mapri imel - surveilans, pencatatan, pelaporan

35
Makalah Pribadi SURVELENS, PENCATATAN DAN PELAPORAN MASALAH KESEHATAN DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG OLEH : RIZKI AMELIA 0810312040

Upload: rizki-amelia

Post on 28-Oct-2015

179 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ilmu Kesehatan Masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Makalah Pribadi

SURVELENS, PENCATATAN DAN PELAPORAN MASALAH KESEHATAN

DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG

OLEH :

RIZKI AMELIA

0810312040

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

2013

Page 2: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah pribadi ini. Makalah pribadi berjudul

“survelens, pencatatan dan pelaporan masalah kesehatan di Puskesmas Andalas Padang”

ini dibuat dengan tujuan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Masyarakat. Dalam pembuatan makalah ini, saya mengambil referensi

dari literatur dan jaringan internet.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada preseptor yang telah

memberikan bimbingannya dalam proses penyelesaian makalah pribadi ini, juga untuk

dukungannya baik dalam bentuk moril maupun dalam mencari referensi yang lebih baik,

kepada Kepala Puskesmas Andalas Padang beserta seluruh jajarannya dan semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan makalah pribadi ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, maka dari itu sangat

diperlukan saran- saran untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ini dapat

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis,

Rizki Amelia

0810312040

Page 3: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada

pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan

terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan

informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.

Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi,

karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan

organisasi tersebut.

Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi dinas

kesehatan kota dan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas juga merupakan

pondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapakan terciptanya sebuah informasi yang

akurat, representatif dan reliable yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan

perencanaan kesehatan. Setiap program akan menghasilkan data. Data yang dihasilkan

perlu dicatat, dianalisis, dan dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang

pelaksanaan progam dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Informasi yang

ada perlu dibahas, dikoordinasikan, diintegrasikan agar menjadi pengetahuan bagi semua

staf puskesmas. Pencatatan harian masing-masing progam Puskesmas dikombinasi

menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan Sistem Pencatatan Dan

Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

1.2. Batasan Masalah

Makalah ini membahas mengenai kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan

data surveilans di Puskesmas Andalas serta permasalahan yang ada dalam rangkaian

kegiatan tersebut.

1.3. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Page 4: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Mengetahui pelaksanaan kegiatan surveilans, pencatatan dan pelaporan data di

Puskesmas Andalas

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan surveilans di Puskesmas Andalas

2. Mengetahui pencatatan dan pelaporan data di Puskesmas Andalas

3. Mengetahui permasalahan yang ada dalam pelaksanaan survelens, pencatatan

dan pelaporan data di Puskesmas Andalas

1.4. Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada

berbagai literatur, analisis, dan diskusi

BAB II

ANALISIS SITUASI

Page 5: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

2.1. Sejarah Puskesmas

Puskesmas Andalas didirikan pada tahun 1975. Pertama kali dipimpin

oleh Dr. Tamrin dengan 6 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang bidan, 1 orang

perawat, 1 orang tenaga sanitasi, 1 orang pembantu bidan, 1 orang pembantu perawat dan

1 orang tenaga tata usaha dengan 11 program pokok. Wilayah kerja Puskesmas Andalas

setelah pemekaran kota Padang menjadi 11 kecamatan, Alai masuk ke Padang Utara dan

3 buah Pustu di bawah Puskesmas Alai menjadi milik Puskesmas Andalas, sehingga

pegawai Puskesmas Andalas juga bertambah menjadi 15 orang.

2.2. Keadaan Geografis

Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan luas 8.150 km2 dengan

batas-batas sebagai berikut:

- sebelah utara : Kecamatan Padang Utara, Kuranji

- sebelah selatan : Kecamatan Padang Selatan

- sebelah barat : Kecamatan Padang Barat

- sebelah timur : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh

Puskesmas Andalas meliputi 10 kelurahan sebagai wilayah kerjanya. Kesepuluh

kelurahan tersebut adalah

1. Kelurahan Sawahan

2. Kelurahan Jati Baru

3. Kelurahan Jati

4. Kelurahan Sawahan Timur

5. Kelurahan Simpang Haru

6. Kelurahan Andalas

7. Kelurahan Kubu Marapalam

8. Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah

9. Kelurahan Parak Gadang Timur

10. Kelurahan Ganting Parak Gadang

Page 6: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas

2.3. Keadaan Demografis

Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas

Andalas adalah:Tabel 1. Distribusi Penduduk menurut Kelurahan Tahun 20127

NO KELURAHAN JUMLAH1 Kelurahan Sawahan 6387

2 Kelurahan Jati Baru 67073 Kelurahan Jati 101344 Kelurahan Sawahan Timur 5360

5 Kelurahan Simpang Haru 58356 Kelurahan Andalas 8980

7 Kelurahan Kubu Marapalam 63098 Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah 101349 Kelurahan Parak Gadang Timur 759410 Kelurahan Ganting Parak Gadang 10132

Jumlah 77.572Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2012

Page 7: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Tabel .2. Daftar Sasaran Kesehatan Puskesmas Andalas Tahun 2012

Kelurahan Bayi Balita BumilBufa

s Buteki WUS PUS Lansia

Sawahan 153 749 168 160 306 1571 1076 531

Jati Baru 161 786 177 169 322 1650 1130 558

Jati 250 1223 275 262 500 2567 1758 868

Sawahan Timur 128 629 142 135 256 1321 904 446

Kubu Marapalam 152 741 167 160 304 1560 1069 527

Andalas 221 1081 243 232 442 2268 1554 766

Kubu Dalam Pr. Karakah 250 1226 275 263 500 2572 1762 869

Parak Gadang Timur 188 922 207 198 376 1934 1325 653

Simpang Haru 141 689 155 148 282 1446 991 489

Ganting Parak Gadang 251 1229 276 263 502 2579 1766 871

Jumlah 1895 9275 2085 1990 3790 19468 13335 6578

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2012

2.4. Sarana dan Prasarana

2.4.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani

masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah

Puskesmas pembantu dan 3 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas

Andalas, yaitu :

1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat

2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah

3. Puskesmas Pembantu Tarandam

4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan

5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung

6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak

Page 8: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam

8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian

9. Poskeskel Kubu Marapalam

10. Poskeskel Sawahan Timur

11. Poskeskel Kubu Dalam Parak Karakah

Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas

mempunyai:

1 buah kendaraan roda empat (Puskel)

5 buah kendaraan roda dua

Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu:

Rumah Sakit Pemerintah : 3 buah

Rumah Sakit Swasta : 6 buah

Klinik Swasta : 6 buah

Dokter Praktek Umum : 51 orang

Dokter Praktek Spesialis : 15 orang

Bidan Praktek Swasta : 30 orang

Dukun Terlatih : 2 orang

Kader aktif : 352 orang

Pos KB : 12 pos

Posyandu Balita : 88 buah

Posyandu Lansia : 11 buah

Pos BINDU : 1 buah

2.4.2. Sarana dan Prasarana Umum

Sarana dan prasarana umum di wilayah kerja Puskesmas Andalas:

Taman kanak-kanak (TK) : 34 buah

SD Negeri : 35 buah

SD Swasta : 13 buah

SMP/MTsN : 11 buah

SMA/ SMK : 15 buah

Perguruan tinggi : 4 buah

Page 9: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Tempat ibadah : 112 buah

Salon/ pangkas rambut : 34 buah

Pasar : 2 buah

2.5. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi

Sebagian besar penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas beragama Islam yaitu

sekitar 96%, beragama Kristen 2%, Hindu 1% dan Budha 1 %. Keadaan ekonomi

penduduk sebagian besar menengah ke bawah.

2.6. Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi

Puskesmas Andalas mempunyai 63 tenaga kesehatan yang bertugas di dalam

gedung induk dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian: 51 orang PNS, 7 orang tenaga

PTT, 5 orang tenaga volunteer/honor.

Tabel 3. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas

NOJENIS

KETENAGAANPNS PTT HONOR JML

1. Dokter Umum 4 4

2. Dokter Gigi 4 4

3. SKM 1 1

6. Pengatur Gizi / AKZI 1 1 2

7. Perawat 14 1 15

8. Bidan 14 7 21

9. Perawat Gigi 1 1

10. Sanitarian 1 1

11. Asisten Apoteker 3 3

12. Analis 2 1 3

13. SMU 5 2 7

Jumlah 50 7 5 62Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2012

Page 10: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. SURVELENS

3.1.1. Pengertian

Menurut WHO (2004), surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis

dan interpretasi data secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi

kepada unit yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Berdasarkan definisi

diatas dapat diketahui bahwa surveilans adalah suatu kegiatan pengamatan penyakit yang

dilakukan secara terus menerus dan sistematis terhadap kejadian dan distribusi penyakit

serta faktor-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat sehingga dapat dilakukan

penanggulangan untuk dapat mengambil tindakan efektif.

3.1.2. Tujuan

1. Mendeteksi KLB, letusan, wabah (epidemi)

2. Memonitor kecebdrungan penyakit endemik

3. Evaluasi intervensi

4. Memonitor kemajuan pengendalian

5. Memonitor kinerja program

6. Prediksi KLB, letusan, wabah (epidemi)

7. Memperkirakan dampak masa yang akan datang dari penyakit

3.1.3. Komponen survelens

Komponen-komponen kegiatan surveilans menurut Depkes. RI, (2004) seperti dibawah

ini :

1. Pengumpulan data, data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas,

tepat dan ada hubungannya dengan penyakit yang bersangkutan. Tujuan dari

pengumpulan data epidemiologi adalah: untuk menentukan kelompok populasi

yang mempunyai resiko terbesar terhadap serangan penyakit; untuk menentukan

Page 11: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

reservoir dari infeksi; untuk menentukan jenis dari penyebab penyakit dan

karakteristiknya; untuk memastikan keadaan yang dapat menyebabkan

berlangsungnya transmisi penyakit; untuk mencatat penyakit secara keseluruhan;

untuk memastikan sifat dasar suatu wabah, sumbernya, cara penularannya dan

seberapa jauh penyebarannya

2. Kompilasi, analisis dan interpretasi data. Data yang terkumpul selanjutnya

dikompilasi, dianalisis berdasarkan orang, tempat dan waktu. Analisa dapat

berupa teks tabel, grafik dan spot map sehingga mudah dibaca dan merupakan

informasi yang akurat. Dari hasil analisis dan interpretasi selanjutnya dibuat saran

bagaimana menentukan tindakan dalam menghadapi masalah yang baru

3. Penyebaran hasil analisis dan hasil interpretasi data. Hasil analisis dan interpretasi

data digunakan untuk unit-unit kesehatan setempat guna menentukan tindak lanjut

dan disebarluaskan ke unit terkait antara lain berupa laporan kepada  atasan atau

kepada lintas sektor yang terkait sebagai informasi lebih lanjut

Komponen-komponen dalam pelaksanaan sistem surveilans (WHO,1999) adalah sebagai

berikut:

a.     Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas

informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang dikumpulkan.

Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan penyakit

yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan surveilans yang baik

pengumpulan data harus dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus.

Tujuan pengumpulan data:

1).    Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko

terbesar terkena penyakit seperti jenis kelamin, umur, suku, pekerjaan dan

lain-lain.

2).    Menentukan jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.

3).    Menentukan  reservoir infeksinya

4).    Memastikan keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi penyakit.

5).    Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian luar biasa.

Page 12: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit. Sumber data

sistem surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:

1).    Pencatatan kematian

2).    Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam surveilans. Data

yang diperlukan : nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosis dan

tanggal mulai sakit.

3).    Laporan kejadian luar biasa atau wabah.

4).    Hasil pemeriksaan laboratorium.

5).    Penyelidikan peristiwa penyakit menular.

6).    Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.

7).    Survey : memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.

8).    Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan.

9).    Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.

10).  Data kependudukan dan lingkungan.

b.     Pengolahan, analisa dan interpretasi data

Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus diinterpretasikan

berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot

map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera

dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.

Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data, dibuat tanggapan dan saran-saran

dalam menentukan tindakan pemecahan masalah yang ada.

c.     Penyebarluasan Informasi dan umpan balik.

Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh unit

kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk disebarkluaskan

dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih lanjut, dikirimkan sebagai

umpan balik (feed back)kepada unit kesehatan pemberi laporan.

Page 13: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data

(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,

merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.

3.1.4. Aktifitas Inti Surveilans

Aktivitas surveilans kesehatan masyarakat meliputi delapan aktivitas inti (McNabb. et al.,

2002), yaitu:

1)    Pendeteksian kasus (case detection): proses mengidentifikasi peristiwa atau keadaan

kesehatan. Unit sumber data menyediakan data yang diperlukan dalam penyelenggaraan

surveilans epidemiologi termasuk rumah sakit, puskesmas,  laboratorium, unit penelitian,

unit program-sektor dan unit statistik lainnya.

2)    Pencatatan kasus (registration): proses pencatatan kasus hasil identifikasi peristiwa

atau keadaan kesehatan.

3)    Konfirmasi (confirmation): evaluasi dari ukuran-ukuran epidemiologi sampai pada

hasil percobaan laboratorium.

4)    Pelaporan (reporting): data, informasi dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan

surveilans epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat melakukan tindakan

penanggulangan penyakit atau upaya  peningkatan program kesehatan, pusat penelitian

dan pusat kajian serta pertukaran data dalam jejaring surveilans epidemiologi.

Pengumpulan data kasus pasien dari tingkat yang lebih rendah dilaporkan kepada fasilitas

kesehatan yang lebih tinggi seperti lingkup daerah atau nasional.

5)    Analisis data (data analysis): analisis terhadap data-data dan angka-angka dan

menentukan indikator terhadap tindakan.

6)    Respon segera/ kesiapsiagaan wabah (epidemic preparedness) kesiapsiagaan dalam

menghadapi wabah/kejadian luar biasa.

7)    Respon terencana (response and control): sistem pengawasan kesehatan masyarakat

hanya dapat digunakan jika data yang ada bisa digunakan dalam peringatan dini dan

munculnya masalah dalam kesehatan masyarakat.

8)    Umpan balik (feedback): berfungsi penting dari semua sistem pengawasan, alur

pesan dan informasi kembali ke tingkat yang lebih rendah dari tingkat yang lebih tinggi.

3.1.5. Kegunaan surveilens epidemiologi

Page 14: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Surveilans epidemiologi mempunyai beberapa kegunaan (Depkes RI, 1997) yaitu:

a.     Mengidentifikasi adanya kejadian luar biasa, epidemi dan untuk memastikan

tindakan pengendalian secara berhasil guna yang dapat dilaksanakan.

b.     Memantau pelaksanaan dan daya guna program pengendalian khusus dengan

memperbandingkan besarnya masalah sebelum dan sesudah pelaksanaan program.

c.     Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas sasaran program pada tahap

perencanaan program.

d.     Mengidentifikasi kelompok resiko tinggi menurut umur, pekerjaan, tempat

tinggal dimana masalah kesehatan sering terjadi dan variasi terjadinya dari waktu

ke waktu, menambah pemahaman mengenai vektor penyakit, reservoir binatang

dan cara serta dinamika penularan penyakit menula

3.1.6. Syarat- syarat surveilens yang baik

Syarat-syarat sistem surveilans yang baik hendaknya memenuhi karakteristik sebagai

berikut (Romaguera, 2000) :

a.     Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan sistem surveilans menyangkut struktur dan pengorganisasian

sistem. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, sumber

pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang menerima laporan, kebutuhan pelatihan

staf, pengolahan dan analisa data perlu dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya

yang terlalu besar dan prosedur yang terlalu rumit.

b.     Fleksibilitas (Flexibility).

Sistem surveilans yang fleksibel dapat menyesuaikan diri dalam mengatasi

perubahan-perubahan informasi yang dibutuhkan atau kondisi operasional tanpa

memerlukan peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, waktu dan tenaga.

c.     Dapat diterima (Acceptability).

Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi individu,

organisasi dan lembaga kesehatan. lnteraksi sistem dengan mereka yang terlibat, temasuk

pasien atau kasus yang terdeteksi dan petugas yang melakukan diagnosis dan pelaporan

sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sistem tesebut. Beberapa indikator penerimaan

terhadap sistem surveilans adalah jumlah proporsi para pelapor, kelengkapan pengisian

Page 15: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

formulir pelaporan dan ketepatan waktu pelaporan. Tingkat partisipasi dalam sistem

surveilans dipengaruhi oleh pentingnya kejadian kesehatan yang dipantau, pengakuan

atas kontribusi mereka yang terlibat dalam sistem, tanggapan sistem terhadap saran atau

komentar, beban sumber daya yang tersedia, adanya peraturan dan perundangan yang

dijalankan dengan tepat.

d.     Sensitivitas (Sensitivity).

Sensitivitas suatu surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi kejadian

kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan kemampuan

mengidentifikasi adanya KLB.

Faktor-faktor yang berpengaruh adalah :

1).    Proporsi penderita yang berobat ke pelayanan kesehatan

2).    Kemampuan mendiagmosa secara benar dan kemungkinan kasus yang

terdiagnosa akan dilaporkan

3).    Keakuratan data yang dilaporkan

e.     Nilai Prediktif Positif (Positive predictive value)

Nilai Prediktif Positif adalah proporsi dari yang diidentifikasi sebagai

kasus, yang kenyataannya memang menderita penyakit atau kondisi sasaran

surveilans. Nilai Prediktif Positif menggambarkan sensitivitas dan spesifisitas

serta prevalensi/ insidensi penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat.

f.      Representatif (Representative).

Sistem surveilans yang representatif mampu mendeskripsikan secara

akurat distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, waktu dan

tempat. Kualitas data merupakan karakteristik sistem surveilans yang

representatif. Data surveilans tidak sekedar pemecahan kasus-kasus tetapi juga

diskripsi atau ciri-ciri demografik dan infomasi mengenai faktor resiko yang

penting.

g.     Tepat Waktu.

Ketepatan waktu suatu 15ystem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dan

kecepatan mulai dari proses pengumpulan data, pengolahan analisis dan

interpretasi data serta penyebarluasan informasi kepada pihak-pihak yang

Page 16: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

berkepentingan. Pelaporan penyakit-penyakit tertentu perlu dilakukan dengan

tepat dan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif atau tidak meluas sehingga

membahayakan masyarakat. Ketepatan waktu dalam 16ystem surveilans dapat

dinilai berdasarakan ketersediaan infomasi untuk pengendalian penyakit baik

yang sifatnya segera maupun untuk perencanaan program dalam jangka panjang.

Tekhnologi komputer dapat sebagai faktor pendukung sistem surveilans dalam

ketepatan waktu penyediaan informasi.

3.2. PENCATATAN DAN PELAPORAN

3.2.1. Pengertian sistem pencatatan dan pelaporan

Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktifitas dalam

bentuk tulisan. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara.

Selanjutnya untuk melengkapi pencatatan setiap kegiatan yang dilakukan diakhiri dengan

pembuatan laporan.

Pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu

dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan

tertentu

Pencatatan (recording) dan pelaporan (reporting) berpedoman kepada Sistem

Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).

Beberapa  pengertian dasar dari SP2TP menurut Depkes RI (1992) adalah sebagai

berikut:

1.  Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas adalah kegiatan pencatatan

dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di

puskesmas termasuk puskesmas pembantu, yang ditetapkan melalui surat

keputusan Menteri Kesehatan RI no.63/Menkes/SK/II/1981

2. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa komponen yang saling

berkaitan, berintegrasi dan mempunyai tujuan tertentu

3. Terpadu merupakan gabungan dari berbagai macam kegiatan pelayanan kesehatan

puskesmas, untuk menghindari adanya pencatatan dan pelaporan lain yang dapat

memperberat beban kerja petugas puskesmas.

Page 17: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

4. Pencatatan dan pelaporan penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga kesehatan

adalah melakukan pencatatan data penyelenggaraan tiap kegiatan bagi tenaga

kesehatan dan melaporkan data tersebut kepada instansi yang berwenang berupa

laporan lengkap pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan format yang di

tetapkan.

5. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan tiap triwulan adalah melakukan

pencatatan data pada semua kegiatan dalam satu triwulan berjalan dan

melaporkan data tersebut dalam bentuk rekapitulasi kegiatan triwulanan kepada

instansi yang berwenang dengan menggunakan format yang di tetapkan

6. Pencatatan dan pelaporan rekapitulasi kegiatan yang diselenggarakan setiap

triwulan dan tiap tahun adalah pencatatan data untuk semua kegiatan dalam satu

triwulan dan satu tahun berjalan, serta melaporkan data tersebut dalam bentuk

rekapitulasi kegiatan triwulanan dan tahunan kepada instansi yang berwenang

dengan menggunakan format yang telah di tetapkan.

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) didalam

pelaksanaannya masih terbatas pada data yang merupakan hasil dari interaksi antara

masyarakat dengan fasilitas kesehatan. SP2TP dapat juga membantu dalam perencanaan

program-program kesehatan di puskesmas. Namun dalam kenyataannya belum berjalan

seperti yang harapkan, bahkan kehadiran  sistem pencatatan dan pelaporan di puskesmas

dilihat sebagai suatu hal yang cukup membebani petugas puskesmas. Evaluasi dilakukan

untuk mengkaji pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan di Puskesmas, menemukan

masalah-masalah yang dihadapi baik dari aspek teknis dan non teknis.

3.2.2. Manfaat pencatatan dan pelaporan

1. Memudahkan dalam mengelola informasi kegiatan di tingkat pusat,provinsi,dan

kab/kota

2. Memudahkan dalam memperoleh data untuk perencanaan dalam rangka

pengembangan tenaga kesehatan

3. Memudahkan dalam melakukan pembinaan tenaga kesehatan

4. Memudahkan dalam melakukan evaluasi hasil

Page 18: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

3.2.3. Jenis pencatatan terpadu puskesmas

Pencatatan kegiatan harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar

gedung.

1. Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas

Pencatatan yang dibuat di dalam gedung Puskesmas adalah semua data yang

diperoleh dari pencatatan kegiatan harian progam yang dilakukan dalam gedung

puskesmas seperti tekanan darah, laboratorium, KB dan lain-lain. Pencatatan dan

pelaporan ini menggunakan: family folder, kartu indek penyakit, buku register dan sensus

harian.

2. Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas

Pencatatan yang dibuat di luar gedung Puskesmas adalah data yang dibuat

berdasarkan catatan harian yang dilaksanakan diluar gedung Puskesmas seperti posyandu,

kesehatan lingkungan, UKS, dan lain-lain. Pencatatan dan pelaporan ini menggunakan

kartu register dan kartu murid.

Pencatatan harian masing-masing progam puskesmas dikombinasi menjadi laporan

terpadu puskesmas atau yang disebut dengan System Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu

Puskesmas (SP2TP). SP2TP ini dikirim ke Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setiap awal

bulan, kemudian pihak DKK mengolahnya dan mengirimkan umpan baliknya ke Dinas

Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan Pusat. Umpan balik tersebut harus

dikirimkan kembali secara rutin ke Puskesmas untuk dapat dijadikan evaluasi

keberhasilan progam. Namun sejak otonomi daerah dilaksanakan puskesmas tidak punya

kewajiban lagi mengirimkan laporan ke Departemen Kesehatan Pusat tetapi dinkes

kabupaten/kota lah yang berkewajiban menyampaikan laporan rutinnya ke Departemen

Kesehatan Pusat.

3.2.4. Hasil penelitian dalam pencatatan dan pelaporan

Proses pelaksanaan SP2TP di Dinas Kesehatan Kabupaten Timor Tengah Selatan,

mengalami berbagai hambatan, khususnya yang berkaitan dengan pengetahuan dan

perilaku para pengelola dan pengguna data, yang kurang mendukung terhadap

keberhasilan SP2TP. Kualitas aspek teknis yakni penguasaan tentang SP2TP, proses

datanya, sarananya serta kapasitas SDM belum memadai dan mendapat perhatian

Page 19: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

sebagaimana mestinya. Aspek sistem dalam konteks organisasional yang berkaitan

dengan aspek perilaku khususnya menyangkut dengan peran, tugas dan tanggung jawab

yang diwujudkan lewat sikap, motivasi dan tindakan nyata dalam pelaksanaan SP2TP dan

pemanfaatan data secara konsisten belum nampak.

3.2.5. Jenis pencatatan

Ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh Puskesmas antara lain:

1. Laporan harian untuk melaporkan kejadian luar

biasa penyakit tertentu.

2. Laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan

penyakit yang sedang ditanggulangi

3. Laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin

progam.

LB1 berisi data kesakitan

LB2 berisi data kematian

LB3 berisi data progam gizi, KIA, KB, dll

LB4 berisi data obat-obatan

Bentuk Formulir Pelaporan :

1. Formulir LB: untuk data kesakitan dan obat dengan

LPLPO

2. Formulir LT: untuk data kegiatan

3. Formulir LS: untuk data sarana, kegiatan dan

kematian

4. LB1 : data penyakit

a. Kasus lama

b. Kasus baru

5. LB2: laporan data kematian

6. LB3

a. Gizi

b. KB

Page 20: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

c. Imunisasi

d. KIA

e. Pengamatan Penyakit Menular, seperti: diare, malaria, DBD, TB Paru, Kusta,

Filaria, ISPA, Rabies dan lain-lain.

7. LB4

a. Kunjungan Puskesmas

b. Kehatan Olahraga

c. Kesehatan Sekolah

d. Rawat Tinggal

e. Dll

8. LT: laporan kegiatan Puskesmas (tribulan)

a. LT 1

• Keadaan sarana Puskesmas

• Dasar UKS

• Kesehatan Lingkungan

• Kesehatan Jiwa

• Program Pendidikan dan Pelatihan

• Program Pemberantasan Penyakit dan Gizi

b. LT 2 (kepegawaian)

• Tenaga PNS di Puskesmas

• Tenaga PTT di Puskesmas

• Tenaga PNS di Puskesmas Pembantu

c. LT 3 (peralatan)

• Linen

• Peralatan Laboratorium

• Peralatan untuk Kesehatan Gigi

• Peralatan untuk Penyuluhan

• Peralatan untuk Tindakan Medis dan Non Medis

3.2.6. Prosedur pengisian system pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas

Page 21: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Prosedur pengisian SP2TP, yaitu:

1. Formulir SP2TP mengacu pada formulir cetakan 2006 baik bulanan maupun tahunan.

2. Pada formulir SP2TP diisi oleh masing-masing penanggung jawab program.

3. Penanggung jawab program bertangung jawab penuh terhadap kebenaran data yang

ada.

4. Hasil akhir pengisian data di ketahui oleh kepala puskesmas.

5. Didalam pengentrian ke komputer dapat dilakukan oleh petugas yang ditunjuk atau

staf pengelola program bersangkutan.

6. Data pada formulir SP2TP agar diarsipkan sebagai bukti didalam pertangungjawaban

akhir minimal 2 tahun.

7. Semua data diisi berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas.

Page 22: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

BAB IV

PEMBAHASAN

Survelens, pencatatan dan pelaporan Puskesmas Andalas Padang sudah

berlangsung dengan baik sesuai dengan SP2TP (Sistem Pencatatan Dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas). Puskesmas telah melakukan surveilens, pencatatan dan pelaporan

harian untuk kasus kejadian luar biasa, mingguan untuk melaporkan penyakit yang

sedang di tanggulangi, laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin program.

Puskesmas Andalas Padang juga membuat 4 jenis laporan LB1 berisi data

kesakitan, LB2 berisi data kematian, LB3 berisi data gizi, KIA, KB , dan lain- lain, LB 4

berisi data obat- obatan.

Semua data yang di masukkan ke dalam formulir pencatatan dan pelaporan

didapatkan dari laporan harian, mingguan, bulan dari masing- masing pemegang program

pelayanan kesehatan di Puskesmas.

Setiap formulir yang diberikan untuk pencatatan dan pelaporan telah ditentukan

dan dibuat oleh dinas kesehatan, sehingga nantinya data yang di laporkan oleh seluruh

Puskesmas di seluruh kota Padang sama.

Pengumpulan data kesehatan dilakukan secara sistemik, untuk kasus KLB

(kejadian luar biasa) pengumpulan data didapatkan dari informasi masyarakat, lintas

sektor, lintas program di lingkungan KLB. Lalu pihak-pihak terkait melakukan survey

terhadap kasus tersebut, setelah dinyatakan kasus tersebut suatu kejadian luar biasa, tim

survelens langsung melaporkan kepada dinas kesehatan kota dalam jangka waktu 24 jam

melalui via internet, SMS, faximile. Dinas kesehatan akan melakukan peninjauan

terhadap kasus KLB tersebut dan melaporkan kembali kepada dinas kesehatan provinsi,

provnsi juga akan melaporkan kepada dinas kesehatan pusat. Pengumpulan data

mingguan dan bulanan di ambil dari pemegang program masing- masing Puskesmas.

Semua hasil surveilens, pencatatan dan pelaporan diketahui dan dianalisis kembali

oleh kepala Puskesmas.

Page 23: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

Masalah yang dihadapi oleh Puskesmas dalam pengumpulan dan pencatatan dan

pelaporan masalah kesehatan ke dinas kesehatan kota sering terjadi keterlambatan, hal ini

disebabkan karena penyerahan laporan dari masing- masing pemegang program,

posyandu, pustu, dan lain- lain terlambat. Formulir yang telah di tetapkan oleh dinas

kesehatan untuk pelaporan penyakit terbanyak tidak sesuai dengan data penyakit yang

ditemukan di puskesmas. Sarana dan tenaga SDM untuk pengumpulan dan pencatatan

pelaporan masalah kesehatan belum memadai. Dan sarana internet untuk memasukkan

data ke Dinas Privinsi juga masih sangat terbatas

Pemecahan masalah yang telah dilakukan pihak Puskesmas untuk keterlambatan,

dengan memberi peringatan waktu kepada pemegang program Puskesmas masing-

masing dan memberikan limit waktu untuk pengumpulan data. Formulir yang telah

ditentukan oleh dinas kesehatan tetap dilaporkan secara online dan di tambah dengan

pemberian data manual yang sesuai dengan data penyakit yang di temukan di Puskesmas.

Sarana dan SDM yang dibutuhkan masih menjadi masalah bagi Puskesmas Andalas

Padang.

Page 24: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan

pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep

wilayah kerja puskesmas, dengan tujuan agar semua data hasil kegiatan Puskesmas dapat

dicatat serta dilaporkan ke jenjang diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan

teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Pencatatan kegiatan

harian progam puskesmas dapat dilakukan di dalam dan di luar gedung dan pelaporannya

dapat berupa laporan harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu,

laporan mingguan untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi dan

laporan bulanan untuk melaporkan kegiatan rutin progam.

5.2. Saran

1. Setiap melakukan surveilens hendaknya mengikuti syarat- syarat system

surveilens yang baik.

2. Pemegang masing- masing program dapat memberikan laporan hasil

pendataannya sesuai dengan waktu yang ditetapkan.

3. Melakukan pengkajian pelaksanaan surveilens, pencatatan dan pelaporan masalah

kesehatan di PUSKESMAS andalas.

4. Penguasaan terhadap aspek SP2TP, sarana, kapasitas SDM yang belum memadai

perlu mendapatkan perhatian

Page 25: Mapri ImeL - Surveilans, Pencatatan, Pelaporan

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan R.I., 1997 “Pedekatan Epidemiologi dan Dasar-dasar

Surveilans”, Pusdiklat : Jakarta.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004b) Kepmenkes tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan Penyakit Menular dan

Tidak Menular Terpadu

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2004a) Kepmenkes tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan dan Penyakit.

4. WHO, 1999, WHO Recommended Surveillance Standards, The united Kingdom of

Great Britain.

5. WHO. (2004) WHO comprehensive assessment of the National Disease surveilans in

Indonesia. Washington DC