media dependency theory
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Media Dependency Theory
Adanti Aditya Larasati210110130062Mankom A 2013/2014
Dosen Pembimbing:
DR. Antar Venus M.A.Comm
Meria Octavianti,S.Sos.,M.SiMata KuliahTEORI KOMUNIKASI
Fakultas Ilmu Komunikasi
Jurusan Manajemen Komunikasi
Universitas Padjadjaran
TOKOH
Melvin Defluer
DeFleur received his Ph.D. in social
psychology from the University of Washington in 1954. With the
spread of television, he began to study the mass media.
Specifically, he researched the effect of television on children's
knowledge of occupational roles, and on the factors that
influence the content and output of the
American broadcasting systems.
the Annenberg School for Communication and Journalism at the
University of Southern California,
Director of the Communication Technology and
Community Program
Sandra Ball –Rokeach
LATAR BELAKANG
Tentu saja, telah dilakukan usaha untuk menggabungkan dua teori ini ke “model Uses and Gratification dari komunikasi
massa” (Rubin & Windahl, 1986).
seringkali mengubah
MSD menjadi beberapa
bagian yang besar dari
teori lain
Bagaimanapun, perkembangan dari MSD menganggap kerangka teori ini independen di bagian “perbedaan kisah, pertanyaan, dan pola pikir”
(Ball-Rokeach, 1998, p, 5).
Kecenderungan yang lebih luas dari pihak media untuk
memberikan kepuasan kepada khalayak
Yaitu:
PENGERTIAN
Teori Ketergantungan Media (Media Dependency Theory) menurut Melvin
Defluer dan Sandra Ball Roceach: teori komunikasi massa yaitu semakin
seseorang tergantung pada suatu media untuk memenuhi
kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang
tersebut.
ASUMSI
1.Semakin tinggi media memberikan
pemenuhan informasi, maka
semakin tinggi pula ketergantungan
audiens terhadap media tersebut. Vice
versa
2. Sistem sosial institusi media. Seringkali
pilihan/ ketergantungan
audiens pada media ditentukan oleh
institusi sosial ini.
Ketergantungan audiens pada suatu media dipengaruhi oleh
2 hal:
KONSEP PENTING
• Hubungan integral tak terpisahkan antara pemirsa (audience), media dan sistem sosial yang besar.
• khalayak bergantung kepada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka
memenuhi kebutuhan khalayak bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses
konsumsi media massa.
MODEL
SOCIETY
EFFECT(Cognitive,Affective, Behavioral)
AUDIENCE
MEDIA
SOCIETYmasyarakat, perkumpulan,
lembaga/institusi
MEDIAperangkat-perangkat yang digunakan untuk
menyimpan serta mengirimkan data atau informasi.
KONDISI SOSIAL (SOCIETY)Sistem media dan institusi sosial itu saling berhubungan dengan khalayak dalam menciptakan kebutuhan dan minat akan bervariasi sesuai dengan tingkat stabilitasnya. Dalam kondisi sistem sosial mapan akan mengalami kecenderungan untuk:
Mendefinisikan hal baruPenyesuaian sikap
Menegaskan kembali nilai yang berlaku/ mempromosikan nilai baru.
Ini semua akan menstimulasi proses pertukaran informasi.
MEDIABeragam dalam hal kuantitas,
persebaran, reliabilitas, dan otoritas .Peran media: memberikan info sosial
politik dibandingkan kondisi masyarakat sebenarnya.
Fungsi media memenuhi: kepentingan, selera, kebutuhan, dan
sebagainya.
AUDIENCEsiapa yang menjadi sasaran
program komunikasi
EFFECT Hasil, akibat, dampak, perubahan yang terjadi pada komunikan dari pesan yang
diberikan komunikator.
AUDIENCE
Ada kelompok yang dapat bertahan dan yang lainnya lenyap. Kelompok elite
akan lebih banyak mengendalikan media, tidak terlalu bergantung pada
media, cenderung memiliki akses kepada media yang lebih cakap dan
kompeten.Nonelite terpaksa bergantung pada media yang kurang memadai.
Negatif:Kognitif / Pengetahuan
Menciptakan ambiguitas
Afektif / Sikap dan EmosiMenciptakan
ketakutan/kecemasanmenurunkan dukungan moral
Konatif / PerilakuMengaktifkan/menggerakkan/
Pembentukan isu
Penurunan daya pikirPencotohan buruk
EFFECT
Positif:Kognitif / Pengetahuan:
Menghilangkan ambiguitasAgenda-settingPerluasan sistem keyakinan masyarakatPenegasan/penjelasan nilai-nilai
Afektif / Sikap dan EmosiMeningkatkan dukungan moralKonatif / Perilaku
Menjangkau/menyediakan strategi untuk suatu aktivitasmeredakan/penyelesaian isuMenyebabkan perilaku dermawan
CONTOH
Contoh positif:Menurut saya seperti terbiasa
bangun pagi untuk melihat berita, perkiraan cuaca, dan menyaksikan
atau mendengar atau membaca hal-hal yang bersifat mendidik.
Contoh negatif: Pendapat saya seperti
sering melihat berita gosip dan memanfaatkan
media sebagai alat mengomentari front
people yang mungkin saja khalayak tidak tahu
apa yang sebenarnya terjadi.
SUMBER
http://ilhamkusumah.blogspot.com/2011/06/teori-ketergantungan-media-dependency.html
Diakses pada: Sabtu, 1 Maret 2014 – 23.47 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_ketergantungan_media
Diakses pada: Sabtu, 1 Maret 2014 – 23.47 WIB
http://annenberg.usc.edu/Faculty/Communication%20and%20Journalism/BallRokeachS.aspx
Diakses pada: Minggu, 2 Maret 2014 – 03.30 WIB
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/02/teori-teori-komunikasi.html
Diakses pada: Minggu, 2 Maret 2014 – 03.30 WIB
https://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Melvin_Defleur.html
Diakses pada: Minggu, 2 Maret 2014 – 03.30 WIB
Dosen Pembimbing:DR. Antar Venus M.A.Comm
Lahir: Serang-Banten, 2 Juni 1968Antar Venus adalah Pakar Komunikasi yang
yang terobsesi membumikan ilmu komunikasi. Sebagai pengampu mata kuliah
teori-teori Komunikasi di Universitas Padjadjaran, Dosen ini menyebarkan motto
'Learning communication theories in practical way".
Autobiografi Mahasiswa: Adanti Aditya Larasati
Seorang perempuan yang lahir di Jakarta, 24 Juni 1995 dan saat ini
sedang menjalani pendidikan lanjutnya di FIKOM Unpad 2013 jurusan Manajemen Komunikasi
NPM:210110130062
“Media Dependency Theory menyadarkan saya untuk menjadikan media massa
sebagai pemberi pesan/informasi yang dapat memajukan kualitas sumber daya
manusia, karena kebutuhan dan ketergantungan manusia akan penggunaan
media massa masih bertahan dan sudah seharusnya dijadikan sarana yang
bermanfaat bagi kepentingan khalayak berjumlah besar ini.”