materi orientasi angka kredit jabatan fungsional guru
TRANSCRIPT
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 1/42
MATERI 1 : Kebijakan Pembangunan di Bidang Agama
PEMATERI : Drs. IGAK Suthayasa, M.Si
Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali adalah terwujudnya
masyarakat bali yang taat beragama, cerdas, sejahtera dan damai.
Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama
3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan
4. Meningkatkan kualitas pelayanan haji
5. Meningkatkan kualitas tata kelola dan Pencitraan
Keputusan Menteri Agama (KMA) No : 397 / 2002 menyatakan bahwa tri
program inti Departemen Agama (saat ini sudah berganti nama menjadi Kementerian
Agama) adalah:
1. Terwujudnya masyarakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasiskan hati
nurani yang disuarai oleh ajaran agama.
2. Terhindarnya prilaku radikal, ekstrem, tidak toleransi dan eksklusif dalam
khidupan beragama, sehingga terwujud masyarakat yang rukun & damai
dalam kebersaman & ketentraman.
3. Terbinanya masyarakat agar menghormati, mengamalkan ajaran agama
dengan sebenar-benarnya mengutamakan perasaan, menghormati perbedaan
melalui internalisasi ajaran agama.
Tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama Republik Indonesia adalah
melaksanakan sebagian pembangunan di bidang agama. Pada fungsi pariwisata dan
budaya mencakup program pembinaan dan peningkatan partisipasi pemuda. Pada
fungsi pendidikan, meliputi: Program Pendidikan Anak usia Dini, Program WAJAR 9
Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, Program
Pendidikan Tinggi, Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dan Program
Peningkatan Pendidikan Agama & Keagamaan. Pada fungsi perlindungan social
meliputi Program Penguatan Kelembagaan yang menangani Gender dan Anak Program prioritas tahun 2008:
1. Peningkatan Pelayanan Haji
2. Peningkatan Pelaksanaan Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan
3. Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama
4. Peningkatan Kerukunan Umat Beragama
5. Peningkatan Pemberantasan KKN
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 2/42
MATERI 2 : Struktur Organisasi Kementerian Agama dan Peta Kekuatan
Personil Kanwil Kementerian Agama Prov. Bali
PEMATERI : Drs.H.Syamsul Bahri, M.PdI
Unit pelaksanaan tugas (UPT) yang dimiliki oleh Kantor Wilayah
Kementerian Agama Prov. Bali meliputi:
1. K.U.A KEC. = 32 BUAH
2. MADRASAH / SEKOLAH
- MIN = 15 BUAH
- MTSN = 7 BUAH
- MAN = 4 BUAH
3. STAIN, STAHN, UIN, IAIN
4. BALAI DIKLAT KEAGAMAAN
5. BALAI PENELITIAN & PENGEMBANGAN AGAMA
Berikut ini adalah keadaan pegawai Kanwil Departemen Agama Prov Bali
(Per Juni 2010) yang terdiri atas penyebaran pegawai di persatuan organisasi, jumlah
pegawai sesuai golongan, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.
PENYEBARAN PERSATUAN ORGANISASI
1. Kanwil : 137 orang
2. Kandepag Buleleng : 303 orang
3. Kandepag Jembrana : 244 orang
4. Kandepag Tabanan : 177 orang
5. Kandepag Badung : 158 orang
6. Kandepag Gianyar : 167 orang
7. Kandepag Bangli : 98 orang
8. Kandepag Klungkung : 130 orang
9. Kandepag karangasem : 224 orang
10.Kandepag Denpasar : 226 orang
11.MAN/MTsN : 276 orang
JUMLAH : 2140 orang
JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN
1. Golongan III : 1421 orang
2. Golongan II : 379 orang
3. Golongan IV : 338 orang
4. Golongan I : 2 orang
JUMLAH : 2140 orang
TINGKAT PENDIDIKAN
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 3/42
S-2 : 68 orang
S-1 : 1517 orang
D-3 : 79 orang
D-2 : 212 orang
SMU : 257 orang
SMP : 3 orang
SD : 4 orang
JUMLAH MENURUT JENIS KELAMIN
1. Laki-Laki : 1109 orang
2. Perempuan : 1031 orang
JUMLAH : 2140 orang
STRUKTUR DEP. AGAMA RI (PMA NO.3 TAHUN 2006), STRUKTUR
KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI BALI KMA NO.
373/2002 TYPELOGI II, STRUKTUR KANDEPAG KABUPATEN/KOTA PROV.
BALI TYPELOGI 2 L, serta STRUKTUR KANDEPAG KABUPATEN/KOTAPROV. BALI TYPELOGI 2 K- BULELENG dapat dilihat pada halaman berikutnya.
Permasalahan.
Apakah kantor wilayah kementerian agama propinsi bali masih kekurangan
pegawai ? Unit tertentu kelebihan pegawai, namun tugas-tugas belum bisa
dilaksanakan dengan baik, karena kurangnya tenaga yang memiliki kualitas yang
sesuai dengan kualifikasi , dedikasi dan loyalitas yang baik.
RENUNGAN
Sumber Daya manusia (SDM) merupakan unsur penting dalam organisasi
Kemampuan SDM harus selalu ditingkatkan
Dengan SDM yang terampil dan berakhlaq mulia, tujuan organisasi akan
mudah tercapai
Forum Orientasi Angka Kredit Guru sangat penting sebagai upaya
peningkatan dan pembinaan SDM
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 4/42
MATERI 3 : Basic Kompetensi Guru
PEMATERI : Drs.H.M. Sholeh, M.PdI
Menurut Pasal. 1 UU No. 14 Tahun 2005 dan Pasal. 1 PP No. 74 Tahun 2008,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat
pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional (Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 dan Pasal 2 PP No. 74
Tahun 2008).
Tujuan Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, andiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab (Pasal 3 UU No. 20/2003 SISDIKNAS).
Kedudukan guru berdasarkan Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2005:
1. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
2. Pengakuaan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.
Fungsi guru berdasarkan Pasal 4 UU No. 14 Tahun 2005 adalah kedudukan
guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)
berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran
berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional
Prinsip profesionalisme berdasarkan Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2005:
A. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;
B. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan ketaqwaan dan akhlak mulia;
C. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas;
D. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas;
E. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas
keprofesionalan;
F. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan
prestasi kerja;
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 5/42
G. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
H. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan; dan
I. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.
Pemberdayaan profesi guru menurut Pasal 7 ayat (2) UU No. 14 Th. 2005,
bahwa pemebrdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang
dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan
dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), nilai Keagamaan, nilai
cultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.Kompetensi menurut Pasal 1 (10) UU No. 14 Tahun 2005 adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas dan keprofesionalan
kompetensi guru yang diamanatkan oleh Pasal 10 (1) UU No. 14 Tahun 2005 dan
Pasal 3 (2) PP No. 74 Tahun 2008adalah kompetensi pedagogic, kompetensi
kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Pasal 3 (4) PP No. 74 Tahun 2008 menerangkan bahwa yang dimaksud
dengan kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik dalam hal:
a. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum atau silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik & dialogis
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. Evaluasi hasil belajar
h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
Pasal 3 (5) PP No. 74 Tahun 2008 menerangkan bahwa kompetensi
kepribadian yang dimiliki seorang guru yaitu:
a. Beriman & bertakwa
b. Berakhlak mulia
c. Arif & bijaksana
d. Demokratis
e. Mantap
f. Berwibawa
g. Stabil
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 6/42
h. Dewasa
i. Jujur
j. Sportif
k. Teladan bagi peserta didik & masyarakat
l. Obyektif mengevaluasi kinerja sendiri
m. Mengembangkan diri secara mandiri & berkelanjutan
Kompetensi social yang harus dimiliki seorang guru (Pasal 3 (6) PP No. 74
Tahun 2008) adalah kemampuan untuk:
a) Berkomunikasi lisan, tulis, dan /atau isyarat secara santun
b) Menggunakan teknologi komunikasi & informasi
c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenagakependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua / wali peserta didik
d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku
e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan
Kompetensi professional adalah kemampuan guru dalam menguasai
pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan / atau seni dan budaya yang
diampuny, baik dalam hal materi (secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang
akan diampu) serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang
relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan
pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu
(Pasal 3 (7) PP No. 74 Tahun 2008).
Beberapa hal tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi
a) Kurikulum 2004 (KBK) disempurnakan menjadi KTSP mulai tahun
2006/2007 melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24/2006.
b) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan /sekolah.
c) Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun
2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP.
Beberapa hal tentang sertifikasi Pasal 11 (1,2,3) UU No. 14 Tahun 2005:
a) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada
guru yang telah memenuhi persyaratan
b) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki
program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan
oleh pemerintah
c) Sertifikasi dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel
Seorang guru diharapkan memiliki penampilan professional. Penampilan ini
dapat digambarkan sebagai suatu piramida dengan bagian-bagian sebagai berikut:
A
B C DE
F
KOMPONEN-
KOMPONEN :
A. PENAMPILANB. SUBYEK
C. PROFESIONAL
D. PROSES
E. PENYESUAIAN DIRI
F. KEPRIBADIAN
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 7/42
Keterangan:
A. Penampilan : kemampuan mewujudkan perilaku kinerja sesuai bidang jabatan
& tugas pendidik
B. Subyek : kemampuan penguasaan substansi pengetahuan yang relevan dengan
bidang jabatan & tugas pendidik secara tepat dan efektif C. Profesional : kemampuan penguasaan substansi pengetahuan & keterampilan
teknis keahlian khusus dalam bidang jabatan & tugas pendidik diperoleh
melalui pendidikan dan atau latihan khusus
D. Proses : kemampuan penguasaan proses mental intelektual yang mencakup
proses berfikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dlm pemecahan masalah,
pembuatan keputusan, dsb. sebagai prasyarat bagi terwujudnya penampilan
kinerja pendidik
E. Penyesuaian diri : komponen penyerasian dan penyesuaian diri terhadap
tuntutan lingkungan berdasarkan karakteristik pribadi untuk mencapai
keefektifan kinerja kependidikan
F. Kepribadian : kualitas keseluruhan perilaku sebagai prasyarat fundamental
bagi terwujudnya penampilan kinerja secara keseluruhan
Pengembangan Profesional Guru (1)
Kode Etik Guru Indonesia
1. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia
seutuhnya
2. Guru memiliki dan me;laksanakan kejujuran profesional
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan
melakukan bimbingan dan pembinaan
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua siswa`dan masyarakat
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan
mutu dan martabat profesinya
7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi
PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 8/42
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
Pengembangan Profesional Guru (2)
1. Menempatkan, mendengarkan dan mengungkapkan suara hati;
2. Melakukan evaluasi diri tentang, ketika, dan sesudah mengajar;
3. Mengembangkan sikap “mengambil resiko” (dalam melaksanakan tugas);
4. Percaya pada proses;
5. Menghargai orang secara total ketika bekerja bersama-sama;
6. Mempunyai keinginan bekerja dengan rekan guru yang lain;
7. Mencari variasi dan menghindari permusuhan (dalam bekerja);
8. Meredefinisi perananya dalam kelas;9. Menyeimbangkan kerja dan hidup;
10. Mendukung kepala sekolah untuk mengembangkan kegiatan profesional yang
interaktif;
11. Melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan dan belajar sepanjang
masa;
12. Memonitor dan menguatkan hubungan perkembangan guru dan siswa.
Strategi belajar aktif (active learning startegy):
A. Strategi Mengaktifkan Kelas
1. Learning Starts with a Question
a) Bagikan bahan belajar Minta mereka belajar berpasangan.
b) Siswa diminta buat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti
c) Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya atau yang
paling banyak dibutuhkan siswa
d) Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang
mereka tanyakan.
2. Everyone is a teacher here:
a) Bagikan kertas/card kepada siswa dan mintalah mereka untuk
menuliskan pertanyaan tentang hasil belajar dan materi yang harus
dikuasai
b) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, kocok, dan bagikan kembali kepada
siswa secara acak.
c) Undang volunter/sukarelawan untuk maju ke depan dan membacakan
pertanyaan, serta memberikan jawaban/ tanggapan atas pertanyaan
tersebut.
d) Kembangkan diskusi
e) Klarifikasi Hasil Belajar
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 9/42
3. The Power of Two:
a) Ajukan satu atau dua pertanyaan/masalah yang membutuhkan
perenungan (reflection) dan pemikiran (thinking)
b) Siswa diminta menjawab tertulis secara perorangan
c) Kelompokkan mereka berpasangan (dua-dua).
d) Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban
baru.
e) Brainstorming (panel) membandingkan hasil diskusi kecil antar
kelompok
f) Klarifikasi dan kesimpulan
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 10/42
MATERI 4 : Tehnik Pembuatan Karya Tulis Pengembangan Profesi
PEMATERI: I Wayan Surata, S.Pd., M.Pd
A. Pendahuluan
Kiranya, kita semua sependapat bahwa tenaga pendidik (seperti guru,
pengawas, widyaiswara, dosen dan lain-lain) memegang peran penting dalam upaya
mencerdaskan bangsa. Karena itu, berbagai kegiatan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu, penghargaan, dan kesejahteraannya, telah dan akan terus
dilakukan. Tujuannya agar mereka lebih mampu bekerja secara profesional dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebagai tenaga pendidik.
Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 84/1993
penetapan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor
25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya dan diperbaharui menjadi Permenpan Nomor 16 tahun 2009, pada
prinsipnya bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan profesionalisme guru.
Pada aturan tersebut di antaranya dinyatakan, bahwa untuk keperluan kenaikan
pangkat/jabatan Guru Pembina /Golongan IIIb ke atas, diwajibkan adanya angka
kredit yang harus diperoleh dari Kegiatan Pengembangan Kepro fesi an Berkelanjutan
Kegiatan pengembangan profesi guru adalah kegiatan guru dalam rangka
pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan
mutu baik bagi proses belajar mengajar/kepengawasan dan profesionalisme tenaga
kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi pendidikan dan kebudayaan (berdasar definsi pada Kepmendidbud No.
025/0/1995)Terdapat tiga macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan
guru yaitu, (1) pengembangan diri, (2) Publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif
(Permenpan No. 16 Tahun 2009)
B. Karya Tulis Ilmiah
Jenis pengembangan diri berupa diklat fungsional, dan kegiatan kolektif guru.
Publikasi ilmiah berupa: presentasi pada forum ilmiah, hasil penelitian, tinjauan
ilmiah, tulisan ilmiah popular, artikel ilmiah, buku pelajaran, modul diklat, buku
dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, buku pedoman guru. Karya inovatif,
menemukan teknologi tetap guna, menemukan/menciptakan karya seni,
membuat/memodifikasi alat pelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar.
pedoman, soal dan sejenisnya. Karya Tulis Ilmiah (selanjutnya disingkat KTI) pada
dasarnya merupakan laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena
kegiatan ilmiah itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah (= KTI) juga
beragam. Ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 11/42
dan lain-lain. KTI juga berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya
tujuan penulisan serta media yang menerbitkannya. .
Bila seorang guru menulis KTI (dengan benar) maka kepadanya diberikan
penghargaan, berupa angka kredit yang dapat dipakai untuk memenuhi persyaratan
dalam usulan kenaikan pangkat/jabatannya. Besarnya angka kredit KTI berbeda-beda
tergantung pada macam dan lingkup publikasinya. Berdasar aturan yang berlaku, KTI
yang berangka kredit tertinggi (12,5 angka kredit) adalah KTI hasil penelitian
perorangan yang dipublikasi dalam bentuk buku. Dan yang terendah bernilai 1 angka
kredit, untuk KTI yang berupa diktat.
Meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai
tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu:• hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
• kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
• kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
• tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah
Macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru,
widyaiswara atau pengawas berbeda-beda. Hal itu karena berbedanya tugas dan
tanggung jawab mereka. Sebagai gambaran, berikut disajikan ringkasan macam
kegiatan pengembangan profesi guru dan pengawas, yang ditetapkan berdasar
peraturan yang berlaku saat ini.
C. Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil penelitian juga
merupakan Karya Tulis Ilmiah. Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil
penelitian, merupakan bagian penting dari macam KTI yang dapat dibuat oleh guru,
widyaiswara maupun pengawas, sebagaimana tampak pada tabel berikut.
Guru Widyaiswara Pengawas
• KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan
ilmiah
• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan
dalam pertemuan
ilmiah
• Buku
• Diktat
• Karya terjemahan
• KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan
ilmiah
• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan
dalam pertemuan ilmiah
• Buku
• Karya terjemahan
• Orasi ilmiah sesuai
dengan bidang yang
diajarkan
• KTI hasil penelitian
• KTI tinjauan/ulasan
ilmiah
• Tulisan Ilmiah Populer
• Prasaran disampaikan
dalam pertemuan ilmiah
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 12/42
KTI pada kegiatan pengembangan profesi terdiri dari 7 (tujuh) macam, yang dapat
dirinci sebagai berikut:
No Macam KTI Macam publikasinya Angka
kredit
1 KTI hasil penelitian,
pengkajian, survei dan atau
evaluasi
Berupa buku yang diedarkan
secara nasional
12,5
Berupa tulisan (artikel ilmiah)
yang dimuat pada majalah ilmiah
yang diakui oleh Depdiknas
6,0
Berupa buku yang tidak diedarkan
secara nasional
6,0
Berupa makalah 4,0
2 KTI yang merupakan tinjuan
atau gagasan sendiri dalam bidang
pendidikan/kepengawasan
Berupa buku yang diedarkan
secara nasional
8,0
Berupa tulisan (artikel ilmiah)
yang dimuat pada majalah ilmiah
yang diakui oleh Depdiknas
4,0
Berupa buku yang tidak diedarkan
secara nasional
7,0
Berupa makalah 3,5
3 KTI yang berupa tulisan
ilmiah popular yang
disebarkan melalui media
masa
Berupa tulisan (artikel ilmiah)
yang dimuat pada media masa
2,0
4 KTI yang berupa tinjuan,
gagasan, atau ulasan ilmiah
yang disampaikan sebagai
prasaran dalam pertemuan
ilmiah
Berupa makalah dari prasaran
yang disampaikan pada
pertemuan ilmiah
2,5
5 KTI yang berupa buku
pelajaran
Berupa buku yang bertaraf
nasional
5
Berupa buku yang bertaraf
propinsi
3
6 KTI yang berupa diktat
pelajaran
Berupa diktat yang digunakan di
sekolahnya
1
7 KTI yang berupa karya
terjemahan
Berupa karya terjemahan buku
pelajaran/ karya ilmiah yang
bermanfaat bagi pendidikan
2.5
Dari tabel di atas terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil
penelitian dapat dipakai sebagai salah satu macam kegiatan pengembangan profesi
tenaga pendidik. Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan
hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat.
Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini, cenderung banyak dilakukan oleh
para guru dan pengawas adalah KTI hasil penelitian perorangan yang tidak
dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk
makalah. KTI jenis ini mempunyai nilai angka kredit 4 (empat).
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 13/42
KTI yang berupa laporan hasil penelitian tersebut cenderung diminati dalam
pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, di antaranya karena:
1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan
profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru,
melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan.
2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang
benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya.
3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat
berupa penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk
menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat
berupa tindakan untuk “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru” dalam praktik
pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran,
memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran.
D. Kegiatan Ilmiah
Manusia mendapatkan ilmu berkat kemampuannya bernalar. Menggunakan
akal dapat tersusun pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan merupakan satu
kesatuan sistem terhadap pengetahuan keilmuan yang telah ada sebelumnya.
Penalaran yang mengacu pada kebenaran koherensi (mengandung kebenaran yang
sesuai dengan pengetahuan ilmu yang telah ada) dan korespondensi (mengadung
kebenararan yang sesuai dengan fakta empirik) merupakan salah satu proses berpikir
dalam menarik kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkannya merupakan hasil
kegiatan berpikir dan berwujud pengetahuan dengan ciri yang spesifik, yang disebut
sebagai ilmu (science).
Dengan demikian, ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, konsisten, dan
sistematis dan dapat teruji kebenarannya, baik secara rasional maupun secara empirik.
Ilmu sebagai bagian dari pengetahuan mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari
untuk apa ilmu itu, apa obyek telaahannya, dan bagaimana mendapatkannya. Ilmu
berhubungan erat dengan akal dan indera. Artinya, ilmu mengacu pada duniarasional (yang didapat dari akal pikiran) dan dunia empirik (yang didapat melalui
indera).
Menurut Suriasumantri (1981) terdapat dua cara berpikir yang umum dipakai untuk
memecahkan masalah: cara berpikir analitik (deduksi) dan cara berpikir sintetik
(induksi). Berpikir analitik (deduksi) bersandar pada logika silogisme. Pikiran
berangkat dari kebenaran pengetahuan (proposisi) yang berlaku umum (premis
mayor; asumsi) untuk menyimpulkan persoalan yang khusus, berdasarkan pada
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 14/42
pengetahuan yang bersifat umum tersebut. Kebenaran persoalan khusus itu,
merupakan aplikasi logis dari kebenaran yang bersifat umum. Pengambilan
kesimpulannya dilakukan secara deduktif, yang merupakan suatu teknik penyimpulan
yang dilandasi oleh logika matematika.
Sebaliknya, berpikir sintetik pikiran berangkat dari pengetahuan yang bersifat
khusus (fakta-fakta) dan dengan menggunakan fakta-fakta tersebut diperoleh
pengetahuan yang bersifat umum. Kesimpulan yang ditarik dari cara berpikir sintetis
ini disebut induktif yang erat berkaitan dengan konsep peluang dan kaidah statistika.
Baik cara berpikir deduktif maupun induktif keduanya mempunyai
kelemahan. Kebenaran penyimpulan deduktif tidak saja sangat tergantung pada
kebenaran yang bersifat umum dan tetapi juga pada kebenaran dalam penarikan
kesimpulannya. Sedangkan kebenaran penyimpulan induktif juga sangat tergantung
pada kebenaran hasil pengamatan empiric yang tidak jarang menyesatkan.
E. Metode Ilmiah
Melihat kelemahan kedua cara berpikir itu, dipadukanlah cara berpikir
deduktif dan induktif, yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah.
Penggabungan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif itu diharapkan dapat
memberikan beberapa keuntungan.
Metode keilmuan merupakan kerangka berpikir yang bersifat tanpa henti. Hal itulah
yang menjadikan pengetahuan keilmuan terus bertambah secara kumulatif.
Ditemukannya ilmu-baru akan menjadi pijakan penemuan banyak ilmu yang lain.
Selanjutnya Suriasumantri menyatakan, metode keilmuan merupakan rentetan
daur berpikir induksi, deduksi, dan penyahihan (verifikasi) yang terus menerus tak
kunjung henti. Berdasar daur tersebut, metode keilmuan juga sering disebut sebagai
metode hipotetiko-deduktif-induktif.
F. Hubungan Metode Ilmiah dengan Penelitian
Pengetahuan yang benar dapat diperoleh manusia baik melalui pendekatan
non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui
metode keilmuan dapat dilakukan baik secara informal dalam kehidupan sehari-hari,maupun secara lebih formal melalui kerja penelitian.
Banyak sekali kesamaan antara penelitian dan metode ilmiah. Sehingga tidak sedikit
yang menyamakan istilah penelitian dan metode ilmiah. Namun, penelitian atau riset
(research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah,
dan lebih formal dan yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,
atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 15/42
dan/atau prediksi. Kerja penelitian menuntut obyektivitas, baik dalam proses maupun
dalam penyimpulan hasilnya.
Sedangkan metode keilmuan mengacu pada aplikasi berpikir deduktif-induktif di
dalam pemecahan masalah. Artinya dalam pemecahan suatu masalah, langkah yang
ditempuh mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan
observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkan.
Proses tersebut dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-hari dan
belum tentu dapat disebut sebagai kegiatan penelitian. Namun yang jelas, setiap
kegiatan penelitian merupakan operasionalisasi atau penerapan dari metode ilmiah.
Kepmendidbud No. 025/0/1995 mengartikan metode ilmiah penelitian dan
pengembangan, sebagai suatu cara pelaksanaan yang sistemetik dan objektif yang
mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:
a. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan
b. Menyusun hipotesa
c. Menyusun rancangan penelitian
d. Melaksanakan percobaaan berdasarkan metode yang direncanakan
e. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data
f. Menganalisis dan menginterpertasi data, dan
g. Merumuskan kesimpulan dan atau teori.
G. Apakah yang Dimaksud dengan Penelitian?
Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah secarasistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan yang
dilakukan dengan menggunakan logika proses berpikir eksplisit (artinya setiap
langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga dapat dikaji kembali baik oleh yang
bersangkutan maupun oleh orang lain) dan informasinya dikumpulkan secara
sistematis dan obyektif.
Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji
kebenaran suatu pengetahuan suatu pengetahuan yang memiliki kemampuandeskripsi dan/atau prediksi, dan yang dilakukan dengan langkah yang sistematis,
kritis,dan ilmiah.
Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian mempunyai sifat
khusus, yaitu bersifat keilmuan, dan bila terkumpul secara sistematis membentuk
khazanah pengetahuan yang disebut ilmu, yang kemudian mampu memberikan
berbagai dampak bagi hidup dan kehidupan manusia.
Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu :
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 16/42
• melakukan kajian terhadap permasalahan,
• melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara
deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi,
• mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis,
• mengadakan uji hipotesis, dan
• menarik kesimpulan.
H. Bagaimana Penelitian di Bidang Pendidikan
Penelitian di bidang pendidikan ditandai adanya permasalahan tentang hal-hal
yang bekaitan dengan pendidikan. Ciri khas dari penelitian pendidikan/pembelajaran
adalah adanya kajian yang berhubungan dengan penerapan rancangan, sajian dan
evaluasi pembelajaran yang ditujukan untuk mencapai hasil belajar tertentu, pada
suatu tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan atapun kondisi pembelajaran
spesifik.
Salah satu tugas guru adalah melakukan kegiatan pembelajaran (mulai dari
merancang, menyajikan sampai dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran)
agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai tujuan.
Diketahui banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor
yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dll) ada
pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji,
lingkungan sekolah, dll). Dengan demikian terdapat banyak masalah yang
berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran.
Melalui kegiatan pengembangan profesi, diharapkan para guru dapat menyelesaikan
masalah melalui kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional. Hanya
dengan cara itu, maka mereka akan dalam mengembangan profesinya. Kiranya, itulah
hakikat tujuan dari kegiatan pengembangan profesi.
Fokus masalah penelitian pembelajaran adalah pada hal-hal yang dapat
dilakukan guru dalam praktik pembelajaran, yaitu dalam proses pembelajaran yang
dapat berupa rancangan, sajian maupun evaluasi yang dikaitkan dengan hasil belajar
dan faktor pengaruh yang lain.
Dengan kata lain, penelitian di bidang pembelajaran ditandai adanya permasalahan
kajian tentang hal-hal yang bekaitan dengan proses-mengajar-belajar. Ciri khas dari
penelitian tersebut adalah adanya kajian tentang penerapan rancangan, sajian dan
evaluasi untuk tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan kondisi tertentu dalam
hubungannya dengan hasil pembelajaran. Penelitian tentang pengaruh karakteristik
siswa terhadap hasil belajar, yang tidak ada hubungannya dengan proses
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 17/42
pembelajaran, lebih berada pada kawasan penelitian psikologi daripada penelitian
teknologi pembelajaran. Demikian pula penelitian tentang pengaruh manajemen
persekolahan terhadap prestasi belajar siswa, lebih tepat berada pada kawasan
manajemen pendidikan.
I. Apa Saja Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas?
Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan
melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di
kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a)
penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis
KTI karena:
• KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di
kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya
berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif,
ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung
pada proses pembelajaran di kelasnya), dan
• Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan
salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionnya.
Terdapat beberapa macam penelitian, antara lain, penelitian diskriptif yang
merupakan paparan (diskripsi) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian
sebagaimana adanya. Berbeda dengan penelitian eksperimen pada penelitian
diskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian ini mengkaji dan memaparkan sesuatu
keadaan sebagaimana adanya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data
tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen
dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus :
(a) adanya variabel bebas yang dimanipulasi,
(b) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain
kecuali variabel bebas yang dimanipulasi,
(c) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai
akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.
Berikut disajikan contoh judul dan rumusan masalah dari penelitian eksperimen yang
dilakukan di dalam kelas.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 18/42
N
o
Judul penelitian Rmusan masalah
1 Pengaruh interaksi
pemberian balikan dan
motivasi berprestasi
terhadap perolehan
belajar
Apakah pemberian balikan secara ekspositorik,
secara simbol, dan tanpa balikan memberi
perbedaan perolehan belajar?
Apakah ada hubungan antara motivasi
berprestasi dengan perolehan belajar
Apakah interaksi antara pemberian balikan
dengan motivasi berprestasi memberikan
pengaruh kepada perolehan belajar?
Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan
penelitian tindakan (action research).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK
berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan
bukan pada input kelas (silabus, materi,dll) ataupun output (hasil belajar). PTK
harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang
belajar. Siswa yang belajar itu tidak hanya terbatas di dalam sebuah ruangan tertutup
saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di
laboratorium, di rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang
terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan
masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat
dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk
meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.
Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis
dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam
interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.
Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu
dilakukan pada situasi alami dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan praktis. Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut
dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.
Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara
praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dll) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 19/42
pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action)
Berikut adalah beberapa contoh judul PTK
1 Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada
pokok bahasan ....pada mata pelajaran X.
2 Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran X, melalui
penerapan model pembelajaran generatif.
J. Bagaimana macam KTI yang berasal dari Laporan Penelitian?
Berdasar definsi pada Kepmendidbud No. 025/0/1995, makalah hasil
penelitian adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok orang
yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian. Dengan
demikian, KTI ini merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian yang telah
dilakukan.
Laporan hasil penelitian tersebut dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
No Macam bentuk publikasi laporan hasil penelitian Angka
kredit1 Berupa buku yang diedarkan secara nasional. Buku yang
diterbitkan dan diedarkan secara nasional yang ditulis berdasar
hasil penelitian yang dilakukan oleh guru, masih sangat terbatas
jumlahnya. Sangat jarang guru mengirimkan KTI dalam bentuk ini.
12,5
2 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah
(jurnal) yang diakui oleh Depdiknas. Masing-masing jurnal ilmiah
umumnya mempunyai persyaratan dan tata cara penulisan artikel
hasil penelitian yang spesifik dan berlaku untuk jurnal yang
bersangkutan. KTI yang diajukan guru dalam bentuk publikasi ini,
akhir-akhir ini semakin meningkat jumlahnya.
6,0
3 Berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional. Buku yang
ditulis berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh guru, yang
tidak diederkan secara nasional juga masih sangat terbatas
jumlahnya.
6,0
4 Berupa makalah yang disimpan di perpustakaan. Inilah bentuk
laporan hasil penelitian yang paling banyak diajukan sebagai Karya
Tulis Ilmiah oleh para guru.
4,0
5 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada media masa.
Meskipun cukup banyak tulisan ilmiah popular diajukan sebagaiKTI, namun yang merupakan laporan hasil penelitian, sangat
terbatas jumlahnya.
2,0
6 Berupa makalah dari prasaran yang disampaikan pada pertemuan
ilmiah. Meskipun cukup banyak makalah berupa prasasran
diajukan sebagai KTI, namun yang merupakan makalah prasaran
berdasarkan laporan hasil penelitian, sangat terbatas jumlahnya.
2,5
Dari 6 (enam) macam KTI hasil penelitian di atas, KTI yang paling banyak
dibuat oleh guru adalah yang berupa makalah yang disimpan di perpustakaan
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 20/42
(dengan angka kredit 4). Selanjutnya, tulisan ini akan lebih memberikan fokus
bahasan pada KTI hasil penelitian yang berupa makalah. Namun demikian, terdapat
kecenderungan semakin bertambah jumlah KTI hasil penelitian yang dipublikasikan
melalui jurnal (dengan angka kredit 6).
Berikut ini dijelaskan beberapa hal pokok yang berkaitan dengan KTI hasil
penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.
KTI yang dapat dimuat di Jurnal Ilmiah dapat dipilah menjadi dua kelompok.
Pertama KTI yang berupa laporan hasil penelitian, dan kedua berupa KTI non-hasil
penelitian (seperti misalnya paparan gagasan keilmuan, ulasan atau tinjauan ilmiah).
Masing-masing jurnal mempunyai tatacara penulisannya sendiri-sendiri. Ada
perbedaan di antara satu jurnal dengan jurnal yang lain. Misalnya, tentang ukuran dan
macam huruf, jumlah halaman maksimum yang diperbolehkan, kerangka dan tatacara
penulisan, bahkan juga cara pengirimannya naskah (ada yang harus mengirimkan
dalam bentuk disket berikut printoutnya) dll.
Berikut contoh sistematika penulisan pada Jurnal Teknologi Pendidikan (PPS
IKIP Malang, ISSN 0854-7599). Setiap karangan harus disertai (a) abstrak, (b) kata-
kata kunci, (c) identitas pengarang, (d) pendahuluan yang berisi latar belakang dan
tujuan atau ruang lingkup tulisan dan (e) daftar pustaka. Hasil penelitian disajikan
dengan sistematika sebagai berikut (a) judul, (b)nama pengarang, (c) anstrak, (d)
kata-kata kunci, (e) pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan
penelitian, (f) metode, (g) pembahasan, (i) kesimpulan dan saran, dan (h) daftar
pustaka.
Dengan demikian Isi dan sistematika KTI laporan hasil penelitian yang
diajukan untuk dimuat di jurnal, sedikitnya terdiri dari :
Judul penelitian
Bab I Permasalahan / Pendahuluan
Latar belakang masalah / Perumusan masalah
Tujuan dan Manfaat
Bab II Landasan Teori
Bab III Metode PenelitianBab IV Hasil dan Analisis Hasil
Bab V Kesimpulan dan Saran
Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin
permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul
tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik
untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 21/42
Bagian terpenting pada KTI hasil penelitian adalah ungkapan permasalahan
(khususnya rumusan masalahnya). Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan
yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian. Latar Belakang Masalah merupakan
penjelasan mengapa sesuatu itu dipermasalahkan. Alasan itu diperlukan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari penelitian yang
diajukan. KTI hasil penelitian harus pula menuliskan tujuan dan manfaat yang
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Secara singkat hasil penelitian juga perlu mencantumkan pembahasan teori
dari hal yang dipermasalahkan dan hipotesis yang dapat ditarik dari teori tersebut,
serta akan diuji berdasar fakta empirik. Uraian tentang metode penelitian, yang terdiri
dari cara pengumpulan, hasil yang diperoleh serta analisis data juga harus dituliskan
dengan singkat. Akhirnya perlu disajikan diskusi singkat, yang kemudian
mengasilkan beberapa kesimpulan serta (bila ada) pengajuan saran.
Hal yang tidak mudah dalam menulis KTI hasil penelitian untuk jurnal adalah
keterbatasan halaman. Umumnya jumlah halaman dari satu artikel yang dimuat di
jurnal antara 5 – 10 halaman (untuk ukuran kertas A4, font 12, spasi dua). Karena itu
kemampuan untuk memadatkan laporan, agar isinya tetap terkomunikasikan dan
terjaga, dengan tetap enak dibaca dan mampu menarik minat, menjadi kemampuan
yang memerlukan latihan.
K. Bagaimana Menilai KTI hasil Penelitian?
Sebelum diajukan untuk dinilai, KTI harus terlebih dahulu dinilai oleh si penulis.
Mengapa? Karena hanya KTI yang benar dan baik sajalah yang akan dapat diberi
nilai. Penulis hendaknya mampu menilai apakah KTI yang akan diajukannya, telah
memenuhi syarat sebagai KTI yang benar dan baik.
Bagaimana kriteria KTI yang benar dan baik? Di samping memakai berbagai
kriteria penulisan karya tulis ilmiah yang umum dipergunakan, terdapat beberapa
kriteria dan persyaratan yang khusus yang digunakan untuk menilai KTI dalam
pengembangan profesi guru (lihat peraturan dan pedoman yang telah dikeluarkan
oleh Diknas, yang berkaitan dengan hal ini)
Di samping kriteria-krietria di atas, KTI laporan hasil penelitian itu harus pula
memenuhi kriteria “APIK PIK,” yang artinya adalah
A sli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan
merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak
jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.
P erlu, permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang perlu,
mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ada, atau memasalahkan
sesuatu yang tidak perlu lagi dipermasalahkan.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 22/42
I lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai
dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya,
faktanya maupun analisis yang digunakannya.
K onsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan
penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada
pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut.
Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah
yang bertujuan dengan upaya peningkatan mutu hasil pembelajaran dari
siswanya, di kelas atau di sekolahnya.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 23/42
N KTI
yang
,
Penjelasan, Ciri-ciri yang tampak,
1 TIDAK
ASL
I
KTI harus merupakan
karya diri si penulis. Bukan
karya orang lain.
Bukan “dibuatkan”oleh orang lain,
atau menggunakan
karya orang lain.
KTI yang tidak “asli “ dapat
terindentifikasi antara lain melalui,terdapat bagian-bagian tulisan , atau
petunjuk lain yang menunjukkan
bahwa karya tulis itu merupakanskripsi, penelitian atau karya tulis
orang lain, yang dirubah di sana-
sini dan digunakan sebagai KTInya (seperti misalnya bentuk
ketikan yang tidak sama, tempelan
nama, dll)
terdapat petunjuk adanya lokasi dan
subyek yang tidak konsisten,terdapat tanggal pembuatan yang tidak
sesuai,
terdapat berbagai data yang tidak
konsisten, tidak akurat
waktu pelaksanaan pembuatan KTI
yang kurang masuk akal (misalnya
pembuatan KTI yang terlalu
banyak dalam kurun waktutertentu)
adanya kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain
2 TIDAK
PER
LU
KTI merupakan“bukti” dari
kegiatan
pengembangan profesi dari si
penulis.
Sehingga apa yang
dipermasalahkan
haruslah sesuatuyang diperlukan
dalam upaya ybsuntuk
mengembangkan
profesinya.Karena itu, harus jelas
apa manfaat
penelitian yang
dilakukan bagisiswa di kelas /
sekolahnya.
KTI yang tidak “perlu” , dapat terlihatantara lain dari…
masalah yang dikaji terlalu luas, tidak
langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan
dengan upaya pengembangan
profesi si penulis
masalah yang ditulis tidak
menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan /
pengembangan profesinya sebagai
guru
permasalahan yang ditulis, sangatmirip dengan KTI yang telah ada
sebelumnya, telah jelas
jawabannya, kurang jelasmanfaatnya dan merupakan hal
mengulang-ulang.
tulisan yang diajukan tidak termasuk pada macam KTI yang memenuhisyarat untuk dapat dinilai
Lanjutan...........
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 24/42
Lanjutan...........
N KTI
yang
,
Penjelasan, Ciri-ciri yang tampak,
3 TIDAK
ILM
IAH
Sebagai karya ilmiah,KTI harus :
Permasalah yang dikaji
berada di khasanah
keilmuanMenggunakan kriteria
kebenaran ilmiah
Mengunakan metodeilmiah
Memakai tatacara
penulisan ilmiah
KTI yang tidak “ilmiah” dapat terlihat
dari,masalah yang dituliskan berada di luar
khasanah keilmuan
latar belakang masalah tidak jelas
sehingga tidak dapat menunjukkan pentingnya hal yang dibahas dan
hubungan masalah tersebut dengan
upayanya untuk mengembangkan profesinya sebagai widyaiswara.
rumusan masalah tidak jelas sehingga
kurang dapat diketahui apasebenarnya yang akan diungkapkan
pada KTInya
kebenarannya tidak terdukung oleh
kebenaran teori, kebenaran faktadan kebenaran analisisnya
landasan teori perlu perluas dan
disesuaikan dengan permasalahanyang dibahas
bila KTInya merupakan laporan hasil
penelitian, tampak dari metode penelitian, sampling, data, analisis
hasil yang tidak / kurang benar.
kesimpulan tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan
4 TIDAK
KO
NSI
STE
N
Hal yang ditulis dalam
KTI harus sesuai(konsisten) dengan
kompetensi si
penulis, dan sesuaidengan tujuan si
penulis untuk
pengembangan profesinya sebagai
guru
KTI yang tidak “konsisten” dapat
terlihat dari..masalah yang dikaji tidak sesuai
dengan tugas si penulis sebagai
gurumasalah yang dikaji tidak sesuai latar
belakang keahlian atau tugas
pokok penulisnyamasalah yang dikaji tidak berkaitan
dengan upaya penulis untuk
mengembangkan profesinya
sebagai guru (misalnya masalahtersebut tidak mengkaji
permasalahan di bidang
pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu siswa di
kelasnya yang sesuai dengan
bidang tugasnya).
Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru
untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi yang belum memenuhi syarat baik
dan benar dan tidak dapat diberi nilai.
No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran
yang diberikan
1 Membangun Mendiskripsikan berbagai Masalah yang dikaji terlalu
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 25/42
No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran
yang diberikan
karakter bangsa
melalui kegiatan
ekstra kurikuler.
upaya guna membangun
karakter bangsa.
luas tidak berkaitan dengan
permasalahan nyata yang
terjadi di kelasnya. Hanya
berupa “kliping” berbagai
pendapat.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya.
2 Dalam rangka
HUT PGRI guru
bertanggungjawab
untuk
meningkatkan
mutu pendidikan
Indonesia
Memaparkan berbagai
pendapat pakar tentang
tanggung jawab guru
dalam peningkatan mutu
pendidikan. Uraian sangat
umum dan merupakan
kumpulan berbagai
pendapat.
Masalah yang dikaji terlalu
luas tidak berkaitan dengan
permasalahan nyata yang
terjadi di kelasnya.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahanmasalah nyata di kelasnya.
3 Pengaruh jumlah
faktor air semen
pada kekuatan
tekan beton.
Mengkaji hubungan
antara faktor air semen
dengan kekuatan tekan
beton yang dilakukan oleh
seorang guru SMK
Teknologi Bangunan.
Masalah yang dikaji
merupakan penelitian
keilmuan beton, dan bukan
pada pengajaran keilmuan
beton. Bukan berada dalam
penelitian pendidikan
(pembelajaran) melainkan
penelitian isi mata
pelajaran.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya
dan berkaitan dengan
proses pembelajaran mata
pelajarannya.
4 Analisis kesalahan
siswa dalam
mengubah kalimat
aktif menjadi
kalimat pasif
Mengkaji kesalahan siswa
dalam memahami mata
pelajaran bahasa
Indonesia. Tidak ada
kegiatan nyata yang
Masalah yang dikaji
merupakan penelitian
tentang isi mata pelajaran.
Hasil penelitian berupa
paparan macam kesalahan
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 26/42
No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran
yang diberikan
dilakukan untuk
memperbaiki kedaaan.
Sekedar paparan diskripsi
dari hal yang terjadi
dalam pembelajaran.
siswa. Tidak ada tindakan
untuk memecahkan
masalah tersebut.
Disarankan untuk
melanjutkan hasil
penelitian tersebut dengan
melakukan kegiatan yang
nyata di kelasnya dalam
upaya memecahkan
masalah.
5 Peranan
perpustakaan
dalam
meningkatkan
prestasi belajar
siswa
Studi korelasi antara
pendapat siswa tentang
mutu perputakaan
sekolahnya dengan nilai
mata pelajarannya.
Tidak ada tindakan nyata
yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran.
Permasalahan yang dikaji
“sudah sangat umum” yang
telah jelas jawabannya,
sehingga kurang perlu
dikaji kembali.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya
dan berkaitan dengan
proses pembelajaran.
6 Hubungan antara
kondisi sosial
ekonomi orangtua
siswa dengan
prestasi
belajarnya.
Studi korelasi antara
pendapat siswa tentang
kondisi sosial ekonomi
orangtuanya (yang
diambil melalui kuisener)
dengan nilai mata
pelajarannya
Tidak ada tindakan nyata
yang dilakukan guru dalam
proses pembelajaran.
Permasalahan yang dikaji
“sudah sangat umum” yang
telah jelas jawabannya,
sehingga kurang perlu
dikaji kembali.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya
dan berkaitan dengan
proses pembelajaran.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 27/42
No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran
yang diberikan
7 Suatu tinjauan
tentang
pelaksanaan
pembelajaran
sejarah
Uraian umum tentang
berbagai konsep dalam
pembelajaran sejarah
Masalah yang dikaji terlalu
luas tidak berkaitan dengan
permasalahan nyata yang
terjadi di kelasnya.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya.
8 Pengaruh model
pembelajaran
melalui seting
belajar kooperatif
terhadap
pemahaman
konseptual dan
algoritmik
matematika
realistic pada
mahasiswa prodi
sosial.
Kajian sangat rinci dan
mendalam dengan
sistematika serta format
yang umum dipakai pada
penulisan tesis atau
disertasi (jumlah halaman
182, dengan 43
kepustakaan)
Terdapat beberapa indikasi
yang menunjukkan bahwa
KTI tersebut merupakan
tesis atau desertasi. KTI
tersebut tidak ASLI.
Diperingatkan dan
disarankan untuk membuat
KTI baru karya sendiriyang berfokus pada
kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya
dan berkaitan dengan
proses pembelajaran.
9 Pengaruh
komunikasi kepala
sekolah terhadap
peningkatan
semangat kerja
guru
Kajian diskriptif berdasar
hasil angket tentang
pandangan para guru
terhadap kebijakan kepala
sekolahnya. Penelitian ini
dilakukan oleh guru
matematika.
Tidak berkaitan dengan
tugas guru dalam
pembelajaran.
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya
yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika.
10 Teknologi
Informasi, inovasi
baru bagi dunia
pendidikan
Paparan tentang peranan
IT dalam pembelajaran
yang diambil dari
berbagai media
Terlalu umum. Tidak
berkaitan dengan tugas
guru dalam pembelajaran.
Tidak ada permasalahan
yang nyata yang ingin
dipecahkan dalam
kelasnya.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 28/42
No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran
yang diberikan
Disarankan untuk membuat
KTI baru yang berfokus
pada kegiatan pemecahan
masalah nyata di kelasnya.
Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru untuk
memenuhi kegiatan pengembangan profesi dan memenuhi syarat dan dapat diberi
nilai.
No Judul Intisari isi Dapat dinilai
sebagai
1 Pengaruh
penggunaan alat
peraga gambar
terhadap nilai
sejarah pada
siswa kelas III,
sem 1. SMP X.
Mengkaji perbedaan prestasi siswa dengan
penggunaan dua model pembelajaran
sejarah (alat peraga gambar dan bagan vs
media tertulis) untuk topik tertentu pada
pelajaran sejarah.
Penelitian eksperimen di kelas, yang
melibatkan 4 kelas, dengan jumlah siswa
132 dibagi secara random dalam dua
kelompok. Dilakukan selama 5 kali
pertemuan.
Makalah hasil
penelitian
dengan nilai 4
2 Peningkatan hasil
belajar
matematika
melalui model belajar kelompok
kooperatif , di
kelas VI, SD.
Penelitian tindakan kelas dengan bentuk
tindakannya berupa penerapan
pembelajaran matematika melalui model
belajar kelompok kooperarif. Bentuk tindakannya dirinci dengan sangat jelas,
demikian pula cara dan hasil pengumpulan
data yang digunakan untuk evaluasi dan
refleksi. PTK dilakukan dalam 2 siklus
selama 4 bulan.
Makalah hasil
penelitian
dengan nilai 4
L. Apa yang Dimaksud Dengan Usulan Penelitian?
Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum disebut
sebagai usulan penelitian (proposal penelitian). Usulan penelitian merupakan langkah
pertama dari kerja penelitian. Sedangkan KTI, yang merupakan laporan hasil
penelitian, merupakan langkah terakhir.
Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari :
• Judul Penelitian
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 29/42
• Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian
(terutama: potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses,
masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).
• Bab Kajian / Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang
menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan
• Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur
Penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur
pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil
penelitian).
Rincian dari langkah kegiatan di atas adalah sebagai berikut:
Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin permasalahan
yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut.
Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik untuk
membaca lebih jauh isi usulan penelitian.
Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya
tertulis di dalam judul adalah gambaran dari apa dipermasalahkan, (misalnya:
peningkatan hasil belajar) dan macam tindakan yang akan dilakukan untuk
mengatasi masalahnya (misalnya penggunaan model pembelajaran kooperatif).
Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat umum
ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, seperti
misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, dan lain-lain.
M. Apa Isi Bab Pendahuluan?
Tujuan utama penelitian pembelajaran dalam kegiatan pengembangan profesi
guru adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran nyata yang terjadi ke
kelasnya. Untuk itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau
latar belakang penelitian, hendaknya dapat dipaparkan bahwa:
a) Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang
terjadi di sekolah atau di kelasnya. Karena tersebut umumnya didapat dari
pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga
kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang
terjadi.
b) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan
waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian
tersebut.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 30/42
c) Dari identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar
penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan
(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.
Bab Pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan
Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian
dengan uraian sebagai berikut:
Latar belakang masalah, berisi uraian yang jelas dan rinci mengapa sesuatu itu
dipermasalahkan dan akan dijadikan sebagai penelitian. Dengan kata lain, sub bab ini
mengungkapkan berbagai landasan, fakta atau berbagai alasan dari masalah yang
akan dicari jawabannya. Alasan mengapa mempermasalahkan tersebut, diperlukan
untuk mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari penelitian
yang diajukan.
Sesuai dengan tujuan dari kegiatan pengembangan profesi guru, maka sangat
disarankan, bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas atau di sekolahnya. Sehinga, pada usulan penelitiannya
harus tertulis dengan jelas apa tujuan dan manfaat yang akan diperoleh para siswa,
atau kelas atau sekolahnya, dari hasil penelitian yang diajukan
Akibat banyaknya kemungkinan yang terjadi, permasalahan harus dibatasi.
Pembatasan dan ruang lingkup masalah harus terungkapkan dengan jelas. Dalam
pembatasan ini, harus ada pengungkapan alasan yang mendasari pembatasan
tersebut. Misalnya karena luasnya obyek kajian, maka penelitian hanya membatasi
diri pada ragam obyek tertentu dengan suatu kriteria yang ditetapkan berdasar
pertimbangan dan alasan tertentu.
Dengan membatasi permasalahan diharapkan masalah penelitian dapat lebihdipertegas, dalam arti ditentukan batas-batas ruang lingkupnya. Hanya dengan adanya
batas-batas permasalahan yang jelas dapat diketahui dan ditetapkan faktor-faktor apa
saja yang perlu dibahas dan faktor-faktor apa yang tidak perlu.
Perumusan dan pemecahan masalah : Bagian terpenting pada usulan
penelitian adalah permasalahan, khususnya rumusan masalahnya. Rumusan masalah
adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian.
Sebagai pertanyaan sebaiknya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Variabel yang
akan dikaji harus terungkap jelas demikian pula hubungan di antara variabel tersebut.
Contoh :
a. Penelitian Eksperimen : Adakah perbedaan kemampuan siswa dalam
mengerjakan soal-soal matematika, di antara kelompok yang diajar dengan
metode pemecahan soal dan kelompok yang diajar dengan metode pemahaman
konsep ( di ...., pada mata pelajaran…… kelas….., waktu…)?
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 31/42
b. Penelitian Tindakan Kelas : Adakah peningkatan kemampuan membaca
pemahaman pada mata pelajaran X melalui penerapan Cooperative Learning
( di ...., pada mata pelajaran…… kelas….., waktu…)?
Penelitian eksperimen di bidang pembelajaran, pada intinya dalah menguji
hipotesis, karenanya hipotesis yang benar, sangatlah penting. Hipotesis adalah dugaan
jawaban yang ditarik dari teori. Karena itu, hipotesis tersebut harus mempunyai
kebenaran teoritis.
Tujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari
kegiatan penelitian yang diusulkan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara
spesifik, dalam pernyataan yang jelas. Kemukakan secara singkat tentang tujuan
penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang
dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga diukur
tingkat pencapaian keberhasilannya.
Sedangkan kegunaaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari
pemecahan masalah yang didapat dari hasil penelitian yang berguna setidak-tidaknya
bagi kepentingan ilmiah atau kepentingan terapan. Usulan penelitian harus pula
menuliskan pula rancangan pengumpulan dan analisis data, yang disajikan pada bab
ketiga. Uraian ini, intinya berisi penjelasan bagaimana data akan diperoleh,
menggunakan alat apa, termasuk pula penjelasan tentang populasi dan teknik
samplingnya, serta rancangan analisisnya.
N. Apa Isi Bab Tinjauan Pustaka?
Bab ini berisi jabaran berbagai kepustakaan tentang teori-teori (termasuk dan
terutama hasil-hasil penelitian) yang berkaitan dengan variabel-variabel yang
dipermasalahkan, untuk dipakai menduga jawaban dari rumusan masalah. Dugaan
jawaban yang diambil dari teori umum disebut sebagai hipotesis.
Hipotesis pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan (thesis) yang masih
kurang lengkap (hypo) kebenarannya. Dengan kata lain kebenaran dari pernyataan
tersebut masih memerlukan pengujian. Hipotesis merupakan suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap suatu rumusan masalah penelitian, Jawaban sementara ini
dirumuskan dari khasanah pengetahuan teori yang diperoleh dari tinjauan pustaka.
Dengan demikian hipotesis adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenaran teorinya.
Dari definisi tersebut diketahui bahwa hipotesis bukan merupakan fakta yang
sudah pasti benar dan kemudian penelitian dilakukan untuk membuktikan kebenaran
tersebut. Peneliti jangan sampai terjebak atau mempunyai kehendak untuk
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 32/42
membuktikan kebenaran hipotesisnya, sehingga berupaya untuk menyesuaikan data
penelitiannya agar hipotesisnya terbukti kebenarannya.
Peran hipotesis pada penelitian ilmiah adalah (a) memberikan tujuan yang
tegas bagi peneliti, (b) membantu dalam penentuan arah kegiatan yang harus
ditempuh,dalam pembatasan ruang lingkup, memilih fakta, dan menentukan relevansi
pelaksanaan kegiatan, dan (c) menghindarkan peneliti dari suatu kegiatan
pelaksanaan penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan.
Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis? Jawaban terhadap
pertanyaan ini dapat ya dan dapat pula tidak. Jika penelitian itu adalah penelitian
yang merupakan penerapan dari metode ilmiah jawabannya adalah ya. Karena
sebagai dijelaskan sebelumnya, komponen metode keilmuan terdiri dari masalah -teori - hipotesis - fakta - pengujian hipotesis -teori. Namun, terdapat pula penelitian-
penelitian yang komponennya tidak seperti itu.
Pada bagian kajian / tinjauan kepustakaan dengan jelas diuraikan kajian
berbagai teori dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel yang
dipermasalahkan. Mengapa? Karena, cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada
hakikatnya adalah digunakannya pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi.
Argumentasi ilmiah tersebut, umumnya dilakukan melalui kajian pustaka. Yaitu,
dipakainya referensi yang berisi argumentasi ilmiah yang sahih maupun berdasar
hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi kebenarannya. Argumentasi ilmiah juga
dapat mendasarkan pada pandangan ahli. Hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi
kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat
kokoh
Pada umumnya urutan langkah yang dilakukan dalam melakukan kajian teoritis
melalui sumber bacaan adalah sebagai berikut:
1) Mengkaji teori-teori ilmiah yang berhubungan dengan konsep-konsep
yang dipermasalahkan dan akan dipakai dalam analisis;
2) Membahas hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan apa yang
dipermasalahkan; dan
3) Mengajukan hipotesis dengan mendeduksi premis-premis yang terdapat
dalam kumpulan teori menuju kesimpulan yang berupa jawaban sementara
(hipotesis) terhadap rumusan masalah.
O. Apa Isi Bab Metode Penelitian?
Bab metode penelitian menjabarkan rancangan penelitian, penjelasan variabel
dan instrumen serta metode pengumpulan data, serta rancangan tabulasi dan analisis
data dalam pengujian hipotesis. Melalui bagian ini harus tampak informasi tentang
berbagai fakta empirik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, bagaimana
mendapatkan dan menganalisis fakta tersebut serta mengapa fakta itu diperlukan.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 33/42
Usulan penelitian harus mampu mengungkapkan macam data dan rancangan
pencarian data tersebut. Termasuk didalamnya uraian tentang variabel-variabel yang
akan dikaji, populasi, sampling, instrumen pengukuran dan metode pencarian data
dan rancangan analisis data yang akan digunakan.
Dalam penelitian eksperimen terdapat berbagai model rancangan penelitian, usulan
penelitian yang baik harus dapat secara spesifik menjabarkan rancangan penelitian
mana yang akan dipilih.
Pada PTK bab ini terutama menjelaskan tentang prosedur diagnosis masalah,
perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan
evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian
Berikut disajikan beberapa penjelasan yang berkaitan dengan metode
penelitian.
Populasi dan Sampel : Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang mewakili
populasi sebagai data empirik penelitian. Untuk dapat mewakili populasi maka
sampel harus mempunyai ciri-ciri/sifat/karakteristik yang sama dengan populasi.
Penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas umumnya tidak menggunakan sampel.
Penelitian ini disebut penelitian populasi. Peneliti dalam hal ini mengamati obyek terhadap seluruh anggota sampel tanpa terkecuali. Hasil pengamatannya, dengan
demikian, hanya akan berlaku untuk populasi tersebut.
Instrumen Penelitian. Pada penelitian eksperimen rumusan masalah harus secara
jelas menyatakan hubungan di antara variabel-variabel yang dipermasalahkan. Perlu
diingat kembali bahwa rumusan masalah yang baik sangat menentukan keberhasilan
langkah kegiatan berikutnya. Merumuskan masalah pada dasarnya adalah menyusun
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dicari baik melalui kajian teoritis
maupun dengan pembuktian empiris.
Guna memungkinkan pengujian secara empirik maka konsep-konsep yang
diajukan harus dapat diamati dan diukur. Instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan untuk mengambil data atau informasi. Kebenaran data atau informasi yang
diambil sangat tergantung dari kebenaran instrumen yang dipakai. Dengan demikian
penetapan, penyusunan dan penggunaan instrumen merupakan bagian penting pada
pelaksanaan penelitian.
Jenis-jenis instrumen penelitian, yang umum dipakai dalam peneloitian pembelajaran
adalah (a) tes, (b) kuisener, (c) observasi atau pengamatan, (d) skala penilaian dan
lain-lain. Tentu saja jenis instrumen yang digunakan sangat tergantung kepada data
yang akan diambil, mentode pengambilan, ketersediaan waktu, dana dan fasilitas lain
serta yang paling utama adalah tujuan penelitiannya.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 34/42
Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data. Usulan yang baik harus mampu
mengungkapkan gambaran langkah dalam pengambilan sampel. Juga harus dapat
terjabarkan teknik-teknik dan alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati dan
mengukur data. Data yang didapat baik melalui eksperimen maupun tidak, akan
diperlukan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan kaidah-kaidah statistika.
Usulan penelitian yang baik, harus mampu pula menunjukkan rancangan teknik
analisis data yang akan dipakai dan formula statistika yang akan digunakan dalam
pengujian hipotesis.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, paparan ini akan memfokus pada penelitian
pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.
Dalam hal ini, macam penelitian ekseperimen dan penelitian tindakan kelas,merupakan jenis penelitian yang disarankan.
P. Penutup
Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini, cenderung banyak dilakukan oleh
para guru/pengawas adalah KTI hasil penelitian perorangan KTI hasil penelitian
cenderung sangat diminati dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, di
antaranya karena:
• Para guru/pengawas memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan
pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang
ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi
sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan
• Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah, karena hanya dengan cara itu, mereka akan dapat mengembangan
profesinya.
• Kegiatan itu, dapat berupa pelaksanaan penelitian tindakan di dalam kelas
yang diyakini makin layak untuk menjadi prioritas Pada kegiatan
pembelajaran, tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran adalah dengan “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru”
dalam praktik pembelajarannya.
• Banyak inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun
penerapan dalam proses pembelajaran.
Laporan hasil penelitian, dapat dipakai sebagai KTI guru/pengawas dalam
pengembangan profesi.
KTI yang dapat dinilai adalah KTI yang “APIK PIK,” yaitu yang A sli, P erlu,
permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang mempunyai manfaat. Bukan
hal yang mengada-ada, atau memasalahkan sesuatu yang tidak perlu lagi
dipermasalahkan, I lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai
dengan kebenaran ilmiah. Dan K onsisten, bila penulisnya seorang guru, maka
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 35/42
penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan
guru tersebut.
Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang
merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru di kelasnya dan bertujuan untuk
meningkatkan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di sekolahnya
Kepustakaan
Ardhana, Wayan (1987). Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Depdikbud Dikti.
Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT
Bumi Aksara
Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di
Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara.
Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.
Suhardjono, (2005), Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas
sebagai KTI , makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru di LPMP Makasar,
Maret 2005
Suhardjono (2006), Laporan Penelitian sebagai KTI , makalah pada pelatihan
peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di Pusdiklat Diknas
Sawangan, Jakarta, Februari 2006
Suriasumantri, Jujun S. (1984 ). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Sinar Harapan
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 36/42
MATERI 6 : Teknik Penghitungan Angka Kredit
PEMATERI : Ida Bagus Made Jaya Semara
PERATURAN KEPALA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR : 28 TAHUN 2005
TANGGAL : 28 DESEMBER 2005
KETENTUAN PELAKSANAAN
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR PER/60/M.PSN/6/2005 TENTANG
PERUBAHAN ATAS KETENTUAN LAMPIRAN I DAN ATAU LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu
2. Jabatan Karier, adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya dapat
diduduki Pegawai Negeri Sipil Setelah memenuhi syarat yang
ditentukkan
3. Jabatan struktural, adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara
4. Jabatan Fungsional, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian/atau
keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi
5. Jabatan Fungsional Tertentu, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil
dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan
pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan
untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit
6. Penetapan jabatan dan angka kredit jabatan fungsional dilakukan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur
negara, dengan memperhatikan usul dari pimpinan instansi pemrintah
yang bersangkutan setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan teknis
secara tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 37/42
B. TUJUAN
Ketentuan dalam Peraturan ini sebagai petunjuk bagi instansi pembina
jabatan fungsional dan pejabat pembina kepegawaian untuk menjamin
kelancaran dan keseragaman dalam penetapan pemberian angka kredit
khususnya sub unsur formal dengan memperoleh ijazah/gelar bagi jabatan
fungsional tertentu.
C. PENGERTIAN
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau
akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat
fungsional dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan
dan kenaikan jabatan/pangkat
2. Pendidikan Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi
3. Instansi Pembina jabatan fungsional, adalah instansi yang bertugasmembina suatu jabatan fungsional menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku
4. Pengangkatan Pertama, adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ke
dalam jabatan fungsional tertentu melalui formal calon Pegawai Negeri
Sipil
5. Pengangkatan melalui perpindahan jabatan, adalah pengangkatan
Pegawai Negeri Sipil dari jabatan struktural ataupun jabatan fungsional
lain ke dalam jabatan fungsional tertentu.
6. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai Calon
Pegawai Negeri Sipil, khusus bagi yang pada saat melamar paling rendah
memiliki dan menggunakan ijazah antara lain ijazah apoteker, ijazah
dokter, dan ijazah lain yang setara, adalah golongan ruang III/b
7. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, adalah menetri, Jaksa Agung,
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Keprisidenan, Kepala Kepolisian
Negara, Pimpinan lemabga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan
Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Kepala Pelaksanaan Harian
Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain
yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon! dan bukan merupakan
merupakan bagian dari Departemen/ Lembaga Pemerintah Non
Departemen
8. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi, adalah Gubernur.
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 38/42
9. Pejabatan Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota, adalah
Bupati/Wali kota.
II. BESARAN ANGKA KREDIT
Besaran angka kredit untuk ijazah yang diperoleh dari pendidikan formal diubah
sebagai berikut :
No PendidikanAngka Kredit
Lama Baru
1 SLTA/DIPLOMA I 25 25
2 DIPLOMA II 50 40
3 DIPLOMA III/Sarjana Muda 50 60
ANGKA KREDIT PENDIDIKAN UNTUK TINGKAT AHLI
No PendidikanAngka Kredit
Lama Baru
1 Sarjana (S1) / DIPLOMA IV 75 100
2 Dokter/Apoteker/Magister (S2) 100 150
3 Doktor (S3) 150 200
PEDOMAN TEKNIK PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT
1. Jenjang pangkat/jabatan guru, golongan ruang angka kredit yang disyaratkan
Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang serta persyaratan angka kredit
kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi bagi
setiap jabatan guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah
seperti berikut dalam tabel di bawah ini.
No Jabatan GuruPangkat dan
Golongan Guru
Persyaratan Angka
Kredit Kenaikan
Pangkat/JabatanKumulatif Minimal
Perjenjang
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.9.
10
.
11
.
12
.
13
.
Guru Pratama
Guru Pratama Tk.I
Guru Muda
Guru Muda Tk. I
Guru Madya
Guru Madya Tk. I
Guru Dewasa
Guru Dewasa Tk. IGuru Pembina
Guru Pembina Tk. I
Guru Utama Muda
Guru Utama Madya
Guru Utama
Pengatur Muda, II/a
Pengatur Muda Tk. I, II/b
Pengatur, II/c
Pengatur Tingkat I, II/d
Penata Muda, III/a
Penata Muda TingkatI, III/b
Penata, III/c
Penata Tingkat I, III/dPembina, IV/a
Pembina Tingkat I, IV/b
Pembina Utama Muda, IV/c
Pembina Utama Madya,
IV/d
Pembina Utama, IV/e
25
40
60
80
100
150
200
300400
550
700
850
1.000
15
20
20
20
50
50
100
100150
150
150
150
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 39/42
Keterangan Tabel :
a. Pangkat dan golongan ruang pada kolom 3 merupakan pangkat tertinggi
untuk jabatan pada kolom 2, apabila angka kredit 4 terpenuhi maka seorang
guru dapat menduduki jabatan lebih tinggi dari pada pangkat dan golongan
ruang pada kolom 3
b. Seandainya anda seorang guru dapat naik pangkat lebih tinggi apabila :
1) Telah memenuhi syarat yang telah ditentukkan;
2) Jenjang jabatannya lebih tinggi atau sekurang-kurangnya sama dengan
pangkat yang akan diduduki, kecuali kenaikan pangkat
pengabdian/Istimewa
c. Angka kredit pada kolom 5 adalah jumlah angka kredit yang disyaratkan
untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. persyaratan tersebut
80% (boleh sampai dengan 100%) dan unsur penunjang sebanyak-banyaknya
20% (boleh hanya 0%)
Contoh :
Sandainya Anda seorang guru dengan pangkat dan jabatan Pengatur Muda
tingkat I, golongan II/b, Guru Pratama tingkat I, apabila anda akan naik
pangkat jabatan menjadi Pengatur, golongan II/c, Guru Muda, Anda perlu
mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20, yang terdiri dari
sekurang-kurangnya 16 (enam belas) berasal dari unsur utama, dan sebanyak-
banyaknya 4 (empat) berasal dari unsur penunjang atau sebanyak 20
seluruhnya dari unsur utama (unsur utama 100%)
d. Seandainya anda seorang guru telah menduduki jabatan lebih tinggi dari pada
pangkat anda, maka anda dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi apabila :
1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 2 (dua) tahun terakhir dari semua
unsur sekurang-kurangnya bernilai baik ;
2) Telah melaksanakan proses belajar mengajar atau bimbingan sekurang-
kurangnya satu tahun
3) Tidak ada pernyataan keberatan dari pejabat yang berwenang;
4) Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir
Contoh :
Seandainya anda seorang guru memiliki pangkat Penata Muda, (III/a), Guru
Madya Tk. I dengan jumlah angka kredit yang diperoleh 230, maka anda
dapat naik pangkat dari golongan III/a menjadi III/b setelah memenuhi syarat
yang ditetukkan sebagaimana tersebut pada huruf d angka 1,2,3 dan 4 diatas,
kemudian 2 (dua) tahun lagi anda dapat naik pangkat menjadi Penata (III/c)
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 40/42
Guru Dewasa dan hanya diwajibkan menambah angka kredit 20% saja dari
unsur utama
e. Bagi anda yang menjabat Guru Pembina (IV/a) samapi dengan Guru Utama
(IV/e) untuk naik pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi diwajibkan
mengumpulkan angka kredit dari pengembangan profesi sekurang-kurangnya
12 angka kredit, disamping angka kredit proses belajar mengajar atau
bimbingan. oleh karena itu persentase alokasi angka kredit untuk kenaikan
pangakt/jabatan setiap jenjang pangkat/jabatan diwajibkan memperoleh angka
kredit sebaagi berikut :
1) Unsur utama ≥ 80% dari angka kredit yang disyaratkan, dengan
komposisi :a) Pendidikan dan proses belajar mengajar atau Bimbingan ≥ 72 % atau
≥ 108 angka kredit
b) Pengembangan proses belajar mengajar atau bimbingan ≤ 8 % atau 12
angka kredit
2) Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan ≤ 20 % atau ≤ 30
Catatan : ≥ artinya sekurang-kurangnya (lebih besar atau sama dengan)
≤ artinya sebanyak-banyaknya (kurang atau sama dengan)
f. Sesuai dengan pasal 9 ayat (4) Keputusan menpan 84/1993 guru yang
memiliki angka kredit melebihi angka kredit melebihi angka krdit yang
ditentukkan untuk kenaikan pangkat jabatan setingkat lebih tinggi,
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat jabatan berikutnya (dapat ditabung)
2. Rangkuman
a. Jabatan guru merupakan jabatan fungsional, maka untuk kenaikan
pangkat/jabatan harus dikaitkan dengan angka kredit, dan sesuai dengan Kep.
MENPEN Nomor : 84 Tahun 1993 jenjang jabatan guru terdapat sebanyak
(tiga belas) jenjang yaitu mulai dari Guru Pratama samapi dengan guru
Utama, kemudian jenis guru berdasarkan sifat, tugas dan kegiatan di
golongkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu : guru kelas, guru mata pelajaran,
guru praktik dan guru pembimbing
b. Guru yang mempunyai angka kredit melebihi jumlah angka kredit yang
ditentukkan untuk kenaikan pangkat/ jabatan setingkat lebih tinggi dapat
diperhitungkan untuk kenaikan pangkat/ jabatan berikutnya (ditabung).
3. Tugas Pokok Guru
(Tugas pokok Guru, Pembagian Tugas guru, Tata Cara penilaian Angka Kredit,
Prestasi Kerja Guru Yang Dinilai Dengan Angka Kredit, Tata Cara Pengajuan
Penetapan Usul Angka Kredit)
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 41/42
a. Tugas pokok guru berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 adalah :
a) Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi
belajar, analisis hasil evaluasi belajar dan menyusun program perbaikan
dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.
b) Menyusun progran bimbingan, melaksanakan program bimbingan,
evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil pelaksanaan bimbingan,
tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya.
b. Khusus untuk unsur proses belajar mengajar atau bimbingan dan unsur pengembangan profesi adalah sebagai berikut :
1) Pada masing-masing jenis guru terdapat istilah yang berbeda dalam
melaksanakan butir kegiatan unsur proses belajar mengajar atau
bimbingan.
2) Semakin tinggi jenjang jabatan guru semakin luas dan berat pula tugas,
tanggung jawab, dan wewenangnya
3) Wewenang guru dalam PBM/bimbingan terdiri atas :
a) Melaksanakan dengan bimbingan;
b) Melaksanakan;
c) Membimbing guru lain yang berwenang melaksanakan dengan
bimbingan.
c. Standar Prestasi Kerja Guru
Standar prestasi kerja guru adalah minimal yang wajib dilakukan guru dalam
proses belajar mengajar atau bimbingan agar dapat naik pangkat/jabatan
dalam waktu yang telah ditentukkan
1) Standar prestasi kerja Guru Pratama (II/a) samapi dnagn Guru Dewasa
belajar mengajar atau bimbingan meliputi kegiatan :
a) Penyusunan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan
konseling
b) Penyajian program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan
konseling
c) Evaluasi belajar atau praktik bimbingan dan konseling
2) Standar prestasi kerja Guru Pembina (IV/a) sampai dengan guru Utama
(IV/e) selain tersebut pada butir I) ditambah kegiatan;
a) Analisis hasil evaluasi belajar atau praktik bimbingan dan konseling;
b) Penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut
pelaksanaan bimbingan dan konseling; tidak lanjut pelaksanaan
bimbingan dan konseling;
8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru
http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 42/42
c) Pengembanagn profesi dengan angka krdit sekurang-kurangnya 12
(dua belas)
3) Standar prestasi Guru Kelas, selain tersebut pada butir 1) dan butir 2),
sesuai dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program
bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Kewajiban Guru
Kewajiban guru adalah kegiatan minimal yang dilakukan guru dalam proses
belajar mengajar atau bimbingan agar memenuhi syarat untuk dapat diusulkan
kenaikan pangkat/jabatannya
1) Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran , dan guru Praktik, wajib melaksanakankegiatan;
a) Penyusunan program pengajaran
b) Penyajian program pengajaran sekurang-kurangnya 18 jam pelajaran
perminggu
c) Evaluasi belajar
2) Guru Pembimbing wajib melaksanakan kegiatan :
a) Penyusunan program bimbingan dan konseling
b) Pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap sekurang-kurangnya
150 siswa;
c) Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling
3) Khusus Guru Kelas disamping wajib melaksanakan kegiatan sebagaimana
tersebut pada butir 1) wajib melaksanakan pula program bimbingan dan
konseling terhadap siswa di kelas yang menajdi tanggung jawabnya
4) Guru Pembina
Disamping wajib melaksanakan kegiatan sebagaimanabutir 1) atau butir
2), diwajibkan pula:
a) Mengumpulkan angak kredit dari unsur pengembanagn profesi
sekurang-kurangnya 12 angka kredit pada setiap jenjang jabatan;
b) Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktik bimbingan
dan konseling;
c) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan atau
tindak lanjut bimbingan dan konseling