manajemen bank

19
MANAJEMEN BANK A. KONSEP DASAR RISIKO PERBANKAN Kegiatan usaha perbangkan selalu di hadapkan pada resiko-resiko yang berkaitan sangat erat dengan fungsinya sebagai lembaga itermediasi keuangan risikom egiatan usaha bank juga semakin besar karena adanya perkembangan yang pesat baik pada lingkungan eksternal maupun internal. Pada saat ini, agar mampu beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan, setiap perbankan di indonesia dituntut untuk menerapkan pengelolaan, risiko bank atau dikenal dengan manajemen risiko. Prinsip-prinsip pengelolaan risiko bank atau manajemen risiko yang diterapkan dalam perbankan diindonesia diarahkan oleh regulator perbankan indonesia sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh bank for international settlements. Prinsip-prinsip tersebut merupakan standar bagi dunia perbankan untuk dapat beroperasi secara lebih berhati-hati dalam pengembangan kegiatan usaha dan operasional perbankan, penerapan manajemen risiko bank dapat bervariasi sesuai dengan : 1. visi dan Misi masing-masing bank 2. Strategi usaha yang dilakukan masing-masing bank 3. ukuran dan kompleksitas usaha yang dimiliki bank

Upload: yadi-mps

Post on 21-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Bank

MANAJEMEN BANK

A.     KONSEP DASAR RISIKO PERBANKAN

Kegiatan usaha perbangkan selalu di hadapkan pada resiko-resiko yang

berkaitan sangat erat dengan fungsinya sebagai lembaga itermediasi keuangan

risikom egiatan usaha bank juga semakin besar karena adanya perkembangan yang

pesat baik pada lingkungan eksternal maupun internal. Pada saat ini, agar mampu

beradaptasi dalam lingkungan bisnis perbankan, setiap perbankan di indonesia

dituntut untuk menerapkan pengelolaan, risiko bank atau dikenal dengan manajemen

risiko.

            Prinsip-prinsip pengelolaan risiko bank atau manajemen risiko yang

diterapkan dalam perbankan diindonesia diarahkan oleh regulator perbankan

indonesia sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh bank for international

settlements. Prinsip-prinsip tersebut merupakan standar bagi dunia perbankan untuk

dapat beroperasi secara lebih berhati-hati dalam pengembangan kegiatan usaha dan

operasional perbankan, penerapan manajemen risiko bank dapat bervariasi sesuai

dengan :

1. visi dan Misi masing-masing bank

2. Strategi usaha yang dilakukan masing-masing bank

3. ukuran dan kompleksitas usaha yang dimiliki bank

4. kemampuan bank dalam hal keuangan, infrastruktur  pendukung, dan sumber

daya manusia yang dimilikinya

Bank indonesia telah menetapkan peraturan tentang penerapan manajmen risiko

sebagai standar minimal yang harus dipenuhi oleh perbankan di indonesia. Dengan

ketentuan tersebut, pebankan diindonesia diharapkanmampu melaksanakan seluruh

aktivitasnnya dengan pengelola risiko yang baik dan tepat.

Peraturan bank indonesia (PBI) No. 2/27/PBI/2000 tanggal 15 desember 2000

tentang bank umum, pasal 80 halaman 55 :

Page 2: Manajemen Bank

“…bank yang telah memiliki izin usaha sebelum berlakunya peraturan bank

indonesia ini wajib menyampaikan antara lain pedoman manajemen risiko, rencana

sisstem pengendalian, intern, rencana sistem teknologi informasi yang digunakan dan

sekala kewenangan…”

Undang-Undang perbankan No. 10/1998 tentang perubahan atas Undang-Undang

No. 7/1992 menyatakan pula bahwa “ bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank

sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset,kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha

bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian”

dengan demikian, berbagai peraturan diindonesia saat ini mengharuskan perbankan

diindonesia menerapkan manajemen risiko.

Apabila dalam dunia perbankan masih terdapat banyak beberapa bank yang punya

masalah pada manajemennya dan masih beroperasi, akan sangat merugikan bank-

bank lain yang sungguh-sungguh punya manajemen dan kinerja yang sehat dimana

dapat mengakibatkan kepercayaaan masyarakat akan lembaga perbankan jadi

berkurang atau hilang. Ini akan berakibat negatif bagi perekonomian nantinya, maka

alasan utama dari likuidasi bank adalah untuk menciptakan kondisi dunia perbankan

yang lebih sehat dan stabil serta menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan nasional. Salah satu faktor penentu penting dalam penentuan kinerja

perbankan adalah penentuan credit scoring yaitu penilaian kelayakan kredit yang

diajukan oleh nasabah kredit.

B.     MANAJEMEN RISIKO

1.      Bentuk Manajemen Risiko

Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis dan sistematik dalam

identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta melskuksn

monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.

Hubungan antara risiko dan hasil secara alami berkorelasi secara linear negatif.

Semakin tinggi hasil yang diharapkan, dibutuhkan risiko yang semakin besar untuk

Page 3: Manajemen Bank

dihadapi. Untuk itu, diperlukan upaya yang serius agar hubungan tersebut menjadi

kebalikannnya, yaitu aktivitas yang meingkatkan hasil pada saat risiko menurun.

Manajemen risiko diperlukan untuk :

a.       mendukung pencapaian tujuan

b.      memungkinkan untuk melakukan aktivitas yang memberikan peluang yang jauh lebih

tinggi dengan mengambil risiko yang lebih tinggi, risiko yang lebih tinggi diambil

dengan dukungan sikap dan solusi yang sesuai terhadap risiko

c.       mengurangi kemungkinan kesalahan fatal

d.      menyadari bahwa risiko dapat terjadi pada setiap aktivitas dan tingkatan dalam

organisasi sehingga  setiap individu harus mengambil dan mengelola risiko masing-

masing sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.

2.      Manajemen Risiko Yang Efektif

Manajemen resiko yang efektif membantu suatu organisasi untuk edpak

melakukan sebagai berikut.

a.       sterategi risiko dan kontrol secara komperensip berdasarkan pada pertimbangan yang

terkait pada :

        toleransi terhadap resiko, yaitu kejelasan tentang berapa besar risiko yang bersedia

ditanggung dan risiko apa yang harus dihindari

        filosofi terhadap risiko yaitu menentukan cara pandan atau sikap dan tindakan

terhadap risiko

        akuntabilitas risiko yaitu kemampuan dalam penanganan risiko

b.      disiplin manajemen risiko pada seluruh entitas organisasi yang mencakup :

        kesatuan bahasa dalam mengartikan risiko yaitu penyatuan bahasa sebagai bahaya

atau risiko sebagai peluang

        pengetahuan manajemen risiko yang melekat pada setiap ndividu dialam organisasi

c.       integrasi manajemen risiko didalam kerangka kerja tata kelola perusahaaan

d.      strategi penyesuaian risiko pada saat pengambilan keputusan

e.       kemampuan manajemen senior untuk memahami dampak risiko terhadap utang dan

nilai saham

f.        meningkatkan identifikasi portofolio dan rencana aksi

Page 4: Manajemen Bank

g.       memahami proses bisnis kunci

h.       sistem peringatan dini respon bacaan yang efektif

i.         peningkatan keamanan infestasi

3.      Penanganan Risiko

a.       hindari keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktivitas yang dimaksud

misalnya sebuah ban mendapat tawaran untuk melakukan bisnis pencucian uang dari

kegiatan terorisme yang menjanjikan keuntungandari penempatan dalam jumlah besar

dengan bunga yang sangat rendah resiko. Aktivitas tersebuta adalah ancaman

penutuoan bank serta ancaman pidana terhadap pelakunya maka, bank memutuskan

untuk tidak melakukan aktivitas tersebut.

b.      Alihkan membagi risiko dalam pihak lain konsekuensi terdapat biaya yang harus

dikeluarkan atau bagi keuntungan yang diperoleh misalnya, pembiayaan proyek yang

sangat besar, sebuah bank melakukan skema pinjaman sindikasi.

c.        Mitigasi risiko, menerima risiko pada tingkat tertentu dengan melakukan tindakan

untuk mitigasi risiko melalui peningkatan kontrol, kualitas proses, serta aturan yang

jelas terhadap aktivitas dan resikonnya.

d.      Menahan risiko residual menerima risiko yang mungkin timbul dari aktivitas yang

dilakukan kesedian menerima risiko dikaitkan dengan ketersedianan penyanggaan

jika kerugian atas risiko terjadi. Peran inilah yang ditekankan dalam membahas

manajemen risiko perbankan.

C.     KEBUTUHAN PERBANKAN TERHADAP REGULASI DAN MANAJEMEN

RISIKO

Regulasi terhadap bank terkait dengan institusi perbankan serta produk-produk

dan pelayanan yang ditawarkan oleh bank. Tujuan regulasi pada industri perbankan

adalah untuk melindungi nasabah dan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap

produk-produk dari industri perbankan tersebut.

Beberapa pertimbangan penting mengapa bank perlu diregulasi adalah sebagai

berikut :

1.      Komodita Uang Dan Sarat Perikatan

Page 5: Manajemen Bank

Aktivitas bank dalam memberikan layanan dan penawaran produk adalah uang.

Kepemilikikan uang, hak, dan kewajiban atas uang pada saat awal transaksi, serta

hak, dan kewajiban atas uang pada akhir transaksi merupakan kesepakatan antara

bank dengan nasabahnnya. Sifat dasar dari kepemilikan uang yang cenderung  ingin

dimiliki oleh siapapun sangat rawan untuk menimbulkan persengketaan.

2.      Rasio Utang Berbanding Modal

Bank adalah suatu institusi yang sebagian besar pasivanya adalah kewajiban atau

utang. Dengan posisi tersebut, berarti utang jauh lebih besar dibanding modal.

Kondisi ini disebut dengan highly gearing atau highly leverage, yang terjadi karena

bank sangat bergantung kepada utang (geared)

3.      Ketidakmampuan bank dalam Menyelesaikan Kewajiban

Ketidakmampuan bank dalam menyelesaikan kewajiban ( insolvency) merupakan

suatu keadaan dimana bank tidak mampu membayar semua kewajibannya pada saat

jatuh tempo. Dampak insolvency suatu bank secara sistemik dapat menimbulkan efek

domino terhadap bank lain hingga akhirnya menimbulkan dampak buruk pada

perekonomian secara keseluruhan.

4.      Stabilitas Keuangan

Stabilitas keuangan didfenisikan sebagai pemeliharaan situasi yang terlkait dengan

kapasitas lembaga keuangan dan pasar untuk memobilisasi dana dari surplus

spending unit secra efisdien, menyediakan likuidasi, serta mengalokasikan investasi

tanpa masalah

5.      Stabilitas Moneter

Stabilitas moneter didefinisikan sebagai stabilitas dalam menjaga nilai uang yang

dimaksud digambarkan oleh tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Stabilitas moneter

diperlukan dalam suatu perekonomian dengan stabilitas moneter yang terjaga

diharapkan memudahkan pengelolaan ekonomi secara mikro oleh pihak swasta dan

makro oleh pihak swasta.

6.      Persaingan Antarbank

Perkembangan produk dalam layanan bank pada dua dekade terakhir telah

menunjukan perkembangan yang sangat pesat, perkembangan produk yang

Page 6: Manajemen Bank

ditawarkan   seperti produk derivatif telah menjadi daya tarik tersendiri bagi nasabah

untuk berinvestasi perkembangan layanan bank terutama pada penggunaan teknologi

telah memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi secara virtual lintas batas

negara.

D.    JENIS-JENIS RISIKO PERBANKAN

Bank, sebagai institusi yang memiliki izin untuk melakukan banyak aktivitas,

memiliki peluang yang sangat luas dalam memperoleh pendapatan (income/return).

Dalam menjalankan aktivitas, untuk memperoleh pendapatan perbankan selalu

dihadapkan pada risiko. Pada dasarnya risiko melekat (interent) pada seluruh aktivitas

bank. Seluruh aktivitas bank, produk, dan layanan bank terkait dengan uang. Sifat

dasar uang adalah anonim, siapa pun bisa memilikinya, siapa pun ingin memilikinya,

dan sangat mudah berpidah tangan bahkan hilang. Oleh karena itu, seluruh aktinitas

bank mulai dari penyerapan dana hingga penyaluran dana sangat rentan terhadap

hilangnya uang. Risiko kehilangan uang.

Risiko yang mungkin terjadi dapat menimbulkan kerugian bagi bank jika tidak

dideteksi serta tidak dikelola sebagaimana mestinya. Untuk itu, bank harus mengerti

dan mengenal risiko-risiko yang mungkin timbul dalam melaksanakan kegiatan

usahanya. Eksekutif dalam manajemen bank serta seluruh pihak terkait harus

mengetahui risiko-risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan usaha bank, serta

mengetahui bagaimana risiko dan kapan risiko tersebut muncul untuk dapat

mengambil tindakan yang tepat. Pemahaman umum mengenai masing-masing

kategori risiko sangat penting sehinnga para manajer, pelaksana, dan bagian

pengawasan dapat berdiskusi tentang masalah-masalah umum yang secara alami

terjadi dari berbagai eksposur risiko. Risiko itu sendiri tidak harus selalu dihindari

pada semua keadaan, namun semestinya dikelola secara baik tanpa harus mengurangi

hasil yang ingin dicapai. Risiko yang dikelola secara tepat dapat memberikan manfaat

bagi bank dalam menjalankan laba yang atraktif. Agar manfaat tersenut dapat

terwujud, para pengambil keputusan harus mengerti tentang risiko dan

pengelolaannya.

Page 7: Manajemen Bank

Jenis-jenis Risiko Perbankan

Pada dasarnya jenis-jenis risiko yang dihadapi dapat dibagi atas dua kelompok

besar, yaitu risiko finansial dan risiko non finansial. Risiko finansial terkait dengan

kerugian langsung berupa hilangnya sejumlah uang akibat risiko yang terjadi. Pada

sisi lain, risiko nonfinansial terkait kepada kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan

secara jelas jumlah uang yang hilang. Dampak finansial dan risiko non finansial tidak

langsung dirasakan. Kasusu seperti ketika kehilangan nasabah dan kehilanagn bisnis

akibat risiko yang terjadi tidak langsung membuat bank menjadi rugi. Namun pada

gilirannya, risiko nonfinansial berpotensi untuk menimbulkan kerugian finansial.

Jenis-jenis resiko yang diharuskan untuk dikelola industri perbankan menurut

komite Basel II antara lain:

a.       Risiko Kredit

Risiko kredit adalah sebagai risiko kerugian sehubungan dengan pihak

peminjam(counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban untuk

membayar kembali dana yabg dipinjamnya secara penuh pada saat jatuh tempo atau

sesudahnya.

b.       Risiko Pasar

Risiko pasar adalah sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan

tagihan kepada kewajiban di luar neraca (on-andoff-balance sheet) yang timbul dari

pergerakan harga pasar (market prices)

c.        Risiko Operasional

Risiko operasional adalah sebagai risiko kerugian atau ketidakcukupan dari proses

internal, sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau dari peristiwa eksternal.

d.       Risiko Konsentrasi Kredit

Risiko konsentrasi kredit adalah ketika penempatan aktiva produktif bank

terkonsentrasi pada sattu sektor atau kelompok tertentu. Apabila terjadi masalah pada

sektor atau kelompok tersebutr, maka aktiva produktif yang ditempatkan berada

dalam bahaya.

e.       Risiko Suku Bunga pada Buku Bank

Page 8: Manajemen Bank

Risiko suku bunga pada buku bank merupakan risiko kerugian yang disebabkan oleh

perubahan dari suku bunga pada struktur yang mendasari yaitu pinjaman dan

simpanan

f.        Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi persaingan bank dan prospek

dari keberhasilan bank dalam perubahan pasar. Risiko bisnis lebih berhubungan

dengan keputusan bisnis yang diambil oleh dewan direksi bank dan kaitannya dengan

impilkasi risiko yanag mungkin timbul atas keputusan bisnis tersebut. Dari sisi

waktu, risiko bisnis bersifat jangka pendek hingga menegah.

g.       Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah resiko yang terkait dengan keputusan bisnis jangka panjang

yang dibuat oleh senior manajemen Bank. Risiko ini dapat juga dikaitkan dengan

impementasi dari stategi-strategi mereka.

h.       Risiko Reputasional

Risiko reputasional merupakan risiko kerusakan potensial pada suatu perusahaan

yang dihasilkan dari opini publik yang negatif.

E.     RASIO-RASIO FINANSIAL DALAM RISIKO PERBANKAN

Risiko Usaha Rasio Finansial Formula

Risiko Kredit(Credit

Risk)

non performance loan ratio (NPL)

atau Rasio Kredit Bermasalah

 NPL = Kredit Bermasalah

              Total Kredit

Risiko Likuiditas

(Liquidity Risk)

current Ratio (CL) atau Rasio

Lancar loan to deposito ratio (LDR)

atau

rasio kredit terhadap dana pihak

ketiga

 CL =    Aktiva Lancar

          Kewajiban lancar

LDR = Kredit

            DPR

Risiko Tingkat Net Interest Margin (NIM) Marjin NIM = Pndaptan Bunga –

Page 9: Manajemen Bank

Bunga (Interest

Risk)Bunga Neto

B.Bunga

Total Aktiva

 ,m.

Risiko Modal

(capital Risk)-

 CAR = Ekuitas

           Total Aktiva

Risiko Operasional

(Operational Risk)

capital adequacy ratio (car) rasio

kecukupan modal 

Assets/employee Ratio (AER)

Rasio Aktiva Per Karyawan

 AER =  Total Aktiva

           Jumlah Karyawan

F.      DAMPAK RISIKO PERBANKAN

Sebagai dampak terjadinya resiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat

resiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan

(stakeholders) bank, yaitu pemegang sahyam, karyawan dan nasabah serta berdampak

juga pada perekonomian secara umum.

Pengaruh risk loss pada pemegang saham dan karyawan adalah langsung,

sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung. Berikut

akan diuraikan dampak potensial terhadap stakeholders dan ekonomi.

a.       Dampak terhadap Pemegang Saham

Pengaruh risk loss terhadap pemegang saham antara lain:

1) Penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap penurunan

harga dan atau penurunan keuntungan. Turunnya harga saham menurunkan nilai

perusahaan yang berate turunya kesejahteraan pemegang saham.

2) Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai akibat

dari turunnya keuntungan perusahaan.

3) Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga yang paling parah adalah

kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua modal disetor.

b. Dampak terhadap Karyawan

Page 10: Manajemen Bank

Karyawan suatu bank dapat terpengaruh oleh peristiwa risiko (risk event) yang

menimbulkan risk loss terkait dengan keterlibatan mereka. Pengaruh tersebut dapat

berupa:

1) Dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan kerugian.

2) Pengurangan pendapatan seperti pengurangan bonus atau pemotongan gaji.

3) Pemutusan hubungan kerja.

c. Dampak terhadap nasabah

Kegagalan dalam pengelolaan risiko dapat berpengaruh terhadap nasabah. Dampak

yang terjadi dapat secara langsung maupun tidak langsung dan tidak seketika dapat

diidentifikasikan. Pengaruh risk event yang berlangsung secara berkelanjutan, pada

gilirannya akan menimbulkan risk loss terhadap kelangsungan usaha bank itu sendiri.

Konsekuensi risk loss yang berdampak terhadap nasabah bank, adalah:

1) Merosotnya tingkat pelayanan

2) Berkurangnya jenis dan kualitas produk yang ditawarkan

3) Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencarian dana

4) Perubahan peraturan

d. Dampak terhadap Perekonomian

Sebagai institusi yang mengelola uang sebagai aktivitas utamanya, bank memiliki

risiko yang melekat (inherent) secara sistematis. Risk loss yang terjadi pada suatu

bank akan menimbulkan dampak tidak hanya terhadap bank yang bersangkutan,

tetapi juga akan berdampak terhadap nasabah dan perekonomian secara

keseluruhan.Dampak yang ditimbulkan tersebut dinamakan risiko sistematik

(systematic risk)

Risiko sistemik secara spesifik adalah resiko kegagalan bank yang dapat merusak

perekonomian secara keseluruhan dan secara langsung berdampak kepada karyawan,

nasabah dan pemegang saham.

Secara umum, masyarakat awam tidak mengenal apa yang disebut sebagai resiko

sistemik. Namun mereka tidak asing dengan istilah run on a bank (bank rill maupun

hanya persepsi dari nasabah). Artinya sebuah bank di “rush” oleh nasabah bank yang

ingin menarik kembali dananya secara bersamaan dan besar-besaran.

Page 11: Manajemen Bank

Hal ini terjadi pada saat bank tidak dapat memenuhi kewajibannya. Bank tidak dapat

menyediakan dana yang cukup pada saat nasabah melakukan penarikan dananya.

Bank sangat rentan terhadap risiko sistemik yang melekat pada industry perbankan.

Risiko sistemik yang memengaruhi bank-bank lain tidak dapat dihindari jika sebuah

bank mengalami risk loss. Berbagai regulasi diharapkan akan menjadi paying

pelindung bagi industry perbankan. Perlingungan tidak hanya diberikan kepada bank

trkait, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, tetapi juga kepada

perekonomian secara keseluruhan.

G.    MEKANISME MANAJEMEN RISIKO

Terdapat berbagai tahap dalam proses manajemen risiko. Proses manajemen

risiko ini harus dilakukan pada semua faktor-faktor risiko yang bersifat kualitatif,

maupun kuantitatif yang berpengaruh terhadap kondisi masing-masing bank. Tahap

dalam prose manajemen risiko itu adalah identifikasi, pengukuran, pemantauan , dan

pengendalian. Proses manajemen risiko dapat dilihat pada tabel 10.2.

1. identifikasi

tahap awal dalam manajemen risiko adalah proses identifikasi setiap risiko yang

mungkin timbul dengan cara melakukan analisis terhadap seluruh karakteristik risiko.

Proses identifikasi yang dilakukan adalah :

a. mendapatkan seluruh informasi risiko dari semua sumber yang mencakup

semua aktifitas fungsional dan operasional bank.

b. Melakukan analisis terhadap kemungkinan timbulnya risiko.

c. Melakuakan analisis itu secara proaktif, tanpa menunggu timbulnya risiko

terlebih dahulu.

2. pengukuran

Page 12: Manajemen Bank

Pengukuran resiko dilakukan untuk memperkiran risiko yang mungkin timbul atas

aktifitas dan produk bank, serta untuk memperoleh gambaran efektivitas penerapan

manajemen risiko.

      Metode pengukuran yang dilakukan dapat bersifat kuan titatif, kualitatif, atau

kombinasi antara keduannnya. Sedangkan model pengukuran risiko yang digunakan

harus sesuai dengan kebutuhan bank, ukuran, dan kompleksitas bank, manfaat yang

dapat diperoleh, serta ketentuan yang berlaku.

3. pemantauan

pemantauan risiko dilaksanakan dengan cara mengevaluasi pengukuran risiko yang

terdapat pada kegiatan usaha bank serta pada kondisi efektivitas prose manajemen

risiko. Beberapa hal yang harus diperhaikan adalah :

a. Kemampuan bank untuk menyerap risiko atau kerugian yang timbul

b. Pengalaman kerugian dimasa lalu dan kemampuan sumber daya

manusia untuk mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi.

Bank harus menyiapkan sistem dan prosedur  yang efektif untuk mencegah terjadinya

gangguan dalam proses pemantauan risiko. Hasil pemantauan risiko itu dapat

digunakan untuk menyempurnaka proses manajemen risiko yang ada.

4. pengendalian

peengendalian risiko dilakuakan atas dasarhasil evaluasi pengukuran risiko yang

terdapat pada seluruh produk dan aktivitas bank. Metode pengendalian risiko harus

mempertimbangkan analisis terhadap besarnnya potensi kerugian bank serta

pertimbangan atas manfaat yang didapat serta biaya yang dikeluarkan.