medication possession ratio, proportion of days …library.usd.ac.id/data pdf/f....

93
PROFIL MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS COVERED DAN PERSISTENCE RATE OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN ASKES HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN PANTI RINI YOGYAKARTA TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Agatha Ratri Prasetyo NIM : 088114145 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: vothu

Post on 02-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

PROFIL MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS

COVERED DAN PERSISTENCE RATE OBAT ANTIHIPERTENSI PADA

PASIEN ASKES HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN

PANTI RINI YOGYAKARTA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Agatha Ratri Prasetyo

NIM : 088114145

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

i

PROFIL MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS

COVERED DAN PERSISTENCE RATE OBAT ANTIHIPERTENSI PADA

PASIEN ASKES HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PANTI RAPIH DAN

PANTI RINI YOGYAKARTA TAHUN 2011

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Agatha Ratri Prasetyo

NIM : 088114145

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan yang

biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia (1 Korintus)

Karya ini saya persembahkan kepada :

Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapak dan Mama

Adek Aldo, Adek Alin, dan Gilang

Semua teman-teman

dan almamater tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

vii

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih atas segala berkat dan

karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Profil Medication Possession Ratio,

Proportion Of Days Covered Dan Persistence Rate Obat Antihipertensi Pada

Pasien Askes Hipertensi Di Rumah Sakit Panti Rapih Dan Panti Rini Yogyakarta

Tahun 2011” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

2. Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Yogyakarta yang telah memberikan izin dan informasi selama penelitian.

3. Kepala Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta

yang telah memberikan izin, informasi dan dukungan selama penelitian.

4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

5. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt., selaku dosen pembimbing atas

bimbingan, dukungan, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Th. B. Titien Siwi Hartayu, Apt., M.Kes., Ph.D. dan dr. Fenty, M.Kes.,

Sp.PK sebagai penguji yang telah memberikan kritik, masukan dan saran

yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

viii

7. Rita Suhadi, M.Si., Apt. yang telah memberikan semangat, dukungan dan

masukan selama penelitian.

8. Crhisantus Tri Suprastyo dan Crescentiana Surati sebagai orang tua dan

Yulius Aldo Bima Prasetyo dan Maria Angelin Virfilia Prasetyo sebagai

adik yang senantiasa memberi dukungan, cinta dan selalu memanjatkan doa.

9. Gregorius Advent Gilang Arlingga sebagai kekasih yang selalu memberikan

motivasi untuk berjuang dan tempat teduh saat penulis kehilangan semangat.

10. Astaria Sekar Setiarum sebagai partner selama kuliah dan Wenny Daniaty

yang telah berjuang bersama dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Teman-Teman kost Lovely (Mbak Pia, Mbak Bo, Yuniarti, Satya, Mbak

Dju, Mbak Yenita, Mbak Erna, Sari) yang selalu menghibur dan

mendukung.

12. Sahabat-sahabat Tongkol (Cici, Iphon, Carul, Phie, Aben, Lius, Acik, Jono,

Dini dan lain-lain) yang selalu memberikan doa, semangat dan keceriaan.

13. Ukay, Gary, Brian, Cos, Uchan, Cipret, Dimbek, Na, Ipip, Rio, Seco, Ana

yang telah menemani dan memberikan bantuan, semangat serta penghiburan.

14. Teman-teman kelas C 2008, FKK B 2008 dan teman-teman angkatan 2008

yang selalu belajar dan berproses bersama.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian

ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk

perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang

membaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.……………………………………………………… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.…………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN.…………………………………………….. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.…………………………………………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.…………………………………... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA......... vi

PRAKATA.………………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL.…………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR.……………………………………………………… xiii

DAFTAR LAMPIRAN.……………………………………………………. xiv

INTISARI………………………………………………………………….. xv

ABSTRACT…………………………………………………………………. xvi

BAB I. PENGANTAR……………………………..………………………. 1

A. Latar Belakang.…………………………………..…………………….. 1

1. Perumusan Masalah…….………………………………………….. 4

2. Keaslian Penelitian…….………………………………………….... 5

3. Manfaat Penelitian…………………………………………………. 6

B. Tujuan Penelitian………………………………………………………. 6

1. Tujuan Umum…………………………………………………….... 6

2. Tujuan Khusus……………………………………………………... 7

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………... 8

A. Hipertensi………………………………………………………………. 8

1. Pengertian………………………………………………………….. 8

2. Patofisilogi ………………………………………………………… 8

3. Klasifikasi…………………………………………………………..

4. Penatalaksanaan Terapi……………………………………………..

5. Obat Antihipertensi….……………………………………………...

15

16

17

B. Ketaatan……………. …………………………………………………. 22

1. Pengertian………………………………………………………….. 22

2. Metode Pengukuran………………………………………………... 23

C. PT.ASKES……………………………………………………………... 26

1. Pengertian.…………………………………………………………. 26

2. Tujuan……………………………………………………………… 27

3. PelayananKesehatan……………………………………………….. 28

D. Keterangan Empiris……………………………………………………. 28

BAB III. METODE PENELITIAN...……………………………………… 29

A. Jenis dan Rancangan Penelitian...……………………………………… 29

B. Variabel Penelitian……………………………………………………... 29

C. Definisi Operasional.…………………………………………………... 29

D. Subjek Penelitian……………………………………………………..... 32

E. Lokasi Penelitian……………………………………………………….. 32

F. Bahan Penelitian……………………………………………………….. 32

G. Instrumen Penelitian................................................................................ 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

x

H. Tata Cara Penelitian……………………………………………………. 33

1. Tahap Persiapan.…………………………………………………… 33

2. Tahap Pengambilan Data…………………………………………... 33

3. Pengolahan Data………………………………..………………….. 33

I. Analisis Hasil…………………………………………………………... 34

J. Kelemahan Penelitian …………………………………………………. 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………. 37

A. Profil Subjek Penelitian ……………………………………………….. 37

1. Usia ………………………………………………………………... 37

2. Jenis Kelamin…...………………………………………………….. 40

3. Tekanan Darah……………………………………………………... 42

4. Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian……………………………… 43

B. Profil obat……………………………………………………………… 46

1. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi……………………………. 46

2. Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi……………............. 48

C. Ketaatan Subjek Penelitian…………………………………………….. 51

1. Berdasarkan nilai Medication Possesion Ratio (MPR)……………. 51

2. Berdasarkan nilai Propotion of Days Covered (PDC)……………... 53

3. Berdasarkan nilai Persistence Rate (PR)…………………………... 54

D. Proporsi Pencapaian Target Tekanan Darah…………….……………... 56

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... 59

A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 59

B. Saran…………………………………………………………………… 60

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….... 61

LAMPIRAN………………………………………………………………... 64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Patofisiologi hipertensi terkait tekanan darah arteri……........ 11

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7………...…….… 16

Tabel III. Jumlah Subjek Penelitian (%) berdasarkan Kelompok Usia di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih ……………

37

Tabel IV. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai

MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini…...................................

37

Tabel V. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai

MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih ……………………

39

Tabel VI. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Jenis Kelamin berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Panti Rini.....................................................................................

41

Tabel VII. Jumlah Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti

Rapih Yogyakarta berdasarkan Tekanan Darah...............................

42

Tabel VIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti

Rini.............................................................................................

44

Tabel IX. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti

Rapih…………………………………………………………….…..

45

Tabel X.

Persentase Subjek Penelitian dalam Penggunaan Obat

Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti

Rini.............................................................................................

47

Tabel XI. Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Penggunaan Jumlah Obat

Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti

Rini……………………………………………….………………….

48

Tabel XII.

Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat

Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit

Panti Rapih..................................................................................

49

Tabel XIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit

Panti Rini…………………….…………………………………

50

Tabel XIV. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta…..………………………………

55

Tabel XV.

Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah

berdasarkan Kriteria Nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Rumah Sakit Panti Rini.................................................................

57

Tabel XVI. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan Kriteria Nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan

Rumah Sakit Panti Rini.................................................................

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)…….…….……. 11

Gambar 2. Pengertian Persistence………………………………………..... 25

Gambar 3. Perbandingan Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin di

Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih……..….

40

Gambar 4. Jumlah Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dan

Rumah Sakit Panti Rapih Berdasarkan Jumlah Kunjungan….....

43

Gambar 5. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai

MPR di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih

(n=129)…………………………………………………………

52

Gambar 6. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai PDC

di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih

(n=129)……………………………………………………….…

53

Gambar 7. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti

Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)..........................................

55

Gambar 8. Distribusi Jumlah Subjek Penelitian dengan nilai MPR dan

PDC ≥80% berdasarkan pencapaian target tekanan darah di

Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih ………………...........

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

xiii

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta………….……….………………………………..

65

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih

Yogyakarta……………………….…………………………...

66

Lampiran 3. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta…….......... 67

Lampiran 4. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta……............. 73

Lampiran 5. Data Nama Merek Dagang Obat Antihipertensi Yang

Digunakan.................................................................................

76

Lampiran 6. Biografi Penulis………………………………………….…... 77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

xiv

INTISARI

Hipertensi merupakan penyakit kronis dimana pengobatannya

membutuhkan waktu yang lama dan biaya tinggi. Ketaatan pasien dalam minum

obat sangat menentukan keberhasilan suatu terapi. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien hipertensi

di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan

deskriptif dimana pengambilan data dilakukan secara retrospektif. Kriteria inklusi

adalah subjek penelitian berusia ≥18 tahun, memiliki asuransi kesehatan dari PT.

ASKES, melakukan kunjungan ≥ 3 kali dan pengobatan rawat jalan di Rumah

Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta serta menerima pengobatan

antihipertensi. Data yang diambil adalah profil obat, profil subjek penelitian dan

ketaatan pasien. Metode pengukuran ketaatan dengan menggunakan persamaan

Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered (PDC) dan

persistence rate (PR).

Ketaatan pasien berdasarkan nilai MPR ≥ 80% di Rumah Sakit Panti

Rini sebesar 33,96% dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar

48,40% dari 129 subjek. Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC ≥

80% di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 32,08% dari 53 subjek dan untuk Rumah

Sakit Panti Rapih sebesar 37,98% dari 129 subjek. Nilai PR terendah terletak

pada bulan oktober untuk kedua rumah sakit.

Kesimpulannya adalah perlu adanya upaya perbaikan program kesehatan

untuk meningkatkan ketaatan pasien dalam penggunaan obat antihipertensi.

Kata Kunci : hipertensi, ketaatan, Medication Possession Ratio (MPR),

Propotion of Days Covered (PDC), persistence rate (PR), ASKES.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

xv

ABSTRACT

Hypertension is a chronic disease which requires a long-term and high

cost of treatment. Patient adherence in taking medication determines the success

of a therapy. The aims of this study are to know the description of the use of

antihypertensive medication adherence in hypertensive patients at Panti Rapih

and Panti Rini Hospital Yogyakarta.

This type of study is an observational study with a descriptive design

where the data collection carried out retrospectively. Criteria for inclusion in this

study were adults aged subjects ≥ 18yearsold, have insurance from PT.ASKES, a

visit ≥ 3 times, outpatient treatment at the Panti Rini Hospital and Panti Rapih

Hospital Yogyakarta, and received antihypertensive treatment. The collected data

are medication profile, patient profile and patient adherence. Method of

measuring adherence with equation Medication Possession Ratio (MPR),

Propotion of Days Covered (PDC) and Persistence Rate (PR).

Patient adherence based the MPR value ≥ 80% at Panti Rini Hospital is

33,96% from 53 subject and for Panti Rapih Hospital is 48,40% from 129

subject. Patient adherence based the PDC value ≥ 80% at Panti Rini Hospital is

32,08% from 53 subject and for Panti Rapih Hospital is 37,98% from 129

subject. Lowest value of PR is in October for both hospitals.

The conclusion is the need for efforts to improve health programs to

improve patient adherence in antihypertensive drug use

Key words : hypertension, adherence, Medication Possession Ratio

(MPR), Proportion of Days Covered (PDC), Persistence Rate (PR), ASKES.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

1

BAB I

PENGANTAR

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup popular di

masyarakat karena menurut The Seventh Report of Joint National Committee on

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure (JNC 7) hampir 1

milyar penduduk dunia menderita penyakit hipertensi. Hasil riset kesehatan dasar

pada tahun 2007 yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa proporsi

penyebab kematian tertinggi adalah penyakit tidak menular yaitu penyakit

kardiovaskular (31,9%) termasuk hipertensi (6,8%) dan stroke (15,4%) (Rahajeng

dan Tuminah, 2009).

Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia sangat tinggi yaitu mencapai

31,7 % dari total jumlah penduduk dewasa sedangkan untuk Daerah Istimewa

Yogyakarta mencapai 35,8% (Tim Riset Kesehatan Dasar, 2007). Berdasarkan

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit

jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3% dan data kematian di

rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Berdasarkan data World Health

Organization (WHO) dari 50% penderita hipertensi diketahui hanya 25% yang

mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately

treated cases).

Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah

hipertensi, di samping hiperkolesterolemia dan diabetes melitus. Hipertensi

merupakan tekanan darah yang abnormal, umumnya tekanan darah yang optimal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

2

adalah <120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg untuk tekanan diastolik

(Corwin, 2007 ). Hipertensi menjadi penyebab utama penyakit jantung, otak,

syaraf, kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit

baik biaya pengobatan untuk penyakit hipertensi maupun komplikasi penyakit

lainnya. Chen, Levin dan Gartner (2010) menyatakan bahwa hanya kurang dari

10-50% pasien hipertensi yang dapat mengontrol penyakitnya.

Hipertensi merupakan penyakit kronis dimana pengobatannya

membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga ketaatan pasien dalam minum

obat sangat menentukan keberhasilan suatu terapi (World Health Organization,

2008). Penelitian lain melaporkan pada WHO tahun 2003 bahwa ketidaktaatan

pasien hipertensi dalam hal melanjutkan terapi mencapai 43-88% dan

ketidaktaatan pada tahun pertama pengobatan mencapai 16-50%. Akibat dari

ketidaktaatan pasien adalah peningkatan komplikasi hipertensi (Setiati dan

Sutrisna, 2005) dan tidak tercapainya target tekanan darah pada pasien hipertensi.

(WHO, 2003). Ketidaktaatan pasien dapat meningkatkan outcome yang buruk dan

meningkatkan biaya terapi secara keseluruhan (Chen, Levin and Gartner, 2010).

Menurut Vik, Maxwell, Hogan, Patten, Johnson dan Slack pada tahun 2005, biaya

kesehatan yang dikeluarkan dapat meningkat sebesar 10% akibat ketidaktaatan

pasien.

Salah satu faktor yang mempengaruhi ketidaktaatan pasien adalah faktor

yang terkait dengan sosioekonomi seperti biaya terapi yang mahal (Rieckman,

Yepes and Davidson, 2009). Salah satu contohnya adalah di United States terdapat

2 juta orang dewasa yang tidak taat dalam pengobatan karena harga obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

3

(Doggrell, 2010). Menurut Siregar (2006), pasien lebih enggan mematuhi

instruksi penggunaan obat karena obat yang digunakan relatif mahal. Biaya yang

terlibat telah disebut oleh beberapa pasien sebagai alasan untuk tidak menebus

resepnya sama sekali, sedang dalam kasus lain obat digunakan kurang sering dari

yang dimaksudkan atau penghentian pengunaan sebelum waktunya disebabkan

oleh harga.

Namun pemerintah memberikan dorongan dalam menangani

permasalahan biaya kesehatan yang dapat mengakibatkan ketidaktaatan pasien

dengan pengembangan sistem sosial berupa asuransi kesehatan. Asuransi

kesehatan adalah bagian dari program kesehatan pemerintah yang berperan dalam

pemeliharaan kesehatan masyarakat (Sofyanto, 2009). Salah satu asuransi

kesehatan dari pemerintah adalah PT. ASKES (Persero) Indonesia. Dengan

adanya asuransi kesehatan yang menjamin pelayanan kesehatan bagi penggunanya

dan menjamin sebagian biaya kesehatan seperti obat maka diharapkan pasien

tidak menjadikan biaya obat menjadi hambatan untuk tidak mengambil obat yang

telah diresepkan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana

ketaatan pasien asuransi kesehatan pengguna obat antihipertensi dimana sebagian

besar pembiayaan obat ditanggung oleh asuransi kesehatan.

Penelitian ini merupakan penelitian bersama dengan perbedaan subyek

berdasarkan komorbiditas hipertensi, yaitu diabetes melitus dan penyakit

kardiovaskular. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengukuran

ketaatan secara tidak langsung. Pemilihan pengukuran ketaatan pasien dengan

menggunakan metode tidak langsung karena keterbatasan waktu dan biaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

4

peneliti maupun subyek penelitian. Penelitian mengenai pengukuran secara tidak

langsung sudah pernah dilakukan yaitu dengan menghitung sisa obat, melakukan

home visit namun pengukuran ketaatan dengan perhitungan Medication Possesion

Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) ini

belum pernah dilakukan di Indonesia. Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini

bersama PT Askes Indonesia sebagai asuransi kesehatan bekerja sama dalam

memelihara kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Kedua Rumah

Sakit tersebut memiliki dokter spesialis penyakit dalam sehingga jumlah subyek

penelitian cukup banyak.

1. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Seperti apa profil pasien yang menerima obat antihipertensi dan profil

penggunaan obat beserta ketaatannya di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti

Rini Yogyakarta.

b. Seperti apa ketaatan pasien diukur dari nilai Medication Possesion Ratio

(MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan ketaatan populasi dilihat dari

nilai Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini

Yogyakarta.

c. Seperti apa proporsi pencapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi

yang memiliki ketaatan tinggi, sedang dan rendah di Rumah Sakit Panti Rapih

dan Panti Rini Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

5

2. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa atau penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini

adalah

a. “Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta

Antara Pasien Yang Diberi Informasi Plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak

Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian Terhadap Penggunaan Obat Anti

Hipertensi)” yang dilakukan oleh Anggraini tahun 2009. Perbedaannya

terletak dari perlakuan kepada pasien yaitu pemberian alat bantu dan cara

pengukuran ketaatan dimana penelitian yang dilakukan Anggraini

menggunakan jumlah sisa obat.

b. Analysis of Medication Possession Ratio for Improved Blood Pressure Control

– Towards a Semantic Web Technology Enabled Workbench dengan periode

penelitian 29 Januari 2007 – 29 Januari 2008 di New Zealand yang dilakukan

oleh Mabotuwana, Warren, Gaikwad, Kennelly and Kenealy. Perbedaan

dengan penelitian tersebut adalah subjek penelitian yang biaya pengobatannya

tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan.

c. Evaluasi Pola Pengobatan dan Ketaatan dengan Home Visit Pada Pasien

Hipertensi Di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman 1 Yogyakarta Periode

Februari-Maret 2010 yang dilakukan oleh Aprianti tahun 2010. Perbedaannya

terletak pada metode pengukuran ketaatan yaitu perhitungan jumlah sisa obat

dan lokasi penelitian.

Penelitian mengenai “Profil Medication Possession Ratio, Proportion of

Days Covered dan Persistence Rate pada Pasien ASKES Hipertensi di Rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

6

Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta Tahun 2011 belum pernah

dilakukan.

3. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan sebagai acuan metode untuk pengukuran ketaatan sehingga dapat

dijadikan acuan pada penelitian pengukuran ketaatan selanjutnya.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

ketaatan pasien asuransi kesehatan yang diukur menggunakan persamaan

Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan

Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta

sehingga dapat digunakan oleh pihak rumah sakit atau pihak yang terkait sebagai

dasar untuk evaluasi ketaatan selanjutnya.

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur ketaatan ditinjau dari

persamaan Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days Covered

(PDC) dan Persistence Rate (PR) di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

7

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi profil pasien yang menerima obat antihipertensi dan profil

penggunaan obat beserta ketaatannya di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti

Rini Yogyakarta.

b. Menghitung nilai Medication Possesion Ratio (MPR), Proportion of Days

Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR) terhadap penggunaan obat

antihipertensi oleh pasien hipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti

Rini Yogyakarta.

c. Menghitung proporsi pencapaian target tekanan darah pada pasien hipertensi

yang memiliki ketaatan tinggi, sedang dan rendah di Rumah Sakit Panti Rapih

dan Panti Rini Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

8

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. HIPERTENSI

1. Pengertian

Hipertensi merupakan tekanan darah yang abnormal, umumnya tekanan

darah yang optimal adalah <120 mmHg untuk tekanan sistolik dan 80 mmHg

untuk tekanan diastolik (Corwin, 2007). JNC 7 menyatakan bahwa kriteria

hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140mmHg atau tekanan darah diastolik 90

mmHg.

2. Patofisiologi

Tekanan darah arteri merupakan hal yang penting diketahui untuk dapat

memanajemen penyakit hipertensi beserta pengobatannya. Tekanan darah arteri

merupakan merupakan jumlah curah jantung dan resistensi perifer. Peningkatan

tekanan darah dapat meningkat karena adanya peningkatan curah jantung dan atau

peningkatan total resistensi perifer. Banyak faktor yang mempengaruhi hal

tersebut antara lain adalah Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS),

mekanisme vasopressor, mekanisme neuronal yang tidak normal, kerusakan

regulasi perifer dan distribusi sodium-kalsium serta hormon natriuretik (Saseen

and Maclaughlin, 2008).

a. Tekanan Darah Arteri

Dalam kondisi fisiologis normal, tekanan darah arteri berfluktuasi

mengikuti irama sirkadian dimana dapat menurun dalam kondisi terendah saat

tidur dan dapat meningkat menjelang siang hari. Tekanan darah akan meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

9

secara akut selama aktivitas fisik atau stress emosional. Mekanisme potensial

hipertensi terkait tekanan darah arteri dapat dilihat pada tabel I.

Tabel I. Patofisiologi hipertensi terkait tekanan darah arteri

Peningkatan tekanan darah arteri Sebab

Peningkatan curah jantung a. Peningkatan preload jantung :

Peningkatan cairan tubuh dari kelebihan

asupan natrium atau retensi natrium

ginjal (dari pengurangan jumlah nefron

atau filtrasi glomerolus).

b. Penyempitan pembuluh vena disebabkan

oleh kelebihan stimulasi RAAS dan

kelebihan aktivitas sistem saraf simpatis.

Peningkatan resistensi perifer a. Penyempitan fungsi vaskular :

Kelebihan stimulasi RAAS, kelebihan

aktivitas sistem saraf simpatis,

perubahan genetik pada membran sel,

faktor endothelial yang diturunkan

b. Hipertrofi struktur vaskular : Kelebihan

stimulasi RAAS, kelebihan aktivitas

sistem saraf simpatis, perubahan genetik

pada membran sel, faktor endothelial

yang diturunkan, dan hiperinsulinemia

akibat obesitas dan sindrom metabolik.

(Saseen and Maclaughlin, 2008).

b. Mekanisme Humoral

Beberapa kelainan humoral sangat berperan dalam perkembangan

hipertensi esensial. Kelainan humoral tersebut meliputi sistem renin angiotensin

aldosteron dan hormon natriuretik.

1) Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

RAAS merupakan sistem endogen komplek yang berperan dalam

regulasi komponen tekanan darah arteri. Aktivasi dan regulasi dapat dilihat pada

gambar 1. Regulasi RAAS mengatur keseimbangan cairan tubuh, natrium dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

10

kalium. Dengan demikian, sistem ini sangat berpengaruh signifikan terhadap

denyut pembuluh darah dan aktivitas sistem saraf simpatik serta berkontribusi

tinggi terhadap homeostatik tubuh (Saseen and Maclaughlin, 2008).

Renin merupakan enzim yang disimpan dalam sel juxtaglomerular yang

terletak dalam arteriol aferen ginjal. Pelepasan renin dimodulasi oleh beberapa

faktor yaitu faktor intrarenal (misalnya tekanan perfusi ginjal, katekolamin dan

angiotensin II) dan faktor ekstrarenal (misalnya natrium, klorida dan potassium).

Fungsi dari sel juxtaglomerular adalah sebagai baroreseptor. Penurunan tekanan

darah arteri dan aliran darah ginjal diterima oleh sel dan merangsang sekresi renin.

Penurunan natrium dan klorida menuju tubulus distal merangsang pelepasan

renin. Katekolamin meningkatkan pelepasan renin dan mungkin akan merangsang

saraf simpatik pada arteriol aferen dimana dapat mengaktifkan sel

juxtaglomerular. Penurunan serum potassium dan kalsium pada intraseluler dapat

dideteksi oleh sel juxtaglomerular dan dapat mensekresi renin (Saseen and

Maclaughlin, 2008).

Renin mengkatalis perubahan angiotensin menjadi angiotensin I dalam

darah. Angiotensin I diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting

enzyme (ACE). Setelah mengikat reseptor (yang diklasifikasikan menjadi dua

subtype yaitu ATI dan ATII), angiotensin II menggunakan efek biologis pada

beberapa jaringan. Reseptor ATI terletak di otak, ginjal, miokardium, pembuluh

darah perifer dan kelenjar adrenal. Reseptor ini memediasi banyak respon pada

fungsi ginjal dan kardiovaskular. Reseptor ATII terletak di jaringan moduler

adrenal, rahim dan otak. Stimulasi reseptor ATII tidak mempengaruhi regulasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

11

tekanan darah. Sirkulasi angiotensin II dapat menaikkan tekanan darah melalui

pressor dan efek volume. Efek pressor terdiri dari vasokonstriksi langsung,

stimulasi pelepasan katekolamin dari medula adrenal, dan memediasi peningkatan

aktivitas saraf simpatik. Angiotensin II menstimulasi sintesis aldosteron dari

korteks adrenal. Hal ini menyebabkan reabsorpsi natrium dan air yang

meningkatkan volume plasma, resistensi perifer total dan tekanan darah. Dalam

sistem ini terdapat tiga regulator utama yang berperan dalam sekresi renin dari sel

juxtaglomerular yaitu ginjal, angiotensin II dan pengaturan tekanan darah.

Hubungan tiga regulator utama tersebut dapat dilihat dari gambar 1 (Saseen and

Maclaughlin, 2008).

Gambar 1. Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)

(Saseen and Maclaughlin, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

12

Sekresi perkursor angiotensin ini berada di bawah kendali hormon dan

dirangsang oleh estrogen. Akibatnya, sekresi zat ini meningkat pada wanita yang

menggunakan pil kontrasepsi yang mengandung banyak estrogen. Jika

angiotensin dalam darah meningkat, pembentukan angiotensin II akan bertambah

dan tekanan darah meningkat (Ganong, 2010).

2) Hormon Natriuretik

Atrial natriuretic peptide (ANP) dan peptida natriuretik lain yang berasal

dari jantung menyebabkan pengeluaran natrium diurine dan umumnya

menurunkan tekanan darah. Selain itu terdapat suatu zat natriuretik yang mirip

digitalis dalam darah. Zat yang kemungkinan berupa ouabain alami dapat

menghambat Na+-K

+ ATPase yang menyebabkan peningkatan Na

+ intraseluler.

Peningkatan Na+ intraseluler dapat menyebabkan lemahnya pertukaran

natrium/kalium dan meningkatkan kalsium intraseluler. Peningkatan Ca2+

intraseluler menyebabkan otot polos berkontraksi. Akibatnya tekanan darah

meningkat (Ganong, 2010). Hormon natriuretik menghambat natrium dan kalium

sehingga mengganggu transportasi natrium di membrane sel. Kemampuan ginjal

yang sudah rusak untuk menghilangkan natrium dapat menyebabkan peningkatan

tekanan darah. Peningkatan konsentrasi hormon natriuretik dapat meningkatkan

ekskresi natrium dan air. Hormon natriuretik ini juga diduga menghambat

transport aktif pengeluaran natrium ke arteriol sel otot polos. Peningkatan

konsentrasi natrium dapat meningkatkan denyut pembuluh darah dan tekanan

darah (Saseen and Maclaughlin, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

13

c. Regulasi Neuronal

Sistem saraf pusat dan otonom berperan penting dalam regulasi tekanan

darah arteri. Stimulasi pada beberapa daerah di sistem saraf pusat dapat

meningkatkan dan menurunkan tekanan darah. Stimulasi reseptor α2 adrenergik

pada sistem saraf pusat dapat menurunkan tekanan darah karena adanya

penghambatan efek vasomotor meskipun angiotensin II dapat meningkatkan aksi

simpatis dari pusat vasomotor yang dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini

berkaitan dengan mekanisme regulasi tekanan darah dan homeostasis (Saseen and

Maclaughlin, 2008). Kelainan adrenal mencakup keadaan ketika terjadinya

ekskresi berlebihan mineralokortikoid (sindrom Conn). Hiperaldosteronisme

primer yang disebabkan oleh tumor zona glomerolusa korteks adrenal yang

menghasilkan aldosteron dalam jumlah besar. Peningkatan kadar aldosteron dalam

darah dapat menyebabkan retensi Na+ disertai ekspansi volume cairan ekstrasel

(Ganong, 2010).

d. Komponen Regulasi Otomatis Perifer

Kelainan pada sistem ginjal atau sistem regulasi otomatis pada jaringan

dapat menyebabkan hipertensi. Kerusakan ginjal dapat meningkatkan ekskresi

natrium sehingga menyebabkan penataan ulang pada regulasi otomatis dan dapat

menyebabkan tekanan darah arteri meningkat. Ginjal menjaga tekanan darah agar

tetap normal melalui mekanisme tekanan volume adaptif. Ketika tekanan darah

menurun, ginjal akan merespon dengan meningkatkan retensi natrium dan air.

Perubahan ini menyebabkan ekspansi volume plasma sehingga tekanan darah

dapat naik. Sebaliknya disaat tekanan darah naik diatas normal maka ekskresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

14

natrium ginjal dan air akan meningkat untuk mengurangi volume plasma dan

curah jantung (Saseen and Maclaughlin, 2008).

Proses regulasi otomatis lokal mempertahankan asupan oksigen yang

cukup untuk jaringan. Pada saat kebutuhan oksigen adalah normal rendah, maka

arteriol akan mengalami vasokonstriksi. Peningkatan metabolik memicu

vasodilatasi arteriol yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah,

peningkatan aliran darah dan kebutuhan oksigen pada regulasi otomatis.

Kerusakan intrinsik pada mekanisme adaptif ginjal dapat menyebabkan ekspansi

volume plasma dan peningkatan aliran darah menuju pembuluh darah perifer

walaupun tekanan darah dalam batas normal. Proses regulasi vasokonstriksi

otomatis pada jaringan kemudian akan diaktifkan untuk menyeimbangkan

peningkatan aliran darah. Proses ini dapat mengakibatkan penebalan dinding

arteriol (Saseen and Maclaughlin, 2008).

e. Mekanisme endothelium pembuluh darah

Endotelium pembuluh darah dan otot polos berperan penting dalam

mengatur denyut pembuluh darah dan tekanan darah. Pengaturan ini memediasi

substansi vasoaktif yang disintesis sel endothelium. Ini membuktikan bahwa

kekurangan substan vasodilatasi seperti prostasiklin, bradikinin dan substansi

vasokonstriksi seperti angiotensin II dan endothelin I dapat menyebabkan

hipertensi, aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular lain (Saseen and

Maclaughlin, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

15

f. Elektrolit dan senyawa kimia lain

Menurut data epidemiologi dan klinis terdapat hubungan antara

kelebihan natrium dengan hipertensi namun mekanisme kelebihan natrium belum

diketahui secara pasti. Peningkatan sirkulasi hormon natriuretik dapat

menghambat transportasi natrium intraseluler. Hal ini menyebabkan peningkatan

reaktivitas pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Keseimbangan

kalsium juga berperan penting dalam patogenesis hipertensi. Kekurangan kalsium

dapat mengganggu keseimbangan elektrolit antara intraseluler dan ekstraseluler

sehingga dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler.

Ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi fungsi pembuluh darah sel otot polos

oleh peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Kekurangan kalium juga

dapat menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah perifer. Peran

fluktuasi kalium tidak cukup dipahami (Saseen and Maclaughlin, 2008).

3. Klasifikasi

Menurut The Seventh Report of Joint National Committee on Detection,

Evaluation, and Treatment of High Blood Preasure (JNC 7), klasifikasi tekanan

darah untuk dewasa usia > 18 tahun dapat dilihat pada tabel II.

Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

Klasifikasi Normal Prehipertensi Hipertensi

stage 1

Hipertensi

stage 2

Sistolik (mmHg) ≤ 120 120 – 139 140 - 159 ≥ 160

Diastolik (mmHg) ≤ 80 80 – 89 90 – 99 ≥ 100

(Sassen and Carter, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

16

4. Penatalaksanaan Terapi

Menurut JNC 7, prinsip pengobatan hipertensi adalah sebagai berikut :

a. Untuk pasien prehipertensi dengan tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan

diastolik 80-8 mmHg membutuhkan perubahan gaya hidup untuk mencegah

peningkatan yang progresif dalam tekanan darah dan resiko penyakit

kardiovaskular.

b. Untuk pasien dengan hipertensi tanpa komplikasi, penggunaan obat diuretik

tunggal maupun kombinasi dapat dipertimbangkan karena telah dipakai oleh

sebagian besar kasus yang terjadi.

c. Untuk pasien yang secara spesifik memiliki kondisi resiko komplikasi yang

tinggi dapat menggunakan obat antihipertensi golongan lain seperti golongan

angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin receptor blocker

(ARB) inhibitor dan calcium channel blocker (CCB).

d. Untuk pasien dengan penyakit diabetes dan ginjal kronis dapat menggunakan

dua atau lebih obat antihipertensi sehingga dapat mencapai tekanan darah <

140/90 mmHg atau <130/80 mmHg.

e. Untuk pasien yang memiliki tekanan darah lebih dari 20 mmHg diatas target

tekanan darah sistolik atau lebih dari 10 mmHg diatas target tekanan darah

diastolik maka dianjurkan menggunakan dua agen golongan antihipertensi

dimana dianjurkan salah satunya adalah golongan diuretik thiazide.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

17

f. Terlepas dari terapi atau perawatan, hipertensi akan dapat dikontrol jika pasien

memiliki motivasi dan rencana dalam manajemen pengobatan mereka (Riaz,

2011).

5. Obat Antihipertensi

a. Golongan Diuretika

Obat golongan diuretika merupakan agen lini pertama pada hipertensi.

Obat diuretik memiliki empat bagian kelas yang digunakan dalam pengobatan

hipertensi yaitu thiazides, loops diuretics, potassium-sparing agents, dan

aldosteron antagonists (Sassen and Carter, 2005). Mekanisme dari masing-

masing jenis obat diuretik adalah sebagai berikut:

1) Thiazides

Thiazides bekerja dengan menghambat kotransporter Na+/Cl

- di

permukaan luminal bagian segmen proksimal pada tubulus distal. Hal ini dapat

mencegah Na+/Cl

- dan air masuk ke sel tubular. Thiazides memproduksi

vasodilatasi arteri selama penggunaan jangka panjang dan dapat menyebabkan

efek hipotensi (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari thiazides adalah

chlorothiazide, chlorthalidone, hydrochlorthiazide, polythiazide, indapamide dan

metolazone (JNC-7, 2004).

2) Loops diuretics

Loops diuretics harus disekresikan ke tubulus proksimal melalui

transport anion tubulus sehingga dapat mencapai tempat aksinya. Loops diuretics

akan mengikat natrium, kalium, dan klorida sebagai kompleks kotransport pada

lengkung henle ascending dan menghambat reabsorpsi Cl-. Hal ini dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

18

mengurangi gradien elektrolit masuk kedalam sel dan mengurangi reabsorpsi Na+

dari cairan tubulus. Kemudian loops diuretics ini mengurangi kemampuan ginjal

menghasilkan gradien konsentrasi ion medular dan menghambat penghasilan urin

yang pekat pada collecting duct (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari

loops diuretics adalah bumetanide, furosemide dan torsemide (JNC-7, 2004).

3) Potassium-sparing agents

Potassium-sparing agents ini memblok saluran Na+

pada permukaan

luminal sel epitel tubulus ginjal. Penggunaan agen obat ini tergantung dari

penggunaan obat golongan aldosterone antagonists dimana akan menyebabkan

kekurangan Na+

dan air sehingga kemungkinan ketidakseimbangan K+ dapat

terjadi di plasma. Pemberian agen ini digunakan untuk mengurangi kehilangan K+

yang berlebihan (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari potassium-

sparing agents ini adalah amiloride dan triamterene (JNC-7, 2004).

4) Aldosterone antagonists

Aldosterone antagonists bekerja dengan mengikat reseptor aldosteron

sitoplasmik, faktor transkripsi DNA yang bermigrasi ke nukleus dan

meningkatkan sintesis protein induksi aldosteron (AIP) dimana AIP dapat

menginduksi aktivitas saluran Na+ (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh

dari obat aldosteron antagonists ini adalah eplerenone dan spironolakton (JNC-7,

2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

19

b. Golongan Beta-Blockers

Golongan β-blockers merupakan obat yang tidak selektif karena bekerja dengan

beberapa cara dalam menurunkan tekanan darah yaitu dengan cara :

1) Mengurangi denyut jantung dan kontraksi miokard sehingga dapat

menurunkan output cardiac.

2) Memblok reseptor β-adrenergik pada sel juxtaglomerular ginjal sehingga

menurunkan sekresi renin.

3) Vasodilatasi perifer jika dikombinasikan dengan aksi hibrid yaitu

nebivolol.

4) Memblok reseptor β-adrenergik pada sistem saraf simpatik yang

menyuplai resistensi pembuluh arteriolar sehingga mengakibatkan

penurunan kuat aktivitas adrenalin dan noradrenalin (Walker, Renwick

and Hillier, 2010).

Contoh dari obat golongan β-blockers ini adalah atenolol, betaxolol, bisoprolol,

metaprolol, nadolol, propanolol, timolol (JNC-7, 2004).

c. Golongan ACE Inhibitors

Golongan ACE inhibitors merupakan pengobatan lini kedua setelah obat

golongan diuretika. Obat golongan ACE inhibitors dapat menurunkan tekanan

darah dengan menghambat enzim pengkonversi angiotensin yang mengubah

angiotensin I pemacu vasokonstriksi menjadi angiotensin II. ACE inhibitors juga

dapat menurunkan sekresi aldosteron seiring penurunan kadar angiotensin II

sehingga mengurangi retensi Na dan air (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

20

golongan ACE inhibitors ini adalah kaptopril, enalapril, lisinopril, ramipril,

perindopril, trandolapril, benazepril, dan quinapril (JNC-7, 2004).

d. Golongan Angiotensin II Receptor Antagonists

Golongan obat Angiotensin II Receptor Antagonists lebih selektif untuk

memblok reseptor ATI dimana reseptor ini ditemukan pada jantung, pembuluh

darah, ginjal, korteks adrenal, paru dan otak. Angiotensin II Receptor Antagonists

ini kurang mempengaruhi reseptor ATII karena ada aksi yang berbeda dengan

reseptor ATI. Aksi dari angiotensin II adalah vasokonstriksi, pertumbuhan dan

proliferasi sel, pelepasan aldosteron, stimulasi saraf simpatik, dan retensi natrium

dan air (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Golongan ini bekerja dengan cara

memblok efek angiotensin II dan menurunkan produksi aldosteron sehingga

meningkatkan ekskresi natrium dan air dan menurunkan ekskerusi kalium serta

menimbulkan vasodilatasi (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari obat golongan

ini adalah losartan, valsartan, irbesartan, candesartan, eprosartan, telmisartan dan

olmesartan (JNC-7, 2004).

e. Golongan Calcium Channel Blocker (CCB)

Obat golongan Calcium Channel Blocker (CCB) memiliki mekanisme

kerja menghambat pemasukan kalsium ekstrasel ke dalam sel dengan cara terikat

pada kanal kalsium tipe L di jantung dan otot polos koroner serta vaskular perifer.

Hal ini dapat mengakibatkan otot polos vaskuler istirahat, mendilatasi terutama

arteriol serta mengurangi penyaluran impuls dan kontriksi miokardium serta

dinding pembuluh (Tjay dan Rahardja, 2007). Golongan ini memiliki dua jenis

yaitu golongan Calcium Channel Blocker (CCB) nonhydropyiridines dan Calcium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

21

Channel Blocker (CCB) dihydropyiridines. Dihydropyridines merupakan

vasodilator perifer dan arteri koroner yang poten. Obat jenis ini tidak memblok

konduksi nodus artrioventricular (AV) melainkan dapat menginduksi reflex

takikardi dan mengurangi kontraksi kardiak. Nonhydropyiridines hanya berpotensi

sedang sebagai vasodilator namun obat jenis ini mengurangi konduksi nodus AV

dan memiliki aksi ionotropik negative. Pemblokan konduksi nodus AV ini dapat

memperlambat denyut jantung (Kimble et al, 2009). Contoh dari golongan

Calcium Channel Blocker (CCB) nonhydropyiridines adalah diltiazem dan

verapamil, sedangkan golongan Calcium Channel Blocker (CCB)

dihydropyiridines adalah amlodipin, felodipin, isradipin, nicardipin dan

nisoldipin (JNC-7,2004).

f. Golongan Alpha Blockers

Obat golongan alpha blockers ini bekerja menurunkan tekanan darah

dengan cara memblok adrenoseptor α1 post sinaptik. Pemblokan ini dilakukan

dengan menurunkan resistensi pembuluh arteriolar dan pembuluh perifer. Selain

itu terjadi dilasi kapasitas pembuluh vena yang menurunkan cardiac output.

Penurunan tekanan darah dapat dideteksi oleh baroreseptor arteri. Hal ini

menginisiasi peningkatan reflex saraf simpatik dari medulla yang menyebabkan

reflek takikardi (Walker, Renwick and Hillier, 2010). Contoh dari golongan obat

alpha blockers adalah doxazosin, prazosin dan terazosin (JNC-7, 2004).

g. Golongan Alpha-2 agonists dan Zat-Zat dengan Kerja Pusat

Zat-zat dengan kerja pusat ini dapat menstimulasi reseptor α2-adrenergik

sehingga mengurangi aliran adrenalin dari SSP, menyebabkan pelepasan NA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

22

menurun sehingga resistensi perifer total dan tekanan darah menurun. Selain itu,

penurunan aktivitas simpatetik, bersamaan dengan meningkatnya aktivitas

parasimpatetik, dapat menurunkan denyut jantung, cardiac output, total resistensi

peripheral, aktifitas plasma renin, dan reflex baroreseptor. Contoh dari obat

golongan Alpha-2 agonists dan obat dengan aksi pusat adalah clonidin,

methyldopa, reserpine, dan guanfacine (JNC-7,2004).

h. Vasodilators

Vasodilators ini bekerja dengan menghasilkan dilasi pembuluh vena dan

arteri yang dapat menurunkan resistensi perifer (Walker, Renwick and Hillier,

2010). Selain itu merelaksasikan otot polos vascular sehingga dapat menurunkan

tekanan darah (Tjay dan Rahardja, 2007). Contoh dari vasodilator adalah

hydaralazine dan minoxidil (JNC-7,2004).

B. KETAATAN PASIEN

1. Pengertian

Menurut WHO ketaatan pasien adalah suatu kondisi dimana

menggambarkan sejauh mana perilaku pasien dalam mengikuti rekomendasi

tenaga medis yang meliputi mengenai minum obat, mengikuti diet dan

melaksanakan perubahan gaya hidup (WHO, 2003)

Menurut Michael, Bryson and Rumsfeld (2009), ketaatan terhadap

pengobatan biasanya mengacu pada pengambilan obat kembali sesuai resep yang

diberikan dan penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai seperti yang

tertera pada etiket. Ketidaktaatan dapat mengakibatkan penggunaan obat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

23

kurang atau berlebih sehingga pasien kehilangan manfaat terapi yang diinginkan.

Tujuan terapi yang tidak tercapai dapat memperburuk kondisi pasien (Siregar,

2006).

2. Metode Pengukuran

Terdapat banyak metode yang berbeda untuk menilai ketaatan terhadap

obat. Osteberg dan kawan-kawan mengkategorikan metode pengukuran kepatuhan

menjadi dua yaitu metode langsung dan tidak langsung. Metode langsung meliputi

pengamatan jalannya terapi secara langsung, mengukur kadar obat atau metabolit

obat dalam darah, dan mengukur perubahan tanda-tanda biologis dalam darah.

Metode langsung memiliki kelemahan yaitu biaya yang mahal, membutuhkan

penyedia pelayanan kesehatan, dan rentan terhadap distorsi oleh pasien (Michael,

Bryson and Rumsfeld, 2009).

Sedangkan metode pengukuran ketaatan secara tidak langsung meliputi

laporan dari pasien sendiri, jumlah pil, tingkat isi ulang resep, kuisoner pasien,

penilaian respon klinis pasien, monitor pengobatan elektonik dan pengukuran

perubahan tanda-tanda fisiologis serta buku harian pasien. Yang paling umum

digunakan dari metode tidak langsung adalah laporan diri pasien, jumlah pil dan

tingkat isi ulang resep (Michael, Bryson and Rumsfeld, 2009). Dalam penelitian

ini digunakan tiga metode pengukuran yaitu

1. Medication Possession Ratio (MPR)

Menurut Mobutawana, Warren, Gaikwad, Kennelly dan Kenealy pada

tahun 2008, Medication Possession Ratio (MPR) adalah metode pengukuran

ketaatan yang paling banyak digunakan pada pengobatan jangka panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

24

contohnya adalah pengobatan antihipertensi. Data peresepan digunakan untuk

menentukan nilai MPR kemudian nilai MPR tersebut dapat dijadikan salah satu

tanda ketaatan pasien dalam pengobatan (Mobutawana, Warren, Gaikwad,

Kennelly and Kenealy, 2008). MPR dihitung dengan cara membandingkan jumlah

hari mendapatkan obat yang diresepkan dengan rentang hari antara peresepan

pertama sampai peresepan terakhir ditambahkan dengan jumlah hari mendapatkan

obat pada peresepan terakhir (Robertson, Cooke, Wang, Shaya, and Lee, 2008).

Syarat dalam perhitungan MPR adalah minimal tiga kali peresepan (Krousel,

Muntner, Islam, Morisky and Webber, 2009). Subjek penelitian dikatakan taat

apabila nilai MPR ≥80% (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat,

2008).

2. Proportion of Days Covered (PDC)

Proportion of days covered (PDC) dapat digunakan untuk mengukur

ketaatan dalam pengobatan (Mcginnis, Olson, Delate and Stolcpart, 2009).

Perhitungan Proportion of days covered (PDC) berdasarkan dari tanggal

peresepan, jumlah hari pasien mendapatkan obat pada tiap peresepan (Nau, 2012).

PDC dihitung dengan cara membandingkan jumlah hari mendapatkan obat yang

diresepkan dengan rentang hari antara peresepan pertama sampai dengan akhir

periode analisis (Mcginnis, Olson, Delate and Stolcpart, 2009). Subjek penelitian

dikatakan taat apabila memiliki nilai PDC ≥80% (Mcginnis, Olson, Delate and

Stolcpart, 2009). Selama tahun 2010 sampai 2011 FMQAI bekerja sama dengan

RAND dan Universitas Florida untuk membandingkan antara perhitungan MPR

dan PDC yang digunakan untuk perhitungan ketaatan dalam pengobatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

25

(Nau,2012). Berdasarkan analisis penelitian tersebut, MPR dan PDC dapat

memberikan identifikasi yang paling mudah dalam pengukuran ketaatan

(Nau,2012). PDC memiliki kelebihan yaitu lebih konservatif untuk

memperkirakan ketaatan dalam pengobatan yang cukup banyak seperti obat

antihipertensi (Nau,2012). PDC juga dapat mencakup pasien dalam populasi

rumah sakit maupun pasien yang tidak tinggal dirumah sakit (Nau,2012).

3. Persistence rate (PR)

Ketaatan dalam pengobatan mengacu pada tindakan pasien dalam

melanjutkan pengobatan pada durasi yang telah ditentukan. Persistence

dilaporkan dapat digunakan untuk mencegah penyakit kronis yang digambarkan

dengan proses terapi yang berkelanjutan (Cramer, Joy, Burrell, Fairchild, Fuldeore,

Ollendorf et al, 2008). Persistence diukur dengan menggunakan PR. PR merupakan

persentase kedatangan pasien yang menerima terapi secara kontinous selama

periode pengobatan (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat, 2008).

Gambar 2. Pengertian Persistence

(Cramer, Joy, Burrell, Fairchild, Fuldeore, Ollendorf et al, 2008)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

26

Kriteria ketaatan pengobatan dibagi menjadi tiga yaitu ketaatan tinggi

dengan nilai 80-100%, ketaatan sedang dengan nilai 50-79%, dan ketaatan rendah

dengan nilai < 50% (Patel, Baker, Thiebaud, Preblick, and Plauschinat, 2008).

C. PT. ASKES

1. Pengertian

Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pengelolaan dana yang diperoleh

dari uang iuran secara teratur oleh anggota, suatu bentuk organisasi guna

membiayai pelayanan kesehatan yang dibutuhkan anggota. Sistem asuransi

kesehatan bagi banyak negara merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang

semakin lama semakin berkembang. Sistem jaminan sosial ini meliputi : tabungan

hari tua, jaminan hari tua, jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan dan jaminan

kematian (Sofyanto, 2009)

Dalam peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2003 menyatakan bahwa

seiring dengan pemberian subsidi dan iuran oleh Pemerintah dalam

penyelenggaraan asuransi kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima

Pensiun, PT. (Persero) Asuransi Kesehatan (ASKES) Indonesia sebagai badan

penyelenggara asuransi kesehatan tidak hanya mempunyai satu kewajiban.

Kewajiban tersebut adalah untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan

secara paripurna sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku. Selain

itu, PT. ASKES Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun.

Selain itu dalam undang-undang nomor 40 tahun 2004, pemerintah memberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

27

jaminan sosial yang menyeluruh. Salah satu jaminan sosial nasional adalah

jaminan kesehatan dengan tujuan menjamin agar memperoleh manfaat

pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

kesehatan. Pemerintah melalui PT. ASKES memberikan sistem pelayanan dalam

usaha melindungi masyarakat atas gangguan kesehatan karena sakit ataupun

kecelakaan yaitu:

a. Asuransi biaya rumah sakit (hospital expense insurance)

b. Asuransi atas biaya pembedahan (surgical expense insurance)

c. Asuransi atas biaya pengobatan biasa (regular medical expenses insurance)

d. Asuransi atas biaya pengobatan medis utama (mayor medical expenses

insurance)

e. Asuransi ketidakmampuan berpenghasilan (disablelity income insurance)

(Sofyanto, 2009)

2. Tujuan

Tujuan dari asuransi kesehatan sendiri adalah meningkatkan pelayanan

pemeliharaan kesehatan bagi peserta dan anggota keluarganya (Sofyanto, 2009).

Sedangkan dari PT. ASKES sendiri memiliki tujuan yaitu : turut melaksanakan

dan menunjang kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dibidang asuransi sosial

melalui penyelenggaraan asuransi/jaminan kesehatan bagi pegawai negeri sipil,

penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan dan masyarakat lainnya serta

optimalisasi pemanfaatan sumber daya Perseroan untuk menghasilkan jasa yang

bermutu tinggi dan daya saing kuat, guna meningkatkan nilai manfaat bagi peserta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

28

dan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas

(Askes, 2011).

3. Pelayanan Kesehatan

Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dijamin oleh PT. Askes

(Persero) Indonesia bagi peserta askes sosial adalah Pelayanan Kesehatan

Lanjutan seperti rawat jalan. Pelayanan pada rawat jalan meliputi :

a) Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.

b) Pemeriksaan Penunjang Diagnostik: Laboratorium,

Rontgen/Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat

kesehatan canggih sesuai ketentuan PT. Askes (Persero).

c) Tindakan media poliklinik dan rehabilitasi medis.

d) Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan

ketentuan lain yang ditetapkan oleh PT. Askes (Persero).

(Askes, 2011)

D. KETERANGAN EMPIRIS

Ketaatan pasien dari penggunaan antihipertensi menunjukkan ketaatan

tinggi pada pasien hipertensi di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih

Yogyakarta yang diukur dengan rumus Medication Possession Ratio (MPR),

Proportion of Days Covered (PDC) dan Persistence Rate (PR).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan

pendekatan rancangan deskriptif dimana pengambilan data dilakukan secara

retrospektif. Penelitian ini disebut penelitian observasional deskriptif karena

penelitian ini digunakan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi dan

penyelenggaraan suatu program kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun

perencanaan perbaikan program tersebut (Notoatmodjo, 2010).

B. VARIABEL PENELITIAN

Jumlah obat antihipertensi yang digunakan selama periode penelitian,

jumlah kunjungan, jumlah pasien perbulan yang konsisten datang selama periode

penelitian, tekanan darah pasien. Ketaatan subjek penelitian yang diukur dari nilai

Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days Covered (PDC) dan

ketaatan populasi yang dilihat dari nilai Persistence Rate (PR).

C. DEFINISI OPERASIONAL

1. Subjek penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi.

2. Tekanan darah baseline merupakan tekanan darah awal subjek penelitian

yang menggunakan obat antihipertensi selama periode penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

30

3. Tekanan darah final merupakan tekanan darah subjek penelitian yang

tercatat di akhir kunjungan subjek penelitian atau satu kunjungan

sebelumnya selama periode penelitian.

4. Ketaatan subjek penelitian merupakan ketaatan subjek penelitian dalam

menggunakan obat antihipertensi selama melaksanakan terapinya yang

dilihat dari nilai Medication Possession Ratio (MPR), Proportion of Days

Covered (PDC) dan Persisten Rate (PR). Subjek penelitian dikatakan

memiliki ketaatan tinggi apabila nilai MPR adalah ≥ 80% dan nilai PDC ≥

80%.

5. Medication Possession Ratio (MPR) merupakan perbandingan jumlah hari

subjek mendapat obat dengan jumlah hari seharusnya mendapat obat

ditambah jumlah hari subjek pada pengobatan terakhir yang dilakukan.

6. Proportion of Days Covered (PDC) merupakan jumlah hari obat yang

diterima subjek penelitian dari awal kunjungan hingga akhir penelitian

dibanding dengan jumlah hari penelitian.

7. Persistence Rate (PR) merupakan persentase kedatangan pasien yang

menerima terapi secara kontinu sampai periode penelitian selesai.

8. Asuransi kesehatan yang digunakan subjek penelitian berasal dari PT.

ASKES Indonesia.

9. Obat antihipertensi merupakan obat yang diterima subjek penelitian dari

resep berupa obat generik maupun obat merek dagang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

31

10. Profil subjek penelitian meliputi umur, jenis kelamin, tekanan darah baseline

dan final komplikasi dan penyakit tambahan sedangkan profil obat meliputi

jumlah, nama dan golongan obat.

11. Jumlah hari mendapatkan obat adalah jumlah hari penggunaan obat selama

periode penelitian. Apabila dalam satu bulan terdapat dua kali atau lebih

pengambilan obat maka jumlah obat ditentukan dari obat yang mencakup 1

bulan beserta gabungannya.

12. Tanggal awal dalam perhitungan MPR dan PDC merupakan tanggal dimana

pasien mendapatkan obat antihipertensi pertama.

13. Tanggal akhir penelitian pada perhitungan MPR merupakan tanggal dimana

pasien mendapatkan obat antihipertensi terakhir.

14. Tanggal akhir penelitian pada perhitungan PDC merupakan hari terakhir

periode penelitian yaitu tanggal 31 Oktober 2011.

15. Jumlah pasien yang menerima terapi merupakan pasien yang menerima

terapi pada bulan tersebut termasuk pasien baru yang mendapatkan terapi.

16. Jumlah akumulasi pasien yang masuk dalam penelitian merupakan jumlah

pasien kumulatif selama periode penelitian dimana jumlah subjek lama pada

bulan sebelumnya ditambahkan dengan subjek baru pada bulan tersebut.

17. Target tekanan darah merupakan target goal pasien hipertensi tanpa

komplikasi penyakit diabetes mellitus dan kardiovaskular setelah menjalani

terapi yaitu <140/90 mmHg (JNC7).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

32

18. Ketaatan pasien dari nilai MPR dan PDC digambarkan dengan tiga kriteria

yaitu ≥ 80% dikatakan tinggi, 50-79 % dikatakan sedang dan <50%

dikatakan rendah.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah subjek penelitian yang memenuhi

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

subjek penelitian dewasa berusia ≥18 tahun, memiliki asuransi kesehatan dari PT.

ASKES, melakukan pengobatan rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti

Rini Yogyakarta, subjek penelitian melakukan kunjungan ≥ 3 kali, menerima

pengobatan antihipertensi dan terdiagnosa penyakit hipertensi. Kriteria eksklusi

meliputi subjek penelitian dengan komorbiditas diabetes mellitus dan

kardiovaskular. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan pembagian 3

subjudul berdasarkan komorbiditas sehingga pengumpulan data dilakukan

bersama-sama.

E. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di ruang instalasi farmasi dan rekam medis

Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

F. BAHAN PENELITIAN

Bahan penelitian yang digunakan adalah resep, nota pembayaran dari

pihak askes dan lembar rekam medik subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

33

G. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen pada penelitian ini adalah lembar rekap data subjek penelitian

dan Surat Jaminan Pelayanan (SJP).

H. TATA CARA PENELITIAN

1. Tahap Persiapan

Observasi awal dilakukan ke lokasi penelitian dengan mencari informasi

mengenai pelayanan PT.ASKES yang diselenggarakan oleh instalasi farmasi dan

informasi pengurusan izin di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini Yogyakarta.

Permohonan izin diajukan ke bagian personalia Rumah Sakit Panti Rapih dan

Panti Rini Yogyakarta.

2. Tahap Pengambilan Data

Pengambilan data dimulai dari Instalasi Farmasi dan dilanjutkan dengan

pencatatan data dari rekam medis subjek penelitian. Data yang dikumpulkan

berupa profil subjek penelitian, profil obat dan tekanan darah. Profil subjek

penelitian yang diambil meliputi umur, jenis kelamin, penyakit penyerta. Profil

obat meliputi nama, jumlah dan golongan obat. Sedangkan untuk tekanan darah

meliputi tekanan darah baseline dan tekanan darah final.

3. Pengolahan Data

Data yang diperoleh berupa umur, jenis kelamin, jumlah hari obat subjek

penelitian, jumlah hari obat yang seharusnya, jumlah kunjungan, jumlah subjek

penelitian yang menerima terapi dan jumlah akumulasi subjek penelitian yang

masuk dalam penelitian. Kemudian data tersebut dihitung menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

34

persamaan Medication Possession Ratio (MPR), Propotion of Days Covered

(PDC) dan persistence rate (PR).

I. ANALISIS HASIL

1. Profil umur subjek penelitian dikelompokkan pada range tertentu yaitu 20-39

tahun, 40-59 tahun dan >60 tahun (Roger, Go, Jones, Benjamin, Berry,

Borden, et al., 2012). Jumlah masing-masing kelompok umur dibagi dengan

total subjek penelitian dan dikalikan 100%.

2. Profil jenis kelamin subjek penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu

perempuan dan laki-laki, kemudian jumlah masing-masing kelompok dibagi

dengan total subjek penelitian dan dikalikan 100%.

3. Profil tekanan darah baseline dan final dibagi menjadi empat kelas

berdasarkan JNC 7, yaitu normal (< 120 mmHg), prehipertensi (120-139

mmHg), hipertensi stage I (140-159 mmHg) dan hipertensi stage II (160

mmHg). Jumlah subjek penelitian pada masing-masing kelas dibagi dengan

total subjek penelitian dikalikan 100%. Tekanan darah baseline dan tekanan

darah final akan dianalisis perbedaannya, analisis dilakukan dengan melihat

perubahan jumlah pada masing-masing kelas.

4. Profil jumlah kunjungan dikelompokkan menjadi empat kelas yaitu 3-5 kali,

6-8 kali, 9-11 kali, dan ≥12 kali. Jumlah masing-masing kelas dibagi dengan

total subjek penelitian lalu dikalikan 100%.

5. Profil jumlah obat antihipertensi subjek penelitian dihitung dari jumlah

penggunaan obat antihipertensi setiap subjek penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

35

6. Profil jenis obat dihitung dengan menghitung jumlah subjek penelitian yang

menggunakan obat antihipertensi berdasarkan nama generiknya kemudian

dibagi dengan total subjek penelitian lalu dikalikan 100%.

7. Menghitung nilai MPR, PDC dan PR. Ketiga persamaan berikut adalah

a. Medication Possession Ratio (MPR)

Subjek penelitian dikatakan memiliki ketaatan tinggi apabila nilai MPR adalah

≥ 80%.

b. Propotion of Days Covered (PDC)

Subjek penelitian dikatakan memiliki ketaatan tinggi apabila nilai PDC adalah

≥ 80%.

c. Persistence Rate (PR)

8. Proporsi pencapaian target tekanan darah subjek penelitian dihitung

berdasarkan jumlah subjek penelitian yang mencapai tekanan darah akhir sesuai

target <140/90 mmHg.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

36

J. KELEMAHAN PENELITIAN

Kelemahan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan

pertemuan langsung dengan subjek penelitian sehingga peneliti tidak dapat

mengetahui kondisi subjek penelitian ketika menjalankan proses terapi dan

mengambil obat antihipertensi. Selain itu penelitian ini hanya memotret sebagian

kecil dari ketaatan secara keseluruhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PROFIL SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini memiliki subjek penelitian sebanyak 182 orang yang telah

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dari dua rumah sakit yang berbeda. Subjek

terdiri dari 53 orang dari Rumah Sakit Panti Rini dan 129 orang dari Rumah Sakit

Panti Rapih Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian, profil subjek penelitian

adalah sebagai berikut:

1. Usia

Dalam penelitian ini subjek yang diambil adalah subjek penelitian

dewasa berusia ≥ 18 tahun. Wilson menyatakan bahwa timbulnya hipertensi

terjadi antara usia 20 sampai 50 tahun dan terus berkembang dalam jangka waktu

20 sampai 30 tahun. Rentang usia subjek penelitian dikelompokkan menjadi 3

kelas yaitu 20-39 tahun, 40-59 tahun dan >60 tahun (Roger, Go, Jones, Benjamin,

Berry, Borden, et al., 2012). Hasil penelitian berupa profil subjek penelitian

berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel III.

Tabel III. Jumlah Subjek Penelitian (%) berdasarkan Kelompok Usia di Rumah

Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih

Kelompok Usia

(tahun)

Rumah Sakit Panti Rini

(n = 53)

Rumah Sakit Panti Rapih

(n = 129)

Subjek(%) Subjek(%)

20-39 1,89 2,33

40-59 47,17 34,11

≥60 50,94 63,57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

38

Subjek penelitian yang menderita penyakit hipertensi terbesar di Rumah

Sakit Panti Rini terletak pada kelompok umur ≥60 tahun yaitu 27 orang dengan

persentase 50,94 %. Dan pada Rumah Sakit Panti Rapih juga terletak pada

kelompok umur ≥60 tahun yaitu 82 orang dengan persentase sebesar 63,57 %. Hal

ini menunjukkan bahwa hipertensi dapat muncul karena faktor resiko pada usia

≥55 tahun yang disebabkan oleh penurunan fungsi organ tubuh (Babatsikou and

Zavitsanou, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Doggrell (2010),

ketaatan subjek penelitian dapat meningkat sesuai usia pada beberapa penyakit,

salah satunya adalah hipertensi. Maka dari itu, peneliti juga melihat ketaatan

subjek penelitian yang diukur dari nilai MPR dan PDC berdasarkan

pengelompokan usia. Hasil penelitian mengenai ketaatan subjek penelitian

berdasarkan pengelompokan usia dapat dilihat pada tabel IV untuk Rumah Sakit

Panti Rini dan tabel V untuk Rumah Sakit Panti Rapih.

Tabel IV. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai

MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini

Kelompok Usia (tahun)

Kriteria Nilai (%)

MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%)

20-39 ≥80 0,00 0,00

(n=1) 50-79 100 100

<50 0,00 0,00

40-59 ≥80 40,00 40,00

(n=25) 50-79 56,00 40,00

<50 4,00 20,00

≥60 ≥80 29,63 25,93

(n=27) 50-79 59,26 59,26

<50 11,11 14,81

Ketaatan dapat meningkat sesuai umur pada penyakit tertentu (Doggrell,

2010). Menurut Doggrell (2010), usia yang lebih tua cenderung lebih taat

daripada usia yang lebih muda seperti pada hasil penelitian ini yang menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

39

pada kelompok usia 20-39 tahun terdapat 1 orang terletak pada rentang ketaatan

50-79% yang menunjukkan ketaatan sedang diukur dari nilai MPR dan PDC. Pada

kelompok usia 40-59 tahun terdapat 14 orang yang memiliki ketaatan sedang

dengan persentase terbesar yaitu 56,00% untuk nilai MPR. Sedangkan untuk nilai

PDC terdapat 10 orang yang memiliki ketaatan tinggi dengan persentase terbesar

yaitu 40,00% dari 25 orang. Pada kelompok usia ≥60 tahun, jumlah subjek

penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 59,26

% dari 27 orang berdasarkan nilai MPR dan PDC.

Tabel V. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Usia berdasarkan Nilai MPR

dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih

Kelompok Usia

(tahun)

Kriteria

Nilai (%)

MPR PDC

Subjek

(%)

Subjek

(%)

20-39 ≥80 33,33 33,33

(n=3) 50-79 66,67 66,67

<50 0,00 0,00

40-59 ≥80 52,27 43,18

(n=44) 50-79 29,55 31,82

<50 18,18 25

≥60 ≥80 47,56 35,37

(n=82) 50-79 35,37 36,59

<50 17,07 28,05

Pada tabel V dapat dilihat pada kelompok usia 20-39 tahun, jumlah

subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan 50-79% dengan

persentase 66,67% dari 3 orang untuk nilai MPR dan PDC. Pada kelompok usia

40-59 tahun, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan

tinggi dengan persentase sebesar 52,27 % untuk nilai MPR dan 43,18% untuk

nilai PDC dari 44 orang. Pada kelompok usia ≥60 tahun, jumlah subjek penelitian

terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 47,56 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

40

untuk nilai MPR dan rentang ketaatan sedang untuk nilai PDC dengan persentase

sebesar 36,59% dari 82 orang. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Setiati dan

Sutrisna pada tahun 2010 menyatakan bahwa subjek penelitian dengan usia ≥60

tahun lebih taat dibandingkan subjek penelitian dengan usia lebih muda. Hal

tersebut juga dapat dilihat dari hasil penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih

dimana jumlah subjek terbesar dengan ketaatan tinggi terletak pada kelompok usia

≥60 tahun yang diukur dari nilai MPR. Namun pada hasil penelitian ini terdapat

perbedaan yang menunjukkan jumlah subjek penelitian terbesar yang memiliki

ketaatan tinggi lebih banyak pada rentang usia 40-59 tahun.

2. Jenis Kelamin

Profil subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan jumlah

subjek penelitian perempuan lebih banyak dibandingkan jumlah subjek penelitian

laki-laki. Perbandingan jumlah subjek penelitian laki-laki dan perempuan dapat

dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Perbandingan Subjek Penelitian berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah

Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih

Jumlah subjek penelitian perempuan Rumah Sakit Panti Rini adalah 37

orang dengan persentase 69,8% sedangkan untuk Rumah Sakit Panti Rapih adalah

40.3%59.7%

Rumah Sakit Panti Rapih

n=129

laki-laki

30,2%

69,8%

Rumah Sakit Panti Rini

n=53

Perempuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

41

77 orang dengan persentase 59,7%. Jumlah subjek penelitian laki-laki Rumah

Sakit Panti Rini adalah 16 orang dengan persentase 30,2% sedangkan untuk

Rumah Sakit Panti Rapih adalah 52 orang dengan persentase 40,3%. Menurut

JNC-7, perempuan memiliki faktor risiko hipertensi lebih besar daripada laki-laki.

Wilson menyatakan bahwa perempuan memiliki imunitas yang kurang setelah

mengalami menopause sehingga rentan terkena penyakit hipertensi. Hormon

estrogen menjadi imunitas perempuan saat sebelum menopause. Jenis kelamin

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketaatan dalam

pengobatan. Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk tidak mengambil obat

antihipertensi daripada perempuan (Setiati dan Sutrisna, 2005). Hasil penelitian

mengenai ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai MPR dan PDC terkait jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Distribusi Subjek Penelitian pada Kelompok Jenis Kelamin berdasarkan

Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Rini

Jenis Kelamin Kriteria

Nilai (%)

Panti Rapih (nPerempuan=77, nLaki-laki=52)

Panti Rini (nPerempuan=37, nLaki-laki=16)

MPR PDC MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%) Subjek (%) Subjek (%)

Perempuan

≥80 53.25 38.96 37.84 29.73

50-79 27.27 31.17 56.76 54.05

<50 19.48 29.87 5.41 16.22

Laki-laki

≥80 42.31 36.54 25.00 37.50

50-79 44.23 42.31 62.50 43.75

<50 13.46 21.15 12.50 18.75

Subjek penelitian perempuan memiliki ketaatan tinggi di Rumah Sakit

Panti Rapih dengan persentase sebesar 53,25% untuk nilai MPR dan 38,96%

untuk nilai PDC dari 77 orang. Subjek penelitian laki-laki memiliki ketaatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

42

sedang dengan persentase sebesar 44,23% untuk nilai MPR dan 42,31% untuk

nilai PDC dari 52 orang. Pada Rumah Sakit Panti Rini, jumlah subjek penelitian

laki-laki dan perempuan terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang

berdasarkan nilai MPR dan PDC.

3. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan salah satu tanda atau gejala yang menandakan

bahwa seseorang tersebut menderita hipertensi atau tidak. Diagnosa hipertensi

menjadi jelas apabila terjadi peningkatan tekanan darah diatas batas normal. Batas

atas tekanan normal lebih rendah pada anak dan lebih tinggi pada orang dewasa.

Tekanan sistolik biasanya meningkat seumur hidup dan tekanan diastolik

meningkat sampai pada usia 50 sampai 60 tahun tetapi kemudian menurun

sehingga tekanan nadi terus meningkat. Pengukuran hipertensi antara tekanan

darah sistolik dan diastolik menjadi sama pentingnya dalam pengobatan

hipertensi. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan tekanan darah awal dan

akhir dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Jumlah Subjek Penelitian (%) di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti

Rapih Yogyakarta berdasarkan Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah

(mmHg)

Panti Rini (n=53) Panti Rapih (n=129)

Baseline Final Baseline Final

Subjek(%) Subjek (%) Subjek (%) Subjek(%)

Normal < 120 0,00 7,55 8,53 10,08

Prehipertensi 120-139 18,87 37,74 23,26 34,11

Hipertensi I 140-159 39,62 32,08 37,98 42,64

Hipertensi II ≥160 41,51 22,64 30,23 13,18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

43

Persentase tekanan darah baseline terbesar pada Rumah Sakit Panti Rini

adalah terletak pada hipertensi stage II yaitu 41,51% dari 129 orang dan Rumah

Sakit Panti Rapih terletak pada hipertensi stage I yaitu 37,98% dari 129 orang.

Sedangkan persentase tekanan darah final terbesar di Rumah Sakit Panti Rini

terletak pada prehipertensi range 120-139 yaitu 37,74% dari 129 orang dan di

Rumah Sakit Panti Rapih terletak pada hipertensi stage I range 140-159 yaitu

42,64% dari 129 orang. Dari data ini dapat diperkirakan gambaran proporsi

pencapaian target tekanan darah secara keseluruhan.

4. Jumlah Kunjungan Subjek Penelitian

Jumlah kunjungan subjek penelitian merupakan salah satu ukuran

ketaatan subjek penelitian yang dilihat secara tidak langsung. Jumlah kunjungan

subjek penelitian akan disajikan dalam gambar 4.

Gambar 4. Jumlah Subjek Penelitian di Rumah Sakit Panti Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih Berdasarkan Jumlah Kunjungan

Menurut laporan Krousel, Muntner, Islam, Morisky dan Webber pada

tahun 2009, subjek penelitian paling tidak mendapatkan tiga kali peresepan dari

54

23

40

2625

4

10

0

10

20

30

40

50

60

Panti Rapih Panti Rini

Ju

mla

h P

asi

en

Jumlah kunjungan

3-5 x

6-8 x

9-11 x

≥12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

44

instalasi farmasi untuk perhitungan MPR sehingga penulis menentukan jumlah

kunjungan yang digunakan minimal 3 kali. Jumlah kunjungan terbesar di Rumah

Sakit Panti Rini terletak pada range 6-8x yaitu 26 orang sedangkan di Rumah

Sakit Panti Rapih terletak pada range 3-5x yaitu 54 orang. Jumlah kunjungan

terkecil di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada range 9-11x yaitu 4 orang.

Jumlah kunjungan terkecil subjek penelitian di Rumah Sakit Panti Rapih terletak

pada range ≥ 12x yaitu 10 orang. Pada penelitian ini, peneliti melihat ketaatan

subjek penelitian yang diukur dari nilai MPR dan PDC berdasarkan

pengelompokkan jumlah kunjungan. Jumlah kunjungan menggambarkan subjek

penelitian datang untuk mengambil obat antihipertensi sehingga jumlah

kunjungan menjadi salah satu faktor/parameter yang mempengaruhi ketaatan

subjek penelitian. Hasil penelitian mengenai ketaatan subjek penelitian

berdasarkan pengelompokkan jumlah kunjungan dapat dilihat pada tabel VIII

untuk Rumah Sakit Panti Rini dan tabel IX untuk Rumah Sakit Panti Rapih.

Tabel VIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan

berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini

Jumlah kunjungan Kriteria

Nilai

(%)

MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%)

3-5x ≥80 17,39 8,70

(n=23) 50-79 65,22 52,17

<50 17,39 39,13

6-8x ≥80 42,30 42,30

(n=26) 50-79 57,70 57,70

<50 0,00 0,00

9-11x ≥80 100,00 100,00

(n=4) 50-79 0,00 0,00

<50 0,00 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

45

Pada kelompok jumlah kunjungan 3-5x, jumlah subjek penelitian

terbesar terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 65,22 % untuk

nilai MPR dan 52,17% untuk nilai PDC dari 23 orang. Pada kelompok jumlah

kunjungan 6-8x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan

sedang dengan persentase 57,70 % untuk nilai MPR dan PDC dari 26 orang. Pada

kelompok jumlah kunjungan 9-11x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak

pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 100,00% untuk nilai MPR dan

PDC dari 4 orang.

Tabel IX. Distribusi Subjek Penelitian pada Pengelompokan Jumlah Kunjungan

berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih

Jumlah kunjungan Kriteria

Nilai

MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%)

3-5x ≥80 35,19 20,37

(n=54) 50-79 27,78 20,37

<50 37,04 59,26

6-8x ≥80 35,00 17,50

(n=40) 50-79 60,00 77,50

<50 5,00 5,00

9-11x ≥80 92,00 96,00

(n=25) 50-79 8,00 4,00

<50 0,00 0,00

≥12x ≥80 70,00 70,00

(n=10) 50-79 30,00 30,00

<50 0,00 0,00

Dari tabel IX dapat dilihat pada kelompok jumlah kunjungan 3-5x,

jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan rendah dengan

persentase 37,04 % untuk nilai MPR dan 59,26% untuk nilai PDC dari 54 orang.

Pada kelompok jumlah kunjungan 6-8x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak

pada rentang ketaatan sedang dengan persentase 60,00 % untuk nilai MPR dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

46

77,50% untuk nilai PDC dari 40 orang. Pada kelompok jumlah kunjungan 9-11x,

jumlah subjek penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi dengan

persentase 92,00% untuk nilai MPR dan 96,00% untuk nilai PDC dari 25 orang.

Pada kelompok jumlah kunjungan ≥12x, jumlah subjek penelitian terbesar terletak

pada rentang ketaatan tinggi dengan persentase 70,00% untuk nilai MPR dan PDC

dari 10 orang.

B. PROFIL OBAT

1. Profil Penggunaan Obat Antihipertensi

Profil obat antihipertensi yang didapatkan dalam penelitian ini

digolongkan berdasarkan mekanisme kerjanya. JNC-7 menyatakan bahwa

golongan terapi hipertensi terbagi menjadi 8 yaitu golongan diuretik, golongan

beta blocker (BBs), golongan angiotensin converting enzyme inhibitors (ACEIs),

Angiotensin II Antagonists, Calcium Channel Blockers (CCBs), Alpha-1 Blockers,

Central alpha-2 agonists and other centrally acting drugs, dan Vasodilators. Dari

hasil penelitian didapatkan profil penggunaan obat antihipertensi seperti dalam

tabel X.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

47

Tabel X. Persentase Subjek Penelitian dalam Penggunaan Obat Antihipertensi di

Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini

N

o

Golongan Jenis

golongan

Nama

Generik

Panti Rapih

(n=129)

Panti Rini

(n=53)

Persentase

(%)

Persentase

(%)

1 Diuretics Thiazide hydrochlorothiazid (HCT)

8,53 41,51

Loop furosemid 15,50 13,21

Potassium

sparing

0,00 0,00

Aldosterone receptor

blockers

spironolactone 6,98 5,66

2 Beta blockers

(BBs)

bisoprolol 20.93 15,09

propanolol 6,20 3,77

3 Angiotensin converting

enzyme

inhibitors (ACEIs)

lisinopril 5,43 7,55

captopril 4,65 0,00

ramipril 10,08 0,00

imidapril 7,75 1,89

4 Angiotensin II

antagonists

irbesartan 12,40 1,89

telmisartan 9,30 3,77

valsartan 46,51 32,08

5 Calcium

channel blockers

(CCBs)

Nondihydro

pyridines

diltiazem 21,71 28,30

Dihydro pyridines

amlodipine 43,41 66,04

nifedipine 11,63 30,19

6 Alpha-1

blockers

terazosin 1,55 1,89

7 Central alpha-2

agonists and other centrally

acting drugs

clonidine 10,08 11,32

8 Vasodilator 0,00 0,00

9 Combination CCBs dengan Angiotensin II

antagonis

Exforge® 2,33 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

48

2. Profil Penggunaan Jumlah Obat Antihipertensi

Profil penggunaan jumlah obat antihipertensi yang didapatkan dalam

penelitian ini disajikan dalam tabel XI dengan pengelompokkan jumlah obat anti

hipertensi berdasarkan jumlah penggunaan obat antihipertensi terendah dan

tertinggi.

Tabel XI. Distribusi Subjek Penelitian berdasarkan Penggunaan Jumlah Obat

Antihipertensi di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini

Jumlah Obat Antihipertensi

Panti Rini (n=53) Panti Rapih (n=129)

Subjek (%) Subjek (%)

1 15,09 20,16

2 39,62 34,88

3 24,53 27,9

4 7,55 14,73

5 13,21 2,33

Data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan obat antihipertensi diatas

batas maksimum yaitu 4 obat masih ditemui. Di Rumah Sakit Panti Rini

ditemukan 7 orang dengan persentase 13,21% dan di Rumah Sakit Panti Rapih

ditemukan 3 orang dengan persentase 2,33%. Penggunaan jenis obat paling

banyak ditemui pada penggunaan 2 obat antihipertensi baik di Rumah Sakit Panti

Rini dan Panti Rapih yaitu sebesar 39,62% dari 53 orang dan 34,88% dari 129

orang. Jumlah jenis obat yang digunakan subjek penelitian dapat mempengaruhi

ketaatan subjek penelitian. Semakin banyak jumlah obat yang digunakan oleh

subjek penelitian maka ketaatan subjek penelitian cenderung menurun dengan

alasan terlalu banyak mengkonsumsi jumlah jenis obat (Siregar, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

49

Tabel XII. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat

Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rapih

Jumlah Obat

Antihipertensi

Kriteria

Nilai

(%)

MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%)

1 ≥80 34.62 30.77

(n=26) 50-79 42.31 34.62

<50 23.08 34.62

2 ≥80 51.11 35.56

(n=45) 50-79 31.11 35.56

<50 17.78 28.89

3 ≥80 52.78 44.44

(n=36) 50-79 36.11 36.11

<50 11.11 19.44

4 ≥80 57.89 47.37

(n=19) 50-79 26.32 31.58

<50 15.79 21.05

5 ≥80 33.33 0.00

(n=3) 50-79 33.33 66.67

<50 33.33 33.33

Dari tabel XII dapat dilihat perbedaan ketaatan subjek penelitian di

Rumah Sakit Panti Rapih yang sudah dikelompokkan berdasarkan jumlah obat

antihipertensi yang digunakan. Subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis

obat sebanyak 5 jenis obat antihipertensi memiliki ketaatan tinggi dengan

persentase sebesar 33,33% dari 3 orang untuk nilai MPR dan ketaatan sedang

dengan persentase sebesar 66,67% dari 3 orang untuk nilai PDC. Jumlah subjek

penelitian terbesar terletak pada rentang ketaatan tinggi untuk subjek penelitian

yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 2, 3 dan 4 jenis. Jumlah terbesar

pada subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 1 jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

50

terletak pada rentang ketaatan sedang dengan persentase sebesar 42,31% untuk

nilai MPR dan 34,62% untuk nilai PDC.

Tabel XIII. Distribusi Subjek Penelitian pada Penggunaan Jumlah Obat

Antihipertensi berdasarkan Nilai MPR dan PDC di Rumah Sakit Panti Rini

Jumlah Obat

Antihipertensi

Kriteria

Nilai

(%)

MPR PDC

Subjek (%) Subjek (%)

1 ≥80 12.50 25.00

(n=8) 50-79 87.50 75.00

<50 0.00 0.00

2 ≥80 47.62 38.10

(n=21) 50-79 47.62 42.86

<50 4.76 19.05

3 ≥80 30.77 23.08

(n=13) 50-79 53.85 53.85

<50 15.38 23.08

4 ≥80 25.00 25.00

(n=4) 50-79 75.00 75.00

<50 0.00 0.00

5 ≥80 28.57 42.86

(n=7) 50-79 57.14 28.57

<50 14.29 28.57

Pada tabel XIII dapat dilihat perbedaan ketaatan subjek penelitian di

Rumah Sakit Panti Rini yang sudah dikelompokkan berdasarkan jumlah jenis obat

yang digunakan. Subjek penelitian yang menggunakan jumlah jenis obat sebanyak

5 jenis memiliki ketaatan sedang dengan persentase sebesar 57,14% dari 7 orang

untuk nilai MPR dan ketaatan tinggi dengan persentase sebesar 42,86% dari 7

orang untuk nilai PDC. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang

menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 3 dan 4 jenis terletak pada rentang

ketaatan sedang dengan persentase sebesar 53,85% dan 75,00% untuk nilai MPR

PDC dari 13 dan 4 orang. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

51

menggunakan jumlah jenis obat sebanyak 2 jenis terletak pada rentang ketaatan

tinggi dengan persentase sebesar 47,62% untuk nilai MPR dan 42,86% untuk nilai

PDC dari 21 orang. Jumlah terbesar pada subjek penelitian yang menggunakan

jumlah jenis obat sebanyak 1 jenis terletak pada rentang ketaatan sedang dengan

persentase sebesar 87,50% untuk nilai MPR dan 75,00% untuk nilai PDC dari 8

orang.

C. KETAATAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini memberikan gambaran ketaatan subjek penelitian

hipertensi dengan menggunakan metode tidak langsung. Metode tidak langsung

yang digunakan adalah dengan cara melakukan pengukuran MPR, PDC dan PR.

Berikut merupakan data ketaatan subjek penelitian berdasarkan tiga cara

pengukuran.

1. Berdasarkan nilai Medication Possesion Ratio (MPR)

Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai MPR dinyatakan dalam

perbandingan jumlah obat yang diterima subjek penelitian dan jumlah hari sampai

pengobatan terakhir yang dilakukan dan pengobatan selanjutnya. Subjek

penelitian dikatakan taat apabila nilai MPR lebih dari 80%. Perbandingan ketaatan

subjek penelitian berdasarkan nilai MPR disajikan dalam gambar 5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

52

Gambar 5. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai MPR

di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)

Nilai tertinggi MPR di Rumah Sakit Panti Rini adalah 100% sedangkan

di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 100%. Nilai terendah MPR di Rumah Sakit

Panti Rini adalah 34,88% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 23,88%.

Nilai tertinggi dan terendah dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Dari gambar 5

terlihat bahwa ketaatan subjek penelitian dengan kriteria tinggi di Rumah Sakit

Panti Rapih hanya mencapai 48,84% dari jumlah subjek penelitian sedangkan

untuk subjek penelitian Rumah Sakit Panti Rini hanya 33,96%. Ketaatan subjek

penelitian dengan kriteria sedang di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase

sebesar 34,11% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 58,49%. Sedangkan

ketaatan subjek penelitian dengan kriteria rendah di Rumah Sakit Panti Rapih

memiliki persentase sebesar 17,05% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar

7,55%. Persentase yang paling besar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada

ketaatan dengan kriteria sedang yaitu 58,49%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek

0.00

20.00

40.00

60.00

≥80%

50-79%<50%

48.84

34.11

17.05

33.96

58.49

7.55

P

e

r

s

e

n

t

a

s

eKriteria Nilai MPR

Panti Rapih Panti Rini

(%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

53

penelitian hipertensi di kedua rumah sakit tersebut masih banyak yang belum taat

dalam menjalani terapi pengobatan.

2. Berdasarkan nilai Propotion of Days Covered (PDC)

Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC dinyatakan dalam

perbandingan jumlah obat yang diterima subjek penelitian dan jumlah hari

penelitian. Subjek penelitian yang memiliki ketaatan tinggi adalah subjek

penelitian dengan nilai PDC lebih dari 80%. Nilai tertinggi PDC di Rumah Sakit

Panti Rini adalah 120% sedangkan di Rumah Sakit Panti Rapih adalah 121,62%.

Nilai terendah PDC di Rumah Sakit Panti Rini adalah 31,1% sedangkan di Rumah

Sakit Panti Rapih adalah 20,44%. Nilai tertinggi dan terendah dapat dilihat pada

lampiran 3 dan 4. Perbandingan ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PDC

disajikan dalam gambar 6.

Gambar 6. Distribusi Jumlah Subjek penelitian (%) berdasarkan nilai PDC

di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)

Dari gambar diatas terlihat bahwa ketaatan subjek penelitian dengan

kriteria tinggi di Rumah Sakit Panti Rini hanya mencapai 32,08 % dari jumlah

subjek penelitian sedangkan untuk subjek penelitian Rumah Sakit Panti Rapih

0.00

20.00

40.00

60.00

≥80%50-79%

<50%

37.9835.66

26.36

32.08

50.94

16.98

P

e

r

s

e

n

t

a

s

e

Kriteria Nilai PDC

Panti Rapih Panti Rini

(%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

54

hanya 37,98 %. Berdasarkan nilai PDC, ketaatan subjek penelitian dengan kriteria

sedang di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar 35,66% dan di

Rumah Sakit Panti Rini sebesar 50,94%. Sedangkan ketaatan subjek penelitian

dengan kriteria rendah di Rumah Sakit Panti Rapih memiliki persentase sebesar

26,36% dan di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 16,98%. Persentase yang paling

besar di Rumah Sakit Panti Rini terletak pada ketaatan dengan kriteria sedang

yaitu 50,94%. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian hipertensi di kedua

rumah sakit tersebut masih banyak yang belum taat dalam menjalani terapi

pengobatan terutama selama periode penelitian.

3. Berdasarkan nilai Persistence Rate (PR)

Ketaatan subjek penelitian berdasarkan nilai PR dinyatakan dalam

konsistensi subjek penelitian melakukan kunjungan subjek penelitian dalam

jangka waktu tertentu. Pada tabel XIII dapat dilihat nilai PR paling kecil pada

bulan oktober yaitu 35,85% untuk rumah sakit Panti Rini dan 53,17% untuk

rumah sakit Panti Rapih. Hal ini dimungkinkan karena subjek penelitian tidak

melanjutkan terapi pengobatan sampai bulan Oktober.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

55

Tabel XIV. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%)

di Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih Yogyakarta

Bulan

Rumah Sakit Panti Rini (n=53)

Rumah Sakit Panti Rapih (n=129)

Subjek(%) Subjek(%)

Januari 100,00 100,00

Februari 74,36 77,27

Maret 56,82 79,61

April 72,92 60,55

Mei 76,47 74,77

Juni 67,92 67,23

Juli 71,70 75,81

Agustus 54,72 70,63

September 64,15 60,32

Oktober 35,85 53,17

Gambar 7. Distribusi Nilai PR Subjek Penelitian (%)

di Rumah Sakit Panti Rini (n=53) dan Panti Rapih (n=129)

Dari gambar 7 dapat dilihat konsistensi kedatangan subjek

penelitian dalam melaksanakan terapi selama periode penelitian. Di Rumah Sakit

Panti Rini dapat dilihat terjadi penurunan kedatangan pada bulan ke-2, ke-3,ke-6,

ke-8 dan ke-10. Sedangkan pada Rumah Sakit Panti Rapih terjadi penurunan pada

bulan ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, ke-9 dan ke-10. Penurunan lebih banyak terjadi pada

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Perse

nta

se

Bulan

Panti Rini

Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

56

Rumah Sakit Panti Rapih. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi ketidaktaatan

subjek penelitian dilihat dari kedatangan pasien yang tidak konsisten dalam

menebus resep kembali.

D. PROPORSI PENCAPAIAN TARGET TEKANAN DARAH

Penelitian ini menggambarkan mengenai ketaatan subjek penelitian di

Rumah Sakit Panti Rini dan Panti Rapih berdasarkan metode pengukuran MPR,

PDC dan PR. Proporsi pencapaian target ini digunakan untuk melihat apakah

terapi yang telah dijalani subjek penelitian dapat mencapai keberhasilan terapi

dimana tekanan darah subjek penelitian sesuai target terapi.

Gambar 8. Distribusi Jumlah Subjek Penelitian dengan nilai MPR dan PDC

≥80% berdasarkan pencapaian target tekanan darah di Rumah Sakit Panti Rini

dan Panti Rapih

Dari gambar 8 diketahui subjek penelitian dengan ketaatan tinggi di

Rumah Sakit Panti Rini untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target

Tercapai Tidak

Tercapai

Tercapai Tidak

Tercapai

50.00 50.0041.27

58.73

70.59

29.41

44.9055.10

Panti Rapih

(nMPR=63)

(nPDC=49)

Panti Rini

(nMPR=18)

(nPDC=17)

MPR PDC (dinyatakan dalam %)

pe

r

s

en

t

as

e

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

57

tekanan darah sebesar 50,00% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi

pencapaian target tekanan darah sebesar 70,59%. Sedangkan di Rumah Sakit Panti

Rapih untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target tekanan darah

sebesar 41,27% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi pencapaian target

tekanan darah sebesar 44,90%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi pencapaian

target tekanan darah di Rumah Sakit Panti Rini lebih tinggi daripada Rumah Sakit

Panti Rapih. Proporsi pencapaian target tekanan darah pada Rumah Sakit Panti

Rapih belum cukup baik karena masih lebih rendah dari ketidakcapaian target

tekanan darah dengan selisih yang tidak terlalu banyak.

Tabel XV. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan

Kriteria Nilai MPR di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini

Kriteria Nilai MPR

Panti Rapih Panti Rini

Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah

N Mencapai (%) Tidak

Mencapai (%) N Mencapai(%)

Tidak Mencapai (%)

≥80% 63 41,27 58,73 18 50,00 50,00

50-79% 44 45,45 54,55 31 41,94 58,06

<50% 22 50,00 50,00 4 50,00 50,00

Tabel XVI. Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah berdasarkan

Kriteria Nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini

Kriteria Nilai PDC

Panti Rapih Panti Rini

Jumlah Subjek dalam Pencapaian Target Tekanan Darah

N Mencapai (%) Tidak

Mencapai (%) N Mencapai (%)

Tidak Mencapai (%)

≥80% 49 44,90 55,10 17 70,59 29,41

50-79% 46 43,48 56,52 27 37,04 62,96

<50% 34 44,12 55,88 9 33,33 66,67

Dari tabel XV dapat dilihat subjek penelitian dengan ketaatan sedang di

Rumah Sakit Panti Rini untuk nilai MPR mempunyai proporsi pencapaian target

tekanan darah sebesar 41,94% dan untuk nilai PDC mempunyai proporsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

58

pencapaian target tekanan darah sebesar 37,04%. Pada tabel XVI menunjukkan

bahwa di Rumah Sakit Panti Rapih untuk nilai MPR mempunyai proporsi

pencapaian target tekanan darah sebesar 45,45% dan untuk nilai PDC mempunyai

proporsi pencapaian target tekanan darah sebesar 43,48%. Proporsi pencapaian

target tekanan darah yang tercapai pada subjek penelitian yang memiliki ketaatan

sedang dan rendah dengan pengukuran MPR dan PDC pada Rumah Sakit Panti

Rini dan Rumah Sakit Panti Rapih lebih kecil dibanding proporsi pencapaian

target tekanan darah yang tidak tercapai. Pada pengukuran MPR terdapat

keseimbangan proporsi pencapaian target tekanan darah pada ketaatan tinggi dan

rendah di Rumah Sakit Panti Rini dan ketaatan rendah di Rumah Sakit Panti

Rapih yaitu 50%. Data ketaatan pasien berdasarkan nilai PDC menunjukkan

bahwa proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan

ketaatan tinggi lebih besar dari proporsi pencapaian target tekanan darah pada

subjek penelitian dengan ketaatan sedang dan rendah. Sedangkan data ketaatan

pasien berdasarkan nilai MPR menunjukkan bahwa proporsi pencapaian target

tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan tinggi lebih kecil dari

proporsi pencapaian target tekanan darah pada subjek penelitian dengan ketaatan

sedang dan rendah. Hal ini dimungkinkan karena faktor lain yang dapat

mendukung keberhasilan terapi seperti pola hidup dan pola makan pasien yang

tidak teratur dan aktivitas yang dilakukan pasien sebelum melakukan pengukuran

tekanan darah sehingga dapat mempengaruhi tingginya tekanan darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

59

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Profil pasien yang menerima obat antihipertensi dengan penyakit hipertensi

paling banyak pada rentang usia ≥60 tahun yaitu 50,94% untuk Rumah Sakit

Panti Rini dan 63,57% untuk Rumah Sakit Panti Rapih dengan jenis kelamin

perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Profil obat antihipertensi

terbanyak digunakan adalah golongan angiotensin II antagonists dengan nama

generik valsartan dengan persentase sebesar 46,51% untuk Rumah Sakit Panti

Rapih. Sedangkan untuk Rumah Sakit Panti Rini penggunaan obat terbesar

pada golongan calcium channel blockers (CCBs) dengan nama generik

amlodipin dengan persentase sebesar 66,04%.

2. Ketaatan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi berdasarkan nilai

MPR di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 33,96% dari 53 subjek dan untuk

Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 48,40% dari 129 subjek. Ketaatan subjek

penelitian berdasarkan nilai PDC di Rumah Sakit Panti Rini sebesar 32,08%

dari 53 subjek dan untuk Rumah Sakit Panti Rapih sebesar 37,98% dari 129

subjek. Sedangkan nilai PR terendah terletak pada bulan oktober untuk kedua

rumah sakit.

3. Proporsi pencapaian target tekanan darah yang tercapai dari subjek penelitian

yang taat dilihat dari nilai MPR untuk Rumah Sakit Panti Rini adalah 50,00%

dan 41,27% untuk Rumah Sakit Panti Rapih. Proporsi pencapaian target

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

60

tekanan darah yang tercapai dari subjek penelitian yang taat dilihat dari nilai

PDC untuk Rumah Sakit Panti Rini adalah 70,59% dan 44,90% untuk Rumah

Sakit Panti Rapih. Proporsi pencapaian target tekanan darah yang tercapai

pada subjek penelitian dengan ketaatan tinggi lebih besar dibandingkan

dengan subjek penelitian dengan ketaatan sedang dan rendah kecuali subjek

penelitian yang taat berdasarkan nilai MPR.

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa profil MPR dan PDC

di Rumah Sakit Panti Rapih dan Rumah Sakit Panti Rini tergolong dalam

kriteria tinggi dan sedang maka disarankan untuk mengukur menggunakan

metode pengukuran ketaatan yang lain sehingga dapat melengkapi hasil

penelitian dengan kriteria ketaatan yang lainnya. Selain itu dapat dilakukan

perbandingan dengan subjek penelitian yang menggunakan jenis asuransi

lainnya atau tidak menggunakan asuransi kesehatan untuk melihat pengaruh

biaya pada pelayanan kesehatan. Penambahan pengambilan data seperti

anamnesis dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya yang menggunakan

subjek penelitian dengan komorbiditas penyakit kronis lainnya untuk dapat

memperkuat metode penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

61

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D.P., 2009, Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan Rs Panti

Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi Vs Informasi Plus

Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009,

Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Aprianti, C.A.R.I.,2010, Evaluasi Pola Pengobatan Dan Ketaatan Dengan Home

Visit Pada Pasien Hipertensi Di Poli Lansia Puskesmas Gondokusuman

1 Yogyakarta Periode Februari-Maret 2010, Skripsi, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Askes, 2011, http://www.ptaskes.com/info-perusahaan/17/Tujuan diakses pada

tanggal 30 Desember 2011.

Babatsikou, F., and Zavitsanou, A., 2010, Epidemiology of hypertension in

elderly, Health Science Journal, 4(1), 24-30.

Chen, S., Levin, R.A., Gartner, J.A., 2010, Medication Adherence and Enrollment

in a Consumer-Driven Health Plan, Am J Manag Care, 16(2),e43-e50.

Corwin, E. J., 2007, Handbook of pathophysiology, diterjemahkan oleh Subekti

N., Edisi revisi, EGC, Jakarta, pp. 484-489.

Cramer, J.A., Joy, A., Burrell, A., Fairchild, C.J., Fuldeore, M.J., Ollendorf, D.A.,

et al., 2008, Medication Compliance and Persistence, Value in Health,

11(1), 44-47.

Doggrel, S.A., 2010, Adherence to Medicines in the Older-Aged with Chronic

Conditions : Does Intervention by an Allied Health Professional Help?,

Drug Aging, 27(3), 243.

Ganong, W.F., and Mcphee, S.J., 2010, Patofisiologi Penyakit:Pengantar Menuju

Kedokteran Klinis, 3rd

Ed, diterjemahkan oleh Brahm U, EGC,

Jakarta,pp.340-345.

Kimble, M.A.K., Young, L.Y., Alldregde, B.K., Corelli, R.L., Gugliemo, B.J.,

Kradjan, W.A., et. al., 2009, Applied Therapeutics “The Clinical Use of

Drugs”, 9th Ed, Wolters Kluwer Health, USA, pp.13.1-13.42.

Krousel, W.M.A., Muntner, P., Islam, T., Morisky, D.E., and Webber, L.S., 2009,

Barriers to and Determinants of Medication Adherence in Hypertension

Management: Persperctive of the Cohort Study of Medication Adherence

among Older Adults (CoSMO), NIH-PA Author Manuscript, 93(3), 4

Mcginnis, B.D., Olson, K.L., Delate,.T.M.A., and Stolcpart, R.S., 2009, Statin

Adherence and Mortality in Patients Enrolled in a Secondary Prevention

Program, Vol 15 No.10, The American Journal of Managed Care.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

62

Michael, P., Bryson, C., and Rumsfeld, J., 2009, Medication Adherence; Its

importance in cardiovascular outcomes,

http://circ.ahajournals.org/content/119/23/3028.full#intro-header diakses

pada tanggal 30 Desember 2011, pp. 3028-3029.

Mobutawana, T., Warren, J., Gaikwad, R. Kennelly, J., and Kenealy, T., Analysis

of Medication Possesion Ratio for Improved Blood Pressure Control-

Towards a Semantic Web Technology Enabled Workbench, The

University of Auckland, New Zealand.

Nau, D.P., 2012, Proportion of Days Covered as a Preferred Method of

Measuring Medication Adherence, Pharmacy Quality Aliance.

Notoatmojo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, pp.

35-37, 89.

Osterberg, L. and Blaschke, T., 2010, Drug Therapy : Adherence to Medication,

The New England Journal of Medicine, 353(5).

Patel, B., Baker, R., Thiebaud, P., Preblick, R., and Plauschinat, C.,2008,

Improved persistence and adherence to diuretic fixed dose combination

therapy compared to diuretic monotherapy, Biomed Central, pp 2-6.

Rahajeng, E., dan Tuminah, S., 2009, Prevalensi Hipertensi dan Determinanya di

Indonesia, Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 59 No. 12, 580-587

Riaz, K., 2011, Hypertension Treatment And Management,

http://emedicine.medscape.com/article/241381-treatment, diakses pada

tanggal 14 November 2011.

Rieckman, N., Yepes, M.P., Davidson, K.W., 2009, Chronic Physical illness :

Self Management and Behavioural Interventions, McGrawHill Open

University Press, 16.

Robertson,T.A., Cooke, C.E, Wang, J., Shaya, F.T., and Lee, H.Y., 2008, Effect

of Medication Burden on Persistent Use of Lipid Lowering Drugs

Among Patients with Hypertension, Vol 14 No.11, The American

Journal of Managed Care.

Roger, V.L., Go, A. S., Jones, D.M.L, Benjamin, E.J., Borden, W.B., et al, 2012,

Heart Disease and Stroke Statistics-2012 Update : A Report From the

American Heart Association, Circulation Journal of The American

Heart Association, 125, e2-e220.

Saseen, J.J., and Carter, B.L., 2005, Hypertension in DiPiro, J.T., Tarlbert, R.L.,

Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M., Pharmacotherapy :

A Pathophysiologic Approach, 6th Ed, McGraw-Hill, New York, pp.

186-210.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

63

Saseen, J.J., and Maclaughlin,E.J., 2008, Hypertension in DiPiro, J.T., Tarlbert,

R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,

Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 7th Ed, McGraw-Hill,

New York, pp. 140-144.

Setiati, S and Sutrisna, B., 2005, Prevalence of Hypertension without Anti-

hypertensive Medications and Its Association with Social Demographic

Characteristic Among 40 Years and Above Adult Population in

Indonesia, Acta Med Indones-Indones J Intern Med, 37(1), 20-25

Siregar, J., 2006, Farmasi Klinik Teori dan Penerapannya, EGC, Jakarta, pp. 320-

339.

Sofyanto, 2009, Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan di PT.ASKES

(PERSERO) Cabang utama Semarang, Tesis, Universitas Diponegoro,

Semarang, 45-50.

Tim Riset Kesehatan Dasar, 2007, Riset Kesehatan Dasar 2007,

http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/download/PedomanBiomedis.

pdf, diaskes pada tanggal 20 Oktober 2011.

Tjay, T.H dan Kirana R., 2007, Obat-obat Penting Edisi 6, Gramedia, Jakarta, pp.

538-564.

Vik, S.A., Maxwell, C.J., Hogan, D.B., Patten, S.B., Johnson, J.A., Slack, L.R.,

2005, Assessing Medication Adherence among Older Persons in

Community Settings, www.cjcp.ca/cjcp04-035_e152-r101609 diakses

pada tanggal 22 Juli 2011.

Walker, D.G., Renwick, A.G, and Hillier, K., 2010, Medical Pharmacology and

Therapeutics, 3rd

Ed, Elsevier, China, pp.111-122, 222-224.

World Health Organization, 2003, Adherence to long term therapies,

http://whqlibdoc.who.int/publications/2003/9241545992.pdf, diakses

pada tanggal 29 Oktober 2011, pp. 3-5.

World Health Organization, 2008, Cardiovascular Diseases

http://www.who.int/topics/cardiovascular_diseases/en/ diakses pada

tanggal 29 Oktober 2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

64

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

65

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rapih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

66

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

67

Lampiran 3. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

73

Lampiran 4. Data Pasien Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

76

Lampiran 5. Data Nama Merek Dagang Obat Antihipertensi Yang Digunakan

No Golongan Jenis golongan Nama

Generik

Nama

Dagang

1 Diuretics Thiazide hydrochlorothiazid

(HCT)

-

Loop furosemid Gralixa®

Lasix®

Potassium sparing - -

Aldosterone receptor blockers

spironolaktone Aldactone® Lethonal®

Carpiaton ®

2 Beta blockers

(BBs)

bisoprolol Concor®

Maintate®

propanolol Farmadral®

3 Angiotensin

converting enzyme

inhibitors

(ACEIs)

lisinopril Noperten®

captopril -

ramipril Triatec®

Cardace®

imidapril Tanapres®

4 Angiotensin II

antagonists

irbesartan Irtan®

telmisartan Micardis®

valsartan -

5 Calcium channel

blockers

(CCBs)

Nondihydro

pyridines

diltiazem Herbesser®

Dihydro

pyridines

amlodipin Norvask®

Ethivask®

Intervask®

Comdipin®

Amlogrix®

nifedipin Adalat®

Calcigard®

6 Alpha-1 blockers terazosin Hytrin®

7 Central alpha-2 agonists and other

centrally acting drugs

clonidin -

8 Vasodilator

9 Combination CCBs dengan

Angiotensin II

antagonis

amlodipin dan

valsartan

Exforge®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MEDICATION POSSESSION RATIO, PROPORTION OF DAYS …library.usd.ac.id/Data PDF/F. Farmasi/Farmasi/088114145_full.pdf · covered dan persistence rate obat antihipertensi pada pasien

77

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Agatha Ratri Prasetyo lahir di Bandar

Lampung pada tanggal 10 Maret 1991 dan merupakan

anak pertama dari pasangan Crhisantus Tri Suprastyo dan

Crescentiana Surati. Penulis memulai masa pendidikannya

di TK Sejahtera II Bandar Lampung kemudian

melanjutkan di SD Sejahtera II Bandar Lampung. Pada

tahun 2002-2005, penulis melanjutkan pendidikan di SMP

Fransiskus Tanjung Karang Bandar Lampung. Kemudiaan

penulis menempuh pendidikan selanjutnya di SMA

Pangudi Luhur Vanlith Muntilan pada tahun 2005-2008.

Penulis melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2008 dan

studi berakhir pada tahun 2012.

Selama menjadi mahasiswa, penulis berpartisipasi aktif dalam kegiatan

organisasi maupun kepanitiaan dikampus antara lain : Anggota Dewan Perwakilan

Mahasiswa Fakultas Farmasi USD periode 2010-2011, Ketua Komisi Pemilihan

Umum Presiden dan Wakil Presiden BEMU periode 2010/2011, Steering Comitte

Inisiasi Fakultas Farmasi tahun 2010 dan pernah berpartisipasi dalam Program

Kreativitas Mahasiswa tahun 2009.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI