makna simbolik tor-tor sombah dalam upacara …

13
167 Volume 15 No. 2 Desember 2016 MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN SAYUR MATUA PADA MASYARAKAT SUKU BATAK SIMALUNGUN Febrina Athylata Purba Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta Jalan Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126 Abstrak Penelitian yang berjudul “Makna Simbolik Tor-Tor Sombah Dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua Pada Masyarakat Suku Batak Simalungun” merupakan salah satu bentuk pelestarian dan sumber informasi mengenai seni tari tradisional suku Batak Simalungun. Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang masyarakat suku Batak Simalungun sebagai pemilik dari kesenian tor-tor sombah, serta mendeskripsikan bentuk dari tor-tor sombah yang dilihat dari elemen-elemen koreografi dengan dibantu oleh notasi laban dan dianalisis dengan memakai teori dari Laban yaitu effort dan shape. Selain itu juga dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolis tor-tor sombah yang dilihat dari dua bagian yaitu aspek dalam dan aspek luar dengan konsep dari Allegra Fuller Synder. Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut digunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data lapangan menggunakan model dari Kurath dengan metode etnografi tari. Hasil penelitian menunjukan bahwa kedudukan tor-tor sombah pada masyarakat suku Batak Simalungun menempatkan seni sebagai bagian dari agama dan bagian dari aktivitas sosial masyarakat setempat dalam upacara adat kematian sayur matua. Dilihat dari bentuk koreografinya tor-tor sombah merupakan bagian dari tari upacara adat hal ini terlihat dari elemen-elemen yang terdapat di dalam koreografi yang semuanya mengarah kepada aturan- aturan adat istiadat dari suku Batak Simalungun. Makna simbolis tor-tor sombah dalam upacara adat kematian sayur matua merupakan salah satu bagian dari kepercayaan masyarakat suku Batak Simalungun kepada ajaran agama dan upacara adat dilihat dari koreografi, tata busana, dan properti yang dipakai. Seni tari tradisi tor-tor sombah dalam upacara adat kematian sayur matua yang hadir pada masyarakat suku Batak Simalungun mempunyai hubungan erat kaitannya dengan seni dalam upacara adat istiadat dan seni sebagai hiburan. Kata Kunci: Tor-tor Sombah, Upacara Adat Kematian Sayur Matua Batak Simalungun, Koreografi, Makna Simbolik. Abstract This research which is titled “The Symbolic Meaning Of Sombah Dance in Sayur Matua The Death Ceremony Of Simalungun Batak Ethnic Society”, is one of the sort of preservation

Upload: others

Post on 25-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

167Volume 15 No. 2 Desember 2016

MAKNA SIMBOLIK TOR-TORSOMBAH DALAM UPACARA ADATKEMATIAN SAYUR MATUA PADAMASYARAKAT SUKU BATAKSIMALUNGUN

Febrina Athylata PurbaInstitut Seni Indonesia (ISI) SurakartaJalan Ki Hadjar Dewantara No. 19 Kentingan, Jebres, Surakarta 57126

Abstrak

Penelitian yang berjudul “Makna Simbolik Tor-Tor Sombah Dalam Upacara AdatKematian Sayur Matua Pada Masyarakat Suku Batak Simalungun” merupakan salah satubentuk pelestarian dan sumber informasi mengenai seni tari tradisional suku BatakSimalungun. Penelitian ini bertujuan mengetahui latar belakang masyarakat suku BatakSimalungun sebagai pemilik dari kesenian tor-tor sombah, serta mendeskripsikan bentukdari tor-tor sombah yang dilihat dari elemen-elemen koreografi dengan dibantu oleh notasilaban dan dianalisis dengan memakai teori dari Laban yaitu effort dan shape. Selain itu jugadalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna simbolis tor-tor sombah yang dilihatdari dua bagian yaitu aspek dalam dan aspek luar dengan konsep dari Allegra Fuller Synder.Untuk mengungkapkan permasalahan tersebut digunakan metode kualitatif denganpendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data lapangan menggunakan model dariKurath dengan metode etnografi tari.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kedudukan tor-tor sombah pada masyarakat sukuBatak Simalungun menempatkan seni sebagai bagian dari agama dan bagian dari aktivitassosial masyarakat setempat dalam upacara adat kematian sayur matua. Dilihat dari bentukkoreografinya tor-tor sombah merupakan bagian dari tari upacara adat hal ini terlihat darielemen-elemen yang terdapat di dalam koreografi yang semuanya mengarah kepada aturan-aturan adat istiadat dari suku Batak Simalungun. Makna simbolis tor-tor sombah dalamupacara adat kematian sayur matua merupakan salah satu bagian dari kepercayaanmasyarakat suku Batak Simalungun kepada ajaran agama dan upacara adat dilihat darikoreografi, tata busana, dan properti yang dipakai. Seni tari tradisi tor-tor sombah dalamupacara adat kematian sayur matua yang hadir pada masyarakat suku Batak Simalungunmempunyai hubungan erat kaitannya dengan seni dalam upacara adat istiadat dan senisebagai hiburan.

Kata Kunci: Tor-tor Sombah, Upacara Adat Kematian Sayur Matua Batak Simalungun,Koreografi, Makna Simbolik.

Abstract

This research which is titled “The Symbolic Meaning Of Sombah Dance in Sayur MatuaThe Death Ceremony Of Simalungun Batak Ethnic Society”, is one of the sort of preservation

Page 2: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

168 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

and source information regards tradisional dance art from Simalungun Batak Ethnic. The re-search aims to understand the background of community of Simalungun Batak Ethnic as anowner of sombah dance, as well as to describe the form of sombah dance viewed from the elementsof choreography which is suported by Labannotation and analyzed by Laban theory of ‘effort’ and‘shape’. Beside that, the research aims to analyze the symbolic meaning of sombah dance viewedfrom two parts, namely inner and outer aspects based on the consept from Allegra Fuller Synder.It uses the qualitative method and ethnochoreological approach for uncovering those matters. Thefield data collected by using Kurath’s model and ethnography of dance method.

The research shows that the position of sombah dance in Simalungun Batak ethnic societyis used art as a part of media religion and as social activity for inhabitants in sayur matua thedeath ceremony. From its choreographical form, sombah dance represents of tradition ceremonydance reflected by the elements which are found in the choreography in which all of them reflectculture from Simalungun Batak ethnic. The symbolic meaning of sombah dance in sayur matuathe death ceremony is one of the public faith and tradition ceremony viewed the used from chore-ography, clothing, and property. The traditional art sombah dance is lived in sayur matua thedeath ceremony of Simalungun Batak ethnic society which has a significant relation with the artas tradition ceremony and art as an entertainment.

Keywords: Tor-tor Sombah, Upacara Adat Kematian Sayur Matua Batak Simalungun, Koreografi,Makna Simbolik.

PENDAHULUANTari adalah sebuah pertunjukan yang

melibatkan seluruh elemen masyarakatpendukungnya. Tari diadakan sesuai dengankebudayaan setempat dengan cara dalamkonteks yang berbeda-beda. Tari diadakanuntuk upacara-upacara yang berkaitandengan adat dan kepercayaan, namun adajuga yang melaksanakannya sebagai hiburanatau rekreasi. Sistem sosial dan lingkunganalam yang mempengaruhi bentuk, danmakna tari pada suatu komunitas suku danbudaya. Tari dalam masyarakat suku BatakSimalungun disebut dengan Tor-tor, dansudah ada sejak abad ke-13 dan menjadibudaya dari suku Batak. Tor-tor untukkehidupan suku Batak Simalungun yangmerupakan adat dan hiburan, biasanyadiiringi dengan alat musik tradisional, dansuara manusia. Gerakan tor-tor terdiri darigerakan badan yaitu: gerakan kepala,penglihatan mata, ayunan tangan, jari-jarimangeper, eot, ondok, dan langkah. Gerakantor-tor tersebut menunjukan keindahan,terutama bila si penari (panortor) melakukan

gerakan tersebut dengan menggunakanperasaan, maka orang lain (penonton) yangmelihatnya dapat menangkap pesan ataumakna dari gerak tor-tor yang dilakukanoleh panortor tersebut.

Tor-tor sombah untuk kehidupanmasyarakat Batak Simalungun berhubunganerat dengan upacara adat, upacara ritualkematian sayur matua, maupun untukhiburan. Tor-torsombah untuk kehidupanmasyarakat Batak Simalungun mempunyaiperanan penting sebagai aktivitas kehidupanyang berkaitan dengan kehidupan spiritual,dan hubungan sosial kemasyarakatannya.Tor-tor sombah dilakukan dengan berbagaikegiatan ritual kematian sayur matuamaupun upacara keagamaan, dan juga dapatdipertunjukan dalam konteks adat. Tor-torsombah adalah salah satu tarian tradisionalsukuBatak Simalungun, yang dapatditarikan oleh pemuda-pemudi,danorangtua. Menurut sejarah, tor-torsombahditampilkan kepada tamu-tamu kehormatan,dan kegiatan upacara adat yang diiringidengan gonrang. Bila tor-tor ini telah selesai

Page 3: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

169Volume 15 No. 2 Desember 2016

dipertunjukan maka tor-tor yang lain dapatditampilkan sesuai dengan permintaan ataukebutuhan dari upacara adat dengan diiringigual.

Tor-tor sombah telah lama hidup ditengah-tengah kehidupan masyarakat sukuBatak Simalungun, dengan istilah Sombahyang artinya “sembah”. Sombah pada zamankerajaan di Simalungun, bila dapat dirubah,diganti, dan disesuaikan menurut keadaansekarang yaitu Tor-tor Bolon/Tor-tor Agung.Bentuk gerak dari tor-tor sombahmenunjukan kedua belah tanganmenyembah kepada tamu pimpinan, carapenyembahan dengan menggunakantangan. Gerakan dari tor-tor sombah bisadilakukan dengan berbagai jenis variasi gerakyang dapat menambah nilai keindahan,supaya tor-tor sombah (tor-tor bolon/tor-torogung) ini benar-benar agung. Perkataansombah hendaknya dihindarkan/dijauhkan,karena menurut keterangan dari para orangtua, bahwa yang disembah hanya Tuhan,manusia tidak disembah tetapi dihormati.Sebagai alat-alat penggerak dalam tor-torsombah ini diutamakan ialah gonrang, sarunei,mongmongan, ogung, dan sitalasayak. Bila gualitu diiringi dengan sarunei bolon dengansigumbangi (sarunei dengan memakaisigumbangi, yaitu seruas bambu yang dibuatkhusus untuk memperbesar resonansi suarasarunei).

Penyajian tor-tor sombah seringditampilkan dalam upacara adat, upacararitual, dan hiburan. Setiap penampilan daritor-tor sombah jika tidak diiringi dengansigumbangi, maka tor-tor sombah disebut tor-tor hear. Sebelum tor-tor dimulai biasadilakukan oleh masyarakat suku BatakSimalungun lebih dahulu dipertunjukanragam gual/sarunei, diperdengarkan tanpa

tarian. Untuk sekarang ragam suara saruneidimainkan terlebih dahulu, baru menyusulragam suara gual, kemudian menari.Kegiatan tersebut merupakan suatupendahuluan dari upacara gonrang, supayaperkataan pada upacara diadakansesungguhnya sehingga jalannya upacaradari awal sampai akhir dapat diikuti dengankhidmat oleh para peserta yang turut dalamupacara tersebut. Sebelum tor-tor sombahselesai ditampilkan oleh para panortor, makapara panortor lainnya telah bersiap-siap dandapat mengikuti bunyi gonrang, sarunei,mongmongan, ogung.Tor-tor sombah ditarikandengan penuh penghayatan sehingga parapanortor dapat mengikuti bunyi gonrang,ogung, mongmongan, terutama sarunei bolon,dengan tujuan agar para panortor dapatmenunjukan makna dan keindahan dari tor-tor sombah yang ditampilkan.

Tor-torsombah ditarikan sesuai dengankedudukan masing-masing masyarakatdalam kehidupan adat suku BatakSimalungun dimana terdapat beberapainteraksi sosial antara unsur-unsurkekerabatan yang diatur berdasarkan ToluSahundulan Lima Saodoran. Tolu SahundulanLima Saodoran adalah sebagai sistemkemasyarakatan (sistem kekerabatan) sukuBatak Simalungun. Konsep Tolu SahundulanLima Saodoran mengatur posisi partisipanupacara dalam acara adat yang berlangsung.Tolu SahundulanLima Saodoran merupakantiga posisi penting dalam kekerabatan sukuBatak yang dijunjung tinggi dan menjadifalsafah dalam kehidupan masyarakat BatakSimalungun. Tor-torsombah dalam kehidupanmasyarakat suku Batak Simalungun salingberkaitan. Keterkaitan antara tor-torsombahdengan masyarakat suku Batak Simalungunyaitu berhubungan dengan aktivitas pada

Page 4: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

170 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

upacara adat kematian sayur matua.Tor-torsombah bagi masyarakat suku BatakSimalungun bukan hanya sekedar gerakanyang indah, tetapi harus berlandaskanfalsafah kehidupan dan ritual sertamerupakan bagian dari adat yangdigerakkan secara simbolis.

Secara harafiah, gerakan tor-torsombah merupakan gerakan tubuh manusiayang teratur, terlatih, yang kemudian menjadikebiasaan yang diakui dan didukung. Setiapgerakan tor-tor sombah memiliki pola didalam aturan-aturan dan nilai keindahansetempat yang dilakukan secara simbolis, danmemiliki makna-makna religius, yangbertujuan untuk menghormati arwah paraleluhur. Sampai saat ini, tor-tor sombah terushadir dalam setiap pesta adat bagimasyarakat suku Batak Simalungun, yaitudiantaranya pada pesta pernikahan, upacaraMangompoi Jabu, upacara Manulangi. Terjadijuga dalam upacara kematianserta upacaraMangongkal Holi.

Kehadiran upacara di dalam suatulingkungan masyarakat merupakanungkapan tertentu yang berhubungandengan bermacam-macam peristiwa penting.Peristiwa-peristiwa penting tersebutdilaksanakan sebagai suatu upacara denganrangkaian dan tatanan yang dijalankansesuai dengan kepercayaan dan tradisi secaraturun temurun. Seperti halnya tor-tor sombahdalam upacara adat kematian sayur matuabagi msyarakat suku Batak Simalungun.Upacara adat kematian sayur matuadilaksanakan sebagai penyampaian rasahormat anak kepada orangtua yang sudahmeninggal. Karena bagi masyarakat sukuBatak Simalungun, orang tua diibaratkansebagai wujud dari Tuhan yang kelihatan.

Tujuan dari upacara adat kematiansayur matua ini adalah untukmengungkapkan perwujudan rasa gembiraorang tua yang telah meninggal denganpenuh kemenangan atau sukses, karena telahberanak dan bercucu dalam arti mempunyaigenerasi penerus berikutnya. Sebab bagimasyarakat suku Batak Simalungun, Anakadalah harta yang paling berharga, dalambahasa Bataknya “Anakkhonki do hamuraondi ahu” yang berarti anak-anakkulah hartakuyang paling berharga. Berdasarkanpemahaman tersebut, jelas bahwapentingnya peran anak dalam upacara adatkematian sayur matua masyarakat sukuBatak Simalungun.

Pada masyarakat Batak Simalungun,kematian (matei) di usia yang sudah sangattua, merupakan kematian yang palingdiinginkan. Terutama bila orang tua yangmeninggal telah menikahkan semuaanaknya dan telah memiliki cucu dari anak-anaknya. Pelaksanaan upacara kematian adatsayur matua dengan menarikan tor-torsombahsebagai tarian untuk menghormati orang tuayang sudah meninggal, bagi keluarga yangberduka, Tuhan Yang Maha Esa, dan leluhur(nenek moyang). Tor-torsombah hadir danmenjadi bagian dari kesenian tradisimasyarakat suku Batak Simalungun yangmerupakan suatu kegiatan ritual untuk selaludibawakan pada setiap kegiatan upacara adatkhususnya upacara adat kematian sayurmatua. Tor-tor sombah menjadi bagian darikebudayaan bagi masyarakat suku BatakSimalungun yang berfungsi untuk menjagaserta mempertahankan kelangsungan sistemsosialnya.

Upacara adat kematian sayur matuapada masyarakat suku Batak Simalungunmerupakan pengakuan bahwa masih ada

Page 5: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

171Volume 15 No. 2 Desember 2016

kehidupan dibalik dunia ini. Pelaksanaanupacara adat kematian sayur matua sangatpenting bagi masyarakat suku BatakSimalungun karena merupakan sebagaitanda penghormatan terakhir oleh orangtuayang meninggal dunia, keluarga yang telahditinggalkan yaitu anak-anak, cucu, sanaksaudara. Upacara adat kematian sayur matuauntuk suku Batak Simalungun diiringidengan alat musik gonrang bolon yangdimainkan di dalam ataupun di luar rumah,namun pada tempat yang berdekatandengan jenazah. Alat musik gonrang berhentidimainkan pada saat mendekati tengahmalam, meskipun menurut tradisi yang asli,musik ini dimainkan sampai pagi. Mendekatisenja hari setelah berlangsungnya upacaradisertai dengan kata-kata sambutan, arak-arakan menuju lokasi penguburan mulaidilaksanakan dengan dipimpin oleh parapemain musik dan pengusung jenazah.Demikian seorang warga Simalungundibaringkan ke peristirahatannya yangterakhir menurut tata cara yang digariskanoleh tradisi.

Upacara adat kematian sayur matuaini disertai dengan adanya penyerahanhewan ternak sebagai persembahan,dipilihnya hewan ternak karena yangmeninggal sudah sempurna dalam adat yaitusudah Sayur Matua. Seluruh rangkaianupacara sayur matua, dilaksanakan selamatiga sampai tujuh hari, untuk kegiatanupacaranya akan melibatkan banyak orang,dengan biaya yang cukup besar. Denganadanya hubungan Tolu Sahundulan LimaSaodoranyang terbentuk keturunan sayurmatua secara bersama akan menanggungbiaya upacara tersebut.

Secara fisik tor-torsombah merupakantarian, namun memiliki makna yang lebih

dari gerakan-gerakannya. Makna dansimbolik pada tor-torsombah terdapat di dalamunsur sajian yang ditampilkan yaitu : iringanmusik, busana, tata rias, dan properti, umpasayang digunakan, serta kebiasaan yangdilakukan sebelum, pada saat dan selamapertunjukan merupakan tradisi yang terusmenerus berlaku pada masyarakat sukuBatak Simalungun. Untuk gerakan tari padatangan yang terdapat dalam tor-torsombahmengandung makna. Gerak tangan dalammenarikan tor-torsombah mempunyai empatbentuk, yaitu : Sombah, Dihar, Mangalo-alodan Mamasu-masu, Huda-huda/Toping-toping.

Selain menunjukan bahwa tor-torsombah memiliki makna simbolik , danberkaitan juga sebagai media komunikasi,karena melalui media gerak yang disajikanterjadi interaksi antar partisipan upacara.Dalam menari tor-tor , setiap partisipanupacara wajib menggunakan Ulos. Adaberbagai macam jenis Ulos Batak. Ulos yangdigunakan dalam manortor harus disesuaikandengan konteks acara adat yangdiselenggarakan. Begitu pula dengan musikdan lagu yang mengiringi tor-torsombah,dimana musik acara adat sangat berbedadengan musik acara yang sifatnya hiburan,permintaan untuk musik acara adatdisesuaikan dengan tema dari upacara adat,dan adanya peran dari tokoh adat yangmemimpin upacara adat.

Peristiwa upacara adat kematian sayurmatua memiliki kedudukan penting dalamkehidupan masyarakat Suku BatakSimalungun terkait dengan upacarakematian. Kehadiran tor-tor sombah dalamupacara adat kematian sayur matua tidakterlepas dari sistem kepercayaan masyarakatSimalungun dalam menghormati orangtuayang sudah meninggal untuk mengantarkan

Page 6: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

172 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

ke sorga. Kehadiran tor-torsombahmenjadikan upacara adat kematian sayurmatua sempurna secara adat Simalungun.

Menelusuri kehadiran tor-torsombahdalam upacara adat kematian sayur matuadan rasa ingin tahu tentang kebudayaanBatak Simalungun menyebabkan penulisingin mempelajari lebih dalam mengenaisegala bentuk budaya dan adat istiadat sukuBatak Simalungun. Tor-torsombah yangmerupakan bagian dari seni budaya dalamhal ini untuk upacara adat kematian sayurmatua membuat timbul berbagai pertanyaandalam pikiran penulis, dimana tor-torsombahmampu menyampaikan makna-makna, danberguna untuk melestarikan kebudayaanmasyarakat suku Batak Simalungunsehingga mampu bertahan dengan bentuktradisional di tengah zaman moderenisasi.Untuk mengetahui nilai, makna, bentuk sertahubungan dengan upacara adat kematiansayur matua, maka judul penelitian ini adalah“Makna Simbolik Tor-torSombah DalamUpacara Adat Kematian Sayur Matua PadaMasyarakat Suku Batak Simalungun”.

RumusanMasalahBerdasarkan pemaparan di atas, maka

ditetapkan rumusan masalah yang akandikaji dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :1. Bagaimana hubungan antara tor-

torsombah dengan upacara adatkematian sayur matua pada masyarakatsuku Batak Simalungun?

2. Bagaimana bentuk pertunjukan tor-torsombah dalam upacara adatkematiansayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun?

3. Bagaimana makna simbolik tor-torsombah dalam upacara adat kematian

sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun?

Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk

mengungkapkan makna simbolik tor-torsombah dalam upacara adat BatakSimalungun. Tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut :1. Mendapatkan informasi tentang makna

simbolik Tor-tor sombah dalam upacaraadat kematian sayur matua padamasyarakat suku Batak Simalungun.

2. Mengetahui, mengkaji, sertamendeskripsikan makna simbolik tor-torsombah dalam upacara adat kematiansayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun.

3. Menjelaskan dan menganalisis maknasimbolik tor-tor sombah dalam upacaraadat kematian sayur matua padamasyarakat suku Batak Simalungun.

4. Melestarikan, membina, danmengembangkan tor-tor sombah BatakSimalungun.

Manfaat PenelitianManfaat penelit ian yang dapat

diperoleh dari hasil penelitian ini adalahsebagai berikut :1. Sebagai media informasi untuk suatu

bentuk kesenian Simalungun.2. Menambah literatur tentang kebudayaan

nasional.3. Sebagai bahan masukan bagi

pemerintah lembaga yang berkompetendan masyarakat luas.

4. Sebagai referensi bagi peneliti-penelitilainnya yang hendak meneliti bentukkesenian ini lebih jauh.

Page 7: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

173Volume 15 No. 2 Desember 2016

Tinjauan PustakaPenelitian tentang makna simbolik tor-

torSombah Batak Simalungun secara teks dankonteks sudah cukup banyak dilakukan olehpeneliti terdahulu. Penelitian ini merupakansalah satu upaya untuk melihat lebih jauh lagitentang kajian makna simbolik. Adapunliteratur yang dapat dijadikan referensi olehpeneliti yang terkait dengan kajian maknasimbolik antara lain sebagai berikut :

Penelitian oleh Defri Elias Simatupangdalam Jurnal Balai Arkeolog Medan denganjudul “Upacara Saur Matua: KonsepKematian Ideal Pada Masyarakat Batak Toba(Studi Etnoarkeologi)”. Penelitian inimenjelaskan bagaimana pelaksanaan dariUpacara Saur Matua Pada Masyarakat BatakToba yang memiliki konsep kematian ideal,membahas mate saur matua  sebagai sebuahupacara kematian warisan produkkebudayaan masa lampau melalui tinjauanetnoarkeologi.

Penelitian yang dilakukan oleh DefriElias Simatupang memberikan tinjauan kritisdan arif, terutama melalui konteks sistem(hubungan masyarakat Batak Kristen denganupacara saur matua dari waktu  terdahuluhingga terkini). Apalagi dimasa terkini,upacara ini sering memunculkan kontroversiseputar ketidaksetujuan dari sebagianmasyarakat Batak Kristen untukmelestarikannya. Upacara saurmatua dianggap bertentangan dengan ajaran agamabaru (Kristen) yang mereka anut.

Penelitian yang dilakukan adalahdengan menggunakan ilmu Etnoarkeologiadalah merupakan ilmu arkeologi yangmenggunakan data etnografi sebagai analogiuntuk membantu memecahkan masalah-masalah arkeologi (Puslitarkenas,1999:188-190). Penelitian ini menggunakan data

etnografi berupa upacara saur matua dikalangan masyarakat Batak Kristen (padamasa terkini) dijadikan sebagai salah satubahan analogi dalam usaha merekonstruksikebudayaan religi masyarakat Batak Tobapada masa lampau yang berkaitan dengankonsep kematian.

Persamaan penelitian yang akandilakukan dalam “Upacara Saur Matua:Konsep Kematian Ideal Pada MasyarakatBatak (Studi Etnoarkeologi)” dalam JurnalBalai Arkeolog Medan oleh Defri EliasSimatupang terdapat latar belakang masalahmengenai upacara kematian, sistemkekerabatan masyarakat suku Batak Tobadengan suku Batak Simalungun. Perbedaandari kedua penelitian ini adalah terdapat padapemilihan objek material dan objek formal.

“Upacara Saur Matua: KonsepKematian Ideal Pada Masyarakat Batak(Studi Etnoarkeologi)” dalam Jurnal BalaiArkeolog Medan oleh Defri Elias Simatupangmenggunakan disiplin ilmu etnoarkoreologiyang dapat memberikan gambaran sebagaiargumentasi penghubung dalam rangka ujihipotesis, model, dan teori tentang terjadinyatransformasi budaya pada upacara saurmatua dari masa pra-Kristen hingga sampaimasa terkini sesudah masuknya pengaruhagama Kristen.

Perbedaan antara upacara adatkematian Saur Matua dan Upacara adatkematian Sayur Matua yaitu dimana upacaraadat kematian Saur Matua merupakanupacara yang dilaksanakan untuk orangtuayang sudah meninggal dunia telah ber-anakcucu baik dari anak laki-laki maupunperempuan,tetapi tidak semua anaknyasudah menikah. Upacara saur matua iniditujukan untuk masyarakat suku BatakToba. Sedangkan upacara adat kematian

Page 8: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

174 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

Sayur Matua adalah upacara yangdilaksanakan untuk orangtua yang sudahmeninggal dunia yang memiliki semua anaksudah menikah, memiliki cucu dan cicit,meninggal secara sempurna. Upacara sayurmatua ini ditujukan untuk masyarakat sukuBatak Simalungun.

Terjadi perbedaan dan persamaandalam penilitian ini yaitu sama-samamengkaji objek material yang sama, namunfokus objek Defri Elias Simatupang lebihmengarah disiplin ilmu etnoarkoreologi,sedangkan peneliti mengkaji mengenai tari.Tempat dan pendekatan yang digunakanjuga berbeda. Penelitian oleh Defri EliasSimatupang sangat membantu penelitidalam mengolah objek material.Perbedaannya dengan penelitian ini adalahpeneliti pada disiplin ilmu kajian yangterfokus pada tarinya. Dalam hal inipendekatan yang digunakan berupaetnokoreologi.

Peradaban Simalungun “Inti SariSeminar Kebudayaan Simalungun se-IndonesiaTahun 1964” yang ditulis oleh Rudolf Purbadan JE. Saragih membahas tentangSimalungun dalam bingkai budaya, aksara,bahasa, serta adat-istiadatnya. Buku inimenjelaskan sejarah dari suku BatakSimalungun, mengenalkan jenis-jenis senitradisional suku Batak Simalungun, sertamengenai hukum adat dan upacara ritualyang sampai sekarang masih dilaksanakanoleh keturunan dari suku Batak Simalungun.

Buku yang ditulis oleh Rudolf Purbadan JE. Saragih dapat digunakan oleh penelitiuntuk mengolah dari objek material yangberkaitan tentang upacara adat kematiansayur matua dan juga tentang keseniantradisional yaitu tor-tor sombah. Melalui bukuini dapat memberikan informasi tentang suku

Batak Simalungun. Buku ini tidakmembahas secara rinci tentang tor-tor sombahpada upacara adat kematian sayurmatua.buku ini sedikit membahas tentangtari-tarian yang terdapat dalam suku BatakSimalungun. Dengan meninjau buku ini,memposisikan peneliti menyelesaikanpenelitian yang masih orisinil.

Adat ni Simalungun disusun PresidiumPartuha Maujana Simalungun 2002 yangditulis oleh Drs. Salmon Sinaga membahastentang falsafah budaya Simalungun, marga-marga Simalungun, upacara adatperkawinan, upacara adat kematian, umpasaSimalungun, kesenian Simalungun yangditulis dengan menggunakan bahasaSimalungun. Buku yang ditulis oleh Drs.Salmon Sinaga lebih mengarah kepadabentuk adat Simalungun yang dijalankandalam setiap upacara perkawinan, kelahiran,memasuki baru, dan kematian dalammasyarakat suku Batak Simalungun.

Buku yang ditulis oleh Salmon Sinagadapat digunakan oleh penulis untukmemberikan informasi tentang upacara adatkematian yang dilakukan oleh masyarakatsuku Batak Simalungun, namun tidakmembahas secara rinci tor-tor sombah sebagaisarana upacara adat kematian sayur matua.Sehingga buku ini dapat memberikaninformasi yang terkait dengan keorisinalitaspenelitian tentang tor-tor sombah padaupacara adat kematian sayur matua.

Horja Sayur Matua disusun oleh St.Mansen Purba, SH dan St. Oji E. Saragih, BAditerbitkan Bina Budaya Simalungun tahun1994 ditulis dalam bahasa Simalungunmembahas tentang upacara adat kematiansayur matua yang ditulis denganmenggunakan bahasa Simalungun. Bukuyang ditulis oleh St. Mansen Purba dan St.

Page 9: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

175Volume 15 No. 2 Desember 2016

Oji E. Saragih ini dapat digunakan penelitiuntuk memberikan informasi bagaimanajalannya upacara adat kematian sayur matua,sehingga meletakkan orisinilitas penelitian ini.Dikarenakan tidak membahas tentang tor-torsombah.

Landasan TeoriFokus perhatian dalam penelitian ini

adalah tor-tor sombah dan upacara adatkematian sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun. Penelitian ini mengkajitentang teks tari (bentuk dan struktur gerak),konteks tari (makna simbolis), yang memilikihubungan di antara keduanya. Bentuk danstruktur geraknya mempunyai kandungansimbol-simbol dalam teks tor-tor sombah.Setiap simbol-simbol tersebut mengandungmakna penting dalam konteks masyarakatsuku Batak Simalungun. Hubungan antarateks dan konteks ini yang akan menguatkantor-tor sombah dan upacara adat kematiansayur matua suku Batak Simalungun,sehingga mampu untuk bertahan dan tetapeksis di dalam masyarakat menghadapi arusmodernisasi.

Untuk mengkaji hubungan antara tor-tor sombah dengan upacara adat kematiansayur matua pada masyarakat suku BatakSimalungun, penulis menggunakan teorikebudayaan sebagai suatu sistem simbol olehHarsja W. Bachtiar yang dalam teori TalcottParson. Harsja W. Bachtiar membagi kedalam empat perangkat sistem simbol sertamemiliki fungsi untuk masyarakat yangberkaitan dengan tingkah laku dalamhubungan sosial, yaitu menyatakan:

Kebudayaan merupakan suatu sistemmenyeluruh yang terdiri dari cara-caradan aspek-aspek pemberian arti padalaku ujaran, laku ritual, dan berbagaijenis laku atau tindakan lain dari

sejumlah manusia yang mengadakantindakan antar satu dengan yang lain.Unsur terkecil dari sistem ini yangdisebut dengan sistem budaya adalahsimbol, sehingga kebudayaan bisajuga ditanggapi sebagai suatu sistemsimbol. Sistem simbol ini terdiri dariempat perangkat yaitu (1) simbol-simbol konstitutif yang terbentuksebagai kepercayaan-kepercayaandan biasanya merupakan inti dari dariagama, (2) simbol-simbol yangmembentuk ilmu pengetahuan, (3)simbol-simbol penilaian moral yangmembentuk nilai-nilai dan aturan-aturan, (4) simbol-simbolpengungkapan perasaan atau simbol-simbol ekspresif (Bachtiar dalam Alfianed: 1985:66).

Pernyataan Talcott Parson di atas dapatdigunakan untuk menjelaskan kedudukandan hubungan tor-tor simbol dalam upacaraadat kematian sayur matua sebagai sistemsimbol budaya, dan merupakan wujudekspresi seni masyarakat suku BatakSimalungun yang terkait dengan sistemkepercayaan (konstituf) dan sistem ritualkeagamaan, sistem pengetahuan yang terkaitdengan pembentukan simbol-simbol, sistemnilai moral yang terkait dengan aturan-aturandalam masyarakat, dan sistem ekspresi yaituperasaan dan estetika.

Untuk menjelaskan mengenai maknasimbolis tor-tor sombah dalam upacara adatkematian sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun, menggunakan teori yangdikutip dalam buku Etnologi Tari Bali oleh IMade Bandem (1996:22) yang mengikuti teoridari Allegra Fuller Snyder menyatakanbahwa:

Tari adalah simbol kehidupan manusiadan merupakan aktivitas kinetik yangekspresif. Termasuk aspek dalamadalah stimulus (stimulation),

Page 10: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

176 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

transformasi (transformation), dansuatu kemanunggalan (unity) denganmasyarakat. Adapun aspek luar adalahmasyarakat dan lingkungan sekitartempat si penari hidup dan berproses.Pembahasan ini lebih mengenalkanpada sebuah tatanan yang harusmelewati sebuah proses hinggaterbentuk sebuah karya di dalamnya(I Made Bandem, 1996:22).

Pemaparan di atas oleh Allegra FullerSynder dapat membantu untuk menganalisismakna tor-tor sombah dalam upacara adatkematian sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun. Model tersebut dapatmembantu menganalisis tor-tor sombah darisegi masyarakat dan kebudayaan, mengingatbahwa tor-tor sombah merupakan warisanproduk dari kebudayaan. Kajian mengenaitor-tor sombah dalam upacara adat kematiansayur matua pada masyarakat suku BatakSimalungun merupakan studi tentangetnologi tari yang mempelajari bentuk sosialdan kebudayaan yang dinyatakan melaluitari. Tari yang dijelaskan oleh Allegra FullerSynder merupakan bagian dari simbolkehidupan manusia, dan merupakanaktivitas kinetik yang ekspresif. Hal ini dapatdilihat dari dua aspek yaitu aspek dalam danaspek luar. Dibutuhkan penjelasan yang lebihmendalam agar mendapat pemahaman yanglebih menyeluruh.

Untuk mendeskripsikan danmenjelaskan kajian analisis mengenaikoreografi tor-tor sombah dalam upacara adatkematian sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun menggunakan konsepdari Y. Sumandiyo Hadi tentang koreografikelompok. Adapun penjelasan sebagaiberikut:

Orientasi garapan menjelaskan dasarpijakan dan arah pengembangan dari

garapan tari, sedangkan dasarpemikiran akan memberikanketerangan tentang konsep-konsepgarapan tari yang meliputi aspek-aspek/elemen-elemen koreografi yaitugerak tari, ruang tari, iringan/musiktari, judul tari, tema tari, tipe/jenis/sifattari, model atau cara penyajian, jumlahpenari, jenis kelamin dan postur tubuh,tata rias dan busana,tata cahaya ataustage lighting, dan properti tari ataukelengkapan tari (Hadi, 2003:85-86).

Berdasarkan penjelasan teori dari Y.Sumandiyo Hadi di atas dapat membantumenjelaskan lebih rinci pada bagian gerakyang bersifat tekstual yaitu denganmenggunakan Laban Movement Analysis(LMA) dikenal dengan istilah effort dan shape.Model Laban LMA dapat dipakai untukmembantu menganalisis proses terbentuknyamotif gerak pada tor-tor sombah. Effortmerupakan usaha atau proses meliputiketubuhan, tema, dan dinamika. Shapemerupakan bentuk yang terdiri dari desainatau lintasan, volume dan level. Penggunaanteori ini memberikan dasar tentangpembentukan motif gerak yang terdiri daripola baku, pola selingan, dan pola isian.Terbentuk dari proses ketubuhan, tema, dandinamika yang membentuk lintasan gerak,lintasan lantai, volume gerak, dan levelsebagai wujud motif gerak (Ann Hutchinson,1977:12).

Berdasarkan uraian diatas merupakanlandasan teori yang digunakan untukmenganalisis jawaban dari setiap rumusanmasalah. Adapun teori-teori tersebutdiharapkan mampu membantu,mempertajam analisis tor-tor sombah dalamupacara adat kematian sayur matua padamasyarakat suku Batak Simalungun.Pemaparan dari teori-teori tersebut nantinya

Page 11: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

177Volume 15 No. 2 Desember 2016

akan dijelaskan pada setiap bab dalampenelitian. Penggunaan teori-teori tersebutsangat penting dengan tujuan agar dapatmengetahui hasil analisis dari setiap masalahyang terdapat di dalam rumusan masalah.

Metode PenelitianPenelitian yang dilakukan adalah

merupakan penelitian bersifat kualitatif yangmenggunakan pendekatan yang berpayungpada etnokoreologi. Metode yang digunakanadalah deskriptif dimana suatu objekpenelitian dideskripsikan berdasarkan fekta-fakta yang terdapat di lapangan. Pendekatanetnokoreologi pada penelitian inimenggunakan metode Kurath dalam R.MPramutomo. Langkah-langkah yang dipakaioleh Kurath dengan empat proses yangdilakukan dalam proses penelitian dilapangan, yaitu:

Proses pertama, untuk penelitian dilapangan dengan melakukan pengamatan,pendeskripsian, perekaman video tor-torsombah dalam upacara adat kematian sayurmatua pada masyarakat suku BatakSimalungun. Proses kedua, yaitu Laboratorystudy

dimana peneliti harus melakukananalisis atas perolehan data dari tahapanpertama, dengan tujuan agar dapat mengertiuraian struktur gaya penampilan, termasukpola sajian dan bentuk seni pertunjukan yangtelah direkam sebelumnya. Proses ketiga,yaitu memberi eksplanasi dari setiap gayapenampilan dengan melakukan cross checkpada narasumber atau depth interview jikahasil dari laboratory study kurang maksimal.Proses keempat, adalah dimana peneliti dapatmempresentasikan hasil penelitian denganformat yang telah disusun sesuai dengantujuan yang diharapkan, termasuk di

dalamnya memuat bentuk prsentasi fotografidan presentasi grafis (Kurath dalam R.MPramutomo 2011:15). Proses selanjutnya darimetode Kurath, dapat melalui prosespenelitian selanjutnya.

Teknik Pengumpulan DataPengumpulan data yang relevan

bersumber dari penelitian sebelumnya yangterkait dan wawancara pada narasumberyang memiliki pemahaman. Teknik tersebutakan mengarah pada kebenaran awalsebelum melakukan penelitian lapangan.Teknik pengumpulan data diperoleh melalui:1. Observasi2. Wawancara3. Studi Pustaka

Teknik Analisis DataAnalisis data yang pertama dilakukan

dengan interaksi analisis yaitu denganmenggunakan data-data lapanganberdasarkan Kurath. Metode dari Kurathbertujuan untuk mengolah data. Selanjutnyadiperlukan langkah-langkah untukmenganalisis data yang terdapat di lapangan.Metode Kurath sangat dibutuhkan untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan yangmenjadi permasalahan dalam penelitian,mendeskripsikan bentuk (teks) daripertunjukan tor-tor sombah dalam upacaraadat kematian suku Batak Simalungunberdasarkan hasil dari data di lapangan.Analisis data yang kedua dipakai untukmendeskripsikan koreografi tari berkaitandengan laboratory studi yaitu menggunakanteori dari Y. Sumandiyo Hadi dibantu denganteori laban untuk menggambarkan bagianpenting pada bagian dari tor-tor sombah.Analisis data yang ketiga yaitu data-data yangdiperoleh dan telah dideskripsikan di cross

Page 12: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

178 Volume 15 No. 2 Desember 2016

Makna Simbolik Tor-Tor Sombah dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua... Febrina Athylata Purba

chek kepada narasumber terkait dengan hasilanalisis. Analisis data yang keempatmengaplikasikan teori-teori yang digunakanuntuk melihat bentuk pertunjukan dari tor-tor sombah dalam upacara adat kematiansayur matua suku Batak Simalungun dalambentuk gerak dan digambarkan secarafotografi, video, serta notasi laban.

Untuk menjawab rumusan masalahmenggunakan teori Talcott parson dalamHarsja W. Bachtiar editor Alfian sebagai alatuntuk menjabarkan tor-tor sombah dalamupacara adat kematian sayur matua sebagaisuatu sistem budaya dalam kehidupanmasyarakat suku Batak Simalungun. Untukmendeskripsikan bentuk tor-tor sombahdigunakan teori dari Y. Sumandiyo Hadi dandibantu dengan teori dari laban menganalisisgerak tari dan untuk mengklasifikasi sikaptubuh dari gerak tari dengan menggunakannotasi laban, kemudian digunakan teori dariAllegra Fuller Snyder dalam I Made Bandemuntuk menganalisis makna-makna simbolispada tor-tor sombah dalam upacara adatkematian sayur matua pada masyarakat sukuBatak Simalungun.

Sistematika PenulisanHasil penelitian ini disusun menjadi

lima bab, secara sistematis denganpenjabarannya secara garis besar uraianpembahasan sebagai berikut:BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari : latar

belakang permasalahan, perumusanmasalah, tujuan penelitian, manfaatpenelit ian, tinjauan pustaka,landasan teoritis, metode penelitian,dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi uraian tentang Tor-tor Sombahdalam Upacara Sayur MatuaPada Masyarakat Suku Batak

Simalungun, sub bab pertama berisitentang Upacara Adat KematianSayur Matua suku BatakSimalungun, dan sub bab keduaberisi tentang kedudukan Tor-torSombah dalam Upacara AdatKematian Sayur Matua PadaMasyarakat suku BatakSimalungun.

BAB III: Berisi tentang Koreografi. Pada babIII menjelaskan tentang elemen-elemen koreografi menurut Y.Sumandiyo Hadi.

BAB IV: Berisi tentang Makna simboliktor-torsombah dalam upacaraadatkematian sayur suku BatakSimalungun. Bab ini menjelaskanmakna yang terkandung di dalamtor-torsombah Batak Simalungunmenurut teori dari Allegra FullerSnyder yang terbagi menjadi duabagian yaitu aspek dalam dan aspekluar.

BAB V: Penutup, berisikan tentangrangkuman dari keseluruhan tulisanyang telah diuraikan dari Bab I - BabIV, dan saran.

DAFTAR PUSTAKAAlfian.1985. “Persepsi Masyarakat Tentang

Kebudayaan Kumpulan Karangan,”dalam Harsja W. Bachtiar, BirokrasiDan Kebudayaan. Jakarta: PT.Gramedia.

Bandem, I Made.1996. Etnologi Tari Bali. Pustaka Budaya.Hadi, Y. Sumandiyo.2003. Aspek-aspek Dasar Koreografi

Kelompok. Yogyakarta: MultiGrafindo,

Page 13: MAKNA SIMBOLIK TOR-TOR SOMBAH DALAM UPACARA …

179Volume 15 No. 2 Desember 2016

Hutchinson, Ann.1954-1970. Labanotation or Kinetography

Laban The System Of Analyzing andRecording Movement. New York: ATheatre arts books,

Morris, Desmond.1997. Manwatching A Field Guide to Human

Behavior. Harry N. Abrams, New York:INC, Publisher.

Murgiyanto, Sal.1983. Koreografi Pengetahuan Dasar

Komposisi Tari. DepartemenPendidikan Dan Kebudayaan.

Purba, Mansen dan Oji E. Saragih.1994. Horja Sayur Matua. Medan: Bina

Budaya Simalungun,Purba, Rudolf dan J.E. Saragih.2011. Peradaban Simalungun. Pematang

Siantar: Komite Penerbit BukuSimalungun (KPBS),

Pramutomo, R.M.2011. Etnokoreologi Seni Pertunjukan Topeng

Tradisional Di Surakarta, Yogyakarta,Dan Malang. Surakarta: ISI Press.

Royce, Anya Peterson.2007. Antropologi Tari. Terj F.X Widaryanto.

Bandung: Sunan Ambu Press.Simatupang, Defri Elias.2012. “Upacara Saur Matua: Konsep

Kematian Ideal Pada MasyarakatBatak (Studi Etnoarkeologi).” Jurnal:Balai Arkeologi. Medan.

Sinaga, Salmon.2002. Adat Ni Simalungun. Pematang

Siantar: Partuha Maujana.