management persalinan lama dan gawat janin dengan sectio sesarea 2

27

Click here to load reader

Upload: ratna-murni

Post on 13-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

ghfhj

TRANSCRIPT

Page 1: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

MANAGEMENT PERSALINAN LAMA DAN GAWAT JANIN DENGAN SECTIO SESAREA

ABSTRAK

Background persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyakit penyulit.Persalinan lama disebut juga “distosia”, didefinisikan sebagai persalinan yang abnormal/sulit. Dikatakan gawat janin apabila

denyut jantung janin kurang dari 100x/menit atau lebih dari 180x/menit. Tujuan dari pembuatan

laporan kasus ini adalah untuk mengetahui management yang di lakukan pada wanita hamil dengan persalinan yang lama dan proses pembukaan yang tidak maju-maju serta penatalaksanaan yang di lakukan jika terjadi gawat janin.

Case presentation wanita umur 22 tahun G1P0A0 di bawa ke RS dengan proses persalinan yang lama dan pembukaan yang tidak maju-maju serta dalam kondisi ketuban telah pecah sebelum pasien di bawa ke RS. Selain itu telah terjadi gawat janin dengan djj yang abnormal dan dalam kondisi tali pusar janin yang terlilit.

Discussion pada pasien diberikan terapi antibiotik karna ditakutkan terjadi infeksi kerna ketuban yang telah pecah lewat waktu.pasien pun diberi amlodipine untuk mengatasi hipertensinya 140/90 mmHg dan terus dilakukan pemantauan tekanan darahnya.Lalu dokter menganjurkan agar pasien di lakukan tindakan seksio sesarea karna disebabkan telah terjadi gawat janin dan tali pusar yang terlilit.

Conclusion indikasi persalinan seksio sesarea adalah apabila persalinan pervaginam tidak memungkinkan,seperti panggul ibu yang terlalu sempit yang menyulitkan janin untuk lahir dan apabila terjadi gawat janin.

Kata kunci : dystocia,fetal distress, caesarean section.

Page 2: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

PRESENTASI KASUS

Pada hari kamis, 13 november 2014. Pukul 13.10 WIB pasien Ny D berumur 22 tahun datang bersama suami beserta ibunya ke Unit Gawat darurat RSUD PASAR REBO dan diterima oleh dokter jaga setempat setelah sebelumnya pasien dirujuk dari tempat praktik bidan S. Dokter jaga setempat melakukan autoanamnesa pada pasien tersebut.Pasien datang dengan kondisi kesakitan yang hebat karna disebabkan proses pembukaan yang terlalu lama dan juga dalam kondisi ketuban yang telah pecah. Pasien mengaku talah di beri oksitosin oleh bidan S namun proses pembukaan tetap lama dan persalinan belum tejadi juga. Setelah semalaman berada di tempat praktik bidan S akhirnya pasien di rujuk ke RS PASAR REBO.Pasien tersebut telah hamil 40 minggu dan baru pertama kali hamil G1P0A0.

Selanjutnya dokter melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari : tensi,nadi,suhu dan pernafasan..Dokter tersebut melakukan vaginal toucher dan diperoleh hasil pasien tersebut dalam kala I fase aktif dengan pembukaan 4cm. Dokter tersebut melakukan ekg pada pasien dan didapatkan hasilnya normal Dokter tersebut juga melakukan pemeriksaan detak jantung janin dan usg untuk mengetahui kondisi janin tersbut. Di dapatkan kondisi detak jantung janin yang abnormal dan kondisi tali pusar janin yang terlilit.Selanjutnya pasien tersebut atas instruksi dokter diberikan amlodipin dan infus ringer laktat oleh perawat dan bidan yang berada di ugd tersebut. Lalu dokter menyarankan pasien tersebut melahirkan dengan seksio sesarea karna disebabkan proses persalinan yang lama dan pembukaan yang tidak maju-maju serta ketuban telah pecah lewat waktu dan juga gawat janin karna detak jantung janin yang abnormal di tambah dengan kondisi tali pusar janin yang terlilit.

Identitas pasien

Nama : Ny D

Umur : 22 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Berat badan : 65 kg

Tanggal berobat : 13 november 2014, pukul 13.10 WIB

Page 3: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

Anamnesis

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien, didapatkan pasien tersebut di rujuk dari tempat praktik bidan S disebabkan karna proses persalinan yang terlalu lama dan pembukaan yang tidak maju-maju serta tali pusar janin yang terlilit dan juga ketuban yang telah pecah.Kemudian dari anamnesis pun dokter mendapatkan bahwa pasien tidak memiliki riwayat hipertensi.

Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum : Tampak sakit berat2. Kesadaran : Composmentis3. Nadi : 74x/menit4. Suhu : 36.6 oC5. Pernafasan : 32 kali/menit6. Tensi : 140/90 mmHg

Kemudian dokter juga melakukan pemeriksaan pada abdomen pasien dan di dapatkan :

Leopold I

-Tinggi fundus uteri : 2 jari di bawah processus xiphoideus = 40 minggu

-Bagian janin yang berada di fundus uteri : presentasi bokong karena teraba lunak

Leopold II

-Letak punggung janin : berada di sebelah kanan ibu

Leopold III

-Bagian yang berada di bawah : presentasi kepala janin karena teraba bulat dan keras

Leopold IV

-Bagian janin yang sudah masuk PAP : bagian janin yang sudah masuk pintu atas panggul ibu hodge II.

Lalu dokter tersebut juga melakukan pemeriksaan vaginal toucher dan didapatkan pasien dalam kala I fase aktif dengan pembukaan 4cm.

Page 4: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter adalah ekg dan didapatkan hasil yang normal. Kemudian dokter tersebut juga melakukan pemeriksaan detak jantung janin dan usg. Didapatkan detak jantung janin 90 x/menit dan pada usg di dapatkan janin tunggal,presentasi bagian terbawah adalah kepala dan keadaan tali pusar janin yang terlilit.

Page 5: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

PENDAHULUAN

Persalinan dan kelahiran adalah kejadian fisiologi yang normal.Ketika persalinan dimulai,peran ibu yaitu melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan yaitu memantau dan membantu proses persalinan untuk mengetahui ada atau tidaknya komplikasi,Disamping itu bersama keluarga memberikan dukungan kepada ibu tersebut.(Prawirohardjo,2002)

Persalinan merupakan proses dimana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyakit penyulit.(Arsinah,2010)

Persalinan lama (partus lama) merupakan persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam.Komplikasi yang muncul karna proses persalinan yang lama adalah mengalami kelelahan karna tanpa makan dan minum serta berpengaruh pada kondisi janin dalam rahim. Janin dapat mengalami asfiksia ringan sampai terjadi kematian dalam rahim. Air ketuban keruh dan bercampur mekonium karna asfiksia dalam rahim.(Mauaba,2008)

Kegawatan janin selama persalinan dapat dideteksi dengan pemantauan frekuensi detak jantung janin secara terus menerus berguna untuk mencegah terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.(Arvin,2000)

Persalinan seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina.(Gifford DS,2000)

Tujuan dari pembuatan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui management yang di lakukan pada wanita hamil dengan persalinan yang lama dan penatalaksanaan yang di lakukan jika terjadi gawat janin.

Page 6: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

TEORI SINGKAT

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran yang normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37-42 minggu), lahir pontan dengan presentasi kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janinnya.(Hidayat,2010)

Persalinan Normal

Persalinan normal adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan janin yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.(Asrinah,2010)

Tahapan persalinan :

1. Kala I persalinan

Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat frekuensi dan kekuatannya hingga serviks membuka lengkap (10cm).kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten serta fase aktif.(Asrinah,2010)

Fase laten dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm. pada umumnya, fase laten berlangsung hampir 8 jam.(Asrinah,2010)

Fase aktif dibagi dalam tiga fase yaitu teridi dari : fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4cm, fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat dari 4cm menjadi 9 cm, fase deselerasi pembukaan serviks menjadi lambat dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap atau 10 cm.(Asrinah,2010)

Pada primigravida berlangsung selama 12 jam dan pada multigravida sekitar 8 jam. Kecepatan pembukaan serviks 1 cm per jam atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm.(Asrinah,2010)

2. Kala II persalinan

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm dan berakhir dengan lahirnya bayi.(Asrinah,2010)

Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan satu jam pada multigravida.(Asrinah,2010)

3. Kala III persalinan

Page 7: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. (Asrinah,2010)

4. Kala IV persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.(Asrinah,2010)

PARTUS LAMA

Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam.(Oxorn,2010)

Persalinan lama disebut juga distosia yaitu persalinan yang abnormal /sulit.(Prawirohardjo,2010)

Sebab-sebab partus lama :

1. Disproporsi sefalopelvix (CPD)

CPD terjadi karna bayi terlalu besar atau pelvis yang sempit. Bila dalam persalinan terjadi CPD maka akan di dapatkan persalinan yang macet. Cara penilainan pelvis yang baik adalah dengan melakukan partus percobaan (trial of labor). Kegunaan pelvimetri klinis terbatas.(Prawirohardjo,2002)

2. Malpresentasi dan malposisi

Malpresentasi adalah bagian terendah janin yang berada di segmen bawah rahim bukan belakang kepala.(prawirohardjo,2002)

Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak berada di anterior.(Prawirohardjo,2002)

3. Kerja uterus yang tidak efisien termasuk serviks yang kaku

His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan,tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.(Prawirohardjo,2002)

Jenis kelainan his :

a. Inersia uteri

Fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari pada bagian-bagian lain,peranan fundus tetap menonjol. Kelainanya terletak dalam hal kontraksi uterus lebih aman,singkat dan jarang dari pada biasa. Keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa.

Page 8: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya, baik bagi ibu maupun janin kecuali persalinan berlangsung terlalu lama, dalam hal terakhir ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik. Keadaan ini dinamankan inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. Jika timbul setelah his kuat untuk waktu yang lama dan hal tersebut dinamakan inersia uteri sekunder. Inersia uteri sekunder jarang ditemukan kecuali pada ibu yang tidak diberi pengawasan yang baik waktu persalinan. Dalam menghadapi inersia uteri harus diadakan penilaian yang seksama untuk menentukan sikap yang harus diambil.Diagnosis inersia uteri paling sulit ditegakkan pada masa laten. Kontraksi uterus yang disertai rasa nyeri, tidak cukup untuk menjadi dasar utama diagnosis bahwa persalinan sudah dimulai. Untuk sampai pada kesimpulan ini diperlukan kenyataan bahwa sebagai akibat kontraksi itu terjadi perubahan pada serviks yakni pendataran atau pembukaan. Kesalahan yang sering dibuat adalah mengobati seorang penderita untuk inersia uteri padahal persalinan belum dimulai ( false labour ).(Prawirohardjo,2002)

b. Incoordinate uterine action

` Sifat his berubah, tonus otot uterus meningkat, juga di luar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi kontraksi bagian-bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas,tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.(Prawirohardjo,2002)

Disamping tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His jenis ini juga disebut incoordinated hypertonic uterine contraction. Kadang- kadang pada persalinan lama dengan ketuban yang sudah lama pecah. Kelainan his ini menyebabkan spasmus sirkuler setempat sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran kontraksi . Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana, tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen bawah uterus. Lingkaran kontraksi tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam , kecuali kalau pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri. Oleh sebab itu jika pembukaan belum lengkap, biasanya tidak mungkin mengenal kelainan ini dengan pasti. (Prawirohardjo,2002)

Ada kalanya persalinan tidak maju karena kelainan pada serviks yang dinamakan distosia servikalis. Kelianan ini bisa primer atau sekunder. Distosia servikalis dinamakan primer jika serviks tidak membuka karena tidak mengadakan relaksasi berhubungan dengan incoordinate uterine action. Penderita biasanya seorang primigravida. Kala I menjadi lama dan dapat diraba jelas pinggir serviks yang kaku. Jika keadaan ini dibiarkan ,maka tekanan kepala terus-menerus dapat menyebabkan nekrosis jaringan serviks dan dapat mengakibatkan lepasnya bagian tengah serviks secara sirkuler. Distosia servikalis sekunder disebabkan oleh kelainan organik pada serviks, misalnya karena jaringan parut atau karena karsinoma. Dengan his kuat serviks bisa robek dan robekan ini dapat menjalar ke bagian bawah uterus. (Prawirohardjo,2002)

Page 9: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

KLASIFIKASI PARTUS LAMA

1. FASE LATEN MEMANJANG

Pola pembukaan serviks selama tahap persiapan dan pembukaan persalina normal adalah kurva sigmoid. Dua fase pembukaan serviks adalah fase laten yang sesuai dengan tahap persiapan fase aktif yang sesuai dengan tahap pembukaan.( Prawirohardjo,2002)

Friedman membagi lagi fase aktif menjadi fase akselerasi,fase lereng ( kecuraman ) maksimum dan fase deselerasi.Mulainya persalinan laten didefinisikan menurut Friedman sebagai saat ketika ibu mulai merasakan kontraksi yang teratur. Kriteria minimum Friedman untuk fase laten ke dalam fase aktif adalah kecepatan pembukaan serviks 1,2 cm/jam bagi nulipara dan 1,5 cm/jam untuk multipara. Friedman mendefinisikan apabila lama fase laten memanjang lebih dari 20 jam pada nullipara.(Friedman,1972)

Faktor-faktor yang mempengaruhi durasi fase laten antara lain adalah anesthesia regional atau sedasi yang berlebihan,keadaan serviks yang buruk ( misal tebal,tidak mengalami pendataran atau tidak membuka ) dan persalinan palsu.( Prawirohardjo,2002)

Friedman mengklaim bahwa istirahat atau stimulasi oksitosin sama efektif dan amannya dalam memperbaiki fase laten yang berkepanjangan. (Friedman,1972)

2. FASE AKTIF MEMANJANG PADA PRIMIGRAVIDA

Pada primigravida fase aktif yang lebih panjang dari 12 jam merupakan keadaan abnormal. Yang lebih penting dari pada panjangnya fase ini adalah kecepatan dilatasi serviks. Laju yang kurang dari 1,2 cm/jam membuktikan adanya abnormalitas dan harus menimbulkan kewaspadaan dokter yang akan menolong persalinan tersebut.(Oxorn,2010)

Pemanjangan fase aktif menyertai malposisi janin, disproporsi sefalopelvik, penggunaan sedatif dan analgesik tidak sesuai dengan kebutuhan, dan ketuban pecah sebelum dimulainya persalinan. (Oxorn,2010)

Periode aktif yang memanjang dapat dibagi menjadi dua kelompok klinis yang utama yaitu kelompok yang masih menunjukkan kemajuan persalinan sekalipun dilatasi serviks berlangsung lambat, dan kelompok yang benar-benar mengalami penghentian dilatasi serviks. (Oxorn,2010)

3. FASE AKTIF MEMANJANG PADA MULTIGRAVIDA

Fase aktif pada multipara yang berlangsung lebih dari 6 jam dan laju dilatasi serviks yang kurang dari 1,5 cm/jam merupakan keadaan abnormal. Meskipun partus lama pada multipara lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan primigravida, namun karena ketidakacuhan dan perasaan aman yang palsu, keadaan tersebut bisa mengakibatkan malapetaka. Kelahiran normal

Page 10: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

yang terjadi di waktu lampau tidak berarti bahwa kelahiran berikutnya pasti normal kembali. (Oxorn,2010)

4. PARTUS LAMA DALAM KALA II

Tahap ini berawal saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir dengan keluarnya janin. Median durasinya adalah 50 menit untuk nullipara dan 20 menit untuk multipara, tetapi angka ini juga sangat bervariasi. Pada ibu dengan paritas tinggi yang vagina dan perineumnya sudah melebar, dua atau tiga kali usaha mengejan setelah pembukaan lengkap mungkin cukup untuk mengeluarkan janin. Sebaliknya, pada seorang ibu panggul sempit atau janin besar, atau dengan kelainan gaya ekspulsif akibat anestesia regional atau sedasi yang berat, maka kala dua dapat sangat memanjang. ( Prawirohardjo,2002)

Rata-rata persalinan kala dua, sebelum pengeluaran janin spontan, memanjang sekitar 25 menit oleh anestesia regional. Tahap panggul atau penurunan janin dalam persalinan umumnya berlangsung setelah pembukaan lengkap.Kala dua persalinan pada nullipara dibatasi 2 jam dan diperpanjang sampai 3 jam apabila digunakan analgesia regional. Untuk multipara 1 jam adalah

batasnya, diperpanjang menjadi 2 jam pada penggunaan analgesia regional. Bahwa rata-rata lama persalinan kala satu dan kala dua adalah sekitar 9 jam pada nulipara tanpa analgesia regional, dan bahwa batas atas persentil 95 adalah 13,5 jam. mulainya persalinan sebagai waktu saat ibu mengalami kontraksi teratur yang nyeri setiap 3 sampai 5 menit menyebabkan pembukaan serviks. ( Prawirohardjo,2002)

PERSALINAN OPERASI SEKSIO SESAREA

Persalinan seksio sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina. Persalinan ini dilakukan apabila persalinan pervaginam tidak memungkinkan. Indikasi utama persalian seksio sesarea terprogram adalah disproporsi kepala panggul (panggul sempit), karena tidak mungkin lagi untuk persalinan pervaginam. Sedangkan indikasi seksio sesarea tidak terprogram adalah tidak adanya kemajuan persalinan.(Gifford,2000)

Pada persalina dengan seksio sesarea kemungkinan dampak komplikasi terutama pada ibu antara lain : infeksi puerperal (nifas),perdarahan yang disebabkan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka, atonia uteri dan perdarahan pada perlekatan plasenta (placental bed), luka kandung kemih,emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperitonialisasi terlalu tinggi dan kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.(Benedetti,1999)

Faktor-faktor yang berperan dalam proses persalinan adalah faktor yang berasal dari kondisi ibu sendiri dalam menghadapi persalinan dan kondisi janin dalam kandungan,yaitu :

a. Faktor kekuatan his (power)

Kesulitan dalam jalannya persalinan (distosia) karena kelainan tenaga his adalah his yang tidak normal, baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran persalinan. Kelainan his sering dijumpai pada primigravida tua sedangkan inersia uteri sering dijumpai pada

Page 11: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

multigravida dan grandemulti. Faktor yang memegang peran penting dalam kekuatan his antara lain faktor herediter,emosi,ketakutan,salah pimpinan persalinan.(Mochtar,1998)

b. Faktor jalan lahir ( passage)

Faktor jalan lahir yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya persalinan tindakan antara lain: ukuran panggul sempit,kelainan pada vulva,kelainan vagina,kelainan serviks uteri,uterus dan ovarium. (Mochtar,1998)

c. Faktor bayi (passeger)

Faktor bayi atau janin sangat berpengaruh terhadap proses persalinan. Distosia (penyulit) persalinan yang disebabkan oleh kelainan janin atau bayi antara lain: (Patel,2004)

- kelainan pada letak kepala- letak sungsang- letak melintang- presentasi rangkap/ganda- kelainan bentuk dan besar janin- tali pusat menumbung

Indikasi dilakukan tindakan seksio sesarea : (Wikjono,1999)- Panggul sempit- Disproporsi sefalo – pelvik yaitu ketidakseimbangan antara kepala dan panggul- Ruptera uteri- Partus lama- Partus tidak maju - preeklamsi dan hipertensi- Distoria serviks- Plasenta previa sentralis atau lateralis

Jenis-Jenis Operasi Seksio Sesarea: (Wikjono,1999)

1. Abdomen (seksio sesare abdominalis)a. Seksio sesarea transperitorealisSeksio sesare klasik atau korporal dengan insisi memanjang pada korpus uterib. Seksio sesarea ismika atau profunda atau low cervical dengan insisi pada segmen bawah rahimc. Seksio sesarea ekstraperitonealisTanpa membuka peritoneum parietalis dengan demikian tidak membuka kavum abdominal.

2. Vagina (seksio sesare vaginalis)Menurut arah sayatan pada rahim seksio sesarez dapat dilakukan sebagai berikut:a. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroningb. Sayatan melintang (transversal) menurut kerr

Page 12: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

c. Sayatan huruf T (T.Ingision)

GAWAT JANIN

Kegawatan janin selama persalinan dapat dideteksi dengan pemantauan frekuensi detak jantung janin secara terus menerus berguna untuk mencegah terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.(Arvin,2000)

Gangguan kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120x/menit dan di atas 180x/menit. Dikatakan gawat janin apabila denyut jantung janin kurang dari 100x/menit atau lebih dari 180x/menit.Jika janin dalam kondisi fetal distress maka harus segera dilahirkan karna akan mengancam kehidupannya didalam rahim ibu. (Arvin,2000)

Page 13: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

DISKUSI

Pada kasus yang penulis temukan penegakan diagnosis dilakukan pertama dengan cara anamnesis di simpulkan bahwa pasien tampak sakit berat dan lemah pada saat dibawa ke rumah sakit setelah di rujuk dari tempat praktik bidan S. Pasien mengaku talah di beri oksitosin oleh bidan S namun proses persalinan tetap lama dan pembukaan yang tidak maju-maju juga. Setelah semalaman berada di tempat praktik bidan S akhirnya pasien di rujuk ke RS PASAR REBO. Pasien tersebut telah hamil 40 minggu dan baru pertama kali hamil G1P0A0.

Selanjutnya pasien dilakukan pemeriksaan fisik berupa status generalis adapun yang diperiksa adalah keadaan umum, kesadaran, pernafasan, denyut nadi, suhu, tekanan darah,. Dari pemeriksaan tersebut hanya tekanan darahnya saja yang meningkat yaitu 140/90 mmHg.Namun sebelum di bawa ke RS dan di periksa di tempat praktik bidan S tekanan darahnya normal 120/80 mmHg. Pada anamnesa pun pasien tidak memiliki riwayat hipertensi.

Kemudian dokter juga melakukan pemeriksaan pada abdomen pasien dan di dapatkan pasien sudah hamil 40 minggu dengan presentasi bagian terbawah adalah kepala.

Pada pasien tersebut juga di lakukan pemeriksaan ekg dan di dapatkan hasil yang normal dengan frekuensi HR=80 dengan irama teratur. Dokter juga melakukan pemeriksaan dalam yaitu vaginal toucher dan di dapatkan pasien pada kala I fase aktif dengan pembukaan 4 cm. Pada pasien pun di lakukan pemeriksaan detak jantung janin dan usg untuk mengetahui kondisi janin yang berada di rahim ibu. Di dapatkan hasil detak jantung janin yang abnormal yaitu 90x/ menit dan pada pemeriksaan usg terlihat tali pusat bayi yang terlilit.

Dokter melakukan pemeriksaan darah rutin dan urin pada paien.Pada pemeriksaan darah di dapatkan hasil yang normal dan pada pemeriksaan urin di dapatkan proteinuria yang negatif.

Lalu dokter memberikan amlodipin pada pasien tersebut . Tujuan diberikannya aminopolin pada pasien tersebut untuk menurunkan tekanan darahnya yang 140/90 mmHg.Namun pasien mengaku tidak memiliki riwayat hipertensi sebelumnya. Lalu pasien mengaku bahwa tekanan darahnya di tempat praktik bidan S normal yaitu 120/80 mmHg. Maka dari itu dokter menginstruksikan kepada perawat setempat untuk terus memantau tekanan darah pasien.

Perawat pun atas instruksi dokter memberikan infus ringer laktat 500cc ,20 tetes / menit yang bertujuan untuk menyeimbangkan cairan tubuh dan elektrolit pasien.

Dokter pun memberikan pasien tersebut cefotaxim, sebagai antibiotik karena di takutkan akan terjadi infeksi yang disebabkan karna ketuban pasien yang sudah pecah.

Dokter menyarankan agar pasien melakukan persalinan dengan cara seksio sesarea di sebabkan proses persalinan yang lama dan proses pembukaan yang tidak maju-maju dan janin dalam keadaan tali pusar yang terlilit serta gawat janin karena setelah di lakukan djj di dapatkan hasil yang abnormal.

Page 14: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

Berdasarkan guidline tatalaksana pasien dengan proses persalinan lama yang disebabkan karena pembukaan yang lama dan dalam kondisi tali pusar janin yang terlilit dan gawat janin adalah dengan seksio sesarea. Pada pasien tidak di temukan kelainan anatomi,pelvik pasien normal tidak sempit.Pada pasien terdapat kelainan tenaga (kelainan his) his yang tidak normal yang menyebabkan kesulitan pada proses persalinan. Kemudian persalinan tidak maju pada pasien pun disebabkan karena terdapat kelainan pada serviks yang dinamakan distosia servikalis. Terjadi kelainan distosia servikalis primer pada pasien. Distosia servikalis dinamakan primer jika serviks tidak membuka karena tidak mengadakan relaksasi berhubungan dengan incoordinate uterine action. Penderita biasanya seorang primigravida. Kala I menjadi lama dan dapat diraba jelas pinggir serviks yang kaku. Karena terjadi gawat janin,dari kasus ditemukan djj 90x/menit maka janin harus segera di keluarkan dari rahim ibu karena dapat mengancam nyawa janin tersebut di tambah denga ketubah yang telah pecah terlalu lama di khawatirkan akan terjadi infeksi pada pasien. Dan tindakan seksio sesarea tersebut memungkinkan karena janin belum masuk ke pintu bawah panggul ibu dan kondisi janin yang terdapat lilitan tali pusar pada bagian lehernya.

Menurut pandangan islam pengorbanan ibu saat melahirkan bayinya dan merawat bayinya yaitu :

Pengorbanan yang dilakukan oleh seorang ibu tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini. Malahan ibu akan lebih diutamakan daripada bapak. Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Abu Hurairah, dia berkata, telah datang kepada Rasulullah, seorang laki-laki lalu bertanya, “Wahai Rasûlullâh, siapakah yang lebih berhak untuk saya pergauli dengan baik?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Ibumu” dia bertanya lagi, “Kemudian siapa?” Beliau menjawab, “Bapakmu”. (HR Muslim).Ibu adalah orang yang paling berhak menerima kebaikan yang berupa kasih sayang dan penghargaan dari pada anak-anaknya yaitu sebanyak tiga kali jika dibandingkan yang berhak diterima oleh seorang bapak daripada anak-anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut perkataan ibu sebanyak tiga kali, sedangkan bapak hanya sekali saja yaitu pada kali yang ke empat. Andai berlaku pertimbangan keperluan antara bapak dan ibu dalam mendapat khidmat anaknya, maka ibulah yang lebih berhak diutamakan.(Al-Fauzan,2003)

Putri Rasulullah, Fathimah al-Zahra yang dicintai baginda merupakan antara contoh srikandi yang di asuh Nabi menjadi perempuan terunggul. Baginda Rasalullah telah banyak meninggalkan pesanan, nasihat dan aturan untuk Fathimah al-Zahra. Perlu di ingatkan di sini bahwa, apa saja yang ditinggalkan kepada Fathimah adalah ditinggalkan juga pesan itu terhadap perempuan Muslimah umumnya. Ibu yang mengandung diberikan ganjaran yang besar oleh Allah.(Al-Syanawi,1996)

Sabda Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam ketika meningalkan pesan terhadap putrinya, “Wahai Fathimah! Disaat seorang perempuan mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang perempuan merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang Allah. Disaat seorang perempuan

Page 15: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang perempuan meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.”Besarnya pengorbanan seorang ibu bernama Siti Hajar yang penuh sabar berulang-alik antara Bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air menghilangkan dahaga anaknya, Nabi Ismail telah diberi penghargaan Allah. Peristiwa itu telah disyariatkan yaitu sa’i dan diberi penghargaan sebagai salah satu daripada rukun Islam yang kelima. Ibu dalam al-Qur’an cukup dimuliakan.Contohnya dalam surat al-Qashash ayat 13 Allah berfirman yang bermaksud, “Maka Kami kembalikannya (Musa) kepangkuan ibunya supaya menyenangkan hatinya dan tidak berduka.” Ibu Nabi Musa telah melahirkan anaknya dengan susah payah tetapi kekejaman Firaun memisahkan mereka. Namun alangkah besarnya rahmat Tuhan terhadap ibu karena selepas menghadapi halangan dapatlah dia hidup lebih bahagia dengan menyusukan sendiri anaknya dan mengasuh sehingga besar dengan perbelanjaan dari istana. Sebab dengan menjadi pengasuh dan menyusukan anak raja (Musa) itu, ibu Musa sekeluarga telah dihormati oleh seluruh penduduk negara.(Al-Syanawi,1996)

Peranan seorang ibu sangat besar dalam mendidik anak-anaknya supaya menjadi insan yang cemerlang di dunia lebih-lebih lagi di akhirat. Kasih sayang seorang ibu yang bijaksana terhadap anaknya mampu menyebabkan masuk surga serta menyelamatkannya dari api neraka. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Seorang perempuan miskin beserta kedua anak perempuannya datang kepada aku kemudian aku berikan kepada perempuan itu tiga buah kurma, lalu perempuan itu memberikan kepada tiap anaknya sebuah kurma, dan ia hendak memakan yang satunya itu, namun ternyta kedua anaknya meminta lagi, maka perempuan itu pun membelah kurma yang ingin ia makan tadi, menjadi dua. Sungguh keadaan ini membuatku kagum sehingga aku melaporkan apa yang telah dilakukannya itu pada Rasulullah, lalu beliau bersabda, ”Sesungguhnya Allâh telah mewajibkan kepadanya berkat (cintanya) kepada kedua anaknya itu surga, atau akan membebaskan dari neraka dengan sebab keduanya.” Ini juga adalah seruan untuk membuka pintu harapan di hadapan ibu-ibu sekalian yang telah banyak mengalami frustasi karena banyaknya kedurhakaan dan pengingkaran dari anak-anaknya setelah mencapai usia baligh.(Azis,2004)            Sesungguhnya dalam mendidik anak-anak, kesabaran yang tinggi perlu ada dalam diri ibu. Tugas mendidik adalah suatu amanah yang berat yang harus dipikul oleh seorang ibu dan ayah namun kerana ibu mempunyai luang masa yang lebih panjang dengan anak-anak berbanding ayah  maka tugas mendidik anak jatuh kepada seorang ibu. Harus di ingatkan kepada para kaum ibu bahwasanya kasih sayang terhadap anak-anak tidak terbatas hanya pada memberi makan mereka, mengenyangkan mereka, dan memenuhi kebutuhan dunia mereka saja. Akan tetapi lebih dari itu dengan mendidik dan mengajari mereka ilmu-ilmu agama dan membiasakan mereka dengan akhlaq yang mulia sejak masih kecil.Karena barangsiapa yang terbiasa ketika masa kecilnya dengan kebaikan maka ia akan menuai pada masa tuanya kebaikan itu, dan barangsiapa yang masa tuanya terbiasa dengan kebaikan, maka ia akan mati dalam kebaikan itu, dan barangsiapa yang mati dengan penuh kebaikan maka ia akan dibangkitkan pada hari kiamat dengan kebaikan tersebut, dan begitu juga sebaliknya. Ketahui juga bahwa sesungguhnya sebagian besar kedurhakaan seorang anak terhadap orang  tuanya adalah buntut dari jeleknya pendidikan yang dia berikan padanya,serta kurangnya perhatian dan hilangnya keteladanan yang

Page 16: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

baik dari orang tuannya.Oleh kerena itu, maka para ibu rawatlah anak-anakmu dan ajarin mereka dengan adab atau perilaku yang islami, dan berikanlah ilmu pada mereka pengetahuan tentang Allah  sebagaimana para ibu memberi makan dan minum kepada anak-anaknya. Insya Allah para ibu akan mendapat pahala yang besar dari sisi Allah.(Azis,2004)

Page 17: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

SIMPULAN

Partus lama merupakan persalinan yang berlangsung lebih lama dari 24 jam. Persalinan lama disebut juga distosia yaitu persalinan yang abnormal /sulit.(Prawirohardjo,2010)

Sebab-sebabnya dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu , kelaninan tenaga seperti kerja uterus yang tidak efisien termasuk serviks yang kaku,kelainan janin seperti malpresentasi dan malposisi dan kelainan jalan lahir seperti disproporsi sefalopelvix (CPD).(Prawirohardjo,2002)

Gangguan kesehatan janin dicerminkan dari DJJ yang kurang dari 120x/menit dan di atas 180x/menit. Dikatakan gawat janin apabila denut jantung janin kurang dari 100x/menit atau lebih dari 180x/menit.(Arvin,2000).Persalinan seksio sesarea dilakukan apabila persalinan pervaginam tidak memungkinkan.(Gifford,2000)

Tatalaksana pasien dengan proses persalinan lama yang disebabkan karena pembukaan yang lama dan dalam kondisi tali pusar janin yang terlilit dan gawat janin adalah dengan seksio sesarea. Pada pasien terdapat kelainan tenaga (kelainan his) his yang tidak normal yang menyebabkan kesulitan pada proses persalinan. . Kemudian persalinan tidak maju pada pasien pun disebabkan karena terdapat kelainan pada serviks yang dinamakan distosia servikalis.Karena terjadi gawat janin,dari kasus ditemukan djj 90x/menit maka janin harus segera di keluarkan dari rahim ibu karena dapat mengancam nyawa janin tersebut. Dan tindakan seksio sesarea tersebut memungkinkan karena janin belum masuk ke pintu bawah panggul ibu dan kondisi janin yang terdapat lilitan tali pusar pada bagian lehernya.

Pengorbanan yang dilakukan oleh seorang ibu tidak dapat dibandingkan dengan apa pun di dunia ini.Ibu akan lebih diutamakan daripada bapak. Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika meningalkan pesan terhadap putrinya, “Wahai Fathimah! Disaat seorang perempuan mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan, serta melebur seribu kejelakan. Ketika seorang perempuan merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang Allah. Disaat seorang perempuan melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika dia dilahirkan dari kandungan ibunya. Disaat seorang perempuan meninggal karena melahirkan, maka dia tidak akan membawa dosa sedikit pun, didalam kubur akan mendapat taman yang indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan padanya pahala yang sama dengan pahala seribu orang yang melaksanakan ibadah haji dan umrah, dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.”

Page 18: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

SARAN

1. Bagi ibua. Meningkatkan frekuensi kunjungan pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur,

minimal 4 kai selama hamil ke pelayanan kesetan professional.b. Sebaiknya setiap ibu hamil menjaga kondisinya saat hamil dengan cara 

mengkonsumsi makanan yang bergizi, rutin memeriksakan kehamilannya dan melakukan pemeriksaan USG agar kesehatan ibu dan janin tetap terjaga

2. Bagi petugas pelayanan kesahatana. Meningkatkan upaya promotif dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek

ibu hamil dalam perawatan antenatal, terutama mengenai kebutuhan gizi ibu hamil, kebutuhan zat besi dan tekanan darah ibu hamil.

b. Bagi bidan yang bekerja pada tempat praktik pribadi agar merujuk pasien ke rumah sakit segera mungkin jika tidak tertangani.

c. Bidan sebaiknya dapat mendeteksi persalinan dengan gawat janin untuk menghindari

komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya.d. Bagi dokter dan perawat yang bekerja di rumah sakit khususnya di unit gawat darurat

agar melakukan tindakan baik dan tepat segera mungkin pada pasien yang datang ke unit gawat darurat tersebut

3. Bagi rumah sakit daeraha. Meningkatkan upaya pelayanan obstetri yang memadai, sehingga siap menjadi

rumah sakit rujukan yang melayani pasien-pasien persalinan dengan penyulit dan komplikasi yang memerlukan tindakan segera.

b. Sebaiknya persalinan dengan gawat janin dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi dengan dokter. Kehamilan gawat janin harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi terutama pada janin.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah S.W.T karena atas kehadiratnya penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus ini. Terimakasih penulis ucapkan kepada M Syamsyir.dr.MS.PA.H sebagai pembimbing tutor selama menempuh blok elektif. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada bapak agung dan dr.taufik juga staf tenaga medis yang berada di Instalasi Gawat Darurat selaku pembimbing selama penulis melakukan observasi di RSUD Pasar Rebo. Tak lupa penulis juga ucapkan terimakasih kepada dr. Hk.RW.Susilowati, Mkes dan DR. Drh.Hj Titiek Djanatun yang telah membimbing penulis dalam menjalankan blok elektif.

Page 19: Management Persalinan Lama Dan Gawat Janin Dengan Sectio Sesarea 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo,Sarwono.2002. Buku Acuan nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Hal 101,187.

2. Prawirohardjo,Sarwono,2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.Hal 180.3. Prawirohardjo,Sarwono.2010. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Hal 564.4. Asrinah,et all.2010. Asuhan kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.Hal2,4.5. Mauaba, Ida Ayu Chandranita,et all.2008. Gawat-Darurat Obstetri Ginekologi dan

obstetric Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal 127.

6. Hidayat ,A.Aziz Alimul,2010. Asuhan Kebidanan Persalinan.Yogyakarta : Nuhamedika.Hal 1.

7. Oxorn,et all.2010. Ilmu kebidanan : Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta : C.V Andi Offset. Hal 603.

8. Gifford DS.2000.Lack of Progress in Labor as a Reason for Cesarean,Am Coll Obgyn. Vol 95;p: 589-595.

9. Benedetti,TJ.1999. Birth Injury and Methode of Delivery, The New England Journal of Medicine.vol.341; p:1758-1759.

10. Mochtar R.1998.Sinopsis Obstetri ( Obstetri operatif dan sosial ), Jilid II Edisi 2, Jakarta: ECG penerbit buku kedokteran.

11. Patel, R.R. dan Murphy, D.J. 2004.Forcep delivery in Modern obstetric Practice, british Medical Journal .vol. 328 ; p: 1302-1305.

12. Arvin Kliegman Behrman.2000. Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG. Hal 547-550.

13. Wikjono Sastro Hanifan.1999. Ilmu Kebidanan, Edisi 3. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka14. Al- Fauzan, Shaleh bin Fauzan bin Abdullah. 2003. Tanbihat ‘ala Ahkamin Takhtashshu

bi al-Mu’minat. Kantor Atas Agama Kedutaan Besar Saudi Arabia: Jakarta. Cet.3.15. Al-Syanawi, ‘Abdul Aziz. 1996. Perempuan-Perempuan Asuhan Rasulullah. Al-Bayan:

Bandung16. Azis, Sa’ad Yusuf Abdul. 2004. 101 Wasiat Rasul untuk Perempuan. Pustaka Al-

Kauthar: Jakarta.17. Friedman EA.1972.An objective approach to the diagnosis and management of abnormal

labor. Bull Ny Acad Med p :48,842