manfaat teh daun kopi

23
Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi 1 Mitra Lokasi Lokasi Manfaat Teh Daun Kopi Tim Pengabdian Ketua : Kiki Fibrianto, STP, M.Phil, PhD Anggota : Nur Afifah Septiana Jayanti Eka Wardani PKK RW 04 KELURAHAN CIPTOMULYO KOTA MALANG Balai RW 4, Kelurahan Ciptomulyo, Kota Malang

Upload: others

Post on 18-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

1

Mitra

Lokasi

Lokasi

Manfaat Teh Daun Kopi

Tim Pengabdian

Ketua : Kiki Fibrianto, STP, M.Phil, PhD

Anggota : Nur Afifah Septiana Jayanti Eka

Wardani

PKK RW 04 KELURAHAN CIPTOMULYO

KOTA MALANG

Balai RW 4, Kelurahan Ciptomulyo, Kota

Malang

Page 2: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

2

1. Latar Belakang

Tanaman kopi akan dipangkas secara berkala setiap

tahunnya. Pemangkasan bertujuan mengoptimalkan produksi buah

dan pemeliharaan tanaman (Jonathan et al., 2006). Setiap

pemangkasan akan ada limbah daun kopi yang tidak

termanfaatkan, hanya dibiarkan kering atau menjadi pupuk kompos,

maka perlu pengolahan lebih lanjut agar memiliki sifat fungsional

dan nilai ekonomis. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah daun

kopi dapat digunakan sebagai minuman teh.

Teh herbal daun kopi adalah minuman herbal yang terbuat

dari daun Kopi Robusta atau Arabika. Dua spesies utama yang

dibudidayakan secara komersial adalah Coffea canephora (dikenal

sebagai Robusta) dan Coffea arabica (ICO, 2013). Teh herbal daun

kopi atau dikenal sebagai ‘Kawa Daun’ atau ‘Kopi Kawa’ merupakan

salah satu minuman khas Indonesia, tepatnya berasal dari Sumatra

yang dulunya digunakan sebagai minuman pengganti kopi selama

masa tanam paksa oleh Belanda (Ratanamarno dan Surbkar,

2017).

Pembuatan teh daun kopi ini relatif mudah, peralatan yang

digunakanpun relatif sederhana, sehingga bisa dibuat oleh industri

menengah maupun industri kecil, apalagi industri besar. Keunikan

Page 3: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

3

dari invensi ini adalah pemanfaatan limbah daun kopi tua yang

awalnya merupakan hasil pemangkasan tanaman kopi, yang

selama ini hanya menjadi limbah. Keunikan lainnya dari teh herbal

daun kopi adalah dari segi cita rasanya memiliki rasa seperti teh

Camellia sinensis, dengan sedikit aroma khas kopi, selain itu teh

herbal daun kopi memiliki kandungan fenol yang cukup tinggi

dengan kandungan kafein yang lebih rendah daripada teh dan kopi

(Wahibah, 2019).

2. Teh Herbal

Istilah teh biasanya khusus mengacu pada seduhan yang

berasal dari daun Camellia sinensis dan teh herbal yang dikenal

sebagai tisan, yaitu seduhan yang terbuat dari akar, bunga, daun,

biji atau ranting tanaman lain yang berkontribusi terhadap sumber

utama senyawa fenolik dalam minuman (Shikanga et al., 2010).

Beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan konsumsi teh herbal

yang menjadi trend di seluruh dunia, karena memiliki rasa yang

menyegarkan, memiliki efek potensial bagi kesehatan, sumber daya

yang melimpah dan harga yang lebih murah. Selain itu teh herbal

disukai karena aroma, rasa, efek fisiologis dan memiliki efek

kesehatan yang menarik bagi indera perasa, penciuman dan

pengelihatan. Oleh karena itu mendorong pengembangan lebih

lanjut tentang makanan dan minuman fungsional (Tsai et al., 2007).

Salah satunya adalah teh herbal yang berasal dari daun

Cosmos caudatus (daun kenikir). Tingkat kematangan tanaman

Page 4: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

4

yang digunakan sebagai bahan baku yang dibagi menjadi tiga tahap

kematangan yaitu muda, dewasa dan tua yang dapat

mempengaruhi aktivitas antioksidan, warna dan kandungan mineral

dalam teh herbal. Ketika kematangan meningkat, aktivitas

antioksidan dan warna teh herbal C. caudatus menurun dan

sebaliknya kandungan mineral akan meningkat (Fatanah et al.,

2015). Pada penelitian Guimaraes et al. (2011) tentang campuran

daru teh herbal yang berasal dari lemon-verbena (Aloysia

citrodora), adas (Foeniculum vulgaris) dan spearmint (Mentha

spicata), diidentifikasi adanya aktivitas antioksidan yang dapat

menghambat peroksidasi lipid oleh sistem β-caroten-linoleat dan uji

TBARS. Antioksidan yang dikenal dengan senyawa seperti total

fenolat, flavonoid, asam askorbat dan gula pereduksi. Ditemukan

spearmint memiliki aktivitas antioksidan tertinggi daripada sampel

lainnya. Teh herbal lainnya berasal dari daun lemon (Folium

Melissae), daun papermint (Folium Menthae Piperitae) dan

chamomile (Anthonium Chamomilae) (Rusaczonek et al., 2010).

Page 5: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

5

3. Daun Kopi

Daun kopi adalah

daun sebenarnya dari

tanaman kopi (Kopi

Robusta atau Kopi

Arabika). Daun Kopi

Robusta mempunyai

bentuk daun bulat telur,

ujungnya agak meruncing sampai bulat. Tahap perkembangan

daun dikategorikan sebagai: 1) tunas dan daun muda (daun ke-1

hingga ke-4, 3 - 4 minggu setelah kemunculan) daunnya berwarna

hijau kekuningan, 2) daun dewasa (daun ke-5 hingga ke-8, 5 - 6

minggu setelah kemunculan), daunnya lebih lebar dan berwarna

hijau gelap (Ratanamarno dan Surbkar, 2017). Menurut Ashihara et

al. (2008) daun kopi memiliki warna hijau tua dan mengkilap

(bersinar dan halus), dengan panjang 10-15 cm dan lebar 6 cm,

memiliki, serta tepi daun yang halus. Tahap perkembangan daun

dikategorikan sebagai (a) tunas dan daun muda, (b) daun dewasa

dan (c) daun tua. Daun muda yang baru muncul, memiliki berat

sekitar 25 mg (berat segar) dan panjangnya sekitar 20 mm dan

lebar 7 mm. Sedangkan daun yang lebih tua memiliki warna hijau

gelap dan dekat dengan pangkal tunas dengan berat sekitar 1,3 g.

Selama periode pertumbuhan, tanaman mensintesis metabolit

sekunder dan senyawa bioaktif dengan jumlah yang berbeda,

Page 6: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

6

dipengaruhi oleh morfologi dan bertambahnya usia daun (Farhoosh

et al., 2007).

Daun kopi menghasilkan metabolit sekunder dan senyawa

fenolik seperti mangiferin dan ester dari asam hidroksinakmat

(HCEs). Mangiferin dalam tanaman memiliki perlindungan sebagai

antioksidan dan antimikrobia pada stress biotik. Johnson and

Williamson (2003) telah mengidentifikasi bahwa fitokimia aktif

secara biologis, metabolit sekunder yang tidak bergizi memberikan

warna tanaman, rasa dan alami toksisitas terhadap hama.

Klasifikasi senyawa terbagi menjadi tiga kelompok utama yaitu:

senyawa fenolik (termasuk flavonoid dan fitoestrogen), glukosinolat

dan karotenoid. Senyawa fenolik yang teridentifikasi, termasuk ke

dalam monophenol yang termasuk ke dalam gugus asam

hidroksisinamatik yang mengandung asam kafeat, asam ferulat,

flavonoid, glikosida, fitoestrogen dan tanin. Flavonoid memiliki

peran dalam warna tanaman, rasa dan bau. Beberapa memiliki sifat

antioksidan dan sementara yang lain fitoestrogen

4. Teh Herbal Daun Kopi

Pesaing terbaru di pasar

minuman hangat adalah

teh herbal daun kopi. Teh

yang tidak biasa ini,

terbuat dari tanaman kopi

yang lebih rendah kafein,

Page 7: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

7

dengan daunnya yang juga ditemukan mengandung lebih banyak

antioksidan daripada teh biasa, serta bahan kimia alami (Davis et

al., 2006). Teh herbal daun kopi mengandung sejumlah besar

metabolit sekunder seperti polifenol, tanin, antioksidan dan kafein.

Sedangkan ekstrak methanol daun kopi ditemukan mengandung

penghambatan radikal bebas lebih tinggi dibandingkan teh hijau dan

biji kopi. Selain itu ditemukan kadar antioksidan dalam teh herbal

daun kopi lebih tinggi daripada asam askorbat yang digunakan

sebagai kontrol untuk uji antioksidan (Woldesenebet, 2015).

4.1 Kuti

Dahulu kala, pada abad ke 9,

bagian barat daya Ethiopia atau lebih

tepatnya di Kaffa. Para penggembala

melihat kambing setelah memakan

daun dari pohon kopi menjadi sangat

aktif. Merekapun penasaran dan

mencoba menyeduh daun kopi, dan

ternyata memiliki rasa yang

menyegarkan. Semenjak itulah minuman dari daun kopi menjadi

popular dan banyak di konsumsi di Ethiophia dan Sudan Selatan,

selama lebih dari 200 tahun. Pada tahun 1800-an teh herbal daun

kopi semakin popular di Ethiophia dan diperjual belikan di Inggris.

Minuman yang dibuat dari seduhan daun kopi secara tradisional di

Ethiophia dikenal dengan nama “Kuti”. Penduduk setempat percaya

Page 8: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

8

bahwa minuman teh herbal daun kopi dapat memberikan energi

bagi tubuh (Davis et al., 2006).

4.2 Kopi Kawa atau Kawa Daun

Di Indonesia, teh herbal

daun kopi merupakan minuman

tradisional yang berasal dari

Sumatra yang telah popular

sejak zaman penjajahan

Belanda, sebagai minuman

pengganti kopi. Pada masa

penjajahan Belanda tahun 1847 - 1908, penduduk Minangkabau

Sumatra Barat mengalami sistem eksploitasi kolonial dalam sistem

tanam paksa. Penduduk harus menyerahkan seluruh biji kopi hasil

tanam paksa kepada Belanda, sehingga masyarakat yang ingin

menikmati kopi hanya bisa menggunakan daunnya untuk dibuat

minuman. Minuman dari daun kopi tersebut dikenal dengan istilah

“Kopi Daun Melayu” atau “Kopi Kawa” (Oki, 1977; Booth et al.,

1988). Rasa teh herbal daun kopi tidak begitu terasa flavor kopi,

namun cenderung seperti teh atau minuman herbal yang berasa

seperti rerumputan yang manis (Ratanamarno dan Subskar, 2017).

4.3 Wize Monkey

Semakin berkembangnya teh herbal daun kopi dunia, yang

dipimpin secara global oleh Wize Monkey dalam produksi,

penelitian dan inovasi. Berasal dari proyek penelitian Pascasarjana

2013, Wize Monkey telah memantapkan dirinya sebagai

Page 9: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

9

perusahaan Teh Daun Kopi pertama di dunia. Wize Monkey adalah

perusahaan Vancouver yang memproduksi teh herbal daun kopi

dengan bekerja sama dengan petani kopi Nikaragua. Kopi hanya

dapat dipanen beberapa bulan dalam setahun sementara daunnya

dapat ditanam dan dipetik sepanjang tahun, ketika buah kopi tidak

produksi atau tidak panen. (Finrez et al., 2018). Saat ini telah

berkembang berbagai varian antara lain teh daun kopi original,

mango party dan minty marvel.

Salah satu komponen nutrisi terbesar dari teh herbal daun

kopi adalah tingginya kadar mangiferin. Komponen fisikokimia yang

mendominasi adalah methylxanthine dan senyawa fenolik, yang

sangat heterogen melibatkan asam fenolik, asam klorogenik dan

flavonoid yang memiliki efek antioksidan. Efek fisiologis utama dari

kandungan kafein “trimethylxanthine” (Wang and Ho, 2009).

5. Proses Pembuatan Teh Daun Kopi

Page 10: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

10

Proses pembuatan teh herbal daun kopi serupa dengan

pembuatan teh Camellia sinensis (teh oolong dan teh hitam).

Menurut Ratanamarno dan Subskar (2017) prosesnya terdiri dari

pemetikan, penyortiran, pelayuan, penggulungan dan pengeringan,

hingga daunnya kering dan renyah. Berikut ini adalah proses

pembuatan teh daun kopi, antara lain :

5.1. Pemetikan

Pembuatan teh

herbal daun kopi

diawali dengan

memetik daun Kopi

Robusta (Coffea

canephora), yang

berumur lebih dari 2,5

– 3 tahun. Daun yang

dipetik dibedakan menjadi 2 kategori yaitu: 1) pucuk dan daun muda

diambil dari daun ke-4 yang kemunculannya 3-4 minggu dan

memiliki warna kuning kehijauan; 2) daun dewasa diambil dari daun

ke 5 hinga 8, yang kemunculannya 5-6 minggu dengan warna hijau

gelap (Ratanamarno and Subskar, 2017). Pemangkasan atau

pemetikan dibagi menjadi tiga kategori yaitu:

1) Pemenggalan yaitu proses pemotongan batang utama, agar

tanaman Kopi Robusta memiliki tinggi tidak lebih dari 1 – 1,5

Page 11: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

11

meter, jika tanaman kondisinya lemah pemenggalan dapat

dilakukan 2 - 3 kali dan dilakukan pada musim kemarau

2) Pemangkasan ringan yaitu proses pembuangan cabang-

cabang tidak produktif, dilakukan saat tanaman kopi masih kecil

dengan interval 2 minggu dalam musim penghujan dan 4

minggu dalam musim kemarau (Prastowo dkk, 2010).

3) Pemangkasan berat yaitu proses pemangkasan yang

dilakukan apabila produksi tanaman terlalu rendah, tetapi

pohon masih cukup baik, dilakukan pada waktu menjelang

musim penghujan (Puslit Kopi dan Kakao Indonesia, 2010).

5.2. Pelayuan (Curing dan Respirasi)

Pelayuan

mengacu pada

perubahan (fisik dan

kimiawi) yang terjadi

pada daun teh sejak

dipetik hingga saat

maserasi. Pelayuan

fisik adalah

hilangnya

kelembaban daun teh segar dan perubahan fisik yang terkait,

sedangkan pelayuan kimia melibatkan perubahan biokimia, yang

tergantung pada waktu dan tidak tergantung pada hilangnya

kelembaban (pelayuan fisik) (Pandey and Sinha, 2014).

Page 12: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

12

Pelayuan dapat dipandang sebagai curing tetapi waktunya

pendek, untuk pelayuan teh oolong selama 3 jam dan untuk teh

hitam 17-24 jam. Suhu yang digunakan adalah suhu ruang sekitar

20-26 oC dengan kelembapan udara 60-75%. Kelembapan yang

tinggi dapat menghambat proses pelayuan sehingga

mengakibatkan mutu produk jadi yang dinginkan tidak tercapai.

Secara fisik pucuk yang layu optimal ditandai dengan melemasnya

daun, ditandai dengan apabila dikepal pucuk layu seperti bola dan

tidak cepat buyar apabila dibiarkan. Berubah warnanya menjadi

agak kuning kehijauan, muncul aroma buah, tangkai pucuk mulai

lentur dan menurunnya ketebalan hamparan pucuk pada Withering

trough (Ho et al, 2015).

5.3. Fermentasi (Oksidasi Enzimatis)

Proses

oksidasi

enzimatis

adalah suatu

proses reaksi

oksidasi

substansi

senyawa-senyawa kimia yang ada dalam cairan daun dengan

oksigen pada udara sekitarnya, melalui bantuan enzim akan

dihasilkan substansi theaflavin dan thearubigin yang menentukan

sifat air seduhan. Proses oksidasi enzimatis bertujuan untuk

memperoleh sifat-sifat karakteristik teh yang diinginkan seperti:

Page 13: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

13

warna air seduhan, rasa air seduhan, aroma air seduhan dan warna

ampas seduhan (Setyamidjaja, 2000). Perhitungan waktu oksidasi

enzimatis dimulai sejak proses penggilingan (OTR) dilaksanakan.

Pada saat bersamaan pucuk mengalami proses pememaran yang

mengakibatkan dinding sel daun pecah dan cairan sel keluar

sehingga terjadi kontak dengan udara dan enzim-enzim.

Fermentasi adalah tahapan kritis dalam pembuatan teh hitam,

dimana katekin dioksidasi menjadi TF dan TRs oleh enzim polifenol

oksidase (PPO) dan peroksidase (POD). Waktu, suhu, pH dan

ketersediaan oksigen selama fermentasi adalah faktor penting yang

bertanggung jawab untuk pembentukan TF tingkat tinggi

(Someswararao dan Srivastav, 2012). Selama fermentasi, awalnya

katekin akan ditindaklanjuti oleh enzim polifenol oksidase (PPO)

untuk membentuk kuinon dengan adanya oksigen molekuler.

Theaflavin yang berbeda terbentuk selama fermentasi dengan

polimerisasi oksidatif dari kuinon yang dihasilkan dari dihidroksi

katekin dan katekin gallo (trihydroxy). Theaflavin terdiri dari

theaflavin sederhana (TF), theaflavin-3-gallate (TF3G), theaflavin-

3’gallate (TF3’G) dan theaflvanin 3,3;digallate (TF33’DG).

Theavlafin bertanggung jawab atas astringensi, kecerahan, warna

kekuningan dan kualitas teh hitam. Sedangkan thearubigins (TR)

yang terbentuk selama fermentasi berkontribusi pada rasa

ketebalan pada mulut dan warna coklat kemerahan pada teh

(Samanta et al., 2015).

Page 14: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

14

5.4. Pengeringan

Pengeringan

merupakan proses

pemindahan uap air

ke udara dengan

menggunakan

panas. Pengeringan

pada pengolahan teh

hitam menggunakan

udara yang dipanaskan dengan tungku (pemanasan tidak

langsung) kemudian dihembuskan ke permukaan teh. Selain

mengurangi kandungan air, pemasan pada pengolahan teh hitam

juga berfungsi menghentikan proses oksidasi enzimatis

(Setyamidjaja, 2000). Pengeringan bertujuan untuk menghentikan

proses oksidasi enzimatis pada saat seluruh komponen kimia

penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk (Dias et al.,

2013). Suhu pengeringan akan mengurangi kandungan air teh

menjadi 2 - 3%. Beberapa perubahan kimia lain selain aktivitas

enzim adalah pembentukan rasa, warna dan bau spesifik (karena

pembentukan karamel dari karbohidrat), walaupun minyak esensial

yang sudah terbentuk akan hilang (Lee dan Chamber, 2009).

Selama pengeringan enzim polifenol oksidase akan inaktif

dan kandungan air akan berkurang menjadi 3,5%, sehingga aroma

akan muncul. Klorofil pada daun akan dikonversi menjadi

pheophytin, yang memiliki warna khas kehitaman. Selama oksidasi

Page 15: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

15

akan membantu pengikatan polifenol dengan protein, sehingga

menurunkan astringensi (rasa pahit atau sepat). Selain itu senyawa

lain akan terbentuk seperti ionon, pirazin, piridin dan quinolisis

(Sarkar et al., 2016).

6. Teknik Seduh

Saat daun teh ditambahkan ke dalam air, daun teh sebagian

akan menyerap air dan terjadi rehidrasi. Penyerapan air ke dalam

daun teh memungkinkan inisiasi pada seduhan, proses

terekstraknya senyawa terlarut dari daun teh dan berlahan larut ke

dalam air. Kekuatan keluarnya senyawa pada proses penyeduhan

terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi senyawa terlarut pada

daun dan di dalam air. Senyawa pada daun bergerak dari daerah

dengan konsentrasi tinggi menuju daerah yang konsentrasinya

rendah, hingga tercapai ekuilibrium atau sebuah proses yang

disebut difusi (Gebely, 2016). Ekstrak air teh tergantung pada

banyak komponen yang meliputi, gula, senyawa fenolik, alkaloid,

asam amino dan banyak zat terlarut kecil, seperti mineral dan

pigmen. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seduhan teh

yaitu: rasio teh dan air, suhu infus, jenis, ukuran partikel dan

konstituen teh. Selain itu, waktu penyeduhan merupakan variabel

penting untuk mengkarakterisasi kandungan polifenol dan aktivitas

antioksidannya (McAlpine and Ward, 2016). Teh herbal diseduh

dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara merebus dalam

Page 16: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

16

air mendidih (decoction) atau merendam pada air panas (infusion)

pada durasi dan suhu yang berbeda.

6.1. Infusion (Diseduh atau Infus)

Teknik seduh

infusion adalah suatu cara

dalam menyeduh atau

mengekstrak teh dengan

cara merendam atau

mencelupkan daun teh

atau kantong teh ke dalam air panas pada cangkir atau teko dengan

suhu dan lama waktu tertentu. Teknik seduh ini biasanya digunakan

masyarakat China dan Asia Tenggara untuk menyeduh teh. Cara

penyeduhannya dengan menyiapkan teh atau kantong teh yang

dicelupkan pada air panas dengan suhu sekitar 75-85 oC, selama

5-10 menit (Li et al., 2015).

Kondisi penyeduhan teh yang optimal untuk teh hijau di Turki

ditentukan berdasarkan katekin yang diekstraksi dan atribut

sensorik. Infus teh hijau yang diseduh pada suhu 75, 85, dan 95 oC

dengan waktu pembuatan 1, 2, 3, 5, 10, 20, 30 dan 45 menit,

memiliki jumlah katekin epistruktur (ECGC, EGC, ECG, EC), katekin

tanpa epistruktur (C, GC, GCG) dan kafein dalam sampel teh yang

dianalisis. Hasil seduhan teh yang optimal ditemukan pada suhu 85

oC selama 5 menit, ditemukan ECGC maksimum 50,69 mg/100 ml

dengan skor sensori tertinggi. Ditemukan bahwa skor sensori

Page 17: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

17

sangat rendah pada seduhan teh dengan waktu 30 dan 45 pada

suhu 85 dan 95oC karena memiliki rasa pahit dan warna gelap

(Safdar et al., 2015).

6.2. Decoction (Direbus)

Teknik seduh decoction

adalah suatu cara dalam

menyeduh atau mengekstrak

teh dengan cara merebus

daun teh atau kantong teh ke

dalam air yang mendidih.

Teknik ini biasanya paling

disukai di dunia, karena lebih

mudah dan membutuhkan

waktu yang lebih singkat (Peiro and Gordon, 2014). Pada teknik

seduh ini kantong teh disiapkan dan direbus dalam panci berisi air

mendidih dengan suhu 95 - 100 oC selama 3 sampai 5 menit

(Preedy, 2012). Rekomendasi penyeduhan teh hijau menggunakan

air rebusan dengan lama waktu 3 - 5 menit, karena lebih dari itu teh

akan pahit karena astringen terekstrak (Shiyakumar, 2008).

Pada penelitian Khan et al. (2013) metode penyeduhan teh

secara decoction disiapkan dengan merebus Camellia sinensis (teh

hijau) dalam koonsentrasi 5% yaitu 5 g teh dalam 100 ml air dan

direbus selama 15-20 menit. Teknik penyeduhan teh dapat

mempengaruhi sifat bioaktif teh herbal. Dalam penelitian ini,

Page 18: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

18

diidentifikasi sifat bioaktif (kandungan total fenolik, total kadar

flavonoid, kandungan tanin terkondensasi dan sifat antioksidan)

dari teh herbal yang diseduh seperti: teh hijau (Camellia sinensis),

senna (Cassia sp.), jagung (Zea mays), rosemary (Rosmarinus

officinalis) pada suhu berbeda. Teh herbal diseduh selama 10 menit

dengan suhu 60, 80 dan 100 oC. Hasil tertinggi ditemukan pada teh

yang diseduh pada suhu tinggi yaitu 100 oC (Kilic et al., 2017). Pada

penelitian lainnya Hajiaghaalipour et al. (2015) hasil seduhan teh

yang berasal dari 2 g daun teh yang diseduh dalam 100 ml air pada

air mendidih (100 oC) dan diseduh secara singkat selama waktu 5

menit.

Page 19: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

19

Daftar Pustaka

Ashihara, H., H. Sano and A. Crozier. 2008. Caffeine and Related Purine Alkaloids: Biosynthesis, Catabolism, Function and Genetic Engineering. J Phytochemistry. 69: 841–856.

Booth, A., W. O'Malley and A. Weidemann. 1988. Economic History

of Indonesia. Jakarta : LP3ES. Davis, A.P., R. Govaerts, D.M. Bridson and P. Stoffelen. 2006. An

Annotated Taxonomic Conspectus of the Genus Coffea (Rubiaceae). Botanical Journal of the Linnean Society. 152: 465-512.

Dias, T.R., G. Tomas, N.F. Teixeira, M.G. Alves, P.F. Oliveira and B.M. Silva, 2013. White Tea (Camellia Sinensis (L.): Antioxidant Properties and Beneficial Health Effects. Int J Food Sci Nutr Diet. 2(2): 1-15.

Farhoosh, R., G.A. Golmovahled and M.H. Khodaparast. 2007.

Antioxidant Activity of Various Extracts of Old Tea Leaves and Black Tea Wastes (Camellia sinensis L.). J. Food Chemistry. 100: 231-236.

Fatanah, D.S., N. Abdullah, N. Hashim, and A.A. Hamid. 2015.

Antioxidant Activity, Colour and Mineral Content of Herbal Tea Prepared from Cosmos caudatus Leaves at Different Maturity Stages. Malaysian Journal of Analytical Sciences. 20(3): 607-617.

Finrez, J.R.D., A.T. Valduga, M.M.P, Ferreira, I.L. Goncalves, 2018.

Beverages of Coffee Tree Leaves. Journal of Analytical and Pharmaceutical Research. 7(4): 383-384.

Gebely, Tony, 2016. Tea: A Users Guide. Eggs and Toast Media,

LLC. US.

Page 20: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

20

Guimaraes, R., L. Barrosm A.M. Carvalho and I.C.F.R. Ferreira. 2011. Infusions and Decoctions of Mixed Herbs used in Folk Medicine: Synergism in Antioxidant Potential Phytother. Res. 25: 1209–1214.

Hajiaghaalipour, F., J. Sanusi, and M.S. Kanthimatthi. 2015. Temperature and Time of Steeping Affect the Antioxidant Properties of White, Green, and Black Tea Infusions. Journal of Food Sciene. 81(1).

Ho, C.T., X., Zheng, and S. Li. 2015. Tea Aroma Formation. J. Food

Science and Human Wellness.

ICO, 2013. All Exporting Countries Total Production Crop Years. England: International Coffee Organization (ICO).

Johnston and Williamson. 2003. Coffee Acutely Modify Gastrointestinal Hormone Secretion and Glucose Tolerance in Humans: Glycemic Each of Chlorogenic Acid and Caffeine. Am J Clin Nutr. 78(4): 728-33.

Jonathan, H.C., C.F. Barledi, and G. Joyner. 2006. Coffee Growing in the Florida Home Landscape. U.S. Department of Agriculture, The Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS). Extension Service. University of Florida.

Kiliç, C., Z. Can, A. Yilmaz, S. Yildiz, and H. Turna. 2017.

Antioxidant Properties of Some Herbal Teas (Green Tea, Senna, Corn Silk, Rosemary) Brewed at Different Temperatures. Int. J. Second. Metab. 4: 142–148.

Lee, J., and D. Chambers. 2009. Sensory Descriptive Evaluation:

Brewing Methods Affect Flavour of Green Tea. As. J. Food Ag-In. 2(04), 427-439.

Li, J., H.J. Joung, I.W. Lee, X. Chen dan H.J. Park. 2015. Tea

influence of Different Water Type and Brewing Duration on Tea Colloidal Properties of Green Tea Infusion. International Journal of Food Science and Technology. 50: 2483–2489

Page 21: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

21

McAlpine, M.D., and W.E. Ward. 2016. Influence of Steep Time on Polyphenol Content and Antioxidant Capacity of Black, Green, Rooibos and Herbal Teas. Journal Beverages. 2(17).

Oki, Akira. 1977. Social Change in West Sumatra Village, 1908-

1945. Thesis Doctor Canbera : The Australian University. Pandey, S.N. and B.K. Sinha.2005. Plant Physiology. Vikas

Publishing House. New Delhi. Peiro, S., and M.H. Gordon. 2014. Modelling Extraction of White

Tea Polyphenols: Tea Influence of Temperature and Ethanol Concentration. Antioxidants. 3: 684-699.

Prastowo B, Karmawati E, Rubijo, Siswanto, Indrawanto C, Munarso S. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Bogor (ID): Pusat Penelitian Perkebunan.

Preedy V. 2012. Elsevier BV (eds) Tea in Health and Disease

Prevention. 1st edn. Amsterdam, Netherlands, pp 307–322.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2010, Panduan Lengkap Budidaya Kakao, 13, Jakarta, Agromedia Pustaka.

Ratanamarno, S., and S. Surbkar. 2017. Caffeine and Catechins in Fresh Coffee Leaf (Coffea arabica) and Coffee Leaf Tea. Maejo International Journal of Science and Technology. 11(03): 211-218.

Rusaczonek, A., S. Francizek, and W.R. Bozena. 2010. Antioxidant Properties of Tea and Herbal Infusion-A Short Report. J. Food Nutr. 60(1): 33-35.

Safdar, N., A. Sarfaraz, Z. Kazmi and A. Yasmin. 2016. Ten Different Brewing Methods of Green Tea: Comparative Antioxidant Study. Journal of Applied Biology and Biotechnology.

4(3): 033-040.

Page 22: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

22

Samanta, T., V. Cheeni, S. Das, A.B. Roy, B.C. Ghosh and A. Mitra. 2015. Assessing Biochemical Changes During Standardization of Fermentation Time and Temperature for Manufacturing Quality Black Tea. J Food Sci Technol. 52(4):2387–2393

Sarkar, S., P. Mandal, A. Chowdhury, and C. Chowdhury. 2016. Major Tea Processing Practice in India. International Journal of Bioassays. 5(11): 5071-5083.

Setyamidjaya D. 2000. Teh. Budi Daya dan Pengolahan Pascapanen. Penerbit Kanisius. Yogyakarta..

Shikanga EA, Combrinck S, Regnier T. 2010. South African Lippia

Herbal Infusions: Total Phenolic Content, Antioxidant and Antibacterial Activities. South Afr J Bot. 76: 567–571.

Shivakumar, H.N. 2008. Design and Optimization of Diclofenac Sodium Controlled Release Solid Dispersions by Response Surface Methodology. India: Indian J Pharm.

Someswararao, C. and P.P. Srivastav, A Novel Technology For Production Of Instant Tea Powder From The Existing Black Tea Manufacturing Process. Innovative Food Science and Emerging Technologies. 16(39): 143–147.

Tsai, P.J., Tsai, T.H.,Yu, C.H. and Ho, S.C. 2007. Comparison of NO-scavenging and NO Suppressing Activities of Different Herbal Teas with Those of Green Tea. Food Chemistry. 103: 181–187.

Wahibah, L.Y. 2019. Karakterisasi dan Optimasi Teknik Seduh Infusion dan Decoction pada Teh Herbal Daun Kopi Robusta. Tesis. Teknologi Hasil Pertanian. Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya.

Wang Y, and C.T. Ho. 2009. Polyphenolic Chemistry of Tea and Coffee: a Century of Progress. J Agric Food Chem. 57:8109–

8114.

Page 23: Manfaat Teh Daun Kopi

Sosialisasi Manfaat Teh Daun Kopi

23

Woldesenebet, A. 2015. Nutritional Composition, Phytochemical Screening, Processing Methods and Sensory Attributes of a Brew Made from Infusion of Matured Leaves of Arabica Coffee Tree Consumed in Sidama, Kambata, and Harar Communities, Ethiophia. Addis Ababa University.

Biodata penulis

Dr Kiki Fibrianto merupakan seorang spesialis sensoris pangan. Beliau merupakan dosen di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian di Universitas Brawijaya.