materi formularium nasional n0 3
TRANSCRIPT
7/23/2019 Materi Formularium Nasional n0 3
http://slidepdf.com/reader/full/materi-formularium-nasional-n0-3 1/2
Materi Formularium Nasional
Soal No. 2
Penatalaksanaan Syok Anaflaksis
Pada kasus ini pasien tampak sesak, perabaan kulit terasa lembab dan dingin,
tekanan darah 80/50 mmHg, serta kesadaran mulai menurun. Pasien mengalami
keadaan ini setelah disuntik streptomisin. Berdasarkan gejala yang dialami
pasien mengalami syok anaflaksis.
Adapun penanganan pertama yang diberikan pada pasien syok anaflaksis
!engidentifkasi dan menghentikan kontak dengan alergen yang diduga
menyebabkan reaksi anaflaksis Pindahkan pasien ketempat yang aman "Baringkan pasien pada alas yang
keras# Posisikan pasien se$ara terlentang dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala "%0 derajat# untuk meningkatkan aliran darah balik &ena, dalam
usaha memperbaiki $urah jantung dan menaikkan tekanan darah
'indakan selanjutnya adalah penilaian A, B, ( Air)ay / penilaian jalan na*as. +alan na*as harus dijaga tetap bebas agar
tidak ada sumbatan sama sekali. Breathing support segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak
ada tandatanda bernapas spontan, baik melalui mulut ke mulut atau
mulut ke hidung. (ir$ulation support yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar "arteri
karotis atau arteri *emoralis#, segera lakukan kompresi jantung.
-batobatanAdrenalin merupakan obat pilihan pertama untuk mengobati syok anaflaksis.
-bat ini berpengaruh untuk meningkatkan tekanan darah, menyempitkan
pembuluh darah, melebarkan bronkus, dan meningkatkan akti&itas otot jantung.Pemberian adrenalin se$ara intramuskuler pada lengan atas, paha, ataupun
sekitar lesi pada sengatan serangga merupakan pilahn pertama pada syok
anaflaksis. Adrenalin memiliki onset yang $epat setelah pemberian
intramuskuler. Pada pasien dalam keadaan syok, absorbsi intramuskuler lebih
$epat dan lebih baik dari pada pemberian subkutan. Pemberian adrenalin 0,5 ml
larutan 000 "0,%0,5 mg# untuk orang de)asa dan 0,0 ml/kg BB untuk anak
anak. osisi ini dapat dulang beberapa kali 55 menit, samapai tekanan darah
dan nadi menunjukkan perbaikan.
7/23/2019 Materi Formularium Nasional n0 3
http://slidepdf.com/reader/full/materi-formularium-nasional-n0-3 2/2
Adrenalin sebaiknya tidak diberikan se$ara intra&ena ke$uali pada keadaan
tertentu saja misalnya pada saat syok "mengan$am nya)a# ataupun selama
anestesia. Pada saat pasien tampak sangat kesakitan serta kemampuan sirkulasi
dan absorbsi injeksi muskular yang beanrbenar diragukan, adrenalin mungkin
diberikan dalam injeksi intra&ena lambat dengan dosis 500m$g "5ml dari
pengen$eran injeksi adrenalin 0000# diberikan dengan ke$epatan 00
m$g/menit dan dihentikan jika respon dapat dipertahankan.Pengobatan tambahan dapat diberikan pada penderita anaflaksis, obatobat
yang sering diman*aatkan adalah antihistamin, kortikosteroid dan bronkodilator.
'erapi (airanBila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan intra&ena untuk
koreksi hipo&olemia akibat kehilangan $airan ke ruang ekstra&askuler sebagai
tujuan utama dalam mengatasi syok anaflaksis. (airan intra&ena seperti larutan
isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama dalam melakukan resusitasi $airan
untuk mengembalikan &olume intra&askuler, &olume interstitial, dan intra sel.
Soal No. 4
-bat yang diberikan pada kasus ini adalah salbutamol
!ekanisme kerja dan man*aat obat salbutamolalbutamol merupakan suatu senya)a yang selekti* merangsang reseptor B1
adrenergik terutama pada otot bronkus. 2olongan B1 agonis ini merangsang
produksi A!P siklik dengan $ara mengakti*kan kerja en3im adenil siklase. 4*ek
utama setelah pemberian peroral adalah e*ek bronkodilatasi yang disebabkan
terjadinya relaksasi otot bronkus. albutamol bekerja lebih lama dan lebih aman
karena e*ek stimulasi terhadap jantung lebih ke$il maka bisa digunakan untuk
pengobatan kejang bronkus pada pasien dengan penyakit jantung atau tekanan
darah tinggi.