makna rumah tangga dalam lirik settle down ciptaan …
TRANSCRIPT
15
MAKNA RUMAH TANGGA DALAM LIRIK “SETTLE DOWN”
CIPTAAN TETAZ FRANCOIS LOIS
DAN JOHNSON KIMBRA LEE
(The Meaning of Family in “Settle Down”
Lyrics by Tetaz Francois Lois and Johnson Kimbra Lee)
oleh/by
Hana Putri Lestari
Universitas Diponegoro
Jalan Prof. H. Soedarto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Telepon Penulis (WhatsApp) 081315895219
Pos-el: [email protected]
*) Diterima: 9 Februari 2021, Disetujui: 1 April 2021
ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan makna rumah tangga dalam lirik ―Settle Down‖ ciptaan Tetaz
Francois Lois dan Johnson Kimbra Lee. Lagu dengan aliran freak folk ini menarik untuk diteliti
karena makna liriknya dapat dijadikan pedoman dalam berumah tangga untuk tidak terlalu
berekspetasi pada seseorang. Lirik lagu ―Settle Down‖ mengisahkan ekspektasi, realita, serta
problematika rumah tangga itu sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan
metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan analisis wacana. Teori yang digunakan adalah
teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk. Poin-poin analisis penelitian ini di
antaranya struktur makro (tematik), superstruktur (skematik), dan struktur mikro (semantik,
sintaksis, dan stilistik). Hasil penelitian menunjukkan lirik lagu ―Settle Down‖ memiliki premis
klise rumah tangga yang ideal bagi seorang perempuan. Adapun makna rumah tangga dalam
lirik ―Settle Down‖ terdiri atas ekspektasi atau harapan, ancaman, dan realita atau kenyataan.
Kata kunci: lirik, rumah tangga, analisis wacana kritis
ABSTRACT
This research describes the meaning of family in “Settle Down” lyrics by Tetaz Francois Lois
and Johnson Kimbra Lee. This freak folk song is interesting to study because the meaning of the
lyrics can be used as a guide in family affairs. “Settle Down”’s lyrics tell expectations,
realities, and problems of the household itself. This research is a literature research with a
descriptive qualitative method. The theory of this research is Teun A. van Dijk’s critical
discourse analysis. The analysis points of this research are macrostructure (thematic),
superstructure (schematic), and microstructure (semantics, syntax, and stylistic). The results
showed that “Settle Down”’s lyrics have a cliché premise, woman’s expectations for the ideal
family. Family in “Settle Down” lyrics represents expectation or hope, threat, and reality.
Keyword: lyrics, family, critical discourse analysis
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
16
PENDAHULUAN
Giri, (2018: 104) mengungkapkan bahwa
genre musik adalah label yang
digunakan oleh manusia untuk
mengelompokkan dan mendeskripsikan
musik dengan luas. ―Settle Down”
merupakan salah satu judul lagu
bergenre unik yaitu, freak folk atau
alternatif−indie yang dipopulerkan oleh
penyanyi berkebangsaan Selandia Baru
bernama Kimbra. Lagu tersebut,
diciptakan oleh Tetaz Francois Lois dan
Johnson Kimbra Lee (Kimbra). ―Settle
Down‖ dirilis pada tahun 2010, dan
dirilis ulang pada tahun 2011 dalam
album Vows. Lagu dengan durasi 4.17
menit tersebut merupakan track nomor
satu album Vows di bawah naungan label
musik dunia, Warner Bros.
―Settle Down‖ merupakan lagu
indie yang terdengar aneh saat
pendengar pertama kali mendengarnya.
Jika lagu tersebut didengarkan melalui
perangkat telinga, Kimbra seolah sedang
bersaut-sautan dan berakapela. Bagi
penikmat musik yang tidak terbiasa
dengan aliran musik alternatif, indie,
folk, bahkan freak folk, pasti akan
merasa asing dengan lagu ―Settle
Down‖. Selain diiringi oleh alat musik
biasa seperti piano dan drum, lagu
tersebut pun diiringi oleh efek-efek suara
serta tepukan tangan.
Lirik lagu ―Settle Down‖
mengisahkan tentang seorang perempuan
yang ingin berumah tangga, bagaimana
ekspektasi atau harapannya, serta
bagaimana realita atau kenyataannya.
Diksi dalam lirik lagu tersebut
cenderung menggunakan kata-kata
bahasa Inggris yang dipakai sehari-hari,
lugas, tegas, dan sederhana. Meskipun
menggunakan kata-kata yang sederhana,
jika dianalisis menggunakan pendekatan
sastra atau linguistik, makna serta
maksud dalam lagu tersebut tidaklah
sederhana.
Lirik adalah puisi. Lirik
dinyanyikan, sedangkan puisi dibaca.
Baik lirik maupun puisi, saat keduanya
diekspresikan, dapat membangkitkan
perasaan pembaca atau pendengarnya.
Pendapat tersebut senada dengan
pendapat Pradopo (2009: 31), bahwa
lirik sebuah lagu dapat dikatakan bersifat
puitis karena mampu membangkitkan
perasaan, menarik perhatian,
menimbulkan tanggapan yang jelas, dan
menimbulkan keharuan. Selain itu,
Sulkifli (2016: 2) juga memaparkan
bahwa puisi adalah bahasa perasaan,
yang dapat memadukan suatu respon
yang mendalam dalam beberapa kata.
Semi (1988: 106) menambahkan
bahwa lirik adalah puisi pendek yang
mengekspresikan emosi. Adapun definisi
lagu merupakan gabungan antara seni
musik dan seni bahasa. Krisyanti (2012:
6) mengungkapkan lagu adalah karya
seni gabungan antara seni suara dengan
seni bahasa puitis, melibatkan bahasa
yang singkat, irama bunyi yang padu,
pemilihan kata-kata kias/imajinatif,
melibatkan suara dan melodi
penyanyinya.
Lirik jika dibaca tanpa notasi nada
akan menjadi puisi dan puisi jika
dinyanyikan atau diberi notasi nada akan
menjadi lirik. Berdasarkan pengertian
tersebut dan pengertian dalam paragraf
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
penelitian pada lirik lagu pun tidak jauh
berbeda dengan penelitian pada puisi.
Makna serta maksud dalam suatu puisi
atau lirik dapat dianalisis menggunakan
pendekatan atau teori linguistik maupun
sastra. Suatu karya sastra termasuk puisi
dan lirik, lebih mudah dianalisis jika
peneliti menguasai semiotika, stilistika,
dan semantik. Sesuai dengan pernyataan
Lestari (2020b: 78), puisi adalah
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
17
kesatuan tanda (semiotika), dengan gaya
bahasa tertentu (stilistika), dan memiliki
makna tertentu (semantik).
Setuju atau tidak, pada dasarnya
ilmu sastra dan ilmu linguistik
bersinergis, dan saling membutuhkan.
Lirik atau puisi merupakan produk
sastra, tetapi dalam penelitiannya
seorang ahli sastra membutuhkan
pemahaman mengenai linguistik.
Sebaliknya, peneliti linguistik yang akan
meneliti lirik atau puisi pun
membutuhkan pehamaman tentang
sastra. Contoh kasus, saat peneliti sastra
akan menganalisis puisi menggunakan
teori Semiotika Riffaterre, peneliti
tersebut akan membutuhkan pemahaman
tentang makna atau semantik saat
menjabarkan poin ketidaklangsungan
ekspresi. Contoh kasus lain, saat peneliti
linguistik akan menganalisis puisi
menggunakan pendekatan analisis
wacana kritis tentang penggunaan kata,
peneliti tersebut membutuhkan
pemahaman tentang bagaimana suatu
bunyi dapat menimbulkan makna
tertentu seperti yang dijelaskan dalam
salah satu teori sastra Roman Ingarden.
Penelitian dengan objek lirik lagu
dapat menjadi rujukan tentang makna
serta maksud lirik lagu tertentu. Dengan
demikian, tujuan utama penelitian ini
adalah mengungkap makna dan maksud
lirik lagu ―Settle Down‖. Dengan adanya
penelitian ini, diharapkan peneliti lain
akan ―terpelatuk‖ untuk melakukan
penelitian pada lirik lagu agar penelitian
sastra atau linguistik dengan objek karya
sastra tidak sebatas pada puisi, prosa,
dan naskah drama saja.
Penelitian sastra maupun linguistik
dengan objek lirik lagu telah banyak
dilakukan, tetapi penelitian sastra atau
linguistik dengan objek material lirik
lagu ―Settle Down‖ sepengetahuan
penulis belum pernah dilakukan. Salah
satu penelitian dengan objek lirik lagu
adalah penelitian oleh Delima (2011)
dengan judul ―Analisis Wacana Kritis
Lirik Lagu Eminem‖. Penelitian tersebut
mengungkapkan pengaruh latar belakang
kehidupan sang pencipta lirik lagu, yaitu
Eminem dalam pemilihan kata di lirik
lagunya. Selanjutnya, dijelaskan alasan
Eminem memilih menggunakan kata-
kata kasar, serta efek pada pendengar
akibat dari pemilihan kata yang dipilih
oleh Eminem. Hasil penelitian
menyebutkan terdapat hubungan antara
latar belakang kehidupan Eminem
dengan penggunaan kata-kata tertentu
dalam lirik lagunya.
Selanjutnya, penelitian oleh Astuti
(2017) dengan judul ―Analisis Wacana
Kritis pada Lirik Lagu Tohoshinki:
‗Wasurenaide‘ dan ‗Kiss the Baby
Sky‘‖. Penelitian tersebut bertujuan
untuk mengetahui analisis teks serta
kognisi sosial dalam lirik ―Wasurenaide‖
dan ―Kiss the Baby Sky‖. Hasil dari
penelitian tersebut adalah pemilihan kata
yang digunakan dalam lirik lagu
―Wasurenaide‖ dan ―Kiss the Baby Sky‖
bersifat kohesif dan koheren sehingga
mendukung makna umum dari lagu
tersebut. Kognisi sosial pada lagu-lagu
tersebut berkorelasi dengan konteks
sosial saat ini.
Penelitian selanjutnya oleh Lestari
(2020a) dengan judul ―Makna Sikap
Duniawi dalam Lirik ‗Sikap Duniawi‘
Ciptaan Isyana Sarasvati‖. Tujuan
penelitian tersebut adalah mengungkap
makna sikap duniawi yang ingin
disampaikan oleh Isyana Sarasvati dalam
lirik ―Sikap Duniawi‖ agar menjadi
pembelajaran bagi para pendengar untuk
membatasi atau menjauhi sikap duniawi.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa makna sikap duniawi dalam lirik
―Sikap Duniawi‖ adalah tindakan
perundungan yang disebabkan oleh
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
18
kebencian dan dimanifestasikan dengan
cara mengucilkan, mengejek, mencaci
maki, dan menghasut.
Data primer penelitian ini adalah
lirik lagu ―Settle Down‖ yang diciptakan
oleh Tetaz Francois Lois dan Johnson
Kimbra Lee. Adapun data sekunder
dalam penelitian ini adalah buku-buku
teori dan publikasi ilmiah mengenai
linguistik dan sastra, khususnya tentang
analisis wacana kritis untuk mendukung
analisis data.
Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan dengan metode penelitian
deskriptif kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
salah satu pendekatan dari ilmu
linguistik, yaitu analisis wacana kritis.
Adapun teori yang diaplikasikan adalah
teori struktur wacana kritis model Teun
A. van Dijk.
Langkah atau metode dalam
penelitian ini terdiri atas tiga metode,
yaitu metode pengumpulan data, analisis
data, dan penyajian hasil. Dalam
pengumpulan data, lagu ―Settle Down‖
didapatkan dengan cara mendengarkan
lagunya melalui aplikasi musik Spotify,
dan liriknya dibaca melalui situs Genius,
(―Kimbra Settle Down Lyrics‖
https://genius.com/Kimbra-settle-down-
lyrics diakses pada tanggal 11 September
2020, pukul 00.30 WIB). Dalam analisis
data, lirik didengarkan, diresapi, dan
dibaca berulang-ulang. Dalam penyajian
hasil, teori analisis wacana kritis model
Teun A van Dijk diaplikasikan pada lirik
―Settle Down‖ untuk mendapatkan
makna rumah tangga yang ingin
disampaikan oleh Tetaz Francois Lois
dan Johnson Kimbra Lee. Untuk
kemudahan penelitian, lirik ―Settle
Down‖ akan diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia di tiap barisnya.
Apakah lirik lagu bisa dianalisis
menggunakan analisis wacana kritis?
Jawabannya adalah, ya. Lirik merupakan
salah satu bentuk wacana. Tarigan
(2009: 26) berpendapat sebagai berikut.
Wacana adalah satuan bahasa yang
terlengkap dan tertinggi atau terbesar di
atas kalimat atau klausa dengan
koherensi dan kohesi tinggi yang
berkesinambungan yang mempunyai
awal dan akhir yang nyata disampaikan
secara lisan atau tertulis (Tarigan,
2009).
Berdasarkan bentuknya, wacana
diklasifikasikan menjadi tiga bentuk,
yaitu wacana prosa, wacana puisi, dan
wacana drama. Dalam penelitian ini,
lirik lagu ―Settle Down‖ dapat
diklasifikasikan ke dalam wacana
monolog jika dilihat dari jenis
pemakaiannya, serta wacana puisi jika
dilihat dari bentuknya (Sumarlam, 2009:
17).
Analisis wacana menurut van Dijk
(dalam Eriyanto, 2011: 221) memiliki
tiga dimensi yaitu, teks, kognisi sosial,
dan konteks sosial. Fokus penelitian ini
ialah analisis teks. Meskipun demikian,
hasil dari analisis teks akan cukup
memuaskan dalam hal mengungkap
makna rumah tangga dalam lirik lagu
―Settle Down‖.
Teks dalam analisis wacana
menurut van Dijk (dalam (Eriyanto,
2011: 226) dibagi tiga tingkatan, yaitu
struktur makro, superstruktur, dan
struktur mikro. Sederhananya, struktur
makro adalah makna umum suatu teks.
Superstruktur adalah struktur wacana
yang berhubungan dengan kerangka
suatu teks. Struktur mikro merupakan
makna bagian kecil dari suatu wacana.
Berikut tabel penggambaran struktur
wacana oleh van Dijk:
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
19
Tabel 1
Struktur Wacana van Dijk
Struktur Hal yang Elemen
Wacana Diamati
Struktur Tematik Topik
Makro
Super- Skematik Skema
struktur
Struktur Semantik Latar,
Mikro Detil,
Maksud.
Pra-
anggapan,
Nomi-
nalisasi
Sintaksis Bentuk
kalimat,
Koherensi,
Kata ganti
Stilistik Leksikon
Retoris Grafis,
Metafora,
Ekspresi
Struktur wacana pertama adalah
struktur makro. Hal yang diamati dalam
struktur makro erat kaitannya dengan unsur
tematik atau tema. Secara umum, makna
tema sering disandingkan dengan topik.
Sobur (2012: 75) mengungkapkan secara
harfiah tema berarti ―sesuatu yang
diuraikan‖, atau ―sesuatu yang telah
ditempatkan‖.
Struktur wacana kedua adalah
superstruktur. Hal yang diamati dalam
superstruktur adalah skematik, atau
bagaimana lirik ―Settle Down‖ dirangkai.
Eriyanto (2011: 231) menyatakan bahwa
suatu teks atau wacana umumnya
mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir (hlm.). Skema
dalam wacana, terangkai sedemikian rupa
sampai membentuk kesatuan makna.
Struktur mikro dalam wacana terdiri
atas semantik, sintaksis, stilistik, dan
retoris. Struktur mikro pertama adalah
semantik. Semantik dalam analisis wacana
van Dijk menurut (Sobur, 2012):
Dikategorikan sebagai makna lokal, yakni
makna yang muncul dari hubungan
antarkalimat, hubungan antarproposisi
yang membangun makna tertentu dalam
suatu bangunan teks (Sobur, 2012: 78).
Elemen analisis wacana dalam
semantik terdiri atas latar, detail, maksud,
praanggapan, dan nominalisasi.
Struktur mikro kedua adalah sintaksis.
Sintaksis dalam analisis wacana van Dijk
menurut (Sobur, 2012):
Strategi untuk menampilkan diri sendiri
secara positif dan lawan secara negatif
dapat dilakukan dengan menggunakan
sintaksis seperti pada pemakaian kata
ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori
sintaksis yang spesifik, pemakaian kalimat
aktif atau pasif, peletakan anak kalimat,
pemakaian kalimat yang kompleks dan
sebagainya (Sobur, 2012: 80).
Elemen analisis wacana dalam
sintaksis terdiri atas bentuk kalimat,
koherensi dan kata ganti,
Struktur mikro ketiga adalah stilistik.
Stilistik erat kaitannya dengan leksikon.
Eriyanto (2011: 255) mengungkapkan
elemen leksikon menandakan bagaimana
seseorang melakukan pemilihan kata atas
berbagai kemungkinan kata yang tersedia.
Struktur mikro keempat adalah retoris.
Menurut Sobur, (2012: 83—84), strategi
dalam level retoris di sini adalah gaya yang
diungkapkan ketika seseorang berbicara
atau menulis. Elemen analisis wacana
dalam retoris terdiri atas grafis dan
metafora. Dalam penelitian ini, retoris tidak
ditampilkan karena tidak terdapat data yang
menunjukkan adanya grafis atau metafora
dalam lirik lagu ―Settle Down‖.
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum memaparkan hasil serta
pembahasan analisis wacana kritis lirik
yang akan terbagi menjadi struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro, berikut
lirik serta terjemahan interpretasi lirik
―Settle Down‖:
Settle Down
‗Berumah tangga‘
(1) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(2) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(3) Won’t you settle down with me?
‗Maukah kau berumah tangga denganku?‘
(4) Settle down
‗Berumah tangga‘
(5) We can settle at a table
‗Kita bisa duduk semeja‘
(6) A table for two
‗Meja untuk berdua‘
(7) Won’t you wine and dine with me?
‗Maukah kau makan dan minum
denganku?‘
(8) Settle down
‗Berumah tangga‘
(9) I wanna raise a child
‗Aku ingin membesarkan seorang anak‘
(10) I wanna raise a child
‗Aku ingin membesarkan seorang anak‘
(11) Won’t you raise a child with me?
‗Maukah kau membesarkan seorang anak
denganku?‘
(12) Raise a child
‗Membesarkan seorang anak?‘
(13) We’ll call her Nebraska
‗Namanya Nebraska‘
(14) Nebraska Jones
‗Nebraska Jones‘
(15) She’ll have your nose
‗Hidungnya sepertimu‘
(16) Just as so you know
‗Seperti yang kau tahu‘
(17) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(18) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(19) Won’t you settle down with me?
‗Maukah kau berumah tangga denganku?‘
(20) Settle down
‗Berumah tangga‘
(21) Run from Angela Vickers
‗Lari dari Angela Vickers‘
(22) I saw her with you
‗Aku melihatmu dengannya‘
(23) Monday morning small talking on the
avenue
‗Pada Senin pagi mengobrol di jalan‘
(24) She’s got a fancy car
‗Dia punya mobil mewah‘
(25) She wants to take you far
‗Dia ingin membawamu pergi jauh‘
(26) From the city lights and sounds deep into
the dark
‗Dari cahaya dan suara kota ke dalam
gelap‘
(27) Star so light and star so bright
‗Bintang begitu cerah dan terang‘
(28) First star I see tonight
‗Bintang pertama yang kupandang malam
ini‘
(29) Star so light and star so bright
‗Bintang begitu cerah dan terang‘
(30) Keep him by my side
‗Jaga dia di sisiku‘
(31) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(32) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(33) Baby there’s no need to run
‗Sayang kau tak perlu pergi‘
(34) I’ll love you well
‗Aku akan sungguh-sungguh
mencintaimu‘
(35) I wanna settle down
‗Aku ingin berumah tangga‘
(36) It’s time to bring you down
‗Ini waktunya untuk membawamu pergi‘
(37) On just one knee for now
‗Hanya perlu berlutut sekarang‘
(38) Let’s make our vow
‗Ayo ucapkan janji kita‘
(39) Star so light and star so bright
‗Bintang begitu cerah dan terang‘
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
21
(40) First star I see tonight
‗Bintang pertama yang kupandang malam
ini‘
(41) Star so light and star so bright
‗Bintang begitu cerah dan terang‘
(42) Keep him by my side
‗Jaga dia di sisiku‘
Struktur Makro
Tema
Lirik ―Settle Down‖ bertema egois atau
menggambarkan ego seorang manusia. Ego
tersebut dimanifestasikan dalam bentuk
keinginan untuk berumah tangga dan
memiliki seseorang seutuhnya. Tema
dalam lirik ―Settle Down‖ terlihat dalam
penggalan lirik berikut.
(1) I wanna settle down
(2) I wanna settle down
(3) Won’t you settle down with me?
(4) Settle down
(7) Won’t you wine and dine with me?
(8) Settle down
(9) I wanna raise a child
(10) I wanna raise a child
(11) Won’t you raise a child with me?
(12) Raise a child
(21) Run from Angela Vickers
(25) She wants to take you far
(30) Keep him by my side
(33) Baby there’s no need to run
(34) I’ll love you well
(36) It’s time to bring you down
(37) On just one knee for now
(38) Let’s make our vow
Tema egois tecermin dalam frasa
‗Settle Down‘ yang diucapkan berulang-
ulang sejak awal sampai akhir lirik. Tema
tersebut diperkuat dengan sub tema ajakan
untuk berumah tangga dan ajakan untuk
merawat anak. Lirik ―Settle Down‖
mengedepankan keinginan I, I selalu
menjadi subjek, dan mengedepankan ke-
akuan I itu sendiri.
Dalam bait yang membahas Angela
Vickers, sifat egois I ditunjukkan dalam
subtema saat I ingin membawa You pergi
dari Angela Vickers karena I berpikir
Angela Vickers akan membawa You pergi
darinya. Sifat tersebut merupakan sifat
egois manusia yang menuntut kepemilikan
atas manusia lain.
Dalam bait terakhir, I berharap agar
Him atau You selalu di sisinya. Selanjutnya,
I menekankan kembali keinginannya untuk
berumah tangga, dan memohon kepada
You untuk kembali kepadanya. Bait
terakhir merupakan penggambaran
bagaimana egoisnya I yang ingin memiliki
You seutuhnya meskipun kenyataannya
You telah pergi.
Superstruktur
Skema
Skema dalam lirik lagu merupakan elemen-
elemen yang membentuk struktur lagu.
Struktur lagu terdiri atas intro atau
introduction, verse, bridge, chorus, reffrein,
interlude, modulasi atau overtone, dan
coda. Elemen pertama adalah intro,
menurut Muttaqin & Kustap (2008: 132)
intro ialah suatu seksi instrumental di
bagian permulaan suatu komposisi. Elemen
kedua adalah verse. Menurut Ralf von
Appen (2015), verse merupakan bagian
awal yang berlainan yang diulang-ulang
dengan lirik yang berbeda. Selanjutnya
adalah bridge yang merujuk pada bagian
penghubung antara verse dan chorus (Ralf
von Appen, 2015: 6). Elemen keempat
adalah chorus, menurut Ralf von Appen
(2015: 4), chorus merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan bagian
yang berdiri sendiri serta biasanya diulang-
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
22
ulang dengan lirik, harmoni, dan melodi
yang sama. Selanjutnya adalah reffrein atau
reff yang hampir sama dengan chorus, yaitu
merupakan lirik di awal atau di akhir
bagian yang diulang dalam setiap iterasi
(Ralf von Appen, 2015: 5). Elemen keenam
adalah interlude. Menurut Muttaqin &
Kustap (2008: 133), materi yang terdapat
dalam introduksi bisa juga digunakan
kembali pada bagian interlude. Elemen
selanjutnya adalah modulasi atau overtune,
Campbell (dalam Bain, 2003: 1)
menyatakan bahwa overtune adalah salah
satu komponen frekuensi suara selain
frekuensi terendah. Elemen terakhir adalah
coda yang merupakan suatu potongan yang
datang setelah bagian terakhir dari tema
atau bagian yang terakhir (Muttaqin &
Kustap, 2008: 134).
Berikut beberapa elemen yang
membentuk struktur lagu ―Settle Down‖.
Reffrein I wanna settle down
I wanna settle down
Won’t you settle down with me?
Settle down
Verse 1
We can settle at a table
A table for two
Won’t you wine and dine with me?
Settle down
I wanna raise a child
I wanna raise a child
Won’t you raise a child with me?
Raise a child
We’ll call her Nebraska
Nebraska Jones
She’ll have your nose
Just as so you know
Reffrein
I wanna settle down
I wanna settle down
Won’t you settle down with me?
Settle down
Verse 2
Run from Angela Vickers
I saw her with you
Monday morning small talking on the
avenue
She’s got a fancy car
She wants to take you far
From the city lights and sounds deep into
the dark
Chorus
Star so light and star so bright
First star I see tonight
Star so light and star so bright
Keep him by my side
Bridge
I wanna settle down
I wanna settle down
Baby there’s no need to run
I’ll love you well
I wanna settle down
It’s time to bring you down
On just one knee for now
Let’s make our vow
Chorus
Star so light and star so bright
First star I see tonight
Star so light and star so bright
Keep him by my side
Struktur Mikro
Semantik
(1) I wanna settle down
(2) I wanna settle down
(3) Won’t you settle down with me?
(4) Settle down
Bait tersebut adalah bait pembukaan.
Settle Down secara khusus diartikan
‗berumah tangga‘ meskipun secara umum
diartikan ‗menetap‘. Sosok I (perempuan)
menyatakan keinginannya berumah tangga
(I wanna settle down), dan bertanya pada
You (laki-laki), maukah You berumah
tangga dengannya (Won’t you settle down
with me?).
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
23
(5) We can settle at a table
(6) A table for two
(7) Won’t you wine and dine with me?
(8) Settle down
(9) I wanna raise a child
(10) I wanna raise a child
(11) Won’t you raise a child with me?
(12) Raise a child
(13) We’ll call her Nebraska
(14) Nebraska Jones
(15) She’ll have your nose
(16) Just as so you know
Bait tersebut merupakan bait yang
menyatakan ekspektasi I tentang rumah
tangga itu sendiri. Ekspektasi tersebut
adalah ekspektasi sederhana seperti selalu
makan bersama (wine and dine), dan
membesarkan anak (raise a child). Ada hal
spesifik yang diungkapkan dalam bait
tersebut, yaitu meja untuk berdua (A table
for two), yang dapat diartikan rumah tangga
hanyalah untuk dua orang (I dan You,
seorang perempuan dan seorang lelaki).
Pada bait tersebut, I membayangkan makan
dan minum bersama You di meja yang
sama, seandainya mereka menikah. Selain
itu, I juga menyatakan keinginannya untuk
membesarkan seorang anak perempuan
yang kelak diberi nama Nebraska Jones
yang hidungnya akan seperti ayahnya.
Nebraska adalah nama yang old school atau
kuno, video klip lagu ini pun mengambil
latar 1950-an. Sementara Jones adalah
nama yang umum di Amerika. Tidak lupa,
I juga menyatakan ekspektasi tersebut
kepada You dalam bentuk pertanyaan
maukah (Won’t you wine and dine with
me? dan Won’t you raise a child with me?).
(21) Run from Angela Vickers
(22) I saw her with you
(23) Monday morning small talking on the
avenue
(24) She’s got a fancy car
(25) She wants to take you far
(26) From the city lights and sounds deep into
the dark
Bait tersebut menyatakan ancaman
umum dalam setiap pernikahan, yaitu
perselingkuhan. I ingin You menjauhi
Angela Vickers (Run from Angela Vickers).
Dilansir dari Wikipedia (―A Place in the
Sun (film)‖
https://en.wikipedia.org/wiki/A_Place_in
_the_Sun_(film) diakses pada tanggal 13
September 2020, pukul 00.45 WIB),
Angela Vickers adalah nama tokoh
film A Place in the Sun yang disutradari
George Stevens tahun 1951. Film tersebut
diadaptasi dari novel An American Tragedy
karya Theodore Dreiser tahun 1926.
Singkatnya, Angela Vickers dalam film
tersebut dikisahkan sebagai gadis sosialita
yang membuat tokoh utama (George
Eastman) berpaling, meninggalkan, dan
bahkan membunuh kekasihnya yang hamil
(Alice Tripp). Dalam lirik ―Settle Down‖,
Angela Vickers memiliki mobil yang
mewah (She’s got a fancy car) yang
mengindikasikan bahwa Angela Vickers
dalam lirik tersebut juga kaya raya seperti
Angela Vickers dalam film A Place in the
Sun. Pada bait tersebut, I melihat You
berbincang dengan Angela Vickers di
Senin pagi, di pinggir jalan (Monday
morning small talking on the avenue).
Ancaman selalu menimbulkan ketakutan,
bait tersebut pun mengungkapkan
ketakutan I. I berpikir Angela akan merebut
You dan You akan meninggalkannya,
seperti George yang meninggalkan Alicia
(She wants to take you far). From the city
light and sounds dapat diartikan rumah
tangga bagaikan cahaya dan suara kota,
sedangkan deep into the dark dapat
diartikan perselingkuhan bagaikan
kegelapan yang dalam. I takut Angela
Vickers akan membawa pergi You ke
dalam gelapnya perselingkuhan.
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
24
(27) Star so light and star so bright
(28) First star I see tonight
(29) Star so light and star so bright
(30) Keep him by my side
Bait tersebut merupakan bait doa,
yang jika dibaca atau dinyanyikan
terdengar seperti pantun bahkan mantra.
Tiga baris pertama bait tersebut adalah
pembukaan dari sebuah doa yang
dipanjatkan seorang hamba kepada Tuhan.
Doa yang diawali dengan pujian pada
ciptaan Tuhan, yaitu bintang yang terang
dan bersinar (Star so light and star so
bright). Bintang tersebut adalah bintang
pertama yang I lihat di malam itu (First
star I see tonight). Lirik tersebut juga dapat
mengindikasikan lelaki yang ia cintai (You)
bagaikan bintang yang terang dan bersinar,
dan You adalah lelaki pertama yang I cintai
dalam hidupnya (First star I see tonight
dengan kata lain the first men I love in my
life). Di baris terakhir, doa yang
dipanjatkan I pun masuk ke bagian isi,
yaitu jaga dia (You) agar tetap di sisinya,
dan tidak meninggalkannya.
(31) I wanna settle down
(32) I wanna settle down
(33) Baby there’s no need to run
(34) I’ll love you well
(35) I wanna settle down
(36) It’s time to bring you down
(37) On just one knee for now
(38) Let’s make our vow
Bait terakhir merupakan bait realita. I
berkali-kali mengungkapkan kembali
keinginannya untuk berumah tangga.
Sayangnya, ekspektasinya hancur karena
realitanya: You pergi meninggalkannya.
Hal tersebut tersirat dalam lirik Baby
there’s no need to run dan It’s time to bring
you down. I berpikir You tidak seharusnya
pergi karena I akan mencintainya dengan
baik (I’ll love you well). Meskipun You
telah pergi, I tetap berusaha agar
harapannya menjadi kenyataan dengan cara
akan membawa You kembali padanya, dan
memintanya untuk berlutut (meminang),
lalu mengucapkan janji pernikahan mereka
(It’s time to bring you down, On just one
knee for now, Let’s make our vow).
Sintaksis
(1) I wanna settle down
(2) I wanna settle down
(3) Won’t you settle down with me?
(4) Settle down
Data (1—2) merupakan kalimat
dengan subjek I yang diikuti oleh predikat
bentuk verba intransitif. Predikat data (1—
2) berupa satu kata dan satu frasa yaitu,
wanna yang merupakan kata tidak baku
dari want to, dan frasa settle down. Data (3)
merupakan kalimat tanya dengan kata
tanya Won’t yang diajukan kepada You.
Lalu, data (4) merupakan frasa penegasan
settle down itu sendiri.
(5) We can settle at a table
(6) A table for two
(7) Won’t you wine and dine with me?
(8) settle down
(9) I wanna raise a child
(10) I wanna raise a child
(11) Won’t you raise a child with me?
(12) Raise a child
(13) We’ll call her Nebraska
(14) Nebraska Jones
(15) She’ll have your nose
(16) Just as so you know
Data (5—6) merupakan kalimat
dengan subjek We, predikat can settle, dan
keterangan at the table, serta keterangan
lanjutan a table for two. Data (7 dan 11)
sama seperti data (3) yaitu merupakan
kalimat tanya. Data (3) menanyakan
tentang won’t you settle down atau
keinginan berumah tangga, sedangkan data
(7) menanyakan tentang won’t you wine
and dine, atau makan dan minum bersama,
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
25
dan data (11) menanyakan tentang won’t
you raise a child atau membesarkan
seorang anak. Data (9—10) merupakan
kalimat tunggal dengan subjek I, predikat
verba transitif wanna raised, dan objek a
child. Data (12) merupakan kalimat
penegasan yang terdiri atas kata raised dan
frasa a child. Data (13—14) terdiri atas
subjek We, predikat verba transitif will call,
objek her, dan pelengkap Nebraska, serta
keterangan Nebraska Jones. Penulisan
subjek We dan predikat will disatukan
menjadi We’ll. Data (15—16) terdiri atas
subjek She, predikat verba transitif will
have, objek your nose, dan keterangan just
so you know. Penulisan subjek She dan
predikat will disatukan menjadi She’ll.
(21) Run from Angela Vickers
(22) I saw her with you
(23) Monday morning small talking on the
avenue
(24) She’s got a fancy car
(25) She wants to take you far
(26) From the city lights and sounds deep into
the dark
Data (21) merupakan kalimat yang
tidak memiliki subjek. Berdasarkan data
(22) yang berobjek You, data (21) dapat
dipastikan seharusnya memiliki subjek You,
tetapi dilesapkan dan langsung kepada
intinya yaitu Run from Angela Vickers.
Data (22—23) merupakan kalimat dengan
subjek I, predikat verba transitif saw, objek
her, dan pelengkap with you, serta
keterangan Monday morning small talking
on the avenue. Data (24) merupakan
kalimat tunggal dengan subjek She,
predikat verba transitif is got, dan objek
fancy car. Data (25—26) terdiri atas subjek
She, predikat verba transitif wants to take,
objek you, dan keterangan far from the city
light and sounds deep into the dark.
(27) Star so light and star so bright
(28) First star I see tonight
(29) Star so light and star so bright
(30) Keep him by my side
Data (27 dan 29) merupakan kalimat
majemuk yang terdiri atas dua klausa.
Subjek masing-masing klausanya adalah
Star, predikat yang digunakan sama-sama
verba intransitif yaitu light dan bright, lalu
dilengkapi keterangan first star I see
tonight pada data (28). Data (30)
merupakan kalimat perintah yang ditandai
dengan kata Keep yang berarti ‗jaga‘,
dilanjutkan dengan him by my side yang
artinya ‗dia di sisiku‘.
(31) I wanna settle down
(32) I wanna settle down
(33) Baby there’s no need to run
(34) I’ll love you well
(35) I wanna settle down
(36) It’s time to bring you down
(37) On just one knee for now
(38) Let’s make our vow
Data (33) terdiri atas subjek Baby,
predikat there’s no need, dan pelengkap to
run. Kata there’s dalam data (33) bisa
dilesapkan, makna lirik atau kalimatnya
pun tetap sama saja, tetapi nampaknya
pencipta lagu ―Settle Down‖ ingin
menegaskan frasa no need dengan
menambahkan kata there’s sebelumnya.
Data (34) terdiri atas subjek I, predikat
verba transitif will love, objek you, dan
keterangan well. Subjek I dan predikat will
disatukan penulisannya menjadi I’ll. Data
(36) tidak memiliki subjek, terdiri atas
keterangan waktu It’s time, predikat to
bring, objek you, dan pelengkap down. Jika
menggunakan struktur kalimat yang tepat,
seharusnya menjadi I’ll (subjek) bring
(predikat) you (objek) down (pelengkap) at
this time (keterangan). Data (37—38)
terdiri atas keterangan on just one knee for
now, dan kalimat perintah yang ditandai
dengan kata Let’s yang berarti ‗mari‘, lalu
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
26
dilanjutkan dengan kata kerja make, dan
kata benda kepemilikan our vow.
Stilistik
(1) I wanna settle down
(2) I wanna settle down
(3) Won’t you settle down with me?
(4) Settle down
Penggalan lirik lagu tersebut memiliki
rima asonansi pengulangan huruf vokal ‗a‘
pada kata wanna yang menimbulkan efek
nuansa berupa keinginan atau harapan. Di
sisi lain, terdapat pengulangan huruf vokal
‗o‘ pada kata down yang menimbulkan
nuansa kesedihan. Dari kedua data tersebut,
bait pertama lirik lagu ―Settle Down‖ telah
memberikan clue pada pendengarnya
bahwa lagu tersebut adalah lagu tentang
harapan yang tidak sesuai dengan
kenyataan sehingga menimbulkan
kesedihan.
(5) We can settle at a table
(6) A table for two
(7) Won’t you wine and dine with me?
(8) Settle down
(9) I wanna raise a child
(10) I wanna raise a child
(11) Won’t you raise a child with me?
(12) Raise a child
(13) We’ll call her Nebraska
(14) Nebraska Jones
(15) She’ll have your nose
(16) Just as so you know
Penggalan lirik tersebut, terdapat
beberapa kata atau frasa yang menarik
untuk disorot, yaitu settle at a table, a table
for two, wine and dine, dan raise a child.
Pemilihan kata atau frasa tersebut
memberikan nuansa atau gambaran tentang
rumah tangga itu sendiri. Settle at a table
bermakna selalu duduk (menetap) di meja
yang sama atau dapat bermakna menetap di
rumah yang sama. A table for two
bermakna meja untuk berdua, atau rumah
tangga hanya untuk dua orang (sepasang
suami istri). Wine and dine bermakna
makan dan minum bersama. Terakhir, raise
a child yang bermakna membesarkan
seorang anak. Berdasarkan penjelasan
tersebut, penggalan lirik lagu tersebut
masih memberikan nuansa ekspektasi atau
harapan tentang rumah tangga, tetapi
digambarkan atau dijelaskan dengan lebih
detail apa saja harapannya.
(21) Run from Angela Vickers
(22) I saw her with you
(23) Monday morning small talking on the
avenue
(24) She’s got a fancy car
(25) She wants to take you far
(26) From the city lights and sounds deep into
the dark
Penggalan lirik tersebut didominasi
oleh asonansi /a/. Biasanya, asonansi /a/
akan menimbulkan nuansa kegembiraan
atau kesenangan, tetapi dalam penggalan
lirik tersebut tidaklah demikian. Asonansi
/a/ dalam penggalan lirik tersebut
memberikan efek nuansa kegelisahan,
karena pencipta lagu ―Settle Down‖
memilih kata-kata yang tidak
menggambarkan kesenangan, seperti run
(dibaca ran berarti ‗lari‘), Angela (nama
perempuan lain), saw (melihat
perselingkuhan), car (Angela mempunyai
mobil mewah), far (Angela akan membawa
pergi lelaki yang dicintai I dengan mobil
mewahnya), dan dark (Angela akan
membawa pergi You ke dalam kegelapan
atau perselingkuhan).
(27) Star so light and star so bright
(28) First star I see tonight
(29) Star so light and star so bright
(30) Keep him by my side
Asonansi /a/ pada penggalan lirik lagu
tersebut terdapat dalam kata star yang
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
27
menimbulkan efek nuansa harapan. Selain
itu, penggalan lirik tersebut memiliki rima
berupa pengulangan huruf vokal /i/ di tiap
akhir baris liriknya. Pilihan kata yang
dipilih yaitu, light, bright, tonight, dan side.
Seperti asonansi /a/, bunyi yang
ditimbulkan oleh pilihan kata tersebut juga
memiliki efek nuansa harapan, dan
berfungsi sebagai penguat asonansi /a/ pada
kata star. Perpaduan asonansi /a/ dan
asonansi /i/ menimbulkan efek nuansa
harapan yang tinggi, yang tidak hanya
disimpan dalam perasaan, tetapi juga
diungkapkan dalam doa, makna tersebut
juga telah dijelaskan dalam subbagian
Semantik.
(31) I wanna settle down
(32) I wanna settle down
(33) Baby there’s no need to run
(34) I’ll love you well
(35) I wanna settle down
(36) It’s time to bring you down
(37) On just one knee for now
(38) Let’s make our vow
Penggalan lirik lagu tersebut
didominasi oleh rima akhiran /o/ yang
menimbulkan efek nuansa kesedihan. Kata
down diucapkan berkali-kali pada akhir
baris lirik yang menegaskan kesedihan
bertubi-tubi. Bait lirik tersebut ditutup oleh
dua kata pasangan minimal, yaitu now dan
vow, yang menambah efek kesedihan.
Dapat disimpulkan, bait lirik tersebut
menggambarkan kesedihan akan harapan
yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Ekspektasi yang tidak sesuai dengan realita.
Kesedihan tersebut dibuktikan oleh kata
down yang diucapkan berulang-ulang.
SIMPULAN
Tujuan penelitian ini adalah mengungkap
makna rumah tangga dalam lirik ―Settle
Down‖ ciptaan Tetaz Francois Lois dan
Johnson Kimbra Lee. Setelah
mengaplikasikan teori analisis wacana
kritis model Teun A. van Dijk ke dalam
lirik lagu tersebut, makna rumah tangga
dapat ditemukan setelah membedah
masing-masing poin struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro. Struktur
makro (analisis tema), dan struktur mikro
(semantik, sintaksis, dan stilistiknya)
berperan penting dalam penemuan makna,
sedangkan superstruktur berperan dalam
mengenal masing-masing bagian atau
anatomi sebuah lagu untuk memudahkan
pembagian bait lirik yang akan diteliti.
Makna rumah tangga dalam lirik
―Settle Down‖ terdiri atas ekspektasi atau
harapan, problematika atau ancaman, serta
realita atau kenyataan. Ekspektasi atau
harapan dalam rumah tangga adalah
harapan akan rumah tangga yang ideal,
yaitu tinggal bersama, makan dan minum
di meja yang sama, serta membesarkan
seorang anak. Problematika atau ancaman
dalam rumah tangga adalah adanya
perselingkuhan atau orang ketiga. Realita
atau kenyataan dalam rumah tangga adalah
saat si perempuan ditinggalkan oleh lelaki
yang dicintainya atau dengan kata lain saat
ekspektasinya tidak sesuai dengan realita.
Lagu ini memiliki premis klise tentang
ekspektasi perempuan akan pernikahan
yang ideal. Meskipun demikian, lagu
―Settle Down‖ dapat menjadi pembelajaran
bagi perempuan agar tidak menaruh
harapan seratus persen pada seorang lelaki.
Lagu ini pun menjadi pembelajaran agar
perempuan senantiasa waspada dan siap
akan masalah maupun ancaman yang
mungkin terjadi karena ekspektasi tidak
selalu sejalan dengan realita.
Simpulan terakhir, lirik lagu adalah
produk sastra yang fiktif, imajinatif, dan
tidak ilmiah. Meskipun demikian, dengan
mengaplikasikan pendekatan atau teori
tertentu, makna sebuah lagu dapat
ditemukan dan hasilnya pun menjadi suatu
tulisan yang ilmiah. Menemukan makna
Makna Rumah Tangga dalam Lirik … (Hana Putri Lestari)
28
sebuah lagu memang dapat dilakukan
dengan asumsi sendiri tanpa membutuhkan
pendekatan apalagi teori, tetapi dengan
pengaplikasian pendekatan atau teori, baik
sastra maupun linguistik, kritik sastra dan
analisis bahasa tidak akan mati.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, F. 2017. Analisis Wacana Kritis
pada Lirik Lagu Tohoshinki:
"Wasurenaide" dan "Kiss the
Baby Sky" [Universitas
Diponegoro].
http://eprints.undip.ac.id/52737/
Bain, R. 2003. The Harmonic Series. A
Path to Understanding Musical
Interval, Scales, Turning and
Timbre (p. 9). University of
South Carolina School of Music.
https://in.music.sc.edu/fs/bain/at
mi02/hs/hs.pdf
Delima, N. N. 2011. Analisis Wacana
Kritis Lirik Lagu Eminem.
Skripsi. Universitas Indonesia.
Eriyanto. 2011. Analisis Wacana
Pengantar Analisis Teks Media.
PT LkiS Printing Cemerlang.
Genius. 2010. Kimbra Settle Down
Lyrics. Genius.
https://genius.com/Kimbra-settle-
down-lyrics
Giri, G. A. V. M. 2018. Klasifikasi
Musik Berdasarkan Genre
dengan Metode K-Nearest
Neighbor. Jurnal Ilmu Komputer,
11(2), 104—108.
https://doi.org/https://doi.org/10.
24843/jik.2018.v11.i02.p05
Krisyanti, T. J. 2012. Analisis Gaya
Bahasa dan Pesan Moral Pada
Lirik Lagu Grup Band Nidji
dalam Album Breakthru’ dan
Let’s Play. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Lestari, H. P. 2020a. Makna Sikap
Duniawi dalam Lirik Lagu
"Sikap Duniawi" Ciptaan Isyana
Sarasvati. Widyasastra, 3(1), 31–
42.
https://doi.org/https://doi.org/10.
26499/wdsra.v3i1.98
Lestari, H. P. 2020b. Semiotika
Riffaterre dalam Puisi Balada
Kuning-Kuning Karya Banyu
Bening. Alayasastra, 16(1), 75–
81.
https://doi.org/https://doi.org/10.
36567/aly.v16i1.535
Muttaqin, M., & Kustap. 2008. Seni
Musik Klasik Jilid 2. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Pradopo, R. D. 2009. Pengkajian Puisi
Analisis Strata Norma dan
Analisis Struktural dan Semiotik.
Gadjah Mada University Press.
Ralf von Appen, M. F.-H. 2015. AABA,
Refrain, Chorus, Bridge,
Prechorus — Song Forms and
Their Historical Development.
Semantic Scholar, 1–83.
https://www.semanticscholar.org/
paper/AABA-%2C-REFRAIN-
%2C-CHORUS-%2C-BRIDGE-
%2C-PRECHORUS-—-SONG-
Appen-Frei-
Hauenschild/b27415fb877ac878a
f9885968c35d6a5f4aa5fbe#paper
-header
Semi, M. A. 1988. Anatomi Sastra.
Angkasa Raya.
Sobur, A. 2012. Analisis Teks Media
Jalabahasa Vol. 17, No. 1, Mei 2021, hlm. 15—29
29
Suatu Pengantar untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan
Analisis Framing. PT Remaja
Rosdakarya.
Sulkifli, M. 2016. Kemampuan Menulis
Puisi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Satu Atap 3 Langgikima
Kabupaten Konawe Utara.
Bastra, 1(1).
https://doi.org/http://dx.doi.org/1
0.36709/jb.v1i01.1058
Sumarlam, D. 2009. Analisis Wacana.
Pustaka Cakra Surakarta.
Tarigan, H. G. 2009. Pengajaran
Wacana. Angkasa.
Wikipedia. 2020. A Place in the Sun
(film). Wikipedia.
https://en.wikipedia.org/wiki/A_
Place_in_the_Sun_(film)