manajemen intubasi sulit

Upload: sindy-hadian

Post on 14-Apr-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    1/15

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    2/15

    Intubasi adalah memasukkan pipa jalan napas buatanke dalam trakhea melalui mulut.

    Intubasi sulit adalah intubasi trakhea yang dilakukanberkali-kali dengan atau tanpa kelainan patologitrakhea

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    3/15

    Kasus intubasi sulit banyak disebabkan oleh karenaketidak mampuan memvisualisasi kan epiglotis.

    Pasien dengan kesulitan derajat III dan IV mungkinmustahil diintubasi

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    4/15

    Malampati Score :

    Malampati I : Seluruh Palatum,dinding poterior

    oropharynx,Tonsila palatina & Pharingeal Malampati II : Seluruh Palatum,Sebagian

    Uvula,Dinding Posterior Uvula

    Malampati III : Seluruh Palatum dan Dasar Uvula

    Malampati IV : Palatum Durum

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    5/15

    Scoring Cormack-Lehane adalah sebagai berikut:

    Derajat I : tampak seluruh glotis

    Derajat II : tampak sebagian glotis atau arytenoids

    Derajat III : tampak epiglotis Derajat IV : glottis maupun epiglottis tidak tampak

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    6/15

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    7/15

    Kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan intubasi sulit :

    1. Riwayat pasien :

    Sindrom kongenital : sindrom down, goldenhar, treacher

    collins, pierre robin, mucopolysacharidoses, dll Penyakit tulang : rheumatoid artritis, ankylosing

    spondilitis, fiksasi atau fraktur mandibula, ankylosis senditemporomandibular

    Kelainan jaringan lunak : obesitas, tumor, hemangioma,abses, infeksi jalan napas seperti epiglotitis, perdarahan

    Trauma pada wajah, leher, luka bakar, bekas luka

    Bentuk gigi : gigi insisivus depan yang menonjol

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    8/15

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    9/15

    2. Pergerakan sendi temporomandibular : denganmengukur jarak interincisor dan kemampuan

    prognasi3. Derajad orofaringeal : disebut derajat malampati

    4. Lebar palatum : palatum yang panjang dan dangkalsulit di intubasi

    5. Jarak thyromental

    6. Luas ruang mandibula

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    10/15

    Diciptakan oleh American Society of Anesthesiologists(ASA) pada tahun 1993 dan diperbaharui pada tahun2003

    Dimulai dengan menentukan apakah difficultyairway bisa dikenali/diketahui (reconigzed) atautidak bisa dikenali/diketahui (unrecognized)

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    11/15

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    12/15

    Bila jalan napas telah dikenali/diketahui (recognized)memiliki penyulit (difficult), sangat disarankan untukmengamankan jalan napas ketika pasien sadar denganmenggunakan intubasi trakhea.

    Persiapkan pasien (selagi pasien sadar) denganmemberikan support dan obat-obatan yangdiperlukan, seperti : sedative & local anesthetic

    Oksigen harus tetap diberikan sepanjang prosesberlangsung.

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    13/15

    Teknik intubasi pada : fiberoptic bronchoscopy, directlaryngoscopy, blind orotracheal atau nasotrachealintubation, retrograde intubation, atau denganmenggunakan stylet, rigid bronchoscopy, ataupercutaneus dilating tracheal entry device

    Bila intubasi trakheal gagal, pertimbangkan untukmenggunakan metode lain : dengan regional anesthesiatau lakukan surgical airway

    Bila pasien tidak kooperatif pertimbangkan untukmelakukan induksi anesthesi

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    14/15

    Pre oksigenasi pasien sebelum induksi dilakukan Tentukan apakah mask ventilation memungkinkan

    (possible/non emergency pathway) atau tidakmemungkinkan (not possible/emergency pathway)

    Bila mask ventilation memungkinkan, beberapa pilihanintubasi yang bisa dilakukan : fiberoptic bronchoscopy,laryngeal mask airway (LMA), blind orotracheal ataunasotracheal intubation, teknik retrograde, atau denganmenggunakan stylet, rigid bronchoscopy, atau percutaneusdilating tracheal entry device

    Bila intubasi endotrakeal gagal dilakukan tapi ventilasi

    melalui face mask masih memungkinkan, hentikan usahaintubasi, teruskan dengan : bangunkan pasien dangunakan algoritme recognized, lakukan anesthesi dengan

    ventilasi via mask, atau dengan melakukan surgical airway(tracheostomy, cricothyroitomy)

  • 7/27/2019 Manajemen Intubasi Sulit

    15/15

    Bila mask ventilation tidak memungkinkan (notpossible/emergency pathway) : pertimbangkan untukmelakukan laryngeal mask airway (LMA)

    Bila pemasanganan LMA gagal pertimbangkan untuk :

    memasang combitube atau TTJV (transtracheal jetventilation)

    Bila combitube dan TTJV gagal, lakukan surgical airway

    LMA maupun combitube menggunakan supraglotticventilatory mechanism tidak bisa digunakan untuk

    mengatasi permasalahan pada glottic (spasme, edema,tumor, abses atau hematoma) sehingga disarankan untukmenggunakan TTJV atau surgical airway