manajemen keuangan rs-2013
DESCRIPTION
keuangan rumah sakitTRANSCRIPT
Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan Rumah SakitRumah Sakit
Amal C SjaafDepartemen Administrasi dan Kebijakan KesehatanFakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Indonesia
prem
i, paja
k,
pajak t
enag
a ke
rja
Pasien:•Keluarga•Tenaga Kerja
Pendanaan Upaya Pendanaan Upaya KesehatanKesehatan
out-of-pocket payments
Pay for performance,
budgets, capitation
Layanan medis
Tagihan
Masyarakat Upaya Kesehatan
• Pemerintah
• Masyarakat
• Tingkat Pertama
• Tingkat Kedua
• Tingkat Ketiga
Penjamin
3
Dana Pemerintah Dana Non Pemerintah
Kinerja Rumah SakitJumlah, jenis, mutu layanan
Rumah Sakit dengan PK BLURumah Sakit dengan PK BLU
Standar layanan dan tarif
RBA + APBN/D
INA-CBGAkuntabilitas
4
Dana Masyarakat Dana Pemerintah Askeskin
Kinerja Rumah SakitJumlah, jenis, mutu layanan
Rumah Sakit SwastaRumah Sakit Swasta
Standar layanan dan tarif
RBA
INA-CBGAkuntabilitas
Konsep manajemen keuangan Rumah Sakit yang transparan dan akuntabel.
Mengembangkan Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang disusun berbasis kinerja dan perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya serta berdasarkan kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD.
RBA digunakan sebagai acuan dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran (DIPA) yang mencakup seluruh pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa
dan/atau barang yang akan dihasilkan dan rencana penarikan dana yang bersumber dari APBN, serta besaran persentase ambang batas sebagaimana ditetapkan dalam RBA definitif.
Menggunakan pencatatan dan pelaporan keuangan dalam bentuk : Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Laporan Aktivitas (Laba-Rugi) Laporan Arus Kas
Pembiayaan dari anggaran pemerintah (subsidi) diberlakukan sebagai pendapatan operasional yang akan diukur akuntabiloitasnya berdasarkan kinerja layanan untuk kelompok masyarakat yang ditanggung oleh pemerintah.
LLAPORAN KEUANGAN BLUAPORAN KEUANGAN BLU
Laporan Aktivitas/Laporan
Operasional
Neraca
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan aktivitas/operasional menyajikan informasi tentang operasi BLU mengenai sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh BLU
Menyediakan informasi tentang posisi keuangan BLU meliputi aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu
Menyediakan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan
Memberikan penjelasan dan analisis atas informasi yang ada di LA/laporan operasional, neraca, laporan arus kas, dan informasi tambahan lainnya sehingga para pengguna mendapatkan pemahaman yang paripurna atas laporan keuangan BLU
7
8
ASET KEWAJIBANASET LANCAR KEWAJIBAN JANGKA PENDEKKas setara Kas 999,999 Utang Usaha 999,999Investasi Jangka Pendek 999,999 Utang Pajak 999,999Piutang Usaha 999,999 Biaya Yg Masih Harus Dibayar 999,999Persediaan 999,999Jumlah Aset Lancar 999,999 Jml Kewajiban Jk Pendek 999,999ASET TETAP Kewajiban Jangka Panjang 999,999Tanah 999,999 JUMLAH KEWAJIBAN 999,999Gedung dan Banngunan 999,999Peralatan dan Mesin 999,999 EKUITASJalan Irigasi dan Jaringan 999,999 Ekuitas Tidak TerikatAset Tetap Lainnya 999,999 Ekuitas Awal 999,999Konstruksi Dalam Pengerjaan 999,999 Surplus Defisit Tahun Lalu 999,999Jumah Aset Tetap 999,999 Surplus Defisit Tahun Berjalan 999,999Akumulasi Penyusunan 999,999 Ekuitas Donas 999,999Nilai Buku Aset Tetap 999,999 Jumlah Ekuitas Tidak Terikat 999,999ASET LAINNYA Ekuitas Terikat Temporer 999,999Aset Tak Berwujud 999,999 Ekuitas Terikat Permanen 999,999Aset Lainnya 999,999 JUMLAH EKUITAS 999,999Jumlah Aset Lainnya 999,999TOTAL ASET 999,999 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 999,999
NERACAPER 31 DESEMBER 20XX
NeracaNeraca
Hal-hal yang perlu diamati:Penyajian & Pengungkapan sesuai dengan
peraturanTotal Aset = Total Kewajiban + Total
EkuitasKas setara Kas, deposito kurang dari 3
bulan masuk dalam akun ini. sedangkan > 3 bulan ke akun Investasi Jangka Pendek. Dana kelolaan yang belum merupakan hak BLU dimasukkan ke Aset Lainnya.
9
NeracaNeraca
Hal-hal yang perlu diamati:Piutang disajikan setelah dikurangi
Penyisihan Piutang. Piutang yang lebih dari 1 tahun direklasifikasi ke Aset Lainnya.
Aset Tetap disajikan sebesar nilai buku (nilai perolehan – penyusutan aset tetap).
Nilai Ekuitas awal adalah tetap pada tanggal pelaporan.
10
11
PENDAPATANPendapatan Usaha Layanan 999,999Pendapatan Hibah 999,999
Terikat 999,999Tidak Terikat 999,999
Pendapatan APBNOperasional 999,999Investasi 999,999
Pendapatan Usaha LainnyaSewa 999,999Jasa Lembaga Keuangan 999,999Lainnya 999,999
JUMLAH PENDAPATAN 999,999
BIAYABiaya Layanan 999,999Biaya Umum dan Administrasi 999,999Biaya Lainnya 999,999JUMLAH BIAYA 999,999Surplus/Defisit Sebelum Keuntungan/KerugianKeuntungan/Kerugian 999,999Pos Pos Luar Biasa 999,999Surplus/Defisit Tahun Berjalan 999,999Surplus/Defisit Dliluar APBN 999,999
LAPORAN AKTIVITAS TAHUN 20XX
Laporan Aktivitas Tahun 2006
BIAYA OPERASIONAL
Biaya Pelayanan Biaya Pegawai Rp. Biaya Bahan Rp. Biaya Jasa Pelayanan Rp. Biaya Pemeliharaan Rp. Biaya Daya dan Jasa Rp. Biaya Penyusutan Rp. Lain-lain Rp.
Jumlah Biaya Pelayanan Rp.
Biaya Umum dan Administrasi Biaya Pegawai Rp. Biaya Administrasi Kantor Rp. Biaya Pemeliharaan Rp. Biaya Langganan Daya dan Jasa Rp. Biaya Promosi Rp. Biaya Penyusutan Rp. Lain-lain Rp.
Jumlah Biaya Umum & Administrasi Rp.
Jumlah Biaya Operasional Rp.
SURPLUS/DEFISIT SETELAH BIAYA OPERASIONAL
Laporan Aktivitas Tahun 2006
Pendapatan Non Operasional Rp. Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan Rp. Pendapatan Sewa Rp. Hasil Penjualan Aset Tetap Rp. Lain-lain Rp.
Jumlah Pendapatan Non Operasional Rp.Biaya Non Operasional Biaya Bunga Rp. Biaya Administrasi Bank Rp. Rugi Penjualan Aset tetap Rp. Lain-lin Rp.
Jumlah Biaya Non Operasional Rp.
Jumlah Biaya Non Operasional Rp.
SURPLUS/DEFISIT TAHUN BERJALAN Rp.
Laporan AktivitasLaporan Aktivitas
Hal-hal yang harus diamati:Penyajian & pengungkapan sesuai dengan
PeraturanLaporan aktivitas disusun menurut basis
akrual : Total biaya dan pendapatan tidak selalu sama dengan uang yang dikeluarkan atau diterima
Surplus atau defisit menggambarkan kinerja satker BLU pada suatu periode tertentu
Surplus atau defisit tidak mencerminkan jumlah kas pada satker BLU
14
Laporan AktivitasLaporan Aktivitas
Hal-hal yang dapat dilakukan apabila terjadi defisit :Meningkatkan pendapatanMengevaluasi biaya Mengevaluasi biaya penyusutan, amortisasi atau penyisihan piutangMenjelaskan penyebab defisit pada Catatan atas Laporan Keuangan
15
16
Tahun20XX
Arus Kas Dari Aktivitas Operasi– Arus masuk Pendapatan Usaha dari Jasa Layanan 999,999 Pendapatan Hibah 999,999 Pendapatan APBN (rupiah murni) 999,999– Arus Keluar Biaya Layanan 999,999 Biaya Umum dan Administrasi 999,999 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi 999,999Arus Kas Dari Aktivitas Investasi– Arus Masuk Hasil Penjualan Aset Tetap 999,999– Arus Keluar Perolehan Aset Tetap 999,999 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi 999,999Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan– Arus masuk Perolehan Pinjaman 999,999– Arus Keluar Pembayaran Pokok Pinjaman 999,999 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan 999,999Kenaikan Bersih Kas 999,999Kas dan Setara Kas Awal 999,999Jumlah Saldo Kas 999,999
Ilustrasi Format Laporan Arus Kas
URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL Pendapatan dari Layanan Rp. Pengeluaran Operasional Rp.
Rp.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil Penjualan Aset Tetap Rp. Hasil Penjualan Aset Lain-lain Rp. Perolehan Aset Tetap Rp.
Rp.
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Tambahan Ekuitas Rp. Penerimaan Hibah Rp. Penerimaan APNBN/D Rp. Perolehan Pinjaman Rp. Pembayaran Pinjaman Rp.
Rp.
KENAIKAN BERSIH KAS Rp.KAS DAN SETARA KAS AWAL Rp.JUMLAH SALDO KAS Rp.
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional
Arus Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas
Investasi
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
Laporan Arus Kas Tahun 2006
Laporan Arus KasLaporan Arus Kas
Hal-hal yang perlu diamati:Penyajian dan pengungkapan sesuai
dengan aturan, arus masuk dan keluar kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pembiayaan disusun dengan metode langsung
18
Laporan Arus KasLaporan Arus Kas
Arus Kas dari Aktivitas Operasi : positifJika minus, maka pengeluaran > penerimaan
, maka dapat dievaluasi efisiensi biayaTerjadi apabila barang/jasa layanan banyak
yang berbentuk piutang, sehingga harus dioptimalkan penagihannya untuk segera dapat menjadi kas
19
Laporan Arus KasLaporan Arus KasArus Kas dari Aktivitas Investasi:
Apabila arus kas investasi negatif berarti pengeluaran investasi lebih besar daripada penerimaan dari investasi. Hal ini menggambarkan adanya belanja modal yang besar
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Apabila arus kas pembiayaan positif artinya terdapat penambahan modal pada satker BLU, bisa berupa penambahan utang atau dana kelolaan (BLU Pengelola Dana)
20
21
Analisa laporan keuangan dilakukan untuk memberikan input dalam pengambilan keputusan.Karena laporan keuangan memiliki gambaran utuh tentang kinerja organisasi.
Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan, seharusnya dapat mencetuskan sebuah keputusan yang menguntungkan semua pihak, baik bagi internal organisasi maupun eksternal organisasi.
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Analisis Rasio Laporan Keuangan
Rasio likuiditas (liquidity ratios) Rasio strukur modal (capital
structureratios)
Rasio aktifitas (activity ratios) Rasio profitabilitas(profitability
ratios
22
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit yang sejenis
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dari beberapa rumah sakit di wilayah yang sama.
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dalam kurun waktu yang sama.
23
Ukuran baku rasio hanya dapat digunakan bila perhitungannya dilakukan dalam kurun waktu yang sama.
Ukuran baku rasio pada dasarnya merupakan angka rata-rata hitung (arithmatic mean) dari rumah sakit-rumah sakit yang diukur rasionya dengan mengacu kepada 3 butir diatas.
24
Rasio Likuiditas(Liquidity ratios):
1). Rasio lancar (Current Ratio):
Harta Lancar (Current Assets)
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
2). Rasio Cepat (Quick Ratio):
Kas + Surat berharga + Piutang/Tagihan
Kewajiban Lancar (Current Liabilities) 26
3). Rasio Uji Asam (Acid Test Ratio):
Kas + Surat Berharga
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)
4). Days Cash on Hand:
Kas + Surat Berharga
(Biaya Operasional-Depresiasi)/365
27
Rasio Struktur Modal (Capital Structure Ratios):
1). Rasio Biaya Modal (Equity Financing Ratio):
Modal Sendiri
Harta Total
2). Rasio Hutang Terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio):
Hutang Jangka Panjang
Modal 28
3). Rasio Hutang Terhadap Harta Tetap (Long Term Debt to Fixed Assets)
Hutang Jangka Panjang Harta Tetap
29
Rasio Aktifitas (Activity ratios):
1). Total Assets Turnover:
Total Operating Revenues Total Assets
2). Fixed Assets Turnover:
Total Operating Revenues Fixed Assets
30
3). Current Assets Turnover:
Total Operating Revenues Current Assets
4). Inventory Turnover:
Total Operating RevenuesInventory
31
5). Hari Piutang Dilunasi (Days in Accounts Receivable):
Tagihan Pasien (Net Patient Accounts Receivable)
Pendapatan (Net Patient Service Revenues)/365
6). Rata-rata Hari Pelunasan Hutang (Average Payment Period):
Kewajiban Lancar (Current Liabilities) Biaya Operasional-Depresiasi/365
32
Rasio Profitabilitas: (Profitability ratios)
1). Deductible Ratio:
Allowances & Uncollectibles from Gross Revenues
Gross Patient Revenues
2). Operating Margin:
Net Operating Income Total Operating Revenues
33
3). Return on Assets:
Net Operating Income
Total Assets
4). Return on Equity:
Net Operating Income
Equity
34
PermanentWorking Capital
Temporary
Permanent Working Capital:> Jumlahnya relatif tetap gaji, > Kebutuhan minimal dalam satuan waktu
Temporary Working Capital:> Jumlahnya relatif fluktuatif setiap bulan> Pola relatif tetap dalam satu tahun > Kebutuhan di atas jumlah permanent working
capital> Jumlah bisa lebih atau kurang dari permanent working capital
35
Intervensi Efisiensi Working Capital:> Pengelolaan uang tunai secara efisien> Pengelolaan tagihan secara efisien> Pengelolaan persediaan secara efisien
Pengelolaan uang tunai
> Penyesuaian antara kas masuk dan keluar> Manfaatkan cash overdraft atau transfer systems
> Penjadwalan ulang pembayaran hutang > Percepat penyelesaian quasi cash
36
Manajemen Tagihan> Permintaan pra otorisasi > Pengecekan ulang otorisasi > Permintaan uang muka > Melakukan negosiasi > Melakukan factoring
Manajemen Persediaan> Pengadaan sesuai kebutuhan > Pembayaran kredit > Penggunaan : First In First Out> Amati Slow moving u/ cegah Dead stocks
41
Aplikasi manajemen keuangan Rumah Sakit.
Melakukan perhitungan pencapaian kinerja unit pelayanan mencakup rencana kerja tahun berjalan, realisasi bulanan dan prognosis tahun berjalan
Melakukan perhitungan anggaran biaya per kegiatan dan output di setiap unit pelayanan yang mencakup biaya operasional dan kapital dan menetapkan perkiraan harga dengan penambahan margin dalam % tase dari biaya
Melakukan perhitungan program investasi bersumber anggaran pemerintah dan pendapatan operasional (rencana, realisasi dan prognosis)
Sistem tarif layanan kesehatan yang transparan dan akuntabel Pedoman Pelayanan Klinis (Clinical Practice
Guidelines) secara nasional untuk setiap penyakit mengacu kepada data morbiditas pasien rawat inap dan rawat jalan
Standar Prosedur Operasional (SPO) : dikembangkan berbasis bukti (evidence based) dari data klinis kasus individual di setiap PPK.
Tarif dikembangkan berbasis biaya aktual yang dihitung merujuk kepada SPO layanan penderitan menurut diagnosis pasca perawatan
Dikelompokkan dalam kategori pasien yang memiliki gejala klinis dan penggunaan sumber yang sama DRG
Standar Tenaga Pelaksana per
Tindakan
Standar Gaji/Honor
Standar Alat dan Bahan per
Tindakan
Standar Harga Alat dan Bahan
Standar Biaya Alat dan Bahan per Tindakan
Standar Biaya Tenaga per Tindakan
Standar Layanan per
Penderita (D/)
Biaya Langsung per Tindakan
Standar Biaya Langsung per Penderita (D/)
Biaya Tidak Langsung per Penderita (D/)
Biaya Layanan per Penderita (D/)
Sumber : Boryles and Rosko, 1986
Biaya Layanan per Penderita (D/)
Klasifikasi Biaya di Rumah Sakit
Sub KlasifikasiKategori Pertama Kedua Ketiga Pengukuran
Tanah/Lahan Lokasi - - Sewa/bln
Tenaga
Klinis - Dokter Honor/Gaji
Paramedik Gaji/bln
Tehnisi Medik Gaji/blnAdministratif
Internal Adminstrator: Gaji/bln
Manajer Gaji/bln
Supervisor,dll Gaji/bln
Eksternal Penunjang:
Kebersihan Gaji/bln
Dapur Gaji/bln
Laundry Gaji/bln
Lain-lain Gaji/bln
Sub KlasifikasiKategori Pertama Kedua Ketiga Pengukuran
Tenaga
Umum Adminstrator:
Keuangan Gaji/bln Sistem Info. Gaji/bln SDM Gaji/bln
Investasi
Jangka pendek Klinis Bhn habis pakai Harga/unit Obat2an Harga/unit Lain-lain Harga/unit Administratif ATK Harga/unit Utilitas Harga/unit Lain-lain Harga/unitJangka panjang Klinis Alat Medik Penyusutan/
bln Alat JangMedik Gedung
Administratif Alat JangMedik
Penyusutan/bln
Gedung Lain-lain
Struktur Data Costing G-DRG dengan Standard Cost Struktur Data Costing G-DRG dengan Standard Cost AccountingAccounting
48
A concept that is used to develop the accurate and relevant cost information needed to support business decisions of all type.
A powerful costing system in which multiple overhead cost pools are allocated using bases that include one or more non-volume-related factors.
A two-stage procedure for assigning overhead costs to products, which focused on the major activities performed in the production process
Activity-based costingActivity-based costing
49
Allocation
Method
First stage Second Stage
Traditional costing method Overhead cost Department Product
ABC methodOverhead cost Activity Product
Comparison of cost allocationComparison of cost allocation
50
Comparison of cost allocationComparison of cost allocation
Allocation
Method
Overhead allocation
Cost Allocation
Method
Traditional costing method
rough Single index: fixed percentage of direct labor or direct cost
ABC method Accurate
Multiple cost pools and
Multiple cost drivers, include
non-volume-related factors
Costdriver
Resources
Activities
Cost target
Performancemeasurement
Activity cost
Cost driver
Performanceanalysis
Activity-based costing
Cost allocation concept Continuing improvement
activity-based management
Model of activity-based management (ABM)
52
CAM-I DiagramCAM-I Diagram
Process View
Cost Assignment View
ActivitiesCost
Drivers
Resources
PerformanceMeasures
Cost ObjectsPerformance
Measures
ABC COSTING
ABC ANALYSIS
ABC ANALYSIS
Unit costof activities
Unit costof outputs
53
Four essential stepsFour essential steps i in designing n designing an ABC systeman ABC system
Choosing the target ABC product or service
Identifying, and defining activitiesTracing resource costs to activitiesTracing costs from activities to products
55
Cost hierarchy of activityCost hierarchy of activity
Activity Cost hierarchy Machine hours, materials Unit level
Setup machines, order materials Batch level
Updating product specifications, product R&D, selling, logistic, market support
Product-sustaining level
Sales calls, technical support to individual customers
Customer sustaining level
All kind of products or service in one factory Factory level
Facility
Business
56
Three types of cost driversThree types of cost drivers
A. Transaction drivers: frequency of an activity, number of times. Cost per customer
B. Duration drivers: time required. Cost per customer hour.
C. Intensity drivers: resources required; the most accurate activity cost drivers and the most expensive. Actual cost per customer.
Langkah Dasar Analisis Biaya
57
Langkah Pertama:
Identifikasi sumber biaya yang didapat oleh rumah sakit untuk melaksanakan kegiatannya. Hal yang dicakup dalam langkah ini termasuk menjabarkan dengan jelas setiap sumber biaya
tersebut menurut komponen biayanya, misal: gaji/honor, obat, dll.
Langkah Kedua:
Identifikasi pusat-pusat biaya (cost centers) yang ada di rumah sakit setiap unit struktural maupun fungsional dalam rumah sakit yang menggunakan biaya dalam melaksankan
kegiatannya. Pusat-pusat biaya ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu: pusat biaya penghasil pemasukan (revenue producing cost center) dan pusat biaya bukan penghasil pemasukan (non-revenue producing cost center).
58
Langkah Ketiga:
Menghitung besarnya biaya asli (direct cost) dari setiap unit penunjang dan produktif yang diuraikan menurut jenis biaya (investasi dan operasional) dan komponen - komponennya.
Komponen biaya investasi antara lain yaitu biaya-biaya untuk: gedung, alat medis, alat non-medis, kendaraan, dll.
Komponen biaya operasional antara lain yaitu biaya-biaya untuk: gaji/honor, obat, non-obat (kasa, kapas, gips, dll.), lain-
lain.
Biaya asli setiap unit penunjang dan produktif ini dihitung semua biaya yang telah digunakan untuk waktu tertentu, biasanya selama 1 tahun.
59
Untuk menghitung biaya investasi dalam setahun tidak digunakan biaya penyusutan seperti yang lazim digunakan. Dalam hal ini digunakan apa yang dikenal sebagai Annualized Fixed Cost (AFC) dengan rumus sbb.:
IFC (1+i)t (1+r) AFC = L
dimana ;
IFC = Initial Fixed Cost, yaitu harga pengadaan/beli pada saat pertama kali.i = nilai inflasit = umur alat/sarana fisik pada saat pengukuranr = nilai suku bungaL = masa hidup alat/sarana fisik ybsk.