manajemen produksi ikan mas padat tebar tinggi

64

Click here to load reader

Upload: kadir-sabilu

Post on 13-Jun-2015

3.320 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

MANAJEMEN PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS Cyprinus carpio DENGAN PADAT PENEBARAN TINGGI

DI PERUSAHAAN DAGANG CIRATA MAS(Kadir Sabilu dan Frida Martha)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Berdasarkan data statistik (2000) produksi perikanan pada tahun 1999 mencapai

5,1 juta ton pertahun yang terdiri atas 3,7 ton perikanan laut dan 1,4 ton perikanan darat.

Berdasarkan data tersebut disadari bahwa produksi perikanan darat masih kecil, yaitu

sebesar 28,2 % bila dibandingkan dengan produksi perikanan laut, yaitu sekitar 71,8 %

dari total produksi Indonesia.

Waduk merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan produksi perikanan darat selain fungsi utamanya sebagai Pembangkit

Listrik Tenaga Air (PLTA), sumber air irigasi dan juga dapat digunakan dalam kegiatan

budidaya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA). Waduk Cirata merupakan salah satu

waduk yang ada di Jawa Barat yang dibangun pada tahun 1983 dan mulai digenangi

samapi terbentuk waduk pada tanggal 1 September 1987, luas area sekitar 6200 ha dan

mempunyai kedalaman rata-rata 34 m terletak pada ketinggian 250 m dpl dan tingkat

kesuburan perairan yang mesotrofik (Puslitbang, 1993).

Pemanfaatan waduk sebagai kegiatan perikanan akan membuka peluang kerja di

berbagai sektor baik bagi masyarakat sekitar maupun luar daerah. Hal ini juga dalam

rangka mengoptimalkan pemanfaatan ruang yang semakin terbatas di daratan. Apalagi

dengan krisis ekonomi sempat yang melanda Indonesia pada tahun 1998, yang membuat

produksi perikanan mengalami penurunan yang dipicu oleh melonjaknya harga pakan.

Hal ini tidak dapat mengimbangi jumlah permintaan yang cenderung tinggi terutama

terhadap ikan-ikan konsumsi.

Ikan Mas merupakan salah satu komoditas perikanan yang jumlah permintaan

pasarnya cukup tinggi. Disamping untuk konsumsi karena rasa dagingnya yang gurih,

ikan mas juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias. Sifat ikan mas yang mudah

beradaptasi terhadap lingkungan, mutasi dan seleksi secara alami maupun oleh karya

manusia (Hulata, 1995) serta ditunjang oleh waktu pemeliharaannya yang relatif

33

Page 2: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

singkat, menjadikan peluang bisnis ikan mas, baik untuk pasaran dalam negeri maupun

luar negeri masih terbuka dan dapat ditingkatkan dengan manajemen yang tepat.

Sebagai gambaran mengenai potensi bisnis ikan mas dapat dipedomani dari data

perkembangan ikan mas setiap tahunnya sebelum terjadi krisis, rata-rata mengalami

peningkatan sebesar 16.535.564 ton dengan persentase kenaikan sebesar 117,72 %

setiap tahunnya.

Perusahaan Dagang Cirata Mas (PD CM) berusaha untuk menangkap peluang

tersebut dengan mengembangkan usaha yang bergerak di bidang pembesaran ikan mas

di keramba jaring apung (KJA) hingga ukuran konsumsi dengan kepadatan tebar yang

tinggi, sehingga diharapkan nantinya dapat meningkatkan kapasitas produksi dan pada

akhirnya dapat meningkatkan produksi nasional sehingga mampu memenuhi permintaan

pasar baik domestik maupun pasar ekspor.

I.2. Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi serta pengetahuan

mengenai penerapan sistem manajemen dalam sebuah usaha perikanan budidaya

terutama komoditas ikan mas yang dibesarkan dalam keramba jaring apung dengan

tingkat kepadatan tinggi. Dalam hal ini mencakup perencanaan perusahaan,

kepemimpinan, organisasi perusahaan, penggerakan, pengendalian dan penilaian

kinerja.

34

Page 3: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

II. PERENCANAAN PRODUKSI

2.1. Visi, Misi, Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan

Visi dari kegiatan ini yaitu ingin menjadi perusahaan pembesaran ikan air tawar

dengan produk unggulan ikan mas yang handal dan terdepan dengan berwawasan

lingkungan dan kemasyarakatan dengan kualitas produksi ikan yang diakui dalam pasar

domestik dan internasional.

Misi yang dijalankan oleh Perusahaan Dagang Cirata Mas yaitu menghasilkan

produksi ikan mas yang berkualitas dan berkelanjutan, meningkatkan produksi

perikanan budidaya nasional, meningkatkan kesejahteraan karyawan, dan memperluas

lapangan kerja bidang perikanan.

Tujuan didirikannya Perusahaan Dagang Cirata Mas selain untuk mendapatkan

keuntungan secara finansial diharapkan juga dengan keberadaan perusahaan dapat

meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat dilingkungan perusahaan,

mendorong masyarakat yang memiliki lahan untuk mengembangkan usaha pembesaran

ikan mas dan meningkatkan produksi ikan mas untuk memenuhi permintaan pasar

domestik dan internasional akan ikan mas serta membangun citra positif usaha

perikanan budidaya.

Ruang lingkup kegiatan produksi perusahaan Dagang Cirata Mas, yaitu bergerak

dibidang akuakultur yang memgembangkan usaha pembesaran ikan mas. Dalam sistem

operasional produksi, usaha yang dijalankan mengedepankan pengembangan usaha

yang berwawasan lingkungan yang efektif sehingga produk yang dihasilkan dapat

diterima oleh pasar domestik maupun ekspor.

2.2. Rencana Strategis

Tahapan produksi yang akan dikembangkan oleh perusahaan Dagang Cirata Mas

adalah tahap pembesaran ikan mas. Dalam kegiatan ini, ikan mas akan dipelihara

selama 12 minggu dengan bibit yang digunakan berukuran 175 gr yang telah berumur 3

bulan dengan harga Rp.5000,-/kg atau setara Rp.750,-/ekor. Penggunaan bibit yang

berukuran 175 gr dimaksudkan untuk menekan resiko gagal panen dan memperpendek

masa pemeliharaan sehingga akan lebih menekan biaya produksi. Setelah dipelihara

selama 12 minggu (82 hari) ikan yang dipelihara telah mencapai ukuran konsumsi

35

Page 4: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

dengan ukuran 2-3ekor/kg. Produksi yang dihasilkan, akan dipasarkan ke Jakarta,

Banten, Lampung, Sumsel, Jateng, Jatim, Kaltim, dan Papua. Meski demikian,

harapanya kedepan pemasaran mampu menembus pasar ekspor.

2.3. Rencana Operasional

2.3.1 Program Produksi

a. Persiapan Keramba Jaring Apung

Satu unit KJA terdiri atas 4 kolam ukuran 7 x 7 m2 dan satu rumah jaga yang

juga digunakan sekaligus sebagai gudang. Daftar bahan yang dibutuhkan untuk

merancang satu unit KJA dengan luas total 15,8 x 15,8 m2, sebagai berikut :

a) Kerangka

- Bahan : kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat- Ukuran : (15,8 x15,8) m2

- Bentuk : empat persegi.b) Pelampung:

- Bahan : drum plastik- Bentuk : silindris- Ukuran : volume 120 liter- Jumlah : 37 buah- Jarak antar pelampung : 1,7 meter

c) Tali Jangkar

- Bahan : polietilena (PE)- Panjang : 1,5 kali kedalaman perairan maksimal- Jumlah : 4 utas/unit jaring apung- Diameter : minimal 1,5 cm

d) Jangkar

- Bahan : besi, blok beton, batu- Bentuk : jangkar, segi empat- Berat : 40 kilogram/buah- Jumlah : 4 buah/unit jaring apung

e) Pemberat

- Bahan : blok beton- Bentuk : segi empat- Berat : 4 kilogram/buah- Jumlah : 5 buah/unit jaring apung

f) Jaring

- Bahan : polietilena, PE 210 D/18- Ukuran mata jaring : 1,25 inci

36

Page 5: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

- Warna : hijau, hitam- Ukuran jaring : (7 x 7 x 3,5) m3

g) Waring

- Bahan : nilon- Ukuran mata waring : 1 inchi- Warna : hijau, hitam- Ukuran waring : (7 x 7 x 3) m3

h) Pengikat : paku, tali karet, tali nilon

Prosedur pembuatan KJA :

- Sebelum geladak, styrifoam dan gombong dipasang terlebih dahulu plat besi

dipotong sesuai dengan panjang rangka yang telah direncanakan, selanjutnya

dilakukan pengeboran pada siku dan tempat peletakan kaso selanjutnya besi dibaut

dibuat menjadi sebuah kerangka KJA.

- Pelampung disusun dari styrofoam yang dibagi dua sama lebar. Satu unit KJA

memerlukan 37 buah pelampung dengan jarak antara pelampung satu dengan yang

lain 1,7 m. Agar posisinya konstan, tiap pelampung diikat dengan 2 karet timba

yang mengait pada rangka.

- Setelah kerangka dan pelampung selesai terakit, maka bambu gombong yang

digunakan sebagai pijakan badan kolam pun segera dipasang. Pemasangan

dilakukan di dalam air. Panjangnya disesuaikan dengan panjang rangka. Agar posisi

konstan maka antar gombong ditahan dengan kaso yang dipaku pada badan

gombong, dan untuk menguatkan posisi badan kolam dengan gombong maka setiap

celah antar pelampung diikat dengan karet ban.

- Pembuatan geladak dilakukan setelah kaso dipasang pada kerangka. Peletakannya

disesuaikan pada lobang paku yang telah dibuat. Setelah terpasang, bambu dipotong

disesuaikan panjang kerangka pada geladak dan selanjutnya dipakukan pada kaso.

Umumnya geladak terdiri dari 6 sampai 10 batang bambu.

- Setelah lokasi dan kualitas air tempat yang akan digunakan usaha budidaya

memenuhi syarat, unit jaring ditarik dari pinggir waduk/danau dengan menggunakan

sarana transpotasi air pada wilayah yang telah ditentukan untuk kemudian dilakukan

pemasangan jangkar. Penarikan unit dilakukan pada pagi hari dimana kondisi air

masih tenang dan angin belum kencang.

37

Page 6: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

- Jangkar yang digunakan terbuat dari batu kali yang di bungkus karung diikat dengan

tali plastik. Satu jangkar memerlukan batu kali sebanyak 200 – 240 Kg. Penempatan

batu jangkar berjarak 50 m dari posisi unit KJA. sehingga panjang tali ideal yang

dibutuhkan untuk tiap jankar adalah 50 m + kedalaman air.

- Satu unit ukuran kerangka luar adalah 15,8 X 15,8 m2 terdiri 4 kolam masing-

masing berukuran 7x7 m2. Jaring dipasang dengan mengikatkan tali dari tiap ujung

jaring dengan pengait yang pada tiap sudut bagian dalam kolam. Untuk

mendapatkan bentuk bujur sangkar dengan volume penuh, maka pada tiap ujung dan

tengah jaring dipasang pemberat (@ 4 kg).

- Jaring kolor dipasang di luar rangka dengan mengikatkan tali pada tiap ujung jaring

dengan sudut terluar rangka. Sebagai jaring lapis kedua, fungsi jaring kolor adalah

mewadahi keempat jaring yang ada di dalamnya. Agar bentuknya konstan, diberi 16

pemberat (@ 5 kg) dengan rincian : 12 buah pemberat dipasang diantara sisi luar

rangka kolor dan 4 buah sisanya pada tiap sisi dalam pembatas antar kolam.

Gambar 1. KJA Perusahaan Dagang Cirata Mas

b. Pengadaan Benih

Pengadaan benih ikan mas PDCM diperoleh dari Subang. Benih yang

didatangkan akan dibayarkan kepada pemasok setelah 5 hari terhitung setelah waktu

penebaran. Hal ini dimaksudkan untuk disesuaikan dengan tingkat mortalitas benih.

Kesepakatan mengenai tingkat mortalitas, jika tingkat kematian benih kurang dari 50%

maka kematian ditanggung oleh pemasok dengan mengurangi jumlah uang yang

38

Page 7: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

ditentukan atau dibayarkan sebelumnya dan atau biasanya dilakukan dengan

menggantikan benih tersebut.

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas (Ciprinus carpio L)

c. Penebaran Benih

Sebelum proses tebar dilakukan terlebih dahulu perlu dicek kondisi jaring yang

akan digunakan sebagai wadah pemeliharaan. Jaring yang sobek akan diganti/dijahit,

kotoran yang menempel pada jaring dibersihkan. Penebaran benih dilakukan pada pagi

atau sore hari sewaktu intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas

dilakukan adaptasi suhu selama sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong

benih mengapung di kolam, selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air

kedalamnya. Setelah ikan terlihat diam gerakannya tidak liar (stress) perlahan–lahan

mulut kantong ditenggelamkan ke dalam air. Proses adaptasi yang dilakukan dengan

benar akan dapat menekan angka mortalitas hingga 5%.

d. Pemberian Pakan

Kegiatan pembesaran yang dilakukan termasuk sistem pemeliharaan secara

intensif yang dicirikan dengan padat tebar tinggi dan tidak menggantungkan pada pakan

alami dari lingkungan di sekitarnya. Oleh sebab itu untuk mendukung pertumbuhan

yang optimal, ikan yang dipelihara diberi pakan berupa pelet dengan nutrisi yang

seimbang dengan kandungan protein 26 – 28%. Selain itu kondisi musim yang tidak

selalu sama pada setiap pemeliharaan akan berpengaruh pula terhadap pemanfaatan

pakan dan pertumbuhan ikan. Namun demikian, pemberian jumlah pakan dilakukan

dengan melihat berat pada tiap pengambilan sampel/contoh. Secara umum, dosis

39

Page 8: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5%/hari pada awal pemeliharaan.

Dosis ini berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan.

e. Pengambilan Contoh/Sampling dan Pengecekan

Sampling dilakukan bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan mingguan

dan pendugaan total bobot biomassa ikan yang dipelihara. Manfat lain dari sampling

adalah untuk menentukan ukuran serta prosentase dan intensitas pemberian pakan.

Sampling dapat dilakukan setiap 15 hari sekali, sehinggga selama pemeliharaan akan

dilakukan 6 kali sampling. Teknik pelaksanaanya adalah dengan mengambil 1 s.d. 2%

ikan sampel dari total populasi kemudian menimbang dan menghitung berat rataannya.

Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Apabila cuaca pada

musim pemeliharaan adalah normal dimana tidak terjadi serangan penyakit atau up

welling, maka total biomasa ikan yang dipelihara dapat lebih akurat untuk

diestimasikan. Selain untuk mengetahui laju tumbuh, sampling juga untuk mengecek

kesehatan ikan yang dipelihara khususnya pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang

karena jika diketahui salah satu insang terserang penyakit dapat segera dilakukan

pemisahan dari populasinya untuk diobati.

f. Panen

Setelah dipelihara selama ± 82 hari atau 12 minggu, bobot rata – rata ikan yang

dipelihara akan mencapai ukuran 400 - 600 gr/ekor. Panen dilakukan secara total untuk

satu kolam. Pelaksanaanya dengan terlebih dahulu memuasakan (memberok) ikan

selama 8 jam sebelum panen. Misalnya panen akan dilakukan jam 19.00 maka harus

dipuasakan sejak jam 11.00 siang agar ikan tidak banyak mengeluarkan kotoran saat

pengangkutan. Untuk memudahkan pengambilan ikan saat panen jaring perlu

disempitkan dengan menggunakan bambu yang diselipkan dibawah dua siku pengikat

tali jaring dan geladak,. Secara perlahan–lahan bambu digeserkan ke tepi kolam yang

berlawanan sampai akhirnya menyempit dan ikan terkumpul dan selanjutnya dilakukan

penimbangan dan pengepakan.

Pengepakan dilakukan dengan memasukan ikan yang sudah di timbang

sebanyak sekitar 10 kg ke dalam kantong plastik ukuran 1 X 0,5 m2 rangkap 2-3 lapis.

Volume air dalam kantong adalah 1/3 volume kantong dan sedangkan 2/3 lainnya diisi

40

Page 9: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

gas O2. Pengangkutan dengan teknik ini mampu menjaga agar ikan tetap hidup selama 8

jam. Setelah pengepakan selesai, ikan diangkut ke tepi dan didistribusikan ke pasar yang

membutuhkan. Biasanya konsumen telah terlebih dahulu dihubungi atau menghubungi

pihak PDCM.

2.3.2. Kapasitas Produksi

Kegiatan yang dilakukan perusahaan merupakan usaha pembesaran. Masa pemeliharaan

dilakukan selama 12 minggu/siklus, sehingga dalam satu tahun ditargetkan sebanyak 3

siklus produksi. Ikan yang dipanen berukuran rata-rata 2-3 ekor/kg dari ukuran awal

pada saat penebaran 5 inchi atau ±175 gr/ekor. Aset produksi yang dimiliki PD-CM

terdiri dari 3 unit KJA, dengan masing-masing unit terdiri dari 4 kolam ukuran 7 x 7 x 3

m dan 1 unit rumah jaga.

2.3.3. Manajemen Produksi

a. Manajemen prasarana

- Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi penempatan jaring dalam suatu perairan sangat menunjang

berhasilnya proses produksi. Beberapa karakteristik perairan yang tepat antara lain

a) Air bergerak dengan arus terbesar, tetapi bukan arus kuat, b) Penempatan jaring

dapat dipasang sejajar dengan arah angin, c) Badan air cukup besar dan luas

sehingga dapat menjamin stabilitas kualitas air, d) Kedalaman air minimal dapat

mencapai jarak antara dasar jaring dengan dasar perairan 1,0 meter, e) Kualitas air

mendukung pertumbuhan seperti suhu perairan 270C sampai 300C, oksigen terlarut

tidak kurang dari 4,0 mg/l, dan kecerahan tidak kurang dari 80 cm.

- Aerasi

Pengunaan aerasi pada kegiatan ini mutlak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

oksigen ikan. Pengaerasian air kolam pada KJA dilakukan secara mekanis, dengan

menggunakan bahan bakar bensin atau listrik. Aerasi meningkatkan efisensi

produksi ikan, karena mempertahankan kandungan oksigen pada tingkat optimum.

Sirkulasi air kolam secara efisien mencegah stratifikasi dan mengurangi akumulasi

senyawa-senyawa nitrogen pada tempat-tempat dimana lumpur terkumpul. Aerasi

juga mempertahankan suspensi partikel organik dalam air serta membentuk

kumpulan bakteri heterotropik yang menjernihkan air dan membentuk proses

mineralisasi bahan-bahan organik terlarut.

41

Page 10: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Gambar 3. Penggunaan Kincir dalam Sistem Aerasi KJA

- Listrik Sumber tenaga listrik untuk suatu kolam budidaya ikan mas pada KJA harus

memiliki kapasitas yang mampu mensuplai listrik yang cukup untuk

mengoperasikan penerangan, kincir, pompa listrik, dan peralatan blower lainnya

yang diperlukan setiap saat. Umumnya, sistem bertenaga 3-fase dipilih guna

meminimalkan pemakaian listrik. Sebuah generator pembangkit listrik harus selalu

siap pakai (Gambar 9) guna menjalankan kincir dan pompa saat terjadi gangguan

listrik.

Gambar 4. Generator pembangkit listrik

b. Manajemen sarana produksi

Benih

Benih yang digunakan adalah benih ikan mas berasal dari subang, strain Sinyonya

ukuran 5 inchi. Penggunaan benih dari subang disebabkan karena lebih cepat mencapai

42

Page 11: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

ukuran konsumsi. Penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari sewaktu

intensitas sinar matahari rendah. Sebelum benih dilepas dilakukan adaptasi suhu selama

sekitar 5 menit. Caranya dengan membiarkan kantong benih mengapung di kolam,

selanjutnya kantong di buka sambil memasukkan air kedalamnya. Setelah ikan terlihat

diam gerakannya tidak liar (stres) perlahan-lahan mulut kantong ditenggelamkan ke

dalam air.

Padat Penebaran

Dalam Satu kolam ukuran (7 x 7 x 3) m3 , ditebar benih dengan kepadatan 300ekor

ikan mas/m2, sehingga total benih yang akan ditebar dalam satu kolam yaitu 14.700 ekor

dan dalam 1 unit KJA akan ditebar 58.800 ekor ikan mas.

Pakan

Pakan yang digunakan berupa pellet, diperoleh dari produsen pakan yang beroperasi

di waduk cirata, seperti : Suri Tani Pemuka (STP), Central Pangan Pertiwi (CPP), dan

Sinta Prima. Pakan yang digunakan adalah pakan dengan kualitas dua, dengan harga

Rp. 4.500/kg. sekitar 6.000—7.500 ton per bulan. Dengan harga terendah Rp4.500 per

kg. Pemberian pakan untuk pembesaran di KJA adalah 5% dari biomassa pada awal

pemeliharaan dan berangsur menurun menjadi 3% hingga akhir pemeliharaan (Tabel 1).

Makanan diberikan pada pagi, siang dan sore hari dengan cara ditebarkan sedikit demi

sedikit untuk menghindari makanan akan jatuh kedasar kolam. Rata-rata jumlah pakan

yang dibutuhkan ikan peliharaan adalah 514,5 kg/hari.

Tabel 1. Jumlah Pakan yang Diberikan

Minggu Ke-Bobot(gr)

Jumlah pakan(% biomassa)

1 – 5 175 – 300 5

6 – 10 301 – 450 4

11 – 12 450 – 525 3

Pemberian pakan pada setiap periode pemeliharaan tidak sama disesuaikan

dengan biomassa ikan peliharaan. Pengadaan pakan dilakukan dengan sistem kontrak

dengan produsen pakan yang beroperasi di waduk cirata. Pakan diadakan untuk

kebutuhan setiap 4 hari, sehingga pakan yang tersedia di rumah jaga untuk setiap kali

pengambilan adalah 2 ton. Pada hari ke-3, salah seorang petugas jaga akan mengambil

pakan yang dibutuhkan untuk 4 hari berikutnya. Karena pembelian dilakukan dengan

43

Page 12: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

sistem kontrak, maka pengangkutan pakan sampai ke tempat budidaya menjadi

tanggung jawab produsen pakan. Dengan demikian resiko kerusakan pakan, dan biaya

gudang dapat diminimalisir.

2.3.4 Jadwal Produksi

Alur kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 3, berikut :

Tabel 2. Alur Kegiatan Pembesaran Ikan Mas pada KJA dengan Kepadatan Tinggi

Unit KJA I Bulan ke-  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Penebaran                  Panen       Unit KJA II Bulan ke-  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Penebaran                  Panen       Unit KJA II Bulan ke-  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Penebaran                  Panen       

2.4. Rencana Biaya

2.4.1.Biaya

Asumsi dasar yang dapat digunakan dalam analisa biaya untuk pengembangan

perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Wadah yang digunakan berupa 3 unit KJA yang masing-masing KJA

terdiri dari 4 buah kolam berukuran (7 x 7 x 3 m)

2. Lama produksi adalah 12 minggu untuk 1 siklus

3. Padat penebaran 300 ekor/m2

4. Benih ikan yang digunakan sebanyak 58.800 ekor (@ 175 gr/ekor)

5. Periode panen adalah 3 kali/tahun/unit

6. Kelangsungan hidup 95 %

7. Harga penjualan ikan ukuran konsumsi (@500 gr/ekor) sebesar Rp.

13.000,-/kg

a. Biaya Investasi

44

Page 13: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal tahun untuk

pendirian sarana-sarana yang mendukung proses budidaya, yang meliputi; pembuatan

KJA, pembangunan rumah jaga dan kantor, instalasi listrik, generator listrik, instalasi

aerasi, kincir dan timbangan. Pada Tabel 4 berikut ini akan dicantumkan rincian

komponen investasi serta biaya yang dibutuhkan sebagai tahap awal dalam

pengembangan usaha pembesaran ikan mas menggunakan sistem KJA pada padat

penebaran yang tinggi.

Tabel 4. Biaya Investasi Perusahaan Dagang Cirata Mas

No Komponen Pembiayaan Satuan Jumlah Total Biaya(Rp)

1 KerambaKontruksi

Besi segitiga 6 m batang 99 4455000Baut batang 2.340 3510000Besi segitiga 20 m batang 84 6300000Paku ukuran 10 cm dan 12 cm kg 45 157500Drum plastik buah 111 8325000Bambu untuk jalan inspeksi batang 216 648000Bambu gembong batang 72 864000Kayu Balok 50 cm batang 210 231000Karet Ban buah 222 2664000Saung/tempat memberi pakan buah 6 270000Cat 3 kg kg 15 285000Jaring 1,5 inc kg 225 11250000Jaring 1 inc kg 240 12000000Pemberat jaring 2 kg buah 75 1500000Jangkar buah 18 1800000Bambu untuk panen batang 3 36000Tambang kecil kg 15 240000Tambang gorok kg 30 480000Serok buah 3 16200Timbangan (50 kg) buah 6 1050000

Upah Pembuatan Paket 3 6000000Sub-Jumlah 75.000.000

2 Rumah Jaga unit 3 9.000.0003 Kantor unit 1 50.000.0004 Komputer Kantor dan ATK paket 1 10.000.0005 Instalasi Listrik unit 1 5.000.0006 Generator Pembangkit Listrik unit 1 5.000.0007 Perahu unit 1 3.000.0008 Kincir unit 12 36.000.0009 Handphone buah 2 1.000.000

10 Timbangan gantung unit 1 350.00011 Tabung oksigen Unit 1 750.000

Jumlah Rp.195.500.000,-

45

Page 14: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

b. Biaya Penyusutan

Tabel 5. Biaya PenyusutanNo Komponen Satuan Jml UT

(tahun)Harga satuan

(Rp)Nilai Sisa

(10%)Harga

Penyusutan(Rp)

1 Keramba unit 1 10 60.000.000 6.000.000 54000002 Rumah Jaga unit 1 10 32.500.000 3.250.000 29250003 Kantor unit 1 10 50.000.000 5.000.000 4500000

4 Komputer Kantor & ATK

paket 1 5 10.000.000 0 500000

4 Instalasi Listrik unit 1 10 5.000.000 0 500000

5 Generator Pembangkit Listrik

unit 1 10 5.000.000 0 500000

6 Perahu unit 1 10 3.000.000 300.000 270000

7 Kincir unit 12 10 36.000.000 0 36000008 Timbangan gantung unit 1 10 350.000 35.000 315009 Handphone unit 2 10 1.000.000 0 10000010 Tabung Oksigen unit 1 10 750.000 75.000 67500

Jumlah 36.937.500 18.394.000

a. Biaya Tetap

Tabel 6. Biaya Tetap

Komponen Jumlah SatuanBiaya

PerbulanTotal biayaPertahun

Biaya Penyusutan - - 18.394.000Biaya izin usaha pertahun - 337.500BBM liter 500.000 6.000.000Telpon bulan 20.000 240.000Gaji Karyawan : Direktur Utama 1 Orang 2.000.000 24.000.000 Manajer 1 Orang 1.500.000 18.000.000 Pelaksana Lapang 1 Orang 1.250.000 15.000.000 Bagian Umum 1 Orang 1.000.000 12.000.000 Karyawan lapang 6 Orang 750.000 54.000.000

Total Rp.147.971.500,-

46

Page 15: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

b. Biaya Variabel (BV)

Tabel 7. Biaya Variabel

Komponen Jumlah Satuan

Biaya Total biayaPertahun

Biaya Pakan @62797,8 kg per siklus 9 siklus 282.590.154 2443311386

Harga Benih 10.290 kg/siklus 9 siklus 51.450.000 463050000

Isi Ulang oksigen 9 siklus 500.000 4500000Transportasi pemasaran 9 siklus 500.000 4500000Obat-obatan 9 siklus 400.000 3600000Perlengkapan packing 9 siklus 250.000 2250000Plastik 9 siklus 1.000.000 9000000Stirofoarm 9 siklus 1.500.000 13500000Pemeliharaan keramba 9 siklus 1.000.000 9000000

Total Rp. 2.952.711.386,-

c. Total Biaya Produksi

Total Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel= Rp.147.971.500,- + Rp. 2.952.711.386,-= Rp. 3.100.682.886,-

2.4.2. Neraca Keuangan

a. Penerimaan

- Penjualan produksi ikan mas dalam 1 tahun (9 siklus produksi) sebanyak 246.339 kg @Rp.14.000,- = Rp. 3.448.746.000,-

b. Keuntungan

Keuntungan = TR - TC

- Penerimaan = Rp. 3.448.746.000,-

- Total Biaya Produksi = Rp. 3.100.682.886 ,-

Keuntungan = Rp. 348.063.114,-c. Arus uang Tunai (Cash Flow)

Arus Uang Tunai = Keuntungan + Biaya Penyusutan

= Rp. 348.063.114,- + Rp.13.394.000,-

= Rp. 366.457.114,-2.4.3. Analisis Keuangan

a. R/C Ratio Produksi

=

47

Page 16: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

= 3.448.746.000 , - 3.100.682.886,-

= 1,11Artinya usaha pembesaran ikan mas di keramba jaring apung masih layak dan menguntungkan, karena setiap penanaman modal Rp.1,- dapat diperoleh hasil Rp.1,11

b. Jangka Waktu Pengembalian Modal (Payback Period)PP = (jumlah Investasi/keutungan) x tahun

= (195.100.000/ 348.063.114) x 1 tahun= 0,56 Tahun (±2 siklus produksi)

Analisa Payback Period menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal adalah 0,56 tahun atau ±2 siklus produksi.

c. Titik Impas (BEP)BEP = Biaya Tetap

1 – Biaya variabel : Penerimaan= 147.971.500

1 – (Rp.2.952.711.386/ Rp. 3.448.746.000)

= 147.971.500 1 – 0,86

= Rp. 1.028.791.347,-Nilai BEP ini menunjukkan bahwa titik impas berada pada tingkat penjualan Rp. 1.028.791.347,-

48

Page 17: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

III. PENGORGANISASIAN

3.1 Deskripsi Tugas

Pembagian tugas di PD CM dilakukan oleh pemilik keramba jaring apung yang

secara langsung bertindak sebagai pimpinan / direktur perusahaan. Pendelegasian tugas

dan wewenang didistribusikan secara vertikal ke bawah. Direktur bertugas

mengintruksikan dan mengawasi lebih jauh terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan

meliputi kegiatan produksi, sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, dan lain-lain.

Berikut perincian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian :

1. Direktur Utama (Pemilik Keramba Jaring Apung)

- Sebagai penasehat bagi manajer umum.

- Merencanakan dan menentukan kebijakan strategi perusahaan dan memutuskan

keputusan yang harus dilakukan berdasarkan musyawarah.

- Mendelegasikan strategi kebijakan kepada manajer agar terimplementasi dengan

baik.

- Memonitor dan mengevaluasi tugas manajer.

2. Manajer

Manajer Umum memegang peranan penting dalam bidang manajemen yang terdiri

dari manajemen sumberdaya manusia, manajemen produksi, manajemen pemasaran dan

manajemen keuangan serta berperan sebagai manajer dan bertanggung jawab dalam

setiap bidangnya yang meliputi :

a. Bidang Sumberdaya manusia

- Merekrut dan memberhentikan karyawan

- Mengevaluasi kehadiran dan kerja karyawan

- Memberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab karyawan pada setiap

posisi yang ditempati.

b. Bidang Produksi

- Merencanakan dan menentukan pola tanam dan siklus produksi

- Menentukan jumlah pembelian benih

- Menentukan kolam yang akan dipanen

49

Page 18: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

c. Bidang Pemasaran

- Mencatat semua transaksi yang dilakukan

- Memasarkan produk dan mencari pelanggan baru

- Membuat laporan penjualan kepada Direktur Utama

d. Bidang Keuangan

- Menyusun rencana keuangan bulanan

- Mempersiapkan uang tunai untuk keperluan perusahaan

3. Karyawan lapang

- Pengaturan tugas kerja karyawan yang didelegasikan oleh manajer umum

- Mempersiapkan kolam tanam dan siap panen

- Mencatat transaksi pembelian benih dan pakan

- Melakukan kontrol terhadap pemakaian pakan

- Membantu manajer dan bertanggung jawab dalam mengurus administrasi

- Mengawasi dan membimbing karyawan selama proses produksi

4. Bagian Umum

- Membantu manajer dalam hal administrasi dan urusan keuangan perusahaan

- Melakukan kontrol terhadap pemeliharaan fasilitas dan logistik perusahaan

- Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapang dalam hal perijinan, surat -

menyurat dan penggunaan sarana serta prasarana perusahaan.

3.2 Departementasi, Struktur dan Desain Organisasi

Organisasi adalah pembinaan hubungan dan wewenang dan dimaksudkan untuk

mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal, secara horizontal diantara

posisi-posisi yang telah diserahi tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

perusahaan (Hasibuan, 1990).

Struktur organisasi merupakan suatu proses yang tersusun atas orang-orang yang

berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Struktur organisasi perusahaan berfungsi

sebagai pedoman jalannya suatu organisasi, karena dengan adanya struktur organisasi,

setiap individu di dalamnya dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya sesuai

dengan posisi dalam sistem organisasi tersebut.

Struktur organisasi pada PD CM merupakan sistem organisasi bertipe line/garis

yang ditandai dengan adanya pendelegasian secara langsung/lurus ke bawah yang

50

Page 19: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

meliputi pimpinan PD CM mendelegasikan wewenang kepada manajer di bawahnya

dan meneruskan kepada pelaksana lapang dan bagian umum kemudian dilanjutkan ke

jajaran karyawan di bawahnya. Dengan demikian setiap bawahan akan mendapat

perintah dari atasan masing-masing memiliki keahlian tertentu dan bertanggung jawab

sepenuhnya atas bidangnya masing-masing. Pada Gambar 5, ditampilkan struktur

organisasi yang terdapat pada PD Cirata Mas :

Gambar 5. Struktur Organisasi PD Cirata Mas

3.3. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia merupakan asset perusahaan paling berharga yang

menentukan kelangsungan dan laju perusahaan karena pada dasarnya sumberdaya

manusia sebagai motor penggerak dari sekian banyak pekerjaan yang dilakukan baik

melalui tenaga, waktu, dan fikiran yang disumbangkan dalam mencapai tujuan

perusahaan.

3.3.1. Ketenagakerjaan

Jumlah tenaga kerja dan staf pada PD CM terdiri dari 9 orang. Setiap perekrutan

pegawai baru terlebih dahulu melewati masa pelatihan (training) selama 3 bulan. Uraian

mengenai komposisi karyawan yang ada di PD Cirata Mas dapat dilihat pada Tabel 4

berikut ini :

51

Direktur Utama

Manajer

Pelaksana Lapang Bagian Umum

Karyawan lapang

Page 20: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Tabel 8. Komposisi Karyawan Perusahaan Dagang Cirata mas.

No BagianJumlah (orang)

PendidikanMinimal

12345

Direktur UtamaManajerBagian UmumPelaksana LapangKaryawan lapang

11116

SarjanaSLTASMTPSMTP

SDJumlah 10 -

Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa jabatan tertinggi pada PD CM

dipegang oleh Direktur Utama dengan strata pendidikan minimal Sarjana, sedangkan

untuk posisi manajer dapat ditempati minimal oleh lulusan SLTA atau SMUP, lebih

diutamakan yang memiliki keahlian dibidang manajemen dan berjiwa kepemimpinan

agar bisa membantu direktur utama dalam mengontrol serta mengendalikan kegiatan

perusahaan termasuk membawahi staf dan karyawan yang berada di jajaran bawahnya.

Sedangkan untuk pelaksana lapang dan bagian umum pendidikan minimal cukup SMTP

karena akan bertugas di lapangan dan lebih dibutuhkan keterampilan atau ” skill ”.

Begitu juga halnya dengan karyawan-karyawan yang ditempatkan pada setiap unit KJA,

persyaratan minimal adalah lulusan SD.

a. Sistem Rekruitment

Proses perekrutan atau penarikan karyawan pada PD CM disesuaikan dengan

kebutuhan baik dalam hal jumlah maupun waktu perekrutan. Jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan PD CM sebanyak 9 orang sehingga perekrutan hanya diperlukan jika ada

karyawan yang keluar atau di –PHK, maka untuk mengisi kekosongan tersebut baru

dilakukan pencarian tenaga kerja baru. Pencarian dan perekrutan tenaga kerja baru yang

dilakukan PD CM adalah dengan memanfaatkan jasa orang lain untuk mencarinya,

biasanya dalam hal ini adalah karyawan PD CM sendiri dengan mengajak saudara atau

rekan sedaerahnya sendiri. Metode pencarian tenaga kerja seperti ini sebenarnya kurang

bagus karena tidak bersifat obyektif dan mengandung unsur ”nepotisme”, selain itu

kualitas tenaga kerja yang diperoleh juga masih diragukan. Untuk perusahaan skala

kecil dan konvensional mungkin cara perekrutan seperti ini masih bisa diterapkan dan

tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas perusahaan. 52

Page 21: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Namun apabila cara perekrutan seperti ini diterapkan pada perusahaan-perusahaan

berskala besar dengan struktur dan kinerja yang lebih komplek, maka akan sangat

beresiko terhadap keberlangsungan perusahaan.

Sebagai pembanding, pada perusahaan-perusahaan besar biasanya menggunakan

jasa outsourching dalam merekrut karyawannya. Outsourching ini biasanya juga

menyediakan layanan jasa tenaga kerja keamanan dengan pertimbangan independensi

petugas keamanan dan faktor keamanan itu sendiri. Perekrutan karyawan yang berasal

dari lokasi di sekitar perusahaan juga dapat dilakukan sebagai pertimbangan kontribusi

perusahaan terhadap penduduk lokal, faktor sosial lingkungan, keamanan dan biaya

ketenagakerjaan yang lebih murah dibandingkan jika harus merekrut dari daerah lain.

b. Sistem Seleksi dan Penilaian Karyawan

Proses seleksi karyawan dalam rangka mengetahui kinerja tenaga baru, PD CM

mengadakan program pelatihan selama 3 bulan. Pada tahap seleksi perusahaan dapat

memperoleh gambaran mengenai kesungguhan karyawan baru dalam melakukan

kegiatan-kegiatan produksi, selain itu juga dapat melihat / menilai sifat dan karakter dari

calon tenaga kerja tersebut. Bila selama pelatihan calon tenaga kerja tersebut

menunjukkan kesungguhannya dalam bekerja, maka setelah 3 bulan tenaga kerja

tersebut menjadi karyawan tetap dan memperoleh kenaikan upah. Apabila yang terjadi

sebaliknya, maka tenaga kerja tersebut dipulangkan kembali. Pelaksanaan pelatihan ini

dibimbing dan diawasi oleh Pelaksana Lapang.

c. Sistem Upah dan Kompensasi

Dalam meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan karyawan salah

satunya adalah melalui upah dan kompensasi yang sesuai. Upah maupun kompensasi

merupakan timbal balik perusahaan dalam bentuk pembayaran sejumlah uang sebagai

balas jasa untuk pekerjaan yang telah dilaksanakannya. Manajer yang memegang

peranan dalam hal ini harus memperhatikan kelayakan gaji dan kompensasi yang

seharusnya diberian, jika hal ini tidak diperhatikan akan menimbulkan dampak negatif

bagi perusahaan yang diakibatkan karena ketidak puasan karyawan.

Dalam perusahaan pemberian gaji pada umumnya disesuaikan dengan tingkat

atau jabatan serta lamanya kerja dalam perusahaan dan Upah Minimum Regional

(UMR) di daerah tersebut. Gaji yang diberikan perusahaan berdasarkan lama bekerja

dan jabatan yang dipegang, yaitu karyawan dalam masa pelatihan selama 3 bulan gaji

53

Page 22: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

yang diterima sebesar Rp. 450.000,- setelah melewati masa pelatihan ada kenaikan gaji

menjadi Rp. 600.000,-. Sedangkan yang bekerja selama 1 tahun lebih, gaji yang

diterima sebesar Rp. 750.000,-. Perusahaan seharusnya melakukan peninjauan lebih

lanjut terhadap gaji karyawan minimal sekali dalam setahun dengan mempertimbangkan

prestasi, lama masa kerja, dan hal-hal lainnya. Masa waktu pemberian gaji untuk

karyawan dilakukan satu bulan sekali, yaitu pada awal bulan, dan upah karyawan harian

dibayar setelah pekerjaan tersebut selesai.

3.3.2. Sanksi

Sanksi akan dikeluarkan perusahaan terhadap karyawan yang melanggar

peraturan yang telah ditentukan perusahaan. Bentuk-bentuk sanksi yang dikeluarkan PD

CM sebagai berikut :

1. Dengan memberikan peringatan baik secara lisan maupun tulisan

2. Dengan memberi skors bagi karyawan yang melakukan pelanggaran selama satu

minggu, apabila pelanggaran tersebut dianggap berat, misalnya mencuri.

3. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) diberikan apabila karyawan tersebut sudah tidak

dapat di tolerir lagi, misalnya mengulangi perbuatan pencurian.

3.3. Rentang Kendali

Perusahaan ini masih termasuk skala menengah, sehingga rentang kendali masih

belum terlalu dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Namun diharapkan

perusahaan ini ke depannya semakin berkembang dan mampu memiliki rentang kendali

yang luas.

3.4. Pendelegasian

Pendelegasian tugas, tanggung jawab dan wewenang pada perusahaan ini telah

berjalan dengan baik. Hal ini dibantu dengan adanya komunikasi yang terjalin dengan

baik antara atasan dengan para bawahan. Delegasi tugas berlangsung terutama antara

manajer dengan pelaksana lapang dan bagian umum, kemudian dilanjutkan kepada para

karyawan dengan tipe kepemimpinan yang diterapkan adalah model delegating-

participating. Manajer umum PD CM akan mendiskusikan masalah-masalah yang

dihadapi dan target-target yang harus dicapai oleh perusahaan serta mendelegasikan

pengambilan keputusan sepenuhnya kepada pelaksana lapang dan bagian umum.

Sedangkan bentuk pendelegasian yang dijalankan oleh pelaksana lapang

terhadap bawahannya yang berada di setiap unit KJA dengan memberikan petunjuk

54

Page 23: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

yang jelas tentang teknis pekerjaan kepada bawahan serta mengawasi kinerja bawahan

secara dekat, disamping itu semua pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

terhadap pekerjaan merupakan tanggung jawab pelaksana lapang walaupun tetap

dengan mendengarkan dan menerima masukan dari bawahan untuk mencapai hasil yang

maksimal.

3.5. Budaya Organisasi

Budaya yang dikembangkan dalam sebuah organisasi harus memiliki akar dan

memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi etika pengelolaan suatu organisasi

yang mencakup profesionalisme, kerjasama, keserasian, keselarasan, keseimbangan, dan

kesejahteraan. Setiap organisasi bertanggungjawab untuk mengembangkan suatu

perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

secara tertulis dan dapat dijadikan pegangan oleh seluruh pegawai.

Nilai-nilai yang terdapat dalam budaya kerja perusahaan sangat erat

hubungannya dengan kemauan manajemen untuk membangun etika perilaku

dan budaya organisasi yang anti kecurangan, sehingga dapat mengurangi atau

menghindari terjadinya kecurangan dalam perusahaan, seperti manipulasi laporan

keuangan, penggelapan asset perusahaan atau tindak korupsi.

Apabila ditinjau dari budaya organisasi yang berkembang di PD CM, maka dari

bagian Top Manajemen yaitu Direktur, Manajer dan selanjutnya pada tingkatan bawah

sudah mulai ditanamkan nilai-nilai luhur yang menjunjung tinggi profesionalisme dan

kejujuran, hal ini terlihat dari ketentuan perusahaan yang memberikan sanksi berupa

peringatan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika terjadi kecurangan atau tindakan

yang tidak profesional dilakukan oleh karyawan perusahaan dan ketentuan tersebut

sudah dikomunikasikan kepada seluruh karyawan pada saat awal bekerja di perusahaan

yang tertulis secara jelas dalam kontrak kerja.Hal ini sebagai bentuk upaya menciptakan

budaya organisasi yang mengakar di perusahaan sebagai dasar pengelolaan perusahaan

yang mencakup profesionalisme, kerjasama, keserasian, keselarasan, keseimbangan dan

kesejahteraan.

Keseluruhan komponen penting yang menunjang keberhasilan budaya organisasi

tersebut tampaknya sudah berusaha dipenuhi oleh PD CM karena disamping sanksi

(punishment), PD CM juga menyediakan reward bagi para karyawannya berupa fasilitas

dan kompensasi yang disesuaikan dengan masa kerja dan kinerja karyawan, seperti yang

55

Page 24: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

sudah diuraikan sebelumnya pada bagian ketenagakerjaan. Sehingga karyawan benar-

benar merasa memiliki dan menjadi bagian dari PD CM, hal ini akan mendorong

terciptanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara keseluruhan bagian

perusahaan sebagai satu bentuk kesatuan organisasi.

56

Page 25: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

IV. PELAKSANAAN

4.1 Kepemimpinan

Actuating dalam kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat

mempengaruhi perilaku bawahan sehingga bawahan tersebut mau bekerjasama secara

efektif untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu kegiatan budidaya khususnya

untuk pembesaran ikan mas. Efektifitas kepemimpinan seseorang tergantung pada

kemampuannya membaca situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya

kepemimpinannnya dengan siituasi tersebut sedemikian rupa sehingga efektif dalam

menjalankan fungsi kepemimpinannya.

Gaya kepemimpinan situasional yang sesuai untuk kegiatan usaha pembesaran

ikan mas sangat bergantung pada manajernya, misalnya pimpinan teratas sebagai

direktur. Bagaimanpun seorang manajer atau pemimpin dalam usaha ini harus berperan

sebagai :

1. Pemberi petunjuk, bimbingan, binaan serta pengarahan bagi bawahannya

2. Rekan kerja yang mampu bekerja sama dengan bawahan

3. Pemimpin yang mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif agar bawahannya

dapat bekerja dengan sebaik mungkin.

Ada banyak teori kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Blake dan Moulton

mengembangkan gaya kepemimpinan berdasarkan perhatian pada produksi dan orang

atau karyawan, namun adapula gaya kepemimpinan yang disebut dengan model

situasional yaitu pola perilaku pemimpin yang beroreantasi kepada tugas dan perilaku

pemimpin yang berorientasi pada hubungan.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan di PD CM berdasarkan teori Blake &

Moulton menggunakan sistem manajemen tim, karena direktur utama pada perusahaan

ini berfungsi sebagai ketua tim pengarah kegiatan operasional perusahaan yaitu usaha

pembesaran ikan mas. Pada gaya kepemimpinan ini perhatian terhadap produksi

maupun semangat kerja serta kepuasan karyawan adalah tinggi sehingga cukup efektif

untuk menjalankan perusahaan yang dapat menyebabkan kinerja meningkat, tingkat

perputaran dan kemangkiran karyawan rendah sehingga memberikan kepuasan yang

tinggi bagi karyawan. Selain itu dengan sistem manajemen tim setiap tugas dapat

diselesaikan dengan baik karena bawahan mempunyai komitmen yang tinggi serta

57

Page 26: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

setiap individu karyawan saling menghormati dan mempercayai sehingga bersama-sama

berusaha untuk mecapai tujuan yang telah ditetapkan.

Faktor lain yang juga mempengaruhi gaya kepemimpinan disuatu organisasi

adalah orang atau individu yang berada didalam organisasi tersebut, maksudnya adalah

orang-orang yang berada dalam suatu organisasi mempunyai tipe yang berbeda-beda

sehingga memerlukan gaya kepemimpinan model situasional. Pada perusahaan PD CM

penggunaan gaya kepemimpinan situasional tergantung dari tingkat manejerialnya.

Untuk direktur utama sebagai pimpinan tertinggi menggunakan gaya kepemimpinan

model participating-selling terhadap bawahannya atau manajer, karena manajer

dianggap sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan. Kontrol atas pemecahan masalah dan pengambilan

keputusan antara direktur utama dan manajer dalam keadaan seimbang, karena sama-

sama terlibat dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga

komunikasi dua arah semakin meningkat. Motivasi diberikan dengan melihat

pentingnya peran manajer dalam mengambil keputusan dan pemecahan masalah.

Manajer akan mentransformasikan hasil-hasil diskusi dengan direktur utama ke

dalam sebuah keputusan-keputusan strategis kemudian mendiskusikan dan

mendelegasikan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada setiap staf dengan

perantara pelaksana lapang dan bagian umum. Gaya kepemimpinan yang diterapkan

dalam hal ini berupa delegating-participating.

Gaya kepemimpinan untuk pelaksana lapang terhadap bawahannya yang berada

di unit KJA digunakan model delegating-telling, yaitu pelaksana lapang akan

memberikan petunjuk yang jelas tentang teknis pekerjaan kepada bawahan serta

mengawasi kinerja bawahan secara dekat. Disamping itu semua pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan terhadap pekerjaan merupakan tanggung jawab pelaksana

lapang walaupun tetap dengan mendengarkan dan menerima masukan dari bawahan

untuk mencapai hasil yang maksimal.

Aplikasi berbagai gaya kepempinan tersebut misalnya dapat terlihat pada saat

PD CM mengalami kasus seperti terjadinya penurunan produksi atau kegagalan panen

akibat adanya serangan penyakit yang sering dijumpai pada pembesaran ikan mas di PD

CM yaitu penyakit bintik putih (white spot) yang disebabkan oleh golongan parasit dan

jamur. Pada saat wabah terjadi dan mendapat laporan dari bawahan mengenai penyebab

58

Page 27: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

kegagalan panen, maka direktur dan manajer mengadakan pertemuan untuk

mendiskusikan tindakan kontrol dan pemecahan mengenai masalah yang dihadapi

perusahaan. Direktur utama tidak sungkan untuk meminta saran dan pendapat dari

manajer umum, karena manajer umum dianggap memiliki pengetahuan dan kapasitas

yang cukup untuk mengambil tindakan dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi

oleh perusahaan.

Apabila manajer dan direktur ternyata belum menemukan solusi yang tepat

untuk mengatasi wabah white spot tersebut, maka manajer bisa mengajak jajaran di

bawahnya untuk mendiskusikan tindakan pemecahan masalah yang tepat. Dalam hal ini

manajer umum juga bisa meminta pendapat dari pelaksana lapang, karena sebagai orang

yang setiap harinya berhubungan dengan hal-hal teknis di lapang secara langsung,

tentunya pelaksana umum lebih paham mengenai hal-hal yang terjadi di lapangan,

termasuk bidang produksi dan pemeliharaan, yang mungkin luput dari pengawasan para

manajer.

Selanjutnya setelah ditemukan cara untuk mengatasi wabah penyakit tersebut,

maka pelaksana lapang dapat langsung memberikan instruksi atau pengarahan kepada

para bawahannya mengenai tindakan yang harus dilakukan. Masalah-masalah di

lapangan, seperti kasus penyakit tersebut sebenarnya juga bisa langsung dicari solusinya

oleh pelaksana lapang, namun dengan tetap berkoordinasi dengan manajer umum dan

staf yang ada dibawahnya. Namun jika wabahnya sudah mengancam kelangsungan

perusahaan dan berpengaruh signifikan terhadap hasil produksi, maka tindakan yang

diambil harus berdasarkan keputusan dari direktur sebagai pimpinan puncak perusahaan

yang sekaligus pemilik KJA dan bertanggung jawab penuh terhadap kelangsungan

perusahaan.

4.2 Motivasi

Actuating dalam motivasi adalah pemberian daya gerak sehingga menciptakan

gairah bekerja agar seseorang mau bekerja sama secara efektif dan terintegrasi dengan

segala daya upayanya hingga mencapai kepuasan kerja. Motivasi dalam usaha

pembesaran ikan mas di KJA adalah cara untuk membantu karyawan menyadari potensi

dirinya, membangkitkan semangatnya dan mencintai pekerjaannya dalam usaha yang

terbaik untuk mencapai tujuan dalam kegiatan pembesaran ini. Oleh karena itu motivasi

merupakan aspek penting dalam meningkatkan efektifitas suatu usaha budidaya.

59

Page 28: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Indikator yang menunjukkan bahwa bawahan yang telah termotivasi adalah

peningkatan semangat kerja, datang tepat waktu, bekerjasama dengan baik, melakukan

pekerjaan dengan sungguh-sungguh. Kemudian hasil akhirnya akan diperoleh hasil

panen yang tinggi tingkat kelulushidupannya (SR), FCR yang kecil, penjualan yang

tinggi , dan lain-lain.

Dalam rangka memotivasi karyawannya agar bekerja dengan semangat yang

secara tidak langsung nantinya akan berpengaruh pada produktivitas perusahaan, maka

PD Cirata Mas memberikan sistem gaji yang berbeda sesuai dengan kapasitas kerjanya.

Seperti untuk tingkat manajer dan direktur yang tanggung jawabnya lebih besar

terhadap keberlangsungan perusahaan, maka diberikan gaji masing-masing sebesar Rp.

2.000.000,- dan 1.500.000,-. Sementara untuk pelaksana lapang dan bagian umum yang

bertanggung jawab terhadap kemajuan produksi diberikan gaji sebesar Rp. 1.000.000,-..

Sedangkan untuk karyawan yang bertugas pada unit KJA kinerja mereka yang cukup

berat di lapangan dinilai dengan harga yang cukup lumayan yaitu sebesar Rp. 750.000,-.

Perbedaan nominal gaji yang tidak terlalu besar antara setiap jajaran di PD CM

bertujuan untuk menghindari terjadinya kecemburuan sosial yang antar karyawan yang

dapat memicu menurunnya semangat kerja dan lingkungan kerja yang tidak kondusif.

Jadi pemberian gaji yang layak dapat mendorong kinerja dan motivasi karyawan untuk

berbuat lebih baik.

PD CM juga memberlakukan sistem bonus bagi karyawannya yang dinilai

memiliki kinerja yang baik berdasarkan indikator yang telah disebutkan sebelumnya.

Misalnya apabila terjadi peningkatan hasil panen maka karyawan memperoleh bonus

dengan sistem pembagian hasil keuntungan selain itu juga diberi penghargaan berupa

pujian atau bahkan jika dianggap sudah mampu dapat memperoleh kenaikan jabatan.

Disamping itu karyawan juga diberikan bonus dalam bentuk ikan afkir, sisa penjualan

atau setelah panen.

4.3 Komunikasi

Komunikasi adalah faktor penting dalam pencapaian tujuan suatu perusahaan,

khususnya perusahaan budidaya pembesaran lobster air tawar. Komunikasi adalah

proses dimana sumber pesan disampaikan (biasanya berupa kata-kata) dengan tujuan

mengubah atau membentuk perilaku penerima pesan yaitu antara pemimpin dan yang

dipimpin. Komunikasi juga merupakan cara atau upaya pimpinan dalam berinteraksi

60

Page 29: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

dengan bawahan atau sebaliknya karena komunikasi yang efektif akan berpengaruh

pada efektifitas pekerjaan, seperti kepuasan kerja, semangat dan prestasi kerja

karyawan.

Bentuk komunikasi yang diterapkan di PD CM adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi vertikal dari atas ke bawah, dimana pesan disampaikan oleh

pimpinan kepada bawahan. Contohnya dalam hal menetapkan job instructions

seperti, pelaksanaan perintah untuk melakukan pekerjaan, memberikan penjelasan

tentang kebiasaan dan peraturan yang berlaku dalam perusahaan, melakukan

evaluasi dan pengawasan kerja yang disampaikan baik melalui memo, rapat,

telepon, surat maupun melalui petunjuk atau pedoman kerja sehingga komunikasi

yang baik tersebut akan menjadi umpan balik bagi karyawan atas apa yang

diterimanya dari atasan.

2. Komunikasi vertikal dari bawah ke atas, yaitu pesan yang disampaikan oleh

bawahan pada atasannya dalam bentuk laporan kerja atas apa yang telah

dilaksanakan, usulan, saran dan rekomendasi, kritik maupun keluhan serta

permohonan bantuan. Dengan cara ini seorang pemimpin dapat dengan cepat dan

tepat melakukan tindakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi berdasarkan

aspirasi yang didapat dari bawahannya. Adapun media yang dapat dijadikan sebagai

saraa berkomunikasi dalam bentuk tersebut adalah melalui laporan, surat,

pertemuan, rapat dan konferensi, telepon dan lain sebagainya.

3. Komunikasi horizontal atau lateral, dimana pembicaraan dilakukan antara rekan

kerja atau atara departemen yang memiliki posisi yang sama atau sejajar dengan

tujuan mempengaruhi dan memberikan informasi antar departemen. Komunikasi

yang terjalin bersifat koordinatif karena proses tersebut terjadi dalam posisi yang

sederajat atau setara.

4.3.1. Keterampilan Interpersonal

Actuating keterampilan interpersonal dalam usaha pembesaran ikan mas sistem

KJA diartikan sebagai kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi dengan

semua karyawan yang terlibat dalam perusahaan yang dipimpinnya baik yang

berada dalam lingkungan organisasi maupun di luar organisasi tersebut.

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mempengaruhi karyawannya

sehingga dapat menjalankan tujuan perusahaan yag ingin dicapai, harus dapat

61

Page 30: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

mengatasi konflik yang terjadi dalam perusahaan, melakukan negosiasi dan dapat

mencari solusi dalam mengatasi masalah stres pada karyawan karena keahlian

manajerial yang dimiliki seorang pemimpin dalam perusahaan tidak terlepas dari

fungsi manajemen, seperti merencanakan usaha, mengkoordinir organisasi,

menggerakkan dan mengendalikan atau mengatur kegiatan dalam perusahaan yang

dipimpinnya.

4.3.2. Penggerakan Dinamika Kelompok

Kelompok yang baik adalah kelompok yang selalu mengalami interaksi dan

dinamika. Dalam kelompok selalu ada perubahan baik itu berupa hubungan

maupun proses penyesuaian diri antar para anggotanya, sehingga komunikasi

merupakan syarat utama keberlangsungan suatu kelompok karena komunikasi yang

tidak berjalan lancar dapat menimbulkan konflik di dalam maupun antar kelompok.

Umumnya konflik terjadi karena perbedaan nilai, perilaku dan sikap yang berakibat

dari ketegangan. Namun konflik dalam perusahaan yang dapat diatasi dengan baik

akan memberikan kontribusi positif pada organisasi dan meningkatkan kreatifitas

anggotanya atau dalam hal ini karyawannya.

Target produksi yang telah direncanakan pada setiap periode produksi, akan

melahirkan tantangan baru yang relatif berbeda dari periode produksi sebelumnya.

Penentuan jumlah benih yang ditebar, penggunaan jenis pakan, permasalahan

kealitas air, penentuan masa panen, ataupun sistem pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan, sudah barang tentu akan menghadapi tantangan baru yang harus

dihadapi bersama oleh karyawan dan unsur pimpinan perusahaan. Manajemen

kerja yang saling mendukung akan lahir dari dinamika yang sehat dalam

perusahaan. Konsep dasar yang harus dimiliki oleh setiap unsur yang terlibat dalam

usaha akuakultur adalah kebersamaan dan terciptanya dinamika yang sehat dalam

perusahaan. Tanpa hal tersebut maka pencapaian visi perusahaan akan sulit

terrealisasi.

4.4 Inovasi dan Manajemen Perubahan dalam Perusahaan

Tidak ada organisasi yang tidak mengalami perubahan. PD CM melakukan

perubahan organisasi yang bertujuan untuk melakukan efektivitas kerja dan penyesuaian

dalam lingkungan. Pemeliharaan ikan mas pada padat penebaran tinggi dengan sistem

KJA yang dilakukan PD CM ini sebenarnya sudah menawarkan suatu bentuk inovasi

62

Page 31: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

baru dalam usaha pembesaran ikan mas, karena masalah yang selama ini dihadapi

dalam usaha pembesaran ikan mas adalah produktivitas yang relatif rendah, sementara

harga pakan cendrung naik. Akibatnya tidak ada keseimbangan antara hasil panen

dengan harga jual dan permintaan pasar.

Disamping itu perubahan-perubahan selama proses kegiatan usaha juga perlu

dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi yang dihadapi. Perubahan – perubahan

ini dilaksanakan dengan perencanaan yang seoptimal mungkin untuk menghindari

ketidakstabilan. Perubahan yang biasanya dilakukan dalam usaha pembesaran ikan mas

dengan padat penebaran tinggi di KJA misalnya dalam hal kualitas dan kuantitas pakan

yang digunakan, tata letak KJA, benih ikan mas yang digunakan serta bentuk dan

strategi pemasaran.

63

Page 32: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

V. PENGENDALIAN

Pengendalian atau controling merupakan salah satu fungsi manajemen yang

bertujuan untuk mengadakan penilaian, sampai kepada mengadakan koreksi sehingga

apa yang dilakukan oleh karyawan dapat terarah dan terkendali sehingga mencapai

tujuan yang diinginkan. Dalam proses pengendalian atau controlling ini pimpinan

mengadakan pemeriksaan dan mencocokkan serta mengusahakan agar kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan untuk

mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian bertujuan untuk mengarahkan

karyawan agar karyawan dapat bertindak sesuai dengan arahan manajer. Berhasil

tidaknya pelaksanaan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan sangat bergantung pada

tingkat kemampuan pimpinan untuk mengarahkan dan mengendalikan semua fungsi

manajerial yang telah ditetapkan. Dimana selalu dihadapkan pada bagaimana

mengambil keputusan yang tepat.

Dalam mengambil keputusan manajemen harus mampu mempertimbangkan situasi

dan kondisi yang dihadapi. Apakah keputusan yang diambil dapat membantu dalam

pencapaian tujuan. Ukuran pencapaian tujuan tersebut selalu dinyatakan dalam ukuran

kuantitatif atau angka-angka, seperti, berapa besar share market, berapa tingkat

keuntungan (profit) yang dihasilkan dari kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Untuk

itu seorang manajer suatu standar-standar yang dijadikan acuan untuk menilai,

mengevaluasi usaha-usaha yang telah dilakukan agar sesuai dengan apa yang

direncanakan.

V.1. Pengendalian Input

Pengendalian input dalam kegiatan pembesaran ikan mas dilakukan dengan

mengevaluasi ketahanan bibit yang digunakan, jenis pakan yang digunakan

pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan peliharaan sehingga didapatkan jenis

benih dengan tingkat kelangsungan hidup maksimal dan didapatkan jenis pakan

yang memberikan dampak pertumuhan terbaik sehingga didapatkan produksi ikan

mas yang maksimal dengan volume penggunaan pakan terkecil.

64

Page 33: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

65

Page 34: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

66

Tahap kegiatan Objek Out put Tolak Ukur StandarKoreksi Kinerja

(sesuai standar/tidak)Tidak (tindakan perbaikan) Ya (lanjutkan proses)

Persiapan Sarana

Keramba Tersedianya 3 unit KJA

- Kesiapan Kolam dalam unit KJA

- Ukuran mata jaring- Ukuran kolam dalam

KJA

-Dalam 1 unit KJA terdapat 4 kolam ukuran (7 x 7) m

-Mata Jaring ukuran 1 inchi

-Ukuran KJA (15,8 X 15,8 m2)

- Perbaikan terhadap kesiapan keramba sesuai standar yang diinginkan

- lanjut keproses pemilihan benih

Pemilihan Benih Benih Benih Kualitas Baik

- Jumlah benih- Ukuran- Umur- SR- Pertumbuhan- Harga

- Jumlah benih minimal 59.000 ekor

- Rata-rata 175 gr/ekor

- SR 95%

- Umur peliharaan 3 bulan mencapai bobot 175 gr/ekor

- Harga 750/ekor

- Memperoleh tambahan benih dari panti pembenihan lain

Lanjutkan ke proses pemeliharaan

Bagian teknik Peralatan teknis Berfungsi dengan baik

- Listrik- Kincir

Beroperasinya secara baik instalasi-instalasi listrik,kincir air dan udara

- Perbaikan instalasi-instalasi yang rusak

- Peremajaan mesin-mesin dan instalasi-instalasi produksi yang sudah tua

- Pelatihan dan pembinaan teknisi yang mengurus bagian ini

Lanjutkan ke proses pengeporasian instalasi-instalasi tersebut

Pakan Pakan pellet Pellet komersil kualitas baik

- Kadar protein

- jumlah pakan

- ketersediaan

- kadar protein 26-28%

- 2 ton setiap pengambilan

- Kontinyutas setiap 2 minggu terjamin

Lanjutan proses pemeliharaan benih ikan mas

Tenaga Kerja Pengangkatan Karyawan

Karyawan yang sesuai

- Pendidikan

- Pengalaman

- Disiplin kerja

- Manajer minimal SLTA

- Bagian umum SLTA

- karyawan lapang SD

- Pengalaman lebih diutamakan

- disiplin tinggi

Seleksi Penerimaan tenaga kerja dilanjutkan.

Page 35: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Tabel 9. Pengendalian Input

67

Page 36: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

V.2. Pengendalian Proses

Pengendalian proses terdiri atas pengendalian atau penerapan standar yang harus

dipenuhi dalam proses produksi untuk melindungi aktiva, mengecek keakuratan

dan meningkatkan efesiensi operasional, dan mendorong ditaatinya kebijakan

management yang ditetapkan (Lihat Tabel 10)

Monitoring dilakukan untuk tujuan mengetahui sedini mungkin kelemahan teknik

atau metode yang diterapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan secepatnya

sehingga produksi dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

PD-CM selalu melakukan monitoring pada masa pemeliharaan di KJA dan

dilakukan selama 1 tahun proses produksi untuk dapat dilakukan perubahan-

perubahan yang inovatif.

Evaluasi dilakukan pada 1 tahun proses produksi berjalan yaitu dengan melakukan

penilaian-penilaian dan perbandingan dari hasil yang diperoleh pada setiap siklus

produksi dan juga pada setiap bulannya, dari hasil evaluasi inilah dapat diambil

keputusan mengenai perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

V.3. Pengendalian output

Pengendalian output dilakukan dengan mengeavaluasi produksi yang dihasilkan.

PD-CM melakukan pengendalian out put dengan mengevaluasi tingkat penerimaan

konsumen akan produksi ikan mas yang dihasilkan. Perusahaan akan memperoleh

keuntungan jika harga penjualan lebih besar dibanding harga modal. Aktivitas

pengendalian out put yang lain yang relevan dengan review atas kinerja, yang

meliputi:

1. Membandingkan anggaran dan nilai aktual

2. Menganalisis kaitan antar data, melakukan investigasi dan tindakan korektif

3. Review atas kinerja fungsional atau area tertentu

V.4. Pengendalian Pasar

Pengendalian pasar meliputi penentuan standar harga jual per kilogram, kualitas

ikan yang diproduksi, penerimaan hasil penjualan, melakukan monitoring dan

evaluasi terhadap kebutuhan dan permintaan pasar terhadap ikan mas dan

melakukan perubahan-perubahan dan perbaikan dalam teknik penjualannya.

Perusahaan akan melakukan monitoring dan evaluasi yang bertujuan untuk

68

Page 37: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

melakukan perubahan-perubahan baik terhadap harga jual maupun terhadap minat

atau peluang pasar. Pengendalian pasar dilakukan untuk mengetahui kebijakan

penetapan harga dan pelayanan (tingkat kepuasan konsumen) kemudian

menganalisa kebijakan harga dan pelayanan tersebut serta memberikan kesimpulan

serta saran guna mencapai tujuan perusahaan yang lebih maksimal (Lihat

Tabel 12).

69

Page 38: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Tabel 10. Pengendalian Proses

Tahap Kegiatan Objek Out put Tolak Ukur StandarKoreksi Kinerja

(sesuai standar/tidak)Tidak (tindakan perbaikan) Ya (lanjutkan proses)

Pemeliharaan Benih di KJA

Ikan Mas Peliharaan

Ikan Konsumsi - SR- Pertu

mbuhan- Bobot

panen

-SR 95%-Umur pemeliharaan 6 minggu bobot 300 gr dan - umur peliharaan 11 minggu mencapai ukuran 400-450 gr

- Perbaikan kualitas pakan

- monitor parameter lingkungan

- Memberikan pengarahan pada petugas lapangan tentang pentingnya kontinyutas pemberian pakan

Lanjutkan ke proses persiapan panen.

Kontrol Kualitas Air

Parameter Kualitas Air

Parameter Kulitas Air Memenuhi standar pemeliharaan

- DO- pH- Suhu- Kecer

ahan- Amon

iak

- DO >5mg/liter

- suhu 20-250C

- pH 6,5-8,5

- kecerahan > 30 cm

- < 0,02 ppm

Perbaikan sistem aerasi, penggunaan kincir (bila diperlukan) dan pembersihan jaring

Kontrol kualitas air rutin dilakukan setiap 2 minggu

Pemeriksaan Kesehatan Ikan

Ikan mas peliharaan

- Kesehatan ikan terjamin

- Pemeriksaan patogen (parasit, bakteri, jamur)

- Gejala penyakit

- Kesempurnaan morfologi ikan

- Tidak terdapat jasad patogen (parasit, bakteri, jamur)

- Tidak terdapat gejala penyakit

- Ikan sehat

Perbaikan kualitas lingkungan dan sistem aerasi, penggunaan kincir (bila diperlukan)

Kontrol kesehatan ikan rutin dilakukan setiap hari dan sampling darah setiap 2 minggu.

70

Page 39: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Tabel 11. Pengendalian Output

Tahap Kegiatan

Objek Out put Tolak Ukur StandarKoreksi Kinerja

(sesuai standar/tidak)Tidak (tindakan perbaikan) Ya (lanjutkan proses)

Panen Ikan Peliharaan

Ikan layak jual

- Berat - Bobot minimal perekor475

- Menunda waktu panen

Lajutkan keproses pemasaran

Tabel 12. Pengendalian Pasar

Tahap Kegiatan

Objek Out put Tolak Ukur StandarKoreksi Kinerja

(sesuai standar/tidak)Tidak (tindakan perbaikan) Ya (lanjutkan proses)

pemasaran Ikan Peliharaan yang telah di panen

Laba - Harga/Kg- Penerimaan- Kualitas - Kepua

san Konsumen

- Harga perkilogram > Rp.13.000

- Penerimaan > biaya produksi

- Evalusi target pasar

- Perbaikan sistempanen

- Melakukan promosi produk

Pemeliharaan siklus berikutnya

Transportasi benih

Ikan Peliharaan yang telah di panen

Terdistribusi dengan baik

Sampainya ikan yang dipasarkan pada konsumen

Cepat dan selamat (kualitas ikan tetap baik)

- Perbaikan sarana dan prasarana transfortasi

Lanjutkan ke proses selanjutnya Karyawan mendapatkan bonus apabila penjualan meningkat.

71

Page 40: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

VI. PENUTUP

Berkaitan dengan keragaman potensi biodiversity yang dimiliki, didukung dengan

letak geografis sebagai daerah tropis, produksi perikanan budidaya indonesia masih

rendah. Usaha budidaya perikanan semestinya merupakan solusi bagi peningkatan

produksi perikanan nasional. Mengingat sektor perikanan akan tetap menjadi salah satu

sektor unggulan di negeri ini, maka akan sangat tepat jika kita memberi perhatian yang

lebih pada sektor perikanan, khususnya budidaya ikan air tawar. Peningkatan populasi

penduduk akan memberikan dampak signifikan pada kebutuhan manusia akan ikan.

Dalam sistem budidaya ikan mas, tingkat produksi yang dihasilkan merupakan

indikator keberhasilan sistem budidaya yang dijalankan. Untuk mendapatkan produksi

yang maksimal tentu harus diawali dengan penebaran benih yang tinggi, disamping

faktor-faktor produksi lain seperti : faktor sumberdaya manusia, kualitas pakan, kualitas

air, penguasaan teknologi dan faktor modal.

Sistem budidaya ikan mas dengan padat penebaran tinggi harus ditunjang dengan

penguasaan teknologi oleh teknisi atau pengelolanya. Penggunaan benih berkualitas

baik, pakan dengan kandungan nutrisi yang sesuai, sistem aerasi yang baik untuk

mensuplai kebutuhan oksigen ikan serta proteksi lingkungan dari bahan pencemar yang

menyebabkan toxisitas merupakan pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh teknisi

budidaya. Selanjutnya, penerapan fungsi manajemen meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian menjadi hal yang mutlak diperlukan

sehingga dalam pengelolaan usaha budidaya yang dijalankan dapat tertatalaksana

sesuai yang telah direncanakan. Tujuan perusahaan tercapai, peningkatan produksi ikan

mas tercapai, kesejahteraan karyawan meningkat dan jaminan lingkungan tidak

tercemari.

DAFTAR PUSTAKA

72

Page 41: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Balon, E.K., 1995. Origin and domestication of the wild carp, Cyprinus carpio: from Roman gourmets to the swimming flowers. Aquaculture 129, 3 – 48.

Batu Bara, Cosmas. 1989. Kebijaksanaan peningkatan produktivitas nasional. Makalah. Yogyakarta.

Biro Pusat Statistik. 2000. Statistik Indonesia. Statistical Year Book of Indonesia. Biro Pusat Statistik. Jakarta. Indonesia.

FAO, 2002. Yearbook of Fisheries Statistics Summary Tables. ftp://ftp.fao.org/fi/stat/summ_00/a-6_table.pdf.

Puslitbangkan. 1993. Pola Tata Ruang Waduk Dalam Penyerasian Tata Guna Air Bagi Pengelolaan Perikanan. Pros Puslitbangkan. No 31/1993. Departemen Pertanian. Jakarta. 131 hal.

73

Page 42: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

Lampiran 1. Perhitungan Pemberian Pakan Dalam Satu Siklus Pemeliharaan pada KJA

Pemeliharaan minggu

ke-

Perkiraan Bobot Setelah

Sampling

Jumlah ikan

BiamassaPakan yang

diberikanBerat Pakan Total perhari

jumlah pakan yang diberikan setiap

minggu

Harga pakan/kg

Biaya pakan

1 0,175 55860 9776 0,05 489 3421,4 4500 15.396.4132 0,175 55860 9776 0,05 489 3421,4 4500 15.396.4133 0,225 55860 12569 0,05 628 4399,0 4500 19.795.3884 0,225 55860 12569 0,05 628 4399,0 4500 19.795.3885 0,3 55860 16758 0,05 838 5865,3 4500 26.393.8506 0,3 55860 16758 0,04 670 4692,2 4500 21.115.0807 0,37 55860 20668 0,04 827 5787,1 4500 26.041.9328 0,37 55860 20668 0,04 827 5787,1 4500 26.041.9329 0,44 55860 24578 0,04 983 6882,0 4500 30.968.784

10 0,44 55860 24578 0,04 983 6882,0 4500 30.968.78411 0,48 55860 26813 0,03 804 5630,7 4500 25.338.09612 0,48 55860 26813 0,03 804 5630,7 4500 25.338.096

Jumlah           62797,8   282.590.154

Sehingga, untuk mendapatkan total pakan yang digunakan dalam satu tahun (9 siklus) :Pakan yang digunakan dalam satu siklus X periode produksi dalam satu tahun adalah Rp.2.443.311.386,-

Asumsi berat ikan pada saat panen = 0,49 kg.

: 27.371 kg x 9 siklus

: 246339 kgLampiran 2. Tahap Kegiatan Dalam Setiap Siklus Produksi Pembesaran Ikan Mas di KJA

74

Page 43: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

TahapKegiatan Tahap Kegiatan

Waktu Dalam 1 siklus (bulan)

11 22 33 44

11 22 33 44 11 22 33 44 11 22 33 44 11 22 33 44

Persiapan Produksi

Pemeriksaan kekuatan keramba

Perbaikan Jaring yang rusak

Pembersihan jaring

Kontrol awal kualitas air

Pemeriksaan kincir

pegangkutan benih

Aklimatisasi dan penebaran benih

Pemeliharaan

Pengadaan/pengangkutan Pakan

Pemberian pakan

Kontrol kualitas air

Melakukan sampling

Kontrol penyakit

Kontrol listrik dan kincir

Panen

Sampling menjelang panen

Konfirmasi konsumen tetap

Persiapan Perlengkapan panen

Penentuan waktu panen

Panen

Pemasaran

75

Page 44: Manajemen Produksi Ikan Mas Padat Tebar Tinggi

1