manajemen pengelolaan dana zakat dan …
TRANSCRIPT
MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH
PADA LAZISMU KOTA BANJARBARU
SKRIPSI
DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PERSYARATAN
UNTUKMENYELESAIKAN
PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA SAINS TERAPAN (DIPLOMA 4)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PADA JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
OLEH :
Indria Andriani A04130014
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN
JURUSAN AKUNTANSI
2017
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Indria Andriani
NIM : A04130014
Tempat dan Tanggal Lahir : Banjarmasin, 18 April 1995
Agama : Islam
Alamat : JL. SEI SUMBA RT.10 RW.01 Kel. Guntung
Payung Kec. Landasan Ulin Kabupaten
Banjarbaru, Kalimantan Selatan
Nama Orang Tua (Ayah) : Alm. Panianto
(Ibu) : Tumini
Riwayat Pendidikan : TK
SD Negeri Gadang 3 Banjarmasin
SMP Negeri 10 Banjarmasin
SMK Negeri 4 Banjarmasin
Praktik Kerja Lapangan Pada Bank BPRS Barkah
Gemadana Kantor Pelayanan Kas Martapura dan
Bank Kalsel Kedai Syariah Martapura (2017)
v
Motto
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan
Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu
sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang berbuat baik”.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik, Skripsi ini merupakan persyaratan untuk penyelesaian
kuliah DIV jurusan Akuntansi prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
Politeknik Negeri Banjarmasin. Shalawat dan salam juga tidak lupa penulis
hantarkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga sahabat dan
pengikut beliau yang senantiasa menegakkan dakwah Islam yang tak kenal lelah
hingga jiwa memisahkan raga mereka.
Dalam penyusunan ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis selalu terbuka untuk kritik dan saran yang bersifat
membangun. Penulis dapat menyelesaikan Laporan skripsi ini berkat bimbingan
dan bantuan segala pihak oleh karenanya penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Edi Yohannes, ST, MT selaku Direktur Politeknik Negeri
Banjarmasin,
2. Ibu Andriani, SE, MM,M,Sc Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Politeknik
Negeri Banjarmasin,
3. Bapak H. Mairijani, M. Ag selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Lembaga Keuangan Syariah ( ALKS ),
4. Ibu Basyirah Ainun, SE, Ak, MM selaku dosen walikelas mahasiswa
semester VIII A Prodi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah
viii
5. Bapak Mahyuni, SE, Ak, CA, MM selaku dosen pembimbing Skripsi yang
telah banyak memberikan saran, masukan dan bimbingan dalam
penyusunan laporan Skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Lembaga Keuangan
Syariah (ALKS) Politeknik Negeri Banjarmasin
7. Teman teman Akuntasi Lembaga Keuangan Syariah (ALKS) angkatan
tahun 2013, yang saling mendukung dan saling berjuang bersama.
Khususnya untuk Alm. Ayah dan ibu tercinta (Alm. Panianto dan
Tumini) serta saudara-saudariku ( Zanwar Arif, Whiria Darma Wati, Yuli
Asih, dan Karolus Kiak Golon) yang selalu mendukung dan mendoakan
setiap waktu dan segala perhatiannya. Ya Allah, izinkan hamba untuk
menjadi hamba yang bisa membahagiakan mereka di dunia maupun di
akhirat. Amiin ya Rabbal’alamin.
Akhirnya Penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Banjarmasin, Juli 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ........................................................................... i
PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. iv
MOTTO .............................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv
DAFTAR BAGAN .............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xvi
ABSTRAK .......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................... 4
C. Batasan Masalah .............................................................. 5
D. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
x
E. Kegunaan Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 7
A. Landasan Teori ................................................................. 7
1. Zakat .......................................................................... 7
2. Infak ........................................................................... 11
3. Sedekah ...................................................................... 13
4. Pengelolaan Dana ZIS ................................................ 15
5. Penerimaan/Pengumpulan Dana.................................. 16
6. Penyaluran Dana……………………………………… 18
7. Lembaga Amil Zakat…………………………………. 21
8. Manajemen Zakat…………………………………….. 22
B. Hasil Penelitian Terdahulu................................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 29
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel 29
B. Jenis Penelitian ................................................................. 30
C. Jenis dan Sumber Data ..................................................... 30
D. Teknik Pengumpulan Data................................................ 31
E. Teknik Analisia Data ........................................................ 32
F. Kerangka Pikir Penelitian ................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 34
xi
A. Hasil Penelitian ................................................................ 34
1. Gambaran Umum lAZISMU....................................... 34
2. Struktur Organisasi ..................................................... 36
3. Program-program Nasional Penyaluran Dana ZIS ....... 39
4. Pengelolaan Penerimaan Dana ZIS………………….. 43
5. Pengelolaan Penyaluran Dana ZIS…………………… 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................ 47
1. Analisis Pengelolaan Penerimaan Dana ZIS ................ 47
2. Analisis Pengelolaan Penyaluran Dana ZIS................. 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 54
A. Simpulan .......................................................................... 54
B. Saran ............................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 56
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Penerimaan Dana Zakat dan Infak/Sedekah.......................... 46
Tabel 2 Penyaluran Dana Zakat dan Infak/Sedekah .......................... 53
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kwitansi Penerimaan Dana ZIS ................................ 58
Gambar 2 Kwitansi Penyaluran Dana ZIS................................. 59
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1 Kerangka Pikir Penelitian .................................................... 33
Bagan 2 Struktur Organisasi .............................................................. 36
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan Ijin Penelitian
Lampiran 2 Lembar Bimbingan Skripsi
Lampiran 3 Surat Keputusan (SK) Lazismu Kota Banjarbaru
Lampiran 4 Denah Lazismu Kota Banjarbaru
Lampiran 5 Foto Lazismu Kota Banjarbaru
Lampiran 6 Laporan Penerimaan Dana Zakat Maal dan Infak/Sedekah
Lampiran 7 Laporan Penyaluran Dana Zakat Maal dan Infak/Sedekah
Lampiran 8 Lembar Tanda Terima Penilaian Pembimbingan Skripsi
ix
ABSTRAK
Indria Andriani / A04130014 / 2017 / PENGELOLAAN DANA ZAKAT DAN
INFAK/SEDEKAH PADA LAZISMU KOTA BANJARBARU / Manajemen
Keuangan Syariah / Manajemen ZIS / Lembaga Amil Zakat dan Infak/Sedekah
(LAZISMU) Kota Banjarbaru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
dana ZIS pada LAZISMU Kota Banjarbaru Tahun 2016.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data untuk
penelitian ini adalah data sekunder, sedangkan data yang digunakan adalah data
kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
berupa wawancara, kepustakaan dan dokumentasi. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa dalam pengelolaan dana ZIS
(penerimaan dan penyaluran), masih belum dikelola secara baik dan maksimal,
baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan maupun pengawasan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis menyarankan kepada LAZISMU Kota
Banjarbaru untuk meningkatkan mutu pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah
khususnya dalam penyaluran dana ZIS untuk pendidikan, bantuan usaha produktif
bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Kata Kunci : Manajemen ZIS, Pengelolaan Penerimaan dan Penyaluran Dana
ZIS, Pengelolaan Dana LAZISMU
ABSTRACT
Indria Andriani / A04130014 / 2017 / ZAKAT FUND MANAGEMENT AND
infak / ALMS IN CITY LAZISMU BANJARBARU / Syariah Financial
Management / Management ZIS / Amil Zakat and Infak / Alms (LAZISMU)
Banjarbaru.
The purpose of this research is to know how the management of ZIS
fund at LAZISMU Banjarbaru on 2016.
The type of this research is qualitative descriptive research. Data source
for this research is secondary data, while the data used is qualitative data. In this
study the authors use data collection techniques in the form of interviews,
literature and documentation. Data analysis technique used is descriptive analysis.
The research found that in the management of zakat (reception and
distribution), still has not managed well and the maximum, both in the planning,
organization, implementation and supervision. Based on this, the authors suggest
to LAZISMU Banjarbaru to improve the quality of management of zakat and
infaq / alms funds especially in the distribution of ZIS funds for education,
assistance productive efforts for people who really need.
Keywords: ZIS Management, Management of ZIS Fund Receipts and
Disbursements, Fund Management LAZISMU.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan satu tiang utama ajaran Agama Islam. Selain
merupakan rukun Islam yang ketiga, pengaruh zakat juga sangat besar dalam
aktifitas sosial ekonomi kemasyarakatan. Zakat merupakan suatu mekanisme
yang mengontrol keseimbangan atau stabilitas dalam dinamika masyarakat, baik
secara ekonomi maupun sosial. Zakat juga menjaga stabilitas hubungan kaya dan
miskin, sebagai alat sosialisasi bagi setiap individu dalam Islam dan tentu saja
fungsi utamanya berperan sebagai Ibadah bagi manusia sesuai tuntunan Allah
SWT. (Langgeng Haryono Saputra : 2014)
Selain dana zakat ada beberapa dana lain yang dihimpun oleh lembaga
pengelola zakat seperti dana infak/sedekah, wakaf, hibah dan lain-lain dana yang
terkumpul tersebut digunakan dan disalurkan untuk berbagai program kerja yang
dimiliki oleh masing-masing lembaga pengelolaa zakat. Kepercayaan yang mulai
diberikan oleh masyarakat hendaknya disambut baik oleh pemerintah dan
lembaga-lembaga tersebut. LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat Nasional
yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan
secara produktif dana zakat dan infak/sedekah.
Didirikan oleh PP Muhammadiyah pada tahun 2002 selanjutnya
dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil
2
Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002 lalu dilanjutkan SK No.
730/14 Desember 2016.
Menurut sejarahnya didalam jurnal Mudawwamah (2014) Pengelolaan
zakat di Negara Indonesia sebelum tahun 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki
beberapa perbedaan yang mendasar. Pada tahun 90-an belum adanya standar dan
peraturan yang jelas dari pemerintah pengelolaan zakat pada saat itu masih
terbatas hanya pada zakat fitrah dan zakat yang diberikan pada umummnya
hanya bersifat konsumtif dan sesaat saja. Setelah tahun 90-an sampai dengan
saat ini, pengelolaan zakat telah diatur melalui UU No.38/1999 tentang
Pengelolaan Zakat dengan Keputusan Menteri Agama (KMK) No.581/1999 dan
keputusan Dirjend Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No. D/291
tahun 2000 tentang Pedoman Teknis PengelolaanZakat, selanjutnya Pemerintah
telah mengeluarkan Undang-Undang no 36 tahun 2008 tentang zakat.
Sebagaimana lembaga pengelola zakat yang lain, Lazismu Kota Banjarbaru
berperan penting dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat, masyarakat khususnya di daerah Kota Banjarbaru. Dana
zakat dan infak/sedekah yang terkumpul oleh Lazismu Kota Banjarbaru
diarahkan untuk memberikan program pemberdayaan masyarakat miskin di
bidang ekonomi sehingga tercipta kemandirian dan peningkatan kesejahteraan
dalam bantuan modal usaha, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui
bantuan bidang pendidikan dan bantuan lain berupa santunan kepada yang
berhak (mustahiq).
3
Dari hasil penelitian terhadap data yang diperoleh jumlah pemasukan
dana ZIS di LAZISMU Kota Banjarbaru pada tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1
Penerimaan Dana Zakat dan Infak/Sedekah Tahun 2015 dan 2016
No.
Jenis Dana
Tahun
2015 2016
Rupiah (Rp) Rupiah (Rp)
Saldo Rp 385.978.059 -
1. Zakat :
Tunai Rp 344.414.000 Rp 523.253.900
Transfer Bank Rp 100.241.261 Rp 171.561.777
Jumlah Rp 444.655.261 Rp 694.815.677
2. Infak/Sedekah :
Tunai Rp 15.461.450 Rp 85.757.250
Transfer Bank Rp 4.110.000 Rp 25.221.000
Jumlah Rp 19.571.450 Rp 110.978.250
Sumber : Lazismu Kota Banjarbaru
Dari data tersebut tampak bahwa terjadi peningkatan penerimaan dana
zakat dan infak/sedekah pada tahun 2016 jika dibandingkan dengan tahun 2015
sementara data penyaluran dana zakat dan infak/sedekah selama tahun 2016
adalah sebagai berikut:
4
Tabel 2
Penyaluran Dana ZIS Tahun 2016
No. Zakat Infak/sedekah
1. Rp 814.067.550 Rp 109.688.600
Sumber : Lazismu kota Banjarbaru 2017
Dari 2 tabel diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan penerimaan dana
zakat dan infak/sedekah meningkat dari tahun ke tahun. Selain itu Tabel 2
menunjukan adanya dana zakat yang tersalurkan sejumlah Rp 814.067.550
padahal jumlah yang diterima hanya Rp 694.815.677. Kemungkinan ada saldo
dari dana zakat karena tidak tersalurkan pada tahun 2015.
Berdasarkan fenomena tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah
perbaikan untuk pengelolaan danazakat dan infak/sedekah agar dana tersebut
tersalurkan dengan efektif dan tepat sasaran,untuk itu penulis tertarik untuk
mengangkat penelitian denganjudul “Manajemen Pengelolaan Dana zakat dan
infak/sedekah (ZIS) pada LAZISMU Kota Banjarbaru”
B. Permasalahan
Berdasarkan latarbelakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana
manajemen pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah (ZIS) pada LAZISMU
Kota Banjarbaru?”
5
C. Batasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasipermasalahan penelitian pada
analisis manajemenpengelolaan dana zakat dan infak/sedekah (ZIS) pada
LAZISMU Kota Banjarbaru tahun 2016.
D. Tujuan Penelitian
Untuk menjawab dari permasalahan diatas, penelitian ini dilakukan
dengan tujuan yaitu, “Untuk mengetahui pengelolaan dana zakat dan
infak/sedekah (ZIS) pada LAZISMU Kota Banjarbaru agar terwujud pengelolaan
dana zakat dan infak/sedekah (ZIS) yang baik.”
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini
adalah:
1. Bagi Penulis
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
sekaligus memperoleh pengalaman jadi dapat mengetahui penerapan teori
yang didapat diperkuliahan dalam kenyataan di Lembaga Pengelola Zakat
itu sendiri.
2. Bagi LAZISMU Kota Banjarbaru
Skripsi ini diharapkan memberikan manfaat serta dapat
dipergunakan oleh LAZISMU Kota Banjarbaru untukbahan masukkan
dalam manajemen pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah (ZIS) pada
LAZISMU kota Banjarbaru.
6
3. Bagi Politeknik Negeri Banjarmasin
Skripsi ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam
perlakuan akuntansi khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun
skripsi dengan topik manajemen pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah
pada LAZISMU Kota Banjarbaru.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Zakat
a. Pengertian Zakat
Menurut Sri Nurhayati (2011:278) Zakat merupakan suatu
kewajiban muslim yang harus ditunaikan dan bukan merupakan hak,
sehingga tidak dapat memilih untuk membayar atau tidak, zakat memiliki
aturan yang jelas, mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan
harta yang terkena zakat, demikian juga cara perhitungannya, bahkan
siapa yang boleh menerima harta zakat pun telah diatur oleh Allah SWT
dan Rasul-nya. Zakat adalah sesuatu dan yang sangat khusus karena
memiiki persyaratan aturan baku baik untuk alokasi, sumber, besaran
maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan oleh syariah.
b. Perintah Mengeluarkan Zakat
Di dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadist, banyak dijumpai
keterangan-keterangan yang mewajibkan dikeluarkannya zakat. Zakat
merupakan salah satu rukun Islam yang ke lima, setingkat kedudukannya
dengan Shalat, Puasa dan Haji di dalam al-Qur’an, Allah SWT
menyebutkan Perintah menunaikan zakat dan Perintah menegakkan Shalat
bahwa zakat itu adalah sangat penting dan harus dilaksanakan oleh
seorang muslim setelah mengerjakan ibadah Shalat.
8
Dalam suatu hadist ditegaskan bahwa zakat itu menjadi salah satu
dari lima sendi Islam, yang berbunyi :
“Islam didirikan di atas lima sendi: (1) pengakuan
(syahadat) bahwa tidak ada Tuhan yang lain kecuali
Allah dan bahwa Muhammad itu utusan Allah; (2)
mendirikan shalat; (3) mengeluarkan zakat; (4)
mengerjakan haji; (5) puasa pada bulan
Ramadhan.”(HR. Bukhari-Muslim).
c. Jenis-Jenis Zakat
Menurut El-Madani (2013:17) Zakat dibagi menjadi dua yaitu
Zakat Nafs (jiwa) dan Zakat Mal (harta) adapun pengertiannya sebagai
berikut:
1) Zakat Nafs (jiwa) atau zakat fitrah adalah zakat untuk mensucikan
diri zakat ini dikeluarkan dan disalurkan pada saat bulan Ramadhan
sebelum tanggal 1 Syawal zakat ini berbentuk bahan pangan atau
makanan pokok.
2) Zakat Mal (harta) adalah zakat yang dikeluarkan untuk mensucikan
harta apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat.
Zakat mal mempunyai sifat Ma’lumiyah (ditentukan) artinya syariat
Islam telah menjelaskan volume, batasan, syarat, dan ketentuan
lainnya sehingga dapat memudahkan bagi orang muslim untuk
mengetahui kewajibannya. Hal ini ditunjukkan oleh para muzakki
yang ingin mengeluarkan sebagian dari harta mereka sehingga
9
mereka tidak melarikan diri dari kewajiban untuk membayar zakat
untuk itu konsep akuntansi yang menyusun ketentuan umum cara
menghitung, mendefinisikan dan mengklasifikasikan aset-aset wajib
zakat.
d. Hikmah dan Manfaat Zakat
Menurut El-Madani (2013:17) ada banyak hikmah dan manfaat
dibalik perintah berzakat, diantaranya ialah:
1) Zakat dapat membiasakan orang yang menunaikannya memiliki sifat
dermawan, sekaligus menghilangkan sifat pelit dan kikir.
2) Zakat dapat menguatkan benih persaudaraan, serta menambah rasa
cinta dan kasih sayang sesama muslim.
3) Zakat merupakan salah satu upaya dalam mengatasi kemiskinan.
4) Zakat dapat mengurangi angka pengangguran dan penyebabnya,
sebab hasil zakat dapat digunakan untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru.
5) Zakat dapat mensucikan jiwa dan hati dari rasa dendam, serta
menghilangkan iri hati dan rasa dendam, serta menghilangkan iri hati
dan kebencian dari orang-orang miskin terhadap orang-orang kaya.
6) Zakat dapat membantu menumbuhkan perekonomian umat.
e. Syarat-Syarat Zakat
Menurut El-Madani (2013-19-23) adapun syarat-syarat zakat
adalah sebagai berikut:
10
1) Beragama Islam
Zakat merupakan bentuk Ibadah oleh karena itu, beragama
Islam menjadi syarat bagi orang yang hendak menunaikannya.
Dalil atas hal ini adalah hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas
Ra, tentang diutusnya Mu’adz Ra, ke Yaman sebagaimana yang
telah disebutkan sebelumnya.
2) Mencukupi Nisab
Nisab adalah jumlah minimal yang telah ditetapkan oleh
syariat sebagai batas wajibnya zakat harta. Mengenai batasan
minimal masing-masing harta yang di zakati akan diuraikan secara
detail pada bagian selanjutnya. Batasan nisab merupakan ukuran
penilaian atas kekayaan seseorang artinya jika harta seseorang
belum sampai pada nisab yang telah ditentukan, maka ia belum
dianggap sebagai orang kaya dan secara otomatis tidak wajib
mengeluarkan zakat.
3) Berlalu Satu Haul atau Satu Tahun
Di syaratkan untuk kewajiban berzakat berlalunya waktu
satu tahun dengan menggunakan penanggalan hijriah untuk
kepemilikan harta yang sudah mencapai nisab. Persyaratan
berlalunya satu tahun ini tidak berlaku pada zakat biji-bijian, buah-
buahan dan barang-barang tersebut diperoleh yaitu ketika barang
tambang dikeluarkan dan biji-bijian serta buah-buahan dipanen.
11
4) Zakat Kekayaan Anak-Anak dan Orang Gila
Pemilik harta yang wajib zakat tidaklah disyaratkan harus
orang yang baligh dan berakal. Oleh karena itu, diwajibkan zakat
pada harta anak kecil dan orang gila apabila persyaratnya telah
terpenuhi, melihat kondisinya yang seperti itu, maka yang
memiliki kewajiban menunaikan zakat mereka adalah wali
mereka dan tentunya diambilkan dari harta mereka. Peran wali
disini hanya sebagai pelaksana/pembantu.
5) Zakat pada Harta yang Dicuri Orang
Terkait dengan syarat-syarat zakat, terdapat pula beberapa
pembahasan tentang zakat harta yang dirusak, dirampas atau dicuri
oleh orang, serta zakat harta kekayaan yang ditahan dan barang
temuan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa zakat
merupakan harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT bagi orang-
orang golongan mampu (muzakki) untuk diberikan kepada orang-orang yang
berhak menerimanya yaitu ke 8 (delapan) golongan asnaf.
2. Infak
a. Pengertian Infak
Menurut Mohammad Daud Ali (1988:23) Infak adalah
pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang, setiap kali ia
memperoleh rezeki, sebanyak yang di kehendakinya sendiri.
12
Allah berfirman dalam surat At-Taubah 35 :
“Dan segala mereka yang menyimpan emas dan perak
tidak menginfakkan di jalan Allah, maka gembirakanlah
mereka ini dengan azab yang sangat perih.” (QS. At-
Taubah)
b. Jenis-Jenis Infak
Menurut Sri Nurhayati (2013:279) ada 2 jenis infak yaitu infak
wajib dan infak sunnah seabagai berikut:
1) Infak Wajib
Terdiri atas zakat, dana nazar yang bentuk dan jumlah
pemberiannya telah ditentukan nazar adalah sumpah atau janji
untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Menurut
Qardhawi nazar itu adalah sesuatu yang makruh. Namun demikian,
apabila telah diucapkan maka harus dilakukan sepanjang hal itu
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT seseorang yang
bernazar “jika saya lulus ujian, maka saya akan memberikan Rp
500.000,- kepada fakir miskin” wajib melaksanakan nazarnya
seperti yang telah dia ucapkan. Jika hal tersebut tidak dilakukan,
maka dia akan terkena denda/kafarat.
2) Infak Sunnah
Infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari ridha
Allah, bisa dilakukan dengan berbagai cara dan bentuk. Misalnya:
memberi makanan bagi orang yang terkena bencana.
13
3. Sedekah
Menurut Sri Nurhayati (2013:279) Sedekah adalah segala
pemberian/kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah SWT. Sedekah
memiliki dimensi yang lebih luas dari infak karena sedekah memiliki 3
pengertian utama sebagai berikut:
1) Sedekah merupakan pemberian kepada fakir miskin yang membutuhkan
tanpa mengharapkan imbalan (azzuhaili). Sedekah bersifat sunnah.
2) Sedekah dapat berupa zakat karena dalam beberapa teks Al-Qur’an dan
As-Sunnah ada yang tertulis dengan sedekah padahal yang dimaksud
adalah zakat.
“Sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-
orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil zakat”
(QS 9:60). Pada ayat tersebut “zakat-zakat”
diungkapkan dengan lafal“ash sedekah”.
Begitu pula sabda Nabi SAW kepada Mu’adz bin Jabal RA
ketika dia diutus Nabi ke Yaman:
“Beritahukanlah kepada mereka (Ahli Kitab yang
telah masuk Islam), bahwa Allah telah mewajibkan
zakat atas mereka, yang diambil dari orang kaya di
antara mereka, dan diberikan kepada orang fakir di
antara mereka” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pada hadist tersebut, “zakat” diungkapkan dengan Lafal ”Ash
Sedekah”.
3) Sedekah adalah sesuatu yang Ma’ruf (benar dalam pandangan syariah)
pengertian ini yang membuat definisi atas sedekah menjadi luas, hal ini
14
sesuai hadist Nabi Muhammad SAW ”setiap kebajikan adalah
sedekah”.(HR. Muslim).
Dari ketiga pengertian di atas, maka sedekah memiliki dimensi
yang sangat luas, tidak hanya berdimensi memberikan sesuatu dalam
bentuk harta juga dapat berupa berbuat kebajikan, baik untuk diri
sendiri maupun tetapi untuk orang lain, sesuai hadist Nabi Muhammad
SAW.
Manfaat infak dan sedekah adalah:
a) Mencegah datangnya bala (kesulitan);
b) Memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan;
c) Mengharap keberkahan harta yang dimiliki.
4. Pengelolaan Dana Zakat
Menurut Fakhruddin (2008:193-194) Pengelolaan Dana Zakat
adalah apabila sesorang yang bezakat langsung memberikan sendiri
zakatnya kepada para mustahiq dengan syarat kcriteria mustahiq sejalan
dengan firman Allah SWT dalam surat at-Taubah:60 akan tetapi, sejalan
dengan firman Allah tersebut dan juga berdasarkan tuntunan Nabi
Muhammad SAW tentu akan lebih utama jika zakat itu disalurkan lewat
Lembaga Amil Zakat yang amanah bertanggung jawab dan terpercaya, ini
dimaksudkan agar distribusi zakat itu tepat sasaran sekaligus menghindari
penumpukan zakat pada mustahiq tertentu.
15
Kapankah kita meniatkan zakat harta kita, apakah pada saat kita
memisahkan harta untuk zakat, atau pada saat memberikannya kepada
mustahiq. Para ulama’ berbeda pendapat dimana ada pula yang
mengharuskan kedua-duanya. Yusuf al-Qardhawi mengutip beberapa
pendapat para ulama’ sebagai berikut:
a. Ulama’ madzhab Hanafi berpendapat bahwa niat dilakukan bersamaan
dengan dikeluarkannya zakat kepada fakir miskin atau penguasa
karena penguasa tersebut merupakan wakil dari fakir miskin tersebut.
b. Madzhab Maliki berpendapat bahwa niat wajib pada waktu
memisahkan harta zakat atau di waktu menyerahkannya kepada
mustahiq, cukuplah salah satu dari keduanya. Apabila ia tidak berniat
di waktu memisahkan dan tidak pula di waktu menyerahkan, akan
tetapi sesudahnya atau sebelumnya, maka niat itu tidak memenuhi
syarat.
c. Madzhab Syafi’I terdapat dua pendapat dalam memperbolehkan
mendahulukan niat sebelum membagikan zakat.
d. Menurut Madzhab Hambali, sebagaimana terdapat dalam al-mughni
bahwa diperbolehkan mendahulukan niat sebelum memberikan dengan
tenggang waktu yang tidak lama, seperti halnya ibadah-ibadah yang
lain.
Menurut Fakhruddin (2008:252) selanjutnya adalah melakukan
pengelolaan zakat sebagaimana dijelaskan dalam maksud definisi
16
pengelolaan zakat diatas, diawali dengan kegiatan perencanaan, dimana
dapat meliputi perencanaan program beserta budgetingnya serta
pengumpulan (collecting) data muzakki dan mustahiq, kemudian
pengorganisasian meliputi pemilihan struktur organisasi (Dewan
Pertimbangan, Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana), penempatan
orang-orang (Amil) yang tepat dan pemillihan sistem pelayanan yang
memudahkan ditunjang dengan perangkat lunak (software) yang memadai,
kemudian dengan tindakan nyata (pro active) melakukan sosialisasi serta
pembinaan baik kepada muzakki maupun mustahiq dan terakhir adalah
pengawasan dari sisi syariah, manajemen dan keuangan operasional
pengelola zakat. Keempat hal diatas menjadi persyaratan mutlak yang
harus dilakukan terutama oleh Lembaga Pengelola Zakat baik oleh BAZ
(Badan Amil Zakat) maupun LAZ (Lembaga Amil Zakat) yang
profesional.
5. Penerimaan/ Pengumpulan Dana
a. Pengertian Penerimaan/Pengumpulan Dana Zakat
Dalam Jurnal Setyaningsih (2008) pengumpulan adalah
proses, cara, perbuatan mengumpulkan, sedangkan zakat menurut
istilah adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah
untuk dikeluarkan dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak
menerimanya, jadi yang dimaksud pengumpulan zakat adalah
bagaimana proses, cara untuk mengumpulkan sejumlah harta tertentu
17
yang diwajib kan oleh Allah untuk di keluarkan dan diserahkan kepada
yang berhak menerimanya.
b. Cara Pengumpulan Zakat
Menurut Muhammad Daud Ali (1988:49) pengumpulan zakat,
infak dan sedekah sebagai berikut:
1) Menerima ZIS yakni muzakki datang sendiri langsung ke kantor
lembaga zakat, infak dan sedekah untuk itu dibutuhkan tenaga staf
yang dapat standby di kantor lembaga dengan kemampuan
mengadminitrasikan transaksi penyaluran ZIS dengan baik dan
benar.
2) Mengumpulkan ZIS yakni mendatangi langsung para muzakki ke
rumah masing-masing.
3) Menerima transfer uang dari muzakki melalui rekening bank
lembaga ZIS.
c. Yang Berhak Menerima Zakat
Menurut Fakhruddin (2008:297-303) orang-orang yang berhak
menerima zakat dapat di kategorikan sebagai berikut:
1) Fakir yaitu orang yang tidak memiliki harta namun belum sampai
batas nishabnya atau nishabnya sudah sampai dan lebih tetapi harta
tersebut sangat dibutuhkan dalam keperluannya.
18
2) Miskin yaitu orang yang tidak memiliki barang sesuatu apapun
oleh karena itu, maka orang miskin aswa’halan (lebih buruk
keadaannya) dari pada orang fakir.
3) Amil yaitu orang-orang yang bertugas mengumpulkan dan
membagi-bagikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya
”Amil dapat disebut juga panitia”.
4) Mu’allaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan Imannya masih
lemah.
5) Hamba sahaya (budak) yaitu orang yang belum merdeka.
6) Gharim yaitu orang yang mempunyai banyak hutang sedangkan ia
tidak mampu untuk membayarnya.
7) Shabilillah yaitu orang-orang yang berjuang dijalan Allah.
8) Ibnu sabil yaitu orang yang sedang dalam perjalanan (musafir)
seperti dalam berdakwah dan menuntut ilmu.
d. Yang tidak berhak menerima zakat
Menurut Muhammad Daud Ali (1988:49) yang tidak boleh
menerima zakat adalah kelompok orang-orang berikut ini:
1) Keturunan Nabi Muhammad berdasarkan hadits Nabi sendiri.
2) Kelompok orang kaya.
3) Keluarga muzakki yakni keluarga orang-orang yang wajib
mengeluarkan zakat. Menurut pendapat para ahli mereka itu adalah
19
keluarga muzakki bersangkutan dalam garis lurus keatas dan ke
bawah.
4) Orang yang sibuk beribadah sunnat untuk kepentingan dirinya
sendiri, tetapi melupakan kewajibannya mencari nafkah untuk diri
sendiri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi
tanggungannya.
5) Orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan menolak ajaran
Agama mereka disebut mulhid atau atheis.
6. Penyaluran Dana
a. Pengertian Penyaluran Dana
Dalam jurnal Nurul Sholeh (2016) penyaluran dana adalah
proses, cara, perbuatan, menyalurkan. Penyaluran dana adalah kegiatan
memberikan dana zakat dari petugas pengelola kepada masyarakat
yang tidak memiliki untuk menerima sesuai aturan yang berlaku.
Penyaluran dana pada penelitian ini adalah penyaluran dana zakat
untuk para mustahiq LAZISMU kota Banjarbaru.
b. Pola Penyaluran Dana
Dalam jurnal Syaipudin Elman (2015) ada beberapa pola
penyaluran dana zakat:
1) Zakat diberikan secara langsung kepada fakir miskin untuk
keperluan konsumtif. Dalam konteks perubahan sekarang, maka
bagian zakat ini diarahkan terutama kepada golongan “fakir
20
miskin” yang sifatnya “bantuan” dan dampak bersifatnya jangka
pendek.
2) Zakat diberikan kepada mereka yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan dan dakwah yang dalam taraf hidup kekurangan.
3) Sebagian dana zakat dan dana lainnya (sedekah, infak dan wakaf)
diperuntukan guna membangun prasarana Ibadah dan pendidikan
atau dakwah Islam.
4) Sebagian kecil zakat kini sudah diarahkan ke tujuan produktif,
baik berupa hibah maupun pinjaman tanpa bunga bagi golongan
miskin tetapi mesti tergolong “fakir miskin” dengan harapan
mereka bisa melepaskan diri dari kemiskinan. Bahkan dalam
jangka waktu tertentu diharapkan bisa menjadi muzakki, setidak-
tidaknya dalam zakat fitrah.
5) Bagian yang lain, yang jumlahnya sedikit diperuntukan untuk
“Amil” bisa berkembang yaitu tidak semata-mata untuk orangnya,
melainkan bisa pula lembaganya yang mengelola dan bisa
memajukan dari segi pengorganisasiannya.
c. Macam-macam Penyaluran
Dalam jurnal Zuhro (2014) macam-macam kegiatan
penyaluran zakat:
1) Santunan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari dalam bentuk uang tunai.
21
2) Santunan bagi anak yatim, yatim piatu, anak terlantar, korban
bencana alam, pengungsi yang terlantar, orang jompo,
penyandang cacat dari keluarga miskin.
3) Bantuan pembiayaan pendidikan bagi anak tidak mampu misalnya
beasiswa, pembayaran SPP, iuran komite, pembayaran uang ujian.
4) Bantuan peralatan sekolah untuk anak tidak mampu misalnya,
seragam sekolah, buku pelajaran dan lain-lain.
5) Bantuan biaya pengobatan, persalinan maupun kecelakaan untuk
fakir miskin, pengobatan gratis.
6) Pengadaan ambulance gratis.
7) Khitanan massal bagi anak-anak fakir miskin.
8) Bantuan tunjungan untuk pengelola masjid dan musholla
(penjaga, petugas kebersihan, muadzin dan guru ngaji.
9) Bantuan modal bagi usaha kecil mikro.
7. Lembaga Amil Zakat
Dalam Skripsi Kurniawati (2016:12) Amil Zakat adalah mereka
yang melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan urusan zakat,
mulai dari proses penghimpunan, penjagaan, pemeliharaan, sampai ke
proses pendistribusiannya serta tugas pencatatan masuk dan keluarnya dana
zakat tersebut. Ahmad et.al (2004:71)
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat, Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan lembaga yang dibentuk
22
masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan dana zakat. BAZNAS (2011)
Kegiatan utama Amil Zakat adalah mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan dana zakat dan infak/sedekah dan
dana sosial keagamaan lainnya. Kustiawan (2012:20)
Bagian Amil atas kerja mereka diberikan oleh pihak yang
mengangkat mereka dengan catatan bagian tersebut tidak melebihi dari upah
standar. Bagian amil dari dana zakat sebesar 1/8 atau 12,5%. Ahmad et.al
(2004:73)
8. Manajemen Zakat
Menurut Fakhruddin (2008) manajemen zakat adalah suatu proses
untuk melakukan suatu pekerjaan. Proses tersebut terdiri dari kegiatan-
kegiatan manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan dan pengawasan (contolling).
a. Perencanaan dalam Pengelolaan Zakat
Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan
pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana
dan oleh siapa. Perencanaan yang baik dapat dicapai dengan
mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana
perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat. Oleh karena itu, maka
23
dalam melakukan perencanaan, ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan, antara lain sebagai berikut:
1) Hasil yang ingin dicapai
2) Yang akan melakukan
3) Waktu dan skala prioritas
4) Dana (kapital)
b. Pengorganisasian dalam Pengelolaan Zakat
Sebagai sebuah lembaga, Lembaga Amil Zakat (LAZ) juga harus
dikelola secara profesional dan didasarkan atas aturan-aturan
keorganisasian untuk terwujudnya suatu organisasi/lembaga yang baik,
maka perlu dirumuskan beberapa hal sebagai berikut:
1) Adanya tujuan yang akan dicapai,
2) Adanya penetapan dan pengelompokan pekerjaan,
3) Adanya wewenang dan tanggung jawab,
4) Adanya hubungan (relationship) satu sama lain,
5) Adanya penetapan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan atau
tugas-tugas yang diembankan kepadanya.
Zakat yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengelola zakat,
harus segera disalurkan kepada para mustahiq dengan skala prioritas yang
telah disusun dalam program kerja. Oleh karena itu, maka salah satu
tugas Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam
24
mendistribusikan zakat adalah menyusun skala prioritas berdasarkan
program-program yang disusun berdasarkan data yang akurat.
c. Pelaksanaan dalam Pengelolaan Zakat
Semangat yang dibawa bersama perintah zakat adalah adanya
perubahan kondisi seseorang dari mustahiq (penerima) menjadi muzakki
(pemberi). Bertambahnya jumlah muzakki akan mengurangi beban
kemiskinan yang ada dimasyarakat. Namun keterbatasan dana zakat yang
berhasil dihimpun sangat terbatas. Hal ini menuntut adanya pengaturan
yang baik sehingga potensi umat bisa dimanfaatkan secara optimal
mungkin dan mengelola dana-dana zakat ini secara profesional.
Lembaga-lembaga pengelola zakat dituntut merancang program
secara terencana dan terukur. Parameter keberhasilan yang digunakan
lebih menitikberatkan pada efek pemberdayaan masyarakat bukan pada
populis atau tidaknya suatu program.
d. Pengawasan dalam Pengelolaan Zakat
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin
bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen tercapai. Ini berkenaan
dengan cara-cara membuat kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang telah
direncanakan sebelumnya.
Menurut J. Mockler sebagaimana dikutip T. Handoko
mengatakan bahwa pengawasan manajemen adalah suatu usaha
sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan
25
perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan
kegiatan nyata dengann standar yang telah ditetapkan
sebelumnya,menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Berdasarkan informasi / keterangan terdapat penelitian terdahulu:
Identitas
Peneliti
Aspek
Anita Tri Kurniawati,
Politeknik Negeri Banjarmasin
2016
Faiz Aulia Rahman,
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
2014
Judul Rancangan Sistem Akuntansni
Pokok Pada Lazismu Kalimantan
Selatan Berdasarkan PSAK No.
109
Manajemen Zakat di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) kota
Yogyakarta
Institusi yang
diteliti
LAZISMU (Lembaga Amil
Zakat) Kalimantan Selatan
BAZNAS (Badan Amil Zakat
Nasional) kota Yogyakarta
Permasalahan Bagaimanakah penerapan sistem Bagaimana Implementasi
26
akuntansi pokok yang sesuai
untuk LAZISMU Kalimantan
Selatan
Manajemen, meliputi : perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan Zakat di Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) kota
Yogyakarta
Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui prosedur
pengelolaan dana zakat dan
infaq/shadaqah (ZIS) dan
merancangkan sistem akuntansi
pokok yang sesuai untuk
diterapkan pada LAZISMU
Kalimantan Selatan agar terwujud
tata kelola organisasi pengelolaan
zakat yang baik.
Untuk mengetahui dan menjelaskan
Implementasi manajemen, meliputi:
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan Zakat di
Badan Amil Zakat (BAZNAS) kota
Yogyakarta
Metode
Penelitian
Metode Deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.
Metode pendekatan deskriptif-
kualitatif
Hasil
Penelitian
Rancangan sistem akuntansi
pokok sesuai PSAK No. 109
dengan LAZISMU Kalimantan
Selatan berupa penambahan
formulir Bukti Kas Masuk
Implementasi manajemen di
BAZNAS kota Yogyakarta terkait
dengan pendekatan terhadap muzakki,
munfiq, dan mushaddiq diterapkan
dalam empat (4) proses implementasi
27
(BKM), Bukti Kas Keluar (BKK),
Penyesuaian pada formulir tanda
terima/ucapan terima kasih
menjadi formulir bukti setor zakat
dan infaq/shadaqah. Pembuatan
kode rekening, jurnal umum,
jurnal penyesuaian dan buku
besar. Pengungkapan laporan
keuangan yang mengacu pada
PSAK No. 101 meliputi laporan
posisi keuangan, laporan
perubahan dana, laporan
perubahan aset kelolaan, laporan
arus kas dan catatan atas laporan
keuangan.
manajemen, meliputi :
1. Perencanaan (dukungan
manajemen dan pelaksanaan
tugas,bimbingan terhadap muzakki,
munfiq dan mushaddiq,
pemungutan atau fundraising,
pendistribusian atau pengelolaan
dan pendayagunaan atau
penthasarufan “jogja taqwa, jogja
cerdas, jogja sejahtera dan jogja
peduli”
2. Pengorganisasian, penetapkan
tugas pokok pengurus BAZNAS
kota Yogyakarta, meliputi : dewan
pertimbangan, komisi pengawasan,
dan Badan Pelaksana
3. Pengarahan, dilakukan didalam
rapat evaluasi dan program
kegiatan yang dilakukan secara
aktif dalam bentuk rapat evaluasi
mingguan, bulanan, dan tahunan,
28
sedangkan arahan terhadap
muzakki, munfiq dan mushaddiq
dilakukan di setiap program
kegiatan pengajian bulanan
terlaksana
4. Pengawasan, oleh pihak komisi
pengawas yang terdiri dari ketua
(wakil walikota Yogyakata), wakil
ketua (asisten pemerintahan kota
Yogyakarta), sekretaris
(ka.Inspektorat kota Yogyakarta
dan anggota (staf ahli Bidang
Kemasyarakatan dan SDM, Ka.
Bag. Dalbang Setda kota
Yogyakarta dan Kasi Urusan
Agama Islam kantor Kemenag.
Kota)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi dan Pemberian Definisi Operasional Variabel
Dengan rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka
penulis akan menguraikan beberapa variabel-variabel yang menjadi pokok
penelitian ialah sebagai berikut:
1. Manajemen Zakat adalah suatu proses untuk melakukan suatu perkerjaan
terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan dan pengawasan (controlling).
2. Pengelolaan Dana Zakat adalah apabila seseorang yang berzakat langsung
memberikan sendiri zakatnya kepada para mustahiq.
a. Pengelolaan penerimaan dana zakat dan infak/sedekah adalah kegiatan
menerima dana zakat dan infak/sedekah dari muzakki untuk disalurkan
ke mustahiq.
b. Pengelolaan Penyaluran dana zakat dan infak/sedekah adalah kegiatan
memberikan dana zakat dan infak/sedekah dari muzakki kepada
mustahiq untuk ke 8 (delapan) golongan asnaf sesuai dengan syariah.
3. Lembaga Amil Zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan
yang berkaitan dengan urusan zakat mulai dari proses penghimpun,
penjagaan, pemeliharaan, sampai ke proses pendistribusiannya serta tugas
30
pencatatan masuk dan keluarnya dana zakat tersebut dalam penelitian ini
penulis memilih subjek penelitian di Lazismu kota Banjarbaru.
B. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Suatu pendekatan yang bertujuan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena atau kejadian yang
sekarang berkenaan dengan kondisi yang ada yaitu untuk menjelaskan
bagaimana pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah pada Lazismu Kota
Banjarbaru.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif :
Data kualitatif adalah data hasil kategori untuk isi data yang berupa
kata atau bukan angka tetapi diangkakan seperti jenis kelamin, status dan
lain sebagainya. (V, Wiratna dan Poly, 2012:19)
Data langsung dalam penelitian ini meliputi sejarah singkat
perusahaan, struktur organisasi, serta tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut pada
Lazismu Kota Banjarbaru.
2. Sumber Data
31
Menurut sumbernya data dalam penelitian ini menggunakan sumber
Data Sekunder:
Data sekunder adalah data yang di peroleh melalui data yang telah
diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan
permasalahan, berupa wawancara dan dokumen-dokumen, laporan dan
catatan yang di kumpulkan dari Lazismu Kota Banjarbaru.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis berusaha mempelajari dan
mengumpulkan data dari buku-buku literatur, wawancara, dokumen-dokumen
arsip, perundang-undangan dan lain-lain yang ada hubungannya dengan objek
penelitian Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (Lazismu) Kota Banjarbaru.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi 3 (tiga)
yaitu :
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dimana
pewawancara (peneliti) dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai. Sugiyono (2015:224)
Wawancara dalam penelitian ini, dilakukan oleh peneliti dengan
cara merekam jawaban atas pertanyaan yang diberikan ke responden.
Peneliti mengajukan pertanyaan, mendengarkan atas jawaban, mengamati
perilaku dan merekam semua jawaban responden dari staf administrasi dan
keuangan mengenai gambaran umum Lembaga Amil Zakat dan
32
Infak/Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) Kota Banjarbaru sehubungan
dengan masalah yang dibahas.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu,
dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau yang lain. Dokumen yang
dikumpulkan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
dari catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan
pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah pada tahun 2016.
3. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan (library research), dalam hal ini penulis
mengadakan penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya
dengan penulisan skripsi ini, literatur ini berupa buku-buku dan sumber
bacaan lain sebagainya. Langkah dalam melakukan studi kepustakaan ini
adalah dengan cara membaca, mengutip, untuk menganalisa dan
merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dalam memenuhi data dalam
penelitian ini.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mempelajari teori-teori yang ada di literatur-literatur yang terkait dengan
pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah di Lazismu Kota Banjarbaru.
33
2. Mengumpulkan data-data terkait praktek pengelola dana zakat dan
infak/sedekah di Lazismu Kota Banjarbaru.
3. Membandingkan antara teori pengelolaan dana zakat dan infak/sedekah
dengan praktek yang sudah terjadi di Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah
(LAZISMU) Kota Banjarbaru.
4. Menarik kesimpulan dan memberi saran.
F. Kerangka Pikir Penelitian
Bagan kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Bagan 1 (satu)
berikut:
Bagan 1
Kerangka Pikir Penelitian
Ko
Teori Pengelolaan Dana ZIS
Praktik Pengelolaan Dana ZIS
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pelaksanaan
- Pengawasan
- Perencanaan
- Pengorganisasian
- Pelaksanaan
- Pengawasan
Komparasi
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum LAZISMU (Lembaga Amil Zakat dan Infak/Sedekah
Muhammadiyah) Kota Banjarbaru
Dengan latarbelakang diatas keprihatinan akan semakin maraknya
kemiskinan khususnya di daerah perkotaan dan ironisnya yang berada dibawah
garis kemiskinan tersebut mayoritas merupakan umat Islam, maka Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah kota Banjarbaru bertekat akan mengambil bagian
dari pengentasan kemiskinan tersebut.
LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat
dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana
zakat, infaq, shadaqah dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan,
lembaga, perusahaan dan Instansi lainnya. Didirikan oleh PP Muhammadiyah
pada tahun 2002 selanjutnya dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik
Indonesia sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui SK No. 457/21
November 2002, selanjutnya dikukuhkan kembali sebagai LAZNAS melalui
SK Menteri Agama No. 730/ 14 Desember 2016. Hal ini terkait dengan
diberlakukannya UU zakat No. 23 tahun 2011, PP No.14 Tahun 2014 dan PMA
No. 333 Tahun 2015, selanjutnya dikukuhkan kembali sebagai pengganti SK
46/KEP/III.0/D/2016
35
Visi dari LAZISMU kota Banjarbaru adalah “Menjadi Lembaga Amil
Zakat Terpercaya”. Tujuan dari Lazismu kota Banjarbaru adalah menjadi
bagian dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat umat melalui zakat,
Lazismu kota Banjarbaru memiliki beberapa misi, antara lain:
a. Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, profesional dan
transparan.
b. Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif.
c. Optimalisasi pelayanan donator.
Adapun tujuan Lazismu kota Banjarbaru adalah menjadi bagian dalam
upaya meningkatkan harkat dan martabat umat dengan berzakat. Dengan
semangat kreativitas dan inovasi Lazismu Kota Banjarbaru berusaha
menghadirkan program-program pendayagunaan yang mampu menjawab
tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat yang berkembang, maka
zakat yang terkumpul diupayakan dimanfaatkan untuk menyantuni kaum
dhuafa, muballigh, ustadz/dzah, guru ngaji dan fisabilillah. Lazismu juga
memberikan beasiswa pendidikan dari tingkat SD/MI, SLTP/MTs,
SMA/SMK/MA/sederajat hingga perguruan tinggi, selain itu Lazismu juga
menyalurkan zakat produktif untuk mengentaskan para dhuafa dari mustahiq
menjadi muzakki.
36
2. Struktur Organisasi
Adapun susunan kepengurusan LAZISMU Kota Banjarbaru dapat
dilihat pada bagan 2 di halaman berikut ini:
Bagan 2
Struktur Organisasi LAZISMU Kota Banjarbaru
Sumber : LAZISMU Kota Banjarbaru di Tahun 2017
BADAN PENGURUS
H. Alkatiri, SE
BADAN PELAKSANA /
MANAGER
Muhammad Hamzah, S.H.I, M.H
STAF PENGEMBANGAN
PROGRAM
Ginanjar Sutrisno, Sp.d
STAF ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN
Andri Wibowo
37
Adapun fungsi dan tanggung jawab masing-masing sebagai berikut:
a. Badan Pengurus
1) Memimpin rapat-rapat yang dilaksanakan Lazismu Kota Banjarbaru.
2) Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dan pelaksanaan program
yang dilakukan oleh Badan Pelaksana.
3) Dapat menyetujui dan memerintahkan realisasi atau pembiayaan
bantuan dan pembiayaan program yang telah ditetapkan dengan atau
tanpa melalui persetujuan rapat Badan Pengurus.
4) Sendiri atau bersama sekretaris bertindak untuk dan atas nama
Lazismu mengadakan perjanjian dan kerjasama dengan pihak lain.
5) Bersama dengan pengurus membuat laporan dan mempertanggung
jawabkan kepada PP Muhammadiyah.
b. Badan Pelaksana
1) Merencanakan, merancang seluruh program kelembagaan kemudian
disampaikan kepada Badan Pengurus.
2) Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan pelaksanaan program
yang telah mendapat persetujuan dari Badan Pengurus.
3) Bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan program yang
dilaksanakan oleh seluruh staf pengembangan program.
4) Membuat, menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan
Pengurus secara periodik satu tahun sekali.
38
5) Dapat menyetujui atau memerintahkan realisasi pembayaran program
atau bantuan yang besarnya atau nilainya telah ditentukan, tanpa atau
dengan persetujuan Badan Pengurus terlebih dahulu.
c. Staf Pengembangan Program
1) Merencanakan dan merancang program pendayagunaan diusulkan
kepada Badan Pengurus.
2) Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan pelaksanaan program
pendayagunaan yang telah mendapat persetujuan dari Badan
Pelaksana.
3) Bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan pendayagunaan.
4) Membuat dan menyampaikan laporan kepada Badan Pengurus.
5) Program pendayagunaan membawahi dan bertanggungjawab atas
kegiatan dan kinerja Divisi dibawahnya.
d. Staf Administrasi dan Keuangan
1) Bersama pengembangan program merencanakan dan merancang
kebutuhan kantor.
2) Menata dan mengorganisasikan pelaksanaan administrasi dan
keuangan surat menyurat dan kearsipan.
3) Bertanggungjawab atas seluruh pelaksanaan keuangan dan akuntansi
program.
4) Merencanakan dan merancang program keuangan dan akuntansi
Lazismu kemudian diusulkan kepada Badan Pengurus.
39
5) Mengkoordinasikan dan mengorganisasi pelaksanaan seluruh
keuangan program yang telah mendapat persetujuan dari Badan
Pengurus.
6) Membuat dan menyampaikan laporan keuangan kepada Badan
Pengurus.
3. Program-Program Nasional untuk Penyaluran Dana Zakat dan Infak/Sedekah
(ZIS) yang dilaksanakan oleh LAZISMU Kota Banjarbaru.
a. Program Khitanan Massal
Lazismu Kota Banjarbaru bekerja sama dengan Pengurus Cabang
Muhammadiyah Sungai Besar gelar kegiatan Khitanan Massal 1438 H,
Kamis, 25 Mei 2017 juga merupakan kerjasama dengan Lazis PLN UIP
Kalimantan Bagian Tengah (Kalbateng) dan didukung oleh RSI
Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan Majelis PKU
PWM Kalimantan Selatan. Khitanan massal khusus untuk anak-anak
kalangan dhuafa ini berlangsung di halaman Masjid Mujahidin, Cempaka,
kota Banjarbaru dan diikuti oleh 52 orang anak penerima manfaat yang
sebagian besar berasal dari wilayah Cempaka sampai Bangkal.
Khitanan Massal yang diselenggarakan oleh Lazismu kota
Banjarbaru ini sudah berjalan selama 4 tahun. Dalam setiap pelaksanaan,
rata-rata 3 lokasi dipilih sebagai tempat pelaksanaan dengan menjalin
sinergi bersama Pengurus Cabang Muhammadiyah se kota Banjarbaru.
Dalam setiap tahun pelaksanaan, kegiatan ini selalu mendapatkan
40
dukungan dari pihak korporasi yang menjadi mitra Lazismu salah satunya
adalah PLN UIP Kalbateng melalui Lazis PLN. Minat masyarakat
terutama dari kalangan dhuafa sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan
Khitanan Massal ini, ditandai dengan jumlah penerima manfaat sejumlah
lebih kurang 200 anak per tahun. Dalam kurun waktu 4 tahun
penyelenggaraan jumlah penerima manfaat sampai saat ini telah mencapai
lebih dari 750 anak.
Sementara itu, untuk bulan Ramadhan tahun ini telah disiapkan 2
lokasi kegiatan Khitanan Massal yaitu di daerah Landasan Ulin dan
Loktabat dengan kegiatan yang bertajuk “Ramadhan Berbagi” bersama
Lazismu kota Banjarbaru.
Ahmad Sudani mewakili Divisi Pelaksana Lapangan Lazis PLN
UIP Kalbateng berharap agar kerjasama antara Lazismu kota Banjarbaru
dengan Lazis PLN UIP Kalbateng ini dapat terus berlanjut dikemudian hari
41
“Kegiatan khitanan yang dilakukan menjelang bulan suci Ramadhan ini
merupakan langkah yang baik dalam proses kita menuju pribadi yang
bertakwa, semoga kerjasama Lazismu dan Lazis PLN dapat terus berlanjut
dalam menebar kebaikan pada umat ” harapnya senada dengan Lazis PLN,
Lazismu kota Banjarbaru juga berharap agar kegiatan ini dapat terus
diperluas. “Semoga kedepannya kegiatan ini bisa memberikan spirit
berbagi kepada semua kalangan kurang bruntung dalam lingkup luas”
demikian tegas Ginanjar, Staf Program & Fundraising Lazismu kota
Banjarbaru. Panitia kegiatan ini berasal dari Lazismu kota Banjarbaru,
Lazis PLN UIP Kalbateng, serta para relawan dari Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin. Sementara untuk layanan medis berasal dari
RSI Banjarmasin dan Majelis PKU PWM Kalimantan Selatan. Selain
mendapatkan manfaat berupa khitanan Massal gratis, anak-anak peserta
Khitanan Massal ini juga mendapatkan bingkisan berupa tas dari Lazismu
kota Banjarbaru–Lazismu PLN UIP Kalbateng. (www.lazismu.org)
b. Program beasiswa (program Da’i)
1) Program beasiswa yang telah disalurkan oleh Lazismu kota Banjarbaru
ada 9 orang (4 orang sekolah Islam di Banjarbaru dan 5 orang sekolah
Islam di luar Kalimantan) untuk sekolah di luar Kalimantan akan
menjadi ustadz/dzah disini.
2) Melakukan seleksi untuk Hafalan Al-Qur’an, untuk yang telah lulus
test akan di sekolahkan di luar Kalimantan dan di biayai oleh Lazismu
42
kota Banjarbaru dari uang pendaftaran, transit keluar Kalimantan,
biaya makan dan sekolah nya akan di tanggung oleh Lazismu kota
Banjarbaru sampai lulus menjadi Da’I selama 5 tahun.
3) Selama masih berpotensi pelajar tersebut tetap dibiayai sampai ke
perguruan tinggi.
c. Program Orang tua Asuh
Gerakan orang tua asuh adalah gerakan kepedulian sosial untuk
menjamin keberlangsungan pendidikan anak-anak yatim dan anak dari
keluarga dhuafa melalui sistem beastudi pengasuhan;
Bentuk program dari gerakan ini adalah pemberian beastudi kepada
sasaran dalam jangka panjang sehingga penerima program mampu
menyelesaikan studinya dan memungkinkan dapat melanjutkan ke jenjang
lebih tinggi.
d. Program filantropis
Momen Ramadhan adalah saat yang sangat tepat bagi Lazismu Kota
Banjarbaru untuk mensosilisasikan diri ke masyarakat luas, tak terkecuali
di kota Banjarbaru pengurus Lazismu Kota Banjarbaru yang tak henti-
hentinya mengajak masyarakat untuk sadar zakat dan meningatkan amal
kebajikan melalui infak/sedekah, khusus dalam sosialisasi ini pengurus
Lazismu kota Banjarbaru terjun langsung ke sekolah-sekolah,
masjid/musholla, kantor, komunitas masyarakat.
43
e. Yes Program
Yes adalah program pengembangan dan pemberdayaan
kewirausahaan generasi muda, Yes program bertujuan untuk pembibitan
wirausaha muda dengan desain aktifitas yang meliputi: pendidikan dan
pelatihan, beastudi kewirausahaan, pendampingan usaha serta bantuan
permodalan. Program ini bekerjasama dengan Majelis Ekonomi dan
Kewirausahaan (MEK) PP.Muhammadiyah dan berbagai organisasi dan
komunitas wirausaha seperti Wiramuda dan IWAPI.
4. Pengelolaan Penerimaan Dana Zakat dan Infak/Sedekah (ZIS) pada LAZISMU
Kota Banjarbaru.
Langkah-langkah yang selama ini telah dilakukan oleh Lazismu Kota
Banjarbaru terkait pengelolaan penerimaan dana ZIS adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Target untuk penerimaan di tahun 2017 yang telah direncanakan
adalah penerimaan untuk zakat minimal Rp 15.000.000,- dan penerimaan
untuk infak Rp 15.000.000,-
Langkah-langkah yang akan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Memperkenalkan Lazismu Kota Banjarbaru di pengajian-pengajian
masjid Muhammadiyah.
2) Memasang spanduk di depan masjid-masjid Muhammadiyah.
3) Melalui media sosial seperti: Facebook dan sebagainya.
44
4) Kerjasama dengan Bank Syariah seperti: Bank BNI Syariah dan
Bank Kalsel Syariah.
5) Kerjasama dengan perusahaan swasta dengan cara meminta dana
CSR untuk program kemanusiaan.
6) Kerjasama dengan kewirausahaan Muhammadiyah dengan
meletakkan logo Lazismu di usaha tersebut dengan fit back
mempromosikan usaha tersebut.
b. Pengorganisasian (organizing)
Struktur organisasi yang sudah ada di Lazismu Kota Banjarbaru
ialah:
1) Badan pengawas.
2) Badan Pelaksana.
3) Staf Administrasi dan keuangan.
4) Staf Pengembangan Program.
c. Pelaksanaan (actuating)
Yang telah dilakukan oleh Lazismu Kota Banjarbaru ialah
sebagai berikut:
1) Melakukan kerjasama dengan Lazis PLN UIP Kalimantan bagian
Tengah.
2) Melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga keuangan seperti
Bank Kalsel Syariah dan Bank BNI Syariah.
3) Menunggu donatur datang ke Lazismu Kota Banjarbaru.
45
. 4) Memasang spanduk Lazismu Kota Banjarbaru di masjid-masjid
Muhammadiyah yang berisi informasi mengenai nomor telepon
kantor cabang Lazismu Kota Banjarbaru dan mengenai nomor
rekening zakat, infaq dan shadaqah Lazismu Kota Banjarbaru.
Berdasarkan permintaan calon muzakki melalui konfirmasi via
telepon bahwasanya meminta pihak lazismu Kota Banjarbaru untuk
menjemput dana zakat yang ingin disalurkan dengan cara
memberikan alamat calon muzakki tersebut.
d. Pengawasan (controling)
Selama ini yang mengawasi kerja Staf Lazismu Kota
Banjarbaru diawasi oleh Badan Pengurus sedangkan Lazismu Kota
Banjarbaru diawasi oleh Lazismu pusat di Jakarta dan BAZNAS Kota
Banjarbaru dengan cara mengirim Laporan Keuangan Penerimaan
dan Penyaluran Dana ZIS setiap 1 (satu) bulan dan Laporan
Keuangan per 3 (tiga) bulan, berupa Laporan Keuangan yang sudah di
audit oleh Bagian Administrasi dan Keuangan.
5. Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat dan Infak/Sedekah (ZIS) pada LAZISMU
Kota Banjarbaru.
Langkah-langkah yang selama ini telah dilakukan oleh Lazismu Kota
Banjarbaru terkait pengelolaan penyaluran dana ZIS adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
46
Setelah mendapatkan informasi mustahiq dari muzakki maka pihak
Lazismu kota Banjarbaru langsung melakukan survei. Apabila mustahiq
telah melengkapi persyaratan dan termasuk dalam golongan 8 (delapan)
asnaf maka pihak Lazismu kota Banjarbaru langsung menyalurkan dana
zakat tersebut. Golongan 8 (delapan) asnaf terdiri dari fakir miskin,
amil zakat, muallaf, budak, orang yang berhutang, fisabilillah, ibnu sabil.
Jika mustahiq datang ke kantor Lazismu kota Banjarbaru mustahiq wajib
mengisi formulir penyaluran dana zakat, infaq/shadaqah dan menyatakan
bahwa mereka termasuk salah satu dari golongan 8 (delapan) asnaf
tersebut.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yang telah dilakukan oleh Lazismu Kota
Banjarbaru untuk pengelolaan penyaluran dana ZIS ada 2 (dua) pengurus
yang menyalurkan dana ZIS adalah sebagai berikut:
1) Badan Pelaksana/Manager.
2) Staf Pengembangan Program.
c. Pelaksanaan (actuating)
Pihak Lazismu melakukan survei, meminta pihak mustahiq untuk
melengkapi persyaratan penyaluran dana ZIS (fotocopy KTP, fotocopy
Kartu Keluarga, surat keterangan tidak mampu dari Rt) menyerahkan
kelengkapan persyaratan dari mustahiq kepada pengurus/manager untuk
diproses, setelah disetujui oleh pengurus/manager dana akan segera
47
disalurkan apabila mustahiq diluar daerah kota Banjarbaru maka cukup
melampirkan fotocopy KTP, fotocopy kartu keluarga dan tidak perlu
membuat surat keterangan tidak mampu.
d. Pengawasan (controling)
Selama ini yang mengawasi kerja Staf Lazismu Kota Banjarbaru
diawasi oleh Badan pengurus sedangkan Lazismu Kota Banjarbaru
diawasi oleh Lazismu pusat di Jakarta dan BAZNAS Kota Banjarbaru
dengan cara mengirim Laporan Keuangan Penerimaan dan Penyaluran
Dana ZIS setiap 1 (satu) bulan dan laporan keuangan per 3 (tiga) bulan,
berupa laporan keuangan yang sudah di audit oleh bagian Administrasi
dan keuangan. Lazismu Pusat di awasi oleh OJK, BAZNAS Pusat dan
Kementerian Agama.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Pengelolaan Penerimaan Dana Zakat dan Infak/Sedekah di Lazismu
Kota Banjarbaru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui
wawancara, dokumentasi serta studi pustaka, dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan penerimaan dana zakat dan infak/sedekah saat ini pada Lazismu
Kota Banjarbaru masih belum terkelola dengan baik. Berikut ini analisis dari
pengelolaan penerimaan dana zakat dan infak/sedekah pada Lazismu Kota
Banjarbaru:
48
a. Perencanaan (planning)
Target untuk penerimaan dana ZIS diharapkan lebih ditingkatkan
dengan Langkah-langkah yang disarankan oleh penulis dengan cara
sebagai berikut:
1) Memperkenalkan Lazismu tidak hanya di masjid-masjid
Muhammadiyah saja tetapi bisa di masjid-masjid umum lainnya.
2) Penyaluran dana zakat dan infak/sedekah tidak hanya (Program
Khitanan Massal, Program Orang Tua Asuh, Program Jemput Dana
kerumah Muzakki, Program beasiswa, Program yes untuk
kewirausha) dapat menambah program-program lainnya karena
dapat dilihat dari jumlah penduduk di kota Banjarbaru.
b. Pengorganisasian (organizing)
Ada perangkapan Jabatan yang dilakukan oleh Lazismu Kota
Banjarbaru ialah:
1) Staf Administrasi dan Keuangan merangkap sebagai Bendahara dan
pencatatan keuangan.
2) Badan Pelaksana/Manager merangkap sebagai Marketing.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1) Menambahkan staf Bendahara dan Pencatatan Keuangan agar tidak
ada perangkapan jabatan.
49
2) Menambahkan staf marketing untuk mempromosikan Lazismu
Kota Banjarbaru untuk menarik para Muzakki.
c. Pelaksanaan (actuating)
Hal-hal yang di sarankan terkait pelaksanaan adalah sebagai
berikut:
1) Kerjasama masih sangat sedikit sehingga perlu ditambah lembaga-
lembaga Bank Syariah yang ada di kota Banjarbaru tidak hanya
Bank BNI Syariah dan Bank Kalsel Syariah.
2) Melakukan promosi ke sekolah-sekolah Muhammadiyah dan sekolah
umum lainnya agar pelajar mengetahui arti pentingnya berzakat.
3) Mempromosikan tidak hanya melalui spanduk dan media sosial
seperti: Facebook Lazismu kota Banjarbaru dapat melalui surat
kabar, brosur, selebaran atau Flayer dan membuat akun media sosial
lainnya.
4) Melakukan transparansi Laporan Keuangan Penerimaan dan
Penyaluran zakat dan infak/sedekah untuk para calon muzakki agar
mereka mengetahui bahwa dana zakat dan sedekah sudah disalurkan
dengan tepat juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat.
d. Pengawasan (controling)
Selama ini diawasi oleh Badan Pengurus sendiri hal ini tidak tepat
karena seharusnya ada Dewan Pengawas Syariah sendiri dan Laporan
Keuangan tidak hanya penerimaan dan penyaluran dapat dibuatkan
50
Laporan Keuangan sesuai dengan PSAK 109 untuk zakat dan
infak/sedekah agar Muzakki itu yakin bahwa Lembaga Amil Zakat
Muhammadiyah tersebut adalah Lembaga yang penerimaan dan
penyalurannya Amanah dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Analisis Pengelolaan Penyaluran Dana Zakat dan Infak/Sedekah di Lazismu
Kota Banjarbaru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui
wawancara, dokumentasi serta studi pustaka, dapat disimpulkan bahwa
pengelolaan penyaluran dana zakat dan infak/sedekah saat ini pada Lazismu
Kota Banjarbaru masih belum tersalurkan dengan baik. Berikut ini analisis
dari pengelolaan penyaluran dana zakat dan infak/sedekah pada Lazismu Kota
Banjarbaru:
a. Perencanaan (planning)
Berdasarkan apa yang telah dilakukan oleh Lazismu kota
Banjarbaru maka ada beberapa hal yang disarankan oleh penulis terkait
dengan perencanaan penyaluran dana yaitu sebagai berikut:
1) Mencari mustahiq yang tepat untuk ke 8 (delapan) asnaf.
2) Penyaluran dana zakat,infaq dan shadaqah pada Lazismu Kota
Banjarbaru masih belum aktif melakukan survei/pendataan atas
mustahiq di Kota Banjarbaru untuk penyaluran dana ZIS staf
pengembangan program perlu lebih aktif dalam melakukan
survei/pendataan atas mustahiq.
51
3) Penyalurannya pun tidak hanya di kota Banjarbaru bisa di daerah
lainnya, hanya masyarakat belum mengetahui cara untuk
mendapatkan dana zakat dari Lazismu Kota Banjarbaru.
4) Sosialisasi yang dilakukan oleh Lazismu Kota Banjarbaru masih
kurang sehingga perlu lebih aktif lagi.
5) Lazismu Kota Banjarbaru dapat membantu pemerintah untuk
mengurangi kemiskinan.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yang telah dilakukan oleh Badan
pelaksana/manager dan Staf Pengembangan Program untuk penyaluran
dana ZIS dengan adanya bukti-bukti sebagai berikut:
1) Ada dokumentasi setiap penyaluran dana ZIS.
2) Adanya Slip pengeluaran untuk mustahiq.
3) Setiap penyaluran dana ZIS pihak Lazismu kota Banjarbaru
meminta fotocopy KTP, Fotocopy Kartu Keluarga dan meminta
mustahiq untuk membuat surat pernyataan tidak mampu.
c. Pelaksanaan (actuating)
Kurangnya sosialisasi pada mustahiq maka masih banyak
mustahiq yang belum menerima penyalurannya, mengingat potensi
penerima zakat, infaq dan shadaqah di kota Banjarbaru cukup tinggi,
penyalurannya tidak harus menunggu informasi dari muzakki atau
berita dari luar mengenai para mustahiq sebaiknya lebih ditingkatkan
52
lagi sosialisasi untuk penyaluran dana ZIS agar para mustahiq
mengetahuinya.
d. Pengawasan (controling)
Pengawasan yang telah dilakukan oleh Lazismu Kota
Banjarbaru untuk penyaluran dana ZIS belum tepat karena perlu ada
dewan syariah disetiap penyaluran dana ZIS yang dilakukan oleh
Lazismu sudah disetujui oleh Badan Pengurus dan Laporan Keuangan
penerimaan dan penyaluran dana ZIS dilaporkan per 1 bulan dan per 3
bulan ke Lazismu pusat di Jakarta.
53
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dari manajemen pengelolaan dana dana zakat dan
infak/sedekah (ZIS) pada Lazismu Kota Banjarbaru yang telah dibahas pada
Bab sebelumnya adalah:
Lazismu Kota Banjarbaru dalam manajemen pengelolaan dana zakat dan
infak/sedekah (ZIS) masih kurangnya sosialisasi dalam promosi yang dilakukan
Lazismu Kota Banjarbau sehingga masih banyak muzakki yang belum
mengetahui Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah tersebut dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan dan pelaksanaan dana ZIS yaitu dengan cara
adanya program-program LAZISMU seperti program khitanan massal, program
beasiswa (program da’i), program orang tua asuh, program filantropis.
Pelaksanaan perencanaan ZIS dengan tujuan meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam berzakat dan meningkatkan penerimaan dana ZIS.
55
B. Saran
Saran-saran untuk meningkatkan pengelolaan dana zakat dan
infak/sedekah di LAZISMU Kota Banjarbaru diharapkan LAZISMU Kota
Banjarbaru dapat mempertahankan kebijakannya dalam mengelola dana ZIS
untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan sesuai ketentuan yang berlaku
dan terus memaksimalkan kegiatan Amil Zakat untuk pendidikan, bantuan dan
usaha produktif.
57
DAFTAR PUSTAKA
Muhammad. Manajemen Keuangan Syariah: Analisis Fiqh dan Keuangan.
Yogyakarta : UPP STIM YKPN,2014
Machmud,amir dan Rukmana. Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di
Indonesia.Yogyakarta : Erlangga,2010
Gunawan,Imam. Metode penelitian kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta :Bumi
askara,2013
Dantes, Nyoman. 2012. Metode penelitian. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Teguh, Muhammad. 2005. Metodelogi PenelitianEkonomi Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT. Grafindo Persada
Sugiyono,2011. Metode Penelitian pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Nazir, Muhammad. 2005. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia (4/5/2017/22:42)
Fakhruddin. 2008. Fiqh dan Manajemen Zakat Di Indonesia. Malang:UIN Malang
Press
Fakhruddin. 2013. Fiqh Zakat Lengkap. Yogyakarta:Diva Press
Nurayati, Sri dan Wasilah. 2008. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:Salemba
Empat
Soemitra, Andri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta:Kencana