materi ajar bahasa indonesia kelas x smtr 2

16
MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SEMESTER 2 GURU MATA PELAJARAN TRIVONIA MERLIN RODRIQUEZ, S.Pd TAHUN PELAJARAN 2015/2016 1

Upload: wili

Post on 14-Jul-2016

47 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

wewewe

TRANSCRIPT

MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X

SEMESTER 2

GURU MATA PELAJARANTRIVONIA MERLIN RODRIQUEZ, S.Pd

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

1

I.Kalimat yang baik, tepat, dan santunKalimat yang komunikatif (baik, tepat dan santun) adalah kalimat yang memenuhi persyaratan: (1) sesuai

dengan kaidah bahasa, (2) penalaran kalimat dan (3) ketersampaian pesan. 1. Kaidah/aturan bahasa

Kaidah bahasa diartikan sebagai aturan/pedoman yang harus dipatuhi pembicara ketika menyampaikan sesuatu kepada lawan bicaranya. Kaidah bahasa Indonesia secara tertulis berbentuk pedoman umum yang dinamakan ejaan yang disempurnakan (EYD). Secara lisan, kaidah yang digunakan pembicara dipengaruhi oleh situasi pembicara dimana intonasi, jeda, lafal maupun tekanan menjadi sangat penting.Cermati informasi berikut :a. Ini musim dureng yang sangat berkepanjangan sekali. (tidak komunikatif)b. Dureng kali ini sangat panjang. (komunikatif)c. Ini malam yang udaranya sangat panas sekali. (tidak komunikatif)d. Malam ini udara terasa panas. (komunikatif)

2. Penalaran kalimatPenalaran merupakan proses pengambilan keputusan yang berdasar pada logika yang bermakna masuk akal

atau tidak. Kalimat yang bernalar menghasilkan kesimpulan yang benar dan pasti dapat diterima akal manusia.Cermati contoh berikut :a. ……. Acara berikutnya adalah sambutan bapak Kepala Desa, waktu dan kesempatan kami persilahkan…(tidak

Komunikatif)b. ……. Acara berikutnya adalah sambutan bapak Kepala Desa, Bapak Kepala desa kami persilahkan…

(komunikatif)3. Ketersampaian pesan

Pesan dapat tersampaikan dengan tepat apabila sarana penyampaian pesan dan situasi penyampaian pesan saling mendukung. Selain itu antara pembicara dan lawan bicara saling memahami kode-kode yang digunakan.

II. KALIMAT EFEKTIFA. Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya dan secara tepat mengemukakan pemahaman yang sama antara pikiran pembaca dengan yang dipikirkan penulisnya.

B. Ciri-ciri Kalimat EfektifKalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Kesepadanan/kesatuan gagasan Kesepadanan atau kesatuan gagasan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur

bahasa yang dipakai. Kesepadanan diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.Ciri-ciri kesepadanan/kesatuan gagasan dalam satu kalimat, yaitu:

a) Kedudukan subjek atau predikatnya jelas.Untuk memperjelas kedudukan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai,tentang,mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.Contoh: Tidak efektif : bagi semua siswa SMK Negeri 1 Wae Ri’I harus membayar uang komite.Efektif : semua siswa SMK Negeri 1 Wae Ri’I harus membayar uang komite.

b) Penempatan fungsi keterangan dengan tepat.Contoh:Tidak efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkanEfektif : 1) SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan

2) Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkanc) Subjek yang jelas/ tidak memiliki subjek ganda.

Contoh:Tidak efektif : soal itu saya kurang jelasEfektif : soal itu bagi saya kurang jelas

d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yangContoh:Tidak efektif : SMKN 1 Wae Ri’I yang terletak di desa Bangka Kenda.Efektif : SMKN 1 Wae Ri’I terletak di desa Bangka Kenda.

2

2. Kepaduan Kepaduan adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila:a) Kata ganti yang salah

Tidak efektif : Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasihEfektif : Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih

b) Kata depan yang tidak tepatTidak efektif : Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnyaEfektif : Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya

c) Kata penghubung yang tidak jelasTidak efektif : Yanto mengotori kaca itu atau ia membersihkannya.Efektif : Yanto mengotori kaca itu kemudian ia membersihkannya (kembali).

3. Kelogisan Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimatnya itu mengandung makna yang diterima akal. Rumput makan kuda merupakan kalimat yag tidak logis.Contoh:Tidak efektif : …untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini. Efektif : …untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.

4. Kehematan Kalimat yang efektif menggunakan kata-kata secara efisien, tidak berlebih-lebihan, dan setiap kata yang

digunakannya memiliki fungsi yang jelas. Upaya mengefektifkan sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.a) Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan

Tidak efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena mereka dihargai pimpinannya.Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena amereka merasa dihargai pimpinannya.

b) Menghindarkan penggunaan hipernim beserta hiponimnya secara bersama-sama.Tidak efektif : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.Efektif : Mawar, anyelir, dan gradiol sangat disukainya.

c) Menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.Tidak efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut memberi dasar dan arah daripada politik kita yang bebas dan aktif.Efektif : Sejarah perjuangan bagsa kita, ikut memberi dasar dan arah politik kita yang bebas aktif.

d) Menghindarkan pemakaian kata yang tidak perluTidak efektif : Di dekat kantor tempat mendaftarkan tanah diketemukan sebuah peti tempat menyimpan uang dan sebuah kopor yang terbuat dari kulit.Efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah, ditemukan sebuah peti dan kopor kulit.

e) Menghindarkan bentuk klausa yang menggunakan bahwa bila bentuk frasanya sudah memadai.Tidak efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan.Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak disangsikan lagi.

f) Menghilangkan pleonasmeTidak efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari dalam keadaan mabuk.Efektif : 1) Suaminya sering pulang pukul 03.00 dalam keadaan mabuk.

2) Suaminya sering pulang dini hari dalam keadaan mabuk.5. Penekanan

Kata atau frasa yang dianggap penting lebih ditonjolkan daripada kata atau frasa yang lainnya. Penekanan unsur kalimat dapat dilakukan sebagai berikut.a) Mengubah posisi kalimat, unsur-unsur yang dianggap penting diletakkan di depan kalimat.

Contoh:1) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.2) Pada kesempatan lain kami berharap kita membicarakan lagi soal ini.3) Kita dapat membicarakan saol ini pada kesempatan lain.

3

b) Menggunakan partikel -lah, -pun, dan -kah.Contoh:1) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.2) Kami pun akan turut serta dalam kegiatan tersebut.3) Bisakah dia menyelesaikannya.

c) Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting.Contoh:

Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan merekad) Menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan

maksudnya pada bagian kata yang ingin ditekankan.Contoh:Anak itu tidak malas, tetapi rajinIa tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

6. Penggunaan Ejaan Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam hal penggunaan

tanda baca, penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata.Contoh:Tidak efektif : Peserta ujian berada di ruang ujian pada pukul 08,00.Efektif : Peserta ujian berada di ruang ujian pada pukul 08.00.Tidak efektif : Bu guru Ani pandai menyanyi.Efektif : 1) Bu Guru, Ani pandai menyanyi.

2) Bu Guru Ani, pandai menyanyi.Tidak efektif : …bersyukur atas rahmat Tuhan yang mahaagungEfektif : …bersyukur atas rahmat Tuhan yang Mahaagung

III. KELAS KATAMenurut Kosasih (2003:125), berdasarkan karakteristiknya, kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas 10

jenis kata yaitu kata kerja, kata benda, kata ganti, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata depan, kata sambung, kata seru, artikel dan partikel.A. Kata Kerja (Verba)

Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Ciri-ciri kata kerja :

1. Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.Contoh : Kucing mengeong.

S PIbu memasak nasi. S P O

2. Mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaanContoh : makan, tidur, duduk, memberi, mengajarkan, berair

3. Tidak dapat didahului kata palingContoh : (salah) paling tidur (benar) sedang tidur

(salah) paling makan (benar) sedang makan4. Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.

Contoh : akan bekerja, sedang mandi, sudah pergi.5. Dapat didahului kata ingkar tidak.

Contoh : tidak belajar, tidak menolong, tidak tidur, tidak makan. Jenis-jenis kata kerja

1. Transitif-intransitif Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memrlukan obyek atau pelengkapContoh : Kucing itu menangkap anak tikus.

Ice mengatakan bahwa hari ini SBY akan datang. Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkapContoh: Ayah tertidur di ruang tamu.

Ibu sedang memasak di dapur.Riani sedang belajar di kamar.

4

2. Aktif-pasif Kata kerja aktif, contoh : membaca, memakan, menjualkan, mengairi, bernyanyi. Kata kerja pasif, contoh : dibaca, dimakan, dijualkan, diairi, menyanyi.

B. Kata Benda (Nomina)Kata benda (nomina)adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep atau pengertian. Ciri-ciri kata benda1. Umumnya menduduki fungsi subyek, objek atau pelengkap

Contoh : Perhatiannya pada saya sangat baik.S P

Mereka menghadiahi kami buku pelajaran. S P O Pel.

2. Dapat didahului kata ingkar bukan Contoh : Bukan nasi yang saya makan melainkan jagung.

Orang itu bukan ayah saya.Bukan Fina yang bersalah melainkan Fino.

3. Dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun dengan perantaraan kata yang. Contoh : baju baru, ibu yang baik, pekerjaan yang buruk, mobil baru, dan lain-lain.

Jenis-jenis kata benda1. Kata benda konkrit, contoh : meja, lampu, guru, buku, kursi, dan lain-lain.2. Kata benda abstrak, contoh : permainan, keindahan, anjuran, perjanjian, dan lain-lain.

C. Kata Ganti (Pronomina)Kata ganti(pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan.Menurut fungsinya kata ganti terdiri dari :1. Kata ganti orang, adalah kata yang mengacu pada orang, yang terdiri dari :

Persona/orang MaknaTunggal Jamak

Pertama Saya, aku, daku, ku-, -ku Kami, kitaKedua Engkau, kamu, anda, -mu, dikau Kalian, kamu (sekalian), anda (sekalian)Ketiga Ia, dia, beliau, -nya Mereka, -nya

2. Kata ganti penunjuk, meliputi :a. Penunjuk umum : ini, itu, anu (contoh : itu rumahku)b. Penunjuk tempat : (di)sini, (di)situ, (di)sana (contoh : di sana rumahku)c. Penunjuk ihwal/maksud : begini, begitu (contoh : begini jadinya bila tak mau mendengarkan nasihatku)

D. Kata Bilangan (numeralia)Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud(orang, binatang, atau

barang) dan konsep.Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terdiri dari :1. Bilangan pokok : nol, satu, tujuh, sepuluh, seratus, dan lain-lain 2. Bilangan tingkat : pertama, kedua, kelima, keseratus, dan lain-lain

Berdasarkan tentu atau tidaknya, kata bilangan terdiri dari :1. Bilangan tentu : satu, tiga, setengah, seperlima, dan lain-lain2. Bilangan tak tentu : beberapa, banyak, sedikit.Contoh dalam kalimat :a. Ia membunyikan bel itu sepuluh kali sehari.b. Tino anak kedua dalam keluargaku.c. Ia hanya mendapat seperlima bagian dari warisan itu.d. Beberapa orang turut menyaksikan perkelahian tersebut.

E. Kata Sifat (Ajektiva)Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang. Ciri-ciri kata sifat :

1. Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling. Contoh : lebih besar, kurang baik, paling indah

2. Dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlaluContoh : sangat indah, amat indah, pandai benar, murah sekali, terlalu murah

5

3. Dapat didahului kata ingkar tidakContoh : tidak salah, tidak mahal, tidak subur.

4. Dapat diulang disertai imbuhan se-nya.Contoh : setinggi-tingginya, semerah-merahnya, sejelas-jelasnya

5. Dalam frase, kata sifat umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi kata benda.Contoh : baju baru, buku yang mahal, suaranya lemah lembut, gedung tinggi.

6. Kata sifat dapat dibentuk dengan imbuhan –er, -(w)i, -iah, -if, -al, dan –ikContoh : honorer, duniawi, alami, ilmiah, persuasif, formal, elektrik.

F. Kata Keterangan (Adverbia)Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang member keterangan atau penjelasan pada kata lainnya.Kata keterangan berbeda dengan fungsi keterangan dalam kalimat. Cermati kalimat berikut :1. Sebaiknya engkau datang. Kata sebaiknya berfungsi sebagai kata keterangan.2. Ia datang kemarin. Kata kemarin berfungsi sebagai keterangan waktu dan termasuk kata benda.

Bentuk-bentuk kata keterangan :a. Bentuk dasar, contoh : sangat, hanya, lebih, segera

Contoh dalam kalimat : Sangat besar perhatiannya padaku. Hanya dia yang mengerti maksudku. Lebih baik bila engkau mau berterus terang. Segera laporkan kejadian itu pada yang berwajib.

b. Bentuk turunan : Turunan dengan mengulang kata dasar : diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan

Contoh : Diam-diam Teus pergi meninggalkan rumah.Lekas-lekas ia membereskan pekerjaannya, ketika Mandor itu datang.Pelan-pelan Timung membuka pintu kamarnya.

Turunan dengan kata dasar dan menyertainya dengan akhiran-an : habis-habisan, mati-matian, mudah-mudahan, gila-gilaan.

Turunan dengan mengulang kata dasar dan menambahkan imbuhan se-nya : setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, sekuat-kuatnya.

Dengan menambahkan se-nya : sebaiknya, selekasnya, sebenarnya, sesungguhnya. Dengan menambahkan –nya pada kata dasar : agaknya, biasanya, rupanya, rasanya.

G. Kata Depan (Preposisi)Kata depan (preposisi) adalah kata yang berfungsi sebagai unsure pembentuk frase preposisional. Bentuk dan fungsi kata depan :

Bentuk Contoh FungsiKata Dasar

Bagi, untuk, buat,guna

Menandai hubungan peruntukan

Dari Menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milikDengan Menandai hubungan kesertaan atau caraDi Menandai hubungan tempat beradaKarena, sebab Menandai hubungan tempat sebabKe Menandai hubungan arah menuju suatu suatu tempatOleh Menandai hubungan pelakuPada Menandai hubungan tempat atau waktuTentang Menandai hubungan ihwal atau peristiwaSejak Menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang

lainBentuk Contoh FungsiKata berimbuhan Beserta,bersama Menandai hubungan kesertaan

Menjelang Menandai hubungan waktu sesaat sebelumMenuju Menandai hubungan tujuan atau arah ke suatu tempatMenurut Menandai hubungan sumberSekeliling Menandai hubungan ruang lingkup geografisSelama Menandai hubungan kurun waktuSepanjang Menandai hubungan kurun waktu atau bentang lokasiMengenai Menandai hubungan sasaran atau objekTerhadap Menandai hubungan arah

6

Bagaikan Menandai hubungan pemiripan

Bentuk Contoh FungsiKata Majemuk Daripada Menandai hubungan perbandingan

Kepada Menandai hubungan arah ke suatu tempatOleh karena, oleh sebab

Menandai hubungan batas waktu

Sampai dengan Menandai hubungan batas waktuSelain itu Menandai hubungan perkecualian

H.Kata Sambung (Konjungsi)Kata sambung (konjungsi) adalah kata yang menghubungkan dua klausa, kalimat atau paragraph. Jenis-jenis konjungsi :

a) Konjungsi koordinatifKonjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara, yaitu : dan, atau, tetapi.Contoh : Ayah sedang berkebun dan ibu membersihkan halaman.

b) Konjungsi subordinatifKonjungsi subordinatif adalah konjungsi yang mengabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat sehingga menghasilkan kalimat majemuk bertingkat, seperti : sesudah,setelah, jika, kalau, agar,supaya,bahwa, dengan, biarpun, meskipun, dan lain-lain

c) Konjungsi korelatifKonjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase atau klausa dimana hubungan antara kedua unsurnya memiliki derajat yang sama, seperti : tidak hanya….tetapi juga…., bukannya…..melainkan…, dan lain-lain

d) Konjungsi antar kalimat, adalah konjungsi yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, seperti : biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun, kemudian, sesudah itu, setelah itu,selanjutnya, oleh karena itu, oleh sebab itu, dan lain-lain.

e) Konjungsi antar paragraf.

I. Kata Seru (Interjeksi)Kata seru (Interjeksi) adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan rasa hati manusia. Kata seru secara garis besar mengacu pada sikap positif, negative, keheranan dan netral atau campurannya.Contoh :

a) Bernada positif : aduhai, amboi, asyik.Contoh : aduhai, indahnya pemandangan itu.

Amboi, cantiknya adikmu. b) Bernada negatif : ih, cih, idih, bah, cis

Contoh : ih, buruknya rupamu.Idih, kamu suka mengada-ada.

c) Bernada keheranan : ai, loContoh : ai, kurusnya badanmu.

d) Bernada netral/campuran : ayo, nah, hai, wah.Contoh : ayo, kita pergi sekarang !

Nah, sekarang saya tahu jawabannya.

J. Artikel dan Partikela) Artikel

Artikel adalah kata yang membatasi jumlah benda (nomina)Contoh : sang, sri, para, si

Sang merah putih berkibar di angkasa dengan megahnya.Kehadiran sri baginda disambut meriah oleh rakyatnya.Para guru sedang mengikuti upacara bendera.

b) Partikel, seperti lah, kah, tah, punContoh : Dialah penyebab kerusakan itu.

Aku pun tak dapat berkata-kata.

7

IV. MENULIS KARANGANPada pembelajaran semester 1 kita telah berkenalan dengan berbagai jenis karangan seperti narasi, deskripsi,

argumentasi dan eksposisi. Pada pembelajaran kali ini kita akan memperdalam pengetahuan kita tentang karangan dengan mempelajari langkah-langkah menyusun paragraf.

Langkah-langkah menyusun paragraf :1. Menetapkan topik2. Merumuskan tema3. Merumuskan judul4. Membuat kerangka karangan5. Mengumpulkan bahan6. Mengembangkan kerangka karangan

a) Menetapkan TopikTopik karangan adalah pokok pembicaraan dalam suatu karangan. Topik merupakan bagian terkecil dari sebuah karangan yang akan berkembang dalam karangan yang disusun, topik lebih singkat dan abstrak daripada tema. Agar topik dapat berkembang, maka penulis perlu menguasai apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam karangan tersebut. Topic dapat diambil dari pengalaman yang ada di sekitar penulis setiap hari. Beberapa contoh topik berikut ini dapat dijadikan acuan dalam menyusun karangan :1) Pengalaman pribadi2) Hobi dan keterampilan3) Pelajaran sekolah4) Peristiwa actualSetelah topik ditentukan barulah kita melangkah ke tahap berikutnya yaitu menetukan tema.

b) Menentukan TemaTema dapat diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang dijadikan landasan dalam penyusunan karangan.Dalam merumuskan tema, penulis harus merumuskannya dengan kalimat yang jelas, memiliki satu gagasan dan merupakan pikiran asli dari penulisnya.Saat menetukan tema, penulis telah memiliki tujuan dari tema yang dipilih tersebut, sehingga penulis dapat menuliskan karangan tersebut sesuai tujuan yang diinginkan.Cermati contoh berikut :Topik : Pelajar dan masa depan bangsaTema : Peranan pelajar dan perkembangan bangsanya.Tujuan : mempengaruhi pelajar untuk menanamkan kesadaran pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan

dan memperdalam moral sebagai bekal dalam membangun bangsa. Dari contoh tersebut, penulis sudah memiliki gambaran tentang isi karangan yang akan dibuatnya, sehingga selanjutnya penulis dapat menentukan judul karangan tersebut.

c) Menentukan judul karanganJudul karangan merupakan nama yang diberikan penulis kepada karanganya agar dapat menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan.Judul karangan seringkali sudah ditentukan sebelum karangan itu disusun, namun lebih baik bila judul diberikan setelah ditentukan topik dan tema karangan. Judul yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut :

Relevan, sesuai dengan isi karangan. Provokatif, menimbulkan rasa ingin tahu pembaca Singkat, mudah dipahami dan gampang diingat Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Cermati contoh berikut :Topik : Pelajar dan masa depan bangsaTema : Peranan pelajar dan perkembangan bangsanya.Tujuan : mempengaruhi pelajar untuk menanamkan kesadaran pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan

dan memperdalam moral sebagai bekal dalam membangun bangsa. Judul : Peranan pelajar dalam menentukan perkembangan bangsanya.

8

d) Membuat kerangka karangan.Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan.Manfaat kerangka karangan :

Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Syarat-syarat kerangka karangan : Mengungkapakan maksud yang jelas, artinya jelas tidaknya perumusan suatu kerangka karangan akan sangat

menentukan terhadap langkah pengembangannya. Tiap bagian dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.

Perhatikan contoh berikut :Pertentangan-pertentangan yang menimbulkan ketegangan dunia terjadi karena nafsu berkuasa, baik yang bersifat internasional maupun regional, karena pertentengan idiologi timur dan barat, antara kediktatoran dan demokrasi, dan jurang antara negara-negara yang berkembang dan negara-negara maju.Kerangka kerangan di atas tidaklah baik karena dalam suatu bagian itu memuat beberapa gagasan. Banyaknya gagasan pada setiap bagiannya dapat menyebabkan kerangka karanga itu menjadi tidak jelas. Oleh karena itu kerangka karangan tersebut harus diperbaiki, misalnya sebagai berikut : Sebab-sebab pertentangan dunia :

a. Nafsu berkuasab. Pertentangan idiologic. Kurang kemakmuran antarbangsa

Bagian-bagian dalam kerangka karangan harus tersusun secara logisPerhatikan contoh berikut : Gangguan-gangguan penyiaran :

a. Terlalu banyak gelombang radio di udarab. Membantu mencari jejak penjahat

Kerangka di atas tidak memenuhi syarat kelogisan karena kemunculan suatu topic bawahan yang tidak relewan dengan topik utama.

Penggunaan simbol yang konsisten, artinya pemakaian simbol pada kerangka karangan umumnya mengikuti aturan berikut :a. Angka Romawi, seperti I, II, III, IV, dipakai untuk tingkatan pertama.b. Huruf Kapital, seperti A, B, C,D, dipakai untuk tingkatan kedua.c. Huruf Arab,seperti 1,2,3,4, dipakai untuk tingkatan ketiga.d. Huruf Kecil, seperti a, b, c, d, dipakai untuk tingkatan keempat.Perhatikan bagan berikut :I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG1. ………………

a. …………B. ………………………….

II. …….., dstnya.Cermati contoh kerangka karangan berikut :Judul : Pencemaran Lingkungan di Negara Maju

I. Pencemaran yang bersifat localII. Pencemaran yang melibatkan sejumlah Negara

A. Melalui sungaiB. Melalui udara

1. Kendaraan bermotor2. Asap pabrik3. Pesawat supersonik

e) Mengumpulkan bahanBahan dapat dicari melalui berbagai sumber, seperti dari buku, ensiklopedia, kamus, laporan penelitian, majalah, surat kabr, tabloid, daya khayal, internet dan sebagainya.

9

f) Mengembangkan kerangka karanganLangkah selanjutnya adalah mengembangkan kerangka karangan yang telah disusun menjadi paragraph/karangan dengan syarat sebagai berikut : Memperhatikan kalimat utama, kalimat idea tau inti yang hendak dikembangkan menjadi paragraf utuh. Memperhatikan kalimat penjelas, kalimat yang digunakan untuk menjelaskan kalimat utama Koherensi, penanda hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Koherensi dapat berupa

kata ganti, frase transisi, konjungsi, dan pengulangan kata kunci. Penggunaan tanda baca, seperti titik, koma, titik koma, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan

kata serapan dan lain-lain.Contoh :Memasuki PJPT II tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat. Tantangan tersebut disebabkan adanya globalisasi. Globalisasi akan ditandai era pasar bebas, era yang ketat dengan persaingan serta menuntut kemampuan unggul dari pelaku-pelaku masyarakat suatu bangsa.Penjelasan :1) Topik : pembangunan2) Kerangka pikiran utama : memasuki PJPT II tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin berat.3) Bahan : dikumpulkan berbagai materi yang berkaitan dengan pembangunan4) Menyusun karangan dan menguraikan setiap pikiran utama ke dalam paragraf dengan cara menambah

beberapa pikiran penjelas.

V. KALIMAT TANYAMenurut Kosasih (2003; 101) Kalimat Tanya adalah kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang.Kalimat Tanya dapat dibentuk dengan menggunakan cara :1. Memakai formula 5W+1H (what,who, when, where, why dan how)

Contoh : Apakah dia guru berprestasi ? Sifa mencari siapa? Kapan pencurian itu terjadi ? Dimana kantor polisi terdekat di daerah ini ? Mengapa kita harus bekerjasama untuk menanggulangi banjir ? Bagaimana proses persidangan itu berlangsung ?

2. Membalikan urutan kata dalam kalimat beritaContoh : Sarif sudah mengerjakan tugas menjadi sudahkah Sarif mengerjakan tugas ?

3. Menempatkan kata bukan, belum, atau tidak. Kata itu ditempatkan di akhir kalimat dan diselingi tanda koma.Contoh: 1. Para siswa tidak setuju menjadi para siswa tidak setuju, bukan ?

2. Tamu undangan sudah datang menjadi tamu undangan sudah datang, (apa) belum ?3. Paket ini dikirim menjadi paket ini dikirim, tidak ?

Kata bukan dipakai dalam kalimat yang menyatakan konfirmasi, yakni penegasan tentang sesuatu yang ditanyakan. Kata belum umumnya didahului oleh kata apa. Kata ini hanya dipakai dalam kalimat yang terdapat kata sudah yang berfungsi untuk menanyakan apakah sesuatu sudah terjadi atau belum. Kata tidak dipakai apabila tidak terdapat kata sudah dalam kalimat serta untuk menanyakan apakah sesuatu terjadi atau tidak.

4. Mempertahankan urutan kalimat seperti kalimat berita tetapi dengan intonasi yang berbeda, yaitu dengan intonasi yang naik. Pola intonasinya yaitu: [2] 3 // [2] 3 2 #^

Contoh:Kalimat berita

Pola intonasi Kalimat tanya Pola intonasi

Syarif belajar [2] 3 // 3 2 #v Syarif belajar [2] 3 // [2] 3 2 #^

Keterangan://:jeda#^:nada naik#v:nada turun

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kalimat Tanya (pertanyaan) memiliki cirri-ciri: Intonasi yang digunakan ialah intonasi Tanya, yaitu intonasi yang bernada akhir naik, Sering mempergunakan kata Tanya, Dapat pula mempergunakan partikel-kah.

10

Macam-macam kalimat TanyaKalimat Tanya dapat dikelompokan menjadi empat macam:

1. Kalimat pertanyaan biasaKalimat pertanyaan biasa ialah kalimat pertanyaan yang memerlukan jawaban.Contoh: siapakah yang menulis artikel itu ?Kalimat di atas memerlukan jawaban, misalnya:lathif.

2. Kalimat pertanyaan retoris dan oratorisa. Kalimat retoris

Kalimat retoris ialah kalimat yang tidak memerlukan jawaban. Biasanya digunakan oleh pengarang untuk memperindah gubahannya.Contoh: apalagi yang dapat kita kerjakan kecuali hanya memohon pertolongan Tuhan ?

b. Kalimat oratorisKalimat ini dengan kalimat retoris, yaitu kalimat yang tidak memerlukan jawaban. Namun, kalimat ini lazim dipergunakan oleh pembicara pada waktu berorasi (pidato).Contoh: akankah kita biarkan Negara kita dijajah lagi ?

3. Kalimat pertanyaan yang senilai dengan perintahAda pula kalimat pertanyaan yang sebenarnya nilainya sama dengan kalimat perintah. Pada jenis ini, penanya sudah mengetahui jawabanya.Contoh:- Sanggupkah kita mendisiplinkan diri ?- Mengapa tidak kita akhiri saja permainan ini ?Penanya sebenarnya tidak menginginkan jawaban. Akan tetapi menghendaki agar kita berdisiplin dan mengakhiri permainan. Jadi, kalimat pertanyaan di atas tergolong pertanyaan tersamar yang bertujuan untuk memohon. Kadangkala pertanyaan juga digunakan oleh penutur untuk menyindir pendengar atau lawan bicara. Contoh:- Mengapa kita menjadi mudah lupa sehingga menelantarkan program kerja ?- Apakah saudara besok berkenan hadir pada acara peresmian kantor cabang baru ?

4. Kalimat pertanyaan klarifikasi dan konfirmasiYang dimaksud kalimat Tanya klarifikasi (penegasan) dan kalimat Tanya konfirmasi (penjernihan) ialah kalimat Tanya yang disampaikan kepada orang lain untuk tujuan mengukuhkan dan memperjelas persoalan yang sebelumnya telah diketahui oleh penanya. Kalimat Tanya ini tidak meminta penjelasan, tapi hanya membutuhkan jawaban pembenaran atau sebaliknya dalam bentuk ucapan ya atau tidak dan benar atau tidak benar.Contoh kalimat Tanya klarifikasi:a. Benarkah saudara yang memimpin penelitianmu?b. Apa benar barang-barang ini milik Anda?c. Jadi benar isu mengenai keluarnya Anda dari Proyek Management?d. Benarkah akan terjadi gempa di Jakarta, Pak?

Contoh kalimat Tanya konfirmasi:a. Apakah saudara mempunyai hubungan erat dengan terdakwa?b. Apa Bapak sudah menerima surat pengunduran diri saya?c. Apakah ini kunci mobil Saudara?d. Apa hari itu Anda pergi bersamanya? (modul BI. untuk SMK, hal.16)

5. Kalimat pertanyaan tersamarKalimat Tanya tersamar ialah kalimat yang bentuk ekspresinya berupa kalimat Tanya, namun isi atau maksudnya bukan untuk bertanya melainkan untuk tujuan-tujuan lain, saperti memohon, meminta, mengajak merayu, menyindir, meyakinkan, dan menyanggah.Contoh-contoh kalimat Tanya tersamar:a. Tujuan memohon

- Bersediakah Bapak membuka acara “Basar Siswa” ?- Sudahkah Bapak membimbing penulisan artikel ini ?

b. Tujuan meminta- Bisakah saya mengikuti pendalaman materi menulis ?

c. Tujuan mengajak- Bagaimana kalau kita ikut terlibat dalam pameran seni ini ?- Bisakah kalian mengikuti kuliah pagi ?

d. Tujuan merayu- Nanti kita jadi ke mal, Bu ?- Kapan kita bisa mengenang masa indah di pantai Kuta, Pak ?

11

e. Tujuan menyindir- Bagus sekali, siapa yang melukis ini ? (lukisannya jelek)- Bersih sekali kelas ini ya ? (ruangannya kotor sekali)

f. Tujuan meyakinkan- Perlukah saya bersumpah dengan kitab suci di hadapan kalian ?- Apakah tampang saya sebagai orang yang tidak jujur ?

g. Tujuan menyanggah- Apakah tindakan represif aparat itu justru kontradiktif dengan keadaan yang kondusif ini ?- Bagaimana kalau ada fakta lain yang bertentangan dengan pendapatmu itu ?

Di samping pembagian di atas, kalimat Tanya dapat dibagi lagi menurut cakupan terhadap isi pertanyaan. Kalimat Tanya ini dimaksudkan untuk menekankan seluruh rangkaian pertanyaan itu. Hal ini berarti tidak ada bagian yang lebih dipentingkan atau kita hanya mementingkan salah satu bagian yang menjadi pokok pertanyaan. Jadi berdasarkan cakupan isi pertanyaan, kalimat Tanya dapat dibagi menjadi:1. Pertanyaan total

Contoh: Pertanyaan : Anda membaca sajak itu di depan peserta diskusi ?Jawaban : Ya/Tidak !

2. Pertanyaan parsialContoh:Pertanyaan : siapa yang membaca puisi itu ?Jawaban : SyifaPertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya/tidak juga dapat digunakan untuk klarifikasi dan konfirmasi.

VI. PARAFRASA1. Pengertian parafrase

Parafrase merupakan cara pengungkapan kembali suatu tuturan dari suatu tingkata atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian.

2. Ciri-ciri parafrase Ciri-ciri parafrase antara lain:

a. Bentuk tuturan berbedab. Makna tuturan samac. Substansi tidak berubahd. Bahasa/cara menyampaikan berbeda

Berdasarkan jenisnya, parafrase dibagi menjadi dua, yaitu parafrse lisan dan parafrase tertulis. Pada materi ini, kamu akan dikenalkan parafrase tertulis.

3. Langkah-langkah membuat parafraseLangkah-langkah membuat parafrase antara lain:1. Membaca teks secara keseluruhan2. Menentukan pokok-pokok pikiran dalam wacana3. Menentukan tuturan apa yang hendak menjadi variasinya4. Menyusun pokok pikiran tanpa mengubah arti5. Menyempurnakan pokok pikiran dengan pikiran penjelas6. Membentuk wacana sesuai keinginanya

Contoh 1

Kelapa untuk Pot Anggrek

Ingin anggrek bulan tampil beda? Ikuti cara Lili Turangan, pekebun anggrek di Citeureup, Bogor. Ambil 1 buah kelapa tua utuh. Kerat sabut selebar 4 cm ke arah bawah, di sisi yang berbeda. Tarik sabut itu sampai separuh badan kelapa. Keluarkan tempurung utuh dari kelapa. Selanjutnya masukkan tanaman dewasa ke dalamnya. Terakhir tutup kembali sabut dan beri kawat kait serta kawat penggantung. Wadah itu membuat anggrek tampak lebih alami.

Dikutip dari Trubus 388, Maret 2002/XXXIII dengan penyuntingan seperlunya

12

Teks bacaan tersebut dapat dibuat parafrasa sebagai berikut. "Kalau Anda ingin anggrek bulan tampak alami, sebaiknya pilihlah media kelapa tua. Caranya, yaitu dengan meletakkan tanaman anggrek bulan di tengah- tengah kelapa tua yang sebelumnya sudah diambil tempurungnya."

Contoh 2

Media Semai Pupuk Kandang

Pupuk kandang kotoran kambing bagus sebagai media persemaian. Sayangnya ukuran relatif besar. Menunggu hancur secara alami terlampau lama. Apong pekebun cabai yang mengelola 16 ha di Tasikmalaya, punya cara untuk menyiasati. Setelah dilapisi terpal, kotoran yang matang diinjak-injak dan diayak dengan tray. Butiran lembut yang lolos dari lubang tray siap digunakan sebagai media perse- maian.

Teks di atas dapat diubah menjadi parafrasa sebagai berikut. "Pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing dapat dimanfaatkan sebagai media persemaian. Cara membuat media kotoran kambing ini adalah dengan terlebih dahulu kotoran dilapisi terpal lalu diinjak-injak dan diayak. Butiran yang lembut digunakan sebagai media tanaman."

Contoh 3

Titik Karya Mansur Samin

Mencari titikRebutlah satu laguHidupMencari titik akhirTerimalah sebuah artiMati

Jakarta, 1965

Puisi di atas parafrasenya adalah kehidupan merupakan perjalanan ibarat lagu yang nantinya berakhir dalam sebuah titik kematian.

13