media komunikasi internal presentasi kelompok
DESCRIPTION
aaaTRANSCRIPT
PROGRAM MEDIA INTERNAL PR (MEMPERKUAT MEREK/HOUSE STYLE
CORPORATE)
Untuk Memenuhi Mata Kuliah PR On Media
Dosen Pengampu :
Maya Diah Nirwana, S.Sos., M.Si
Oleh :
Claudia Maya 135120200111014
Cheryl Alvigayani 135120200111010
Juwidia Pranita S. 135120200111026
Septia Ryannisa 135120207111033
Farid Dwi P. 135120201111042
INCLUDEPICTURE "http://aksonmedia.com/file/2013/10/PORTOFOLIO-5.png" \*
MERGEFORMATINET
JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2015
A. Hubungan Komunikasi Internal dalam Organisasi
Menurut Nova (2009) Komunikasi internal yaitu pertukaran informasi Antara manajemen
organisasi dengan publik internalnya. Menurut Assumpta (2013, h.89) publik internal adalah
orang-orang yang berada di dalam atau yang tercangkup dalam suatu organisasi, seperti
karyawan dari staf sampai karyawan terbawah. Menjalin hubungan komunikasi dengan publik
internal merupakan kegiatan PR yang merupakan komunikasi dua arah atau timbal balik.
Menurut Beard (2001, h. 18) tujuan komunikasi internal berkenaan dengan hubungan antara
suatu perusahaan dengan karyawan untuk memfasilitasi pekerja untuk memelihara hubungan
yang berkualitas tinggi, serta mampu memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan
organisasi. Tujuan menjalin hubungan komunikasi internal juga untuk meyakinkan bahwa para
pekerja tersebut akan selalu mendapat informasi dengan baik sehingga kinerja dan kepuasan
kerja dapat dimaksimalkan. Hubungan komunikasi internal yang baik akan menciptakan
lingkungan kerja yang menyenangkan dan lebih menunjang keberhasilan (Beard, 2001, h. 18).
Menurut Purwanto (2006, h.35) komunikasi yang terjalin baik Antara manajer yang satu
dengan manajer yang lain, Antara manajer dengan karyawan, atau Antara karyaawan dengan
karyawan, merupakan salah satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Menurut Gregory (2005, h.40) Komunikasi internal merupakan kegiatan
yang dipandang sebelah mata. Komunikasi internal didalam perusahaan berupa jurnal internal,
dan yang paling buruk berupa memo di papan pengumuman yang ketinggalan jaman dan tidak
jelas siapa penulisnya. National Health Trust dan sebuah konglomerasi Eropa melihat bahwa
komunikasi internal memiliki pengaruh terhadap kinerja mereka (Gregory, 2005, h.40).
Menurut Gregory (2005) dewasa ini, karyawan mengharapkan sesuatu yang lebih daripada
gaji guna memotivasi karyawan yaitu dengan menyediakan komunikasi yang menghubungkan
kebutuhan organisasi akan suatu perubahan dan kebutuhan karyawan akan keamanan. Michelli
(2007, h.209) menyebut bahwa perusahaan yang membangun hubungan komunikasi internal
yang baik salah satunya yaitu Starbucks. Starbucks merupakan perusahaan yang menjual
minuman kopi yang mengedepankan pelayanan pada pelanggannya. Namun, Starbucks juga
mengedepankan komunikasi internalnya seperti mengaadakan evaluasi perusahaan dengan tim.
Komunikasi internal dilakukan guna mempertahankan sebuah kenyamanan untuk karyawannya.
Menurut manajer Starbucks, menjalin hubungan komunikasi internal dengan karyawan
merupakan masukan dari “perasaan bawah sadar” yang dirasakan karyawan terhadap
perusahaan. Starbucks memiliki prinsip guna memotivasi semua anggota tim untuk
memperhatikan kinerja tim secara keseluruhan.
B. Pola Komunikasi Organisasi Internal
Pada dasarnya komunikasi dibutuhkan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi, hal ini
berkaitang dengan agar didapatnya umpan balik (feedback) terutama dalam organsisasi atau
perusahaan tersebut hal ini sesuai menurut Robbins (2002, h. 148) bahwa “langkah terakhir
dalam proses komunikasi adalah umpan balik. Umpan balik diperlukan untuk memeriksa
seberapa sukses kita menyampaikan pesan kita seperti yang dimaksudkan semula”. Adapun
untuk mendapatkan feedback dalam perusahaan atau organisasi adalah dengan melakukan
komunikasi internal melalui beberapa media.
Adapun pengertian dari komunikasi internal sendiri menurut Brennan dalam Effendy (2005,
h. 122-130) yaitu :
“Pertukaran gagasan di antara para admistrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau organisasi guna terwujudnya tujuan perusahaan dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan itu berlangsung
secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang menyebabkan
pekerjaan (oprasi dan manajemen) berlangsung (Ruliana, 2014, h. 94)”.
Menurut Assumpta (2013, h.91) komunikasi dengan rekan sekerja perlu disesuaikan dengan
lingkungan organisasi. Perlu diperhatikan bahwa didalam komunikasi dengan publik internal
hindarkan isu dan gossip mengenai kehidupan pribadi karyawan. Hindarkan mengucapkan kata-
kata atau ungkapan yang kurang pantas didengar (Assumpta, 2002, h.89). Oleh sebab itu, perlu
menggunakan hubungan vertical, horizontal, dan diagonal secara terbuka. Berikut penjelasan
lebih dalam terkait pola komunikasi vertikal dan horizontal.
a. Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang dilakukan dari bawah ke atas atau atas ke
bawah, dalam hal ini adalah komunikasi yang bisa dilakukan oleh atasan kepada karyawan dan
karyawan kepada atasan, seperti menurut Robbins (2002, h. 148) komunikasi ke bawah adalah
komunikasi dari tingkatan tertentu dalam suatu kelompok atau organisasi ke tingkatan yang
lebih rendah, komunikasi dengan pola ini biasanya digunakan pemimpin dalam perusahaan dan
manajer untuk dapat mencapai tujuannya seperti, memberikan intruksi kerja, informasi dan
peraturan serta prosedur-prosedur yang diberlakukan untuk karyawan ataupun seluruhnya
publik dalam organisasi atau perusahaan tersebut, selanjutnya adalah komunikasi ke atas yang
ada pada tingkatan dari bawah atau karyawan dalam perusahaan kepada atasan ataupun untuk
organisasi tersebut, hal ini biasanya diberlakukan sebagai salah satu cara untuk memberikan
umpan balik bagi pemimpin atau organisasi atas informasi yang didapatkan hingga
penyampaian masalah yang ada.
b. Komunikasi leteral atau Horizontal menurut Robbins (2002) yaitu komunikasi dari
kelompok kerja yang sama atau pada tingkatan yang sama untuk dapat menghemat waktu dan
mempermudah koordinasi.
Kedua pola diatas, digunakan sebagai dasar penerapan media internal dalam organisasi.
Menurut Robbins (2002), media utama dalam pola komunikasi internal terutama dalam
organiasi dan perusahaan adalah komunikasi secara lisan seperti melakukan pidato-pidato,
diskusi secara formal atau non formal, seperti gossip atas isu-isu di dalam organisasi. Manfaat
yang diperoleh organisasi yaitu kecepatan informasi dan terdapat umpan balik secara langsung.
Pola komunikasi ke atas dan ke bawah juga baik dilakukan oleh organisasi dengan berbagai
cara, terutama melalui diskusi-diskusi langsung secara informal ataupun meluangkan waktu
untuk tatap muka (manajer dengan kelompok-kelompok karyawan (Argenti, 2010).
Hal lain juga dapat dilakukan dengan menggunakan pola komunikasi baik vertikal melalui
media internet, seperti menyalurkan ide-ide karyawan kepada atasan melaluin e-mail atau
internet namun tetap harus hati-hati dan topik tetap di batasi untuk para karyawan dan lingkup
tentang starategi dan juga tujuan-tujuan perusahaan (Argenti, 2010). Contohnya adalah yang
dilakukan oleh Starbucks yang membuka e-mail tentang ide-ide mereka kepada manajer dengan
program “Open Forum”.
Kemudian pola komunikasi media internal juga dapat dilakukan melalui media dalam
bentuk tertulis dalam organiasi dan perusahaan yang sering dilakukan. Dalam hal ini Robbins
(2002, h. 150) mennyatakan “komunikasi tertulis mencangkup, memo, surat, surat elektronik,
pengiriman, faks, bulletin organisasi, majalah dinding atau peralatan lain yang disampaikan
secara tertulis atau melalui simbol-simbol”.
C. Mengelola Komunikasi Organisasi Internal
Komunikasi internal atau komunikasi yang berlangsung di dalam suatu organisasi
merupakan cara untuk menjalin hubungan baik dikalangan publik internal sehingga tercapai
sinergi kerja (Satlita, 2005). Dalam membina hubungan dengan public, terutama public internal,
seorang PR dapat memanfaatkan media komunikasi internal yang kelak akan mempengaruhi
citra perusahaan (Pasaribu & Agung, 2015).
Menurut Laksamana dalam Pasaribu & Agung (2010, h.50) terdapat lima media yang tepat
untuk aktivitas internal public relations, yaitu :
1) Media Verbal
a. Team Briefing
b. Weekly Briefing
c. Staff Meeting
d. Conferences
e. Walking The Job
f. Telephone
2) Printed Media Channels
a. Majalah Internal
b. Staff annual report
c. Direct mail
d. Bulletin Board
e. Pamflet
f. Poster
g. Suggestions Scheme
h. Staff Journal
3) Audio Visual
a. Video
b. In House TV
c. Teleconference Video Conference
4) E-Media
a. Internet
b. E-mail
c. Messenger
d. SMS & BBM Services
5) Mixed Media
a. Exhibitions
b. Launching Event
c. Family atau Staff Event
d. Social Event
Elektronic public relations (e-PR) adalah inisiatif public relation yang menggunakan media
internet sebagai sarana publisitasnya. Public relation di dunia internet memiliki peran yang lebih
besar dan luas dibandingkan dengan public relation di dunia fisik. Berikut contoh media internal
yang digunakan oleh Bank Central Asia (BCA) sebagai cara untuk menjaga komunikasi internal.
a. Info BCA
InfoBCA adalah majalah bulanan internal BCA yang berfungsi sebagai media edukasi,
sosialisasi, hiburan, dan sarana untuk saling berbagi pengetahuan serta pengalaman dan
kegiatan seputar perusahaan bagi seluruh karyawan BCA. Majalah InfoBCA berisi
informasi perkembangan perusahaan, produk, layanan, jaringan, program, penghargaan,
teknologi, serta aktivitas di seluruh unit kerja dan cabang-cabang yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia, perusahaan anak, mitra kerja, maupun materi pengembangan
wawasan antara lain manajemen, ekonomi, bisnis dan investasi, pendidikan, kesehatan,
kuliner, resensi buku, film, musik, obyek wisata, modul-modul pembelajaran dan
motivasi serta informasi-informasi bermanfaat lainnya bagi karyawan. Untuk periode
tertentu InfoBCA juga menerbitkan Edisi Khusus yang berisi tentang informasi dan
kegiatan seputar Layanan. Sepanjang tahun 2013, telah diterbitkan 3 edisi khusus dan 10
edisi reguler.
b. BCA Update
Leaflet mengenai Kinerja Keuangan BCA, terbit 4 kali dalam setahun setiap triwulan
yang disampaikan ke seluruh manajemen, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang serta ke
lembaga terkait.
c. MyBCA
MyBCA adalah media komunikasi internal BCA yang berbasis internet. Jaringan internet
ini hanya dapat diakses oleh kalangan internal BCA dengan menggunakan fasilitas yang
diberikan oleh perusahaan. MyBCA dikelola oleh Grup Teknologi Informasi bersama Aspek
Humas dan unit kerja lain di kantor pusat. Masing-masing unit kerja memiliki portal sendiri-
sendiri yang dapat diakses melalui halaman utama MyBCA. Web internal ini berfungsi
sebagai sarana untuk menyampaikan informasi perusahaan dan program unit kerja terkait,
sosialisasi produk, layanan, program, sarana edukasi dan pembelajaran, serta beragam
informasi penting lainnya. Melalui MyBCA karyawan dapat mengunduh data seperti sistem
aplikasi, teks, gambar dan video yang berguna untuk menunjang aktivitas kerja. MyBCA
telah dikembangkan fungsinya untuk pelayanan informasi dan administrasi ketenagakerjaan
Laporan Tahunan BCA 2013 256 Profil Singkat BCA Laporan kepada Pemegang Saham
Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis secara online, seperti biaya kesehatan, pengajuan cuti,
lembur, perjalanan dinas, data karyawan, kompensasi, appraisal dan sebagainya.
d. TV Plasma
TV Plasma merupakan media komunikasi internal berbasis elektronik yang dipasang di
tempat-tempat strategis di dalam gedung atau area dalam kantor BCA. Media elektronik
audio visual ini berisi informasi mengenai perusahaan, produk, layanan, dan informasi
penting lainnya.
e. E-mail
BCA juga memanfaatkan email untuk media komunikasi internal. BCA menggunakan e-
mail blast untuk menyebarkan informasi perusahaan, produk, program kerja atau acara,
maupun informasi lainnya. Komunikasi internal lain yang dibangun melalui sarana e-mail
adalah forum komunikasi manajemen. Penyebaran informasi untuk forum manajemen ini
dilakukan melalui e-mail.
f. Microsoft Lync
Media komunikasi internal lainnya adalah berupa fasilitas komunikasi internal berbasis
software Microsoft Lync. Melalui fasilitas Microsoft Lync ini karyawan dapat mengirim
data atau informasi melalui PC (Personal Computer) masing-masing dan saling
berkomunikasi seperti halnya fasilitas obrolan (chatting) yang terdapat pada gadget
modern. Fasilitas Microsoft Lync sangat bermanfaat terutama untuk hal-hal yang bersifat
urgent karena pesan yang masuk langsung muncul di layar monitor disertai dengan tanda
pesan masuk. Selain itu fasilitas Microsoft Lync dapat digunakan untuk mengirimkan file
atau data yang berukuran besar.
g. Komunikasi internal yang dibangun melalui event internal BCA
1. HUT BCA
2. Analyst Meeting
3. Pembukaan atau relokasi kantor cabang
4. Lunch Together Management
5. Silaturahmi: Natal/Tahun Baru, Idul Fitri dan Purnabhakti BCA
6. Rapat Kerja Nasional Level Pimpinan: Komisaris, Direksi, Kepala Kantor
Wilayah, Kepala Divisi, Wakil Kepala Divisi, Pemimpin Cabang BCA serta
Komisaris dan Direktur perusahaan anak.
7. Hiasan Lobby di banking hall Kantor Pusat untuk: Imlek, Idul Fitri, Natal dan
Tahun Baru.
8. Bakorseni (Badan Koordinasi Olah Raga, Seni dan Hobi).
9. Kegiatan dalam rangka meningkatkan engagement maupun pengembangan
wawasan seperti rekreasi tahunan unit kerja, Community of Practice (COP).
D. Media Internal Public Relations Bagi Citra Perusahaan
Komunikasi melalui bahasa merupakan alat pikiran yang penting untuk pengembangan
organisasi (Maddalena, dalam Onyiengo, 2014). Public relations menjadi penggerak yang
menggunakan alat komunikasi tersebut. Jenis komunikasi yang digunakan PR bukan hanya
sekedar memberi informasi, tetapi juga untuk membujuk orang, membentuk atau mengubah
opini, dan memberi respon. Dalam hal ini, informasi yang diberikan tidak hanya berlaku pada
publik eksternal, namun harus memberikan perubahan perilaku terhadap publik internal
organisasi (Maddalena, dalam Onyiengo, 2014). Maddalena (dalam Onyiengo, 2014)
memaparkan bahwa organisasi perlu mengembangkan citra internal yang positif sebagai
gambaran yang terlihat oleh pihak eksternal. Public relations harus membuat program yang
efektif dalam menyampaikan informasi bagi internal organisasi dengan memanfaatkan berbagai
media. Media menjadi wadah PR dalam berkreasi atau mengemas informasi-informasi terkait
internal organisasi.
E. Studi Kasus
1) Program Intranet “Hallo Online” PT Telkom Divre II Jakarta dalam Menjalin
Komunikasi Internal Satu Arah (Hadiani & Ritonga, 2010).
Penelitian oleh Hadiani dan Ritonga (2010, h. 83) menjelaskan tentang penerapan
komunikasi satu arah di media komunikasi internal antara manajemen dengan karyawan PT
Telkom Divre II Jakarta. Media internal yang digunakan oleh PT Telkom Divre II ialah
“Hallo Online” yang bersifat satu arah (2010, h. 83). “Hallo Online” milik PT Telkom Divre
II ini berbentuk viewdata house journal. Viewdata house journal merupakan media surat
kabar elektronik yang mempergunakan perangkat saluran televisi atau komputer untuk
mengakses infomrasi atau berita-berita tertentu (Ruslan, 2006, h. 196). Viewdata house
journal di PT Telkom Divre II dikenal sebagai intranet. Intranet sebagai jalur informasi yang
digunakan public relations untuk menyampaikan pesan kepada publik internal dengan
menggunakan teknologi komunikasi baru melalui sarana media online (Hadiano & Ritonga,
2010, h. 84).
Media online “Hallo online” PT Telkom Divre II Jakarta, berisikan tentang kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan, informasi terkait ceremonial yang
diadakan perusahaan, info-info kegiatan yang dilaksanakan PT Telkom Divre II Jakarta,
tulisa mengenai renungan/kontempkasi, profil karyawan, berita keluarga karyawan PT
Telkom, serta tulisan dan gambar menarik berupa karikatur (Hadiano & Ritongan, 2010, h.
84). Hal lain yang menunjukkan “Hallo online” sebagai media komunikasi internal satu arah
ialah informasi mengenai manajemen perusahaan lebih mendominasi. Dengan begitu, bentuk
informasi yang ditampilkan cenderung statis atau baku, sehingga kurang memberikan ruang
bagi karyawan untuk memberikan perbaikan (feedback) terhadap informasi tersebut. Namun,
“Hallo Online” mencantumkan sebuah kontak yang dapat dihubungi apabila karyawan ingin
mengritisi tulisan dalam “Hallo Online”. Hal ini menjelaskan bahwa terdapat feedback,
namun bersifat tidak langsung.
Penelitian Hadiani dan Ritonga (2010, h. 86) memaparkan bahwa public relation
menggunakan “Hallo Online” sebagai media komunikasi internal yang tidak hanya
menyampaikan informasi kepada karyawan. Namun informasi ditujukan kepada keluarga
saham dan pemegang saham. Sasaran PT Telkom Divre II dalam menggunakan intranet
melalui “Hallo Online” ialah pihak internal atau karyawan PT Telkom, sehingga pihak luar
tidak dapat mengakses media komunikasi internal “Hallo Online”. “Hallo Online” miliki PT
Telkom Divre II Jakarta berisi portal telkom, e-mail karyawan, slip gaji, dan Milis (Hadiani
& Ritonga, 2010, h. 93). Public Relations PT Telkom Divre II Jakarta menjelaskan kelebihan
“Hallo online”, yakni semua karyawan dapat mengakses informasi dengan mudah, karena
sistem bersifat online sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun (Hadiani & Ritonga,
2010, h. 94). Informasi dapat di update dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga karyawan
dapat memperoleh informasi yang aktual.
Public Relations PT Telkom Divre II Jakarta menjelaskan pula kelemahan dari media
internal perusahaan “Hallo Online”, yakni karyawan tidak dapat menyampaikan umpan balik
secara langsung kepada manajemen (Hadiani & Ritonga, 2010, h. 95). Sehinga pola
komunikasi antara manajemen dengan karyawan dalam PT Telkom Divre II Jakarta berjalan
satu arah. Komunikasi internal berlangsung dari pihak atas ke bawah, dari pihak komunikan
kepada komunikator, atau dari pihak manajemen kepada pihak karyawan (Hadiani &
Ritonga, 2010, h. 95). Public Relations juga tidak menerima protes atau keluhan dari
karyawan terkait informasi yang berupa kebijakan dari pihak manajemen. Artinya, karyawan
menerima apa yang sampaikan melalui “Hallo Online”. Public Relation PT Telkom Divre II
Jakarta memaparkan pula bahwa melalui “Hallo Online”, kejelasan reaksi karyawan terhadap
informasi yang diberikan tidak dapat di kontrol secara optimal.
2) Program Intranet Portal PT Dirgantara Indonesia dalam Mewujudkan Komunikasi
Internal Organisasi (Pasaribu & Agung, 2015).
PT. Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan kedirgantaraan pribumi di Asia dengan
fokus dalam pembuatan pesawat terbang, desain pengembangan, dan pembuatan pesawat
komuter regional sipil dan militer. Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 memiliki
dampak bagi PT Dirgantara. Dampak terbesarnya adalah aliran dana dan pembiayaan
operasional perusahaan oleh pemerintah juga dihentikan. Akibatnya, terjadi PHK besar-
besaran, dan terjadi terjadi demo. Hal tersebutlah yang membuat PT. Dirgantara memiliki
pandangan buruk dari internal perusahaan yakni karyawan dan masyarakat Indonesia.
Namun PT. Dirgantara mampu bangkit menjadi lebih baik dan mampu membangun
kembali kepercayaan pemegang saham serta mengembalikan kepercayaan karyawan.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran public relation PT Dirgantara Indonesia yang
mampu menjaga dan membangun komunikasi internal dalam perusahaan. Public relation PT
Dirgantara Indonesia memanfaatkan teknologi intranet sebagai salah satu media komunikasi
internal perusahaan. Intranet adalah jaringan komputer dalam perusahaan yang menggunakan
komunikasi data standar seperti dalam internet.
Intranet PT Dirgantara Indonesia kemudian disebut sebagai Portal PT Dirgantara
Indonesia, dibuat pada tahun 2009, dan diposisikan sebagai media internal perusahaan.
Supervisor Humas PT Dirgantara Indonesia, menyatakan bahwa Portal PT Dirgantara
Indonesia berfungsi sebagai media komunikasi dalam perusahaan. Tujuan dari portal tersebut
adalah agar penyebaran informasi yang lebih cepat. Selain itu, Portal PT Dirgantara Indonesia
berfungsi juga sebagai jalur akses ke semua aplikasi dan sistem informasi yang ada dalam
perusahaan. Seluruh karyawan dalam perusahaan memperoleh informasi yang lengkap dan
akurat mengenai perusahaan baik itu tentang kegiatan, kebijakan baru, maupun prestasi yang
telah dicapai perusahaan melalui Portal PT Dirgantara Indonesia.
Daftar Pustaka
Buku :
Argenti, P.A. (2010). Komunikasi korporat edisi 5. Jakarta: Selemba Humanika.
Assumpta. M. (2002). Dasar-dasar public relations : Teori dan praktek. Jakarta: Gramedia
Sarana Indonesia.
Beard, M. (2001). Manajemen departemen public relations. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gregory, A. (2005). Publlic relations dalam praktik. Jakarta: Erlangga.
Michelli, Joseph A. (2007). The starbucks experience: 5 prinsip untuk mengubah hal biasa
menjadi luar biasa. Jakarta: Erlangga.
Nova, F. (2009). Crisis public relations: Bagaimana pr menangani krisis perusahaan. Jakarta:
Grasindo.
Purwanto, D. (2006). Komunikasi bisnis. Jakarta: Erlangga.
Robbins, S.P. (2002). Prinsip-prinsip prilaku organisasi edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Ruliana, P. (2014). Komunikasi organisasi: teori dan studi kasus. Jakarta: Rajawali Pers.
Jurnal :
Hadiani, U.A., & Ritonga, M.J. (2010). Penerapan komunikasi satu arah di media komunikasi
internal “Hallo Online” pt telkom divre II jakarta. Jurnal Komunikologi, 7(1), 83-99.
Onyiengo, S. I. (2014). Effectiveness of communication media used by the public relations
department in facilitating effective internal public relations at the kerio valley development
authorithy in kenya. International Journal of Humanities and Social Science, 4(9), 108-117.
Pasaribu, Z & Agung, D. (2015). Pengaruh penggunaan media internal portal PT. Dirgantara
Indonesia terhadap citra perusahaan. Jurnal Sosioteknologi. 14 (1), 61-70.
Satlita, L. (2005). Program komunikasi internal untuk meningkatkan kinerja karyawan. Jurnal
Komunikasi, 5(1), 44-53.
Website :
Bank Central Asia. (2013). Laporan Tahunan BCA 2013. Diakses pada 17 November 2015, dari
http://www.bca.co.id/include/download/indeks_id/MediaKomunikasi_190-195.pdf