materi menyimak
TRANSCRIPT
BAB I
KONSEP DASAR MENYIMAK
I. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan memiliki wawasan keilmuan mengenai konsep
dasar menyimak yang meliputi (1) pengertian menyimak, (2) karakteristik
keterampilan menyimak, (3) tujuan menyimak, (4) jenis menyimak, (5) menyimak
kritis, dan (6) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak.
II. Materi Pembelajaran
Keterampilan berbahasa dikelompokkan menjadi empat, yaitu menulis,
membaca, menyimak, dan berbicara. Keempat keterampilan yang saling terkait
dan saling mendukung tersebut dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,
yaitu keterampilan yang bersifat produktif dan keterampilan yang bersifat reseptif.
Keterampilan yang bersifat memproduksi bahasa atau produktif adalah berbicara
dan menulis, sedangkan keterampilan yang bersifat reseptif bahasa adalah
menyimak dan membaca.
Berdasarkan media yang digunakan, keterampilan berbahasa dibedakan
atas keterampilan berbahasa dengan media bahasa tulis (menulis dan membaca)
dan keterampilan berbahasa dengan media bahasa lisan (berbicara dan
menyimak). Wacana tulis adalah wacana yang disampaikan secara tertulis dan
melalui media tulis. Untuk memahami wacana tersebut, sang penerima harus
membacanya. Wacana lisan (spoken discourse) adalah wacana yang disampaikan
1
secara lisan dan melalui media lisan. Untuk memahami wacana ini, sang penerima
harus menyimak dan mendengarkan.
Kegiatan berkomunikasi dengan media bahasa lisan merupakan kegiatan
berkomunikasi yang paling banyak dilakukan. Hal ini sesuai dengan hakikat
bahasa sebagai satuan bunyi yang bermakna. Hampir setiap orang dihadapkan
pada kegiatan berbicara dan menyimak sepanjang harinya. Meskipun demikian,
tidak semua orang merupakan pembicara dan penyimak yang baik. Dalam forum
seminar dan diskusi sering dijumpai orang yang kurang pandai mengemukakan
pendapatnya. Hal ini bisa karena pilihan katanya tidak tepat, penyampaian
gagasannyaa tidak runtut, kalimatnya tidak efektif, maupun karena faktor yang
lain. Lebih dari itu, banyak pula orang yang kurang berani mengemukakan
pendapatnya di depan umum. Demikian halnya dengan menyimak. Kesalahan
menangkap inti pembicaraan juga sering terjadi. Dalam suatu seminar sering
dijumpai peserta yang mengajukan pertanyaan yang sebenarnya telah dijelaskan
oleh penyaji atau bahkan melenceng dari topik pembicaraan. Laporan hasil
seminar yang distulis oleh notulis atau peserta satu dan lainnya juga sering
berbeda.
Kemampuan menyimak dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat
maupun di sekolah memegang peranan penting. Berbagai informasi dapat
diperoleh dengan terampil menyimak. Keterampilan menyimak juga memiliki
pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca,
dan menulis. Kemampuan menyimak pun secara langsung akan mempengaruhi
hasil belajar yang akan dicapai siswa. Oleh karena itu, keterampilan menyimak
perlu mendapat pembinaan yang baik.
2
A. Pengertian Menyimak
Ada sejumlah istilah yang terkait dengan menyimak. Istilah yang sering
terdengar sehari-hari adalah mendengar dan mendengarkan. Mendengar diartikan
dapat menangkap suara (bunyi) dengan telinga, tidak tuli (Alwi, 2001). Dalam
konteks komunikasi sehari-hari, mendengar juga diartikan proses kegiatan
menerima bunyi-bunyian yang dilakukan tanpa sengaja atau secara kebetulan saja.
Misalnya dalam kalimat “Saat sedang belajar, saya mendengar suara langkah kaki
adik masuk ke dalam rumah”. Mendengarkan diartikan oleh Alwi (2001)
mendengar akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik
untuk mendengar. Mendengarkan adalah proses kegiatan menerima bunyi bahasa
yang dilakukan dengan sengaja, tetapi belum ada unsur pemahaman .
Menyimak merupakan kata bentukan dari kata simak. Kata tersebut
sebenarnya diambil dari kata sami’a-yasma’u-sam’an yang berarti mendengar.
Padanan kata menyimak dalam bahasa Arab adalah kata istima’ yang berarti
mendengar dengan penuh perhatian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), menyimak diartikan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang
diucapkan atau yang dibaca orang (Alwi, 2001). Kata menyimak dipungut dari
bahasa Arab melalui bahasa Jawa nyemak dan juga sema’an yang lazim dipakai
dalam kata sema’an Al Quran. Apabila diurutkan dari tingkatan aktivitas
berfikirnya, urutan istilah tersebut adalah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak.
Berdasarkan pengertian istilah-istilah tersebut berarti tidak semua kegiatan
mendengar berarti menyimak. Peristiwa mendengar biasanya terjadi secara
3
kebetulan, tiba-tiba, dan tidak diduga sebelumnya, sedang peristiwa
mendengarkan lebih tinggi tarafnya dari pada mendengar. Apabila dalam
mendengar belum ada faktor kesengajaan maka dalam peristiwa mendengarkan
sudah ada faktor kesengajaan, sedangkan faktor pemahaman, berfikir memahami
isi simakan tidak setinggi dalam menyimak karena tujuan dalam menyimak telah
ditetapkan secara jelas. Apabila menyimak dibandingkan dengan mendengar dan
mendengarkan, menyimak mempunyai taraf yang tertinggi. Dalam menyimak
sudah ada faktor kesengajaan dan lebih tinggi lagi karena dalam menyimak
terdapat faktor pemahaman, berfikir memahami isi simakan. Faktor berfikir dan
memahami makna, pesan, dan gagasan merupakan unsur utama dalam setiap
peristiwa menyimak. Bahkan lebih dari itu, faktor perhatian dan penilaian selalu
terdapat dalam perstiwa menyimak. Oleh karena itu, menyimak dikatakan sebagai
proses yang rumit dan kompleks.
Menyimak merupakan salah satu metode yang digunakan manusia untuk
memahami sekitarnya. Melalui proses menginterpretasikan apa yang didengar dari
suara di sekitarnya, manusia dapat memahami orang lain dan lingkungan.
Menyimak merupakan suatu proses mengorganisir apa-apa yang didengar dan
menetapkan unit-unit verbal yang berkoresponden sehingga dapat ditangkap
makna tetentu dari apa yang didengar.
Wolvin dan Coakley (dalam Tompkins, 1991) menjelaskan ada tiga tahap
utama dalam proses menyimak, yaitu menerima pesan, mendatangi pesan, serta
menetapkan makna terhadap pesan tersebut. Pada tahap pertama, penyimak
menerima pesan-pesan aural atau visual dari seorang pembicara. Penyimak
berusaha memusatkan perhatian pada pesan-pesan tersebut dan mengabaikan
4
suara-suara lain yang didengar. Pada tahap kedua, penyimak memusatkan
perhatian terhadap apa yang disampaikan pembicara. Tahap ketiga, penyimak
menginterpretasi pesan yang ditangkap untuk dipahami atau ditetapkan maknanya.
Penyimak dalam hal ini mengumpulkan pesan tersebut, mengelompokkan,
membandingkan dan mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya. Menurut
Wolvin dan Coekley (dalam Tomkins, 1991), tahap ketiga ini meliputi suatu
strategi prediksi-konfirmasi yang cepat. Bahkan dalam perkembangannya, seorang
penyimak dapat meragukan validitas informasi yang dia dengar atau menolaknya.
Dengan demikian, proses menyimak merupakan proses yang aktif, bukan pasif.
Soedjiatno (1989) menjelaskan bahwa proses menyimak secara teoritis
dimulai dengan penangkapan/penyerapan rentetan bunyi bahasa melalui indera
telinga. Rentetan bunyi tersebut melalui syaraf sentripetal diteruskan menuju otak
untuk diproses dan dianalisis. Dalam pemrosesan dan penganalisisan digunakan
sejumlah alat. Alat itu ialah kegiatan otak dalam berolah fikir terhadap
permasalahan tuturan, pengetahuan bahasa, kompetensi komunikatif, pengetahuan
budaya, dan pengetahuan tentang topik. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi
bahasa (unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil maka
berarti penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang
terkandung dalam rentetan bunyi bahasa atau lambang bahasa mentah, melainkan
lambang bahasa yang telah terproses menjadi konsep. Selanjutnya, melalui syaraf
sentrifugal hasil pemrosesan itu dikirim ke otak kecil untuk di retensi.
Dari uraian tersebut dapat diidentifikasi unsur-unsur yang terlibat dalam
proses menyimak, yaitu pengetahuan kebahasaan baik berupa unsur linguistik dan
ekstra linguistik, kegiatan otak dalam memahami konsep, dan ingatan.
5
Unsur pengetahuan linguistik dan ekstralinguistik dalam menyimak
berkaitan dengan permasalahan intonasi, fonetik, kosakata, struktur, kompetensi
komunikatif, dan kultur/budaya dalam berbicara. Permasalahan intonasi dan
fonetik meliputi bunyi segmental dan nonsegmental. Pemahaman kosakata dalam
menyimak harus diselaraskan dengan konteks.
Pemahaman terhadap permasalahan kultur/budaya masyarakat dalam
bertutur juga merupakan unsur yang penting dalam menyimak. Pemahaman
terhadap isi kalimat dalam kegiatan menyimak hendaknya juga diselaraskan
dengan konteksnya. Pemahaman terhadap tuturan wacana simakan dengan cara
menginteraksikan semua unsur seperti diuraikan di muka sangat esensial dalam
kegiatan menyimak.
Unsur menyimak berikutnya adalah mengingat. Mengingat adalah
kegiatan menyimpan konsep pemahaman dalam ingatan jangka panjang. Unsur
mengingat ini dibedakan atas mengingat dengan retensi jangka pendek, mengingat
dengan retensi jangka panjang, dan mengingat tanpa retensi (Soedjiatno, 1986).
Mengingat tanpa retensi artinya pemahaman yang diperoleh dari aktivitas
menyimak tidak perlu disimpan dahulu dalam ingatan. Hal ini terjadi apabila
penyimak telah dapat menerima pesan ujaran yang disimak kemudian
melaksanakan perintah sesuai dengan pesan ujaran tersebut, misalnya dalam
situasi tanya jawab. Mengingat dengan retensi jangka pendek adalah kemampuan
mengecamkan pesan dan menyimpannya, kemudian diikuti dengan respon
terhadap pesan tersebut. Mengingat dengan retensi jangka panjang adalah
mengingat dengan kemampuan mengecamkan, menyimpan dan memproduksi
pesan-pesan wacana.
6
Hakikat menyimak dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu (1) menyimak
sebagai alat, (2) menyimak sebagai keterampilan, (3) menyimak sebagai proses,
(4) menimak sebagai respon, dan (5) menyimak sebagai pengalaman kreatif.
1. Menyimak sebagai Alat
Meyimak sebagai alat berhubungan erat dengan tujuan mengapa
seseorang itu menyimak suatu tuturan. Tujuan menyimak adalah mendapatkan
ide, fakta, inspirasi, dan alat untuk menghibur diri. Ini berarti, menyimak
merupakan alat untuk menerima informasi dalam berkomunikasi.
2. Menyimak sebagai Keterampilan
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang sangat esesnsial.
Keterampilan menyimak merupakan dasar untuk menguasai bahasa. Menyimak
menjadi dasar berbicara karena berbicara diawali dengan menirukan bunyi-bunyi
yang disimaknya. Bahasa yang digunakan dalam seseorang berbicara pada
umumnya bahasa yang disimaknya. Keterampilan menyimak juga mejadi faktor
penting bagi kesuksesan seseorang dalam belajar membaca yang juga menjadi
dasar untuk keberhasilan menulis.
3. Menyimak sebagai Proses
Menyimak adalah suatau proses besar yang meliputi (1) mendengarkan
lambang lisan, (2) memahami, (3) menginterpretasi. Dalam menyimak terdapat
proses mental dalam berbagai tingkatan mulai dari (1) mengidentifikasi bunyi, (2)
7
proses pemahaman dan penafsiran, (3) proses penggunaan hasil pemahaman dan
penafsiran, serta (4) proses penyimpanan hasil pemahaman dan penafsiran bunyi.
4. Menyimak sebagai Respon
Menyimak dikatakan sebagai respon karena respon merupakan faktor
penting dalam menyimak. Frekuensi terbesar tujuan pembicara adalah untuk
memperoleh respon dari penyimak. Seorang penyimak akan memberikan respon
efektif apabila dia memiliki sensori yang memadai, ketertarikan, kemampuan
menafsirkan pesan, hasrat, dan kemampuan menghubung-hubungkan. Wujud
respon itu bermacam-macam, dapat berbentuk anggukan atau gelengan kepala,
kerutan dahi, sikap tidak setuju, atau bahkan berbentuk tindakan atau perubahan
tingkah laku.
5. Menyimak sebagai Pengalaman Kreatif
Menyimak bukan sekedar pemerolehan pengalaman secara pasif dan
bukan keterampilan reseptif belaka. Menyimak merupakan keterampilan kreatif.
Dalam menyimak, mula-mula seseorang menangkap bunyi-bunyi yang tertangkap
oleh alat pendengarnya, menangkap kata-kata mentah, menyusunnya, menyusun
bunyi yang bergelombang dan kata-kata mentah tersebut. Menyimak kreatif ini
bersangkutan secara total terhadap pengalaman seseorang yang diwarnai
kesenangan, kesukaran, dan kepuasan.
8
B. Karakteristik Keterampilan Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa reseptif lisan. Berbeda
dengan membaca yang bersifat reseptif tulis, media lisan bersifat fana, begitu
terdengar langsung musnah. Sebaliknya materi membaca dapat dilihat, diamati,
dan dibaca berulang kali. Dalam satu unit waktu, penyimak hanya mampu
menangkap klausa sedangkan dalam membaca, pembaca dapat menangkap
kalimat dalam satuan waktu yang sama (Mahfudz, 2000).
Karena menggunakan media bahasa lisan, materi simakan alpa tanda baca.
Tanda-tanda baca seperti dalam bahasa tulis, dalam bahasa lisan dikenali melalui
intonasi, yang meliputi jeda, nada, tempo, dan dinamik yang menentukan irama
pembicara. Wacana lisan juga bersifat lebih spontan sehingga kurang tertata
secara baik. Hal ini berbeda dengan bahasa tulis yang dihasilkan melalui sebuah
proses penyiapan hingga pengeditan. Akibatnya, koherensi dalam wacana lisan
pun tidak sebaik wacana tulis. Bahkan dalam tuturan lisan kadangkala koherensi
terabaikan karena cepatnya suatu topik berkembang atau berganti dengan topik
yang lain karena adanya interupsi atau pertanyaan dari mitra tutur. Oleh karena
itu, penyimak harus berkonsentrasi penuh agar ia dapat memahami tuturan bahasa
lisan tersebut dengan baik.
Dalam menyimak, unit organisasi bahasa yang dapat ditangkap oleh
seorang penyimak dalam satu unit waktu terbatas pada klausa (Machfudz, 2000).
Hal ini disebabkan materi bahasa lisan bersifat fana, begitu terdengar langsung
musnah. Ini berbeda dengan kegiatan membaca yang materinya berupa bahasa
tulis. Unit organisasi bahasa yang bisa ditangkap oleh seorang pembaca dalam
satu satuan waktu terhadap konsep adalah kalimat. Oleh karena itu, dalam
9
menyimak sangat diperlukan kemampuan menyimak pesan secara tepat pada
waktu yang tepat. Dengan memahami karakteristik menyimak yang demikian,
materi simakan hendaknya bukan wacana yang panjang.
Pemahaman terhadap teks lisan dapat dipermudah dengan adanya
karakteristik-karakteristik tertentu dari bahasa lisan seperti keraguan dalam
berbicara, perulangan, parafrase, menyampaikan maksud dalam unit-unit klausa,
dan bukan dalam bentuk kalimat utuh, dan juga dibantu dengan isyarat-isyarat
ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat
ekstralinguistik seperti gerak tubuh, ekspresi wajah, dan isyarat-isyarat situasional
(Joiner dalam Mujianto dan Gatut, 2010). Pendengar juga dapat meminta
penjelasan, meminta mitra bicaranya untuk menjelaskan atau mengulang
informasi untuk memfasilitasi pemahamannya terhadap bahasa lisan yang
dilisankan mitra tuturnya apabila memungkinkan.
Coakley dan Wolvin (dalam Mujianto dan Gatut, 2010) menunjukkan
dalam menyimak bahasa pertama, sebanyak 93% dari total makna yang ada dalam
sebuah pesan didapatkan dari isyarat-isyarat visual, seperti ekspresi wajah, postur,
gerak tubuh dan penampilan dari penutur. Untuk model bahasa lisan bebas tetapi
terencana didapati bahwa pemahaman terhadap bahasa lisan yang diproduksi
secara bebas dan terencana ini memiliki banyak kesamaan ciri dengan
pemahaman terhadap bahasa bebas spontan, tetapi ada penekanan yang lebih besar
untuk menyampaikan topik tertentu, seperti misalnya kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan kondisi sosial. Percakapan secara bebas terencana ini dilakukan
secara kolaboratif dengan menggunakan berbagai macam fungsi bahasa (meminta
10
informasi, mengungkapkan pendapat pribadi, menyatakan sesuatu, mengevaluasi
sesuatu).
Dari segi proses, urutan menyimak dimulai dengan menyerap rentetan
bunyi bahasa melalui telinga. Melalui saraf sentrifugal, rentetan bunyi bahasa
tersebut diteruskan menuju otakmenuju otak pada bagian yang disebut ”perangkat
ingatan jangka pendek” untuk diproses dan dianalisis. Alat itu adalah pengetahuan
bahasa dan perangkat budayanya. Apabila pemrosesan atas rentetan bunyi bahasa
(unsur-unsur bahasa: gejala fonetik, kosakata, struktur) itu berhasil, berarti
penyimak mengerti atau paham akan makna pesan atau isi informasi yang
terkandung dalam rentetan bunyi bahasa tersebut. Selanjutnya, isi informasi atau
pesan tadi disimpan dalam bagian otak yang lain yang disebut ”perangkat ingatan
jangka panjang”. Oleh karena itu, yang disimpan bukan lagi rentetan bunyi bahasa
atau lambang bahasa mentah, melainkan lambang bahasa yang telah terproses
menjadi konsep (Soedjiatno, 1989:73—79).
C. Tujuan Menyimak
Secara umum, tujuan menyimak adalah untuk mendapatkan informasi.
Informasi yang dimaksud dapat berupa paparan ide, gagasan, pesan komunikator.
Informasi dapat juga berupa peristiwa, fakta, data, dan pengetahuan lainnya.
Informasi ini sangat penting agar seseorang mengetahui peristiwa yang sedang
menjadi perhatian banyak orang dan kecenderungan yang sedang terjadi sehingga
seseorang tidak dikatakan ketinggalan informasi. Informasi tersebut juga sangat
penting sebagai bahan untuk menganalisis suatu persoalan maupun untuk
11
mendapatkan ide. Seringkali melalui kegiatan menyimak, seseorang memiliki ide
untuk ditulis.
Tujuan menyimak untuk mendapatkan informasi tersebut sangat kental
pada kegiatan menyimak berita, menyimak ceramah, menyimak khutbah,
menyimak dialog, menyimak wawancara, dan menyimak pidato. Selain untuk
mendapatkan informasi, menyimak juga memiliki tujuan-tujuan yang khas sesuai
karakteristik wacana lisan yang disimak dan orientasi penyimaknya.
Tujuan menyimak sekunder tersebut misalnya untuk mendapatkan
hiburan. Menyimak untuk mendapatkan hiburan terjadi pada kegiatan menyimak
lawak, drama, atau dongeng. Dalam hal ini menyimak memiliki tujuan rekreatif.
Hampir sama dengan tujuan ini adalah menyimak untuk mengapresiasi. Misalnya
seorang menyimak pembacaan puisi atau nyanyian untuk mendapatkan
kenikmatan melalui bait-bait puisi yang dibacakan atau dinyanyikan. Tujuan
apresiatif ini dapat bergeser menjadi menyimak evaluatif apabila penyimak
mendengarkan lagu dengan tujuan menganalisis kemenarikan atau kekhasannya.
D. Jenis menyimak
Secara garis besar, menyimak dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu
menyimak intensif dan menyimak ekstensif. Menyimak intensif lebih
menekankan pada kemampuan memahami bahan simakan secara detail atau
mendalam.
Menyimak intensif memerlukan tingkat konsentrasi yang tinggi agar
makna yang dikehendaki dapat ditangkap dengan baik. Menyimak intensif
biasanya digunakan untuk memahami bahasa lisan formal, seperti menyimak
12
kuliah, ceramah, dan khutbah. Melalui menyimak intensif, seorang penyimak
tidak hanya mendapatkan informasi yang mendalam terhadap materi simakan,
tetapi juga bisa mengevaluasi materi simakannya.
Menyimak ekstensif lebih menekankan pada faktor sosial, seperti
menyimak yang dilakukan oleh masyarakat secara umum dalam kehidupan sehari-
hari. Menyimak ekstensif ini dimaksudkan untuk mendapatkan pemahaman secara
garis besar terhadap bahan simakan. Tujuan menyimak ekstensif adalah agar
seseorang tidak ketinggalan informasi. Dalam konteks sosial, seorang menyimak
tuturan orang lain agar tercipta hubungan yang harmonis. Dengan menyimak
secara ekstensif, seseorang dapat mengambil sikap yang tepat untuk merespon
segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya.
E. Menyimak Kritis
Menyimak kritis merupakan menyimak intensif tingkat tinggi. Menyimak
kritis ialah menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk
memberikan penilaian secara objektif, menentukan kebenaran dan kelebihan, serta
kekurangan-kekurangannya. Misalnya dalam menyimak kritis berita, seorang
penyimak dapat menyimpulkan kebenaran berita tersebut berdasarkan data-data
yang digunakan untuk mendukung berita tersebut. Seorang penyimak kritis dapat
membedakan antara fakta dan opini dalam bahan simakan.
Dalam menyimak kritis, penyimak hendaknya dapat menyimak secara
objektif. Penyimak harus dapat menilai dengan teliti apa-apa yang dituturkan
seorang pembicara, apakah informasi-informasi tersebut terpercaya, terandalkan,
ataukah tidak. Seseorang dikatakan dapat menyimak secara kritis apabila ia
13
mampu menghubungkan apa yang dikatakan pembicara dengan pengalamannya
sendiri. Ketika ia menyimak rentetan-rentetan pikiran akan segera ia kaitkan
dengan pendapatnya sehingga ia segera terangsang untuk berpikir secara
konstruktif. Ia boleh saja setuju dengan pendapat pembicara dalam beberapa
masalah sebab ia telah memiliki beberapa pengalaman yang sama, tetapi ia bisa
saja juga menolak beberapa hal lain sebab hasil pengalamannya telah membawa
kepada suatu konklusi yang berbeda.
Dalam menyimak kritis, penyimak meninjau dan menyusun apa yang
dikatakan pembicara dengan pikirannya sendiri dengan membuat ikhtisar dan
membuat sintesis secara keseluruhan. Ia memikirkan lebih dulu apa yang
dikemukakan pembicara dan meramalkan bagaimana pembicara akan
mengembangkan tema sentralnya.
Lebih jauh penyimak yang kritis akan menganalisis dan mengevaluasi
apa yang disimaknya. Ia menyimak pembicaraan untuk memahami maksudnya,
namun ia harus mengerjakan lebih jauh dari itu. Ia harus menganalisis, memberi
pembobotan atas apa yang dikatakan oleh pembicara. Baik percaya ataupun tidak
atas apa yang dikatakan oleh pembicara, ia harus menyimaknya dengan kritis.
Untuk itu penyimak mengadakan analisis dengan membedakan ide-ide, atas ide-
ide pokok, ide bawahan, ataupun alat-alat penunjangnya. Kemudian ia adakan
pembobotan atas pernyaataan pembicara itu untuk menguji kekuatan bukti,
validitas alasan, dan menentukan kebenaran tujuan pembicaraan.
Anderson (1972) mengemukakan secara terperinci kegiatan-kegiatan
yang tercakup dalam menyimak kritis, yaitu (a) memperhatikan kebiasaan-
kebiasaan ujaran yang tepat, kata, pemakaian kata, dan unsur-unsur kalimat
14
lainnya; (b) menyimak untuk menentukan alasan “mengapa”; (c) menyimak untuk
memahami makna-makna petunjuk-petunjuk konteks; (d) menyimak untuk
membedakan antara fakta dan fantasi, antara yang relevan dan yang tidak relevan;
(e) menyimak untuk menarik kesimpulan-kesimpulan; (f) menyimak untuk
membuat keputusan-keputusan; (g) menyimak untuk menemukan jawaban-
jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah tertentu yang
memerlukan pemikiran serta konsentrasi; (h) menyimak untuk menentukan
informasi baru atau informasi tambahan mengenai suatu topik; (i) menyimak
untuk menafsirkan, menginterpretasikan ungkapan-ungkapan, dan bahasa-bahasa
yang belum jelas; daan (j) menyimak secara objektif dan penuh penilaian untuk
menentukan keaslian, kebenaran atau hadirnya prasangka dan ketidaktelitian-
ketidaktelitiaan.
F. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Menyimak
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak seseorang.
Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor dari dalam diri penyimak, maupun dari
luar diri penyimak.
Dari segi penyimak, faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
dapat dikelompokkan menjadi faktor fisik, kompetensi linguistik, pengetahuan
tentang topik, dan faktor mental. Faktor fisik berkaitan dengan kesiapan fisik
penyimak untuk menyimak, yaitu penyimak tidak mengalami cacat pada alat
pendengarannya dan dalam kondisi yang sehat.
Menyimak memerlukan indera pendengar yang baik karena rangsang yang
diterima berupa suara. Masalah cacad pada indera pendengar atau kemunduran
15
fungsi indera pendengar hanya dapat diatasi secara medis. Apabila gangguan ada
pada salah satu dari dua indera pendengar yang dimiliki, penyimak dapat
mengatur posisi sehingga rangsang dapat diterima dengan baik. Misalnya seorang
yang mengalami cacad pada indera pendengar bagaian kanan, dalam suau forum
ia dapat mengambil posisi duduk di sebelah kanan agar dapat menyimak dengan
baik dengan indera pendengar bagian kiri.
Masalah kesehatan fisik secara keseluruhan juga sangat menentukan
kualitas hasil simakan. Seorang yang sedang sehat tentu lebih siap menjadi
penyimak daripada seorang yang terganggu kesehatannya. Lebih dari itu, posisi
duduk yang lebih tegap juga dianggap lebih baik bagi penyimak. Dengan posisi
yang lebih tegap berarti penyimak lebih siaga dan siap dalam menerima rangsang
suara atau lebih berkonsentrasi.
Faktor berikutnya yang sangat penting bagi penyimak adalah kompetensi
kebahasaan. Dalam memahami pesan lisan, dibutuhkan keaktivan dan kekreativan
penyimak untuk mengolah dan memadukan sejumlah unsur, yakni unsur linguistik
yang berupa unsur segmental dan suprasegmental. Faktor segmental meliputi
pemahaman terhadap kosakata, struktur kebahasaan, dan sebagainya. Faktor
suprasegmental di antaranya berkaitan dengan kompleksitas pemahaman makna
yang terkandung pada unsur intonasi, mimik, dan gesture. Di samping itu, untuk
sampai pemahaman yang utuh dan penuh terhadap materi yang disimak, penyimak
juga harus mengaitkan unsur ekstralinguistik, yakni yang berkaitan dengan
wawasan pengetahuan sosiolinguistik.
Faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam
menyimak adalah pengetahuan seseorang atas topik. Seseorang yang menyimak
16
berita tentang sepakbola akan sangat mudah meahami apabila dia memiliki
pengetahuan yang baik tentang teknik bermain sepakbola, klub-klub sepakbola,
kejuaraan-kejuaraan sepakbola, dan profil pemain-pemain sepakbola.
Faktor mental berkaiatan dengan kondisi kejiwaan penyimak, motivasi,
dan sikap penyimak. Kondisi kejiwaan yang baik untuk menyimak, yaitu
penyimak tidak dalam suasana yang dapat mengganggu konsentrasinya seperti
tidak dalam keadaan sedih atau bergembira berlebihan. Kesedihan atau
kegembiraan yang berlebihan cenderung membuat seseorang mengabaikan hal-hal
lain di luar dirinya sehingga ia tidak dapat menyimak dengan baik. Oleh karena
itulah setiap orang perlu memiliki teknik untuk mengelola emosinya. Dengan
demikian, apabila terjadi hal-hal yang di luar dugaan seseorang dapat
mengatasinya dengan baik.
Motivasi atau orientasi seseorang dalam menyimak juga sangat
menentukan keberhasilan dalam menyimak. Motivasi akan memberi arahan
terhadap kegiatan dalam menyimak sehingga penyimak mendapatkan hasil sesuai
tujuannya.
Faktor mental juga berkaitan dengan sikap penyimak terhadap materi
simakan atau pembicara. Ketertarikan penyimak terhadap topik yang sedang
disimak dan pandangan penyimak terhadap topik pembicaraan akan memberi
sumbangan yang positif terhadap keberhasilan menyimak. Seorang yang tertarik
dengan sepakbola dan memilliki pandangan yang positif terhadap sepakbola akan
sangat mudah memahami berita-berita tentang sepakbola.
17
Sikap yang menentukan keberhasilan dalam menyimak juga berkaiatan
dengan sikap penyimak terhadap pembicara. Adanya prasangka, rasa suka atau
tidak suka akan memberi pengaruh pada objektivitas seseorang dalam menyimak.
Keberhasilan menyimak juga tergantung pada lingkungan tempat
berlangsungnya kegiatan menyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi
dan kondisi tempat berlangsungnya proses menyimak. Tempat yang lapang dan
kedap tentu lebih mendukung proses menyimak. Demikian pula situasi yang
tenang, sunyi, jauh dari kebisingan lebih memungkinkan untuk menyimak dengan
baik daripada situasi yang sebaliknya. Media komunikasi yang baik juga dapat
dikatagorikan ke dalam faktor lingkungan. Media komunikasi ini meliputi
pengeras suara dan penghantar suara. Pengeras suara yang mampu menghasilkan
suara yang berkualitas tentu sangat penting bagi penyimak agar mudah
menangkap suara pembicara. Lingkungan yang bising, banyak orang yang berlalu
lalang, sempit memungkinkan munculnya ganguan konsentrasi penyimak.
Dari segi pembicara, keberhasilan menyimak sangat ditentukan oleh
kualitas seorang pembicara. Pembicara yang baik akan menghasilkan tuturan yang
baik. Kualitas seorang pembicara dapat ditinjau dari aspek penguasaaannya
terhadap materi pembicaraan dan kemampuannya menyampaikan kepada audien.
Penguasaan yang baik atas materi merupakan faktor yang penting karena sebagian
besar kegiatan menyimak dimaksudkan untuk mendapatkan informasi, yaitu
informasi yang benar, lengkap, dan jelas. Penguasaan materi oleh pembicara
tercermin dari kedalaman dan keruntutan materi yang disampaikan. Penguasaan
yang baik juga akan mempengaruhi kepercayaan diri seorang pembicara sehingga
ia dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada para audien.
18
Kualitas suara yang baik, kinesik yang mendukung, penguasaan panggung
yang baik, dan pembicaraan yang sistematis juga akan memudahkan penyimak
dalam menangkap isi tuturan yang disampaikan. Sebaliknya, pembicara yang
tidak prima secara fisik atau memiliki cacat pada alat artikulasinya akan
menyulitkan penyimak dalam memahami tuturannya karena kualitas tuturannya
yang kurang bagus. Demikian pula penguasaan yang buruk atas panggung akan
menghasilkan kinesik yang mengganggu penyimak dalam berkonsentrasi.
III. Rangkuman
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Dalam menyimak terdapat tujuan yang jelas sehingga menyimak dari segi makna
memiliki taraf yang lebih tinggi dari pada mendengar dan mendengarkan.
Karena rangsang dalam menyimak berupa tuturan lisan maka unsur-unsur
kebahasaan dalam bahasa lisan tidak sejelas dalam bahasa tulis. Unsur-unsur
kebahasan dapat dicermati melalui penggunaan intonasi. Dalam menyimak, jika
penyimak tidak dapat menangkap informasi penting pada saatnya, ia akan
ketinggalan informasi.
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menyimak, di
antara faktor dari dalam diri si penyimak, faktor lingkungan, dan faktor
pembicara. Faktor dalam diri penyimak meliputi faktor fisik, faktor mental, dan
pengetahuan penyimak. Faktor lingkungan berkaitan dengan situasi, kondisi, dan
media dalam menyimak. Faktor pembicara berkaitan dengan kualitas tuturan yang
dihasilkan oleh seorang pembicara.
19
IV. Latihan
Jawablah pertayaan-pertanyaan berikut berdasarkan pemahaman Anda terhadap
konsep dasar menyimak!
1. Jelaskan perbedaan istilah mendengar, mendengarkan, dan menyimak!
2. Setujukah Anda dengan pernyataan yang menyatakan bahwa menyimak
merupakan kegiatan yang bersifat pasif? Berikan alasan!
3. Jelaskan hubungan menyimak dengan tiga keterampilan berbahasa yang lain!
4. Mengapa faktor pembicara sangat menentukan kualitas hasil simakan?
5. Setujukan Anda dengan anggapan bahwa jenis kelamin membedakan kualitas
hasil simakan?
20
BAB II
BENTUK-BENTUK LATIHAN MENYIMAK SEDERHANA
I. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa memiliki wawasan mengenai bentuk-bentuk latihan
menyimak sederhana, praktik menyimak dengan bentuk-bentuk latihan menyimak
sederhana, dan dapat merancang latihan menyimak sederhana untuk
meningkatkan kemampuan menyimak.
II. Materi Pembelajaran
Menyimak merupakan suatu keterampilan yang memerlukan latihan.
Artinya, keterampilan seseorang dalam menyimak dapat ditingkatkan dengan
banyak berlatih menyimak bermacam-macam wacana lisan. Wacana lisan yang
banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah berita, cerita, wawancara,
dialog, ceramah, pidato, dan khutbah. Sebelum berlatih menyimak ragam wacana
lisan yang telah disebutkan tersebut, berikut ini disajikan kegiatan latihan
menyimak sederhana. Materi dalam latihan ini berupa wacana lisan pendek dan
menghibur. Dalam pembelajaran menyimak, latihan seperti ini dapat digunakan
sebagai kegiatan awal atau kegiatan pemanasan sebelum memasuki kegiatan
menyimak simakan yang lebih formal.
A. Mengulang satuan kebahasaan yang diperdengarkan
Latihan ini berupa mengulang kembali secara lisan atau tulis satuan
linguistik yang diperdengarkan. Wujudnya dapat berupa kata, frasa, klausa,
21
kalimat tunggal, maupun kalimat majemuk yang tidak terlalu panjang. Latihan ini
penting sebagai latihan untuk meningkatkan daya ingat penyimak. Apabila
dikaitkan dengan konsep kebermaknaan, latihan ini sebaiknya berupa kalimat.
Tingkat kesukaran dan panjang pendeknya kalimat yang diperdengarkan
disesuaikan dengan tingkat kemahiran berbahasa pembelajar.
Kegiatan mengulang kembali satuan kebahasaan yang diperdengarkan ini
dapat diatur dalam bentuk berbagai permainan berikut ini.
1. Bisik Berantai
Bisik berantai merupakan kegiatan yang bernuansa permainan. Dalam
bisik berantai memang sulit dikenali kemampuan menyimak secara perseorangan.
Akan tetapi, kegiatan ini sangat baik sebagai kegiatan apersepsi dalam kelas
menyimak karena dapat menghidupkan kelas. Bisik berantai dapat dilakukan
dalam bentuk perlombaan. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan
membentuk barisan. Siswa pada deretan pertama membaca sebuah kalimat pada
secarik kertas apabila tidak tersedia rekaman untuk memastikan tidak terjadi
perbedaan kualitas materi yang diperdengarkan antarkelompok. Kalimat yang
dibaca selajutnya disampaikan secara beranting hingga anggota kelompok terakhir
yang harus menulis kembali kalimat yang dibisikkan temannya dalam secarik
kertas.
Penilaian bisik berantai didasarkan atas ketepatan kalimat yang diulang.
Ketepatan ini bisa didasarkan atas kesamaan kalimat dan atau ketepatan informasi
yang dirantingkan. Bila kalimat tersebut cukup pendek, keberhasilan menyimak
didasarkan atas kesamaan kalimat yang diulang. Apabila kalimat terlalu panjang,
22
keberhasilan menyimak didasarkan atas ketepatan pesan yang ada dalam kalimat.
Berikut contoh peritah dalam permainan bisik berantai!
Bentuklah kelompok! Atur anggota kelompok secara berderet atau
berbaris! Anggota kelompok pertama membaca kalimat berikut
(kalimat dapat ditulis dalam secarik kertas). Rantingkan hingga pada
anggota kelompok terakhir. Anggota kelompok pada deret/baris
terakhir harus menuliskan kalimat yang didengarnya pada secarik
kertas!
Setiap warga negara Indonesia seharusnya bangga menggunakan
bahasa Indonesia.
2. Dikte
Dikte pada dasarnya sama dengan mengungkapkan kembali apa yang
didengar, hanya saja pengungkapan tersebut dalam bentuk tulisan. Dikte efektif
untuk melatih kemampuan menyimak, mengingat, dan menulis dengan cepat.
Dikte dapat dilakukan dengan membaca kalimat dan meminta siswa menuliskan
kembali kalimat tersebut. Kesesuaian kalimat yang disimak dan ditulis menjadi
acuan penilaian. Berikut ini disajikan contoh perintah dikte.
23
Tulislah kalimat-kalimat yang dibacakan berikut dalam selembar
kertas!
1) Sejak masa keemasan lagu anak-anak pada tahu 90-an berlalu,
kita kekurangan lagu anak-anak yang berkualitas.
2) Pemimpin seharusnya memiliki keberanian mengambil keputusan
dengan tegas.
3) Bangunan di angkasa mengiaskan pemikiran yang tidak realistis,
penuh fantasi, dan angan-angan.
4) Presiden, selaku kepala negara dan kepala pemerintahan
mengepalai para menteri, mengangkat kepala staf AD, kepala staf
AU, kepala staf AL, dan kepala kepolisian RI.
5) Pemerintah seringkali sibuk memikirkan dirinya sendiri sehingga
mengabaikan berbagai kepentingan masyarakat.
B. Menebak Deskripsi
Deskripsi berkaitan dengan gambaran yang terekam oleh indra.
Deskripsi berkaitan dengan cirri-ciri fisik yang dapat diamati, didengar, diraba,
dirasa, dan dicium. Deskripsi dalam permainan ini bisa berupa ciri-ciri fisik objek
dan hal-hal yang berhubungan dengan objek. Objek dapat berupa
benda/orang/tumbuhan/binatang. Permainan ini sama dengan bermain tebak-
24
tebakan. Misalnya tebak tokoh, tebak kota, tebak binatang, tebak buah-buahan,
dan sebagainya.
Kemampuan menebak sangat berkaitan dengan kemampuan menangkap
kata kunci dalam setiap deskripsi. Oleh karena itu, objek yang ditebak hendaknya
objek yang sudah banyak dikenal sehingga penyimak dapat menabak bukan
semata-mata karena luasnya pengetahuan, tetapi memang karena kejelian
penyimak menangkap dan menafsirkan kata kunci yang disebut dalam deskripsi
yang diperdengarkan.
Contoh 1
Tebaklah nama kota berikut!
Kota ini terkenal dengan udaranya yang sejuk.
Hamparan gunung, bukit, dan lembahnya sangat indah.
Kota ini terletak di pulau Sumatera bagian barat.
Taman yang mengabadikan kecantikan Siti Nurbaya ada di kota ini.
Kota ini juga dikenal sebagai kota kelahiran sastrawan HAMKA.
Rumah khas kota ini adalah rumah gadang.
Kota ini bernama _________
25
Contoh 2
Tebaklah nama benda berikut!
Aku bersisik
Aku bukan ikan
Aku banyak mengandung vitamin C
Aku berasa manis asam
Aku berwarna kuning kemerahan
Aku bermahkota
Aku sering digunakan sebagai bahan es buah
Aku banyak digunakan sebagai bahan baku selai
Aku adalah _______________
26
Contoh 3
Tebaklah nama tokoh berikut!
Aku seorang humoris
Aku juga seorang pengusaha
Aku juga sering disebut pengamat budaya
Aku sangat dekat dengan dunia politik
Tapi, aku bukan politikus
Aku berkawan dengan banyak politisi
Gus Dur adalah sahabat kentalku
Aku adalah penggagas Museum Rekor Indonesia (MURI)
Aku adalah _________________
C. Menyeleksi satuan kebahasaan yang diperdengarkan (kata atau frasa)
Dalam latihan ini diperdengarkan sebuah wacana pendek. Penyimak
diminta menyebutkan berapa kata sebuah kata atau frasa dalam wacana yang
diperdengarkan. Contoh latihannya adalah sebagai berikut.
27
Dengarkan wacana berikut! Sebutkan berapa kali frasa Ratu
Sima disebut dalam wacana ini!
Kerajaan Kalingga merupakan kerajaan pada masa abad ke -7
yang dipimpin seorang perempuan bernama Ratu Sima. Ratu Sima
memerintah kerajaan Kalingga yang terletak di pantai utara Jawa
tersebut setelah suaminya wafat. Meskipun seorang perempuan, Ratu
Sima merupakan ratu yang tegas. Hukum dijalankan Ratu Sima tanpa
memandang status. Dalam pemerintahan Ratu Sima, tidak ada seorang
pun yang kebal hukum.
Dalam sebuah cerita disebutkan Ratu Sima menghukum
putera mahkotanya dengan memotong tangannya karena sang putera
memungut sebuah bungkusan di jalan. Hukuman ini bagi Ratu Sima
sudah cukup ringan karena seharusnya sang putera menjadi teladan
bagi semua rakyat. Menurut Ratu Sima hukuman yang pantas untuk
sang putera adalah hukuman mati.
D. Mengidentifikasi Kalimat Topik
Kecermatan menangkap inti pesan dalam wacana lisan amat penting.
Salah satu indikator kemampuan menangkap inti pesan adalah kemampuan
28
menangkap kalimat topik. Kalimat topik merupakan kalimat yang dijelaskan oleh
kalimat-kalimat lain yang merupakan kalimat bawahan atau kalimat penjelas.
Contoh
Dengarkan wacana yang diperdengarkan berikut! Catatlah
kalimat topik yang Anda temukan!
Selain hadir melalui tuturan lisan, cerita rakyat juga diwariskan
dalam bentuk tulisan. Berbagai cerita rakyat dari seluruh Indoneisa
telah dikumpulkan dan ditranskrip dalam berbagai bentuk. Ada yang
dalam bentuk naratif, cerita bergambar, dan komik. Penulis-penulis
cerita rakyat juga banyak dikenal. Dengan demikian, penyebaran
cerita rakyat dapat menjangkau kawasan yang lebih luas.
E. Menceritakan Kembali Cerita
Cerita yang dimaksudkan di sini adalah sama seperti halnya bentuk
prosa yang lain. Hanya saja, untuk keperluan latihan menyimak sederhana dapat
digunakan cerita-cerita yang pendek dan menarik, seperti pengalaman menarik,
humor, atau cerita rakyat yang jenaka. Cerita-cerita semacam sangat baik sebagai
penggerak semangat karena unsur kelucuan yang ada di dalamnya. Berbeda
dengan cerpen atau dongeng, cerita jenaka, pengalaman menarik, atau humor juga
tidak terlalu panjang untuk diceritakan.
29
Contoh:
Ceritakan kembali humor berikut ini!
Murah Hati
Ada seorang remaja yang sedang duduk-duduk di taman. Tidak
lama kemudian, ada seorang nenek yang datang meminta-minta
padanya. Remaja itu merasa kasihan padanya dan dengan segera
membuka dompetnya dan memberikan Rp1000,00.
Tiba-tiba, seorang Bapak yang duduk di sampingnya menepuk
pundaknya sambil memberikan uang Rp 50.000,00 kepada remaja
tersebut. Remaja tersebut tersenyum. Ia merasa kagum dengan
kemurahan hati Bapak tersebut. Dengan segera diberikannya uang itu
kepada si nenek pengemis.
Tak lama kemudian, si Bapak yang duduk di sampingnya
menepuk pundaknya sambil berkata “Nak, uang Rp 50.000,00 tadi
jatuh dari dompetmu”. Sang remaja yang lagi bokek hanya bisa
terbengong-bengong.
F. Menjelaskan inti informasi
Informasi yang digunakan sebagai latihan dasar dalam menyimak adalah
informasi-informasi pendek tentang hal-hal yang menarik dalam kehidupan
sehari-hari. Informasi tersebut dapat berupa sebuah berita kontroversial. Latihan
30
ini dapat meningkatkan kepekaan penyimak untuk mengenali bagian informasi
yang penting.
Contoh
Tulis kembali inti informasi berikut ini secara singkat (maksimal
12 kata)!
Berkaiatan dengan usia Aisyah saat menikah, Yusuf Hanafi,
kolumnis dan dosen agama di Universitas Negeri Malang yang gerah
terhadap komentar tentang pernikahan dini menyebutkan bahwa
dalam suatu riwayat dikatakan Aisyah lahir sebelum masa kenabian.
Dengan demikian bila nabi menikahi beliau bebrapa tahun setelah
kematian istri pertamnya, Khatidjah, usia Aisyah tidak mungkin 8
tahun, seperti disebutkan dalam beberapa buku. Lebih lanjut, Yusuf
Hanafi menjelaskan pernikahan dini sarat dengan berbagai persoalan.
Ketidaksiapan fisik dan mental merupakan hal yang paling utama.
Oleh karena itu, dia menyarankan semua pihak melihat pernikahan
dari berbagai sudut pandang.
G. Menjawab Pertanyaan
Latihan ini merupakan latihan yang paling banyak ditemukan dalam
pembelajaran menyimak. Kepada penyimak diperdengarkan sebuah wacana,
selanjutnya sejumlah pertanyaan terkait wacana lisan tersebut diajukan kepada
31
penyimak. Dalam latihan awal, wacana lisan yang dipergunakan haruslah wacana
lisan yang pendek dan menarik.
Contoh
Simaklah informasi berikut ini dan jawablah pertanyaan tentang
informasi tersebut!
Kebiasaan mengonsumsi obat flu harus diwaspadai. Hal ini
karena obat sakit flu mengandung phenil propanolamin (PPA) yang
dapat memicu munculnya stroke. Ketentuan dosisnya tidak boleh
melebihi 15 miligram. Bila dosisinya lebih dari itu, obat sakit flu
sangat berbahaya dikonsumsi.
Pertanyaan
1. Sebutkan kandungan dalam obat sakit flu yang dapat memicu
stroke!
2. Berapa dosis maksimal kandungan zat tersebut dalam obat sakit
flu?
H. Melaksanakan perintah sesuai deskrpsi
Bentuk latihan menyimak ini hampir sama dengan tebak-tebakan. Hanya
saja, dalam latihan ini, penyimak tidak menebak deskripsi yang disebutkan, tetapi
melaksanakan perintah sesuai deskripsi. Kejelian menangkap kata kunci dalam
setiap perintah akan membantu penyimak dalam menafsirkan perintah.
32
Contoh
Laksanakan sesuai perintah berikut!
Ambillah selembar kertas
Samakan panjang semua sisi kertas
Lipat kertas dengan menyatukan sisi atas dan bawah, kanan dan kiri
Tandailah bagian tengah kertas dengan memberi tanda titik
I. Menandai informasi yang salah dan benar
Latihan ini menuntut kecermatan penyimak dalam membedakan materi
simakan yang benar dan salah. Latihan ini dapat digunakan untuk meningkatkan
konsentrasi penyimak. Agar kegiatan tidak mengarah pada kegiatan menguji
pengetahuan penyimak, tetapi benar-benar melatih kemampuan mneyimak, bahan
latihan hendaknya berisi informasi yang sudah dekat dengan penyimak. Penyimak
dapat diminta menghitung bagian yang salah dari suatu informasi atau memberi
tanda (B) jika informasi benar dan menandai (S) jika informasi salah.
33
Contoh 1
Catatlah bagian yang salah pada informasi berikut!
Setiap manusia memiliki dua tangan, dua jari, dua telinga, dua kaki,
dan dua mata. Tangan digunakan untuk melakukan banyak kegiatan,
seperti berjalan, makan, mengambil sesuatu, dan menghasilkan suatu
karya.
Contoh 2
Berilah tanda B (benar) atau S (salah) pada setiap nomor informasi
yang disampaikan!
1. Jakarta ibukota Indonesia terletak di pulau Jawa
2. Madura adalah salah satu propinsi di Indonesia.
3. Ayam berkembang biak dengan melahirkan anaknya.
4. Air laut lebih banyak mengandung garam daripada air sungai.
5. Lele merupakan jenis ikan air payau.
J. Memberi Komentar
Latihan ini termasuk dalam latihan menyimak kritis. Sebagai latihan
awal, penyimak dapat dihadapkan pada sejumlah informasi yang kontroversial
sehingga mereka dengan mudah menangkap bagian informasi yang perlu
mendapat sorotan. Kejelian mereka dalam menangkap bagian ini merupakan hal
34
terpenting. Hal ini tercermin pada hal apa yang dikomentari dan bukan bagimana
komentarya.
Contoh
Akhir-akhir ini banyak diberitaan kasus tentang remaja putri yang
“diculik” oleh rekan barunya yang dikenal lewat jejaring sosial. Hal
ini tentunya snagat memprhatinkan. Oleh karena itu, banyak pihak
yang menilai teknologi internet yang semakin canggih perlu
diwaspadai. Lebih dari itu, internet seharusnya dilarang karena dapat
merusak generasi muda.
III. Rangkuman
Latihan menyimak sangat diperlukan untuk meningkatkan keterampilan
seseorang dalam menyimak. Sebelum latihan menyimak wacana lisan yang lebih
formal, seperti berita, khutbah, pidato, ceramah, dongeng, dan sebaginya, kita
dapat berlatih menyimak wacana-wacana ringan. Selain untuk mengendurkan
syaraf sehingga siap menyimak, kegiatan juga dapat dilakukan untuk kegiatan
awal sebelum memasuki kegiatan menyimak wacana formal dalam suatu
pembelajaran menyimak.
35
IV. Latihan
1. Tebaklah nama tokoh berikut ini!
Dia seorang sastrawan
Sastrawan ini sempat menghebohkan dunia sastra pada tahun 1954 karena
tuduhan penjiplakan pada karyanya.
H.B. Jassin sangat berperan sebagai pembela yang membesarkan namanya.
H.B. Jassin menyebutnya sebagai pelopor angkatan 45.
Sastrawan ini meninggal karena sakit
Sastrawan ini meninggal dalam usia muda
Karya sastra yang ditulisnya lebih banyak berupa puisi
Karya terken al sastrawan ini adalah “Aku”
Sastrawan ini adalah _____________
2. Tebaklah nama benda berdasarkan deskripsi berikut!
Aku termasuk dalam kelompok alat tulis
Aku berbentuk padat
Aku berwarna warni
Aku dimiliki oleh hampir semua anak sekolah TK
Anak-anak SD juga tidak ketinggaan pasti memiliki aku
Bentukku bermacam-macam
Aku sangat beguna bila ada tulian yang salah
Aku adalah --------------------
.
36
3. Tuliskan kata yang diperdengarkan berikut ini!
a. Kota Wamena dahulu bernama Ahumpua.
b. Pelabuhan Malahayati terletak di Banda Aceh.
c. Tari Seudati merupakan tarian tradisional dari Aceh.
d. Burung cendrawasih merupakan fauna khas Papua.
e. Sumatera Barat yang beribukota Padang terkenal dengan masakan
rendangnya.
4. Simaklah inforasi berikut dan tuliskan kembali informasi tersebut dengan
bahasa Anda sendiri (maksimal 12 kata)!
Setiap orang menggosok gigi. Ada yang pagi dan sore setiap mandi,
ada yang setiap selesai makan. Hal ini tergantung pada keyakinan masing-
masing mengenai merawat gigi dengan baik. Namun bila diperhatikan tidak
ada kemajuan yang berarti pada pasta gigi dari waktu ke waktu. Ini terutama
pada kemasan, rasa atau tekstur, dan cara promosinya.
Kemasan pasta gigiyang kita kenal selama ini yang juga sudah dikenal
oleh kakek bahkan kakek buyut kita adalah tube yang cara kerjanya
berlawanan dengan tujuannya. Di dunia ini tidak ada seorang pun yang akan
berhasil menggunakan seluruh pasta yang dikemas dalam tube. Ketika kita
membuang tube karena mengganggap pastanya telah habis, di dalamnya masih
ada pasta gigi untuk satu atau dua kali sikat gigi.
Pasta gigi, bagaimanapun rasa dan teksturnya adalah pasta. Hijau,
putih bergars merah, atau puti saja tetap saja pasta gigi benda asing di mulut
37
kita. Wangi-wangian dan aneka rasa yang ditambahkan pada pasta gigi yang
konon dimaksudkan untuk menambah enak menyikat gigi bukanlah jawaban
yang tepat. Jika tidak dapat ditelan apa gunanya dibuat wangi dan terasa enak.
Iklan pasta gigi dari dulu hingga sekarang juga banyak yang
menyesatkan. Gigi putih dengan kilat mneyilaukan tentu tidak akan pernah kita
miliki, meski kita menyikat gigi sepuluh kali semalam. Selain itu, senyum
model yang selalu memperlihatkan semua gigi tentu bukan senyum yang baik.
5. Ceritakan humor berikut dengan bahasa Anda sendiri!
Jual Roti
Saat penjual roti meneriakkan daganga rotnya, Nunung yang sedang duduk di
teras rumah menghentikannya.
Nunung : Jual roti apa Bang?
Penjual roti :Ya macam-macam lah, Neng!
Nunung : Ini apa Bang?
Penjual roti : Kalau itu strawberry.
Nunung : Kalau yang ini?
Penjual roti : Itu nanas.
Nunung : Kalau yang ini Bang?
Penjual roti : Yang itu sih srikaya.
Nunung : Lho rotinya mana sih Bang. Kok dari tadi buah-buahan
saja?
Penjual roti : Dasar rada edan!!!
38
6. Dengarkan secara selektif! Berapa kali kata kota disebut dalam berita berikut!
Kota Malang merupakan kota yang dikenal sebagai kota pendidikan. Di kota
Malang terdapat puluhan perguruan tinggi. Hal inilah yang mendorong tinggiya
arus urbanisasi di kota Malang. Setiap tahun, kota Malang dibanjiri oleh
belasan ribu calon mahasiswa yang hendak menempuh ilmu di belasan
peruruan tinggi yang ada.
7. Dengarkan informasi berikut dan tuliskan kalimat topiknya!
Film menjadi saluran bagi bermacam ide, gagasan, konsep, serta dapat
memunculkan pluralitas efek dari penayangannya yang akhirnya mengarah
pada pengarahan pada masyarakat. Film merupakan salah satu jenis media
massa. Pengauh film tergantung pada proses negosiasi makna oleh khalayak
terhadap pesan dari film tersebut dan mengacu pada keberhasilan khalayak
dalam proses negosiasi makna dari pesan yang disampaikan. Jika negosiasi
makna yang dilakukan khalayak lemah akan semakin besar pengaruh tayangan
film tersebut.
39
BAB III
MENYIMAK BERAGAM WACANA LISAN
I. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa memahami teknik menyimak berbagai wacana lisan dan
terampil menyimak berbagai wacana lisan yang meliputi berita, pengumuman,
iklan, dongeng, pidato, ceramah, khutbah, dan wawancara.
II. Materi Pembelajaran
Wacana lisan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu wacana lisan
searah dan dua arah. Wacana lisan searah merupakan wacana lisan yang
dihasilkan seorang pembicara yang tidak bersifat interaktif. Dalam kontek
komunikasi tersebut, seorang pembicara menyampaikan gagasannya dalam
sebuah wacana lisan tanpa pelibatan pendengar untuk memberikan pertanyaan
atau balikan secara langsung. Dalam konteks ini, pembicara merupakan
penyampai informasi utama sehingga tidak ada penggantian peran antara
komunikan (penyimak) dan komunikator (pembicara).
Wacana lisan searah ini biasanya terencana. Artinya, pembicara biasanya
telah menyiapkan apa yang hendak disiapkan. Bahkan dalam penyampaian berita,
seorang pembicara tinggal membacakan teks yang telah disusun. Dalam wacana
lisan seperti ini, bahasa pembicara lebih tertata dengan baik daripada wacana lisan
yan tidak terencana.
Wacana lisan dua arah merupakan wacana lisan yang melibatkan dua
pihak, yaitu nara sumber dan pewawancara. Sebagai contoh, dalam wawancara
40
berlangsung bercakapan antara pewawancara dan narasumber. Kedua pihak
bergantian peran menjadi komunikan (penyimak) dan komunikatr (pembicara).
Dalam sebuah dialog, pihak yang terlibat antara lain pembawa acara dan beberapa
nara sumber sekaligus.
A. Menyimak Wacana Lisan Searah
1. Menyimak Berita
1) Karakteristik Wacana Lisan Berita
Berita dapat disejajarkan dengan informasi atau kabar. Berita diartikan
sebagai suatu fakta peristiwa yang memiliki nilai berita, disampaikan kepada
orang lain, baik kepada seseorang maupun sekelompok orang (publik), melalui
mediator baik media cetak maupun elektronik. Fakta peristiwa itu dapat berwujud
fakta pendapat (pernyataan) atau fakta kejadian (Mono, 2000:18)
Dalam setiap kehidupan bermasyarakat selalu ada kejadian-kejadian. Akan
tetapi, tidak semua fakta peristiwa itu dapat dituangkan menjadi sebuah berita.
Hanya peristiwa yang memiliki nilai berita atau news value sajalah yang patut
ditulis sebagai berita.
F. Fraser Bond (dalam Mono, 2000) mengatakan bahwa nilai berita harus
mencakup 4 unsur pokok, yaitu:
a) timeliness : aktualitas atau sifat kebaruan fakta peristiwanya,
b) proximity : jarak antara tempat peristiwanya dengan lingkup berita,
c) size : bobot fakta peristiwanya karena factor keluarbiasaannya, dan
d) importance : bobot fakta peristiwanya penting atau tidak penting.
Berita dapat disusun dengan prinsip piramida terbalik. Susunan berita
menurut pola ini dimulai dari fakta peristiwa yang sangat penting (the gist), baru
41
menyusul yang cukup penting, dan yang terakhir yang tidak begitu penting.
Kelengkapan berita, secara umum, dipandu dengan rumus 5W + 1 H.
a) What (apa) : fakta peristiwa apa yang terjadi
b) Who (siapa) : siapa yang terlibat/terkena fakta peristiwa itu.
c) Where (Dimana): Dimana fakta peristiwa terjadi
d) When (kapan) : kapan fakta peristiwa itu terjadi
e) Why (mengapa) : Mengapa fakata peristiwa itu bisa terjadi
f) How (bagaimana) : Bagiamana fakta peristiwa itu terjadi
Penulisan berita harus dimulai dengan menginformasikan hal-hal yang
terpenting dari suatu fakta peristiwa. Paparan tentang perihal yang terpenting itu
diletakkan pada bagian tulisan yang disebut teras berita (lead/intro). Tentang
penulisan teras berita ini, Masmiar Mangiang (dalam Mono, 2000) memberikan 4
persyaratan, yaitu: (1) merangsang orang untuk membaca; (2) cepat, tepat, dan
mengungkapkan fakta terpenting; (3) menyangkut kepentingan umum; dan (4)
kepentingan pembaca atau pemirsa harus dudahulukan.
Berita harus disampaikan dalam ragam bahasa yang mudah difahami oleh
semua orang dari berbagai kalangan. Berita menggunakan bahasa ragam
jurnalistik yang tidak lain ialah ragam bahasa Indonesia yang dipakai oleh media
massa yang bercirikan luas, singkat, menarik, tidak bermakna ganda, dan hemat.
Berita dapat dikelompokkan berdasarkan empat hal, yaitu berdasar sifat
kejadian, cakupannya, jarak kejadian, isinya, dan opini penulisnya.
Berdasarkan sifat kejadian berita atau sifat terjadinya berita ada (1) berita
yang diduga, (2) berita-berita yang sudah diduga akan terjadi, dan (3) berita-berita
42
yang tidak terduga, yakni berita-berita yang kejadiannya tidak terduga sama
sekali.
Jenis berita berdasarkan masalah atau soal yang dicakupnya, yaitu berita
politik, berita ekonomi, berita kejahatan, berita kecelakaan/kebakaran, berita
olahraga, berita militer, berita ilmiah, berita pendidikan, berita agama, berita
pengadilan, berita ”dunia wanita”, dan berita ”manusia dan peristiwa”.
Berdasarkan jarak kejadian dan publikasi berita, ada berita lokal, regional,
nasional, dan internasional.
Berdasarkan isi berita terdapat (1) straight news, yaitu berita yang bersifat
langsung, langsung apa adanya; (2) depth news, berita yang dikebnagkan dg
pendalaman hal-ahal yang ada di bwh suatu permukaaan; (3) investigation news;
(4) interpretatif news.
Berdasarkan interpretasi penulis, berita dikelompokkan dalam (1) opinion
news, dan (2) pendapat ahli, cendikiawan, sarjana, pejabat tentang peristiwa’
43
Berdasarkan media yang digunakan, berita dapat disajikan melalui media
massa cetak dan elektronik. Media massa elektronik meliputi radio, televisi, dan
internet. Masing-masing media menuntut model pemberitaan yang berbeda.
Penulisan berita untuk dibaca di media massa cetak berbeda dengan penulisan
berita untuk dibaca di internet. Demikian pula naskah berita untuk dibacakan di
radio berbeda juga dengan naskah berita untuk dibaca pembawa acara berita
televisi.
Berita di media televisi dapat disampaikan dalam berbagai format. Hal ini
disesuaikan dengan ketersediaan gambar dan momen terjadinya peristiwa atau
perkembangan peristiwa yang akan diberitakan. Arismunandar (2007) merinci
beberapa format penulisan berita untuk televisi.
1. Reader
Reader merupakan format berita TV yang paling sederhana. Reader hanya
berupa lead in atau teras berita yang dibaca presenter. Reader tidak disertai
gambar maupun grafik. Format ini dipilih karena naskah berita dibuat begitu dekat
dengan saat deadline dan tidak sempat dipadukan dengan gambar.
2. Voice Over (VO)
VO adalah format berita TV yang lead in berita dan tubuh beritanya
dibacakan oleh presenter seluruhnya. Ketika presenter membaca tubuh berita,
gambar pun disisipkan sesuai dengan konteks isi berita.
44
3. Natsound (natural sound, suara lingkungan)
Suara yang terekam dalam gambar bisa dihilangkan, tetapi dalam natsound
tetap dipertahankan untuk membangun suasana peristiwa yang diberitakan.
Sebelum menulis naskah berita, tentunya reporter harus melihat dulu gambar yang
sudah diperoleh karena tetap saja berita yang ditulis harus cocok dengan visual
yang ditayangkan. VO durasinya sangat singkat (20-30 detik saja).
4. Voice Over-Grafik
VO-Grafik adaah format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya
dibacakan oleh presenter seluruhnya. Akan tetapi, ketika presenter membaca
tubuh berita, tidak ada gambar yang menyertainya kecuali hanya grafik atau
tulisan saja. Hal ini dilakukan karena peristiiwa yang diberitakan sedang
berlangsung dan redaksi belum menerima kiriman gambar peliputan yang dapat
ditayangkan.
5. Sound on Tape (SOT)
SOT adalah format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite
dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita kemudian disusul
oleh pernyataan narasumber (soundbite). Format ini dipilih jika pernyataan
narasumber dianggap lebih penting ditonjolkan daripada disusun dalam bentuk
uraian.
6. Voice-Over on Tape (VO-SOT)
45
Format berita yng memadukan voice over dan sound on tape. Lead in dan
isi tubuh berita dibacakan presenter. Di akhir uraian dimunculkan soundbite dari
narasumber sebagai pelengkap berita yang telah dibacakan sebelumnya. Format
ini dipilih jika gambar yang ada kurang menarik atau kurang dramatis, namun ada
pernyataan narasumber yang perlu ditonjolkan untuk untuk melengkapi uraian.
7. Package (PKG)
Package adalah format berita TV yang hanya lead in –nya yang
dibacakan oleh presenter, tetapi isi berita merupakan paket terpisah yang
ditayangkan begitu presenter selesai membaca lead in. Paket berita sudah dikemas
jadi satu kesatuan yang utuh dan serasi antara gambar, uraian, soundbite, dan
bahkan grafis. Lazimnya tubuh berita ditutup dengan uraian. Format ini dipilih
jika data yang diperoleh sudah lengkap, juga gambarnya dianggap cukup menarik
dan drmatis.
8. Live on Cam
Ini adalah format berita TV yang disiarkan langsung dari lapangan atau
lokasi peliputan. Sebelum reporter di lapangan menyampakan laporan, presenter
lebih dulu membacakan lead in, kemudian ia memanggil reporter di lapangan untk
menyampaikan hasil iputannya secara lengkap. Laporan ini juga bisa disisipi
gambar yang relevan. Karena siaran langsung memerlukan biaya telekomunikasi
yang mahal, tidak semua berita perlu disiarkan secara langsung.
9. Live on Tape (LOT)
46
Live on tape adalah format berita TV yang direkam secara langsung di
tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan
menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan
kemudian.
Format berita ini dipilih untuk menunjukkan bahwa reporter hadir di
tempat peristiwa. Akan tetapi, siaran tidak bisa dilakukan secara langsung karena
pertimbangan teknis dan biaya.
10. Live by Phone
Live by phone adalah format berita TV yang disiarkan secara langsung
dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita
dibacakan presesnter dan kemudian ia memanggil reporter yang ada di lapangan
untuk menyampaikan laporannya. Wajah reporter dan peta lokasi peristiwa
biasanya dimunculkan dalam bentuk grafis atau gambar diri reporter yang telah
ada.
11. Phone record
Ini adalah format berita TV yang direkam secara langsung dari reporter
meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). Format ini
sebetulnya hampir sama dengan live by phone, hanya teknik penyiarannya secara
tunda. Format ini jarang digunakan jika diperkirakan akan ada gangguan teknis
saat berita dilaporkan secara langsung.
12. Visual news
47
Ini adalah format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambar-
gambar yang menarik dan dramatis. Presenter cukup membacakan lead in dan
kemudian visual ditayangkan tanpa tambahan narasi apapun, seperti apa adanya.
Contoh berita yang dapat ditayangkan dengan format ini adalah menit-menit
pertama terjadinya tsunami di Aceh.
2) Prosedur Menyimak Berita
Berita yang disiarkan dari radio atau televisi merupakan wacana lisan yang
terencana. Artinya, wacana lisan tersebut telah disiapkan sebelumnya atau ditulis
sehingga penyampai berita tinggal membacakannya. Perbedaan paling menonjol
antara berita radio dan televisi dengan berita dalam media massa cetak adalah
panjang berita. Berita untuk diperdengarkan lebih singkat dan menkankan pada
inti beita. Berita dalam media massa cetak lebih detail dan dilengkapi dengan
lebih banyak keterangan tambahan.
Karakteristik wacana berita yang digambarkan dengan piramida terbalik
mengharuskan penyimak berkonsentrasi penuh pada bagian awal wacana. Dengan
menyimak bagian awal berita, paling tidak seorang pendengar sudah mendapatkan
informasi pokok dari keseluruhan berita tersebut. Informasi yang lebih lengkap
dapat diperoleh melalui pemberitaan berikutnya.
Kekritisan dalam menyimak berita dapat diarahkan pada isi maupun teknik
penyampaiannya. Kekritisan diarahkan pada kelengkapan dan ketepatan berita
yang disampaikan, nilai sebuah berita, dan objektivitas penyampainnya. Indikator
untuk menilai kelengkapan berita adalah rumus 5W + 1 H. Nilai berita dapat
dinilai berdasarkan rumus yang diberikan oleh Bond, yang meliputi timeliness,
48
proximity, size, importance. Objektivitas dapat dinilai melalui bukti yang
disajikan berupa deskripsi peristiwa yang didukung dengan liputan secara
langsung terhadap persitiwa yang terjadi, kesaksian seseorang. Objektivitas juga
berkaitan dengan ketidakberpihakan pemberitaan yang tercermin dari sudut
pandang pemberitaan dan pilihan bahasa yang digunakan.
Contoh Berita yang Disajikan oleh Media Massa Elektronik
Keresahan masyarakat di berbagai daerah akibat isu telepon dan sms
santet mengundang keprihatinan sejumlah kalangan.
Isu santet dan sms melalui handphone atau HP yang terjadi sejak awal Mei
ini mencerminkan kepicikan masyarakat kita sehingga mudah termakan isu-isu
yang tidak rasional. Pakar telematika, Roy Suryo, menganggap telepon dan sms
santet sebagai hal yang tidak masuk akal, bahkan lucu. Pernyataan tersebut
dipertegas oleh paranormal Ki Joko Bodo dengan mengatakan bahwa santet tidak
dapat dilakukan melalui telepon. Keprihatinan juga diungkapkan oleh ketu MUI
pusat, Umar Sihab. Ketua MUI mengatakan bahwa mati dan hidup seseorang di
tangan Allah. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa mempercayai isu tersebut sama
dengan sirik.
(Ditranskrip dengan perubahan dari Liputan 6 Petang SCTV, 2 Mei 2009)
3) Penilaian dalam Menyimak Berita
Penilaian dalam menyimak berita harus didasarkan pada tujuan
menyimak tersebut. Tujuan yang paling penting terkait dengan kegiatan
menyimak berita adalah mendapat kabar atau informasi terkait peristiwa yang
49
diberitakan. Oleh karena itulah, penilain dalam menyimak berita harus ditekankan
pada kelengkapan dan ketepatan informasi yang diterima penyimak. Kedua aspek
ini harus mendapat bobot yang lebih tinggi daripada aspek lain. Aspek lain yang
perlu diperhatikan terkait dengan kegiatan menyampaikan kembali isi berita
adalah kesesuain struktur berita yang disampaikan kembali oleh penyimak dengan
strktur berita yang diperdengarkan dan bahasa penyimak dalam menyampaikan
kembali isi berita.
Penilaian penting sebagai bagian wacana jurnalistik yang rentan
dimanfaatkan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan adalah kekritisan
penyimak dalam menyikapi berita tersebut. Kekritisan tercermin dari komentar
yang diberikan penyimak terhadap isi berita yang tentunya dipengaruhi oleh
teknik pemberitaannya. Penilaian komentar diarahkan pada ketepatan claim
(pernyataan penting) dan alasan yang dikemukakan oleh penyimak. Selain itu,
ketajaman juga menjadi sesuatu yang penting dalam sebuah komentar. Ketajaman
mencerminkan kecermatan seseorang menangkap sesuatu yang controversial
dalam sebuah berita dan banyaknya informasi yang dimiliki penyimak terkait
berita.
Instrumen yang dipergunakan untuk mengetahui kemampuan seseorang
dalam menyimak berita antara lain perintah meyampaikan kembali ringkasan
berita secara lisan atau tulis atau dengan sejumlah pertanyaan terkait berita.
Instrumen ini dipergunakan untuk mengetahui kelengkapan dan ketepatan
informasi yang ditangkap penyimak. Selain itu, instrument seperti teks rumpang
juga dapa digunakan sebagai alat untuk mengetahuai hasil simakan penyimak.
Bagian yang dirumpangkan adalah bagian-bagian penting berita.
50
Instrumen untuk mengetahui kekritisan penyimak dalam menyimak
berita adalah dengan meminta penyimak menuliskan tanggapan dalam sebuah esai
tertulis atau mendiskusikannya dalam sebuah forum. Berikut ini disajikan
berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan kemampuan menyimak berita.
a. Menentukan topik berita berdasarkan kutipan berita
Latihan ini sangat baik untuk meningkatkan kepekaan penyimak terhadap
informasi terpenting dalam sebuah pemberitaan dan meningkatkan kemampuan
penyimak dalam menyimpulkan isi berita yang utama. Selain itu, kemampuan
menebak topic berita berdasarkan kutipan berita ini juga mencerminkan
keintensifan perhatian seorang penyimak terhadap berbagai kejadian yang tengah
menimpa masyarakat. Kutipan yang dijadikan bahan latihan dapat berupa bagaian
awal berita, tengah berita, atau akhir berita.
Contoh
Tentukan topik berita berdasarkan kutipan berita berikut!
Penurunan permukaan tanah secara signifikan di Jakarta semakin luas.
Kondisi tersebut terjadi akibat kian banyaknya pembangunan fisik yang disertai
penyedotan air tanah secara tidak terkendali akibat bangunan-bangunan tersebut.
Naiknya permukaan laut sebagai dampak pemanasan global menyebabkan
wilayah Jakarta yang terendam rob atau genangan saat air laut pasang kian luas.
Tim dari kelompok keilmuan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang
melakukan penelitian permukaan tanah di 23 titik di sekitar Jakarta
51
menyimpulkan penurunan permukaan tanah bervariasi 2 Centi Meter hingga lebih
dari 12 Centi Meter selama sepuluh tahun sejak tahun 1997 hingga 2007...
(Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM 13 Oktober 2010, pkl 18.00 WIB).
b. Menjawab pertanyaan 5W + H tentang isi berita.
Karena isi berita merupakan jawaban dari pertanyaan 5W + H maka
instrumen paling mudah untuk mengetahui seberapa baik seseorang dalam
menyimak berita dapat digunakan keenam kata tanya tersebut untuk menanyakan
isi berita atau sebagai panduan diskusi tentang isi berita.
Contoh
Simaklah berita berikut dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan
isi berita tersebut!
Petugas Departemen Kesehatan dan Makanan Taiwan melakukan razia
mendadak ke beberapa toko dan menyita mi instan Indomie produksi Indonesia
awal Oktober. Mereka menyatakan mi instan buatan Indofood tersebut
mengandung dua bahan yang tidak diperkenankan untuk dipergunakan dalam
makanan dan dilarang diperjualbelikan. Kedua bahan tersebut adalah bahan
pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak dan benzoic acid pada
bumbunya.
Kepala administrasi bagian medicine food, Wang Shu Fen menyatakan
hydroxy methyl benzoate biasanya dipakai untuk bahan kosmetik. Taiwan sendiri
52
melarang memakai bahan pengawet ini di dalam makanan. Adapun benzoid acid
dipakai untuk bahan pengawet makanan, tetapi dilarang dipakai di mi instan.
Bahan pengawet ini jika dikonsumsi berkepanjangan akan merusak kinerja liver,
sakit maag, muntah, dan keracunan asidosis metabolik.
Dalam rekaman sebuah berita di Taiwan tampak sejumlah petugas
menyegel kardus indomie dan mengambil mi instan dari rak-rak toko. Konsumen
yang sempat membeli mi instan tersebut pun kaget begitu razia dilakukan.
Saat dihubungi Kompas-com, pihak Indofood Consumer Brand Product
(ICBP) selaku produsen mi instan tersebut akan mngecek situasi di taiwan terkait
razia tersebut. Indofood tidak yakin mi yang terkena razia adalah prodk yang
diekspor resmi ke Taiwan karena selama ini perusahaan telah memenuhi aturan
yang berlaku di sana.
(Ditranskrip dari berita Radio Bima Sakti FM, 13 Oktober 2010, Pukul 18.00
WIB)
Pertanyaan isi Berita
1. Peristiwa apa yang diberitakan dalam berita tersebut?
2. Siapa yang melakukan razia terhadap mi instan produk Indonesia?
3. Dimana razia mi instan dilakukan?
4. Kapan razia mi instan dilakuakan?
5. Mengapa mi instan produk Indonesia disita?
6. Bagaimana razia mi instan dilakukan?
53
c. Mengisi teks berita rumpang
Teks berita rumpang merupakan transkrip berita yang dihilangkan pada
bagian-bagian tertentu. Bagian yang dihilangkan dalah bagian penting berita.
Transkrip sangat membantu penyimak mengingat kembali inti berita. Oleh karena
itu, instrumen ini baik digunakan untuk pembelajar yang masih lemah dalam
menyimak berita.
Contoh
Simak berita yang dibacakan berikut ini dan isilah teks rumpang tentang
berita tersebut!
Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat
menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai
alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa Sumber Mujur, kecamatan Candi
Puro, Kabupaten Lumajang. Hutan ini dihuni ratusan monyet yang dapat diajak
bercengkrama karena telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung.
Suasana hutan seluas kurang lebih 10 Hektar ini selalu ramai oleh
pengunjung, terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan
berhawa sejuk melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan
primata yang sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung.
Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang
berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan
mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam gunung
Semeru ini dapat menjadi alternatif liburan Anda.
54
(Ditranskrip dengan perubahan dari ”Jatim dalam Berita”, TVRI, 16 Oktober
2009)
Teks Rumpang
Bagi Anda yang ingin menikmati keunikan tingkah satwa dapat
menjadikan tempat wisata alam hutan bambu yang ada di Lumajang ini sebagai
alternatif. Lokasi wisata ini terletak di Desa ...,Kecamatan ...Kabupaten
Lumajang. Hutan ini dihuni ratusan ...yang dapat diajak bercengkrama karena
telah terbiasa berhubungan dengan pengunjung.
Suasana hutan seluas kurang lebih ... ini selalu ramai oleh pengunjung,
terutama pada hari-hari libur. Suasana hutan yang rindang dan berhawa sejuk
melengkapi kenyamanan pengunjung menikmati tingkah hewan primata yang
sering bergerombol seolah menyapa para pengunjung.
Para pengunjung juga dapat menikmati berbagai jenis ikan yang
berenang di kolam. Air yang jernih menjadikan berbagai jenis ikan, seperti ikan
mas terlihat keanggunannya. Gemericik air dalam kesejukan alam ...ini dapat
menjadi alternatif liburan Anda.
d. Menandai informasi yang sesuai dengan isi berita
Latihan ini dipergunakan untuk membantu penyimak mengingat kembali
informasi dalam berita tanpa mereka bersusah payah mengungkapkan kembali isi
berita. Penyimak dapat diminta menandai pernyataan yang sesuai isi berita dengan
tanda S (sesuai) dan pernyataan yang tidak sesuai isi berita dengan TS (tidak
sesuai).
55
Contoh
Dengarkan berita berikut!
Air minum PDAM kabupaten Malang tidak akan habis jika
masyarakat terus melakukan penanaman pohon atau kemiriisasi.
Menurut M. Hasan, direktur PDAM Kabupaten Malang yang akan segera
mengakhiri jabatannya, untuk ke depan sebaiknya direktur PDAM yang baru
dapat mengelola dan mempertahankan 39 sumber air yang saat ini sudah
dipelihara. Selain itu diharapkan direktur PDAM yang baru juga memperbanyak
penanaman pohon kemiri. Pohon kemiri memiliki banyak manfaat, seperti dapat
menghasilkan air bawah tanah dan menghasilkan buah yang harganya relatif
mahal. Pohon kemiri cepat besar dan daunnya tidak rawan dimakan binatang
ternak krena mengandung fosfor. Oleh karena itu, selain membeli lahan
masyarakat yang kemudian dilestarikan, PDAM juga melakukan kerjasama yang
dapat menguntungkan kedua belah pihak. Kalau kita menanam 2 pohon, buah
kemiri hanya dapat dijadikan sebagai konsumsi pribadi. Apabila pohon yang
ditanam ribuan maka buahnya dapat dijual dan dimanfaatkan warga sekitar
sebagai penunjang penghasilan keluarga” kata M. Hasan.
(Ditranskrip dari berita “Seputar Malang Hari Ini”, Radio Pass FM, 08 Oktober
2010 pukul 16.00 WIB)
56
Berilah tanda S (Sesuai) pada pernyataan yang sesuai isi berita dan TS
(Tidak Sesuai) pada informasi yang tidk sesuai isi berita yang
diperdengarkan!
( ... ) M. Hasan akan segera mengakhiri masa jabatannya sebaga direktur PDAM
kota Malang.
( ... ) Sumber air yang telah dikelola dan dilestaraikan PDAM Kabupaten Malang
sebanyak 39 sumber.
( ... ) Program penanaman pohon yang dilakukan PDAM Kabupaten Malang
disebut dengan reboisasi.
( ... ) Daun pohon kemiri mengandung fosfor sehingga sangat baik untuk makanan
ternak.
( ... ) Pohon kemiri termasuk jenis pohon yang cepat tumbuh besar.
B. Menyimak Pengumuman
1. Karakeristik Pengumuman
Pengumuman biasa diartikan sebagai pesan atau informasi yang
disampaikan kepada masyarakat atau khalayak umum. Sebuah pengumuman dapat
dibuat dengan tujuan untuk memberikan suatu informasi kepada khalayak ramai
atau masyarakat tentang suatu hal agar masyarakat tahu dan mengerti tentang hal
yang disampaikan oleh si pembuat pengumuman.
Pengumuman dapat menggunakan media lisan maupun tulis. Pengumuman
lisan biasanya mengharapkan respon yang cepat dari pihak yang dituju dalam
57
pengumuman dan jangkauan pengumuma terbatas pada suatu lokasi atau wilayah
tertentu. Pengumuman lisan dapat pula merupakan pengumuman tulis yang
dibacakan untuk sekelompok orang atau khalayak agar mereka mengetahui
pengumuman tulis yang dicetak terbatas. Berdasarkan asal pengumuman,
pengumuman dapat dibedakan atas (1) pengumuman dinas, yaitu pengumuman
yang berasal dari lembaga atau instansi pemerintah, seperti pengumuman tentang
pemadaman listrik, pengumuman tentang pembayaran pajak, pengumuman libur
sekolah, dan sebagainya; (2) pengumuman bisnis, yaitu pengumuman yang
berasal dari sebuah layanan umum atau lembaga bisnis, seperti kurs mata uang,
daftar harga kebutuhan pokok, dan sebagainya; dan (3) pengumuman pribadi,
yaitu pengumuman yang berasal dari perseorangan, seperti pengumuman
dukacita, pengumuman kehilangan, dan sebagainya.
Bahasa yang digunakan dalam pengumuman memiliki ragam yang
berbeda-beda. Pengumuman dapat menggunakan ragam bahasa resmi, dapat pula
menggunakan bahasa tidak resmi. Ragam bahasa resmi digunakan oleh lembaga
atau intansi pemerintah serta lembaga formal lain. Di sekolah, seringkali terdapat
pengumuman secara lisan seperti pengumuman agar ketua kelas berkumpul di
suatu ruangan. Ragam bahasa tidak resmi digunkan apabila konteks pengumuman
itu tidak formal, seperti pengumuman penyelenggaraan konser atau pengumuman
di sela-sela suatu acara.
2. Teknik Menyimak Pengumuman
Menyimak pengumuman berarti menyimak informasi atau pesan yang
ingin disampaikan oleh pihak yang membuat pengumuman. Pengumuman
58
biasanya disampaikan dengan bahasa yang singkat. Pesan terkait dengan pokok-
pokok informasi yang disampaikan dalam pengumuman. Untuk memahami isi
pengumuman, seorang penyimak harus memperhatikan topik yag diumumkan.
Pengumuman selalu diawali dengan salam pembuka dan kalimat pembuka
meskipun kalimat tersebut pendek. Kalimat pembuka biasanya terdiri atas
permohonan kepada pihak yang dituju dalam pengumuman agar memperhatikan
isi pengumuman. Setelah kalimat pembuka, barulah pembaca pengumuman
membacakan isinya dan menutupnya dengan kalimat penutup dan salam.
Hal yang harus diperhatikan terkait isi pengumuman sangat tergantung
dari jenis informasi yang diumumkan. Bila informasi berupa pelaksanaan suatu
kegiatan maka seorang penyimak harus memperhatikan bentuk kegiatannya,
waktu pelaksanaannya secara lengkap (hari, tanggal, dan jam), tempat
pelaksanaan, panitia yang menangani dan informasi lain yang perlu seperti panitia
yang menangani atau dapat dihubungi. Suatu pengumuman lisan yang
disampaikan di suatu area sebenarnya memungkinkan seorang penyimak
melakukan konfirmasi kepada penyampai penumuman apabila ada yang tidak
jelas, tetapi penyimak seringkali lebih senang meminta konfirmasi kepada sesama
penyimak.
Contoh pengumuman dengan bahasa resmi
Pengumuman dari petugas PJKA di stasiun kota Malang, Senin, 14 Maret 2011,
pukul 10.30 WIB
59
Pengumuman ditujukan kepada para penumpang kereta Api ”Penataran”
dengan tujuan Blitar, Ngunut, Tulungagung, dan Kediri bahwa kereta api akan
memasuki jalur 2.
Contoh pengumuman dengan bahasa tidak resmi
Pengumuman penarikan kupon saat peringatan hari kemerdekaan RI ke 66 di desa
Tegalgondo, Karangploso, kabupaten Malang, Minggu tanggal 30 Juni 2011.
Bagi Bapak-bapak, Ibu-ibu, adik-adik yang ingin mendapatkan hadiah
mendekat ke panggung ya. Panitia akan bagi bagi banyak hadiah nich! Ada jam
dinding, payung, perabot dapur, tas, dan lain-lain. Perhatikan baik-baik ya, nomor
yang disebut dimohon naik ke panggung!
3. Penilaian dalam Menyimak Pengumuman
Ketepatan dan kelengkapan informasi yang diterima seorang penyimak
merupakan aspek utama yang dinilai dalam menyimak pengumuman. Ketepatan
berkaitan dengan kesesuain informasi yang disampaikan dalam pengumuman dan
yang diingat penyimak. Kelengkapan berkaitan dengan hal-hal yang
diinformasikan dalam pengumuman yang dapat diresepsi oleh penyimak.
Jenis informasi yang dapat diumumkan bermacam-macam. Di tengah
semakin berkembangnya budaya tulis, pengumuman lisan biasanya berupa
pengumuman yang meminta reaksi segera dari pihak yang dituju dalam
pengumuman.
60
Kemampuan menyimak pengumuman dapat dilatih dengan berbagai
latihan. Berikut ini disajikan berbagai alternatif latihan untuk meningkatkan
kemampuan menyimak pengumuman.
a. Menentukan topik pengumuman berdasarkan kutipan pengumuman
Kemampuan ini sangat penting karena kemampuan menentukan topik
pengumuman akan memberi arahan terhadap proses menyimak si penyimak.
Dengan mengetahui topik yang diumumkan seorang penyimak akan lebih mudah
berkonsentrasi terhadap hal yang akan disampaikan berikutnya.
Contoh
Dengarkan kutipan pengumuman berikut dan tentukan topik yang
diumumkan!
Kepada seluruh siswa kelas II SMK As Syarief Kediri diharapkan hari ini
berkumpul di lapangan pada pukul 14.00 WIB untuk mengikuti latihan upacara
untuk memperingati hari kemerdekaan RI ke 66. Petugas yaang telah dipilih
diminta untuk mempersiapkan perlengkapan upacara yang dibutuhkan.
b. Menjawab pertanyaan terkait isi pengumuman
Menjawab pertanyaan merupakan latihan yang dapat digunakan untuk
mengetahui kemampuan menyimak seseorang apapun jenis wacana lisannya.
Untuk mengetahui kemampuan penyimak pengumuman, pertanyaan dapat
diarahkan pada isi pengumanan.
Contoh
61
Dengarkan pengumuman berikut dan jawablah pertanyaan terkait isi
pengumuman!
Pengumuman
Dalam rangka Hari Ulang Tahun SMK As Syarief Kediri, semua siswa kelas
diharapkan mengikuti acara tebar balon pada hari Kamis tanggal 08 Sseptember
2011. Semua siswa diharapkan mengenakan seragam olahraga dan membawa
balon untuk diterbangkan minimal 1 buah.
Pertanyaan
1) Ditujukan pada siapa pengumuman tersebut!
2) Kapan hari ulang tahun SMK As Syarief Kediri dilaksanakan?
3) Bagaimana warga SMK As Syarief memperingati hari ulang tahun
sekolahnya?
C. Menyimak Iklan
1. Karakteristik Wacana Lisan Iklan
Iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa yang ditujukan
kepada khalayak lewat suatu media (Rachmadi, 1993). Iklan dari segi konteksnya
adalah bentuk pernyataan yang memuat pesan mengenai gagasan, produk, atau
jasa yang ditawarkan oleh perseorangan atau perusahaan dan lembaga, baik
swasta maupun pemerintah.
Pentingnya peranan iklan mulai terasa pada awal abad ke-20 setelah
terjadi revolusi industri yang memperluas kegiatan perdagangan di Eropa sekitar
pertengahan sampai akhir abad ke-19. Melonjaknya produksi pabrik sehingga
62
barang harus mencari pembeli, munculnya persaingan diantara para produsen
yang menghasilkan barang yang sejenis, dan semakin banyaknya negara industri,
kian memperbesar peranan iklan dalam dunia usaha. Kemudian iklan tidak hanya
bermunculan di negara produsen, melainkan menyebar ke negara-negara
konsumen karena perusahaan-perusahaan multinasional raksasa memerlukan
media kampanye untuk memperkenalkan barang mereka ke seluruh dunia.
Ciri-ciri iklan menurut Anwar (1983) adalah (1) bahasanya singkat, padat,
dan menarik; (2) bersifat persuasif karena berusaha mempengaruhi konsumen; dan
(3) bersifat komersial.
Menurut Boove dan Arens (dalam Kuntari, 1997) iklan merupakan
komunikasi nonpersonal yang memberikan informasi. Iklan dibuat untuk
mempersuasi secara meyakinkan mengenai produk, jasa, atau ide-ide dengan cara
menguatkan sponsor melalui berbagai media. Iklan dikatakan komunikasi
nonpersonal karena iklan disampaikan kepada khalayak secara umum, bukan
komunikasi dengan cara bersetatap dalam situasi yang alamiah. Iklan dibuat dan
dibayar oleh sponsor dan bertujuan untuk memperkenalkan produk/jasa dari
sponsor tersebut.
Secara umum iklan berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi sasaran iklan
untuk menyetujui dan pada kahirnya mengikuti apa yang diiklankan. Secara
khusus iklan setidaknya mempunyai enam fungsi, yakni sebagai berikut.
1) Iklan sebagai alat komunikasi antara penjual dan calon konsumen sehingga
keinginan penjual dan calon konsumen terpenuhi.
63
2) Iklan untuk membujuk dan mempersuasi masyarakat terutama kepada calon
konsumen potensial dengan cara meyakinkan bahwa produk yang diiklankan
lebih baik dari produk lain atau layak dikonsumsi.
3) Iklan menciptakan image atau anggapan tertentu terhadap barang atau jasa
yang diiklankan sehingga masyarakat memahami mutu produk yang
diiklankan.
4) Iklan memberikan nilai tambah suatu produk barang jasa dengan memberikan
informasi tentang barang yang diklankan sehingga masyarakat akan tahu dan
mau mengonsumsinya.
5) Iklan dapat sebagai alat untuk merangsang penggunaan dan distribusi produk
baru.
6) Iklan merupakan sarana untuk menawarkan pilihan produk baru dan
membangun kesetiaan terhadap produk tersebut.
Penjenisan iklan sangat beragam, tergantung sudut pandang yang
berbeda-beda dalam memandang iklan. Perreault (1995) membagi jenis iklan
menjadi dua macam, yaitu iklan produk dan iklan institusional. Iklan produk
adalah iklan yang berusaha menjual suatu produk dan ditujukan kepada pemakai
akhir.
Iklan produk dibagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu iklan perintisan
(pioneering), iklan kompetitif (competitif), dan iklan pengingat (reminder). Iklan
perintisan ialah iklan yang berusaha membangun permintaan primer atas katagori
produk tertentu dan bukan atas suatu merk trtentu. Iklan perintisan
menginformasikan kepada pelanggan-pelanggan potensial tentang produk baru
dan membantu mereka menjadi pengguna.
64
Iklan kompetitif ialah iklan yang mencoba mengembangkan permintaan
selektif atas merk tertentu. Iklan ini dibagi menjadi dua macam yaitu iklan
langsung dan tak langsung. Iklan langsung ialah iklan yang ditujukan untuk
mendorong tindakmembeli segera sedangkan iklan tak langsung adalah iklan yang
menonjolkan keunggulan-keunggulan produk untuk mempengaruhi keputusan
membeli yang akan datang.
Iklan dapat disajikan melalui berbagai media, seperti radio dan televisi.
Munculnya internet tidak menenggelamkan fungsi radio sebagai salah satu media
pilihan konsumen. Oleh karena itu, iklan di radio teap perlu untuk
dipertimbangkan sebagai media promosi suatu produk atau jasa. Selain televisi,
radio merupakan pilihan yang tepat untuk menjangkau konsumen di daerah
tertentu, termasuk pedalaman. Dengan memilih tipe program dan segmen radio
yang sesuai, pengiklan dapat lebih fokus untuk mempromosikan produk atau jasa
sesuai tipe pendengar yang lebih beragam, baik dari segi usia, etnik, maupun gaya
hidup tertentu.
Iklan radio yang efektif adalah yang mampu melibatkan pendenganya. Hal
ini dapat dilakukan dengan pemilihan kata yang menarik, penggunaan musik,
maupun sound effect lainnya. Ada kalanya radio juga menawarkan jasa untuk
membacakan naskah iklan oleh penyiarnya.
Berbeda dengan media massa cetak, iklan di radio dan televisi lebih efektif
untuk menyela perhatian penenga atau penonton dan menciptakan minat tanpa
pedengar atau penonton beralih ke siaran lain. Iklan televisi dan radio memiliki
sifat yang berbeda dengan iklan yang lain. Perbedaan tersebut karena sifat
65
khalayaknya yang sebagian dari khalayak itu sama sekali tidak mau disuguhi
iklan, tetapi sebagian yang lain memang konsumen komersial.
2. Teknik Menyimak Iklan Radio/Televisi
Iklan merupakan sajian media massa cetak maupun elektronik yang unik.
Hampir tidak ada satu orang pun yang secara khusus menyimak iklan. Oleh
karena itulah, iklan selalu dibuat semenarik mungkin sehingga dapat mempersuasi
khalayak. Bahkan, terkadang iklan menggunakan segala cara agar tujuan
pembuatannya tercapai. Oleh karena itu, dalam menyimak iklan harus dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut.
1) Penyimak harus menyadari bahwa iklan bersifat persuasif. Iklan adalah
karya seni untuk mempersuasi orang. Persuasi iklan radio dapat melalui
pilihan kata, musik, atau sound effect lainnya, dan pilihan tokoh atau model
dalam iklan. Iklan televisi ditambah dengan demonstrasi produk secara
visual sehingga jauh lebih menarik.
2) Peyimak harus bersikap objektif, mampu membedakan fakta dan opini
dalam iklan.
3) Penyimak harus mengecek kebenaran fakta dan opini dalam iklan dengan
sumber yang lain. Misalnya dengan mengecek objek aslinya, mencari
informasi dari orang yang berkompeten (misalnya untuk iklan produk
kesehatan, penyimak dapat meminta dokter memberi rekomendasi).
4) Penyimak harus memperhatikan apakah produk atau jasa memenuhi aturan
yang berlaku atau tidak. Produk berupa barang harus memilki ijin produksi,
66
rekomendasi BPOM, dan rekomendasi halal. Usaha di bidang jasa harus
memenuhi ijin usaha.
Contoh iklan dalam radio
Ki Jalak : Ono opo Ki? Kok nglamun wae? (datang sambil sedikit
menggertak)
Mr. X : Ki jalak, kaget aku, ora ngelu ning rasane tiung...tiung... mergo
ora duwe duit, butuh ngge nyekolahne anak, undangan manten,
sunatan, durung ngeneki dagangan entek, nanging ora iso
kulakan. Sirahku tiung...tiung Kang!
Ki Jalak : KSP Citra Abadi Kang solusine. Sampeyan butuh duit 15
menit langsung cair, kredit prosese cepet, bungane ringan, tur
syarate yo gampang Kang...
Narator
Duit...Duit...
Anda perlu uang Dapatkan hanya di KSP Citra Abadi
Jalan HOS Cokroaminooto 186 Kediri Tlp 683023
Sebelah barat pertigaan Mburengan Kediri
3. Penilaian dalam Menyimak Iklan Radio/Televisi
Oleh karena karakteristik iklan sangat berbeda dengan tuturan lisan yang
lain, penyimak iklan yang baik adalah penyimak yang menyadari bahwa iklan
adalah media promosi. Penyimak harus menyadari bahwa iklan adalah karya seni
67
yang dimaksudkan untuk menarik minat perhatian orang. Dalam memaknai iklan,
seorang penyimak harus bijak dan objektif.
Hal-hal yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang
dalam menyimak iklan adalah (1) penyimak dapat menafsirkan iklan sesuai
kehendak pengiklan dan menyadari bahwa iklan bersifat persuaif, (2) penyimak
harus dapat membedakan fakta dan opini dalam iklan sehingga mengetahui
kelemahan produk atau jasa dalam iklan, dan (3) penyimak dapat memberikan
pendapat sesuai dengan interpretasi dan latar belakangnya.
Iklan radio atau telecisi merupakan wacana yang unik karena khalayak
sebenarnya sebagian besar tidak ingin diajak berkomunikasi. Khalayak sasaran
pada dasarnya tidak ingin mendengar atau menonton iklan. Oleh karena itu, iklan
dibuat semenarik mungkin. Berbagai latihan untuk meningkatkan kemampuan
penyimaknagar dapat menyimak iklan secara objektif dapat dilakukan dengan
latihan berikut.
a. Membedakan fakta dan opini dalam iklan
Iklan sarat dengan daya persuasi. Segala sesuatu yang disajikan dalam
iklan dimaksudkan untuk mempengaruhi penyimak atau penonton. Oleh karena
itu, penyimak harus hati-hati dalam mengapresiasi iklan. Penyimak harus jeli
membedakan antara fakta dan opini.
b. Menganalisis bagian-bagian iklan dan fungsi persuasifnya
Iklan menggunakan semua aspek dalam penyajiannya untuk
mempengaruhi khalayak. Iklan radio menggunakan pilihan kata tertentu untuk
mendekatkan dirinya dnegan khalayak. Demikian pula musik dan soud effect lain
digunakan semata-mata untuk menarik empati dan perhatian khalayak. Bahkan
68
pilihan model dalam iklan pun didasarkan pada keefektifan pencapain tujuan
pengiklan. Iklan terkadang juga melakukan demonstrasi yang berlebihan semata-
mata untuk menunjukkan kelebihan produk atau jasa yang diiklankan. Oleh
karena itu, seorang penyimak atau penonton harus dapat melakukan negosiasi
terhadap daya persuasi iklan. Salah satunya dengan menganalisis daya persuasi
iklan tersebut.
D. Menyimak Dongeng
1. Karakteristik Dongeng
Ekspresi masyarakat pada masa lampau, umumnya, disampaikan secara
lisan. Sepanjang sejarahnya, manusia selalu butuh berkomunikasi dan berekspresi
sebagai salah satu manifestasi eksistensi diri dan kelompok sosialnya. Karena
pada masa lalu belum dikenal tulisan, ekspresi secara lisan merupakan satu-
satunya sarana paling efektif untuk maksud-maksud tersebut. Cerita dan berbagai
bentuk yang kini dikenal berkatagori kesastraan pun diekspresikan secara lisan.
Oleh karena itulah, cerita rakyat biasa dimaknai sebagai cerita dari zaman dahulu
yang di kalangan rakyat dan diwariskan secara lisan (Alwi, 2001:210)
Secara umum, kesastraan menurut Stewig (dalam Nurgiyantoro, 2005)
dapat dibedakan dalam dua katagori, yaitu (1) sastra rekaan dan (2) sastra
tradisional. Sastra rekaan adalah karya sastra yang sengaja ditulis dan dikreasikan
oleh seseorang dengan mengikuti aturan-aturan tertentu, diciptakan sebagai suatu
bentuk karya seni, ditulis untuk mengekspresikan gagasan, dan secara sengaja
pula dimaksudkan untuk memperoleh kesenangan.
69
Sastra tradisional, di pihak lain, adalah suatu bentuk tuturan lisan yang
muncul dan berkembang (secara turun-temurun) secara tidak sengaja untuk
mengungkapkan berbagai gagasan yang sudah muncul sebelumnya yang pada
umumnya lebih dimaksudkan sebagai sarana untuk memberikan pesan moral.
Sastra tradisional, umumnya, tidak diketahui pengarangnya karena
kemunculannya pun tidak disengaja dan berlangsung dari waktu ke waktu. Jadi,
sastra tradisional adalah milik masyarakat atau sering disebut sebagai folklore.
Cerita rakyat terbagi atas mite, legenda, dan dongeng (Bascom dalam
Soedjiono, 2006). Mite adalah salah satu jenis cerita lama yang sering dikaitkan
dengan dewa-dewa atau kekuatan supranatural yang lain yang melebihi batas-
batas kemampuan manusia. Legenda adalah salah satu jenis atau bentuk cerita
rakyat yang oleh masyarakat pemiliknya dianggap sebagai cerita fakta dan
dikaitkan dengan terjadinya suatu daerah. Sedangkan, dongeng dapat dipandang
sebagai cerita fantasi atau yang tidak benar-benar terjadi.
2. Teknik Menyimak Dongeng
Menyimak dongeng termasuk dalam katagori menyimak apresiatif atau
rekreatif. Seorang penyimak dongeng diharapkan mendapatkan hiburan dan
mendapatkan nilai-niai dari dongeng yang disimak.
Karena dongeng berisi rangkaian peristiwa yang membentuk cerita,
seorang penyimak harus memperhatikan peristiwa-peristiwa penting dalam sebuah
cerita. Di dalam peristiwa tersebut selalu melibatkan tokoh dan setting. Dengan
demikian, seorang penyimak yang memperhatikan peristiwa penting dalam suatu
70
cerita juga akan mengatahui siapa saja yang terlibat dlam peristiwa tersebut dan
mengetahui setting waktu, tempat, dan sosial yang elatari terjadinya peristiwa.
Peristiwa penting dalam suatu dongeng biasanya diatur secara kronologis
mulai peristiwa pendahuluan, konfilk, klimak, hingga peleraian. Dengan demikian
menyimak dongeng lebih mudah daripada menyimak pembacaan cerita
kontemporer karena alurnya yang kronologis tersebut. Hal ini karena kegiatan
mendongneg pada mulanya diperuntukkan oleh orang tuakepada anak-anak.
Dengan demikiann dongneg disusun secara sederhana juga disampaikan di waktu
senggag, seperti saat menjelang tidur.
Bagian penting yang harus mendapat perhatian dari sebuah dongeng
adalah bagian klimaks atau bagian tengah cerita. Bagian ini merupakan akumulasi
permasalahan. Tema dongneg tersebut biasanya disimpulkan dari bagian ini.
3. Penilaian dalam Menyimak Dongeng
Indikator penilaian dalam menyimak dongeng ditentukan oleh tingkat
apresiasi yang diharapkan dari penyimak. Dalam menyimak dongeng, seorang
penyimak harus memahami isi dongeng tersebut. Penilain untuk kepentingan ini
meliputi pemahaman mereka terhadap peristiwa-peristiwa yang diceritakan,
tokoh-tokoh yang terlibat, dan setting yang melatari peristiwa.
Penilaian menyimak dongeng, selain ditekankan pada aspek pemahaman
adalah kemampuan penyimak menyimpulkan tema dongeng yang diperdengarkan.
Kemampuan berikutnya yang dituntut dari seorang penyimak dongeng adalah
kemampuan menangkap nilai-nilai yang ada dalam dongeng. Kemampuan ini
merupakan kemmapuan menyimpulkan isi dongeng dan memetik pelajaran dari
71
dongeng tersebut. Kemampuan memetik pelajaran ini penting karena dongeng
hadir di tengah masyarakat sebagai media untuk menanamkan nilai.
Kemampuan apresiatif yang paling tinggi dari seorang penyimak adalah
kemampuan mengevaluasi kemenarikan dongneg dan kebermanfaatn nilai dalam
dongeng. Kemenarikan dongeng dapat dikaitkan dengan kemenarikan unsur-unsur
intrinsi dongeng yang diperdengarkan. Kebermanfatan dongeng berkaitan dengan
kesesuaian nilai dalam dongeng dengan realitas kehidupan saat ini.
Contoh dongeg
Asal Mula Kota CianjurAsal Mula Kota Cianjur
Pada zaman dahulu, di daerah Jawa Barat, ada seorang lelaki yang
sangat kaya. Seluruh sawah dan ladang di desanya menjadi miliknya.
Penduduk desa itu, akhirnya, hanya menjadi buruh tani di sawah dan ladang
lelaki kaya itu. Orang kaya itu dijuluki Pak Kikir oleh orang-orang sedesa.
Ia mempunyai seorang putra lelaki. Terhadap anak tunggalnya ini pun,
Pak Kikir berlaku pelit. Akan tetapi, anaknya berwatak baik. Tanpa
sepengetahuan ayahnya, dia sering membantu tetangganya yang kesusahan.
Pada suatu hari, Pak Kikir harus mengadakan pesta selamatan.
Menurut anggapan penduduk, jika pesta dilaksanakan dengan baik, hasil panen
akan melimpah. Karena takut hasil panen berikutnya gagal, Pak Kikir terpaksa
mengadakan pesta selamatan. Semua penduduk desa diundang oleh Pak Kikir.
Para penduduk mengira akan mendapatkan makanan yang enak-enak dalam
selamatan itu. Perkiraan mereka ternyata meleset. Pak Kikir hanya
menyediakan makanan dengan lauk pauk sederhana. Itupun tidak cukup untuk
72
menjamu semua penduduk. Banyak di antara penduduk desa tidak mendapatkan
makanan. Mereka akhirnya hanya mengelus dada atas sikap Pak Kikir.
“Huh! Sudah berani mengundang orang ternyata ternyata tak dapat
menyediakan makanan. Sungguh keterlaluan! Buat apa hartanya yang segudang
itu?” umpat seorang warga.
“Tuhan tidak akan memberikan berkah pada hartanya yang banyak
itu,” kata warga lainnya.
Pergunjingan dan sumpah serapah dari orang-orang miskin mewarnai
selamatan yang diadakan Pak Kikir.Pada saat selamatan berlangsung, datanglah
seorang nenek tua meminta sedekah kepada Pak Kikir.
“Tuan berilah saya sedekah, walau hanya dengan sesuap nasi...,” rintih
nenek itu.
“Apa? Sedekah? Kau kira untuk menanak nasi tidak diperlukan jerih
payah, hah?” hardik Pak Kikir.
“Tidak! Cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan menyuruh tukang
pukulku menghajarmu!” Pak Kikir mengusir nenek tua itu. Nenek tua itu
tampak mengeluarkan air mata. Nenek tua itu tidak diberi sedekah, tetapi diusir
dengan kasar oleh Pak Kikir. Tak dapat dibayangkan, betapa sedihnya nenek
itu. Dia segera meninggalkan halaman rumah Pak Kikir.
Putra Pak Kikir sedih melihat kejadian itu. Diam-diam dia mengambil
makanan, lalu, dikejarnya nenek tua yang sudah sampai di ujung desa. Ia
berikan makanan itu kepada si nenek pengemis.
73
Sepasang mata nenek itu berbinar senang. Ia mengucapkan terimakasih
sambil berdoa.
“Sungguh baik engkau Nak. Semoga kelak hidupmu menjadi mulia.”
Nenek itu segera melahap makanan pemberian putra Pak Kikir hingga habis.
“Maaf ya Nek, saya harus segera kembali ke rumah,” kata putra Pak
Kikir.
“Baik Nak, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas kebaikanmu
ini,” ujar si nenek tua.
Setelah putra Pak Kikir pergi, nenek tua melanjutkan perjalanannya.
Sampai di sebuah bukit, dia berhenti sejenak. Dari atas bukit itu, ia melihat
rumah Pak Kikir. Rumah itu paling bagus dan paling besar di desa itu. Rumah
di sekitarnya tampak memprihatinkan. Nenek pengemis itu marah melihat
kelakuan Pak Kikir.
“Ingat-ingatlah Pak Kikir! Keserakahan dan kekikiranmu akan
menenggelamkan dirimu sendiri! Tuhan akan melimpahkan hukuman
kepadamu!” kata nenek tua. Itulah doa si nenek tua, pengemis tua yang telah
disia-siakan oleh Pak Kikir.
Nenek tua itu menancapkan tongkatnya ke tanah. Lalu, dicabutnya lagi
tongkat itu. Dari lubang bekas tancapan itu, air memancar sangat deras.
Semakin lama, air itu semakin banyak dan mengalir menuju desa.
“Banjir!”
74
“Banjir!” teriak beberapa orang desa yang melihat air bah datang dari
atas bukit. Penduduk desa menjadi panik melihat air bah itu. Putra Pak Kikir
segera menganjurkan penduduk meninggalkan rumah mereka.
“Cepat tinggalkan desa ini! Larilah Kalian ke atas bukit yang aman!”
perintah putra Pak Kikir.
“Tapi sawah dan ternak kita? ” tanya warga.
“Kalian pilih harta atau jiwa? Sudah tidak ada waktu untuk membawa
harta Kalian! “
Watak manusia memang mencintai harta bendanya. Dalam keadaan
yang kritis seperti itu, masih ada saja orang yang tetap bermaksud membawa
harta dan ternak mereka.
Padahal, air banjir yang datang semakin besar. Rumah mereka sudah
terendam air setinggi lutut.
Putra Pak Kikir yang bijak itu masih terus berteriak-teriak
mengingatkan penduduk desa. Ia juga membujuk ayahnya agar segera lari ke
atas bukit.
“Ayah, cepat tinggalkan rumah ini, kita harus segera menyelamatkan
diri!”
“Apa? lari begitu saja? Tolol! Aku harus mengambil peti harta yang
kusimpan di ruang bawah tanah.”
75
Karena tak ada waktu lagi, putra Pak Kikir segera berlari
menyelamatkan diri. Pak kikir masih terus mengumpulkan harta bendanya. Dia
terlambat menyelamatkan diri. Pak Kikir tenggelam dalam arus air bah.
Sebagian besar penduduk desa dan putra Pak Kikir selamat. Mereka
sedih melihat desanya tenggelam. Kemudian, mereka memutuskan untuk
mencari daerah baru. Mereka mengangkat putra Pak Kikir sebagai pemimpin
desa baru mereka.
Putra Pak Kikir menganjurkan penduduk untuk mengolah tanah yang
telah dibagi rata. Pemimpin desa baru itu mengajari penduduk menanam padi
dan bagaimana mengairi sawah secara baik. Desa itu kemudian disebut desa
Anjuran. Penduduk desa selalu mematuhi anjuran pimpinannya. Lama
kelamaan, desa itu berkembang menjadi kota kecil yang disebut Cianjur. Ci
berarti air. Cianjur berarti daerah yang cukup mengandung air. Anjuran
pemimpin desa dijadikan pedoman para petani dalam mengolah sawah. Hingga
sekarang ini beras Cianjur terkenal enak dan gurih.
Naskah diambil dari “Kumpulan Cerita Rakyat, Legenda Nusantara” tulisan Rahimsyah
F. Menyimak Pidato, Ceramah, dan Khutbah
1. Pengertian Ceramah, Pidato, Khutbah
Ceramah dalam kamus Besar Bahasa Indonesia disamakan dengan
pidato, yaitu pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu
hal, pengetahuan, dan sebagainya (Alwi, 2001:209). Pidato diartikan sebagai
76
pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang
banyak; wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak.
Apabila dilihat dari segi pembicaranyan, ceramah selalu dilakukkan oleh
orang yang memiliki wawasan tentang topik yang diceramahkan. Dari segi ini
dapat disimpulkan, ceramah adalah sajian lisan yang disampaikan oleh seseorang
karena kompetensinya. Contoh ceramah, seorang kepala Puskesmas memberi
ceramah tentang pencegahan penyakit demam berdarah, seorang pakar pendidikan
memberi ceramah tentang kurikulum. Berikut ini disajikan contoh transkrip
ceramah seorang ahli kesehatan.
Contoh Ceramah
77
Waspada Flu BurungPada tahun 2000-an seluruh dunia, termasuk Indonesia
dikejutkan oleh merebaknya penyakit sejenis influenza yang kemudian dikenal dengan nama flu burung. Flu burung adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas yang dapat menyerang manusia. Nama lain dari penyakit ini antara lain avian influenza.
Gejala klinis yang ditemui seperti gejala flu pada umumnya, yaitu; demam, sakit tenggorokan. batuk, ber-ingus, nyeri otot, sakit kepala, lemas. Dalam waktu singkat penyakit ini dapat menjadi lebih berat berupa peradangan di paru-paru (pneumonia), dan apabila tidak dilakukan tatalaksana dengan baik dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan adalah virus influenza. Adapun sifat virus ini, yaitu; dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22°C dan lebih dari 30 hari pada 0°C.
Di dalam tinja unggas dan dalam tubuh unggas yang sakit dapat bertahan lebih lama, tetapi mati pada pemanasan 60°C selama 30 menit. Penularan Flu burung (H5N1) pada unggas terjadi secara cepat dengan kematian tinggi. Penyebaran penyakit ini terjadi diantara populasi unggas satu pertenakan, bahkan dapat menyebar dari satu pertenakan ke peternakan daerah lain. Sedangkan penularan penyakit ini kepada manusia dapat melalui udara yang tercemar virus tersebut, baik yang berasal dari tinja atau sekreta unggas terserang Flu Burung. Adapun orang yang mempunyai resiko besar untuk terserang flu burung (H5N1) ini adalah pekerja peternakan unggas, penjual dan penjamah unggas.
Hal lain, belum ada bukti terjadi penularan dari manusia ke manusia. Disamping itu, belum bukti adanya penularan pada manusia melalui daging unggas yang dikonsumsi. Upaya pencegahan penularan dilakukan dengan cara menghindari bahan yang terkontaminasi tinja dan sekret unggas, dengan tindakan sebagai berikut. Setiap orang yang berhubungan dengan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas harus menggunakan pelindung (masker, kacamata renang) Bahan yang berasal dari saluran cerna unggas seperti tinja harus ditatalaksana dengan baik ( ditanam / dibakar) agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang disekitarnya. Alat-alat yang dipergunakan dalam peternakan harus dicuci dengan desinfektan Kandang dan tinja tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan Mengkonsumsi daging ayam yang telah dimasak pada suhu 80°C selama 1 menit, sedangkan telur unggas perlu dipanaskan pada suhu 64°C selama 5 menit. Melaksanakan kebersihan lingkungan. Melakukan kebersihan diri.
78
Contoh pidato, seorang kepala sekolah berpidato saat peringatan hari
pendidikan nasional, ketua OSIS berpidato saat pelantikan pengurus OSIS.
, sedangkan pidato selalu dikaitkan dengan seseorang dengan jabatan
tertentu. sedangkan pidato sajian lisan yang disampaikan seseorang karena jabatan
sosialnya.
Khutbah merupakan bentuk pidato yang khusus karena bagian dari
serangkaian ritual keagamaan (ibadah Jumat). Khutbah memiliki rukun (hal yang
harus dipenuhi) yang berbeda dengan pidato atau ceramah umumnya. Rukun
khutbah meliputi (1) membaca hamdalah, (2) membaca sholawat Nabi
Muhammad S.A.W., (3) berwasiat atau mengajak untuk meningkatkan
ketakawaan kepada Allah, (4) Membaca ayat Al Quran yang berkaitan dengan isi
khutbah, (5) berdoa memohon ampun untuk orang-orang mukmin dalam khutbah
kedua (Khulaifi dan Wahab, 2007).
Dalam berceramah/pidato/khutbah, hal yang perlu diperhatikan
pembicara adalah isi ceramah/khutbah/pidatonya. Agar isi
ceramah/khutbah/pidato terarah sesuai tujuan, pembicara harus menguasai forum.
Pembicara harus dapat menyesuaikan dengan pendengarnya, tempat berceramah,
dan yang lebih penting menguasai topik ceramah. Agar pembahasan tidak
melenceng, pembicara perlu memegang teguh pokok-poko isi
ceramah/khutbah/pidato yang akan disampaikan. Pokok-pokok isi ceramah dapat
79
ditulis secara khusus sebagai pegangan yang akan memandu penyampaian secara
lisan.
2. Teknik Menyimak Ceramah/Khutbah/Pidato
Penyimak yang baik adalah penyimak yang mampu menyesuaikan diri
dengan pembicara. Artinya, ia bisa menerima kelemahan pembicara, seperti
pembicara yang banyak kinesik, yang bersuara sengau, dan sebagainya sehingga
ia tetap terfokus pada isi ceramah/khutbah/pidato.
Secara umum, dalam menyimak ceramah/khutbah/pidato, hal yang harus
diperhatikan adalah pesan yang disampaikan oleh pembicara. Pesan pembicara
dalam ceramah/pidato, biasanya, disampaikan setelah pembicara menunjukkan
fakta-fakta,data-data, dan alasan yang menunjukkan pentingnya suatu topic.
Struktur ceramah, pidato, dan khutmah adalah salam, sapaan, pembuka,
isi, penutup, dan salam penutup. Menyimak ceramah dan pidato dapat diarahkan
pada pesan yang berupa simpulan, penilaian, dan saran. Pesan tersebut didukung
oleh suatu rasioanaltas mengapa pesan disampaikan. Seorang pakar pendidikan
yang menyatakan bahwa pembelajaran harus bersifat kooperatif, tentu, memiliki
dasar yang kuat. Misalnya, karena kelas bersifat heterogen maka guru perlu
merancang strategi pembelajaran yang mampu mengaktifkan semua siswa di
dalam kelas. Semua siswa di dalam kelas harus bisa bekerja sama. Semua siswa di
dalam kelas harus sukses. Siswa yang pandai tidak boleh melejit sendiri
meninggalkan teman-temannya, tetapi juga tidak boleh dihambat. Siswa yang
kurang pandai harus ditumbuhkan rasa percaya dirinya.
80
Pesan dalam ceramah agama adalah segala nilai kebaikan yang
diserukan dan nilai kebathilan yang harus dijauhi. Pesan tersebut biasanya
didukung oleh ayat atau hadist sebagai pembenaran, selain alasan rasional yang
dekat dengan penyimak. Dalam menyimak ceramah agama ketiga hal tersebut
(pesan, rasionalitas/alasan, dan sandaran ayat/hadist) harus diperhatikan secara
khusus. Hal yang sama juga harus diperhatikan dalam khutbah. Hanya saja, dalam
khutbah ada tambahan rukun yang harus diperhatikan. Ketidaklengkapan rukun
khutbah menyebabkan tidak sahnya khutbah yang berarti juga tidak sahnya ibadah
Jumat.
Contoh pidato
Naskah Pidato/ceramah/khutbah yang Diperdengarkan
Pidato Drs. Peni Suparto, M.Ap (Walikota Malang) dalam Pembukaan Acara
“Malang Tempoe Doeloe” tahun 2006.
Assalamualaikum Wr. Wb.Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara,
81
Kata-kata orang bijak “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Bapak-bapak dan ibu-ibu sesepuh yang sekarang berada di tengah-tengah kita ikut serta mengukir sejarah berdirinya kota Malang. Saya atas nama seluruh warga kota Malang menyampaikan rasa hormat dan terimakasih atas perjuangan dan pengorbanan yang selama ini Bapak dan Ibu serahkan pada bangsa dan negara. Marilah kita berjuang keras untuk mengisi kemerdekaan ini dengan membangun kota Malang sehingga kota Malang menjadi kota yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum atau nasib suatu bangsa kalau bangsa itu tidak berjuang keras untuk memperjuangkan nasibnya sendiri.
Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian yang sangat saya cintai.
Sampailah saat ini kita berada di penghujung acara, yaitu acara “Malang Tempoe Doeloe”. Masih banyak kekurangan-kekurangan bahkan kesalahan-kesalahan. Hal itu bukan kesengajaan, tetapi itu merupakan suatu kelemahan dan kekurangan diri kami. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua kalangan sangat kami harapkan agar pelaksanaan acara “Malang Tempoe Doeloe” di masa-masa yang akan datang akan lebih baik lagi.
Pada akhirnya, kepada seluruh warga kota Malang yang sangat saya cintai, marilah kita tingkatkan persatuan dan kesatuan kita. Marilah kita bangun kerukunan kita untuk menata kembali untuk Malang supaya lebih maju, lebih sejahtera, lebih adil, lebih makmur dalam alam yang ijo royo-royo.
Akhirnya, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah terlibat dalam acara “Malang Tempoe Doeloe” ini.
Assalamualakum Wr. Wb.
Contoh khutbah
Khutbah Jumat oleh Ustad M. Farhad dan Ustad Abdullah Farouk
Assalamualikum Wr. Wb.
Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya
berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa
berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt.
Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-
82
hatian di dalam hidup dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku
yang dilarang oleh agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar
menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya.
Mulut adalah anugerah Allah swt yang besar. Dengan mulut, seseorang
bisa berbicara dan berkomunikasi antara yang satu dan yang lain sehingga
melahirkan hubungan dan interaksi antara sesama manusia. Fungsi berbicara dan
sarana komunikasi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Karena mulut, manusia bisa celaka dan karena mulut pula, manusia bisa
selamat.
Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa menjaga mulut agar tidak mengucapkan
serta memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya. Al Quran dan Al Hadis
memberi perhatian besar mengenai pentingnya menjaga mulut. Di dalam Al
Quran surat Ash-Shaff: 2—3 disebutkan sebagai berikut.
“Hai orang-oang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu
perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tiada kamu kerjakan.
Sebagai sarana komunikasi antara sesama manusia, mulut memiliki peranan yang
sangat vital. Kesalahan ucapan dapat membawa akibat fatal. Oleh karenanya,
Rosulullah saw ketika ditanya oleh sahabat Sufyan bin Abdillah: “Ya Rasulullah,
apa yang paling Tuan khawatirkan pada diri saya?” Beliau menunjuk pada
mulutnya dan bersabda “Ini (mulut)”.
Sebagai muslim kita harus benar-benar berhati-hati dalam menjaga mulut.
Jangan sampai kita ceroboh dan latah. Pembicaraan yang kita lakukan hendaklah
didasarkan atas kebenaran dan kemaslahatan yang ditimbulkannya. Ada saatnya
83
memang kita harus berbicara dan ada pula saatnya kita harus diam. Seorang
muslim dibenarkan berbicara bila dari pembicaraannya itu dapat menimbulkan
kebaikan dan menarik kemaslahatan atau menghindarkan kemudharatan.
Mengakhiri khutbah kali ini, perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini.
“Wahai Ibnu Jabal, tidaklah menjerumuskan manusia ke dalam neraka, kecuali
buah dari mulutnya”
Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini.
Mudah-mudahan Allah swt memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk
tetap berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada komitmen kita
kepada fungsi alat ucap, mulut dan sarana komunikasi lainnya yang dapat
menimbulkan kebaikan dan kemaslahatan yang akan mengantarkan kita kepada
keselamatan dan kebahagiaan hidup baik dunia dan di akhirat, amin.
3. Penilaian dalam Menyimak Ceramah, Pidato, atau Khutbah
Hal-hal yang dapat dijadikan indikator bagi penyimak pidato yang baik
adalah pemahaman mereka atas informasi yang disampaikan oleh nara sumber.
Kemampuan mereka mengemukakan kembali pokok-pokok informasi menjadi
indikator utama kemampuan dalam menyimak ceramah, pidato dan khutbah.
Pokok-pokok informasi berkaitan dengan pesan-pesan penting dalam
ceramah, pidato, dan khutbah. Pokok informasi biasanya disampaikan oleh
pembicara setelah memberi pengantar. Dari pengantar yang disampaikan, seorang
penyimak yang baik dapat memprediksi pokok pembicaraan yang akan
disampaikan oleh nara sumber.
84
Kemampuan menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dapat dilakukan
dengan latihan menyimak cermah, pidato, atau khutbah secara utuh maupun
kutipan-kutipan saja. Latihaan tersebut misalnya menebak topik yang akan
dibahas oleh pembicara, menyampaikan kembali inti pembicaran, atau
menyimpulkan isi ceramah, pidato, dan khutbah.
Instrumen yang dapat dipergunakan misalnya kepada pendengar
disajikan kutipan bagian awal sebuah ceramh kemudian penyimak diminta
menebak topik yang akan dibahas. Apabila kutipan berupa pidato, penyimak dapat
diminta menebak konteks pidato tersebut, misalnya pidato dilakukan dalam acara
apa.
Beberapa contoh instrumen untuk menguji kemmapuan seseorang
menyimak ceramah, khutbah, dan pidato disajikan berikut ini.
1. Mengisi Teks Rumpang
Isilah teks rumpang berikut sesuai isi ceramah tentang Kraeng Galesung yang
akan diperdengarkan!
Kraeng Galesung adalah kerabat Kesultanan Kerajaan _________ pada masa
pemerintahan Sultan ________________. Kraeng Galesung menentang
perjanjian _______________ pada tahun __________yang menandai kekalahan
pihak kesultanan atas __________.
Kraeng Galesung menentang perjanjian tersebut hingga tersingkit di pesisir Pulau
Jawa dan bergabung dengan pasukan _______________ yang wilayah
kekuasaannya hingga wilayah Kediri.
Catatan sejarah tentang Kraeng Galesung tidak diketahui hingga akhir hayatnya
hingga pada tahun 1990-an Gus Dur mengisyaratkan sebuah makam di daerah -
85
________________ sebagai makam Kraeng Galesung. Makam tersebut selama ini
dikenal masyarakat sebagai makam ______________ Kesimpulan Gus Dur
didasarkan atas ________________________________________________
Dalam dokumen tersebut disebutkan tentang seorang pejuang di desa
_____________
Pada tahun 2003 Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas Kepurbakalaan
menetapkan lokasi makam Kraeng Galesung. Sebagai bentuk penghormatan di
pintu masuk desa tersebut dibangun gerbang bertuliskan Kraeng Galesung.
Ceramah tentang Jejak Kraeng Galesung
Pejuang adalah seorang yang telah mengorbankan jiwa, raga, dan
hartanya untuk negara. Karena perjuangan, seorang pejuang bisa terpisah sangat
jauh dengan keluarganya, terusir dari tanahnya, bahkan tertangkap musuh hingga
tak diketahui nasibnya. Oleh karena itulah, meskipun pejuang merupakan orang
yang sangat berjasa pada negara, jejak seorang pejuang dalam sejarah tidak selalu
mudah ditelusuri. Salah satunya adalah jejak Kraeng Galesung, pejuang pada
masa Kesultanan Hasanuddin dari Goa, Sulawesi Selatan.
Kraeng Galesung adalah kerabat kesultanan Goa. Kraeng Galesung
menentang perjanjian Bongaya tahun 1667 yang menandai kekalahan kesultanan
Goa atas VOC/Belanda. Kraeng Galesung pun akhirnya tersingkir hingga pesisir
Pulau Jawa. Jejak Kraeng Galesung sampai wafatnya tidak diketahui. Catatan
dalam buku-buku Sejarah hanya menyebutkan Kraeng Galesung akhirnya
bergabung dengan Pasukan Trunojoyo yang menguasai wilayah Madura dan
sebagian Jawa.
86
Titik terang mengenai pelarian Kraeng Galesung dari Sulawesi ini
datang pada tahun 1990-an. Saat itu, Abdurrahman Wachid (Gus Dur) yang
pernah menempuh pendidikan di Belanda menyebutkan salah satu transkrip
sejarah Indonesia yang tersimpan di salah satu museum di Belanda menyebutkan
tentang seorang pejuang di desa Hantang. Hal tersebut diutarakan pada salah satu
koleganya saat berkunjung ke salah satu wilayah di Malang yang dikenal dengan
nama Ngantang.
Pada awal tahun 2000-an, saat Abdurrahman Wachid menjadi presiden,
secara khusus ia memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan
Dinas Kepurbakalaan untuk menelusuri kebenaran jejak tersebut. Dalam
penelusuran tersebut disertakan pula transkrip yang disebutkan oleh Abdurrahman
Wachid.
Pada tahun 2003, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dan Dinas
Kepurbakalaan menetapkan makam yang dikenal masyarakat sebagai makam
“Mbah Raja” sebagai makam Kraeng Galesung. Temuan tersebut juga
ditindaklanjuti oleh Bupati Goa dengan membangun gapura di pintu masuk lokasi
makam sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan Kraeng Galesung.
Demikianlah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para
pahlawannya.
(Disusun berdasarkan “Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal” tulisan
Neny Fitrin, Jawa Pos, 1 Januari 2010)
2. Menuliskan inti ceramah
87
Simak ceramah yang akan diperdengarkan berikut dan tuliskan inti ceramah
dalam sebuah paragraf!
Bahaya Timah Hitam
Assalamualaikum Wr. Wb.
Kepala sekolah, guru, karyawan dan adik-adik pelajar yang saya banggakan.
Sejak hampir sepuluh tahun terakhir, peningkatan jumlah kendaraan
bermotor seolah tidak terkendali. Peningkatan tersebut, tentu, membawa banyak
dampak. Meskipun dampak yang ditimbulkan tidak semuanya buruk, namun kita
harus tetap mempertimbangkan dampak negatif yang ditimbulkan sehingga kita
bisa lebih arif dan bijaksana dalam memanfaatkan kemajuan teknologi, termasuk
kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar bensin atau solar yang
mengharuskan adanya pembuangan sisa pembakaran, yaitu asap kendaraan. Asap
kendaraan sebagai limbah atau sisa pembakaran yang dikeluarkan mesin
kendaraan bermotor kaya timah hitam yang sangat berbahaya. Timah hitam dapat
merusak paru-paru, mengganggu fungsi jantung, dan menurunkan kecerdasan. Hal
tersebut sudah dibuktikan sejak lama.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1996 oleh Jamal Hisyam,
peneliti kesehatan masyarakat dari Malaysia membuktikan bahwa anak-anak yang
berada di lingkungan yang terpajan timah hitam memiliki kecerdasan yang lebih
rendah daripada anak-anak yang tinggal jauh dari jalan raya.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan kadar timah hitam dalam darah
anak-anak yang tinggal di lingkungan yang dekat jalan raya lebih tinggi daripada
anak-anak yang tinggal di daerah yang jauh dari keramaian. Dalam penelitian
88
tersebut, dipilih anak-anak dengan kondisi sosial ekonomi dan asupan gizi yang
sama. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa penyebab perbedaan kecerdasan
tersebut karena anak-anak yang tinggal dekat jalan raya lebih banyak
terkontaminasi timah hitam.
Berkaitan dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor tersebut dapat
dibayangkan betapa banyaknya sisa pembakaran yang ada di udara. Hal ini harus
menjadi perhatian kita bersama agar dampak buruk timah hitam dapat diperkecil.
Kita bisa memulainya dari diri kita masing-masing. Kita bisa mengurangi
kuantitas kita dalam menggunakan kendaraan bermotor. Mislanya dengan lebih
memilih menggunakan kendaraan umum daripada kendaraan pribadi,
menggunakan sepeda, menggunakan kendaraan yang hemat energi, dan berjalan
kaki, terutama untuk jarak yang dekat.
Apabila semua orang menyadari pentingnya lingkungan yang bersih,
termasuk udara yang bersih, kehidupan yang lebih sehat, tentu, akan dapat kita
miliki. Berbagai penyakit akan dapat kita hindari dengan gaya hidup yang ramah
lingkungan.
(Disusun berdasarkan artikel “Tudingan Baru Dampak Asap” tulisan AK, Ahmad
Latif, dan Yunizar Djoenaid, Gatra, 15 November 1997)
3. Menjawab pertanyaan tentang isi khutbah
Berbakti kepada Orangtua
Assalamualaikum Wr. Wb.
Hadirin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
89
Melalui mimbar khutbah pada kesempatan yang berbahagia ini, saya
berwasiat kepada hadirin jamaah Jumat sekalian, marilah kita senantiasaa
berusaha lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Ketakwaan dan keimanan itu kita wujudkan dengan melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta meningkatkan kehati-
hatian di dalam hidup dan kehidupan ini agar tidak mudah terjebak pada perilaku
yang dilarang oleh agama. Dengan begitu, mudah-mudahan kita benar-benar
menjadi hamba Allah yang bertakwa yang mendapatkan keridhaann-Nya.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Islam memerintahkan kepada kita agar berbuat baik kepada kedua
orangtua atau yang lebih dikenal dengan istilah birrul walidain. Perintah berbuat
baik kepada orangtua ini berulangkali disebutkan dalam Al Quran dan Hadis Nabi
SAW. Dalam Al Quran, perintah berbuat baik kepada orangtua itu dirangkai
setelah perintah bersyukur dan menyembah kepada Allah SWT, seperti firman
Allah SWT dalam QS An Nisaa ayat 36. Perintah berbakti kepada orangtua juga
terdapat dalam suarat Luqman, ayat 14.
Ayat tersebut menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik dan berbakti
kepada orangtua sehingga perintah itu disebut setelah perintah menyembah
kepada Allah. Setelah kekuasaan Tuhan yang Maha Menciptakan, kedua
orangtualah yang menjadi perantara kelahiran kita di dunia dan keduanya juga
yang telah merawat kita sejak kecil hingga dewasa.
Semenjak dalam kandungan, ibu telah banyak berjuang dan berkorban
demi keselamatan anaknya. Ketika berbuat apapun, ibu selalu berhati-hati dengan
90
pertimbangan keselamatan anaknya. Begitu pula ketika mengerjakan sesuatu pun,
seorang ibu yang sedang hamil selalu sangat berhati-hati demi keselamatan dan
kebaikan bayi yang dikandungnya. Seorang ibu juga secara rutin
memeriksakannya ke bidan atau dokter untuk menjaga kondisi kesehatannya.
Setelah bayi yang dikandungnya lahir, bukan berarti tugas seorang ibu
telah usai. Sebaliknya, tugas ibu bertambah berat. Ia harus menyusui, merawat,
mendidik, dan melindunginya. Semua itu dilakukan dnegan sennag hati dan
ikhlas, meskipun harus bersusah payah.
Perjungan seorang ayah juga tak bisa dipandang ringan. Tanggung jawab
dan pengorbanannya juga begitu besar dalam mencari nafkah, melindungi
keluarga, dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan dengan ikhlas demi kebaikan
dan keselamatan anak dan keluarganya.
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah
Berkaiatan dengan berbakti kepada orangtua ini, Imam Bukhari dan
Muslim meriwayatkan, bahwa ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW,
“Ya, Rasulullah, siapakah oaring yang paling berhak untuk aku pergauli dengan
baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya lagi, “Lalu siapa?”
Beliau menjawab, “Ibumu.”. Dia bertanya lagi, “Kemudian siapa lagi?” Beliau
bersabda “Ibumu.” Dia bertanya lagi, “Lalu, siapa lagi?” Beliau bersabda,
“Ayahmu”.
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah
91
Berbakti kepada orangtua diwujudkan dengan senantiasa berbuat baik
kepada mereka. Allah melarang kita berkata kasar, meskipun itu hanya ”Ah”
apalagi sampai mengomeli dan memukul. Tentu yang demikian itu akan sangat
dimurkai Allah. Oleh karena itulah kita harus hati-hati dan sabar, terlebih apabila
mereka telah berusia lanjut. Allah dalam firmannya QS Al Isra 23 menyebutkan
sebagai berikut.
“Dan Tuhan memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia
dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antaranya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dan dalam
pemeliharanmu, maka janganlah kamu sekali-kali mengatakan kepada keduanya
dengan perkataan “Ah” dan janganlah pula kamu membenatk mereka. Dan
ucapkannlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat jumat rahimakumullah
Demikianlah khutbah yang saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Mudah-
mudahan Allah SWT memberikan kekuatan batin kepada kita semua untuk tetap
berpijak kepada kebenaran yang diantaranya tercermin pada perbuatan baik kita
kepada orangtua. Amin.
(Khutbah Jumat oleh Mohammad Farhad dan Abdullah Farouk)
Pertanyaan
1. Sebutkan ayat yang berisi perintah berbakti kepada orangtua?
2. Jelaskan keutamaan berbakti kepada ibu berdasar hadits Bukhori-Muslim?
92
3. Jelaskan keutamaan perintah berbakti kepada orangtua dibandingkan dengan
perintah beramal baik yang lain!
4. Jelaskan pentingnya peran seorang ibu dalam kehidupan seorang anak!
5. Jelaskan pentingnya peran seorang ayah dalam kehidupan seorang anak!
G. Menyimak Wawancara
Wawancara merupakan bentuk komunikasi dua arah yang melibatkan
pewawancara dan nara sumber wawancara. Komunikasi tersebut dilakukan dalam
bentuk tanya jawab tentang suatu topic. Wawancara dalam dunia jurnalistik
dikenal sebagai strategi untuk menggali informas atau data dari seorang
narasumber.
Dalam menyimak wawancara harus diperhatikan inti pertanyaan. Inti
pertanyaan ini akan mengarahkan penyimak mengenai pokok-pokok penjelasan
yang akan disampaikan nara sumber.
Narasumber merupakan orang yang menjadi sumber informasi yang
digali dalam sebuah wawancara, sedangkan orang yang mewawancarai disebut
dengan pewawancara.
Dalam mendengarkan penjelasan narasumber harus diperhatikan (1)
tujuan wawancara, (2) informasi penting yang disampaikan narasumber. Bila
penjelasan terkait dengan sebuah topik, hendaknya dari awal pewawancara atau
penyimak sudah mempelajari topik tersebut atau sudah mengetahui topic
wawancara sehingga terpandu dalam mendengarkan penjelasan narasumber. Hal-
hal penting dalam informasi yang disampaikaan oleh narasumber adalah kata
93
kunci atau kata utama yang berupa kalimat utama tau kalimat paling penting
diantara penjelasan-penjelasan tersebut.
Laporan wawancara dapat disusun dalam bentuk transkrip atau
penyalinan kalimat per kalimat yang disampaikan oleh narasumber dan penanya.
Selain itu laporan wawancara juga dapat disusun dalam bentuk yang lebih
menarik dengan cara menyususn laporan wawancara dalam bentuk uraian yang
dikemukakan dengan gaya pelapor sendiri dan dilengkapi dengan judul.
Contoh Wawancara
Flu burung dapat Dicegah dengan Menjaga Kebersihan
Tujuan Wawancara : Mengetahui informasi tentang flu burung
Narasumber : Kepala Puskesmas Tegalgondo, Karangploso,
Malang
Selamat siang. Apa kabar Bu?
Saya tidak mengganggu tugas ibu sebagai kepala Puskesmas, kan?
Pagi juga. Baik-baik saja. Tentu saja tidak mengganggu. Ada apa, ya?
Kami ingin mendapatkan informasi tentang flu burung. Mengapa
penyakit tersebut dinamakan flu burung?
Karena penyebabnya memang virus influensa unggas (kelompok burung).
Bagaimana tanda-tanda flu burung?
Gejalanya macam-macam dan bergantung pada penderitanya. Artinya,
gejala antara orang satu dan lainnya bisa berbeda. Secara umum,
gejalanya seperti flu biasa, tetapi cepat memburuk menjadi radang paru-
paru.
94
Jadi, gejalanya demam, pilek dan batuk?
Iya! Gejalanya demam, pilek, batuk, sakit kepala, sakit tenggorok, sesak,
muntah, nyeri perut, dan nafsu makan berkurang.
Apakah flu burung dapat menular, Bu?
Dapat. Penularan flu burung dari unggas ke manusia. Penularan
antarmanusia belum terbukti.
Bagaimana mencegah flu burung, Bu?
Flu burung dapat dicegah dengan membiasakan hidup bersih dan sehat.
Biasakan mencuci tangan dengan sabun. Terlebih setelah memegang
binatang, kamu harus cuci tangan dengan sabun atau cairan antikuman.
Selain itu, jika sedang berurusan dengan unggas, kamu harus
menggunakan pelindung. Paling tidak, pakailah masker atau penutup
hidung.
Sebelum pamit, adakah pesan Ibu untuk adik-adik?
Adik-adik harus dapat menjadi duta kesehatan. Biasakan hidup bersih.
Selain itu, rajin belajar agar pintar!
Terima kasih, Bu!
III. Rangkuman
Tujuan utama menyimak adalah mendapatkan informasi dari wacana
lisan yang disimak. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menyimak
dapat dilakukan dengan memperbanyak latihan menyimak dan mengulang
kembali inti menyimak.
95
Teknik menyimak yang baik sangat tergantung dari karakteristik wacana
lisan yang disimak. Wacana lisan berita berisi penyampaian informasi singkat
tentang suatu peristiwa. Oleh karena itu, perhatian penyimak tentang peristiwa
apa, siapa yang terlibat dalam peristiwa, kapan dan dimana terjadinya peristiwa,
mengapa peristiwa terjadi, dan bagaimana peristiwa tersebut terjadi menjadi hal
utama yang harus diperhatikan penyimak.
Dalam menyimak pengumuman, pemahaman penyimak terhadap situasi
yang melatari diumumkannya pengumuman itu sangat penting. Dalam pembacaan
pengumuman lisan, seorangpenyimak hendaknya memfokuskan perhatiannya
pada aspek-aspek yang diumumkan.
Dalam menyimak iklan, penyimak harus memiliki kesadaran penuh
bahwa iklan adalah wacana yang bersifat persuasif. Kesadaran tersbeut penting
agar seorang penyimak tidak mudah terpersuasi iklan yang disimaknya.
Menyimak ceramah, pidato, dan khutbah dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi tentang topik yang disampaikan. Oleh karena itu perhatian
pada pesan ceramah, pidato, dan khutbah harus menjadi perhatian utama seorang
penyimak.
IV. Latihan
1. Dengarkan sebuah berita dalam sebuah acara berita di radio dan tulis kembali
inti berita tersbeut dalam sebuah paragraf.
2. Dengarkan sebuah ceramah dalam salah satu acara di radio dan laporkan
simakan Anda dalam bentuk rangkuman!
3. Saksikan acara dialog di televisi, laporkan dalam bentuk ringkasan!
96
97
BAB IV
PENGAJARAN KETERAMPILAN MENYIMAK
I. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat merancang pembelajaran menyimak dengan
memperhatikan karakteristik menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa
yang bersifat reseptif.
II. Materi Pembelajaran
A. Pertimbangan dalam Mengajarkan Menyimak
Menyimak dapat dikatakan sebagai sebuah sarana untuk memulai produksi
bahasa lisan. Akan tetapi, Rivers (dalam Mudjianto dan Susanto, 2010)
menyatakan bahwa menyimak terletak pada satu level yang sama dengan tiga
keterampilan berbahasa lainnya (berbicara, membaca, dan menulis) dan
keempatnya saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu, keempat
kemampuan dianggap harus diajarkan secara bersamaan agar praktik pada
kemampuan yang satu dapat menguatkan dan mengembangkan kemampuan yang
lain.
Menyimak juga dipandnag sebagai sumber utama dari input linguistic
yang mengaktifkan/memicu terjadinya proses pembelajaran bahasa (Mudjianto
dan Susanto, 2010). Prinsip yang mendasari pandnagan ini adalah bahwa setiap
siswa pertama-tama harus mengembangkan kemampuan untuk memahami dan
mengolah bahasa lisan sebelum diminta berbicara. Input bahasa lisan yang masuk
ke dalam diri siswa ini akan mengaktifkan/memicu terjadinya proses-proses
98
mental internal dalam diri siswa dan ini selanjutnya akan menciptakan system
bahasa dalam pikiran siswa yang bisa muncul dalam bentuk ucapan-ucapan
spontan. Pandangan seperti ini terfokus pada masalah pemahaman dengan cara
menekankan adanya kemiripan antara pemerolehan bahasa pertama dengan
pembelajaran bahasa kedua.
Tingkat kemahiran dalam menyimak juga dapat dikelompokkan atas
beberapa tingkatan seperti halnya dalam pembeaharan bahasa ummnya, yaitu
pemula, mengah, lanjut, dan superior. Hal ini berarti bahan ajar menyimak untuk
tiap tingkat penguasaan bahasa berbeda. Perbedaan tersebut didasarkan atas
berbagai criteria yang terkait dengan jenis wacana lisan, kesesuaian topic,
kesederhanan kalimat, pilihan kata, dan jenis respon yang diminta.
Lund (1990) menetapkan lima unsur yang harus dipertimbangkan dalam
merancang tugas-tugas menyimak. Unsur-unsur tersebut meliputi (1) aspek-aspek
dari pesan yang bisa jadi berisaha diproses oleh pendengar: identifikasi pesan,
orientasi pesan, pemahaman terhadap ide utama dari pesan, pemahaman terhadap
rincian-rincian dari pesan, pemahaman secara penuh terhadap pesan, dan
replikasi; (2) respon yang diberikan oleh pendengar; (3) tipe teks, seperti iklan,
berita, percakapan, bertelefon; (4) topic teks, seperti makanan, pakaian,
perjalanan; dan (5) metode penyajian teks, seperti kegiatan pramenyimak,
rekaman audio, atau video.
Richards (1983) juga menegaskan bahwa guru perlu memperhatikan
fungsi-fungsi interaksional dan fungsi-fungsi transaksional dari bahasa.
Penggunaan bahasa secara interaksional adalah penggunaan bahasa untuk
keperluan social dari bahasa seperti member salam, member pujian, bergurau,
99
menggunakan penanda-penanda jarak social antarpenutur dan melakukan
percakapan serius atau sekedar ngobrol bersama teman untuk melewatkan waktu.
Sementara penggunaan bahasa secara transakksional adalah ketika bahasa
digunakan untuk menyampaikan informasi, seperti misalnya memberi petunjuk,
member nasehat, meminta sesuatu, memberikan kuliah tentang topic tertentu dan
memberikan informasi tentang berita tertentu.
Lebih lanjut, Richards (1983) menekankan bahwa perlu dibuat kriteria-
kriteria untuk mengevaluasi cocok tidaknya kegiatan menyimak tertentu dengan
tingkat kemampuan siswa dan untuk mengetahui apakah konteks materi
menyimak yang diberikan realistis. Kriteria-kriteria tersebut dirancang dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
1) Apakah kegiatan menyimak itu memerlukan keterampilan dan perilaku bahasa
yang memiliki hubungan dengan kemampuan menyimak dalam dunia nyata
dan bukan hanya sekedar dilakukan siswa berdasarkan kemampuan lain
(seperti kemampuan deskriminasi visual atau tingkat kecerdasan umum)?
2) Apakah kegiatan menyimak itu benar-benar tertuju pada proses menyimak itu
sendiri dan bukan pada kemampuan siswa untuk mengingat fakta, rincian atau
kejadian sehingga lebih terkait dengan kemampuan mengahafal siswa?
3) Apakah tugas menyimak itu (seperti yang menggunakan teknik cloze, pilihan
ganda, membuat ringkasan lisan atau tertulis) adalah kegiatan yang
biasa/umum/sering terjadi dalam situasi-situasi dunia nyata?
4) Apakah tugas menyimak itu diberikan sebagai sebuah strategi pengajaran
(misalnya untuk memeriksa tingkat pemahaman siswa dalam tahap
pramenyimak) ataukah dimaksudkan untuk menguji kemmapuan siswa
100
(misalnya mengajukan pertanyaan-pertanyaan pemahaman setelah siswa
mendengarkan teks)?
5) Sejauh mana teks yang digunakan dalam kegiatan menyimak itu mirip dengan
bahasa yang digunakan penutur asli dalam dunia nyata?
B. Tahapan-tahapan dalam Pembelajaran Menyimak
Mujdianto dan Susanto (2009) menyajikan sebuah rencana berurutan
dalam empat tahap yang dapat digunakan untuk mengarahkan siswa dalam
menguasai profisiensi menyimak secara global. Rencana ini didasarkan pada
sebuah model menyimak dari Philips (1984) yang mengintegrasikan keterampilan
menyimak dengan keterampilan kognitif. Rencana ini tidak hanya berisi kegiatan
menyimak saja melainkan juga melibatkan bidang-bidang lain seperti berbicara
dan menulis. Rencana tersebut terbagi dalam empat tahap, yaitu (1) tahap
persiapan, (2) tahap menyimak secara sekilas, (3) tahap pemahaman, dan (4) tahap
transfer.
Tahap persiapan atau prapengajaran merupakan tahap siswa
mendengarkan sebuah pengantar singkat tentang teks ynag akan diperdengarkan.
Pada tahap ini, siswa dapat diberitahu tentang judul teks, kalimat pertama dari
teks atau beberapa kutipan dari teks, kemudian siswa diminta mendiskusikan apa
kira-kira isi teks, apa kira-kira kosakata yang digunakan dalam teks, bagaimana
strukturnya, dan bagaimana kira-kira cara pengorganisasian teks. Dengan cara ini,
siswa mengaktifkan pengetahuan latar belakang, schemata atau skrip yang
dimilkinya.
101
Tahap menyimak secara sekilas (skimming dan scanning) merupakan
tahap siswa mendnegarkan teks dengan tujuan untuk menangkap garis besar teks
itu tanpa perlu menangkap semua rinciannya, misalnya ketika siswa
mendnegarkan berita, pengumuman, wawancara, atau iklan. Dapat pula siswa
diminta mencari informasi tertentu dalam teks yang diperdengarkan, misalnya
seberapa besar kemungkinan terjadinya hujan menurut sebuah berita cuaca, lokasi
penjualan pakaian dnegan diskon yang disiarkan dalam iklan, atau nama-nama
orang yang terlibat dalam sebuah peristiwa yang diberitakan.
Pada tahap pemahaman, siswa menerima masukan yang diberikan
dengan cara memerikasa pemahaman siswa terhadap keseluruhan teks. Latihan-
latihan pemahaman ini bisa menggunakan berbagai macam metode respon, baik
lisan maupun tulis, seperti misalnya siswa diminta untuk menulis ringkasan,
memilih judul yang tepat, atau menentukan ide utama dari teks, mengisi
diagram/bagan/gambar dengan menggunakan informasi yang didapatkan dari teks
lisan).
Tahap terakhir adalah tahap transfer. Integrasi keterampilan pada tahap
ini semakin penting karena pemahaman terhadap materi yang disimak hanya dapat
diketahui dari respon yang diberikan penyimak. Pada tahap ini siswa dapat
menjabarkan teks yang ia dengar ke dalam bahasa lisan atau tulis dengan cara
mengungkapkan perasaan dan sikap mereka mengenai topik.
Respon pascamenyimak tidak hanya dalam bentuk lisan dan tulis, tetapi
dapat juga berupa tindakan atau respon fisik seperti yang dideskripsikan Lund
(1990). Pendengar dapat memberikan respon lewat salah satu dari sembilan
kemungkinan reaksi berikut, yaitu (1) memberikan reaksi secara fisik dengan
102
melakukan sesuatu, (2) memberi reaksi dengan memilih sesuatu (dari beberapa
alternative seperti memilih gambar, memilih objek, memilih tindakan yang akan
diambil atau memilih grafik), (3) member reaksi dengan mentransfer (yaitu
menerima informasi dalam bnetuk tertentu, kemudian mengungkapkannya ke
dalam bnetuk gambar atau dengan membuat peta), (4) member reaksi dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang teks, (5) member reaksi dengan
memampatkan pesan, seperti dengan membuat ringkasan atau membuat abstrak
secara tertulis, (6) member reaksi dengan memperluas teks seperti membuat
penutup/kesudahan dari sebuah cerita yang belum lengkap atau menentukan
pemecahan dari suatu masalah, (7) menduplikasi pesan ke dalam bentuk lain,
misalnya menulis dengan didikte, mengulang secara lisan atau menterjemahkan
pesan, (8) membuat laporan tentang sebuah cirri tertentu dari teks seperti misalnya
intonasi-intonasi yang digunakan dalam teks itu atau mencoba untuk contoh
serupa dari keseluruhan teks, misalnya membuat laporan cuaca berdasarkan berita
cuaca yang didengar dari radio, dan (9) bercakap-cakap secara interaktif dengan
rekan mengenai isi dari teks lisan.
Urutan empat tahap untuk menyarikan makna wacana lisan tersebut
memungkinkan siswa untuk menerapkan berbagai strategi kognitif yang diarahkan
untuk menemukan pesan dari penutur. Dengan cara ini, menurut Rixon (dalam
Mudjianto dan Susanto, 2009) diharapkan penyimak dapat (1) memprediksi atau
mengantisipasi materi dari pesan ketika mereka melakukan tahap pramenyimak
atau persiapan, (2) memantau kesenjangan-kesenjangan/kekurangan-kekurangan
pada pesan yang didengar berdasarkan makna yang disiapkan selama tahap
menyimak sekilas atau pada tahap pemahaman, (3) menentukan mana aspek-
103
aspek yang relevan dan mengabaikan aspek-aspek yang tidak relevan dari pesan
selama tahap pemahaman, dan (4) memerikasa akurasi dari pemahaman dan tahap
transfer/integrasi.
III. Rangkuman
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif.
Pembelajaran menyimak dapat dilakukan secara massal. Dalam pembelajaran
menyimak, sebuah wacana lisan dapat diperdengarkan untuk semua siswa dala
kelas. Dengan demikian, daam pembelajaran menyimak waktu dapat diefektifkan
sehingga dalam sebuah pembelajaran menyimak siswa dapat berlatih menyimak
beberapa wacana sekaligus.
IV. Latihan
1. Bacalah standar isi salah satu kelas pada salah satu jenjang pendidikan
(misalnya kelas 1 SMK) dan daftarlah kompetensi dasar menyimak yang ada!
2. Ambil salah satu kompetensi dasar menyimak pada salah satu kelas pada salah
satu jenjang pendidikan dan rancanglah latihan menyimak terkait kompetensi
dasar tersebut!
104
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Khaidir. 1984. Fungsi dan Peranan Bahasa. Yogyakarta: Gajahmada Universty Press.
Anderson, P.S. 1972. Language Skills in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.
Farhad, M dan Farouk, A. 2005. Khutbah Jumat, Sepanjang Masa. Menuju Bahagia Dunia Akhirat. Surabaya: Amelia.
Fitrin, N. 1 Januari 2010. Selalu Ingat Nama Kyai yang telah Meninggal. Jawa Pos, hlm. 21 dan 31.
Khulaifi dan Wahhab. 2007. Kumpulan Khutbah Jum’at. Surabaya: Arkola.
Kries. 2009. Pengertian Berita (online) (online) http://www.kries07.blogspot
Mono, Henny. 2001. Praktik jurnalistik, Teknik Meliput dan Menulis Berita. Malang: Forum Kajian Indonesia.
Arismunandar, S. 2007. Teknik Penulisan Berita untuk Media TV (Bagian 1). Netsains.Com. Diakses 14 Oktober 2011.
Oka, I.G.N dan Basuki. Retorika, Kiat Bertutur. ---. Malang: YA3.
Rachmadi, F. 1992. Public Relation dalam Teori dan praktik: Aplikasi dalam Badan
Soedjiatno. 1986. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Sunaryo dan Sunarjo, Djoenasih S. 1983. Komunkasi, Persuasi danRetorika. Yogyakarta: Liberty.
Tarigan, H.G. 1990. Menyimak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
105
MENYIMAK
SEBUAH KETERAMPILAN BERBAHASA
Oleh
Azizatuz Zahro
UNIVERSITAS NEGERI MALAG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA INDONESIA
Agustus 2011
106
107