matriks - gunadarmadewi_putrie.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/70907/...3 2 i i (11) matriks...

16
MATRIKS A. Notasi Matriks Suatu Matriks A merupakan suatu array persegi panjang dari bilangan- bilangan yang dapat ditulis sebagai berikut : Dimana : -triple horizontal ( 11 , 12 ,…, 1 ), ( 21 , 22 ,…, 2 ), …, ( 1 , 2 ,…, ) disebut Baris -triple vertikal ( 11 21 1 ), ( 12 22 2 ), …, ( 1 21 1 ) disebut Kolom Matriks A di atas adalah matriks dengan m baris dan n kolom (Am×n) , sehingga ukuran (ordo) matriks tersebut adalah ( × ) Notasi Matriks : A = ij a , dimana aij adalah elemen pada baris ke i kolom ke j Kesamaan Dua Matriks Matriks A dan matrik B dikatakan sama (A = B), jika dan hanya jika : a. Ordo kedua matriks sama. b. Semua elemen yang bersesuaian mempunyai nilai yang sama. Contoh : Diketahui persamaan matriks: ( 2 + + + )=( 5 −2 −9 −3 ) Untuk menentukan nilai , , dan digunakan metode eliminasi dan substitusi terhadap 4 buah persamaan berikut : { −=5 + 9 = −9 2 + = −2 + = −3 11 12 13 1 21 22 23 2 31 32 33 3 1 2 3 ... ... ... ... ... ... ... ... ... n n n m m m mn a a a a a a a a A a a a a a a a a

Upload: others

Post on 07-Feb-2021

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MATRIKS

    A. Notasi Matriks

    Suatu Matriks A merupakan suatu array persegi panjang dari bilangan-

    bilangan yang dapat ditulis sebagai berikut :

    Dimana :

    𝑛-triple horizontal (𝑎11, 𝑎12, … , 𝑎1𝑛 ), (𝑎21, 𝑎22, … , 𝑎2𝑛 ), …, (𝑎𝑚1, 𝑎𝑚2, … , 𝑎𝑚𝑛)

    disebut Baris

    𝑛-triple vertikal (

    𝑎11𝑎21⋮

    𝑎𝑚1

    ), (

    𝑎12𝑎22⋮

    𝑎𝑚2

    ), …, (

    𝑎1𝑛𝑎21⋮

    𝑎𝑚1

    ) disebut Kolom

    Matriks A di atas adalah matriks dengan m baris dan n kolom (Am×n) , sehingga

    ukuran (ordo) matriks tersebut adalah (𝑚 × 𝑛)

    Notasi Matriks :

    A = ija , dimana aij adalah elemen pada baris ke i kolom ke j

    Kesamaan Dua Matriks

    Matriks A dan matrik B dikatakan sama (A = B), jika dan hanya jika :

    a. Ordo kedua matriks sama.

    b. Semua elemen yang bersesuaian mempunyai nilai yang sama.

    Contoh :

    Diketahui persamaan matriks:

    (𝑥 − 𝑦 2𝑧 + 𝑤𝑥 + 𝑦 𝑧 + 𝑤

    ) = (5 −2−9 −3

    )

    Untuk menentukan nilai 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑤 digunakan metode eliminasi dan substitusi

    terhadap 4 buah persamaan berikut :

    {

    𝑥 − 𝑦 = 5𝑥 + 9 = −92𝑧 + 𝑤 = −2𝑧 + 𝑤 = −3

    11 12 13 1

    21 22 23 2

    31 32 33 3

    1 2 3

    ...

    ...

    ...

    ... ... ... ... ...

    ...

    n

    n

    n

    m m m mn

    a a a a

    a a a a

    A a a a a

    a a a a

  • Setelah diselesaikan maka diperoleh nilai 𝑥 = −2, 𝑦 = 7, 𝑧 = 1, dan 𝑤 = −4

    B. Operasi Pada Matriks

    a. Penjumlahan pada Matriks (berlaku untuk matriks –matriks yang berukuran

    sama).

    Jika A = ija dan B = ijb , matriks yang berukuran sama , maka A + B adalah suatu matriks C = ijc , di mana cij = aij + bij untuk setiap i dan j. Contoh :

    A =

    33

    21 dan B =

    42

    12 maka

    A + B =

    33

    21+

    42

    12 =

    4323

    1221 =

    75

    33

    b. Pengurangan pada Matriks (berlaku untuk matriks –matriks yang berukuran

    sama).

    Jika A = ija dan B = ijb , matriks yang berukuran sama , maka A - B adalah suatu matriks C = ijc , di mana cij = aij - bij untuk setiap i dan j. Contoh :

    A =

    33

    21 dan B =

    42

    12 maka

    𝐴 − 𝐵 = (1 23 3

    ) − (2 12 4

    ) = (1 − 2 2 − 13 − 2 3 − 4

    ) = (−1 11 −1

    )

    c. Perkalian Skalar terhadap Matriks

    Jika suatu skalar dan A = ija maka matriks A = (aij) Contoh :

    A =

    33

    21 maka 2A =

    3.23.2

    2.21.2=

    66

    42

    Catatan :

    Beberapa hukum pada penjumlahan dan perkalian scalar

    Jika 𝐴, 𝐵, 𝐶 Matriks-matriks berukuran sama, dan 𝜆 scalar, maka

    a. 𝐴 + 𝐵 = 𝐵 + 𝐴 (Sifat Komutatif)

    b. (𝐴 + 𝐵) + 𝐶 = 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) (Sifat Asosiatif)

    c. 𝜆(𝐴 + 𝐵) = 𝜆𝐴 + 𝜆𝐵 (Sifat Distributif)

    d. Selalu ada matriks 𝐷 , sedemikian sehingga 𝐴 + 𝐷 = 𝐵

  • d. Perkalian Dua Buah Matriks

    Pada umumnya perkalian Matriks tidak komutatif terhadap operasi perkalian :

    AB BA.

    Syarat Perkalian Matriks :

    Banyaknya kolom matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks

    kedua.

    Definisi :

    Misal A = ija berukuran (m × n) dan B = ijb berukuran (n × p) . Maka perkalian A × B adalah suatu matriks C = ijc berukuran (m × p) di mana cij = ai1 b1j + ai2 b2j + ….. + ain bnj untuk setiap i = 1,2,...,m dan j = 1,2,….,p.

    Contoh :

    1. A = 321 dan B =

    1

    0

    2

    maka

    A × B = 1.2 2.0 3.1 = 5

    2.

    1 0 2

    2 2 1

    1 3 1

    A

    dan

    2 2

    1 3

    0 1

    B

    maka

    1 2 (0 1) (2 0) 1 2 (0 3) (2 1) 2 4

    2 2 (2 1) (1 0) 2 2 (2 3) (1 1) 6 3

    1 2 (3 1) ( 1 0) 1 2 (3 3) ( 1 1) 1 10

    A B

    Catatan :

    Beberapa hukum pada perkalian matriks

    Jika 𝐴, 𝐵, 𝐶 Matriks-matriks yang memenuhi syarat-syarat perkalian matriks,

    maka

    a. 𝐴(𝐵 + 𝐶) = 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶 ; (𝐵 + 𝐶)𝐴 = 𝐵𝐴 + 𝐶𝐴 (Sifat Distributif)

    b. 𝐴(𝐵𝐶) = (𝐴𝐵)𝐶 (Sifat Asosiatif)

    c. 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴 (Tidak Komutatif)

    d. Jika 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 belum tentu 𝐵 = 𝐶

    e. Transpose dari suatu Matriks

    Misal A = ija berukuran (m × n) maka transpose dari A adalah matriks AT berukuran (n × m) maka AT = jia .

  • Contoh:

    𝐴 = (−1 3 −87 −9 2−6 4 5

    ) Maka diperoleh 𝐴𝑇 = (−1 7 −63 −9 4−8 2 5

    )

    Beberapa Sifat matriks transpose :

    (i) (A + B)T = AT + BT

    (ii) (AT )T = A

    (iii) ( AT) = (A)T

    (iv) (AB)T = BT AT

    Catatan :

    Bila Matriks A = ija adalah suatu matriks kompleks, maka Transpose

    Hermitian ( Conjugate Transpose) yaitu AH = T

    ija

    =

    _

    jia , jika z = x – yi

    maka

    z = x + yi

    Contoh :

    A =

    3

    13

    i

    ii maka AH =

    3

    1 3

    i i

    i

    C. Beberapa Jenis Matriks Khusus

    (1) Matriks Bujur Sangkar

    Matriks bujur sangkar (matriks persegi) adalah suatu matriks dengan

    banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.

    Contoh :

    A =

    42

    31 adalah matriks bujur sangkar ordo 2.

    (2) Matriks Nol

    Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya nol (ditulis matriks

    0).

    Contoh :

    0 = (0 00 0

    )

    Sifat-sifatnya :

    1) 𝐴 + 0 = 𝐴 (Jika ukuran 𝐴 = ukuran 0 )

    2) 𝐴0 = 0 ; 0𝐴 = 0 (Jika syarat-syarat perkalian terpenuhi)

    (3) Matriks Diagonal

    Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di luar

    diagonal utama adalah nol.

  • Contoh :

    300

    020

    001

    (4) Matriks Identitas ( Satuan )

    Matriks identitas adalah matriks diagonal yang elemen –elemen diagonal

    utamanya semua sama dengan 1.

    Contoh :

    100

    010

    001

    Sifat-sifatnya :

    𝐴𝐼 = 𝐴

    𝐼𝐴 = 𝐴 (Bila syarat-syarat perkalian terpenuhi)

    (5) Matriks Skalar

    Matriks skalar adalah matriks diagonal utamanya sama dengan k. Matriks

    Identitas adalah bentuk khusus dari matriks skalar dengan k = 1

    Contoh :

    200

    020

    002

    (6) Matriks Segitiga Bawah (Lower Triangular)

    Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di

    atas diagonal utama sama dengan nol.

    Contoh :

    204

    031

    002

    (7) Matriks Segitiga Atas (Upper Triangular)

    Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di

    bawah diagonal utama sama dengan nol.

    Contoh :

    200

    530

    012

  • (8) Matriks Simetris

    Matriks simetris adalah matriks yang transposenya sama dengan dirinya

    sendiri. Dengan perkataan lain A = AT dan matriks simetris merupakan

    matriks bujur sangkar.

    Contoh :

    A =

    110

    132

    021

    dan AT =

    110

    132

    021

    (9) Matriks Antisimetris

    Matriks antisimetris adalah matriks yang transposenya adalah negatifnya.

    Dengan perkataan lain AT = - A.

    Contoh :

    A =

    0142

    1031

    4301

    2110

    , AT =

    0142

    1031

    4301

    2110

    (10) Matriks Hermitian

    Matriks Hermitian adalah matriks dengan transpose hermitiannya sama

    dengan dirinya sendiri. Dengan perkataan lain AH = - A

    Contoh :

    A =

    42

    23

    i

    i dan AH =

    42

    23

    i

    i

    (11) Matriks Invers ( Kebalikan ) :

    Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar ordo n dan berlaku AB = BA = I

    maka dikatakan B invers dari A dan ditulis B = A-1 sebaliknya A adalah

    invers dari B dan ditulis A = B-1 .

    Contoh :

    Matriks 𝐴 = (1 2 31 3 31 2 4

    )

    Mempunyai invers 𝐴−1 = (1 2 31 3 31 2 4

    )

    Karena 𝐴𝐴−1 = 𝐴−1𝐴 = (1 0 00 1 00 0 1

    )

    (12) Matriks Komutatif

    Matriks komutatif adalah Jika A dan B matriks yang bujur sangkar dan

    berlaku AB = BA.

    Anti Komutatif jika AB = -BA.

  • Contoh :

    A = (2 11 2

    ) dan B = (3 11 3

    ) , maka

    AB = (2 11 2

    ) (3 11 3

    ) = (7 55 7

    )

    BA = (3 11 3

    ) (2 11 2

    ) = (7 55 7

    )

    Karena AB = 𝐵𝐴 , maka A dan B berkomutatif

    (13) Matriks Idempoten, Periodik, Nilpoten

    - Matriks Idempoten

    Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku AA = A2 = A.

    - Matriks Periodik

    Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku AAA…A = Ap = A dikatakan

    periodik dengan periode p-1.

    - Matriks Nilpoten

    Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku Ar = 0, dikatakan Nilpoten

    dengan indeks r dan r bilangan bulat positip. 0 adalah matriks Nol.

    D. Transformasi (Operasi) Elementer pada Baris dan Kolom Suatu Matriks

    (1a ) Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j ditulis Hij(A).

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka H12(A)=

    987

    321

    654

    (1b ) Penukaran tempat kolom ke-i dan kolom ke-j ditulis Kij(A).

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka K12(A)=

    978

    645

    312

    (2a) Memperkalikan baris ke-i dengan skalar 0, ditulis Hi() (A)

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka H2(2) (A)=

    987

    12108

    321

  • (2b) Memperkalikan kolom ke-j dengan skalar 0, ditulis Kj() (A)

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka K1(3) (A)=

    9821

    6512

    323

    (3a) Menambah baris ke-i dengan skalar 0 kali baris ke -j, ditulis Hij() (A)

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka H21(1) (A)=

    987

    975

    321

    Baris 1 kali 1 tambahkan dengan baris 2 diletakkan di baris 2

    (3b) Menambah kolom ke-i dengan skalar 0 kali kolom ke -j, ditulis Kij() (A)

    Contoh :

    A =

    987

    654

    321

    maka K31(2) (A)=

    2387

    1475

    521

    Kolom 1 kali 2 tambahkan dengan kolom 3 diletakkan di kolom 3

    E. Matriks Singular, Nonsingular, dan Rank Matriks

    Matriks bujur sangkar A disebut matriks singular apabila 𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 0.

    Matriks singular tidak mempunyai matriks invers

    Matriks bujur sangkar A disebut matriks Nonsingular apabila 𝑑𝑒𝑡(𝐴) ≠ 0.

    Matriks Nonsingular mempunyai matriks invers

    Rank adalah banyaknya maksimum baris atau kolom yang tidak dapat

    dinolkan

    Contoh :

    2 4 1

    3 0 2

    5 4 3

    A

    Cara 1

    ( 1) ( 1)31 32

    2 4 1 2 4 1 2 4 1

    3 0 2 3 0 2 3 0 2

    5 4 3 3 0 2 0 0 0

    H H

    Jadi, r(A) = 2.

  • Cara 2

    ( 3)2 ( 1)21 32

    ( 5)231

    2 4 1 2 4 1 2 4 1

    3 0 2 0 12 1 0 12 1

    5 4 3 0 12 1 0 0 0

    H H

    H

    Jadi, r(A) = 2.

    F. Determinan Matriks

    - Matriks 2×2

    a bA

    c d

    maka det(A) = |A|= ad - bc.

    Contoh :

    1 2

    4 3A

    maka |A|= (-1)(3) - (4)(-2) = -3 + 8 = 5

    - Matriks 3×3

    a. Metode Sarrus

    a b c

    A d e f

    g h i

    a b c a b

    A d e f d e

    g h i g h

    maka |A|= aei + bfg + cdh - ceg - afh - bdi

    Contoh :

    1 3 1 1 3

    1 2 2 1 2

    2 4 3 2 4

    A

    maka |A|= (1)(2)(3) + (3)(2)(2) + (-1)(-1)(4) - (-1)(2)(2) - (1)(2)(4) - (3)(-1)(3)

    = 6 + 12 +4 + 4 - 8 + 9 = 27

    b. Ekspansi Baris atau Kolom

    - Minor

    Mij yaitu matriks yang diperoleh dengan menghilangkan baris ke i dan

    kolom ke j.

    + + + - - -

  • Contoh :

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    M23 (A) = 1 3

    2 4

    - Kofaktor

    Cij = (-1)i+j| Mij |

    C23 (A) = (-1)2+3 51 3

    ( 1) (1)(4) (3)(2) (4 6) 22 4

    Mencari determinan dari A dengan ekspansi baris 1

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    2 2 1 2 1 21 3 1

    4 3 2 3 2 4

    (6 8) 3( 3 4) ( 4 4)

    2 21 8 27

    A

    Mencari determinan dari A dengan ekspansi kolom 2

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    1 2 1 1 1 13 2 4

    2 3 2 3 1 2

    3( 3 4) 2(3 2) 4(2 1)

    21 10 4 27

    A

    baris 2

    kolom 3

    +

    -

    -

  • G. Sifat-Sifat Determinan

    Sifat 1

    det(𝐴) = 𝑑𝑒𝑡(𝐴𝑇)

    Contoh :

    Berdasarkan Contoh sebelumnya

    Diketahui matriks

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    dengan |𝐴| = 27

    Maka

    |𝐴𝑇| = |1 −1 23 2 4−1 2 3

    | = |𝐴| = 27

    Sifat 2

    Tanda determinan berubah apabila dua baris/kolom ditukar tempatnya.

    Contoh :

    Diketahui matriks

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    dengan |𝐴| = 27

    Misalkan matriks 𝐵 = 𝐻21(𝐴) = (−1 2 21 3 −12 4 3

    ) maka

    |𝐵| = −1. |𝐴| = −27

    Catatan :

    Jika pada matriks terdapat baris/kolom sama maka 𝑑𝑒𝑡 = 0

    Contoh :

    |1 −1 23 2 41 −1 2

    | = 0 (karena baris 1 dan baris 3 sama)

    Sifat 3

    Harga determinan menjadi 𝜆 kali, jika suatu baris/kolom dikalikan dengan 𝜆

    (suatu skalar).

    Contoh :

    Diketahui matriks

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    dengan |𝐴| = 27

    Misalkan matriks 𝐶 = 𝐻1−2(𝐴) = (

    −2 −6 2−1 2 22 4 3

    ) maka

    |𝐶| = −2. |𝐴| = −54

    Catatan :

    Jika suatu matriks, salah satu baris/kolom nol, maka 𝑑𝑒𝑡 = 0

  • Contoh :

    |1 −1 23 2 40 0 0

    | = 0 (karena baris 3 adalah baris nol)

    Sifat 4

    Harga determinan tidak berubah apabila baris/kolom ke-i ditambah dengan 𝜆

    Baris/kolom ke-j.

    Contoh :

    Diketahui matriks

    1 3 1

    1 2 2

    2 4 3

    A

    dengan |𝐴| = 27

    Misalkan matriks 𝐷 = 𝐻12(−2)(𝐴) = (

    3 −1 −5−1 2 22 4 3

    ) maka

    |𝐷| = |𝐴| = 27

    Catatan :

    Determinan dari matriks segitiga atas atau segitiga bawah diselesaikan dengan

    cara berikut :

    |−1 0 09 2 09 8 3

    | = −1.2.3 ; |−1 9 80 2 90 0 3

    | = −1.2.3

    H. Menghitung Determinan dengan Sifat-Sifat Determinan

    Hal ini dilakukan untuk menentukan determinan 4x4 dengan menggunakan :

    1. Operasi elementer baris/kolom ke-i ditambah dengan 𝜆 Baris/kolom ke-j

    (Karena berdasarkan sifat determinan operasi ini tidak merubah nilai

    determinan)

    2. Penguraian baris/kolom

    Contoh :

    Tentukan determinan dari matriks 𝐴 = (

    3 2 32 4 5−1 3 2

    324

    4 2 3 2

    ) !

    Penyelesaian :

    Misalkan dipilih baris 3 kemudian lakukan operasi elementer

    𝐾21(3), 𝐾31

    (2), 𝐾41(4)

    diperoleh

  • |

    3 2 32 4 5−1 3 2

    324

    4 2 3 2

    | = |

    3 11 92 10 9−1 0 0

    15100

    4 14 11 18

    |

    Kemudian lakukan penguraian baris dengan memilih baris 3

    |𝐴| = −1 |11 9 1510 9 1014 11 18

    |

    Karena tidak ada elemen -1 atau 1, maka kurangi kolom 2 dengan kolom 1

    atau dilakukan operasi elementer 𝐾21(−1)

    −1 |11 9 1510 9 1014 11 18

    | = −1 |11 −2 1510 −1 1014 −3 18

    |

    Selanjutnya lakukan operasi elementer 𝐾12(10) dan 𝐾13

    (10) sehingga diperoleh

    −1 |11 −2 1510 −1 1014 −3 18

    | = −1 |−9 −2 −50 −1 0−16 −3 −12

    |

    Kemudian pilih baris ke-2 sehingga

    |𝐴| = −1.−1 |−9 −5−16 −12

    | = (−9.−12) − (−16. −5) = 28

    Jadi diperoleh determinan dari Matriks A adalah 28

    I. Matriks Invers

    Definisi

    Sebuah matriks bujur sangkar A berordo n:

    (

    𝑎11 𝑎12 ⋯𝑎21 𝑎22 ⋯

    ⋮ ⋮ 𝑎1𝑛𝑎2𝑛⋮

    𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 ⋯ 𝑎𝑛𝑛

    )

    mempunyai invers, jika ada suatu matriks B, sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼𝑛.

    Matriks B disebut invers matriks A ditulis 𝐴−1

    Rumus Umum

    𝐴−1 =1

    det(𝐴). 𝑎𝑑𝑗 (𝐴)

    Matriks Invers 𝐴2𝑥2

    A = (a bc d

    ) Matriks invers dari A yaitu A−1 =1

    ad−bc (d −b−c a

    )

    Contoh :

    Tentukan invers dari A = (−2 −14 3

    ) !

    Penyelesaian :

    A−1 =1

    −2.3 − (−1.4)(3 1−4 −2

    )

  • =1

    −2(3 1−4 −2

    )

    A−1 = (−3

    2−1

    2

    2 1)

    Matriks Invers 𝐴𝑛𝑥𝑛

    Untuk matriks berukuran 𝐴𝑛𝑥𝑛 dengan diperoleh Adj (A) adalah Transpose

    dari matriks Kofaktor.

    Matriks Kofaktor dari 𝐴 = (𝑎𝑖𝑗) adalah

    (

    𝐶11 𝐶12 ⋯𝐶21 𝐶22 ⋯

    ⋮ ⋮

    𝐶1𝑛𝐶2𝑛⋮

    𝐶𝑛1 𝐶𝑛2 ⋯ 𝐶𝑛𝑛

    )

    Contoh :

    Tentukan invers dari = (2 3 −40 −4 11 −1 5

    ) !

    Penyelesaian :

    # Kofaktor dari kesembilan elemen dari matriks A adalah sebagai berikut :

    𝐶11 = + |−4 2−1 5

    | = −18

    𝐶12 = − |0 21 5

    | = 2

    𝐶13 = + |0 −41 −1

    | = 4

    𝐶21 = − |3 −4−1 5

    | = −11

    𝐶22 = + |2 −41 5

    | = 14

    𝐶23 = − |2 31 −1

    | = 5

    𝐶31 = + |3 −4−4 2

    | = −10

    𝐶32 = − |2 −40 2

    | = −4

    𝐶33 = + |2 30 −4

    | = −8

    Jadi Matrik Kofaktor dari matriks A yaitu 𝐶𝑖𝑗 = (−18 2 4−11 14 5−10 −4 −8

    )

    Sehingga diperoleh Adj (A) adalah 𝐴𝑑𝑗(𝐴) = (−18 −11 −102 14 −44 5 −8

    )

    # Determinan dari Matriks A (Penguraian Baris ke-2)

    |𝐴| = 𝑎21. 𝐶21 + 𝑎22. 𝐶22 + 𝑎23. 𝐶23

  • = 0.−11 + (−4.14) + 2.5

    |𝐴| = −46

    # Matriks Invers dari matriks A :

    𝐴−1 =1

    −46(−18 −11 −102 14 −44 5 −8

    ) =

    (

    9

    23

    11

    46

    5

    23

    −1

    23−7

    23

    2

    23

    −2

    23−5

    46

    4

    23)

    Latihan Soal

    1. Diketahui :

    𝐴 = [1 −2 63 0 −11 1 −2

    ] ; 𝐵 = [−7 −2 18 −3 4−5 2 1

    −2−17] ; 𝐶 = [

    1 −3 52 1 −31 0 −2

    ]

    Tentukan :

    (a) 3𝐶 − 2𝐴

    (b) 𝐴𝐵

    (c) −1

    4𝐵

    (d) 3𝐶 − 2𝐴

    (e) 𝐵𝑇𝐶

    2. Tentukan Determinan dari matriks berikut :

    (a) 𝐴 = [1 −3 52 1 −31 0 −2

    ]

    (b) 𝐴 = [−4 1 22 −2 03 4 1

    ]

    (c)

    4321

    3231

    1313

    1221

    A

  • (d)

    1312

    1212

    2111

    4321

    A

    3. Tentukan invers dari matriks :

    (a) 𝐴 = [1 −2 63 0 −11 1 −2

    ]

    (b)

    323

    254

    211

    A

    (c)𝐴 = [1 2 23 1 01 1 1

    ]

    (d)

    115

    321

    142

    A