manajemen kasus dm puskes

Upload: novina-firlia-balfas

Post on 09-Oct-2015

114 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

managemen kasus ikm

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangManajemen berasal dari kata manage yang artinya mengatur, mengurus atau mengelola. Manajemen adalah usaha yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). A. Tujuan manajemen adalah sebagai berikut: a. Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. b. Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

B. Fungsi Manajemenadalah sebagai berikut:: 1) Perencanaan (planning) Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Planning jangka panjang memiliki 2 karakteristik utama, yaitu: a. Tujuan dan sasaran: merupakan dasar bagi strategi penyelesaian masalahb. Peramalan (forecasting) jangka panjang: langkah awal sebelum membuat perencanaan

2) Pengorganisasian (organizing) Merupakan suatu tindakan atau kegiatan menggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok orang atau badan atau organisasi untuk bekerja secara bersama-sama guna mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama, baik untuk tujuan pribadi atau tujuan kelompok dan organisasi.

3) Pelaksanaan atau penerapan (actuating) Merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan.

4) Pengawasan (controlling) Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna.

Didalam pelaksanaannya, Puskesmas perlu memiliki manajemen yang baik. Adapun fungsi puskesmas yaitu: pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta menduku ng pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.Puskesmas mempunyai peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk keikutsertaan dalam menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang, puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu (Effendi, 2009).Diabetes melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Gejalanya sangat bervariasi dan dapat timbul secara perlahan-lahan, sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti mudah haus, lebih sering buang air kecil, mudah lapar ataupun penurunan berat badan. Menurut Riskesdas 2013, DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen. Tabel prevalensi penyakit DM menurut usia.

Sumber : Riskesdas 2013Sedangkan menurut survei Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-7 penderita diabetes terbanyak di dunia dengan jumlah penderita mencapai 7,6 juta orang pada rentang usia sekitar 20-79tahun (IDF Atlas, 2012). Selain itu diabetes melitus menduduki peringkat ke enampenyebab kematianterbesardiIndonesia (Thecenters for diseasecontroland prevention (CDC), 2012. World Health Organization (WHO) bahkan memprediksikan bahwa di Indonesia angka prevalensi diabetes mellitus akan terus meningkat, dan pada tahun 2030 diperkirakan penderita penyakit DM tersebut akan mencapai angka 21,3 juta jiwa suatu jumlah yang luar biasa dan berpotensi kerugian yang sangat besar juga. Suatu fakta yang lebih mengejutkan menyatakan bahwa di dunia ini setiap 10 detik akan meninggal seorang penderita DM dengan komplikasinya, dan pada saat bersamaan ditemukan 2 orang penderita yang baru. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengangkat kasus Diabetes Mellitus dalam tulisan manajemen kasus.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umumMeningkatkan manajemen kasus DM di Puskesmas.

1.2.2 Tujuan khusus1. Diketahuinya perencanaan manajemen kasus DM di Puskesmas.2. Diketahuinya pelaksanaan manajemen kasus DM di Puskesmas.3. Diketahuinya monitoring dan evaluasi manajemen kasus DM di Puskesmas.

1.3 Manfaat

1. Bagi PenulisDengan tulisan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis tentang manajemen kasus DM.

2. Bagi Instansi Kesehatana. Sebagai referensi untuk meningkatkan upaya kesehatan baik dari segi promotif,preventif,kuratif dan rehabilitatif.b. Meningkatkan kualitas pelayanan melalui manajemen kasus yang terintegrasi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

1. Definisi

Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan PuskesmasTujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

3. Fungsi PuskesmasMenurut Trihono (2005), ada 3 fungsi puskesmas yaitu: pusatpenggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang berarti puskesmas selaluberupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintassektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehinggaberwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.Disamping itu puskesmasaktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

4. Program Puskesmas Kia Kb Usaha Kesehatan Gizi Kesehatan Lingkungan Pemberantasan Dan Pencegahan Penyakit Menular Pengobatan Termasuk Penaganan Darurat Karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Sekolah Kesehatan Olah Raga Perawatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi Dan Mulut Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan Dan Pelaporan Pembinaan Pemgobatan Tradisional Kesehatan Remaja Dana Sehat

a. Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.b. Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah:1. Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja Puskesmas.2. Kesehatan Olahraga adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.3. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.4. Kesehatan Kerjaadalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas.5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di Puskesmas.6. Kesehatan Jiwa adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat, misalnya upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.8. Kesehatan Usia Lanjut adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut, misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.9. Pembinaan Pengobatan Tradisional adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).10. Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji.11. Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten/kota.

2.2 Upaya KesehatanDalam garis besar usaha kesehatan, dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :1. PromotifPromosi kesehatan berasal dari kata dalam bahasa inggris yaitu health promotion. Penerjemahan kata health promotion atau tepatnya promotion of health kedalam bahasa Indonesia pertama kali dilakukan ketika para ahli kesehatan masyarakat di Indonesia menerjemahkan lima tingkatan pencegahan (five levels of prepention) dari H.R.Leavell dan E. G. Clark Usaha pencegahan (usaha preventif).2. PreventifA. Upaya preventif adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal dari bahasa latin, pravenire yang artinya datang sebelum atau antisipasi atau mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Upaya preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumahb. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumahc. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusuid. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

3. KuratifUpaya kuratif bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota keluarga, kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan. Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :a. Dukungan penyembuhan, perawatan, contohnya : dukungan psikis penderita TBb. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakitc. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah, ibu bersalin dan nifasd. Pemberian obat : Fe, Vitamin A, oralit.

4. RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama. Usaha yang dilakukan, yaitu:a. Latihan fisik bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, patah tulang, kelainan bawaanb. Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu misalnya, TBC (latihan nafas dan batuk), Stroke (fisioterapi).Dari ketiga jenis usaha ini, usaha pencegahan penyakit mendapat tempat yang utama, karena dengan usaha pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik, serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan usaha pengobatan maupun rehabilitasi.

2.3 Diabetes MellitusDiabetes mellitus (DM) berasal dari kata Yunani diabanein, yang berarti tembus atau pancuran air, dan dari kata Latin mellitus yang berarti rasa manis. Di Indonesia (dan negara berbahasa Melayu) lebih dikenal sebagai kencing manis. Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglisemia) yang terus-menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Sumber lain menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron.

Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut.Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.ETIOLOGI & FAKTOR RESIKO DIABETES MELITUS Banyak diketahui bahwa etiologi Diabetes Mellitus adalah kurangnya insulin dalam tubuh manusia yang mengakibatkan kelebihan kadar glukosa darah. Akan tetapi, ada beberapa kondisi berbeda yang menyebabkan hal itu terjadi . Menurut anjuran Konferensi Kerja Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia (PERKENI) yang sesuai dengan anjuran ADA 1997 , DM bisa diklasifikasikan secara etiologi menjadi diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes dalam kehamilan (gestasional), dan diabetes tipe lain.

Diabetes Tipe 1,biasanya tediagnosa sejak usia kanak-kanak. Tubuh penderita hanya sedikit menghasilkan insulin atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan insulin, oleh karena itu untuk bertahan hidup penderita harus mendapat suntikan insulin setiap harinya. Tanpa pengaturan harian, kondisi darurat dapat terjadi.

Diabetes Tipe 2, lebih umum ditemui daripada type 1 dan mencapai 90% atau lebih dari seluruh kasus diabetes. Biasanya terjadi di usia dewasa. Pada tipe-2 ini, pankreas tidak cukup membuat insulin untuk menjaga level gula darah tetap normal, seringkali disebabkan tubuh tidak merespon dengan baik terhadap insulin tersebut.Kebanyakan orang tidak menyadari telah menderita dibetes tipe-2, walaupun keadaannya sudah menjadi sangat serius. Diabetes type 2 sudah menjadi umum dialami didunia maupun di Indonesia, dan angkanya terus bertambah akibat gaya hidup yang tidak sehat, kegemukan dan malas berolahraga.

Gestational diabetes,adalah kondisi gula darah yang tinggi yang terjadi pada masa kehamilan, terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umunnya akan kembali normal setelah masa kehamilan.

Diabetes Tipe lain, yaitu diabetes yang disebabkan oleh beberapa factor lain seperti kelainan genetic pada fungsi sel pancreas, kelainan genetic pada aktivitas insulin, penyakt eksokrin pancreas (cystic fibrosis), dan akibat penggunaan obat atau bahan kimia lainnya (terapii pada penderita AIDS dan terapi setelah transplantasi organ

Konsep Segitiga Epidemiologi

AgentHostEnvironment

Konsep segitiga epidemiologi digunakan untuk menganalisis terjadinya suatu penyakit. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:1. Agen penyakit (faktor etiologi):a. Zat nutrisib. Agen kimiawic. Agen fisikd. Agen infeksius

2. Faktor pejamu (mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons terhadap agen):a. Genetikb. Usiac. Jenis kelamind. Rase. Status imunulogisf. Perilaku manusiag. Penyakit lain yang sudah pernah ada

3. Faktor lingkungan (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau kerentanan terhadap agen):a. Lingkungan fisik (iklim)b. Lingkungan biologis (populasi manusia, flora, fauna)c. Lingkungan sosial ekonomi (pekerjaan, bencana alam)

Analisa penyakit DM menggunakan segitiga epidemiologi, sebagai berikut: Konsep HOSTGenetika Jika dalam riwayat keluarga ada yang menderita diabetes mellitus, maka orang tersebut memiliki resiko untuk menderita diabetes mellitus juga.Kondisi fisik Kondisi fisik seseorang, misalnya kelelahan, kurang tidur dan kurang gizidapat membuat imunitas terganggu, sehingga penyakit diabetes pun dapat menyerang orang tersebut.UsiaBayi dan balita yang masih rentan terhadap perubahan lingkungan, sehinggamempunyai resiko yang tinggi terkena diabetes mellitus tipe 1. Sedangkan pada usiadewasa dan lanjut mempunyai resiko untuk terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2. Kebiasaan hidupKebiasaan hidup yang dimaksud adalah pola makan yang tidak sehat danminimnya gerak. Pada era globalisasi ini banyak sekali terdapat restoran makanancepat saji. Sehingga tidak sedikit manusia yang berpola makan tidak sehat yangmampu menaikkan kadar gula darahnya. Selain itu, globalisasi membawa masyarakatke arah modern yang canggih akan teknologi sehingga membuat masyarakat minimaktivitas. Ras / Etnik Insidens IDDM paling banyak pada keturunan Eropa, dan tertinggi padaorang-orang Skandinavia. Sedangkan pada NIDDM prevalensi tertinggi pada orang Asia. Konsep AGENTAgent Biologis (Virus dan Bakteri)Virus penyebab Diabetes Mellitus adalah Rubela,Mumps, dan Humancoxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam sel , virus ini mengakibatkan destruksi atau perusakan sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes Mellitus akibat bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup berperan menyebabkan penyakit ini. Agent Kimia (Bahan Toksik atau Beracun)Bahan beracun yang mampu merusak sel secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida), dan streptozoctin (produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari singkong. Agent NutrisiTermasuk dalam kategori ini adalah karbohidrat yang mampu mempertinggi kadar gula darah. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko pertama yang diketahui menyebabkan Diabetes Mellitus. Semakin berat badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan seseorang terjangkit Diabetes Mellitus. Konsep ENVIROMENT

Sosial EkonomiTingkat sosial ekonomi yang rendah mempunyai resiko terkena penyakitinfeksi sedangkan tingkat sosial yang tinggi mempunyai resiko terkena DiabetesMellitus, karena pada tingkat sosial ekonomi yang tinggi mempunyai kecenderunganuntuk terjadinya perubahan pola konsumsi makanan, seperti fast food.

MusimVirus telah diduga sebagai etiologi dari IDDM, hal ini berdasarkan penemuanadanya peningkatan insidens IDDM pada musim-musim tertentu, yaitu musim gugur dan semi, pada masa ini antibodi terhadap virus tertentu meningkat.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS KESEHATAN MASYARAKAT MENURUT HENDRIK L BLUM

Menurut Hendrick L Blum, terjadinya DM dipengaruhi oleh beberapa faktor , yaitu:

Faktor Genetika :Herediter

Faktor lingkungan :Fisik Biologis Sosio kulturalSEHAT (FISIK,MENTAL, SOSIAL) Faktor pelayanan kesehatan :PreventifPromotifKuratifRehabilitatif

Faktor perilaku :SikapGaya hidup

PENERAPAN TEORI HENDRIK L BLUM PADA PENYAKIT DM

Menurut Hendrik L Blum, terjadinya DM dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

GENETIC

DMENVIRONMENTHEALTH SERVICE

PROMOTIF : PENGETAHUANPREVENTIF : PEMERIKSAAN RUTIN GULA DARAHKURATIF : MENYARANKAN PASIEN YANG TERKENA DM UNTUK BEROBAT KE PUSKESMAS ATAU DOKTERREHABILITATIF: MENGANJURKAN UNTUK MENIMUM OBAT YANG DIBERIKAN SECARA TERATUR DAN TIDAK TERPUTUS

FISIK : BIOLOGIK : SOS-BUD-EK : TINGKAT PENDIDIKAN, EKONOMI YANG RENDAH

BEHAVIOR

PENGETAHUAN : PENYEBAB, FAKTOR RISIKO, PENYEBARAN, PENCEGAHAN, PENGOBATANSIKAPPRAKTEK :MENJAGA POLA MAKAN,MENGURANGI MAKANAN MANIS OLAHRAGA TERATUR, MELAKUKAN PEMERIKSAAN RUTIN GULA DARAH

Menurut Teori Hendrik L Blum bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik terdiri dari keadaan geografis (dataran tinggi atau rendah), kelembaban udara, temperatur atau suhu dan lingkungan tempat tinggal (rumah dan sekitarnya). Lingkungan non fisik yaitu lingkungan sosial (pendidikan, pekerjaan) dan ekonomi. Berikut ini pemaparan teori Hendrik L Blum pada penyakit DM:

1. LingkunganSosial, budaya & ekonomi Dimana budaya atau ras sebuah suku dapat mencerminkan pola makan dan pola hidup. Pada kasus DM, faktor resiko terbesar salah satunya adalah obesitas sehingga pola makan seperti banyak lemak dapat menjadi faktor resiko penyakit tersebut. 2. PerilakuPerilaku hidup tidak sehat yaitu kurang berolahraga dapat meningkatkan resiko penyakit DM. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh pekerjaan yang di lakukan yaitu seberapa banyak aktifitas yang di laukan saat berkerja contohnya ibu rumah tangga dan ibu pekerja kantoran, ibu rumahtangga melakukan pekerjaan rumah tangga sedangkan pekerja kantoran lebih banyak duduk dalam pekerjaannya.3. Pelayanan kesehatanKurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup sehat dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan mengadakan penyuluhan pada masyarakat serta peran aktif pelayanan kesehatan masyarakat.

4. Herediter

Dua daerah gen utama telah terbukti berhubungan dengan diabetes tipe 1. Yang pertama dikenal sebagai HLA, terlibat dalam kegagalan proses kekebalan mengidentifikasi sel tubuh, sehingga menyebabkan respon autoimun, yaitu penghancuran sel-sel kita sendiri (sel-sel beta dalam kasus diabetes tipe 1). Mungkin ada dua atau lebih gen di daerah ini terlibat dalam kerentanan seseorang terhadap diabetes. Wilayah kedua adalah wilayah geninsulin. Diperkirakan bahwa dua daerah gen ini memberikan kontribusi paling banyak terhadap kasus diabetes 1, sekitar 50%. Beberapa daerah gen lain yang terlibat dalam diabetes tipe 1 (mungkin lebih dari dua belas, atau bahkan lebih dari dua puluh) dan peneliti sedang mencoba untuk mengungkap hal ini.

2.4 Definisi Operasional

1PuskesmasUnit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

2PromotifSuatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan.

3PreventifSuatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

4KuratifKegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

5RehabilitatifMerupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama.

BAB IIIPENATALAKSANAAN KASUS

3.1 Program

a. Promosi kesehatan: Penyuluhan (Komunikasi, Informasi, Edukasi)b. Preventif:Kesehatan Lingkungan (peninjauan lapangan) dan meningkatkan partisipasi masyarakatc. Kuratif:Deteksi dini (penemuan kasus) dan penatalaksanaan di puskesmasd. Rehabilitatif: Program rehabilitasi DM (Sosialisasi dan edukasi)

3.2 Sasaran

1. Masyarakat umum (keluarga dan kelompok yang berpengaruh dan berperan di masyarakat dan kader).2. Masyarakat khusus (kelompok masyarakat yang berisiko DM)

3.3 SDM1. Petugas puskesmas (dokter, perawat, bidan, kesmas )2. kader kesehatan

3.4 Kegiatan

A. Promotif

1.Penyuluhan (KIE)

1. Menyusun materi penyuluhan dan mengadakan pelatihan KIE tentang DM secara menyeluruh antara lain tentang pengertian, perjalanan penyakit, penyebab, gejala dan tanda, faktor resiko serta pencegahan dan penanggulangan DM bagi petugas kesehatan (medis dan para medis), kader kesehatan maupun tokoh masyarakat.1. Meningkatkan keterampilan penggunaan obat pada petugas kesehatan (medis dan para medis), pasien DM dan keluarganya.1. Melaksanakan penyuluhan atau KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) tentang DM dan faktor risikonya melalui berbagai media penyuluhan, seperti:1. Penyuluhan tatap muka.1. Poster, leaflet, pamflet, surat kabar dan media cetak lain yang dianggap efektif untuk mencapai kelompok sasaran.1. Penyuluhan perorangan atau penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas, kader kesehatan dan lain-lain seperti klinik konseling.1. Penyuluhan bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan dan penanggulangan DM.

Adapun jenis kegiatan penyuluhan DM bagi pasien dan keluarga pasien antara lain:0. Pengertian DM.0. Penyebab DM.0. Gejala DM.0. Klasifikasi DM.0. Cara penularan DM.0. Kelompok rentan DM.0. Perilaku penyebab DM.0. Cara pengobatan DM.

1. Preventif1.Kesehatan Lingkungan1. Kegiatan1. Peninjauan langsung ke pemukiman dan perumahan warga untuk melihat kondisi apakah lingkungannya bersih atau tidak.1. Sosialisasi mengenai kebersihan personal (budaya mencuci tangan setelah melakukan kegiatan) dan lingkungan (membersihkan rumah dan pekarangan agar terhindar dari debu)

1. Upaya Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan DMUpaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian DM dimulai dengan Kajian Aspek Sosial Budaya dan Perilaku Masyarakat yang kemudian digunakan sebagai dasar dalam pengembangan program peningkatan partisipasi masayarakat dalam pencegahan DM.Kegiatan1. Melaksanakan survei/kajian aspek sosial budaya dan perilaku masyarakat di salah satu RT/RW di kelurahan Kramat Jati Kecamatan Kramat Jati.1. Pengembangan model pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan DM yang sesuai dengan kondisi setempat di masing-masing daerah sesuai kajian.1. Membuat daerah percontohan di masing-masing daerah RT/RW yang dilakukan survei/kajian dengan kegiatan KIE, pemeriksaan fisik dan faktor risiko, serta pemerisaan penunjang.1. Kajian ini dapat dilakukan bersamaan dengan penyakit menular lainnya dan pelaksanaannya oleh kabupaten bersama-sama dengan perguruan tinggi, serta lintas program dan lintas sektor.

1. Kuratif

1. Poli DM

Poli mata sebagai program layanan kesehatan utama bersifat kuratif di Puskesmas kelurahan Kramat Jati wajib memberikan layanan optimal mengenai kasus DM termasuk di dalamnya : Deteksi dini gejala dan tanda dari pasien yang memiliki indikasi DM Pemeriksaan baik anamnesis maupun fisik diagnostik yang memadai Pemeriksaan penunjang termasuk laboratorium dan sistem rujukan Edukasi mengenai pencegahan dan pengobatan DM pada pasien DM

a Deteksi diniSemua kelompok usia, jika ditemukan gejala-gejala poliuri, polidipsi, dan polivagi ( tanpa batasan usia )

b. Penemuan dan tatalaksana kasus1) Penemuan kasus DM di unit pelayanan kesehatan.2) Penemuan langsung dengan pemantauan ke perumahan dan pemukiman warga untuk meninjau dan melihat kondisi lingkungan guna mendorong masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap sehat.3) Tatalaksana pasien DM sesuai standar:a) Puskesmas (pelayanan kesehatan primer).1). Penemuan dan tatalaksana pasien DM dipelayanan kesehatan primer di bagian poli DM2). Edukasi pasien dan keluarga.b) Rumah sakit Tindak lanjut penangananDM (terutama komplikasi DM).

c.Pemeriksaan 1. AnamnesisAda beberapa hal penting yang harus ditanyakan untuk mendiagnosa DM, antara lain:1. Sejak kapan merasa sering berkemih, sering haus, dan sering lapar?2. Gejala lain apa saja? Lesu lemas? Luka yang sukar mengering?3. Gatal-gatal tidak?4. Apakah mengalami penurunan berat badan?5. Apakah ada dalam keluarga yang memiliki keluhan yang sama?

2. Pemeriksaan fisikPada pemeriksaan fisik banyak didapatkan dari inspeksi yaitu tidak ada kelainan kecuali pasien datang dengan luka yang sukar sembuh.

3. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk mendiagnosis DM adalah:1. Lab kadar gula darah - puasa : < 160 mg/dl- sewaktu : < 200 mg/dl

d. PenatalaksanaanDM tipe 1 : injeksi Insulin.DM tipe 2 : obat diabetes mellitus - Metformin- Glibenklamid

1. RehabilitatifSosialisasi kepada penderita untuk hidup sehat dirumah dan edukasiSosialisasi ini dilakukan sebagai bentuk upaya hidup sehat, berolah raga, mengatur pola makan, dan penjelasan tentang luka pada orang dengan dm.

3.6 Diklat1. PromotifDiklat yang perlu diberikan adalah pendidikan dan pelatihan mengenai ilmu komunikasi dan presentasi di masyarakat, serta pengayaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan DM contohnya pengayaan mengenai cara membersihkan lingkungan. Sasaran dari program diklat ini adalah tenaga kesehatan dan kader yang akan melakukan penyuluhan dan pemantauan langsung di masyarakat.4. PreventifKeterampilan yang perlu diberikan dalam diklat kepada tenaga tenaga puskesmas adalah keterampilan public speaking, penguasaan materi mengenai hal hal yang berkaitan dengan DM dan kemampuan memotivasi masyarakat untuk melaksanakan program-program puskesmas.5. KuratifDiklat yang perlu diberikan adalah mengenai tatalaksana pengobatan dan pencegahan DM, termasuk didalamnya cara penggunaan obat, pengambilan specimen/sekret untuk pemeriksaan lab, pengenalan tanda dan gejala, pengenalan faktor resiko, penggunaan alat-alat dalam pengambilan sekret dan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik juga penunjang pada pasien-pasien DM.6. Rehabilitatif

BAB IVMONITORING DAN EVALUASI

4.1 MonitoringPemantauan dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat dicegah kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan diarahkan guna mengidentifikasi kualitas kegiatan, permasalahan yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya. Pemantauan keberhasilan setiap kegiatan program manajemen kasus DM di puskesmas dilakukan dengan teknik monitoring bulanan. Monitoring bulanan ini dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dilaksanakan pada bulan tertentu di puskesmas telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Bila hasilnya belum sesuai dengan harapan, maka akan dicari penyebabnya untuk kemudian dilakukan intervensi. Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Program monitoring promotif dan preventif: Adanya perwakilan dari puskesmas (supervisi) yang memantau kegiatan penyuluhan dilapangan Dibentuknya suatu kelompok kerja yang fokus kepada program promotif, yang bekerja melihat kebutuhan pengetahuan yang harus ditingkatkan ditiap wilayah, menyusun jadwal penyuluhan rutin dan yang memfokuskan pada media promosi kesehatan dengan media cetak.

2. Program monitoring kuratif: Pembentukan tim supervisi yang memantau program kuratif yaitu dalam hal peralatan yang digunakan untuk penatalaksanaan kasus konjungivitis, evaluasi SDM dan memberikan diklat sebagai penyegaran pengetahuan dan ketrampilan, melakukan pencatatan laporan untuk melihat jumlah pasien DM apakah mengalami peningkatan atau penurunan sebagai indikator keberhasilan program.

3. Program monitoring rehabilitatif: Monitoring apakah petugas kesehatan memberi edukasi setelah pengobatan dan kunjungan ke rumah pasien untuk memantau apakah pasien mengikuti anjuran dokter.

4.2 EvaluasiPenilaian ini bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan program kegiatan manajemen kasus DM di puskesmas.Penilaian dimaksudkan untuk. memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang dicapai dalam seluruh tahap kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan apakah suatu program atau kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu penilaian diarahkan guna mengkaji efektifiktas dan efisensi pengelolaan program. Penilaian kinerja program manajemen kasus DM dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam pencapaian sasaran.Indikator yang di nilai adalah sebagai berikut:1. Tingkat pengetahuan , perilaku dan sikap masyarakat terhadap penyakit DM2. Faktor penyebab DM di lingkungan sekitar puskesmas 3. Jumlah SDM petugas kesehatan (dokter,bidan,perawat, kesmas) dan kader kesehatan yang terampil dalam hal promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan khususnya penyakit DM4. Kualitas hidup penderita DM

Beberapa contoh program monitoring sebagai berikut:1. Promotif dan preventif: Dengan melakukan pre test dan post test saat penyuluhan untuk menilai apakah terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat. Indikator keberhasilan program adalah didapatkan peningkatan pengetahuan > 50 %. Dengan melakukan peninjauan langsung ke rumah warga untuk menilai keadaan lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menilai apakah masyarakat melakukan anjuran-anjuran yang diberikan pada saat penyuluhan. Indikatornya adalah kondisi lingkungan yang semakin bersih dan hiegine perorangan yang semakin lebih baik.

2. Kuratif dan rehabilitatifIndikator yang digunakan adalah data kasus penyakit DM apakah mengalami peningkatan atau penurunan dilihat dari angka kesakitan, kasus baru dan kasus lama (apakah pasien yang sebelumnya datang ke puskesmas dengan DM, datang lagi atau tidak denganpenyakit yang sama). Hal ini sebagai indikator keberhasilan program.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanKasus DM sering terjadi dikalangan masyarakat. Penatalaksanaan kasus DM tidak lah sulit namun perlu manajemen yang baik untuk mengatasinya, jika tidak angka kesakitan DM akan tetap tinggi karena faktor resiko DM sangat banyak. Program kegiatan manajemen kasus DM berupa promosi kesehatan dengan penyuluhan, preventif dengan kesehatan lingkungan, kuratif dengan penemuan kasus dan penatalaksanaan, rehabilitatif dengan sosialisasi dan edukasi. Diharapkan melalui program-program ini dan dengan manajemen kasus yang baikdapat menurunkan angka kesakitan karena DM.

5.2 Saran1. Untuk Penulis Selanjutnya Untuk penulis selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan kegiatan program manajemen kasus DM dengan lebih baik lagi dan juga diharapkan membuat lebih banyak lagi program kegiatan yang inovatif guna perbaikan status kesehatan masyarakat dan supaya dapat memberikan kontribusi yang baik bagi pembangunan kesehatan khususnya untuk menurunkan angka kesakitan karena DM.2. Kepada Petugas Kesehatan :a.Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat yang pengetahuannya masih kurang tentang DM.b.Meninjau secara langsung keadaan masyarakat sekitar tentang berperilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat terhindar dari penyakit DM.c. Menguasai materi tentang DM agar bisa membagikan pengetahuan itu kepada masyarakat luas

DAFTAR PUSTAKA

1. Elearning.gunadarma.ac.id2. Profil laporan tahunan puskesmas kecamatan Kramat Jati tahun 20133. Alloyna, D., 2011. Prevalensi DM di RSUD H. Adam Malik Medan Tahun 2009 dan2010.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses 20 Juni 2014.4. Yunisyah, P.H,2011. Karakteristik Penderita DM Rawat Jalan DiRSUD.DR.Pirngadi Medan Tahun 2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf. Akses 20 Juni 2014. 5. http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31773/4/Chapter%20II.pdf7. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31458/5/Chapter%20I.pdf8. http://www.who.int/topics/diabetes_mellitus/en/9. Internation Diabetes Federation : http://www.idf.org/diabetesatlas10. Prevalensi Diabetes Mellitus : http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf 11. Prevalensi Diabetes Mellitus : http://www.cdc.gov/diabetes/pubs/general14.htm

LAMPIRAN DAFTAR PERALATAN

1. Flipchart2. Laptop3. Leaflet4. Pamflet5. Poster6. Proyektor + screen7. Tensi Meter8. Alat periksa gula darah9. Alcohol swab10. Hand scoen

30