manusia dan kehidupan1
TRANSCRIPT
Kata Pengantar
Alhamdulillahirabbil’ alamien.Segala puji bagi Allah yang telah menganugrahkan
kemampuan dan hati untuk merasa. Shalawat dan salam bagi Nabi Muhammad yang telah
mendidik para pemuda dijamannya untuk mengenal islam dan memperjuangkannya
hingga titik darah penghabisan.
Mahasiswa menjadi tolak ukur dalam kesuksesan dosen dalam memberikan
pelajaran disetiap kuliah yang dilakukan.
Al- Islam dan Kemuhammadiyaan merupakan mata kuliah wajib dalam setiap
Perguruan tinggi Muhammadiyah. Oleh karena itu, makalah ini kami sajikan dalam
penguraian yang sangat lengkap dari pilihan materi yang diberikan oleh Dosen.
Kami haturkan terima kasih kepada Bapak Drs. M.Pd sebagai dosen yang
memberikan tugas untuk membuat makalah ini. Semangat luar biasa juga saya tujukan
kepada semua teman mahasiswa yang telah meberikan konstribusinya dalam penyusunan
makalah ini.
Kami harapkan makalah ini dapat menjadi bahan pengajaran yang bisa
memberikan pemahaman kepada mahasisiwa untuk menambah pengetahuan. Terakhir,
semoga makalah ini bisa memberikan manfaat begi para pembaca, dan selalu mampu
untuk berkata “untukmu semangatku”
Malang,06 maret 2013
Kelompok I
Makalah
Al-Islan Dan Kemuhammadiyahan
"Manusia Dan Kehidupan"
Disusun Oleh:
Firdaus Ardiansyah
Miftakhul Jannah (201210340311197)
Muhammad ridho
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Sipil
Universitas Muhammadiyah Malang
2012
MANUSIA DAN KEHIDUPAN
I. Definisi Manusia :
1. Manusia adalah makhluk utama, yaitu diantara semua makhluk natural dan
supranatural, manusia mempunyai jiwa bebas dan hakikat hakikat yg mulia.
2. Manusia adalah kemauan bebas. Inilah kekuatannya yg luar biasa dan tidak dapat
dijelaskan : kemauan dalam arti bahwa kemanusiaan telah masuk ke dalam rantai
kausalitas sebagai sumber utama yg bebas – kepadanya dunia alam –world of nature–,
sejarah dan masyarakat sepenuhnya bergantung, serta terus menerus melakukan campur
tangan pada dan bertindak atas rangkaian deterministis ini. Dua determinasi eksistensial,
kebebasan dan pilihan, telah memberinya suatu kualitas seperti Tuhan
3. Manusia adalah makhluk yg sadar. Ini adalah kualitasnya yg paling menonjol;
Kesadaran dalam arti bahwa melalui daya refleksi yg menakjubkan, ia memahami
aktualitas dunia eksternal, menyingkap rahasia yg tersembunyi dari pengamatan, dan
mampu menganalisa masing-masing realita dan peristiwa. Ia tidak tetap tinggal pada
permukaan serba-indera dan akibat saja, tetapi mengamati apa yg ada di luar
penginderaan dan menyimpulkan penyebab dari akibat. Dengan demikian ia melewati
batas penginderaannya dan memperpanjang ikatan waktunya sampai ke masa lampau dan
masa mendatang, ke dalam waktu yg tidak dihadirinya secara objektif. Ia mendapat
pegangan yg benar, luas dan dalam atas lingkungannya sendiri. Kesadaran adalah suatu
zat yg lebih mulia daripada eksistensi.
4. Manusia adalah makhluk yg sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satuna makhluk
hidup yg mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri ; ia mampu mempelajari,
manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
5. Manusia adalah makhluk kreatif. Aspek kreatif tingkah lakunya ini memisahkan
dirinya secara keseluruhan dari alam, dan menempatkannya di samping Tuhan. Hal ini
menyebabkan manusia memiliki kekuatan ajaib-semu –quasi-miracolous– yg
memberinya kemampuan untuk melewati parameter alami dari eksistensi dirinya,
memberinya perluasan dan kedalaman eksistensial yg tak terbatas, dan menempatkannya
pada suatu posisi untuk menikmati apa yg belum diberikan alam.
6. Manusia adalah makhluk idealis, pemuja yg ideal. Dengan ini berarti ia tidak pernah
puas dengan apa yg ada, tetapi berjuang untuk mengubahnya menjadi apa yg seharusnya.
Idealisme adalah faktor utama dalam pergerakan dan evolusi manusia. Idealisme tidak
memberikan kesempatan untuk puas di dalam pagar-pagar kokoh realita yg ada. Kekuatan
inilah yg selalu memaksa manusia untuk merenung, menemukan, menyelidiki,
mewujudkan, membuat dan mencipta dalam alam jasmaniah dan ruhaniah.
7. Manusia adalah makhluk moral. Di sinilah timbul pertanyaan penting mengenai nilai.
Nilai terdiri dari ikatan yg ada antara manusia dan setiap gejala, perilaku, perbuatan atau
dimana suatu motif yg lebih tinggi daripada motif manfaat timbul. Ikatan ini mungkin
dapat disebut ikatan suci, karena ia dihormati dan dipuja begitu rupa sehingga orang
merasa rela untuk membaktikan atau mengorbankan kehidupan mereka demi ikatan ini.
8. Manusia adalah makhluk utama dalam dunia alami, mempunyai esensi uniknya sendiri,
dan sebagai suatu penciptaan atau sebagai suatu gejala yg bersifat istimewa dan mulia. Ia
memiliki kemauan, ikut campur dalam alam yg independen, memiliki kekuatan untuk
memilih dan mempunyai andil dalam menciptakan gaya hidup melawan kehidupan alami.
Kekuatan ini memberinya suatu keterlibatan dan tanggung jawab yg tidak akan punya arti
kalau tidak dinyatakan dengan mengacu pada sistem nilai.
Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan social.
Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk lain. Manusia
sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan
dalam memilih untuk tunduk atau menentang takdir Allah.
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan yang diberikan pada saat
dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat dikelompokkan pada dua hal,
yaitu potensi fisik dan potensi ruhaniah.
Potensi fisik manisia adalah sifat psikologis spiritual manusia sebagai makhluk yang
berfikir diberi ilmu dan memikul amanah.sedangkan potensi ruhaniah adalah akal, gaib,
dan nafsu. Akal dalam penertian bahasa Indonesia berarti pikiran atau rasio. Dalam Al
Qur’an akal diartikan dengan kebijaksanaan, intelegensia, dan pengertian. Dengan
demikian di dalam Al Qur’an akal bukan hanya pada ranah rasio, tetapi juga rasa, bahkan
lebih jauh dari itu akal diartikan dengan hikmah atau bijaksana.
Musa Asyari (1992) menyebutkan arti alqaib dengan dua pengertian, yang pertama
pengertian kasar atau fisik, yaitu segumpal daging yang berbentuk bulatpanjang, terletak
di dada sebelah kiri, yang sering disebut jantung. Sedangkan arti yang kedua adalah
pengertian yang halus yang bersifat ketuhanan dan rohaniah, yaitu hakekat manusia yang
dapat menangkap segala pengertian, berpengetahuan, dan arif.
Akal digunakan manusia dalam rangka memikirkan alam, sedangkan mengingat Tuhan
adalah kegiatan yang berpusat pada qalbu.
Adapun nafsu adalah suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai
keinginannya. Dorongan-dorongan ini sering disebut dorongan primitif, karena sifatnya
yang bebas tanpa mengenal baik dan buruk. Oleh karena itu nafsu sering disebut sebagai
dorongan kehendak bebas.
II.Asal Usul Manusia
A) Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk
yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5
atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara
manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat
ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
1 Australophithecines
2 Homo habilis
3 Homo erectus
4 Homo sapiens
Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh
evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus,yang berarti "kera dari selatan".
Australophitecus,yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan
dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat dan tegap, sementara
yang lain lebih kecil dan rapuh dan lemah. Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai
tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,"
evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek
moyang jenis selanjutnya.
B) Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita”
tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan
berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya
dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Firman inilah yang membuat malaikat bersujud kepada manusia, sementara iblis tetap
dalam kesombongannya dengan tidak melaksanakan firman Allah. Inilah dosa yang
pertama kali dilakukan oleh makhluk Allah yaitu kesombongan. Karena kesombongan
tersebut Iblis menjadi makhluk paling celaka dan sudah dipastikan masuk neraka.
Kemudian Allah menciptakan Hawa sebagi teman hidup Adam. Allah berpesan pada
Adam dan Hawa untuk tidak mendekati salah satu buah di surga, namun Iblis menggoda
mereka sehingga terjebaklah Adam dan Hawa dalam kondisi yang menakutkan. Allah
menghukum Adam dan Hawa sehingga diturunkan kebumi dan pada akhirnya Adam dan
Hawa bertaubat. Taubat mereka diterima oleh Allah, namun Adam dan Hawa menetap
dibumi. Baca Surat Al-Baqarah Ayat 33-39.
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa
menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan
manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan
memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh
permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan
yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung,
gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman
Allah SWT yang berbunyi:
"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan
dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami
ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Nabi Adam a.s adalah manusia pertama di muka bumi dan Nabi Adam a.s merupakan
nenek moyang kita.Dan Nabi Adam a.s adalah nenek moyang manusia.Teori Darwin
merupakan sebuah kesalahan, Dan pembuktian kesalahan Teori Darwin berdasarkan
kepercayaan ilmiah dan rasional. Ada tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa
manusia bukan berasal dari kera:
1. Mata
Ilmu pengetahuan mengakui bahwa mata hanya dapat berfungsi jika tersusun
sepenuhnya. Mata setengah jadi tidak akan bisa melihat. Jika kehilangan lensa mata saja,
maka mata akan rusak dan tidak dapat melihat sama sekali. Teori evolusi menyatakan
bahwa manusia terjadi melalui proses secara bertahap secara kebetulan. Maka akan
terjadi proses setengah jadi lalu jadi. Hal ini tidak bisa terjadi pada mata, karena mata
tersusun atas bagian yang sangat komplek dan tak tersederhanakan. Oleh karena itu teori
evolusi dinyatakan runtuh.
2. Temuan Fosil
Dalam bukunya, The Origin of Species, Darwin menulis,
"Jika setiap spesies berasal dari spesies lain secara bertahap, mengapa dimana-mana kita
tidak melihat bentuk transisi yang amat banyak? Akan tetapi, dikawasan antara, yang
mempunyai kondisi antara kehidupan, mengapa kita sekarang tidak menemukan jenis
yang kemungkinan besar merupakan perantara? Kesulitan ini cukup membingungkan
saya dalam waktu lama."
Disana terlihat jelas bahwa Darwin menyadari kelemahan teorinya. Ia menyatakan jika
tidak ditemukan bentuk transisi dan ada bentuk yang tidak mungkin terjadi karena evolusi
karena tak tersederhanakan maka teorinya runtuh.Penemuan fosil dari waktu kewaktu
belum menemukan adanya bentuk transisi. Sehingga secara otomatis Teori Darwin runtuh
dengan sendirinya.
3. Sel
Menuru Darwin manusia dan semua makhluk hidup berasal dari nenek moyang yang
sama yang berupa makhluk bersel satu. Makhluk bersel satu tersebut terus berevolusi
hingga menjadi kera, dari kera menjadi manusia dalam waktu yang lama. Namun
nyatanya dulu, Darwin bisa melihat sel hanya permukaannya saja yang berupa kotak
sederhana. Darwin juga tidak mampu menjelaskan asal usul sel tersebut. Oleh karena itu,
lagi-lagi Teori Darwin dinyatakn runtuh.
Tiga alasan ilmiah yang menjadi dasar bahwa manusia bukan berasal dari kera. Jadi jelas
bahwa teori evolusi hanyalah mitos belaka yang kemudian dijadikan sebuah dogma
melalui gencarnya propaganda. Kini tidak ada alasan ilmiah yang kuat yang bisa
membuktikan kebenaran ilmiah teori evolusi. Apalagi ditambah dengan penjelasan dari
kitab suci Al-Qur'an, hal ini tentunya menambah kepercayaan kita bahwa teori evolusi
merupakan sebuah kesalahan.
Tahapan kejadian manusia :
a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering
kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna
maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan
oleh Allah di dalam firman-Nya :
"Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama
itu dalah surat Al Hijr ayat 28 dan 29 . Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesunguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam
keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak
menciptakan lawanjenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh
Allah dalam salah sati firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’
ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An
Nisaa’ (4) : 1)
Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :
"Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam" (HR. Bukhari-
Muslim)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan
meneruskan generasinya.
c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)
Kejadian manusia ketiga adalah kejadian semua keturunan Adam dan Hawa kecuali Nabi
Isa a.s. Dalam proses ini disamping dapat ditinjau menurut Al Qur’an dan Al Hadits dapat
pula ditinjau secara medis.
Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara terperinci
melalui firman-Nya :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal
darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan
ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Kemudian dalam salah satu hadits Rasulullah SAW bersabda :
"Telah bersabda Rasulullah SAW dan dialah yang benar dan dibenarkan. Sesungguhnya
seorang diantara kamu dikumpulkannya pembentukannya (kejadiannya) dalam rahim
ibunya (embrio) selama empat puluh hari. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari)
dijadikan segumpal darah. Kemudian selama itu pula (empat puluh hari) dijadikan
sepotong daging. Kemudian diutuslah beberapa malaikat untuk meniupkan ruh
kepadanya (untuk menuliskan/menetapkan) empat kalimat (macam) : rezekinya, ajal
(umurnya), amalnya, dan buruk baik (nasibnya)." (HR. Bukhari-Muslim)
Ungkapan ilmiah dari Al Qur’an dan Hadits 15 abad silam telah menjadi bahan penelitian
bagi para ahli biologi untuk memperdalam ilmu tentang organ-organ jasad manusia.
Selanjutnya yang dimaksud di dalam Al Qur’an dengan "saripati berasal dari tanah"
sebagai substansi dasar kehidupan manusia adalah protein, sari-sari makanan yang kita
makan yang semua berasal dan hidup dari tanah. Yang kemudian melalui proses
metabolisme yang ada di dalam tubuh diantaranya menghasilkan hormon (sperma),
kemudian hasil dari pernikahan (hubungan seksual), maka terjadilah pembauran antara
sperma (lelaki) dan ovum (sel telur wanita) di dalam rahim. Kemudian berproses hingga
mewujudkan bentuk manusia yang sempurna (seperti dijelaskan dalam ayat diatas).
Para ahli dari barat baru menemukan masalah pertumbuhan embrio secara bertahap pada
tahun 1940 dan baru dibuktikan pada tahun 1955, tetapi dalam Al Qur’an dan Hadits
yang diturunkan 15 abad lalu hal ini sudah tercantum. Ini sangat mengagumkan bagi
salah seorang embriolog terkemuka dari Amerika yaitu Prof. Dr. Keith Moore, beliau
mengatakan : "Saya takjub pada keakuratan ilmiyah pernyataan Al Qur’an yang
diturunkan pada abad ke-7 M itu". Selain iti beliau juga mengatakan, "Dari ungkapan Al
Qur’an dan hadits banyak mengilhami para scientist (ilmuwan) sekarang untuk
mengetahui perkembangan hidup manusia yang diawali dengan sel tunggal (zygote) yang
terbentuk ketika ovum (sel kelamin betina) dibuahi oleh sperma (sel kelamin jantan).
Kesemuanya itu belum diketahui oleh Spalanzani sampai dengan eksperimennya pada
abad ke-18, demikian pula ide tentang perkembangan yang dihasilkan dari perencanaan
genetik dari kromosom zygote belum ditemukan sampai akhir abad ke-19. Tetapi jauh
ebelumnya Al Qur’an telah menegaskan dari nutfah Dia (Allah) menciptakannya dan
kemudian (hadits menjelaskan bahwa Allah) menentukan sifat-sifat dan nasibnya."
Sebagai bukti yang konkrit di dalam penelitian ilmu genetika (janin) bahwa selama
embriyo berada di dalam kandungan ada tiga selubung yang menutupinya yaitu dinding
abdomen (perut) ibu, dinding uterus (rahim), dan lapisan tipis amichirionic (kegelapan di
dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang
menutup/membungkus anak dalam rahim). Hal ini ternyata sangat cocok dengan apa
yang dijelaskan oleh Allah di dalam Al Qur’an :
"...Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan (kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam
selaput yang menutup anak dalam rahim)..." (QS. Az Zumar (39) : 6).
KELEBIHAN & KELEMAHAN MANUSIA
A) Kelebihan Manusia
"Sesungguhnya KAmi telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya ."
(QS.95:4)
Pada diri manusia di anugerahkan organ-organ yang dapat digunakan untuk mencapai kua
litas hidup terbaik.
Pertama, Sarana yang berkaitan dengan fisik yaitu tubuh yang tegak dan kedua tangan ya
ng proportional, tidak seperti hewan yang umumnya bungkuk dan tangannya lebih panjan
g dari tubuhnya.
Kedua, Organ rohani. Organ ini adalah organ yang paling utama, yaitu berupa akal pikira
n, hati nurani dan kebebasan memilih. Akal digunakan untuk berpikir, menalar, mencari h
al-hal yang baik sehingga manusia selalu berkembang, berubah, tidak statis. Oleh sebab it
u jika ada orang yang kehidupannya tidak berubah dan tidak berkembang, maka dia terma
suk orang yang merugi. Sebaliknya Allah tidak memberikan akal pikiran kepada hewan, s
ehingga hewan tidak pernah berkembang dalam berperilaku.
Fungsi organ hati nurani memberikan cahaya bagi manusia untuk mengetahui kebenaran,
sehingga ketika manusia mendapatkan masalah, kata hati yang pertama itulah yang meru
pakan respon kebenaran yang ada dalam diri manusia. Hati bagaikan cermin, jika cermin
itu jernih, ia akan memantulkan obyek yang ada dihadapannya dengan jelas, seindah
aslinya. Jika hati bersih, ia akan memantulkan cahaya kebenaran yang sesungguhnya.
Hidayah Allah yang diterima-pun akan masuk kedalam hati dan akan dipantulkan dengan
baik sehingga yang akan muncul adalah keinginan berbuat kebajikan. Hati yang kotor
akan memberikan dampak negative pada diri seseorang sehingga orang tersebut melulu
ingin melakukan perbuatan buruk.
Oleh Allah, manusia diberikan kebebasan memilih. Dengan kebebasan inilah manusia be
bas untuk menentukan masa depan dan takdirnya sendiri. Seungguhnya takdir itu telah dit
etapkan oleh Allah, namun tak satupun manusia yang mengetahui takdir tersebut. Oleh se
bab itu manusia diberikan kesempatan untuk memilih antara kebaikan dan keburukan.
B) Kekurangan Manusia
-Pertama, Manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan lemah. Ketika lahir ia tidak bisa
berbuat apapun juga dan tidak mempunyai sesuatu apapun juga.Ketika dia beranjak
dewasa, barulah ia memiliki potensi-potensi diri sehingga tampaklah kelebihan dan
kekurangannya itu. Kelemahan-kelemahan ini tidak dapat dibiarkan, sebab bisa membuat
manusia tidak bermanfaat dimata orang lain. Padahal Rasulullah Saw bersabda :
"Sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan manfaat pada orang lain."
-kedua, manusia adalah makhluk yang selalu berkeluh kesah (menggerutu) dan kikir.
Allah berfirman: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia
amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang menzakatkan hartanya,
yang mempercayai hari akhir dan yang takut terhadap Tuhannya (QS.70:19-21).
Sesunguhnya keluh kesah dan kekikiran yang dimiliki oleh semua manusia adalah ujian
atau cobaan dari Allah Swt. Orang yang beriman bisa mengalihkan sifat keluh kesah dan
kekikiran kepada hal-hal yang positif, sehingga akan menambah ketebalan imannya.
-ketiga, Manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah (bertengkar).Seringkali
manusia itu tidak mau menerima nasehat atau kritikan. Manusia selalu mencari alasan
agar orang lain mengakui pendapatnya meskipun dia tahu bahwa pendapatnya itu tidak
benar. Hal ini sering dijumpai pada kasus-kasus di pengadilan dimana para pengacara yan
g menjadi pembela selalu mengelak atas tuduhan, bahkan membenarkan perbuatan klienn
ya, meskipun kliennya itu nyata-nyata bersalah. Sifat membantah ini adalah sifat iblis.
Iblis menolak sujud hormat kepada Nabi Adam, dia merasa dirinya lebih tinggi karena
diciptakan dari api sedangkan Adam diciptakan dari tanah.
-keempat, adalah sifat pelupa dan sering melakukan kesalahan. Lupa adalah sifat yang
melekat pada diri manusia yang sering menyebabkan penderitaan, kerusakan dan hal-hal
negative lainnya. Allah memberikan ampunan pada manusia selagi dirinya dalam
keadaan lupa atau melakukan perbuatan yang tidak disengaja. Misalnya orang yang
sedang melaksanakan ibadah puasa tetapi ia melakukan makan dan minum karena lupa
dan tidak disengaja, maka dirinya dianggap tidak berdosa dan perbuatannya itu tidak
membatalkan puasanya. Walaupun manusia sering lupa dan melakukan perbuatan yang
tidak disengaja, manusia bahkan lebih sering melakukan kesalahan-kesalahan dengan dis
engaja. Mengapa? Karena sesungguhnya kesalahan dan kemaksiatan itu membuat kesena
ngan serta kenikmatan pada diri manusia.
Allah berfirman: ''Bahkan manusia itu hendak berbuat maksiat terus-menerus'' (QS.75:5)
.
Tujuan Penciptaan Manusia
Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:”Allah tidak
menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi kepadanya”mengabdi dalam bentuk apa?
ibadah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum
dalam Al-qur’an.
“Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.”
Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu
macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar
dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-qur’an dan hadist didalam
menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan
terimajinasi sangat indah dalam pikiran manusia namun sebenarnya balasan dari itu
adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang
terjerumus kedalamnya.Na’uudzubillaahi min dzalik
Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah
sedangkan menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia
dari zaman dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan
surga,namun masih banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah
bahkan mereka lebih tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan larangan-
larangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba
Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup
bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
Fungsi Dan Peranan Manusia
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah
yaitu Al Qur’an.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja,
tetapi juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan.
Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan
caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang
tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang
amat terbatas pikirannya.
Kuasa memberi juga kuasa mengambil Betapa piciknya kalau kita hanya tertawa senang
sewaktu diberi. Sebaliknya menangis duka dan penasaran Sewaktu Tuhan mengambil
sesuatu dari kita. Yang terpenting adalah menjaga sepak terjang kita Melandasi sepak
terjang hidup kita dengan kebenaran Kejujuran dan keadilan?Cukuplah Yang lain tidak
penting lagi.
Suka duka adalah permainan perasaan. Yang digerakan oleh nafsu iba diri Dan
mementingkan diri sendiri. Tuhanlah sutradaranya, Maka manusia manusia adalah
pemain sandiwaranya Yang berperan diatas panggung kehidupan Sutradara yang
menentukan permainannya Dan ingatlah bukan perannya yang penting Melainkan cara
manusia yang memainkan perannya itu.
Walaupun seseorang diberi peran sebagai seorang raja besar, Kalau tidak pandai dan baik
permainannya ia akan tercela. Sebaliknya biarpun sang sutradara memberi peran kecil tak
berarti Peran sebagai seorang pelayan atau rakyat jelata Kalau pemegang peran itu
memainkannya dengan sangat baik Tentu ia akan sangat terpuji dimata Tuhan juga dimata
manusia.
Apalah artinya seorang pembesar Yang dimuliakan rakyat Bila ia lalim rakus dan
melakukan hal hal yang hina. Maka ia akan hanya direndahkan dimata manusia Dan juga
dimata Tuhan. Sebaliknya betapa mengagumkan hati manusia Yang menyenangkan
Tuhan Bila seorang biasa yang bodoh miskin Dan dianggap rendah namun mempunyai
sepak terjang Dalam hidup ini penuh dengan kebajikan Yang melandaskan kelakuannya
pada jalan kebenaran. Maka mereka itulah yang paling mulia dimata Tuhan.
“Wahai orang orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, diatasnya terdapat malaikat malaikat yang
bengis dan sadis yang tidak mengabaikan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan
mereka melakukan apa yang diperintahkan”
Itulah firman Allah yang diberikan kepada manusia dalam menjalankan peranannya
selama hidup di muka bumi.Peran terhadap diri sendiri dan keluarga.Bukan diawali dari
peran untuk keluarga atau pun negara tapi justru peran itu ditujukan untuk diri sendiri
sebelum berperan untuk orang lain.Peranan seseorang harus dibangun dari dalam diri
sendiri secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang maksimal,ketika sebuah
pribadi telah menguasai peranannya untuk diri sendiri, barulah bisa berperan untuk orang
lain,terutama keluarga.Ada sebuah kata kata dari seorang teman yang pernah berbagi
dengan saya tentang masalah berderma. Dia berkata pada saya”kawan untuk kita bisa
memberikan sesuatu kepada orang lain tentunya kita harus dalam kondisi lebih terlebih
dahulu, tidak mungkin kita dalam kondisi kekurangan terus kita meberi untuk orng
lain”.Jadi untuk bisa membangun sebuah keluarga, kelompok, negara dan mungkin yang
lebih besar lagi maka haruslah menjadi kewajiban kita untuk bisa terlebih dahulu
membangun diri kita.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA ALLAH
Tanggung jawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan
bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu
wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab terhadap diri
sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum
naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).
Allah dengan ajaranNya Al-Qur’an menurut sunah rosul, memerintahkan hambaNya atau
Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah
adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga.
Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian
moral dan kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah
harus senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran (Fakhsyaa’iwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah
yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat
ma’ruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab
hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi,
serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif,
yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai
khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak
menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik
yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Qur’an), maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang
diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati
kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap
penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah
dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :
“Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir,
maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka”.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah,
bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak
terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang
menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti
fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.
Ragam Orientasi Manusia
Hidup di dunia ini tidak berjalan lurus dan abadi. Allah menciptakan kehidupan penuh
dengan warna-warni yang pasti dirasakan oleh setiap manusia. Ada rasa sedih dan duka,
ada pula rasa senang dan gembira yang mewarnai hidup manusia silih berganti. Tak ada
yang tetap. Dari waktu ke waktu pasti lambat laun terus mengalami perubahan.
Kalau diperhatikan orientasi dunia dan akhirat manusia maka akan terbagi menjadi tiga
kelompok besar :
Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu kali. Oleh karena itu
mereka beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati sepuas-puasnya. Mereka tidak
meyakini ada kehidupan sesudah mati. Bila nyawa sudah tak lagi berada di raga, maka
berakhirlah dan tak ada kelanjutannya. Demikian yang termaktub dalam Al Qur’an Surat
Al Jatsiyah : 24.
Kedua, kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan akhirat, padahal mereka
tahu ada kehidupan setelah mati. Akhirnya yang didapat hanyalah kesia-siaan. Sebab
dunia tidak berlaku abadi, pada akhirnya semua akan musnah. Dunia yang dikejar tak
dapat, akhirat yang ditinggalkan pun hilang begitu saja. Mereka tak memperoleh apa-apa.
Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk bercocok tanam
dan hasilnya akan dinikmati di akhirat nanti. Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah
sebagai tempat persinggahan. Segalanya akan kembali dan abadi di alam akhirat (QS. Al
An’am : 32). Oleh karena itu hidup di dunia tidak boleh disia-siakan. Untuk menikmati
hasil di akhirat harus melalui dunia sebagai sawah ladangnya.
Pada hakekatnya, hidup di dunia ini hanyalah sebuah antrian panjang menuju pada
kehidupan akhirat yang abadi. Sedangkan akhirat hanya bisa dicapai melalui pintu
kematian. Namun jenis antrian yang satu ini saya yakin, tak ada seorangpun yang senang
mendapat gilirannya. Bahkan kalau mungkin dihindari sejauh-jauhnya.
Bagaimanapun, ajal tak akan pernah bisa dihindari, sebab waktunya telah ditetapkan
Allah dan tak bisa diubah lagi. Kita ini hanyalah sekelompok manusia yang sedang
mengalami antrian panjang. Menunggu saatnya berada di barisan terdepan. Yang lebih
dulu dipanggil bukan mereka yang sudah tua usia. Banyak orang muda segar bugar malah
mendahului yang tua. Bahkan bayi yang baru lahir malah berangkat lebih dahulu.
Sedangkan manusia tidak tahu sudah di baris terdepan atau di barisan yang keberapa. Tak
ada yang mengetahui waktu kematian seseorang selain Allah.
Allah berfirman : “…Setiap yang berjiwa pasti merasakan mati…” (QS. Ali Imran : 185)
Demikian pula dengan dunia beserta seluruh isinya, planet-planet dan seluruh semesta
yang telah diciptakan Allah tak ada yang kekal. Semuanya pasti mengalami kehancuran,
pada saatnya akan musnah.
Firman Allah : “Segenap apa yang dibumi akan musnah, sedangkan Dzat Tuhanmu akan
tetap kekal selamanya. Yang penuh dengan Kebesaran dan Kemuliaan” (QS. Ar
Rahman : 26-27).
Hanya Allah, Sang Maha Pencipta saja yang tidak pernah berada dalam baris antrian.
Allah kekal dan abadi, tidak akan musnah ditelan masa. Allah yang mematikan, Allah
pula yang menghidupkan atau membangkitkan seluruh makhluk setelah hari akhir nanti.
Allah Maha Hidup, Menghidupkan dan Menghidupi seluruh makhluk yang
diciptakannya. Demikian pula sebaliknya, Allah yang memanggil setiap manusia untuk
menghadap pada-Nya.
Setiap manusia pasti merasakan dan akan mengalaminya. Kalaupun belum sampai
saatnya, paling tidak kita akan merasakan kehilangan orang yang dicintai. Orang yang
telah bersama kita sekian waktu. Orang yang telah membesarkan dan memelihara kita.
Orangtua, saudara, sahabat, tetangga, keluarga dan yang lainnya. Kita pasti akan
merasakan kehilangan mereka semua.
Tak ada yang bisa menghindar dari hal itu. Ketentuan Allah mutlak dan tak bisa ditawar-
tawar. Yang tetap kekal dan abadi hanyalah Dzat Allah semata. Hal ini dipertegas oleh
Allah dalam firman-Nya : “…Segala sesuatu akan binasa kecuali Dzat Tuhan…” (QS. Al
Qashash : 88).
Ketika orang meninggal dunia maka putuslah semua amalnya, kecuali tiga hal yaitu
1) amal jariyah atau amal kebaikan yang dikerjakan selama hidup,
2) ilmu yang bermanfaat, yang dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat dan
3) anak yang sholeh, yang selalu mendoakan kedua orangtuanya.
Hanya tiga itulah yang pahalanya selalu mengalir bagi mereka yang telah meninggal
dunia. Insya Allah doa yang baik dari seorang anak untuk orangtuanya pasti sampai.
Hidup Sukses Dalam Pandangan Al-Qur'an
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang
khusyu' dalam sembahyangnya, Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, Dan orang-
orang yang menjaga kemaluannya, Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa. Barangsiapa
mencari yang di balik itu. Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.”
(Al-Mu’minun [23] : 1-7).
Semua manusia di muka bumi ini pasti menginginkan satu hal ini: sukses. Entah itu
dalam hal berdagang, belajar, atau berkompetisi dan lainnya yang sifatnya duniawi
maupun ukhrowi. Tak ada satu pun orang yang berpaling dari kesuksesan dalam
hidupnya. Apabila kita lihat, sukses menurut Kamus Ilmiah Populer berarti berhasil,
beruntung, dan hasil baik (Maulana, dkk., 2008). Berbicara terkait sukses ini, ada lima (5)
indikator yang menunjukkan bahwa seseorang dapat dikatakan sukses menurut Al-
Qur’an, yaitu :
1) Khusuk dalam sholatnya;
Mendirikan sholat merupakan kewajiban seorang Muslim. Namun, hal itu tidaklah
cukup bagi seorang Mukmin. Seorang Mukmin dapat diasumsikan sebagai seseorang
yang sukses apabila ia telah mendirikan sholatnya dengan penuh kekhusyukan. Khusyuk,
secara etimologi, diartikan dengan tunduk, rendah hati, takluk, dan mendekat, baik hati
maupun badannya. Jika dikaitkan dengan suara, khusyuk berarti diam. Dan jika
dikorelasikan dengan pandangan mata berarti rendah (Depdikbud, 1998). Imam Al-
Ghazali memberikan ikhtisar pendapat yang berkembang dalam korelasinya dengan
hakikat khusyuk ini, antara lain mencakup:
(1) Kehadiran hati;
(2) Mengerti apa yang dibaca dan diperbuat;
(3) Mengagungkan Allah SWT;
(4) Merasa gentar terhadap Allah SWT;
(5) Merasa malu kepada-Nya.
Kekhusyukan dalam sholat akan membawa hati menjadi muthmainah (tenang). Orang
yang berhati tenang akan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Berbeda
dengan orang gelisah. Karena hati yang tenang mengalirkan darah yang menstimulasi
daya pikir jernih dan cerdas. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa orang yang berhati
muthmainah akan kembali kepada Allah SWT dengan rasa senang hati dan mendapatkan
ridlo-Nya, lalu dimasukkan ke dalam golongan hamba-Nya yang baik, dan dimasukkan
ke dalam surga. (Al-Fajr [89]: 27-30). Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyatakan
bahwa khusyuk merupakan pekerjaan hati. Dengan kata lain, seandainya seseorang
hatinya khusyuk, maka sungguh akan khusyuk pula anggota badannya. Dalam hal ini,
Rasulullah SAW sering berdoa dengan kalimat : “Ya Allah! Aku mohon perlindungan-Mu
dari hati yang tidak khusyuk”.
2) Meninggalkan tindakan-tindakan yang sia-sia;
Haruslah kita ketahui bahwa waktu itu sangatlah urgen, bahkan lebih berharga dari
sekedar uang. Karena waktu tak dapat habis dibeli dengan uang. Setiap detik yang kita
injak haruslah memiliki makna. Sebuah makna yang mengalir dan bermuara pada target
kita (baca : sukses). Hindari tindakan-tindakan yang non sense, seperti tidur-tiduran
sehari-semalam, ngobrol yang tak berguna, nge-gosip, dan lain-lain. Ingat pula, bahwa
hidup tak hanya hari ini. Masa depan itu ada, dan pasti ada. Kalau tidak menyiapkannya
sejak dini, maka yang didapat adalah masa depan suram, dan kita akan hidup merana di
masa itu.
Mengetahui bahwa dunia terus berubah dan berkembang menuju masa depan,
hendaknya kita berpacu untuk memperoleh kesuksesan. Sebagai agent of change dan
tulang punggung suatu bangsa, para pemuda muslim pun harus tidak menunggu
dorongan, untuk membenahi karakter bangsa ini dengan ide-ide kreatif dan inovatif yang
mereka miliki. Apalagi dengan lima indera yang dimiliki: mesti dimafaatkaan as well as
possible (sebaik mungkin).
3) Selalu menunaikan kewajiban berzakat;
Segala sesuatu yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT semata, termasuk harta.
Segala yang kita punya akan kembali kepada pemiliknya: Allah SWT. Harta yang kita
punya wajib kita sisihkan untuk zakat dan shodaqoh. Banyak instruksi Allah SWT dalam
Al-Qur’an yang berkorelasi dengan zakat ini, di antaranya, Surah At-Taubah ayat 103,
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka. Dengan zakat itu, kamu membersihkan
(mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih terhadap harta) dan menyucikan mereka
(menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka)...”
Dengan kita berzakat, berarti kita mendapatkan kesuksesan berikut :
(1) Kita telah membersihan dan menyucikan hati dari sifat tamak, kikir, dan cinta kepada
harta benda;
(2) Kesalahan atau dosa kita dipadamkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kita sebagai
manusia tidak dapat lepas dari salah maupun dosa. Namun, dengan berzakat dan
bershodaqoh, maka kesalahan dan dosa itu akan dipadamkan, bak air memadamkan api,
sebagaimana redaksi hadits nabi Muhammad SAW yang berarti: “Shodaqoh
memadamkan (menghapus) kesalahan seperti air memadamkan api.”;
(3) Kita telah dilipatgandakan harta kekayaan kita sebagaimana janji Allah SWT : “Jika
kamu bersyukur atas karunia-Ku, pasti Aku tambah untukmu. Jika kamu berlaku ingkar,
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim [14]:7);
(4) Menghilangkan atau setidak-tidaknya dapat mengurangi kesenjangan sosial antara si
kaya dan si miskin. Agama Islam sangat mementingkan adanya pemerataan (baca :
keadilan) sosial;
(5) Meningkatkan rasa solidaritas antara golongan kaya dan golongan miskin (faqir).
4) Selalu menjaga kehormatannya;
Orang yang sukses adalah orang yang mampu menjaga kehormatannya (baca :
kemaluan). Kecuali kepada istrinya atau perempuan hamba sahayanya (QS. Al-Mu’minun
[23]:6). Begitu pula dengan para wanita. Hendaknya menutupi auratnya di hadapan laki-
laki yang bukan merupakan muhrimnya. Sehingga harga diri mereka tidak akan jatuh.
Wanita yang mengumbar auratnya adalah wanita yang tidak punya rasa percaya diri
bahwa tubuh yang dimilikinya itu cantik!. Akibatnya? harga diri wanita itu mengalami
degradasi, baik secara otomatis ataupun gradual.
5) Selalu menjaga amanat dan janji yang dibuat (Al-Mu’minun [23] : 1-7).
Belumlah cukup seseorang dikatakan sukses bila ia belum menjalankan amanat dan
janji-janji yang dibuatnya itu. Seorang pemimpin yang sukses, misalnya, adalah mereka
yang mampu mengemban amanat dan aspirasi rakyatnya. Seorang pemimipin pun
haruslah memberikan kepuasan tersendiri bagi rakyatnya. Dan, di zaman sekarang ini,
rakyat sedang menantikan seorang pemimpin yang mampu membuktikan janji-janji itu.
Tak akan ada rakyat yang menghormati pemimpin yang ingkar janji. Yang ada hanyalah
cemoohan, hinaan, dan pemberontakan dari rakyatnya bila pemimpin itu tetap berkhianat
pada rakyatnya. Tak hanya bagi seorang pemimpin atau yang akan memimpin saja.
Namun, kita semua, sebagai seorang hamba yang beriman kepada Allah SWT, pun punya
kewajiban untuk mengemban amanat dan janji-janji yang telah kita buat. Adapun, amanat
Allah SWT yang harus kita perhatikan di antaranya: menjaga, memelihara dan
melestarikan alam, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, menghormati dan menghargai
sesama agama maupun antarumat beragama, menghormati orang yang lebih tua,
menghargai pendapat orang lain, mencintai sesama manusia dan makhluk lain, serta
menjalankan perintah Allah SWT.
Akhirnya, siapapun yang mengoptimalkan dirinya untuk memenuhi lima indikator
suskses Al Qur’an ini:
(1) Khusyuk dalam sholat;
(2) Meninggalkan tindakan yang sia-sia;
(3) Menunaikan zakat;
(4) Menjaga kehormatan;
(5) Menjaga amanat dan janji yang dibuat, Insya Allah, kenikmatan dan harapan yang
diasakan akan segera tercapai, baik yang bersifat sekejap ataupun jangka panjang. Baik di
dunia ataupun di akhirat kelak. Amin.
KESIMPULAN
Manusia adalah mahluk Allah yang paling mulia,di dalam Al-qur’an banyak sekali ayat-
ayat Allah yang memulyakan manusia dibandingkan dengan mahluk yang lainnya.Dan
dengan adanya ciri-ciri dan sifat-sifat utama yang diberikan oleh Allah SWT kepada
manusia menjadikannya makhluk yang terpilih diantara lainnya memegang gelar sebagai
khalifah di muka bumi untuk dapat meneruskan,melestarikan,dan memanfaatkan segala
apa yang telah Allah ciptakan di alam ini dengan sebaik-baiknya.
Tugas utama manusia adalah beribadah kepada Allah SWT.Semua ibadah yang kita
lakukan dengan bentuk beraneka ragam itu akan kembali kepada kita dan bukan untuk
siapa-siapa.Patuh kepada Allah SWT,menjadi khalifah,melaksanakan ibadah,dan hal-hal
lainnya dari hal besar sampai hal kecil yang termasuk ibadah adalah bukan sesuatu yang
ringan yang bisa dikerjakan dengan cara bermain-main terlebih apabila seseorang sampai
mengingkarinya.Perlu usaha yang keras,dan semangat yang kuat ketika keimanan dalam
hati melemah,dan pertanggungjawaban yang besar dari diri kita kelak di hari Pembalasan
nanti atas segala apa yang telah kita lakukan di dunia.
Jadi, asal-usul manusia adalah Nabi Adam a.syang diciptakan oleh Allah SWT dan
diturunkan dari surga. Asal usul manusia dari kera hanyalah mitos yang direka-reka.
Manusia bukan dari kera melainkan dari manusia pertama bernama ADAM.
Daftar Pustaka
* http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/manusia1.html
* http://www.mungkinblog.com/2012/05/asal-mula-manusia-teori-evolusi-darwin.html * http://www.kholidmawardi.com/2011/09/hakikat-manusia.html * http://halamanputih.wordpress.com/tag/orientasi-hidup-manusia/ * http://pesantren.uii.ac.id/content/view/203/53/