materi keperawatan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Urolitiasis adalah kalkulus atau batu di dalam ureter. Batu ureter pada umumnya
berasal dari batu ginjal yang turun ke ureter. Batu ureter mungkin dapat lewat sampai ke
kandung kemih dan kemudian keluar bersama kemih. Batu ureter juga bisa tetap tinggal di
ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan hidroureter yang
mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang di dahului oleh serangan kolik (R.
Syamsul Hidayat, 1998).
Hal tersebut di atas yang melatarbelakangi penulis untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien batu ureter untuk membantu klien dalam memecahkan masalah-
masalah atau gangguan-gangguan yang di alami klien terutama pada system perkemihan baik
yang bersifat actual maupun potensial dengan memperhatikan seluruh aspek klien secara
komprehensip yang meliputi bio-psiko-sosial-spiritual. Makalah ini berjudul : ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN
URETROLITHIASIS. untuk menerapkan pelayanan asuhan keperawatan yang dapat
memecahkan masalah-masalah yang didahadapi klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BATU URETER
A. PENGERTIAN
Urolithiasis adalah suatu kedaruratan terjadinya penumpukan oksalat, calculi (batu ginjal)
pada ureter atau pada daerah ginjal. Gejala rasa sakit yang berlebihan pada pinggang, nausea,
muntah, demam, hematuria. Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanging wanita dengan
perbandingan 3:1 dalam usia 30-60 tahun. Urine berwarna keruh seperti teh atau merah.
Vesikolithiasis (batu kandung kemih) adalah terdapatnya batu di kandung kemih.
Vesikolithiasis mengacu pada adanya batu/kalkuli dalam vesika urinaria. Batu dibentuk
dalam saluran perkemihan (vesika urinaria) ketika kepekatan urine terhadap substansi, yaitu
kalsium oksalat, kalsium fosfat, asam urat mengalami peningkatan.
Batu perkemihan (urolithiasis) dapat timbul pada berbagai tingkat dari sistem perkemihan
(ginjal, ureter, kandung kemih), tapi yang paling sering ditemukan di dalam ginjal
(nephrollihiasis). Kira-kira satu pertiga dari individu yang menderita pada saluran kemih atas
akan mengalami pengangkatan ginjal yang dijangkiti.
B. ETIOLOGI
Teori pembentukan batu:
1). Teori inti (nukleus): kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada
urin yang sudah mengalami supersaturasi.
2) Teori matrik
Matrik organik yang berasal dari serum atau protein-protein urin memberikan kemungkinan
pengendapan kristal.
3) Teori inhibitor kristalisasi: Beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya
kristalisasi, konsentrasi yang atau absennya ini memungkinkan terjadinya kristalisasi.
Hampir dari setengahnya kasus batu pada perkemihan adalah idiopatik. Faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap kalkuligenesis atau proses pembentukan batu si dalam vesika
urinaria, antara lain:
Gangguan aliran air kemih/obstruksi dan statis urin
Gangguan metabolisme
Infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme berdaya membuat urease( Proteus Mirabilis).
Infeksi saluran kemih dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal atau saluran kemih lain
(vesika urinaria) dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kemih.
Benda asing
Jaringan mati ( nekrosis papil)
Jenis kelamin
Data menunjukkan bahwa batu saluran kemih lebih banyak ditemukan pada pria.
Keturunan
Ternyata anggota keluarga dengan batu saluran kemih lebih banyak mempunyai kesempatan
untuk menderita batu saluran kemih daripada yang lain.
Air minum
Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum akan mengurangi kemungkinan
terbentuknya batu, sedangkan bila kurang air minum menyebabkan kadar semua substansi
dalam urin akan meningkat dan akan mempermudah pembentukan batu. Kejenuhan air sesuai
dengan kadar mineralnya terutama kalsium diperkirakan mempengaruhi terbentuknya batu
saluran kencing.
Pekerjaan
Pekerja-pekerja keras yang banyak bergerak seperti buruh dan petani akan mengurangi
kemungkinan terjadinya batu saluran kemih bila dibandingkan dengan pekerja yang banyak
duduk.
Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani angka morbiditas batu saluran
kencing berkurang, sedangkan pada masyarakat dengan kondisi sosial ekonomi rendah lebih
sering terjadi. Penduduk vegetarian yang kurang makan putih telur sering menderita batu
saluran kemih (vesika urinaria dab uretra).
Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat, akan mengurangi
produksi urin dan mempermudah pembentukan batu saluran kemih.
C. PATOFISIOLOGI
Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih, obstruksi mungkin terjadi
hanya parsial atau lengkap. Obstruksi yang lengkap bisa menjadi hidronefrosis yang disertai
tanda-tanda dan gejala-gejalanya.
Proses patofisiologisnya sifatnya mekanis. Urolithiasis merupakan kristalisasi dari mineral
dari matriks seputar, seperti pus, darah, jaringan yang tidak vital, tumor atau urat.
Peningkatan konsentrasi larutan urin akibat intake cairan rendah dan juga peningkatan bahan-
bahan organik akibat ISK atau urin statis, mensajikan sarang untuk pembentukan batu. Di
tambah adanya infeksi meningkatkan ke basahan urin (oleh produksi amonium), yang
berakibat presipitasi kalsium fosfat dan magnesium amonium fosfat.
Komposisi kalkulus Renalis dan faktor-faktor yang mendorong adalah:
Mekanisme pembentukan batu ginjal atau saluran kemih tidak diketahui secara pasti, akan
tetapi beberapa buku menyebutkan proses terjadinya batu dapat disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
a. Adanya presipitasi garam-garam yang larut dalam air seni, dimana apabila air seni jenuh
akan terjadi pengendapan.
b. Adanya inti ( nidus ). Misalnya ada infeksi kemudian terjadi tukak, dimana tukak ini
menjadi inti pembentukan batu, sebagai tempat menempelnya partikel-partikel batu pada inti
tersebut.
c. Perubahan pH atau adanya koloid lain di dalam air seni akan menetralkan muatan dan
meyebabkan terjadinya pengendapan.
Kecepatan tumbuhnya batu tergantung kepada lokasi batu, misalnya batu pada buli-buli lebih
cepat tumbuhnya disbanding dengan batu pada ginjal. Selain itu juga tergantung dari reaksi
air seni, yaitu batu asam akan cepat tumbuhnya dalam urin dengan pH yang rendah.
Komposisi urin juga akan mempermudah pertumbuhan batu, karena terdapat zat-zat
penyusun air seni yang relatif tidak dapat larut. Hal lain yang akan mempercepat
pertumbuhan batu adalah karena adanya infeksi.
Batu ginjal dalam jumlah tertentu tumbuh melekat pada puncak papil dan tetap tinggal dalam
kaliks, yang sampai ke pyelum yang kemudian dapat berpindah ke areal distal, tetap tinggal
atau menetap di tempat dimana saja dan berkembang menjadi batu yang besar.
D. PATHWAYS
E. KOMPLIKASI
Jika batu dibiarkan dapat menjadi sarang kuman yang dapat menimbulkan infeksi saluran
kemih, pylonetritis, yang pada akhirnya merusak ginjal, kemudian timbul gagal ginjal dengan
segala akibatnya yang jauh lebih parah.
F. MANIFESTASI KLINIS
a. Disamping adanya serangan sakit hebat yang timbul secara mendadak yang berlangsung
sebentar dan kemudian hilang tiba-tiba untuk kemudian, timbul lagi, disertai nadi cepat,
muka pucat, berkeringat dingin dan tekanan darah turun atau yang disebut kolik, dapat pula
disertai rasa nyeri yang kabur berulang-ulang di daerah ginjal dan rasa panas atau terbakar di
pinggang yang dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Hematuri dapat
juga terjadi apabila terdapat luka pada saluran kemih akibat pergeseran batu.
b. Bila terjadi hydronefrosis dapat diraba pembesaran ginjal. Urin yang keruh dan demam
akan juga dialami penderita batu ginjal. Demam menandakan infeksi penyerta. Jika terjadi
penyumbatan saluran kemih menyeluruh, suhu tubuh bisas mendadak tinggi berulang-ulang.
c. Anuria akan terjadi jika ada batu bilateral atau jika hanya ada satu ginjal penderita.
HIDRONEFROSIS
A. DEFINISI
Hidronefrosis adalah penggembungan ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena
aliran air kemih tersumbat. Dalam keadaan normal, air kemih mengalir dari ginjal dengan
tekanan yang sangat rendah. Jika aliran air kemih tersumbat, air kemih akan mengalir
kembali ke dalam tabung-tabung kecil di dalam ginjal (tubulus renalis) dan ke dalam
daerah pusat pengumpulan air kemih (pelvis renalis). Hal ini akan menyebabkan ginjal
menggembung dan menekan jaringan ginjal yang rapuh. Pada akhinya, tekanan
hidronefrosis yang menetap dan berat akan merusak jaringan ginjal sehingga secara
perlahan ginjal akan kehilangan fungsinya.
B. PENYEBAB
Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):
• Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
• Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah
• Batu di dalam pelvis renalis
• Penekanan pada ureter oleh:
- jaringan fibrosa
- arteri atau vena yang letaknya abnormal
- tumor.
Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya penyumbatan dibawah sambungan ureteropelvik
atau karena arus balik air kemih dari kandung kemih:
- Batu di dalam ureter
- Tumor di dalam atau di dekat ureter
- Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau
pembedahan
- Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter
- Pembentukan jaringan fibrosa di dalam atau di sekeliling ureter akibat pembedahan, rontgen
atau obat-obatan (terutama metisergid)
- Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih)
- Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya
- Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat
pembesaran prostat, peradangan atau kanker
- Arus balik air kemih dari kandung kemih akibat cacat bawaan atau cedera
- Infeksi saluran kemih yang berat, yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi
ureter.
Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter.
Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter
yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih.
Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan
ureter mungkin tetap agak melebar. Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat
menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung
kemih. Jaringan fibrosa lalu akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di
dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.
Gejala
Gejalanya tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya
penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan
menyebabkan kolik renalis ( nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang
panggul) pada sisi ginjal yang terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan
(hidronefrosis kronis), bisa tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara
tulang rusuk dan tulang pinggul).
Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena
penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah. Air kemih dari 10%
penderita mengandung darah. Sering ditemukan infeksi saluran kemih (terdapat nanah di
dalam air kemih), demam dan rasa nyeri di daerah kandung kemih atau ginjal. Jika aliran air
kemih tersumbat, bisa terbentuk batu (kalkulus).
Hidronefrosis bisa menimbulkan gejala saluran pencernaan yang samar-samar, seperti mual,
muntah dan nyeri perut. Gejala ini kadang terjadi pada penderita anak-anak akibat cacat
bawaan, dimana sambungan ureteropelvik terlalu sempit. Jika tidak diobati, pada akhirnya
hidronefrosis akan menyebabkan kerusakan ginjal dan bisa terjadi gagal ginjal.
Diagnosa
Dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul,
terutama jika ginjal sangat membesar. Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya kadar
urea yang tinggi karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik ini.
Beberapa prosedur digunakan utnuk mendiagnosis hidronefrosis:
- USG, memberikan gambaran ginjal, ureter dan kandung kemih
- Urografi intravena, bisa menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal
- Sistoskopi, bisa melihat kandung kemih secara langsung.
C. PENGOBATAN
Pada hidronefrosis akut:
Jika fungsi ginjal telah menurun, infeksi menetap atau nyeri yang hebat, maka air kemih
yang terkumpul diatas penyumbatan segera dikeluarkan (biasanya melalui sebuah jarum yang
dimasukkan melalui kulit).
Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang
kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu.
Hidronefrosis kronis diatasi dengan mengobati penyebab dan mengurangi penyumbatan air
kemih. Ureter yang menyempit atau abnormal bisa diangkat melalui pembedahan dan ujung-
ujungnya disambungkan kembali. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan
ureter dari jaringan fibrosa.
Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk
melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.
Jika uretra tersumbat, maka pengobatannya meliputi: - terapi hormonal untuk kanker prostat
pembedahan melebarkan uretra dengan dilator.
HIDROURETER
1. Pengertian
Hidroureter merupakan gangguan aliran urine karena ada penumpukan air/urine atau
gangguan obstruksi lainnya dalam ureter. Ureter yang mengalami hidroureter akan terjadi
pelebaran/dilatasi. Penyebab paling sering dari gangguan ini adalah adanya obstruksi atau
sumbatan di dalam ureter. Penyebab lain dari hidroureter antara lain :
- Penyimpangan pembuluh darah dan katub
- Tumor
-Batu
- Lesi dari
medula spinalis
Obstruksi menyebabkan hipertrofi otot kandung kemih sebagai kompensasi untuk mengatasi
obstruksi. Pada hipertrofi otot defrusor ini tekanan di dalam kandung kemih akan meningkat.
Bila tekanan yang tinggi ini dibiarkan akan terjadi pelebaran ureter dan pielum, hidroureter
dan hidronefrosis sampai akhirnya hipertrofi atau atrofi ginjal yang berarti gagal ginjal.
2. Patofisiologi
Diawali dengan hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fifiologik. Hambatan ini dapat
terjadi di mana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter
menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan aliran darah
ginjal. GFR menurun dalam beberapa minggu. Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan
durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. Hambatan aliran yang
singkat menyebabkan kelainan yang reversibel. Sedangkan sumbatan kronis menyebabkan
atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran
balik pielouena dan pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim
ginjal. Namun komponen di luar ginjal berdilatasi maksimal.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian Data Dasar Pada Pasien Dengan Batu Saluran Kencing
1) Aktivitas/istrirahat
Kaji tentang pekerjaan yang monoton,lingkungan pekerjaan apakah pasien terpapar suhu
tinnggi,keterbatasan aktivitas ,misalnya karena penyakit yang kronis atau adanya cedera pada
medulla Spinalis.
2) Sirkulasi
Kaji terjadinya peningkatan tekanan Darah/Nadi, yang disebabkan ;nyeri,ansietas atau gagal
ginjal.Daerah ferifer apakah teraba hangat(kulit) merah atau pucat.
3) Eliminasi
Kaji adanya riwayat ISK kronis.obstruksi sebelumnya(kalkulus)
Penurunan haluaran urinr, kandung kemih penuh, rasa terbekar saat BAK. Keinginan
/dorongan ingin berkemih terus, oliguria, haematuria, piuri atau perubahan pola berkemih.
4) Makanan / cairan;
Kaji adanya mual, muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium oksalat atau
fosfat, atau ketidak cukupan pemasukan cairan tidak cukup minum, terjadi distensi
abdominal, penurunan bising usus.
5) Nyeri/kenyamanan
Kaji episode akut nyeri berat, nyeri kolik.lokasi tergantung pada lokasi batu misalnya pada
panggul di regio sudut kostovertebral dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun ke
lipat paha’genetalia, nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus
ginjal. Nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi atau tindakan lain, nyeri
tekan pada area ginjal pada palpasi .
6) Keamanan
Kaji terhadap penggunaan alkohol perlindungan saat demam atau menggigil.
7) Riwayat Penyakit :
Kaji adanya riwayat batu saluran kemih pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK
kronis, riwayat penyakit, usus halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme,
penggunaan antibiotika, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid,
pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin D.
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul adalah ;
1) Nyeri akut b/d peningkatan frekuensi/dorongan kontraksi uroteral,trauma jaringan,
pembentukan oedema, iskemia seluler.
2) Perubahan eliminasi urine b/d stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal atau ureteral,
inflamsi atau obstruksi mekanik.
3) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d mual muntal, diuresis paska obstruksi.
4) Kurang pengetahuan tentang diet, kebutuhan pengobatan b/d tidak mengenal sumber
informasi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO
.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan-
Kriteria yang
diharapkan
Intervensi Rasionala
1. Nyeri akut b/d
peningkatan frekuensi
/dorongan kontraksi
ureteral,trauma
jaringan,pembentuka
n edema, iskemia
seluler.
Nyeri hilang
dengan
spasme
terkontrol.
Kriteria ;
Pasien
tampak rileks.
Pasien
mampu
tidur/istirahat
dengan tenang
Tidak
gelisah, tidak
merintih
Catat lokasi,lamanya
intensitas,penyebaran,perhatika
n tanda-tanda non
verbal,misalnya
merintih,mengaduh dan
gelisahansietas.
Jelaskan penyebab nyeri dan
perubahan karakteristik nyeri.
Berikan tindakan
nyaman,misalnya pijatan
punggung,ciptakan lingkungan
yang tenang.
Bantu atau dorong penggunaan
nafas berfokus
Bantu dengan ambulasi sering
s/d indikasi tingkatkan
pemasukan cairan sedikitnya 3-
4 lt/hariatau s/d indikasi.
Perhatikan keluhan
peningkatan/menetapnya nyeri
abdomen.
Berikan kompres hangat pada
punggung
Evaluasi tempat
obstruksi dan
kemajuan gerakan
kalkulus
Membantu dalam
meningkatkan
kemampuan koping
pasien serta
menurunkan ansietas
Meningkatkan
relaksasi,menurunkan
tegangan otot,
Mengarahkan
kembali perhatiandan
membantu dalam
relaksasi otot.
.
KOLABORASI:
Berikan obat sesuai dengan
indikasi
Narkotik
Antispasmodik
Kortikosteroid
Pertahankan patensi kateter bila
digunakan.
Meningkatkan
lewatnya
batu,mencegah stasis
urine,mencegah
pembentukan batu
selanjutnya.
Obstruksi lengkap
ureter
dpt.menyebabkan
ferforasi,dan
ekstravasasi urine ke
dalam area perirenal.
Dipakai selama
episode akut, untuk
menurunkan kolik
ureter dan relaksasi
otot.
.Menurunkan refleks
spasme shg.
Mengurangi nyeri dan
kolik.
Menurunkan edema
jaringan ,shg.
Membantu gerakan
batu.
Mencegah stasis
urine,menurunkan
resiko peningkatan
tekanan ginjal dan
infeksi.
.
2. Perubahan eliminasi
urine b/d stimulasi
kandung kemih oleh
batu, iritasi ginjal,
atau ureter, obstruksi
mekanik atau
inflamsi.
Perubahan
eliminasi
urine tidak
terjadi
Kriteria :
Haematuria
tidak ada.
Piuria tidak
terjadi
Rasa terbakar
tidak ada.
Dorongan
ingin
berkemih
terus
berkurang.
Awasi pemasukan dan
pengeluaran serta karakteristik
urine
Tentukan pola berkemih
normal.
Dorong meningkatkan
pemasukan cairan
Catat adanya pengeluaran dalam
urinek/p kirim ke lab untuk
dianalisa.
Observasi keluhan kandung
kemih,palpasi dan perhatikan
output,dan edema.
Obserevasi perubahan status
mental.,prilaku atau tingkat
kesadaran.
Evaluasi fungsi ginjal
dgn.memerhatikan
tanda-tanda
komplikasimisalnya
infeksi,atau
perdarahan.
Kalkulus
dpt.menyebabkan
eksitabiliats
saraf,yg.menyebabka
n kebutuhan sensasi
berkemih .segera.
Membilas
bakteri,darah.dan
debris,membantu
lewatnya batu.
Identifikasi tipe
batudan alternatif
terapi
Retensi
urine,menyebabkan
distensi
jaringan.,potensial
resiko infeksi dan
Kolaborasi ;
Monitoring
pem.Lab,BUN.kreatinin
Ambil urine untuk kultur dan
sensitivitas
Berikan obat sesuai dgn
program;
diamox, alupurinol
Esidrix, Higroton
Amonium
Klorida,Kalium,,atau
Natrium,fosfat,.
Agen antigon, (Ziloprim)
Antibiotik
Nabic
Asam Askorbat
GGK.
Ketidakseimbangan
elektrolit dpt.menjadi
toksik pada SSP.
Peninggian
BUN,indikasi
disfungsi ginjal.
Evaluasi adanya
ISK.atau penyebab
komplikasi.
Meningkatkan
pH.urine menurunkan
pembentukan batu
asam.
Mencegah stasis urine
Menurunkan
pembentukan batu
fosfat
Pertahankan patensi kateter.
Irigasi dgn. Asam atau larutan
alkalin.
Menurunkan produksi
asam urat
Adanya ISK
potensuial
pembentukan batu.
Mencegah
pembentukan
beberapa kalkuli.
Mencegah
berulangnya
pembentukan batu
alkalin.
Mencegah retensi,dan
komplikasi.
Mengubah pH.urine
mencegah
pembentukan batu.
3. Resiko tinggi
kekurangan volume
cairan b/d mual,
muntah, diuresis
pasca obstruksi.
Keseimbanga
n cairan
adekuat
Kriteria :
Intake dan
output
Catat insiden muntah,ÿÿÿÿÿÿ,
ÿÿrhatikan karakteristik, dan
frekÿÿnsi.
Tingkatkan pemasukan cairan
3-4 lt / hari dalam toleransi
jantung.
Mengesampingkan
kejadian abdominal
lain.
Mempertahankan
seimbang
Tanda vital
stabil (TD
120/80
mmHg. Nadi
60-100,
RR16-20,
suhu 36.5°-
37°C)
-Membran
mukosa
lembab
Turgor kulit
baik.
Awasi tanda vital, evaluasi nadi,
turgor kulit dan membran
mukosa.
Timbang berat badan tiap hari
Kolaborasi:
Awasi Hb,Ht,elektrolit,
Berikan cairan IV
Berikan diet tepat,cairan
jernih,makanan lembut s/d
toleransi
Berikan obat s/d indikasi
antiemetik,(misal compazin )
keseimbangan cairan
dan homeostasis.
Penurunan
LFG.merangasang
produksi renin, yg.
Bekerja
meningktakan TD.
Peningkatan BB.yang
cepat,waspada retensi
Mengkaji hidrasi,
kebutuhan
intervensdi.
Mempertahankan
volume sirkulasi
Mempertahnakan
keseimbangan
nutruisi.
Menurunkan mual
muntah