matriks - gunadarmadewi_putrie.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/70907/...3 2 i i (11) matriks...
TRANSCRIPT
-
MATRIKS
A. Notasi Matriks
Suatu Matriks A merupakan suatu array persegi panjang dari bilangan-
bilangan yang dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana :
𝑛-triple horizontal (𝑎11, 𝑎12, … , 𝑎1𝑛 ), (𝑎21, 𝑎22, … , 𝑎2𝑛 ), …, (𝑎𝑚1, 𝑎𝑚2, … , 𝑎𝑚𝑛)
disebut Baris
𝑛-triple vertikal (
𝑎11𝑎21⋮
𝑎𝑚1
), (
𝑎12𝑎22⋮
𝑎𝑚2
), …, (
𝑎1𝑛𝑎21⋮
𝑎𝑚1
) disebut Kolom
Matriks A di atas adalah matriks dengan m baris dan n kolom (Am×n) , sehingga
ukuran (ordo) matriks tersebut adalah (𝑚 × 𝑛)
Notasi Matriks :
A = ija , dimana aij adalah elemen pada baris ke i kolom ke j
Kesamaan Dua Matriks
Matriks A dan matrik B dikatakan sama (A = B), jika dan hanya jika :
a. Ordo kedua matriks sama.
b. Semua elemen yang bersesuaian mempunyai nilai yang sama.
Contoh :
Diketahui persamaan matriks:
(𝑥 − 𝑦 2𝑧 + 𝑤𝑥 + 𝑦 𝑧 + 𝑤
) = (5 −2−9 −3
)
Untuk menentukan nilai 𝑥, 𝑦, 𝑧 dan 𝑤 digunakan metode eliminasi dan substitusi
terhadap 4 buah persamaan berikut :
{
𝑥 − 𝑦 = 5𝑥 + 9 = −92𝑧 + 𝑤 = −2𝑧 + 𝑤 = −3
11 12 13 1
21 22 23 2
31 32 33 3
1 2 3
...
...
...
... ... ... ... ...
...
n
n
n
m m m mn
a a a a
a a a a
A a a a a
a a a a
-
Setelah diselesaikan maka diperoleh nilai 𝑥 = −2, 𝑦 = 7, 𝑧 = 1, dan 𝑤 = −4
B. Operasi Pada Matriks
a. Penjumlahan pada Matriks (berlaku untuk matriks –matriks yang berukuran
sama).
Jika A = ija dan B = ijb , matriks yang berukuran sama , maka A + B adalah suatu matriks C = ijc , di mana cij = aij + bij untuk setiap i dan j. Contoh :
A =
33
21 dan B =
42
12 maka
A + B =
33
21+
42
12 =
4323
1221 =
75
33
b. Pengurangan pada Matriks (berlaku untuk matriks –matriks yang berukuran
sama).
Jika A = ija dan B = ijb , matriks yang berukuran sama , maka A - B adalah suatu matriks C = ijc , di mana cij = aij - bij untuk setiap i dan j. Contoh :
A =
33
21 dan B =
42
12 maka
𝐴 − 𝐵 = (1 23 3
) − (2 12 4
) = (1 − 2 2 − 13 − 2 3 − 4
) = (−1 11 −1
)
c. Perkalian Skalar terhadap Matriks
Jika suatu skalar dan A = ija maka matriks A = (aij) Contoh :
A =
33
21 maka 2A =
3.23.2
2.21.2=
66
42
Catatan :
Beberapa hukum pada penjumlahan dan perkalian scalar
Jika 𝐴, 𝐵, 𝐶 Matriks-matriks berukuran sama, dan 𝜆 scalar, maka
a. 𝐴 + 𝐵 = 𝐵 + 𝐴 (Sifat Komutatif)
b. (𝐴 + 𝐵) + 𝐶 = 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) (Sifat Asosiatif)
c. 𝜆(𝐴 + 𝐵) = 𝜆𝐴 + 𝜆𝐵 (Sifat Distributif)
d. Selalu ada matriks 𝐷 , sedemikian sehingga 𝐴 + 𝐷 = 𝐵
-
d. Perkalian Dua Buah Matriks
Pada umumnya perkalian Matriks tidak komutatif terhadap operasi perkalian :
AB BA.
Syarat Perkalian Matriks :
Banyaknya kolom matriks pertama sama dengan banyaknya baris matriks
kedua.
Definisi :
Misal A = ija berukuran (m × n) dan B = ijb berukuran (n × p) . Maka perkalian A × B adalah suatu matriks C = ijc berukuran (m × p) di mana cij = ai1 b1j + ai2 b2j + ….. + ain bnj untuk setiap i = 1,2,...,m dan j = 1,2,….,p.
Contoh :
1. A = 321 dan B =
1
0
2
maka
A × B = 1.2 2.0 3.1 = 5
2.
1 0 2
2 2 1
1 3 1
A
dan
2 2
1 3
0 1
B
maka
1 2 (0 1) (2 0) 1 2 (0 3) (2 1) 2 4
2 2 (2 1) (1 0) 2 2 (2 3) (1 1) 6 3
1 2 (3 1) ( 1 0) 1 2 (3 3) ( 1 1) 1 10
A B
Catatan :
Beberapa hukum pada perkalian matriks
Jika 𝐴, 𝐵, 𝐶 Matriks-matriks yang memenuhi syarat-syarat perkalian matriks,
maka
a. 𝐴(𝐵 + 𝐶) = 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶 ; (𝐵 + 𝐶)𝐴 = 𝐵𝐴 + 𝐶𝐴 (Sifat Distributif)
b. 𝐴(𝐵𝐶) = (𝐴𝐵)𝐶 (Sifat Asosiatif)
c. 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴 (Tidak Komutatif)
d. Jika 𝐴𝐵 = 𝐴𝐶 belum tentu 𝐵 = 𝐶
e. Transpose dari suatu Matriks
Misal A = ija berukuran (m × n) maka transpose dari A adalah matriks AT berukuran (n × m) maka AT = jia .
-
Contoh:
𝐴 = (−1 3 −87 −9 2−6 4 5
) Maka diperoleh 𝐴𝑇 = (−1 7 −63 −9 4−8 2 5
)
Beberapa Sifat matriks transpose :
(i) (A + B)T = AT + BT
(ii) (AT )T = A
(iii) ( AT) = (A)T
(iv) (AB)T = BT AT
Catatan :
Bila Matriks A = ija adalah suatu matriks kompleks, maka Transpose
Hermitian ( Conjugate Transpose) yaitu AH = T
ija
=
_
jia , jika z = x – yi
maka
z = x + yi
Contoh :
A =
3
13
i
ii maka AH =
3
1 3
i i
i
C. Beberapa Jenis Matriks Khusus
(1) Matriks Bujur Sangkar
Matriks bujur sangkar (matriks persegi) adalah suatu matriks dengan
banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom.
Contoh :
A =
42
31 adalah matriks bujur sangkar ordo 2.
(2) Matriks Nol
Matriks nol adalah suatu matriks yang semua elemennya nol (ditulis matriks
0).
Contoh :
0 = (0 00 0
)
Sifat-sifatnya :
1) 𝐴 + 0 = 𝐴 (Jika ukuran 𝐴 = ukuran 0 )
2) 𝐴0 = 0 ; 0𝐴 = 0 (Jika syarat-syarat perkalian terpenuhi)
(3) Matriks Diagonal
Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di luar
diagonal utama adalah nol.
-
Contoh :
300
020
001
(4) Matriks Identitas ( Satuan )
Matriks identitas adalah matriks diagonal yang elemen –elemen diagonal
utamanya semua sama dengan 1.
Contoh :
100
010
001
Sifat-sifatnya :
𝐴𝐼 = 𝐴
𝐼𝐴 = 𝐴 (Bila syarat-syarat perkalian terpenuhi)
(5) Matriks Skalar
Matriks skalar adalah matriks diagonal utamanya sama dengan k. Matriks
Identitas adalah bentuk khusus dari matriks skalar dengan k = 1
Contoh :
200
020
002
(6) Matriks Segitiga Bawah (Lower Triangular)
Matriks segitiga bawah adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di
atas diagonal utama sama dengan nol.
Contoh :
204
031
002
(7) Matriks Segitiga Atas (Upper Triangular)
Matriks segitiga atas adalah matriks bujur sangkar yang semua elemen di
bawah diagonal utama sama dengan nol.
Contoh :
200
530
012
-
(8) Matriks Simetris
Matriks simetris adalah matriks yang transposenya sama dengan dirinya
sendiri. Dengan perkataan lain A = AT dan matriks simetris merupakan
matriks bujur sangkar.
Contoh :
A =
110
132
021
dan AT =
110
132
021
(9) Matriks Antisimetris
Matriks antisimetris adalah matriks yang transposenya adalah negatifnya.
Dengan perkataan lain AT = - A.
Contoh :
A =
0142
1031
4301
2110
, AT =
0142
1031
4301
2110
(10) Matriks Hermitian
Matriks Hermitian adalah matriks dengan transpose hermitiannya sama
dengan dirinya sendiri. Dengan perkataan lain AH = - A
Contoh :
A =
42
23
i
i dan AH =
42
23
i
i
(11) Matriks Invers ( Kebalikan ) :
Jika A dan B adalah matriks bujur sangkar ordo n dan berlaku AB = BA = I
maka dikatakan B invers dari A dan ditulis B = A-1 sebaliknya A adalah
invers dari B dan ditulis A = B-1 .
Contoh :
Matriks 𝐴 = (1 2 31 3 31 2 4
)
Mempunyai invers 𝐴−1 = (1 2 31 3 31 2 4
)
Karena 𝐴𝐴−1 = 𝐴−1𝐴 = (1 0 00 1 00 0 1
)
(12) Matriks Komutatif
Matriks komutatif adalah Jika A dan B matriks yang bujur sangkar dan
berlaku AB = BA.
Anti Komutatif jika AB = -BA.
-
Contoh :
A = (2 11 2
) dan B = (3 11 3
) , maka
AB = (2 11 2
) (3 11 3
) = (7 55 7
)
BA = (3 11 3
) (2 11 2
) = (7 55 7
)
Karena AB = 𝐵𝐴 , maka A dan B berkomutatif
(13) Matriks Idempoten, Periodik, Nilpoten
- Matriks Idempoten
Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku AA = A2 = A.
- Matriks Periodik
Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku AAA…A = Ap = A dikatakan
periodik dengan periode p-1.
- Matriks Nilpoten
Jika A Matriks Bujur Sangkar dan berlaku Ar = 0, dikatakan Nilpoten
dengan indeks r dan r bilangan bulat positip. 0 adalah matriks Nol.
D. Transformasi (Operasi) Elementer pada Baris dan Kolom Suatu Matriks
(1a ) Penukaran tempat baris ke-i dan baris ke-j ditulis Hij(A).
Contoh :
A =
987
654
321
maka H12(A)=
987
321
654
(1b ) Penukaran tempat kolom ke-i dan kolom ke-j ditulis Kij(A).
Contoh :
A =
987
654
321
maka K12(A)=
978
645
312
(2a) Memperkalikan baris ke-i dengan skalar 0, ditulis Hi() (A)
Contoh :
A =
987
654
321
maka H2(2) (A)=
987
12108
321
-
(2b) Memperkalikan kolom ke-j dengan skalar 0, ditulis Kj() (A)
Contoh :
A =
987
654
321
maka K1(3) (A)=
9821
6512
323
(3a) Menambah baris ke-i dengan skalar 0 kali baris ke -j, ditulis Hij() (A)
Contoh :
A =
987
654
321
maka H21(1) (A)=
987
975
321
Baris 1 kali 1 tambahkan dengan baris 2 diletakkan di baris 2
(3b) Menambah kolom ke-i dengan skalar 0 kali kolom ke -j, ditulis Kij() (A)
Contoh :
A =
987
654
321
maka K31(2) (A)=
2387
1475
521
Kolom 1 kali 2 tambahkan dengan kolom 3 diletakkan di kolom 3
E. Matriks Singular, Nonsingular, dan Rank Matriks
Matriks bujur sangkar A disebut matriks singular apabila 𝑑𝑒𝑡(𝐴) = 0.
Matriks singular tidak mempunyai matriks invers
Matriks bujur sangkar A disebut matriks Nonsingular apabila 𝑑𝑒𝑡(𝐴) ≠ 0.
Matriks Nonsingular mempunyai matriks invers
Rank adalah banyaknya maksimum baris atau kolom yang tidak dapat
dinolkan
Contoh :
2 4 1
3 0 2
5 4 3
A
Cara 1
( 1) ( 1)31 32
2 4 1 2 4 1 2 4 1
3 0 2 3 0 2 3 0 2
5 4 3 3 0 2 0 0 0
H H
Jadi, r(A) = 2.
-
Cara 2
( 3)2 ( 1)21 32
( 5)231
2 4 1 2 4 1 2 4 1
3 0 2 0 12 1 0 12 1
5 4 3 0 12 1 0 0 0
H H
H
Jadi, r(A) = 2.
F. Determinan Matriks
- Matriks 2×2
a bA
c d
maka det(A) = |A|= ad - bc.
Contoh :
1 2
4 3A
maka |A|= (-1)(3) - (4)(-2) = -3 + 8 = 5
- Matriks 3×3
a. Metode Sarrus
a b c
A d e f
g h i
a b c a b
A d e f d e
g h i g h
maka |A|= aei + bfg + cdh - ceg - afh - bdi
Contoh :
1 3 1 1 3
1 2 2 1 2
2 4 3 2 4
A
maka |A|= (1)(2)(3) + (3)(2)(2) + (-1)(-1)(4) - (-1)(2)(2) - (1)(2)(4) - (3)(-1)(3)
= 6 + 12 +4 + 4 - 8 + 9 = 27
b. Ekspansi Baris atau Kolom
- Minor
Mij yaitu matriks yang diperoleh dengan menghilangkan baris ke i dan
kolom ke j.
+ + + - - -
-
Contoh :
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
M23 (A) = 1 3
2 4
- Kofaktor
Cij = (-1)i+j| Mij |
C23 (A) = (-1)2+3 51 3
( 1) (1)(4) (3)(2) (4 6) 22 4
Mencari determinan dari A dengan ekspansi baris 1
1 3 1
1 2 2
2 4 3
2 2 1 2 1 21 3 1
4 3 2 3 2 4
(6 8) 3( 3 4) ( 4 4)
2 21 8 27
A
Mencari determinan dari A dengan ekspansi kolom 2
1 3 1
1 2 2
2 4 3
1 2 1 1 1 13 2 4
2 3 2 3 1 2
3( 3 4) 2(3 2) 4(2 1)
21 10 4 27
A
baris 2
kolom 3
+
-
-
-
G. Sifat-Sifat Determinan
Sifat 1
det(𝐴) = 𝑑𝑒𝑡(𝐴𝑇)
Contoh :
Berdasarkan Contoh sebelumnya
Diketahui matriks
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
dengan |𝐴| = 27
Maka
|𝐴𝑇| = |1 −1 23 2 4−1 2 3
| = |𝐴| = 27
Sifat 2
Tanda determinan berubah apabila dua baris/kolom ditukar tempatnya.
Contoh :
Diketahui matriks
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
dengan |𝐴| = 27
Misalkan matriks 𝐵 = 𝐻21(𝐴) = (−1 2 21 3 −12 4 3
) maka
|𝐵| = −1. |𝐴| = −27
Catatan :
Jika pada matriks terdapat baris/kolom sama maka 𝑑𝑒𝑡 = 0
Contoh :
|1 −1 23 2 41 −1 2
| = 0 (karena baris 1 dan baris 3 sama)
Sifat 3
Harga determinan menjadi 𝜆 kali, jika suatu baris/kolom dikalikan dengan 𝜆
(suatu skalar).
Contoh :
Diketahui matriks
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
dengan |𝐴| = 27
Misalkan matriks 𝐶 = 𝐻1−2(𝐴) = (
−2 −6 2−1 2 22 4 3
) maka
|𝐶| = −2. |𝐴| = −54
Catatan :
Jika suatu matriks, salah satu baris/kolom nol, maka 𝑑𝑒𝑡 = 0
-
Contoh :
|1 −1 23 2 40 0 0
| = 0 (karena baris 3 adalah baris nol)
Sifat 4
Harga determinan tidak berubah apabila baris/kolom ke-i ditambah dengan 𝜆
Baris/kolom ke-j.
Contoh :
Diketahui matriks
1 3 1
1 2 2
2 4 3
A
dengan |𝐴| = 27
Misalkan matriks 𝐷 = 𝐻12(−2)(𝐴) = (
3 −1 −5−1 2 22 4 3
) maka
|𝐷| = |𝐴| = 27
Catatan :
Determinan dari matriks segitiga atas atau segitiga bawah diselesaikan dengan
cara berikut :
|−1 0 09 2 09 8 3
| = −1.2.3 ; |−1 9 80 2 90 0 3
| = −1.2.3
H. Menghitung Determinan dengan Sifat-Sifat Determinan
Hal ini dilakukan untuk menentukan determinan 4x4 dengan menggunakan :
1. Operasi elementer baris/kolom ke-i ditambah dengan 𝜆 Baris/kolom ke-j
(Karena berdasarkan sifat determinan operasi ini tidak merubah nilai
determinan)
2. Penguraian baris/kolom
Contoh :
Tentukan determinan dari matriks 𝐴 = (
3 2 32 4 5−1 3 2
324
4 2 3 2
) !
Penyelesaian :
Misalkan dipilih baris 3 kemudian lakukan operasi elementer
𝐾21(3), 𝐾31
(2), 𝐾41(4)
diperoleh
-
|
3 2 32 4 5−1 3 2
324
4 2 3 2
| = |
3 11 92 10 9−1 0 0
15100
4 14 11 18
|
Kemudian lakukan penguraian baris dengan memilih baris 3
|𝐴| = −1 |11 9 1510 9 1014 11 18
|
Karena tidak ada elemen -1 atau 1, maka kurangi kolom 2 dengan kolom 1
atau dilakukan operasi elementer 𝐾21(−1)
−1 |11 9 1510 9 1014 11 18
| = −1 |11 −2 1510 −1 1014 −3 18
|
Selanjutnya lakukan operasi elementer 𝐾12(10) dan 𝐾13
(10) sehingga diperoleh
−1 |11 −2 1510 −1 1014 −3 18
| = −1 |−9 −2 −50 −1 0−16 −3 −12
|
Kemudian pilih baris ke-2 sehingga
|𝐴| = −1.−1 |−9 −5−16 −12
| = (−9.−12) − (−16. −5) = 28
Jadi diperoleh determinan dari Matriks A adalah 28
I. Matriks Invers
Definisi
Sebuah matriks bujur sangkar A berordo n:
(
𝑎11 𝑎12 ⋯𝑎21 𝑎22 ⋯
⋮ ⋮ 𝑎1𝑛𝑎2𝑛⋮
𝑎𝑛1 𝑎𝑛2 ⋯ 𝑎𝑛𝑛
)
mempunyai invers, jika ada suatu matriks B, sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴 = 𝐼𝑛.
Matriks B disebut invers matriks A ditulis 𝐴−1
Rumus Umum
𝐴−1 =1
det(𝐴). 𝑎𝑑𝑗 (𝐴)
Matriks Invers 𝐴2𝑥2
A = (a bc d
) Matriks invers dari A yaitu A−1 =1
ad−bc (d −b−c a
)
Contoh :
Tentukan invers dari A = (−2 −14 3
) !
Penyelesaian :
A−1 =1
−2.3 − (−1.4)(3 1−4 −2
)
-
=1
−2(3 1−4 −2
)
A−1 = (−3
2−1
2
2 1)
Matriks Invers 𝐴𝑛𝑥𝑛
Untuk matriks berukuran 𝐴𝑛𝑥𝑛 dengan diperoleh Adj (A) adalah Transpose
dari matriks Kofaktor.
Matriks Kofaktor dari 𝐴 = (𝑎𝑖𝑗) adalah
(
𝐶11 𝐶12 ⋯𝐶21 𝐶22 ⋯
⋮ ⋮
𝐶1𝑛𝐶2𝑛⋮
𝐶𝑛1 𝐶𝑛2 ⋯ 𝐶𝑛𝑛
)
Contoh :
Tentukan invers dari = (2 3 −40 −4 11 −1 5
) !
Penyelesaian :
# Kofaktor dari kesembilan elemen dari matriks A adalah sebagai berikut :
𝐶11 = + |−4 2−1 5
| = −18
𝐶12 = − |0 21 5
| = 2
𝐶13 = + |0 −41 −1
| = 4
𝐶21 = − |3 −4−1 5
| = −11
𝐶22 = + |2 −41 5
| = 14
𝐶23 = − |2 31 −1
| = 5
𝐶31 = + |3 −4−4 2
| = −10
𝐶32 = − |2 −40 2
| = −4
𝐶33 = + |2 30 −4
| = −8
Jadi Matrik Kofaktor dari matriks A yaitu 𝐶𝑖𝑗 = (−18 2 4−11 14 5−10 −4 −8
)
Sehingga diperoleh Adj (A) adalah 𝐴𝑑𝑗(𝐴) = (−18 −11 −102 14 −44 5 −8
)
# Determinan dari Matriks A (Penguraian Baris ke-2)
|𝐴| = 𝑎21. 𝐶21 + 𝑎22. 𝐶22 + 𝑎23. 𝐶23
-
= 0.−11 + (−4.14) + 2.5
|𝐴| = −46
# Matriks Invers dari matriks A :
𝐴−1 =1
−46(−18 −11 −102 14 −44 5 −8
) =
(
9
23
11
46
5
23
−1
23−7
23
2
23
−2
23−5
46
4
23)
Latihan Soal
1. Diketahui :
𝐴 = [1 −2 63 0 −11 1 −2
] ; 𝐵 = [−7 −2 18 −3 4−5 2 1
−2−17] ; 𝐶 = [
1 −3 52 1 −31 0 −2
]
Tentukan :
(a) 3𝐶 − 2𝐴
(b) 𝐴𝐵
(c) −1
4𝐵
(d) 3𝐶 − 2𝐴
(e) 𝐵𝑇𝐶
2. Tentukan Determinan dari matriks berikut :
(a) 𝐴 = [1 −3 52 1 −31 0 −2
]
(b) 𝐴 = [−4 1 22 −2 03 4 1
]
(c)
4321
3231
1313
1221
A
-
(d)
1312
1212
2111
4321
A
3. Tentukan invers dari matriks :
(a) 𝐴 = [1 −2 63 0 −11 1 −2
]
(b)
323
254
211
A
(c)𝐴 = [1 2 23 1 01 1 1
]
(d)
115
321
142
A