Prodi dan/atau izin pendirian PT yang sudah diterbitkan
sebelum tanggal 10 Agustus 2012, tetap berlaku. Jika prodi dan/atau PT tersebut belum terakreditasi, maka dinyatakan terakreditasi. Jika Prodi dan/atau PT tersebut terakreditasi, maka status dan peringkatnya masihberlaku hingga masa akreditasinya berakhir.
2 Status anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, sebagaimanaKepmendikbud 193/P/2011 tetap menjalankan tugas sampai ada penetapan anggotaBAN-PT sebagaimana dimaksud dalam permendikbud ini.
3 Sebelum LAM terbentuk, akreditasi program studi dilaksanakan oleh BAN-PT. Sebelum LL Dikti terbentuk, tugas dan wewenangnya dilakukan oleh Kopertis
KETENTUAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUPPermendikbud nomor 59/2012 tentang BAN sepanjang mengatur mengenai akreditasi PT, Prodi, dan BAN-PT dicabut dan dinyatakan tidak berlaku
26
PROGRAM STUDI SASTRA DAN BAHASAAKAN LEPAS LANDAS BERSAMA KENDARAANLAM MENUJU PROGRAM STUDIYANG BERMUTU
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 13
PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
(SEBUAH ALTERNATIF)
Sarwiji Suwandi Universitas Sebelas Maret
A. Pendahuluan
Pendidikan memegang peran penting dalam upaya meningkatkan sumber daya insani guna mendorong laju pembangunan nasional suatu bangsa. Pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa merupakan hal yang sangat penting dan selalu menuntut adanya inovasi. Tidak akan ada kemajuan pendidikan tanpa inovasi. Dengan perkataan lain, pembaharuan pendidikan yang membawa ke arah kesuksesan memerlukan inovasi.
Pendidikan yang kita selenggarakan hendaknya mampu menghasilkan lulusan yang benar-benar memiliki kompetensi. Pendidikan yang kita laksanakan harus mampu menyiapkan peserta didik kita menjadi manusia yang memiliki perilaku dan nilai yang berlaku serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan hidup yang berubah-ubah. Proses pendidikan harus memberi peluang yang besar bagi peserta didik untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan kemampuan dirinya. Dengan pendidikan yang makin berkualitas, masa depan Indonesia yang makin gemilang akan dapat kita capai.
Pendididkan tinggi memiliki tanggung jawab yang besar untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagaimana ditegaskan dalam PP No. 17 Th. 2010 (Pasal 84 (2)) bahwa Pendidikan tinggi bertujuan membentuk insan yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan berkepribadian luhur; sehat, berilmu, dan cakap; kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan berjiwa wirausaha; serta menghasilkan produk-produk ilmu pengetahuan, teknologi, seni, atau olah raga yang memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, negara, umat manusia dan lingkungan. Gayut dengan itu, perlu dilakukan peninjauan dan penyempurnaan kurikulum secara berkala dan berkesinambungan dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Peninjauan dan penyempurnaan kurikulum merupakan sebuah keniscayaan. Kurikulum memiliki peran yang sangat strategis dan menentukan dalam pelaksanaan dan keberhasilan pendidikan sebagaimana dinyatakan oleh Richard (2001: 2), ―curriculum development is more comprehensive than syllabus design. It includes the processes that are used to determine the needs of a group of learners, to develop aim and objectives for a program to address those needs, to determine an appropriate syllabus, course structure, teachings methods, and materials, and to carry out an evaluation of the language program that results from the processes. Kurikulum yang baik sangat diperlukan dalam praktik pendidikan. Namun demikian, sebagai input instrumental, kurikulum yang baik belum menjamin mutu pendidikan akan baik pula. Mutu proses dan hasil pendidikan akan lebih banyak bergantung pada pendidik sebagai pihak yang mengimplementasikan kurikulum tersebut dalam praktik pembelajaran (Suwandi, 2008). Pada Pasal 97 Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 dinyatakan bahwa kurikulum
perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi. Kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh tiap-tiap perguruan tinggi dengan mengacu Standar Nasional Pendidikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kompetensi paling sedikit memenuhi elemen kurikulum (a) landasan kepribadian; (2) penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; (c) kemampuan dan keterampilan berkarya; (d) sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai; dan (e)
14 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
penguasaan kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Pernyataan tersebut sesungguhnya menegaskan kembali ketentuan yang tertuang dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Kepmendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Selain itu, pengembangan kurikulum menggunakan acuan berbagai regulasi terkait, khususnya tentang Kerangka Kualifikasi Nasional (KKNI) dan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT). Berkenaan dengan itu, tulisan singkat ini menyajikan deskripsi profil lulusan dan luaran pembelajaran Program Doktor sebagai alternatif untuk didiskusikan oleh rekan sejawat dalam forum program studi ini. Namun demikian, untuk menyamakan persepsi atau pemahaman tentang ihwal pengembangan kurikulum yang mengacu KKNI (Perpres No. 8 Th 2012 dan Permendikbud No. 73 Th. 3013) dan Permendikbud No. 49 Th. 2014 tentang SNPT, terlebih dahulu diuraikan ihwal kurikulum perguruan tinggi dan pengembangannya dan langkah-langkah pengembangan kurikulum. B. Mutu Pendidikan dan Upaya Pengembangannya
Komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan hendaknya dimiliki seluruh pemangku kepentingan pendidikan. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan; namun, berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan berarti. Diakui oleh Sekretaris Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan–dalam Seminar Nasional yang bertajuk ‖Guru dan Masa Depan Pendidikan Indonesia‖ yang terselenggara 22 November 2006—bahwa pendidikan kita cenderung menghasilkan lulusan yang kurang mampu bersaing di pasar kerja. Kekuatan dan talenta dari masing-masing individu peserta didik kurang mendapatkan perhatian sehingga tingginya tingkat pendidikan tidak mampu melahirkan jiwa entrepreneurship dan cenderung ingin menjadi pegawai, khususnya PNS (Suwandi, 2007: 3).
Sejumlah faktor dapat disenaraikan untuk menjelaskan fenomena rendahnya mutu pendidikan tersebut. Pendidikan lebih berorientasi pada pengembangan intelegensi akademik (membuat manusia pintar) dan kurang meperhatikan terbentuknya manusia yang berbudaya (educated and civilized human being). Pendidikan cenderung direduksi sebagai proses untuk lulus dan sebagai akibatnya praktik pendidikan kurang memperhatikan aspek pemberdayaan. Penerapan pendekatan education production function atau input-output analysis yang tidak konsekuen dalam kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan. Penerapan pendekatan itu lebih ditekankan pada aspek masukan dan kurang memperhatikan proses (Suwandi, 2006).
Berkenaan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya di perguruan tinggi, terdapat tiga kebijakan dasar Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas, yaitu: (1) kebersaingan bangsa (the nation’s competitiveness), (2) otonomi (autonomy), dan (3) kesehatan lembaga (organizational health) (Hamied, 2003). Bertalian dengan kebersaingan bangsa, Ditjen Dkti (PT temasuk di dalamnya) antara lain dituntut (1) memiliki kemampuan memproduksi, memilih, mengadaptasi, mengomersialisasi, dan memanfaatkan pengatahuan, (2) untuk berkontribusi dalam pembentukan masyarakat yang demokratis, beradab, dan inklusif, dan (3) memiliki kemampuan inovatif dan responsif terhadap perlunya memperbaiki kekompetitifan bangsa.
Pentingnya kebijakan otonomi antara lain disebabkan oleh realitas yang kita miliki. Dalam kondisi pluralistik, kebijakan universal bagi setiap lembaga tidak cocok. Oleh karena itu, desentralisasi kewenangan dan otonomi yang lebih besar dipandang sebagai pendekatan terbaik. Konsekuensinya kelembagaan dan infrastruktur kaidah dan aturan menjadi sangat esensial.
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 15
Kesehatan lembaga sangat ditentukan visi dan misi yang dimiliki oleh lembaga. Dalam konteks ini, tiered competition dipandang cocok. Selain itu, perlu disadari perlunya tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengimplementasikan kapasitas manajemen kelembagaan.
Sejalan dengan kebikan dasar itu, Ditjen Dikti telah merumuskan sejumlah strategi implementasi. Untuk mewujudkan kebersaingan bangsa misalnya, dua hal pokok ditekankan, yaitu (1) keunggulan (antara lain resources yang memadai, ekspansi kualitas, pengembangan fokus penelitian, pengembangan kreativitas dan inisiatif) dan (2) equity dan social responsibility (antara lain pendidikan berkelanjutan, pendidikan jarak jauh dengan mekanisme penjaminan mutu).
Kelemahan lain terletak pada faktor sumber daya manusia (SDM), pendidik (Suwandi, 2008). Namun demikian perlu diingat bahwa pendidik hanyalah salah satu variabel dalam pendidikan. Selain pendidik, terdapat tenaga kependidikan yang keberadaanya sangat diperlukan demi kelancaran proses pendidikan. Oleh karena itu, selain upaya peningkatan kemampuan profesional pendidik secara simultan perlu pula ditingkatkan kemampuan profesional tenaga kependidikan berdasarkan standar layanan minimal pendidikan. C. Kurikulum di Perguruan Tinggi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) mestinya telah diimplementasikan di seluruh perguruan tinggi mulai akhir tahun 2002. Namun pada kenyataannya belum seluruh perguruan tinggi menerapkan KBK sesuai dengan Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan Kepmendiknas 045/U/2002 karena berbagai kendala antara lain masih beragamnya pemahaman tentang makna KBK serta implementasinya dalam pembelajaran.
Sejalan dengan diterbitkannya Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, kurikulum—sebagai cetak biru dari keseluruhan proses pembelajaran pada sistem pendidikan, khsusnya pendidikan tinggi—perlu dikembangkan. Kurikulum yang pada awalnya mengacu pada pencapaian kompetensi menjadi mengacu pada capaian pembelajaran (learning outcomes). Dinyatakan dalam Pasal 29 UU No. 12 Th. 2012 bahwa acuan pokok dalam penetapan kompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan pendidikan profesi adalah Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). KKNI—menurut Perpres No. 8 Th. 2012—adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri Bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia
Dalam Pasal 10 (4) Permendikbud No. 73 Th. 2013 dinyatakan bahwa setiap program studi wajib menyusun deskripsi capaian pembelajaran minimal mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan jenjang. Setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan kurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikan tinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, dan panduan tentang penyusunan kurikulum program studi.
D. Langkah-langkah Penyusunan Kurikulum
Terdapat berbagai cara yang dilakukan Program Studi dalam mengembangkan dan menyusun kurikulum. Berdasarkan informasi yang penulis peroleh tatkala melakukan visitasi dalam rangka akreditasi Program Studi di sejumlah perguruan tinggi, ada program studi yang dalam penyusunan kurikulum melalukannya dengan mekanisme atau prosedur
16 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
yang lengkap sebagaimana dituntut dalam pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yakni perumusan visi, misi, profil lulusan, analisis tugas lulusan, kompetensi lulusan, bahan kajian, elemen kompetensi, nama mata kuliah, identifikasi pengalaman belajar, sumber belajar, bobot satuan kredit semester (SKS), dan alokasi waktu. Ada pula Program Studi yang dalam penyusunan kurikulum terlebih dahulu melakukan evaluasi diri untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan yang ada serta melakukan tracer study. Dari kegiatan itu dirumuskan tujuan dan penentuan mata kuliah yang diperlukan dan menjabarkan materi atau bahan ajar. Namun demikian, tidak jarang pula terjadi dalam penyusunan kurikulum, Program Studi hanya mengadopsi kurikulum (tepatnya mata kuliah beserta sebarannya) dari Program Studi perguruan tinggi lain.
Sejalan dengan diberlakukannya Perpres No 12 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), yang menuntut lulusan pendidikan tinggi memiliki kualifikasi yang levelnya sesuai dengan strata dan jenis pendidikan, dalam Buku Panduan Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) dikemukakan langkah-langkah penyusunan kurikulum. Langkah-langkah penyusunan kurikulum itu meliputi (1) penetapan profil lulusan, (2) penetapan kompetensi lulusan atau capaian pembelajaran, (3) pengkajian kandungan elemen kompetensi, (4) penentuan bahan kajian atau materi ajar, (5) perkiraan dan penetapan beban (sks) serta pembentukan mata kuliah, (6) penyusunan struktur kurikulum.
Profil lulusan adalah peran fungsi yang dapat dijalankan oleh lulusan setelah memasuki era kerja dan atau masyarakat. Profil ini dihasilkan dari tracer study terhadap alumni, analisis need assessment dari stakeholders, scientific vision dan analisis SWOT dari program studi maupun perguruan tinggi. Profil ini dapat dipandang sebagai outcome
pendidikan yang akan dituju. Profil dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran atau akuntabulitas akademik, yakni seberapa besar jumlah lulusan yang dapat berperan di masyarakat atau dunia kerja.
Langkah kedua setelah penetapan outcome program studi adalah penentuan kompetensi lulusan atau capaian pembelajaran. Capaian pembelajaran (learning outcomes) merupakan internalisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja. Kompetensi lulusan minimal harus mengandung empat unsur deskripsi KKNI, yaitu (1) deskripsi umum sebagai cirri lulusan pendidikan di Indonesia, (2) rumusan kemampuan di bidang kerja, (3) ruang keilmuan yang harus dikuasai, dan (4) rumusan hak dan kewenangan manajerialnya. Penguasaan pengetahuan mengacu pada penguasaan konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoretis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural. Kemampuan di bidang kerja mengacu pada kemampuan mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap- situasi yang dihadapi. Unsur deskripsi umum (1), kemampuan kerja (2), dan hak dan tanggung jawab manajerial (3) dapat disetarakan dengan istilah ―kompetensi utama‖ yang tercantum dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 dan kepemdiknas 045/U/2002. Sementara itu, rumusan pengetahuan/keilmuan dapat disetarakan dengan istilah ―bahan kajian.‖
Langkah ketiga dilakukan pengkajian terhadap rumusan kompetensi lulusan yang telah terumuskan dengan lima kompetensi, yaitu (1) landasan kepribadian, (2) penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan olah raga, (3) kemampuan berkarya, dan (4) sikap dan perilaku berkarya, serta (5) kaidah pemahaman berkehidupan bermasyarakat. Jika suatu kompetensi dapat dicapai dengan diselipkan/dintegrasikan dalam kurikulum terselubung, tidak diajarkan sebagai topi bahasan, maka kompetensi tersebut bermuatan elemen landasan
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 17
kepribadian yang lebih bersifat softskills. Jika diajarkan dalam bentuk topik bahasan dalam mata kuliah, kompetensi tersebut mengandung elemen penguasaan ilmu dan keterampilan. Jika kompetensi tersebut ditempuh dengan praktik kerja tertentu, maka termasuk elemen kemampuan berkarya. Jika pembelajarannya dalam bentuk kerja praktik profesi yang memberikan kemampuan berperilaku sesuai dengan kode etik profesi, maka kompetensi itu mengandung elemen sikap dan perilaku dalam berkarya. Jika pembelajarannya menuntut mahasiswa terlibat langsung dengan masyarakat, kompetensi itu mengandung elemen pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.
Langkah keempat adalah menentukan bahan kajian yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan. Bahan kajian adalah bangunan ilmu, teknologi, ataupun seni yang menunjukkan ciri dari rumpun atau cabang ilmu tertentu, atau bidang kajian yang merupakan inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian pula merupakan bidang kajian yang akan dikembangkan yang dibutuhkan masyarakat pada masa yang akan datang. Pilihan bahan kajian sangat dipengaruhi oleh visi keilmuan program studi yang bersangkutan. Namun perlu diingat, menurut Permendikbud No. 49 Th. 2014 Pasal 8 (3) dan Pasal 9 (2), kedalaman dan keluasan materi pembelajaran pada program magister dan doktor wajib memanfaatkan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tingkat kedalaman dan keluasan materi pembelajaran untuk lulusan program doctor paling sedikit menguasai filosofi keilmuan bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Langkah kelima adalah perkiraan atau penetapan beban (sks) dan pembentukan mata kuliah. Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan kajian, dan tingkat penguasannya, minimal harus mencakup ―pengetahuan atau keilmuan yang harus dikuasai dari deskripsi capaian pembelajaran program studi yang sesuai dengan level KKNI dan telah disepakati forum program studi sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara rumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian, dapat dibentuk mata kuliah beserta perkiraan besarnya beban atau alokasi waktu (sks).
Untuk menetapkan besaran sks mata kuliah, terdapat beberapa prinsip yang harus diikuti. Salah satu dasar pertimbangan penyusunan kurikulum dengan sistem kredit semester adalah beban kerja yang diperlukan mahasiswa dalam proses pembelajarannya untuk mencapai kompetensi hasil pembelajaran yang telah ditetapkan (Beck & Smitt, 2005). Beban mata kuliah (sks) sangat ditentukan oleh keluasan, kedalaman, dan kerincian bahan kajian yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi, serta tingkat penguasaan yang ditetapkan. Makna sks telah dirumuskan dalam Kepmendikas No. 232/U/2000. Sementara itu, mengenai jumlah sks untuk program doktor menurut Pasal 17 (2) dan (3) Permendikbud No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi, mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit 72 sks dengan masa studi terpakai paling sedikit 3 tahun.
Langkah keenam adalah penyusunan struktur kurikulum atau pengaturan mata kuliah dalam tahapan semester. Secara teoretis terdapat dua macam pendekatan struktur kurikulum, yaitu model serial dan model paralel. Pendekatan model serial adalah pendekatan yang menyusun mata kuliah berdasarkan logika atau struktur keilmuannya. Mata kuliah disusun dari yang paling dasar (berdasarkan logika keilmuannya) sampai dengan di semester akhir yang merupakan mata kuliah lanjutan (advanced). Sementara itu, pendekatan struktur kurikulum model paralel menyajikan mata kuliah pada setiap semester sesuai dengan tujuan kompetensinya.
Mengombinasikan sistem seri dan paralel juga memungkinkan untuk dilakukan, yaitu kelompok bidang (dengan perincian bahan kajiannya) disusun secara paralel, kemudian rumusan kompetensi atau urutan strategi pembelajarannya disusun secara bertahap menurut semesternya. Dalam bentuk itu sebuah ilmu (bahan kajian) dipelajari
18 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
pada saat yang diperlukan sesuai dengan tingkat kemampuan yang diharapkan mengarah pada pencapaian kompetensi lulusan.
Dengan demikian, struktur kurikulum dapat disusun dengan lebih bervariasi. Hal yang terpenting bukan kebenaran strukturnya, tetapi kurikulum harus dilihat sebagai program untuk mencapai kompetensi lulusan yang harus dilaksanakan. Kurikulum bukan hanya sekadar dokumen, melainkan kurikulum sebagaimana dinyatakan dalam Kepmendiknas No. 232/U/2000 adalah ―seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.‖
E. Rancangan Kurikulum Program Doktor Pendidikan Bahasa (Sastra) Indonesia Berikut dikemukakan profil lulusan Program Doktor Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia, deskripsi umum, penguasaan pengetahuan, keterampilan kerja khusus, dan keterampilan kerja umum Profil Lulusan/Outcome Pendidikan dan Capaian Pembelajaran
Berikut ini disajikan usulan rumusan profil lulusan dan capaian pembelajaran yang sesuai.
Tingkatan S1 S2 S3
PROFIL LULUSAN
Kualifikasi Utama
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI)
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI)
Doktor Pendidikan Bahasa (dan Sastra) Indonesia
Kualifikasi Tambahan
1. Peneliti Pendidikan BSI 2. Pengelola Laboratori- um Pendi- dikan BSI 3.Wirausaha- wan dalam bidang Pen- didikan BSI 4. Penyiar 5. Jurnalis 6. Editor
1. Dosen S-1 Pendidikan BSI 2.Peneliti Bidang Pen- didikan BSI 3.Instruktur Pelatihan Pendidikan BSI 4.Konsultan Pendidikan BSI 5.Wirausaha- wan dalam bidang Pen- didikan BSI
1. Dosen S-1/S-2 Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia (BSI)
2. Dosen Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)
3. Peneliti bidang Pendidikan BSI 4. Instruktur Pelatihan Pendidikan BSI 5. Konsultan Pendidikan BSI 6. Wirausahawan dalam bidang
Pendidikan BSI
Deskripsi Umum
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius;
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa;
4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila;
5. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 19
6. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; 8. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya
secara mandiri; 9. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik 10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
Penguasaan Pengetahuan
1. Menguasai filsafat ilmu, filsafat pendidikan, dan filsafat bahasa.
2. Menguasai manajemen dan kepemimpinan pendidikan
3. Menguasai kebijakan dan perencanaan pendidikan bahasa
4. Menguasai teori kebahasaan dan kesastraan mutakhir
5. Menguasai teori pendidikan dan pem-belajaran bahasa dan sastra mutakhir
6. Menguasai perkembangan teori pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra
7. Menguasai teori evaluasi pembelajaran bahasa dan sastra
8. Menguasai isu mutakhir dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang gayut dengan pendidikan BSI.
Keterampilan Kerja Khusus
1. Mampu menggunakan bahasa Indonesia lisan maupun tulis dengan baik dan benar untuk keperluan umum, akademik, dan pekerjaan/profesi pada tingkat unggul/istimewa.
2. Mampu menyusun peta jalan penelitian yang gayut dalam bidang kebahasaan, kesastraan, dan pembelajarannya.
3. Mampu mengembangkan teori kebaha-saan, kesastraan, dan pendidikan atau pembelajaran bahasa dan sastra melalui penelitian dengan menerapkan pende-katan mono, multi atau lintas disiplin.
4. Mampu menerapkan pendekatan inter, multi, atau trandisipliner untuk meme-cahkan masalah sains, teknologi, dan atau seni dalam bidang pendidikan BSI
5. Mampu menghasilkan karya kreatif, orisinal, dan teruji melalui pengem-bangan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru dalam bidang pendidikan BSI.
Keterampilan Kerja Umum
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuan atau praktik profesi-onalnya melalui riset hingga menghasil-kan karya kreatif, orisinal, dan teruji.
2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan/atau seni di dalam
20 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
bidang keilmuannya melalui pendekat-an inter, multi, atau transdisipliner
3. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan pengem-bangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional
Kajian Kompetensi Lulusan/Luaran Pembelajaran Sebagaimana telah dikemukakan, langkah ketiga adalah pengkajian terhadap
rumusan kompetensi lulusan yang telah terumuskan berdasarkan elem-lemen kompetensi.
Kompetensi Lulusan/CP
Deskripri Elemen Kompetensi
LK PK KB SP KKB
Deskripsi umum
1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius
2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika
3. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggung jawab pada negara dan bangsa
4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila
5. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
6. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain;
7. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
8. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
9. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik
10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan
Penguasaan pengetahuan
1. Menguasai filsafat ilmu, filsafat pendidikan, dan filsafat bahasa.
2. Menguasai manajemen dan kepemimpinan pendidikan
3. Menguasai kebijakan dan perencanaan pendidikan bahasa
4. Menguasai teori kebahasaan dan kesastraan mutakhir
5. Menguasai teori pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra mutakhir
6. Menguasai kebijakan dan perencanaan pendidikan bahasa
7. Menguasai teori kebahasaan dan kesastraan
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 21
mutakhir
8. Menguasai teori pendidikan dan pembelajaran bahasa dan sastra mutakhir
Ketermpilan kerja khusus
1. Mampu menggunakan bahasa Indonesia lisan maupun tulis dengan baik dan benar untuk keperluan umum, akademik, dan pekerjaan/ profesi pada tingkat unggul/istimewa.
2. Mampu menyusun peta jalan penelitian yang gayut dalam bidang kebahasaan, kesastraan, dan pembelajarannya.
3. Mampu mengembangkan teori kebahasaan, kesastraan, dan pendidikan atau pembelajaran bahasa dan sastra melalui penelitian dengan menerapkan pendekatan mono, multi atau lintasdisiplin.
4. Mampu menerapkan pendekatan inter, multi, atau trandisipliner untuk memecahkan masalah sains, teknologi, dan atau seni dalam bidang pendidikan BSI
5. Mampu menghasilkan karya kreatif, orisinal, dan teruji melalui pengembangan pengetahu-an, teknologi, dan/atau seni baru dalam bidang pendidikan BSI.
Keterampilan kerja umum
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di dalam bidang keilmuan atau praktik profesionalnya melalui riset hingga menghasilkan karya kreatif, orisinal, dan teruji.
2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi, atau transdisipliner
3. Mampu mengelola, memimpin, dan mengem-bangkan riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional maupun internasional
Keterangan : LK = Landasan Kepribadian PI = Penguasaan Ipteks KB = Kemampuan Berkarya SP = Sikap dan Perilaku KKB = Kaidah Kehidupan Bermasyarakat
Penentuan Bahan Kajian Langkah keempat adalah penentuan bahan kajian yang merupakan bangunan ilmu, teknologi, ataupun seni yang harus dikuasai untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan.
22 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
BIDANG KAJIAN
Filsa-fat
Filsa-fat
Pendi-dikan
Filsa-fat Bhs
Mana-jemen Pend
Kebijakan
Pend
Lingu-istik
Sas-tra
Mtd Peng- ajaran
Eva-luasi
dsb dsb
Mampu mengguna-kan bahasa Indone-sia lisan maupun tulis dengan baik dan benar untuk keperluan umum, akademik, dan pe-kerjaan/profesi pada tingkat unggul/istimewa.
dst
dst dst dst
“Mata Kuliah dan Sebaran Semester”
Setelah langkah-langkah si atas dilakukan dengan baik berikutnya ditentukan bobot sks dan strutur kurikulum, seperti struktur kurikulum (sengaja dalam tanda petik ―...‖ karena masih perlu kajian mendalam) berikut ini.
Status Kode Mata Kuliah SKS SMT Total
I II III IV-VI
Filsafat Ilmu, Filsafat Pendidikan, dan Filsafat Bahasa Lanjut
3 sks √
Umum Metodologi Penelitian Lanjut 3 sks √ 9
Manajemen dan Kepemim pinan Pendidikan
3 sks √
Kebijakan dan Perencana-an Pendidikan Bahasa
3 sks √
Linguistik lanjut 3 sks √ Kajian Sastra Lanjut 3 sks √
Wajib Pengembangan Model Pembelajaran Bahasa dan Sastra
3 sks √ 60
Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra
3 sks √
Disertasi 45 sks √ - Seminar Proposal (5 sks)
- Reviu kritis artikel jurnal internasional (10 sks)
- Seminar Disertasi (5 sks) - Penilaian naskah disertasi (0 sks) - Jurnal ilmiah internasio-nal
bereputasi (25 sks)
√ √ √
√ √
Pendu-kung
Isu-isu Mutakhir Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajarannya
3 sks 3
Matri- Kurikulum dan Pengem-bangan 3 sks
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 23
kulasi Materi Ajar
Linguistik 3 sks 12
Kajian Sastra 3 sks
Statistik 3 sks
F. Penutup
Kurikulum dapat dilihat dari dua segi, yakni kurikulum sebagai rencana (curriculum plan) dan kurikulum yang diimplementasikan (actual curriculum). Uraian di atas lebih pada aspek kurikulum sebagai rencana. Jika mengacu pada ketentuan yang ada, langkah-langkah penyusunan kurikulum diawali dengan (1) penetapan profil lulusan, (2) penetapan kompetensi lulusan atau capaian pembelajaran, (3) pengkajian kandungan elemen kompetensi, (4) penentuan bahan kajian atau materi ajar, (5) perkiraan dan penetapan beban (sks) serta pembentukan mata kuliah, (6) penyusunan struktur kurikulum. Tulisan di atas kiranya dapat dijadikan sebagai bahan diskusi oleh peserta munas/semnas dalam upaya mengembangkan kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia. . DAFTAR PUSTAKA Beck, M & Smith, R. 2005. Developing the Credit-Based Modular Curriculum in Higher Education:
Challenge Choice and Change. London: Falmer Press. Hamied, Fuad Abdul. 2003. ―Strategi Jangka Panjang Dikti 2003 – 2010‖ Makalah disajikan
dalam Semilokanas Pengembangan Kelembagaan FKIP ke Depan yang diselenggarakan oleh Direktorat PKPPM Ditjen Dikti Depdiknas berkeja sama dengan FKIP UNS di Hotel Lor-In Solo, 6-7 Oktober 2003.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Panduan Pengembangan dan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi (KPT) Pendekatan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Pendidikan Berbasis Capaian (PBHC). Jakarta: Dirbelmawa Ditjen Dikti.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikkulum Inti Pendidikan Tinggi.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Richards, Jack C. 2001. Curriculum Development in Language Teaching. New York: Cambridge University Press.
Suwandi, Sarwiji. 2006. ‖Pengembangan Model Penyerasian Kebutuhan dan Penyediaan Tenaga Guru Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah di Propinsi Jawa Tengah‖ Studi Kebijakan yang dibiayai Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas.
24 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
________. 2007. ‖Membangun Profesionalisme Guru dalam Mewujudkan Pembelajaran Yang Efektif’ Seminar Nasional diselenggarakan Program Pascasarjana Unversitas Sebelas Maret, 12 Maret 2007.
________. 2008. ‖Profesionalisme Pendidik dalam Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan‖ makalah disampaikan pada Workshop Nasional Pembangunan Pendidikan Menuju SDM Unggul yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Ekonomi Regional di Hotel Pandanaran Semarang, 10— 11 April 2008.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 25
IMPLEMENTASI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DALAM KOMPETENSI UTAMA KURIKULUM PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Endry Boeriswati Universitas Negeri Jakarta
A. Rasional
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat fundamental dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Di samping itu juga Sumber Daya Manusia merupakan faktor penentu bagi perkembangan kualitas sosial dan ekonomi suatu masyarakat. Peningkatan kualitas sumber daya manusiasangat terkait dengan pendidikan. Pendidikan dipandang sebagai sarana strategis untuk mengangkat harkat dan martabat suatu bangsa. Salah satu institusi utama dalam mengangkat harkat dan martabat bangsa itu adalah pendidikan tinggi, karena pendididikan tinggi memiliki peran penting sebagai institusi yang mengelola dan mengembangkan bidang keilmuan. Pendidikan tinggi yang berkualitas merupakan aset bangsa untuk membangun dan menciptakan keunggulan daya saing bangsa (nation competitiveness). Mengingat pentingnya peran pendidikan tinggi bagi kualitas kehidupan masyarakat, maka perlu adanya institusi pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
Sistem pendidikan tinggi di Indonesia memiliki empat tahapan pokok, yaitu (1) masukan (input); (2) proses; (3) keluaran (output); dan (4) capaian (outcome). Masukan yang baik memiliki beberapa indikator, tidak hanya nilai kelulusan yang baik, tetapi terlebih penting adalah adanya sikap dan motivasi belajar yang memadai Proses pembelajaran yang baik memiliki unsur yang baik dalam beberapa hal, yaitu: (1) organisasi perguruan tinggi yang sehat; (2) pengelolaan perguruan tinggi yang transparan dan akuntabel; (3) ketersediaan rancangan pembelajaran perguruan tinggi dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasar kerja; (4) kemampuan dan keterampilan SDM akademik dan nonakademik yang andal dan profesional; (5) ketersediaan sarana-prasarana dan fasilitas belajar yang memadai. Dengan memiliki kelima unsur pembelajaran tersebut, perguruan tinggi akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat serta mengarah pada ketercapaian masyarakat akademik yang profesional. Kurikulum merupakan perangkat pengajaran yang mencerminkan kualitas keilmuan yang dimiliki oleh lulusan. Program Studi di perguruan tinggi memiliki kewenangan mengembangkan kurikulum sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan. Pengembangan kurikulum tidak lagi terbatas pada content atau pengetahuan melainkan juga meliputi pengembangan pembelajaran, kemampuan kreatif, serta penggunaan informasi baru dan teknologi komunikasi. Dengan demikian setiap institusi pendidikan tinggi yang akan mengembangkan kurikulum harus memperhatikan azas kompetensi, manfaat, kelenturan (fleksibilitas), dan continuous improvement.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya terjadi sepanjang masa. Namun demikian, dalam praktik dikenal adanya peninjauan dan revisi kurikulum secara berkala. Apabila dikaitkan dengan hakikat continuous improvement maka pengembangan kurikulum perlu dirancang melalui program monitoring & evaluation sejalan dengan dilaksanakannya kurikulum. Di samping itu pengembangan kurikulum dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang disebabkan adanya perubahan peraturan dan perkembangan ilmu dan teknologi.
Pengembangan kurikulum program magister Linguistik Terapan Konsentrasi Penterjemahan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta dilakukan dengan tujuan menyesuaikan dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Peraturan Presiden No.
26 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
8/2012Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) – Indonesian Qualification Framework (IQF), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi. D samping itu, dalam pengembangan kurikulum harus memperhatian tahapan yang harus dilalui. Ada tujuh tahapan dalam penyusunan kurikulum, masing-masing adalah (a) mengetahui posisi program studi dalam konstelasi sistem pendidikan, (b) menentukan spesifikasi program, (c) Mengidentifikasi pengetahuan dan kemampuan lulusan, (d) Mengidentifikasi bahan kajian dan pelajaran, (e) Membentuk mata kuliah, (f) Proses pembelajaran, dan (g) Penilaian. pengembangan kurikulum ini juga mengakomodasi perkembangan ilmu, Renstra universitas dan visi Program studi. B. Mekanisme Perumusan Kurikulum
Dalam menetapkan kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Studi Banding dokumentasi via internet ke beberapa website universitas: 2. Melakukan kajian need analysis pada pengguna lulusan.
3. Melakukan kajian relevansi kedalaman dan keluasan kurikulum S1 dan S3 dengan dosen/praktisi.
4. Perumusan Learning Outcomes, Kompetensi, Bahan Kajian dan Mata Kuliah dilakuan bersama Dewan Dosen melalui workshop seluruh dosen yang akan mengajar program studi .
Learning Outcomes yang ditetapkan oleh Program Studi dengan tahapan sebagai berikut:
a) Menetapkan Profil Lulusan Yang dimaksud dengan profil disini adalah peran dan fungsi yang dapat dijalankan oleh lulusan setelah memasuki area kerja dan atau masyarakat. Profil ini dihasilkan dari tracer study terhadap alumni, analisis need assessment dari stakeholders, sciencetific vision dan analisis SWOT dari program studi maupun perguruan tinggi. Profil ini dapat dipandang sebagai outcome pendidikan yang akan dituju. Dengan menetapkan
profil, perguruan tinggi dapat memberi jawaban terutama kepada calon mahasiswa tentang apa yang dapat diperankan setelah melakukan semua proses pembelajaran di program studi tersebut. Dengan demikian profil dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran atau akuntabilitas akademik, yaitu dengan melihat seberapa besar jumlah lulusan yang dapat berperan di masyarakat atau dunia kerja sesuai dengan “profil” yang telah ditetapkan saat menyusun kurikulum.
b) Menetapkan kompetensi lulusan ProgramLinguistik Terapan Konsentrasi Penterjemahan adalah menentukan kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan program studi sebagai output pembelajarannya. Kompetensi lulusan ini minimal harus mengandung 4 unsur deskripsi KKNI, yakni (i) deskripsi umum, sebagai ciri lulusan pendidikan di Indonesia; (ii) rumusan kemampuan di bidang kerja; (iii) rumusan lingkup keilmuan yang harus dikuasai; dan (iv) rumusan hak dan kewenangan manajerialnya. Selain itu rumusan capaian pembelajaran ini harus dinyatakan dengan jelas agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya pemangku kepentingan (stakeholders) tentang kemampuan apa yang dimiliki oleh lulusan suatu program studi.
Mengacu pada Kepmendiknas No 045/U/2002 bahwa kurikulum perguruan tinggi berbasis kompetensi dengan menetapkan lima elemen kompetensi, yaitu:
(1) Landasan kepribadian (Attitude); (2) Penguasaan keilmuan dan keterampilan (Knowledge-Skills); (3) Kemampuan berkarya (Knowledge-Skills); (4) Sikap dan perilaku dalam berkarya (Attitude); dan (5) Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat (Attitude).
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 27
c) Menetapkan kompetensi yang mencirikan keutamaan lulusan Program dengan mengacu pada rumpun keilmuan yang disepakati oleh Asosiasi dan stakeholder di tingkat Nasional serta Internasional, yang merujuk pada deskripsi spesifik dari Peraturan Presiden No. 8/2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) – Indonesian Qualification Framework (IQF)level 8 dengan memperhatikan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
d) Menetapkan kompetensi pendukung lulusan yang menjadi unggulanprogram studi. Kompetensi pendukung ditetapkan mengacu pada Visi dan Misi, serta hasil tracer study yang dilakukan program studi dan studi banding dokumen learning outcomes beberapa program studi sejenis di beberapa universitas nasional dan internasional.
e) Menetapkan kompentensi lainnya lulusan Program Studi dengan mengacu Renstra Universitas, serta mengimplementasikan tata nilai Universitas.
f) Pengkajian Kandungan Elemen Kompetensi, Setiap kompetensi yang dirumuskan dianalisis untuk melihat adanya kandungan elemen kompetensi tersebut di atas. Ada kemungkinan sebuah kompetensi mengandung lebih dari satu elemen kompetensi. Analisis adanya kandungan elemen kompetensi dilakukan dengan cara mengecek kemungkinan strategi pembelajaran untuk dapat mencapai kompetensi tersebut. Jika suatu kompetensi dapat dicapai dengan diselipkan ke dalam bentuk kurikulum terselubung, tidak diajarkan dalam sebagai topik bahasan, maka kompetensi tersebut dapat dinyatakan bermuatan elemen (a) landasan kepribadian yang lebih bersifat softskills. Apabila akan diajarkan dalam bentuk topik bahasan dalam mata kuliah, kompetensi tersebut. dapat diartikan mengandung elemen (b) penguasaan ilmu dan keterampilan. Apabila kompetensi tersebut harus ditempuh dengan praktik kerja tertentu, kompetensi tersebut mengandung elemen (c) kemampuan berkarya. Apabila pembelajarannya dalam bentuk kerja praktik profesi yang memberikan kemampuan berperilaku sesuai dengan etik profesi, kompetensi tersebut mengandung elemen (d) sikap dan perilaku dalam berkarya. Apabila untuk mencapai kompetensi tersebut pembelajarannya dilakukan dengan mahasiswa yang terlibat langsung dengan masyarakat, kompetensi tersebut mengandung elemen (e) pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.
g) Penentuan Bahan Kajian atau Materi Ajar, Setelah menganalisis elemen kompetensi, langkah selanjutnya adalah menentukan bahan kajian yang akan harus dikuasai untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah ditetapkan. Bahan kajian adalah suatu bangunan ilmu, teknologi, ataupun seni yang menunjukkan ciri dari rumpun atau cabang ilmu tertentu, atau bidang kajian yangmerupakan inti keilmuan suatu program studi. Bahan kajian dapat pula merupakan pengetahuan/bidang kajian yang akan dikembangkan yang dibutuhkan bagi masyarakat atau pemangku kepentingan pada masa yang akan datang. Pilihan bahan kajian itu sangat dipengaruhi oleh visi keilmuan program studi yang bersangkutan, yang biasanya dapat diambil dari program pengembangan program studi (misalnya, diambil dari pohon penelitian program studi). Tingkat keluasan, kedalaman, dan kerincian bahan kajian merupakan hak otonom masyarakat akademik di program studi tersebut. Bahan kajian bukan merupakan mata kuliah
h) Perkiraan dan Penetapan Beban (sks) serta Pembentukan Mata Kuliah, Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan kajian, dan tingkat penguasaanya, minimal harus mencakup “pengetahuan atau keilmuan yang harus dikuasai” dari deskripsi capaian pembelajaran program studi yang sesuai dengan level KKNI dan telah disepakati oleh forum program studi sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara rumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian, dapat dibentuk mata kuliah beserta
28 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
perkiraan besarnya beban atau alokasi waktu (sks). Matriks rumusan kompetensi dan bahan kajian dapat digunakan sebagai alat bantu agar keterkaitan antara kompetensi dengan bahan kajian menjadi lebih jelas. Artinya tidak ada bahan kajian yang tidak terkait dengan kompetensi yang akan dicapai.Pembentukan sebuah mata kuliah dapat ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan efektivitas pencapaian kompetensi apabila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan mekanisme di atas, maka di bawah ini dapat disampaikan hasil perumusan komponen kurikulum. Kedalaman dan Keluasan Parameter Diskriptor Sarjana Sebelum ditetapkan sebagai kurikulum Program Sarjana program studi melakukan analisis kedalaman dan keluasan kompetensi yang ada di S2 dan S3. Hasil analisis tersebut sebagai berikut:
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 29
No PARAMETER DESKRIPTOR
UNSUR DESKRIPSI
JENJANG KEMAMPUAN
S1 S2 S3
1 Penguasaan Ilmu Pengetahuan
Aplikasi dan pengembangan
Adaptif
Karya inovatif
Kreatif, original dan teruji
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadari berbagai bahasa yang mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan beradaptasi dengan bahasa dari negara yang bersangkutan dan tetap menjujung tinggi norma agama, sosial, bertanggung jawab, serta jujur yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Magister, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadalam menghasilkan karya inovatif yang teruji, dengan tetap menjujung tinggi norma agama, sosial dan kode etik profesi, bertanggung jawab, serta jujur yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Doktor yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadalam rangka menghasilkan karya kreatif, original dan teruji, dengan tetap menjunjung tinggi falsafah Pancasila, mampu berinteraksi dalam masyarakat yang plural dan multikultural, bersikap jujur, bertanggung jawab, dan memiliki etika moral yang tinggi.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki:
Pengetahuan untuk mengaplikasikan berbagai konsep, metode, paradigma baru pengajaran bahasa, dan analisis lingkungan budaya bahasa yang dipelajari, yang sedang terjadi untuk optimalisasi kinerja teamwork.
Kemampuan beradaptasi terhadap penerapan metode penelitian yang sistematis dan berkelanjutan untuk kinerja teamwork secara secara efektif
dan efisien.
Kemampuan menganalisis informasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadalam rangka disain perencanaan pengajaran bahasa yang kompetitif untukmeningkatkan kualitas, produktivitas, kinerja, dan daya saing satuan pendidikan.
Pendidik, Peneliti, dan Pengembang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki:
Pengetahuan untuk mengembangkan berbagai konsep, metode, paradigma baruPendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan analisis pengajaran bahasa melalui penelitian dibidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk optimalisasi kinerja pendidik dan pengelolaan satuan pendidikan.
Pengembangan metode penelitian dan peralatan analisis kuantitatif dan kualitatif yang relevan dengan optimalisasi kinerja pendidiksecara efektif dan efisien.
Kemampuan menganalisis kebutuhan penyelenggaraan pengajaran bahasa dalam rangka disain perencanaan sumber daya yang efektif bagi untukmeningkatkan kualitas, produktivitas, dan kinerja pendidik serta daya saing organisasisatuan
Ahli dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang memiliki kompetensi:
Dalam penguasaan berbagai konsep, metode, paradigma Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dalam pengembangan metode dan analisis ilmu pengetahuan baik secara kuantitatif, kualitatif maupun mix-method.
Menganalisis, memetakanissue-issue
kontemporer Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang sedang berkembang.
Mampu mengembangkan paradigma baru dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang dapat digunakan sebagai rujukan
30 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
pendidikan.
2 Daya Analisis Pendidik
Peneliti
Pengembang
Praktisi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang memiliki:
Kemampuan menganalisis dan menformulasikan perencanan kebutuhan pengajaran bahasa yang berkualitas, melalui berbagai metode pendekatan ilmiah untuk mencapai efektivitas kinerja pendidik.
Kemampuan beradaptasi terhadap berbagai pendekatan konsep hubungan industrial dan ketenagakerjaan dalam rangka mengaplikasikan keputusan managerial yang transparan dalam kontek strategik human relationship
antara perusahaan, serikat pekerja, dan pemerintah.
Kemampuan beradaptasi terhadap metode dan/atau teknik inovatif dalam rangka peningkatan kualitas pengajaran, meminimalisir permasalahan globalisasi bahasa dan
ketidakpuasan kerja pendidik untuk meningkatkan daya saing pendidik yang berkelanjutan pada tataran nasional, regional serta global.
Kemampuan mengaplikasikan konsep, teori, metode evaluasi perencanaan pengajaran untuk menghasilkan kinerja pengajar yang berkualitas untuk mendukung daya saing .
Pendidik (dosen/Guru), Peneliti, dan Pengembang yang memiliki:
Kemampuan menganalisis dan mendisain perencanan kebutuhan sumberdaya Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang berkualitas, melalui berbagai metode pendekatan multidisiplin untuk mencapai efektivitas kinerja pendidik setingkat nasional maupun multinasional.
Kemampuan menguasai berbagai pendekatan konsep hubungan pengajaran bahasa dan guru atau dosen dalam rangka pengambilan keputusan tentang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang akomodatif, transparan dalam satuan pendidikan, organisasi profesi, dan pemerintah.
Kemampuan menerapkan metode dan/atau teknik inovatif dalam rangka meminimalisir permasalahan pengajaran bahasa untuk meningkatkan daya saing berkelanjutan pada tataran nasional, regional serta global.
Penguasaan konsep, teori, metode evaluasi perencanaan sumber daya manusia, pengajaran bahasauntuk menghasilkan keputusan yang efektif bagi daya saing satuan pendidikan.
Ahli dalam bidang pendidikan bahasa, peneliti yang memiliki:
Kemampuan menyelesaikan masalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadengan menggunakan pendekatan interdisiplin, multidisiplin, dan transdisiplin.
Kemampuan menerapkan berbagai konsep, model, metode, dan pendekatan ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadalam menangani permasalahan pendidikan di masyarakat.
Kemampuan melaksanakan evaluasi terhadap pemecahan masalah yang kritis dengan pendekatan model, metode, dan teknik pemecahan masalah.
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 31
3 Sensitivitas Managerial & Teamwork
Lingkungan pendidikan yang uncertainty,
kompleks dan dinamis
Kualitas Managerial
Adaptif & sensitif
Pendidik yang memiliki:
Kemampuan beradabtasi dan bekerjasama dalam team workuntuk mengelola aktivitas lingkungan satuan pendidikan, kompleks, dan dinamis.
Kemampuanuntuk menganalisis potensi konflik melalui kualitas pengajaran yang baik dalam menghadapi dinamika perubahan dan tantangan pendidikan pada skala nasional dan global.
Pendidik (dosen/guru), peneliti, dan pengembang pendidikan yang memiliki:
Kemampuan mengkoordinir pendidik, peneliti dan bekerjasama dalam team work secara solid untuk
mengelola aktivitas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada lingkungan satuan pendidikan uncertainty, kompleks, dan dinamis.
Kemampuanuntuk mengelola konflik melalui kualitas manajerial yang baik dalam menghadapi dinamika perubahan dan tantangan penyelenggaran Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiapada skala nasional dan global.
Ahli dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiayang memiliki:
Kemampuan bekerjasama timdalam menyelesaikan permasalahan organisasi yang bersifat kompleks, dinamis, dan uncertainty
(ketidakpastian).
Kemampuanuntuk meneliti dan mengembangkan hasil penelitian dengan paradigma baru yang bermanfaat bagi masyarakat.
Kemampuan menghasilkan karya ilmiah dan mempublikasikannya di jurnal terakreditasi serta mendapat perlindungan HAKI di tingkat nasional atau internasional.
Pendidik yang mampu bersikap adaptif, kreatif, dan inovatif dalam lingkungan multikultur yang berkaitan dengan aktivitas pengajaran di tingkat nasional maupun internasional.
Pendidik (dosen/guru), peneliti, dan pengembang yang mampu bersikap adaptif, kreatif, dan inovatif dalam lingkungan multikultur yang berkaitan dengan aktivitas satuan pendidikan nasional maupun internasional.
Doktor yang mampu bersikap adaptif, kreatif, dan inovatif dalam lingkungan plural dan multikultur yang berkaitan dengan praktik pengajaran bahasa di satuan pendidikan.
32 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
Learning Outcomes Magister Pendidikan Bahasa Mengacu pada profil lulusan program sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, maka dirumuskan Learning Outcomes program Studi. Penetapan learning outcomes
ini melalui mekanisme sebagai berikut: Tabel Deskriptor KKNI Level 6
Paragraf Pertama Deskripsi Generik Deskripsi Spesifik
Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang pengajaran bahasa dan sastra Indoensia untuk pemecahan masalah dan mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalah.dalam pendidikan bahasa melalui pemanfaatan pengetahuan dan teknologi yang telah dikuasai dalam kehidupan sehari-hari.
1. memformulasikan berbagai konsep dan teori pendidikan bahasa yang meliputi konsep dan teori: pendidikan, bahasa, sastra, kemahiran bahasa, sosiologi, dan psikologi pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa
2. merancang implementasi ilmu pendidikan dan ilmu bahasa dalam menangani masalah pendidikan bahasa berbasis research (penelitian).
3. memanfaatkan ide-ide kreatif untuk memanfaatkan
IPTEKS yang diimplementasikan dalam memecahkan masalah pembelajaran Bahasa
4. menilai efisiensi, efektivitas sebagian atau seluruh rangkaian proses pembelajaran berbasis sistem informasi dan teknologi terkini
5. mengaplikasikan kemampuan manajerial secara profesional untuk beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalam penyelesaian masalahdalam bekerja di bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
Paragraf Kedua Deskripsi Generik Deskripsi Spesifik
Menguasai konsep teoritis bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
1. Menguasai ilmu pengetahuan dasar dan rekayasa dalam memilih pendekatan untuk menyelesaikan masalah di bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2. menganalisis perkembangan konsep dan teori pendidikan, bahasa dan sastra untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia.
3. mengimplementasikan konsep dan teori pendidikan, bahasa, dan sastra dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
4. memformulasikanpenyelesaian masalah prosedural dalam meningkatkan kualitas pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Paragraf Ketiga
Deskripsi Generik Deskripsi Spesifik
Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisis informasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi. Mampu Menggerakkan masyarakat untuk menjadi lebih berdayaguna (community development)
1. Memiliki kepedulian yang kritis terhadap isu‐isu pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk peningkatan mutu solusi praktis dalam bidang pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
2. mengambil keputusan strategis berbasis analisis ilmiah dalam menghadapi tantangan global pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
1. memiliki komitmen terhadap pemanfaatan IPTEKS dalam bidang pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia.
2. Bertanggung jawab mengelola dan menyelesaikan
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 33
masalah praktis secara profesional dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Berdasarkan deskriptor spesifik yang ditentukan oleh program studi, dirumuskanlah Learning Outcome program studi sebagai berikut:
1) Mengimplementasikan nilai-nilai yang mencerminkan moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya, peka dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
2) Memanfatkan IPTEKS untuk memecahkan berbagai masalah dalam mengimplementasikan konsep dan teori terkini dalam ilmu bahasa dan sastra Indonesia
3) mengimplementasikan teori pendidikan untuk menghasilkan solusi yang akurat meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan pembelajaran bahasa dengan pendekatan monodisiplin dan interdisiplin.
4) Menformulasikan implementasi keilmuan pendidikan, bahasa dalam menangani masalah Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia melalui berbagai metode penelitian dan menggunakan pendekatan monodisplin serta interdisplin dalam menemukan solusi terbaru.
5) Menganalsis dan mengimplementasi model-model pembelajaran terbaru untuk pengajaran bahasa dan Sastra Indonesia dengan mengintergrasikan aspek psikologis sesuai dengan karakter peserta didik dan lingkungannya secara fleksibel dan akurat.
6) Mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan kebutuhan era global.
7) Menformulasikan solusi dalam pemecahan masalah pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akomodatif dengan memanfaatkan berbagai pendekatakan monodisiplin dan interdisiplin untukpemecahan masalah serta dipublikasikan.
2.4. Bahan Kajian Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Kurikulum inti menurut SK tersebut adalah kurikulum yang menjadi penciri dari program studi. Kurikulum inti terbangun atas kompetensi utama suatu lulusan. Kurikulum inti merupakan ciri dari kompetensi utama, yang ditetapkan oleh kalangan perguruan tinggi bersama masyarakat profesi dan pengguna lulusan. Persentase kurikulum inti yang dibangun atas kompetensi utama lulusan adalah sebesar 40% – 80% dari keseluruhan kompetensi yang ada. Sementara itu, kurikulum institusional terbangun atas kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya. Kompetensi pendukung adalah kompetensi lulusan yang masih berhubungan dengan program studi yang bersangkutan namun tidak wajib diberikan pada lulusannya. Kompetensi pendukung itu dapat bergerak antara 20% - 40% dari keseluruhan kompetensi yang ada. Sementara itu, kompetensi lainnya adalah jenis kompetensi lulusan yang berasal dari program studi lain, tetapi diambil untuk memperkaya lulusannya. Kompetensi lainnya bergerak antara 0% - 30% dari kompetensi secara keseluruhan. Baik kompetensi pendukung maupun kompetensi lainnya sebagai penyusun kurikulum institusional ditetapkan sendiri oleh perguruan tinggi yang bersangkutan, melalui program studi masing- masing.Bahan kajian ditentukan berdasarkan Learning Outcomes dengan mengkaitkan deskriptor KKNI dan elemen kompetensi. Gambaran keterkaitan tersebut seperti tabel di bawah ini.
34 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
CAPAIAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI (PLO)
KKNI Level 6 ELEMEN KOMPETENSI
Kemam-puan
bidang kerja
Pengeta-huan
yang dikuasai
Kemam-puan
mana-jerial
Akun-tabili
tas
Nasio-nalisme &
Karakter Bangsa
Akade-mik
Kepen-didikan
Ipteks
Kemam puan & Kete-
rampilan Berkarya
Sikap & Perilaku
Ber- karya
Kaidah Berkehi-
dupan
Berma-syarakat
2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Mengimplementasikan nilai-nilai yang mencerminkan moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya, peka dan pe-duli terhadap masyarakat dan lingkungannya serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
v v
Memanfatkan IPTEKS untuk memecahkan berbagai masalah dalam mengimplementasikan konsep dan teori terkini dalam ilmu bahasa dan sastra Indonesia
v v
mengimplementasikan teori pendidikan untuk menghasilkan solusi yang akurat meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan pembelajaran bahasa dengan pendekatan monodisiplin dan interdisiplin.
v v
Menformulasikan implementasi keilmuan pendidikan, bahasa dalam menangani masalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui berbagai metode penelitian dan menggunakan pendekatan monodisplin serta interdisplin dalam menemukan solusi terbaru.
v v
Menganalsis dan mengimplementasi model-model pembelajaran terbaru untuk pengajaran bahasa dan Sastra Indonesia dengan mengintergrasi-kan aspek psikologis sesuai dengan karakter peserta didik dan lingkungannya secara fleksibel dan akurat.
v v
Mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pem-belajaran bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan kebutuhan era global.
v v
Menformulasikan solusi dalam pemecahan masalah pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akomodatif dengan memanfaatkan berbagai pendekatakan monodisiplin dan interdisiplin untuk pemecahan masalah serta dipublikasikan.
v v
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 35
Tabel Analisis Muatan Learning Outcome dengan Bahan Kajian
Learning Outcomes
BIDANG KAJIAN
Lingu-istik
Sas-tra
Keter-am
pilan bahasa
Metodo-logi
peng-ajaran bahasa
Peda gogik
Psiko-logi
Sosio-logi
TIK Filsa-
fat
Mengimplementasikan nilai-nilai yang mencerminkan moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam menyelesaikan tugasnya, peka dan peduli terhadap masyarakat dan lingkungannya serta memiliki semangat untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas. Memanfatkan IPTEKS untuk memecahkan berbagai masalah dalam mengimplementasi-kan konsep dan teori terkini dalam ilmu bahasa dan sastra Indonesia mengimplementasikan teori pendidikan untuk menghasilkan solusi yang akurat mening-katkan pengetahuan, sikap, keterampilan pembelajaran bahasa dengan pendekatan monodisiplin dan interdisiplin. Menformulasikan implementasi keilmuan pendidikan, bahasa dalam menangani masalah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia melalui berbagai metode penelitian dan meng-gunakan pendekatan monodisplin serta interdisplin dalam menemukan solusi terbaru. Menganalsis dan mengimplementasi model-model pembelajaran terbaru untuk pengajaran bahasa dan Sastra Indonesia dengan mengintergrasikan aspek psikologis sesuai dengan karakter peserta didik dan lingkungannya secara fleksibel dan akurat. Mengimplementasikan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia sesuai dengan kebutuhan era global. Menformulasikan solusi dalam pemecahan masalah pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang akomodatif dengan memanfaatkan berbagai pendekatakan monodisiplin dan interdisiplin untuk pemecahan masalah serta dipublikasikan.
36 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
Tabel Penetapan Capaian Pembelajaran dengan Bidang Kajian
CAPAIAN PEMBELAJARAN PERKULIAHAN (CLO)
BIDANG KAJIAN
Lingu-istik
Sas-tra
Keter-ampil-
an bahasa
Peda gogi
Psiko- logi
Sosio- logi
TIK Filsa-
fat
1.1. Menganalisis (1) hakikat dan fungsi bahasa dan hakikat linguistik, pendekatan/ metode kajian linguistik, prinsip-prinsip fonologi, prinsip-prinsip morfologi, prinsip-prinsip sintaksis dan wacana, dan prinsip-prinsip semantik, masyarakat bahasa dan variasi bahasa, sejarah dan aliran linguistik termasuk (2) mengimplementasikan dalam pengajaran bahasa Indonesia V
1.2. menganalisis (1) konsep dasar fonologi, (2) pembidangan dalam fonologi, (3) konsep dasar fon dan fonem, (4) alat ucap, (5) klasifikasi bunyi dalam bahasa Indonesia, (6) analisis fonem, (7) jenis fonem dalam bahasa Indonesia, dan (8) menformulasikan pemecahan masalah dalam pengajaran bahasa V
1.3. menganalisis (1) konsep dasar morfologi, (2) konsep dasar satuan gramatik, (3) analisis morfem bahasa Indonesia, (4) wujud dan jenis morfem dalam bahasa Indonesia, (5) proses morfologis dalam bahasa Indonesia, dan (6) morfofonemik dalam bahasa Indonesia dan (7) menformulasi-kan aspek morfologi dalam pengajaran bahasa.
1.4. Menganalisis (1) konsep dasar sintaksis, (2) bidang kajian sintaksis, (3) konsep dasar frasa, (4) jumlah dan penentuan frasa dalam kalimat, (5) fungsi-fungsi sintaktis dalam kalimat, (6) klasifikasi frasa, (7) konsep dasar klausa, (8) realisasi klausa dalam kalimat, (9) klasifikasi klausa, (10) konsep dasar kalimat, (11) alat-alat sintaktis, (12) klasifikasi kalimat, dan (13) analisis kalimat, serta (14) mengimplementasikan dalam pengajaran bahasa
1.5. Menganalisis (1) pengertian, jenis, perubahan, relasi medan makna dan komponen makna, idiom, perubahan, dan majas. (2) menformulasikan sistem dan kaidah makna sebagai dasar pembentukan kemahirwacanaan, (3) mengimplementasikan dalam pembelajaran bahasa.
1.6. (1) mengkaji wacana bahasa Indonesia, baik secara mikro maupun makro sebagai dasar pembentukan kemahirwacanaan dan keterampilan melakukan kajian konsep dasar wacana, aspek wacana, struktur wacana, referensi, dan inferensi wacana bahasa Indonesia, pemahaman wacana, tema, topik, judul, jenis -jenis wacana, pengembangan wacana, dan model analisis wacana (2) mengimplementasikan kajian wacana dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
1.7. (1) Menganalisis penggunaan bahasa mencakup bahasa dalam kaitannya dengan masalah sosial dan sebagai pembentukan kemahirwacanaan (2) melakukan kajian mengenai prinsip dasar sosiolinguistik, bahasa dan masyarakat, bahasa dan budaya, kedwibahasaan, perencanaan bahasa, problematik dan pemecahannya. (3) mengimplemetasikan dalam pengajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis.
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 37
1.8. (1) mengidentifikasi hubungan antara aspek kejiwaan dan bahasa, sebagai dasar pembentukan kemahirwacanaan dan keterampilan melakukan kajian kebahasaan dengan konsep dasar psikolinguistik, proses mental dalam berbahasa, bahasa dan otak manusia, bahasa dan penalar-an, bahasa dan kreativitas. (2) menganalisis konsep dasar psikolinguistik, sejarah singkat psikolinguistik, psikolinguistik sebagai ilmu, hubungan antara psikologi dan linguistik, teori tentang bernalar dan berbahasa, struktur bahasa, pemerolehan bahasa, pembelajaran bahasa, pemahaman, dan produksi bahasa, beberapa aspek neurolinguistik, ingatan dan bahasa, serta analisis psikolinguistik.
1.9. (1) Menganalisis konsep dasar pragmatik, kaidah pragmatik, komponen dasar pragmatik, pragmatik dalam kegiatan berbahasa, macam-macam deiksis, implikasi percakapan, tindak tutur, presuposisi (praanggapan), maksim (kerja sama dan kesopanan) dan jenisnya, pragmatik sebagai pendekatan dan pragmatik sebagai bahan pengajaran bahasa. (2) Mengimplementasi-kan prinsip progmatik dalam pengajaran keterampilan berbahasa lisan dan tulis.
1.10. (1) mengidentifikasi teori proses pemerolehan bahasa, perkembangan pemerolehan bahasa, strategi pemerolehan bahasa, proses belajar bahasa, pemerolehan dan belajar bahasa, kapasitas dan akses dalam belajar bahasa, serta dimensi pemerolehan bahasa. (2) meng-analisis hakikat bahasa dan pemerolehan bahasa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.11. (1) menganalisis filologi sebagai salah satu cara memahami kebudayaan bangsa Indonesia melalui meliputi pengertian filologi, objek filologi, (2) mengkaji peran filologi sebagai ilmu naskah kuno, pelestarian naskah, kedudukan filologi di antara ilmu lain, sejarah perkem-bangan filologi, penerapan teori filologi, katalogus naskah melayu, cara kerja penelitian filologi, (3) mengimplementasikan penelitian filologi sederhana dengan transliterasi naskah,pengenalan berbagai aspek kebahasaan dan sastra klasik dalam isi naskah.
2.1. (1) menganalisis sejarah sastra; ruang lingkup sejarah sastra; dan ilmu sastra; problematik sejarah sastra Indonesia; bentuk dan isi sastra melayu klasik serta perkembangan kebudayaan-nya; wawasan estetik puisi, prosa, drama setiap periode perkembangan sastra indonesia; peristiwa sastra Indonesia; perkembangan puisi Indonesia; perkembangan drama; penghargaan terhadap karya-karya sastra Indonesia. (2) mengimplementasikan sejarah sastra dalam pembelajaran sastra
2.2. (1) Menelaah jenis-jenis karya sastra (puisi, prosa, drama) dan sastra lisan dengan pendekatan mimesis, pragmatis, objektif, dan ekspresif,berbagai konsep sastra bandingan, sejarah perkembangan sastra bandingan, berbagai pendekatan kajian sastra bandingan, nilai-nilai kandungan sastra bandingan, baik berupa puisi maupun prosa dalam dan luar negeri, serta klasik dan modern, (2) mengimplementasikan telaah sastra dalam pengajaran sastra.
2.3. (1) Menerima, memahami, menghayati, dan mengkritisi karya sastra meliputi puisi, prosa dan drama, (2) mengimplementasikan apresiasi sastra pengajaran sastra
38 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
2.4. (1) Menganalisis tujuan dan pengertian kritik sastra, fungsi kritik sastra, kritikus dan fungsi kritikus, jenis-jenis kritik sastra, pendekatan dalam kritik sastra, penerapan pendekatan kritik dalam puisi, prosa, dan drama, resepsi estetika, serta hermeunitika, (2) mengimplementasikan dalam penelitian sastra
3.1. (1) menerapkan prinsip-prinsip bahasa produktif lisan dan tulis dalam keterampilan berbahasa. (2) mempraktikan kemampuan berbahasa yang mencakup berbicara dan menulis pada tataran kritis dan kreatif untuk membangun berpikir tingkat tinggi dalam keterampilan berbahasa (3) mempraktikan kemampuan berbahasa yang mencakup berbicara dan menulis pada jenis-jenis teks (4) menganalisis sistem komunikasi, proses komunikasi; taksonomi strategi komunikasi dan mempraktikan strategi komunikasi lisan dan tulis, (5) mengimplemetasikan keterampilan berbahasa dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
3.2. (1) menerapkan prinsip-prinsip bahasa resptif lisan dan tulis dalam keterampilan berbahasa , (2) mempraktikan kemampuan berbahasa lisan dan tulis yang mencakup pada tataran kritis dan kreatif untuk membangun berpikir tingkat tinggi dalam keterampilan berbahasa (3) ) mempraktikan kemampuan berbahasa yang mencakup menyimak dan membaca pada jenis-jenis teks (4) mengimplemetasikan dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4.1 (1) menganalisis hakikat kurikulum, tujuan, fungsi, prinsip kurikulum, struktur dan komponen kurikulum,pendekatan kurikulum, perubahan dan pengembangan kurikulum, serta analisis kurikulum. (2) mengkaji buku teks mencakup hakikat buku teks, fungsi dan manfaat buku teks serta analisis buku teks dan pengembangan buku teks. (3) mengidentifikasi kompetensi kurikulum dan buku teks untuk pengajaran bahasa dan sastra Indonesia.
4.2. (1) mengidentifikasi berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan karakteristik serta jenjang pendidikan (2) menformulasikan pendekatan, strategi, metode, dan strategi sesuai dengan tujuan berbahasa dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. (3) Mengidentifikasi dan merancang pemecahan masalah penggunakan metode, strategi, dan teknik pada pengajaran bahasa Indonesia
4.3. (1) menganalisiskonsep media pembelajaran, landasan dan prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran, manfaat media pembelajaran, klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran, pengembangan media pembelarajan berbasis ICT, (2) mengidentifikasi hakekat sumber belajar, pemanfaatan media dan sumber belajar, (3) merancang penggunaan media pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, pemeliharaan media pembelajaran, dan (4) mengaplikasikan berbagai macam media dalam porses kegiatan belajar mengajar.
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 39
4.4. (1) menganalisis hakikat, fungsi, tujuan manfaat, prinsip penilaian dan pengukuran, fungsi dan jenis penilaian, alat (instrumen) penilaian kognitif, afeksi, psikomotor, tes bahasa yang mencakup tes deskrit, intergratif, pragmatif, dan komunikatif. (2) merancang dan mengkalibrasi alat pengukuran dan penilaian kompetensi berbahasa sesuai dengan fungsi bahasa.
4.6. 4.5. (1) menganalisis hakikat pengelolaan kelas, hakikat pengelolaan pengajaran, jenis-jenis pengelolaan kelas, berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas, , hakikat keterampilan dasar mengajar, aspek-aspek keterampilan dasar mengajar, hakikat pengajaran remedial dan tujuannya, komponen pengajaran remedial, ciri-ciri kesulitan belajar, penyebab kesulitan belajar, (2) mengidentifikasi cara-cara mengatasi kesulitan belajar siswa, (3) mensimulasikan pembelajaran dengan peerteaching dan microteaching.
4.6. (1) Mengidentifikasi kesesuaian kompetensi dasar, materi ajar, metode, media dan teknik penilaian, (2) . Merencanakan pengembangan materi, metode dan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik berdasarkan pendekatan psikologi belajar
4.7.(1) menganalisis hakikat, landasan, komponen, sistem, aliran-aliran pendidikan, serta sejarah pendidikan di Indonesia. harapan masyarakat terhadap pendidikan, pendidikan inklusif, dan arah baru dalam pendidikan.(2) menganalisis hakikat belajar, faktor-faktor dan kondisi belajar, prinsip-prinsip belajar, motivasi dalam belajar, evaluasi belajar, hakikat pembelajaran, perencanaan, pola, strategi serta pendekatan pembelajaran, kurikulum dan pengaruhnya dalam proses belajar mengajar. (3) menformulasikan hakikat, landasan, dan aliran pendidikan dalam mengembangkan pengajaran bahasa Indonesia.
5.1. (1) Mengidentifikasi karakter peserta didik untuk menentukan metode dan media pembelajaran bahasa, (2) Merencanakan pengembangan materi, metode dan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik berdasarkan pendekatan psikologi belajar , (3) Memecahkan masalah pengajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan psikologi untuk meningkatkan kualitas pengajaran bahasa, (4) Mengevaluasi dan mengembangan model pembelajaran dengan menggunakan pendekatan psikologis yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungannya.
6.1. (1) Mengidentifikasi dan merancang pemecahan masalah penggunakan media pada pengajaran bahasa Indonesia, (2) Mengidentifikasi dan merancang pemecahan masalah mengevaluasi hasil belajar pengajaran bahasa Indonesia, (3) Menentukan teknik analisis yang digunakan dalam menguji hipotesis penelitian, (4) Menafsirkan hasil pengujian hipotesis dan mMenguji hipotesis dan persyaratan pengujian sesuai dengan jenis data dan model pengujian , (5) mendisain dan mendiskripsikan hasil penelitian untuk memecahkan masalah dalam pengajaran bahasa Indonesia. (4)
40 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
2.6. Mata Kuliah Penetapan kedalaman, kerincian, keluasan bahan kajian, dan tingkat penguasaanya, minimal harus mencakup “pengetahuan atau keilmuan yang harus dikuasai” dari deskripsi capaian pembelajaran program studi yang sesuai dengan level KKNI dan telah disepakati oleh forum program studi sejenis. Dengan menganalisis hubungan antara rumusan kompetensi lulusan dan bahan kajian, dapat dibentuk mata kuliah beserta perkiraan besarnya beban atau alokasi waktu (sks). Matriks rumusan kompetensi dan bahan kajian (Tabel 5) dapat digunakan sebagai alat bantu agar keterkaitan antara kompetensi dengan bahan kajian menjadi lebih jelas. Artinya tidak ada bahan kajian yang tidak terkait dengan kompetensi yang akan dicapai. Di sisi lain, dengan menggunakan matriks ini dapat diketahui asal munculnya mata kuliah dengan besarnya sks.
Pembentukan sebuah mata kuliah dapat ditempuh dengan menganalisis keterdekatan bahan kajian serta kemungkinan efektivitas pencapaian kompetensi apabila beberapa bahan kajian dipelajari dalam satu mata kuliah dengan strategi atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Dari beberapa bahan kajian menjadi suatu mata kuliah dapat dilakukan melalui beberapa pertimbangan, yaitu (a) adanya keterkaitan yang erat antarbahan kajian yang apabila dipelajari secara terintergrasi, diperkirakan akan lebih baik hasilnya; (b) adanya pertimbangan konteks keilmuan, artinya mahasiswa akan menguasai suatu makna keilmuan dalam konteks tertentu; (c) adanya metode pembelajaran yang tepat yang menjadikan pencapaian kompetensi lebih efektif dan efisien serta berdampak positif pada mahasiswa apabila suatu bahan kajian dipelajari secara komprehensif dan terintegrasi. Dengan demikian, pembentukan mata kuliah mempunyai fleksibilitas yang tinggi sehingga satu program studi sangat dimungkinkan mempunyai jumlah dan jenis mata kuliah yang sangat berbeda. Dalam hal ini, mata kuliah.
Secara prinsip pengertian sks harus dipahami sebagai waktu yang dibutuhkan oleh mahasiswa untuk mencapai kompetensi tertentu, melalui bentuk pembelajaran dan bahan kajian tertentu. Sementara itu, makna sks telah dirumuskan dalam SK Mendiknas 232/U/2000, yang menyebutkan bahwa 1 sks : a. untuk perkuliahan di kelas bermakna 1 jam pembelajaran tatap muka di kelas, 1 jam tugas mandiri, dan 1 jam tugas terstruktur setiap minggunya; b. untuk pembelajaran dalam bentuk responsi atau tutorial bermakna 2 jam tugas di ruang tutorial atau praktik dan 1 jam tugas mandiri setiap minggunya; dan c. untuk metode praktik, workshop dan bengkel bermakna 3 jam melaksanakan tugas di tempat praktik. Dengan panduan pengertian di atas, bentuk pembelajaran yang akan dirancang harus memperhitungkan makna sks di setiap mata kuliah yang ada.
Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI 41
CAPAIAN PEMBELAJARAN PERKULIAHAN (CLO)
PERKIRAAN WAKTU PENGALAMAN BELAJAR SKS
lin
gu
isti
k
sast
ra
Kete
ram
pil
an
bah
asa
ped
ag
og
i
psi
ko
log
i
sosi
olo
gi
TIK
fils
afa
t
TE
OR
I
(DE
KL
AR
AT
IF)
PR
AK
TE
K
(PR
OS
ED
UR
AL
)
LA
PA
NG
AN
(KO
NT
EK
ST
UA
L)
360 180 90
M
ata
Ku
liah
1
360 180 180
720 540 270
360 180 180
360 180 180
1800 1080 720 3,00
360 90 90
Mat
a K
uli
ah 2
42 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
720 90 90
720 180 90
540 180 180
2340 540 450 3,24
180
90 45
Mat
a K
uli
ah 3
540
360 45
540
360 180
180
360 45
180 90 45
180
90 0
1800 1350 360 3,05
43Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
1
pengembangan kurikulum kkni
KHAIRIL ANSARI
UNIMED
Materi untuk Seminar Nasional Asosiasi Jurusan/Prodi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia 24-25 FKIP UNS Solo Jawa Tengah
1
CAPAIAN PEMBELAJARAN (learning outcomes)
D3 level 5
S1 level 6
Profesilevel 7
S2 level 8
S3 level 9
PARAMETERDESKRIPSI
SIKAP DAN TATA NILAI
KEMAMPUAN DI BIDANG KERJA
PENGETAHUANYANG DIKUASAI
KEWENANGAN danTANGGUNG JAWAB
Mengacu pada deskripsi umum KKNI
Diturunkan dari profil lulusan
Kesesuaian dengan rumpun ilmu
Lingkup tanggung jawab bidang keahlian
The International Bureau of Education UNESCO (The International Comission on Education for the 21 st Century)
EMPAT PILAR PENDIDIKAN
Learning to know (think)
Learning to do (learn)
Learning to be
Learning to live together
Life long learning
Kurikulum yang disarankan oleh IBE UNESCO Pengelompokan mata kuliah dalam kurikulum dan perubahannya
ELEMEN KOMPETENSI(SK mendiknas no.045/U/2002)
KURIKULUM INTI
KURIKULUM INSTITUSIONAL
Kompetensiutama
Kompetensipendukung
Kompetensilainnya
Landasan Kepribadian
40%-80% 20%-40% 0-30%
Keilmuan dan Ketrampilan
Keahlian Berkarya
Sikap dan Perilaku Berkarya
Berkehidupan Bermasyarakat
Kompetensi Utamaditetapkan oleh kalangan Perguruan Tinggi, masyarakat profesidan pengguna lulusan.Kompetensi Pendukung dan Kompetensi lainnyaditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi
PERUBAHAN DALAM SNPT 2013
CAPAIAN PEMBELAJARAN( Permendikbud SNP 2014)
Kurikukulum INTI KurikulumINSTITUSIONAL
CapaianPembelajaran
MinimalCapaian
PembelajaranPenciri PT
Sikap dan tata nilaipengetahuan
Kemampuan psikomotorikKewenangan dan tanggung jawab
Capaian Pembelajaran Minimumdirumuskan oleh forum atau pertemuan pengelola program studi sejenis, yang kemudiandisahkan oleh menteri sesuai degan kualifikasi KKNInyaCapaian Pembelajaran penciri PTditetapkan oleh Institusi penyelenggara program studi
KurikulumNasional
KBI :MKUMKDKMKKMK Wajib100-110sks
Kurikulum inti& Institusional
KBK :Kompetensi UtamaKompetensi PendukungKompetensi LainnyaKompetensi Utama : kesepakatanprogram studi sejenis
KurikulumPendidikan Tinggi
KKNI dan SNPT : Kompetensi lulusan = capaian pembelajaranminimumPerumusan kompetensilulusan melibatkan kelompokahli yang relevan, asosiasiprofesi , instansi pemerintahterkait/pengguna lulusan.
KBI KBK KBK
44 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
2
KURIKULUM NASIONAL 1994
(no. 056/ U/ 1994 ) KONTEKS ILMU/ IPTEKS
KURIKULUM INTI & INSTITUSIONAL(no. 045/ U/ 2002) KONTEKS KEBUDAYAAN
endrop3ai@ its.ac.id
Implikasi kebijakan dalam penyusunan kurikulum
penetapan sejumlahmata kuliah wajib untuk
suatu program studi
kesepakatan sejumlahkompetensi utama/ minimal untuk suatu program studi
olehKONSORSIUM
(MIPA/SENI/TEKNOLOGI)
olehFORUM PROGRAM STUDI SEJENIS & STAKEHOLDERS
yang menjadi fokus adalahmateri keilmunya
yang menjadi fokus adalahkemampuan orangnya
dievaluasi olehPerguruan tinggi sendiri
dievaluasi olehPT dan masyarakat
(capaian pembelajaran)dirumuskandalam
KONSEP LULUSAN
PROFIL LULUSAN
MUTU LULUSAN &RELEVANSI
termuat dalamVisi dan Misi
dicapaidengan
PROGRAM AKADEMIK
utamanyadalam
dicapaidengan
StrategiPembelajaran
(SCL)
PengaturanBahan Kajian
(Peta Keilmuan)
hard skills soft skillsmendukung & melengkapi
KOMPETENSI LULUSAN
Masukan Asosiasi &
Stake holders
Kebijakan Universitas & Program Studi
TugasTim Kurikulum Prodi
Kelompok Studi/ Bidang studi / Laboratorium
Keterlibatan semua dosen
prodi
Ketetapan Program studi dan Universitas
TugasDosen pengampu
mata kuliah
Konsep& Strategi
pembelajaran
Pemilihan bahankajian :Tingkat keluasan,Tingkat kedalaman,Tingkat kemampuanyang ingin dicapai
Konsep mata kuliah terintegrasi
Matriks bhn kajian -capaian pembelajaran
Konsep mata kuliahdan besarnya sks
Struktur kurikulum &Rancangan pembelajaran
DOKUMEN KURIKULUM BARU
Kebijakan Universitas & Program Studi
Peta keilmuanProgram Studi
Kelompok Studi/ Bidang studi / Laboratorium
Keterlibatan semua dosen
TugasTim Pengembang Kurikulum Prodi
MasukanAsosiasi &
Stake holders
Ketetapan Program studi
Konsepkurikulum
4 pilar pendidikanUNESCO
TugasTim Pengembang
Kurikulum Prodi
Analisis SWOT(University values)(Scientific vision Prodi)
Tracer study(Need assessment)(Market signal)
PROFIL LULUSAN
RUMUSANCAPAIAN PEMBELAJARAN
(Learning Outcomes)
1. Pemilihan profil lulusan
Profil lulusan adalah jawaban terhadap pertanyaan :Program studi ini akan menghasilkan lulusan seperti apa ?
Suatu ‘peran’ di kehidupan yang dapat dilakukan oleh lulusan dikemudian hari (outcomes ).
. Guru Bhs Indonesia
. Instruktur BIPA• Editor Bahasa • Pewara• Redaktur Bahasa
CONTOH PROFIL Bahasa Indonesia
Untuk dapat berperansebagai profil tersebut,dibutuhkan sejumlah kompetensi yang harus dimiliki oleh lulusan
• Menguasai metode penelitian• Memiliki kepekaan masalah nyatapeneliti
• Memiliki leadership• Mampu menerapkan prinsip manajemenmanajer
• Mampu merencanakan program • Mampu melaksanakan dan mengendalikanperencana
45Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
3
•PENDIDIKAN (CBC)
•INTEGRASI KOGNITIF –
AFEKSI –PSIKOMOTOR
•HASILNYA TIDAK LANGSUNG•Mengelola,
merancang dll
•PELATIHAN (CBT)•MENEKANKAN PADA SKILLS•HASIL LANGSUNG (OUTPUT)•Ngelas, nyolder, menerima telpdll
MAKNA KOMPETENSI(dalam Bahasa Inggris)
competency competence
K0MPETENSI
KOGNITIF(Pengetahuan)
PSIKOMOTOR(ketrampilan)
AFEKTIF(sikap,nilai,minat)
KEMAMPUAN (BLOOM)
KEMAMPUAN (BLOOM)
Pengertian Kompetensi dalam pendidikan 2. Dari profil lulusan ke perumusan kompetensi
CONTOHPROFIL LULUSAN
SARJANA PBI
PENCIRI PROGRAM STUDI
PENCIRI LEMBAGA/ INSTITUSI
PENCIRI NASIONAL
KOMPETENSI UTAMA
KOMPETENSI KHUSUS
KOMPETENSI UMUM
1 Guru
2Instruktur
BIPA
3 Editor BAhasa
4 Pewara
Mampu merancang, mengelola, dan mengevaluasi pembelajaran bahasa Indonesia
Menerapkan pengetahuan mengelola pembelajaran BI untuk penutur asingMenerapkan pengetahuan bahasa sebagai acuan pemecahan masalah dalam penyuntingan
Mengaplikasikan bidang keahlian berbicara di depan publik
KOMPETENSI APA
YANG MENJADI CIRI
SARJANAPERGURUAN
TINGGI INI ?
ESTETIKA
KEWIRAUSAHAAAN
LIMA MATA KULIAH WAJIB NASIONAL
(PP 17/2010)1. Pendidikan
agama (2)2. Kewarganegara
an (2) 3. Pancasila (2)4. Bahasa
Indonesia (2)
PROFILLULUSAN S1
CAPAIAN PEMBELAJARAN MINIMUM
CAPAIAN PEMBELAJARAN TAMBAHAN SESUAI
VISI-MISI PT SENDIRI
1 Manajer /Administrator
Mampu mengelola pengelolaan dalampengajaran bahasa Indonesia berdasarprinsip manajemenMemiliki leadership
2 Peneliti
Mampu melakukan penelitian sesuaikaidah keilmuan dan mampumengomunikasikan hasilnya.
Memiliki kepekaan terhadap masalahkebahasaan
3 Pendidik
Menguasai prinsip-prinsip pengajaran bahasa Memiliki kemampuan untuk belajarsepanjang hayat
Mampu berkomunikasi dalam forum ilmiah bidang kebahasaan
4 PenyuluhMampu merencanakn dan melaksanakanprogram penyuluhan bahasa Indonesia
Dikaji apakahkemampuan
lulusannya sudahsetara dengan
level 6 KKNI (S1)
CAPAIAN PEMBELAJARAN SARJANA AKADEMIK S1 (MENURUT PERMENDIKBUD SNPT)
CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS (DITETAPKAN OLEH ASOSIASI PROGRAM STUDI)
menerapkan ilmu pengetahuan dan/atauteknologi di bidang keahliannya melaluipenalaran ilmiah berdasarkan pemikiranlogis, kritis, sistematis, dan inovatif;
mengkaji pengetahuan dan atau teknologidi bidang keahliannya berdasarkan kaidahkeilmuan, atau menghasilkan karyadesain/seni beserta deskripsinyaberdasarkan kaidah atau metodarancangan baku, yang disusun dalambentuk skripsi atau laporan tugas akhir;
mempublikasikan hasil tugas akhir ataukarya desain/ seni, yang memenuhi syarattata tulis ilmiah, dan dapat diakses olehmasyarakat akademik;
46 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
4
CAPAIAN PEMBELAJARAN SARJANA AKADEMIK S1 (MENURUT PERMENDIKBUD SNPT)
CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS (DITETAPKAN OLEH ASOSIASI PROGRAM STUDI)
menyusun dan mengkomunikasikan ide dan informasi bidang keilmuannya secara efektif, melalui berbagai bentuk media kepada masyarakat akademik;
mengambil keputusan secara tepatberdasarkan analisis dalam melakukansupervisi dan evaluasi terhadap pekerjaanyang menjadi tanggungjawabnya;
mengelola pembelajaran diri sendiri;
mengembangkan dan memeliharajaringan kerja dengan pembimbing, kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya.
(4)PENILAIAN/ASSES.
tingkatketercapaian
(1)CAPAIAN PEMBELAJARAN
(Learning outcomes)(Kompetensi Lulusan)
(2)BAHAN KAJIAN/materi ajar yang harus dikuasai
(3)DICAPAI LEWAT
strategipembelajaran
• Penilaian proses sama pentingnyadengan penilaianproduk/hasilbelajar.
• Penggunaaninstrumen rubrikdan porto folio
• Sesuai dengandeskripsi KKNI baikkelengkapan unsurdeskripsinya maupunlevel kualifikasinya
• Merupakan hasilkesepakatan prodisejenis
• Tetapi setiap Prodi tetap bisa menambahkemampuanlulusannya sesuaidengan visi dan misiPT nya masing-masing.
• Sesuai denganrumpun ilmunya
• Dipilih yang diperlukan untukmemenuhi capaianpembelajarantersebut
• Berdasarkan bidangkeilmuan yang akandikembangkan
• Ditambah dengankeilmuan yang dibutuhkan lulusanuntuk masa depan
• Dipilihberdasarkancapaianpembelajaranyang diharapkan
• Denganpertimbangan 3 aspek:mahasiswa, sarana -media, dan macambahan kajian
Paragraf 2 UUPT Tahun 2012RUMPUN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
Pasal 10
1) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi merupakankumpulan sejumlah pohon, cabang, dan ranting IlmuPengetahuan yang disusun secara sistematis
2) Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terdiri atas :a. rumpun ilmu agamab. rumpun ilmu humaniorac. rumpun ilmu sosiald. rumpun ilmu alame. rumpun ilmu formal, danf. rumpun ilmu terapan
3) Rumpun ilmu ini dapat diturunkan dalam cabang danranting ilmu hingga pada pokok bahasan
IS : Information SystemCS : Computer ScienceSE : Software EngineeringIT : Information TechnologiCE : Computer Engineering
Diolah dari presentasi Aptikom
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Pembentukan mata kuliah
BAHANKAJIAN
MATAKULIAH
PROFILLULUSAN PBI
S2
1 GURU BAHASA
2 PENELITI BAHASA
3 PENYULUH BAHASA
Mata kuliah A bersifat komprehensif KONSEP BLOKMata kuliah B bersifat parsial
MEMBANGUN STRUKTUR KURIKULUM (ada dua model strukturkurikulum)
• Berdasar strategi pembelajaran• Prasyarat dieliminir dalam
proses pembelajaran• Integrasi lebih awal.
Tim DIKTI
Mat
hem
atic
&
Basi
c Sci
ence
Basi
c Eng
inee
ring
(Eng
inee
ring
Prin
cipa
l)
Engi
neer
ingD
esig
n
Engi
neer
ing D
ispl
ine
Spec
ializ
atio
n
Hum
inity
, Soc
ial s
cien
ce,
prof
esio
nalp
ract
ice
& E
thicEngineering Disipline
Specialization
Engineering Design
Basic Engineering (Engineering Principle)
Mathematic & Basic Science
Hum
anis
tic,s
ocia
lsci
ence
, pr
ofes
iona
lpra
ctic
e &
eth
ic
• Berdasar logika keilmuan.• Asumsi dasar, ada prasyarat.• Parsial, integrasi diakhir
47Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
5
SemesterMATA KULIAH ALTERNATIF sks
1 2 3 4 5 6 7 A B C
Sem 12
Sem 11
Sem 10
Sem 9
Sem 8 18 12 10Sem 7 18 18 18
Sem 6 18 19 19Sem 5 18 19 19Sem 4 18 19 19Sem 3 18 19 19Sem 2 18 19 20Sem 1 18 19 20
Program PendidikanAkademik
RANCANGAN TUGAS Tgs 1 Studi kasus
RENCANA PEMBELAJARANMng Pokok Bahasan Ref.
1 Lingkupmanajemen
2 Manajemen3 Perkembangan. UTS.
.
15 UAS
b. PEMBELAJARAN(ACTUAL CURRICULUM)
a. RENCANA (CURRICULUM PLAN)
PROSES PEMBELAJARAN
PROSES EVALUASI (Assessment)
PENCIPTAAN SUASANA AKADEMIK
DAFTAR MATA KULIAH
SEMESTER I sks1 Manjemen I 4
2 Pengantar Ekonomi 3
3 Statistik 3
4 Bahasa Indonesia 2
5 Bahasa Inggris 2
6 Pancasila 2
7 Olah raga 2
18
KOMPETENSI dan MATA KULIAH (BSNP)
KOMPETENSI UMUM(penciri nasional)
• Pendidikan Agama (2 sks)• Pendidikan Kewarganegaraan (2 sks)• Pancasila (2 sks)• Bahasa Indonesia. (2 sks)
KOMPETENSI UTAMA(penciri program studi)
KOMPETENSI KHUSUS(penciri Universitas)
MATA KULIAH KEAHLIAN
MATA KULIAH UMUM/ WAJIB :
STANDAR ISI dari BSNP(dalam proses penetapan)
1 Kurikulum berbasis kompetensi
dengan mengacu pada 4 ranahkompetensi (pengetahuan, kemampuanberkarya, kewenangan dan tanggungjawab, sikap tata nilai)
2 Satu Semester Minimal 16 minggu
3Beban studi S1Beban studi S2Beban studi S3
Minimal 144 sks (lama studi 4-7 th)36-42 sks (lama studi 1-3 tahun)42-54 sks (lama studi 3-6 tahun)
4
Mata kuliah wajib S1 dan D3a. Pendidikan agamab. Pendidikan Kewarganegaraanc. Bahasa Indonesiad. Pendidikan Pancasila
Minimal 8 sks2 sks2 sks2 sks2 sks
5Mata kuliah wajib untuk S2a. Filsafat Ilmu (2 sks)b. Metode penelitian (2 sks)
Minimal 4 sks
RUMUSAN KOMPETENSIELEMEN KOMPETENSI
A B C D E1 Kompetensi Utama V V V V V
2 V V V
3 V V V V
4 V V V
5 V V V
6 Kompetensi Pendukung V V V
7 V V V
8 V V V V
9 Kompetensi lainnya V V V
10 V V V
Kompetensi lulusan harus mengandung 5 elemen kompetensi
(A) Landasan kepribadian. (B) Penguasaan ilmu, pengetahuan, teknologi, seni dan OR(C) Kemampuan berkarya (D) Sikap dan perilaku dalam berkarya(E) Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat
Tim DIKTI 2011
Pemilihan bahankajian :Tingkat keluasan,Tingkat kedalaman,Tingkat kemampuanyang ingin dicapai
Matriks bhn kajian ‐capaian pembelajaran
Konsep mata kuliahdan besarnya sks
Konsep mata kuliahterintegrasi
Struktur kurikulum &Rancangan pembelajaran
DOKUMEN KURIKULUM BARU
KebijakanUniversitas &Program Studi
Kelompok Studi/Bidang studi /Laboratorium
Peta keilmuanProgram Studi
Tugas TimPengembangKurikulum Prodi
MasukanAsosiasi &
Stake holders
Keterlibatansemua dosen
KetetapanProgram studi
Konsepkurikulum
Konsep &Strategi
pembelajaran
4 pilar pendidikanUNESCO
Tugas TimPengembang
Kurikulum Prodi
Analisis SWOT(University values)(Scientific vision Prodi)
Tracer study(Need assessment)
(Market signal)
PROFIL LULUSAN
RUMUSANCAPAIAN PEMBELAJARAN
(Learning Outcomes)
48 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
6
TEMPLATE PENYUSUNAN KERANGKA KURIKULUM
PERGURUAN TINGGI
B. Merumuskan Capaian Pembelajaran/ Kompetensi Lulusan
PROFIL LULUSAN S2
CAPAIAN PEMBELAJARANLULUSAN MENURUT LEVEL
KUALIFIKASI KKNI
CAPAIAN PEMBELAJARANCIRI LULUSAN PT
1 GURU BAHASA INDONESIA
2 PENELITI BAHASA
3 PENYULUH BAHASA
C. Merumuskan Capaian Pembelajaran/ Kompetensi Lulusan
PROFIL LULUSAN
CAPAIAN PEMBELAJARANPROGRAM STUDI
5 ELEMENKOMPEENSI
1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
D. MATRIK KOMPETENSI LULUSAN DENGAN KKNI
Keterangan :Beri tanda silang pada deskriptor KKNI1. Paragraf 1 : Keterampilan bidang kerja2. Paragraf 2 : Pengetahuan yang dikuasai3. Paragraf 3 : Kemampuan manajerial
NoKOMPETENSI LULUSAN
DESKRIPTOR JENJANG LEVEL KKNI
6 7 8 9
123
4
5
6dst
E. MATRIK KOMPETENSI LULUSAN DENGAN CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH
Setiap PLO atau SKL dapat mengandung banyak Capaian PembelajaranMata Kuliah (Course Learning Outcomes) . Sekumpulan CapaianPembelajaran Mata Kuliah (Misal 4 CPMK) dapat dikelompokkan dalamsatu nama mata kuliah.
CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAHKOMPETENSI LULUSAN
(PLO)
1 2 3 4 5 6
1.11.21.31.41.5dst
STRUKTUR KURIKULUM BERDASARKAN URUTAN MATA KULIAH (MK)
SMT KODE MK
NAMA MATA KULIAH
BOBOT SKS UNTUK BERI TANDA √PADAKOLOM YANG SESUAI BOBOT
KULIAH PRAKTIKUM/PRAKTIK INTI INSTITUSI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
I
II
III
dst
TOTAL SKS
49Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
7
KAITAN KOMPETENSI DAN ELEMEN KOMPETENSIPROGRAM STUDI : ......................................................
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN UNSUR
1 a b c d e
2 v
3 v
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Capaian Pembelajaran Program Studi (PLO)
Capaian Pembelajaran Perkuliahan (Course Learning
Outcomes)
Bahan Kajian
1 2 3 4 5 6
1. a.MK1 MK2
b. MK3
c.MK4
d.
dst. MK6
2. e. MK5
f.
g.
dst. MK7
dst.
Mengembangkan Capaian Pembelajaran Perkuliahan dan Menetapkan Matakuliah
PROGRAM STUDI : ......................................................
Capaian Pembelajaran
Perkuliahan (CLO)Indikator
Substansi Kajian/Materi/Isi
Perkiraan Waktu Pengalaman
Belajar SKS
T/D P/P L/TK
Catatan:
• T/D: Teori/Deklaratif, adalah pengalaman belajar yang diperoleh dari pembelajaran dengan pendekatan ekspositori, dengan bobot waktu 1 jam tatap muka setara dengan 60 menit.
• P/P: Praktikum/Prosedural, adalah pengalaman belajar yang diperoleh melalui serangkaian proses praktikum, penghayatan, pemodelan, simulasi, dengan bobot waktu 1 jam tatap muka setara dengan 120 menit.
• L/TK Lapangan/Tataran Kontekstual, adalah pengalaman belajar yang diperoleh melalui praktik langsung pada situasi dan kondisi nyata di lapangan dan atau masyarakat, dengan bobot waktu 1 jam tatap muka setara dengan 240 menit.
Selanjutnya, apabila pengalaman belajar sebagai hasil penetapan waktu dan strategi pembelajaran telah ditetapkan, maka dapat ditetapkan bobot sks dengan hitungan:
Pengembangan Silabus dan Penetapan SKSMatakuliah:......................................................
MATRIKS RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN DENGAN BAHAN KAJIAN
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHAN KAJIAN
1 A B C D E F G H I J K L M N
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
MATRIKS CAPAIAN PEMBELAJARAN DENGAN BAHAN KAJIAN(dalam rangka rekonstruksi kurikulum lama)
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN BAHAN KAJIAN
1 A B C D E F G H I J K L M N
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kerangka Kurikulum Dalam Bentuk MatakuliahPENYEBARAN MATA KULIAH DAN BEBAN STUDI (sks)
SemesterMATA KULIAH
USULAN JMLBEBAN (sks)
1 2 3 4 5 6 7 A B C
Sem 10
Sem 9
Sem 8 18 12 10
Sem 7 18 18 18
Sem 6 18 19 19
Sem 5 18 19 19
Sem 4 18 19 19
Sem 3 18 19 19
Sem 2 18 19 20
Sem 1 18 19 20
50 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
8
Mata kuliah : ................Sem : ......... Kode : ............. Sks : ...............Jurusan : ................................................... Dosen : ....................CAPAIAN PEMBELAJARAN : ......................................................................................
(1)
MINGGUKE
(2)
KEMAMPUANAKHIR YANG
DIHARAPKAN
(3)
BAHAN KAJIAN
(materi ajar)
(4)
BENTUKPEMBELAJARAN
(5)
KRITERIAPENILAIAN
(6)
BOBOT NILAI
CARA MENGISI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
NOMORKOLOM JUDUL KOLOM PENJELASAN PENGISIAN
1 MINGGU KE Menunjukkan kapan suatu kegiatan dilaksanakan, yakni mulai mingguke 1 sampai ke 16 ( satu semester) (bisa 1/2/3/4mingguan).
2 KEMAMPUAN AKHIRYANG DIHARAPKAN
Rumusan kemampuan dibidang kognitif, psikomotorik, dan afektifdiusahakan lengkap dan utuh (hard skills & soft skill), Merupakantahapan kemampuan yang diharapkan dapat mencapai kompetensimata kuliah ini diakhir semester.
3 BAHAN KAJIANMATERI PEMBELAJARAN
Bisa di isi pokok bahasan /sub pokok bahsan atau topik bahasan
4 BENTUK PEMBELAJARAN Bisa berupa : ceramah, diskusi, presentasi tugas, seminar, simulasi,responsi, praktikum, latihan, kuliah lapang, praktek bengkel, survailapangan, bermain peran, atau gabungan berbagai bentuk.Penetapam bentuk pembelajaran didasarkan pada keniscahayaanbahwa kemampuan yang diharapkan diatas akan tercapai denganbentuk/modelpembelajaran tersebut.
5 KRITERIA PENILAIAN(Indikator)
Berisi : indikator yang dapat menunjukkan pencapaian kemampuanyang dicanangkan, atau unsur kemampuan yang dinilai ( bisa kualitatifmisal ketepatan analisis, kerapian sajian, kreatifitas ide, kamampuankomunikasi, juga bisa yang kuantitatif : banyaknya kutipan acuan /unsur yang dibahas, kebenaran hitungan).
6 BOBOT NILAI Disesuaikan dengan waktu yang digunakan untuk membahas ataumengerjakan tugas, atau besarnya sumbangan suatu kemampuanterhadap pencapaian kompetensi mata kuliah ini
FORMAT TUGAS
MATA KULIAH : .......................................................................SEMESTER : ........................... sks : ...................................TUGAS KE : ........................Minggu KE : ..........................TGL DIBAGI : ......................TGL DIKUMPULKAN : ...............
1. TUJUAN TUGAS :................................................................................................
2. URAIAN TUGAS :a. Obyek garapan : .................................................................b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan : ...................c. Metode /cara pengerjaan, acuan yang digunakan : ...........d. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan/ dikerjakan : .........
3. KRITERIA PENILAIAN :a........................................%b .......................................%c ........................................%
PENJELASAN FORMAT TUGAS :1. TUJUAN TUGAS :
Rumusan kemampuan yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa bila ia berhasil mengerjakan tugas ini (hard skilll dan soft skill) .
2. URAIAN TUGAS :a. Obyek garapan : Berisi deskripsi obyek material yang akan distudi dalam tugas ini
(misal tentang penyakit kulit/manajemen RS/narkoba/bayi/perawatan darurat/dll)b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasan :
Uraian besaran, tingkat kerumitan, dan keluasan masalah dari obyek material yang harus distudi, tingkat ketajaman dan kedalaman studi yang distandarkan, (misal tentang perawatan bayi prematur, distudi tentang hal yang perlu diperhatikan, syarat-syarat yang harus dipenuhi-kecermatan, kecepatan, kebenaran prosedur, dll). Bisa juga ditetapkan hasilnya harus dipersentasi di forum diskusi/seminar.
c. Metode/cara pengerjaan tugas :Petunjuk tentang teori/teknik/alat yang sebaiknya digunakan, alternatif langkah-langkah yang bisa ditempuh, data dan buku acuan yang wajib dan yang disarankan untuk digunakan, ketentuan dikerjakan secara kelompok/individual.
d. Deskripsi luaran tugas yang dihasilkan :Tentang bentuk hasil studi/kinerja yang harus ditunjukkan/disajikan (misal hasil studi tersaji) dalam paper minimum 20 halaman termasuk skema, tabel dan gambar, dengan ukuran kertas kuarto, diketik dengan type dan besaran huruf tertentu, dan mungkin dilengkapi sajian dalam bentuk CD dengan format power point).
3. KRITERIAN PENILAIAN :Berisi butir-butir indikator yang dapat menunjukkan tingkat keberhasilan mahasiswa dalam usaha mencapai kompetensi yang telah dirumuskan.
Kriteria Penilaian
JENJANG ANGKA DESKRIPSI PERILAKUPENGISIAN FORMAT PENILAIAN
• JENJANG (GRADE)diisi dengan deskripsi tingkatan nilai, dengan jumlah tingkat yang kerinciannya sesuai dengan yang dikehendaki, bisa sangat rinci misal 10 tingkat, atau bisa hanya 4 tingkat.(sangat bagus, bagus, kurang bagus, buruk)
• ANGKA (SKOR)diisi dengan rentang angka yang sesuai dengan tingkat nilai pada kolom jenjang. (misal sangat bagus = > 80, bagus = 60-<80).
• DESKRIPSI PERILAKUdiisi dengan unsur-unsur yang menunjukkan standar mutu suatu kinerja ditiap tingkat yang telah ditetapkan.(misal, yang disebut sangat bagus dan mendapat nilai 80, dilihat dari unsur apa saja, dan deskripsi kualitas tiap unsur yang bagaimana sehingga diberi nilai 80).
51Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
1
Oleh: Djoko Saryono
Universitas MalangKontak: 08123380461
Email: [email protected]
IMPLIKASI PENERAPANKERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM DIKTI
KKNI disusun berdasarkan kebutuhan dan tujuan khusus, yang khas bagi Indonesia untuk menyelaraskan sistempendidikan dan pelatihan dengan sistem karir di dunia kerja. KKNI juga dirancang untuk sesuai dan setara dengan sistemyang dikembangkan negara‐negara lain. PengembanganKKNI juga merujuk dan mempertimbangkan sistemkualifikasi negara lain, antara lain Eropa, Australia, Inggris, Scotlandia, Hongkong, dan Selandia Baru. Hal ini menjadikankualifikasi yang tercakup dalam KKNI dapat dengan mudahdisetarakan dan diterima oleh negara lain sehinggapertukaran peserta didik maupun tenaga kerja antar negara dapat dilakukan dengan tepat.
PRINSIP PENGEMBANGAN KKNI
DI LUAR NEGERI : Penyusunan Kerangka Kualifikasi Nasional lebihdidominasi oleh kebutuhan di ranah pendidikannasional [pengembangan awal NQF – AQF, SQF]
INDONESIA: Penyusunan KKNI berdasarkan kebutuhan banyak pihak
(nakertrans, pendidikan nasional, pariwisata, perindustrian, kesehatan - MIRIP KONDISI EROPA
[pengembangan akhir NQF – EQF]
PERBEDAAN KKNI DENGAN KKN NEGARA LAINREGULASI KERANGKA KUALIFIKASI INDONESIA
[KKNI]
REGULASI
UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN
PP SISLATKERNAS
UNDANG-UNDANG DIKTI
PERPRES KKNI
• Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional• Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi• Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2014 tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi• Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional• Peraturan Pemeintah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pendidikan
Kedinasan• Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia• Permenakertrans Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi
Kompetensi Kerja Nasional• Permenakertrans Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional
REGULASI KERANGKA KUALIFIKASI INDONESIA [KKNI]
2011
Pengembangan KKNIKementerian Dikbud danKementerian Nakertrans
2010
Studi literatur dan komparasi: Australia, New Zealand, UK, Germany, France, Japan, Thailand, Hongkong, European Commission of Higher Education
2009
20032006
UU 20-2003PP no.31 -2006 –dasar dari KKNI
Implementasi KKNI, sinkronisasi lintas sektor, pengakuan oleh berbagai sektor atas kualifikasi KKNI.
2012
2016
Penyetaraan antara kualifikasi lulusan dengan kualifikasi KKNI, PPL, Pendidikan multi entry dan multi exit, Pendidikan sistem terbuka
SDM Asing
SDM Indonesia
PENILAIAN KESETARAAN DANPENGAKUAN KUALIFIKASI
52 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
2
KKNI merupakan sistem yang berdiri sendiri danmerupakan jembatan antara sektor pendidikan dan
pelatihan untuk membentuk SDM nasional berkualifikasi(QUALIFIED PERSON) dan bersertifikasi (CERTIFIED
PERSON) melalui skema pendidikan formal, non formal, informal, pelatihan kerja atau pengalaman kerja.
KEBERADAAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA [KKNI]
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diribangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan
dan pelatihan nasional yang dimiliki Indonesia
PEN
DID
IKA
N
FORM
AL
IJA
ZAH
KKNI
PEN
DID
IKA
N
NO
N-F
ORM
AL
INFR
OM
AL
SERT
IFIK
AT
BLK
KURS
US
KEJU
RUA
N
PELA
TIH
AN
IN
DU
STRI
PEN
GA
LAM
AN
KE
RJA
RPL
SERT
IFIK
AT
KOM
PETE
NSI
UJI
KO
MPE
TEN
SI
QUALIFIED
CERTIFIED
MODAL MANUSIA BERKUALIFIKASI DAN BERSERTIFIKASI
SEKTOR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERMASYARAKAT YANG BERKENAAN DENGAN KKNI
KKNI
PENDIDIKAN
PELATIHAN
INDUSTRI
MASYARAKAT
KEPEGAWAIAN NEGARA
INTERNASIONAL
• SERTIFIKASI• UJI KOMPETENSI
• STANDAR KOMPETENSI
• JENJANG • AKREDITASI
• KUALIFIKASI IJAZAH• PERTUKARAN PELAJAR • SISTEM GAJI
• JENJANG KARIR• STANDAR KOMPETENSI
• SISTEM GAJI• JENJANG KARIER
• STANDAR KOMPETENSI
• IZIN KERJA• SERTIFIKASI TENAGA ASING
• PENGAKUAN IJASAH & SERTIFIKAT NASIONAL OLEH INTERNASIONAL
RECOGNITION PRIOR LEARNING [RPL]
MAKSUD PENGEMBANGAN KKNI
KKNI dimaksudkan sebagai rujukan dan pedoman untuk: 1. menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang
diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
2. menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaianpembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
3. menyetarakan kualifikasi antara capaian pembelajaranyang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan atau pengalaman kerja;
4. mengembangkan metode dan sistem pengakuankualifikasi sumberdaya manusia dari negara lain yang akan bekerja di Indonesia.
TUJUAN UMUM KKNI
Tujuan umum pengembangan KKNI adalah: 1. Meningkatkan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk
menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutudan berdaya saing internasional;
2. Mendorong peningkatan mutu dan aksesibilitas sumber dayamanusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan internasional;
3. Membangun proses pengakuan yang akuntabel dan transparanterhadap capaian pembelajaran yang diperoleh melaluipendidikan formal, nonformal, informal, pelatihan ataupengalaman kerja yang diakui oleh dunia kerja secara nasionaldan/atau internasional
4. Meningkatkan kontribusi capaian pembelajaran yang diperolehmelalui pendidikan formal, nonformal, informal, pelatihanatau pengalaman kerja dalam pertumbuhan ekonomi nasional;
5. Mendorong perpindahan pelajar, mahasiswa, dan tenaga kerjaantara negara berbasis kesetaraan kualifikasi.
1. KKNI menganut strategi kesetaraan kualifikasi seseorang yang diperoleh dari dunia pendidikan formal, nonformal, dan informal, bahkan dari pengalaman bekerja.
2. KKNI mengakui kualifikasi pemegang ijasah yang akan bekerja maupun melanjutkan pendidikan di luar negeri, pertukaran pakar dan mahasiswa lintas negara. Sebaliknya KKNI juga memberikan pengakuan kualifikasi yang sesuai bagi pemegang ijasah dari luar negeri yang akan bekerja, melanjutkan studi atau riset di Indonesia.
3. KKNI mengakui kesetaraan kualifikasi capaian pembelajaran berbagai bidang keilmuan pada tingkat pendidikan tinggi, baik yang berada pada jalur pendidikan akademik, vokasi, profesi, serta melalui pengembangan karir yang terjadi di strata kerja, industri atau asosiasi profesi
LANDASAN PENGEMBANGAN KKNI
53Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
3
KONSEP-KONSEP KUNCI DALAM KKNI
KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA, yang selanjutnya disingkatKKNI, adalah kerangka penjenjangankualifikasi kompetensi yang dapatmenyandingkan, menyetarakan, danmengintegrasikan antara bidangpendidikan dan bidang pelatihan kerjaserta pengalaman kerja dalam rangkapemberian pengakuan kompetensikerja sesuai dengan struktur pekerjaandi berbagai sektor.
12345
789
6
KONSEP-KONSEP KUNCI DALAM KKNI
• CAPAIAN PEMBELAJARAN adalah kemampuan yang diperoleh melalui internalisasi dan akumulasipengetahuan, sikap, ketrampilan, kompetensi, danpengalaman kerja.
• KUALIFIKASI adalah penguasaan capaian pembelajaranyang menyatakan kedudukannya dalam KKNI.
• JENJANG KUALIFIKASI adalah tingkat capaianpembelajaran yang disepakati secara nasional, disusunberdasarkan ukuran hasil pendidikan dan/atau pelatihanyang diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja
• PENYETARAAN adalah proses penyandingan danpengintegrasian capaian pembelajaran yang diperolehmelalui pendidikan, pelatihan kerja, dan pengalamankerja.
12345
789
6
KONSEP-KONSEP KUNCI DALAM KKNI
• PENGALAMAN KERJA adalah pengalaman melakukan pekerjaan dalam bidang tertentu dan jangka waktutertentu secara intensif yang menghasilkankompetensi.
• SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA adalah prosespemberian sertifikat kompetensi yang dilakukansecara sistematis dan objektif melalui uji kompetensisesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional, dan/atau Standar Khusus.
• SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA adalah bukti tertulisyang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesiterakreditasi yang menerangkan bahwa seseorangtelah menguasai kompetensi kerja tertentu sesuaidengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.1
2345
789
6
KONSEP-KONSEP KUNCI DALAM KKNI
• PROFESI adalah bidang pekerjaan yang memiliki kompetensi tertentu yang diakui olehmasyarakat.
• KOMPETENSI adalah akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmen yang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dantanggung jawab individu pada bidang kerjanya.
• KOMPETENSI KERJA adalah kemampuan kerjasetiap individu yang mencakup aspekpengetahuan, keterampilan, dan sikap kerjayang sesuai dengan standar yang ditetapkan.1
2345
789
6
KONSEP-KONSEP KUNCI DALAM KKNI
• PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KERJA adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakuppengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuaidengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.
• STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA, yang selanjutnya disingkat SKKNI, adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakupaspek pengetahuan, keterampilan dan/ataukeahlian serta sikap kerja yang relevan denganpelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.1
2345
789
6
12345
789
6
JENJANG KUALIFIKASI PADA KKNI
• KKNI terdiri atas 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, dimulai dari jenjang 1 (satu) sebagai jenjangterendah sampai dengan jenjang 9 (sembilan) sebagai jenjang tertinggi.
• Jenjang kualifikasi KKNI terdiri atas (a) jenjang 1 sampai dengan jenjang 3 dikelompokkan dalamjabatan operator; (b) jenjang 4 sampai denganjenjang 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisiatau analis; (c) jenjang 7 sampai dengan jenjang9 dikelompokkan dalam jabatan ahli.
• Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI mencakupnilai-nilai sesuai deskripsi umum.
54 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
4
9
7
8
BNSP:SKKNI
A
6
4
5
3
1
2
56
CB
43
21
??
????
????
????
????
78
9
SMKD1
D2D3
D4-S1PROF
S2S3
PENJENJANGAN KKNI MELALUI 4 JEJAK JALAN
S2
S1
S3
Sekolah MenengahUmum
Profesi
Spesialis
D I
D IV
D III
D II
Sekolah MenegahKejuruan
JENJANG KUALIFIKASI PADA KKNI
KUALIFIKASI MANUSIA INDONESIA
PROFESI :SERTIFIKAT
PROFESI (PII)
INDUSTRI :FUNGSI JABATAN KERJA
PENDIDIKAN :GELAR AKADEMIS
OTODIDAK :PENGALAMANKEAHLIANKHUSUS
SMP SMAD1 D2 D3 S1 PRO S2 S3
9U 8
M D 7M 6
5
4
3
2
1OPERATOR ANALIS AHLI
KKNI
Pelatihan Keahlian
Pelatihan KetrampilanSe
rtif
ikas
iole
hLe
mba
gaSe
rtif
ikas
iPro
fesi
Pend
idik
anke
juru
an
PEN
DID
IKA
N T
ING
GI
Akd
emik
, Vok
asi,
Prof
esi
KUA
LIFI
KASI
ole
h
Lem
baga
QA
Ter
akre
dit a
siSE
RTIF
IKA
SI
PELATIHAN
PENDIDIKAN
12
3
4
5
7
8
9
6
KARAKTERISTIK UNSUR KANDUNGAN KKNI: KANDUNGAN SAINS, PENGETAHUAN, KEAHLIAN, DAN KETERAMPILAN BERVARIASI UNTUK JENJANG SETARA
KETERAMPILAN
KEAHLIAN
PENGETAHUAN
SAINS
LEBIH BERBOBOT KEILMUAN
LEBIH BERBOBOT KETERAMPILAN
AFEKSI
9 J
EN
JA
NG
KK
NI
KARAKTERISTIK UNSUR KANDUNGAN KKNI:KANDUNGAN KEILMUAN, PENGETAHUAN, KEAHLIAN, DAN
KETERAMPILAN BERVARIASI UNTUK JENJANG YANG BERBEDA
55Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
5
SAINS (science): suatu sistem berbasis metodologi ilmiah untuk membangun pengetahuan melalui hasil-hasil penelitian di dalam suatu bidang pengetahuan (body of knowledge). Penelitian berkelanjutan yang digunakan untuk membangun suatu ilmu pengetahuan harus didukung oleh rekam data, observasi dan analisa yang terukur dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman manusia terhadap gejala-gejala alam dan sosial.PENGETAHUAN (knowledge): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang fakta dan informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu. KEAHLIAN [Pengetahuan praktis] (know-how): penguasaan teori dan keterampilan oleh seseorang pada suatu bidang keahlian tertentu atau pemahaman tentang metodologi dan keterampilanteknis yang diperoleh seseorang melalui pengalaman atau pendidikan untuk keperluan tertentu.
PENJELASAN MAKNA ISTILAH
KETERAMPILAN (skill): kemampuan psikomotorik (termasuk manual dexterity dan penggunaan metode, bahan, alat dan instrumen) yang dicapai melalui pelatihan yang terukur dilandasi oleh pengetahuan (knowledge) atau pemahaman (know-how) yang dimiliki seseorang mampu menghasilkan produk atau unjuk kerja yang dapat dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif.
AFEKSI (affection): sikap (attitude) sensitif seseorang terhadap aspek-aspek di sekitar kehidupannya baik ditumbuhkan oleh karena proses pembelajarannya maupun lingkungan kehidupan keluarga atau mayarakat secara luas.
KOMPETENSI (competency): akumulasi kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu deskripsi kerja secara terukur melalui asesmenyang terstruktur, mencakup aspek kemandirian dan tanggung jawabindividu pada bidang kerjanya.
PENJELASAN MAKNA ISTILAH
Kompetensi
Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran : internasilisasi dan akumulasi ilmu pengetahuan, pengetahuan, keahlian [pengetahuanpraktis],ketrampilan, afeksi, dan kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu atau melalui pengalaman kerja.
Deskripsi Kualifikasi KKNI merefleksikan capaian pembelajaran(learning outcomes) yang perolehseseorang melalui jalur:• pendidikan• pelatihan• pengalaman kerja• pembelajaran mandiri
Kompetensi
Capaian PembelajaranSUPPLY SIDE:Ditetapkan olehPenyelenggaraPendidikan
DEMAND SIDE:Ditetapkan olehPengguna
Setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh empat parameter utama, yaitu (a) keterampilan kerja, (b) cakupan keilmuan/pengetahuan, (c) metode dan tingkat kemampuan dalam menerapkan keilmuan/ pengetahuan tersebut serta (d) kemampuan manajerial. Keempat parameter yang terkandung dalam masing‐masing jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang disebut Deskriptor KKNI. Kesembilan jenjang KKNI merupakan deskriptor yang menjelaskan hak, kewajiban dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keahliannya.
KETERAMPILAN KERJA
CAKUPAN KEILMUAN/
PENGETAHUAN
METODE DAN TINGKAT
KEMAMPUAN
KEMAMPUAN MANAJERIAL
56 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
6
1. Keterampilan kerja atau kompetensi merupakan kemampuan dalam ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif yang tercermin secara utuh dalam perilaku atau dalam melaksanakan suatu kegiatan, sehingga dalam menetapkan tingkat kompetensi seseorang dapat ditilik lewat unsur‐unsur dari kemampuan dalam ketiga ranah tersebut.
2. Cakupan keilmuan/pengetahuan merupakan rumusan tingkat keluasan, kedalaman, dan kerumitan/ kecanggihan pengetahuan tertentu yang harus dimiliki, sehingga makin tinggi kualifikasi seseorang dalam KKNI ini dirumuskan dengan makin luas, makin dalam, dan makin canggih pengetahuan/ keilmuan yang dimilikinya.
3. Metode dan tingkat kemampuan adalah kemampuan memanfaatkan ilmu pengetahuan, keahlian, dan metoda yang harus dikuasai dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan tertentu, termasuk didalamnya adalah kemampuan berpikir (intellectual skills).
4. Kemampuan manajerial merumuskan kemampuan manajerial seseorang dan sikap yang disyaratkan dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, serta tingkat tanggung jawab dalam bidang kerja tersebut.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
[alinea 1 di setiap jenjang]
[alinea 2 di setiap jenjang][alinea 3 di setiap jenjang]
[deskripsi umum]
PENGUASAAN SAINS, SAINS REKAYASA, atauSAINS APLIKASIAlinea 2 deskriptor KKNI
PENGUASAANREKAYASA dan/atau
TEKNOLOGIAlinea 1 deskriptor KKNI
PENGUASAAN KEMAMPUAN MANAJERIALAlinea 3 deskriptor KKNI
AfeksiDeskripsi umum
KKNI
PARAMETER DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI
1 Mampu melakukan …………………..
dengan menggunakan ………………dengan cara …………………………..dan dapat menunjukkan hasil ………..dalam (kondisi) ……………………….
2 Mempunyai pengetahuan …………… sehingga dapat………………..
3 Memiliki kemampuan(pengelolaan)……..dan…….(softskills)…………
DESKRIPSI UMUMSesuai dengan ideologi negara dan budaya bangsa Indonesia, makaimplementasi sistem pendidikan nasional dan sistem pelatihan kerja yang dilakukan di Indonesia pada setiap jenjang kualifikasi mencakup prosesyang menumbuhkembangkan afeksi sebagai berikut :
• Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
• Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalammenyelesaikan tugasnya
• Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air sertamendukung perdamaian dunia
• Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulianyang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya
• Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, danagama serta pendapat/temuan orisinal orang lain
• Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untukmendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
57Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
7
JENJANG 1 [Lulusan SD dan SMP][Semua manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani]
• Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan menggunakan alat, aturandan proses yang telah ditetapkan, serta di bawahbimbingan, pengawasan dan tanggung jawabatasannya.
• Memiliki pengetahuan faktual.
• Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain
JENJANG 2 [Lulusan SMA dan SMK]
• Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, denganmenggunakan alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan kinerja dengan mutuyang terukur, di bawah pengawasan langsung atasannya.
• Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuanfaktual bidang kerja yang spesifik, sehingga mampumemilih pemecahan yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membimbing orang lain.
JENJANG 4 [lulusan D1]
• Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, denganmenerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkansejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkankinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagianmerupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
• Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsipserta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahliantertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalahyang lazim dengan metode yang sesuai.
• Mampu kerjasama dan melakukan komunikasi dalam lingkupkerjanya.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas hasil kerja orang lain.
JENJANG 4 [lulusan D2]
• Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifikdengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metodeyang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampumenunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
• Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu danmampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidangkerjanya.
• Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusunlaporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain
JENJANG 5 [lulusan D3]
• Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metodeyang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum bakudengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerjadengan mutu dan kuantitas yang terukur.
• Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secaraumum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalahprosedural.
• Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulissecara komprehensif.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.
JENJANG 6 [Sarjana S1 dan D4]
• Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya, danmampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi dalampenyelesaian masalah.
• Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secaraumum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidangpengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampumemformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
• Mampu mengambil keputusan strategis berdasarkan analisisinformasi dan data, dan memberikan petunjuk dalam memilihberbagai alternatif solusi.
• Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
58 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
8
JENJANG 7 [PENDIDIKAN PROFESI ]
• Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawahtanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensifkerjanya dengan memanfaatkan IPTEKS untuk menghasilkanlangkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atauseni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatanmonodisipliner.
• Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategisdengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semuaaspek yang berada di bawah tanggung jawab bidangkeahliannya.
JENJANG 8 [MAGISTER & SPESIALIS]
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, danatau seni di dalam bidang keilmuannya atau praktekprofesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karyainovatif dan teruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, danatau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekataninter atau multidisipliner .
• Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampumendapat pengakuan nasional maupun internasional.
JENJANG 9 [DOKTOR]
• Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau senibaru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnyamelalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, danteruji.
• Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atauseni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter,multi atau transdisipliner.
• Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset danpengembangan yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dankemaslahatan umat manusia, serta mampu mendapatpengakuan nasional maupun internasional.
• Sebagai acuan utama penetapan Standar Kompetensi Lulusan pada Program Studi [baca: Sebagai acuan utama penetapan Standar Kompetensi Lulusan PBSI]
• Sebagai acuan penetapan Standar Kompetensi Lulusan yang termaktub dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi [SN Dikti] dan Standar Pendidikan Tinggi [lembaga]
• Sebagai landasan atau dasar perumusan Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, dan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
PENERAPAN KKNI DI BIDANG PENDIDIKAN TINGGI
(1) Kerangka Kualifikasi Nasional merupakan penjenjangancapaian pembelajaran yang menyetarakan luaranbidang pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam rangka pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaandiberbagai sektor.
(2) Kerangka Kualifikasi Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi acuan pokok dalam penetapankompetensi lulusan pendidikan akademik, pendidikanvokasi, dan pendidikan profesi.
(3) Penetapan kompetensi lulusan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.
UNDANG-UNDANG 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI, BAGIAN LIMA, PASAL 29
59Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
9
UNDANG-UNDANG 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI, BAGIAN LIMA
Pasal 35, Ayat (2)Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan oleh setiap Perguruan Tinggi denganmengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi untuk
setiap Program Studi yang mencakup pengembangankecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan.
Pasal 36Kurikulum pendidikan profesi dirumuskan bersama
Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atauorganisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu
layanan profesi dengan mengacu pada StandarNasional Pendidikan Tinggi.
PERMENDIKBUD NOMOR 73 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA
BIDANG PENDIDIKAN TINGGI [PASAL 10]
(4) Dalam menerapkan KKNI bidang pendidikantinggi, perguruan tinggi mempunyai tugas danfungsi:a. setiap program studi wajib menyusun deskripsi
capaian pembelajaran minimal mengacu padaKKNI bidang pendidikan tinggi sesuai denganjenjang.
b. setiap program studi wajib menyusun kurikulum, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaankurikulum mengacu pada KKNI bidang pendidikantinggi sesuai dengan kebijakan, regulasi, danpanduan tentang penyusunan kurikulum program studi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b.
c. setiap program studi wajib mengembangkansistem penjaminan mutu internal untuk memastikan terpenuhinya capaian pembelajaran program studi.
PENERAPAN KKNI PADA PBSI
KKNI
STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN TINGGI
STANDAR KOMPETENSI
LULUSANPBSI
STANDAR ISI, PROSES, DAN
PENILAIANPBSI
STANDAR PENDIDIKAN
TINGGI
STANDAR KOMPETENSI
LULUSANPBSI
STANDAR ISI, PROSES,
PENILAIANPBSI
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DIKTI
SKL = KRITERIA CAPAIAN
PEMBELAJARAN
RANAH SIKAP
RANAH PENGETAHUAN
RANAH KETERAMPILAN
CAPAIAN PEMBELAJARAN PBSI
VISI PERTI dan PBSI
MISI PERTI dan PSBI
TUJUANPERTI DAN PROGRAM STUDI PBSI
60 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
10
RUMUSAN CAPAIAN PEMBELAJARAN
• sikap dan tata nilai• penguasaan pengetahuan
[keilmuan]• keterampilan kerja umum• keterampilan kerja khusus
PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM STUDI
KKNI
SN Dikti SKL SPT
KURIKULUM PROGRAM STUDI
BIDANG STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SKL PBSI
STANDAR PROSES STANDAR ISI STANDAR
PENILAIAN
SN Dikti DAN SPT
KURIKULUM PROGRAM STUDI
PENYUSUNAN KURIKULUM PROGRAM STUDI
KurikulumProgram Studi
SerangkaianBlok Matakuliah
SerangkaianMatakuliah
HAKIKAT MATAKULIAH PROGRAM STUDI
KELOMPOK MATAKULIAH
MK WAJIB UMUM PROGRAM STUDI
MK WAJIB PROGRAM STUDI
MK PILIHAN PROGRAM STUDI
BEBAN PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI S1
• Program Sarjana: Minimal 144 SKS [MK Wajib Umum minimal 8 SKS, MK Wajib Prodi, dan MK Pilihan Prodi 126 SKS termasuk Skripsi antara 4-6 SKS]
• Program Pendidikan Profesi: Minimal 24 SKS sebidang atau setara [MK Wajib Prodi, MK Pilihan Prodi, dan MK Keahlian Spesifik]
• Satu SKS setara minimal 3 jam kegiatan belajar/minggu/semester
• Beban Belajar Mahasiswa: 8 jam/hari [48 jam/minggu]
61Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
11
BENTUK PEMBELAJARAN PROGRAM STUDI
BENTUK
KULIAH
RESPONSI/TUTORIAL/SEMINAR
PRAKTIKUMPPL
SKRIPSI/TUGAS AKHIR
KETERAMPILAN KERJA KHUSUS
KETERAMPILAN KERJA UMUM
PENGETAHUAN
SIKAP DAN TATA NILAI
KONSEP KOMPETENSI
MATAKULIAH WAJIB UMUM
SIKAP
TATA NILAI
[MATAKULIAH WAJIB UMUM]:
Agama Pancasila
KewarganegaraanBahasa Indonesia
DISKRIT
INTEGRATIF
CAPAIAN PEMBELAJARAN
MATAKULIAH WAJIB UMUM
Agama
Pancasila
Kewarganegaran
Bahasa Indonesia
PEMBELAJARAN DISKRIT MWU PEMBELAJARAN INTEGRATIF MWU
Agama
Pancasila danKewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Tambah MWU Universitas
62 Musyawarah & Seminar Nasional III AJPBSI
12/11/2014
12
PEMBELAJARAN MWU
PEMBELAJARAN MW
PEMENUHAN CAPAIAN
PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN MATAKULIAH WAJIB UMUM
• Harus ada Rencana Pembelajaran Semester [RPS] atau Istilah Lain
• Rencana Pembelajaran Semester Harus Disusun sebelum Proses Pembelajaran
• Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan dosen harus menyiapkan sumber belajar yang terdiri atas (a) buku wajib; (b) akses atas informasi; © hasil penelitian/karya; (d) kejadian/fakta, dan (e) hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
PERENCANAAN PROSES PEMBELAJARAN MATAKULIAH WAJIB UMUM [PASAL 19 , 20, DAN 22 SNPT]
RPS paling sedikit memuat:a. nama program studi dan nama, kode, semester, sks,
dosen, serta capaianb. pembelajaran mata kuliah atau blok mata kuliah;.c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran;d. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan
pada tiap tahape. pembelajaran;f. bahan pembelajaran atau bahan kajian;g. kriteria atau indikator penilaian;h. bobot penilaian;i. strategi pembelajaran/pengalaman belajar mahasiswa;j. daftar referensi yang digunakan;k. rincian/deskripsi semua tugas yang harus dikerjakan
oleh mahasiswa
SKKNI
CAPAIAN PEMBELAJARAN
KURIKULUM
BAHAN KAJIAN
BAHAN AJAR
TUGAS ASOSIASI PENDIDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
• Perumusan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia [Dasar: Perpres No. 8 Tahun 2012, Bab III, Pasal 9 Ayat 1 dan 2]
• Capaian Pembelajaran Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia [Dirumuskan oleh Perguruan Tinggi dengan Fasilitasi AJPBSI [Dasar: Permendikbud 73 Tahun 2013, Pasal 10, Ayat 4.