manajemen penataan pedagang kaki lima di …repository.fisip-untirta.ac.id/1065/1/manajemen penataan...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI
KAWASAN STADION MAULANA YUSUF KOTA SERANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial
Pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Publik
Oleh:
Riri Agnestri
6661131315
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2018
Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat
dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela
cita-cita. Mohammad Hatta
Skripsi ini saya
persembahkan ,,,, Untuk orangtua,
keluarga dan orang-orang tersayang
yang telah banyak membantu dan
memberi dukungannya selalu
ABSTRAK
Riri Agnestri. NIM. 6661131315. Skripsi. Manajemen Penataan Pedagang
Kaki Lima Di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Program Studi
Ilmu Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Dr. Suwaib Amirudin, M.Si dan
Pembimbing II: Dr. Agus Sjafari, M.Si
Penelitian ini membahas mengenai Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima Di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Manajemen penataan PKL di
Kota Serang sangat penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan PKL yang
berada di Kota Serang. Pemerintah Kota Serang mengeluarkan Perda No 4 tahun
2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Manajemen Penataan Pedagang Kaki
Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Penelitian ini
menggunakan teori fungsi manajemen Luther Gullick dalam Handayaningrat
(1990:24) yang terdiri dari tujuh indikator yaitu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan pegawai, pembinaan kerja, pengkoordinasian, pelaporan dan
anggaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan dilakukan dengan
menggunakan teknik purposive. Adapun teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.
Kemudian untuk uji keabsahaan yaitu dengan cara triangulasi yaitu
triangulasi sumber dan membercheck. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam melakukan Manajemen
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
dapat dikatakan belum berjalan optimal, karena tidak adanya perencanaan yang
khusus, lemahnya koordinasi, penyusunan pegawai yang kurang baik, tidak
adanya pembinaan kerja, tidak adanya anggaran, serta lemahnya pengawasan.
Rekomendasi yang diberikan oleh peneliti adalah menyediakan lahan baru yang
strategis, melakukan koordinasi lebih baik lagi dengan dinas terkait,
meningkatkan kualitas pegawai, memberikan pelatihan kerja maupun sosialisasi,
dan meningkatkan kualitas pengawasan .
Kata Kunci: Fungsi Manajemen, Manajemen, Pedagang Kaki lima
ABSTRACT
Riri Agnestri. NIM.6661131315. SKRIPSI. Management Arrangement of the
Street Vendor at Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. Prorgram Study Of
Public Administrasion. Faculty of Sultan Ageng Tirtayasa. Adviser I: Dr.
Suwaib Amirudin, M.Si and Adviser II: Dr. Agus Sjafari, M.Si
This research is explained about management arrangement of the street vendor at
Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. management arrangement of the street
vendor at Area Serang City very important to do to overcome the problem of
street vendor who are in Serang City. the city government attacked regulation
number 4 of 2014 about arrangement and empowering street vendor. The aim of
this study is to know about management arrangement of the street vendor at
Maulana Yusuf Stadion Area Serang City. This research is referred to the theory
of organization by Luther Gullick (Handayaningrat (1990:24)) that consist of
planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, and budgeting.
Descriptive research method with qualitative approach has been applied as a
research method of this study. Purposonal sampling is used in this research for
the selection of informant related to the phenomenon of interest. Data collecting
techniques of this research include observation, interview, document, and record.
Then, validity examination is done by triangulation that is the triangulation of
source and member check. The results show that management functions of the
street vendor at Maulana Yusuf Stadion Area Serang City are not optimal
because there is no specific planning, lack of coordination,poor staffing, there is
no directing, doesent of budget and weak supervision. The researcher suggests
that the government must provide a new strategic area, have a better coordination
with the related stakeholder, improve quality of staff, give a training or
socialization, and improve the quality of supervision.
Keywords: Management function, management, street vendor
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Alhamdulillah, puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini yang
berjudul Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Proposal penelitian skripsi ini dibuat sebagai salah
satu syarat tugas akhir Studi Strata Satu (S1) untuk mendapat gelar kesarjanaan
pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dan kesempurnaan
pada penyusunan proposal penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam memberikan motivasi
dan masukan untuk menambah wawasan terkait bidang yang diteliti oleh penulis.
Oleh sebab itu, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Pembimbing Skripsi II.
3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
4. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6. Ibu Listyaningsih, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Bapak Riswanda, Ph.D Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Bapak Dr. Suwaib Amirudin, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah memberikan waktu, tenaga, arahan dan motivasi dalam menyelesaikan
proposal penelitian ini.
9. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak bisa
Saya sebutkan satu persatu, yang telah membekali ilmu selama perkuliahan
dan membantu dalam memberikan informasi selama proses perkuliahan.
10. Kepala Bidang Penataan Perdagang Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koprasi Kota Serang yang telah memberikan data dalam melakukan
penelitian ini
11. Kepala Bidang Trantip Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang telah
memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian dan memberikan data
dalam penelitian ini.
12. Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang yang
telah memberikan informasi kepada peneliti
iii
13. Kedua orang tuaku tercinta yaitu Ayahanda Madsoleh Ahyadi, M,Pd dan
Ibunda Titin Artati yang telah menjadi motivator terbesar selama perjalanan
hidupku. Terimakasih atas segala doa, bimbingan, kasih sayang,
penyemangat, perhatian, dukungan serta motivasi yang tidak ada henti-
hentinya yang selalu diberikan untukku.
14. Kepada kakak dan adik tercinta Fickry Rusyana dan Frissa Aghitsna yang
memberikan warna dalam hidup dan memberikan semangat serta motivasi.
15. Kepada seluruh saudara-saudaraku yang telah mendoakan, memberi semangat
dan motivasi.
16. Kepada Para sahabatku Winda Lestari, Ayu Indah Lestari, Ineu Febriani,
yang selalu ada disaat suka maupun duka, yang telah memberikan dukungan
serta keceriaan dan kebahagiaan.
17. Sahabat seperjuanganku yang menjadi partner dalam memperoleh Gelar S1
yang selalu ada dari semester awal sampai sekarang yaitu Asti Apriliyanti
Putri
18. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013, khususnya kelas B Administrasi
Publik yang telah menjadi warna tersendiri selama menjalani perkuliahan.
19. Sahabat KKM Kependudukan 12 yang juga memberikan pengalaman hidup
serta motivasi dan semangat kepada peneliti
20. Serta semua pihak yang terlibat dalam membantu penulis untuk memberikan
arahan, bimbingan, semangat, dan doa yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
iv
Penulis menyadari bahwa sebagai manusia yang tak luput dari
kesempurnaan yang tentunya memiliki keterbatasan yang terdapat kekurangan
dalam penyusunannya. Oleh sebab itu, penulis meminta maaf apabila ada
kesalahan dan kekurangan dalam proposal penelitian ini. Penulis mengharapkan
segala masukan baik kritik maupun saran dari pembaca yang dapat membangun
demi penyempurnaan skripsi ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu,
Serang, Juli 2018
Penulis
Riri Agnestri
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 16
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 16
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................... 17
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 17
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... 17
1.7 Sistematika Penulisan.................................................................. 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN
ASUMSI DASAR
2.1 Landasan Teori ............................................................................ 23
2.1.1 Definisi Manajemen ........................................................... 24
vi
2.1.1.1 Konsep Manajemen ............................................. 24
2.1.1.2 Asas-asas Manajemen ......................................... 26
2.1.1.3 Macam-macam Manajemen ............................... 30
2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Manajemen .................................. 31
2.1.1.5 Tujuan Manajemen .............................................. 52
2.1.2 Pedagang Kaki Lima .......................................................... 52
2.1.2.1 Karakteristik Pedagang Kaki Lima ..................... 53
2.1.2.2 Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima ............................. 55
2.1.2.3 Faktor-faktor Penyebab Orang Orang
Berdagang Kaki Lima ........................................ 56
2.1.3 Penataan Pedagang Kaki Lima .......................................... 56
2.1.4 Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014
Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
Lima ................................................................................... 59
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 61
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................... 63
2.4 Asumsi Dasar .............................................................................. 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................ 67
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian ................................................ 68
3.3 Lokasi Penelitian ......................................................................... 68
3.4 Instrumen Penelitian.................................................................... 68
3.5 Informan Penelitian ..................................................................... 69
vii
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ................................ 71
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 71
3.6.2 Teknik Analisis Data ......................................................... 78
3.7 Uji Keabsahan Data ................................................................... 80
3.8 Jadwal Penelitian ........................................................................ 82
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ......................................................... 83
4.1.1 Profil Kota Serang ............................................................ 83
4.1.1.1 Keadaan Geografis Kota Serang ......................... 84
4.1.1.2 Slogan Kota Serang Madani ................................ 85
4.1.1.3 Visi Misi Kota Serang ......................................... 86
4.1.2 Profil Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang .................................... 87
4.1.2.1 Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ............ 89
4.1.2.2 Misi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ............ 91
4.1.2.3 Sasaran Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang .................................................................. 92
4.1.3 Profil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang ............... 93
4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Serang .................................................................. 95
viii
4.1.4 Gambaran Umum Wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang ............................................................................... 96
4.2 Deskripsi Data ............................................................................ 96
4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian ........................................... 99
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian .......................................................... 102
4.3.1 Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima (PKL) di
Stadion Maulana Yusup Kota Serang ............................. 102
4.3.2 Planning (Perencanaan) .................................................. 113
4.3.3 Organizing (Pengorganisasian) ....................................... 119
4.3.4 Staffing (Penyusunan Pegawai) ....................................... 125
4.3.5 Directing (Pembinaan Kerja) .......................................... 131
4.3.6 Coordinating (Pengkoordinasian) ................................... 134
4.3.7 Reporting (Pelaporan) ..................................................... 139
4.4.8 Budgeting (Penganggaran). ........................................... 144
4.4 Pembahasan ................................................................................ 151
4.4.1 Gambaran Umum Stadion Maulana Yusuf Kota Serang 152
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 162
5.2 Saran ........................................................................................... 164
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 166
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang ............................................................................................ 9
Tabel 2.1 Fungsi-fungsi Manajemen Menurut Para Ahli .............................. 32
Tabel 3.1 Daftar Informan ............................................................................. 70
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................... 73
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................... 82
Tabel 4.1 Informan Penelitian ....................................................................... 100
Tabel 4.2 Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang ........................................................................ 111
Tabel 4.3 Formasi Anggota Satpol PP Kota Serang .................................... 129
Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Pada Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dan Satpol
PP Kota Serang.............................................................................. 130
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................ 65
Gambar 3.1 Analisis Data Menurut Miles dan Huberman ........................... 79
Gambar 4.1 Susunan Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.................. 88
Gambar 4.2 Struktur Bidang-bidang yang terlibat dalam pengelolaan
PKL di Kota Serang .................................................................. 122
Gambar 4.3 Gambar Surat Perintah Tugas Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Serang .............................................................................. 123
Gambar 4.4 Struktur Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.................. 126
Gambar 4.5 Surat Permohonan Tenaga Bantuan ......................................... 136
Gambar 4.6 Proses Pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP Kota
Serang ....................................................................................... 140
Gambar 4.7 Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran 2017 di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang ............................................................ 146
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam rangka otonomi daerah berdasarkan Undang-undang no. 23 tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah dimana kewenangan cenderung dimiliki oleh
kabupaten/kota, harapan dan tuntutan masyarakat tentang keadilan dalam
penyelenggaraan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, penegakan hukum
dan penghargaan atas hak asasi manusia tidak bisa ditawar-tawar. Dalam rangka
menampung aspirasi masyarakat, maka otonomi daerah merupakan salah satu
upaya starategis yang memerlukan pemikiran yang matang, mendasar, berdimensi
jauh kedepan.
Untuk dapat melaksanakan otonomi daerah diperlukan perubahan dalam
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, dari sentralisasi pemerintahan
bergeser ke arah desentralisasi dengan pemberian otonomi daerah yang luas, nyata
dan bertanggung jawab. Dengan pengembangan pembangunan daerah, diharapkan
dapat menciptakan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera. Akan tetapi
dalam pelaksanaan pembangunan, pemerintah daerah juga harus memperhatikan
keteraturan dan ketertiban daerahnya agar tecipta kondisi yang nyaman bagi
seluruh masyarakat.
Selama beberapa tahun kebelakang, pemerintah sedikit demi sedikit
menjawab kebutuhan masyarakat, dengan memberikan lapangan pekerjaan dan
memberikan informasi tentang kegiatan berwirausaha dalam meningkatkan
1
2
perekonomian. Terbukti perekonomian di daerah sedikit lebih meningkat dengan
adanya lapangan pekerjaan yang bertambah dan penyuluhan wirausaha yang
diterapkan oleh pelaku usaha rumahan. Dengan bertumbuhnya perekonomian di
Indonesia diharapkan bisa menekan jumlah kemiskinan dan bisa meningkatkan
kegiatan perekonomian masyarakat menjadi lebih baik lagi. Dalam kenyataanya,
pertumbuhan ekonomi ini bermanfaat hampir di seluruh kota di indonesia, tidak
terkecuali di kota Serang.
Kota Serang sebagai ibu kota dari Provinsi Banten, sekaligus menjadi kota
penyanggah Ibukota Indonesia yaitu Jakarta, Kota Serang tepat berada di wilayah
yang strategis juga memiliki sumber daya alam yang berlimpah dari berbagai
bidang, seperti hasil industri, pertanian, sumber daya air, dan sumber daya
manusianya. Pembentukan Kota Serang sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten
Serang yang diresmikan pada 02 November 2007 melalui Undang-undnag Nomor
32 tahun 2007 tentang pembentukan Kota Serang merupakan salah satu
implementasi dari otonomi daerah. Kota Serang memiliki potensi daerah yang
sangat besar, dilihat dari aspek sumber daya alam dan kewilayahannya. Dengan
letaknya yang startegis dampak positif yang diterima oleh masyarakat Kota
Serang dalam pertumbuhan ekonomi Banten ialah industri perdagangan di Kota
Serang.
Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pedagang yang menjual barang
dagangannya di pinggir jalan atau tempat umum. Usaha pedagang tersebut
dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana yang
informal. Bahkan PKL, secara nyata mampu memberikan pelayanan terhadap
3
kebutuhan masyarakat yang berpenghasilan rendah, sehingga dapat tercipta suatu
kondisi pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pedagang Kaki Lima juga tidak
bersifat tetap, atau berpindah-pindah lokasi berjualannya dan kebanyakan dari
mereka menggunakan tempat berjualannya bukan milik mereka sendiri.
Kehadiran PKL merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
persoalan, baik dalam masalah ketertiban, lalu lintas, keamanan, maupun
kebersihan di setiap daerah termasuk juga di Kota Serang. Berbagai permasalahan
terkait dengan PKL banyak bermunculan yang ternyata merugikan masyarakat
dan juga pemerintah daerah sendiri seperti rasa tidak nyaman karena keberadaan
PKL yang tidak pada tempatnya sehingga mengganggu kegiatan masyarakat
sehari-hari. Selain itu ada juga PKL yang mendirikan bangunan tempat usahanya
secara permanen yang sekaligus digunakan untuk tempat tinggal, hal ini juga bisa
mendatangkan kesulitan bagi pemerintah daerah dalam menghadapi sikap dan
kemauan para PKL ketika suatu saat akan ditata. PKL ini timbul akibat tidak
tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan
untuk mencari pekerjaan demi mendapatkan pendapatan guna memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Jenis dagangan yang biasa dijual oleh pedagang kaki lima ini ialah,
makanan yang tidak dan belum diproses, termasuk di dalamnya makanan mentah,
seperti daging, buah-buahan dan sayuran, kemudian makanan yang siap saji,
seperti nasi dan lauk pauk dan minuman, adapula pedagang yang menjual barang
bukan makanan mulai dari tekstil sampai obat-obatan, kemudian jasa, yang terdiri
dari beragam aktivitas misalnya tukang potong rambut, pembuatan plat nomor
4
kendaraan, dsb. Sedangkan bentuk sarana perdagangan yang digunakan pedagang
kaki lima dapat dikelompokkan, yaitu Gerobak/kereta dorong, yang biasanya
digunakan oleh pedagang yang berjualan makanan, minuman, atau rokok,
kemudian pikulan/keranjang, bentuk saranan ini digunakan oleh pedagang keliling
atau semi permanen. Bentuk ini dimaksudkan agar barang dagangan mudah
dibawa atau berpindah tempat. Lalu warung semi permanen, yaitu berupa
gerobak/kereta dorong yang diatur sedemikian rupa secara berderet dan dilengkapi
dengan meja dan kursi. Kios, bentuk sarana ini menggunakan papan-papan yang
diatur sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah bilik, yang mana pedagang
tersebut juga tinggal di dalamnya. Dan gelaran/alas, pedagang menggunakan alas
tikar, kain atau sejenisnya untuk menjajakan dagangannya.
Mayoritas pedagang kaki lima hanya terdiri dari satu orang tenaga kerja.
Keberadaan pedagang kaki lima itu sendiri merupakan salah satu bentuk usaha
sektor informal, sebagai alternatif mendapatkan lapangan pekerjaan bagi kaum
urban. Lapangan pekerjaan yang semakin sempit dan sulit ikut mendukung
semakin banyaknya masyarakat yang membuka pekerjaan sebagai pedagang kaki
lima. Semakin menjamurnya pedagang kaki lima disetiap daerah mengakibatkan
kurangnya penataan pada lingkungan di Kota, termasuk di Kota Serang ini.
Dengan adanya perudang-undangan mengenai pemeliharaan Pedagang
Kaki Lima (PKL), maka pemerintah Kota Serang menggelarkan Peraturan Daerah
no. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di
Kota Serang. Pemerintah Kota Serang bertujuan untuk memberdayakan para
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Serang dan menciptakan tata kota yang
5
bersih dan tertib karena Pedagang Kaki Lima (PKL) adalah pelaku usaha sektor
informal dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian masyarakat Kota
Serang, dengan dinas terkait yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan PKL
yaitu Disperindagkop Kota Serang yang menaungi atau memberdayakan pelaku
bidang usaha mikro, kecil dan menengah yang memiliki peranan yang cukup
besar dalam pengembangan ekonomi lokal khusunya Serang, termasuk PKL,
Satpol PP Kota Serang. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dengan
tugas pokok menegakan Peratran Daerah (Perda), menyelenggarakan ketertiban
umum dan ketentaraman masyarakat sebagai pelaksana tugas desentralisasi,
dengan cara mengurus dan membina PKL untuk berjualan sesuai dengan
peraturan yang telah di tetapkan. yang bertugas menertibkan dan menata tempat
usahanya PKL.
Melakukan penataan pedagang kaki lima dengan merelokasi dari satu
kawasan ke kawasan lain yang telah disediakan oleh pemerintah. Tindakan ini
adalah sebagai wujud nyata dari permasalahan ini pemerintah daerah Kota Serang
memberikan solusi alternatif kepada para pedagang kaki lima agar mau direlokasi
ke tempat yang semestinya sesuai dalam Perda Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Pedagang kaki lima yang
dianggap sah, adalah pedagang kaki lima yang menempati lahan yang mendapat
persetujuan dari “yang berwenang”. Pengertian yang berwenang ini bermacam-
macam, mulai dari perorangan sebagai pemilik lahan, sampai tingkat pengurus
RT, RW, aparat kelurahan, kecamatan sampai tingkat Pemerintah Kota (Pemkot)
Kota Serang. Dalam menata pedagang kaki lima diperlukan adanya pendekatan
6
yang persuasif dan dialog langsung yang berkesinambungan agar diperoleh
informasi yang berguna dalam penyusunan kebijakan. Dengan melibatkan
pedagang kaki lima dalam penyusunan kebijakan tersebut maka akan terbuka
kesadaran para pedagang kaki lima untuk bersedia ditata dan ditertibkan karena
kebijakan tersebut bersumber dari para pedagang kaki lima sendiri.
Sesuai dengan isi dari Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2014 Tentang
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima pada BAB III Pasal 4 Tentang
Penataan dan Pemberdayaan PKL menjelaskan bahwa yang dimaksud penataan
PKL meliputi pendataan PKL yang dilakukan berdasarkan identitas PKL, lokasi
PKL, jenis tempat usaha, bidang usaha, modal usaha dan volume penjualan.
Pendaftaran PKL yang dilakukan oleh SKPD yang membidangi perdagangan
Bersama dengan camat. Penempatan dan pemindahan PKL dilakukan setelah PKL
mendapat Tanda Daftar Usaha (TDU) adalah surat yang dikeluarkan oleh pejabat
yang ditunjuk sebagai tanda bukti pendaftaran usaha PKL sekaligus sebagai alat
kendali untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha PKL dilokasi yang
ditetapkan oleh Pemerintah Kota.
Sedangkan yang dimaksud dengan pemberdayaan PKL adalah
peningkatan kemampuan usaha, fasilitas akses permodalan, fasilitas bantuan
sarana dagang, penguatan kelembagaan, fasilitas peningkatan produksi,
pengolahan dan pengembangan jaringan dan promosi, pembinaan bimbingan
teknis.
Faktor pendukung dari berjalannya kebijakan adalah dari dua hal, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor utama internal meliputi kebijakan yang
7
akan diimplementasikan dan faktor-faktor pendukungnya, seperti dari dinas yang
bertanggung jawab atas kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan PKL di
Kota Serang. Sementara itu faktor eksternal meliputi kondisi lingkungan dan
pihak-pihak terkait, seperti para PKL dan pengguna jalan raya di Kota Serang.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah.
Kehadiran Pedang kaki Lima (PKL) merupakan salah satu faktor yang
menimbulkan persoalan, baik dalam masalah ketertiban, lalu lintas, keamanan,
maupun kebersihan disetiap daerah di Provinsi Banten. Karena sifat dari PKL ini
keberadaanya ber pindah-pindah. Di Kota Serang sendiri masalah PKL ini
merupakan masalah serius yang sedang di hadapi pemerintah Kota. Karena
kenapa, selain Kota Serang adalah Ibukota Provinsi Banten, Kota serang juga
menginstruksikan bahwa kawasan yang tidak di peruntukan berjualan itu harus
bebas dari PKL seperti Jalan Trotoar, Alun-alun dan lain-lain termasuk juga di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang merupakan salah satu stadion yang berada di kota serang.
Kota serang sendiri derdapat dua stadion sepak bola yakni yang bertempat di
taman kopasus dan satunya lagi di ciceri. Kedua stadion tersebut merupakan
Homebase dari Klub sepak bola Serang yakni Perserang dan selebihnya di
gunakan untuk kepentingan pemerintah maupun umum. Ini yang menjadi alasan
peneliti untuk mengambil lokasi penelitian mengenai Manajemen Pengelolaan
Pedagang Kaki Lima di Kota Serang itu di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang. Menarik untuk di teliti karena pemerintah Kota Serang itu tidak
8
membenarkan bahwa Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu sebagai
lapak berjualan pedagang kaki lima.
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan prasarana
olahraga utama, karena keberadaannya yang dapat berfungsi sebagai pusat
kegiatan olahraga, artinya dapat dilaksanakan beberapa kegiatan olahraga pada
satu area. Dalam pengertian kompleks stadion merupakan bangunan utama tempat
berlangsungnya kegiatan olahraga terbuka seperti atletik, sepakbola, dan lainnya.
Artinya, Kawasan Stadion Maulana Yusuf diperuntukan untuk kegiatan berolah
raga, namun hal ini tidak sama dengan apa yang dilihat oleh peneliti dilapangan.
Peneliti melihat dilapangan banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
berjualan pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Banyaknya
pedagang kaki lima yang berjualan pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang mengakibatkan kemacetan dan Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang terlihat kumuh karena keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
tersebar pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang menimbulkan
banyaknya sampah, sehingga Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak
terjaga kebersihannya.
Pedagang kaki lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ini
ialah pindahan dari Alun-alun Kota Serang sejak tahun 2016, para pedagang kaki
lima yang seharusnya di pindahkakan ke daerah Kepandean malah dipindahkan ke
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang alasannya karena Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang awalnya
kebingungan, bagaimana caraya untuk merelokasikan PKL yang berada di Alun-
9
alun. jadi inisiatif pertama untuk memindahkan PKL tersebut yaitu mengarahkan
PKL pindah ke stadion karena para pedagang beralsan bahwa di kawasaan
kepandenan lokasinya kurang strategis. Mereka awalya tidak mengir jumlah PKL
akan terus bertambah sebanyak itu. Dan sebenarnya Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang berfungsi sebagai pusat kegiatan berolah raga bukan tempat untuk PKL
berjualan.
Tabel 1.1
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
No Jenis Usaha Jumlah
1 Pedagang Tas 8
2 Pedagang Pakaian 84
3 Pedagang Aksesoris 25
4 Pedagang Sendal 8
5 Pedagang Makanan 35
6 Pedagang Peralatan Rumah Tangga 8
7 Pedagang Kosmetik 1
8 Pedagang Mainan 19
9 Odong-odong 2
10 Pedagang Peralatan Memancing 3
11 Pedagang Minuman 14
12 Pedagang Peralatan Alat Tulis 1
13 Pedagang Angkringan 5
14 Pedagang Sepatu 3
10
15 Pedagang Parfum 2
16 Pedagang Kerudung 3
17 Pedagang Handuk 3
18 Pedagang Kaos Kaki 2
19 Pedagang Perabotan 5
20 Pedagang Aksesoris Motor 1
21 Warkop 9
241
(Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang,2016)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang berjumlah 241 pedagang yang terdaftar, pedagang
terbanyak adalah pedagang pakain berjumlah 84 pedagang, selain itu ada juga
pedagang makanan berjumlah 35 pedagang, serta pedagang aksesoris berjumlah
25 pedagang. Dan didalam tabel di atas menjelaskan pedagang yang berjumlah
lebih sedikit yaitu pedagang kosmetik, pedagang alat tulis dan pedagang aksesoris
motor berjumlah 1 pedagang. Data yang diambil ini di lakukan dengan cara
mendata satu per satu ke tiap kios-kios yang berada di stadiona maulana Yusuf
Kota serang. Jadi, kemungkinan bertahnya jumlah pedagang di setiap harinya
sangat besar.
Dalam hal ini diperlukan peran pemerintah yang serius untuk menangani
hal ini. Setelah dijalankannya Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun
2014 tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima, para pedagang
kaki lima enggan untuk meninggalkan tempat berjualan yang bukan semestinya.
11
Padahal Disperindagkop telah berkoordinasi dengan Satuan Polisi Pamong Praja
(SATPOL PP) Kota Serang melakukan penggusuran untuk menertibkan para
Pedagang Kaki Lima yang masih berjualan di Kawasan Satdion Maulana Yusuf
Kota Serang. Dalam upaya penggusuran sebenarnya merupakan kejadian yang
sudah lama dilakukan pemerintah Kota Serang. Karena Disperindagkop
beranggapan bahwa Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu bukan tempat yang
di sediakan oleh Disperindagkop untuk berjualan seperti Kawasan Pasar lama,
Kawasan Royal, dan Kapandean. Jadi, secara kewenangan wilayah kawasan
stadion bukan termasuk dalam peta pengelolaan dari Disperindagkop. Namun,
peran yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Serang dan pihak yang terlibat dalam
pengelolaan PKL di Kota serang masih kurang optimal pasalnya masih banyak
pedagang yang masih menempati lokasinya di kawasan stadion maulana yusuf
kota serang meskipun pemerintah sudah berusaha untuk mengrelokasinya.
Penggusuran yang dilakukan oleh Satpol PP tidak menimbulkan efek jera
bagi para pedagang kaki lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang,
sebab mereka masih kembali melakukan aktivitas berdagang di tempat
sebelumnya, setelah beberapa hari digusur. Pasalnya mereka tidak mau pindah
berjualan karena mereka merasa bahwa tempat yang direlokasikan pemerintah
membuat pendapatan mereka menurun, karena lokasi yang kurang strategis,
kemudian adanya kebiasaan masyarakat yang lebih memilih membeli di tempat
yang memang mudah ditemui, yang menyebabkan para pedagang enggan
meninggalkan tempat mereka berjualan sebelumnya. Selain itu para Pedagang
Kaki Lima pun cukup sulit untuk diajak berkerja sama agar mau direlokasi,
12
sehingga upaya pemerintah daerah dan Satpol PP menertibkan para Pedagang kaki
lima tidak berjalan sesuai dengan rencana.
Upaya-upaya pemerintah dalam mengatasi masalah PKL sangat penting,
selain itu juga dengan adanya upaya pemerintah Kota Serang dalam mewujudkan
nilai keindahan di Kota Serang bisa menumbuhkan nilai perekonomian
masyarakat sekaligus bisa menggali potensi dagang jika para PKL dikelola
dengan baik. Penataan PKL adalah salah satu solusi sebagai penyelesaian masalah
sosial anatar kepentingan PKL dan publik
Sebenarnya dalam pemberlakuan berdagang telah diberlakukan „Sistem
Buka Tutup‟, yang dimaksudkan sistem ini ialah aturan waktu bagi aktivitas
Pedagang Kaki Lima agar dapat terlihat indah di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang . Sistem ini hanya diperbolehkan beroperasi mulai pukul 16.00
WIB. Bila ada Pedagang Kaki Lima yang melanggar maka di dalam Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2014 Pasar 28 No.2 Tentang Ketentuan Pidana sudah
tertera jelas bahwa bagi pedagang kaki lima akan dikenakan sanksi berupa
pencabutan Tanda Daftar Usaha (TDU) Pedagang Kaki Lima yang dilakukan oleh
Satpol PP Kota Serang, dan sanksi beratnya adalah mendapat kurungan 2 bulan
atau denda Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).
Selain itu juga, terdapat surat pemberitahuan yang di berikan kepada
pedagang yang akan di relokasi yang di berikan oleh Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Serang. Yakni surat pemberitahuan 7 hari pembongkaran, maksudnya
apabila surat ini diberikan kepada pedagang untuk membongkar tempat
13
dagangannya maka dalam jangka waktu paling lambat 7 hari harus sudah di
bongkar. Apabila dalam jangka waktu tersebut kondisi tempat berjualan masih
ada maka tempat tersebut akan di bongkar paksa oleh petugas satpol PP dan
barangnya di amankan. Selain itu, ada surat pemberitahuaan pembongkaran yang
3 hari dan 2 hari, kasusnya pun sama apabila pedagang tidak membongkar tempat
berjualannya dalam jangka waktu yang di tentukan maka tempatnya akan di
bongkar paksa.
Berdasarkan observasi awal peneliti dan wawancara pendahuluan, di
temukan beberapa masalah dan kendala-kendala yang terkait dengan Pedagang
Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Pertama, masih
banyaknya PKL yang belum Terdata, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang peneliti mendapatkan data PKL yang
terdaftar sebanyak 241 pedagang, namun kenyataannya dilapangan peneliti
menemukan lebih banyak dari data yang ada. Sedangkan di Peraturan Daerah
Nomo 4 Tahun 2014 Bab VIII Pasal 24 Tentang Larangan PKL Yaitu setiap
orang dilarang melakukan kegiatan usaha PKL tanpa izin dulu.Terlebih lagi di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak terdapat titik resmi untuk
dijadikan lokasi berjualan PKL. Namun pada tahun 2016 Dinas Pemuda Olahraga,
Pariwisata dan Kebudayaan Kota Serang membuat titik lokasi untuk pedagang
kaki lima yang lokasinya sebelah Timur Stadion. Namun itu tidak bisa
menampung jumlah PKL yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang. Selain itu juga tidak ada tanda yang membedakan antara Pedagang Kaki
Lima yang tidak terdata dengan pedagang kaki lima yang terdata. (berdasarkan
14
hasil observasi peneliti di lapangan, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 19.00 WIB di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang dan data dari Disperindagkop Kota
Serang, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 10.00 WIB di Kantor Disperindagkop Kota
Serang).
Kedua, kurangnya pengawasan dan pengendalian dari Satpol PP Kota
Serang dalam menertibkan PKL yang masih berjualan pada pagi sampai siang hari
pada Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, berdasarkan hasil penjelasan
dari Disperindagkop Kota Serang bahwasannya PKL tersebut tidak diperbolehkan
berjualan pada siang hari dan hanya di perbolehkan berjualan sore sampai malam
hari, itu tersebut diawasi langsung oleh Satpol PP Kota Serang atas perintah dari
Disperindagkop Kota Serang. Faktanya, dilapangan masih banyak PKL yang
berjulan pada siang hari, terlebih lagi pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP
Kota Serang itu tidak aktif, hanya hari-hari tertentu saja. (berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang Ibu Lia, Rabu 8 Mei 2017 Pukul 20.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang).
Ketiga, kurangnya ketegasan Satpol PP Kota Serang dalam memberikan
sanksi terhadap pedagang kaki lima yang masih berjualan pada pagi dan siang
hari, padahal Disperindagkop Kota Serang sudah mengeluarkan larangan bahwa
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tidak diperolehkan berjualan pada
pagi sampai siang hari dan hanya diperbolehkan beroperasi mulai pukul 16.00
WIB dan pada saat stadion itu akan diberlangsungkan acara resmi yang digelar di
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Disperindakop Kota Serang dan dispora
15
Kota Serang memberikan ijin kepada para PKL untuk berjualan di Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang pada malam hari saja. Namun faktanya dilapangan
masih banyak yang berjualan di pagi dan siang hari. Tidak adanya tindakan yang
tegas dari Satpol PP Kota Serang yang mengawasi langsung kondisi di Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. (berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu
PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Rabu 8 Mei 2017 Pukul
20.00 WIB di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang).
Keempat, adanya pungutan liar oleh oknum keamanan dan kebersihan,
berdasarkan hasil wawancara dengn Kepala UPTD Pasar Disperindagkop Kota
Serang menyatakan bahwa dinas tidak memungut uang sewa kepada PKL
sepeserpun. Namun hal tersebut berbeda dengan fakta dilapangan didapati dari
hasil wawancara dengan 3 PKL, dari hasil wawancara dengan ketiga PKL didapati
pungutan liar sebesar Rp. 8000/hari dengan rincian, sewa tempat Rp. 5000,
kebersihaan Rp. 2000, dan kebersihan Rp. 1000, ketiga pugutan tersebut tidak
memiliki karcis resmi, sedangkan pungutan Rp. 1000 menggunakan karcis, Yang
mengatasnamakan kodim maupun dinas terkait , karna keterbiasaan sejak dulu
diikuti sampai sekarang. (berdasarkan hasil observasi peneliti di lapangan dan
wawancara dengan PKL, 10 April 2018 pukul 19.00 WIB di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang).
Dengan permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada observasi awal,
berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk membuat
penelitian yang berjudul “Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang”.
16
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti
mengidentifikasikan masalah antara lain sebagai berikut :
1. Masih banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum terdata.
2. Kurangnya pengawasan dan pengendalian dari Satpol PP Kota Serang.
3. kurangnya ketegasan Satpol PP Kota Serang dalam memberikan sanksi
terhadap pedagang kaki lima (PKL).
4. Adanya pungutan liar untuk keamanan dan kebersihan oleh oknum dari pihak
ketiga.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan untuk memperjelas substansi dan sasaran
dari masalah yang akan diteliti. Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang.
2. Subjek penelitian dalam penelitian ini ialah Disperindagkop Kota Serang,
Satpol PP Kota Serang, Pedagang Kaki Lima dan masyarakat.
3. Lokus penelitian yaitu di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
17
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah tersebut,
kemudian peneliti merumuskan masalah yaitu ‟Bagaimana Manajemen Penataan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui Manajemen Penataan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian yang berjudul Manajemen
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan
pengetahuan karena akan memperkaya pengetahuan dalam dunia akademis
khususnya ilmu Administrasi Publik.
2. Secara Praktis
Bagi penulis, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan kemampuan
dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti selama mengikuti
pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya peneliti dapat dijadikan
bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan peneliti selanjunya.
18
1.7 Sistematika penulisan
Peneliti membuat sistematika penelitian dalam penelitian ini sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah menjelaskan mengapa peneliti mengambil
judul penelitian tersebut, juga menggambarkan ruang lingkup dan
kedudukan masalah yang akan diteliti yang tentunya relevan dengan judul
yang diambil. Materi dari uraian ini, dapat bersumber dari hasil penelitian
yang sudah ada sebelumnya, hasil seminar ilmiah, hasil pengamatan,
pengalaman pribadi, dan intuisi logik. Latar belakang timbulnya masalah
perlu diuraikan secara jelas, faktual dan logik.
1.2 Identifikasi Masalah
Mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari
judul penelitian atau dengan masalah atau variable yang akan diteliti.
Identifikasi masalah biasanya dilakukan pada studi pendahuluan pada
objek yang diteliti, observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga
semua permasalahan dapat diidentifikasi.
1.3 Rumusan Masalah
Menetapkan masalah yang paling penting dan berkaitan dengan
judul penelitian.
19
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin
dicapai dengan dilaksanakannya penelitian, terhadap masalah yang telah
dirumuskan. Isi dan rumusan tujuan penelitian sejalan dengan isi dan
rumusan masalah.
1.5 Manfaat Penelitian
Menggambarkan tentang manfaat penelitian baik secara praktis
maupun teoritis.
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN ASUMSI
DASAR PENELITIAN
2.1 Deskripsi Teori
Mengkaji berbagai teori yang relevan dengan permasalahan
variabel penelitian, kemudian menyusunnya secara teratur dan rapi yang
digunakan untuk merumuskan masalah.
2.2 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran penelitian sebagai
kelanjutan dari kajian teori untuk memberikan penjelasan kepada
pembaca.
2.3 Asumsi Dasar Penelitian
Menyajikan prediksi penelitian yang akan dihasilkan sebagai
hipotesa kerja yang mendasari penulisan sebagai landasan awal penelitian.
20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Metode Penelitian
Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian
4.2 Instrumen Penelitian
Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat
pengumpul data yang digunakan. Dalam penelitian kualitatif instrumennya
adalah peneliti itu sendiri.
4.3 Informan Penelitian
Sub bab ini menjelaskan tentang orang yang dijadikan sumber
untuk mendapatkan data dan sumber yang diperlukan dalam penelitian.
Dapat diperoleh dari kunjungan lapangan yang dilakukan di lokasi
penelitian, dipilih secara purposive dan bersifat snowball sampling.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
Menguraikan teknik pengumpulan data hasil penelitian dan cara
menganalisis yang telah diolah dengan menggunakan teknik pengolahan
data sesuai dengan sifat data yang diperoleh, melalui pengamatan,
wawancara, dokumentasi dan bahan-bahan visual.
4.5 Teknik Analisis Data
Sub bab ini menggambarkan tentang proses penyederhanaan data
ke dalam formula yang sederhana dna mudah dibaca serta mudah
diinterpretasi, maksudnya analisis data disini tidak saja memberikan
kemudahan interpretasi, tetapi mampu memberikan kejelasan makna dari
21
setiap fenomena yang diamati, sehingga implikasi yang lebih luas dari
hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan simpulan akhir penelitian.
Analisis data dapat dilakukan melalui pengkodean dan berdasarkan
kategorisasi data.
4.6 Uji Keabsahan Data
Sub bab ini menggambarkan sifat keabsahan data dilihat dari
objektifitas dalam subjektivitas. Untuk dapat mendapat data yang objektif
berasal dari unsur subjektivitas objek penelitian, yaitu bagaimana
menginterpretasikan realitas sosial terhadap fenomena-fenomena yang ada.
4.7 Lokasi Penelitian
Tempat yang dijadikan penelitian
4.8 Jadwal Penelitian
Menjelaskan tentang tahapan waktu penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi
penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel yang
telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.
4.2 Hasil Penelitian
Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah
dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.
22
4.3 Pembahasan
Merupakan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data
dan wawancara narasumber.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,
jelas, sejalan dan sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Landasan teori dalam penelitian merupakan rangkaian atau uraian
beberapa teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Pengertian teori
menurut Neumen adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi,
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik melalui spesifikasi
hubungan antara variabel sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena. Landasan teori paling tidak berisi tentang penjelasan
terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang
lengkap dan mendalam dari berbagai referensi sehingga ruang lingkup kedudukan
dan prediksi terhadap hubungan antara variabel yang akan diteliti menjadi lebih
jelas dan terarah. (Sugiyono, 2012:58)
Pada landasan teori berikut, peneliti akan menjelaskan beberapa teori yang
digunakan sebagai acuan dalam mengkaji penelitian. Dalam Bab II ini akan
dijelaskan secara sistematik beberapa teori dan bahan pustaka berdasarkan
pengertian para ahli terkait dengan “Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang”.
23
24
2.1.1 Definisi Manajemen
2.1.1.1 Konsep Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.
Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-
fungsi manajemen itu. Secara etimologi, management (di Indonesia diterjemahkan
sebagai “manajemen”) berasal dari kata manus (tangan) dan agere (melakukan),
yang setelah digabung menjadi kata manage (bahasa inggris) berarti mengurus
atau managiere (bahasa latin) yang berarti melatih.
Pengertian manajemen menurut (Hasibuan, 2011:1): Manajemen adalah
ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Andrew F. Sikula (dalam Hasibuan, 2011:2) menjelaskan manajemen
sebagai berikut:
“Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan
suatu produk atau jasa secara efisien”.
G.R. Terry (dalam Hasibuan, 2011:2) menjelaskan manajemen sebagai
berikut:
“Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dari sumber-sumber lainnya”.
Manajemen menurut Manullang dalam Ratminto & Atik (2005:1)
mendefinisikan:
25
“Manajemen merupakan seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan juga pengawasan daripada
sumber daya manusia untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu”.
Menurut Manulang (2006:4) mendefinisikan manajemen adalah:
“Suatu proses sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen dengan tujuan yang ingin dicapai dengan
mempergunakan kegiatan-kegiatan yang diawasi, yang didalamnya
terdapat aktivitas melalui seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan”.
Selanjutnya yaitu manajemen menurut Koontz dan Cyril O‟Donnnel dalam
Amirullah (2004:7) sebagai berikut :
“Management is getting things done through people. In bringing about
this coordinating of grup activity, the manager as the manager plans,
organizes, staffs, direct and control the activities other people”.
(Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas
sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian).
Menurut Handoko (2003:10) mendefinisikan bahwa Manajemen adalah
proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan menegendalikan
pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai sasaran organisasi yang ditetapkan”.
Dari beberapa teori mengenai manajemen yang telah peneliti paparkan,
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa manajemen adalah suatu proses yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama yang terdiri
dari perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengawasan organisasi
dalam menjalankan fungsi bersama untuk mencapai suatu tujuan.
26
2.1.1.2 Asas-asas Manajemen
Asas (prinisip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau kebenaran
umum yang dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-asas muncul dari
hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya permanen umum dan setiap
ilmu pengetahuan memiliki asas yang mencerminkan “intisari” kebenaran-
kebenaran dasar ilmu bidang tesebut. Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu
yang absolute dan mutlak. Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan
keadaan-keadaan khusus dan keadaan yang berubah-ubah.
Menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009:9) asas-asas umum
manajemen adalah sebagai berikut:
1. Divison of work (Asas pembagian kerja)
Asas ini sangat penting karena adanya limit faktor, artinya adanya
keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua pekerjaan yaitu:
a. Keterbatasan waktu
b. Keterbatasan pengetahuan
c. Keterbatasan kemampuan
d. Keterbatasan perhatian.
Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian
pekerjaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian kerja
yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun
pada bidang kepemimpinan. Asas pembagian kerja ini mutlak harus diadakan
pada setiap organisasi karena tanpa bagian kerja berarti tidak ada organisasi dan
27
kerjasama antar anggotanya. Dengan pembagian kerja maka daya guna dan hasil
guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapainya tujuan.
2. Authority and Responsibility
Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab
antara atasan dan bawahan: wewenang harus seimbang dengan tanggung
jawab. Misalnya wewenag sebesar X maka tanggung jawabpun sebesar X.
Wewenang (Authority) menimbulkan “hak” serta tanggung jawab
menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban adanya interaksi antara atasan
dan bawahan.
3. Discipline
Menurut asas ini, hendaknya perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan, dan
perintah atasan harus dihormati, dipatuhi serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Unity of command
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan menerima perintah dari seorang
atasandan bertanggung jawab kepada atasan pula. Tetapi seorang atasan dapat
member perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini
perlu, jika seseorang bawahan diperintah oleh beberapa orang atasan maka ia
akan bingung.
5. Unity of direction
Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu
tujuan, satu perintahdan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah , kesatuan
gerak dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command
28
berhubungan dengan karyawan, sedangkan untity of direction bersangkutan
dengan seluruh perusahaan.
6. Subordination of individual interest into general interest
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama
(organisasi) di atas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari
harus diutamakan daripada pekerjaan sendiri.
7. Remunitarion of Personnel
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus adil,
wajar,dan seimbang dengan kebutuhan. Sehingga, memberikan kepuasan yang
maksimal bagi karyawan maupun majikan.
8. Centralization
Setiap organisasi harus memiliki pusat wewenang , artinya wewewnang itu
dipusatkan atau di bagi-bagi tanpa mengabaikan situasi-situasi khas, yang
akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini
artinya dalam arti relative bukan absolut (mutlak).
9. Sclar of Chain (Hierarchy)
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus
merupakan mata rantai vertical yang jelas, tidak terputus dan dengan jarak
terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke
jabatan terendah dengan cara berurutan.
10. Order
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan
ketertiban barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus
29
ditempatkan pada tempat yang sebenarnya, jangan disimpan dirumah. Social
order artinya penempatan karyawan harus sesuai dengan keahlian atau bidang
spesialisnya.
11. Equity
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam memberikan
gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan
mendorong bawahan mematuhi perintahperintah atasan dan gairah kerja. Jika
tidak adil bawahan akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan
perintah-perintah atasan.
12. Initiative
Menurut asas ini, seorang pemimpin harus memberi dorongan kesempatan
kepada bawahannya untuk berinisiatif , dengan memberikan kebebasan agar
bawahannya secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-
tugasnya.
13. Esprit of Crops (Asas kesatuan)
Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan terwujudnya
kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai hasil
yang baik. Pemimpin perusahaan harus membina bawahannya sedemikian
rupa, supaya karyawan merasa memiliki perusahaan itu.
14. Stability of turn-over personnel
Menurut asas ini, pemimpin harus berusaha mutasi dan keluar masuknya
karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan
organisasi, biaya-biaya makin besar, dan perusahaan tidak akan mendapat
30
karyawan yang berpengalaman. Pemimpin perusahaan harus berusaha agar
setiap karyawan betah bekerja sampai pensiunnya. Jika karyawan sering
berhenti perlu manager menyelidiki penyebabnya. Apakah gaji terlalu kecil,
perlakuan yang kurang baik dan sebagainya?
Dapat disimpulkan bahwa asas (prinsip) adalah kebenaran umum yang
memberikan dasar dan pedoman pemecahan, problem pelaksananya fleksibel serta
disesuaikan dengan situasi kebutuhan dan keadaan-keadaan khusus.
2.1.1.3 Macam-macam Manajemen
Menurut Made Pidarta dalam Athoillah (2010:55) menjelaskan sebagai
sebuah sistem manajemen dapat dilihat dari berbagai sudut pandang berikut:
1. Management by objective
Yaitu manajemen berdasarkan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai.
Dalam manajemen sasaran, seluruh komponen yang ada diintegrasikan secara
terpadu dan diarahkan sepenuhnya pada sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Management by structures
Manajemen dengan pendekatan structural sebenarnya merupakan manajemen
normatif. Manajemen ini berawal dari pandangan bahwa organisasi adalah
sturktur yang harus dilihat serta dikelola secara sturktural.
3. Management by technique
Manajemen dengan mengutamakan teknik pengelolaan organisasi. Artinya,
optimalisasi cara-cara pelaksanaan kegiatan organisasi yang diarahkan pada
tercapainya tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
31
4. Management by people
Manajemen pada aspek personal yaitu manajemen yang mengutamakan orang
sebagai pelaksana seluruh rencana organisasi.
5. Management by information
Adalah pengelolaan informasi yang berpusat pada peran pentingnya informasi
bagi kemajuan dan kinerja organisasi.
6. Management by environment
Adalah segala sesuatu yang berada disekeliling organisasi. Lingkungan ini
meliputi tempat organisasai itu berada, yakni lingkungan di dalam (internal)
dan lingkungan diluar organisasi (eksternal).
2.1.1.4 Fungsi-Fungsi Manajemen
Dalam mengelola setiap kegiatan organisasi, pengelolaan harus didasarkan
pada fungsi-fungsi manajemen. Sehingga pengelolaan yang dilakukan dapat
sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan tidak akan ada masalah besar yang
dapat menghambat pengelolaan tersebut.
Hasibuan (2001:37) manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa
fungsi. Pembagian fungsi-fungsi manajemen ini, tujuannya adalah:
a. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
b. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
c. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer.
Fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para penulis tidak
sama. Untuk bahan perbandingan fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan
para ahli, berikut fungsi-fungsi manajemen peneliti sajikan pada tabel 2.1
32
Tabel 2.1
Fungsi-fungsi manajemen menurut para ahli
George R.Terry
Planning
Organizing
Actuating
Controli
John F.Mee
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Louis A Allen
Leading
Planning
Organizing
Controlling
MC. Namara
Planning
Programming
Budgeting
System
Henry Fayol
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
Harold Koontz
Cyril O’Donnel
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Controlling
Drs. P Siagian
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Evaluation
Prof. Drs. Oey
Liang lee
Planning
Organizing
Actuating
Coordinating
Controlling
W.H Newman
Planning
Organizing
Assembling
Resources
Directing
Controlling
Luther gullick
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
Lyndall F. Urwick
Forecasting
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
John D. Millet
Directing
Facilitating
(Sumber : Hasibuan, 2009:38)
33
Manajemen dapat berarti pencapaian tujuan melalui pelakksanaan fungsi-
fungsi tertentu, tetapi dalam hal ini belum ada persamaan pendapat dari para ahli
manajemen tentang apa fungsi-fungsi manajerial dibuat oleh Fayol, yang
menyatakan bahwa perencanaan, pengorganisasian, pemberian perintah dan
pengawasan adalah fungsi-fungsi utama (Handoko, 2003:21).
Fungsi manajemen menurut Terry dalam Handayaningrat (1990:25) yang
dikenal dengan POAC yaitu:
1. Perencanaan (Planning), adalah suatu pemilihan yang berhubungan
dengan kenyataan-kenyataan, membuat dan menggunakan asumsi-
asumsi yang berhubungan dengan waktu yang akan datang (future)
dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan dengan penuh keyakinan untuk tercapainya hasil yang
dikehendaki.
2. Pengorganisasian (organizing), adalah menentukan, mengelompokkan
dan pengatur berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk pencapaian
tujuan, penugasan orang-orang dalam kegiatan ini, dengan menetapkan
faktor-faktor lingkungan fisik yang sesuai dan menunjukan hubungan
kewenangan yang dilimpahkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
3. Penggerakan Pelaksanaan (Actuating), merupkan usaha agar semua
anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya tujuan dengan
kesadaranmya dan berpedoman pada perencanaan (Planing) dan usaha
pengorganisasian.
34
4. Pengawasan (Controlling), merupakan proses penentuan apa yang
harus diselesaikan yaitu, pelaksanaan, penilaian pelaksanaan, bila perlu
melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai
dengan rencana yaitu sesuai dengan standar.
Koontz dan O‟Donnell dalam Handayaningrat (1990:22) fungsi-fungsi
manajemen yang disingkat POSDICO yaitu:
1. Perencanaan (Planning), berhubungan dengan pemilihan
sasaran/tujuan (objective), strategi, kebijaksanaan, program dan
prosedur pencapaiannya. Perencanaan adalah suatu pengambilan
keputusan, manakala perencanaan ini menyangkut pemilihan diantara
beberapa alternative.
2. Pengorganisasian (Organizing), berhubungan dengan pengaturan
struktur melalui penentuan kegiatan untuk mencapai tujuan dari pada
suatu badan usaha secara keseluruhan atau setiap bagiannya.
Pengelompokkan kegiatan-kegiatannya, penugasan, pelimpahan
wewenang untuk melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi,
kewenangan dan hubungan informal baik horizontal maupun vertical
dalam struktur organisasi itu.
3. Penyusunan pegawai (Staffing), berhubungan dengan penempatan
orang-orang, yaitu menempatkan orang-orang sesuai dengan jabatan
yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi.
4. Pembinaan dan kepemimpinan (Directing and Leading), merupakan
pekerjaan yang sangat kompleks. Pimpinan atas harus
35
memperhitungkan bawahannya terhadap nilai-nilai kebiasaan,
sasaran/tujuan dan kebijaksanaan organisasi/badan usaha. Pihak
bawahan diusahakan agar banyak mengetahui terhadap struktur
organisasi, hubungan yang saling ketergantungan dari pada kegiatan
dan kedudukan pribadinya, tugas-tugasnya dan wewenangnya.
5. Pengawasan (Controlling), merupakan tindakan penilaian/perbaikan
terhadap bawahan untuk menjamin agar pelaksanaannya sesuai dengan
rencana. Jadi penilaiannya apakah hasil pelaksanaannya tidak
bertentangan dengan sasaran (goals) dan rencananya (plans).
Newman dalam Handayaningrat (1990:20), menyebutkan fungsi
manajemen dengan akronim POASCO, yaitu:
1. Perencanaan (Planning), perencanaan ini meliputi serangkaian
keputusan-keputusan termasuk penentuan-penentuan tujuan,
kebijaksanaan, membuat program-program, menentukan metode &
prosedur serta menetapkan jadwal waktu pelaksanaan.
2. Pengorganisasian (organizing), pengelompokkan kegiatan-kegiatan
yang diwadahkan dalam unit-unit untuk melaksanakan rencana dan
menetapkan hubungan antara pimpinan dan bawahannya (atasan dan
bawahan) di dalam setiap unit.
3. Pengumpulam Sumber (Assembling Resources), pengumpulan sumber-
sumber yang dipergunakan untuk mengatur penggunaan dari pada
usaha-usaha tersebut yang meliputi personal, uang/capital,
36
alatalat/fasilitas dan hal-hal lain yang diperlukan untuk melaksanakan
rencana.
4. Pengendalian kerja (Supervising), bimbingan dari pada pelaksanaan
pekerjaan setiap hari termasuk memberikan instruksi, motivasi agar
mereka secara sadar menuruti segala instruksinya, mengadakan
koordinasi dari pada berbagai kegiatan pekerjaan dan memelihara
hubungan kerja baik antara atasan dan bawahan
5. Pengawasan (Controlling), pengawasan dimaksudkan untuk
mengetahui bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin
sesuai dengan rencana. Hal ini menyangkut penentuan standar.Artinya
memperbandingkan antar kenyataan dengan standar dan bila perlu
mengadakan koreksi/pembetulan apabila pelaksanaannya menyimpang
dari pada rencana.
Sedangkan fungsi manajemen menurut Mee dalam Handayaningrat
(1990:26) biasa di kenal dengan akronim POMCO, yaitu:
1. Perencanaan (Planning), adalah proses pemikiran yang matang untuk
dilakukan dimasa yang akan datang dengan menentukan
kegiatankegiatannya.
2. Pengorganisasian (Organizing), seluruh proses pengelompokkan
orang-orang, peralatan, kegiatan, tugas, wewenang dan tanggung
jawab, sehingga merupkan organisasi yang dapat digerakkan secara
keseluruhan dalam rangka tercapainya tujuan yang telah ditentukan.
37
3. Pemberian Motivasi (Motivating), seluruh proses pemberian motif
(dorongan) kepada karyawan untuk bekerja lebih bergairah, sehingga
mereka dengan sadar mau bekerja demi tercapainya tujuan organisasi
secara berhasil guna dan berdaya guna.
4. Pengawasan (Controlling), proses pengamatan terhadap pelaksanaan
seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan
dapat berjalan dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya.
Fungsi-fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Amirullah
(2004:12) adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menentukan
tujuan serta sasaran yang ingin dicapai dan mengambil langkah-langkah
strategis guna mencapai tujuan tersebut. Melalui perencanaan seorang
manajer akan dapat mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan
bagaimana cara untuk melakukannya.
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses pemberian perintah, pengalokasian
sumber daya serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap
individu dan kelompok untuk menerapkan rencana. Kegiatan yang terlibat
dalam pengorganisasian mencakup tiga kegiatan yaitu (1) membagi
komponen-komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
dan sasaran dalam kelompok, (2) membagi tugas kepada manajer dan
38
bawahan untuk mengadakan pengelompokan tersebut, (3) menetapkan
wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi.
3. Fungsi Pengarahan
Pengarahan adalah proses unutk menumbuhkan semangat (motivation)
pada karyawan agar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing
mereka dalam melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien.
4. Fungsi Pengkoordinasian
Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu
harmonis, terarah, dan diintegrasikan menuju tujuantujuan bersama.
Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar
diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
5. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan dimaksudkan untuk melihat apakah kegiatan
organisasi sudah sesuai dengan rencana sebelumnya.
Menurut Luther Gulick dalam Handoko (2003:11) mendefinisikan bahwa
manajemen sebagai berikut:
“suatu bidang ilmu pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis
untuk mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih
bermanfaat bagi manusia”
Secara sederhana fungsi-fungsi manajemen menurut Luther Gulick dalam
Handayadiningrat (1990: 24) yang terkenal dengan akronim POSDCORB, adalah:
39
1. Perencanaan (Planning), adalah perincian dalam garis besar untuk
memudahkan pelaksanaannya dan metode yang digunakan dalam
menyelesaikan maksud atau tujuan badan usaha ini.
2. Pengorganisasian (Organizing), adalah menetapkan struktur formal
daripada kewenangan dimana pekerjaan dibagi-bagi sedemikian rupa
ditentukan dan dikoordinasikanm untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Penyusunan Pegawai (Staffing), keseluruhan fungsi daripada
kepegawaian sebagai usaha pelaksanaannya, melatih para staf dan
memelihara situasi pekerjaan yang menyenangkan.
4. Pembinaan Kerja (Directing), merupakan tugas yang terus menerus di
dalam pengambilan keputusan, yang berwujud suatu perintah khusus
atau umum dan instruksi-instruksi dan bertindak sebagai pemimpin
dalam suatu badan usaha atau organisasi.
5. Pengkoordinasian (Coordinating), kewajiban yang penting untuk
menghubungkan berbagai kegiatan dari pada pekerjaan.
6. Pelaporan (reporting), pimpinan yang bertanggung jawab harus selalu
mengetahui apa yang sedang dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan
maupun bawahannya melalui catatan, penelitian maupun inspeksi.
7. Penganggaran (Budgeting), semua kegiatan akan berjalan dengan baik
bila disertai dengan usaha dalam bentuk rencana anggaran,
perhitungan anggaran dan pengawasan anggaran. Keberhasilan suatu
kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemen yang dilakukan.
40
Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur,
dimana manajemen sendiri merupakan suatu perangkat dengan
melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Serangkaian
tahapan kegiatan mulaiawal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai
akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.
Berdasarkan hasil pemaparan mengenai fungsi manajemen menurut para
ahli dapat ditarik kesimpulan yaitu bahwa fungsi manajemen itu diantaranya
terdapat Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengarahan
(Directing), Pengkoordinasian (Coordinating), serta Pengawasan (Controlling).
Jika fungsi-fungsi manajemen tersebut bisa berjalan dengan maksimal, maka
sebuah instansi baik itu instansi negara ataupun swasta akan mencapai kepada
tujuan yang diingnkan.
Untuk dapat memaparkan secara jelas mengenai sub dari fungsi manajemen
tersebut, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Perencanaan
Perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar manajemen, karena
organizing, staffing, directing dan controlling pun harus terlebih dahulu
direncanakan. Perencanaan ini ditujukan pada masa depan yang tidak pasti, karena
adanya perubahan kondisi dan situasi.
Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan, dimana dilihat
dari resiko semua kegiatan yang di tanggung apakah relatif kecil atau besar.
Tindakan dan kebijakan suatu instansi direncanakan diawal, dimana hasil apa
yang di rencanakan dilihat di akhir apakah perencanaan yang dibuat efektif atau
41
tidak. Perencanaan ini adalah masalah, artinya memilih tujuan dan cara terbaik
untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif,
perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa
keputusan.
Perencanaan menurut Terry (2007:92) yaitu “perencanaan adalah memilih
dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi
mengenai masa mendatang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
Sedangkan menurut Hasibuan “rencana adalah sejumlah keputusan mengenai
keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan itu.” Jadi, setiap rencana mengandung dua unsur, yaitu tujuan dan
pedoman.
Jenis-jenis rencana menurut Hasibuan (2011:95) adalah sebagai berikut:
1. Tujuan
Tujuan yang diinginkan harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat
dipahami dan ditafsirkan dengan mudah oleh orang lain. Tujuan yang diinginkan
harus wajar, rasional, ideal dan cukup menantang untuk diperjuangkan dan dapat
dicapai oleh orang banyak. Tegasnyatujuan yang diinginkan itu harus ditetapkan
supaya perencanaan itutidak mengambang.
Menurut Terry dalam Hasibuan (2011:96) tujuan adalah suatau sasaran
manajerial yaitu tujuan yang diinginkan melukiskan skop jelas, serta memberikan
arah pada usaha-usaha seorang manajer. Sasaran (goal), skopnya lebih kecil dari
pada tujuan, titik tertentu yang dicapai.
42
2. Kebijaksanaan
Menurut Koontz dalam Hasibuan (2011:96) kebijaksanaan adalah
peryataan-peryataan atau pengertian-pengertian umum yang memberikan
bimbingan berpikir dalam menentukan keputusan. Fungsinya adalah menandai
lingkungan di sekitar yang dibuat, sehingga memberikan jaminan keputusan-
keputusan itu akan sesuai dengan dan menyokong tercapainya arah tujuan.
3. Prosedur
Prosedur-prosedur juga merupakan suatu jenis rencana, karena prosedur
menunjukan pemilihan cara bertindak dan berhubungan dengan aktivitas-aktivitas
masa depan. Prosedur benar-benar merupakan petunjuk-petunjuk untuk tindakan
dan bukan untuk cara berpikir. Prosedur memberikan detail-detail tindakan,
sehingga suatu aktivitas tertentu harus dilaksanakan. Esensinya adalahn rentetan
tindakan yang diatur secara kronologis atau berurutan.
4. Rule
Rule adalah rencana tentang peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan
harus ditaati. Rule kadang-kadang ditimbulkan oleh prosedur, tetapi keadaannya
tidak sama.
5. Program
Program adalah suatu rencana yang pada dasarnya telah menggambarkan
rencana yang konkret. Rencana ini konkret, karena dalam program sudah
tercantum, baik sasaran, kebijaksanaan, prosedur, waktu maupun anggarannya.
Jadi, program juga merupakan usahausaha untuk mengefektifkan rangkaian
tindakan yang harus dilaksanakan menurut bidangnya masing-masing.
43
6. Budget
Budget adalah suatu rencana yang menggambarkan penerimaan dan
pengeluaran yang akan dilakukan pada setiap bidang. Dalam anggaran ini
hendaknya tercantum besarnya biaya dan hasil yang akan diperoleh.
7. Metode
Metode merupakan hal yang fundamental bagi setiap tindakan dan
hubungan dengan prosedur. Suatu prosedur terdiri dari serangkaian tindakan.
Menurut Terry dalam Hasibuan (2011:102) suatu metode dapat
didefinisikan sebagai hasil penentuan cara pelaksanaan suatu tugas dengan suatu
pertimbangan yang memadai menyangkut tujuan, fasilitas-fasilitas yang tersedia
dan jumlah penggunaan waktu, uang dan usaha.
8. Strategi
Strategi juga termasuk jenis rencana, karena akan menentukan tindakan-
tindakan pada masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Faktor-faktor penting yang menjadi perhatian dan perhitungan dalam
menentukan strategi adalah:
a. Memperhitungkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki dari pada
pihak-pihak saingan.
b. Memanfaatkan keunggulan dan kelemahan-kelemahan pihak saingan
c. Memperhitungkan keadaan lingkungan intern maupun ekstern yang dapat
mempengaruhi perusahaan
d. Memperhitungkan faktor-faktor ekonomis, sosial dan psikologis
e. Memperhitungkan faktor-faktor sosio-kultural dan hukum
44
f. Memperhitungkan faktor ekologis dan geografis
g. Menganalisis dengan cermat rencana pihak-pihak saingan
Pendekatan dalam fungsi perencanaan dalam buku Siagian (2008:90)
dapat ditinjau dari tiga segi atau cara yaitu pertama, mengetahui sifat-sifat atau
ciri-ciri suatu rencana yang baik. Kedua, memandang proses perencanaan sebagai
suatu masalah yang harus di pecahkan dengan mempergunakan teknik-teknik
ilmiah.
B. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan pekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada
setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan hubungan-
hubungan.
Organizing berasal dari kata organize yang berarti menciptakan struktur
dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga
hubungannya satu sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhannya.
Organisasi diartikan menggambarkan pola-pola,skema, bagan yang menunjukkan
garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada, dan lain
sebagainya.
Hasil dari pengorganisasian adalah organisasi. Pengorganisasian diproses
oleh organisator (manajer), hasilnya organisasi yang sifatnya statis. Jika
45
pengorganisasian baik maka organisasian pun akan baik dan tujuan pun relatif
mudah dicapai.
Dalam buku Siagian (2008:95) “organisasi yaitu setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk sesuatu tujuan bersama dan
terikat secara formal dalam persekutuan, yang mana selalu terdapat hubungan
antara seorang/sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang/sekelompok
orang lain yang disebut bawahan.”
Pengorganisasian menurut Hasibuan yaitu “suatu proses penentuan,
pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan
untuk mencapai tujuan, menempatkan orangorang pada setiap aktivitas ini,
menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas
tersebut.”
Menurut Hasibuan (2011:122) unsur-unsur organisasi adalah sebagai
berikut:
1. Manusia, artinya organisasi baru ada unsur manusia yang bekerja
sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada tempat
kedudukan.
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin
dicapai.
4. Pekerjaan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada pekerjaan yang
akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
46
5. Struktur, artinya organisasi itu baru ada, jika ada hubungan dan
kerja sama antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
6. Teknologi, artinya organisasi itu baru ada jika terdapat unsur
teknis.
7. Lingkungan, artinya organisasi itu baru ada, jika ada lingkungan
yang saling mempengaruhi misalnya ada sistem kerja sama sosial.
Sedangkan pengorganisasian menurut Terry dalam Hasibuan (2011 :119)
yatiu tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara
orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisisen dan dengan
demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas
tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu.
C. Pengarahan
Fungsi pengarahan (directing=actuating=leading=penggerakan) adalah
fungsi manajemen yang paling penting dan dominan dalam proses manajemen.
Fungsi ini baru dapat diterapkan setelah rencana, organisasi dan karyawan ada.
Jika fungsi ini diterapkan maka proses manajemen dapat merealisasi tujuan
dimulai. Penerapan fungsi ini sangat sulit, rumit dan kompleks, karena karyawan
tidak dapat dikuasai sepenuhnya. Hal ini disebabkan karyawan adalah makhluk
hidup yang punya pikiran, perasaan, harga diri, cita-cita dan lainnya.
Menurut Hasibuan (2011:183) pengarahan yaitu mengarahkan semua
karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan
perusahaan.
47
Selanjutnya Terry (2007:183) pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok, agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk
mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usahausaha pengorganisasian.
Sedangkan menurut Koontz dan O‟Donnel (2011:184)
“pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahanbawahan untuk
dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan
perusahaan yang nyata”
Jadi pengarahan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas
dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha.
D. Pengkoordinasian
Ada beberapa definisi koordinasi berdasarkan para ahli diantaranya yaitu
menurut Brech dalam Hasibuan (2011:85) koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri.
Sedangkan menurut Djamin dalam Hasibuan (2011:86) koordinasi adalah
suatu usaha kerja antar badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas
tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan
saling melengkapi.
Hasibuan (2011:86) menyebutkan bahwa ada beberapa tipe koordinasi
diantaranya:
48
Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh atasan terhadap unit-unit, kesatuankesatuan Hasibuan (2011:86)
menyebutkan bahwa ada beberapa tipe koordinasi diantaranya:
1. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan yang dilakukan
oleh atasan terhadap unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah
wewenang dan tanggung jawabnya.
2. Koordinasi horizontal adalah tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan
penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam
tingkat organisasi yang setingkat.
Koordinasi horizontal dibagi atas:
a) Interdisciplinary adalah suatu koordinasi dalam rangka mengarahkan,
menyatukan tindakantindakan, mewujudkan dan menciptakan disiplin
antara unit yang satu dengan unit yang lain secara ekstern pada unit-unit
yang sama tugasnya.
b) Interrelated adalah koordinasi antar badan, unitunit yang fungsinya
berbeda, tetapi instansi yang satu dengan yang lainsaling bergantungan
atau mempunyai kaitan baik, cara intern maupun ekstern yang levelnya
setaraf. Koordinasi horizontal ini relatif sulit dilakukan, karena
coordinator tidak dapat memberikan sanksi kepada pejabat yang sulit
diatur sebab kedudukannya setingkat.
Sifat-sifat koordinasi menurut Hasibuan (2011:87) adalah sebagai berikut:
1. Koordinasi adalah dinamis bukan statis
49
2. Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang dalam
rangka mencapai sasaran
3. Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan
Tujuan koordinasi menurut Hasibuan (2011:87) adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengarahkan dan menyatukan semua tindakan serta pemikiran
ke arah tercapainya sasaran perusahaan
2. Untuk menjuruskan keterampilan spesialis ke arah sasaran perusahaan
3. Untuk menghindari kekosongan dan tumpang tindih pekerjaan
4. Untuk menghindari kekacauan dan penyimpangan tugas dari sasaran.
E. Pengendalian
Fungsi pengendalian (controlling) adalah fungsi terakhir dari proses
manajemen. Fungsi ini sangat penting dan sangat menentukan pelaksanaan proses
manajemen, karena itu harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Pengendalian ini
berkaitan erat sekali dengan fungsi perencanaan dan kedua fungsi ini merupakan
hal yang saling mengisi, karena:
1. Pengendalian harus terlebih dahulu direncabakan.
2. Pengendalian baru dapat dilakukan jika ada rencana.
3. Pelaksanaan rencana akan baik, jika pengendalian dilakukan dengan
baik.
4. Tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah
pengendalian atau penilaian dilakukan.
Dengan demikian peranan pengendalian ini sangat menentukan baik atau
buruknya pelaksanaan suatu rencana.
50
Pengendalian menurut Terry dalam Hasibuan (2011:242) yaitu dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa
yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.
Sedangkan menurut Koontz dalam Hasibuan (2011:242) pengendalian
adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar
rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat
terselenggara.
Selanjutnya menurut Hasibuan (2011:242) tujuan pengendalian adalah
sebagai berikut:
1. Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
ketentuanketentuan dari rencana
2. Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan
penyimpangan
3. Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencana
Pengendalian bukan hanya untuk mencari kesalahan-kesalahan,mtetapi
berusaha untuk menghindari terjadinya kesalahan-kesalahan serta
memperbaikinya jika terdapat kesalahan-kesalahan. Jadi pengendalian dilakukan
sebelum proses, saat proses dan setelah proses, yakni hingga hasil akhir diketahui.
Proses pengendalian dilakukan secara bertahap melalui langkahlangkah
berikut:
51
1. Menentukan standar-standar yang akan digunakan dasar
pengendalian
2. Mengukur pelaksanaan atau hasil yang telah dicapai
3. Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan
menentukan penyimpangan jika ada
4. Melakukan tindakan perbaikan, jika penyimpangan agar
pelaksanaan dan tujuan benar-benar sesuai dengan rencana
Cara-cara pengendalian atau pengawasan ini dilakukan sebagai berikut:
1. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri
secara langsung oleh seorang manajer. Manajer memeriksa
pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apaka
dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang
dikehendakinya.
2. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya
dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini
dapat berupa lisan atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan
hasil-hasil yang telah dicapai.
3. Pengawasan berdasarkan kekecualian adalah pengendalian yang
dikhususkan untuk kesalahankesalahan yang luar biasa dari hasil
atau standar yang diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan
dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.
52
2.1.1.5 Tujuan Manajemen
Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang
ingin dicapai (Hasibuan, 2011: 17). Tujuan individu adalah untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan non materi dari hasil kerjanya.
Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau
pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu.
Tujuan yang ingin dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan), karena itu
hendaknya ditetapkan “jelas, realistis dan cukup menantang” untuk diperjuangkan
berdasarkan potensi yang dimiliki. Jika tujuannya jelas, relistis dan cukup
menantang maka usaha-usaha untuk mencapainya cukup besar. Sebaliknya, jika
tujuan ditetapkan terlalu mudah atau terlalu muluk maka motivasi untuk
mencapainya rendah. Jadi, semangat kerja karyawan akan termotivasi, jika tujuan
ditetapkan jelas, relistis dan cukup menantang untuk dicapainya.
2.1.2 Pedagang Kaki Lima
Istilah Pedagang Kaki Lima berasal dari masa penjajahan kolonial
belanda. Peraturan Pemerintah pada waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan
raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar
ruas untuk pejalan kaki adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.
Pengertian Pedagang Kaki Lima adalah istilah untuk menyebut penjaja
dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan karena jumlah
kaki yang dipakai oleh pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut ialah dua kaki
pedagang ditambah tiga “kaki” gerobak, yang sebenarnya adalah tiga roda atau
53
dua roda dan satu kaki. Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang
dijalanan pada umumnya.
Seperti pada Peraturan daerah No. 4 Tahun 2014 Tentang Penataan dan
Pemberdayaan PKL Pasal 1 No. 8 Pedagang Kaki Lima adalah pelaku usaha yang
melakukan usaha dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak
bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan
bangunan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota/swasta
yang sementara atau tidak menetap.
Pedagang kaki lima di Indonesia saat ini dapat dikatakan mendominasi
kegiatan ekonomi masyarakat terutama di perkotaan. Perkembangan suatu kota
selalu diikuti perkembangan jumlah pedagang kaki lima yang memenuhi ruang
publik kota. Sebagai salah satu kegiatan ekonomi di sektor informal yang cukup
fenomenal kehadirannya dan paling banyak disentuh oleh kebijakan pemerintah
kota, Pedagang kaki lima memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang tidak jauh
berbeda dengan karakteristik sektor informal secara umum.
2.1.2.1 Karateristik Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima membuka usahanya dengan mempergunakan bagian
jalan/trotoar dan tempat-tempat kepentingan umum yang bukan diperuntukan
untuk usaha, serta tempat lain yang bukan miliknya. Itulah sebabnya keberadaan
pedagang kakilima di Kota Serang merupakan problematika yang sulit dipecahkan
secara baik dan komperhensip.
Pedagang Kaki Lima juga memiliki karakteristik tersendiri. Ramli
(1992:58) melihat karateristik PKL dari pola daganganya yaitu :
54
1. Kebanyakan PKL menjual barang dagangnya dengan harga luncur (sliding
price system)
2. Terdapat proses tawar menawar yang merefleksikan penetapan harga secara
perkiraan saja dan tanpa pembukuan yang ketat
3. Berusaha mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari jual beli yang
dilakukan dan bukan untuk mencari langganan tetap
4. Ada mekanisme utang-mengutang kepada grosir atau kreditor.
Disamping itu menurut Kurniadi dan Tangkilisan (2003) lebih merinci lagi
karakteristik dari PKL yaitu :
1. Kelompok ini merupakan pedagang yang kadang-kadang juga berarti
produsen sekaligus
2. Peralatan kaki lima yang memberikan konotasi, bahwa mereka pada umumnya
menjajakan barang-barang dagangan pada tikar di pinggir jalan, atau dimuka
toko yang dianggap strategis
3. Pedagang kaki lima umumnya bermodal kecil, bahkan tidak jarang mereka
hanya merupakan ”alat” bagi pemilik modal dengan mendapatkan sekedar
komisi sebagai imbalan jerih payah
4. Pada umumnya kelompok Pedagang Kaki Lima ini merupakan kelompok
marginal, bahkanada pula yang tergolong pada kelompok sub marginal
5. Pada umumnya kualitas barang yang diperdagangkan oleh para pedagang kaki
lima yang mengkhususkan diri dalam hal penjualan barang-barang cacat
sedikit dengan harga yang jauh lebih murah
6. Omset pedagang kaki lima ini pada umumnya memang tidak besar
55
7. Para pembeli umumnya para pembeli yang mempunyai daya beli rendah
(berasal dari apa yang dinamakan lower income pockets)
8. Kasus dimana pedagang kaki lima berhasil secara ekonomi, sehingga akhirnya
dapat menaiki tangga dalam jenjang hierarki pedagang yang sukses, agak
langka
9. Pada umumnya usaha para pedagang kaki lima merupakan famili enterprise,
atau malah one man enterprise
10. Barang yang ditawarkan pedagang kaki lima biasanya tidak standar, dan
shifting jenis barang yang diperdagangkan para pedagang seringkali terjadi
11. Tawar menawar antar pedagang dan pembeli merupakan ciri khas usaha
perdagangan pedagang kaki lima
12. Terdapat jiwa kewirausahaan yang kuat pada para pedagang kaki lima.
2.1.2.2 Ciri-ciri Pedagang Kaki Lima :
Menurut jalan Buchari Alma, (2009:157) ada beberapa ciri-ciri Pedagang
Kaki Lima ialah:
a. Kegiatan usaha tidak terorganisir secara baik.
b. Tidak memiliki surat izin usaha.
c. Tidak teratur dalam kegiatan berusaha, baik ditinjau dari tempat usaha
maupun jam kerja.
d. Bergerombol di trotoar, atau di tepi-tepi jalan protokol, di pusat-pusat dimana
banyak orang ramai.
e. Menjajakan barang dagangannya sambil berteriak, kadang-kadang berlari
mendekati konsumen.
56
2.1.2.3 Faktor-faktor penyebab orang berdagang kaki Lima
a. Karena sulitnya mencari lapangan kerja formal.
b. Pekerjaan pedagang kakilima dipandang relatif mudah dilakukan karenatidak
membutuhkan modal yang besar, tidak membutuhkan biaya yang banyak
untuk membangun tempat, tidak memerlukan izin yang formal. Kewajiban
restribusi dianggap masih relatif murah dan terjangkau.
c. Selain masyarakat masih membutuhkannya karena alasan-alasan tertentu
seperti harga di kakilima cukup murah dan jaraknya dekat dengan pembeli,
serta barang masih asli dan baru seperti hasil pertanian.
d. Sarana perpasaran formal masih kurang mencukupi terutama di wilayah
pemukiman.
e. Berusaha sebagai pedagang kakilima dapat dianggap kerja sambilan dan
latihan pengalaman menjadi wiraswasta.
2.1.3 Penataan Pedagang Kaki Lima
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Serang telah diatur dalam Peraturan
Daerah Kota Serang No 4 Tahun 2014 tentang penataan dan pemberdayaan
pedagang kaki lima. Dalam melakukan penataan pedagang kaki lima di Kota
Serang sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Serang No 4
Tahun 2014 pasal 4 ayat 2, penataan pedang kaki lima dapat dilakukan dengan
cara :
a. Pendataan Pedagang Kaki Lima
Mengenai pendataan pedagang kaki lima tercantum dalam Peraturan
Daerah Kota Serang No 4 tahun 2014 pasal 5, dalam melakukan tahapan
57
pendataan Pedagang Kaki Lima sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1
dilakukan bersama aparat kecamatan dengan cara antara lain:
1. Membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pendataan
2. Memetakan Lokasi
3. Melakukan validasi/pemutakhiran data.
Adapun pendataan pedagang kaki lima sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat 2 dilakukan berdasarkan:
1. Identitas pedagang kaki lima
2. Lokasi pedagang kaki lima
3. Jenis tempat usaha
4. Bidang usaha
5. Modal usaha
6. Volume penjualan
b. Pendaftaran Pedagang Kaki Lima
Pendaftaran pedagang kaki lima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat 1, pendaftaran pedagang kaki lima dilakukan oleh SKPD yang
membidangi urusan perdagangan bersama dengan Camat.
Pendaftaran pedagang kaki lima sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat 2 dilakukan terhadap 2 (dua) kategori pedagang kaki lima, yaitu
pedagang kaki lima lama dan pedagang kaki lima baru. Pedagang kaki lima
harus melengkapi dan menyampaikan berkas pendaftaran usaha kepada SKPD
yang membidangi urusan perdagangan.
c. Penempatan dan Pemindahan Pedagang Kaki Lima
58
Penempatan pedagang kaki lima dilakukan berdasarkan proses
pendataan pedagang kaki lima, penempatan pedagang kaki lima dilakukan
setelah mendapat Tanda Daftar Usaha sesuai dengan lokasi yang telah
ditetapkan.
Pedagang kaki lima yang menempati lokasi yang tidak sesuai
peruntukannya dilakukan pemindahan atau relokasi ke lokasi yang telah
ditetapkan. Penempatan dan pemindahan ditetapkan dengan Keputusan
Walikota.
d. Penetapan Lokasi dan Penghapusan Lokasi Pedagang Kaki Lima
Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1 dilakukan
dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, budaya, estetika, ekonomi,
keamanan, ketertiban, kesehatan, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan
Peraturan Daerah tentang Rencana detail Tata Ruang.
Lokasi sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1 merupakan lokasi
binaan yang dilengkapi dengan papan nama atau rambu yang menerangkan :
a. Nama Lokasi
b. Klasifikasi dan jenis usaha pedagang kaki lima
c. Batasan jumlah pedagang kaki lima
Adapun Lokasi PKL binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
ayat 3, terdiri dari :
1. Lokasi permanen
Lokasi pedagang kaki lima yang bersifat permanen sebagaimana
dimaksud pada pasal 4 ayat 1 dilengkapi dengan aksesabilitas, dan sarana
59
serta prasarana antara lain fasilitas listrik, air, tempat sampah dan toilet
umum.
2. Lokasi sementara
Lokasi sementara sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1
merupakan Lokasi tempat usaha pedang kaki lima yang terjadwal sampai
jangka waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
e. peremajaan Lokasi Pedang Kaki Lima
Pemerintah Daerah melakukan peremajaan Lokasi PKL binaan.
Peremajaan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat 1 yaitu
untuk meningkatkan fungsi prasarana, sarana dan utilitas kota.
2.1.4 Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Dalam teori telah disebutkan bahwa setiap kebijakan atau kegiatan
pemerintah harus memiliki payung hukumnya yang digunakan sebagai landasan
dasar serta acuan dalam bertindak. Selain dengan adanya payung hukum tersebut
menunjukkan adanya legitimasi dari masyarakat kepada pemerintah untuk dapat
melaksanakan fungsinya sebagai aparatur negara.Tujuan dari adanya payung
hukum dalam kegiatan pemerintah adalah agar tidak terjadi tindakan menyimpang
yang dapat merugikan masyarakatnya.
Demikian juga dengan hal dalam pelaksanaan penataan dan pemberdayaan
pedagang kaki lima di Kota Serang. Penanganan pedagang kaki lima di Kota
Serang ini telah diatur di dalam Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun
2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Secara garis
60
besar Perda ini berisikan tentang segala hal yang berhubungan dengan aturan
pedagang kaki lima serta relokasi pada tempat yang semestinya di Kota Serang.
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan
dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima ini bertujuan untuk menciptakan
ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum, berusaha bagi
pedagang kaki lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika, kebersihan dan
kenyamanan ruang milik publik pemerintah daerah perlu melakukan penetapan
lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku
usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha
bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial,
fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik yang sementara/tidak menetap
Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah
melalui penetapan Lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan,
penertiban dan penghapusan Lokasi PKL dengan memperhatikan kepentingan
umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan
lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemberdayaan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk
penumbuhan iklim usaha dan pengembangan usaha terhadap PKL sehingga
mampu tumbuh dan berkembang baik kualitas maupun kuantitas usahanya.
61
Lokasi PKL adalah tempat untuk menjalankan usaha PKL yang berada di
lahan dan/atau bangunan milik pemerintah daerah dan/atau swasta.Tempat
Kegiatan Usaha yang selanjutnya disebut TKU adalah tempat yang berada dalam
Lokasi PKL yang telah ditetapkan untuk kegiatan Usaha PKL berdasarkan TDU
yang dimiliki.
Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha, baik langsung
maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai,
memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan PKL dengan pelaku usaha
sektor formal dan masyarakat.
Dari penjelasan menurut Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun
2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di atas , yang
akan saya teliti adalah masalah Manajeme Penataan Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
2.2 Penelitian Terdahulu
Sebagai pertimbangan dalam melakukan penelitian ini dengan judul
“Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang” akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa
penelitian yang pernah ditulis dan dibaca diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Indri Sutopo Tahun 2016.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Program studi Ilmu Administrasi Negara, dalam Skripsinya
berjudul “Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4
62
Tahun 2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki
Lima di Kota Serang Tahun 2015” dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teori Donald Van Metter dan Carl Van Horn yang
memuat 6 indikator yaitu ukuran dan tujuan kebijakan, sumber
daya, karakteristik agen pelaksana, sikap/kecenderungan para
pelaksana, komunikasi antar organisasi dan aktivitas/pelaksana,
lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan metode kualitatif. Hasil penlitian menunjukan
bahwa Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4
Tahun 2014 pada tahun 2015 dapat dikatakan belum berjalan
optimal. Dilihat dari adanya hambatan yang muncul dari kurangnya
sumber daya pelaksana dan komunikasi antar organisasi yang
belum berjalan dengan maksimal dan ditambah dengan belum
terbitnya petunjuk teknis dari Pemerintah Daerah Kota Serang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Astri Ayeti Syafardi Tahun 2012
Universitas Andalas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Program Studi Administrasi Negara, dalam Jurnalnya berjudul
“Penata Kelolaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Buah Kota Padang”
dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Edward III yang
indikornya adalah komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktutr
birokrasi, subjek penelitian ditentukan dengan cara purposive. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan metode Kualitatif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa PKL menghambat lalu lintas,
63
merusak keindahan kota, membuat lingkungan menjadi kotor
akibat membuang sampah sembarangan. PKL sebagai bagian dari
masyarakat pelaku usaha memilki potensi besar untuk
dikembangkan dan diberdayakan. Maka dari itu, perlu adanya
pemahaman lebih menyeluruh mengenai kebijkan penataan PKL di
Kota Padang sendiri, relokasi pasar hingga kini belum terealisasi
dengan baik, apalagai terjadinya gempa 30 september 2009 yang
mengguncang Sumatera Barat, menghancurkan beberapa bangunan
pasar dan memperburuk tatanan pasar yang telah ada. Hal ini
mempengaruhi performa penataan PKL dalam banyak aspek.
2.3 Kerangka pemikiran Penelitian
Kerangka berfikir merupakan alur pemikiran peneliti dalam penelitian dan
sebagai kelanjutan dari teori memberikan penjelasan dari Manajemen Penataan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, maka
dalam penelitian ini dibuatkan kerangka berfikir ini, baik peneliti maupun
pembaca mudah memahami dan mengetahui tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian.
Menurut Sugiyono (2010:65) menyatakan bahwa kerangka berfikir
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Oleh
karenanya peneliti berangkat dari identifikasi masalah untuk meneliti masalah
untuk membuat kerangka berfikir. Adapun masalah-masalah yang ada terkait
64
Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang diantaranya :
1. Masih banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum terdata.
2. Kurangnya pengawasan dan pengendalian dari Satpol PP Kota Serang.
3. kurangnya ketegasan Satpol PP Kota Serang dalam memberikan sanksi
terhadap pedagang kaki lima (PKL).
4. Adanya pungutan liar untuk keamanan dan kebersihan oleh oknum dari pihak
ketiga.
Berdasarkan dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka
dikiranya dibutuhkan suatu alat untuk mengetahui Manajemen Penataan Pedagang
Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang sudah berjalan
dengan baik ataupun tidak, karena dalam sebuah penelitian tidak akan
menemukan kesimpulan jika tidak diimbangi dengan teori yang berkaitan dengan
masalah yang ada dilapangan.
Adapun penelitian yang sedang peneliti lakukan mencba untuk mengetahui
bagaimana Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Untuk mengetahui dan membahas hal tersbut,
peneliti meggunakan teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh
Luther Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen
tersebut terdiri dari Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Staffing (Penyusunan Pegawai), Directing (Pembinaan Kerja), Coordinating
(Pengkoordinasian), Reporting (Pelaporan), Budgeting (Penganggaran).
65
Maka untuk mempermudah memahami alur berfikir peneliti
menggambarkan kerangka berfikir sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Teori yang digunakan yaitu mengenai fungsi manajemen menurut Luther
Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24):
1. Planning (Perencanaan)
2. Oeganizing (Pengorganisasian)
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
4. Directing (Pembinaan Kerja)
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
6. Reporting (Pelaporan)
7. Budgetting (Penganggaran)
Masalah :
1. Masih banyaknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang belum terdata.
2. Kurangnya pengawasan dan pengendalian dari Satpol PP Kota Serang.
3. kurangnya ketegasan Satpol PP Kota Serang dalam memberikan sanksi
terhadap pedagang kaki lima (PKL).
4. Adanya pungutan liar untuk keamanan dan kebersihan oleh oknum dari
pihak ketiga.
Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang Menjadi Lebih Baik
66
2.4 Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan suatu anggapan atau suatu dugaan yang diterima
sebagai dasar yang dijadikan sebagai landasan berfikir karena dianggap benar.
Asumsi yang disimpulkan berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan yang
menunjukan adanya berbagai permasalahan yang ada dilapangan. Selain itu juga
peneliti menarik asumsi berdasarkan informasi yang diperoleh dari berbagai
sumber dengan cara wawancara yang dilakukan dengan informan, dan
menemukan berbagai permasalahan yang ada.
Berdasarkan masalah-masalah dan kerangka pemikiran di atas, peneliti
berasumsi bahwa Manajemen Penataan Pedangan Kaki Lima Di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang belum berjalan dengan optimal.
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan
bahwa penelitian kualittif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan Moloeng (2006:6) dalam
bukunya mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memaham fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara
holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfatkan berbagai metode alamiah.
Dan dengan metode anlisis deskriptif, deskriptif menggambarkan dan
mengintepretasi objek sesuai dengan apa adanya. Deskriptif juga merupakan
penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Metode
penelitian deskriptif menjelaskan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai
dengan apa adanya.
Penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitan yang
menghasilan data deskripstif berupa kata tertulis atau lisan dari orag-orang dan
67
68
perilaku yang dapat diamati dan kemudian dianalisa serta dikolaborasikan dengan
bersandar kepada indikator-indikaor yang menjadi acuan penelitian.
3.2 Ruang Lingkup/Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif juga disebut sebagai batasan
masalah, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum
(Sugiyono:2012:32). Adapun fokus peneliti pada penelitian ini adalah tentang
Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang.
3.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
di Jalan Jendral Sudirman, Sumurpecung, Kota Serang. Sesuai dengan judul
penelitian yaitu Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang.
3.4 Instrumen Penelitan
Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah peneliti sendiri. Moleong (2006:168) menyatakan bahwa
kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus
merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan
pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Peneliti mungkin
menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti rekaman dan
69
kamera. Tetapi alat-alat tersebut benar-benar tergantung kepada peneliti yang
menggunakannya. Seperti yang diungkapkan oleh Moleong bahwa, pencari tahu
alamiah (peneliti) dalam mengumpulkan data lebih banyak bergantung pada
dirinya sendiri sebagai alat pengumpul data.
Jadi peneliti sendiri yang melakukan observasi dan membuat pedoman
wawancara, serta memilih informan yang akan dijadikan sumber informasi dalam
penelitiannya. Di tahap akhir peneliti sendiri yang membuat kesimpulan atas
temuannya dan melaporkannya.
3.5 Informan Penelitian
Pada penentuan informan dalam penelitian Kualitatif adalah bagaimana
informan kunci (key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus
penelitian (Bungin, 2007:53). Penentuan key informan dilakukan dengan
pemilihan the primary selection (partisipan pertama), yaitu pemilihan secara
langsung memberi peluang bagi peneliti untuk menentukan sampel dari sekian
informan yang langsung ditemui. Sedangkan pemilihan informan kedua
(secondary informan) berfungsi sebagai cara alternatif bagi peneliti yang tidak
dapat menentukan partisipasi secara langsung. Dan teknik yang digunakan adalah
teknik purposive, dimana informan ini merupakan orang-orang yang menurut
peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena
informan tersebut dalam kesehariannya berurusan dengan permasalahan yang
sedang diteliti. Maka peneliti menentukan yang akan menjadi informan seperti
tabel berikut:
70
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Informan Kode Informan Keterangan
1.
Instansi
a. Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima Dinas
Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
b. Kasi Sarana Prasarana Dinas
Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
c. Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
d. Kepala Bidang Ketentraman
dan Ketertiban Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang
e. Anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang
II-1
I1-2
I1-3
I1-4
I1-5, I1-6
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
71
2.
3.
Kordinator Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima
a. Pedagang Kaki Lima
I2-1
I2-2-I2-6
Secondary
Informan
Secondary
Informan
(Sumber: Peneliti, 2017)
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling startegis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono:2012:63).
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
a. Wawancara
Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara
dan informan dengan menggunakan pedoman wawancara (Nazir:2009:193).
Adapun teknik pegumpulan data dengan cara wawancara dalam penelitian ini
adalah wawanara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview)
adalah data yang diperoleh terdiri dari kutipan langsung dari orang-orang
tentang pengalaman, pendapat perasaan dan pengetahuan informan penelitian.
72
Informan penelitian adalah orang yang memberi informasi yang diperlukan
selama proses penelitian.
Wawancara dilakukan dengan cara mempersiapkan terlebih dahulu
berbagai keperluan yang dibutuhkan yaitu penentuan informan yang terdiri
dari informan kunci dan informan sekuder, kriteria informan dan pedoman
wawancara disusun dengan rapi dan terlebih dahulu dipahami peneliti. Selain
itu, sebelum melakukan wawancara penelti juga melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a) Menerangkan kegunaan serta tujuan dari penelitian
b) Menjelaskan alasan informan terpilih untuk diwawancarai
c) Menjelaskan situasi atau badan yang melaksanakan
d) Mempersiapkan pencatatan dan wawancara
Hal-hal tersebut bertujuan untuk memberikan motivasi kepada
informan untuk melakukan wawancara dengan mengindari keasingan serta
rasa curiga informan untuk memberikan keterangan dengan jujur, selanjutnya
peneliti mencatat keterangan-keterangan yang diperoleh dengan cara
pendekatan kata-kata dan merangkainya kembali dalam bentuk kalimat
(Nazir:2009:200).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur.
Wawancara tak terstruktur ini adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistmatis dan
lengkap untuk penumpulan datanya, namun pedoman wawancara yang akan
73
ditanyakan. Adapun secara garis besar, pedoman wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
Fungsi Manajemen Lutter Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24)
No Dimensi Indikator Pernyataan Kode Informan
1. Planning
(Perencanaan)
a. Tujuan
b. Program
Kerja
- Tujuan
pengelolaan PKL
di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
-Program kerja
yang dilakukan
dalam pengelolaan
PKL di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
-Tindakan yang
dilakukan dalam
mencapai sasaran
I1-1, I1-2, I1-3
2. Organizing
(Pengorganisasi
b. Pengelompo
kan Tugas-
-Sub bagian yang
terlibat dala
I1-1, I1-2, I1-3
dan I1-4, I1-5,
74
an) tugas
pegawai
pengelolaan PKL
di stadion maulana
yusuf kota serang
-kesesuaian sub
bagian terhadap
tugas yang di
lakukan.
I1-6
3. Staffing
(Penyusunan
Pegawai)
a. Penempatan
Pegawai
-jumlah pegawai
yang melaksanakan
pengelolaan PKL
di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
-kesesuaian
keahlian pegawai
dengan posisi yang
di tempatinya
I1-1, I1-2, I1-3
dan I1-4, I1-5, I1-
6
4. Directing
(Pembinaan
Kerja)
a. Pembinaan
Pegawai
-Pegawai
Disperindagkop
Kota Serang dan
Satpol PP Kota
Serang diberi
pembinaan
I1-1, I1-2, I1-3
dan I1-4, I1-5, I1-6
75
b. Pelatihan
Pegawai
mengenai
pengelolaan PKL
di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
-Pelatihan yang di
dapatkan oleh
pegawai
5. Coordinating
(Pengkoordinas
ian)
a. Koordinasi
dengan dinas
terkait
-Pihak yang terlibat
dalam pengelolaan
PKL di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
-Bentuk kontribusi
dari berbagai pihak
I1-1, I1-2, I1-3
dan I1-4, I1-5, I1-6
6. Reporting
(Pelaporan)
a. Pengawasan -siapa saja yang
terlibat melakuka
pengawasan
terhadap PKL yang
berada di Stadion
-Pengawasan
seperti apa yang
dilakukan terhadap
I1-1, I1-2, I1-3
I1-4, I1-5, I1-6
dan I2-1, I2-2, I2-
3, I2-4, 12-5
76
PKL di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
7. Budgetting
(Anggaran)
a. Sumber
pembiyaan
anggaran
-Sumber
pembiyaan
pengelolan PKL di
stadion (sewa
tempat)
-Alokasi dana
pungutan dari PKL
di Kawasan
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
I1-1, I1-2, I1-3
I1-4, I1-5, I1-6
Dan I2-1, I2-2, I2-
3, I2-4, 12-5
(Sumber: Peneliti, 2017)
b. Observasi
Obeservasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh sumber penelitian
dilapangan untuk memperoleh informasi secara jelas.
Observasi menurut Moleong (2007:175) adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif,
kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasan dan sebagainya. Menurut
Moleong (2007:176), observasi diklasifikasikan melalui dua cara yaitu cara
berperan serta (partisipan) dan yang tidak berperan serta (non partisipan).
77
Observasi tanpa peran serta (non partisipan), pengamat hanya melakukan satu
fungsi yaitu mengadakan pengamatan, sedangkan pengamat berperan serta
(partisipan) melakukan dua peranan sekaligus yaitu sebagai pengamat dan
sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya.
Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah observasi
non partisipan. Karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat untuk
mengetahui manajemen penataan pedagang kaki lima di kawasan stadion
maulana yusuf kota serang. Peneliti hanya melakukan pengamatan saja untuk
mengetahui objek penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan salah satu sumber data sekunder yang diperlukan
dalam sebuah penelitian. Menurut Guba dan Lincoln (Moleong,2007:126)
dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, gambar dan foto-foto yang
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Studi dokumentasi
dapat diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis
yang ditertibkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi objek penelitian, baik
berupa prosedur peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta
berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).
Peneliti melakukan pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis,
baik berupa prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan
serta berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).
d. Studi Kepustakaan
78
Studi Kepustakaan adalah suatu metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan melakukan pencarian data-data yang berhubungan dari
berbagai sumber pustaka untuk kelengkapan data yang dibutuhkan. Dalam
studi kepustakaan, peneliti melakukan pengumpulan data penelitian yang
diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal ilmiah yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan.
3.6.2 Teknik Analisis Data
Kegiatan analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti
melakukan kegiatan pra-lapangan sampai dengan selesainya penelitian. Analisis
data dilakukan secara terus-menerus tanpa henti sampai data tersebut bersifat
jenuh.
Menurut Sugiyono (2009:89) menyatakan bahwa analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman (2009:16) dalam
bukunya yang berjudul Analisis Data Kualitatif yang mengemukakan bahwa
aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif yang
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas. Proses datanya mencakup:
79
Gambar 3.1 Analisis Data menurut Miles dan Huberman
Dari gambar 3.1 di atas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti akan
melakukan kegiatan berulang-ulang secara terus-menerus. Kegiatan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Data Collection (Pengumpulan Data), yaitu proses memasuki lingkungan
penelitian dan melakukan pengumpulan data penelitian. Pada tahap ini
terfokus pada pemilihan, penyederhanaan, dan transformasi data kasar dari
dari catatan lapangan.
b. Data Reduction (Reduksi Data), yaitu proses merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data dapat diartikan
sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanan,
pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
dilapangan. Reduksi data berlangsung selama proses pengumpulan data masih
berlangsung. Pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean,
80
meringkas dan membuat bagian-bagian. Proses transformasi ini berlanjut terus
sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap. Dengan demikian data yang
telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan
mencarinya bila diperlukan.
c. Data Display (Penyajian Data), adalah mendisplaykan data, penyajian data
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori
dan selanjutnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami.
d. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan) adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
3.7 Uji Keabsahan Data
Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
81
Dalam penelitian kualitatif data bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada
data yang bersifat konsisten dan berulang seperti semula. Adapun untuk pengujian
keabsahan datanya, pada penelitian ini dilakukan dengan Triangulasi sumber,
Triangulasi teknik dan member check, dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Triangulasi Sumber
yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.
b. Triangulasi Teknik
yaitu untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data
kepada sumber yang sama namun dengan teknik yang berbeda.
c. Member Check
yaitu proses pengecekan data yang kita peroleh kepada pemberi data.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang kita peroleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika data yang kita temukan itu
disepakati oleh pemberi data, hingga data tersebut valid sehingga semakin
kredibel (dapat dipercaya). Setelah disepakati, pemberi data kita minta untuk
menandatangani supaya lebih autentik.
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Pengajuan Judul
2 Obserfasi Awal
3 Persetujuan Judul Skipsi
4 Pengumpulan Data
5 Penyusunan Laporan Bab 1-3
6 Seminar UjianProposal
7 Revisi Proposal
8 ACC Lapangan
9 Proses Pencarian Data di Lapangan
10 Pengolahan Data
11 Penyusunan Data Hasil Penelitian
12 Sidang Skripsi
no kegiatan 2016 2017
waktu penelitian
2018
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan
Oktober 2016 sampai Juli 2018, dengan jadwal sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Peneliti
82
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
Kota Serang , gambaran umum Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, gambaran umum Profil Satuan Polisi Pamong
Praja (PP) Kota Serang dan Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota serang. Hal
tersebut akan dijelaskan di bawah ini:
4.1.1 Profil Kota Serang
Kota Serang adalah wilayah dari hasil pemekaran dari Kabupaten Serang
Provinsi Banten. Sebagai Ibukota Provinsi, kehadiran Kota Serang adalah sebuah
konsekuensi logis keberadaan Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam) kecamatan
yaitu; Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Walantaka,
Kecamatan Curug, Kecamatan Cipocok Jaya dan Kecamatan Taktakan. Kota
Serang memiliki luas wilayah 266,77 km2
dengan jumlah penduduk sekitar
631.101 jiwa (Sumber : https://serangkota.bps.go.id/ diakses Selasa, 26 April
2018)
Batas wilayahnya yaitu sebelah Utara yaitu Teluk Banten Sebelah Timur
yaitu Kecamatan Pontang dan Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, sebelah
Selatan yaitu Kecamatan Cikeusal, Kecamatan Petir dan Kecamatan baris
84
Kabupaten Serang serta Sebelah Barat yaitu Kecamatan Pabuaran, Kecamatan
Waringin Kurung dan Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang.
Dari 6 (enam) kecamatan tersebut sendiri 20 kelurahan dan 36 desa. Kota
Serang diresmikan pada tanggal 2 November 2007 berdasarkan UU Nomor 32
Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang, setelah sebelumnya RUU Kota
Serang disahkan 17 Juli 2007 kemudian dimasukkan dalam lembaran Negara
Nomor 98 Tahun 2007 dan tambahan lembaran Negara nomor 4748, tertanggal 10
Agustus 2007. Sebelumnya, pemerintah Provinsi Banten dalam mempercepat
terwujudnya pemerintah Kota Serang telah mempersiapkan empat kelompok kerja
(Pokja) yang akan bekerja sebelumnya ditetapkan Pejabat Wali Kota Serang.
Keempat Pokja tersebut terdiri dari Pokja Personil, Pokja Keuangan
Perlengkapannya dan Pokja Partai Politik.
4.1.1.1 Keadaan Geografis Kota Serang
Kota Serang secara geografis terletak antara 5099’-60 22’ Lintang Selatan
dan 1060 07’-1060 25’ Bujur Timur. Apabila memakai koordinat system UTM
(Universal Transfer Mercator) zone 48E wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000 m sampai 638.000 m dari Barat ke Timur dan 9.337.725 m
sampai dengan 9.312.475 m dari Utara ke Selatan. Jarak terpanjang menurut garis
lurus Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 Km dan jarak terpanjang dari Barat ke
Timur adalah sekitar 20 Km. Sebelah Utara Kota Serang berbatasan dengan Laut
Jawa, dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serang, begitu juga di
sebelah Selatan dan disebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang.
85
Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi
Banten, juga sebagai daerah alternative dan Kota penyangga (hinterland) Ibukota
Negara Indonesia, karena dari Provinsi DKI Jakarta hanya berjarak sekitar 70 Km
wilayah Kota Serang sebagian besar adalah dataran rendah yang memiliki
ketinggian kurang dari 500 mdpl dan beriklim tropis dengan curah hujan yang
cukup tinggi dan hari hujan banuak dengan ukuran tertinggi dalam sebulan 70mm
dan rata-rata 19 hari hujan.
4.1.1.2 Slogan Kota Serang Madani
Menegaskan tujuan pemerintah Kota Serang untuk mewujudkan Kota
Serang yang madani, yang pada dasarnya mempunyai prinsip sebagai berikut:
1) Menghormati kebebasan beragama (5 agama yang diakui pemerintah
indonesia yang tetera dalam Undang-Undang Dasar 1945)
2) Menjaga persaudaraan antar umat beragama
3) Menjaga perdamaian dan kedamaian
4) Menjaga persatuan
5) Etika politik yang bebas bertanggung jawab
6) Pemerintah yang melindungi hak dan kewajiban warga Negara
(masyarakat)
7) Konsistensi penegakan hukum berdasarkan kebenaran dan keadilan
8) Terciptanya masyarakat yang demokratis
9) Menghormati hak-hak azasi individu
10) Selalu berada dalam koridor agama
86
Semua itu bisa terwujud dalam pemerintahan kota yang bersih adil,
bertanggung jawab, agung, dan berwibawa sehingga bisa menciptakan masyarakat
Kota Serang yang sejahtera di semua bidang (sosial, politik, budaya dn
pendidikan).
4.1.1.3 Visi Misi Kota Serang
1) Visi
Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan pimpinan dan
pelayanan publik di bidang informasi dan kehumasan yang berkualitas.
2) Misi
a. Mengembangkan aparatur kehumasan yang professional dalam
mengolah informasi.
b. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan
komunikasi.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sistem informasi dan komunikasi.
Dalam penelitian tentang Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Satadion Maulana Yusuf Kota, ada beberapa instansi yang terkait dalam
penanganannya, yaitu Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang, dan Satpol PP Kota Serang.
87
4.1.2 Profil Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang dibentuk berdasarkan Perda/Perwal No.3 Tahun 2007 tanggal 27
November 2007 beralamat di Gedung Balai Kota Jl. Jendral Sudirman Nomor 5.
Pada tanggal 05 November 2008 pindah alamat di Jl. Letnan Jidun Nomor 4
Kepandean. Berdasarkan PP 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
dan dikeluarkanlah Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Dinas Darah yang didalamnya terdapat Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Terdapat 3 bagian pada Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang. Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
UMKM. Masing-masing mempunyai seksi pada bidangnya, seperti bidang
Perindustrian mempunyai Seksi Industri Kimia dan Hutan, Seksi Industri Agro,
Aneka dan Kerajinan, Seksi Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Tekstil. Pada
bidang Perdagangan mempunyai Seksi Perdagangan Dalam Negeri dan Luar
Negeri, Seksi Pengelolaan Informasi dan Perlindungan, Seksi Pengelolaan dan
Pengembangan Pasar. Pada bidang Koperasi dan UMKM mempunyai Seksi Bina
Koperasi, Seksi Bina Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Seksi Fasilitas dan
Kemitraan.
Selain itu juga Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota
Serang mempunyai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar yang
88
membidangi untuk Pasar Rau, Pasar Lama, Pasar Kepandean, Pasar Kaloran,
Pasar Banten Lama dan Pasar Karangantu. Dengan adanya UPTD Pasar di
beberapa Pasar Tradisional di Kota Serang diharapkan dapat meningkatkan
keamanan dan ketentraman untuk pedagang yang berjualan di pasar-pasar tersebut
dengan adanya peran penting dari Pemerintah dalam menertibkan lokasi
berdagang. Berikut adalah susunan Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Gambar 4.1
Susunan Organisasi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang
Sumber : DISPERINDAGKOP Kota Serang Tahun 2017
STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN, INDRUSTRI, KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA SERANG 2017 (TIPOLOGI “A”)
KEPALA DINAS DRS. AHMAD BENBELA
NIP. 19630613 198503 1 013
SEKRETARIS Diat Hermawan, S.ST, M.Si NIP. 19760426 200112 1 002
SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIN
M. Tofan Wiguna, SE NIP. 19770221 201101 1 001
SUB BAGIAN KEUANGAN
H. Endang Suhendar,S.Sos NIP. 19620107 198603 1 008
SUB BAGIAN PERENCANAAN EVALUASI DAN PELAPORAN
Tini Sudartini,S.Ag NIP. 19770313 201101 2 004
JABATAN
FUNGSIONAL
SEKSI BINA USAHA DAN SARANA
Nandha Iskandar, SE NIP. 19791101 200801 1 007
SEKSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUKSI
Hj. Syafniaty NIP. 19590216 198303 2 008
SEKSI TATANIAGA PENDAFTRAAN DAN
INFORMASI Rani Herawaty, SE
NIP.19790322 200902 2 002
SEKSI PENGEMBANGAN USAHA
Ratu Anne Nuraini, SE, M.Si NIP.19870604 201001 2 003
BIDANG PERDAGANGAN
Handriyan Mungin, ST, MM
NIP.19760510 200212 1 009
BIDANG PERINDRUSTRIAN
Drs.Ahmad Fakih
NIP.19600411 200311 1 001
BIDANG KOPERASI
Samsul Ma'arif,S.Ag,M.Pd
NIP. 19620214 198603 1 024
BIDANG USAHA MIKRO KECIL
DAN MENEGAH
Asep Rian Purnama, SE.,MM
NIP.19880923 201101 1 001
BIDANG PENGELOLAAN PASAR
Jhoni Manahan,S.Ap
NIP.19650515 198603 1 020
SEKSI PENDAFTARAN DAN
BINA KELEMBAGAAN Sri Faridawati Agustiani, S.Sos
NIP.19790806 201101 2 004
SEKSI PEMBINAAAN DAN PENGEMBANGAN
KREATIVITAS Tondi Apriliaries Sagala,S.Sos
NIP.19750404 200012 1 003
SEKSI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Ansori NIP. 19601109 198411 1 001
SEKSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN DISTRIBUSI
Latip,SE NIP. 19740502 199802 1 004
SEKSI REGISTRASI DAN PENGENDALIAN
Agus Salby, S.Ag.,M.Si NIP. 19720703 200801 1 006
SEKSI PENGEMBANGAN USAHA KOPERASI ANEKA
USAHA DAN SIMPAN PINJAM -
SEKSI PEMBERDAYAAN Usman, SH.,M.Si
NIP.19830715 200902 1 006
SEKSI SARANA PARASARANA Hanna Rubiana,SE
NIP.19860501 201101 2 001
SEKSI FASILITASI DAN
KEMITRAAN
-
SEKSI PROMOSI Iman Siswadi, S.Sos
NIP.19680626 199503 1 003
SEKSI PENATAAN PASAR DAN PEDAGANG KREATIF LAPANGAN (PKL)
Suandi, SE NIP. 19870817 20100 1 002
KEPALA UPT METROLOGI
Hj.Mahdiah S,Sos.M.Si NIP. 19640913 199103 2 004
KASUBAG TU UPT METROLOGI Eko Wahyu Runantoro,ST NIP.19820612 200902 1 004
KEPALA UPT PASAR Sugiri,ST,M.Si
NIP.19771202 200902 1 002
KASUBAG TU UPT PASAR Faikoh,ST
NIP.19810803 200604 2 008
89
4.1.2.1 Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
Perumusan Visi dan Misi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang berpedoman visi dan misi pembangunan
Kota Serang tahun 2014-2018. Visi Pembangunan Kota Serang yaitu :
“Terwujudnya Kota Serang Madani Sebagai Kota Pendidikan Yang
Bertumpu Pada Potensi Perdagangan, Jasa, Pertanian dan Budaya”.
Pembangunan Kota Serang mempunyai 5 pilar penting yaitu:
1) Pembangunan dan peningkatan infrastruktur;
2) Pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan;
3) Pembangunan dan peningkatan kualitas kesehatan;
4) Peningkatan ekonomi kerakyatan serta optimalisasi potensi
pertanian dan kelautan;
5) Peningkatan tata kelola pemerintahan, hukum dan peningkatan
penghayatan terhadap nilai agama.
Fungsi pelayanan dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang Perindustrian, yaitu khususnya pada pilar
pembangunan Kota Serang yang ke 4 “Meningkatkan Perekonomian
Daerah Melalui Penciptaan Iklim Usaha dan Investasi yang Kondusif serta
perkuatan ekonomi kerakyatan (bagi berkembangnya usaha kecil 85 dan
menengah dan koperasi serta indusrti) yang mampu mendayagunakan Potensi
Daerah (Pemanfaatan SDA dan Sosial) secara berkelanjutan”. Kemudian lima 5
90
Pilar Pembangunan Kota Serang yang ke 4 adalah “Peningkatan Ekonomi
Kerakyatan Serta Optimalisasi Potensi Pertanian dan Kelautan”.
Dengan demikian Visi dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ialah “ Terwujudnya Pelaku Usaha Yang
Berdaya Saing, Modern, Maju dan Mandiri Sebagai Motor Penggerak
Perekonomian Daerah Dalam Membangun Kota Serang Madani”. Diharapkan
dengan adanya Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang bisa menjadi pemacu para pegawai dalam melaksanakan
tugas menertibkan sekaligus membangkitkan perekonomian rakyat dalam
berwirasusaha. Makna dari Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang ialah :
a) Pelaku Usaha: Pelaku Usaha adalah semua orang yang terlibat dalam
menggerakan sektor perekonomian melalui kegiatan perdagangan barang
dan jasa.
b) Berdaya Saing: Kemampuan bertahan dari Pelaku Usaha maupun
Produknya dalam memasuki persaingan di dunia usaha.
c) Modern: Adanya sentuhan penggunaan teknologi dan mesin dari Pelaku
Usaha maupun Produknya dalam memasuki persaingan di dunia usaha.
d) Maju: Kemampuan pelaku usaha dalam peningkatan pengembangan usaha
maupun pendapatan usahanya.
e) Mandiri: Kemampuan dari pelaku usaha dalam memenuhi kebutuhan
usahanya.
91
f) Motor Penggerak Perekonomian Daerah: Kemampuan pelaku usaha
dalam menjalankan roda perekonomiandaerah.
4.1.2.2 Misi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
Guna mendukung Visi Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, maka dirumuskanlah 6 misi yang mefokuskan
tujuan dan sasaran dalam rangka melakukan pembangunan di bidang
perekonomian sektor informal di wilayah Kota Serang.
Misi tersebut antara lain :
1. Mewujudkan terbentuknya aparatur yang disiplin dan bertanggung
jawab.
2. Mewujudkan Pengembangan Industri Kecil Menengah yang Potensial.
3. Melaksanakan Pengendalian Aktivitas Perdagangan Barang dan Jasa.
4. Mengembangkan Kapasitas dan Kemitraan Koperasi.
5. Mengembangkan Kapasitas dan Kualitas Usaha Kecil Menengah.
6. Mengembangkan Kapasitas dan Distribusi Energi dan Sumber Daya
Mineral.
Adapun tujuan dari misi Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi
Kota Serang tersebut adalah sebagai berikut:
92
1. Terciptanya penguatan basis ekonomi kerakyatan dan perluasan lapangan
kerja melalui kegiatan industry kecil dan dagang kecil, kerajinan, industri
rumah tangga dan pedesaan
2. Terciptanya iklim usaha yang kondusif untuk tumbuh dan
berkembangnya usaha perindustrian, perdagangan, energy dan sumber
daya mineral menjadi sistem distribusi yang efisien dan efektif guna
menjamin ketersedian kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang
layar dan terjangkau oleh masyarakat, serta perlindungan konsumen
3. Tersedianya kompetensi SDM Industri, ESDM dan Niaga bagi pelayanan
teknis teknologi dan kemetrologian
4. Ketersediaan sistem layanan komunikasi dan informasi pasar bagi
peningkatan kompetensi pelaku usaha menghadapi persaingan global
5. Meningkatan koperasi yang mandiri
6. Meningkatnya kualitas sumber daya, pelaku Koperasi dan UMKM serta
pengembangan kelembagaan Koperasi dan UMKM
7. Meningkatkan produktivitas daya saing dan fungsi pasar dalam berbagai
sektor dan kegiatan usaha
8. Meningkatnya dukungan database yang akurat tentang Koperasi dan
UMKM.
4.1.2.3 Sasaran Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang
Sasaran adalah penjabaran tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan
dicapai/ dihasilkan secara nyata oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
93
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dalam jangka waktu tahunan, sampai
lima tahun mendatang.
Sasaran di dalam Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang Tahun 2014 – 2018 yaitu:
1. Berkembangnya industri kecil dan kerajinan rakyat yang berkualitas.
2. Terkendalinya pemanfaatan dan penggunaan kawasan perdagangan dan
jasa Kota Serang.
3. Tertatanya sektor informal perkotaan dan tradisional di Desa.
4. Peningkatan usaha koperasi dan UKM sebagai pelaku ekonomi yang
mandiri.
5. Terkendalinya Pemanfaatan dan Penggunaan Energi dan Sumber Daya
Mineral di Kota Serang.
4.1.3 Profil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Serang
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang yang mempunyai tugas pokok membantu walikota
dalam memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum serta
menegakkan Peraturan Daerah, Peraturan Walikota dan Keputusan Walikota.
Terdapat pula permasalahan yang terlihat secara kasat mata diantaranya
yaitu pelanggaran hukum yang terdapat dalam Peraturan Daerah yang merupakan
kebijakan Pemerintah Daerah, dan yang perlu ditegakkan secara tegas antara lain,
94
maraknya aktivitas Pedagang Kaki Lima, becak, gelandangan dan pengemis.
Beredarnya minuman keras (miras) dan adanya warung remang-remang yang
identik dengan tempat mangkalnya para pekerja seks komersial dan pelanggaran-
pelanggaran peraturan perijinan lainnya.
Sehingga terindetifikasinya permasalahan-permasalahan yang ada di
lapangan, maka Satuan Polisi Pamong Praja (PP) Kota Serang telah melaksanakan
langkah yang cukup baik secara prevensi maupun representatif dalam
menyelesaikan permasalahan baik sebelum terjadi, saat terjadi, maupun sesudah
terjadi sehingga diharapkan permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat
terselesaikan dengan komprehensif.
Permasalahan masalah tidaklah mudah karena banyak faktor-faktor yang
menjadi kendala baik yang berasal dari faktor internal maupun eksternal. Faktor
internal seperti masih kurangnya personil, belum maksimalnya waktu dalam
sosialisasi serta minimnya sosialisasi kepada masyarakat tentang peraturan-
peraturan yang diberlakukan di Kota Serang. Sedangkan faktor eksternalnya,
masih minimnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat, dan terbatasnya
lokasi untuk area pedagang informal dan belum tersedianya tempat rehabilitasi
sosial bagi penyakit masyarakat.
Disamping kelemahan yang menjadi penghambat juga terdapat faktor
kekuatan yang menjadi pelunga, kemudian faktor-faktor tersebut dituangkan
dalam Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah yang didalamnya terkandung misi,
95
visi, kebijakan, program dan kegiatan yang kemudian hal-hal tersebut dapat
menjadi cerminan kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.
4.1.3.1 Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang (Satpol pp)
Visi dan misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang secara
umum, visi merupakan cara pandang jauh ke depan, kemana suatu organisasi
dibawa agar tetap eksis. Visi organisasi harus merupakan gambaran yang
menentang keadaaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi di tahun yang
akan datang, sesuai dengan sifat Perencanaan Strategis Manajemen Satuan Polisi
Pamong Praja yang merupakan perencanaan jangka panjang, dan selain itu juga
peran Satpol PP agar diarahkan untuk mendukung pencapaian visi dan misi Kota
Serang. Seiring dengan upaya tersebut, maka visi dari satuan Satpol PP Kota
Serang adalah
“Terwujudnya Aparatur Daerah Kota Serang Yang Berkualitas Dalam
Penegakkan Peraturan Daerah Dan Keputusan Kepala Daerah”.
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agara tujuan organisasi
dapat terlaksana dan berhasil dengan baik dan sesuai dengan apa yang ditetapkan.
Adapun misi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang adalah berikut :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap aturan norma hukum,
norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang
hidup dan berkembang di masyarakat.
2. Meningkatnya partisipasi masyarakat menyelesaikan perselisihan warga
masyarakat yang dapat menganggu ketentraman dan ketertiban umum.
96
3. Meningkatnya pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban daerah.
4. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi dan mentaati
Peraturan Daerah dan Keputusan Daerah.
4.1.4 Gambaran Umum Wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan stadion sepak bola yang
merupakan kandang resmi dari klub sepak bola asal serang yaitu Perserang
Serang, selain itu juga Stadion Maulana Yusuf Kota Serang digunakan sebagai
tempat untuk melakukan kegiatan resmi kedinasan maupun acara untuk umum.
Secara kewenangan, wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota Serang adalah
kewenangan dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang. Namun,
berbeda dengan Pedagang kaki Lima yang berjualan di sekitar Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Secara kewenangan Pedagang kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang bukan kewenangan dari Dinas
Pariwisata, pemuda dan Olahraga Kota serang melainkan tugas dan kewenangan
dari di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang
4.2 Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari
hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan
teknikanalisis data kualitatif. Dalam hal ini peneliti, mengenai Manajemen
97
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
Peneliti menggunakan teori fungsi manajemen oleh Luther Gullick dalam
Handayadiningrat (1990:24). Teori tersebut menjelaskan bahwa fungsi
manajemen tediri atas Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating,
Reporting dan Budgeting. Kemudian data yang peneliti dapatkan lebih banyak
berupa kata-kata dan tindakan yang peneliti peroleh melalui proses wawancara.
Kata-kata orang yang diwawancara merupakan sumber utama dalam penelitian.
Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dengan menggunakan catatan
tertulis atau melalui alat perekam yang peneliti gunakan dalam penelitian.
Adapun data yang peneliti dapatkan lebih banyak berupa kata-kata dan
kalimat yang berasal baik dari hasil wawancara dengan informan penelitian, hasil
observasi dilapangan, catatan lapangan penelitian atau hasil dokumentasi lainnya
yang relevan dengan fokus penelitian ini. Proses pencarian dan pengumpulan data
dilakukan peneliti secara investigasi, peneliti melakukan wawancara kepada
sejumlah informan yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga informasi
yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan. Informan sudah ditentukan dari
awal karena peneliti menggunakan teknik purposive.
Data yang peneliti dapatkan merupakan data yang berkaitan dengan
Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Maulana Yusup Kota Serang. Data
yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi kemudian
ditransformasikan dalam bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya serta diberi
kode-kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan
berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta dilakukan
98
kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian, pada penelitian Manajemen
Penataan Pedagang Kaki Lima di Maulana Yusup Kota Serang peneliti
memberikan kode-kode sebagai berikut:
1. Kode Q untuk menunjukan item pertanyaan
2. Kode A untuk menunjukan item pertanyaan
3. Kode I1-1 untuk menunjukan informan dari Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima Disperindagkop Kota Serang
4. Kode I1-2 untuk menunjukan informan dari Kasi Sarana Prasarana Dinas
Perdagangan Disperindagkop Kota Serang
5. Kode I3 untuk menunjukan informan dari Kepala UPT Pasar
Disperindagkop Kota Serang
6. Kode I1-4 untuk menunjukan informan dari Kepala Bidang Ketentraman
dan Ketertiban Sapol PP Kota Serang
7. Kode I1-5-I1-6 untuk menunjukan informan dari Anggota Satpol PP Kota
Serang
8. Kode 12-1 untuk menunjukan informan dari Kordinator Pedagang Kaki
Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
9. Kode I2-2-I2-6 untuk menunjukan informan dari Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan dengan
membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan
99
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa
dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori
yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dimensi tersebut mengacu pada teori
fungsi manajemen Luther Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24).
4.2.1 Deskripsi Informan Penelitian
Dalam penelitian ini yang berjudul “ Manajemen Penataan Pedagang Kaki
Lima Di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang”, dalam pemilihan
informan penelitiannya menggunakan teknik purposive.Teknik purposive adalah
teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap paling mengetahui tentang apa
yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga memudahkan
peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.Adapun informan-informan
yang peneliti tentukan merupakan orang- orang yang menurut peneliti memiliki
informasi yang relevan yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena informan
yang ditentukan oleh peneliti ini merupakan orang yang berkaitan langsung
dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.
Peneliti melibatkan informan-informan yang dipilih terkait dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti mengklasifikasikan informan
kedalam dua jenis yaitu key informan dan secondary informan, dimana key
informan atau informan kunci peneliti pilih dari instansi terkait yaitu Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
yang terdiri dari Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL), Kasi
100
Sarana Prasarana Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang, Kepala UPT Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, Kabid Kemanan dan
Ketertiban Satpol PP Kota Serang dan Anggota Satpol PP Kota Serang.
Sedangkan secondary informan atau informan pembantu peneliti melibatkan
Kordinator Pedagang Kaki Lima, Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang.
Adapun informan-informan pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
Tabel 4.1
Informan Penelitian
No Informan
Kode
Informan Status Informan
1 Suandi, SE I1.1
Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima (PKL) di
Dinas Perdagangan, Industri,
dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
2 Hanna Rubiana, SE I1.2
Kasi Sarana Prasarana di Dinas
Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
3 Sugiri,ST. M.Si I1.3
Kepala UPT Pasar di Dinas
Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
4 H.Ahmad I1-4 Kabid Kemanan dan Ketertiban
101
No Informan
Kode
Informan Status Informan
Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Serang
5 Aang Fauzi I1-5 Anggota Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Serang
6 Aria Januar I1-6 Anggota Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Serang
7 Iman Setia Budi I2-1
Kordinator Lapangan (PKL) di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
8 Hendri I2-2
Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
9 Rosda I2-3
Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
10 Lia I2-4
Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
11 Asep Komarudin I2-5
Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
12 Sutisna I2-6
Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
(Sumber: Peneliti 2018)
Informan di atas merupakan informan utama dalam penelitian ini. Adapun
data- data lain yang merupakan sebagai informasi-informasi pelengkap dari
informasi yang telah diberikan oleh informan utama.
102
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta
yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang
peneliti gunakan yaitu menggunakan teori fungsi-fungsi manajemen yang
dikemukakan oleh Luther Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24). Dimana
dalam teori ini memberikan tolak ukur atas komponen-komponen penting yang
harus dipertimbangkan dalam melaksanakan peranan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Pembahasan hasil penelitian dengan Didasari Data Yang Peneliti Peroleh
Melalui Hasil Observasi, Wawancara, Dokumentasi, Serta Studi Kepustakan
Mengenai Manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang, diantaranya adalah sebagai berikut:
4.3.1 Gambaran Umum Pedagang Kaki Lima (PKL) di Stadion Maulana
Yusup Kota Serang
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan stadion sepak bola yang
merupakan kandang resmi dari klub sepak bola asal serang yaitu Perserang
Serang, selain itu juga Stadion Maulana Yusuf Kota Serang digunakan sebagai
tempat untuk melakukan kegiatan resmi kedinasan maupun acara untuk umum.
Secara kewenangan, wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota Serang adalah
kewenangan dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang. Namun,
berbeda dengan Pedagang Kaki Lima yang berjualan di sekitar kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Secara kewenangan Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang bukan kewenangan dari Dinas
103
Pariwisata, pemuda dan Olahraga Kota serang melainkan tugas dan kewenangan
dari di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak JK selaku Perwakilan
dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang , menjelaskan bahwa :
“kita tidak punya kewenangan untuk mengelola PKL yang berada
dilingkungan Stadion, itu adalah kewenangan dari Disperindagkop
Kota Serang, kewenangan kita hanya mengurus sarana dan
prasarana Stadion nya saja, terlepas dari semua itu kita tidak ikut
campur tangan”. (Wawancara dengan Bapak JK Kepala Bidang
Olahraga Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang.
Kamis 21 Desember 2017 Pukul 11.00 di Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dengan Dinas Periwisata , Pemuda
dan Olahraga Kota Serang, bahwa Dinas Periwisata , Pemuda dan Olahraga Kota
Serang tidak mempunyai kewenangan untuk mengelola dan mengatur para
Pedagang Kali Lima yang berjualan di wilayah Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang, karena bukan ranah dari Dinas Periwisata , Pemuda dan Olahraga Kota
Serang dan hanya bertugas untuk mengelola wilayah sarana dan Prasarana Stadion
nya saja.
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-1 Kasi Penataan Pasar dan Pedagang
Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang menyatakan bahwa :
“iya memang untuk masalah Pedagang kaki Lima atau pasar kita
yang mengelola, akan tetapi kawasan stadion itu tidak termasuk
dalam data kami bahwa stadion itu bukan tempat untuk berjualan
maelainkan stadion itu adalah tempat atau pusat tempat untuk
melangsungkan kegiatan olahraga kota serang. Jadi, kadang kita
juga bingung kenapa di stadion itu penuh dengan pedagang kaki
lima”. (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang
104
Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00
di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara keduanya di atas bahwa sebenarnya Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota serang bukanlah tempat yang di sediakan oleh
Pemerintah Kota Serang untuk djadikan lokasi berjualan bagi para pedagang kaki
lim melainkan tempat untuk berlangsunga nya kegiatan olahraga dan acara resmi
lainnya di lingkup Kota Serang maupun Provinsi Banten. Terlebih lagi Dinas
Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Serang tidak ikut campur untuk mengelola
pedagang kaki lima yang berada di stadion. Namun, tidak hanya diam begitu saja
bahwa permasalahan ini harus cepat di atasi agar tidak terjadi penumpukan
pedagang sehingga dapat mengganggu aktivitas serta kegiatan yang seharusnya di
lakukan di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota serang ini.
Menarik juga yang di sampaikan oleh I2-1 Kordinator PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang bahwa :
“disini kami tidak meminta uang sewa sepeser pun kepada
pedagang yang berjualan disini, kalau misalkan ada okum yang
berani meminta uang kita akan tindak lanjuti kedepannya. Untuk
masalah izin padagang iya kita yang mengatur tempat dimana
yang masih kosong agar tidak menggangu pedagang yang sudah
ada”. (Wawancara dengan Kordinator PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30 April 2018 Pukul 20.00 di
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, bahwa pedagang yang berada di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ini tidak di pungut biaya sewa
sepeser pun baik itu dari Dinas terkait maupun dari pengelola Stadion itu sendiri.
105
Namun, berberbeda dengan yang di sampaikan oleh I2-3 selaku pedagang yang
bejualan di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang mengatakan bahwa:
“ada mba saya seharinya saya bayar Rp 8.000 untuk bayar sewa,
itu ada 3 macam ada uang sewa tempat Rp 5.000 uang kebersihan
Rp 2.000 dan kebersihan lagi Rp 1.000”. (Wawancara dengan
PKL di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Selasa 1 Mei 2018
Pukul 14.00 di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara keduanya di dapatkan kekeliruan pendapat
bahwansanya kordinator PKL berpendapat bahwa pedagang di kawasan stadion
maulana yusuf kota serang itu tidak di pungut biaya sepeser pun namun dalam
faktanya itu tidak benar ada saja oknum yang mengatas namakan dirinya
perwakilan dari Dinas, Pihak ketiga maupun yang lainnya menarik pungutan
kepada pedagang yang berjualan di stadion tersebut. Namun dalam hal ini,
pemerintah maupun kordinator pedagang kaki lima yang berada di kawasan
stadion maulana yusuf Kota Serang tidak membenarkan hal itu dan bagi siapa saja
yang memungut biaya sewa kepada para pedagang kaki lima akan di tindak lanjuti
oleh para kordinator lapangan tersebut. Namun hal itu belum terjadi sampai
sekarang karena faktanya sampai saat ini masig saja aja oknum yang meminta
uang sewa serta uang kemanana dan kebrsihan yang menatasnamakan Dinas
maupun pihak ke tiga.
Kedepanya, pedagang kaki lima (PKL) yang berada di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang rencananya akan direlokasi secara bertahap.
Berdasarkan hasil keterangan dari I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan Pedagang
106
Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang, menjelaskan:
“rencananya kedepan kami akan berusaha untuk memindahkan
PKL atau pedagang-pedagang yang berada di stadion ke pandean,
namun itupun tidak bisa kami lakukan sepenuhnya karena kita juga
masih kekurangan tempat untuk memindahkan pedagang tersebut,,
mungkin satu atau dua minggu kedepan kita akan merelokasikan
atau memindahkan 50 pedagang ke panden, kenapa tidak semua
karena kita baru bisa menyediakan 50 tenda.” (Wawancara
dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Berdasarkan hasil dari wawancara di atas, bahwa Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, berencana
merelokasi Pedagang Kaki Lima yang berada di kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang ke tempat yang sudah disediakan yakni Kepandean yang rencananya
kawasan tersebut akan di jadikan pusat berjualan bagi para Pedagang Kaki Lima
oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang. Namun, semua itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, harus ada
keterlibatan dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan tersbut. Hal
tersebut di sampaikan oleh I1-2 selaku Kasi Sarana Prasarana di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Yaitu :
“memang kita akui kita tidak bisa menghadapi permasalahan
mengenai PKL yang berada di stadion secara sendiri. Jika kita
itung ada puluhan bahkan ratusan jumlah PKL yang berada di
107
stadion. Kalau kita mengurus dan mengawasi secara langsung
kita butuh orang banyak dong, makanya untuk mengatasi hal
tersebut kita berkoordinasi dengan Satpol PP Kota Serang untuk
mengawasi, mentertibkan dan juga menjaga supaya tertata dengan
baik”. (Wawancara dengan Kasi Sarana Prasarana Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 15.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa, Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang bekerja sama
dengan Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang untuk menjaga, mengawasi, dan
mentertibkan keamanan wilayah PKL di stadion Maulana Yusuf Kota Serang,
Dinas Perhubungan selaku yang mengatur lalulintas di kawasan Stadion mulana
Yusuf, Polres Kota Serang dan pihak terkait lainnya. Hal serupa juga di
sampaikan oleh I1-4 selaku Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang, yaitu:
“kita bertugas untuk mengawasi di tugaskan untuk mengawasi
atau mejaga kemanan dan ketertiban PKL di lingkungan Stadion
Maulana Yusuf. Yang sifatnya kaya gitu mah kita di intruksikan
langsung sama kepala Disperindagkop nya mereka memberikan
surat tugas ke kita dan menerjunkan langsung personil ke
lapangan”. (Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan
Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Kamis 3 Mei
2018 Pukul 10.00 di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Hasil dari wawancara di atas bahwa untuk menjaga dan menertibkan
kawasan stadion Maulana Yusuf Kota Serang, Satuan Polisi Pamong Peraja Kota
Serang harus ada instruksi dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang Kota Serang. Namun, untuk merelokasikan
108
pedagang-pedagang yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang, sampai saat ini Satpol PP Kota Serang masih menunggu instruksi dari
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, karena kawasan tersebut merupakan wewenang pihak Disparpora Kota
Serang sebagai sarana olah raga. “Jadi, nanti tidak ada lagi pedagang yang
mangkal di tembok-tembok sekitar stadion” kata I1-4 Kabid Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat Satpol PP Kota Serang.
Sampai saat ini, baru beberapa pedagang yang ditertibkan. Sementara,
untuk pedagang di bolehkan untuk berjualan pada jam sore sampai malam hari
sementara untuk jam pagi sampai sore hari Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang di usahakan untuk di kosongkan. Sementara hanya itu yang dianggap bisa
memecahkan pemasalahan yang ada. Berdasarkan penuturan dari I1-1 selaku Kasi
Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, menjelaskan bahwa :
“kita juga bingung sebenarnya Stadion itu bukan di peruntukan
buat berjualan, karena kawasan itu pusat berkumpul banyak orang
jadi awalnya beberapa pedangang saja dan makin hari makin
bertambah. Sifatnya sama seperti di alun-alun saja banyak orang
pasti ada pedagang. Untuk saat ini kita sudah melakukan
antisipasi bekerja sama dengan beberapa instansi bagaimana
caranya supaya tidak terjadi kemacetan ataupun penumpukan
pedagang dan pedagang boleh berjualan itu hanya bisa mulai
pada sore hari dan malam hari dan di awasi oleh Satpol PP”.
(Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki
Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
109
Senada yang di sampaikan oleh I1-1 Kasi Penataan Pasar dan Pedagang
Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang,hal serupa juga di sampaikan oleh I1-4 selaku Kabid
Kemanan dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, yaitu :
“sampai saat ini untuk permasalahan mengenai PKL yang berada
di Stadion Maulana Yusuf kita hanya menunggu instruksi dari
Disperindagkop selaku dinas yang mempunyai kewenangan. Dan
untuk saat ini ada instruksi dari dinas bahwa pedagang boleh
berjualan pada sore sampai malam hari saja itupun kalau tidak
ada aktifitas di kawasan stadion ini, kalu misalkan ada acara
maupun sebagainya kita instruksikan untuk mengosongkan titik
yang akan digunakan untuk acara tersebut. Untuk yang bertugas di
lapangan kita bagi ada sift yang pagi dan sift yang siang hari”.
(Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Kamis 3 Mei 2018
Pukul 10.00 di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Dari hasil wawancara di atas dengan Kabid Kemanan dan Ketertiban
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang bahwasanya mereka bekerjasesuai
dengan apa yang di instruksikan saja oleh Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang selaku dinas yang mempunyai
kewenangan untuk mengelola dan mengatur pedagang dan pasra yang berada di
Kota Serang. Disamping itu masyarakat menganggap bahwa Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dinilai kurang
tegas dalam menanggapi permasalahan pedagang kaki lima di kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Ini terbukti dilihat dari keseriusan Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
untuk menyediakan tempat yang layak untuk pedagang kaki lima yang belum
110
terealisasi sampai sekarang. Jika dilihat kebelakang bahwa sebagian besar
pedagang yang berada di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu adalah
pedagang pindahan Alun-alun Kota Serang. Berdasarkan hasil wawancara dengan
I2-1 selaku Kordinator PKL Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, menyampaikan
bahwa :
“kondisi pedagang di sini rame mungkin sekitar 1-2 tahun kesini
saja mba, dulu mah mana ada pedagang yang berjualan di sini
tempatnya aja sepi. Karena alun-alun tidak bisa menapung banyak
nya pedagang sedikit-sedikit mulai ada yang pindah kesini, 2-3
bulan mulai rame kita aja sama paguyuban yang mengelola ini
makanya jadi tertib kaya gini dinas mah mana ada yag kesini
malahan yang ada pedagang mau di pindahkan ke pandean yang
saya tau tempatnya aja kecil ga bakalan bisa menampung
pedagang semua”. (Wawancara dengan Kordinator PKL. Senin 30
April 2018 Pukul 20.00 di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Hal senada juga di sampaikan oleh I2-4 selaku Pedagang Kaki Lima di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, menyampaikan :
“saya sebelum berjualan disini awalnya berjualan di alun-alun
karena sudah tidak ada lapak dan jumlah pedagang yang makin
banyak makanya saya pindah kesini dan malah sekarang kabarnya
mau di pindahkan lagi kabarnya dekat-dekat ini”. (Wawancara
dengan PKL di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Selasa 1 Mei
2018 Pukul 14.00 di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Dari kedua penjelasan di atas membuktikan bahwa pedagang menilai
bahwa Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang tidak serius menangani permasalahan pedagang kaki lima ini.
Pedagang merasa mereka itu selalu di buat tidak nyaman dengan keputusan yang
di keluarkan oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang. Pedagang kaki lima yang berada di Stadion Maulana
111
Yusuf Kota Serang menginginkan tempat mereka itu di permanenkan dan
walaupun mereka harus di relokasi mereka meminta di pindahkan ke tempat yang
lebih strategis.
Sampai saat ini, data terakhir menunujan bahwa jumlah pedagang kaki
lima yang berada di Kawasan stadion maulana Yusuf Kota Serang berada diangka
berkisaran 241, angka ini akan bertambah di setiap minggunya karena di tempat
ini dirasa cukup ramai. Berdasarkan data terahir yang di miliki oleh Dinas
Periwisata , Pemuda dan Olahraga Kota Serang, yakni :
Tabel 4.2
Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
No Jenis Usaha Jumlah
1 Pedagang Tas 8
2 Pedagang Pakaian 84
3 Pedagang Aksesoris 25
4 Pedagang sendal 8
5 Pedagang makanan 35
6 Pedagang Peralatan rumah tangga 8
7 Pedagang kosmetik 1
8 Pedagang mainan 19
9 Pedagang peralatan memancing 2
10 Pedagang minuman 3
11 Pedagang peralatan alat tulis 14
12 Pedagang angkringan 1
13 Pedagang sepatu 5
14 Pedagang parfum 2
15 Pedagang kerudung 3
112
No Jenis Usaha Jumlah
16 Pedagang handuk 3
17 Pedagang kaos kaki 3
18 Pedagang perabotan 2
19 Pedagang aksesoris motor 5
20 Odong-Odong 1
21 Warung Kopi 9
241
(Sumber : Disperindagkop Kota Serang, 2016)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah PKL yang berada di kawasan
Stadion Maulana Yusuf menunjukan angka yang sangat banyak, jumlah tersebut
kemungkinan akan bertambah banyak di setiap harinya karena disana tidak ada
peraturan yang mewajibkan bagi pegawai untuk mengajukan persyaratan dan
sifatnya juga tidak tetap artinya barang dagangan nya tidak di tinggalkan di lapak
berjualannya melainkan di bawa pulang. Dengan jumlah sebanyak itu seharusnya
pemerintah kota serang harus sudah siap menyediakan tempat yang khusus di
peruntukan untuk berjualan pedagang kaki lima. Pedagang kaki kaki lima ini
adalah pindahan dari alun-alun sejak tahun 2016, yang seharusnya di relokasikan
ke daerah Kepandean dan malah memilih untuk ke Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang yang seharusnya tempat tersebut khusus untuk di jadikan tempat sarana
dan prasarana Olahraga Kota Serang.
Ini menjadi pekerjaan rumah yang sangat berat bagi Dinas Periwisata ,
Pemuda dan Olahraga Kota Serang, untuk menata pedagang kaki lima dan
mencipatakan kota serang yang bebas dari Pedagang yang liar dan berjualan
sembarangan.
113
4.3.1 Planning (Perencanaan)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Planning (Perencanaan) yang di gunakan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
selaku Dinas yang berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL ( Pedagang
Kaki Lima) di Kota Serang. Adapun indikator-indikator tersebut yaitu mengenai
Tujuan dan Program Kerja.
Tujuan dari adanya perencanaan adalah untuk menentukan tujuan, program
kerja serta target kinerja yang ingin dicapai. Selain itu juga dari perencanaan
adalah agar kegiatan-kegiatan dapat dilakukan secara teratur dan bertujuan.
Dengan adanya perencanaan, juga bisa merencanakan anggaran bagi pelaksanaan
layanan kantor, kemudian menjelaskan akan kebutuhan personil yang tepat dan
menjelaskan kebutuhan akan ruang dan peralatan yang diperlukan
Berkaitan denga Tujuan dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dalam pengelolaan pedagang kaki lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, seperti yang di sampaikan oleh
I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
adalah :
“tentu saja kita menginginkan bahwa kawasan stadion itu bebas
dari pedagang kaki lima, harus di ketahui juga sebenarnya kita
tidak menyediakan tempat stadion itu bukan untuk berjualan, tidak
ada dalam data lokasi pasar kita. Bahwa stadion maulana yusuf itu
tidak termasuk dalam pengelolaan kami. Namun, kami juga tidak
lepas begitu saja karena pedagang atau kumpulan pedagang kalau
kebanyakan kan bisa dikatakan pasar juga makanya kami juga
114
disini ingin merelokasi atau memindahkan ke tempat yang stategis,
tidak mengangu tempat yang lain juga. Sejauh ini kita sudah
menyediakan tempat kalau mba mau liat kita sudah siapkan di
wilayah pandean, kita juga sudah menyediakan beberapa tenda
untuk dijadikan tempat bagi para pedagang tersebut. Tujuan nya
agar kota serang ini tertata dengan rapih”. (Wawancara dengan
Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menyampaikan :
“tujuan kita adalah supaya tata kelola pedagang kaki lima
tersusun dengan rapih, bukan hanya PKL di stadion saja seluruh
lokasi pasar tempat berjualan pedagang di kota serang kita kelola
tujuan nya untuk apa yakni untuk terciptanya pasar yang rapih,
bersih bahkan moderan sehingga menarik minat masyatakat untuk
berbelanja di pasar untungnya kan buat pedagang juga dagangan
nya laku di samping itu juga kan kota menjadi bersih dilihatnya
juga nyaman”. (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar
Kota Serang)
Kedua penjelasan di atas menunjukan bahwa Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ingin membebaskan
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang dari Pedagang Kaki Lima (PKL),
mengembalikan Stadion menjadi Kawasan khusus sarana dan prasarana olahraga,
menyediakan tempat yang strategis untuk tempat berjualan Pedagang Kaki Lima.
Selain itu juga, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
115
Menengah Kota Serang ingin menciptakan semua pasar di kota Serang menjadi
pasar tradisional yang baik, bersih dan nyaman sehingga dapat meningkatkan
pendapatan pedagang serta kenyamanan bagi konsumen melalui program yang
disediakan yakni program penataan, peremajaan dan pengembangan pasar
tradisional di Kota Serang sehingga terwujud pasara tradisional yang tertib,
nyaman dan teratur.
Hal lain juga di sampaikan oleh I1-2 selaku Kasi Sarana Prasarana di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, ia
menceritakan awal mula adanya pedagang kaki lima di Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang. Yakni :
“kita menginginkan bagaimana caranya membebaskan pedagang
kaki lima dari stadion ini,sebenarnya dulu 2 atau 3 tahun yang lalu
di stadion ini semi dari pedagang. Awalnya pedagang kecil ini
ngumpul atau berjualan nya itu di alun-alun kota serang lama
kelamaan mulai menumpuk dan kebijakan dari pemerintah kota
supaya alun-alun itu bebas dari PKL maka perlahan para
pedagang pindah ke stadion. Nah, kita sebenarnya bingung mau di
tempatkan dimana pedagang ini Cuma kita pikir untuk sementara
sebelum menemukan tempat yang pas untuk menempatkan PKL
kita tempatkan dulu di stadion. Namun, kelamaan situasinya mulai
berbeda pedagang makin banyak pengunjung juga makin rame kita
berpikir untuk merelokasikan ke tempat yang lain. Saat ini kita
sudah menyediakan tempat di pandean walaupun tempatnya
mungkin tidak bisa menampung semua setidaknya ini bisa menjadi
jalan keluar dalam mengatsi permasalahan ini”. (Wawancara
dengan Kasi Sarana Prasarana Pasar Dinas Perdagangan,
Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Rabu 2 Mei 2018 Pukul 15.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
116
Dari hasil wawancara di atas bahwasannya Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, menginginkan supaya
pedagang kecil itu mempunyai tempat yang stategis. Sebenarnya, Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang itu dijadikan sebagai tempat sementara saja
sebelum Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang menemukan tempat yang pas untuk di jadikan lokasi berjualan.
Hal tersebut juga di benarkan oleh I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, menyampaikan :
“Dalam waktu dekat ini kita akang merelokasi pedang namun
untuk sementara kita hanya bisa menapung 50 tenda dulu karena
keterbatasan tempat juga. Kedepannya kita akan pikirkan lagi
bagamana caranya agar bisa merelokasi semua pedagang yang
berada di stadion”. (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul
14.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I2-1 selaku Kordinator PKL di Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang, yakni :
“sebenarnya kabar di pindahkan nya peedagang dari sini ke
kepandean udah dari awal tahun kemaren, sebagian bahkan sudah
ada yang di pindahkan namun mereka merasa disana itu kurang
pengunjungnya secara otomatis mengurangi pendapatan mereka,
bahkan dari mereka kebanyakan mengeluh belum juga dapat
penglaris sudah di mintain uang kebersihan lah keamanan lah jadi
mereka lebih nyaman di sini”. (Wawancara dengan Kordinator
PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30
April 20.00 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
117
Dalam waktu dekat kabarnya seluruh Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
berada di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang akan di relokasi ke tempat yang
sudah di sediakan yakni ke wilayah Kepandean. Namun, kebanyakan dari
pedagang tidak ingin di relokasi dengan alasan tempat yang baru mereka rasa
kurang strategis dan kemungkinan hasil yang di dapat tidak seperti di tempat
mereka terdahulu. Selain itu juga, tersedianya tempat yang terbatas dengan lahan
yang sempit, di tambah lagi dengan rencana pemindahan yang akan di lakukan
secara bertahap ini di ratsa kurang epektif. Seperti hal nya yang di sampaikan oleh
I2-5 selaku Pedagang Kaki Lima di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang,
menjelaskan
“kabarnya mah gituh neng kita akang di pindahkan dari sini ke
kepandean, tapi bapak rasa mah disana ga kaya di sini sepi
tempatnya juga katanya kecil jadi menurut bapak mah kurang
strategis”. (Wawancara dengan Komarudin Pedagang Kaki Lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Sabtu 5 Mei
2018 Pukul 19.00 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang)
Ketidak sejalanan bukan hanya di rasakan oleh I2-5 saja, tetapi juga di
rasakan oleh semua pedagang kaki lima yang berada di stadion maulana yusuf
kota serang. Seperti yang di rasakan oleh I2-6 selaku Pedagang Kaki Lima di
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang yang sudah pernah merasakan berjualan di
kawasan pandean menjelaskan :
“disana mah gak kaya disini neng yang berjualan nya saja hanya
beberapa ga rame kaya disini, mana ada orang yang beli kesini
kalau mau di pindahin harusnya semua jadi keliatan nya rame
maakanya saya pindah lagi kesini”. (Wawancara dengan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
118
Serang. Sabtu 5 Mei 2018 Pukul 20.00 di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang)
Dari hasil wawancara di atas dengan pedagang yang sudah pernah
berjualan di kepandean merasa bahwa kondisi disana dirasa kurang
memungkinkan, sepinya pembeli dan maraknya pungutan liar menjadi alasan
ketidak nyamanan.
Namun, berbeda dengan tujuan dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota
serang, tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja Kota serang hanya mengawasi dan
melakukan kemanan di lapangan dalam hal ini di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang. Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-4 selaku Kepala
Bidang Kemanan dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang,
menjelaskan bahwa:
“kalau tujuan kita hanya sebatas mengawasi dan melakukan
keamanan di lapangan mba, selebihnya itu urusan dari dinas
terkait. Kita melakukan tugas itu sesuai dengan istruksi dari dinas
terkait saya tidak berani menyuruh anggota untuk kelapangan
tanpa ada surat perintah dari dinas terkait”. (Wawancara dengan
Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Satpol PP Kota Serang,
Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00 di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Hal senada juga di sampaikan oleh I1-5 selaku Anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang, menyampaikan :
“kita bertugas sesuai dengan apa yang di instrusikan dari atasan
kami, untuk saat ini kita hanya sebatas mengawasi dan melakukan
pengamanan untuk masalah pengrelokasian kita belum ada
instruksi dari atasan”. (Wawancara dengan Anggota Satpol PP
Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 12.00 di Kantor Satpol PP
Kota Serang)
119
Sejauh ini tugas dan tujuan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang hanya
sebatas melakukan pengawasan dan keamanan terhadap Pedagang Kaki Lima
yang berada di Stadion Maulana Yusuf Kota serang. Namun, berbicara dengan
program kerja sejauh ini Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang hanya
menunggu instruksi dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang, mereka tidak berani bertindak tanpa ada intruksi dari
Dinas terkait.
4.3.2 Organizing (Pengorganisasian)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Pengorganisasian (Organizing) yang di gunakan Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
selaku Dinas yang berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL ( Pedagang
Kaki Lima) di Kota Serang. Adapun indikator meliputi pengelompokan tugas-
tugas pegawai.
Berkaitan dengan pengelompokan tugas-tugas pegawai yang di lakukan
oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, bahwa semua bagian dan bidang sudah punya tugas dan fungsi masing-
masing yang sesuai dengan instruksi yang di berikan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima
(PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang, menjelaskan bahwa :
“tentu, kita semua bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya
masing-masing. Di Dinas ini memang ada banyak bagian
semuanya terisi dengan rata dan di bantu juga oleh staff jadi ada
120
bidang pasar mereka khusus megelola tentang pasar, bagian
sarana prasarana mereke bekerja menyiapkan sarana prasarana
baik di kantor maupun di luar intinya sudah ada tufoksi nya
masing-masing”. (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul
14.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menjelaskan bahwa :
“jadi neng, yang mengurus PKL, pasar dan Pedagang sebenarnya
bukan UPT ini aja ada beberapa bagian yang ikut terlibat dalam
pengerjaan melainkan ada bidang pengelolaan pasar dan bidang
pengindustrian. Nah, dalam bidang pasar ini ada beberapa seksi
yang bertugas yakni seksi pengawasan dan pengendalian, sarana
dan prasarana, dan seksi penataan pasar. Semua itu bekerjasama
atau berkoordinasi supaya apa agar semua berjalan dengan
baik”. (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara diatas, yang bertugas dari Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang yang betugas
untuk mengelola Pedagang Kaki Lima atau pedagang kecil menengah adalah
Bidang Pengelolaan Pasar, UPT Pasar, Bidang Perdagangan. Ke tiga bagian ini
saling bekerjasama untuk mengelola dan mengatur pasar dan pedagang kakli lima
di kota Serang yang bertanggung jaab langsung atas Kepala Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Namun, dalam
121
hal ini UPT pasar dan Bidang Pengelolaan Pasar mempunyai kewenangan penuh
dalam mengelola Pedagang Kaki Lima yang berada di Kota Serang. Hal ini di
sampaikan oleh I1-2 selaku Seksi Sarana Prasarana di Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, menjelaskan :
“sebenarnya yang terlibat dalam pengelolaan PKL bukan hanya
kita saja masih ada bagian lain, bagian pengawasan, penataan
ada UPT juga tapi kenapa yang di jadikan katakanlah kita yang
mendapatkan banyak pertanyaan bahkan permintaan, masalah
tempat lokasi, sarana kaya tenda saung kesanya kita yang bekerja
sendiri”. (Wawancara dengan Kasi Sarana Prasarana Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 15.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menjelaskan :
“menurut saya mungkin kerjaan atau tugas terberat ada di UPT ini
karena kenapa semua di kerjakan dengan sendiri, namun di
samping itu juga ada bagian lain yang ikut membantu lebih
tepatnya mh ngerjain tugasnya lah. Tapi sejauh ini saya rasa
semua berkerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing”.
(Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas Perdagangan,
Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara diatasa, bahwa sejauh ini bidang yang mengelola
pasar pedagang kecil di lingkup Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang itu berjalan sesuai dengan tupoksi nya masing-
122
masing, walaupun ada beberapa hal kecil yang menghambat jalannya pengelolaan
namun itu tidak dijadiakan kendala yang berarti. Berikut adalah Strutur Bidang-
bidang yang terkait dalam mengatur pedagang kaki lima di kota serang.
Gambar 4.2
Struktur Bidang-Bidang Yang Teribat Dalam Pengelolaan Pedagang kaki
Lima di Kota Serang
( Sumber : Data Olahan Peneliti )
Penjelasan dari gambar diatas bahwa, yang bertugas untuk mengelola dan
mengatur pasar dan pedagang kaki lima maupun pedagang yang berada di pasar di
Kota Serang adalah bidang perdagangan, Bidang Pengelolaan Pasar, dan UPT
Pasar dan masing -masing bidang di bantu oleh seksinya masing-masing seperti
Bidang Perdagangan membawahi Seksi Bina Usaha dan Sarana, Seksi Tataniaga
dan pendaftaran Informasi, dan Seksi Pembinaan dan Pengembangan Distribusi,
Bidang Pengelolaan Pasar membawahi Seksi Pengawasan dan Pengendalian,
Seksi Prasarana, dan Seksi Penataan Pasar dan Penataan Pedagang Kreatif
Lapanan, sedangkan untuk UPT Pasar membawahi Kasubag TU UPT Pasar dan
KEPALA DINAS
DISPERINDAKOP
Bidang Pengelolaan Pasar UPT Pasar Bidang Perdagangan
123
bertanggung jawab atas Kepala Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang Kota serang.
Selain Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang ada Dinas lain yang ikut terlibat dalam pengelolaan pasar
yakni Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang selaku badan yang mempunyai
tugas untuk mengawasi dan yang sekaligus terjun langsung di lapangan.
Gambar 4.3
Gambar Surat Perintah Tugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang
( Sumber : Data Satpol PP Kota Serang )
124
Gambar diatas adalah salahsatu surat perintah tugas Dari Satuan Polisi
Pamong Peraja Kota Serang kepada anggotanya untuk melakukan kegiatan
pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima di kawasan Kota serang.
Berdasrakan hasil keterangan dari I1-4 selaku Kabid Keamanan dan
Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, menjelaskan bahwa :
“sistem atau cara kerja kita ngikutin sebagaimana mestinya saja,
saya rasa sampai saat ini berjalan cukup baik. Kita berjaga bukan
hanya di situ saja hampir di setiap pelosok kota serang kita jaga
jadi dengan pembagian sift tugas ini mempermudah kita untuk
bekerja”. (Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan
Ketertiban Satpol PP Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00
di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh bapak I1-6 selaku Anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang, menjelaskan:
“tugas kita di bagi sesuai dengan sift masing-masing dari sananya
kita sudah di bagi ada yang jaga pagi ada juga yang jaga siang
begitu juga dengan jadwal libur kita”. (Wawancara dengan
Anggota Satpol PP Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 12.30 di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas, bahwa Satuan Polisi Pamong Peraja
Kota Serang bekerja sesuai dengan tugasnya. Satpol PP bekerja sesuai dengan apa
yang di perintahkan oleh dinas yang terkait dan mereka mempunyai sistem yang
baik untuk menanganai hal tersebut. Berikut adalah anggota Satuan Polisi Pamong
Peraja Kota Serang. Sedangkan untuk bagian dari Satpol PP yang terlibat dalam
penertiban PKL yang berada di Kota Serang adalah Keamanan dan Ketertiban
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang bertanggung jawab atas Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.
125
Kesimpulan dari hasil wawancara diatas, bahwa pengelompokan tugas
pegawai baik di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang maupun di Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang itu
bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing terlebih lagi semua sudah di atur
dalam Peraturan dan Tupoksinya masing-masing satuan Dinas.
4.3.3 Staffing (Penyusunan Pegawai)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Staffing (Penyusunan Pegawai) yang di gunakan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
selaku Dinas yang berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL (Pedagang
Kaki Lima) di Kota Serang. Adapun indikator tersebut yaitu menganai
penempatan pegawai.
Berkaitan dengan penempatan pegawai di Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ini di tempatkan sesuai dengan
kebutuhannya. Di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang di pimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh
seorang sekertaris dan di bantu oleh 3 Sub Bagian, terdiri dari 5 Bidang dan di
bantu oleh masing -masing bidang 3 Kasi, 4 UPT Pembantu dan jabatan
Fungsional. Berikut ini adalah gambar susunan organisasi dan pembagian tugas di
Dinas Periwisata , Pemuda dan Olahraga Kota Serang.
126
Gambar 4.4
Struktur Organisasi dan Tugas Dinas Perdagangan, Industri dan Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang
( Sumber: Disperindagkop Kota Serang, 2017 )
Penjelasan dari gambar di atas, bahwa yang bertanggung jawab atas
pengelolaan pedagang yang berada di kota serang adalah Bidang Perdagangan,
Bidang Pengelolaan Pasar dan UPT Pasar. Ketiga bidang tersebut bekerjasama
untuk mengelola pedagang yang berada di kota serang baik itu di pasar maupun
pedagang kaki lima. Ketiga bidang tersebut dibantu oleh seksi-seksi masing-
masing yang bekerja sesuai dengan tugas yang didapatnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, menyatakan :
“di Dinas ini sebenarnya kita kekurangan pegawai. Kenapa bisa
dikatakan kaya itu karena di kita ada kurang lebih ada 33 bagian
127
dan di setiap bagianya itu di isi oleh kepala dan di bantu oleh staff
ataupun kasubag. Kalau di bilang yah kita punya banyak pegawai
tapi kalau di bagi dengan sbegitu banyak bagian kan sama saja
paling dalam satu bagian paling banyak 3 atau 4 orang bahkan
ada yang 2 orang”. (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul
14.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang)
Hal yang sama juga di sampaikan oleh I1-2 selaku Seksi Sarana Prasarana
di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, menyatakan :
“kalau di katakan cukup pasti saya katakan tidak cukup namun
kamin cukup-cukupakan saja, kita sebenarnya kekurangan tenaga
PNS yang mempunyai keahlian khusus untuk menanganani
permasalahan, yang mempunyai keahlian memanajemen dan
setidaknya itu bisa membantu kita.” (Wawancara dengan Kasi
Sarana Prasarana Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei
2018 Pukul 15.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Bardasarkan hasil wawancara dari kedua informan di atas, menujukan
bahwa Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang masih kekurangan tenaga pegawai baik yang PNS maupun yang
Non-PNS ditambah lagi bahwa sebagian besar posisi yang di isi oleh pegawai
tersebut tidak sesuai dengan keahlian yang di miliki ini akan menjadi masalah dan
kendala yang serius. Sedangkan jumlah pegawai yang berada di Dinas
128
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
berjumlah 93 orang.
Selain itu juga, di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang masih banyak pegawai yang tidak sesuai dengan
keahlian nya. Seperti yang di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
yakni :
“iya neng disini itu banyak pegawai yang tidak sesuai dengan
bidangnya, banyak di sini pegawai yang lulusan perawat, bidan.
Jadi keahlian nya tidak berguna dan juga disini tidak
membutuhkan. Masalah itu mah sudah sering terjadi di lingkungan
Dinas.” (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukan bahwa di lingkungan
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang masih terdapat banyak pegawai yang tidak sesuai dengan keahliannya,
namun itu tidak menyuruti kerja Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang untuk mengelola PKL di kota serang. Hal ini
akan mengakibatkan proses pekerjaan didak berjalan dengan baik.
Selain Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang ada Dinas lain yang ikut terlibat dalam pengelolaan pasar yakni
Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang selaku badan yang mempunyai tugas
untuk mengawasi dan yang sekaligus terjun langsung di lapangan. Berikut adalah
129
Formasi Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang bertugas untuk
penertiban Pedagang Kaki Lima di Kota Serang.
Tabel 4.3
Formasi Anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang bertugas
untuk penertiban Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang
No Nama Jabatan
1 Naiman Dandru
2 Jabal Cutia Anggota
3 Aria Januar Anggota
4 Andi. S Anggota
5 Aang Fauzi Anggota
( Sumber : Data Satpol PP )
Dari tabel diatas bahwa Formasi jumlah anggota Satpol PP kota serang
yang bertugas untuk menertibkan pedagang kaki lima di kawasan stadion maulana
Yusuf kota serang biasanya adalah 5 orang yang di pimpin oleh seorang Dandru
dan di dampingi oleh 4 orang anggota. Formasi terebut di dapat dari surat perintah
tugas yang di terbitkan oleh Satpol PP kota serang untuk menjaga dan
menertibkan pedagang kaki lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
dan biasanya untuk formasi pemberian tugas kurang lebih seperti itu dan di
sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Namun jumlah tersebut dirasa kurang
cukup untuk melakukan penawasan di kawasan stadion maulana yusuf kota serang
dengan jumlah PKL yang begitu banyak. Waktu pelaksanaanya biasanya di mulai
130
pada pukul 07:00 sampai dengan pukul 16:00. Dan untuk keseluruhan
berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad selaku Ketua Satuan Polisi
Pamong Peraja Kota serang bahwa jumlah Satpol PP Kota Serang berjumlah 201
Anggota berikut dengan pimpinan nya yang masih aktif.
Berikut tabel Jumlah Pegawai yang berada di Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dan Satuan Polisi Pamong
Peraja Kota Serang.
Tabel 4.4
Jumlah Pegawai Pada Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang dan Satua Polisi Pamong Praja Kota
Serang Tahun 2018
No Status PNS Non-PNS Jumlah
1 Disperindagkop 33 60 93
2 Satpol PP 35 201 236
Sumber : Bagian Umum Dinas Perdagangan, Industri dan koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang 2018.
Dari tabel diatas bahwa Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang memiliki 33 pegawai yang Pegawai Negeri
Sipil, semua PNS tersebut menduduki jabatan sebagai Kepala dan wakil Kepala
seksi. Sedangkan untuk yang Non-PNS berkedudukan sebagai staff yang
mambatu kepala yang di bagi sesuai dengan kebutuhan nya. Sedangkan untuk
formasi jumlah pegawai yang berada di Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang
berjumlah 35 pegawai yang PNS yang berkedudukan sebagai kepala dan
131
pimpinan dan di bantus 201 anggota personil. Namun sampai saat ini jumlah
pegawai yang berada di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang di rasa masih kurang.
4.3.4 Directing (Pembinaan Kerja)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama Directing di gunakan oleh Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang selaku Dinas yang berwenang
untuk mengelola dan mengatur PKL (Pedagang Kaki Lima) di Kota Serang.
Adapu indikator-indikator tersebut yaitu pembinaan pegawai dan pelatihan
pegawai.
Berkaitan dengan pembinaan dan pelatihan pegawai yang berada di
lingkungan Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang ini di lakukan atas dasar instruksi dari Kepala Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Pembinaan dan Pelatihan yang di berikan kepada pegawai Dinas ini biasanya
berupa sosialisasi mengenai Peraturan Daerah maupun Undang-undang terkait
dengan peraturan Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah. Hal ini diasampaikan oleh I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, menyatakan :
“iya ada mba, kita sering mengadakan pelatihan kerja kepada
pegawai kita buan hanya staff melainkan seluruh jajaran kepala
karena kalau pelatihan itu biasanya kepala Dinas yang
menginstruksikan jadi sifatnya wajib di ikuti oleh semua pegawai
132
di sini, bukan hanya itu juga kita sering melakukan sosialisasi
melalui seminar kewirausahaan kepada baik kepada pegawai
maupun pedagang yang berada di Kota Serang”. (Wawancara
dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menyampaikan :
“kita ada pelatihan khusus untuk pegawai ada juga pelatihan
untuk para pelaku usaha kecil menengah, sosialisasi juga cuma
kalau sosialisasi kita melalui seminar, ini sifatnya tidak rutin tapi
sering di lakukan. Tapi untuk PKL yang di stadion kita belum
ada”. (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara di atas dengan I1-1 dan I1-3 Keduanya menjelaskan
bahwa pelatihan dan pembinaan kepada pegawai itu ada namun sifatnya tidak
rutin. Kegiatan pelatihan dan pembinaan pegawai ini dilakukan apabila ada
instruksi dari Kepala Dinas dan ada sosialisasi mengenai peraturan terbaru
mengenai peraturan Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah selebihnya itu tidak ada. Selain itu juga, sosialisasi dan pelatihan juga
sering di berikan kepada pedagang kecil menengah baik itu lewat pelatihan
langsung maupun sosialisai. Namun untuk pelatihan dan pembinaan khusus untuk
Pedagang Kaki Lima yang berada di stadion itu tidak ada.
133
Sama halnya yang dilakukan oleh I1-2 selaku Kasi Sarana Prasarana Pasar
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, meyatakan :
“kita tidak ada yang namanya pelatihan kerja yang diberikan
kepada pegawai, paling hanya sebatas himbauan saja, komunikasi
yang di berikan yah sifatnya brtatap muka langsung kaya ngobrol
saja,kalu sosialisasi ada kita sering ngadain sosialisasi ke
pegawai”. (Wawancara dengan Kasi Sarana Prasarana Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 15.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Di UPT Pasar di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang tidak pernah di adakan yang mnamanya pelatihan
kerja bagi pegawainya yang sifatnya resmi. Namun, pelatihan sifatnya berupa
himbauan dilakukan secara langsung. Hal berbeda di sampaikan oleh bapak I1-4
selaku Kabid Keamanan dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang,
menjelaskan bahwa :
“pelatihan dan pembinaan kerja terhadap personil kita ada
bahkan kita lakukan secara rutin, jadi kami memiliki jadwal
khusus untuk latihan baik itu fisik maupun latihan untu di
lapangan”. (Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan
Ketertiban Satpol PP Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00
di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Pelatihan dan pembinaan kerja di berikan kepada semua personil Satuan
Polisi Pamong Peraja Kota Serang. Pelatihan dan pembinaan tersebut di berikan
kepada personil secara rutin dengan tujuan terbentuknya jiwa disiplin dan
memberikan bekal pengetahuan maupun keahlian terhadap personil.
134
4.3.5 Coordinating (Pengkoordinasian)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Pengkoordinasian (Coordinating) yang di gunakan oleh
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang selaku Dinas yang berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL
(Pedagang Kaki Lima) di Kota Serang. Adapun indikator tersebut iyalah
mengenai koordinasi dengan Dinas terkait dalam mengelola dan mengatur
pedagang kaki lima di Kota Serang.
Berkaitan dengan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dengan Dinas
yang terkait dalam penataan Pedagang kaki Lima di Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang itu sangat baik. Berdasarkan hasil keterangan dari I1-1 selaku Kasi
Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, menjelaskan bahwa :
“sebenranya yah kalau kita mau buka-bukaan terkait ini
sebetulnya banyak yang terkait bukan hanya kita saja, selain kita
ada juga Disporapar selaku yang punya kasawasan, Satpol PP,
Dishub, Polres Kota serang dinas PU. Tapi yang banyak orang tau
Disperidagkop saja, terlebih lagi kan dinas lain angkat tangan
seperti Disporapart katanya itu mh bukan ranah kita, jadi kesanya
kita saja yang di sudutkan padahal yang ikut terlibat kan banyak
mereka juga mempunyai tugas masing-masing dan kita
berkoordinasi dengan baik dengan semua yang terkait ”.
(Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki
Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
135
Hal sama juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menyatakan bahwa :
“selama ini saya rasa koordinasi cukup,namun ada beberapa
kendala saya rasa itu mah wajar namanya juga yah kita punya
paham berbeda manusiawi tapi saya rasa cukup baik baik dengan
dinas lain yang terkait maupun antar bagian kta ini”. (Wawancara
dengan Kepala UPT Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei
2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar Dinas Perdagangan,
Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara di atas, dapat di simpulkan bahwa koordinasi bukan
hanya terjadi antar Dinas terkait saja, melainkan koordinasi juga harus terjalin
baik antar bagian dalam satu Dinas. Koordinasi yang baik ini juga bukan hanya
terjadi antara Dinas dengan Dinas terkait melainkan antar Bagian dalam satu
Dinas seperti halnya dalam Bidang Penglolaan Pasar ini.
Hal tersebut juga di benarkan oleh I1-4 selaku Kabid Kemanan dan
Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, menyampaikan :
“sampai saat ini komunikasi kita berjalan dengan baik bukan
hanya dengan Disperindagkop saja melinkan dengan seuluruh
SKPD yang berada di kota Serang ini, saya rasa juga komunikasi
dan koordinasi itu harus di jalin dengan baik karena dengan itu
maka tujuan akan mudah dicapai oleh masing-masing SKPD”.
(Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban
Satpol PP Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00 di Kantor
Satpol PP Kota Serang)
Menurut I1-4 selaku Kabid Kemanan dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong
Praja Kota Serang, komunikasi dan koordinasi itu semenstinya harus berjalan
dengan baik dengan seluruh SKPD yang berad di Kota Serang dan husunya untuk
yang mempunyai kewenangan untuk mengurus masalah pasar dan pedagang kaki
136
lima dan sampai saat ini komunikasi dan koordinasi tersebut berjalan cukup baik
agar supaya tujuan bersama mudah di capai.
Gambar 4.5
Surat Permohonan Tenaga Bantuan
Sumber : Dokumen Satpol PP Kota Serang 2018
Gambar diatas adalah salahsatu bukti kerjasama antara Dinas
Perdagangan, Industri dan Koprasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
dengan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang dalam bentuk surat permintaan
permohonan tenaga bantuan. Dengan ini, kita dapat melihat bahwa untuk
melakuan kegiatan penataan dan penertiban pedagang kaki lima di Kota serang di
perlukan kerjasama dan koordinasi yang baik dengan dinas terkait.
137
Namun, koordinasi dirasa tidak berjalan baik itu terjadi antara Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
dengan pihak ke tiga. Ini terjadi antara kordinator lapangan yang merasa apa yang
di instruksikan oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh para
pedagang kaki lima, berikut adalah pernyataan dari I2-1 selaku Kordinator PKL
Stadion Maulana usuf Kota Serang, yakni :
“tidak ada mba, maksud nya gini biasanya kalau ada informasi
saya yang pertama di kasih tau kemudian saya yang menginfokan
kepada kawan-kawan pedagang namun isi dari informasi tersebut
kadang kami tidak bisa menerimanya. Contohnya saja kemarin pas
waktu HUT Kota Serang kebetulan yang menjadi ketua pelaksana
adalah Disperindagkop ngadain pameran pedagang kecil tapi
keapa yang menjadi pengisi nya malah dari luar ada yang dari
Jakarta, Bandung kenapa ga dari kita gitu ga salah juga kan kita
sebagai pribumi yang ngisi.” (Wawancara dengan Kordinator
PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30
April 2018 Pukul 20.00 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I2-4 selaku Pedagang Kaki Lima di
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, menyatakan :
“kita juga tidak tahu apa yang sebenarnya di inginkan oleh Dinas
(Disperindagkop), saya rasa dan yang lain juga sampai saat ini
kami selalu mendengarkan perintah dari mereka, tapi untuk
pemindahaan ini kalau untuk saya pribadi saya masih bingung
terkecuali di pindahin semua baru kalau sebagian-sebagian mah
ga bakal nurut”. (Wawancara dengan Kordinator PKL di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Selasa 1 Mei 2018
Pukul 14.30 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kot Serang)
138
Berdasarkan hasil wawancara kedua di atas, dapat di ketahui bahwa
koordinasi yang terjalin antara Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang dengan kordinator pedagang kaki lima di
stadion maulan yusuf kota serang tidak berjalan dengan baik. Komunikasi yang di
lakukan tersebut dirasa tidak memihak kepada para pedagang kaki lima, hal ini
yang mengakibatkan menimbulkan pandangan yang kurang baik dari para
pedagang terhadap Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang sehingga secara tidak langsung merasa peran yang di
lakukan tidak berjalan dengan baik.
Seperti yang di sampaikan oleh I1-4 Kabid Keamanan dan Ketertiban
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, menyatakan :
“kadang hal sederhana juga dapat mengurangi nilai kesopanan
sering juga kadang Disperindagkop memberi kabar hanya melalui
via telepon, secara aturan kalau misalkan tidak terdesak harusnya
mh melalui surat yang jelas asal usulnya bukan kaya gitu kecuali
kebutuhan nya mendesak baru ini mah kan tidak.dan juga
seharusnya kita menjaga itu tiap hari juga” (Wawancara dengan
Kepala Bidang Keamanan dan Ketertiban Satpol PP Kota Serang,
Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00 di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Hal serupa juga dirasa oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.
Satpol PP merasa Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang kurang sigap dalam memberi instruksi, ini terjadi karena
terkadang instruksi yang di berikan hanya melalui komunikasi via telephone saja
bukan melalui surat peintah yang di tujukan.
139
4.3.6 Reporting (Pelaporan)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Pelaporan (Reporting) yang di gunakan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota serang
selaku Dinas yang berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL ( Pedagang
Kaki Lima) di Kota Serang. Adapun indikator tesebut yaitu mengenai
pengawasaan.
Berkaitan dengan pengawasan yang di lakukan oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota serang terhadap pedagang
kaki lima yang berada di kawasan Stadion Maulan Yusuf Kota Serang itu tidak di
lakukan pengawasan secara langsung dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota serang, melainkan pengawasan
tersebut di limpahkan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Hal
tersebut di sampaikan oleh I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki
Lima (PKL), menyatakan :
“untuk pengawasan langsung terjun di lapangan kita nyuruh
Satpol PP, tapi kita juga tidak lepastangan begitu saja kontrol
atau perintah tetap dari kita. Mngkin secara personil mereka lebih
banyak dan juga lebih mempuni untuk mengaswasa dan juga
menjaga ketertiban pedagang kaki lima di stadion itu”.
(Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki
Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 14.00 di
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I 1-3 selaku Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menyapaikan :
140
“pengawasan juga penjagaan untuk saat ini kita serahkan ke
satpol PP, pengawasaan kita suruh lakukan tiap hari. Satpol PP
juga kita kasih surat tugas secara rutin kita berikan, kalau kita
yang mengawasi jelas kita harus membutuhkan personil yang
banyak dan kendala kita sekarang ini adalah kurang nya jumlah
pegawai”. (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di Kantor UPT Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang)
Sejauh ini tidak ada pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang yang dilakukan
sendiri, melainkan pengawasan tersebut dilimpahkan kepada Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang atas dasar perintah oleh Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang, dengan alasan kurangnya
jumlah pegawai di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang.
Gambar 4.6
Proses Pengawasan yang di lakukan oleh Satpol PP Kota Serang
Sumber : Dokumentasi Satpol PP Kota Serang 2018
141
Gambar diatas merupakan salahsatu bentuk pengawasan yang dilakukan
oleh Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang terhadap pedagang dan pemilik
lahan yang berada di Kota Serang. Pengawasan ini adalah salahsatu tugas yang
dilakukan oleh Satpol PP Kota Serang untuk menertibkan dan mengatur pedagang
agar berjualan di tempat yang seharusnya. Hal serupa juga di benarkan oleh I1-4
selaku Kabid Kemanan dan Ketertiban Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.
Yakni :
“bukan saja mengawasi kita juga bertugas untuk menertibkan PKL
yang berada di stadion maulana yusuf kota serang. Kita lakukan
pengawasan dengan sistem 2 sift yakni sift pagi dar jam 8 pagi
sampai siang hari dan sift 2 dari siang sampai sore hari. Tentu
saja ada surat perintah dari Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dan kita juga
ga bakal ngeaksanai tugas kalau tidak ada surat perintah dari
Dinas”. (Wawancara dengan Kepala Bidang Keamanan dan
Ketertiban Satpol PP Kota Serang, Kamis 3 Mei 2018 Pukul 10.00
di Kantor Satpol PP Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-5 selaku Anggota Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang, menyapaikan bahwa :
“kalau kita tugas sesuai dengan perintah atasan kita aja mba, tapi
sejauh ini tidak ada dinas atau polisi yang mengawasi di sini
selain kita mba. Stadion ini kan kalau pagi harus bersih dari PKL
katanya PKL disini boleh berjualan itu pada sore sampai malam
hari, bisasanya pagi kita bersihakan baru kalau sore kita
bebaskan. Tapi kalau ada instruksi khusus misalkan stadion ini
akan diadakan acara maka kita besrihkan dari PKL sampai acara
beres”. (Wawancara dengan Anggota Satpol PP Kota Serang,
Kamis 3 Mei 2018 Pukul 12.00 di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang)
142
Sejauh ini pengawasan dan penertiban pedagang kaki lima di stadion
maulana yusuf hanya di lakukan oleh oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Serang. Pengawasan tersebut atas instruksi dari Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang melalui surat perintah yang di
berikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang. Pengawasan dilakukan
dengan cara bagi sift, sift dibagi menjadi dua yakni sift pagi dengan sift siang hari.
Terkecuali, apabila stadion akan di gunakan untuk melakukan suatu kegiatan
maka stadion di bersihkan dari Pedagang kaki lima sampai acara tersebut selesai
di adakan dan diawasi langsung oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2010 Tentang kebersihan,
ketertiban dan keindahan (K3). Bagi siap saja pedagang kaki lima yang berjualan
di tempat yang ditak di peruntukan maka Satuan Polisi Pamong Peraja Kota
Serang berhak untuk membongkar berdasarkan dengan ketentuan diantaranya.
1. Membongkar sendiri bangunannya.
2. Dibongkar paksa oleh petugas apabila tidak membongkar sendiri.
Dalam hal ini biasanya petugas membongkar paksa karena pemilik
tidak mau di eksekusi.
3. Pembongkaran berlaku 1,2, 7 hari setelah surat di terima.
Dalam hal ini petugas memberikan waktu kepada pedagang untuk
membongkar sendiri bangunanya dengan menunggu waktu yang
sudah di tentukan, apabila dengan batas waktu yang di tentuan
banguna tersebut masih berdiri maka petugas terpaksa
membongkar paksa bangunan dan semua barang ikut di angkut.
143
Hal serupa di benar kan oleh I2-1 selaku Kordinator PKL Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang, yakni:
“pengawasan paling di lakukan oleh Satpo PP, tidak ada yang
namanya Disperindagkop yang langsung turun langsung, ga bakal
berani juga ngusir-ngusir PKL disini pasti pedagang juga
menuntut kalau mau ngusir harus ada tempat untuk berjulan lagi”.
(Wawancara dengan Kordinator PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30 April 2018 Pukul 20.00 di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I2-6 selaku Pedagang Kaki Lima di
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, menyatakan :
“sering bu tiap harinya banyak Satpol PP yang suka nongkrong di
sebelah sana ( depan pintu utama Stadion Maulana Yusuf ).
Tugasnya paling ngontil-ngontrol, keliling tapi kebanyakan nya mh
duduk aja ngobrol-ngobrol.” (Wawancara dengan PKL di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Sabtu 5 Mei 2018
Pukul 20.00 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Pengawasan terhadap Pedagang kaki lima yang berada di stadion maulana
yusuf kota serang adalah kewenangan dari Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Namun Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang memberikan
tugas kepada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang yang mengawasi langsung
di lokasi. Sejauh ini pengawasan hanya di lakukan oleh Satuan Polisi Pamong
Praja Kota serang saja.
Namun, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang melakukan melakukan pengawasan langsung di kawasan
Pandean seperti yang di sampaikan oleh I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan
144
Pedagang Kaki Lima (PKL) di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang, menjelaskan :
“dari kita hanya melakukan pengawasan di pandena saja, jadi ada
bagian pengawasan danpengendalian yang mengawasi langsung
perkembangan pasar baru yang di sudah kami sediakan di
kepandean tersebut.” (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar
dan Pedagang Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei
2018 Pukul 14.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Saat ini pengawaan yang di lakukang langsung oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang hanya di pandean
saja. Pengawasan langsung di lakukan oleh Kepala Kepala Bagian Pengawasan
dan Pengendalian Pasar untuk mengetahui perkembangan kawasan baru tersebut.
4.3.7 Budgeting (Penganggaran).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengelompokan indikator-
indikator utama dari Penganggaran (Budgeting) yang di gunakan oleh Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang selaku Dinas yang
berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL (Pedagang Kaki Lima) di Kota
Serang. Adapun indikator tesebut yaitu mengenai sumber pembiayaan anggaran.
Berkaitan dengan sumber pembiayaan anggaran untuk penataan pedagang
kaki lima yang berada di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Sejauh
ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang belum memiliki
dana anggaran yang khusus untuk pengelolaan pedagang kaki lima yang berada di
kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Berdasarkan hasil wawancara
145
dengan I1-1 selaku Kasi Penataan Pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL),
menyatakan:
“sejak awal juga kita tidak memiliki anggaran untuk mengelola
PKL yang berada di stadion maulana yusuf kota serang, karena
stadion itu bukan wilayah yang kita tetapkan untuk berjualan, tapi
kita tetap mengontrol juga mengelola, mengawasi perkembangan
pedagang di stadion”. (Wawancara dengan Kasi Penataan Pasar
dan Pedagang Kaki Lima Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei
2018 Pukul 14.00 di Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar , Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
menjelaskan bahwa :
“belum ada dana atau anggaran yang kita gelontorkan untuk
pengelolaan Pedagang kaki lima yang berada di stadion maulana
Yusuf. Karena kenapa belum ada anggaran karena stadion buan
kawasan atau tepta berjualan PKL”. (Wawancara dengan Kepala
UPT Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00
di Kantor UPT Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa sampai saat ini
belum ada anggaran yang di gelontorkan khusus untuk mengelola pedagang kaki
lima (PKL) yang berada di stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Kenapa sampai
saat ini belum ada anggaran khusus untuk pengalokasian pedagang kaki lima di
stadion maulana yusuf kota serang karena Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang beranggapan bahwa Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang bukan tempat khusus yang di sediakan oleh
146
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang untuk berjualan melainkan tempat tersebut adalah tempat sarana olahraga
yang dikelola oleh Dinas Pariwisata pemuda dan Olahraga kota serang. Berikut
adalah data dokumen penganggaran di Dinas Perdagangan, Industri dan Koprasi
Usaha Mikro Kota Serang Pada tahun 2017.
Gambar 4.7
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran 2017 di Dinas Perdagangan,
Industri dan Koprasi Usaha Mikro
Sumber : Disperindagkop Kota Serang 2017
Dari data yang peneliti lampirkan, dana program kerja yang di lakukan
oleh di Dinas Perdagangan, Industri dan Koprasi Usaha Mikro Kota Serang yakni
sebesar Rp. 8.522.398.350,00. Dana tersebut berasal dari Dana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kota Serang. Dana yang di keluarkan ini rencananya
akan di gunakan untuk melakukan penataan/penertiban pasar, peremajaan dan
pengembangan pasar yang berada di Kota Serang. Wilayah pasar yan terdaftar
untuk dilakukan penataan/penertiban pasar, peremajaan dan pengembangan pasar
yakni pasar kasemen, pasar curug dan pasar walantaka. Wilayah Stadion Maulana
147
Yusuf Kota Serang sebagai lokasi berjualan pedagang kaki lima tidak termasuk
dalam rencana penataan/penertiban pasar, peremajaan dan pengembangan pasar
yang di lakukan oleh Dinas perdagangan, Industri dan Usaha Kecil menengah
Kota Serang.
Namun, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang tidak
hanya diam begitu saja. Walaupun Dinas ini menganggap bahwa stadion Maulana
Yusuf bukan tempat yang di sediakan nya untuk berjualan, namun Dinas
Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang selalu mencari cara untuk
memecahkan permasalahan tersebut.
Sejauh ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang
sudah menemukan cara untuk mengatasi permasalah pedagang kaki lima tersebut.
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang sudah menyediakan
tempat yang baru untuk di jadikan kawasan khusus bagi para pedagang kaki lima
yang bertempat di kawasan Kepandean. Kedepanya, pedagang kaki lima akan di
relokasikan ke tempat tersebut dengan melalui beberpa tahapan. Tahap pertama
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang sudah menyediakan
tempat beserta 50 tenda utama yang sudah siap di tempati oleh pedagang, ini
merupakan hasil kerja sama antara Dinas Dinas Perdagangan, Industri dan
Koprasi Usaha Mikro kecil menengah Kota Serang dengan kementrian
Perdagangan. Hal ini di sampaikan oleh I1-2 selaku Seksi Sarana Prasarana Pasar
Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, menyatakan :
148
“karena tidak ada anggaran kita juga tidak diam saja, sejauh ini
kita sudah berusaha semampuh kita bagaimana cara yang tepat
dan efektif untuk memindahkan dan menemukan tempat baru
sebagai lokasi berjualan para PKL yang berada di stadion, kita
sudah menyediakan tempat baru yang berlokasi di pasar pandean
namun saat ini untuk lokasi masih sangat kecil saya rasa belum
cukup mampu untuk menampung jumlah PKL yang ada sekarang.
Namun kita juga berusaha bagai mana caranya untuk menambah
luas maupun mencari lokasi baru itu masih di pikirkan”.
(Wawancara dengan Kasi Sarana Prasarana Pasar Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 15.00 di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang)
Hal serupa juga di sampaikan oleh I1-3 selaku Kepala UPT Pasar di Dinas
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
menyampaikan :
“kita sudah menyediakan tempat berikut dengan tendanya
berjumlah 50 lokal itupun hasil sumbangan dari
kementrian perdagangan, sementara kita hanya bisa
menyediakan segitu dulu kita perlu evaluasi juga
bagaimana kedepannya dan kondisinya bagaimana kita
awasi bersama”. (Wawancara dengan Kepala UPT Pasar
Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang. Rabu 2 Mei 2018 Pukul 08.00 di
Kantor UPT Pasar Dinas Perdagangan, Industri, dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang)
Sejauh ini, Dinas Perdagangan, Industri, dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang sudah berusaha untuk bagaimana melakukan penataan
terhadap pedagang kaki lima di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
Kedua penjelasan di atas di benarkan oleh I2-1 selaku Kordinator PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Menjelaskan bahwa :
149
“kita juga bingung, di bilang tidak ikut campur mereka sudah
tugasnya dibilang ikut campur saya rasa hanya kecil andilnya
dalam menata pedagang kaki lima di sinih, kita kelola bareng-
bareng siapa aja bisa sini kan tempat umum kita juga tidak bisa
melarang cuman tugas kita hanya menempatkan pedagang jangan
sampai ribut gara-gara ngisi lahan yang sudah ada penghuninya”.
(Wawancara dengan Kordinator PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30 April Pukul 20.00 di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Selain itu juga I2-1 selaku Kordinator PKL di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang, membenarkan bahwa semenjak Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang di tempati para Pedagang kaki lima belum pernah sekali
menerima bantuan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota
Serang baik berupa uang maupun berupa sarana dan prasarana. Berikut adalah
penjelasannya :
“tidak ada mba, boro-boro kita di kasih anggaran yang ninjau
langsung aja ke sini dari dinas kaga ada. Kadang kita juga aneh,
kemarin aja pas ada acara pameran kebetulan yang ngadain acara
Disperindagkop kota Serang tidak ada yang namanya ngundang
kita komunikasi dengan kita gimana kalau sebagian pedagang ikut
pameran atau dilibatkan gituh yang ada malah ngundang
pendatang dari luar Banten yang saya tau aja kemarin kebanyakan
dari Jakarta, kita mah yang disini di pindahin giliran ada acara
kita selaku anaknya aja ga di undang”. (Wawancara dengan
Kordinator PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
Senin 30 April Pukul 20.00 di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang)
Selain itu juga bapak I 2-1 selaku Kordinator PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang, membenarkan bahwa selama dia dipecaya sebagai
kepala Koordinator pedagang kaki lima yang bejualan di kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang belum pernah menerima bantuan berupa uang
150
ataupun bentuk lainnya dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota
Serang. Berikut adalah pernyataannya:
“kita ada yang namanya paguyuban yang peduli terhadap
pedagang kaki lima di sini, kita ngadain yang namanya pungutan
kepada pedagang tapi kita tidak mempatok berapa harus
membayar itu kita kembalikan lagi kepada para pedagang
sanggupnya ngasih berapa kan disini yang jualana beda-beda kan
ada yang penghasilan nya gede ada juga yah cukup doang lah
istilahnya. Uang itu kita kumpulin gunanya untuk apa misalkan
ada kawan pedagang kita lagi ada musibah kita kasih pake uang
itu, ada kegiatan sumbangan buat mesjid musolah sekitar sini
bahkan kalau ada lebih kita bagi sembako buat rakyat kecil”.
(Wawancara dengan Kordinator PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 30 April Pukul 20.00 di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
Dana yang di kumpulkan bukan semata untuk kepentingan pribadi
melainkan di gunakan untuk keperluan bersama, misalnya digunakan sebagai
santunan bagi pedagang kaki lima yang terkena musibah. Selain itu juga dana
tersebut digunakan untuk memberikan santunan bagi masayarakat yang kurang
mampuh atau di berikan kepada mausolah atau mesjid sekitaran Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Hal tersbut di benarkan oleh I2-2 selaku Pedagang
Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, yakni :
“setiap hari ada mba pemungutan uang kebersihan, uang
keamanan itu beda-beda uangnya. Menurut kabar yang beredar
katanya kaya gitu,mau gimana lagi kalau kita di pindahkan dari
sini harus mau saya juga bingung, kau keramean kayanya m,asih
rame di sini”. (Wawancara dengan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Senin 8 Mei 2018 Pukul 19.00 di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang)
151
Hal serupa juga disampaikan oleh bapak I2-5 selaku Pedagang Kaki Lima
di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang, yakni :
“saya rasa belum pernah ada, kita berdagang modal kita sendiri
saya pribadi belum pernah merasakan bantuan baik berupa uang
maupun benda atau apapun. Saya tau katanya minggu-minggu ini
tapi belum jelas juga kalau rencana mah dari dulu-dulu juga ada”.
(Wawancara dengan PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang. Sabtu 5 Mei 2018 Pukul 19.00 di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang)
Pedagang Kaki Lima (PKL) di stadion Maulana Yusuf juga membenarkan
bahwa mereka akan di relokasi ke kawasan Pandean. Mau tidak mau para
pedagang tersebut harus mengikuti nya walaupun dengan kondisi pasar yang baru
mereka rasa kurang efektif.
4.4 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian merupakan analisa secara mendalam terhadap
data-data yang telah dikumpulkan dari lapangan kemudian disesuiakan dengan
teori yang digunakan dalam penelitian. Seperti yang telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, teori yang digunkaan dalam penelitian ini yaitu teori Fungsi
Manajemen dari Luther Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24) yang meliputi
7 dimensi yaitu:
1. Planning (Perencanaan)
2. Organizing (Pengorganisasian)
3. Staffing (Penyusunan Staf)
4. Directing (Pembinaan Kerja)
152
5. Coordinating (Pengkoordinasia)
6. Reporting (Pelaporan)
7. Budgeting(Anggaran)
4.4.1 Gambaran Umum Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang merupakan stadion sepak bola yang
merupakan kandang resmi dari klub sepak bola asal serang yaitu Perserang, selain
itu juga Stadion Maulana Yusuf Kota Serang digunakan sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan resmi kedinasan maupun acara utuk umum. Sebenarnya
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang bukanlah tempat yang di sediakan
oleh pemeintah Kota Serang sebagai tempat untuk berjualan Pedagang Kaki Lima
melainkan tempat untuk berlangsungnya kegiatan olahraga dan acara resmi
lainnya. Namun, fakta dilapangan Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
dipenuhi oleh Pedagang Kaki Lima.
Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang itu tidak dipungut biaya sepeser pun oleh pemerintah, namun
faktanya itu tidak benar ada saja oknum yang mengatas namakan dirinya
perwakilan dari Dinas, pihak ketiga maupun yang lainnya menarik pungutan
kepada pedgang yang berjulan di Kawasan Stadion itu. Salah satu bentuk kerja
yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang Pedagang Kaki Lima yang berada di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf, Ciceri, Kota Serang rencananya akan direlokasi ketempat yang
153
sudah disiapkan yakni ke wilayah Kepandean. Namun relokasi tersebut akan
dilakukan secara bertahap. Tahap pertama akan ditempatkan 50 pedagang pertama
ke tenda yang sudah disiapkan dan tahap berikutnya akan menyusul. Kurang
tegasnya Dinas Perdagangan, Industri dan Kprasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang dalam mengurus Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang karena dinilai kurang sigap dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan penelitian lapangan mengenai Manajemen Penataan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang maka
dapat dilihat ada beberapa lapangan yang dapat dilihat dari tujuh indikator untuk
melihat atau mengetahui manajemen Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang tersebut. Adapun pembahasan yang dapat
peneliti paparakan adalah sebagai berikut:
1) Planning (Perencanaan)
Perencanaan (Planning) adalah fungsi dasar manajemen, Perencanaan ini
ditujukan pada masa depan yang tidak pasti, karena adanya perubahan kondisi dan
situasi. Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan, dimana dilihat
dari resiko semua kegiatan yang di tanggung apakah relatif kecil atau besar.
Planning (Perencanaan) yang di gunakan oleh Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang selaku Dinas yang
berwenang untuk mengelola dan mengatur PKL ( Pedagang Kaki Lima) di Kota
Serang untuk menentukan tujuan, program kerja serta target kinerja yang ingin
dicapai. Selain itu juga dari perencanaan adalah agar kegiatan-kegiatan dapat
154
dilakukan secara teratur dan bertujuan. Dengan adanya perencanaan, juga bisa
merencanakan anggaran bagi pelaksanaan layanan kantor, kemudian menjelaskan
akan kebutuhan personil yang tepat dan menjelaskan kebutuhan akan ruang dan
peralatan yang diperlukan. Tujuan pertamanya adalah ingin tersedianya pasar
tradisional yang baik, nyaman dan bersih di kota serang sehingga dapat
meningkatkan pendapatan pedagang serta kenyamanan bagi konsumen dan
membebaskan Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang dari pedagang kaki
lima (PKL), mengembalikan stadion menjadi kawasan khusus sarana dan
prasarana olahraga, menyediakan tempat yang strategis untuk tempat berjualan
pedagang kaki lima. Selain itu juga, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ingin menciptakan semua pasar di kota
Serang menjadi pasar yang rapih, bersih dan modern.
Kedua menginginkan supaya pedagang kecil itu mempunyai tempat yang
stategis. Sebenarnya, wilayah stadion Maulana Yusuf itu dijadikan sebagai tempat
sementara saja sebelum Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang menemukan tempat yang pas untuk di jadikan lokasi
berjualan.
Dalam waktu dekat seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang berada di
stadion maulana yusuf akan di relokasi ke tempat yang sudah di sediakan yakni ke
wilayah Kepandean itu dilakukan dengan cara bertahap. Namun, kebanyakan dari
pedagang tidak mau di relokasi dengan alasan tempat yang baru mereka rasa
kurang strategis.
155
2) Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan proses yang
dinamis, sedangkan organisasi merupakan alat atau wadah yang statis.
Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan pekerjaan yang harus
dilakukan, pengelompokkan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada
setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan hubungan-
hubungan.
Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang di lakukan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
bahwa semua bagian dan bidang sudah punya tugas dan fungsi masing-masing
yang sesuai dengan instruksi yang di berikan. Dari setiap bidang sudah mempunya
tugas dan fungsinya masing-masing yang sesuai dengan apa yang di
perintahkannya.
Dalam permaslahan ini bagian yang bertugas untuk mengelola dan
mengatur pedagang kaki lima di kota serang adalah Bidang perdagangan, UPT
Pasar dan Bidang Pengelolaan Pasar yang terdisi dari tiga seksi yakni seksi
pengawasan dan pengendalian, seksi sarana dan prasarana dan seksi penataan
pasar dan pedagang kreatif lapangan.
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Peraja Kota Serang dalam
mengelola dan mengatur Pedagang kaki lima di kawasan stadion maulana yusuf
kota serang. Tugasnya adalah mengawasi dan mentertibkan para pedagang kakli
156
lima yang khusunya berada di Kota serang atas dasar perintah dari Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
3) Staffing (Penyusunan Pegawai)
Berkenaan dengan penyusunan staf (stafing) dalam penelitian ini meliputi
penempatan pegawai. Secara umum pada dimensi penyusunan staf di Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
penempatan pegawai di Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang ini di tempatkan sesuai dengan kebutuhannya. Di
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang di pimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh seorang sekertaris
dan di bantu oleh 3 Sub Bagian, terdiri dari 5 Bidang dan di bantu oleh masing -
masing bidang 3 Kasi, 4 UPT Pembantu dan jabatan Fungsional.namun berjalan
belum optimal karena dirasa jumlah staf pegawai kurang cukup.
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang masih kekurangan tenaga pegawai baik yang PNS maupun yang
Non-PNS. Sedangkan jumlah pegawai yang berada di Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang berjumlah 93
orang dengan formasi 33 pegawai yang sudah Pegawai Negri Sifil dan 60 pegawai
yang masih honorer.
Sedangkan untuk Formasi jumlah anggota Satpol PP kota serang yang
bertugas untuk menertibkan pedagang kaki lima di kota serang biasanya adalah 20
orang yang di pimpin oleh seorang penanggung jawab, seorang ketua, dan
157
koordinator lapangan. Formasi terebut di dapat dari surat perintah tugas yang di
terbitkan oleh Satpol PP kota serang untuk menjaga dan menertibkan pedagang
kaki lima dan biasanya untuk formasi pemberian tugas kurang lebis seprti itu dan
di sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dan untuk keseluruhan jumlah personil
Satuan Polisi Pamong Peradja Kota Serang berjumlah 201 Anggota berikut
dengan pimpinan nya yang masih aktif.
4) Directing (Pembinaan Kerja)
Pembinaan dan pelatihan kerja merupakan tugas yang penting dan harus
terus menerus di berikan kepada pegawai untuk berani mengambil keputusan,
yang berwujud suatu perintah khusus atau umum dan instruksi-instruksi dan
bertindak sebagai pemimpin dalam suatu badan usaha atau organisasi.
Pembinaan dan pelatihan pegawai yang diberikan Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang kepada pegawai
ini di lakukan atas dasar instruksi dari Kepala Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang. Pembinaan dan Pelatihan
yang di berikan kepada pegawai Dinas ini biasanya berupa sosialisasi mengenai
Peraturan Daerah maupun Undang-undang terkait dengan peraturan Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terbaru tujuan nya untuk
membekali para pegawai. Namun, sifatnya tidak rutin dilakukan.
Selain itu, ada sosialisasi dan pelatihan yang berikan kepada pedagang
kecil menengah, pelatihan di berikan bersifat pelatihan langsung maupun
158
sosialisai yang diberikan melalui seminar. Namun untuk pelatihan dan pembinaan
khusus untuk Pedagang Kaki Lima yang berada di stadion itu tidak ada.
5) Coordinating (Pengkoordinasian)
Ada beberapa definisi koordinasi berdasarkan para ahli diantaranya yaitu
menurut Brech dalam Hasibuan (2011:85) koordinasi adalah mengimbangi dan
menggerakan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri maupun
organisasinya
Berkaitan dengan pengkoordinasian terhadap penataan pedagang kaki lima
di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota serang. Banyak dinas yang terkait dalam
penataan pedagang kaki lima di kawasan tersebut, selain Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang ada juga Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang selaku dinas secara kewenangan
yang mempunyai wilayah, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang, Polres
serang, Dinas PU dan Dinas kebersihan. Kesemua dinas tersebut berkoordinasi
dengan baik.
Selain itu juga koordinasi yang baik ini juga bukan hanya terjadi antara
Dinas dengan Dinas terkait melainkan antar Bagian dalam satu Dinas seperti
halnya dalam Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang, semua bagian dalam satu dinas ini berkerjasama dengan
159
baik seperti antara UPT Pasar dengan Bidang Pengelolaan Pasar yang bersinergi
untuk mengelola pasar di kota serang.
koordinasi dirasa tidak berjalan baik itu terjadi antara Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dengan pihak ke
tiga. Ini terjadi antara kordinator lapangan yang merasa apa yang di instruksikan
oleh Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang tidak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh para pedagang kaki
lima.Komunikasi yang di lakukan tersebut dirasa tidak memihak kepada para
pedagang kaki lima, hal ini yang mengakibatkan menimbulkan pandangan yang
kurang baik dari para pedagang terhadap Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang sehingga secara tidak
langsung merasa peran yang di lakukan tidak berjalan dengan baik.
6) Reporting (Pelaporan)
Dalam pelaporan ini indikator yang diambil adalah pengawasan. Dalam
hal ini pimpinan yang bertanggung jawab dan harus mengetahui apa yang sedang
dilakukan, baik bagi keperluan pimpinan maupun bawahannya melalui catatan
penelitian maupun inspeksi. Pengawasan yang di lakukan di Kawasan pedagang
kaki lima di Satdion Maulana Yusuf Kota Serang Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota serang terhadap pedagang kaki lima
yang berada di kawasan Stadion Maulan Yusuf Kota Serang itu tidak di lakukan
pengawasan secara langsung dilakukan oleh Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota serang, melainkan pengawasan
160
tersebut di limpahkan dan dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Serang atas instruksi dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kota Serang. Alasannya karena Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang kekurangan pegawai untuk
terjun langsung mengawasi.
Namun untuk saat ini, Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah Kota Serang melakukan pengawasan langsung di kawasan
Pandean, karena Wilayah Pandean merupakan wilayah yang disiapkan dan akan
digunakan untuk menampung pedagang kaki lima di kota serang.
7) Budgeting (Penganggaran
Semua kegiatan akan berjalan dengan baik bila disertai dengan usaha
pembiayaan dalam bentuk anggaran, perhitungan anggaran dan pengawasan
anggaran. Berkaitan dengan sumber pembiayaan anggaran untuk penataan
pedagang kaki lima yang berada di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang.
Sejauh ini Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang belum
memiliki dana anggaran yang khusus untuk pengelolaan pedagang kaki lima yang
berada di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang. Dana sebesar
Rp.8.622.398.350,00 yang di turunkan oleh Pemerintah Kota Serang untuk
melakukan peremajaan pasar yang berada di kota serang. Namun, kawasan
Stadion mulana Yusuf tidak termasuk dalam daftar wilayah yang akan dilakukan
peremajaan. Karena Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang menganggap bahwa kawasan Stadion Maulana Yusuf
161
Kota Serang bukan tempat khusus yang di sediakan oleh Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koprasi Kota Serang untuk berjualan melainkan tempat tersebut
adalah tempat sarana olahraga yang dikelola oleh Dinas Pariwisata pemuda dan
Olahraga Kota Serang.
Bentuk bantuan lain yang di keluarkan oleh Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang yakni berupa tempat yang
baru untuk di jadikan kawasan khusus bagi para pedagang kaki lima yang
bertempat di kawasan Pandean bukan di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang. Kedepanya, pedagang kaki lima akan di relokasikan ke tempat tersebut
dengan melalui beberpa tahapan. Tahap pertama Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koprasi Kota Serang sudah menyediakan tempat beserta 50
tenda utama yang sudah siap di tempati oleh pedagang, ini merupakan hasil kerja
sama antara Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koprasi Kota Serang dengan
kementrian Perdagangan
Sejauh ini keuangan yang berada di Kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang di kelola oleh pihak ke tiga dimuali dari pungutan kebersihan,
kemanan maupun sewa tempat, tidak tau percis uang itu masuk dan digunakan
untuk apa namu yang pasti uang yang di minta kepada pedagang itu di
pergunakan untuk kepentingan bersama dan untuk pedagang juga.
162
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan di lapangan yang telah di
paparkan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan akhir mengenai Manajemen
Penataan Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
dikatakan belum berjalan optimal. Adapun kesimpulan akhir yang berhasil
didapatkan dari hasil penelitian secara kewenangan dan kekuasaan, Pedagang
Kaki lima (PKL) di kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota serang adalah
kewenangan dari Disperindagkop Kota Serang. Manajemen ada namun tidak
terikat. Pedagang Kaki Lima yang berada di Stadion Maulana Yusuf itu
merupakan imbas dari pedagang yang berada Alun-alun Kota Serang.
Kedepannya pedagang Kaki Lima tersebut akan di relokasi ketempat yang sudah
di sediakan oleh Disperindagkop Kota Serang yakni ke wilayah kepandean.
Pengrelokasian ini akan dilakukan secara bertahap karena keterbatasan luas lahan
yang tersedia. Tahap pertama akan di sediakan 50 tenda. Namun pemindahan
tersebut dirasa kurang efektif.
Peneliti menyimpulkan dari berbagai aspek yaitu menggunakan Teori
fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick dalam
Handayadiningrat (1990:24). Dari ketujuh indikator terdebut masih terdapat
permasalahan yang terjadi, seperti:
162
163
a) Tidak adanya Perencanaan yang khusus di dibuat oleh
Disperindagkop Kota Serang dalam penataan Pedagang Kaki Lima di
kawasan Stadion Maulana Yusuf karena Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang itu bukan termasuk wilayah yang di sediakan oleh
Disperindagkop untuk berjualan.
b) Koordinasi yang dilakukan oleh Disperindagkop Kota Serang tidak
berjalan dengan baik, akibatnya sering terjadi salah komunikasi antar
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang dan Satpol PP Kota Seranng maupun dengan
pihak kordinator lapangan.
c) Penyusunan Pegawai, masih kurang sumber daya manusia dalam Ini
terbukti dengan kurangnya jumlah tenaga pegawai yang ahli di
bidang pengelolaan pasar sehingga sering terjadi keterlambatan
dalam melakukan pekerjaan.
d) Pelaporan, lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Satpol PP kota
Serang dalam mengawasi Pedagang Kaki Lima di Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang, ini terbukti dengan masih banyaknya pedagang
yang masih berjualan di lokasi walaupun sudah di lakikan
pemindahan oleh Satpol PP dan Disperindagkop Kota Serang.
e) Pembinaan Kerja, tidak adanya sosialisasi rutin bagi PKL dan
pembinaan kerja yang diberikan kepada pegawai Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
164
f) Penganggaran, tidak adanya angaran yang khusus untuk mengelola
PKL di Stadion Maulana yusuf Kota Serang, karena Dinas
Perdagangan, Industri dan Koprasi Kota beranggapan bahwa itu tidak
termasuk kedalam wilayah yang khusus untuk tepat berjualan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti
mencoba memberikan saran atau rekomendasi agar dapat membantu Dinas
Perdagangan, industri dan Koprasi Kota Serang dalam melakukan pengelolaan
Pedagang Kaki Lima di Kawasan Stadion Maulana Yusuf yaitu sebagai berikut:
1. Dinas Perdagangan, industri dan Koprasi Kota Serang diupayakan dapat
membuat manajemen yang khusus dan menyediakan lokasi khusus untuk
PKL yang direlokasi dari Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota serang.
2. Koordinasi yang di lakukan oleh Dinas Perdagangan, industri dan Koprasi
Kota Serang dengan Satpol PP Kota Serang diupayakan dapat lebih baik
lagi agar komunkasi antar lembaga tesebut berjalan dengan baik.
3. Perlu adanya penambahan jumlah pegawai yang sesuai dengan bidangnya
sehingga dapat bertugas menangani PKL di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang.
4. Disperindagkop Kota Serang diharapkan agar melakuakan kegiatan
sosialisasi dan pelatihan kerja yang rutin dan diwajibkan kepada pegawai
maupun kepada pedagang kaki limanya itu sendiri. Dengan hal itu
diharapkan agar pegawai memiliki kualitas yang dibekali kemampuan dan
165
keahlian dalam melaksanakan pekerjaannya dan juga menciptakan disiplin
bagi pedagang.
5. Perlu di tingkatkanya pengawasan terhadap PKL yang berada di kota
Serang baik itu oleh Disperindagkop, Satpol PP Kota Serang serta pihak
lain yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kota Serang.
6. Perlu adanya anggaran khusus untuk pengrelokasian PKL yang berada di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
164
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Alma, Buchori, 2009. Kawirausahaan. Bandung : Alfabeta
Amirullah dan Budiyono, Haris. 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Athoillah, H.M Anton. 2010. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : CV Pustaka
Setia
Badrudin. 2013. Dasar-dasar Manajemen. CV. Alfabeta: Bandung
Handayaningrat, Soewarno. 1990. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan
Manajemen. Jakarta : Gunung Agung
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BFEE-Yogyakarta
Hasibuan, Malayu. S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,
Jakarta: Bumi Aksara
Irawan, Prasetya. 2006. Metodologi Penelitian Administrasi. Jakarta: Universitas
Terbuka
Manullang, M. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Ramli, Rusli. 1992. Sektor Informal Perkotaan, Pedagan Kaki Lima, IND HILL:
Jakarta
Siagian, Sondang P. 2011. Filsafat Administrasi. PT. Bumi Aksara : Jakarta
Siagian, P. Sondang. 2007. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Sugiyono. 2007. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta
________. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfabeta
Terry, George R. 2009. Prinsip-Prinsip Manajemen. PT. Bumi Aksara : Jakarta
165
Dokumen
Data Dokumen Sumber Dari Disperindagkop Kota Serang
Data Dokumen Sumber Dari Satuan Polisi Pamong Pradja Kota Serang
BPS Banten Dalam Angka, 2018. Provinsi Banten Dalam Angka. Banten
BPS Kota Serang Dalam Angka, 2018. Kota Serang Dalam Angka. Banten
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penataan Dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Sumber Lain
Rudi Mashudi 2014. “Strategi Penataan Pedagang Kaki Lima di Jalan Dewi
Sartika Kota Bogor”. Skripsi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Indri Sutopo 2016. “Implementasi Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 4 Tahun
2014 Tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima di Kota
Serang Tahun 2015”. Skripsi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
DOKUMENTASI FOTO PENELITIAN
Suasana Stadion Maulana Yusuf Kota Serang di Pagi dan Siang Hari
Suasana Stadion Maulana Yusuf Kota Serang di Malam Hari
Inilah proses penertiban yang dilakukan oleh anggota Satpol PP beberapa
waktu lalu sedang menertibkan Pedagang Kaki Lima di Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
Lahan yang seharusnya digunakan para Pedagang Kaki Lima untuk
berjualan di Kepandean
Peneliti bersama Bapak Suandi, SE selaku Seksi Penataan Pasar dan
Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) di Kantor Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Peneliti bersama Ibu Hanna Rubiana, SE selaku Seksi Sarana Prasarana
Pasar di Kantor Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang
Peneliti bersama Bapak Sugiri, ST, M.Si selaku Kepala UPT Pasar di Kantor
UPT Pasar Kota Serang
Peneliti bersama Bapak H.Ahmad selaku Kepala Ketentraman dan
Ketertiban (Trantib) SATPOL PP Kota Serang di Kantor SATPOL PP Kota
Serang
Peneliti bersama Bapak Aang Fauzi selaku Anggota SATPOL PP Kota
Serang di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Peneliti bersama Bapak Aria Januar selaku Anggota SATPOL PP Kota
Serang di Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
Peneliti bersama Bapak Iman Setiabudi selaku Koordinator PKL di Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
Peneliti bersama Ibu Rosda selaku PKL di Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
Peneliti bersama Bapak Hendri selaku PKL di Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
Dokumentasi pada saat rapat kerja antar dinnas
Surat Perintah Tugas yang dibuat oleh Satpl PP Kota Serang
Surat Permohonan Tenaga Bantu
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Aang Fauzi
Usia/Umur : 28
Jabatan : Anggota Satpol PP Serang
Hari/ Waktu : Kamis, 3 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan)
a) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : kita bertugas sesuai dengan apa yang di instrusikan dari atasan kami,
untuk saat ini kita hanya sebatas mengawasi dan melakukan pengamanan
untuk masalah pengrelokasian kita belum ada instruksi dari atasan
2. Organizing (Pengorganisasian)
a) Pengelompokan Tugas-tugas pegawai
Q : Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi
I : Pengelompokan tugasnya sift-sift an saja
Q : Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : kalau ketepatan tugasnya udah ada tupoksinya masing-masing
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Jumlah pegawainya masih kurang ya
Q : Kurangnya tindakan pegawai dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : tindakan kita ya itu mengawasi
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : iya ada pembinaan dan pelatihannya , tapi untuk pelatihan ke PKL
nya mah tidak ada
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : pihak yang terlibatnya kita Satpol PP, Disperindagkop Kota Serang,
Dispora Kota serang dan Polres Serang Kota
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : kalau kita tugas sesuai dengan perintah atasan kita aja mba, tapi
sejauh ini tidak ada dinas atau polisi yang mengawasi di sini selain
kita mba. Stadion ini kan kalau pagi harus bersih dari PKL katanya
PKL disini boleh berjualan itu pada sore sampai malam hari,
bisasanya pagi kita bersihakan baru kalau sore kita bebaskan. Tapi
kalau ada instruksi khusus misalkan stadion ini akan diadakan acara
maka kita besrihkan dari PKL sampai acara beres
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : H Ahmad
Usia/Umur : 51
Jabatan : Kabid keamanan dan ketertiban
Hari/ Waktu : Kamis, 3 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan),
a) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : sampai saat ini untuk permasalahan mengenai PKL yang berada di
Stadion Maulana Yusuf kita hanya menunggu instruksi dari
Disperindagkop selaku dinas yang mempunyai kewenangan. Dan
untuk saat ini ada instruksi dari dinas bahwa pedagang boleh
berjualan pada sore sampai malam hari saja itupun kalau tidak ada
aktifitas di kawasan stadion ini, kalu misalkan ada acara maupun
sebagainya kita instruksikan untuk mengosongkan titik yang akan
digunakan untuk acara tersebut. Untuk yang bertugas di lapangan
kita bagi ada sift yang pagi dan sift yang siang hari
Q : Tindakan yang dilakukan dalam mencapai sasaran
I : Tindakannya hanya mengawasi saja yah neng
2. Organizing (Pengorganisasian),
a) Pengelompokan Tugas-tugas pegawai
Q : Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi
I : sistem atau cara kerja kita ngikutin sebagaimana mestinya saja, saya
rasa sampai saat ini berjalan cukup baik. Kita berjaga bukan hanya di
situ saja hampir di setiap pelosok kota serang kita jaga jadi dengan
pembagian sift tugas ini mempermudah kita untuk bekerja
Q : Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : Kita bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing saja
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Kita masih kekurrangan personil mba jadi jumlah PKL lebih banyak
dibanding personil kita pas waktu penertiban sehingga kita juga
kewalahan
Q : Kurangnya tindakan pegawai dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Tindakan kita sudah cukup baik sih yah mba, Cuma kita menunggu
intruksi dari Disperindagkop nya saja
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : pelatihan dan pembinaan kerja terhadap personil kita ada bahkan kita
lakukan secara rutin, jadi kami memiliki jadwal khusus untuk latihan
baik itu fisik maupun latihan untu di lapangan
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : sampai saat ini komunikasi kita berjalan dengan baik bukan hanya
dengan Disperindagkop saja melainkan dengan seuluruh SKPD yang
berada di kota Serang ini, saya rasa juga komunikasi dan koordinasi
itu harus di jalin dengan baik karena dengan itu maka tujuan akan
mudah dicapai oleh masing-masing SKPD
Q : Bentuk kontribusi dari berbagai pihak
I : kadang hal sederhana juga dapat mengurangi nilai kesopanan sering
juga kadang Disperindagkop memberi kabar hanya melalui via
telepon, secara aturan kalau misalkan tidak terdesak harusnya mh
melalui surat yang jelas asal usulnya bukan kaya gitu kecuali
kebutuhan nya mendesak baru ini mah kan tidak.dan juga seharusnya
kita menjaga itu tiap hari juga
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : bukan saja mengawasi kita juga bertugas untuk menertibkan PKL
yang berada di stadion maulana yusuf kota serang. Kita lakukan
pengawasan dengan sistem 2 sift yakni sift pagi dar jam 8 pagi
sampai siang hari dan sift 2 dari siang sampai sore hari. Tentu saja
ada surat perintah dari Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang dan kita juga ga bakal
ngeaksanai tugas kalau tidak ada surat perintah dari Dinas
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Aria Januar
Usia/Umur : 33
Jabatan : Anggota Satpol PP Serang
Hari/ Waktu : Kamis, 3 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan)
a) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Kita mah bekerja sesuai dengan intruksi dari atasan saja yah, jadi
mengikuti saja
Q : Tindakan yang dilakukan dalam mencapai sasaran
I : Hanya mengawasi saja
2. Organizing (Pengorganisasian)
a) Pengelompokan Tugas-tugas pegawai
Q : Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi
I : tugas kita di bagi sesuai dengan sift masing-masing dari sananya kita
sudah di bagi ada yang jaga pagi ada juga yang jaga siang begitu juga
dengan jadwal libur kita
Q :Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : Sesuai tugas nya masing-masing
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Untuk jumlah pegawai kayanya masih kurang deh, masih banyak yang
belum PNS juga
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : Pelatihan kita ada ko
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : Satpol PP Kota Serang, Disperindgkop Kota Serang, Dispora Kota
Serang
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : Pengawasan yang kita lakukan itu dari pagi sampai sore ya mba
soalnya tida ada lagi yang mengawasi PKL disini selain Satpol PP
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Asep Komarudin
Usia/Umur : 31
Jabatan : Pedagang
Hari/ Waktu : Sabtu, 5 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu :
Q : apakah di sini ada pungutan atau bayar sewa tempat
I : ada tiaphari ada pungutan keamanan dan sampah juga
Q : Bagaimana Pakah sering ada Pengawasan
I : sering bu tiap harinya banyak Satpol PP kalau dinas jga ada
Q : Apakah benar ada tindakan dari Disperindakop kota serang untuk
memindahkan pkl ini
I : kabarnya mah gituh neng kita akang di pindahkan dari sini ke kepandean,
tapi bapak rasa mah disana ga kaya di sini sepi tempatnya juga katanya kecil
jadi menurut bapak mah kurang strategis
Q : Pakah ada bantuan dari pemerintah
I : saya rasa belum pernah ada, kita berdagang modal kita sendiri saya pribadi
belum pernah merasakan bantuan baik berupa uang maupun benda atau
apapun. Saya tau katanya minggu-minggu ini tapi belum jelas juga kalau
rencana mah dari dulu-dulu juga ada
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Iman Setia Budi
Usia/Umur : 39
Jabatan : Koordinator Pedagang Kaki Lima di Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
Hari/ Waktu : Senin, 30 April 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan)
Q : Apakah ada rencana yang di buat oleh Disperindagkop Kota Serang
I : sebenarnya kabar di pindahkan nya peedagang dari sini ke kepandean udah
dari awal tahun kemaren, sebagian bahkan sudah ada yang di pindahkan
namun mereka merasa disana itu kurang pengunjungnya secara otomatis
mengurangi pendapatan mereka, bahkan dari mereka kebanyakan
mengeluh belum juga dapat penglaris sudah di mintain uang kebersihan
lah keamanan lah jadi mereka lebih nyaman di sini
2. Organizing (Pengorganisasian)
Q: Apakah ada koordinasi antara pihak kordinator dengan pihak dinas terkait
I : tidak ada mba, maksud nya gini biasanya kalau ada informasi saya yang
pertama di kasih tau kemudian saya yang menginfokan kepada kawan-
kawan pedagang namun isi dari informasi tersebut kadang kami tidak bisa
menerimanya. Contohnya saja kemarin pas waktu HUT Kota Serang
kebetulan yang menjadi ketua pelaksana adalah Disperindagkop ngadain
pameran pedagang kecil tapi keapa yang menjadi pengisi nya malah dari
luar ada yang dari Jakarta, Bandung kenapa ga dari kita gitu ga salah juga
kan kita sebagai pribumi yang ngisi
3. Reporting (Pelaporan)
Q : Apakah da pengawasan yang dilakukan oleh disperindagkop kota serang
I : pengawasan paling di lakukan oleh Satpo PP, tidak ada yang namanya
Disperindagkop yang langsung turun langsung, ga bakal berani juga
ngusir-ngusir PKL disini pasti pedagang juga menuntut kalau mau ngusir
harus ada tempat untuk berjulan lagi
Q : Apakah disperindakop ikut terjun langsung kelapangan untuk mengelola
pkl
I : kita juga bingung, di bilang tidak ikut campur mereka sudah tugasnya
dibilang ikut campur saya rasa hanya kecil andilnya dalam menata
pedagang kaki lima di sinih, kita kelola bareng-bareng siapa aja bisa sini
kan tempat umum kita juga tidak bisa melarang cuman tugas kita hanya
menempatkan pedagang jangan sampai ribut gara-gara ngisi lahan yang
sudah ada penghuninya
4. Budgeting (Penganggaran)
Q : Apakah Ada Anggaran Khusus Di Berikan Kepada Pkl
I : tidak ada mba, boro-boro kita di kasih anggaran yang ninjau langsung aja
ke sini dari dinas kaga ada. Kadang kita juga aneh, kemarin aja pas ada
acara pameran kebetulan yang ngadain acara Disperindagkop kota
Serang tidak ada yang namanya ngundang kita komunikasi dengan kita
gimana kalau sebagian pedagang ikut pameran atau dilibatkan gituh yang
ada malah ngundang pendatang dari luar Banten yang saya tau aja
kemarin kebanyakan dari Jakarta, kita mah yang disini di pindahin giliran
ada acara kita selaku anaknya aja ga di undang
Q : Apakah disini ada semacam pungutan atau sumbangan dari pedagang
untuk keamanan atau kebersihan
I : kita ada yang namanya paguyuban yang peduli terhadap pedagang kaki
lima di sini, kita ngadain yang namanya pungutan kepada pedagang tapi
kita tidak mempatok berapa harus membayar itu kita kembalikan lagi
kepada para pedagang sanggupnya ngasih berapa kan disini yang
jualana beda-beda kan ada yang penghasilan nya gede ada juga yah
cukup doang lah istilahnya. Uang itu kita kumpulin gunanya untuk apa
misalkan ada kawan pedagang kita lagi ada musibah kita kasih pake
uang itu, ada kegiatan sumbangan buat mesjid musolah sekitar sini
bahkan kalau ada lebih kita bagi sembako buat rakyat kecil
Q : Bagaimana awalnya kondisi pkl di sini
I : kondisi pedagang di sini rame mungkin sekitar 1-2 tahun kesini saja
mba, dulu mah mana ada pedagang yang berjualan di sini tempatnya aja
sepi. Karena alun-alun tidak bisa menapung banyak nya pedagang
sedikit-sedikit mulai ada yang pindah kesini, 2-3 bulan mulai rame kita
aja sama paguyuban yang mengelola ini makanya jadi tertib kaya gini
dinas mah mana ada yag kesini malahan yang ada pedagang mau di
pindahkan ke pandean yang saya tau tempatnya aja kecil ga bakalan bisa
menampung pedagang semua
Q : Apakah pedagang disis harus membayar lapak yang di tempatinya
I : disini kami tidak meminta uang sewa sepeser pun kepada pedagang yang
berjualan disini, kalau misalkan ada okum yang berani meminta uang kita
akan tindak lanjuti kedepannya. Untuk masalah izin padagang iya kita
yang mengatur tempat dimana yang masih kosong agar tidak menggangu
pedagang yang sudah ada
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Hanna Rubiana, SE
Usia/Umur : 32
Jabatan : Seksi Sarana Prasarana Pasar di Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
Hari/ Waktu : Rabu, 2 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan)
a) Tujuan
Q : Tujuan pengelolaan PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang?
I : Kita menginginkan bagaimana caranya membebaskan pedagang kaki
lima dari stadion ini,sebenarnya dulu 2 atau 3 tahun yang lalu di stadion
ini semi dari pedagang. Awalnya pedagang kecil ini ngumpul atau
berjualan nya itu di alun-alun kota serang lama kelamaan mulai
menumpuk dan kebijakan dari pemerintah kota supaya alun-alun itu
bebas dari PKL maka perlahan para pedagang pindah ke stadion.
b) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ?
I : kita menginginkan bagaimana caranya membebaskan pedagang kaki
lima dari stadion ini,sebenarnya dulu 2 atau 3 tahun yang lalu di stadion
ini semi dari pedagang. Awalnya pedagang kecil ini ngumpul atau
berjualan nya itu di alun-alun kota serang lama kelamaan mulai
menumpuk dan kebijakan dari pemerintah kota supaya alun-alun itu
bebas dari PKL maka perlahan para pedagang pindah ke stadion. Nah,
kita sebenarnya bingung mau di tempatkan dimana pedagang ini Cuma
kita pikir untuk sementara sebelum menemukan tempat yang pas untuk
menempatkan PKL kita tempatkan dulu di stadion. Namun, kelamaan
situasinya mulai berbeda pedagang makin banyak pengunjung juga
makin rame kita berpikir untuk merelokasikan ke tempat yang lain. Saat
ini kita sudah menyediakan tempat di pandean walaupun tempatnya
mungkin tidak bisa menampung semua setidaknya ini bisa menjadi
jalan keluar dalam mengatsi permasalahan ini
Q : Tindakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran
I : Tindakan yang dilakukan untuk mencapai sasaran salah satunya
merelokasi ke tempat-tempat yang untuk sementara yaitu Stadion
2. Organizing (Pengorganisasian),
Q : Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi?
I : sebenarnya yang terlibat dalam pengelolaan PKL bukan hanya kita
saja masih ada bagian lain, bagian pengawasan, penataan ada UPT
juga tapi kenapa yang di jadikan katakanlah kita yang mendapatkan
banyak pertanyaan bahkan permintaan, masalah tempat lokasi,
sarana kaya tenda saung kesanya kita yang bekerja sendiri.
Q : Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : ketepatan tugas pegawai dalam berorganisasi ya , kita sudah ada
tupoksinya masing-masing sih yah
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang?
I : kalau di katakan cukup pasti saya katakan tidak cukup namun kamin
cukup-cukupakan saja, kita sebenarnya kekurangan tenaga PNS yang
mempunyai keahlian khusus untuk menanganani permasalahan, yang
mempunyai keahlian memanajemen dan setidaknya itu bisa
membantu kita
Q : Kurangnya tindakan pegawai dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang?
I : Intinya mah kurang koordinasi ajalah
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang?
I : iya mengenai sosialisasi terkait dengan Peraturan Daerah PKL
b) Pelatihan Pegawai
Q : Pelatihan yang di dapatkan oleh pegawai
I : Tidak ada
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : Disperindagkop, Satpol PP Kota Serang dan Dispora
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : Memberikan pengarahan untuk tidak berjualan di hari biasa karena
tidak diperbolehkan.
7. Budgeting (Penganggaran)
a) Sumber pembiyaan
Q : Sumber pembiyaan pengelolan PKL di stadion (sewa tempat)
I : Pemerintah belum mengalokasikan anggaran untuk penataan PKL
karena stadion bukan area PKL, sehingga untuk saat ini
anggarannya itu dilakukan swadaya sendiri tetapi ada sumbangan
tenda 50 dari mentri perdagangan, tetapi sewa tempat itu bukan
dari kami, karena kami tidak mengelola daerah itu
Q : Alokasi dana pungutan dari PKL di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
I : karena tidak ada anggaran kita juga tidak diam saja, sejauh ini kita
sudah berusaha semampuh kita bagaimana cara yang tepat dan
efektif untuk memindahkan dan menemukan tempat baru sebagai
lokasi berjualan para PKL yang berada di stadion, kita sudah
menyediakan tempat baru yang berlokasi di pasar pandean namun
saat ini untuk lokasi masih sangat kecil saya rasa belum cukup
mampu untuk menampung jumlah PKL yang ada sekarang. Namun
kita juga berusaha bagai mana caranya untuk menambah luas
maupun mencari lokasi baru itu masih di pikirkan
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : LIA
Usia/Umur : 35
Jabatan : Pedagang
Hari/ Waktu : 8 Mei 2017
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther
Gullick dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen
tersebut yaitu:
Q : apakah di sini ada pungutan atau bayar sewa tempat
I : setiap hari ada mba pemungutan uang kebersihan, uang keamanan
itu beda-beda uangnya. Menurut kabar yang beredar katanya
kaya gitu,mau gimana lagi kalau kita di pindahkan dari sini harus
mau saya juga bingung, kau keramean kayanya m,asih rame di
sini
Q : Bagaimana Pakah sering ada Pengawasan
I : sayaa kurang tau neng tapi saya belum pernah liat pengawasan
dari orang dinas kalau satpol pp banyak
Q : Apakah benar ada tindakan dari Disperindakop kota serang untuk
memindahkan pkl ini
I : Menurut kabar yang beredar katanya kaya gitu,mau gimana lagi
kalau kita di pindahkan dari sini harus mau saya juga bingung,
kau keramean kayanya m,asih rame di sini
Q : apakah ada bNtuan dari pemerintahan
I : ga ada neng kayanga saya belum pernah menerima
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Suandi, SE
Usia/Umur : 30
Jabatan : Kasi Penataan Pasar dan PKL
Hari/ Waktu : Rabu, 2 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan),
a) Tujuan
Q : Tujuan pengelolaan PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang?
I : tentu saja kita menginginkan bahwa kawasan stadion itu bebas dari
pedagang kaki lima, harus di ketahui juga sebenarnya kita tidak
menyediakan tempat stadion itu bukan untuk berjualan, tidak ada dalam
data lokasi pasar kita. Bahwa stadion maulana yusuf itu tidak termasuk
dalam pengelolaan kami. Namun, kami juga tidak lepas begitu saja
karena pedagang atau kumpulan pedagang kalau kebanyakan kan bisa
dikatakan pasar juga makanya kami juga disini ingin merelokasi atau
memindahkan ke tempat yang stategis, tidak mengangu tempat yang
lain juga. Sejauh ini kita sudah menyediakan tempat kalau mba mau liat
kita sudah siapkan di wilayah pandean, kita juga sudah menyediakan
beberapa tenda untuk dijadikan tempat bagi para pedagang tersebut.
Tujuan nya agar kota serang ini tertata dengan rapih
b) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ?
I : Untuk program kerja kita melakukan sosialisasi kepada para PKL
terkait merelokasikannyya ke tempat yang layak, kan stadion itu belum
layak karena untuk sarana olah raga bukan untuk berjualan, makanya
itu nanti direlokasikan ketempat yang layak yaitu di kepandean
Q : Tindakan yang dilakukan dalam mencapai sasaran ?
I : Dalam waktu dekat ini kita akan merelokasi pedang namun untuk
sementara kita hanya bisa menapung 50 tenda dulu karena keterbatasan
tempat juga. Kedepannya kita akan pikirkan lagi bagamana caranya
agar bisa merelokasi semua pedagang yang berada di stadion
2. Organizing (Pengorganisasian)
a) Pengelompokan Tugas-tugas pegawai
Q : Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi?
I : tentu, kita semua bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-
masing. di Dinas ini memang ada banyak bagian semuanya terisi dengan
rata dan di bantu juga oleh staff jadi ada bidang pasar mereka khusus
megelola tentang pasar, bagian sarana prasarana mereka bekerja
menyiapkan sarana prasarana baik di kantor maupun di luar intinya sudah
ada tupoksi nya masing-masing
Q : Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : Kalau ketepatannya kita dalam berorganisasi kita sudah ada tupoksinya
masing-masing misalnya kalau tugas saya menata PKL ya itu harus
ditepati harus dilaksanakan
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : di Dinas ini sebenarnya kita kekurangan pegawai. Kenapa bisa
dikatakan kaya itu karena di kita ada kurang lebih ada 33 bagian dan
di setiap bagianya itu di isi oleh kepala dan di bantu oleh staff ataupun
kasubag. Kalau di bilang yah kita punya banyak pegawai tapi kalau di
bagi dengan sbegitu banyak bagian kan sama saja paling dalam satu
bagian paling banyak 3 atau 4 orang bahkan ada yang 2 orang
Q : Kurangnya tindakan pegawai dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang?
I : Masih kurangnya koordinasi sih
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : iya ada mba, kita sering mengadakan pelatihan kerja kepada pegawai
kita buan hanya staff melainkan seluruh jajaran kepala karena kalau
pelatihan itu biasanya kepala Dinas yang menginstruksikan jadi
sifatnya wajib di ikuti oleh semua pegawai di sini, bukan hanya itu
juga kita sering melakukan sosialisasi melalui seminar kewirausahaan
kepada baik kepada pegawai maupun pedagang yang berada di Kota
Serang
b) Pelatihan Pegawai
Q: Pelatihan yang di dapatkan oleh pegawai
I : Kalau untuk pelatihan tidak ada bukan pelatihan tapi itu kaya
sosialisasi, misalnya pemkot itu ada, jangan samakan pelatihan sama
sosialisasi, pelatihan itu kita melakukan beberapa hari, tapi kalau
sosialisasi itu ada tapi kita adanya hanya sosialisasi dari instansi
terkait selalu ada tiap tahunnya, kalau pelatihan mengarah ke PKL
nya itu tidak ada
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : sebenranya yah kalau kita mau buka-bukaan terkait ini sebetulnya
banyak yang terkait bukan hanya kita saja, selain kita ada juga
Disporapar selaku yang punya kasawasan, Satpol PP, Dishub, Polres
Kota serang dinas PU. Tapi yang banyak orang tau Disperidagkop
saja, terlebih lagi kan dinas lain angkat tangan seperti Disporapart
katanya itu mh bukan ranah kita, jadi kesanya kita saja yang di
sudutkan padahal yang ikut terlibat kan banyak mereka juga
mempunyai tugas masing-masing dan kita berkoordinasi dengan baik
dengan semua yang terkait
Q : Bentuk kontribusi dari berbagai pihak
I : Bentuk kontribusi dari intansi terkait itu semuanya ya beredia untuk
kontribusi PKL.
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : untuk pengawasan langsung terjun di lapangan kita nyuruh Satpol PP,
tapi kita juga tidak lepastangan begitu saja kontrol atau perintah
tetap dari kita. Mngkin secara personil mereka lebih banyak dan juga
lebih mempuni untuk mengaswasa dan juga menjaga ketertiban
pedagang kaki lima di stadion itu
7. Budgeting (Penganggaran)
a) Sumber pembiyaan
Q : Sumber pembiyaan pengelolan PKL di stadion (sewa tempat)
I : sejak awal juga kita tidak memiliki anggaran untuk mengelola PKL
yang berada di stadion maulana yusuf kota serang, karena stadion itu
bukan wilayah yang kita tetapkan untuk berjualan, tapi kita tetap
mengontrol juga mengelola, mengawasi perkembangan pedagang di
stadion
Q : Alokasi dana pungutan dari PKL di Kawasan Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang?
I : Tidak ada alokasi dana karena area disitu bukan area PKL
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : ROSDA
Usia/Umur : 41
Jabatan : Pedagang
Hari/ Waktu : Selasa, 1 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu:
Q : apakah di sini ada pungutan atau bayar sewa tempat
I : ada mba saya seharinya saya bayar Rp 8.000 untuk bayar sewa, itu ada 3
macam ada uang sewa tempat Rp 5.000 uang kebersihan Rp 2.000 dan
kebersihan lagi Rp 1.000
Q : Bagaimana Pakah sering ada Pengawasan
I : sering bu tiap harinya banyak Satpol PP yang suka nongkrong di sebelah
sana ( depan pintu utama Stadion Maulana Yusuf ). Tugasnya paling
ngontil-ngontrol, keliling tapi kebanyakan nya mh duduk aja ngobrol-
ngobrol
Q : Apakah benar ada tindakan dari Disperindakop kota serang untuk
memindahkan pkl ini
I : rencananya katanya seperti itu mba, kalau kita mh ngikut aja sih gimana
enaknya
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Sugiri ST.M.Si
Usia/Umur : 41
Jabatan : Kepala UPT Pasar
Hari/ Waktu : Rabu, 2 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut terdiri
dari:
1. Planning (Perencanaan),
a) Tujuan
Q : Tujuan pengelolaan PKL di Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang?
I : tujuan kita adalah supaya tata kelola pedagang kaki lima tersusun
dengan rapih, bukan hanya PKL di stadion saja seluruh lokasi pasar
tempat berjualan pedagang di kota serang kita kelola tujuan nya untuk
apa yakni untuk terciptanya pasar yang rapih, bersih bahkan moderan
sehingga menarik minat masyatakat untuk berbelanja di pasar
untungnya kan buat pedagang juga dagangan nya laku di samping itu
juga kan kota menjadi bersih dilihatnya juga nyaman
b) Program Kerja
Q : Program kerja yang dilakukan dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang ?
I : Program kerjanya itu dinamakan pembinaan organisasi PKL dan
didalamnya melakukan PKL penentuan tempat
Q : Tindakan yang dilakukan dalam mencapai sasaran ?
I : Nah, kita sebenarnya bingung mau di tempatkan dimana pedagang ini
Cuma kita pikir untuk sementara sebelum menemukan tempat yang pas
untuk menempatkan PKL kita tempatkan dulu di stadion. Namun,
kelamaan situasinya mulai berbeda pedagang makin banyak pengunjung
juga makin rame kita berpikir untuk merelokasikan ke tempat yang lain.
Saat ini kita sudah menyediakan tempat di pandean walaupun tempatnya
mungkin tidak bisa menampung semua setidaknya ini bisa menjadi jalan
keluar dalam mengatsi permasalahan ini
2. Organizing (Pengorganisasian)
a) Pengelompokan Tugas-tugas pegawai
Q: Pengelompokan tugas-tugas pegawai yang ada dalam organisasi
I : jadi neng, yang mengurus PKL, pasar dan Pedagang sebenarnya
bukan UPT ini aja ada beberapa bagian yang ikut terlibat dalam
pengerjaan melainkan ada bidang pengelolaan pasar dan bidang
pengindustrian. Nah, dalam bidang pasar ini ada beberapa seksi yang
bertugas yakni seksi pengawasan dan pengendalian, sarana dan
prasarana, dan seksi penataan pasar. Semua itu bekerjasama atau
berkoordinasi supaya apa agar semua berjalan dengan baik
Q : Ketepatan tugas pegawai dalam organisasi
I : Tidak tepat, karena masih banyaknya pegawai yang belum sesuai
dengan latar belakang pendidikan dan kompetensi
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q : Jumlah pegawai dalam melaksanakan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : Belum, masih kurang pegawai, masih kurang SDM pokonya mah lah
Q : Kurangnya tindakan pegawai dalam pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I : iya neng disini itu banyak pegawai yang tidak sesuai dengan
bidangnya, banyak di sini pegawai yang lulusan perawat, bidan. Jadi
keahlian nya tidak berguna dan juga disini tidak membutuhkan.
Masalah itu mah sudah sering terjadi di lingkungan Dinas
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q : Pegawai Disperindagkop Kota Serang dan Satpol PP Kota Serang
diberi pembinaan mengenai pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang?
I : kita ada pelatihan khusus untuk pegawai ada juga pelatihan untuk
para pelaku usaha kecil menengah, sosialisasi juga cuma kalau
sosialisasi kita melalui seminar, ini sifatnya tidak rutin tapi sering di
lakukan. Tapi untuk PKL yang di stadion kita belum ada
b) Pelatihan Pegawai
Q : Pelatihan yang di dapatkan oleh pegawai
I : Pelatihan mah belum ada tuh
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q : Pihak yang terlibat dalam pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I : selama ini saya rasa koordinasi cukup,namun ada beberapa kendala
saya rasa itu mah wajar namanya juga yah kita punya paham berbeda
manusiawi tapi saya rasa cukup baik baik dengan dinas lain yang
terkait maupun antar bagian kta ini
Q : Bentuk kontribusi dari berbagai pihak
I : Tidak ada kontribusi kepada pemerintah karena tidak diperbolehkan
PKL disitu
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q : Pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait
I : pengawasan juga penjagaan untuk saat ini kita serahkan ke satpol PP,
pengawasaan kita suruh lakukan tiap hari. Satpol PP juga kita kasih
surat tugas secara rutin kita berikan, kalau kita yang mengawasi jelas
kita harus membutuhkan personil yang banyak dan kendala kita
sekarang ini adalah kurang nya jumlah pegawai
7. Budgeting (Penganggaran)
a) Sumber pembiyaan
Q : Sumber pembiyaan pengelolan PKL di stadion (sewa tempat)
I : belum ada dana atau anggaran yang kita gelontorkan untuk
pengelolaan Pedagang kaki lima yang berada di stadion maulana
Yusuf. Karena kenapa belum ada anggaran karena stadion buan
kawasan atau tepta berjualan PKL
Member Check
Transkrip Wawancara
Narasumber : Sutisna
Usia/Umur : 27
Jabatan : Pedagang
Hari/ Waktu : Sabtu, 5 Mei 2018
Teori fungsi-fungsi manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick
dalam Handayadiningrat (1990:24). Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu:
Q : Bagaimana menurut asnda kondisi lokasi yang udah di sediakan
I : disana mah gak kaya disini neng yang berjualan nya saja hanya beberapa ga
rame kaya disini, mana ada orang yang beli kesini kalau mau di pindahin
harusnya semua jadi keliatan nya rame maakanya saya pindah lagi kesini
Q : Bagaimana Pakah sering ada Pengawasan
I : sering bu tiap harinya banyak Satpol PP yang suka nongkrong di sebelah
sana ( depan pintu utama Stadion Maulana Yusuf ). Tugasnya paling
ngontil-ngontrol, keliling tapi kebanyakan nya mh duduk aja ngobrol-
ngobrol
Q : Apakah benar ada tindakan dari Disperindakop kota serang untuk
memindahkan pkl ini
I : kabarnya mah gituh neng kita akang di pindahkan dari sini ke kepandean,
tapi bapak rasa mah disana ga kaya di sini sepi tempatnya juga katanya kecil
jadi menurut bapak mah kurang strategis
WALIKOTA SERANG
PROVINSI BANTEN
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 4 TAHUN 2014
TENTANG
PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA SERANG,
Menimbang : a. bahwa Pedagang Kaki Lima merupakan bagian
dari pelaku usaha perekonomian sektor informal
yang perlu dilakukan penataan dan pemberdayaan
untuk meningkatkan dan mengembangkan
usahanya;
b. bahwa pertumbuhan pedagang kaki lima yang terus
meningkat berdampak pada fungsi sarana dan
prasarana kawasan perkotaan, estetika, kebersihan
serta terganggunya kenyamanan ruang milik publik,
dan kelancaran lalu lintas
c. bahwa untuk memberikan kepastian hukum dalam
berusaha bagi pedagang kaki lima dan
terpeliharanya sarana prasarana, estetika,
kebersihan dan kenyamanan ruang milik publik
pemerintah daerah perlu melakukan penetapan
lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
ditetapkan Peraturan Daerah tentang Penataan dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3209);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4010);
4. Undang-Undang …………….
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4844);
5. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4444);
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4748);
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4866);
8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);
9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3208);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4655);
13. Peraturan ……………..
- 3 -
13. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 291);
14. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 10 Tahun 2010 Tentang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2010 Nomor 10 Tambahan Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2009 Nomor 35);
15. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 (Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2011 Nomor 6 Tambahan Lembaran Daerah Kota Serang Tahun 2011 Nomor 44);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SERANG
dan
WALIKOTA SERANG
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kota Serang.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
4. Walikota adalah Walikota Serang.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Serang.
6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah;
7. Camat adalah Pemimpin dan Koordinator Penyelenggaraan Pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh Pelimpahan kewenangan Pemerintahan dari Walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan Tugas umum Pemerintahan;
8. pedagang …………….
- 4 -
8. Pedagang Kaki Lima yang selanjutnya disingkat PKL, adalah pelaku usaha yang melakukan usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan bangunan milik pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota dan/atau swasta baik yang sementara/tidak menetap
9. Penataan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui penetapan Lokasi binaan untuk melakukan penetapan, pemindahan, penertiban dan penghapusan Lokasi PKL dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, estetika, kesehatan, ekonomi, keamanan, ketertiban, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
10. Pemberdayaan PKL adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim usaha dan pengembangan usaha terhadap PKL sehingga mampu tumbuh dan berkembang baik kualitas maupun kuantitas usahanya.
11. Tanda daftar usaha yang selanjutnya disebut TDU, adalah surat yang dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai tanda bukti pendaftaran usaha PKL sekaligus sebagai alat kendali untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha PKL dilokasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota.
12. Lokasi PKL adalah tempat untuk menjalankan usaha PKL yang berada di lahan dan/atau bangunan milik pemerintah daerah dan/atau swasta;
13. Tempat Kegiatan Usaha yang selanjutnya disebut TKU adalah tempat yang berada dalam Lokasi PKL yang telah ditetapkan untuk kegiatan Usaha PKL berdasarkan TDU yang dimiliki.
14. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat dan menguntungkan yang melibatkan PKL dengan pelaku usaha sektor formal dan masyarakat.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang.
BAB II RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Daerah ini meliputi :
a. penataan dan pemberdayaan PKL;
b. hak dan kewajiban;
c. pembentukan Tim Koordinasi;
d. pembinaan dan pengawasan;
e. pendanaan;
f. larangan;
g. sanksi administrasi;
h. penyidikan;
i. ketentuan pidana.
Pasal 3 ………………..
- 5 -
Pasal 3 Peraturan Daerah bertujuan :
a. memberikan kesempatan berusaha bagi PKL melalui penetapan lokasi sesuai dengan peruntukannya;
b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan usaha PKL menjadi usaha ekonomi mikro yang tangguh dan mandiri; dan
c. untuk mewujudkan kota yang bersih, indah, tertib dan aman dengan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai dan berwawasan lingkungan.
BAB III PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PKL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4 (1) Walikota melaksanakan penataan dan pemberdayaan PKL sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Penataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara : a. pendataan PKL;
b. pendaftaran PKL;
c. penempatan dan pemindahan PKL;
d. penetapan lokasi dan penghapusan lokasi PKL; dan
e. peremajaan Lokasi PKL.
(3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. peningkatan kemampuan berusaha;
b. fasilitasi akses permodalan;
c. fasilitasi bantuan sarana dagang;
d. penguatan kelembagaan;
e. fasilitasi peningkatan produksi;
f. pengolahan, pengembangan jaringan dan promosi; dan
g. pembinaan dan bimbingan teknis.
Bagian Kedua Penataan PKL
Paragraf 1
Pendataan PKL
Pasal 5 (1) Walikota melalui SKPD yang membidangi urusan perdagangan
melakukan pendataan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a.
(2) Tahapan dalam melakukan pendataan PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersama aparat kecamatan dengan cara antara lain: a. membuat jadwal kegiatan pelaksanaan pendataan;
b. memetakan Lokasi; dan
c. melakukan validasi/pemutakhiran data.
Pasal 6 …………….
- 6 -
Pasal 6
(1) Pendataan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dilakukan berdasarkan:
a. identitas PKL;
b. lokasi PKL;
c. jenis tempat usaha;
d. bidang usaha;
e. modal usaha; dan
f. volume penjualan.
(2) Data PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai
dasar untuk penataan dan pemberdayaan PKL.
Paragraf 2
Pendaftaran PKL
Pasal 7 (1) Walikota melalui SKPD yang membidangi urusan perdagangan
melakukan pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf b.
(2) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
SKPD yang membidangi urusan perdagangan bersama dengan Camat.
(3) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
pengendalian PKL dan menjamin kepastian hukum berusaha.
Pasal 8 (1) Pendaftaran PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf
b dilakukan terhadap 2 (dua) kategori PKL, yaitu PKL lama dan PKL
baru.
(2) PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus melengkapi dan
menyampaikan berkas pendaftaran usaha kepada SKPD yang membidangi urusan perdagangan.
(3) Syarat dan tata cara pendaftaran PKL lebih lanjut diatur dengan Peraturan Walikota.
Paragraf 3
Penempatan dan Pemindahan PKL
Pasal 9 (1) Penempatan PKL dilakukan berdasarkan proses pendataan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1).
(2) Penempatan PKL dilakukan setelah mendapat TDU sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan.
Pasal 10
(1) PKL yang menempati lokasi yang tidak sesuai peruntukannya dilakukan pemindahan atau relokasi ke lokasi yang telah ditetapkan.
(2) Penempatan dan Pemindahan PKL ditetapkan dengan Keputusan
Walikota.
paragraph ………………
- 7 -
Paragraf 4 Penetapan dan Penghapusan Lokasi PKL
Pasal 11
(1) Walikota menetapkan lokasi sesuai peruntukannya sebagai lokasi tempat kegiatan usaha PKL
(2) Penetapan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan kepentingan umum, sosial, budaya, estetika, ekonomi, keamanan, ketertiban, kesehatan, kebersihan lingkungan dan sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Rencana detail Tata Ruang.
(3) Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lokasi binaan yang dilengkapi dengan papan nama atau rambu yang menerangkan :
a. nama Lokasi;
b. klasifikasi dan jenis usaha PKL, dan
c. batasan jumlah PKL. Pasal 12
(1) Lokasi PKL binaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3), terdiri atas : a. lokasi permanen; dan b. lokasi sementara.
(2) Lokasi PKL yang bersifat permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilengkapi dengan aksesabilitas, dan sarana serta prasarana antara lain fasilitas listrik, air, tempat sampah dan toilet umum.
(3) Lokasi permanen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan untuk menjadi Lokasi atau pusat-pusat bidang usaha promosi, produksi unggulan daerah.
(4) Lokasi sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Lokasi tempat usaha PKL yang terjadwal sampai jangka waktu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 13
Lokasi tempat usaha PKL yang terjadwal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 14 (1) Penghapusan Lokasi PKL yang tidak sesuai dengan peruntukkannya
dilakukan penertiban dan ditata sesuai dengan fungsi peruntukannya.
(2) penghapusan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 15 Tata cara penetapan dan pengahpusan lokasi PKL diatur lebih lanjut dengan Pertaturan Walikota .
Paragraf 5 Peremajaan Lokasi PKL
Pasal 16
(1) Pemerintah Daerah melakukan peremajaan Lokasi PKL binaan.
(2) Peremajaan Lokasi PKL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan fungsi prasarana, sarana dan utilitas kota.
bagian …………..
- 8 -
Bagian Ketiga Pemberdayaan PKL
Pasal 17
(1) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dilakukan melalui :
a. penetapan ke dalam dokumen rencana pembangunan daerah;
b. penetapan kebijakan pelaksanaan pemberdayaan PKL.
(2) Walikota dalam melakukan pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) antara lain dapat dilakukan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan / CSR (Corporate Sosial Responsibility).
(3) Pemberdayaan PKL sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan pemberdayaan PKL dan fasilitasi kemitraan dengan dunia usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain:
a. penataan peremajaan tempat usaha PKL;
b. peningkatan kemampuan berwirausaha melalui bimbingan, pelatihan dan bantuan permodalan;
c. promosi usaha dan event pada lokasi binaan ; dan
d. berperan aktif dalam penataan PKL di Lokasi perkotaan agar menjadi lebih tertib, bersih, indah dan nyaman.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PKL
Pasal 18 PKL mempunyai hak :
a. mendapatkan pelayanan pendaftaran usaha PKL;
b. melakukan kegiatan usaha di Lokasi yang ditetapkan;
c. mendapatkan informasi dan sosialisasi atau pemberitahuan terkait dengan kegiatan usaha di Lokasi PKL;
d. mendapatkan pengaturan, penataan, pembinaan, supervisi dan pendampingan dalam pengembangan usahanya; dan
e. mendapatkan pendampingan dalam mendapatkan pinjaman permodalan dengan mitra bank.
Pasal 19
PKL mempunyai kewajiban antara lain:
a. memiliki TDU;
b. melaksanakan kegaiatan usaha PKL di TKU sesuai dengan TDU;
c. mematuhi waktu kegiatan usaha yang telah ditetapkan oleh Walikota;
d. memelihara keindahan, ketertiban, keamanan, kebersihan dan kesehatan lingkungan Lokasi PKL dan/atau TKU;
e. menempatkan dan menata barang dagangan dan/atau jasa serta peralatan dagangan dengan tertib dan teratur;
f. tidak mengganggu lalu lintas dan kepentingan umum; dan
g. menyerahkan TKU tanpa menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun, apabila tidak dilaksanakan kegiatan usaha selama 1 (satu) bulan atau sewaktu-waktu Lokasi tersebut dibutuhkan oleh pemerintah Kota.
BAB V …………………
- 9 -
BAB V PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI
Pasal 20
(1) Walikota membentuk Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL dengan keputusan walikota.
(2) Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL terdiri atas : a. Ketua : Sekretaris Daerah
b. Sekretaris : SKPD yang membidangi Perdagangan
c. Anggota : - SKPD terkait
- Satpol PP
- Camat
- Pelaku Dunia Usaha dan/atau kelembagaan PKL yang berkomitmen membantu pemberdayaan PKL.
(3) Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL bertugas melakukan monitoring dan evaluasi terhadap penataan dan pemberdayaan PKL di daerah.
(4) Monitoring dan evaluasi dilaksanakan paling sedikit 2 (dua) kali dalam setahun dan/atau sewaktu-waktu apabila diperlukan.
Pasal 21
(1) Walikota menyampaikan laporan hasil pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL kepada Gubernur Provinsi Banten.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tembusan disampaikan kepada Menteri Dalam negeri.
(3) Laporan pelaksanaan penataan dan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan terkait dengan pendanaan yang diberikan oleh Provinsi banten dan/atau Pemerintah.
(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan paling lambat pada akhir bulan Februari tahun berikutnya.
BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 22
(1) tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penataan dan pemberdayaan PKL di daerah.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Banten;
b. pendataan PKL;
c. sosialisasi kebijakan tentang penataan dan pemberdayaan PKL;
d. perencanaan dan penetapan Lokasi binaan PKL;
e. koordinasi dan konsultasi pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL;
f. bimbingan teknis, pelatihan, supervisi kepada PKL;
g. mengembangkan kemitraan dengan dunia usaha dan masyarakat dalam penataan dan pemberdayaan PKL; dan
BAB VII ……………….
- 10 -
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 23
Biaya pelaksanaan penataan dan pemberdayaan PKL bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Banten;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Serang; dan
d. Lain-lain sumber pendapatan yang sah dan tidak mengikat.
BAB VIII
LARANGAN
Pasal 24
Setiap orang dilarang :
a. melakukan kegiatan usaha PKL tanpa izin TDU
b. melakukan kegiatan usaha PKL di luar Kasawan PKL dan/atau TKU;
c. merombak, menambah dan mengubah fungsi serta fasilitas yang ada
di Lokasi PKL dan/atau TKU yang telah ditetapkan;
d. menempati Lokasi PKL dan/atau TKU untuk tempat tinggal;
e. melakukan transaksi perdagangan dengan PKL di luar Lokasi PKL
yang ditetapkan.
Pasal 25
Setiap PKL yang memiliki TDU dilarang :
a. melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan TDU;
b. memperdagangkan barang atau jasa yang tidak sesuai dengan TDU;
c. menelantarkan dan/atau membiarkan kosong TKU secara terus-
menerus selama 1 (satu) bulan;
d. menggunakan badan jalan untuk tempat usaha, kecuali yang
ditetapkan untuk Lokasi PKL terjadwal dan terkendali; dan
e. memperjualbelikan atau menyewakan TKU kepada pedagang lainnya;
dan.
f. melakukan kegiatan usaha dengan cara merusak dan atau mengubah
bentuk TKU, trotoar, fasilitas umum, dan/atau bangunan di
sekitarnya.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 26
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e dikenakan sanksi
administrasi berupa pencabutan TDU PKL.
(2) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 25 huruf f, selain dikenakan
pencabutan TDU PKL, juga diwajibkan untuk mengembalikan kondisi
semula sebelum terjadinya perusakan atau perubahan.
BAB X ………………..
- 11 -
BAB X
PENYIDIKAN
Pasal 27
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan
Penyidikan Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Hukum Acara Pidana.
(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah Pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Kota yang
diangkat oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan
atau laporan berkenaan dengan Tindak Pidana, agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai
Orang Pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan
yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari Orang Pribadi atau
Badan sehubungan dengan Tindak Pidana;
d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan
Tindak Pidana;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas penyidikan Tindak Pidana;
g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang
berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau
dokumen yang dibawa;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa
sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan/atau melakukan tindakan lain yang
perlu untuk kelancaran penyidikan Tindak Pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memberitahukan dimulainya Penyidikan dan menyampaikan hasil
penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi
Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
(5) Dalam melaksanakan tugasnya, Penyidik tidak berwenang melakukan
penangkapan dan penahanan.
BAB XI ………………..
- 12 -
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 28
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24 diancam dengan pidana kurungan paling lama 1
(satu) bulan atau denda paling banyak Rp. 3.000.000.- (tiga juta
rupiah).
(2) PKL yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
25 huruf f dan tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) diancam dengan pidana
kurungan paling lama 2 (dua) bulan atau denda paling banyak
Rp. 5.000.000,-(lima juta rupiah).
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
adalah pelanggaran.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 29
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang telah melaksanakan tugas pokok dan fungsi dibidang
perdagangan untuk menyesuaikan.
Pasal 30
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka segala ketentuan
aturan yang sudah ada perlu dilakukan penyesuaian.
Pasal 31
Tim Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan PKL melaksanakan tugasnya
berdasarkan peraturan daerah ini paling lama 6 (enam) bulan sejak
ditetapkannya Keputusan Walikota tentang Pembentukan tim Koordinasi
Penataan dan Pemberdayaan PKL.
Pasal 32
(1) Dalam penempatan PKL, Pemerintah Daerah menyediakan lokasi
pedagang paling lama 2 (dua) tahun.
(2) Bagi PKL yang sudah ada, perlu dilakukan penataan dan penempatan
pada lokasi yang telah ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan.
(3) Penetapan lokasi PKL binaan harus sesuai dengan Rencana Detail
Tata Ruang wilayah paling lama 2 (dua) tahun sejak diundangkannya
peraturan daerah ini.
BAB XIII …………………
- 13 -
BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Serang.
DDiitteettaappkkaann ddii SSeerraanngg
ppaaddaa ttaannggggaall 44 AAgguussttuuss 22001144
WWAALLIIKKOOTTAA SSEERRAANNGG,,
T b . H A E R U L J A M A N
Diundangkan di Serang pada tanggal 8 Agustus 2014 SEKRETARIS DAERAH
KOTA SERANG
MM .. MM AA HH FF UU DD
LEMBARA N DAERA H K OTA S ERANG TAH UN 2 0 14 NOMOR 4
Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM
SUGENG YULIANTO, SH NIP.19610720 198701 1 002 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA SERANG PROVINSI BANTEN (NOMOR URUT PERDA 4 ) / ( TAHUN 2014 )
- 14 -
P E N J E L A S A N
A T A S
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG
NOMOR 4 TAHUN 2014
TENTANG
PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
I. UMUM
Pedagang Kaki Lima merupakan bagian dari pelaku usaha
perekonomian sektor informal yang perlu dilakukan penataan dan
pemberdayaan untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya,
pertumbuhan pedagang kaki lima yang terus meningkat berdampak pada
fungsi sarana dan prasarana kawasan perkotaan, estetika, kebersihan
serta terganggunya kenyamanan ruang milik publik, dan kelancaran lalu
lintas.
Untuk memberikan kepastian hukum dalam berusaha bagi
pedagang kaki lima dan terpeliharanya sarana prasarana, estetika,
kebersihan dan kenyamanan ruang milik publik pemerintah daerah perlu
melakukan penetapan lokasi pedagang kaki lima sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, oleh karena itu Pemerintah Kota Serang
memandang perlu membentuk Peraturan Daerah Kota Serang tentang
Penataan Dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9 ………………………..
- 15 -
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21 .
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25 .
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31 ………………………
- 16 -
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 75
No I
Q
Temuan Lapangan
1. Planning (Perencanaan)
a) Tujuan
Q1 : Tujuan pengelolaan PKL di Kawasan
Stadion Maulana Yusuf Kota Serang
I1 : tentu saja kita menginginkan bahwa
kawasan stadion itu bebas dari pedagang
kaki lima, harus di ketahui juga sebenarnya
kita tidak menyediakan tempat stadion itu
bukan untuk berjualan, tidak ada dalam
data lokasi pasar kita. Bahwa stadion
maulana yusuf itu tidak termasuk dalam
pengelolaan kami. Namun, kami juga tidak
lepas begitu saja karena pedagang atau
kumpulan pedagang kalau kebanyakan kan
bisa dikatakan pasar juga makanya kami
juga disini ingin merelokasi atau
memindahkan ke tempat yang stategis,
tidak mengangu tempat yang lain juga.
Sejauh ini kita sudah menyediakan tempat
kalau mba mau liat kita sudah siapkan di
wilayah pandean, kita juga sudah
menyediakan beberapa tenda untuk
Tujuan yang diinginkan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
adalah tersedianya pasar tradisional yang
baik, nyaman dan bersih di kota serang,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan
pedagang serta kenyamanan bagi
konsumen dan tertatanya Pedagang Kaki
Lima di Kota Serang dengan rapih,
menginginkan adanya ketertiban dalam
hal berjualan, menginginkan supaya
Pedagang Kaki Lima berjualan di tempat
yang sudah di sediakan dan mentaati
aturan yang sudah di tetapkan.Manajemen
yang di lakukan oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang belum berjalan
dengan efektif.
dijadikan tempat bagi para pedagang
tersebut. Tujuan nya agar kota serang ini
tertata dengan rapih
I2 : tujuan kita adalah supaya tata kelola
pedagang kaki lima tersusun dengan rapih,
bukan hanya PKL di stadion saja seluruh
lokasi pasar tempat berjualan pedagang di
kota serang kita kelola tujuan nya untuk
apa yakni untuk terciptanya pasar yang
rapih, bersih bahkan moderan sehingga
menarik minat masyatakat untuk
berbelanja di pasar untungnya kan buat
pedagang juga dagangan nya laku di
samping itu juga kan kota menjadi bersih
dilihatnya juga nyaman
13 : kita menginginkan bagaimana caranya
membebaskan pedagang kaki lima dari
stadion ini,sebenarnya dulu 2 atau 3 tahun
yang lalu di stadion ini semi dari
pedagang. Awalnya pedagang kecil ini
ngumpul atau berjualan nya itu di alun-
alun kota serang lama kelamaan mulai
menumpuk dan kebijakan dari pemerintah
kota supaya alun-alun itu bebas dari PKL
maka perlahan para pedagang pindah ke
stadion.
b) Program Kerja
Q2 : Program kerja yang dilakukan dalam
pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I1 : Untuk program kerja kita melakukan
sosialisasi kepada para PKL terkait
merelokasikannyya ke tempat yang layak,
kan stadion itu belum layak karena untuk
sarana olah raga bukan untuk berjualan,
makanya itu nanti direlokasikan ketempat
yang layak yaitu di kepandean
I2 : kita menginginkan bagaimana caranya
membebaskan pedagang kaki lima dari
stadion ini,sebenarnya dulu 2 atau 3 tahun
yang lalu di stadion ini semi dari
pedagang. Awalnya pedagang kecil ini
ngumpul atau berjualan nya itu di alun-
alun kota serang lama kelamaan mulai
menumpuk dan kebijakan dari pemerintah
kota supaya alun-alun itu bebas dari PKL
maka perlahan para pedagang pindah ke
stadion. Nah, kita sebenarnya bingung mau
di tempatkan dimana pedagang ini Cuma
kita pikir untuk sementara sebelum
menemukan tempat yang pas untuk
menempatkan PKL kita tempatkan dulu di
stadion. Namun, kelamaan situasinya
mulai berbeda pedagang makin banyak
pengunjung juga makin rame kita berpikir
untuk merelokasikan ke tempat yang lain.
Saat ini kita sudah menyediakan tempat di
pandean walaupun tempatnya mungkin
tidak bisa menampung semua setidaknya
ini bisa menjadi jalan keluar dalam
mengatsi permasalahan ini
I3 : Program kerjanya itu dinamakan
pembinaan organisasi PKL dan
didalamnya melakukan PKL penentuan
tempat
I4 : sampai saat ini untuk permasalahan
mengenai PKL yang berada di Stadion
Maulana Yusuf kita hanya menunggu
instruksi dari Disperindagkop selaku dinas
yang mempunyai kewenangan. Dan untuk
saat ini ada instruksi dari dinas bahwa
pedagang boleh berjualan pada sore
sampai malam hari saja itupun kalau tidak
ada aktifitas di kawasan stadion ini, kalu
misalkan ada acara maupun sebagainya
kita instruksikan untuk mengosongkan titik
yang akan digunakan untuk acara tersebut.
Untuk yang bertugas di lapangan kita bagi
ada sift yang pagi dan sift yang siang hari
I5 : kita bertugas sesuai dengan apa yang
di instrusikan dari atasan kami, untuk saat
ini kita hanya sebatas mengawasi dan
melakukan pengamanan untuk masalah
pengrelokasian kita belum ada instruksi
dari atasan
I6 : Kita mah bekerja sesuai dengan
intruksi dari atasan saja yah, jadi
mengikuti saja
Q3 : Tindakan yang dilakukan dalam
mencapai sasaran
I1 : Dalam waktu dekat ini kita akan
merelokasi pedang namun untuk sementara
kita hanya bisa menapung 50 tenda dulu
karena keterbatasan tempat juga.
Kedepannya kita akan pikirkan lagi
bagamana caranya agar bisa merelokasi
semua pedagang yang berada di stadion
I2 : Tindakan yang dilakukan untuk
mencapai sasaran salah satunya merelokasi
ke tempat-tempat yang untuk sementara
yaitu Stadion
I3 : Nah, kita sebenarnya bingung mau di
tempatkan dimana pedagang ini Cuma kita
pikir untuk sementara sebelum
menemukan tempat yang pas untuk
menempatkan PKL kita tempatkan dulu di
stadion. Namun, kelamaan situasinya
mulai berbeda pedagang makin banyak
pengunjung juga makin rame kita berpikir
untuk merelokasikan ke tempat yang lain.
Saat ini kita sudah menyediakan tempat di
pandean walaupun tempatnya mungkin
tidak bisa menampung semua setidaknya
ini bisa menjadi jalan keluar dalam
mengatsi permasalahan ini
I4 : Tindakannya hanya mengawasi saja
yah neng
I5: -
I6 : Hanya mengawasi saja
2. Organizing (Pengorganisasian)
a) Pengelompokan Tugas-tugas
pegawai
Q4 : Pengelompokan tugas-tugas pegawai
yang ada dalam organisasi
I1 : tentu, kita semua bekerja sesuai
Pedagang Kaki Lima di kota Serang
dikelola oleh Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang ditangani oleh bidang
pengelolaan pasar dan di bawahnya
terdapat seksi pengawasan dan
dengan tugas dan fungsinya masing-
masing. di Dinas ini memang ada banyak
bagian semuanya terisi dengan rata dan di
bantu juga oleh staff jadi ada bidang pasar
mereka khusus megelola tentang pasar,
bagian sarana prasarana mereka bekerja
menyiapkan sarana prasarana baik di
kantor maupun di luar intinya sudah ada
tupoksi nya masing-masing
I2 : sebenarnya yang terlibat dalam
pengelolaan PKL bukan hanya kita saja
masih ada bagian lain, bagian pengawasan,
penataan ada UPT juga tapi kenapa yang di
jadikan katakanlah kita yang mendapatkan
banyak pertanyaan bahkan permintaan,
masalah tempat lokasi, sarana kaya tenda
saung kesanya kita yang bekerja sendiri.
I3 : jadi neng, yang mengurus PKL, pasar
dan Pedagang sebenarnya bukan UPT ini
aja ada beberapa bagian yang ikut terlibat
dalam pengerjaan melainkan ada bidang
pengelolaan pasar dan bidang
pengindustrian. Nah, dalam bidang pasar
ini ada beberapa seksi yang bertugas yakni
seksi pengawasan dan pengendalian,
pengendalian, seksi sarana dan prasarana,
dan seksi penataan pasar dan pedagang
kaki lima (PKL) bidang perdagangan
yang membawahi 3 seksi yakni seski Bina
Usaha dan Sarana, seksi tataniaga
pendaftaran dan informasi dan seksi
pembinaan dan pengembangan serta UPT
Pasar.
sarana dan prasarana, dan seksi penataan
pasar. Semua itu bekerjasama atau
berkoordinasi supaya apa agar semua
berjalan dengan baik
I4 : sistem atau cara kerja kita ngikutin
sebagaimana mestinya saja, saya rasa
sampai saat ini berjalan cukup baik. Kita
berjaga bukan hanya di situ saja hampir di
setiap pelosok kota serang kita jaga jadi
dengan pembagian sift tugas ini
mempermudah kita untuk bekerja
I5 : Pengelompokan tugasnya sift-sift an
saja
I6 : tugas kita di bagi sesuai dengan sift
masing-masing dari sananya kita sudah di
bagi ada yang jaga pagi ada juga yang jaga
siang begitu juga dengan jadwal libur kita
Q5 : Ketepatan tugas pegawai dalam
organisasi
I1 : Kalau ketepatannya kita dalam
berorganisasi kita sudah ada tupoksinya
masing-masing misalnya kalau tugas saya
menata PKL ya itu harus ditepati harus
dilaksanakan
12 : ketepatan tugas pegawai dalam
berorganisasi ya, kita sudah ada
tupoksinya masing-masing sih yah
13 : Tidak tepat, karena masih banyaknya
pegawai yang belum sesuai dengan latar
belakang pendidikan dan kompetensi
14 : Kita bekerja sesuai dengan tupoksinya
masing-masing saja
I5 : kalau ketepatan tugasnya udah ada
tupoksinya masing-masing
I6 : Sesuai tugas nya masing-masing
3. Staffing (Penyusunan Pegawai)
a) Penempatan Pegawai
Q6 : Jumlah pegawai dalam melaksanakan
pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I1 : di Dinas ini sebenarnya kita
kekurangan pegawai. Kenapa bisa
dikatakan kaya itu karena di kita ada
kurang lebih ada 33 bagian dan di setiap
bagianya itu di isi oleh kepala dan di bantu
oleh staff ataupun kasubag. Kalau di bilang
yah kita punya banyak pegawai tapi kalau
di bagi dengan sbegitu banyak bagian kan
sama saja paling dalam satu bagian paling
banyak 3 atau 4 orang bahkan ada yang 2
Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang masih kekurangan sumber
daya manusia, baik itu yang PNS maupun
yang Non-PNS kurangnya pegawai masih
menjadi kendala sehingga sering terjadi
keterlambatan dalam melakukan
pekerjaan. Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang memiliki 93 pegawai dengan
33 pegawai yang Pegawai Negeri Sipil,
semua PNS tersebut menduduki jabatan
sebagai Kepala dan wakil Kepala seksi.
Sedangkan 60 untuk yang Non-PNS
berkedudukan sebagai staff yang
orang
I2 : kalau di katakan cukup pasti saya
katakan tidak cukup namun kamin cukup-
cukupakan saja, kita sebenarnya
kekurangan tenaga PNS yang mempunyai
keahlian khusus untuk menanganani
permasalahan, yang mempunyai keahlian
memanajemen dan setidaknya itu bisa
membantu kita
I3 : Belum, masih kurang pegawai, masih
kurang SDM pokonya mah lah
I4 : Kita masih kekurrangan personil mba
jadi jumlah PKL lebih banyak dibanding
personil kita pas waktu penertiban
sehingga kita juga kewalahan
I5 : Jumlah pegawainya masih kurang ya
I6 : Untuk jumlah pegawai kayanya masih
kurang deh, masih banyak yang belum
PNS juga
Q7 : Kurangnya tindakan pegawai dalam
pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I1 : Masih kurangnya koordinasi sih
I2 : Intinya mah kurang koordinasi ajalah
I3 : iya neng disini itu banyak pegawai
mambatu kepala yang di bagi sesuai
dengan kebutuhan nya. Selain itu Formasi
jumlah anggota Satpol PP kota serang
yang bertugas untuk menertibkan
pedagang kaki lima di kota serang
biasanya adalah 20 orang yang di pimpin
oleh seorang penanggung jawab, seorang
ketua, dan koordinator lapangan. Formasi
terebut di dapat dari surat perintah tugas
yang di terbitkan oleh Satpol PP kota
serang untuk menjaga dan menertibkan
pedagang kaki lima dan biasanya untuk
formasi pemberian tugas kurang lebis
seprti itu dan di sesuaikan dengan kondisi
di lapangan. Dan untuk keseluruhan
jumlah personil Satuan Polisi Pamong
Peradja Kota Serang berjumlah 201
Anggota
yang tidak sesuai dengan bidangnya,
banyak di sini pegawai yang lulusan
perawat, bidan. Jadi keahlian nya tidak
berguna dan juga disini tidak
membutuhkan. Masalah itu mah sudah
sering terjadi di lingkungan Dinas
I4 : Tindakan kita sudah cukup baik sih yah
mba, Cuma kita menunggu intruksi dari
Disperindagkop nya saja
I5 : tindakan kita ya itu mengawasi
I6 : -
4. Directing (Pembinaan Kerja)
a) Pembinaan Pegawai
Q8 : Pegawai Disperindagkop Kota Serang
dan Satpol PP Kota Serang diberi
pembinaan mengenai pengelolaan PKL di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
I1 : iya ada mba, kita sering mengadakan
pelatihan kerja kepada pegawai kita buan
hanya staff melainkan seluruh jajaran
kepala karena kalau pelatihan itu biasanya
kepala Dinas yang menginstruksikan jadi
sifatnya wajib di ikuti oleh semua pegawai
di sini, bukan hanya itu juga kita sering
Dinas Perdagangan, Industri dan Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Kota serang
sering melakukan sosialisasi dan pelatihan
kerja kepada pegawai nya. Namun
pelatihan tersebut sifatnya sewaktu-waktu
saja.Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota serang dan dinas terkaitnya pernah
memberikan sosialisasi dan pelatihan
kerja kepada Pedagang Kaki Lima di Kota
Serang melalui seminar. Namun,
sosialisasi dan pelatihan kerja tersebut
hanya sesekali saja tidak berjalan dengan
rutin. Jadi, belum pernah di berikannya
melakukan sosialisasi melalui seminar
kewirausahaan kepada baik kepada
pegawai maupun pedagang yang berada di
Kota Serang
I2 : iya mengenai sosialisasi terkait dengan
Peraturan Daerah PKL
I3 : kita ada pelatihan khusus untuk
pegawai ada juga pelatihan untuk para
pelaku usaha kecil menengah, sosialisasi
juga cuma kalau sosialisasi kita melalui
seminar, ini sifatnya tidak rutin tapi sering
di lakukan. Tapi untuk PKL yang di
stadion kita belum ada
I4 : pelatihan dan pembinaan kerja
terhadap personil kita ada bahkan kita
lakukan secara rutin, jadi kami memiliki
jadwal khusus untuk latihan baik itu fisik
maupun latihan untu di lapangan
I5 : iya ada pembinaan dan pelatihannya ,
tapi untuk pelatihan ke PKL nya mah tidak
ada
I6 : Pelatihan kita ada ko
sosialisai dan pelatihan kerja kepada
pedagang kaki lima di kawasan stadion
maulana yusuf kota serang.
5. Coordinating (Pengkoordinasian)
a) Koordinasi dengan dinas terkait
Q10: Pihak yang terlibat dalam
Dinas yang terkait dalam pengelolaan ini
adalah Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
pengelolaan PKL di Kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang
I1 : sebenranya yah kalau kita mau buka-
bukaan terkait ini sebetulnya banyak yang
terkait bukan hanya kita saja, selain kita
ada juga Disporapar selaku yang punya
kasawasan, Satpol PP, Dishub, Polres Kota
serang dinas PU. Tapi yang banyak orang
tau Disperidagkop saja, terlebih lagi kan
dinas lain angkat tangan seperti
Disporapart katanya itu mh bukan ranah
kita, jadi kesanya kita saja yang di
sudutkan padahal yang ikut terlibat kan
banyak mereka juga mempunyai tugas
masing-masing dan kita berkoordinasi
dengan baik dengan semua yang terkait
I2 : Disperindagkop, Satpol PP Kota
Serang dan Dispora
I3 : selama ini saya rasa koordinasi
cukup,namun ada beberapa kendala saya
rasa itu mah wajar namanya juga yah kita
punya paham berbeda manusiawi tapi saya
rasa cukup baik baik dengan dinas lain
yang terkait maupun antar bagian kta ini
I4 : sampai saat ini komunikasi kita
Kota Serang, Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Serang, Dinas Pariwisata, pemuda
dan Olahraga Kota Serang
Koordinasi yang dilakukan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang,
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang,
Dinas Pariwisata, pemuda dan Olahraga
Kota Serang dan pihak ketiga masih
sangat lemah ini dibuktikan sering terjadi
salah komunikasi antara dinas terkait
lainnya. Koordinasi yang dilakukan oleh
Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang dengan pihak ketiga tidak
berjalan dengan baik ini terbukti dengan
apa yang diinginkan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
tidak sesuai dengan apa yang di harapkan
oleh para pedagang kaki lima di kawasan
stadion maulan yusuf Kota Serang.
berjalan dengan baik bukan hanya dengan
Disperindagkop saja melainkan dengan
seuluruh SKPD yang berada di kota
Serang ini, saya rasa juga komunikasi dan
koordinasi itu harus di jalin dengan baik
karena dengan itu maka tujuan akan
mudah dicapai oleh masing-masing SKPD
I5 : pihak yang terlibatnya kita Satpol PP,
Disperindagkop Kota Serang, Dispora
Kota serang dan Polres Serang Kota
I6 : Satpol PP Kota Serang, Disperindgkop
Kota Serang, Dispora Kota Serang
Q11 : Bentuk kontribusi dari berbagai
pihak
I1 : Bentuk kontribusi dari intansi terkait
itu semuanya ya beredia untuk kontribusi
PKL
I2 : -
I3 : Tidak ada kontribusi kepada
pemerintah karena tidak diperbolehkan
PKL disitu
I4 : kadang hal sederhana juga dapat
mengurangi nilai kesopanan sering juga
kadang Disperindagkop memberi kabar
hanya melalui via telepon, secara aturan
kalau misalkan tidak terdesak harusnya mh
melalui surat yang jelas asal usulnya bukan
kaya gitu kecuali kebutuhan nya mendesak
baru ini mah kan tidak.dan juga seharusnya
kita menjaga itu tiap hari juga
I5 : -
I6 : -
6. Reporting (Pelaporan)
a) Pengawasan
Q12 : Pengawasan yang dilakukan oleh
dinas terkait
I1 : untuk pengawasan langsung terjun di
lapangan kita nyuruh Satpol PP, tapi kita
juga tidak lepastangan begitu saja kontrol
atau perintah tetap dari kita. Mngkin secara
personil mereka lebih banyak dan juga
lebih mempuni untuk mengaswasa dan
juga menjaga ketertiban pedagang kaki
lima di stadion itu
I2 : Memberikan pengarahan untuk tidak
berjualan di hari biasa karena tidak
diperbolehkan.
I3 : pengawasan juga penjagaan untuk saat
ini kita serahkan ke satpol PP,
pengawasaan kita suruh lakukan tiap hari.
Pengawasan hanya dilakukan oleh Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Serang atas
dasar perintah dari Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang. Tidak adanya
pengawasan langsung dari Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang.
Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang hanya mealkukan
pengawasan langsung ke lapangan hanya
di wilayah kepandean saja.
Satpol PP juga kita kasih surat tugas secara
rutin kita berikan, kalau kita yang
mengawasi jelas kita harus membutuhkan
personil yang banyak dan kendala kita
sekarang ini adalah kurang nya jumlah
pegawai
I4 : bukan saja mengawasi kita juga
bertugas untuk menertibkan PKL yang
berada di stadion maulana yusuf kota
serang. Kita lakukan pengawasan dengan
sistem 2 sift yakni sift pagi dar jam 8 pagi
sampai siang hari dan sift 2 dari siang
sampai sore hari. Tentu saja ada surat
perintah dari Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang dan kita juga ga bakal
ngeaksanai tugas kalau tidak ada surat
perintah dari Dinas
I5 : kalau kita tugas sesuai dengan perintah
atasan kita aja mba, tapi sejauh ini tidak
ada dinas atau polisi yang mengawasi di
sini selain kita mba. Stadion ini kan kalau
pagi harus bersih dari PKL katanya PKL
disini boleh berjualan itu pada sore sampai
malam hari, bisasanya pagi kita bersihakan
baru kalau sore kita bebaskan. Tapi kalau
ada instruksi khusus misalkan stadion ini
akan diadakan acara maka kita besrihkan
dari PKL sampai acara beres
I6 : Pengawasan yang kita lakukan itu dari
pagi sampai sore ya mba soalnya tida ada
lagi yang mengawasi PKL disini selain
Satpol PP
7. Budgetting (Anggaran)
a) Sumber pembiyaan anggaran
Q14 : Sumber pembiyaan pengelolan PKL
di stadion (sewa tempat)
I1 : sejak awal juga kita tidak memiliki
anggaran untuk mengelola PKL yang
berada di stadion maulana yusuf kota
serang, karena stadion itu bukan wilayah
yang kita tetapkan untuk berjualan, tapi
kita tetap mengontrol juga mengelola,
mengawasi perkembangan pedagang di
stadion
I2 : Pemerintah belum mengalokasikan
anggaran untuk penataan PKL karena
stadion bukan area PKL, sehingga untuk
saat ini anggarannya itu dilakukan
swadaya sendiri tetapi ada sumbangan
Sejauh ini Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koprasi Kota Serang
belum memiliki dana anggaran yang
khusus untuk pengelolaan pedagang kaki
lima yang berada di kawasan Stadion
Maulana Yusuf Kota Serang. Dana
sebesar Rp.8.622.398.350,00 yang di
turunkan oleh Pemerintah Kota Serang
untuk melakukan peremajaan pasar yang
berada di kota serang. Namun, kawasan
Stadion mulana Yusuf tidak termasuk
dalam daftar wilayah yang akan dilakukan
peremajaan. Karena Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang menganggap
bahwa kawasan Stadion Maulana Yusuf
Kota Serang bukan tempat khusus yang di
tenda 50 dari mentri perdagangan, tetapi
sewa tempat itu bukan dari kami, karena
kami tidak mengelola daerah itu
I3 : belum ada dana atau anggaran yang
kita gelontorkan untuk pengelolaan
Pedagang kaki lima yang berada di stadion
maulana Yusuf. Karena kenapa belum ada
anggaran karena stadion buan kawasan
atau tepta berjualan PKL
Q15 : Alokasi dana pungutan dari PKL di
Kawasan Stadion Maulana Yusuf Kota
Serang
I1 : Tidak ada alokasi dana karena area
disitu bukan area PKL
I2 : karena tidak ada anggaran kita juga
tidak diam saja, sejauh ini kita sudah
berusaha semampuh kita bagaimana cara
yang tepat dan efektif untuk memindahkan
dan menemukan tempat baru sebagai
lokasi berjualan para PKL yang berada di
stadion, kita sudah menyediakan tempat
baru yang berlokasi di pasar pandean
namun saat ini untuk lokasi masih sangat
kecil saya rasa belum cukup mampu untuk
menampung jumlah PKL yang ada
sediakan oleh Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koprasi Kota Serang
untuk berjualan melainkan tempat
tersebut adalah tempat sarana olahraga
yang dikelola oleh Dinas Pariwisata
pemuda dan Olahraga Kota Serang. Tidak
adanya anggaran khusus dari Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Kota serang
untuk pengelolaan Pedagang Kaki Lima
di Kota Serang karena Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi
Usaha Kecil dan Menengah Kota serang
beranggapan bahwa stadion Maulana
Yusuf Kota Serang bukan tempat
Pedagang Kaki Lima.. Dana yang didapat
bersifat swadaya dari pedagang kaki lima
yang dikelola oleh komunitas yang peduli
tujuannya untuk keperluan kebutuhan .
Terdapat oknum yang mengatasnamakan
dinas terkait yang meminta uang sewa
tempat, keamanan, dan kebersihan kepada
para pedagang kaki lima namun hal
tersebut dibantah oleh dinas terkait
sekarang. Namun kita juga berusaha bagai
mana caranya untuk menambah luas
maupun mencari lokasi baru itu masih di
pikirkan
Temuan Lapangan Penelitian
No Indikator Temuan lapangan
1. Gambaran Umum
Stadion Maulana
Yusuf Kota Serang
1. Stadion Maulan Yusuf Kota Serang
Bukan tempat untuk berjualan Pedagang
Kaki Lima (PKL), karena itu di
khususkan untuk tempat olahraga.
2. Fakta di lapangan bahwa kawasan
stadion maulana yusuf di penuhi oleh
Pedagang kaki lima.
3. Pedagang kaki lima yang berjualan di
stadion maulana yusuf kota serang tidak
diminta bayaran oleh Dinas, namun
faktanya masih banyak oknum yang
meminta uang sewa.
4. Pedagang Kaki lima di Stadion Maulana
Yusuf akan di relokasi ke Pandean.
Pandean ini adalah tempat yang di
sediakan oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang.
Teori Fungsi-Fungsi Manajemen yang dikemukakan oleh Luther Gullick dalam
Hasibuan (2009:38). yang memiliki 7 indikator diantaranya:
2. Planning
(Perencanaan)
Tujuan dan Program Kerja
1. Tujuan yang diinginkan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
adalah tertatanya Pedagang Kaki Lima
di Kota Serang dengan rapih,
menginginkan adanya ketertiban dalam
hal berjualan, menginginkan supaya
Pedagang Kaki Lima berjualan di
tempat yang sudah di sediakan dan
mentaati aturan yang sudah di tetapkan.
2. Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang ingin membuat lokasi
khusus untuk pedagang kaki lima.
3. Manajemen yang di lakukan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
belum berjalan dengan efektif.
3. Organizing Pengelompokan tugas-tugas Pegawai
(Pengorganisasian)
1. Pedagang Kaki Lima di kota Serang
dikelola oleh Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang ditangani oleh
bidang pengelolaan pasar dan di
bawahnya terdapat seksi pengawasan
dan pengendalian, seksi sarana dan
prasarana, dan seksi penataan pasar dan
pedagang kaki lima (PKL) dan UPT
Pasar.
4. Staffing (Penyusunan
Pegawai)
Penempatan pegawai
1. Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang masih kekurangan sumber
daya manusia, baik itu yang PNS
maupun yang Non-PNS
2. kurangnya jumlah pegawai yang di
tempatkan seseuai dengan sekil dan
keahlian di bidang pengawasaan dan
pengelolaan PKL lingkungan
Disperindagkop Kota serang. Ini
menjadi kendala sehingga sering terjadi
keterlambatan dalam melakukan
pekerjaan
5. Directing (Pembinaan
Kerja)
Pembinaan Pegawai dan Pelatihan pegawai
Sosialisasi dan pelatihan kerja yang
1. Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota serang sering melakukan
sosialisasi dan pelatihan kerja kepada
pegawai nya. Namun pelatihan tersebut
sifatnya sewaktu-waktu saja.
2. Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota serang dan dinas terkaitnya pernah
memberikan sosialisasi dan pelatihan
kerja kepada Pedagang Kaki Lima di
Kota Serang melalui seminar. Namun,
sosialisasi dan pelatihan kerja tersebut
hanya sesekali saja tidak berjalan
dengan rutin.
3. Belum pernah di berikannya sosialisai
dan pelatihan kerja kepada pedagang
kaki lima di kawasan stadion maulana
yusuf kota serang.
6 Coordinating
(Pengkoordinasian)
Koordinasi dengan Dinas Terkait
1. Dinas yang terkait dalam pengelolaan
ini adalah Dinas Perdagangan, Industri
dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang, Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Serang, Dinas
Pariwisata, pemuda dan Olahraga Kota
Serang
2. Koordinasi yang dilakukan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota
Serang, Satuan Polisi Pamong Praja
Kota Serang, Dinas Pariwisata, pemuda
dan Olahraga Kota Serang dan pihak
ketiga masih sangat lemah ini
dibuktikan sering terjadi salah
komunikasi antara dinas terkait lainnya
3. Koordinasi yang dilakukan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
dengan pihak ketiga tidak berjalan
dengan baik ini terbukti dengan apa
yang diinginkan oleh Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
tidak sesuai dengan apa yang di
harapkan oleh para pedagang kaki lima
di kawasan stadion maulan yusuf
7 Reporting (Pelaporan) Pengawasan
1. Pengawasan hanya dilakukan oleh
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Serang
atas dasar perintah dari Dinas
Perdagangan, Industri dan Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah Kota Serang
dan inipun di rasa kurang tegas dan
terbukti masih banyaknya pedagang
yang masih berjualan di kawasan
stadion maulana yusuf walaupun sudah
di lakukan pengrelokasian.
2. Tidak adanya pengawasan langsung dari
Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
Kota Serang Dinas Perdagangan,
Industri dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kota Serang hanya
mealkukan pengawasan langsung ke
lapangan hanya di wilayah pandean saja.
8 Budgeting
(Penganggaran
Sumber Pembiayaan Anggaran
1. Tidak adanya anggaran khusus dari
Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota serang untuk pengelolaan
Pedagang Kaki Lima di Kota Serang
karena Dinas Perdagangan, Industri dan
Koperasi Usaha Kecil dan Menengah
Kota serang beranggapan bahwa stadion
Maulana Yusuf Kota Serang bukan
tempat Pedagang Kaki Lima.
2. Dana yang didapat bersifat swadaya dari
pedagang kaki lima yang dikelola oleh
komunitas yang peduli tujuannya untuk
keperluan kebutuhan
3. Terdapat oknum yang
mengatasnamakan dinas terkait yang
meminta uang sewa tempat, keamanan,
dan kebersihan kepada para pedagang
kaki lima namun hal tersebut dibantah
oleh dinas terkait
( Sumber : Peneliti 2018 )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Riri Agnestri
Umur : 22 Tahun
Tempat/Tgl Lahir : Lebak, 26 Agustus 1995
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Kp. Wulangsar i RT/RW 006 / 003 , Desa Mal ingp ing
Utara Kecamatan Mal ingp ing, Kabupaten Lebak -
Banten
No HP : 081274747417
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
SDN : SDN Malingping Utara 1 (2001 – 2007)
SMP : SMPN 1 Malingping (2007– 2010)
SMA : SMA Negeri 1 Malingping (2010 – 2013)
Perguruan Tinggi (S1) : FISIP UNTIRTA
Ilmu Administrasi Publik (2013-2018)