manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda …
TRANSCRIPT
DARUL ULUM Jurnal Ilmiah Keagamaan, Pendidikan dan Kemasyarakatan
Volume 10, Nomor 1, 2019 E-ISSN: 2621-2404, P-ISSN: 1907-3003
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 91
MANAJEMEN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA DI SMK MUHAMMADIYAH 2
BANJARMASIN
Ahyar Rasyidi STAI Al-Jami, Banjarmasin
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara detil pelaksanaan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda dalam mencapai tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin. Dalam penelitian menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di lakukan. Hasil penelitian mengemukakan bahwa 1) Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin). 2) Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer-manajer tingkat (middle manajer, lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki. 3) Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kata kunci: manajemen pendidikan, PSG, SMK Muhammadiyah 2.
Ahyar Rasyidi
92 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
A. Pendahuluan
Dalam upaya memberikan pelayanan yang memadai dan cukup, tentunya
diperlukan sarana penunjang, tersedianya tenaga pendidik atau pembina yang mampu
dan terampil untuk mewujudkan tujuan sumber daya manusia yang berkualitas, dan
menghasilkan warga negara yang mampu mengembangkan diri serta masyarakat
sekitarnya ke arah terciptanya kesejahteraan jasmani, rohani, dunia dan akhirat.
Untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin, kepentingan hidup di dunia
serta kehidupan yang kekal di akhirat, tidak boleh tidak umat Islam harus
memperhatikan pendidikan, sebab semua ini sangat menentukan baginya terutama
dalam fungsinya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Dalam konteks khalifah, Allah
berfirman dalam Q.S. al-Baqarah ayat 30, sebagai berikut.
س لك قال وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل ف الأرض خليفة قالوا أتعل فيها من ي فسد فيها ويس ماء ونن نسبيح بمدك ون قدي فك الدي
إني أعلم ما لا ت علمون
Khalifah dalam konteks pendidikan adalah seorang yang mampu memimpin
para pendidik dan peserta didik untuk diarahkan menjadi yang terbaik, seimbang
antara ilmu dan amal, teori dan praktik menjadi karakter peserta didik sehingga tercipta
output pendidikan yang memiliki keterampilan (skill) serta kecakapan hidup sebagai
modal untuk mengarungi kehidupannya. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan
keterampilan (skill) yang dimiliki oleh peserta didik diharapkan menjadi pemimpin
bangsa yang bermanfaat di masa yang akan datang. Nabi Muhammad saw. menegaskan
dalam sabdanya, sebagai berikut.
1خيرالناس انفعهم للنا س …
Hadis di atas menjelaskan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberikan
manfaat bagi orang lain dan dicintai di sisi Allah swt., betapa besar manfaat orang yang
berilmu dan memiliki keterampilan serta terampil dalam hidupnya sehingga dia akan
terbebas dari belenggu kesusahan dan kemiskinan hidup. Selain itu, orang yang
memiliki ilmu dan keterampilan akan memberikan manfaat besar, baik bagi diri sendiri
1Muhammad Nasarudin al-Albani, Silsilah al-Ahadis al-Sahihah, (Riyad: Maktabah al Ma’arif.,
t.th). Juz 1, h. 787.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 93
maupun orang lain. Dengan kata lain, ilmu pengetahuan yang didapat oleh peserta
didik tidak hanya sebatas teori akan tetapi ilmu yang dapat menghasilkan produk baik
berupa barang maupun jasa dan bernilai materi bagi peserta didik itu sendiri.
Oleh sebab itu, peran kepala sekolah sangat penting dalam memformulasi
pembelajaran yang mengkolaborasikan antara teori dan praktik secara seimbang.
Kepala sekolah mendapat wewenang dari pemerintah untuk mengelola unit pendidikan
yang menjadi tanggung jawabnya. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dalam
mengembangkan kurikulum dan pembelajaran beserta sistem evaluasinya merupakan
kepedulian pemerintah terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum.2
Salah satu bentuk kebijakan kepala sekolah dalam mengembangkan kurikulum
pendidikan yang merupakan mandat pemerintah khususnya sekolah kejuruan yakni
dengan mengimplementasi kurikulum pendidikan dalam bentuk kolaborasi
pendidikan antara teori dan praktik. Pendidikan dengan sistem yang demikian
berusaha untuk memadukan pendidikan teori di kelas dan praktik di dunia industri
atau perusahaan, baik instansi pemerintahan dan swasta, pembelajaran tersebut
dilaksanakan dengan dua jalur pendidikan, yakni pendidikan di dalam kelas dan di luar
kelas, sistem pendidikan yang demikian juga dikenal dengan istilah pendidikan sistem
ganda (PSG).
Pendidikan sistem ganda bermuara dari program pemerintah yang
mencanangkan peserta didik khususnya siswa sekolah kejuruan memiliki keterampilan
dan terampil dalam dunia kerja. Program tersebut dijabarkan dalam istilah pendidikan
sistem ganda (PSG) yakni pola pendidikan yang mengkolaborasikan antara teori dan
praktik.3
Keberadaan ketiga jurusan pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, tentunya
menjadi PR besar bagi kepala sekolah beserta jajarannya, untuk terus berpikir (visioner),
bagaimana membina dan mengembangkan agar ketiga jurusan tersebut tetap exis serta
diminati oleh pelanggan (masyarakat). Untuk itu sekolah perlu merekonstrukturisasi
2E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional-Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 48. 3Soetrisno, “Pendidikan Multi Fungsi”, http://www.scribd.com/28/04/2012
Ahyar Rasyidi
94 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
segala unsur yang terdapat dalam sekolah sehingga semuanya saling bersinergi untuk
mencapai tujuan sekolah, mulai dari kepala sekolah, dewan guru, kurikulum, siswa,
metode pembelajaran, perangkat pembelajaran, serta masyarakat.
Rekonstrukturisasi sekolah bertujuan untuk memberikan pelayanan sebaik
mungkin bagi masyarakat, memfungsikan semua sumber daya yang ada secara optimal
untuk melahirkan output yang berkualitas serta memberi kepuasan tersendiri bagi
stakehoders terhadap keberhasilan pendidikan dalam semua ranah baik ranah kognitif,
afektif lebih-lebih psikomotorik yang menjadi ranah penting sekolah kejuruan.
B. Kajian Teori
1. Pengertian Manajemen
Secara bahasa, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris management dengan
kata kerja to manage yang berarti mengurusi,4 mengatur, melaksanakan, dan mengelola.5
Dalam Bahasa Indonesia, kata management (Inggris) diadakan penyesuaian kata
seperlunya, yaitu menjadi “manajemen” sehingga bentuk Indonesianya masih dapat
dibandingkan dengan bentuk asalnya.6
Hakekat manajemen adalah pemberian bimbingan, pimpinan, pengaturan,
pengendalian, dan pemberian fasilitas lainnya. Pengertian manajemen dapat disebut
pembinaan, pengendalian pengelolaan, kepemimpinan, ketatalaksanaan, yang
merupakan proses kegairahan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedangkan secara istilah para ahli mendefinisikan manajemen sebagai
berikut.
4Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), h. 2
5Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi, (Bandung: Sinar Baru Agensindo, 2003), h. 135
6E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Ekapress, 2000), h. 202
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 95
a. Menurut Malayu S. P. Hasibuan, “Manajemen ialah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan tertentu”.7
b. Menurut Sondang P. Siagian dalam Ulbert Silalahi, “Manajemen ialah kemampuan
atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan
melalui kegiatan-kegiatan orang lain”.8
c. Menurut Hersey dan Blanckarcd dalam H.B. Siswanto, “Manajemen ialah proses
kerjasama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai
tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen”.9
d. Menurut George. R. Terry dalam M. Manullang, “Manajemen adalah pencapaian
tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang
lain”.10
e. Menurut David. D. Van Fleet dalam Winardi, “Manajemen suatu kelompok aktifitas
yang ditujukan kepada pemanfaatan sumber-sumber daya yang efisien serta efektif
dalam rangka upaya mengejar sebuah atau beberapa tujuan tertentu”.11
2. Manajemen Pendidikan
Istilah manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan seringkali kita
temukan dalam berbagai referensi yang berbicara tentang pendidikan. Dari sekian
banyak referensi, antara manajemen pendidikan dan administrasi pendidikan telah
mengetengahkan berbagai pendapat tentang istilah tersebut, istilah manajemen
pendidikan dan adminiatrasi pendidikan memiliki makna yang berbeda. Dalam buku
A.L. Hartani, diulas tentang sejatinya kepustakaan menunjukkan bahwa disiplin ilmu
dan profesionalisasi di Amerika Serikat jarang menggunakan istilah manajemen
pendidikan, melainkan administrasi pendidikan.12
7Malayu P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2001), h. 2 8Ulbert Silalahi, op. cit., h.137 9H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen,(Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 3 10M. Manullang, Management Personalia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994), h.10 11Winardi, Manajemen Supervisi,( Bandung: Mandar Maju, 1996.), h. 99 12A.L. Hartani, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011), h. 2-3.
Ahyar Rasyidi
96 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
Pada saat yang sama di Indonesia diambil kebijakan menutup seluruh program
studi Administrasi Pendidikan yang ketika itu ada di LPTK (Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan). Satu dekade kemudian beramai-ramai LPTK yang sudah alih
fungsi (turning-up) menjadi universitas membuka konsentrasi atau program studi
Manajemen Pendidikan, baik pada tataran atau jenjang Strata-1 (Sarjana) maupun S.2
(Magister) dan S.3 (Doktor).
3. Fungsi Manajemen
Menurut sejumlah ahli bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari beberapa
macam, sebagaimana yang dikemukakan oleh Sondang P. Siagian yang mengutip
pendapat para ahli tersebut sebagai berikut:
Henry Fayol menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari 5 macam
yaitu: (a) Planning (perencanaan); (b) Organizing (pengorganisasian); (c) Commanding
(pemberi komando); (d) Coordinating (pengkoordinasian); dan (e) Controlling
(pengawasan).
Menurut Luther M. Gullick menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri
dari 7 macam yaitu sebagai berikut: (1) Planning, (2) Organizing, (3) Staffing, (4) Directing,
(5) Coordinating, (6) Reporting, (7) Budgetting.
Menurut John F. Mee, menyatakan bahwa fungsi manajemen itu terdiri dari 4
macam yaitu: (a) Planning (perencanaan); (b) Organizing (pengorganisasian); (c)
Motivating (pemberian motivasi) dan; (d) Controlling (pengawasan).13
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, secara fungsional nampaknya tidaklah
terlalu berbeda, hanya jumlahnya saja yang berbeda. Pendapat George R Terry lebih
sederhana yang menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri dari 4 macam: (a) planning
(perencanaan); (b) organizing (pengorganisasian); (c) actuating (menggerakkan) dan (d)
controlling (pengawasan).14
13 Sondang P. Siagian. Filsafat Administrasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 84-84. 14Ibid, h. 86.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 97
4. Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pembangunan merupakan proses terus menerus untuk mencapai
kesempurnaan, pembangunan di Indonesia mencakup berbagai sektor salah satu
diantaranya adalah sektor pendidikan.
Peranan sektor pendidikan dalam mempersiapkan sumber daya tersebut di atas
tidak dapat diabaikan. Program pendidikan harus berorientasi pada kebutuhan pasar
kerja. Demikian pula produk yang dihasilkan oleh dunia usaha merupakan konsumsi
masyarakat luas. Dengan demikian proses pelatihan akan berorientasi pada pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
Dengan kebijaksanaan dinas pendidikan nasional tentang pendekatan
pendidikan dengan sistem ganda sebagai pola utama penyelenggaraan kurikulum
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas tamatan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebutuhan.
Pembangunan nasional pada umumnya, dan kebutuhan ketenagakerjaan pada
khusunya, sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijaksanaan link and macth yang berlaku
bagi semua jenis jenjang pendidikan di Indonesia. Munculnya gagasan link and macth
(keterkaitan dan kesepadanan) ternyata telah membuka peluang bagi pihak pelaksana
pendidikan khususnya pendidikan menengah kejuruan untuk memungkinkan bekerja
sama dengan dunia usaha dalam membina dan mengembangkan potensi di lapangan.
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research) yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya kenyataan faktual
yang ditemukan di lapangan penelitian. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk
mendapatkan data berupa kata-kata, informasi tertulis dan lisan serta keadaan dari
pelaku yang dapat diamati. Metode ini diharapkan mampu mengungkap dan
menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung di lapangan pada saat penelitian di
lakukan. Data yang digali di lapangan akan dianalisis dan diinterpretasikan. Penelitian
lapangan bersifat deskriptif ini memusatkan diri pada masa sekarangterhadap masalah-
Ahyar Rasyidi
98 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
masalah yang aktual dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan
kemudian dianalisis, sehingga metode ini sering pula disebut metode analisis.
Metode penelitian deskriptif ini digunakan agar hasil penelitian lapangan yang
diperoleh dapat dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan dalam teori
yang sudah digariskan sebelum melakukan penelitian. Dalam penelitian ini telaah
metode deskriptif yang dipergunakan adalah teknik survey, yaitu mengamati individu,
kelompok dan lembaga secara bersamaan.
Pendekatan yang digunakan didasarkan pada manajemen pendidikan pada
pendidikan sistem ganda yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMK Muhammadiyah
2 Banjarmasin. Tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pendidikan
kejuruan dalam berbagai disiplin ilmu atau bidang keahlian, dalam implementasinya
pada dunia kerja, untuk mengetahui sisi kelebihan dan kekurangam lembaga dalam
menerapkan manajemen pendidikan pada pendidikan sistem ganda.
Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sedapat mungkin diupayakan dan tidak
mengubah suasana yang ada. Dengan berbagai teknik pengumpulan data yang
dilakukan oleh peneliti secara wajar sebagaimana mestinya.
2. Analisis Data
Data yang dideskripsikan memerlukan interpretasi mendalam sehingga
diketahui makna dari data. Dalam hal menganalisis data ini, peneliti mengambil apa
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam, bahwa ada tiga tahapan
yang dikerjakan dalam analisis data, yaitu: data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.15
Mereduksi data diperlukan untuk membantu peneliti dalam menulis semua
hasil data lapangan sekaligus merangkum, memilih dan memilah hal-hal pokok serta
menganalisinya. Tahapan ini dimaksudkan agar peneliti memperoleh gambaran yang
lebih tajam tentang hasil lapangan, mempermudah dalam melacak kembali bila
diperlukan dan membantu dalam memperbaiki kode pada aspek-aspek tertentu.
15Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan RD, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.246.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 99
Data display diperlukan untuk memproses penyusunan informasi yang
kompleks ke dalam satu bentuk yang sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan
selektif, serta dapat dipahami maknanya, hal ini dimaksudkan untuk menemukan pola-
pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
pengambilan tindakan.
Conlusion dapat dilakukan berdasarkan matrik/bagan yang telah dibuat untuk
menemukan pola, topik atau tema dengan masalah penelitian, karena itu peneliti akan
membuat kesimpulan-kesimpulan yang bersifat longgar dan terbuka, di mana pada
awalnya mungkin terlihat belum jelasnya, namun dari sana akan meningkat menjadi
lebih rinci dan mengakar secara kokoh.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis
deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan keadaan apa adanya mengeni data lapangan
baik dalam bentuk tabel maupun uraian kalimat, sehingga dapat terlihat manajemen
sistim pendidikan ganda di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin.Data yang sudah
diperoleh, dianalisis kemudian ditarik kesimpulan dengan metode induktif yaitu
mengambil kesimpulan berdasarkan faktor-faktor khusus yang ditemukan di lapangan.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan pada pendidikan Sistem Ganda di SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin
a. Perencanaan (planning) Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Perencanaan pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek praktik
kerja industri di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin harus dilakukan sebelum
implementasi program, sebab perencanaan adalah tindakan yang legal secara syar’i.
Perencanaan memberikan gambaran yang utuh dan menyeluruh bagi masa depan
sehingga mendorong seseorang untuk bekerja secara maksimal untuk mendapatkan
hasil yang optimal dalam merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan.
Diketahui bahwa program-program sekolah harus dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun di awal tahun ajaran. Untuk merealisasikan program
pendidikan secara umum, kepala sekolah bekerja sama dengan seluruh wakil-wakil
Ahyar Rasyidi
100 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
kepala sekolah seperti wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan, wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, wakil kepala sekolah
bidang humas, dan DUDI, guru, siswa dan pemilik dunia usaha/dunia industri (DUDI)
atau seluruh stakeholder yang berkepentingan dengan SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin.
Dalam mengimplementasikan program pendidikan yang telah di rencanakan,
maka perlu usaha serius dan kerja yang terorganisasi dengan baik, tentunya melalui
perencanaan yang matang dan memilih strategi untuk mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan.
Tujuan pendidikan pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah (1)
Mengetahui seberapa jauh siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin menyerap
teori-teori yang telah diberikan di Sekolah; (2) Aplikasi teori kedalam dunia kerja atau
dunia usaha; (3) Perwujudan kerjasama antara SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin
dengan dunia usaha sekaligus pelaksanaan program kerja SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin. Sedangkan sasaran program pendidikan sistem ganda (PSG) SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin: (1) Menghasilkan siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin yang sesuai dengan kebutuhan lapangan atau dunia usaha; (2) Membentuk
siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang handal, berpengalaman dan
profesional.
Menurut kepala sekolah program manajemen pendidikan sistem ganda (PSG)
di SMK Muhammadiyah secara umum sudah mencapai target yang ditetapkan pada
kurikulum sekolah, salah satu penjabaran kurikulum ialah implementasi program
pendidikan sistem ganda (PSG). Ungkapan senada juga disampaikan oleh wakil kepala
sekolah bidang kurikulum bahwa, kurikulum yang dimiliki oleh sekolah saat ini sudah
memberikan hal-hal terbaik bagi peserta didik, terbukti dengan berbagai keahlian yang
dimiliki oleh peserta didik disamping nilai-nilai positif lainnya, misalnya memiliki
kepercayaan yang tinggi bagi peserta didik untuk terjun di dunia usaha dan industri
(DUDI), serta memiliki mental untuk berkompetisi menjadi karyawan diberbagai
perusahaan yang ada di kota Banjarmasin bahkan diluar daerah di Kalimantan Selatan.
Keberhasilan SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin dalam mengimplementasi program-
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 101
program pendidikan, khususnya pendidikan sistem ganda (PSG) bermuara dari
perencanaan yang matang. Rencana yang sudah disepakati bersama dilaksanakan
dengan tanggung jawab bersama pula.
Berdasarkan prosedur perencanaan pendidikan yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai manajer sekolah dalam melaksanakan manajemen pendidikan sistem
ganda (PSG), dapat dinyatakan bahwa kepala sekolah telah melaksanakan tugas manajer
yaitu membuat perencanaan yang baik dan berjalan sesui rencana.
b. Pengorganisasian (organization) pendidikan sistem ganda (PSG)
Pengorganisasian (organization) merupakan prinsip dan bagian dari kinerja
manajemen, setiap program yang dilaksanakan hendaknya dilakukan secara
profesional, menunjuk personel yang profesional, mampu bekerjasama dan membina
kerjasama dengan pihak lain, memiliki loyalitas dan tanggung jawab sehingga tercapai
hasil yang diharapkan.
Sejatinya manajer yang profesional hendaknya mampu membina kerjasama
dengan masyarakat sehingga pekerjaan manajemen dapat diselesaikan secara bersama-
sama. Secara teoritis fungsi kerjasama yang harus dibina oleh pihak sekolah dengan
masyarakat berorientasi kepada hasil dari kerjasama itu sendiri, diantaranya;
1. Spesialisasi dalam pekerjaan. Ada penghematan waktu dan usaha yang besar
karena adanya hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sebagai
spesialis sebagai contoh, sebagai penambang, petani dan dokter.
2. Kerja sama untuk menyelesaikan tugas. Banyak tugas akan lebih menyenangkan
apabila dikerjakan secara gabungan. Tugas lainnya, misalnya mendirikan
gedung pencakar langit yang sangat diperlukan kerjasama.
3. Mempelejari cara baru dalam melakukan sesuatu, Ras manusia dapat maju lebih
cepat bila dapat saling berbagi penemuan, dibandingkan dengan keadaan awal
sejarah, ketika manusia lebih bersifat terasing.
4. Pertahanan melawan penyerangan. Kerjasama akan sangat diperlukan sebagai
pertahanan terhadap serangan pihak lain. Demikian juga untuk mengatasi apa
yang disebut musuh lingkungan alam.
Ahyar Rasyidi
102 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
Hubungan antara sekolah dengan masyarakat, paling tidak bisa dilihat dari dua
segi, yaitu:
1) Sekolah sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan fungsi pendidikan,
dan
2) Sekolah sebagai prosedur yang melayani pesanan-pesanan pendidikan dari
masyarakat lingkungannya.
Melihat hasil dari kerjasama dan hubungan antara sekolah dengan masyarakat
berdasarkan teori di atas maka, menjadi keharusan membentuk organisasi pelaksana
program pendidikan, seperti halnya pendidikan sistem ganda (PSG) sebab dalam
program kerja tersebut pasti melibatkan pihak lain, dan memerlukan pola pendekatan
yang professional oleh manajer yang bertugas.
Dari observasi dan wawancara pribadi yang dilakukan penulis dengan kepala
sekolah ternyata pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) pada aspek praktik kerja
industri (prakrin), menjadi tanggung jawab wakil kepala sekolah bidang humas dan
DUDI, fungsi kepala sekolah sebagai pemberi arahan, menerima laporan pelaksanaan
program serta menandatangani MOU yang sudah disepakati oleh pihak DUDI. Teknik
dilapangan sampai kepada administrasi program, pengawasan, bahkan evaluasi
program praktik kerja industri (prakrin) menjadi tanggung jawab penuh wakil kepala
sekolah bidang humas dan DUDI dan dibantu oleh masing-masing kepala program
(kaprog).
Sikap kepala sekolah yang terkesan mendelegasikan wewenang dan tanggung
jawab penuh kepada wakil kepala sekolah bidang humas dan DUDI, sehubungan
dengan praktik kerja industri (prakrin) ini, terkadang berimplikasi kepada asumsi
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berlebihan, akan tetapi dalam
menajemen modern pendelegasian tugas dan tanggung jawab selama mengacu kepada
prosedur job description dan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) manajemen tingkat, (middle
leader) maka itu dibenanrkan dan bahkan dianjurkan. Artinya kepala sekolah sudah
berusaha menjalankan manajemen dengan memberikan kepercayaan dan kebebasan
berkreasi kepada bawahan selama itu berada dalam koridor tanggung jawab dan
wewenang para manajemen tingkat lainnya.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 103
Dari uraian di atas, menggambarkan bahwa pelaksanaan manajemen di SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah berjalan searah dengan prinsip manajemen yakni
adanya unity of commando (kesatuan perintah) dan adanya unity of directing (kesatuan
arah), kesatuan komando dan kesatuan arah disini adalah adanya arahan yang harus
dikerjakan sesuai dengan misi yang ingin dicapai.
Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara pribadi dengan berbagai
sumber (informan) khususnya kepala sekolah diketahui bahwa bagian kedua dari fungsi
manajemen yakni pengorganisasian sudah dilaksanakan dengan baik oleh kepala
sekolah dan mengacu kepada prosedur manajemen secara sistematik dan sinkron
dengan menghubungkan atau menunjuk orang-orang yang terlibat langsung pada
pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada praktik kerja industri
(prakrin).
c. Pengawasan (controlling) pendidikan sistem ganda (PSG)
Prinsip manajemen yang selanjutnya dalam manajemen Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) pada SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah melakukan
pengawasan (controlling).
Berdasarkan data yang di dapat penulis dari berbagai sumber (informan) bahwa
pada pelaksanaan pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin bahwa pihak sekolah melakukan monitoring (pengawasan) setiap
bulannya untuk mengetahui keberadaan siswa serta melihat langsung proses praktik
kerja industri (prakrin) berlangsung, pengawasan dilaksanakan oleh penanggung jawab
program yakni Fastamik Lima Yuha dan di bantu kepala program (kaprog) kejuruan
masing-masing (kaprog TKR dan Kaprog TAV) serta pembimbing masing-masing siswa
yang sudah ditentukan oleh pihak DUDI ditempat praktik kerja industri (prakrin).
Sejatinya pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh pihak pengelola praktik
kerja industri (prakrin) SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin berfungsi sebagai pemberi
motivasi belajar siswa yang bersifat eksternal, karena pada hakekatnya motivasi belajar
itu ada yang internal, berasal dari kemauan keras dari peserta didik itu sendiri, dan ada
pula yang berasal dari luar yaitu motivasi yang diberikan oleh berbagai sumber, seperti
orang tua, guru, sahabat dan orientasi kerja dan sebagainya. Dengan adanya motivasi
Ahyar Rasyidi
104 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
belajar yang besar, membantu siswa mencapai hasil pembelajaran yang optimal,
termasuk dalam kegiatan praktik kerja industri (prakrin) sebagai wujud belajar siswa di
lapangan (DUDI), dengan demikian motivasi harus diberikan melalui pengawasan dan
kunjungan industri.
d. Evaluasi (evaluation) pendidikan sistem ganda (PSG)
Secara teoritis evaluasi adalah melakukan penilaian dan pengukuran
sejauhmana ketercapaian target program yang dilaksanakan. Tingkat ketercapaian
program diketahui melaui alat ukur yang disebut evaluasi. Evaluasi yang dilakukan bias
dengan pengamatan, pemberian instrumen soal sehubungan dengan teori dan adanya
praktik kerja industri (prakrin) sebagai bentuk evaluasi yang konkret untuk mengukur
keterampilan (skill) peserta didik. Diakhir praktik ada evaluasi khusus yang dilakukan
oleh pihak sekolah SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, dengan bekerjasama dengan
pihak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang disebut dengan evaluasi
keterampilan siswa.
Evaluasi (evaluation) secara umum tetap dilakukan, akan tetapi fokus pada
implementasi pendidikan sistem ganda (PSG) evaluasi dilakukan oleh manajemen SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin, meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil yang harus
dilakukan secara kontinyu.
2. Pola kerjasama yang dibina pihak sekolah dengan instansi terkait (lembaga
pendamping) sebagai tempat praktik kerja industri (prakrin) bagi siswa-siswi SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin
Secara teoritis, kerjasama yang baik adalah kerjasama yang memberikan manfaat
dan mendatangkan kemaslahatan bagi kedua belah pihak. Interaksi sosial merupakan
bagian dari proses kerjasama, menyadari bahwa manusia tidak akan bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain, maka membina hubungan dengan orang lain itu sangat
penting, sebagai awal terjadinya kerjasama.
Uraian singkat di atas menghadirkan satu pertanyaan dan harus diberikan
jawaban, mengapa hubungan dengan orang lain sangat penting? Untuk menjawab
pertanyaan di atas, Richard Nelson-Jones memberikan alasan mengapa membina
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 105
hubungan dengan orang lain begitu penting bagi manusia, antara lain dijelaskan sebagai
berikut:
1. Reproduksi keturunan. Kecuali ada kemajuan ilmiah, biasanya diperlukan dua
manusia untuk menghasilkan bayi.
2. Menghindari rasa sakit akibat keterasingan. Secara biologis, manusia diprogram
untuk membutuhkan hubungan dengan manusia lain. Tanpa hubungan ini
mereka akan menderita sakit jiwa.
3. Perawatan ketika masih muda, Secara fisik dan mental, proses kedewasaan
mansuia berlangsung lambat. Akibatnya manusia memerlukan bantuan orang
lain ketika dalam proses pertumbuhan.
4. Bantuan di usia tua, bila sakit, dan sebagainya. Ada masa ketika dalam kehidupan
orang ketika sumber daya fisik dan/atau mental mereka tidak memadai lagi
untuk merawat diri sendiri.
5. Spesialisasi dalam pekerjaan. Ada penghematan waktu dan usaha yang besar
karena adanya hubungan antar manusia dengan manusia lainnya sebagai
spesialis sebagai contoh, sebagai penambang, petani dan dokter.
6. Kerja sama untuk menyelesaikan tugas. Banyak tugas akan lebih menyenangkan
apabila dikerjakan secara gabungan. Tugas lainnya, misalnya mendirikan
gedung pencakar langit yang sangat diperlukan kerjasama.
7. Mempelajari cara baru dalam melakukan sesuatu, Ras manusia dapat maju lebih
cepat bila dapat saling berbagi penemuan, dibandingkan dengan keadaan awal
sejarah, ketika manusia lebih bersifat terasing.
8. Pertahanan melawan penyerangan. Kerjasama akan sangat diperlukan sebagai
pertahanan terhadap serangan pihak lain. Demikian juga untuk mengatasi apa
yang disebut musuh lingkungan alam.
Dengan memperhatikan delapan alasan mengapa manusia harus membina
kerjasama, menjadi bahan pertimbangan lebih-lebih bagi sebuah organisasi maupun
industri atau perusahaan untuk selalu berfikir kritis, tentang bagaimana membina
kerjasama yang baik dengan pihak lain.
Ahyar Rasyidi
106 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
Untuk mencapai tujuan organisasi maka upaya kerjasama menjadi alternatif
yang harus dilakukan, permasalahannya adalah diperlukan skil-skil individu manajer
untuk bisa mewujudkan proses kerjasama dengan pihak lain. Sehingga berbagai pola,
komunikasi, dan pendekatan serta sharing provit dari proses kerjasama harus diutarakan
sehingga orang lain bersedia bekerjasama.
Dalam implementasi pendidikan sistem ganda (PSG) khususnya pada aspek
praktik kerja industri (prakrin), pihak SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah
mengupayakan berbagai usaha untuk mewujudkan kerjasama dengan pihak dunia
usaha/dunia industri (DUDI).
Dilihat dari sudut pandang pertama, yaitu sekolah sebagai patner masyarakat,
berarti kedua-duanya dilihat sebagai pusat-pusat pendidikan yang potensial.
Sehubungan dengan sudut pandang tersebut, berikut ini diberikan dua gambaran
hubungan fungsional di antara keduanya.
Bentuk kongkret dari upaya sekolah dalam membina hubungan atau pola
kerjasama dengan pihak DUDI, antara lain sebagai berikut.
a. Melaksanakan kunjungan industri ke Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI)
yang menjadi stakeholder untuk menjajaki terjalinnya kerjasama kedua belah
pihak.
Untuk menjalin kerjasama dengan pihak perusahaan industri, manajemen
sekolah terlebih dahulu melakukan kunjungan kerja industri untuk mengadakan
observasi dan berbicara langsung dengan pihak DUDI terkait dengan kesiapan pihak
DUDI untuk bekerjasama dengan pihak sekolah dalam program praktik kerja industri
(prakrin). Dalam kesempatan ini pihak sekolah melihat langsung kondisi perusahaan,
lokasi serta layak tidaknya untuk dijadikan tempat praktik siswa, dan mendengar
langsung sehubungan bersedia tidaknya pihak DUDI dijadikan tempat praktik siswa.
Dalam kunjungan ini pihak sekolah mengutarakan maksud dan tujuan
kunjungan industri agar pihak DUDI mau dan bersedia bekerjasama dengan pihak
sekolah agar turut membantu sekolah dalam menyukseskan program pendidikan
khususnya pada sekolah kejuruan.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 107
Sehubungan dengan maksud dan tujuan kunjungan industri yang dilaksanakan
oleh pihak sekolah, dari beberapa DUDI yang peneliti kunjungi memberikan informasi
bahwa mereka bersedia bekerja sama, karena dengan program tersebut, akan
menguntungkan kedua belah pihak. Ungkapan senada disampaikan oleh Wahyu
Alinuddin (kepala tehnisi PT Rodasakti Lestari Kencana) berbicara dari sisi keuntungan
perusahaan dengan adanya kerjasama pihak sekolah melalui praktik kerja industri
(prakrin) siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin beliau menjelaskan sebagai
berikut. “Pihak perusahaan sangat terbantu dengan keberadaan mereka khususnya
siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, anak-anaknya bekerja sesuai tugas yang
diberikan oleh perusahaan, dan disiplin serta patuh dengan aturan, dan mengetahui
serta bisa bekerja dengan baik, bagi mereka (pihak sekolah) juga terbantu menuntaskan
program kejuruan sesuai bidang keahlian siswa dengan praktik ditempat kami, sama-
sama diuntungkan”.
Dari informasi yang diberikan oleh pihak DUDI kepada penulis sehubungan
dengan pola kerjasama yang dibina oleh SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin,
bermuara dari kunjungan industri yang rutin dan menjadi agenda sekolah.
Kunjungan (silaturrahim) dilakukan untuk menjajaki terjadinya kerjasama
antara sekolah dengan pihak DUDI dalam rangka penempatan praktik kerja industri
(prakrin) siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin.
Informasi senada juga disampaikan oleh Bayu Asmoro, teknisi senior PT Asra
International Tbk Daihatsu, mengatakan bahwa. “Pihak perusahaan merasa sangat
terbantu dalam melayani perbaikan atau service dari mobil-mobil konsumen dan sama-
sama mendapat keuntungan dengan penempatan praktik kerja industri (prakrin) siswa
SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin”.
Pada prinsipnya kerjasama yang dibina oleh SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin memberikan keuntungan baik bagi sekolah maupun pihak DUDI,
kerjasama ini bermuara dari kegiatan kunjungan kerja industri atau dalam bahasa
agama di sebut silaturrahim, dari sinilah kemudian terbina hubungan kerjasam yang
berkesinambungan diantara kedua belah pihak.
Ahyar Rasyidi
108 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
Dari uraian di atas diketahui bahwa, kepala sekolah melalui wakil-wakilnya telah
melakukan tahapan kerjasama dengan pihak DUDI yang diawali dengan kunjungan
industri, ini merupakan prosedur kerjasama yang baik dan terbukti dengan diterimanya
siswa SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin untuk melaksanakan praktik kerja industri
(prakrin) diberbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI) yang ada di kota Banjarmasin.
b. Melakukan pendekatan secara intensif kepada Dunia Usaha/Dunia Industri
(DUDI) dan masyarakat
Secara prosedur, setelah melakukan kunjungan keberbagai dunia usaha /dunia
industry (DUDI), maka prosedur lanjutan yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah
2 Banjarmasin adalah melakukan pendekatan yang intensif, tentunya dengan
melakukan kunjungan-kunjungan lanjutan.
Waktu kunjungan yang dilakukan pihak sekolah bersifat kondisional, biasanya
diawal tahun ajaran atau mendekati masa praktik kerja industri (prakrin) dan selama
praktik berelangsung. Selain wakil kepala sekolah bidang Humas dan DUDI, juga
diikuti oleh kepala program (kaprog), masing-masing bidang kejuruan.
Kunjungan industri yang dilakukan oleh wakil kepala sekolah bidang humas
dan DUDI juga diikuti oleh masing-masing kepala program (kaprog), ungkapan senada
disampaikan oleh kepala program (kaprog) Teknik Kendaraan Ringan (TKR),
Soeparman, A.Md. beliau mengatakan bahwa, “Kunjugan dilakukan setiap bulan,
tujuan kunjungan rutin bulanan adalah untuk melihat kerja siswa, serta melihat
langsung cara kerja dan etika kerja, karena etika itu tidak hanya kepada benda hidup,
benda matipun seperti onderdil, sparpart kendaraan, teknisi juga harus bertatakrama dan
beretika”.
Sejatinya Pelaksanaan manajemen pendidikan sistem ganda (PSG) sudah
berhasil, terbukti dengan keterampilan yang dimiliki siswa, baik dari sekolah maupun
tempat praktik, karena tujuan sekolah kejuruan adalah penguasaan keterampilan siswa
sesuai kejuruan masing-masing”.
Dari informasi yang diperoleh penulis, sehubungan dengan pola kerjasama yang
kedua yang dilakukan oleh SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin adalah melakukan
pendekatan yang intensif mengunjungi berbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI)
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 109
untuk membina dan mengokohkan kerjasama antara kedua belah pihak. Dalam hal ini
sekolah aktif melakukan pendekatan ke berbagai dunia usaha/dunia industri (DUDI).
Secara teoritis, sekolah sebagai patner dari masyarakat di dalam melakukan
fungsi pendidikan, dan sekolah sebagai prosedur yang melayani pesanan-pesanan
pendidikan dari masyarakat lingkungannya. Untuk merealisasikan ungkapan bahwa
sekolah sebagai patner dan prosedur yang melayani pesanan-pesanan pendidikan
masyarakat, maka konsekuensinya adalah masyarakat dalam hal ini pihak DUDI
hendaknya memiliki komitmen untuk menyediakan wadah sebagai wahana
pembelajaran bagi siswa-siswi sekolah menengah kejuruan.
Dengan demikian, melalui pendekatan yang intensif oleh manajemen SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin kepada pihak DUDI terlihat konsistensi dan komitmen
para DUDI untuk menerima siswa-siswi SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin untuk
melakukan praktik kerja industri (prakrin), sehingga program sekolah berjalan dengan
lancar.
c. Membuat nota kesepakatan atau surat kesepakatan Memorandum Of
Understanding (MOU) dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
Secara teoritis, kontrak kerjasama dalam hal apapun hendaknya dibuktikan
dengan adanya surat kesepahaman yang mesti ditanda tangani kedua belah pihak, dan
akan dijadikan pegangan masing-masing dalam melakukan evaluasi kerjasama
berikutnya.
Sehubungan dengan kontrak kerjasama ini, Wahyu Alinuddin mengatakan
bahwa. “Kerjasama perusahaan kami dengan pihak SMK Muhammadiyah memang
sudah berjalan lama hampir 10 tahun, waktu dulu perusahaan kami berkantor di pal 1,
dan sejak perusahaan kami didirikan kami selalu mengadakan kerjasama dengan
sekolah-sekolah kejuruan perihal praktik kerja industri (prakrin) termasuk SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin, kerjasama disepakati melalui sebuah MOU dan
dievaluasi pertahun, sebelum praktik kerja industri (prakrin) dilaksanakan pihak
sekolah rutin setiap tahun berkunjung ke perusahaan untuk menyampaikan tentang
adanya praktikan yang akan melakukan praktik di perusahaan kami”.
Ahyar Rasyidi
110 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
Sejatinya kontrak kerjasama harus diadakan evaluasi untuk mengukur layak
tidaknya apabial kerjasama dilanjutkan, standard evaluasi kerjasama adalah bisa dilihat
dari positif negatifnya bagi kedua belah pihak. Selama ini, kerjasama yang dibina oleh
SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin, berjalan dengan baik dan kontrak kerjasama
selalu bersambung dari tahun-tahun sebelumnya. Artinya pihak DUDI merasa
diuntungkan dengan kerjasama yang terjalin dan begitu pula sebaliknya, sehingga tidak
ada alasan untuk memutus hubungan kerjasama yang telah terbina sejak lama.
Berdasarkan informasin yang didapat oleh penulis, ada sejumlah perusahaan
atau industri yang telah bersedia melakukan kerjasama dengan SMK Muhammadiyah
2 Banjarmasin sebagaimana yang disampaikan oleh kepala sekolah SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin diantaranya adalah PT. Trio Motor Banjarmasin, PT.
Port Indonesia, PT. Sanyo, PT. Samsung, PT. Toshiba, PT. Bandung Komputer, CV.
Adil Komputer dan banyak lagi perusahaan DUDI yang menjadi lembaga patner SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang sudah menandatangani MOU selama satu tahun
ajaran.
Dengan demikian apa yang dilakukan oleh manajemen sekolah SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin dalam melakukan kerjasama dengan pihak dunia
usaha/dunia industri (DUDI) penulis anggap sudah memadai dan bisa diterima oleh
pihak DUDI, artinya kepala sekolah sebagai manajer puncak/top leader, telah
melaksanakan manajemen pendidikan sistem ganda (PSG) dan melakukan pola
kerjasama yang baik.
Indikator kerjasama yang baik, adanya keberlangsungan dalam jangka waktu
yang relatif panjang dan evaluasi yang berkelanjutan serta memberikan keuntungan
kedua belah pihak, itu berawal dari adanya kesepakatan untuk menjalin kerjasama
dengan dibuktikan dengan dibuatnya Memorandum Of Understanding (MOU).
E. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan sebagaimana
dikemukakan pada bab sebelumnya, manajemen pendidikan pada pendidikan sistem
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 111
ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2 Banjarmasin yang dijalankan oleh kepala
sekolah dapat disimpulan sebagai berikut:
1. Sebagai manajer kepala sekolah pada umumnya telah melaksanakan manajemen
pendidikan pada pendidikan sistem ganda (PSG) di SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin dengan baik. Sesuai dengan ketentuan dan fungsi-fungsi manajemen
terutama dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan
melakukan evaluasi secara komprehensif pada program pendidikan sistem ganda
(PSG) khususnya pada aspek praktik kerja industri (prakrin).
2. Sebagai kepala sekolah yang menjadi manajer pada SMK Muhammadiyah 2
Banjarmasin, telah berhasil menggerakkan manajer-manajer tingkat (middle manajer,
lower manajer) sehingga mereka bekerja sesuai dengan job masing-masing dan bekerja
sesuai dengan garis komando yang telah disepakati. Ini semua ditentukan oleh
kemampuan manajerial skill yang dimiliki kepala sekolah, sehingga bisa
menggerakkan orang lain (bawahan) sesuai apa yang dikehendaki.
3. Sehubungan dengan pola kerjasama yang dibina kepala sekolah dengan pihak dunia
usaha/dunia industri (DUDI) sudah berjalan dengan baik, meskipun peran kepala
sekolah boleh dikatakan hanya dibelakang layar, kepala sekolah menggerakkan para
wakilnya sehingga bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan. Apapun itu, inilah
manajemen, dimana dikatakan manajemen adalah seni (art) untuk menggerakkan
orang lain agar bekerja sesuai apa yang diharapkan, artinya kepala sekolah SMK
Muhammadiyah 2 Banjarmasin sudah melaksanakan manajemen modern dimana
personil dapat bekerja sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
Ahyar Rasyidi
112 DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019
DAFTAR PUSTAKA
A.L. Hartani, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2011. Abdul Hadis dan Nurhayati B, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010. Abdul Rahman Saleh dan Fahidin, Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Perguruan
Tinggi, Jakarta:Universitas Terbuka,1995. Agus Suprijono, Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAKEM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009. Amri Darwis, Manajemen Konflik Pengembangan Ilmu Berparadigma Islami, Pekan Baru:
Suska Press, 2008. Andrew Leigh, 20 Kiat manajer yang sukses, terj. Agus Maulanan, (Jakarta: Binarupa
Aksara, 1991. Arif Rohman dan Teguh Wiyono, Education Policy in Decentralization Era, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010. Azhar Arsyad, Pokok-Pokok Manajemen-Pengantar Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003. Burhanuddin, Analisis Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 1998. Deborah Tannen, That’s Not What I Meant-Seni Komunikasi Efektif-Membangun relasi
dengan membina gaya persahabatan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 1996. Departemen Agama, In Service Training KKM MTs/MI. Jakarta: PPIM, 2001. E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011. E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Ekapress, 2000. H. B. Siswanto, Pengantar Manajemen, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010. Hikmat, Manajemen Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2009. Ishak Arief dan Hendri Tanjung, Manajemen Motivasi, Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Indonesia, 2003. M. Manullang, Management Personalia, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994. Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004. Malayu P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas, Jakarta:
Bumi Aksara, 2001. Miftah Toha, Perilaku Organisasi-Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali Pers,
2011. Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional -Dalam konteks menyukseskan MBS dan
KBK, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Nur Zazin, Kepemimpinan dan Manajemen Konflik-Strategi mengelola konflik dalam Inovasi
Organisasi dan Pendidikan di Madrasah/Sekolah yang unggul, Cet. I, Yogyakarta: Absolute Media, 2010.
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Manajemen Pendidikan pada PSG…
DARUL ULUM, Volume 10, Nomor 1, 2019 113
Prajudi Atmosudirdjo. Administrasi dan Management Umum,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982.
Republik Indonesia, Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta: Adi Pustakatama, 1990. Republik Indonesia. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: Cemerlang, 2003. Richard Nelson-Jones, Cara Membina Hubungan baik dengan Orang lain-latihan dan
bantuan mandiri,terj. R. Bagio Prihatono, Cet. II, Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Sa’ud, Udin Syaifudin. Perencanaan PendidikaN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009. Safarudin & Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching.
2005. Soedijarto, Memantapkan sistem pendidikan nasional, Jakarta: PT Gramedia Wirasarana
Indonesia, 1993. Sondang P. Siagaian, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Sondang P. Siagian. Filsafat Administrasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Suharsimi Arikunto, dkk. Manajemen Pendidikan, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta.
Aditya Media bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), 2002.
Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005. Syafarudin, & Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching.
2005. T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Manajemen Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE, 1996. T.M. Lillico, Komunikasi Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1984. Thomas S. Bateman dan Scott A. Snell, Manajemen Kepemimpinan dan Kolaborasi dalam
Dunia yang Kompetitif-Management Leading & Collaborating in a Competitive Wold, Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar dasar-dasar Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1988.
Ulbert Silalahi, Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep Teori dan Dimensi, Bandung: Sinar Baru Agensindo, 2003.
Umiarso dan Imam Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan-Menjual Mutu pendidikan dengan Pendekatan Quality Control bagi Lembaga Pendidikan, Jogjakarta: IRCiSod, 2010.
Veithzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: Rajawali Pers /PT Rajagrafindo Persada, 2009.
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011. Winardi, Manajemen Supervisi, Bandung: Mandar Maju, 1996.
Yusuf al-Aqshari, Manajemen Konflik, Jakarta: Darul Lathaif, 2002. Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas Lembaga Pendidikan konsep fenomena dan
aplikasinya, Malang: UPT UMM Press, 2006.