materi budaya demokrasi di lingkungan sekolah

5
BUDAYA DEMOKRASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH “Budaya Demokrasi Pendidikan di Lingkungan Sekolah” Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan mengandu arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan. Disamping unsur kebebasan dalam berinteraksi, demokratisasi pendidikan juga mensyaraktkan komunikasi yang d dua aspek yang inhern, yaitu : 1. Komunikasi berlagsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu da ke peserta didik (top down) 2. rus komunikasi berlangsung se!ara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta di juga antar peserta didik. "ehingga pada akhirnya, model komunikasi berlangsung se!ara # arah (pendidik $ p didik%antar peserta didik), maka sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu bersifat top% down, namun dengan bottom%up. dapun inti dari demokrasi adalah kebebasan, persamaan hak, keadilan musyawarah dan tanggung jawab. Demokratisasi pendidikan merupakan proses pembelajaran selur akademika untuk memajukan pendidikan. Kalau dalam politik ada rakyat, maka dalam pendidikan ada peserta didik. 'endidikan yang demokratis berarti melibatkan murid se!ara aktif dalam pendidikannya (student% !entersed%student a!ti&e learning). ukan sebaliknya, berpo yakni berpusat pada guru (tea!her !entered) sehingga murid berperan sebagai objek didik, sebagaimana dikatakan oleh paulo freire dengan istilah banking syistem edu!ation at gaya bank dimana murid didibaratkan sebagai !elengan yang bersifat koin. dapun bentuk $ bentuk demokrasi pendidikan adalah: 1. kebebasan bagi pendidik dan peserta didik yang maksudnya kebebasannya meliputi keb berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat 2. persamaan peserta didik dalam pendidikan dimana peserta didik yang masuk pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena penyelenggara pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari pendidik

Upload: taufikramadhn

Post on 06-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hfgh

TRANSCRIPT

BUDAYA DEMOKRASI DI LINGKUNGAN SEKOLAH

Budaya Demokrasi Pendidikan di Lingkungan SekolahDemokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan mengandung arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan. Disamping unsur kebebasan dalam berinteraksi, demokratisasi pendidikan juga mensyaraktkan komunikasi yang dialogis dengan dua aspek yang inhern, yaitu :1. Komunikasi berlagsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu dari pendidik ke peserta didik (top down)2. Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta didik dan juga antar peserta didik.Sehingga pada akhirnya, model komunikasi berlangsung secara 3 arah (pendidik peserta didik-antar peserta didik), maka sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik melainkan juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu bersifat top- down, namun perlu diimbangi dengan bottom-up.Adapun inti dari demokrasi adalah kebebasan, persamaan hak, keadilan musyawarah dan tanggung jawab. Demokratisasi pendidikan merupakan proses pembelajaran seluruh civitas akademika untuk memajukan pendidikan. Kalau dalam politik ada rakyat, maka dalam pendidikan ada peserta didik. Pendidikan yang demokratis berarti melibatkan murid secara aktif dalam seluruh proses pendidikannya (student- centersed-student active learning). Bukan sebaliknya, berpola top down, yakni berpusat pada guru (teacher centered) sehingga murid berperan sebagai objek didik, atau sebagaimana dikatakan oleh paulo freire dengan istilah banking syistem education atau pendidik gaya bank dimana murid didibaratkan sebagai celengan yang bersifat koin. Adapun bentuk bentuk demokrasi pendidikan adalah: 1. kebebasan bagi pendidik dan peserta didik yang maksudnya kebebasannya meliputi kebebasan berkarya, mengembangkan potensi dan berpendapat2. persamaan peserta didik dalam pendidikan dimana peserta didik yang masuk di Lembaga pendidikan tidak ada perbedaan derajat atau martabat, karena penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan dari pendidik3. penghormatan akan martabat individu dalam pendidikan, misalnya pendidik dalam memberikan hukuman kepada peserta didik harus yang bersifat mendidik karena dengan cara demikian akan tercipta situasi dan kondisi yang demokratis dalam proses belajar mengajarPendidikan yang demokratis menerapkan sistem andragogi. Sistem ini menuntut keaktifan siswa untuk berbuat (learning by doing). Di sini murid diberi umpan dan kail, kemudian dibimbing untuk mencari ikan sendiri. Jadi bukan langsung diberi ikan tanpa proses pemancingan. Proses pendidikan yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebebasan dan demokrasi inilah yang menjadikan pendidikan bernuansa humanis. Perlakuannya menggunakan pendekatan humanistik.Kebebasan menimbulkan kreativitas. Kreativitas merupakan proses mental dan kemampuan tertentu untuk mencipta. Kreativitas adalah proses pemikiran terhadap sesuatu masalah yang darinya dapat dihasilkan gagasan baru yang sebelumnya tak terpikirkan. Kreativitas juga berarti sebagai proses interaktif antara individu dengan lingkungannya. Seseorang yang kreatif dapat terlihat dari kemampuannya mengatasi masalah (problem sensitivity), mampu menciptakan ide alternatif untuk memecahkan masalah (idea fluency), mampu memindahkan ide dari satu pola pikir ke pola pikir yang lain (idea flexibility). Orang yang kreatif pun dapat dilihat dari kemampuannya untuk menciptakan ide yang asli (idea originality). Seluruh kemampuan pengembangan ide dan sensitivitas terhadap persoalan yang merupakan ciri kreatif tersebut tak dapat terbentuk bilamana dalam diri seseorang terjadi tekanan dan pembatasan atas kebebasannya.Dalam rangka mengoptimalkan perilaku budaya demokrasi maka sebagai generasi penerus yang akan mempertahankan negara demokrasi, perlu mendemonstrasikan bagaimana peran serta kita dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Prinsip-prinsip yang patut kita demonstrasikan dalam kehidupan berdemokrasi, antara lain sebagai berikut :a. Membiasakan untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku.b. Membiasakan bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.c. Membiasakan untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.d. Membiasakan mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis.e. Membiasakan untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis.f. Selalu menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarahg. Selalu mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negarah. Menggunaka kebebasan dengan penuh tanggung jawab.i. Membiasakan memberikan kritik yang bersifat membangun.Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran utama dalam menumbuhkan budaya demokrasi di kalangan pelajar. Oleh karena itu, sekolah harus menampilkan budaya demokratis dalam pengelolaan pendidikannya. Sekolah juga menjadi tempat anak mengenal, mengetahui, dan melaksanakan perilaku demokratis. Teori mengenai demokrasi diajarkan di sekolah. Anak juga dapat menerapkan teori yang telah dipelajari di sekolahAdapun contoh pelaksanaan budaya demokrasi di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:1. Pemilihan organisasi sekolah dan kelas dengan musyawarah2. Pembagian tugas piket yang merata3. Interaksi dan komunikasi yang lancar antara guru, siswa, dan orang di lingkungan sekolah 4. Pelaksanaan upacara dengan bergantian5. Menghadiri acara yang diadakan sekolah6. Ikut berpartispasi dalam OSIS7. Ikut serta dalam kegiatan politik di sekolah seperti pemilihan ketua OSIS, ketua kelas, maupun kegiatan yang lain yang relevan.8. Memberikan usul, saran, dan pesan kepada pihak sekolah9. Menulis artikel, pendapat, opini di majalah dinding. 10. Hadir disekolah tepat waktu11. Membayar SPP atau iuran wajib sekolah12. Menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan yang positif13. Menghindari perkataan yang menyakitkan hati guru atau teman14. Tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsungDalam Pelaksanaan budaya demokrasi yang umumnya diterapkan di sekolah adalah melalui wadah Organisasi OSIS, pemilihan kepengurusan OSIS. Dimana OSIS adalah suatu wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa. Dimana hal tersebut merupakan salah satu bentuk dari pembelajaran nyata dalam berpolitik secara demokratis pada tataran sekolah. Pelaksanaan pemilihan kepengurusan OSIS sudah menerapkan budaya demokrasi dengan baik. Hal ini terlihat dari pelaksanaan pemilihan yang berasaskan luber dan jurdil serta pelaksanaan yang mencerminkan kultur/ budaya demokrasi. Disamping itu dalam sistem pemilihan kepengurusan OSIS adalah adanya keleluasaan untuk mengemukakan pendapat pada saat musyawarah. Adapun juga dalam setiap kegiatan OSIS pasti akan terjalin kerjasama yang baik antar siswa dengan siswa dan antara siswa dengan sekolah, terjalinnya interaksi antara siswa dengan guru seperti : ketika tahun ajaran baru, dimana setiap sekolah sekolah mengadakan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) dan yang mengurusi selama kegiatan tersebut berlangsung biasanya adalah anak anak OSIS, disamping itu juga dalam OSIS ada berbagai seksi-seksi seperti seksi PHBI dan sebagaianya yang mana setiap seksi-seksi menjalankan kegiatannya masing-masing yang berbeda antara satu seksi dengan seksi lainya. Dalam membahas setiap kegiatan itu anggota OSIS akan berunding dengan pihak guru sehingga akan ada interaksi langsung antara siswa dan guru. Dalam kegiatan organisasi, setiap pengambilan keputusan pun hendaknya dilakukan dengan menerapkan budaya demokratis. Permusyawaratan hendaknya dijalankan dengan tertib, teratur, dan menampung semua aspirasi peserta musyawarah. Di dalam musyawarah, hendakya diutamakan upaya mencapai kesepakatan, agar dapat diterima oleh semua pihak.Pengendalian diri juga menjadi unsur penting dari budaya demokrasi. Karena itu, sama halnya dengan demokrasi, sikap mengendalikan diri diri juga harus menjadi jalan hidup, atau prinsip yang menjiwai tindakan kita dalam segala bidang kehidupan. Sikap mengendalikan diri juga dapat dipelajari, dibiasakan dan perlu untuk kita kembangkan. Kita perlu belajar secara sungguh-sungguh dan berupaya keras membiasakan diri agar selalu bersikap dan berperilaku terkendali.Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwasanya Sekolah merupakan tonggak dasar penanaman budaya demokrasi bagi generasi penerus bangsa, karena di sinilah mereka bertemu dengan berbagai macam pikiran-pikiran, watak, karakter, budaya, dan agama. Melalui OSIS yang merupakan wadah organisasi yang diperuntukkan untuk siswa dan dalam kegiatan OSIS sendiri itu sudah bisa mencerminkan kultur budaya demokrasi khususnya dalam ruang lingkup sekolah.

PENDAPAT SISWAguru dgn kepala sekolahkepala sekolah tidak seenaknya memberi peraturan trhadap sekolah akan tetapi harus dirapatkan terhadap semua gurusiswa dengan siswa harus akur tidak membedakan.. menghargai satu sama lain!!

siswa dengan guru tentu siswa harus hormat kepada guru jgn so.. misalnya di luar kita akrab tapi bedakan di luar sama di sekolah bagaimana pun guru itu harus di hormati dia yang memberi kita ilmu dan mengajarkan dari tidak tahu mnjadi tau :D

guru dan guru harus saling bekerja sama

guru dan kepsek guru harus sopan dan kepsek harus adil.. tidak membeda beda.. dan tidak semena mena!!