manajemen reproduksi perah

7
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Cadangan minyak bumi nasional apabila tidak ditemukan sumur baru melalui eksplorasi diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun yang akan datang, sehingga pencarian energi baru merupakan suatu keharusan ( Anonim,2005a). Indonesia sebagai negara yang berada di bawah garis katulistiwa mempunyai sumber energi baru yang sangat beragam. Beberapa sumber energi baru yang belum diberdayakan meliputi sumber energi baru yang terbarukan dan tidak terbarukan. Pengalaman menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber energi tunggal mempunyai banyak keterbatasan. Oleh karena itu pemanfaatan secara bersama sama berbagai sumber energi baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan merupakan salah satu cara yang terbaik dalam menjawab keterbatasan- keterbatasan yang dimiliki oleh beragam sumber energi tersebut.. Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar, lebih dari 36 milliar ton yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi (Mangunwidjaja, 1999). Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar belum terlalu luas jika dibandingkan dengan bahan bakar lain, seperti minyak tanah, gas alam , kayu bakar dan sebagainya.

Upload: daniel-mann

Post on 02-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Manajemen Reproduksi Perah

TRANSCRIPT

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Cadangan minyak bumi nasional apabila tidak ditemukan sumur baru melalui eksplorasi diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 10-15 tahun yang akan datang, sehingga pencarian energi baru merupakan suatu keharusan ( Anonim,2005a).Indonesia sebagai negara yang berada di bawah garis katulistiwa mempunyai sumber energi baru yang sangat beragam. Beberapa sumber energi baru yang belum diberdayakan meliputi sumber energi baru yang terbarukan dan tidak terbarukan.

Pengalaman menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber energi tunggal mempunyai banyak keterbatasan. Oleh karena itu pemanfaatan secara bersama sama berbagai sumber energi baik yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan merupakan salah satu cara yang terbaik dalam menjawab keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh beragam sumber energi tersebut..

Indonesia memiliki cadangan batubara yang cukup besar, lebih dari 36 milliar ton yang sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi (Mangunwidjaja, 1999). Pemanfaatan batubara sebagai bahan bakar belum terlalu luas jika dibandingkan dengan bahan bakar lain, seperti minyak tanah, gas alam , kayu bakar dan sebagainya.

Batubara dipasarkan dalam bentuk briket untuk keperluan rumah tangga . Kesulitan penyalaan briket batubara dibandingkan bahan bakar yang lain menyebabkan batubara kurang diminati sebagai bahan bakar rumah tangga (Saptoadi, 1999)Limbah biomassa dan sampah merupakan salah satu pilihan sumber energi alternatif karena sangat mudah ditemukan dari aktivitas pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan diberbagai daerah.

Seekor sapi dewasa akan menghasilkan limbah padat 20 kg perhari. Penanganan limbah tersebut sampai saat ini masih bersifat tradisional, yaitu hanya ditampung dalam bak besar dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk pupuk atau biogas. Untuk jumlah limbah yang cukup besar akan memerlukan tempat yang luas dan pemakaian biogas untuk energi masih sangat terbatas dan relatif mahal ( Wagini, 2000).

Kotoran sapi pada umumnya mengandung 80-90% air, namun setelah kering sekitar 6% kandungan air lembabnya akan mengandung senyawa hidrokarbon yang sangat tinggi dan sangat baik pada proses pembakaran. Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka dilakukan penelitian pemanfaatan limbah peternakan dalam hal ini limbah peternakan sebagai campuran batubara untuk mempermudah penyalaan bahan bakar tersebut.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

a. Batubara

Batubara adalah bahan organik berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah mengalami perubahan komposisi karena suhu dan tekanan tinggi dalam jangka waktu yang lama. ( Borman,1998)

Dibandingkan dengan bahan bakar padat yang lain, batubara mampu menyala lebih lama, karena kandungan karbon yang tinggi. Namun demikian penyalaan awal batubara relatif lebih sulit dibanding dengan biomassa.

b. Biomassa

Biomassa merupakan bahan-bahan organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang meliputi, dedaunan, rerumputan, ranting, gulma, limbah pertanian, limbah peternakan, limbah kehutanan dan gambut ( Borman, 1998).

Karena kandungan volatile matter yang relatif tinggi, maka biomassa merupakan bahan yang mudah terbakar, tetapi waktu penyalaan ( burning time) lebih pendek.

Limbah padat peternakan sapi merupakan bahan organik yang dapat diproses menjadi karbon. Karbon tersebut sangat potensial sebagai bahan baku briket bioarang ( Wagini, 2000). Kombinasi antara batubara dan limbah peternakan dalam hal ini kotoran sapi akan saling memberikan keuntungan pada karakteristik pembakaran seperti mudah terbakar dan menghasilkan nilai kalor yang cukup untuk keperluan rumah tangga dan industri kecil.1.3. BATASAN MASALAH

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengujian campuran batubara dengan limbah peternakan (kotoran sapi) yang meliputi kandungan energi, kadar abu, kadar air, kadar zat terbang ,kadar arang, suhu bara, pengaruh aliran udara dan pengaruh temperatur tungku terhadap pembakaran dan laju pembakaran.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat diperoleh alternatif bahan bakar bagi keperluan rumah tangga dan industri kecil .1.4. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat karakteristik pembakaran batubara yang dicampur dengan limbah peternakan (kotoran sapi) sehingga dapat diperoleh kemungkinan mempermudah pembakaran batubara serta pemanfaatan limbah peternakan sebagai bahan bakar

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Dari penelitian ini diharapkan diperoleh karakteristik pembakaran campuran batubara dan biomassa khususnya limbah peternakan (kotoran sapi), sehingga dapat dilanjutkan ke penelitian-penelitian selanjutnya, seperti komposisi optimum campuran, bentuk dan ukuran briket, mesin pembuat briket dan penelitian pengembangan teknologi bahan bakar pada umumnya.

Keberhasilan penelitian ini dan penelitian selanjutnya diharapkan juga bermanfaat untuk memperluas penggunaan batubara sebagai sumber energi yang relatif murah dan memperbanyak kemungkinan pemanfaatan limbah peternakan (kotoran sapi) selain untuk pupuk dan biogas.1.6. metodelogi penulisan

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses penyusunan laporan tugas akhir ini adalah:

a. Metode Observasi

Pengumpulan data-data dengan pengamatan secara langsung di lapangan.

b. Metode Wawancara

Pengumpulan data dengan menanyakan langsung tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang sering timbul kepada pembimbing lapangan.

c. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan mencari buku referensi pendukung mesin dan panduan-panduan lain yang masih mempunyai hubungan dengan alat yang ditinjau.1.7. sistematik penulisan BAB I . PENDAHULUANPada bab ini mencangkup Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodelogi Penulisan, Sistematik Penulisan BAB II. LANDASAN TEORIPada bab ini memaparkan tentang landasan teori penelitian mengenai Bahan Bakar Padat, Limbah Peternakan (kotoran sapi), Analisa Termodinamika Sistem Tertutup, Nilai Kalor Bahan Bakar

BAB III. METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang methodelogi penelitian yang terdiri atas Diagram Alir, Bahan dan Alat, Cara Kerja Alat, serta Jalannya Penelitian BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASANBab ini merupakan jawaban dari penelitian yang berisikan Hasil, Nilai Kalor Limbah Peternakan (kotoran sapi) Berdasarkan Pengujian & Perhitungan, Hasil dan Perhitungan

BABV. PENUTUPBab terakhir yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran