manajemen risiko usaha peternakan ayam … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa,...

17
MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING (BROILER) DI KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP RISK MANAGEMENT OF BROILER POULTRY IN DISTRICT GANDING SUMENEP REGENCY Lukman Hakim, Slamet Widodo, dan Elys Fauziah ABSTRAK Ayam pedaging merupakan ras ayam yang banyak dibudidayakan oleh peternak di Kabupaten Sumenep. Kegiatan peternakan ayam pedaging tergolong sebagai kegiatan yang penuh dengan risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber risiko, menganalisis tingkat risiko, dan mendeskripsikan manajemen risiko yang dilakukan oleh peternak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, sedangkan untuk tingkat risiko dianalisis dengan menggunakan Koefisien Variasi (KV) dan Batas Bawah Pendapatan (BPP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber risiko terbesar dalam produksi ayam pedaging adalah stres panas dan penyakit CRD (Chronic Respiratory Disease). Tingkat risiko kegiatan peternakan ayam pedaging tergolong sebagai kegiatan yang risikonya rendah karena nilai KV0,5, sebagian besar peternak telah memanajemen risiko usaha dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya peternak (90%) telah melakukan kegiatan yang dapat mereduksi risiko pada saat sebelum kegiatan beternak (manajemen ex- ante) dan pada saat setelah terjadi risiko (manajemen ex-post). Kata kunci: Sumber Risiko, Tingkat Risiko, Manajemen Risiko. ABSTRACT Broiler is chicken family which many conducting by breeder in Sumenep Recengy. Activity of broiler poultry contained full of risk. This research aim to identify source of risk, analyses level of risk, and description risk management who was done by breeder. Method applied is qualitative descriptive method, while for level of risk is analysed by using Koefisien Variasi (KV) and Batas Bawah Pendapatan (BPP). Result of research indicates that the biggest source of risk in produce of broiler is heat stres and CRD disease (Chronic Respiratory Disease). Risk level of broiler poultry activity indicated as low risk activity, because KV value ≤ 0,5 partly broiler breeder at District Ganding has effort for their poultry carefully, this is showing with 90 percent of breeder has done activity which can reduce risk at the time of before poultry activity (management ex-ante) and at the time of after happened risk (management ex-post). Keyword: Source of Risk, Level of Risk, Risk Management. PENDAHULUAN Usaha peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Subsektor peternakan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 8.241.006 orang 1 (SAKERNAS, 2012). Ayam pedaging merupakan salah satu hewan ternakan yang banyak dipelihara oleh peternak. Jawa timur adalah salah satu propinsi dengan jumlah peternakan ayam pedaging (broiler) yang cukup banyak dan mampu 1 Data berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) pada bulan Februari 2012.

Upload: votram

Post on 12-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING (BROILER) DI

KECAMATAN GANDING KABUPATEN SUMENEP

RISK MANAGEMENT OF BROILER POULTRY IN DISTRICT GANDING

SUMENEP REGENCY

Lukman Hakim, Slamet Widodo, dan Elys Fauziah

ABSTRAK

Ayam pedaging merupakan ras ayam yang banyak dibudidayakan oleh peternak di

Kabupaten Sumenep. Kegiatan peternakan ayam pedaging tergolong sebagai kegiatan yang

penuh dengan risiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber risiko,

menganalisis tingkat risiko, dan mendeskripsikan manajemen risiko yang dilakukan oleh

peternak. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, sedangkan untuk

tingkat risiko dianalisis dengan menggunakan Koefisien Variasi (KV) dan Batas Bawah

Pendapatan (BPP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber risiko terbesar dalam

produksi ayam pedaging adalah stres panas dan penyakit CRD (Chronic Respiratory

Disease). Tingkat risiko kegiatan peternakan ayam pedaging tergolong sebagai kegiatan yang

risikonya rendah karena nilai KV≤0,5, sebagian besar peternak telah memanajemen risiko

usaha dengan baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya peternak (90%) telah melakukan

kegiatan yang dapat mereduksi risiko pada saat sebelum kegiatan beternak (manajemen ex-

ante) dan pada saat setelah terjadi risiko (manajemen ex-post).

Kata kunci: Sumber Risiko, Tingkat Risiko, Manajemen Risiko.

ABSTRACT

Broiler is chicken family which many conducting by breeder in Sumenep Recengy.

Activity of broiler poultry contained full of risk. This research aim to identify source of risk,

analyses level of risk, and description risk management who was done by breeder. Method

applied is qualitative descriptive method, while for level of risk is analysed by using

Koefisien Variasi (KV) and Batas Bawah Pendapatan (BPP). Result of research indicates that

the biggest source of risk in produce of broiler is heat stres and CRD disease (Chronic

Respiratory Disease). Risk level of broiler poultry activity indicated as low risk activity,

because KV value ≤ 0,5 partly broiler breeder at District Ganding has effort for their poultry

carefully, this is showing with 90 percent of breeder has done activity which can reduce risk

at the time of before poultry activity (management ex-ante) and at the time of after happened

risk (management ex-post).

Keyword: Source of Risk, Level of Risk, Risk Management.

PENDAHULUAN

Usaha peternakan merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Subsektor peternakan mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 8.241.006 orang1 (SAKERNAS, 2012). Ayam pedaging merupakan salah satu

hewan ternakan yang banyak dipelihara oleh peternak. Jawa timur adalah salah satu propinsi

dengan jumlah peternakan ayam pedaging (broiler) yang cukup banyak dan mampu

1 Data berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) pada bulan Februari 2012.

Page 2: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

menyerap tenaga kerja pada sektor tersebut. Produksi ayam pedaging meningkat secara

signifikan dari tahun ke tahun (Tabel 1).

Tabel 1. Data Produksi Ternak Provinsi Jawa Timur

Produksi daging (Kg) 2008 2009 2010 2011

Sapi potong 92,652,904 96,947,653 98,821,373 103,242,656

Kambing 17,122,831 17,371,236 17,386,479 11,615,970

Ayam Pedaging 135,794,504 140,109,891 159,671,244 100,578,868

Itik 2,068,515 2,097,676 1,905,749 2,403,491

Sumber : Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

Salah satu Kabupaten di Jawa Timur yakni Kabupaten Sumenep, merupakan daerah

pengkontribusi pasokan daging ayam yang cukup penting di Madura. Sentra produksi ayam

pedaging di Kabupaten Sumenep adalah Kecamatan Ganding (Tabel 2).

Tabel 2. Populasi ternak ayam ras berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Sumenep tahun

2012

Kecamatan Jumlah Populasi (ekor)

Ganding 61,600

Pragaan 49,050

Bluto 39,017

Batu putih 18,818

Manding 16,811

Saronggi 16,122

Rubaru 15,298

Lenteng 13,300

Gapura 8,861

Batuan 7,875

Guluk-guluk 6,943

Kalianget 6,122

Sumber : Kabupaten Sumenep dalam angka 2012

Ayam pedaging menjadi hewan ternak andalan di Kecamatan Ganding karena

kelebihan yang dimilikinya. Kelebihan ayam pedaging dibandingkan ras ayam lainnya yakni

ayam pedaging lebih mudah untuk dipelihara, bisa memperoleh keuntungan hanya dalam 40

hari pemeliharaan, dan tidak membutuhkan modal sangat besar untuk memulainya. Namun

ayam pedaging merupakan ras ayam yang rentan terhadap penyakit dan stres. Penyakit dan

stres tersebut berasal dari kegiatan ternak yang sifatnya masih manual dan tradisional.

Menurut Rasyaf (2008) alas kaki dan tubuh petugas peternakan yang keluar masuk areal

kandang dapat menjadi vektor beberapa bakteri dan virus penyebab penyakit menular pada

ayam pedaging.

Penyakit dan stres pada ayam pedaging merupakan penyebab kematian pada ayam.

Menurut Rahmat (2010) kematian pada ayam yang terkena penyakit Coryza dapat mencapai

30 persen. Oleh karena itu Peternak dituntut untuk melakukan serangkaian tindakan preventif

untuk mereduksi risiko pada usahanya seperti manajemen risiko yang dilakukan sebelum

kecelakaan (ex-ante), selama kecelakaan terjadi (interactive), dan setelah kecelakaan (ex-

post). Berdasarkan paparan tentang kelebihan dan risiko pada usaha ayam pedaging di atas.

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen risiko yang dilakukan

peternak ayam pedaging di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dengan tujuan (1)

Mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi peternak; (2) Menganalisis tingkat

risiko usaha peternakan ayam pedaging; dan (3) Mendiskripsikan manajemen risiko yang

dilakukan oleh peternak ayam pedaging di Kecamatan Ganding.

Page 3: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Pemilihan

lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan didasari pertimbangan bahwa Kecamatan

Ganding merupakan sentra produksi ayam pedaging di Kabupaten Sumenep.

Sampel dari penelitian menggunakan metode purposive. Pengambilan sampel dilakukan

dengan berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh toko penjual SAPRONAK (Sarana

Produksi Ternak) dan dibantu oleh ketua paguyuban peternak ayam broiler di Kecamatan

Ganding. Jumlah sampel adalah 30 orang peternak, jumlah tersebut merujuk pada pendapat

Roscoe (1975) tentang penentuan jumlah sampel penelitian, dengan kontrol eskperimen yang

ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai

dengan 30 responden

Metode analisis yang dipergunakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang

dihadapi peternak menggunakan analisis deskriptif kualitatif, menganalisis tingkat risiko

usaha peternakan ayam pedaging dengan Koefisien Variasi (KV) KV = σ/Xr dan Batas

Bawah Pendapatan (BPP) BBP = Xr - 2 dimana σ adalah Standar deviasi (simpangan baku)

dan Xr adalah Nilai rata-rata. Untuk Mendiskripsikan manajemen risiko yang dilakukan oleh

peternak ayam pedaging di Kecamatan Ganding menggunakan metode analisis deskriptif

kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi

Usaha dalam beternak ayam pedaging merupakan sebuah peluang bisnis yang cukup

menjanjikan. Namun ayam pedaging, merupakan ras ayam yang rentan terhadap penyakit.

sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah

grafik jumlah peternak yang pernah mengalami penyakit pada hewan ternakannya.

Risiko yang dihadapi peternak ayam tidak selalu bersumber dari penyakit melainkan

dapat juga berasal dari lingkungan sekitar. Stres panas dan bising pada ayam merupakan

risiko yang dihadapi peternak karena pengaruh lingkungan di luar ayam. Akibat yang

ditimbulkan oleh stres panas dan bising tidak selalu kematian pada ayam, namun kerugian

ekonomi karena ayam tidak nafsu makan merupakanan masalah yang cukup berarti bagi

peternak. Tak sedikit pula stres karena lingkungan tersebut merupakan faktor pendukung

ayam terserang penyakit lain seperti koksidiosis, gumboro, dan penyakit lainnya yang

menyerang saat pertahanan tubuh ayam mulai lemah.

24 24 23

28

17

7

14 13

1 1

0

5

10

15

20

25

30

Page 4: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

1.Penyakit Oleh Bakteri

a. Coryza/snot/pilek

Coryza adalah penyakit menular yang menyerang pernapasan bagian atas ayam dan

bersifat akut atau kronis. Penyakit ini menyerang hampir semua umur ayam dengan angka

kematian mencapai 30%, namun angka morbiditas atau angka kesakitannya mencapai 80%.

Penyebab penyakit ini adalah bakteri Haemophillus paragallinarum. Berdasarkan

pengalaman peternak, 24 peternak dari 30 responden pernah mengalami snot pada ayam

ternakannya. Jumlah tersebut menunjukkan tingginya tingkat penyebaran penyakit ini

terhadap ayam broiler di Kecamatan Ganding yang disebabkan oleh seringnya perubahan

musim.

b. Pullorum/berak kapur

Pullorum ataupun biasa disebut masyarakat dengan berak kapur merupakan penyakit

yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum. Penyakit yang sering menyerang anak

ayam umur 1-10 hari ditularkan secara vertikal dari induk ayam yang merupakan carrier

(pembawa penyakit), di samping itu penularan secara horizontal dari kontak langsung antar

ayam sakit terhadap ayam sehat melalui pakan ataupun minum, dan penularan melalui feses

ayam penderita yang mencemari lingkungan kandang. Penyebaran penyakit berak kapur di

kalangan peternak broiler Ganding cukup tinggi dan menyamai penyebaran penyakit snot.

Penyebaran penyakit tersebut sebenarnya dapat dihindari apabila peternak melaksanakan

pengecekan saat menerima DOC, karena hal tersebut dapat menghindari akan adanya

penyebar penyakit dari salah satu anak ayam. Kekurangsadaran peternak akan sumber

penyakit tersebut menyebabkan sebagian besar peternak pernah mengalami penyakit ini.

c. Kolera/berak hijau

Kolera pada unggas tergolong penyakit menular yang dapat menyerang ayam lainnya.

Kolera unggas tersebar di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Penyakit ini menimbulkan

kerugian cukup besar dengan angka kematian 10-20%. Penyebab penyakit ini adalah bakteri

Pasteurella gallinarum atau Pasteurella multocida. Serangan penyakit ini bisa bersifat kronis

atau akut, karena bakteri ini menyerang pernapasan dan pencernaan.Berdasarkan pengalaman

peternak, 23 diantara 30 peternak responden pernah mengalami kolera pada ayam

ternakannya. Jumlah penyebaran yang cukup tinggi tersebut disebabkan ketidaksadaran

peternak akan pentingnya biosecurity melalui sanitasi alas kaki peternak saat masuk dan

keluar kandang. Terlebih pada peternak yang memiliki kandang lebih dari satu, kurangnya

perhatian peternak akan sanitasi alas kaki tersebut dapat menjadi penyebab penularan kolera

antar kandang satu ke kandang lainnya.

d. CRD (Chronic Respiratory Disease)/Ngorok

Diantara penyakit pernafasan yang dominan diderita peternak adalah CRD ataupun

CRD komplek denngan tingkat kejadian 66-100 %, baik pada peternak broiler maupun layer

(Tarmudji 2005). Penyakit ngorok ataupun CRD (Chronic Respiratory Disease) sangat

populer di kalangan peternak broiler di Kecamatan Ganding. Penyebab utama timbulnya

penyakit ini adalah bakteri Mycoplasma galisepticum atau Mikoplasma synoviae. Penyakit ini

biasanya menyerang ayam pada usia 1 minggu dan selalu disertai dengan infeksi lain dari

bakteri E.coli. sehingga di lapangan sering disebut CRD kompleks. Kasus terjadinya penyakit

ngorok di kalangan peternak broiler di Kecamatan Ganding sering dikaitkan dengan

banyaknya timbunan feses ayam yang berada di lantai kandang. Berdasarkan pengalaman

peternak, penyakit ngorok sering muncul pada saat suhu lingkungan panas. Keadaan tersebut

membuat udara dalam kandang panas dan menyebabkan penguapan feses ayam yang

menghasilkan gas amonia sehingga kadar amonia dalam kandang tinggi. Kurangnya

perhatian peternak broiler Ganding terhadap suhu lingkungan, ditunjukkan dari banyaknya

penggunaan kandang dengan atap berbahan dasar asbes yang daya isolatornya terhadap panas

sangat lemah.

Page 5: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

e. Colibacillosis/sampek Colibacillosis pada ayam adalah penyakit lokal atau sistemik yang sebagian atau

seluruhnya disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Masalah yang ditimbulkan berupa

infeksi akut dengan kematian yang tiba-tiba. Infeksi dapat terjadi pada saluran pernapasan,

septicemia, atau enteritis karena infeksi pada gastrointestinal. Berdasarkan pengalaman

peternak broiler di Kecamatan Ganding yaitu 13 diantara 30 peternak resnponden pernah

mengalami colibacillosis. Walaupun penyebaran masih bisa dikatakan minim, namun

pengetahuan peternak akan penyakit ini cukup baik. Di kalangan peternak broiler di

Kecamatan Ganding, penyakit colibacillosis dikenal sebagai sampek, hal tersebut merujuk

kepada gejala sesak napas pada ayam yang disebabkan penyakit ini.

2. Penyakit Oleh Protozoa

a. Koksidiosis/berak darah

Penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa yang paling sering ditemukan yaitu

berak darah (koksidiosis). Penyebab penyakit ini adalah protozoa dari genus Eimeria.

Penyebaran penyakit berak darah di kalangan peternak Ganding masih rendah apabila

dibandingkan dengan coryza. Sebanyak 14 peternak dari 30 peternak responden pernah

mengalami berak darah pada ayam ternakannya. Penyebab penularan berak darah pada ayam

broiler di Kecamatan Gandin yaitu kurangnya perhatian peternak terhadap pengkarantinaan

pada ayam terserang penyakit ini. Serta sanitasi pada kaki peternak saat memasuki kandang

satu ke kandang lainnya.

b. Leucocytozoonosis

Leucocytozoonosis atau yang lebih dikenal dengan sebutan malaria like merupakan

salah satu penyakit pada unggas yang disebabkan oleh parasit protozoa. Protozoa penyebab

penyakit ini adalah Leucocytozoon sp. dari famili Plasmodiidae, salah satu contoh spesiesnya

adalah Leucocytozoon caulleryi. Penularan terjadi secara horizontal dari ayam sakit ke ayam

sehat dengan perantara gigitan lalat hitam jenis Culicoides sp, atau nyamuk jenis

Simulium sp. Berdasarkan pengalaman peternak terhadap penyakit malaria like, hanya 1

diantara 30 peternak pernah mengalaminya. Hal tersebut karena vektor penyebar penyakit ini

jarang hidup di lingkungan Kecamatan Ganding. Gejala penyakit malaria like yang mirip

dengan malaria unggas, membuat sebagian peternak salah paham terhadap penyakit ini.

3. Penyakit Oleh Virus

a. ND (Newcastle Disease)/tetelo

Newcastle Disease ataupun tetelo merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

viral. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo yang menginfeksi tubuh ayam dan

menyebabkan gangguan pernapasan, pencernaan, dan gangguan syaraf. Serangan penyakit

ND pada semua kelompok umur ayam, dengan tingkat kematian yang tinggi mencapai 100%.

Kasus terjadinya penyakit ND di kalangan peternak broiler di Kecamatan Ganding,

disebabkan pada beberapa peternak pemula belum mengetahui program vaksin berkala pada

ayam.

b. IBD (Infectious Bursal Disease)/gumboro

Penyakit IBD (Infectious Bursal Disease) atau lebih dikenal masyarakat sebagai

gumboro, merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ayam, sehingga tak

jarang penyakit ini disebut sebagai AIDS-nya ayam. Gejala virus IBD tidak nampak secara

klinis, namun infeksi sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat

karena kekebalan tubuh tidak bekerja. Penyebaran virus gumboro pada ternakan ayam broiler

Ganding bisa dikatakan rendah. Diantara 30 peternak, 7 diantaranya pernah mengalami

penyakit gumboro pada ayam ternakananya. Pengetahuan peternak akan dampak buruk yang

diakibatkan penyakit ini, menjadikan peternak lebih memperhatikan program vaksinasi untuk

menghindari penyakti gumboro. Vaksin untuk mencegah penyakit gumboro yakni gumboro

A dan gumboro B.

Page 6: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

4. Penyakit Oleh Parasit

a. Cacingan

Salah satu parasit dari genus vermes yang sangat berbahaya yakni Capillaria annulata

sp atau Capillaria contorta sp. Serangan penyakit ini pada ayam tidak menimbulkan

kematian, namum merugikan secara ekonomi karena tubuh ayam menjadi kurus, nafsu makan

berkurang yang mengakibatkan pertumbuhan ayam lamban (kekerdilan). Tingkat kejadian

penyakit cacingan pada ayam broiler di Kecamatan Ganding sangat sedikit. Hal tersebut

karena peternak sangat memperhatikan sanitasi kandang setelah masa panen ayam. Sanitasi

tersebut akan menghentikan siklus hidup cacing.

5. Stres Panas

Kondisi lingkungan yang panas merupakan penyebab utama ayam terserang stres

panas. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki dua musim yakni musim hujan dan

musim kemarau. Pada saat musim kemarau suhu lingkungan menjadi sangat panas, dimana

hal tersebut berpengaruh terhadap kondisi ayam broiler. Berkurangnya nafsu makan pada

ayam merupakan gejala dari heat stres ataupun stres panas ini. Pada beberapa kasus, stres

panas merupakan faktor penyebab ayam terserang penyakit. Kondisi tersebut dinamakan

predisposisi yakni keadaan dimana tubuh ayam sangat lemah dan rentan terhadap penyakit,

karena menurunnya kekebalan tubuh pada ayam.

Sebanyak 25 peternak dari 30 responden pernah mengalami stres panas pada ayam

ternakannya. Penyebab utama stres panas di Kecamatan Ganding yakni penggunaan bahan

asbes sebagai atap pada kandang ayam, bahan asbes tersebut memiliki daya isolator yang

lemah terhadap panas.

6. Stres Bising

Stres bising merupakan kondisi shock pada ayam saat mendengarkan suara bising

secara tiba-tiba. Dampak yang sangat signifikan dari stres bising terjadi pada ayam petelur.

Kondisi yang diakibatkan oleh stres bising tersebut, akan mengurangi produktifitas telur

pada ayam. Dampak dari stres bising pada ayam pedaging yakni berkurangnya nafsu makan

pada ayam. pada kondisi tersebut ayam akan mengalami penurunan berat badan yang

berakibat terhadap turunnya nilai jual dari ayam. Turunnya nilai jual pada ayam tersebut jelas

sangat merugikan peternak ayam broiler, karena berat badan ayam yang diharapkan tidak

tercapai.

Pengalaman peternak broiler Ganding terhadap stres bising cukup sedikit, yakni

hanya 9 diantara 30 peternak responden pernah mengalami stres bising pada ayam

ternakannya. Hal tersebut mengindikasikan adanya perhatian yang cukup serius untuk

mengurangi risiko terjadinya stres bising tersebut.

Tingkat Risiko Usaha Peternakan Ayam Pedaging di Kecamatan Ganding

Pengukuran pada risiko bertujuan untuk mengetahui besarnya risiko dan memperoleh

informasi untuk menentukan strategi penanganan risiko nantinya (Darmawi 2008). Risiko

yang dihadapi peternak broiler Ganding dapat diukur menggunakan koefisien variasi dan

batas bawah pendapatan terendah yang diperoleh peternak. Berikut adalah hasil dan

25

9

0

5

10

15

20

25

30

stres panas stres bising

Page 7: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

pembahasan pengukuran tingkat risiko usaha peternakan ayam pedaging di Kecamatan

Ganding :

Tabel 3. Tingkat risiko usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ganding

Risiko

Pendapatan (Rp)

Risiko

Biaya (Rp)

Risiko

Produksi (Kg)

Average 6,740,507 13,128,247 1,074

Standar deviasi 446,246 1,823,897 107

Koev varian 0.07 0.14 0.1

Sumber : Analisis Data Primer

1. Koefisien Variasi Koefisien variasi (KV) dapat digunakan untuk melihat risiko unit dari suatu kerugian

dengan membagi nilai standar deviasi (σ) dengan nilai rata-rata (Xr). Nilai inilah yang

umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dari suatu usaha. Pengukuran koefisien

variasi pada usaha peternakan broiler Ganding, yakni pada biaya, pendapatan, dan produksi

(Tabel 3).

Nilai koefisien variasi pada pendapatan sebesar 0,07. Berarti besarnya tingkat risiko

pada pendapatan usaha peternakan ayam pedaging di Ganding berada di bawah 0,5

(KV≤0,5). Nilai tersebut menunjukkan risiko pendapatan kecil. Tingkat risiko kecil tersebut,

karena standar deviasi pada pendapatan Rp.446.246 lebih kecil bila dibandingkan dengan

rata-rata pendapatan peternak Rp.6.740.507. Rendahnya nilai standar deviasi disebabkan oleh

stabilnya harga per kilogram ayam yang diterima peternak.

Peternak ayam broiler di Kecamatan Ganding, merupakan peternak yang menganut

sistim gotong royong. Terbentuknya harga ayam dimulai dari ketua paguyuban peternakan

yang telah mengetahui harga standar per kilogram ayam di Surabaya. Harga tersebut

berfluktuasi pada setiap peternak, namun fluktuasi tidak begitu tinggi yakni sebesar Rp.1.000

per kilogram ayam.

Nilai koevisen variasi pada biaya sebesar 0,14. Berarti besarnya tingkat risiko pada

pendapatan usaha peternakan ayam pedaging di Ganding berada di bawah 0,5 (KV≤0,5).

Nilai tersebut menunjukkan kemungkinan mengalami risiko pada biaya sangat kecil.

Fluktuasi harga DOC dan pakan broiler di Kecamatan Ganding sangat kecil yakni sebesar

Rp.1.823.897.

Peternak broiler di Kecamatan Ganding mendapatkan DOC dan pakan pada toko

penjual bahan peternakan yang ada di Desa Karay. Fluktuasi biaya disebabkan oleh

keberadaan toko penjual bahan peternakan yang lebih dari satu penjual. Dimana dnaik

turunnya harga di kalangan penjual, karena harga tersebut telah ditentukan oleh produsen.

Dimana faktor transportasi dan biaya input produsen penghasil DOC dan Pakan ternak

berpengaruh terhadap fluktuasi biaya input usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan

Ganding.

Nilai koevisen variasi pada produksi sebesar 0,1. Berarti besarnya tingkat risiko pada

produksi usaha peternakan ayam pedaging di Kecamatan Ganding berada di bawah 0,5

(KV≤0,5). Angka tersebut mengartikan bahwa risiko usaha peternakan broiler di tingkat

produksi sangat kecil.

Berdasarkan wawancara oleh peneliti tentang manajemen risiko yang dilaksanakan

peternak ayam pedaging di Kecamatan Ganding, menunjukkan bahwa sebagian besar

peternak melaksanakan manajemen risiko ex-ante dan ex-post dengan baik, dengan

prosentase 65,33% peternak melaksanakan manajemen risiko ex-ante dan 86,11% peternak

melaksanakan manajemen risiko ex-post. Kegiatan peternak untuk mereduksi terjadinya

kecelakaan pada ayam ternakan, mengurangi tingkat kematian pada ayam, sehingga kerugian

di tingkat produksi ayam sangat kecil.

Page 8: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

2. Batas Bawah Pendapatan

Batas bawah pendapatan merupakan pendapatan bersih terendah yang mungkin

diperoleh peternak. Pendapatan bersih terendah yang diperoleh peternak broiler di

Kecamatan Ganding sebesar Rp.5.848.014. Berarti usaha peternakan ayam broiler di

Kecamatan Ganding sangat menjanjikan. Karena berdasarkan pendapatan rata-rata peternak

Rp.6.740.507 selisih antara rata-rata pendapatan dengan pendapatan bersih terendah peternak

tidak terpaut jauh yaitu sebesar Rp.892.492.

Manajemen Risiko Yang Dilakukan Peternak Ayam Pedaging di Kecamatan Ganding

Berdasarkan wawancara terstruktur pada peternak broiler di Ganding, sebagian besar

peternak melakukan kegiatan untuk mereduksi dampak risiko pada ternaknya. Kegiatan

mereduksi risiko atau yang lebih dikenal sebagai manajemen risiko, berdasarkan waktu

penanganannya dibagi menjadi 3 yakni manajemen risiko sebelum terjadinya kecelakaan

(ex-ante), manajemen risiko saat terjadinya kecelakaan (interactive), dan manajemen risiko

setelah terjadinya kecelakaan (ex-post). Berikut adalah manajemen risiko tersebut :

1. Manajemen Risiko (ex-ante)

Hal terpenting agar suatu usaha terhindar dari kerugian, yakni dengan melakukan

tindakan pencegahan kerugian yang dilaksanakan sebelum kejadian (Darmawi 2005).

Tindakan pencegahan kerugian pada usaha peternakan ayam broiler dibagi menjadi tiga

yakni persiapan kandang, manajemen pemeliharaan DOC, manjemen vaksinasi dan

biosecurity. Berikut adalah tabel mengenai kegiatan peternak untuk manajemen risiko ex-

ante.

Tabel 4. Manajemen risiko ex-ante pada peternak broiler Ganding

Manajemen ex-ante Jumlah Prosentase (%)

Persiapan Kandang

a. Sistem All in all out 29 96.67

b. Masuknya cahaya dan angin ke dalam kandang 15 50

c. Ridge ventilator 4 13.33

d. Sirkulasi kandang dinding terbuka 30 100

e. Sirkulasi udara dibantu alat 0 0

f. Kepadatan ayam dalam kandang 27 90

g. Persiapan tempat brooding 12 40

Rata-rata 16.71 55.71

Manajemen Pemeliharaan DOC

a. Cek kesehatan DOC 13 43.33

b. Cek jumlah DOC (102 ekor) 30 100

c. Menghindari stres pada DOC dengan air gula 30 100

d. Masa brooding pada musim hujan 28 93.33

e. Masa brooding pada musim kemarau 26 86.67

Rata-rata 25.4 84.67

Vaksinasi dan bio sekuriti

a. Vaksin ND tingkat 1 25 83.33

b. Vaksin gumboro A dan gumboro B 20 66.67

c. Vaksin ND tingkat 2 30 100

d. Menghidari masuknya dari orang asing 17 56.67

e. Menghindari penyebar penyakit dari tubuh pekerja 0 0

f. Menghindari penyebar penyakit dari serangga vektor 12 40

Page 9: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

g. Memperhatikan sisi higienitas kandang 14 46.67

h. Membiasakan ayam pada situasi bising 30 100

Rata-rata 18.5 61.67

Total 19.6 65.33

Sumber : Analisis Data Primer 2013

1. Persiapan kandang

a. Sistem all in all out

Sistem all in all out merupakan sistem pemeliharaan ayam yang dipelihara dalam

kandang yang sama dengan umur yang sama pula (Fadilah 2004). Keuntungan sistem all in

all out yakni memudahkan dalam mengontrol ayam, meminimalisir penyebaran penyakit, dan

memudahkan dalam program pengobatan penyakit.

Pengetahuan peternak broiler di Kecamatan Ganding akan pentingnya sistem all in all

out untuk meminimalisir penyebaran penyakit pada ayam. menjadikan sebanyak 96,67%

peternak atau 29 diantara 30 peternak broiler di Kecamatan Ganding melaksanakan sistem

ini.

b. Masuknya cahaya dan angin ke dalam kandang

Kenyamanan (comfortable) merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam

membangun kandang (Fadilah 2004). Tantangan terbesar untuk membangun kandang adalah

mengatasi terik matahari dan temperatur panas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah tersebut, dengan membangun kandang sejajar arah sinar matahari atau membujur

barat-timur, hal tersebut berfungsi untuk menghindari masuknya cahaya matahari secara

langsung dan mengurangi dampak temperatur panas dengan datangnya angin dari arah barat

dan timur.

Sebanyak 50% peternak broiler Ganding memiliki kandang dengan bentuk sejajar

arah matahari. Beberapa penyebab peternak yang tidak mensejajarkan kandangnya dengan

arah matahari, karena lahan perkandangan terbentur dengan lahan orang lain.

c. Ridge ventilator

Ridge ventilator merupakan bukaan atap yang terdapat dibagian atas atap asbes.

Manfaat dari ridge ventilator adalah mengurangi dampak radiasi panas dari asbes dan

memberikan ruang lebih untuk pertukaran udara dalam kandang. Penggunaan ridge ventilator

sangat diperlukan untuk kandang dengan lebar 12 meter. Berdasarkan wawancara oleh

peneliti, menunjukkan bahwa penggunaan ridge ventilator pada kandang ayam broiler di

Ganding sebanyak 4 kandang (Tabel 4). Hasil tersebut menunjukkan bahwa diantara

peternak dengan jumlah ternakan ≥ 1000 ekor, hanya 4 peternak saja yang menggunakan

bukaan pada atas atap. Pengetahuan peternak terhadap pentingnya penggunaan ridge

ventilator merupakan alasan utama sebagian besar peternak dengan ternakan ≥ 1000 ekor

tidak menggunakan sistem ini. Beberapa alasan lain karena peternak tidak memiliki cukup

modal untuk menambahkan ridge ventilator pada bagian atas atapnya.

d. Sirkulasi kandang dinding terbuka

Kandang dengan dinding terbuka merupakan jenis kandang yang dipakai oleh

sebagian besar peternak broiler di Kecamatan Ganding (Tabel 4). Sebanyak 30 responden

keseluruhan menggunakan kandang dengan sistem terbuka, alasan kebanyakan peternak

menggunakan sistem ini karena biaya yang dibutuhkan tidak mahal apabila dibandingkan

dengan kandang yang sirkulasi udaranya dibantu oleh alat (blower). Pada kandang dengan

sistem dinding terbuka, sirkulasi udara dibantu oleh tiupan angin. Sehingga pengaturan

sirkulasi udara diatur dengan penggunaan tirai yang diselimuti di sekeliling dinding kandang.

Page 10: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

e. Sirkulasi udara dibantu alat

Sirkulasi udara dalam kandang tidak hanya mengandalkan tiupan angin saja, namun

juga dapat menggunakan blower untuk membantu pertukaran udara tersebut. Pemanfaatan

blower di kalangan peternak broiler di Kecamatan Ganding tidak dipergunakan, karena

penggunaan alat bantu tersebut umumnya digunakan untuk kandang dengan sistem dinding

tertutup.

f. Kepadatan ayam dalam kandang

Kepadatan ayam dalam kandang diukur berdasarkan luas kandang yang dipergunakan

berbanding dengan jumlah ayam yang diternakkan. Kecamatan Ganding merupakan dataran

rendah, maka kepadatan ayam yang disarankan adalah 9 ekor/m2

(Rasyaf 2008). Berdasarkan

hasil wawancara peneliti, sebanyak 27 peternak menggunakan kandang dengan luas yang

sesuai dengan kepadatan yang disarankan. Pada dasarnya peternak di Kecamatan Ganding

tidak pernah memperhitungkan luas kandang berdasarkan kepadatan ayam tersebut, namun

mereka membuat taksiran sendiri luas yang diperlukan untuk sejumlah ayam ternakannya.

Meskipun hanya taksiran, namun luas dari kandang yang dimiliki peternak broiler di

Kecamatan Ganding cenderung melebihi hitungan matematis. Misalkan peternak yang

memiliki ayam ternakan sebanyak 500 ekor, luas kandang peternak tersebut adalah 60m2

sedangkan secara matematis 55m2.

g. Persiapan tempat brooding

Brooding merupakan proses penghangatan anak ayam, alat yang digunakan untuk

brooding disebut brooder. Umumnya broder menggunakan lempeng seng berbentuk bundar

dengan lampu pijar yang berada di tengahnya. Penggunaan brooder dengan lempeng seng

tersebut, telah lama ditinggalkan para peternak broiler di Kecamatan Ganding. Namun

beberapa peternak yang masih mempertahankan penggunaan brooder dari lempeng seng

yakni sebanyak 12 orang peternak, diantara peternak ada yang murni menggunakan brooder

jenis ini namun ada pula beberapa peternak yang memadukannya dengan brooder berbahan

gas atau biasa di kenal peternak sebagai Gaskom (merek produk).

2. Manajemen Pemeliharaan DOC

a. Cek kesehatan DOC

Saat menerima DOC (Day Old Chick) dari penjual, cek kesehatan yang dilaksanakan

peternak yakni dengan melihat ciri-ciri fisik DOC tersebut. Secara garis besar ciri-ciri DOC

yang baik yakni tidak cacat fisiknya serta aktif dan lincah. Proses pengecekan DOC yang bisa

dibilang memakan waktu cukup banyak, terlebih jika ayam berjumlah ribuan membuat

perhatian para peternak akan pengecekan kesehatan DOC terabaikan. Oleh karena itu hanya

sebagian kecil peternak, yaitu 13 orang peternak broiler di Kecamatan Ganding yang

melakukan pengecekan kesehatan DOC saat pertama kali masuk kandang.

b. Cek jumlah DOC (102 ekor)

Penghitungan jumlah DOC penting adanya untuk mengetahui jumlah bibit ayam yang

akan dipelihara peternak nantinya. Perjalanan dari pabrik penghasil DOC ke lokasi peternak

yang cukup jauh, berisiko terhadap kematian anak ayam. Oleh karena itu pihak pabrikan

memberikan plus 2 ekor anak ayam, sebagai kemungkinan risiko kematian tersebut.

Penghitungan jumlah DOC tidak serumit pada pengecekan kesehatan ayam, sehingga

keseluruhan peternak melakukan kegiatan ini.

c. Menghindari stres pada DOC dengan air gula

Saat pengiriman anak ayam (DOC) menuju lokasi peternakan, lamanya perjalanan

membuat anak ayam mengalami stres dan staminanya menurun. Pemberian air minum

dengan campuran gula merupakan salah satu cara untuk menghilangkan stres pada anak ayam

saat tiba di dalam kandang. Pemberian air gula pada DOC yang baru masuk kandang,

merupakan hal lumrah yang dilakukan oleh semua peternak broiler di Kecamatan Ganding.

Di samping pemberian minum air gula, tak sedikit diantara peternak menambahkannya

Page 11: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

dengan vitamin pada ayam yang umumnya dikenal masyarakat yaitu Vita chik (merek

barang).

d. Masa brooding pada musim hujan

Kesuksesan pada saat ayam masa brooding tidak selalu didasari oleh efektifitas

brooder, namun lama dari proses brooding merupakan hal penting yang harus diperhatikan

peternak. Sebagian besar peternak yakni 28 orang peternak menjalankan masa brooding pada

musim hujan selama 12 sampai 14 hari. Namun pada beberapa peternak yang tidak

menyadari akan pentingnya lama masa brooding, lebih mementingkan target pencapaian hari

masa panen secepatnya untuk mencapai harga tertinggi perkilogram ayam pada saat itu.

e. Masa brooding pada musim kemarau

Masa brooding pada setiap musim tidak selalu sama, pada musim hujan masa

brooding selama 12-14 hari. Namun pada musim kemarau masa brooding lebih pendek yaitu

selama 10-12 hari. Panasnya musim kemarau tak jarang membuat para peternak untuk

memendekkan kembali masa brooding pada DOC. Oleh karena itu tidak semua peternak

menjalankan masa brooding sesuai dengan aturan yang diterapkan, yakni 26 saja yang

menjalankannya.

3. Vaksinasi, Biosecurity dan Shock Teraphy

a. Vaksin ND Tingkat 1 (ND Hitcher B1)

Vaksin ND tingkat 1 (ND Hitcher B1), merupakan program vaksin untuk mencegah

ayam terserang penyakit ND. Vaksin ini biasanya dilakukan saat ayam berumur 4 hari dengan

pengaplikasian melalui tetes mata pada ayam. Vaksin ND tingkat 1 merupakan vaksin awal

agar tubuh ayam menghasilkan antibodi terhadap virus sejak dini, pada beberapa peternak

tidak mementingkan vaksin ini. Sehingga berdasarkan wawancara oleh peneliti, sebanyak 25

orang peternak saja yang melaksanakannya.

b. Vaksin gumboro A dan gumboro B

Vaksin gumboro A dan gumboro B, merupakan program vaksin untuk mencegah

ayam terserang penyakit gumboro. Vaksin biasanya diberikan pada saat ayam berumur 14

hari dengan pengaplikasian melalui pencampuran vaksin dengan air minum pada ayam

ataupun vaksin ditetes langsung ke mulut ayam. Berdasarkan wawancara oleh peneliti,

penyakit gumboro umumnya menyerang ayam broiler di Kecamatan Ganding pada saat

musim kemarau. Hal tersebut menjadikan beberapa peternak beranggapan, vaksin gumboro

hanya dibutuhkan ayam pada saat musim kemarau saja. Namun pada beberapa peternak yang

sadar bahwa penyakit gumboro dapat menyerang kapan saja, melakukan tindakan

pencegahan dengan vaksinasi. Dari 30 peternak 20 diantaranya merupakan peternak yang

melaksanakan vaksin gumboro rutin setiap kali masa produksi ayam.

c. Vaksin ND tingkat 2 (ND lasota)

Vaksin ND tingkat 2 (ND lasota) merupakan program vaksin pencegahan penyakit

ND yang paling penting. Vaksin dengan ND lasota dilakukan selama 4 hari berturut-turut

sejak ayam berumur 18-21 hari. Pentingnya akan vaksin ini menjadikan seluruh peternak

broiler di Kecamatan Ganding melaksanakan program vaksin ND lasota pada masa produksi

ayamnya.

d. Menghindari masuknya orang asing

Menghidari masuknya orang asing, merupakan salah satu langkah untuk mencegah

penularan penyakit yang mungkin dibawa oleh manusia. Pada peternakan broiler di

Kecamatan Ganding, terdapat 17 peternak diantaranya menghidari masuknya orang asing ke

areal kandang. Namun pada peternak yang membiarkan orang asing masuk ke dalam

kandang, tak sedikit dari mereka beranggapan dengan membiarkan orang masuk ke dalam

kandang akan melatih ayam agar tidak stres apabila suatu saat kandang dimasuki orang asing

seperti pembeli yang tak jarang melakukan transaksi di dalam kandang seperti halnya

menimbang ayam.

Page 12: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

e. Menghindari penyebar penyakit dari tubuh pekerja

Menghindari penyebar penyakit dari tubuh pekerja umumnya dilakukan dengan

menyemprotkan pakaian pekerja menggunakan cairan desinfektan serta mencelupkan alas

kaki dengan cairan desinfektan pula. Usaha untuk biosecurty sejenis ini tidak pernah

dilakukan oleh peternak broiler di Kecamatan Ganding. Proses yang merepotkan karena

pekerja harus menjaga sanitasi tubuhnya setiap akan memberi makan ayam atau mengecek

kondisi ayam di dalam kandang, menjadikan peternak tidak pernah melakukan usaha

biosecurty semacam ini.

f. Menghindari penyebar penyakit dari serangga vektor

Menghindari penyebar penyakit dari serangga vektor bisa dilakukan dengan

penyemprotan insektisida. Penyebar penyakit yang umum dikenal masyarakat yaitu nyamuk

dan lalat. Untuk menghentikan penyebaran oleh serangga, dengan menggunakan Maladex

(merek produk) untuk menghentikan siklus hidup protozoa yang hidup di dalam tubuh

nyamuk dan lalat. Pada peternak broiler di Kecamatan Ganding, 17 diantaranya melakukan

penyemprotan areal kandang dengan Maladex secara berkala. Namun pada peternak yang lain

hanya melakukan penyemprotan saat ayam terindikasi penyakit malaria pada unggas.

g. Memperhatikan sisi higienitas kandang

Memperhatikan sisi higienitas kandang dapat dilakukan dengan mengganti bahan

litter setiap 7 hari sekali pada kandang postal/litter dan membersihkan kotoran ayam di

bawah kandang setelah masa panen pada kandang panggung. Pada peternak broiler di

Kecamatan Ganding, 14 peternak diantaranya melakukan langkah biosecurity dengan

memperhatikan sisi higienitas kandang. Diantara peternak yang tidak memperhatikan sisi

higienitas kandang tersebut beranggapan bahwa feses pada ayam bisa saja dibersihkan setiap

dua kali panen. Padahal anggapan tersebut akan membahayakan peternak, karena kadar

amonia yang tinggi di bawah kandang akan menimbulkan berbagi penyakit pada ayam.

h. Membiasakan ayam pada situasi bising

Membiasakan ayam pada situasi ataupun kondisi bising dapat dilakukan dengan

menghidupkan tape ataupun radio di dalam kandang. Pembiasaan ayam terhadap bising

adalah langkah pencegahan agar ayam tidak terkena stres bising. Pada peternak broiler di

Kecamatan Ganding, langkah pencegahan dengan memperdengarkan radio dan tape ini

sangat lumrah dilakukan peternak untuk menghindari stres bising. Hal tersebut karena sering

terjadinya hujan yang diikuti oleh bunyi guntur menyebabkan ayam terserang stres bising,

disamping itu bunyi petasan saat mendekati lebaran merupakan sumber dari stres bising yang

harus dihindari oleh peternak.

Manajemen Risiko (interactive)

Strategi penanganan risiko saat terjadi guncangan, merupakan manajemen risiko

interactive. penyakit dan stres pada ayam broiler adalah jenis risiko yang dihadapi peternak

pada saat masa produksi. Oleh karena itu penanganan pada saat ayam terserang penyakit

ataupun stres adalah manajemen risiko interactive yang dilakukan oleh peternak ayam

pedaging. Berikut adalah tabel mengenai kegiatan peternak mengenai manajemen risiko

interactive.

Tabel 5. Manajemen risiko interactive pada peternak broiler Ganding

Manajemen interactive Jumlah Prosentase (%)

Manajemen Pengendalian Penyakit dan Stres

a. Mengkarantina ayam terindikasi sakit 21 70

b. Mengurangi gejala stres panas dengan puasa 3 10

c. Mengurangi gejala stres panas dengan pemberian vitamin

dan elektrolit 2 6.67

d. Mengurangi gejala stres panas dengan hujan buatan 10 33.33

Page 13: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

e. Mengobati ayam terserang CRD (ngorok) 20 66.67

f. Mengobati ayam terserang coryza/snot 10 33.33

g. Mengobati ayam terserang cacingan 1 3.33

h. Mengobati ayam terserang kolera 18 60

i. Mengobati ayam terserang colibacillosis 8 26.67

j. Mengobati ayam terserang koksidiosis 7 23.33

k. Mengobati ayam terserang pullorum 26 86.67

l. Mengobati ayam terserang leucocytozoonosis 1 3.33

Rata-rata 10.58 35.28

Total 10.58 35.28

Sumber : Analisis Data Primer 2013

Manajemen Pengendalian Penyakit dan Stres

a. Mengkarantina ayam terindikasi sakit

Pengkarantinaan pada ayam yang terindikasi penyakit akan mengurangi penularan

secara horizontal. Penyakit yang berasal dari virus, bakteri, protozoa, dan cacing dapat

menular antar sesama ayam melalui feses ataupun lendir yang dikeluarkan ayam. Media

penular feses dan lendir yakni pakan, minum, lantai, dan pekerja. Di kalangan peternak

broiler di Kecamatan Ganding, sebanyak 21 orang peternak melakukan kegiatan

pengkarantinaan pada ayam (Tabel 5). Hal tersebut lumrah dilakukan peternak bukan saja

untuk ayam dengan gejala sakit, namun juga dilakukan untuk ayam dengan gejala syndrome

kekerdilan dan kelumpuhan pada kaki ayam. Pada peternak yang tidak melakukan

pengkarantinaan tersebut cenderung merupakan peternak dengan latar belakang pendidikan

rendah. Dimana tidak memperhatikan sisi keselamatan ayam yang masih sehat.

b. Mengurangi gejala stres panas dengan puasa

Mengurangi gejala stres panas pada ayam dengan puasa dilakukan selama 3 jam, yaitu

dimulai dari jam 12:00-15:00. Proses metabolisme tubuh ayam menghadapi lingkungan

panas, yakni dengan menghasilkan keringat untuk mengurangi dampak panas pada tubuh

ayam tersebut. Puasa pada ayam bertujuan membiarkan ayam terus minum agar ayam terus

berusaha mencukupi kebutuhan air dalam tubuh karena sebagian besar air dalam tubuh ayam

menjadi keringat. Berdasarkan wawancara kepada para peternak broiler Ganding, metode

puasa pada ayam tidak biasa dilakukan peternak. Pengetahuan peternak akan metode ini

sangat minim, di samping itu pada beberapa peternak tidak percaya akan metode puasa

tersebut karena dianggap akan mengurangi bobot ayam. Namun ada 3 peternak yang percaya

secara teoritis kegunaan puasa pada ayam.

c. Mengurangi gejala stres panas dengan pemberian vitamin dan elektrolit

Seperti halnya puasa pada ayam, pemberian vitamin dan elektrolit bertujuan untuk

mensuplai kebutuhan air saat ayam mengalami heat stres. Pemberian vitamin dan elektrolit

dilakukan minimal 6 jam sebelum ayam mengalami stres panas. Penanganan stres panas

dengan pemberian vitamin tersebut tidak lumrah dilakukan peternak karena terbatasnya

pengetahuan mereka, namun jika mereka pernah mengenyam pendidikan tinggi di bidang

peternakan maka akan mengetahui hal tersebut. Diantara 30 peternak, 2 orang saja yang

melakukan kegiatan pencegahan stres panas dengan pemberian vitamin tersebut.

d. Mengurangi gejala stres panas dengan hujan buatan

Hujan buatan pada ayam saat mengalami stres panas, dilakukan dengan cara

menyemprotkan rintik-rintik air ke tubuh ayam. Tujuan utama dari hujan buatan, tak lain

untuk mengurangi dampak panas pada tubuh ayam. Di kalangan peternak Ganding, metode

hujan buatan cukup dikenal bagi peternak yang memiliki kandang dengan atap asbes yakni

sebanyak 10 orang peternak melakukannya. Pada peternak lainnya yang memiliki kandang

Page 14: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

dengan atap genteng tidak melakukan kegiatan ini, karena bahan genteng cukup baik untuk

mengurangi radiasi panas dari matahari.

e. Mengobati ayam terserang CRD (ngorok)

Pengobatan pada ayam terserang CRD, yakni dengan obat yang mengandung

bacitracin dan tylocin. Kandungan bahan kimia tersbut terdapat dalam Neo meditril.

Pengobatan ngorok menggunakan Neo meditril cukup populer dikalangan peternak broiler di

Kecamatan Ganding yakni 20 peternak melakukan tindakan pengobatan terhadap penyakit

ini. Gejala dari ngorok yang mudah untuk diketahui adalah alasan mengapa sebagian besar

peternak melakukan pengobatan pada penyakit ini, disamping itu dampak dari penyakit yang

cukup merugikan juga memperkuat alasan mengapa lebih banyak peternak yang berusaha

mengobati penyakit ini. Namun tak sedikit diantara peternak melakukan pengobatan secara

tradisional dengan memberikan ayam air gula.

f. Mengobati ayam terserang coryza/snot

Pengobatan pada ayam terserang coryza ataupun snot, sama halnya seperti

pengobatan pada CRD. Hal tersebut merujuk kepada gejala yang ditimbulkan penyakit ini,

karena sama-sama menyerang saluran pernapasan. Pengobatan pada penyakit umumnya tidak

dilakukan peternak karena peternak beranggapan untuk menghindari penularan snot cukup

dengan mengkarantina ayam yang sakit saja. Pada peternak responden, 10 orang peternak

diantaranya melakukan pengobatan pada penyakit snot dan 20 sisanya hanya melakukan

kegiatan mengkarantina ayam saja.

g. Mengobati ayam terserang cacingan

Pengobatan pada penyakit cacingan yakni dengan memutus siklus hidup cacing di

dalam tubuh ayam. Jenis obat yang digunakan untuk membasmi cacingan adalah Wormzol.

Pada kasus cacingan yang terjadi diantara peternak broiler Ganding hanya satu orang saja.

h. Mengobati ayam terserang kolera

Kolera merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan pada ayam.

Pengobatan pada kolera yakni dengan obat-obatan yang mengandung sediaan sulfonamida.

Kandungan kimia tersebut bisa diperoleh dari Koleridin. Pada kasus penyakit kolera yang

terjadi pada ayam pedaging, penggunaan Koleridin sangat umum dilakukan peternak karena

dampak dari penyakit ini cukup serius.

i. Mengobati ayam terserang colibacillosis

Seperti halnya coryza dan CRD, colibacillosis adalah penyakit yang menyerang pada

saluran pernapasan ayam. Pengobatan pada colibacillosis sangat bergantung pada dampak

yang ditimbulkan penyakit. Pada serangan colibacillosis akut pengobatan umum dilakukan

peternak broiler di Kecamatan Ganding, namun pada kondisi ayam tidak akut, peternak

hanya membersihkan areal kandang dari daun ataupun ranting yang menghambat masuknya

angin ke dalam kandang.

j. Mengobati ayam terserang koksidiosis

Koksidiosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoa dari genus Eimeria.

Serangan protozoa tersebut menginfeksi saluran pencernaan pada usus besar ayam.

Pengobatan pada ayam dengan obat yang mengandung sulfaclozine. Kandungan bahan kimia

tersebut terdapat pada Antikoksi. Berdasarkan wawancara oleh peneliti, setengah diantara

peternak yang memiliki pengalaman koksidiosis pada ayam ternakannya melakukan langkah

pengobatan. Hal tersebut karena penyakit ini tidak berbahaya dalam anggapan peternak.

k. Mengobati ayam terserang pullorum

Pullorum merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum

yang menyerang saluran pencernaan pada ayam seperti halnya kolera. Pengobatan pada

pullorum sama halnya dengan kolera, yakni menggunakan Koleridin. Penanganan dengan

cara pengobatan ini sangat populer, mengingat dampak yang diakibatkan pullorum sangat

besar terhadap ayam.

Page 15: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

l. Mengobati ayam terserang leucocytozoonosis

Leucocytozoonosis adalah penyakit pada ayam yang dibawa oleh nyamuk dan lalat

hitam. Pada beberapa peternak yang mengenal Leucocytozoonosis, disebut sebagai malaria

like. Pengobatan terbaik untuk penyakit ini, dengan memutus siklus hidup dari protozoa

parasit penyebab malaria like. Karena gejala malaria like seperti halnya malaria unggas, obat

yang digunakan yakni Maladex.

Manajemen Risiko (ex-post)

Penanganan penyebab risiko setelah terjadi kecelakaan, merupakan manajemen risiko

ex-post. Pada usaha peternakan broiler di Kecamatan Ganding, penanganan penyebab risiko

tersebut biasa dilakukan peternak untuk langkah pencegahan agar usaha peternakan yang

dijalani tidak mengalami kerugian kembali. Langkah pencegahan tersebut meliputi sanitasi

kandang dan peralatan kandang, istirahat kandang, dan sikap peternak terhadap risiko

kerugian. Berikut adalah tabel mengenai kegiatan peternak untuk manajemen risiko ex-post

dan penjelasan deskriptif pada kegiatan tersebut:

Tabel 6. Manajemen risiko ex-post pada peternak broiler Ganding

Manajemen ex-post Jumlah Prosentase (%)

Sanitasi Kandang dan Peralatan Kandang

a. Mencuci kandang dan peralatan kandang 29 96.67

b. Menyemprot kandang dengan formalin 10% 27 90

c. Pengapuran lantai kandang 29 96.67

Rata-rata 28 94.44

Istirahat Kandang

a. Istirahat kandang minimal 14 hari 29 96.67

Rata-rata 29 96.67

Sikap Peternak Terhadap Risiko Kerugian

a. Tetap beternak ayam broiler 27 90

b. Melakukan pinjaman modal kepada toko penjual

SAPRONAK 14 46.67

c. Bermitra dengan perusahaan peternak broiler besar 0 0

Rata-rata 20.5 68.33

Total 25,83 86,11

Sumber: Analisis Data Primer 2013

1. Sanitasi Kandang dan Peralatan Kandang

Sanitasi kandang dan peralatan kandang adalah pencucian hama areal kandang dan

peralatan yang digunakan dengan tujuan untuk membunuh sisa bakteri, virus, ataupun

organisme lainnya yang bersifat merugikan terhadap usaha peternakan ayam. Sanitasi

kandang merupakan kegiatan dalam proses produksi ayam pedaging yang umum dilakukan

oleh para peternak broiler Ganding. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti,

menunjukkan bahwa 94,44% peternak melakukan kegiatan sanitasi kandang dan peralatan

kandang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kegiatan sanitasi kandang dan peralatan

kandang adalah kegiatan rutin yang dilakukan peternak selama pasca panen.

2. Istirahat Kandang

Setelah dilakukan pencucian hama pada areal kandang dan peralatan kandang, wajib

kiranya untuk melakukan istirahat kandang. Tujuan dari istirahat kandang yaitu untuk

memutus siklus penyakit di kandang tersebut (Rahmat 2010). Lama istirahat kandang yang

Page 16: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

disarankan adalah 2 minggu yakni 14 hari, namun tak sedikit diantara peternak

mengistirahatkan kandang sampai 15 hari setelah masa panen.

3. Sikap Peternak Terhadap Risiko Kerugian

Salah satu hal penting setelah peternak mengalami kerugian, adalah bagaimana

peternak tersebut menyikapi risiko kerugian yang telah dihadapi. Berdasarkan wawancara

menunjukkan sebagian besar peternak lebih memilih untuk tetap beternak ayam pedaging

(Tabel 6). Salah satu alasan mengapa peternak tetap ingin beternak, karena seluruh hidup

mereka bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari beternak broiler.

Kembalinya peternak dari keterpurukan akibat kerugian yang dihadapi, tak sedikit

yang menggunakan modal pinjaman untuk kembali memulai usaha mereka. Modal pinjaman

tersebut bisa didapatkan peternak dengan meminjam kebutuhan produksi ayam broiler

kepada toko penjual SAPRONAK, sebanyak 14 peternak telah melaksanakan strategi

tersebut.

Strategi untuk mendapatkan modal kembali lainnya yang dapat dilakukan peternak

broiler di Kecamatan Ganding adalah bermitra usaha bersama perusahaan peternak broiler

besar. Namun fakta di lapang menunjukkan bahwa perusahaan tersebut belum ada di

Kecamatan Ganding.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

Sumber-sumber risiko produksi terbesar pada usaha peternakan ayam pedaging di

Kecamatan Ganding diantaranya : stres ayam karena kondisi lingkungan panas, sebesar

83,33% peternak pernah mengalami hal tersebut, dan Penyakit pada ayam yaitu CRD dengan

prosentase peternak yang pernah mengalami sebesar 96,67%; Tingkat risiko usaha

peternakan ayam pedaging di Kecamatan Ganding tergolong sebagai usaha yang tingkat

risikonya kecil; Manajemen risiko yang dilakukan peternak ayam pedaging di Kecamatan

Ganding dilakukan dengan baik, terutama pada manajemen risiko ex-post dan ex-ante.

Saran

Saran ataupun masukan terhadap peternak ayam pedaging di Kecamatan Ganding

berdasarkan hasil penelitian ini :

Peternak lebih memperhatikan terhadap kenyamanan ayam di dalam kandang, dengan

mengganti bahan atap kandang yang terbuat dari bahan asbes dengan bahan genteng, karena

atap berbahan genteng lebih baik dalam mengurangi radiasi panas oleh matahari; Agar

peternak lebih memperhatikan biosecurity pada usaha peternakan ayam pedaging, terutama

pada sanitasi tubuh dan alas kaki pekerja ketika memasuki kandang; Peternak lebih

memperhatikan kebutuhan ayam pada saat stres panas, dengan membiarkan ayam puasa

makan 3 jam pada jam 12:00-15:00, dan memberi minum berupa vitamin dan elektrolit

minimal 6 jam sebelum stres panas terjadi; Mengundang perusahaan peternak broiler besar

untuk menginvestasikan modal yang dimiliki kepada peternak broiler rakyat di Kecamatan

Ganding.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Hermawan. 2005. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara.

Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur. 2012. “Populasi Ternak Kabupaten Sumenep 2009-

2011”. (online). (http://disnak.jatimprov.go.id, diakses 14 April 2013).

Page 17: MANAJEMEN RISIKO USAHA PETERNAKAN AYAM … · sumber penginfeksi penyakit adalah bakteri, protozoa, virus, dan parasit. Berikut adalah grafik jumlah peternak yang pernah mengalami

Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kabupaten Sumenep dalam angka. 2012. Populasi ternak ayam ras berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Sumenep tahun 2012. Sumenep: Kabupaten Sumenep dalam angka 2012.

Rahmat, Ruli H. 2010. Beternak Ayam Pedaging. Bandung : CV Arfino Raya.

Rasyaf, Muhammad. 2008. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Roscoe, J.T. 1975. Fundamental Research Statistics for the Behavioural Sciences, 2nd

edition. New York: Holt Rinehart & Winston.