mata kuliah: pembelajaran berbasis web · pdf fileapril 15, 2012 mata kuliah: pembelajaran...
TRANSCRIPT
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
TUGAS MAKALAH
LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN
BERBASIS WEB
Dosen Pembina :
DR. Darmansyah, ST, M.Pd
Oleh Kelompok IV:
IKA NURIKA
RAMADHAYANI
SRI SULASTRI
SUHELIA YANUARMI
TENGKU MARDIANA
VANDI FERNANDEZZ
YANE ATHENA KOMAYA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat Nya, kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik, tanpa mengalami hambatan yang berarti. Makalah ini
dimaksudkan guna untuk meyempurnakan tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Web.
Hasil makalah ini berupa deskripsi teori komunikasi, model desain instruksional dan konsep
belajar jarak jauh.
Teori komunikasi merupakan salah satu landasan dalam desain pembelajaran
berbasis web. Teori komunikasi menjelaskan proses penyampaian informasi, bentuk dan
struktur informasi serta fungsi dan pengaruh informasi. Lalu akan dilanjutkan dengan
pembahasan mengenai bagaimana mendesain instruksional untuk pembelajaran berbasis
web. Terakhir akan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai konsep pembelajaran jarak
jauh.
Dengan rampungnya makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna penyempurnaan makalah ini. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
Pekanbaru, April 2012
Kelompok IV
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar .......................................................................................................... ii
Daftar isi .................................................................................................................... iii
BAB I TEORI KOMUNIKASI .......................................................................................... 1
BAB II MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL ...................................................................... 2
Model Tradisional .............................................................................................. 4
Model Alternatif ................................................................................................ 5
BAB III KONSEP BELAJAR JARAK JAUH ......................................................................... 9
Defenisi Pendidikan Jarak Jauh ......................................................................... 9
Teori dan Konsep Pendidikan Jarak Jauh .......................................................... 10
Sistem Pendidikan Jarak Jauh ........................................................................... 11
Pertimbangan Desain ....................................................................................... 11
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
1
BAB I
TEORI KOMUNIKASI
Teori komunikasi merupakan salah satu landasan dalam desain pembelajaran
berbasis web. Richey (dalam Romussen 1986) menyatakan bahwa teori komunikasi
menjelaskan proses penyampaian informasi, bentuk dan struktur informasi serta fungsi
dan pengaruh informasi. Komunikasi berpengaruh terhadap bagaimana pesan pesan
diciptakan dan didistribusikan dari instruktur, antar peserta didik dan pengaruhnya terhadap
dirinya sendiri.
Pada dasarnya model komunikasi diawali dari seorang sender menciptakan pesan
dan mengirimkannya kepada receiver melalui suatu system penyampaian pesan. Setelah
pesan diterima, receiver memproses dan lalu menginterpretasikan kemudian memberikan
umpan balik kepada sender. Prinsip utama dalam teori komunikasi yang dihubungkan
dengan desain pembelajaran berbasis web adalah desain pesan.
Desain pesan merupakan salah satu langkah proses pengembangan yang membawa
spesifikasi cetak biru desain pembelajaran dalam detail yang lebih besar. Desain pesan
meliputi fitur-fitur visual teks dan grafik serta penempatannya dalam suatu halaman.
Dalam suatu lingkungan pembelajaran berbasis web, desain pesan yang cocok tergantung
pada desainer, yang tampak dalam bentuk tata letak halaman web.
Teori system adalah salah satu bidang studi yang memainkan peran penting dalam
perkembangan teori komunikasi. Keberartian komunikasi manusia tidak lagi diperlakukan
sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari proses komunikasi lainnya. Bertalanffy
(1968) menyatakan bahwa teori system komunikasi manusia diperlakukan sama dengan
semua komunikasi lainnya baik itu system teknik (seperti telepon system), fenomena
komunikasi fisik seperti cahaya atau proses transfer energy, system biologis hidup, atau
seluruh system social.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
2
Wiener (1948) menyatakan bahwa prinsip-prinsip komunikasi adalah sama tanpa
memperhatikan apakah orang berurusan dengan system mesin, manusia atau makhluk
hidup lainnya. Weiner lebih lanjut menambahkan bahwa komunikasi adalah salah satu
prinsip dimana alat dikombinasikan dengan system lingkungan eksternal.
Pada tahun 1949 Shanon dan Weaver, diilhami oleh perkembangan teori system dan
komunikasi baru sibernetika memperkenalkan model “Teori Informasi”. Komunikasi
merupakan hasil dari beroperasinya elemen-elemen dalam sebuah system informasi yaitu
sumber pesan yang diteruskan oleh saluran ke penerima. Saluran ini diistilahkan dengan
bandwidth. Kapasitas bandwidth mempengaruhi tingkat informasi yang dapat disampaikan
dan inilah yang sering disebut ukuran kapasitas komunikasi.
Saluran bandwidth juga mungkin dibatasi oleh saluran bentuk komunikasi. Sebagai
contoh, ketika berbicara ditelepon, saluran terbatas hanya pada data audio sedngakn
informasi visual tidak ditampilkan. Wiener (1948) menunjukkan bahwa efektivitas
komunikasi dalam model seperti itu bergantung pada kualitas saluran. Saluran berkualitas
tinggi mengirimkan informasi secara bermutu, sedangkan saluran kualitas rendah
mungkin terkontaminasi oleh informasi lain.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
3
BAB II
MODEL DESAIN INSTRUKSIONAL
Model desain instruksional adalah aturan desain yang umumnya berisikan tentang
cara mengajar atau mengarahkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kebutuhan,
subjek dan konteks pada kelas tertentu. Desain instruksional adalah suatu pendekatan
sistematik untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pembelajaran khusus dapat dicapai. Ini
adalah proses yang berulang-ulang secara terus menerus yang memerlukan evaluasi dan
umpan balik.
Kebanyakan model desain instruksional didasarkan pada landasan behavioris dimana
fokusnya adalah pada hal-hal seperti tujuan belajar dan persyaratan instrumental melalui
penguatan perilaku yang diinginkan. Model ini lebih mengarah pada dekomposisi dari setiap
komponen system instruksional ke bagian-bagian komponen yang sudah umum seperti
peserta didik, tujuan, isi dan strategi pembelajarn.
Model yang lebih progresif mengarah pada landasan pendekatan konstruktivist,
yang menyatakan bahwa belajat itu yang terbaik adalah berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan individu yang relevan. Model ini cenderung lebih cair dan tidak dibatasi pada
proses yang berirutan dalam sebuah desain. Selain itu juga cenderung untuk
menggabungkan kegiatan belajar lebih bersifat kolaboratif dan mengurangi peran guru.
Unsur-unsur yang dianggap ada untuk kedua pendekatan model adalah
mendefenisikan tujuan, menentukan isi (urutan dan struktur konten), menentukan strategi
dan metode pembelajaran untuk menyajikan materi dan mengembangkan kurikulum.
Kebanyakan model selalu memasukkan unsur sama dan elemennya termasuk evaluasi dan
umpan balik pada tahap tertentu dalam proses. Perbedaan utama dalam berbagai model
desain hanya terletak pada metode atau pendekatan untuk merancang.
Model desain instruksional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari desain
pembelajaran berbasis web. MDI dijadikan sebagai landasan dalam merancang desain
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
4
pembelajaran berbasis web baik konten, strategi penyampaian dan bentuk evaluasi berpola
pada MDI. Model pembelajaran dalam desain pembelajaran berbasis web menggunakan
pola yang sama dengan model-model pembelajaran lainnya. Hanya saja dalam MDPBW ada
penekanan terhadap konsep yang mengarah pada pembelajaran jarak jauh. Ada dua model
pembelajaran yaitu model tradisional dan model alternative.
1. Model Tradisional
“Model DI umumnya memiliki elemen-elemen inti termasuk menentukan kebutuhan
peserta didik, mengidentifikasi sasaran dan tujuan pembelajaran, mengembangkan alat
asesmen, merancang strategi dan media pembelajaran, dan melaksanakan tes lapangan
(evaluasi formatif)” Andrew and Goodson (1980).
Model ADDIE adalah model desain instruksional sistematis yang terdiri dari lima fase:
a. Analisis
Perancang pembelajaran mengidentifikasi masalah, tujuan dan sasaran, kebutuhan
peserta didik, pengetahuan dan karakteristik lain yang relevan. Analisis juga
mempertimbangkan lingkungan belajar, setiap kendala, pilihan penyampaian pesan
dan waktu yang tersedia.
b. Desain
Proses sistematis yang menetapkan tujuan belajar, menjelaskan scenario
pembelajaran, prototype, capaian hasil belajar, desain grafis dan konten.
c. Pengembangan
Pengembangan isi dan materi pembelajaran berdasarkan tahap yang telah
dilaksanakan sebelumnya (desain).
d. Pelaksanaan
Selama pelaksanaan, rencana dimasukkan kedalam tindakan dan prosedur
pembelajaran bagi para peserta didik dan guru yang telah dikembangkan. Bahan itu
dikirim atau dibagikan kepada kelompok peserta didik. Setelah dilaksanakan,
efektivitas materi pembelajaran dievaluasi.
e. Evaluasi
Evaluasi ini terdiri dari evaluasi formatif dan sumatif. Evaluasi formatif hadir dalam
setiap tahapan proses ADDIE. Evaluasi sumatif terdiri dari tes yang dirancang untuk
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
5
mendapatkan umpan balik dari para pengguna. Setelah mendapatkan informasi
yang cukup tentang hasil evaluasi, revisi dibuat sesuai dengan kebutuhan.
2. Model Alternatif
Model Desain Instruksional Alternatif (Rasmussen & Shivers:2003)
Tahapan-tahapan dalam desain model alternative:
a. Analysis Stage
1) Problem Analysis
Investigasi permasalah yang muncul dan lakukan identifikasi solusi yang
dianggap paling tepat. Salah satu factor yang perlu dipertimbangkan untuk
menentukan kelayakan PBW adalah alat evaluasi dan dukungan yang tersedia di
institusi dimana PBW akan dilaksanakan. Dalam merancang halaman web,
desainer harus memiliki akses terhadap semua komponen pendukung baik
perangkat keras maupun perangkat lunak.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
6
2) Instructional Component Analysis
Pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai kerangka analisis ini:
Apa tujuan PBW?
Apa konteks PBW?
Siapa peserta didiknya?
Apa content pembelajarannya?
3) Instructional Goal Analysis
Fase ini dimulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Peserta didik
dapat melihat langsung secara nyata apa tujuan yang ingin dicapai dalam setiap
level pembelajaran.
4) Instructional Context Analysis
ICA merupakan analisis situasi lingkungan yang terjadi pada waktu yang akan
datang dalam model desain PBW. Antara lain menguraikan lingkungan dimana
desain PBW dirancang dan diajarkan. Lalu infrastruktur secara organisasional,
akses peserta didik terhadap teknologi dan daya dukung fasilitas yang tersedia.
5) Linear’s Analysis
Davidson (1999), tujuan dari LA adalah untuk mengidentifikasi minat peserta
didik, kebituhan, kemampuan dan juga pengetahuan awal, keterampilan dan
pengalaman.
6) Instructional Content Analysis
Para desainer menentukan struktur dan urutan dari langkah utama dan
keterampilan tambahan yang akan dipresentasikan dalam desain PBW. Hal ini
untuk mengetahui dimana desain PBW harus dimulai dan keterampilan awal
apa yang diperlukan oleh seorang peserta didik untuk berpartisipasi secara baik.
b. Evaluation Planning Stage
Bagian akhir dari rencana evaluasi formatif adalah uji coba dengan pengguna akhir.
Lakukan perbandingan antara model desain PBW jika dibadingkan dengan desain
model tradisional. EPS dikembangkan dengan mengajukan pertanyaan sebagai
berikut:
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
7
Siapa stakeholder-nya?
Apa yang dievaluasi?
Siapa evaluator dan reviewer-nya?
Bagaimana metode evaluasinya?
Kapan dan bagaimana evaluasi itu diambil?
Apa jenis keputusan yang perlu dibuat dan rencana desain PBW dan
bagaimana mengembangkannya?
c. Concurrent Design Stage
1) Preplanning Activites
Mulai proses perancangan yang terkait dengan rancangan biaya dan alokasi
sumber daya. Desainer dapat mengidentifikasi tugas-tugas utama dan waktu
yang diperlukan untuk mengembangkan desain PBW.
2) Design Processes
Proses desain diperlihatkan dalam bentuk TOAB (Task Objective Assessment Item
Blueprint) yang berisi:
Identifikasi konten tujuan desain PBW
Contoh assessment serta memberikan penjelasan tentang cara
menyelesaikan tugas tersebut
Strategi pembelajaran
Motivasi
3) Development Processes
Proses pengembangan tidak perlu menunggu desain selesai secara lengkap.
Setelah satu seksi desain dapat diselesaikan, selanjutnya dilakukan
pengembangan dalam bentuk penyempurnaan secara stimultan. Proses desain
secara stimultan ini dapat membantu desainer merencanakan dan menciptakan
unit-unit pembelajaran baik yang sederhana maupun yang komplek.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
8
d. Implementation stage
Tahapan implementasi terjadi apabila PBW sudah siap digunakan oleh peserta didik.
1) Initial Implementation
Desainer akan mendapatkan hasil uji lapangan yang benar-benar actual dengan
audiens yang nyata. Selain itu juga pada tahap ini dapat dilihat perbedaan antara
model desain PBW dengan model desain pembelajaran lainnya.
2) Full Implementation
Dalam FI ditekankan kepada hubungan antar komponen seperti sumber daya
manusia dan manajemen. Sumber daya manusia merupakan kelengkapan
penting untuk membangun komunitas belajar yang dilaksanakan oleh tim
implementasi. Tim ini mencakup instruktur, peserta didik, dukungan teknisi dan
administrasi serta mentor. Sedangkan manajemen diperlukan untuk memelihara
PBW tetap berjalan sepanjang waktu tanpa hambatan. Dukungan manajemen
diperlukan untuk mengupdate website secara rutin, menyiapkan link aktif,
meng-upgrade software dan berbagai utilitas lainnya.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
9
BAB III
KONSEP BELAJAR JARAK JAUH
Konsep yang melandasi desain pembelajaran berbasis web adalah pendidikan jarak
jauh (Distance Learning). Artinya pendekatan yang digunakan dalam mendesain PBW
didasarkan pada konsep pendidikan jarak jauh. Implikasi terhdapa desain PBW adalah
bahwa desain pembelajaran berbasis web dirancang dengan kaedah-kaedah pembelajaran
jarak jauh. Ada dua fungsi yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menyatakan perbedaan
pendidikan jarak jauh atau bukan, yakni waktu dan lokasi antara pendidik (sender) dan
peserta didik (receiver).
a. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu dan lokasi yang sama, maka bukan
pembelajaran jarak jauh.
b. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu yang sama tetapi lokasi berbeda, maka
merupakan pembelajaran jarak jauh.
c. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu yang berbeda tetapi lokasi sama, maka
merupakan pembelajaran jarak jauh.
d. Apabila pembelajaran terjadi dalam waktu dan lokasi yang berbeda, maka
merupakan pembelajaran jarak jauh.
1. Definisi Pendidikan Jarak Jauh
Pembelajaran jarak jauh adalah bidang pendidikan yang berfokus pada pedagogi dan
andragogi, teknologi dan desain system instruksional yang bertujuan untuk memberikan
pendidikan kepada peserta didik yang tidak secara fisik berada di lokasi tertentu dalam
waktu yang sama. Defenisi yang lebih menjurus pada penggunaan teknologi informasi
berbasis internet, menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh kadang disebut e-learning.
E-learing adalah system pengajaran dan pembelajaran formal yang dirancang khusus
untuk dilakukan dari jarak jauh dengan menggunakan komunikasi elektronik.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
10
2. Teori dan Konsep Pendidikan Jarak Jauh
Saat ini, terdapat dua pandangan saling bertentangan yang mempengaruhi desain
instruksional yaitu pengolahan symbol dan kognisi (Bredo:1994). Pandangan dominan yang
telah lazim digunakan adalah pendekatan pemrosesan informasi yang didasarkan pada
konsep computer melakuakn operasi pada symbol-simbol resmi (Siamnas, 1990). Konsep
kunci adalah bahwa guru dapat menularkan informasi tertentu kepada peserta didik melalui
stimulus ekternal. Ide abstrak dijadikan sebagai gambar konkret dan kemudian disajikan
kepada peserta didik melalui media. Para peserta didik pada gilirannya menyerap,
menerjemahkan informasi itu menjadi sebuah informasi baru.
Horton (1994) memodifikasi pendekatan ini dengan menambahkan dua factor
tambahan: konteks siswa (lingkungan, situasi saat ini, input sensorik lainnya) dan pikiran
(ingatan, asosiasi, emosi, kesimpulan dan penalaran, rasa ingin tahu). Peserta didik
kemudian mengembangkan citra sendiri dan menggunakannya untuk membangun
pengetahuan baru dalam konteks yang sesuai didasarkan pada pengetahuan dan
kemampuan sendiri.
Pendekatan alternative ini didasarkan pada prinsip-prinsip konstruktivist, dimana
peserta didik secara aktif membangun pengetahuan internal dan berinteraksi dengan materi
yang akan dipelajari. Ini dasar bagi kedua komponen yaitu kognisi (Streibel, 1991) dan
Problem Based Learning (Savery & Duffy, 1995).
Nourse dan Floden (1994) menyatakan bahwa untuk melaksanakan konstruktivisme
dalam pelajaran, seseorang harus mengalohkan focus seseorang keluar dari model transmisi
tradisional untuk sesuatu yang jauh lebih kompleks, interaktif dan berkembang.
Schlosser dan Anderson (1994) merujuk kepada Desmon Keegan tentang teori
oendidikan jarak jauh, dimana system pembelajaran jarak jauh harus dapat menciptakan
setting artificial yaitu menciptakan interkasi belajar mengajar dan mengintegrasikan
kembali kedalam proses pembelajaran. Ini adalah dasar Model IOWA yang menawarkan ke
peserta didik agar mereka mendapatkan pengalaman yang tidak jauh berbeda dengan kelas
tradisional, pembelajaran face to face, melalui kelas utuh dan hidup, interaksi dua arah
audio-visual. Sebaliknya Model Norwegia memiliki tradisi panjang menggabungkan antara
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
11
system pembelajaran jarak jauh dengan selingan kelas tradisional yang langsung bertatap
muka (Rekkedal, 1994).
Peran guru dalam pembelajaran jarak jauh
Ketika melalui pilihan media yang paling efektif, ia bertatap muka dengan
mahasiswa jarak jauh, maka ia menjadi fasilitator pembelajaran dan bukan seorang
komunikator informasi (Hilary Perraton, 1998).
3. Sistem Pendidikan Jarak Jauh
Pada sekolah dasar dan tingkat menegah, pembelajaran jarak jauh pembelajarn jarak
jauh biasanya mengambil bentuk modul pengayaan kurikulum dan proyek telekomunikasi
berkelanjutan. Meskipun teknologi merupaka bagian integral dari pendidikan jarak jauh,
setiap program harus focus pada kebutuhan instruksional pserta didik dan buka pada
teknologi itu sendiri. Sangat penting untuk mempertimbangkan usia mereka, budaya dan
latar belakang social ekonomi, minat dan pengalaman, tingkat pendidikan dan keakraban
dengan metode pendidikan jarak jauh dan system pengiriman pesan (Schamber, 1988).
Factor yang paling penting untuk keberhasilan pembelajaran jarak jauh adalah
perhatian, guru yang bersangkutan percaya diri, berpengalaman, merasa nyaman dengan
peralatan, menggunakan media kreatif dan mempertahankan keakraban tingkat tinggi untuk
merinteraksi dengan para siswa.
4. Pertimbangan Desain
Willis (1992) menggambarkan proses pengembangan instruksional untuk pendidikan
jarak jauh terdiri dari tahap desain, pengembangan, evaluasi dan revisi. Agar pendidikan
jarak jauh efektif dalam pembelajaran guru/dosen harus mempertimbangkan tidak hanya
tujuan, kebutuhan dan karakteristuk guru dan siswa tetapi juga isi, persyaratan dan kendala
teknis.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
12
a. Interaktifitas
Interaktifitas menggunakan berbagai bentuk, tetapi tidak hanya terbatas pada audio dan
video atau semata-mata interaksi antara guru dan murid. Garrison (1990) berpendapat
bahwa kualitas dan integritas dari proses pendidikan tergantung pada keberlanjutan dan
komunikasi dua arah. Tanpa konektivitas, pembelajaran jarak jauh berubah menjadi
kursus korespondensi lama model studi bebas.
b. Pembelajaran Aktif
Peserta didik harus sama-sama mau dan mampu menerima pesan instruksional. Usaha
mental seorang pelajar yang akan berinvestasi dalam tugas belajar tergantung pada
persepsi sendiri yang terdiri dari:
1) Relevansi dari kedua media dan pesan
2) Kemampuannya untuk membuat sesuatu yang bermakna keluar dari materi yang
disampaikan
c. Visual Imagery (Citra Visual)
Edutainment atau televisi pendidikan dapat memotivasi dan memikat siswa juga
merangsang minat dalam proses belajar. Tetapi, ketergantungan pada visual yang
menarik dapat mendistorsi kurikulum dengan memfokuskan perhatian siswa pada
profokatif menghibur dan fitur presentasi daripada mendorong analisis mendalam
makna yang mendasari mereka.
Siswa harus belajar membedakan antara “sampah” informasi dan informasi berkualitas,
dapat menilai keandalan atau bias, untuk mengidentifikasi distorsi dan sensasi, untuk
membedakan fakta dan persuasi dan memahami bagaimana bentuk informasi yang
dibawa oleh teknologi itu sendiri.
d. Effective Communication (Komunikasi Efektif)
Horton (1994) menyatakan aturan penting untuk perancang instruksional visual:
berkomunikasi kepada orang lain sejatinya dibuat sebagaimana mereka akan
berkomunikasi kepada diri mereka sendiri. Dengan kata lain, jika anda ingin pembelajar
membangun sebuah ide yang serupa dengan anda, kemudian menggunakan sebuah
gambar untuk presentasi akan memicu ide serupa dalam benak pelajar.
April 15, 2012
MATA KULIAH: PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
13
e. Metode dan Strategi
Guru membutuhkan pelatihan dalam desain pesan instruksional, strategi untuk
memberikan instruksi didepan kamera, metode diversifikasi jenis presentasi, memilih
berbagai campuran dari kegiatan guru-murid dan interkasi, memilih situasi dan contoh
yang relevan dengan murud-murid mereka dan menilai tingkat pembelajaran yang
seharusnya dicapai oleh siswa dalam pembelajaran jarak jauh.
f. Media Berbasis Tantangan
Peserta didik harus cepat menjadi sadar dan nyaman dengan komunikasi pola baru,
belajar untuk mengelola waktu mereka dan bertanggung jawab atas pembelajaran
mereka sendiri. Guru harus memberikan kesempatan siswa untuk menjalin kontak
dengan mereka serta berinteraksi diantara mereka sendiri.
g. Inquiry Pembelajaran
Guru memerlukan adanya pembelajaran dengan teknik terbaru karena ia menjadi
fasilitator dari pembelajaran penemuan untuk murid-muridnya, melalui wacana
progresif. Bahkan jika seorang guru terlatih dan santai dengan perlatan didalam kelas, ia
masih memerlukan pelatihan untuk mengintegrasikan strategi pengajaran baru dengan
teknologi.
h. Teamwork
Sesama guru dapat bekerja sama dengan membuat modul pembelajaran dan mencoba
belajar melalui rekaman video, lalu kemudian mengintegrasikan program nyata kedalam
jadwal mereka di kemudian hari.