makna dan nilai tari paduppa dalam tradisi suku bugis …

99
MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS DI KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan pada Program Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh ANISAH AAH MARFUAH 10538331915 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEPTEMBER, 2019

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

1

MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS

DI KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Jurusan pada Program Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ANISAH AAH MARFUAH 10538331915

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEPTEMBER, 2019

Page 2: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

2

Page 3: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

3

Page 4: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

4

AHMOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Perempuan itu harus terdidik dan berintelektual, Universitas pertama

dan terbaik untuk manusia adalah Rahim perempuan

Setiap penulis akan mati, hanya karyanya yang akan abadi.

Maka tulislah yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti

-Ali bin Abi Thalib-

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini ku

persembahahkan untuk :

Ibu dan Bapakku, yang telah mendukung dan memberikan

motivasi, serta memberikan kasih sayang yang teramat besar

yang tak mungkin bias ku balas, yang selama ini beliau berikan.

Keluarga dan Teman-teman yang selalu memberikanku

semangat dan do‟a yang tiada hentinya.

Page 5: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

5

ABSTRAK

Anisah Aah Marfuah. 2019. Makna dan Nilai Tari Paduppa dalam Tradisi Suku Bugis di Kabupaten Soppeng. Skripsi. Program Studi Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammdiyah Makassar. Pembimbing I Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. dan Pembimbing II Dr. Muhajir, M.Pd.

Tari Paduppa merupakan tarian penjemputan tamu yang sekarang ini masih jarang dilakukan karna Tari Paduppa di Soppeng itu hanya dilakukan pada keturunan bangsawan atau yang memliki keturunan Arung. Masyarakat Soppeng itu sendiri masih ada yang belum paham tentang tata pelaksanan Tari Paduppa dan juga belum memahami apa makna dan nilai yang terkadung dalam Tari Paduppa.Tentu hal ini akan menimbulkan pengaruh yang luas pada sistem sosial dan budaya masyakat, tanpa disadari secara perlahan kebudayaan yang dari leluhur mulai luntur.

Skripsi ini menggunakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui makna dan nilai Tari Paduppa. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Soppeng dalam penelitian ini terdiri dari tiga informan yang paham akan makna dan nilai Tari Paduppa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sementara analisis data dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian dari eksistensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng tentang pelaksanaan Tari Paduppa itu dari sejak zaman dahulu dilaksanakan, hanya saja orang-orang bangsawan yang bisa melaksanakannya tetapi sekarang ini sudah banyak yang mengadakan Tari Paduppa, bukan hanya dari bangsawan tapi dari berbagai kalangan, baik itu di acara perkawinan atau acara kantor yang kedatangan tamu dari luar Sulawesi.

Makna dan nilai di setiap gerakan Tari Paduppa memiliki banyak makna di dalamnya sehingga menarik untuk dipahami. Adapun yang menjadi makna keseluruhan dari Tari Paduppa ada makna yang terkandung yaitu makkasiriwing yang artinya gerakan penobaan, akkalabbing artinya penghargaan pada raja, soro sappu yaitu istiadat bangsawan, dilanjutkan gerakan mappasoro anjangan artinya mengakhiri tarian dan massimang artinya mohon diri. Tari paduppa mempunyai nilai yang terkandung yang bersifat moral, budaya, religius.

Kata Kunci : Budaya, Suku Bugis, dan Tari Paduppa

Page 6: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

6

ABSTRACT

Anisah Aah Marfuah. 2019. The Meaning and Value of Paduppa Dance in the Bugis Tribe Tradition in Soppeng Regency. Thesis. Sociology Study Program Faculty of Teacher Training and Education Muhammdiyah University Makassar. Supervisor I Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. and Supervisor II Dr. Muhajir, M.Pd.

Paduppa Dance is a guest pickup dance which is still rare because the dance of Paduppa in Soppeng was only done on the descendants of nobility or who had a descendant of Arung. The Soppeng community itself still has no idea about the implementation of dance Paduppa and also has not understood what the meaning and value of the dance in Paduppa. Of course this will lead to a wide influence on social and cultural systems, Without slowly realizing the culture of the ancestors began to fade. This thesis uses qualitative research aimed at knowing the meaning and value of dance Paduppa. The location of this research is done in Soppeng Regency in this study consists of three informant that understands the meaning and value of dance Paduppa. The collection of data in this study uses three techniques: observation, interviews, and documentation. While analysis of data in this study uses data reduction, data presentation, and withdrawal of conclusions. The results of the research from the existence of dance Paduppa in Soppeng regency about the implementation of the dance Paduppa since ancient times executed, only those noblemen who can do it but now there are many who hold dance Paduppa, not only from the nobility but from various circles, either at the wedding event or office events that guests coming from outside Sulawesi. The meaning and value in each movement dance Paduppa has a lot of meaning in it so it is interesting to understand. As for the overall meaning of the Paduppa dance there is the meaning of the makkasiriwing which means the movement of the Penobaan, akkalabbing means appreciation to the king, the Sappu of the palace of nobility, continued movement Mappasoro enlargement means to end the dance and the Massimang means please yourself. Dance Paduppa has a value that is of moral, cultural, religious. Keywords: culture, Bugis tribe, and Paduppa dance

Page 7: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

7

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan atas kepada Allah SWT, berkat rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya

penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua

pihak yang membantu kelancaraan penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan

moril maupun material. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan

tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Disamping

itu, izinkan penulis untu menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada :

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. Abdul

Rahman Rahim, SE., M.M.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,

MPd., Ph.D sserta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si

dan Sekertaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin,

S.Pd., M.Pd., Ph.D, beserta seluruh stafnya

4. Bapak Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. sebagai pembimbing I (satu)

dan Bapak Dr. Muhajir, M.Pd. sebagai pembimbing II (dua) yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

skrispsi ini

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan

ALLAH SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat

dikemudian hari.

6. Ungakapan terima kasih dan penghargaan yang sangat spesial penulis

hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua

penulis yang tercinta, Ayahanda Drs. H. Pannaco M.Si dan Ibunda Hj.

Page 8: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

8

Marwa S.Pd. serta kakak dan adik penulis yang dengan segala

pengorbanannya tak akan pernah penulis lupakan atas jasa-jasa mereka.

Doa restu, nasehat dan petunjuk dari mereka yang merupakan dorongan

moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.

7. Sanggar Seni Naurah yang telah memberikan bantuan kepada penulis

untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan yang diberikan

kepada penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung

penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak pemimpinan beserta staf Perpustakaan Pusat, Perpustakaan Fakultas

dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada penulis

untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman Mahasiswa program studi pendidikan Sosiologi khususnya

teman-teman seperjuangan Kelas D yang selalu memberikan support

kepada penulis

10. Sahabat terdekat penulis yang selalu mendukung penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan

pahala dari rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbal a‟lamin

Unismuh Makassar, 03 September 2019

Anisah Aah Marfuah

Page 9: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iii

SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

ABSTRAK BAHASA INDOSNESIA ................................................................ vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS .....…………………………………………viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 7

C. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

E. Defini Operasional .................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10

A. Kajian Konsep ........................................................................................... 10

1. Budaya................................................................................................. 10

2. Suku Bugis .......................................................................................... 11

3. Tari Paduppa ....................................................................................... 16

Page 10: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

10

B. Kajian Teori .............................................................................................. 20

C. Kerangka Pikir .......................................................................................... 25

D. Kajian Relevan .......................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian................................................................ 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 30

C. Informan penelitian ................................................................................... 30

D. Fokus dan Subjek Fokus Penelitian .......................................................... 31

E. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 31

F. Instrumen Penelitian.................................................................................. 31

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 32

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 35

I. Keabsahan Data ......................................................................................... 36

J. Etika Penelitian ......................................................................................... 39

BAB IV GAMABARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN ...................... 41

A. Sejarah Lokasi Penelitian .......................................................................... 41

B. Letak Geografi .......................................................................................... 42

C. Keadaan Sosial .......................................................................................... 45

D. Keadaan Pendidikan ................................................................................. 48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 51

A. Hasil penelitian.......................................................................................... 51

1. Eksisten Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng .................................. 51

2. Makna dan Nilai Tari Paduppa ........................................................... 56

B. Pembahasan ............................................................................................... 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 74

A. Kesimpulan ............................................................................................... 74

B. Saran .......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 11: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

11

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk kecamatan ............................................................ 45

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk menurut agama ................................................... 47

Page 12: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir .............................................................. 25

Gambar. 4.1 Lokasi ........................................................................................... 42

Gambar 5.1 Gendang ........................................................................................ 62

Gambar 5.2 Kecapi............................................................................................ 62

Gambar 5.3 Suling ............................................................................................ 63

Gambar 5.4 Pui-Pui ........................................................................................... 63

Page 13: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terdiri atas

ragam suku, budaya, ras, daerah. Kebudayaan merupakan hasil pemikiran

manusia berdasarkan kehidupannya yang sangat eratdengan aspek

kehidupan karena tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Kebudayaan berarti hal-hal yang berhubungan dengan akal atau budi yang

merupakan buah usaha manusia. Kebutuhan akan nilai seni yang bersifat

pribadi atau kelompok akan menghasilkan bentuk seni yang berbeda-beda

yang terpengaruhi oleh nilai-nilai sosial budaya.

Suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh

sebuah kelompok orang diwariskan dari generasi ke generasi. kebudayaan

terbentuk dari unsur yang rumit, termasuk, sistem agama, politik, bahasa,

adat istiadat dan karya seni. Kebudayaan bagian tak terpisahkan dari diri

manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan

secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-

orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya,

membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Kebudayaan bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Unsur- unsur

sosial budaya ini meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan

mengapa orang mengalami kesulitanketika berkomunikasi dengan orang

lain terlihat dalam definisi kebudayaan. Makna yang terkandung dalam

kebudayaan sangat luas yang merupakan manifestasi serta implementasi

1

Page 14: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

14

buah pikiran. Kebudayaan sebagai perwujudan ungkapan kreatifitas dari

berbagai aspek manusia yang terdiri atas berbagai corak dan ragam bersifat

material dan kebendaan maupun yang bersifat rohaniah. Yang bersifat

material tentunya yang menyangkut pengadaan bentuk sandang, pangan dan

perumahan serta sifat kebendaan lainnya. Sedangkan kebutuhan yang

bersifat rohaniah menyangkut hal-hal yang bersifat abstrak seperti masalah

keindahan.

Masalah keindahan yang tertuang dalam bentuk kesenian merupakan

bagian yang terpenting dalam kebudayaan. Kesenian adalah daya akal

pikiran naluri manusia yang bersifat indah. Manusia sebagai makhluk hidup

yang berbudaya tentunya butuh akan hal-hal yang bersifat keindahan. Sebab

keindahan itu adalah unsur konsumtif dari kehidupan rohaniah dan perlu

dibina dan dipelihara agar ada keseimbangan pertumbuhan antara kehidupan

jasmaniah dan rohaniah. Keindahan menjadi kebutuhan dari manusia tidak

disertakan keindahan, maka akan mengalami kehampaan.

Ditinjau dari konteks kebudayaan bahwa ternyata berbagai corak

ragam kesenian yang ada di Indonesia ini terjadi karena adanya lapisan-

lapisan kebudayaan yang berumpuk dari zaman ke zaman. Di samping itu,

keanekaragaman corak kesenian terjadi karena adanya berbagai lingkungan

budaya yang hidup berdampingan dalam satu masa sekarang ini. Ditinjau

dalam konteks kemasyarakatan, bahwa jenis-jenis kesenian tertentu

mempunyai kelompok-kelompok pendukung tertentu. Perbedaan fungsi dan

perubahan bentuk pada hasil-hasil seni dan disebabkannya oleh dinamika

masyarakat.(Damono, 2010)

Page 15: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

15

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-

anggota dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan

dunia makna dan logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang

paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan

hidup mereka.Dengan demikian budayalah yang menyediakan suatu

kerangka untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinnya

meramal perilaku orang lain. Kepercayaan yang tertanam (believe sytem)

yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak berperilaku

(tidak terlihat).

Setiap kebudayaan mempunyai suku yang berbeda-beda salah

satunya adalah Suku Bugis yang berasal dari Sulawesi Selatan. Suku yang

ada di Sulawesi Selatan terbagi menjadi 3 suku yaitu Suku Makassar, Suku

Mandar, Suku Toraja. Suku Bugis juga termasuk dalam Suku Melayu Muda.

Kebudayaan Suku Bugis Makassar dapat dijumpai diberbagai pulau di

Sulawesi bagian selatan. Orang Bugis mendiami beberapa kabupten seperti

Bulukumba, Sinjai, Bone, Sopppeng, Wajo. Sedangkan orang Makassar

mendiami Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Maros.

Kebudayaan daerah khususnya tarian mencerminkan kekayaan dan

keanekaragaman suku bangsa dan budaya. Tarian meruapakan gerak tubuh

yang dilakukan secara berirama dan di lakukan pada waktu dan tempat

tertentu guna untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan sebuah perasaan,

maksud, serta pikiran yang disertai dengan musik pengiring guna untuk

mengatur gerakan sang penari dan juga memperkuat maksud yang di

sampaikan.

Page 16: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

16

Suku Bugis Makassar memiliki Tarian khas seperti Tari Gandrang

Bulo, Tari Pakarena, Tari Paduppa. Tari Gandrang Bulo memiliki arti

pukulan atau tabuhan dab bulo memilki arti bambu. Tarian ini biasa

ditampilkan bebrapa orang dengan suasana ramai dan ceria diiringi tabung

gendang dan tabuan bambu. TariPakarena merupakan tari pertama kali ada

di abad ke-17 tahun 1930 pada saat Panali Raja dilantik menjadi Raja

Gantarang Lalang Bata. Meski memang tidak ada data pasti kemunculan

tarian ini, namun masyarakat setempat beranggapan jika tari ini memiliki

hubungan dengan Tumanurung.

Kabupaten Soppeng sangat di kenal juga dengan berbagai

kebudayaan yang masih sangat kental, Ada bermacam-macam tarian dan

kesenian tradisional yang terus bertahan sampai saat ini. Adapun juga tarian

yang di Kabupaten Soppeng yaitu Pakkuru Sumange. Sumange itu sukma

jadi, Pakkuru Sumange artinya memanggil Sukma. Yang bersimbol tentang

kehidupan agar damai kehidupannya, tenang banyak rezekinya dan

diberkahi Tuhan. Tarian ini masih sering di tarikan pada masyarakat

Soppeng itu sendiri. Tarian-tarian yang ada di Sulawesi Selatan sangatlah

bagus untuk di bahas, namun bagi peneliti yang menarik untuk diteliti yaitu

Tari Paduppa yang merupakan tarian yang sangat sakral untuk ditarikan.

Tari Paduppa merupakan sebuah tarian yang menggambarkan

bahwa orang bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai tari selamat

dari Suku Bugis. Orang Bugis jika kedatangan tamu biasanya

menghidangkan bosara seperti tanda kehormatan yang berisikan kue-kue

khas masyarakat Bugis seperti cucuru, songolo, bandang-bandang, kue

Page 17: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

17

lapis. Bosara sendiri merupakan piring khas suku bugis Makassar di

Sulawesi Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi

dengan penutup khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna

terang, seperti warna merah, biru, hijau, atau kuning, yang diberi ornament

kembang keemasan disekelilingnya.

Tari Paduppa ditarikan oleh para gadis-gadis cantik yang berjumlah

ganjil dan sering ditarikan untuk menjamu orang terhomat, menyambut

tamu, pesta adat, dan pesta perkawinan. Busana yang digunakan dalam

Tarian Paduppa adalah baju bodo (pakaian adat bugis), sarung sutra,

lengkap dengan aksesorisnya (bando bunga, anting, gelang serta kalung).

Sebagai musik pengiringan Tari Paduppa menggunakan alat musik gendang

Makassar, pui-pui, suling, serta kecapai.

Melihat berbagai perkembangan sekarang ini banyak masyarakat

Suku Bugis hanya melihat tarian penyambutan sebagai tarian biasa, padahal

di dalam tarian tersebut terdapat nilai dan makna. Masih banyak di kalangan

masyarakat yang kurang paham tentang Tari Paduppadengan kecanggihan

teknologi membuat tari-tari tradisional memulai memudar dengan hadirnya

komunitas yang meniru budaya barat salah satunya itu yang

merupakanKomunitas Freestyle yang merupakan komunitas tari modern

atau biasa disebut Shuffle Dance.

Tari Paduppa sekarang ini di Soppeng masih jarang dilakukan karna

Tari Paduppa di Soppeng itu hanya dilakukan pada keturunan bangsawan

atau yang memliki keturunan andi. Padahal Tari Paduppa ini adalah Tarian

penyambutan tamu. Masyarakat Soppeng itu sendiri masih ada yang belum

Page 18: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

18

paham tentang tata pelaksanan Tari Paduppa dan juga belum memahami apa

makna yang terkadung dan dalam Tari Paduppa.Tentu hal ini akan

menimbulkan pengaruh yang luas pada sistem sosial dan budaya masyakat,

tanpa disadari secara perlahan kebudayaan yang dari leluhur mulai luntur.

Rendahnya pengetahuan menyebabkan alkulturasi kebudayaan yang tidak

sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung.

Tari Paduppa ini perlu dijaga agar tidak hilang atau tersingkirkan

dengan tarian-tarian modern yang ada saat ini. Dilihat sekarang ini begitu

banyak jenis tarian yang masuk di Indonesia yang tariannya itu tidak

mencerminkan kebudayaan. Agar kebudayaan yang sekarang kita miliki

terjaga dan bisa diwarisi secara turun menurun itu khususnya Tari Paduppa

dan di dapat diwarisi oleh penerus berikutnya.

Penulis tertarik mengetahui budaya Suku Bugis pada proses

penyambutan tamu di Kabupaten Soppeng, agar setiap ada penyambutan

tamu di acara, khususnya di Kabupaten Soppeng mementaskan atau

menampilkan tarian ini. Untuk lebih mengetahui secara mendalam peneliti

berinisiatif melakukan peneltian yang berjudul “Makna Dan Nilai Tari

Paduppa Dalam Tradisi Suku Bugis di Kabupaten Soppeng”, sebagai

pelestarian kesenian Tari Paduppa Di Suku Bugis.

B. Rumusan Masalah

Banyak hal yang terkandung dalam Tari Paduppa pada proses

penyambutan tamu yang perlu dikaji lebih mendalam dan ditinjau dari aspek

kebudayaan. Dari latar belakang yang dijelaskan dapat diambi beberapa

identifikasi masalah yang sekaligus menjadi batasan masalah.

Page 19: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

19

1. Bagaimana eksistensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng ?

2. Bagaimana makna dan nilai Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujusn untuk mengumpulkan data

memecahkan masalah yang ditemukan dalam penelitian ini. Secara khusus

penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ekstensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

2. Untuk mengetahui makna dan nilai Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

D. Manfaat Penelitian

1. Ada dua hal yang di terapkan akan mendapatkan manfaat dari hasil

penelitian anatar lain :Secara teoritis dengan adanya penelitian ini

diharapkan bisa memberi dukungan dalam pengembangan ilmu

penegtahuan khususnya mengenai Makna dan Nilai Tari Paduppa Suku

Bugis

2. Secara Praktis :

a. Untuk pemeritah sebagai masukan untuk mengembangkan kebudayaan

kesenian Tari Paduppa Suku Bugis Makassar di berbagai sanggar seni.

b. Untuk pembaca, hasil penelitian ini menjadi informasi bagi pembaca

tentang kebudayaan kesenian Tari Paduppa Suku Bugis di Soppeng

c. Untuk peneliti, penelitian ini dilakukan untuk menambah wawasan tentang

kebudayaan kesenian tari paduppa suku bugis Makassar dan menyusun

skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Pendidikan Sosiologi,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar

Page 20: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

20

E. Definisi Operasional

1. Makna dan Nilai

Pemaknaan terhadap nilai itu sendiri tergantung pada presektif

masing-masing orang berbeda yang membuat dan menjalaninya,

sedangkan nilai ini sangat tergantung dari sudut pandang mana si peniliai

meniliai.

2. Tari Paduppa

Tarian yang menggambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan

tamu, senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan

kehormatan.

3. Tradisi

Kebiasan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih

dijalankan oleh masyarakat; penilaian atau anggapan bahwa cara-cara

yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.

4. Suku Bugis Makassar

Suku bangsa Indonesia yang mendiami sebagian besar wilayah di

Sulawesi Selatan yang dikenal sebagai suku perantau yang banyak

meninggalkan wilayah aslinya untuk menyebar ke daerah-daerah lain.

5. Kabupaten Soppeng

Nama Soppeng berasal dari nama buah Caloppeng, buah bundar da

n lebih basar dari buah anggur dan mungkin satu spesises dengananggur.

Cang berwarna ungu. Warna ungu adalah warna pakaian kaum ibuyang

dipakai pada upacara perkawinan. Sedang warna merah ad

Page 21: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Budaya

Budaya atau kebudyaan secara etimologi berasal dari Bahasa

Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi

(budi atau akal) yang kemudian diartikansebagai hal-hal yang berkaitan

dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, budaya disebut

culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau

mengerjakan atau dapat pula diartiakan sebagai mengolah atau

mengerjakan, dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani.

Kata culture juga kadang diterjamahkan sebagai “kultur” bahasa Indonesia.

a. Menurut Soelaiman Soemardi & Selo Soemardjan

Suatu kebudayaan merupakan buah atau hasil karya cipta & rasa

masyarkat. Suatu kebudayaan memang mempunyai hubungan yang amat

erat dengan perkembangan yang ada di masyarkat.

b. Menurut Lukman

Budaya adalah karakteristik unik yang melekat pada kehidupan

kesehari-hari suatu suku bangsa (Saskia, 2018). Menurut Elly Setiadi

bahwa:Budaya adalah bentuk jamak dari kata “budi” dan “daya”yang berarti

cinta, karsa, dan rasa”. Kata “budaya” sebenarnya berasal dari bahasa

Sanskerta, budhayah, yaitu bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau

10

Page 22: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

22

akal. Dalam bahasa inggris, kata budaya berasal dari kata culture. Dalam

bahasa Belanda diistilahkan dengan kata cultuur. Dalam bahasa latin,

berasal dari kata colera. Colera berarti mengolah, dan mengerjakan,

menyuburkan, dan mengembangkan tanah(bertani).

c. Menurut Edward Burnett Taylor

Budaya adalah kompleksitas yang menyeluruh dari pengetahuan,

kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan dal lain-lain yang

diperoleh individu sebagai anggota masyarakat.

Dapat di simpulkan dari beberapa ahli diatas menjukkan defiinisi

budaya terdapat fase yang tepat barangkali adalah produk akal budi manusia

yang tentu saja selalu mengandung simbol-simbol dan pemaknaannya.

2. Suku Bugis

Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu

Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari

daratan Asia tepatnya Yunani. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang

berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan

Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu

LaSattumpugi. Ketika rakyat LaSattumpugi menamakan dirinya, maka

mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai ToUgi

atau orang-orang atau pengikut dari LaSattumpugi.

LaSattumpugi adalah ayah dari WeCudai dan bersaudara dengan

BataraLattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami

dari WeCudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang

membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000

Page 23: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

23

halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah

kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat

Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk,

Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.

Orang Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalah

pribumi yang telah didatangi titisan langsung dari “dunia atas” yang “turun”

(manurung) atau dari “dunia bawah” yang “naik” (tompo) untuk membawa

norma dan aturan sosial ke bumi (Pelras, The Bugis: 2006).

Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk

beberapa kerajaaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan,

bahasa, aksars dan pemerintah itu sendiri. Beberapa kerajaan bugis klasik

anatara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenrang dan

Rappang. Meski tersebar dan membuat suku Bugis, tapi proses pernikahan

menyebabkan adanya perlatian darah dengan Makassar dan Mandar.

Saat ini orang Bugis tersebut dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu,

Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah

perlihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.

Kerjaaan Luwu adalah kerjaaan yang dianggap tertua bersama kerjaan Cina

(yang kelak menjadi Pammana). Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan

Siang (daeah di Pangkajene Kepulauan)

a. Letak Geografis

Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi

Selatan yang terletak antara Lintang Selatan dan Lintang Selatan dan antara

Bujur Timur dan Bujur Timur. Letak Kabupaten Soppeng di depresiasi Sungai

Page 24: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

24

Walanae yang terdiri dari daratan dan perbukitan. Dengan luas daratan 700 km

2 berada pada ketinggian rata-rata kurang lebih 60 m di atas permukaan laut.

Perbukitan yang luasnya 800 km 2 berada pada ketinggian rata-rata 200 m di

atas permukaan laut. Ibukota kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng

berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan laut.(Mangiri,2018)

b. Bahasa Suku Bugis

Membahas tentang bahasa Bugis adalah hal yang sangat kompleks.

Lontara Bugis-Makassar merupakan sebuah huruf yang sakral bagi masyarakat

bugis klasik itu dikarenakan epos la galigo di tulis menggunakan huruf lontara

juga digunakan oleh masyarakat-masyarakat dan masyarakat Luwu. Dahulu

kala para penyair-penyair Bugis menuangkan fikiran dan hatinya diatas daun

lontara dan dihiasi dengan huruf-huruf yang begitu cantik sehingga tersusun ata

yang apik diatas daun lontara dan karya-karya itu bernama La Galigigo.

Bahasa Bugis merupakan bahasa yang digunakan etnik Bugis di Sulawesi

Selatan, yang tersebar di kabupaten sebahagian Kabupaten Maros, sebagian

Kabupaten Pangkep, sebagian Kabupaten Majene, Kabupaten Luwu,

Kabupaten Sidenrengrappang, Kabupaten Soppeng, Kabupaten Wajo,

Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai, Kabupaten Bulukumba dan Kabupaten

Bantaeng. Masyarakat Bugis memiliki penulisan tradisional memiliki aksara

Lontara. Pada dasarnya, suku kaum ini kebudayaannya beragam Islam dari segi

aspek budaya, suku kaum Bugis menggunakan dialek sendiri dikenali sebagai

„Bahasa Ugi’ dan mempunyi tulisanhuruf Bugis yang dipanggil „aksara‟ Bugis.

Aksara ini telah wujud sejenak abad ke-12 lagi sewaktu melebarnya pengaruh

Hindu di Kepulauan Indonesia.

Page 25: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

25

c. Kesenian Suku Bugis

1) Alat Musik

Kecapi adalah Salah satu alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan

khususnya suku Bugis, Bugis Makassar dan Bugis Manda Menurut

sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga

bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena

penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya ditampilkan pada acara

penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang

tahun.

Seruling adalah Alat musik yang menyerupai biaola cuman kalau biola

dimainkan dengan membaingkan di pundk sedang singrili dimainkan dalam

keadaan pemain duduk dan alat diletakkan tegak didepan pemainnya.

Gendang adalah Musik yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat

panjang dan bunar seperti rebana

Suling Suling adalah Suling bambu/buluh memiliki 8 lubang nada yang

biasanya digunakan pada acara karnaval dan acara penyambutan tamu.

2) Seni Tari

Tari Pelangi, tarian pabbakkama lajina atau biasa disebut tari meminta hujan.

Tari Paduppa Bosara, tarian adat yang menggambarkan bahwa orang bugis

jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda

kesyukuran an kehormatan.

Tari Pattennung tarian yang menggagmbarkan kesabaran perempuan-

perempuan bugis dan ketegunannya.

Page 26: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

26

Tari Pakkuru Sumange tarian yang bersimbol tentang kehidupan, agar damai

kehidupannya, tenang banyak rezekinya, diberkahi tuhan

3) Pakaian Adat

Baju Tutu (Baju Adat Pria Suku Bugis)

Pakaian adat untuk kaum laki-laki disebut dengan Tutu. Jenis pakaian ini

adalah jas dan biasa disebut dengan Jas Tutu. Pakaian adat ini dipadukan

dengan celana atau paroci, dan juga kain sarung atau lipa garusuk, serta tutup

kepalanya yakni berupa songkok

Baju Bodo (Baju Adat Wanita Suku Bugis)

Bila pada pakaian adat laki-laki dinamakan Tutu, maka pakaian adat

perempuan dinamakan Baju Bodo. Ciri khas Baju Bodo adalah berbentuk segi

empat dan memiliki lengan yang pendek, yakni setengah atas dari bagian siku

lengan. Baju bodo sudah ada sejak zaman dulu dan dapat ditelusuri seratus

tahun ke belakang. Tidak hanya itu, pakaian ini dikenal dengan salah satu baju

atau busana yang memiliki umur tertua di Indonesia.

Pattuqduq Towaine

Pattuqduq Towaine adalah baju adat dari Suku Mandar yang dikenakan pada

saat pernikahan serta pada saat menari pattiqtuq. Baju/busana pattuqdu yang

dipakai untuk menari adalah terdiri dari 18 potong, sementara busana untuk

orang yang sedang menikah adalah 24 potong.

Baju Pokko

Baju Pokko adalah baju adat Toraja yang digunakan oleh kaum wanita.

Pakaian adat Sulawesi Selatan ini memiliki ciri-ciri lengan yang pendek

dengan didominasi warna kuning, merah, dan putih

Page 27: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

27

Baju Seppa Tallung

Pakaian adat ini merupakan pakaian adat Sulawesi Selatan yang berasal dari

Suku Toraja. Ciri khas pakaian ini adalah memiliki panjang hingga sampai

menyentuh bagian lutut. Baju Seppa Talung merupakan sebuah pakaian adat

yang dikenakan oleh kaum laki-laki. Beberapa aksesoris yang melengkapinya

yakni, kandaure, gayang, lipa‟, dll.

3. Tari Paduppa

Menurut Aristoteles menyatakan bahwa seni tari yaitu sebuah gerakan

ritmis yang mempunyai tujuan untuk menghadirkan sebuah karakter manusia,

yang sebagaimana mereka bertindak. Tari adalah gerak indah berirama yang

merupakan perwujudan budaya manusia. Tari merupakan salah satu unsur

kebudayaan. Sebagai ahli seni, berpendapat bahwa ada dua unsure penting

dalam tari, yaitu gerak dan irama. Gerak merupakan gejala primer manusia

dan juga bentuk refleksi spontan dari kehendak yang terdapat dalam jiwa.

Tari merupakan gerak berirama yang mengandung keindahan atau nilai

estetika yang berbeda dengan gerak biasa.(Badriya, 2018).

Seni tari adalah seni menggerakkan tubuh secara berirama dengan

iringan musik. Gerakannya dapat sekedar dinikmati sendiri, merupakan

ekspresi suatu gagasan atau emosi, dan cerita (kisah). Setiap tari juga

digunakan untuk mencapai ekskatase (bermacam masuk atau tak sadar diri)

bagi yang melakukannya.Tari paduppa bosara adalah tarian yang

mengambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa

menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada

zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu raja, menyambut

Page 28: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

28

tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan.

Gerakan tarian ini sangat luwes sehingga enak untuk dilihat.

Bosara sendiri merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi

Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup

khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna

merah, biru, hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di

sekelilingnya. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara

tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai-nilai

budaya. Selain digunakan sebagai salah satu alat yang digunakan para penari

tarian daerah, bosara juga biasanya menjadi tempat sajian aneka kue

tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai

simbol adat Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta

pernikahan adat.

Bosara yang digunakan sebagai wadah kue tradisional maupun lauk,

dijejer rapi di atas meja berkaki pendek, biasanya disebut meja Oshin. Untuk

melengkapi sajian dalam wadah bosara itu, diletakkan baki kecil yang di

atasnya dilapisi kain yang berwarna mirip dengan warna bosara dan meja. Di

atas baki kecil tersebut, diletakkan alas dan piring ceper berukuran kecil yang

digunakan untuk meletakkan kue tradisional yang diambil dari bosara,

kemudian cangkir untuk minuman teh serta tutupnya, ditambah gelas untuk

air putih. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap pesta pernikahan adat

bugisMakassar sangat lekat dengan bosara, bahkan ini mentradisi hingga

sekarang.sehingga tradisi tersebut tidak dapat punah dan acara tari paduppa

akan selalu di kenang oleh generasi penerus bangsa, cara yang baik yaitu

Page 29: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

29

mengenalkan anak sejak dini tentang apa itu baju adat bodo dan bagaimana

cara memakainya.

Tari Paduppa Bosara sering ditarikan pada setiap acara penting untuk

menyambut raja dengan suguhan kue-kue sebanyak dua kasera. Tarian ini

juga sering ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta adat dan pesta

perkawinan. Ini menggambarkan bahwa suku Bugis jika kedatangan tamu

akan senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda syukur dan

penghormatan. Budaya Bosara merupakan peninggalan budaya khas

Sulawesi Selatan dari jaman kerajaan dulu, khusunya kerajaan Gowa dan

kerajaan Bone. Kata bosara tidak terlepas dari kue-kue tradisional sebagai

hal yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas suku

BugisMakasar di Sulawesi Selatan. Biasanya Bosara diletakan ditengah meja

dalam acara tertentu, terutama dalam acara tradisional yang sarat dengan

nilai-nilai budaya. Bosara terbuatdari besi dengan tutupan seperti kobokan

besar, yang dibalut kain berwarna terang, yang diberi ornamen kembang

keemasan di sekelilingnya.

Menyebut Bosara sebenarnya meliputi satu kesatuan yaitu piring, yang

diatasnya diberi alas kain rajutan dari wol, lalu diatasnya diletakan piring

sebagai tempat kue dan diberi penutup Bosara. Kue-kue yang biasanya

disajikan dengan menggunakan bosara adalah Kue Cucur, Brongko, Kue

Lapis, Biji Nangka dan sebagainya, yang umumnya terbuat dari tepung beras.

Dan berbagai kue kering seperti Banang-Banang, Umba-Umba, Rook-Roko,

dan berbagai macam kue Putu. Kue tersebut biasanya disajikan dalam acara-

acara adat. Bosara pada awalnya terbuat dari kerangka bambu yang emudian

Page 30: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

30

diisikan piringsebagai tempat kue atau makanan penutup lainnya sedangkan

penutup bosara terbuat dari keranga bambu yang kemudian di lapisi dengan

kain di tambah manik manik pada pinggir penutup bosara sehingga terlihat

sangat menarik dan mewah ditambah dengan tarian paduppa.

Tari Padupa Bosara merupakan sebuah tarian yang mengambarkan

bahwa orang bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai tari selamat

datang dari Suku Bugis. Orang Bugis jika kedatangan tamu senantisa

menghidangkan bosara sebagai tanda kehormatan. yang berisikan kue kue

khas masyarakat bugis seperti Cucuru, Songolo, Bandang Bandang, Kue

Lapis, selain itu Tari Paduppa Bosaran merupakan tarian yang di bawakan

oleh wanita wanita manis yang membawa kue yang hantarkan ke pada tamu

sebagai tanda penghormatan Tari Paduppa Bosara kini mempunyai banyak

tari kreasi\sudah di kreasikan oleh sebagian masyarakat bugis. Tari Paduppa

Bosara menggunakan busana adat bodo dengan hiasan lengkap seperti kalung

rantai motif bunga, gelang, hiasa rambut atau bando, anting, dan pinggiran

lengan pergelangan tangan yang sangat glamour. (Rizal: 2015)

Berdasarkan penjelasan tersbut dapat di simpulkan bahwa Tari

Paduppa yang di tarikan pada proses penyambutan tamu atau menjemput

tamu yang di laksanakan pada acara-acara tertentu. Tari Paduppa kini juga

sudah mempunyai banyak kraesi di dalamnya yang di kreasikan orang bugis.

B. Kajian Teori

Menurut George Herbert Mead menyatakan bahwa manusia termotivasi

untuk bertindak berdasarkan pemaknaan yang mereka berikan kepada orang lain,

Page 31: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

31

benda, dan kejadian. Pemaknaan ini diciptakan melalui bahasa yang digunakan

olehmanusia ketika berkomunikasi dengan pihak lain yakni dalam

konteks komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal dan

komunikasi

intrapersonalatau self-tal atau dalaranah pemikiran pribadi mereka. Bahasa

sebagai alat komunikasi memungkinkan manusia mengembangkan sense

of self dan untuk berinteraksi dengan pihak lain dalam suatu masyarakat.

Teori interaksi simbolik adalah teori yang dibangun sebagai respon

terhadap teori-teori psikologi aliran behaviorisme, behaviorisme, etnologi, serta

struktural-fungsionalis. Teori ini sejatinya dikembangkan dalam bidang psikologi

sosial dan sosiologi dan memiliki seperangkat premis tentang bagaimana seorang

diri individu (self) dan masyarakat (society) didefinisikan melalui interaksi

dengan orang lain dimana komunikasi dan partisipasi memegang peranan yang

sangat penting.

Teori interaksi simbolik bermula dari interaksionisme simbolik yang

digagas oleh George Herbert Mead yakni sebuah perspektif sosiologi yang

dikembangkan pada kisaran pertengahan abad 20 dan berlanjut menjadi beberapa

pendekatan teoritis yaitu aliran Chicago yang diprakarsai oleh Herbert Blumer,

aliran Iowa yang diprakarsai oleh Manford Kuhn, dan aliran Indiana yang

diprakarsai oleh Sheldon Stryker.

Teori interaksi simbolik memiliki tiga konsep utama, yaitu :

1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia

Page 32: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

32

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa makna diciptakan

melalui interaksi dan dimodifikasi melalui interpretasi. Teori ini juga

mengasumsikan bahwa bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia

lainnya tergantung pada makna yang diberikan oleh oleh manusia

lainnya. Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi tanpa adanya makna

yang dibagikan. Kita akan mudah berkomunikasi dengan mereka yang

memiliki kesamaan bahasa dengan kita dibandingkan dengan jika kita

berkomunikasi dengan mereka yang tidak memiliki kesamaan bahasa

dengan kita.

Misalnya dalam konteks komunikasi antar budaya. Orang jawa

menggunakan kata “jangan” untuk merujuk kata “sayur”. Namun jika orang

Betawi ketika sedang makan ditawari sayur oleh orang jawa dengan menyebut

“jangan” maka orang Betawi tersebut justru merasa tidak boleh mengambil sayur

tersebut. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.

2. Pentingnya konsep diri

Teori interaksi simbolik mengasumsikan bahwa konsep diri dikembangkan

melalui interaksi dengan orang lain dan memberikan motif dalam berperilaku.

Menurut William D. Brooks, konsep diri merupakan persepsi tentang diri kita

yang bersifat psikologi, sosial, dan fisik yang diperoleh melalui pengalaman dan

interaksi dengan orang lain.

Memiliki konsep diri memaksa orang untuk membangun tindakan dan

pikiran mereka secara positif dibandingkan hanya sekedar mengekspresikannya

kepada orang lain. Tema ini mempertimbangkan pula validitas self-fulfilling

Page 33: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

33

prophecy atau kepercayaan bahwa orang akan berperilaku dengan cara tertentu

untuk memenuhi harapan mereka sendiri.

3. Hubungan antara individu dan masyarakat

Teori ini juga mengasumsikan bahwa budaya dan proses sosial mempengaruhi

manusia dan kelompok dan karenanya struktur sosial ditentukan melalui jenis-

jenis interaksi sosial. Teori ini mempertimbangkan bagaimana norma masyarakat

dan budaya menjadi perilaku individu. Sebagaimana teori konstruksi

sosial atau konstruksi realitas sosial, teori interaksi simbolik atau interaksionisme

simbolik dibangun berdasarkan asumsi ontologi yang menyatakan bahwa realitas

dibentuk secara sosial. Apa yang kita yakini benar didasarkan atas bagaimana

kita dan orang lain berbicara tentang apa yang kita percaya untuk menjadi benar.

Realitas selanjutnya didasarkan pada pengamatan, interpretasi, persepsi, dan

konklusi yang dapat kita sepakati melalui pembicaraan. Dari pernyataan di atas

dapat dikatakan bahwa teori interaksi simbolik tidak seperti teori

komunikasi lainnya yang mengasumsikan komunikasi secara sederhana sebagai

sebuah pertukaran pesan atau transmisi pesan yang terjadi diantara dua individu

sebagaimana digambarkan dalam berbagai model komunikasi yang telah kita

kenal sebelumnya. Teori interaksi simbolik berpendapat bahwa diri (self) dan

masyarakat (society) dibentuk, dikonsep ulang, dan diciptakan ulang dengan dan

melalui proses komunikatif.

Menurut Herbert Blumer, teori interaksi simbolis menitikberatkan pada tiga

prinsip utama komunikasi yaitu meaning, language, dan thought.

Meaning

Page 34: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

34

Berdasarkan teori interaksi simbolis, meaning atau makna tidak inheren ke

dalam obyek namun berkembang melalui proses interaksi sosial antar

manusia karena itu makna berada dalam konteks hubungan baik keluarga

maupun masyarakat. Makna dibentuk dan dimodifikasi melalui proses

interpretatif yang dilakukan oleh manusia.

Language

Sebagai manusia, kita memiliki kemampuan untuk menamakan sesuatu. Bahasa

merupakan sumber makna yang berkembang secara luas melalui interaksi

sosial antara satu dengan yang lainnya dan bahasa disebut juga sebagai alat

atau instrumen. Terkait dengan bahasa, Mead menyatakan bahwa dalam

kehidupan sosial dan komunikasi antar manusia hanya mungkin dapat terjadi

jika kita memahami dan menggunakan sebuah bahasa yang sama.

Thought

Thought atau pemikiran berimplikasi pada interpretasi yang kita berikan

terhadap simbol. Dasar dari pemikiran adalah bahasa yaitu suatu proses mental

mengkonversi makna, nama, dan simbol. Pemikiran termasuk imaginasi yang

memiliki kekuatan untuk menyediakan gagasan walaupun tentang sesuatu yang

tidak diketahui berdasarkan pengetahuan yang diketahui. Misalnya adalah

berpikir.

Teori interaksi simbolik sebagai teori yang mengungkapkan dimana

manusia atau individu hidup dalam suatu lingkungan yang di penuhi oleh simbol-

simbol. Tiap individu yang hidup akan memberikan tanggapan terhadap simbol-

simbol yang ada Seperti penilaian individu menanggapi suatu rangsangan dari

Page 35: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

35

suatu yang bersifat fisik. Pemahaman individu terhadap symbol-simbol

merupakan suatu hasil pembelajaran dalam berinteraksi di tengah masyarakat,

dengan mengkomunikasikan simbol-simbol yang ada di sekitar mereka,baik

secara verbal maupun perilaku non verbal. Pada akhirnya, proses kemampuan

berkomunikasi, belajar, serta memahami suatu makna di balik simbol-simbol yang

ada menjadi keistimewaan tersendiri bagi manusia di bandingkan makhluk hidup

lainnya (binatang).

Teori interaksi simbolik adalah hubungan antara simbol dan interaksi.

Orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi

tertentu. Sedangkan simbol adalah reprensati dari sebuah fenomena, dimana

simbol sebelumnya sudah disepakati bersama dalam sebuah kelompok dan

digunakan untuk mencapai sebuah kesamaan makna bersama. Simbol dibedakan

menjadi dua, yaitu :

1 .Simbol Verbal (penggunaan kata-kata atau bahasa, contohnya kata motor itu

mempresentasikan tentang sebuah kendaaraan beroda dua).

2. Simbol non verbal (lebih menekannya pada bahasa tubuh atau bahasa isyarat)

contoh: lambaikan tangan, anggukan kepala, gelengan kepala. Semua itu tadi

mempunyai makna sendiri-sendiri yang dapat dipahami oleh individuindividu.

Yang dimaksudkan penulis adalah adanya hubungan antara teori simbolik dan

kesenian Tari Paduppa di Sanggar Seni. Jika dilihat dari setiap bentuk gerakan,

sya‟ir, pola lantai, kostum, serta properti yang mengandung makna simbol tertentu

didalamnya

Page 36: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

36

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir sesuai skema tersebut bahwa peneliti ingin mengetahui

tentang kebudayaan bahwa ternyata berbagai corak ragam kesenian yang ada ini

terjadi karena adanya lapisan-lapisan kebudayaan yang berumpuk dari zaman ke

zaman. Di samping itu, keanekaragaman corak kesenian terjadi karena adanya

berbagai lingkungan budaya yang hidup berdampingan dalam satu masa sekarang

ini. Ditinjau dalam konteks kemasyarakatan, bahwa jenis-jenis kesenian tertentu

mempunyai kebudayaan suku bugis di Soppeng yang perlu untuk lestarikan dari

kebudayaan ini. Ada beberapa kesenian yang ada di Soppeng apakah masih di

terapkan dikalangan manasyrakat yaitu kesenian Tari Paduppa. Tari paduppa

bosara adalah tarian yang mengambarkan bahwa orang bugis jika kedatangan

tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda kesyukuran dan

kehormatan. Pada zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu raja,

menyambut

tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan. Gerakan tarian ini sangat

luwes sehingga enak untuk dilihat. Tari Paduppa sekarang ini di Soppeng masih

jarang dilakukan karna Tari Paduppa di Soppeng itu hanya dilakukan pada

keturunan bangsawan atau yang memliki keturunan arung. Padahal Tari Paduppa

ini adalah Tarian penyambutan tamu. Masyarakat Soppeng itu sendiri masih ada

yang belum paham tentang tata pelaksanan Tari Paduppa dan juga belum

memahami apa makna dan nilai yang terkadung dalam Tari Paduppa. Untuk

meremuskan kerangka pikir di atas atas apa temuan atau hasil dari makna dan

nilai tersebut.

Page 37: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

37

Budaya Suku Bugis di Kab.

Soppeng

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

D. Penelitian Relevan

1. M.Zulham pada tahun 2018 pada penelitian yang berjudul Makna Simbol

Tari Paduppa (Tari Selamat Datang ) Kota Palopo,

HasilpenelitianiniadalahSetelah penulis mengadakan penelitian dengan

pembahasan melalui observasi, studi pustaka, wawancara, dan

dokumentasi mengenai Makna Simbol Tari Paduppa (Tari Selamat

Datang) Kota Palopo, penulis dapat membuat simpulan berdasarkan

deskripsi yang disajikan pada bab sebelumnya, yaitu: Tari Paduppa yaitu

tari yang dibuat untuk menjemput para raja-raja, bangsawan, tamu-tamu

penting, yang Bosaranya berisikan beras dan lilin. Beras diartikan sebagai

pakkuru sumange sedangkan lilin diartikan sebagai pencerah atau petunjuk

jalan menuju kebahagian rumah tangga. Baju bodo merupakan baju

Kesenian Tari Paduppa Eksistensi

Makna dan Nilai

Page 38: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

38

tradisional bugis, baju bodo juga merupakan baju tertua di dunia. Untuk

pasangan baju bodo digunakan sarung sutera dan assesoris lainnya

digunakan perhiasan lainya seperti bando bunga, gelang panjang, kalung,

dan anting-anting.

2. Sukman, F. F. pada tahun 2014 pada penelitian yang berjudul Makna

Simbolik Tari Paolle Dalam Upacara Adat Akkawaru Di Kecamatan

Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan Dalam hasil

penelitian ini akan menganalisis makna simbolik struktur Tari Paolle,

tentunya tidak terlepas dari unsur-unsur yang berkaitan tekstual Tari

Paolle. Kajian tekstual adalah fenomena tari dipandang sebagai bentuk

secara fisik (teks) yang relatif berdiri sendiri dan dapat dibaca, ditelaah,

atau dianalisis secara tekstual sesuai dengan konsep pemahamannya (Hadi,

2007:23). Kajian tekstual dalam suatu pertunjukan tari dapat dibagi

menjadi tiga bagian yaitu: a) analisis koreografis yaitu mendeskripsikan

atau mencatat secara analitis fenomena tari yang nampak dari segi bentuk

luarnya. Dalam menganalisis sebuah tarian, dapat dilakukan dengan telaah

bentuk, teknik, dan gaya geraknya; b) analisis struktural adalah analisis

bentuk atau tekstual yang termasuk dalam konsep koreografis; c) analisis

simbolik adalah sesuatu yang diciptakan olehseniman dan secara

konvensional digunakan bersama sehingga memberi pengertian hakekat

Page 39: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

39

“karya seni” yaitu suatu kerangka penuh makna untuk dikomunikasikan

kepada lingkungannya, pada dirinya sendiri, sekaligus sebagai produk dan

ketergantungan dalam interaksi sosial. Dalam pembahasan ini yang

dianalisis secara tekstual adalah aspek-aspek mengenai Tari Paolle yaitu

tema, gerak, penari, tata rias dan busana, serta pola lantai.

Page 40: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dan

tujuan dan keguanaan tertentu. Unutk mencapai tujuan di perlukan suatu

metode yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Metode penlitian yang

digunakan peneliti adalah Metode KualitatifMenurut Sugiyono (2017 :25)

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

keadaan yang alamiah. Peneliti merupakan gabungan instrument kunci yang

mengumpulkan data secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif

dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari generasi.

Penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan berupa kata-kata

tertulis dilapangan dala bentuk data-data seperti perilaku dan kalimat tentang

segala sesuatu yang berkaitan dengan makna dan nilaiTari Paddupa pada

proses penyambutan tamu.

Adapun pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalaah :

1. Pendekatan Studi Kasus

Studi kasus (case stugy) merupakan yang melakukan terhadap suatu

“kesatuan system”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan,

peristiwa atau individu yang terkait oleh tempat , waktu, atau ikatan

tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk

menghimpun data,

29

Page 41: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

41

Makna memperoleh pemahaman dari studi kasusu tersebut. Kasus sama

sekali tidak mewakili populasi dan tidak dimaksudkan untuk memperoleh

kesimpulan dari populasi. Kesimpulan studi kasus hanya berlaku untuk kasus

tersebut. Tiap kasus bersifat unik atau memiliki karakteristik sendiri yang

berbeda dengan kasus lainnya. Dalam studi kasus digunakan beberapa teknik

pengumpulan data seperti wawancra, observasi dan studi dokumentar, tetapi

semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan kesimpulan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini akan di lakukan di Kabupaten Soppeng. Waktu

yang akan dilaksanakan selama 2 bulan yaitu antara bulan Julii sampai bulan

Agustus.

C. Informan Penelitian

Informan peneltian berbagai sumber informasi yang memberikan data

yang di perlukan dalam penelitian, penentuan informan peenliti harus

disesuaikan dengan jenis data atau informan yang ingin di dapatkan.Beberapa

jumlah informan dalam penelitian kualitatif belum dapat di ketahui sebelum

peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data dilapangan. Yang dengan

demikian untuk tercapainya kualitas data yang memadai sehingga sampai ke

informan keberapa ddata tidak berkualitas lagi atau sudah mencapai titik jenuh

karna tidak di peroleh informan baru lagi. (Hadi, 2005 : 75)

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik informan penelitian

snoball sampling (bola salju) adalah metode sampling di mana sampel

diperoleh melalui proses bergulir dari satu responden ke responden yang

lainnya, biasanya metode ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial

Page 42: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

42

atau komnitas (sosiometrik) suatu komunitas tertentu. Dalam hal ini

penentuan sampel, pertama-tama peneliti pemilik Sanggar Seni di Kabupaten

Soppeng. Tetapi karena merasa belum lengkap terhadap data yang di

berikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan

dapat melengkapi data yang diberikan oleh pemilik Sanggar Seni Naurah

tentang Tari Paduppa atau Tari Penyambutan di Kabupaten Soppeng.

D. Fokus Penelitan

Adapun fokus penelitian ini adalah bagaimana penelitian, yang akan

mencari tahu eksistensi kesenian Tari Paduppa tentang pelaksanaan dan arti

penting Tari Paduppa.Kandungan makna dan nilai dari Tari Paduppa pada

proses penyambutan yang ada di Kabupaten Soppeng.

E. Jenis Dan Sumber Data

1. Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti (atau

petugasnya) dari sumber pertamanya

2. Sumber data Skunder, yaitu data yang langsung di kumpulkan oleh peneliti

sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang

tersusun dalam bentuk dokumen

F. Instrumen Penelitian

Menurut (Afrizal, 2014) Instrumen penelitin adalah suatu alat-alat

yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. Ini berarti, dengan

menggunakan alat-alat tersebut data dikumpulkan. Dalam penelitian kualitatif,

atau instrumen utama dalam pengumpulan data adalah manusia yaitu, penrliti

itu sendiri atau orang lain yang membantu penelti. Dalam penelitian kualitatif,

peneliti sendiri yang mengumpulkan data dengan bertanya, meminta,

Page 43: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

43

mendengar, dan mengambil. Peneliti dapat meminta bantuan dari orang lain

untuk mengambil data disebut pewawancara. Dalam hal ini, seorang

pewawancara yang langsung mengambil data dengan bertanya, meminta,

mendengar, dan mengambil.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2017: 137) Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian

adalah mendapatkan data. Dalam usaha pengumpulan data serta keterangan

yang diperlukan, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data

sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut (Nasution, 1988) menyatakan bahwa, obsevasi adalah dasar ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaiatu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sanagt canggih,

sehingga benda-benda yang sangat kecil maupun sangat jauh dapat diobservasi

dengan jelas.

Menurut (Sutrisno, 1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses

biologis. Oleh karena itu makna dan manfaat yang akan diobservasi terkait dengan

permasalahan yang telah di desain.

Menurut (Faisal, 1990) mengklarifikasi observasi menjadi observasi

berpatisipasi (participant observation), observasi yang secara terang-terangan

Page 44: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

44

dan tersamar (over obsevation and covert observation) dan observasi tak

berstruktur (unstructured observation).(Sugiyono, 2017 :226)

2. Wawancara

Sutrisno hadi (1986) mengemukakan bahwa metode interview dan juga

kuesioner (angket) adalah sebagai berikut.

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya

sendiri

b. Bahwa apa yang ditanyakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan

dapat dipercaya

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh

peneliti (Sugiyono, 2017: 138).

Untuk mendapatkan informasi dalam penelitian ini, wawancara dilakukan

dengan kader kader yang relevan dengan konteks penelitian yang sekiranya dapat

membantu memberikan informasi. Dalam melakukan wawancara peneliti

manggunakan metode wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaannya

lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan

dariwawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih

terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.

Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan

mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono, 2017:233).

3. Dokumentasi

Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam

mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,

Page 45: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

45

pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-

bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat

dilakukan dengan tanpa menggangu objek atau suasana penelitian. Peneliti

dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan

nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.

Adapun media yang digunakan dalam pendokumentasian data adalah alat

rekording (Handycam) dan camera untuk pengambilan gambar serta kertas untuk

mencatat data-data yang penting dalam proses pengumpulan data atau

pendokumentasian. Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam

mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,

pengumuman, iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-

bahan tulisan lainnya. Metode pencarian data ini sangat bermanfaat karena dapat

dilakukan dengan tanpa menggangu obyek atau suasana penelitian. Peneliti

dengan mempelajari dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan

nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti.Teknik ini dilakukan dengan cara

pengambilan gambar atau objek peragaan Tari Paduppa secara jelas dan lebih

sempurna.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data

yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar

peneliti, gambar, foto, dokumenberupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya.

Setelah data dilapangan terkumpul, maka peneliti akan mengola dan

Page 46: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

46

menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secaradeskriptif

kualitatif. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis

data, yaitu data reduction, data display, dan drawing conclusion /verification.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data

kualitatif. Reduksi dataadalah bentuk analisis yang menajamkan.

Menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data

kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga member kemungkinan akan adanya penarikan

kesimpulan. Bentukpenyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk

catatan lapangan), matriks, grafis, jaringan dan bagan.

3. Conclusion Drawing/verification (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data

kualitatif. Penarikankesimpulan adalah hasil yang dapat digunakan untuk

mengambil tindakan. Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya

adalah memverifikasi data-data tersebut dan menarikkesimpulan.

I. Teknik Keabsahan Data

Page 47: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

47

Hasil Penelitian kualitatif yang diragukan kebenarannya karena beberapa

hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian

kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi

mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi

tanpa kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan

mempengaruhi hasil akurasi penelitian.

Selama pelaksanaan penelitian, suatu kesalahan dimungkinkan dapat

timbul. Entah itu berasal dari diri peneliti atau dari pihak informan.

Ada 3 teknik yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan data :

1. Perpanjang pengamatan

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke

lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan

pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan

semakin terbantuk rapport, semakin akrab, semakin terbuka, saling

percaya sehingga tidak ada informasi disembunyikan lagi.

Dalam perpanjangan pengamatan untuk menguji kredibilitas data

penelitian ini, difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah

diperoleh, apakah data yang diperoleh, setelah dicek kembali ke

lapangan data sudah benar, berarti kredibel, maka perpanjang

pengamatan dapat diakhiri.

2. Meningkatkan Ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara

lebih cermat dan berkeseinambungan. Dengan cara tersebut maka

Page 48: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

48

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan

sistematis. Dengan meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat

meningkatkan kredibilitas data

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian dalam pengujian kreadibilitas ini

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai cara dan berbagai waktu.

Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi tehnik

pengumpulan waktu dan peneitian.

a. Trigulasi Sumber

Trigulasi Sumber adalah untuk menguji kredebilitas data yang

yang dilakukan dengan cara mengecek data yang di peroleh melalui

beberapa sumber maksudnya bahwa apabila data yang diterima dari

satu sumber data tersebut harus setara derajatnya. Kemudian peneliti

menganalisis data tersebut sehingga menghasilkan suatu kesimpulan

dan dimintakan kesempatan dengan sumber-sumber data tersebut

b. Trigulasi Teknik

Trigulasi Teknik adalah untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda, yaitu yang awalanya mengunakan teknik observasi,maka

dilakukan lagi teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara

kepada sumber data yang sama dan juga melakukan teknik

dokumentasi

c. Trigulasi Waktu

Page 49: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

49

Trigulasi Waktu adalah pengujian data yang telah

dikumpulkan dengan memverifikasi kembali data melalui informan

yang sama pada waktu yang berbeda.

d. Trigulasi Peneliti

Trigulasi Peneliti adalah membandingkan hasil pekerjaan

seorang peneliti dengan peneliti lainya ( peneliti yang berbeda )

tidak lain untuk mengecek kembali tingkat kepercayaan data,dengan

begitu akan memberi kemungkinan bahwa hasil penelitian yang di

peroleh akan di percaya.

J. Etika Penelitian

Dalam menerapkan etika penelitian, perlu diperhatikan beberapa

prinsip-prinsip yang harus diimplementasikan. Menurut Belomont dikenal 3

prinsip utama etika penelitian yang diterapkan oleh para peneliti, yaitu :

1. Manfaat

Dalam menerapakan prinsip azas manfaat tersebut anatara lain

adalah untuk mempertimbangkan rasio anatarfa manfaat dan resiko yang

akan dibebankan pada peneliti itu sendiri. Dalam meneliti, manfaat yang

diperoleh peneliti adalah hal yang paling penting. Karena saling bertujuan

awal diadakannya sebuh penlitian, manfaat tersebut juga haruslah berguna

bagi orang lain, bukan hanya kepuasan peneliti itu tersendiri.

2. Menghargai Sesama

Hak yang dimaksud adalah hak untuk menetapkan diri dan hak untuk

mendapatkan penjelasan yang lengkap. Hak untuk menetapkan diri yaitu

peneliti memiliki hak untuk memutuskan dengan sukarela apakah ia ingin

Page 50: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

50

berpartisipasi dalam suatu penelitian, Hal ini juga berkaitan dengan

eksploitasi kepada kebebasan yang dimiliki seorang peneliti,

3. Hak Keadilan

Selain hal untuk mendapatkan keadilan dan kebebasan yang

diperoleh seorang peneliti, juga harus mampu memperlakukan orang lain

dengan baik dan membuat penelitian tersebut memiliki manfaat yang

merata kepada setiap orang dengan tidak merugikan pihak lain ataupun

masyarakat yang terlibat maupun tidak terlibat.(Pramudyo, 2015)

Selain prinsip yang dikemukakan oleh Raihan, terdapat prinsip-

prinsip lainnya yang tidak boleh dikesampingkan. Hal-hal tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Plagiarisme dan manipulasi didalam penelitian

Tidak mengutip sebagian ataupun keseluruhan dari isi referensi

yang menjadi panutan, sekaligus memanipulasi rancangan penelitian

hingga titik akhir dari penyelesaian penelitian yang dijalankan 3menjadi

prinsip yang harus selalu ditekankan untuk setiap peneliti.

b. Privasi yang dimiliki oleh subjek

Dalam melakukan proses penelitian, dibutuhkan bantuan subjek

untuk mencari kebenaran dari objek yang akan diteliti, khususnya untuk

orang-orang atau lapisan masyarakat tertentu. Terkadang, beberapa

subjek lebih memilih untuk tidak diberi tahu identitas aslinya karena

hak privasi yang dimiliki. Sebagai penelitian, harus mematuhi hal

tersebut sebagai bentuk menghormati hak milik orang lain. (Sazali,201

Page 51: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

51

BAB IV

GAMBARAN DAN HISTORI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Lokasi Penelitian

Di dalam lontara tertulis bahwa jauh sebelum terbentuknya kerjaan Soppeng

telah ada kekuasaan yang mengatur jalannya pemerintah yang didasarkan pada

kesepakatan 60 pemuka masyarakat bergelar Arung, Sullewatang, Paddereng

dan Pabbicara yang mempunyai daerah kekuasan tersendiri. Namun suatu waktu

terjadi suatu musim kemarau disana timbul huru hara, kekacauan sehingga

kemiskinan dan kemeralatan terjadi dimana-mana olehnya itu 60 pemuka

masyarakat bersepakat untuk mengangkat seorang junjungan yang dapat

mengatasi semua masalah tersebut.

Tampillah Arung Bila mengambil insiatif mengadakan musyawarah besar

yang dihadiri 30 orang matoa dari Soppeng Riaja dan 30 orang matoa dari

Soppeng Rilau, sementara musyawarah berlangsung, tiba-tiba 2 (dua) burung

Kakatua memperebutkan setangkai padi, sehingga musyawarah terganggu dan

Arung Bila memerintahkan untuk menghalau burung tersebut dan mengikuti

kemana mereka terbang.

Burung Kaktua tersebut akhirnya sampai di Sekkanyili dan tempat inilah

ditemukan seorang yang berpakaian indah sementara duduk di ats batu, yang

bergelar Manurunge Ri Sekkanyili. Terjadilah mufakat dari 60 tokoh masyarakat

untuk mengangkat Manurunge Ri Sekkanyili atau LATEMMAMALA sebagai

Page 52: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

52

pemimpin yang diikuti dengan IKRAR antara LATEMMAMALA dengan rakyat

Soppeng dengan mengangkat sumpah di atas batu yang diberikan nama

LAMUNG PATUE, sambil memengang segenggang padi dengan mengucapkan

ikrar yang artinya “isi padi tak akan masuk melalui kerongkonan saya bila

berlaku curang dalam melakukan pemerintahan selaku Datu Soppeng”. Pada

saat itu LATEMMAMALA menerima pengangkatan dengan DATU SOPPENG,

sekaligus sebagai awal terbentuknya Kerajaan Soppeng.

B. Letak Geografis

1. Letak dan Batas Wilayah

Gambar 4.1 Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Soppeng

Secara geografis Kabupaten Soppeng terletak diantara 4o06o00o - 4o32o00o

Lintang Selatan 119 o42 o 18 o – 120 o06 o13 o Bujur Timur berada sekitas 180 km

di sebelah utara Kota Makassar (Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan) dengan

waktu tempuh sekitar empat jam menggunakan alat transportasi darat. Luas

Page 53: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

53

wilayah 1.500 km2 yang terdiri dari daratan dan perbukitan. Luas daratan ± 700

km2 berada pada ketinggian rata-rata ±60 meter di atas 200 meter permukaan

laut. Ibukota Kapubaten Soppeng yaitu WatanSoppeng berada pada ketinggian

±120 meter diatas permukaan laut. Temperatur udara di Kabupaten Soppeng

berada pada kisaran ± 24o sampai dengan ± 30o dan keadaan angina berada pada

kecepatan lemah sampai sedang.

Berdasarkan komposisi penggunaan lahan, 25.991 Ha atau sekitar 17,33

persen dimanfaatkan untuk arel persawahan, 28.003 Ha (17,34%) untuk tegalan

dan kebun 29.733 Ha (19, 82%) merupakan hutan Negara, 24.042 Ha (16,03%)

merupakan hutan rakyat dan selebihnya digunakan lahan perkebunan, lading,

perumhan, jajanan, dan sebagainya.

Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8 kecamatan terdiri dari 49 desa, 21

kelurahan, 124 dusun dan 39 lingkungan Kabupaten Soppeng terletak antara

4o06`‟ Lintang Selatan dan 4

o32‟ Lintang Selatan dan antara 119

o41‟ 18” Bujur

Timur – 120o06‟ 13” Bujur Timur, dengan batas wilyah :

1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Sidenrang Rappang dan Wajo,

2. Sebelah Timur dengan Kabupaten Wajo dan Bone Timur,

3. Sebelah Selatan Dengan Kabupaten Bone, dan

4. Sebelah Barat dengan Kabupaten Barru.

2. Keadaan Iklim

Temperatur udara di Kabupaten Soppeng berada sekitae 24oC hingga 30oC.

Keadaan angin berada angin berada pada kecepatan lemah sampai sedang. Curah

hjan Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 berada pada intensitas 148 mm dan 14

hari hujan/bulan. Rata-rata curah hujan menurut bulan di Kabupaten Soppeng

Page 54: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

54

tertinggi jadi bulan April yaitu 209 mm yang paling rendah yakni bulan

September yakni 63 mm.

3. Keadaan Penduduk

Berdasarkan buku Kabupaten Soppeng Dalam Angka, jumlah penduduk

Kabupaten Soppeng pada tahun 2018 tercatat sebanyak 226.466 jiwa yang terdiri

dari laki – laki 106.594 jiwa dan perempuan 119.872 jiwa. Penduduk tersebut

tersebar di seluruh Desa/ Kelurahan dalam wilayah Kabupaten Soppeng dengan

kepadatan 151 jiwa/km2.

Penyebaran penduduk Kabupaten Soppeng dirinci menurut kecamatan,

bahwa penduduk terbagi atas wilayah Kecamatan Marioriwawo yaitu 44.899 jiwa

dari total jumlah penduduk, Kecamatan Lalabatan dengan jumlah penduduk

44.828 jiwa dari total jumlah penduduk, Kecamatan Lilirilau sekitar 27.244 jiwa

dari total jumlah penduduk dan yang paling terendah Kecamatan Citta dengan

jumlah 8.101 jiwa dari jumlah penduduk.

Ditinjau dari kepadatan penduduk per km persegi, Kecamatan yang

terpadat adalah Kecamatan Liliriaja yaitu 284 jiwa/km2 dan yang terjarang

penduduknya adalah Kecamatan Marioriawa sekitar 88 jiwa/km2. Soppeng

memiliki jarak alternatif yang terajangkau dari pusart kabupaten. Jarak dari

kacamatan menuju ibukota kabupaten berkisar antara 0 km higga 35 km.

Sedangkang Lalabata yang beribukota di Watansoppeng adalah kecamatan

terdekat, sekaligus menjadi ibukota kabupaten serta pusat pemerintahan dan

perekonomian di wilayah Soppeng. (Statistik Kabupaten Soppeng 2018).

Page 55: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

55

Tabel 4. 1

Jumlah Penduduk di Kabupaten Soppeng Menurut Kecamatan Tahun 2018 Sumber : Kabupaten Soppeng Dalam Angka-2018

C. Sosial Budaya

Kondisi sosial Kabupaten Soppeng dapat digambarkan melalui

perkembangan bidang pendidikan, kesehatan dan keagamaan.

a. Kesehatan

Tingkat kemajuan suatu daerah dapat tercermin dari banyak fasilitas

kesehatan di daerah tersebut. Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Soppeng

adalah : rumah sakit 1 buah dengan tempat tidur 82, puskesmas 17 Induk, 45

Puskesmas pembantu dan dokter praktek sebanyak 41 orang. Rumah Sakit terletak

No.

Kecamatan

Luas

Km

Rumah Tangga

Jumlah Penduduk

Total

Laki-Laki

Perempuan

1 Marioriwawo 300 11 214 20 799 24 100 45 646

2 Lalabata 278 11 066 21 717 23 111 42 865

3 Liliriaja 96 6 979 12 858 14 386 27 074

4 Ganra 57 3 014 5 231 6 217 11 800

5 Citta 40 2 023 3 645 4 456 9 259

6 Liliriau 187 10 251 18 012 20 638 40 748

7 Donri-Donri 222 6 286 10 839 12 323 24 813

8 Marioriawa 320 7 520 13 493 14 641 28 539

Jumlah 1 500 58 353 106 594 119 872 230 744

Page 56: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

56

di Ibukota Kabupaten Soppeng yaitu Kota Watansoppeng, sedangkan

Puskesmas/pustu tersebar di semua kecamatan.

Jumlah pengunjung Rumah Sakit pada tahun 2018; rawat jalan 36.642

pasien, rawat inap 5.105 pasien, serta pengunjung puskesmas/pustu 202.931

pasien. Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi

pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan

ekonomis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan. Status kesehatan dan gizi masyarakat di Kabupaten Soppeng

terus ditingkatkan melalui perluasan akses penduduk terhadap fasilitas

pelayanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hal tersebut

dapat dilihat dari capaian empat sasaran dampak pembangunan kesehatan antara

lain; meningkatnya umur harapan hidup pada tahun 2017 menjadi 71,2 tahun,

menurunnya angka kematian ibu yakni 6 per 100.000 KH, menurunnya Angka

Kematian Anak Balita (AKABA) pada tahun 2017menjadi 2 per 1000 KH, dan

menurunnya prevalensi kurang gizi pada anak balita. Berdasarkan hasil

pemantauan status gizi balita pada tahun 2017, menunjukkan bahwa dari 4.702

balita yang ada hanya 1 persen kondisinya berada di bawah standar

gizi dan sebanyak 4.274 anak (82%) yang kondisi gizinya normal. Selain itu

kinerja upaya peningkatan kesehatan di Kabupaten Soppeng juga dapat

diliha dari meningkatnya pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,

meningkatnya cakupan kunjungan kehamilan keempat (K4), meningkatnya

Page 57: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

57

cakupan imunisasi lengkap anak balita, meningkatnya cakupan jaminan

kesehatan masyarakat dan lain sebagainya.

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah

dialokasikan dana untuk program kesehatan Gratis sebesar Rp. 6,196,165,723,-

pada tahun 2018 yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Rp. 1.529.779.200,-

dan Pemerintah Kabupaten sendiri sebesar Rp. 4.666.386.523

b. Agama

Tabel. 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Agama

di Kabupaten Soppeng Tahun 2018

No. Agama Jumlah Persentase (%)

1 Islam 230.029 99,7

2 Kristen 688 0,29

3 Hindu 18 0,007

4 Budha 9 0,003

Jumlah 230.744 100

Sumber Data : Kabupaten Soppeng Dalam Angka, 2018

Mayoritas penduduk Kabupaten Soppeng menganut agama Islam sekitar

99,7 persen dari total penduduk yang ada, dan selebihnya menganut kepercayaan

Kristen sekitar 0,29 persen, Hindu 0,007 persen serta Budha 0,003 persen. Sejauh

ini kehidupan beragama di Kabupaten Soppeng berjalan cukup toleran dimana

para penganut agama tersebut hidup berdampingan dengan tenang dan damai.

c. Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan

pembangunan di daerah. Ada berbagai indikator untuk mengukur keberhasilan

pembangunan ekonomi di suatu daerah diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi,

Page 58: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

58

perubahan struktur ekonomi, tingkat pendapatan perkapita (PDRB),

dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan kontribusi

dari pertumbuhan berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak

langsung menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi.

Bagi daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan

yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan arah pembangunan dimasa

yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk mengukur

kinerja dari pelaksanaan suatu proses pembangunan, sehingga pembangunan

yang berhasil salah satunya ditentukan oleh tingkat pertumbuhan ekonomi yang

stabil.

D. Keadaan Pendidikan

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah

tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Merajut pada amanat

UUD 1945 beserta Amandemennya (Pasal 31 ayat 2), maka melalui jalur

pendidikan pemerintah secara konsisten berupaya meningkatkan SDM di

Kabupaten Soppeng.

Salah satu indikator yang dapat melihat keberhasilan bidang pendidikan

adalah tingkat buta huruf. Makin rendah presentase penduduk yang buta huruf

menunjukkan keberhasilan program pendidikan, sebaliknya semakin tinggi

presentase penduduk yang buta huruf mengindikasikan kurang berhasilnya tingkat

pendidikan.

Di Kabupaten Soppeng jumlah sarana pendidikan pada tahun 2018 terdiri

dari SD Negeri sebanyak 256 buah dan swasta 2 buah, SLTP Negeri sebanyak 31

buah dan swasta 7 buah, SMU Negeri sebanyak 8 buah dan swasta 4 buah, SMK

Page 59: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

59

Negeri 5 buah dan swasta 3 buah, MI Negeri 1 buah dan swasta 20 buah, MTs

Negeri sebanyak 1 buah dan swasta 24 buah, serta Madrasah Aliyah Negeri 2

buah dan swasta sebanyak 4 buah.

Status pendidikan penduduk umur 5 tahun keatas di Kabupaten Soppeng

tahun 2018 terdiri : Tidak/ belum bersekolah sebanyak 15,38 %, masih

bersekolah 23,81 % dan tidak bersekolah lagi 60,81 %.

Visi dan Misi Kabupaten Soppeng

Visi

Pemerintahan adalah menggunakan kewenangan, ekonomi, politik, dan

administrasi guna mengelolah urusan yang menjadi kewenangannya.

Karena pada hakekatnya pemerintah adalah melayani rakyatnya

Malayani di masksudkan untuk mendahulukan kepentingan umum,

mempermudah urusan rakyat, mempersingkat waktu proses pelaksanaan

urusan rakyat

Lebih baik dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintah dengan

prinsip partisipatif aktif, transparansi, responsive, musyawarah mufakat

berkeadilan, efektif dan ekonomis serta akuntabilitas.

Misi

7 Tekad Pemerintahan Yang Melayani

Memantapkan arah kebijakan pertanian yang melayani dan pro petani;

Mewujudkan pendidikan unggul ( lebih baik ) dan murah serta berkeadilan

bagi semua warga;

Menjadikan Kabupaten Soppeng yang lebih baik dalam pelayan publik;

Page 60: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

60

Menata kepariwisataan dan transportasi publik yang baik dan nyaman;

Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih dari korupsi;

Menjamin ketersediaan sistem pelayanan kesehatan unggul ( lebih baik )

dan murah;

Mendorong peningkatan kehidupan beragama serta partisipasi pemuda dan

perempuan dalam pembangunan.

2 Tekad Menjadikan Soppeng Lebih Baik

Menjadikan Kabupaten Soppeng sebagai pilar utama pembangunan

Sulawesi Selatan;

Menjadikan Kabuptaen Soppeng sebagai daerah yang nyaman dan

terdepan dalam investasi.

Page 61: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

61

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Eksistensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

Tari adalah gerak indah berirama yang merupakan perwujudan budaya

manusia. Tari merupakan salah satu unsur kebudayaan. Sebagai ahli seni,

berpendapat bahwa ada dua unsure penting dalam tari, yaitu gerak dan irama.

Gerak merupakan gejala primer manusia dan juga bentuk refleksi spontan dari

kehendak yang terdapat dalam jiwa. Tari merupakan gerak berirama yang

mengandung keindahan atau nilai estetika yang berbeda dengan gerak biasa.

Tari paduppa bosara adalah tarian yang mengambarkan bahwa orang bugis

jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai tanda

kesyukuran dan kehormatan. Bosara yang digunakan sebagai wadah kue

tradisional maupun lauk, dijejer rapi di atas meja berkaki pendek, biasanya disebut

meja Oshin. Untuk melengkapi sajian dalam wadah bosara itu, diletakkan baki

kecil yang di atasnya dilapisi kain yang berwarna mirip dengan warna bosara dan

meja..

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa ”Tari Paduppa itu sebagai tari

penjemputan jika kita kedatangan tamu yang dihormati yang diagungkan setiap acara yang dilakukan”(wawancara pada tanggal 29 Juni 2019) Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Tari Paduppa itu biasa dilakukan

penjemputan tamu agung. Tamu-tamu dari luar” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Tari Paduppa itu tari yang sering kita

saksikan pada setiap momen penjemputan tamu, baik tamu negara maupun tamu-tamu pada saat pesta pernikahan” (wawancara pada tanggal 02 Juli

2019)

51

Page 62: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

62

Tari Paduppa sebagai tari penjemputan jika kita kedatangan tamu yang di

hormati yang diagungkan seperti tamu-tamu dari luar atau tamu-tamu negara

maupun tamu-tamu pada saat acara pernikaahn.

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa Tari Paduppa

adalah tari penjemputan tamu yang setiap tamu-tamu yang datang di hormati dan

diagungkan. Tari Paduppa juga di lakukan pada saat pesta pernikahan ketika

ingin menjemput tamu-tamu yang menghadiri acara. Tarian ini juga termasuk

tarian yang sakral karena hanya bisa di saksikan pada proses penjemputan tamu.

a) Pelaksanaan Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

Pada zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu raja,

menyambut tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan.

Gerakan tarian ini sangat luwes sehingga enak untuk dilihat. Bosara sendiri

merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi.

Orang Bugis jika kedatangan tamu senantisa menghidangkan bosara sebagai

tanda kehormatan. yang berisikan kue kue khas masyarakat bugis seperti Cucuru,

Songolo, Bandang Bandang, Kue Lapis, selain itu Tari Paduppa Bosaran

merupakan tarian yang di bawakan oleh wanita wanita manis yang membawa

kue yang hantarkan ke pada tamu sebagai tanda penghormatan

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Dari sejak zaman dahulu, sudah lama ya kalau ada tamu-tamu selalu Tari Paduppa di adakan untuk penjemputan tamu-tamu dari luar tapi orang hanya keturunan bangsawan. Sekarang sudah banyak yang adakan tari paduppa dari berbagai kalangan” (wawancara pada tanggal

29 Juni 2019)

Page 63: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

63

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Pernah dilakukan Tari Paduppa,

apakah di acara perkawinan atau acara kantor yang kedatangan pimpinan atau tamu yang jauh itu dilakukan Tari Paduppa” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Tari Paduppa sering dilakukan di

soppeng pada saat acara-acara penyambutan tamu- tamu kehormatan pemerintah Kabupaten Soppeng dan penyambutan mempelai laki-laki beserta rombongan pada saat pesta pernikahan” (wawancara pada tanggal 02 Juli

2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan Tari

Paduppa di Kabupaten Soppeng itu ada dari sejak zaman dahulu dilaksanakan,

hanya saja orang-orang bangsawan yang bisa melakukan Tari Paduppa tetapi

sekarang ini bukan hanya bangsawan saja tapi sudah banyak yang mengadakan

Tari Paduppa dari berbagai kalangan baik itu di acara perkawinan atau acara

kantor yang kedatangan tamu dari luar Sulawesi.

b) Pencipta Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Pencipta Tari Paduppa bernama Ibu

Hj. Andi Sitti Hurhani Sadapa, lahir di pare-pare tanggal 25 Juni 1929. Ibu Andi Sitti Hurhani Sadapa banyak juga ciptaan tarinya bukan saja Tari Paduppa tapi ada juga Tari Pakarena, Tari Pattudu, dan Tari Pattennung. dia juga pendiri Institut Kesenia Sulawesi (IKS)” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019) Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Ibu Andi Sitti Hurhani Sadapa

atau biasa dipanggil dengan Petta Nani, beliau ini seorang pengabdi seni karna banyak menciptakan tarian selain Tari Paduppa. Lahir di Pare-pare tahun 1929 dan meninggal di Makassar tahun 2010”. (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Yang menciptakan Tari Paduppa

Bosara itu Andi Sitti Nuharni Sapada asal Pare-pare yang termasuk keturunan bangsawan. Termasuk juga alumni IKIP Makassar di Fakultas Sastra dan Seni tahun 1973. Menciptakan berbagai macam Tarian dari zamannya Presiden Soekarno dan tari yang pertama itu yang di ciptakan Tari Pattudu”. (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa Pencipta Tari

Paduppa yaitu Ibu Hj. Andi Sitti Hurhani Sadapa, lahir pada tanggal 25 Juni 1929

Page 64: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

64

di Pare-pare yang termasuk keturunan bangsawan. Beliau juga Menciptakan

berbagai macam Tarian seperti Tari Pakarena, Tari Pattudu, dan Tari Pattennung,

pada masa Presiden Soekarno tari yang pertama itu yang di ciptakan Tari Pattudu.

Termasuk juga alumni IKIP Makassar di Fakultas Sastra dan Seni tahun 1973.

Beliau juga pendiri Institut Kesenia Sulawesi (IKS).

c) Ragam gerak Tari Paduppa

Gerakannya dapat sekedar dinikmati sendiri, merupakan ekspresi suatu

gagasan atau emosi, dan cerita (kisah). Setiap tari juga digunakan untuk

mencapai ekskatase (bermacam masuk atau tak sadar diri) bagi yang

melakukannya.Tari paduppa bosara adalah tarian yang mengambarkan bahwa

orang bugis jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara, sebagai

tanda kesyukuran dan kehormatan.

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “durasi waktu Tari Paduppa kurang lebih 2 menit yang memiliki 2 ragam yaitu pola 1 gerakan menabur dan pola 2 membuka acara” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019) Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Tari Paduppa memiliki 2 ragam yaitu ragam 1 sebagai penaburan dan ragam 2 membuka acara dengan menyambut tamu yang waktu sekitar 3 menit” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “kurang lebih 3 menit yang memiliki 2

ragam yang pertama penaburan dan yang kedua pembuka acara dan penjemputan tamu” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa durasi yang

digunakan untuk melakukan Tari Paduppa sekitar 3 menit yang memiliki 2 ragam

yaitu pola 1 gerakan menabur dan pola 2 membuka acara dan penjemputan tamu

Page 65: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

65

d) Alat yang digunakan pengirin Tari Paduppa. Tari dalam bahasa Bugis, disebut 'kedo sumange'. Tari Paduppa, ditarikan oleh

para gadis-gadis cantik yang berjumlah ganjil. Musik yang digunakan juga

tentunya musik khas Sulawesi Selatan, dengan alat musik khas gendang, pui-

pui, suling, serta kecapi. Pakaian yang digunakan adalah Baju Bodo (pakaian

adat bugis), sarung sutra, lengkap dengan aksesorisnya (bando bunga, anting,

gelang serta kalung).

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Pengirin itu terdiri dari suling 1 orang, gendang 2 orang, pui-pui 1 orang dan kecapi 1 orang” (wawancara pada

tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Pengirin Tari Paduppa terkadang 4 - 5 orang diiringi laki-laki di tarikan oleh perempuan” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Tari Paduppa memiliki pengiring seperti gendang, pui-pui, suling, kecapi” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa pengirin Tari

Paduppa 4 – 5 orang terdiri dari suling 1 orang, gendang 2 orang, kuik 1

orang dan kecapi 1 orang diiringi laki-laki di tarikan oleh perempuan.

e) Busana yang dikenakan Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Busana baju bodo dan sarung sutera” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Busana baju bodo yang warnanya

seragam sama pengirinnya juga” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Busana pakaian adat bugis makassar untuk perempuan (baju bodo)” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa Busana pakaian adat

bugis makassar baju bodo dan sarung sutera yang memiliki warna yang seragam

penari dan pengiringnya.

Page 66: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

66

f) Properti yang digunakan Tari paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Bosara yang berisi benno” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Bosara yang setiap penari pakai sebagai propertinya” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “ propertinya itu biasa bosara yang diisi

beras atau bunga” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa propertinya itu

bosara yang diisi beras, bunga dan benno yang dibawa setiap penarinya

2. Makna Dan Nilai Tari Paduppa

Tari Paduppa merupakan piring khas suku bugis-Makassar di Sulawesi

Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari besi dan dilengkapi dengan penutup

khas seperti kobokan besar, yang dibalut kain berwarna terang, seperti warna

merah, biru, hijau atau kuning, yang diberi ornamen kembang keemasan di

sekelilingnya. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara

tertentu, khususnya acara yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai-nilai

budaya. Selain digunakan sebagai salah satu alat yang digunakan para penari

tarian daerah, bosara juga biasanya menjadi tempat sajian aneka kue

tradisional yang diletakkan di meja pada acara resmi pemerintahan sebagai

simbol adat Sulsel, khususnya pada acara-acara sakral seperti pesta pernikahan

adat.

a) Makna dan Nilai Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Makna keseluruhan itu sebagai

gerakan yang ada didalam tari ada makkasiriwing yaitu gerakan penobaan, akkalabbing yaitu penghargaan pada raja, dan soro passappu yaitu istiadat bangsawan, mappasoro anjangan yaitu mengakhiri tarian, massimang yaitu mohon diri” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Page 67: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

67

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “makna dari gerakan itu mempunyai

makna tersendiri dalam tari paduppa adanya nilai yang terkandung yang bersifat moral, budaya, religius”. (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019) Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Makna keseluruhan itu sebagai

permintaan keselamatan dan kesejahteran itu secara umumnya” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa makna keseluruhan

dari Tari Paduppa itu gerakan yang di tarikan di dalamnya ada makna yang

terkandung yaitu makkasiriwing yang artinya gerakan penobaan, akkalabbing

artinya penghargaan pada raja, soro sappu yaitu istiadat bangsawan, dilanjutkan

gerakan mappasoro anjangan artinya mengakhiri tarian dan massimang artinya

mohon diri. Tari paduppa mempunyai nilai yang terkandung yang bersifat moral,

budaya, religius.

a) Makna dalam panaburan Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “makna dari 3x pelemaparan karna 3 itu kan antara 3 dunia yaitu dunia atas, tengah, bawah mungkin seperti itu” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “ 3x itu mengikuti pengiringnya saja” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “pelemparan beras itu permohonan keselamtan, kehidupan yang mapan” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa makna dari

penaburan yang di lakukan sebanyak 3 kali yaitu pelemparan meminta

permohonan keselamatan dan kehidupan yang mapan karna kita berada pada 3

bagian seperti dunia atas, menengah, dan bawah. Serta penaburan yang dilakukan

3 kali itu mengikuti pengiring.

Page 68: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

68

b) Makna dari beras dalam Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “bagusnya digunakan itu benno,

karna dulu sebelum masuk islam memang orang pakai beras tapi sekarang kalau kita pakai beras kemudian ada ustad liat ki kadang-kadang kita di tegur. Tapi cocok juga to beras di buang-buang kan kalau pakai benno tidak di permasalahkan malah kita di sarankan baiknya pakai benno. Filosofinya itu benno dari putik beras yang mengembang, contohnya pengantin nnti kehidupannya juga seperti benno berkembang (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “kalau memng pakai beras agak-agak apaya karna beras itukan tidak boleh dibuang-buang mungkin agak-gak taqabbur menggunakan beras, biasanya kita menggunakan kembang saja”

(wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “biasanya pakai bunga-bunga kembang pada saat penaburan” (wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa pada saat

penaburan orang zaman menggunakan beras tapi sebaiknya diganti menggunakan

Benno karna hakikat pada beras itu bersifat taqabbur. Banyak juga ustad yang

mempermaslahkan ketika menggunkan beras tapi ketika menggunakan Benno atau

bunga-bunga tidak ada permasalahan dan filisofi Benno dari putik beras yang

mengembang, yang dapat bermakna kehidupan yang baik dan berkembang.

c) Jumlah penari dalam Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “tidak ji juga bisa ji juga genap bisa

juga ganjil, kalau saya sih terkantung lokasinya kalau lokasinya luas baru kita sedikit tidak enak juga liat, biasa juga penarinya banyak kan biasa sesak. Jadi sesuaikan saja sama lokasi dan permintaan yang buat acara, nda ada ji ketentuanya” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “tergantung saja dari formasinya

saja, bisa genap bisa ganjil. Biasanya kalau ganjil satu di depan itu biasa yang mengantar penganting ke depan, sisanya itu sebaga penjemput saja”

(wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “penari tari paduppa itu biasa dilakukan

dengan banyak anggota tergantung dari permintaan acara bisa mencapai

Page 69: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

69

101 asal anggotanya ganjil dan tidak menentu”. (wawancara pada tanggal

02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa jumlah personil

Tari Paduppa itu tidak mesti bersifat ganjil tergantung dari permintaan yang

mengadakan acara dan tempatnya di kondisikan agar pada saat menampilkan Tari

Paduppa polanya bisa di atur.

d) Tingkatan usia dalam Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Penari pada Tari Paduppa itu umurnya terserah saja bagaimana permintaan yang sedang membuat acara dan tempatnya juga disesuaikan” (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “Umur penari itu kira-kira 8 tahun ke atas yang sudah bisa melakukan dan mengerti gerakan” (wawancara pada

tanggal 02 Juli 2019)

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “Umur seorang penari paduppa itu tidak menuntut harus berumur 17 tahun tapi bisa saja penarinya dibawah 17 tahun seperti anak-anak asal sudah bisa mengerti gerakan”. (wawancara pada

tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa tingkatan usia

pada Tari Paduppa dari usia 8 tahun yang sudah paham tentang gerakan sampai

17 tahun mesti tidak ada patokan umur dan di kondisikan dengan orang yang

ingin membuat acara.

e) Makna Pengalungan dalam Tari Paduppa

Menurut Ibu Ros menyatakan bahwa “Makna pengalungan tidak masuk dalam ragam tari paduppa, itukan pengalungan hanya dilakukan kalau ada tamu, contohnya kantor yang mengadakan acara penjemputan tamu itu baru di pakai pengalungan tapi kalau pengantinkan tidak pakai pengalungan. Kalau untuk Pengalungan itu kayak cenderamata juga dan rangkaian penjemputan sedangkan Tari Paduppa bagian dari rangkaian penjemputan. (wawancara pada tanggal 29 Juni 2019)

Menurut Ibu Farida menyatakan bahwa “makna pengalungan seperti

memberikan penghargaan kepada tamu” (wawancara pada tanggal 02 Juli

2019)

Page 70: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

70

Menurut Ibu Sri menyatakan bahwa “pengalungan pada tari paduppa itu

hanya sebagai tanda penghargaan kepada tamu yang jauh yang datang di Soppeng, penghargaan tamu agung tapi tdk berlaku dicara pengantin”

(wawancara pada tanggal 02 Juli 2019)

Berdasarkan ketiga narasumber dapat di simpulkan bahwa makna

pengalungan yang di lakukan pada saat penjemputan tamu sebagai simbolik

penghargaan tamu dan cenderamata kepada tamu. Pengalungan juga hanya di

peruntuk kepada acara-acara yang kedatangan pimpinan sedangkan di acara

pernikahan tidak melakukan pengalungan karna yang di sambut disitu kedua

mempelai yang menajdi raja dan ratu sehari. Pengalungan di lakukan sebelum

menarikan Tari Padduppa hanya iringan musik yang di mainkan. Pengalungan

hanya dilakukan untuk dua atau tiga orang yang dikalungi Setelah pengalungan

barulah dimulai dengan sambutan Tari Paduppa.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakasanakan di Kabupaten

Soppeng pada ketiga informan mengenai makna dan nilai Tari Paduppa dalam

tradisi suku bugis di Kabupaten Soppeng, bahwa Tari Paduppa sering ditarikan

pada setiap acara penting untuk menyambut raja dengan suguhan kue-kue

sebanyak dua kasera. Tarian ini juga sering ditarikan saat menyambut tamu

agung, pesta adat dan pesta perkawinan. Ini menggambarkan bahwa suku

Bugis jika kedatangan tamu akan senantiasa menghidangkan bosara sebagai

tanda syukur dan penghormatan. Budaya Bosara merupakan peninggalan

budaya khas Sulawesi Selatan dari jaman kerajaan dulu, khususnya kerajaan

Gowa dan kerajaan Bone. Kata bosara tidak terlepas dari kue-kue tradisional

Page 71: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

71

sebagai hal yang saling melengkapi. Bosara merupakan piring khas Suku

Bugis Makasar di Sulawesi Selatan.

1. Eksistensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

Tari Paduppa sering ditarikan pada saat acara penting untuk penyambutan

raja-raja dengan suguhan kue-kue sebanyak dua kesera. Tarian ini juga sering

ditarikan saat menyambut tamu agung, pesta adat dan perta pernikahan. Ini

menggambarkan bahwa suku bugis kedatangan tamu yang senantiasa

menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan.

Tari Paduppa itu berasal dari bahasa Bugis yang artinya bertemu, Tari

Paduppa yaitu tari penjemputan tamu yang diciptkan oleh Andi Sitti Nurhani

Sapada yang disuguhkan saat kedatangan tamu waktu beliau masih menjadi Ibu

Bupati Sidrap ditahun 70an. Tari Paduppa yang di ciptakan oleh ibu Andi Sitti

Nurhani Sapada dengan cara menciptkan gerakan dengan menyesuaikan melodi

lagu yang populer saat itu. Paduppa artinya pa’dupang sebagai ikon kesakralan

yang biasa digunakan sebagai media ritual. Beliau sering menggunakan tarian

tersebut sebagai tari pembuka pertunjukan untuk permohonan berkah meskipun

untuk permohonan tarian tersebut bukanlah sebagai pengubung antara masyarakat

dan leluhur.

Tari Paduppa memliki macam dan corak gerak yang terkadang terlihat seperti

untaian pola – pola gerak yang seperti dikenal dan pernah di tampilkan. Gerakan

yang terlihat asing atau aneh menambah kepekaan pengamatan yang biasa

mengidentifikasi dari sisi jenis gerakannya, apakah itu gerak keseharian atau

gerak yang telah mengalami strilisasi. Gerak dalam bahasa bentuk menjadi pola-

pola gerak dari seorang penari (Sumandinyo, 2010: 25)

Page 72: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

72

Tari Paduppa selalu diiringi dengan musik tradisional yang menjadi salah satu

ciri khas budaya Suku Bugismenggunakan alat-alat tradisional yang ada di

Sulawasi Selatan yang mudah di mainkan dari segala umur baik itu anak-anak

maupun orang dewasa. Adapun alat-alat yang digunakan pengirin Tari Paduppa

antara lain sebagai berikut :

Gambar 5.1 Gendang

Rangkanya terbuat dari kayu campaga yang dikuatkan dengan ikatan rotan.

Bagian yang dipukul terbuat dari kulit kambing jantan. Gendang ini sering

digunkan pada acara penganting dan sebagai iringan tarian

Gambar 5.2 Kecapi

Kecapi merupakan salah satu alat musik petik. Kecapi biasanya digunakan untuk

Page 73: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

73

memperkaya suara-suara yang dihasilkan dalam musik-musik tradisional. Kecapi

memliki beberapa senar yang dimainkan dan dipetik secara horizontal Sulawesi

Selatan yang digunakan untuk mengiringi sebuah tarian.

Gambar 5. 3. Suling

Suling juga digunakan sebagai iringan musik pada sebuah tarian musik pada

sebuah tarian dengan alunan alunan nada yang merdu membuat penari lemah

lembut dalam menari.

Gambar 5.4. Pui- pui

Pui-pui merupakan alat musik tradisional yang digunakan mengiring pementasan

seni tradisi yang berasal dari Sulawesi Selatan dan dimainkan dengan cara ditiup.

Page 74: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

74

Pakaian yang digunakan yaitu baju bodo yang merupakan pakaian tradisonal

perempuan Suku Bugis. Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan

pendek. Baju bodo tidak hanya berfungsi sebagai penghias tubuh tapi juga

berfungsi sebagai kelengkapan suatu acara atau tarian. Aksesoris yang digunakan

di kepala yaitu mahkota atau bando (saloko), sanggul berhiaskan 2 tusuk bunga

dan anting panjang/(bangkarak)

Properti yang digunakan dalam tarian ini yaitu Bosara merupakan piring

khas suku bugis Makassar di Sulawesi Selatan. Bahan dasar bosara berasal dari

besi dan dilengkapi dengan penutup khas seperti kobokan besar, yang balut kain

berwarna terang, yaitu warna merah, biru, hijau dan kuning. Diberikan ornamen

kembang keemasan di sekelilingnya. Bosara pada awalnya terbuat dari kerangka

bambu yang kemudian disiikan piring sebagai tempat kue atau makanan penutup

lainnya sedangkan penutup bosara dari keranga bambu yang kemudian dilapisi

dengan kain di tambah manik-manik pada pinggir penutup bosara sehingga sangat

menarik dan mewah. Bosara biasanya diletakkan di meja dalam rangkaian acara

tertentu, khusus acara yang bersifat tradisional dan sarat dengan nilai- nilai

budaya.

Pada penelitian yang dilakukan M.Zulham yang berjudul Makna Simbol

Tari Paduppa (Tari Selamat Datang ) Kota Palopo, Tari Paduppa yaitu tari yang

dibuat untuk menjemput para raja-raja, bangsawan, tamu-tamu penting, yang

Bosaranya berisikan beras dan lilin. Beras diartikan sebagai pakkuru sumange

sedangkan lilin diartikan sebagai pencerah atau petunjuk jalan menuju kebahagian

rumah tangga. Baju bodo merupakan baju tradisional bugis, baju bodo juga

merupakan baju tertua di dunia. Untuk pasangan baju bodo digunakan sarung

Page 75: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

75

sutera dan assesoris lainnya digunakan perhiasan lainya seperti bando bunga,

gelang panjang, kalung, dan anting-anting.

Terkait dengan penelitian yang saya lakukan dari hasil wawancara

menjadikan penguat dari penelitian sebelumnya yang hanya menggambarkan

sebagian besar dari Makna dan Simbol Tari Paduppa. Makna dan nilai yang

menjadi temuan ini akan memperdalam pengetahuan tentang nilai yang terkadung

setiap gerakan inti dalam tarian tersebut. Ini menjadi pembelajaran yang lebih

muda dipahami khususnya masyarakat di Kabupaten Soppeng.

2. Makna dan nilai Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng

Makna merupakan pengertian-pengertian (conceptions) yang dihayati

seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih

baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau kurang benar.Sedangkan

Nilai adalah konsepsi (tersurat atau tersirat, yang sifatnya membedakan individu

atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang memengaruhi tindakan

pilihan terhadap cara, tujuan antar dan tujuan akhir. Defenisi ini berimplikasi

terhadap pemaknaan nilai-nilai budaya. (Mulyana, 2004:1)

Menurut Syarifuddin Daeng Tutu Kata pa’duppa itu berasal dari bahasa

Bugis yang artinya bertemu. Tari Paduppa yaitu tari penjemputan yang

diciptakan oleh Andi Nurhani Sapada yang disuguhkan saat kedatangan

tamu waktu beliau masih menjadi Ibu Bupati Sidrap ditahun 70. Tari ini

diciptakanoleh Andi Nurhani Sapada dengan cara menciptaka gerak dengan

menyesuaikan melodi lagu yang populer saat itu. Lagu yang menjadi

mus iringan yaitu lagu Bugis yakni Anak Ma‟bura Malik dan Ongkona

Sidengreng. Instrument musik yang digunakan yaitu Gendang, Suling,

Page 76: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

76

dan Kacaping. Seiring perkembangannya, tarian tesebut direkam dan

dibagikan kebeberapa sekolah untuk dijadikan bahan ajaran.

Menurut Syarifuddin Daeng Tutu, beliau mengatakan bahwa Pa’duppa

arti pa’dupang (bahasa maskassar) yang artinya Dupa. Dupa dalam

kebudayaan suku Makassar dianggap sebagai ikon kesakralan yang

biasa digunakan sebagai media ritual. Para penari membawa dupa

yang merupakan representas semacam sifat kesakralan dan kepercayaan tua

masyaraka Sulawesi Selatan. Andi Nurhani Sapada sering menggunakan

tarian tersebut sebagai tari pembuka pertunjukan untuk permohonan berkah

meskipun tarian tersebut bukanlah sebagai penghubung antara

masyarakat dan leluhur.

Tari Paduppa sekarang ini tidak punya tujuan atau orientasi karya. Artistik

yang dimunculkan seperti tidak punya dasar kebudayaannya. Contoh kasus yang

dipaparkan adalah kostum yang telalu dibuat-buat, Selain itu warna kostum

tidak lagi diperhatikan sementara dalam budaya Makassar warna kostum masing-

masing mempunyai makna tersendiri. Selain itu beliau juga mengungkapkan

bahwa penari yang sering ia jumpai diberbagai acara sudah tidakditemukan

Wirasa, Wirama, Wiraga, Harmonisasi, dan Komposisi, sementara kesemua

hal ini merupakan unsur yang terpenting dalam seni tari. Ketika

menarika tarian, penari membawa bosara, diisi beras, buah pinang, daun sirih serta

lilin dibagian tengah yang memiliki kesan sakral sangat terasa. Untuk gerakan,

hampir keseluruhan gerakan dalam tarian ini adalah gerakan menyebar beras (isi

dari bosara) sebagai tanda penghormatan.

Page 77: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

77

3. Kaitan Teori

NO Rumusan

Masalah Interpretasi Analisa Kaitan Teori

1 Bagaimana Eksisten Tari Paduppa

Tari Paduppa di

Kabupaten Soppeng

sejak zaman dahulu

di laksanakan, hanya

orang-orang

bangsawan tetapi

sekarang ini sudah

banyak yang

mengadakan Tari

Paduppa baik itu di

acara perkawinan

atau acara kantor

yang kedatangan

tamu dari luar

Sulawesi.

Berdasarkan hasil

analisa peneliti

eksistensi Tari

Paduppa di

Kabupaten

Soppeng itu ada

dari sejak zaman

dahulu

dilaksanakan,

hanya saja orang-

orang bangsawan

yang bisa

melakukan Tari

Paduppa sekarang

ini bukan hanya

bangsawan saja

tapi sudah banyak

yang mengadakan

Tari Paduppa

dari berbagai

Menurut Peter L

Berger

Terbagi menjadi 3

Tahapkonsep

dialektika

fundamental :

a. Tahap

eksternalisasi :

proses

pencurahan diri

manusia secara

terus-menerus

ke dalam dunia

melalui

aktivitas fisik

dan mental.

b. Tahap

objektivitas :

tahap aktivitas

manusia

Page 78: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

78

kalangan baik itu

di acara

perkawinan atau

acara kantor yang

kedatangan tamu

dari luar

Sulawesi.

menghasilkan

suatu realita

objektif yg

berada diluar

diri manusia.

c. Tahap

internalisasi :

tahap ketika

realitas objektif

hasil ciptaan

manusia diserap

oleh manusia

kembali.

Berdasarkan

dengan teori ini

dapat di

kaitkan dengan

esksistensi Tari

Paduppa bahwa

munculnya Tari

Paduppa

diciptakan oleh

seorang

perempuan yang di

Page 79: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

79

dikenal Hj. Andi

Sitti Nurhani

Sapada. Tari

paduppa sering m

tarian tersebut

sebagai tari

pembuka

pertunjukan untuk

permohonan

berkah

meskipun tarian

tersebut bukanlah

sebagai

penghubung

antara

masyarakat dan

leluhur. Tapi

dengan Tari

Paduppa dapat

menggambarkan

aktivitas rasa

kesyukaran.

Setiap gerakan-

gerakan yang ada

Page 80: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

80

dalam tarian

terkandung makna

tersendiri. Maka

dari itu Tari

Paduppa yang

sudah ada pada

zaman dahulu kini

masih dijaga dan

dilestarikan oleh

masyarakat, pada

saat acara-acara

penting untuk

menyambut tamu

di Sulawesi

Selatan

2 Bagaimana Makna dan Nilai Tari Paduppa

Tari Padupa

ataupenjemputan,

kata pa’duppa itu

berasal dari bahasa

Bugis yang artinya

bertemu.

Tari Paduppa yaitu

tari penjemputan

Berdasarkan hasil

analisa peneliti

Tari Paduppa itu

gerakan yang di

tarikan di

dalamnya ada

makna yang

terkandung yaitu

Menurut Herbert

Blumer untuk

tujuan tertentu

Terkait dengan

teori yang di

gunakan

menjadi pokok

perhatian dari

Page 81: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

81

yang diciptakan oleh

Andi Nurhani

Sapada yang oleh

Andi Nurhani

Sapada yang

disuguhkan saat

kedatangan tamu

Pa’duppa artinya pa

’dupang (bahasa

maskassar) yang

artinya Dupa.

Dupa dalam

kebudayaan suku

Makassar dianggap

sebagai ikon

kesakralan yang

biasa digunakan

sebagai

media ritual. Para

penari membawa

dupa

yang merupakan

representasi Makna

keseluruhan dari Tari

makkasiriwing

yang artinya

gerakan

penobaan,

akkalabbing

artinya

penghargaan pada

raja, soro sappu

yaitu istiadat

bangsawan,

dilanjutkan

gerakan

mappasoro

anjangan artinya

mengakhiri tarian

dan massimang

artinya mohon

diri. Tari paduppa

mempunyai nilai

yang terkandung

yang bersifat

moral, budaya,

religius.

analisis sosiologi

dari teori interaksi

simbolik.Ciri khas

dari interaksi

simbolik terletak

pada penekanan

manusia dalam

lansung antara

stimulus -response,

tetapi di dasari

pada pemahaman

makna yang di

berikan terhadap

tindakan orang lain

melalui

penggunaan

simbol-simbol dan

interpretasi yang

pada akhirnya tiap

individu tersebut

akan berusaha

saling memahami

maksud dan

tindakan masing-

Page 82: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

82

Terkait dengan teori yang di gunakan menjadi pokok

perhatian dari analisis sosiologi dari teori interaksi simbolik.Ciri khas

dari interaksi simbolik terletak pada penekanan manusia dalam lansung

antara stimulus -response, tetapi di dasari pada pemahaman makna yang

di berikan terhadap tindakan orang lain melalui penggunaan simbol-

simbol dan interpretasi yang pada akhirnya tiap individu tersebut akan

Paduppa itu gerakan

yang di tarikan di

dalamnya ada makna

yang terkandung

yaitu makkasiriwing

yang artinya

gerakan penobaan,

akkalabbing artinya

penghargaan pada

raja, soro sappu yaitu

istiadat bangsawan,

dilanjutkan gerakan

mappasoro anjangan

artinya mengakhiri

tarian dan massimang

artinya mohon diri.

masing untuk

mencapai

kesepakatan

bersama

Page 83: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

83

berusaha saling memahami maksud dan tindakan masing-masing untuk

mencapai kesepakatan bersama

Teori interaksi simbolik adalah hubungan antara simbol dan interaksi.

Orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi

tertentu. Sedangkan simbol adalah reprensati dari sebuah fenomena, dimana

simbol sebelumnya sudah disepakati bersama dalam sebuah kelompok dan

digunakan untuk mencapai sebuah kesamaan makna bersama. Simbol dibedakan

menjadi dua. Simbol Verbal (penggunaan kata-kata atau bahasa, contohnya kata

motor itu mempresentasikan tentang sebuah kendaaraan beroda dua). Simbol non

verbal (lebih menekannya pada bahasa tubuh atau bahasa isyarat)

contoh: lambaikan tangan, anggukan kepala, gelengan kepala.

Semua itu tadi mempunyai makna sendiri-sendiri yang dapat dipahami

oleh individuindividu.Yang dimaksudkan penulis adalah adanya hubungan antara

teori simbolik dan kesenian Tari Paduppa di Sanggar Seni. Jika dilihat dari setiap

bentuk gerakan, sya‟ir, pola lantai, kostum, serta properti yang mengandung

makna simbol tertentu didalamnya.

Page 84: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

84

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sebagai penutup tulisan ini penulis dapat menyimpulkan dari

pembahasan yaitu :

1. Eksisitensi Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng itu dari sejak zaman

dahulu dilaksanakan, hanya saja orang-orang bangsawan yang dapat

mengadakan Tari Paduppa tetapi beriringnya waktu sekarang ini sudah

banyak masyarakat Soppeng yang melakukan Tari Paduppa baik itu dari

kalangan biasa maupun kalangan atas, pada saat acara perkawinan atau

acara kantor yang kedatangan tamu dari luar Sulawesi.

2. Makna dan Nilai Tari Paduppa di Kabupaten Soppeng Tari Paduppa yaitu

tari penjemputan, kata pa’duppa itu berasal dari bahasa Bugis yang artinya

bertemu. Tari Paduppa yaitu tari penjemputan yang diciptakan

oleh Andi Nurhani Sapada yang oleh Andi Nurhani Sapada yang

disuguhkan saat kedatangan tamu Pa’duppa artinya pa’dupang (bahasa

maskassar) yang artinya Dupa. Dupa dalam kebudayaan suku

Makassar dianggap sebagai ikon kesakralan yang biasa

digunakan sebagai media ritual. Para penari membawa dupa

yang merupakan representasi . Makna keseluruhan dari Tari Paduppa

itu gerakan yang di tarikan di dalamnya ada makna yang terkandung yaitu

makkasiriwing yang artinya gerakan penobaan, akkalabbing artinya

penghargaan pada raja, soro sappu yaitu istiadat bangsawan, dilanjutkan

74

Page 85: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

85

gerakan mappasoro anjangan artinya mengakhiri tarian dan massimang

artinya mohon diri. Tari Paduppa mempunyai nilai yang terkandung yang

bersifat moral, budaya, religius

B. Saran

Berangkat dari kesimpulan Makna Dan Nilai Tari Paduppa Dalam Taridisi

Suku Bugis Di Kabupataen Soppeng mengemukakan saran-saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memberikan perhatian

kepada kebudayaan yang ada di Kabupaten Soppeng sekarang ini,

agar tejaga tidak hilang dan masih bisa diwarisi menerus

selanjutnya.

2. Kepada masyarakat agar lebih bisa mnegetahui apa makna dan

nilai tari paduppa dalam tradisi suku bugis di Kabupaten Soppeeng

3. Kepada mahasiswa agar lebih bisa melestarikan budaya suku bugis

pada Tari Paduppa pada proses penyambutan tamu di Kabupaten

Soppeng.

Page 86: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

86

DAFTAR PUSTAKA Arista, D. (2015). Transparansi informasi situs web pemerintah daerah di sulawesi

selatan sebagai implementasi keterbukaan informasi publik. Mahassar: Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.

Afrizal. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Ambar. (2017). Teori Interaksi Simbolik. (online) https://pakarkomunikasi.com/teori-interaksi-simbolik. Diakses Selasa, 25 Juni 2019

Christian Pelras. (2006). Manusia Bugis.Jakarta : Nalar Elly m. Setiadi dkk. (2013). Ilmu sosial budaya dasar. Bandung:Prenada Media Group. hal.27. Gani Nur Pramudyo. (2015). Etika Ilmiah dan Penelitian.Universitas Brawijaya Hosnan, M., & Warits, A.(2011). Aksiologi dalam Dimensi Filsafat Islam. Mangiri, I. (2018). Analisis Tata Guna Lahan Di Kabupaten Soppeng Berbasis Gis Menggunakan Citra Sentinel 2. Rizal. (2015). Tari dari Sulawesi Selatan.(online). http://muhrhyzal.co.id/2015_0

1_01_archive.html diakses pada tanggal 09 April 2019 Saskia. (2018). Pengertian Budaya dan Unsur-Unsurnya. http://sosiologis.com/pengertian-budaya. (online) diakses selasa 09 April 2019 Satriawan, M. (2018). Kajian Aksiologi: Elaborasi Nilai-Nilai Moral Dalam Konsep Mekanika Sebagai Upaya Untuk Membentuk Generasi Emas Yang Berkarakter. Sazali, H. (2012). Etika Penelitian. (online) http://kampungsharing.com diakses

rabu 10 April Sedyawati, E., & Damono, S. D. (2010). Seni dalam masyarakat Indonesia: bunga rampai. Gramedia. Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan RD. Bandung

Alafabeta Suriasumantri, J. S. (1988). Filsafat ilmu. Jakarta: Sinar Harapan. Sumandinyo, Y. 2010. Kajian Tari Teks Dalam Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Page 87: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

87

Susanto, N. A. (2014). DIMENSI AKSIOLOGIS DARI PUTUSAN KASUS “ST”. JurnalYudisial, 7(3), 213-23

Sukman, F. F. (2014). Makna Simbolik Tari Paolle Dalam Upacara Adat Akkawaru Di Kecamatan Gantarangkeke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Doctoral dissertation, Penciptaan Dan Pengkajian ISI Yogyakarta) Soekanto, soerjono .(2013). sosiologi suatu pengantar,cetakan ke-45. Jakarta:Rajawali Pers. Hal.212 Wahya, dkk. (2013). Kamus Bahasa Indonesia. Bandung: Ruang Kata Yaya badriya. (2018). Unsur-unsur Keindahan Seni Tari Terlengkap. (online).

https://ilmuseni.com/seni-pertunjukan/seni-tari/unsur-unsur-keindahan-seni-tari. Diakses Selasa, 09 April 2019

Zulham, M. (2018). Makna Simbol Tari Paduppa (Tari Selamat Datang) Kota Palopo. Jurnal Onoma: Pendidikan, Bahasa, dan Sastra, 3(2).

Page 88: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

88

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 89: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

89

PEDOMAN WAWANCARA

A. EKSISTENSI TARI PADUPPA

1. Apa yang anda ketahui tentang Tari Paduppa

2. Apakah anda pernah melihat Tari Paduppa di lakukan di Soppeng

3. Siapa yang menciptakan Tari Paduppa

4. Berapa jangka waktu Tari Paduppa dilakukan

5. Apakah Tari Paduppa memiliki pengiring

6. Busana apa yang dikenakan saat melakukan tari paduppa

7. Properti yang digunakan apa saja ?

B. MAKNA DAN NILAI

1. Apa makna setiap gerakan bagian inti

2. Apa makna dari penaburan

3. Apa makna dalam beras yang dilakukan 3x

4. Berapa jumlah penari dalam tari paduppa

5. Umur berapakah bisa melakukan Tari Paduppa

6. Apa makna dari pengalungan

Page 90: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

90

Daftar Nama-nama Informan

Nama : Rosmiati Noor

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : S1

Nama : Farida

Umur : 53 Tahun

Pekerjaan : PNS

Pendidikan : S1

Nama : Srimuliani

Umur : 58 Tahun

Pekerjaan : PNS

Pendidikan :

Page 91: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

91

DOKUMENTASI WAWANCARA

(Wawancara Ibu Nur)

Page 92: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

92

(Wawancara Ibu Farida)

(Wawancara Ibu Sri)

Page 93: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

93

(Pakaian Yang Digunakan Tari Paduppa )

(Bosara Yang Digunakan Tari Paduppa)

Page 94: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

94

TARI PADUPPA

( Penjemputan Pada Saat Kedatangan Tamu)

Page 95: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

95

(GERAKAN AWAL )

Page 96: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

96

Page 97: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

97

(PROSES PENABURAN )

( GERAKAN AKHIR )

Page 98: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

98

RIWAYAT HIDUP

Anisah Aah Marfuah dilahirkan di Soppeng pada tanggal 26

Agustus 1997, anak ke dua dari lima bersaudara dan merupakan

anak dari H. Pannaco M.Si dan Hj. Marwa S.Pd. Alamat

lengkap Jl. Merdeka kelurahan lapajung kecamatan lalabata

Kabupaten WatanSoppeng. No HP. 082293159220. Penulis mulai menempu

pendidikan sekolah dasar pada tahun 2004 dan lulus pada tahun 2009 di Sekolah

Dasar Negeri 166 Laburawung Kabupaten Soppeng. Kemudian penulis

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 WatanSoppeng

Kabupaten Soppeng dan lulus pada tahun 2012 dan lulus SMA pada tahun 2015 di

SMA N 1 Soppeng Kabupaten Soppeng. Setelah lulus SMA, penulis melajutkan

S1 di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP) jurusan Pendidikan Sosiologi melalui Seleksi Penerimaan

Mahasiswa Baru (SPMB). Pengalaman organisasi penulis pernah memasuki

organisasi PMR pada saat SMP dan pada saat SMA penulis memasuki organisasi

PMR dan pada tingkat Universitas penulis pernah aktif di sebuah organisasi

kampus yaitu Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada tahun 2017,

organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi (HMJ) pada tahun

2017 dan Lembaga Kreatifitas Ilmiah Mahasiswa-Penelitian dan Penalaran

(LKIM-PENA) pada tahun 2018.

Page 99: MAKNA DAN NILAI TARI PADUPPA DALAM TRADISI SUKU BUGIS …

99