masuknya islam ke indonesia

23
MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA I. Pendahuluan Dari seluruh Negara di dunia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Masuknya agama Islam ke Indonesia dan menjadi agama yang besar di Indonesia, tentunya tidak terjadi begitu saja, namun mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu meliputi jasa para da’i, mubalig, ulama, dan pemimpin bidang masing-masing dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia. Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan sebagai pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru, kebudayaan serta peradaban baru. 1 Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi Muhammad menyebarkan ajaran- ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis, bidang kehidupan individu, bidang kehidupan masyarakat, dan kenegaraan, terbentanglah peradaban Islam dari wilayah Spanyol sampai benteng Cina, dari lembah Sungai Wolga di Rusia sampai ke Asia Tenggara, belakangan bahkan sudah hampir keseluruh dunia, yang dirintis oleh Rasul Muhammad, Khulafa al-Rasyidin, Amawiyah, Abbasiyah. Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah mempunyai peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budha dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata. Penyebaran Islam di 1 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Rajagarafindo Persada,2005), hlm.1 1

Upload: cero-statis-mhrj

Post on 19-Jun-2015

4.855 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dari seluruh Negara di dunia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Masuknya agama Islam ke Indonesia dan menjadi agama yang besar di Indonesia, tentunya tidak terjadi begitu saja, namun mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu meliputi jasa para da’i, mubalig, ulama, dan pemimpin bidang masing-masing dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia. Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan sebagai pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru, kebudayaan serta peradaban baru. Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi Muhammad menyebarkan ajaran-ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis, bidang kehidupan individu, bidang kehidupan masyarakat, dan kenegaraan, terbentanglah peradaban Islam dari wilayah Spanyol sampai benteng Cina, dari lembah Sungai Wolga di Rusia sampai ke Asia Tenggara, belakangan bahkan sudah hampir keseluruh dunia, yang dirintis oleh Rasul Muhammad, Khulafa al-Rasyidin, Amawiyah, Abbasiyah.Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah mempunyai peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari peradaban Hindu-Budha dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata. Penyebaran Islam di sebagaian daerah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal itu disebabkan Islam yang dibawa oleh pedagang maupun para da’i dan ulama, penyebarannya menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif lebih maju dari peradaban yang ada. Dengan kedatangan Islam, masyarakat Indonesia mengalami transformasi dari masyarakat agraris feodal pengaruh Hindu-Budha kearah masyarakat kota pengaruh Islam.

TRANSCRIPT

Page 1: masuknya islam ke indonesia

MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

I. Pendahuluan

Dari seluruh Negara di dunia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki

penduduk beragama Islam terbanyak di dunia. Masuknya agama Islam ke Indonesia

dan menjadi agama yang besar di Indonesia, tentunya tidak terjadi begitu saja, namun

mengalami proses yang cukup panjang. Proses itu meliputi jasa para da’i, mubalig,

ulama, dan pemimpin bidang masing-masing dalam proses penyebaran agama Islam di

Indonesia.

Kedatangan Islam pada abad ke-7 M ke dunia, dianggap oleh sejarawan sebagai

pembangunan dunia baru dengan pemikiran baru, cita-cita baru, kebudayaan serta

peradaban baru.1 Selama lebih dari empat belas abad sejak nabi Muhammad

menyebarkan ajaran-ajaran baru dalam bidang teologi monoteistis, bidang kehidupan

individu, bidang kehidupan masyarakat, dan kenegaraan, terbentanglah peradaban

Islam dari wilayah Spanyol sampai benteng Cina, dari lembah Sungai Wolga di Rusia

sampai ke Asia Tenggara, belakangan bahkan sudah hampir keseluruh dunia, yang

dirintis oleh Rasul Muhammad, Khulafa al-Rasyidin, Amawiyah, Abbasiyah.

Saat Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah

mempunyai peradaban yang bersumber dari kebudayaan asli pengaruh dari peradaban

Hindu-Budha dari India, yang pengaruh penyebarannya tidak merata. Penyebaran

Islam di sebagaian daerah di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal itu disebabkan

Islam yang dibawa oleh pedagang maupun para da’i dan ulama, penyebarannya

menyiarkan suatu rangkaian ajaran dan cara serta gaya hidup yang secara kualitatif

lebih maju dari peradaban yang ada. Dengan kedatangan Islam, masyarakat Indonesia

mengalami transformasi dari masyarakat agraris feodal pengaruh Hindu-Budha kearah

masyarakat kota pengaruh Islam. 2

II. Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia3

1 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: Rajagarafindo Persada,2005), hlm.12 Ibid, hlm 3-43 www.sejarah Islam Nusantara.com

1

Page 2: masuknya islam ke indonesia

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari

wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman bin Affan RA mengirim delegasi ke Cina

untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang

memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di

kepulauan nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti

Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah

perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan

pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi

nusantara sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara

besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari kepulauan nusantara, adalah yang

pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di

Indonesia berdiri, yakni kerajaan Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa

pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab

yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim

dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di

Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin

yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam

Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama

Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu

pada zaman Kerajaan Singosari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk

asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada peng-Islaman penduduk pribumi

nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi

memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk

Islamnya penduduk nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan

saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti, yaitu ditandai

dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh

Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate.

Tgl 15 Februari 2010, 20.33 WIB

2

Page 3: masuknya islam ke indonesia

Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh

surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di nusantara seperti

Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam

mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya

bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai,

tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke

nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Setiap kali para penjajah terutama Belanda menundukkan kerajaan Islam di

nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan

tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka

terputuslah hubungan umat Islam nusantara dengan umat Islam dari bangsa-bangsa

lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk

menjauhkan umat Islam nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka

yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke

Indonesia, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka

mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama

seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali

mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama

dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha.

Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah

menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan

Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun

maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir

utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M.

Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah

Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya,

Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak,

Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Mekkah. Bahkan ikut

mempertahankan Mekkah dari serbuan Turki Utsmani.

3

Page 4: masuknya islam ke indonesia

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad

kaum muslimin nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak

merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun

biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan,

terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat

dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa, Kondisi seperti ini

setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama nusantara

adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara

mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang

sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini

berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada

nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak

perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu

(Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para

ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro),

Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

III. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia Melalui Babak – Babak Yang Penting4

1. Babak pertama, abad 7 masehi (abad 1 hijriah).

Pada abad 7 masehi, Islam sudah sampai ke Nusantara. Para Dai yang datang

ke Indonesia berasal dari jazirah Arab yang sudah beradaptasi dengan bangsa India

yakni bangsa Gujarat dan ada juga yang telah beradaptasi dengan bangsa Cina, dari

berbagai arah yakni dari jalur sutera (jalur perdagangan) dakwah mulai merambah di

pesisir-pesisir nusantara. Sampainya dakwah di Indonesia melalui para pelaut-pelaut

atau pedagang-pedagang sambil membawa dagangannya juga membawa akhlak Islami

sekaligus memperkenalkan nilai-nilai yang Islami. Masyarakat ketika berkenalan

dengan Islam terbuka pikirannya, dimuliakan sebagai manusia dan ini yang

membedakan masuknya agama lain sesudah maupun sebelum datangnya Islam.

2. Babak kedua, abad 13 masehi.

4 www. masuknya islam ke Indonesia.com Tgl 20 Februari, 17. 45

4

Page 5: masuknya islam ke indonesia

Di abad 13 Masehi berdirilah kerajaan-kerajaan Islam diberbagai penjuru di

nusantara, yang merupakan moment kebangkitan kekuatan politik umat khususnya di

daerah Jawa ketika kerajaan Majapahit berangsur-angsur turun kewibawaannya karena

konflik internal. Hal ini dimanfaatkan oleh Sunan Kalijaga yang membina di wilayah

tersebut bersama Raden Fatah yang merupaka keturunan raja-raja Majapahit untuk

mendirikan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa yaitu kerajaan Demak. Bersamaan

dengan itu mulai bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam yang lainnya, walaupun

masih bersifat lokal.

3. Babak ketiga, masa penjajahan Belanda.

Pada abad 17 masehi tepatnya tahun 1601 datanglah kerajaan Hindia Belanda

ke daerah nusantara yang awalnya hanya berdagang tetapi akhirnya menjajah. Belanda

datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya yakni VOC, semejak itu hampir seluruh

wilayah nusantara dijajah oleh Hindia Belanda kecuali Aceh. Saat itu antar kerajaan-

kerajaan Islam di nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini

yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.

Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara

aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para

Ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, mengubah pesantren-pesantren menjadi

markas-markas perjuangan, santri-santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah

(pasukan Allah) yang siap melawan penjajah sedangkan ulamanya menjadi panglima

perangnya. Hampir seluruh wilayah di Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap

penjajah adalah kaum muslimin beserta ulamanya.

Potensi-potensi tumbuh dan berkembang diabad 13 menjadi kekuatan

perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat

pada masa kerajaan-kerajaan Islam yang syair-syairnya berisikan perjuangan. Ulama-

ulama menggelorakan Jihad melawan kaum kafir yaitu penjajah Belanda. Belanda

mengalami kewalahan yang akhirnya menggunakan strategi-strategi:

Politik devide et impera, yang pada kenyataannya memecah-belah atau

mengadu domba antara kekuatan Ulama dengan adat contohnya perang Padri di

Sumatera Barat dan perang Diponegoro di Jawa.

5

Page 6: masuknya islam ke indonesia

Mendatangkan Prof. Dr. Snouk Cristian Hourgonye alias Abdul Gafar seorang

Guru Besar keIndonesiaan di Universitas Hindia Belanda juga seorang orientalis

yang pernah mempelajari Islam di Mekkah, dia berpendapat agar pemerintahan

Belanda membiarkan umat Islam hanya melakukan ibadah mahdhoh (khusus)

dan dilarang berbicara atau sampai melakukan politik praktis. Gagasan tersebut

dijalani oleh pemerintahan Belanda dan salah satunya adalah pembatasan

terhadap kaum muslimin yang akan melakukan ibadah Haji karena pada saat

itulah terjadi pematangan perjuangan terhadap penjajahan.

 4. Babak keempat, abad 20 masehi

Awal abad 20 masehi, penjajah Belanda mulai melakukan politik etik atau politik

balas budi yang sebenarnya adalah hanya membuat lapisan masyarakat yang dapat

membantu mereka dalam pemerintahannya di Indonesia. Politik balas budi memberikan

pendidikan dan pekerjaan kepada bangsa Indonesia khususnya umat Islam tetapi

sebenarnya tujuannya untuk mensosialkan ilmu-ilmu barat yang jauh dari Al-Qur’an dan

akan dijadikannya boneka-boneka penjajah, yang mendapat pendidikanpun tidak

seluruh masyarakat melainkan hanya golongan Priyayi (bangsawan), karena itu yang

pemimpin-¬pemimpin pergerakan adalah berasalkan dari golongan bangsawan.

Strategi perlawanan terhadap penjajah pada masa ini lebih kepada bersifat

organisasi formal daripada dengan senjata. Berdirilah organisasi Serikat Islam

merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama di Indonesia pada tahun

1905 yang mempunyai anggota dari kaum rakyat jelata sampai priyayi dan meliputi

wilayah yang luas. Tahun 1908 berdirilah Budi Utomo yang masih bersifat kedaerahan

yaitu Jawa, karena itu Serikat Islam dapat disebut organisasi pergerakan Nasional

pertama daripada Budi Utomo.

Tokoh Serikat Islam yang terkenal yaitu HOS Tjokroaminoto yang memimpin

organisasi tersebut pada usia 25 tahun, seorang kaum priyayi yang karena memegang

teguh Islam maka diusir sehingga hanya menjadi rakyat biasa. Ia bekerja sebagai buruh

pabrik gula. Ia adalah seorang inspirator utama bagi pergerakan Nasional di Indonesia.

Serikat Islam di bawah pimpinannya menjadi suatu kekuatan yang diperhitungkan

Belanda. Tokoh-tokoh Serikat Islam lainnya ialah H. Agus Salim dan Abdul Muis, yang

6

Page 7: masuknya islam ke indonesia

membina para pemuda yang tergabung dalam Young Islamitend Bound yang bersifat

nasional, yang berkembang sampai pada sumpah pemuda tahun 1928.

Dakwah Islam di Indonesia terus berkembang dalam institusi-institusi seperti

lahirnya Nadhatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, dan lain-lain. Lembaga-lembaga ke-

Islaman tersebut tergabung dalam MIAI (Majelis Islam ‘Ala Indonesia) yang kemudian

berubah namanya menjadi MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) yang

anggotanya adalah para pimpinan institusi-institusi ke-Islaman tersebut.

Di masa pendudukan Jepang, dilakukan strategi untuk memecah-belah kesatuan

kekuatan umat oleh pemerintahan Jepang dengan membentuk kementrian Sumubu

(Departemen Agama). Jepang meneruskan strategi yang dilakukan Belanda terhadap

umat Islam. Ada seorang Jepang yang faham dengan Islam yaitu Kolonel Huri, ia

memotong koordinasi ulama-ulama di pusat dengan di daerah, sehingga ulama-ulama

di desa yang kurang informasi dan akibatnya membuat umat dapat terbodohi.

Pemerintahan pendudukan Jepang memberikan fasilitas untuk kemerdekaan

Indonesia dengan membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan

Kemerdekaan Indonesia) dan dilanjuti dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia) dan lebih mengerucut lagi menjadi Panitia Sembilan, Panitia ini yang

merumuskan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Piagram Jakarta merupakan

konsensus tertinggi untuk menggambarkan adanya keragaman Bangsa Indonesia yang

mencari suatu rumusan untuk hidup bersama. Tetapi ada kalimat yang kontroversi

dalam piagam ini yaitu penghapusan “7 kata “ lengkapnya kewajiban menjalankan

syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya yang terletak pada alinea keempat setelah

kalimat Negara berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.

5. Babak kelima, abad 20 & 21.

Pada babak ini proses dakwah (Islamisasi) di Indonesia mempunyai ciri

terjadinya globalisasi informasi dengan pengaruh-pengaruh gerakan Islam internasional

secara efektif yang akan membangun kekuatan Islam lebih utuh yang meliputi segala

dimensinya. Sebenarnya kalau saja Indonesia tidak terjajah maka proses Islamisasi di

Indonesia akan berlangsung dengan damai karena bersifat kultural dan membangun

kekuatan secara struktural. Hal ini karena awalnya masuknya Islam yang secara

manusiawi, dapat membangun martabat masyarakat yang sebagian besar kaum sudra

7

Page 8: masuknya islam ke indonesia

(kelompok struktur masyarakat terendah pada masa kerajaan) dan membangun

ekonomi masyarakat. Sejarah membuktikan bahwa kota-kota pelabuhan (pusat

perdagangan) yang merupakan kota-kota yang perekonomiannya berkembang baik

adalah kota-kota muslim. Dengan kata lain Islam di Indonesia bila tidak terjadi

penjajahan akan merupakan wilayah Islam yang terbesar dan terkuat. Walaupun

demikian Allah mentakdirkan di Indonesia merupakan jumlah peduduk muslim terbesar

di dunia, tetapi masih menjadi tanda tanya besar apakah kualitasnya sebanding dengan

kuantitasnya.

IV. Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.

4.1. Teori Tentang Masuknya Islam Ke Indonesia

Datangnya Islam ke Indonesia, mula-mula melalui Parsi dan India, dan bukan

langsung dari timur tengah. Perubahan-perubahan terjadi mungkin secara lebih hebat

dari Eropa, seperti Portugis. Pada abad ke-16, bangsa Belanda pada abad ke-17

sampai pada sebagian abad ke -20 agama Islam muncul dengan kegairahan baru. Kali

ini dari timur tengah pada pertengahan abad ke-19 dan sampai pada sebagian abad ke-

20. Akhirnya serangan sekali-sekali dari Tiongkok serta invasi militer Jepang pada

perang dunia II.5

Secara historis maupun sosiologis, masuknya Islam ke Indonesia, mengalami

banyak masalah baik tentang sejarahnya, maupun perkembangan awal Islam. Islam

dalam batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru

agama (da’i) dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah

pertama itu tidak bertendensi apapun, selain bertanggung jawab menunaikan kewajiban

tanpa pamrih, sehingga nama mereka berlalu begitu saja. Sehingga ada banyak

perbedaan pendapat tentang kapan, dari mana, dan dimana pertama kali Islam datang

ke Indonesia. Namun, secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi menjadi

beberapa bagian sebagai berikut.

a. Pendapat pertama dipelopori oleh sarjana-sarjana Belanda, diantaranya Snouck

Hurgronje yang berpendapat bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M

dari Gujarat (bukan dari Arab langsung). Dengan bukti ditemukannya makam Sultan

5 Taufik Abdullah (editor), Islam di Indonesia , (Jakarta: Tinta Mas Indonesia, 1973), hlm. 34

8

Page 9: masuknya islam ke indonesia

yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh, raja pertama kerajaan Samudra

Pasai yang dikatakan berasal dari Gujarat.

b. Pendapat kedua dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, diantaranya Prof.

Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” di

Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah

datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah( + abad ke-7 sampai ke-8 M)

langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat

internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13.

c. Sarjana Muslim Kontemporer seperti Taufik Abdullah mengatakan, bahwa memang

benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7

atau ke-8 Masehi, tetapi baru dianut oleh para pedagang Timur Tengah di

pelabuhan-pelabuhan. Dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-

13, barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik.

Hal ini terjadi akibat arus balik kehancuran Baghdad ibukota Abbasiyah oleh Hulagu.

Kehancuran Islam menyebabkan pedagang Muslim mengalihkan aktivitas

perdagangan ke arah Asia Selatan, Asia Timur, dan Asia tenggara.6

4.2. Beberapa Pendapat Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia.7

1. Islam Masuk ke Indonesia Pada Abad ke 7:

a. Seminar masuknya islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan

perjalanan Al mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan

dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan

telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.

b. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa

kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para

pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.

c. Dari Gerini dalam Futher India and Indo-Malay Archipelago, di dalamnya

menjelaskan bahwa kaum Muslimin sudah ada di kawasan India, Indonesia, dan

Malaya antara tahun 606-699 M.

6 Sunanto, Op.cit, hlm. 7-127 www.masuknya islam ke Indonesia. com. Tgl 20 Februari, 18.06 WIB

9

Page 10: masuknya islam ke indonesia

d. Prof. Sayed Naguib Al Attas dalam Preliminary Statemate on General Theory of

Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), di dalamnya mengungkapkan

bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M.

e. Prof. Sayed Qodratullah Fatimy dalam Islam comes to Malaysia mengungkapkan

bahwa pada tahun 674 M. kaum Muslimin Arab telah masuk ke Malaya.

f. Prof. S. Muhammmad Huseyn Nainar, dalam makalah ceramahnya berjudul Islam di

India dan hubungannya dengan Indonesia, menyatakan bahwa beberapa sumber

tertulis menerangkan kaum Muslimin India pada tahun 687 sudah ada hubungannya

dengan kaum Muslimin Indonesia.

g. W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From

Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan

adanya Arab muslim berkunjung ke Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab

Muslim).

h. T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The Propagation of The

Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun

1 Hijriyah (Abad 7 M).

2. Islam Masuk Ke Indonesia pada Abad ke-11:

Satu-satunya sumber ini adalah diketemukannya makam panjang di daerah

Leran Manyar, Gresik, yaitu makam Fatimah Binti Maimoon dan rombongannya. Pada

makam itu terdapat prasasti huruf Arab Riq’ah yang berangkat tahun 1802 M.

3. Islam Masuk Ke Indonesia Pada Abad Ke-13:

a. Catatan perjalanan Marcopolo, menyatakan bahwa ia menjumpai adanya kerajaan

Islam Ferlec (mungkin Peureulack) di Aceh, pada tahun 1292 M.

b. K.F.H. van Langen, berdasarkan berita Cina telah menyebut adanya kerajaan Pase

(mungkin Pasai) di Aceh pada 1298 M.

c. J.P. Moquette dalam De Grafsteen te Pase en Grisse Vergeleken Met Dergelijk

Monumenten uit hindoesten, menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada

abad ke-13.

d. Beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih

cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13,

berdasarkan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di kawasan Indonesia.

10

Page 11: masuknya islam ke indonesia

Dengan datangnya para pedagang ke Indonesia, para da’i dan musafir juga turut

datang. Melalui jalur pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan dengan pedagang

dari negeri-negeri di ketiga Benua Bagian Asia. Hal ini memungkinkan untuk terjadinya

hubungan timbal balik, sehingga terbentuklah perkampungan masyarakat Muslim.

Pertumbuhan perkampungan ini tidak hanya bersifat ekonomis, tetapi membentuk

struktur pemerintahan dengan mengangkat Meurah Silu, kepala suku Gampung

Samudra menjadi Sultan Malik as-Sholeh.

Oleh karena itu, tersebarnya Islam ke Indonesia dapat dibagi kedalam beberapa

saluran, yaitu:

1. Perdagangan, yang mempergunakan sarana pelayaran.

2. Dakwah, yang dilakukan oleh mubalig (sufi pengembara) yang berdatangan

bersama para pedagang .

3. Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang Muslim, mubalig dengan anak

bangsawan Indonesia. Dengan perkawinan itu, secara tidak langsung orang Muslim

tersebut status sosialnya dipertinggi dengan sifat kharisma kebangsawanan. Apalagi

jika pedagang Muslim menikah dengan putri raja, maka keturunannya akan menjadi

pejabat birokrasi, putra mahkota kerajaan dan sebagainya.

4. Pendidikan, setelah kedudukan para pedagang mantap, mereka menguasai

kekuatan ekonomi di bandar-bandar seperti Gresik. Pusat-pusat perekonomian itu

berkembang menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam. Misalnya, pusat-

pusat pendidikan dan dakwah Islam di kerajaan Samudra Pasai berperan sebagai

pusat dakwah pertama yang didatangi pelajar-pelajar dan mengirimi mubalig lokal,

diantaranya mengirim Maulana Malik Ibrahim ke Jawa.

5. Tasafuf dan tarekat. Datangnya para pedagang bersamaan denga para ulama, da’I,

dan sufi pengembara mengakibatkan pengangkatan para ulama atau sufi menjadi

penasehat dan pejabat agama di kerajaan. Misalnya, di Aceh, ada Syaikh Hamzah

Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abd. Rauf Singkel.

Penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para sufi melalui dua cara, yaitu:

a. Dengan membentuk kader mubalig, agar mampu mengajarkan serta

menyebarkan agama Islam di daerah asalnya. Dengan demikian, Abd. Rauf

11

Page 12: masuknya islam ke indonesia

mempunyai murid yang kemudian menyebarkan Islam ditempat asalnya,

diantaranya Syaikh Burhanuddin Ulakan, kemudian Syaikh Abd. Muhyi

Pamijahan di Jawa Barat, dan sebagainya.

b. Melalui karya-karya tulis yang tersebar dan dibaca diberbagai tempat. Pada

abad ke-17, Aceh adalah pusat perkembangan karya-karya keagamaan yang

ditulis para ulama dan para sufi.

6. Kesenian. Saluran yang banyak dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa

adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga, mempergunakan banyak

cabang seni untuk Islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni

busana.

Secara kasar, penyebaran Islam di Indonesia dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

1. Dimulai dengan kedatangan Islam, yang diikuti oleh kemorosostan kemudian

keruntuhan Majapahit pada abad ke-14 sampai ke-15.

2. Sejak datang dan mapannya kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia sampai abad

ke-19.

3. Bermula pada awal abad ke-20 dengan terjadinya “liberalisasi” kebijaksanaan

pemerintah kolonial Belanda.

Pada tahap pertama, penyebaran Islam masih relatif di kota pelabuhan. Namun,

tidak lama kemudian Islam mulai memasuki wilayah pesisir lainnya dan pedesaan.

Pada tahap ini pedagang, ulama-ulama guru tarekat (wali di Jawa) dengan murid-

murid mereka memegang peranan penting. Mereka memperoleh patronase dari

penguasa lokal dan dalam banyak kasus penguasa lokal juga ikut berperan dalam

penyebaran Islam. Islamisasi tahap ini sangat diwarnai aspek tasafuf, meskipun aspek

hukum (syariah) juga tidak diabaikan, hal ini disebabkan Islam tasafuf dengan segala

penafsiran mistiknya terhadap Islam dalam beberapa segi tertentu cocok dengan latar

belakang masyarakat setempat yang dipengaruhi asketisme Hindu-Budha dan

sinkritisme kepercayaan lokal.8

8 Sunanto, Op.cit hlm. 13

12

Page 13: masuknya islam ke indonesia

Pada mulanya Islam mendapatkan kubu-kubu terkuatnya di kota-kota pelabuhan

sekaligus jadi ibu kota kerajaan, seperti Samudra Pasai, Malaka, dan kota-kota

pelabuhan pesisir Jawa. Proses Islamisasi Nusantara berawal dari kota-kota. Di

perkotaan itu sendiri Islam adalah fenomena istana. Istana kerajaan menjadi pusat

pengembangan intelektual Islam atas perlindungan resmi penguasa yang disusul

kemunculan tokoh-tokoh ulama seperti, Hamzah Fansuri, Samsuddin Sumatrani,

Naruddin al-Raniri, Abd Rauf Singkel dikerajaan Aceh dan Wali Songo di kerajaan

Demak. Tokoh-tokoh ini mempunyai jaringan keilmuan yang luas, baik di dalam

maupun di luar negeri, sehingga menjadikan Islam Indonesia bersifat Internasional.

Kota pelabuhan yang juga menjadi istana kerajaan yang kemudian berkembang

menjadi pusat pendidikan dan penyebaran Islam didatangi murid-murid yang nantinya

akan menjadi da’i yang menyebarkan Islam lebih lanjut ke daerah-daerah lain. Kota

pelabuhan juga menjadi pusat penggemblengan kader-kader politik, dan kelak menjadi

raja-raja Islam pertama di kerajaan-kerajaan baru.

Tahap kedua, penyebaran Islam terjadi ketika VOC semakin mantap menjadi

penguasa di Indonesia. Pada abad ke-17 VOC baru merupakan salah satu kekuatan

yang ikut bersaing dalam kompetisi dagang dan politik di kerajaan Islam Nusantara.

Akan tetapi pada abad ke-18 VOC berhasil tampil sebagai pemegang hegemoni politik

di Jawa dengan terjadinya perjanjian Giyanti tahun 1755 yang memecah Mataram

menjadi dua, yaitu Surakarta dan Yogyakarta. Perjanjian tersebut menjadikan raja-raja

Jawa tidak mempunyai wibawa karena kekuasaan politik telah jatuh ke tangan penjajah,

sehingga raja menjadi sangat tergantung kepada VOC. Campur tangan VOC terhadap

keraton makin luas termasuk masalah keagamaan. Peranan ulama di keraton menjadi

terpinggirkan. Oleh karena itu, ulama keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan

sambil memobilisasi petani membentuk pesantren dan melawan kolonial, seperti kasus

Syaikh Yusuf al-Makassari.9

Tahap ketiga, terjadi pada awal abad ke-20, ketika terjadi liberalisasi

kebijaksanaan pemerintah Belanda mengalami defisit yang tinggi akibat menanggulangi

tiga perang besar, seperti perang Diponegoro, perang Paderi dan perang Aceh,

Belanda mengangkat Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan

9Sunanto, Op.cit, hlm. 14

13

Page 14: masuknya islam ke indonesia

sistem tanam paksa (cultuur stelsel) yang mengharuskan petani membayar pajak dalam

bentuk hasil pertanian yang dipaksakan. Dari situ, rakyat mulai mengenal berbagai

tanaman untuk perdagangan internasional, sehingga terjadi revolusi ekonomi di Jawa.10

Pada tahun 1870 terjadi sistem ekonomi liberal, dimana kekuasaan elit lokal

merosot hanya sebagai mandor penanaman. Untuk keperluan ekonomi liberal

prasarana fisik dibangun, perkebunan diperbesar, irigasi, transportasi kereta api di

Jawa dan Sumatera, pengangkutan laut, pelabuhan-pelabuhan baru dibangun di

Tanjung Priuk pada tahun 1893.

Namun pada tahun 1963 M di kota Medan, dalam sebuah seminar yang

membicarakan tentang masuknya Islam ke Indonesia, menghasilkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Pertama kali Islam masuk Ke Indonesia pada abad 1 H/7M, yang langsung datang

dari negeri Arab.

2. Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah daerah pesisir Sumatera Utara.

Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan

Aceh.

3. Para da’i Islam yang pertama, mayoritas para pedagang. Pada saat itu dakwah

disebarkan dengan damai.11

V. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia, kami

menyimpulkan bahwa:

1. Sebelum Islam datang ke Indonesia, sebenarnya kepulauan nusantara sudah

memiliki peradaban tersendiri, yaitu peradaban yang bersumber dari kebudayaan

asli pengaruh peradaban Hindu-Budha dari India. Sehingga dapat dikatakan bahwa

sebenarnya, Islam bukanlah peradaban pertama yang mendiami kepulauan

nusantara.

2. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia berlangsung dengan cepat dan pesat serta

mudah diterima oleh masyarakat Indonesia, walaupun masuknya Islam ke Indonesia

berlangsung dalam beberapa bagian tahap atau babak. Cepat dan pesatnya

10 Ibid, hlm. 1511 Ahmad al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, ( Jakarta: Akbar, 2004), hlm. 336

14

Page 15: masuknya islam ke indonesia

masuknya Islam ke Indonesia dibuktikan dengan cara penyebarannya oleh para

pedagang, da’i dan ulama, terutama dengan ajaran dan gaya hidup yang lebih maju

dari peradaban yang ada. Kemajuan dalam peradaban ini juga didukung dengan

adanya sistem dakwah dan perdagangan yang damai serta berdirinya kerajaan-

kerajaan Islam di nusantara yang segera dapat mengimbangi kerajaan-kerajaan

Hindu-Budha yang sudah ada sebelumnya.

3. Dari beberapa sumber yang diperoleh, maka dapat dicatat adanya perbedaan dalam

menentukan kapan masuknya agama Islam di Indonesia. Sumber-sumber yang

dimaksud menetapkan bahwa masuknya Islam ke Indonesia adalah pada abad ke-

7, abad ke-11, dan abad ke-13. Namun, kami dari kelompok menyimpulkan lebih

setuju bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sudah di mulai pada abad ke-7. Hal

ini kami tegaskan karena kebudayaan Islam sudah termasuk budaya yang sangat

tua di Indonesia, dan jarak sebelum masuknya kolonial Belanda (abad ke-15)

agama Islam sudah ada di Indonesia.

4. Agama Islam terus mengalami perkembangan di Indonesia, walaupun tidak sedikit

tantangan yang datang dari koloniallisme Belanda dan juga para penjajah dari

bangsa lain. Perlawanan ini terutama ditunjukkan oleh kerajan-kerajaan Islam,

maupun organisasi-organisasi kedaerahan dan juga took-tokoh Islam.

Perkembangan selanjutnya pasca kolonialisme diwarnai dalam kekuatan politik

Islam dengan dakwah Islam nasional dan didukung internasional yang menyentuh

semua lapisan masyarakat hingga kini Indonesia menjadi Negara Muslim terbesar di

Dunia.

KEPUSTAKAAN

Abdullah Taufik

1973 Islam di Indonesia , Jakarta, Tinta Mas Indonesia

15

Page 16: masuknya islam ke indonesia

al-Usairy Ahmad

2004 Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX

Jakarta, Akbar

Sunanto Musyrifah

2005 Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta, Rajagarafindo

Persada

Sumber Lain:

www.sejarah Islam Nusantara.com, 15 Februari 2010, 20.33 WIB

www. masuknya Islam ke Indonesia.com, 20 Februari, 17. 45

www.masuknya Islam ke Indonesia. Com, 20 Februari, 18.06 WIB

16