mekanisime pengunyahanndan fisiologi glandula saliva

13
BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE - 2 SMALL GRUP DISCUSION - 2 SELF LEARNING REPORT “MEKANISME PENGUNYAHAN, FISIOLOGI GLANDULA SALIVARIUS, DAN MEKANISME PENELANAN” DOSEN PEMBIMBING DISUSUN OLEH Naufal Khawana Masenaldi G1G013054 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN KEDOKTERAN GIGI

Upload: jamie-alvarado

Post on 06-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekanisime pengunyahanndan fisiologi glandula saliva

TRANSCRIPT

BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE - 2SMALL GRUP DISCUSION - 2SELF LEARNING REPORTMEKANISME PENGUNYAHAN, FISIOLOGI GLANDULA SALIVARIUS, DAN MEKANISME PENELANAN

DOSEN PEMBIMBING

DISUSUN OLEHNaufal Khawana MasenaldiG1G013054

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN GIGIPURWOKERTO

2014MEKANISME PENGUNYAHAN DAN FISIOLOGI GLANDULA SALIVARIUSA. Proses PengunyahanPengunyahan merupakan proses dimana makanan dicerna dengan cara mekanik yang sistematik didalam mulut. Ukuran dan konsistensi makanan dirubah menjadi bolus sehingga mudah ditelan dengan bantuan dari saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva. Pengunyahan melibatkan aktivitas dari gigi geligi, otot pengunyahan, temporomandibular joint, lidah, palatum, dan kelenjar saliva secara terkoordinasi (Ward, dkk., 2009).1. Gigi geligiGigi geligi berperan dalam proses pengunyahan yaitu dengan cara memotong, menyobek, menggiling, dan mencampur makanan yang masuk kedalam rongga mulut (Sherwood, 2001).Kekuatan yang terbentuk antara oklusi gigi geligi selama proses pengunyahan sebesar 150-200 N. Gaya gigit maksimum pada gigi molar dapat mencapai 10 kali dari angka tersebut (Ward, dkk., 2009).2. Otot pengunyahanMuskulus yang berperan dalam proses mastikasi adalah muskulus masseter, muskulus temporalis, muskulus pterygoideus lateralis, muskulus pterygoideus medialis dan muskulus lainnya. Kerja dari muskulus tersebut antara lain sebagai berikut (Liebgott ,1995) :a. Menutup mulut (Elevasi)b. Membuka mulut (Depresi)c. Memajukan rahang bawah (Protrusi)d. Mengembalikan rahang bawah ke semula setelah protrusi (Retrusi)e. Gerak lateral kananf. Gerak lateral kiri3. LidahLidah berfungsi sebagai pemandu makanan didalam mulut ketika proses penguyahan dan penelanan dan juga didalam lidah terdapat papila untuk mengecap rasa (Sherwood, 2001).4. PalatumManusia dapat bernafas, menguyah dan menghisap secara bersamaan karena adanya palatum (Sherwood, 2001).Beberapa tujuan dari penguyahan antara lain sebagai berikut (Sherwood, 2001):1. Memecahkan makanan menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mempermudah proses penelanan2. Mencampur makanan dengan saliva3. Merangsang papil pengecap4. Refleks untuk memicu sekresi saliva, lambung, pankreas, dan empedu untuk mempersiapkan datangnya bolus makanan.

B. Glandula SalivaGlandula saliva dibagi menjadi dua jenis, yaitu glandula saliva mayor dan glandula saliva minor. Glandula saliva mayor lebih banyak mensekresikan saliva sedangkan gladula saliva minor adalah kelenjar kecil yang ada di mukosa mulut yang hanya mensekresikan 5% saliva yang terdapat di dalam mulut. Penjelasan glandula saliva mayor dan minor adalah sebagai berikut (Tortora, 2009):1. Glandula Saliva Mayora. Glandula ParotideaAdalah kelenjar saliva paling besar dibandingkan dengan kelenjar saliva lainnya. Berjumlah dua buah (berpasangan) yang letaknya ada di bawah telinga yaitu diantara ramus mandibula dan prosesus mastoideus. Kelenjar ini mempunyai duktus yang dinamakan duktus stensen yang muaranya ada di lipatan antara mukosa pipi dan gusi lateral dari molar dua atas. Fungsi kelenjar ini yaitu mensekresikan sekret kaya air (serous).b. Glandula SubmandibulaBentuk kelenjar ini seperti kacang dengan kapsul yang jelas terlihat. Kelenjar ini berada di dasar mulut dibawah ramus mandibula kemudian meluas ke tepi bawah mandibula dan letaknya di permukaan os hyoid. Kelenjar ini mempunyai duktus yang bernama duktus Wharton. Kelenjar ini berfungsi sebagai penghasil serous (80%) dan mukous (20%).sekresi cairan ludah terbanyak terjadi pada kelenjar ini yaitu sekitar 70%.c. Glandula SublingualMerupakan kelenjar saliva mayor terkecil. Berada di dasar mulut dan muskulus mylohyoid. Kelenjar ini mempunyai duktus bernama duktus bhartolin. Kelenjar ini fungsinya untuk mensekresi mukus dan konsistensinya kental.2. Glandula Saliva Minora. Kelenjar GlossopalatinalKelenjar ini berada dalam isthmus dari lipatan glossopalatinal kemudian dapat meluas ke posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.b. Kelenjar LabialKelenjar ini berada di submukosa bibir. Banyak ditemukan pada midline dan memiliki duktus banyak.c. Kelenjar BukalSama dengan kelenjar labial tetapi kelenjar ini letaknya pada mukosa pipi.

d. Kelenjar PalatinalBanyak ditemui di sepertiga posterior palatal serta di palatum molle.e. Kelenjar LingualDibagi menjadi tiga tipe, yaitu kelenjar antero lingual, kelenjar lingual van Ebner, dan kelenjar postero lingual.3. Aspek fisiologiMenurut Ward, dkk., (2009) kelenjar saliva berfungsi menghasilkan saliva. Adapun fungsi dari saliva tersebut adalah sebagai berikut:a. Mempermudah proses penelanan dan memulai pencernaan polisakarida. b. Molekul makanan yang telah larut bereaksi dengan reseptor gustatorik sehingga menghasilkan sensasi rasa.c. Melembabkan dan melubrikasi mulut pada saat istirahat, dan terutama ketika makan dan berbicara.d. Mengandung immunoglobulin yang berfungsi untuk mencegah infeksi bakteri.e. Melindungi rongga mulut dan permukaan gigi dengan melapisi protein yang kaya prolin atau pelikel.

C. Proses Penelanan1. Organ yang berperanDalam proses penelanan terdapat beberapa organ yang berperan, seperti : mandibula, mulut, pipi, bibir, lidah, palatum, hyoid, nasofaring, faring, laring, dan esofagus.2. Fase penelananProses menelan terbagi dalam tiga fase, yaitu fase oral, fase faringeal,dan fase esofageal. Untuk penjelasannya adalah sebagai berikut (Ward, dkk., 2009) :a. Fase oralPada fase ini terjadi proses pembentukan bolus makanan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi, dan saliva dengan menggiling dan membentuk bolus menjadi konsistensi dan ukuran yang lebih kecil sehingga bisa ditelan. Proses ini berlangsung secara sadar. Proses ini bertahan kira-kira 0,5 detik. Pada fase oral ini bolus akan berpindah dari rongga mulut ke faring,otot-ototbibir danpipiberkontraksimeletakkan bolusdiataslidah.Ototintrinsiklidahberkontraksimenyebabkanlidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum dan bolus terdorong ke faring. Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posteriorfaringsehinggamenimbulkanrefleksfaring.Arkusfaring terangkat ke atas akibat kontraksi muskulus palato faringeus (n. IX, n. X dan n. XII).Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf kranial n.V-2 dan V-3 sebagai serabut afferen (sensorik) sedangkan nervus yang berperan sebagai serabut efferen (motorik) adalah n. V, n. VII, n. IX, n. X, n. XI, dan n. XII.b. Fase FaringealDimulainya fase inisaatbolusmakananmenyentuharkusfaring anterior(arkuspalatoglosus)danrefleksmenelanakanmuncul.Pada fase ini terjadi :1) muskulus tensor veli palatinidan muskulus levator veli palatine berkontraksimengakibatkanpalatummolleterangkat, lalu uvula tertarik keatas, dan ke posterior sehingga daerah nasofaring tertutup.2) Kontraksimenyebabkan aduksi pita suara sehingga muskulus genioglosus, muskulus krikoaritenoidlateralis, dan muskulus ariploglotika menutup laring.3) Laring dan tulang hyoid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi muskulus stilohioid, (n.VII), muskulus geniohioid, muskulus tirohioid (n.XII dan n.servikal I).4) Kontraksi yang terjadi padamuskulus konstriktorfaringsuperior, muskulus konstriktorfaringintermedius(n.IX,n.X,n.XI), danmuskulus konstriktorfaringinferior(n.X,n.XI)akan menyebabkanfaringtertekankebawah dan diikuti oleh relaksasi muskulus krikofaring.5) Pergerakan yang terjadi laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitusesofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior, bolusmakananturunkebawahdanmasukkedalamservikal esofagus. Untuk menelan cairan proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik sedangkan jika menelan makanan padat akan lebih lama.Saraf yang bekerja pada fase ini adalah saraf kranial n. V-2, n. V-3 dan n. X sebagaiserabutafferendan n. V,n. VII,n. IX,n. X,n. XIdann. XII sebagai salah satu serabut efferen yang bekerja pada fase ini, viskositas bolus yang tinggiakanmemperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas menjadi panjang. Peningkatan volume bolusmenyebabkanwaktupergerakanpangkallidah, pergerakan palatum molle dan pergerakan laring serta pembukaan sfingteresofagus bagian atas lebih cepat.c. Fase EsofagealProses menelan berlangsung tanpa disadari pada fase ini. Bolus makanan turun lebih lambat dari fasefaringeal yaitu 3-4 cm/ detik.Diawali dengan relaksasi muskulus krikofaring. Gelombang peristaltik primerterjadikarenakontraksi ototlongitudinaldan otot sirkulerdindingesofagusbagianproksimal.Gelombangperistaltik pertamaakandiikutiolehgelombangperistaltikkedua sebagai respon akibat dinding esofagus yang meregang. Gerakanperistaltiktengahesofagusdipengaruhiolehserabutsarafpleksus mienterikus yang berada diantara otot longitudinal dan otot sirkulerdindingesofagus dangelombangini terusbergerakdengan teratur menuju ke distalesofagus.

3. Fisiologi refleks menelanDiawali dengan reseptor sentuhan yang terjadi difaringketikabolusmakanan didorong ke belakang mulut olehlidah. Kemudian palatum molletertarik ke atas untuk mencegah makanan masukhidung, dan lipatan palatofaring di setiap sisi faring mendekat agar hanya bolus yang kecil saja yang bisa lewat. Laringtertarik ke atas kepakan sepertiepiglotisyang secara pasif menutup jalan masuk danplika vokalistertarik mendekat bersama. Pusat pernapasan di medula dihambat oleh pusat menelan dalam waktu singkat agar proses menelan dapat berlangsung. Hal ini dikenal sebagaiapnea deglutisio. Sfingter esofagus superiorberelaksasi agar makanan dapat lewat, kemudian beberapa otot konstriktor lurik di faring secara berurutan berkonrtraksi orong bolus makanan turun ke esofagus.

DAFTAR PUSTAKA

Despopoulos, A., Silbernagl, S., 2000, Atlas Berwarna & Teks Fisiologi, Penerbit Hipokrates: JakartaLiebgott, B., 1995, Dasar-dasar Anatomi Kedokteran Gigi, Jakarta, EGCNingsih, D., S., 2004, Pengaruh Mastikasi Terhadap Kecepatan Aliran Saliva, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, MedanSherwood, L., 2001, Fisiologi Manusia: dari sel ke sistem, Edisi 2, EGC: JakartaTortota, J.G., Derrickson, B. H., 2009, Principles of Anatomy and Physiology Ed. 12, Willey: United StatesWard, J., P., T., Clarke, R., W., Linden., R., W., A., 2009, At a Glance Fisiologi, Erlangga: Jakarta