mekanisme pasar dalam perspektif islam mahyunatul
TRANSCRIPT
Mahyunatul Mahfudloh
MEKANISME PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Sebuah Kajian Tematik)
PRODI ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIRFAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAHINSTITUT ILMU AL-QUR'AN (IIQ) JAKATRA1439 H/2018 H
Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Islam(Sebuah Kajian Tematik)
Mahyunatul Mahfudloh (14210587)MEKANISME PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM(Sebuah Kajian Tematik)Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan satu sama lain dan saling membutuhkan. dengan anugerah luar biasa dari Allah swt dan tidak di anugerahkan kepada makhluk lain yang berupa akal menjadikannya unggul dalam hal pengetahuan. Dengan demikian manusia dapat membuat berbagai hal yang menunjang kebutuhan mereka. untuk melengkapi berbagai kebutuhan, alternatif yang mereka gunakan adalah bermuamalah, kegiatan ini dapat ditemui di pasar-pasar. Selanjutnya, pasar menjadi jantung masyarakat dalam hal bermuamalah. Manusia dapat menjajakan barang hasil produksi mereka dan mendapat keuntungan. namun, tak sedikit dari mereka yang justru menggunakan cara-cara licik dalam berdagang demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. sedangkan kejahatan tersebut dapat merusak stabilitas pasar. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘âlamin pasti memiliki prinsip-prinsip tertentu untuk mengatasi kerusakan tersebut. Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penelitian menyangkut prinsip-prinsip mekanisme pasar demi kestabilan pasar sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi saw. Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif dalam penelitian dan kajian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), kemudian menganalisa dengan menggunakan metode metode Deskriptif Analitis. Yaitu penelitian yang menguraikan dan menganalisa data-data yang ada. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan maudlu’i (tematik) dan sejarah. Hasil yang ditemukan penulis dari penelitian ini adalah bahwa pasar yang merupakan jantung ekonomi masyarakat telah terbukti keeksistensiannya sejak sebelum islam, bahkan rasulullah menjadi master perdagangan sebab keahliannya dalam berdagang yang telah digeluti beliau sejak umur 12 tahun. Hingga wahyu turun dan pasca hijrah ke Madinah, Nabi saw membangun pasar bersama para sahabat. Berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah pasar memiliki prinsip-prinsip dan dasar moralitas dalam mekanisme pasar yang dapat mengatasi kejahatan dan terjaganya stabilitas pasar terutama pada perubahan harga. Dengan demikian akan tercipta sebuah pasar yang sehat, yakni pasar yang stabil terutama dalam konteks harga dan terhindar dari kejahatan-kejahatan yang merugikan serta disisi lain dapat menjadi ladang beribadah.
JAKARTA2018
MEK
AN
ISME
PASA
R D
ALA
M PER
SPEKT
IF ISLAM
Nam
a:Mahyunatul M
ahfudlohN
IM: 14210587
MEKANISME PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Sebuah Kajian Tematik)
Oleh:
Mahyunatul Mahfudloh
NIM.14210587
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2018 / 1439 H
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
MEKANISME PASAR DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(Sebuah Kajian Tematik)
Oleh:
Mahyunatul Mahfudloh
NIM.14210587
Pembimbing:
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA.
PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2018 / 1439
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Islam (Sebuah
Kajian Tematik)” yang disusun oleh Mahyunatul Mahfudloh dengan Nomor
Induk Mahasiswa 14210587 telah diperiksa melalui proses bimbingan
dengan baik dan disetujui untuk diujikan pada sidang munaqosyah.
Jakarta, 18 Agustus 2018
Pembimbing,
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
skripsi dengan judul “Mekanisme Pasar Dalam Perspektif Islam (Sebuah
Kajian Tematik)” oleh Mahyunatul Mahfudloh dengan NIM 14210587 telah
diujikan pada siding Munaqasyah Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta pada tanggal 20 Agustus 2018, telah diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag).
Jakarta, 20 Agustus 2018
Dekan Fakultas Ushuluddin
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA.
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Dra. Hj. Maria Ulfah, MA Dra. Rukoyah Tamimi
Penguji I Penguji II
Drs. Arison Sani, MA Hj. Istiqomah, MA
Pembimbing
Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mahyunatul Mahfudloh
NIM : 14210587
Tempat/Tgl. Lahir : Gresik, 27 Maret 1995
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Mekanisme Pasar Dalam
Perspektif Islam (Sebuah Kajian Tematik)”adalah benar-benar asli karya
saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan
kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 18 Agustus 2018
Mahyunatul Mahfudloh
iv
Kupersembahkan tulisan sederhana ini
Untuk Rabbku yang maha cinta
Rasulullah yang selalu didamba syafa’atnya
Abah, Ibu dan Adikku tercinta
v
MOTTO
“Life is Goes on”
vi
KATA PENGANTAR
Hamdan lillah, tak henti-hentinya penulis haturkan kepada Sang Maha
Kuasa yang penuh cinta, sehingga atas inayah, kuasa dan cintanya, skripsi ini
dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan pembuktian atas perjuangan-
perjuangan kecil penulis dalam menempuh empat tahun menimba ilmu di
kampus tercinta, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Shalawat serta salam tercurah limpah teruntuk idola sejati, Nabi
Muhammad SAW, sumber inspirasi, motivasi dan inovasi untuk melahirkan
karya yang hakiki dan dapat dicintai.
Seiring telah selesainya skripsi berjuadul “Mekanisme Dalam Perspektif
Islam” ini, penulis menyadari atas segala kekurangan dan tidak lepas dari
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan terimakasih kepada:
1. Abah dan ibu tercinta, tiada satupun barisan kata yang mampu
melukiskan betapa besar pengorbanannya. Doa tulus, semangat,
senyum, canda, tangis, dan kerja keras yang telah dilimpah ruahkan
untuk kehidupan anak-anaknya. Serta seluruh keluarga besar bani
samsir, semoga selalu dlimpahi keberkahan.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Khuzaimah Tahido Yanggo, Lc, MA ibunda kita
semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
3. Ibu Dr. Hj. Maria Ulfah, MA. Dekan Fakultas Ushuluddin IIQ
Jakarta, atas kesediannya menyetujui judul penulis dan doa yang
selalu terpanjat.
4. Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA, dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu atas selesainya tugas akhir ini.
Sekaligus pengasuh Pesantren Tafsir Darus Sa‟adah yang telah
membimbing para santri tanpa pamrih.
vii
5. Para dosen IIQ Jakarta, khususnya dosen-dosen Fakultas Ushuluddin
IIQ Jakarta.
6. Pimpinan dan staf perpustakaan IIQ Jakarta, perpustakaan PSQ, dan
perpustakaan Iman Jama‟, telah memberi kesempatan kepada penulis
untuk mencari bahan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi.
7. Semua guruku yang tidak bisa penulis sebutkan mulai dari TK-
Aliyah, dari kalianlah penulis mengenal Allah dan Rasul-Nya, bisa
membaca dan menulis. Semoga amal jâriyah kalian dibalaskan Allah
swt.
8. Teman-teman seperjuangan IIQ Jakarta angkatan 2014 khushusnya
kelas A Ushuluddin, geng jowo dan teman-teman santri Pondok
Tafsir Darus Sa‟adah atas kebersamaannya, tetap semangat dan
berjuang meraih masa depan bahagia.
9. Organisasi terkeren sepanjang masa, Lembaga Pers Mahasiswa
(LPM) IIQ Jakarta, yang selalu menjadi inspirasi terbesar. Juga
Jam‟iyah Mudarrasah Al-Qur‟an (JMQ), dan Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII) Kebayoran Lama.
Tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf kepada seluruh pembaca
jika terdapat kesalahan dalam penulisan maupun penyusunan skripsi ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah swt dan kekurangan ada pada diri penulis.
Besar harapan penulis, semoga karya sederhana ini mampu memberikan
kontribusi positif daam dunia akademis, serta mampu menumbuhkam
samudra cinta terhadap sebuah ilmu dan karya dalam hati semua pembaca.
Jakarta, 18 Agustus 2018
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Skripsi ini ditulis dengan mneggunakan pedoman transliterasi sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Trasliterasi ini ditulis dengan menggunakan pedoman
transliterasi huruf Arab ke huruf latin yang telah disusun oleh Institut Ilmu
Al-Qur`an (IIQ) Jakarta Tahun 2017
1. Konsonan
th : ط a : أ
zh : ظ b : ة
„ : ع t : ث
gh : غ ts : ث
f : ف j : ج
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : و dz : ذ
n : ن r : ز
w : و z : ش
h : ي s : س
` : ء sy : ش
y : ي sh : ص
ix
dh : ض
2. Vocal
Vocal Tunggal Vocal Panjang : Vocal Rangkap:
Fathah : a أ : â ...ي : ai
Kasrah : i ي : î و… : au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikutiolehalif lam (ال)
qamariyahditransliterasikansesuaidenganbunyinya, Contoh:
Al-Mâidah : انمبئدة Al-Baqarah : انبقسة
b. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam (ال) syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di
depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
as-Sayyidah : انسيدة ar-rajulu : انسجم
مسانش : asy-Syams اندازمي : ad-Dârimî
c. Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan
lambang ( _ ), sedangkan untuk alih aksara dilambangkan
dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang
bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd
yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak
setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
Contoh:
Âmannâbillâhi : أمىبببلل
Âmana as-Sufahâ‟u : أمهانسفهبء
انريه Inna al-ladzîna : إن
كع وانس : waar-rukka„i
x
d. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti
oleh kata sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialih aksarakan
menjadi huruf “h”. Contoh:
al-Af`idah : الأفئدة
al-Jâmi„ah al-Islâmiyah : انجبمعتالأسلاميت
Sedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan
(di-washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan
menjadi huruf “t”. Contoh:
Âmilatun Nâshibah„ : عبمهتوبصبت
انك بسى al-Âyat al-Kubrâ : الأيت
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital,
akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku
ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa
Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama
tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang
berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti
cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainya.
xi
DAFTAR ISI
Persetujuan Pembimbing ........................................................................ i
Lembar Pengesahan ................................................................................ ii
Pernyataan Penulis .................................................................................. iii
Motto dan Persembahan .......................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................................ vi
Pedoman Transliterasi ............................................................................. viii
Daftar Isi ................................................................................................. xi
Abstrak .................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 12
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 13
D. Perumusan Masalah .................................................................. 13
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 14
G. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 14
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian ................................................................... 18
2. Sumber Data ....................................................................... 18
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 18
4. Metode Analisis Data ......................................................... 19
5. Teknik Penulisan ................................................................ 19
I. Sistematika Penulisan ............................................................... 19
xii
BAB II PENGERTIAN KATA PASAR DAN URGENSINYA
A. Definisi pasar ............................................................................ 21
B. Kosa kata pasar dalam Al-Qur‟an dan Derivasinya ................. 22
C. Urgensi pasar dalam masyarakat .............................................. 23
D. Klasifikasi Pasar ....................................................................... 24
E. Penetapan Harga Pasar ............................................................. 27
BAB III SEJARAH PASAR SEBELUM DAN SESUDAH ISLAM
A. Pasar-Pasar Yang Pernah ada Sebelum Islam .......................... 33
1. Perjalanan Perdagangan ...................................................... 33
2. Pasar-Pasar Pada Zaman Jahiliyah ..................................... 37
B. Pembangunan Pasar Setelah Islam ........................................... 43
1. Hijrah Rasulullah ke Madinah Pra Pembangunan Pasar .... 43
2. Pembangunan Masyarakat Pra Pembangunan Pasar .......... 47
3. Pembangunan Pasar Madinah ............................................. 63
BAB IV PRINSIP DAN DASAR MORALITAS MEKANISME PASAR
DALAM ISLAM
A. Prinsip Pasar Dalam Islam ........................................................ 67
1. Larangan Praktik Riba ........................................................ 67
2. Larangan Mengurangi Timbangan ..................................... 74
3. Larangan Monopoli ............................................................ 78
4. Larangan Praktik Pertengkulakan (Talaqqi Rukban) ......... 80
5. Larangan Jual Beli Gharar ................................................. 82
B. Dasar Moralitas Pasar Dalam Islam ......................................... 84
1. Ridha .................................................................................... 84
2. Jujur Dan Transparan ........................................................... 86
3. Keadilan ............................................................................... 87
xiii
4. Tidak Melalaikan Ibadah ..................................................... 88
C. Al-Hisbah .................................................................................. 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 99
B. Saran ......................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 101
xiv
ABSTRAKSI
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berdampingan satu sama
lain dan saling membutuhkan. dengan anugerah luar biasa dari Allah swt dan
tidak di anugerahkan kepada makhluk lain yang berupa akal menjadikannya
unggul dalam hal pengetahuan. Dengan demikian manusia dapat membuat
berbagai hal yang menunjang kebutuhan mereka. untuk melengkapi berbagai
kebutuhan, alternatif yang mereka gunakan adalah bermuamalah, kegiatan
ini dapat ditemui di pasar-pasar. Selanjutnya, pasar menjadi jantung
masyarakat dalam hal bermuamalah. Manusia dapat menjajakan barang hasil
produksi mereka dan mendapat keuntungan. namun, tak sedikit dari mereka
yang justru menggunakan cara-cara licik dalam berdagang demi
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. sedangkan kejahatan tersebut
dapat merusak stabilitas pasar. Islam sebagai agama rahmatan lil „âlamin
pasti memiliki prinsip-prinsip tertentu untuk mengatasi kerusakan tersebut.
Oleh karena itu perlu kiranya dilakukan penelitian menyangkut prinsip-
prinsip mekanisme pasar demi kestabilan pasar sesuai dengan Al-Qur‟an dan
sunnah Nabi saw.
Untuk mendapatkan data dan fakta yang objektif dalam penelitian dan
kajian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research),
kemudian menganalisa dengan menggunakan metode metode Deskriptif
Analitis. Yaitu penelitian yang menguraikan dan menganalisa data-data yang
ada. Selain itu, penelitian ini menggunakan pendekatan maudlu‟i (tematik)
dan sejarah.
Selanjutnya, hasil yang ditemukan penulis dari penelitian ini adalah
bahwa pasar yang merupakan jantung ekonomi masyarakat telah terbukti
keeksistensiannya sejak sebelum islam, bahkan rasulullah menjadi master
perdagangan sebab keahliannya dalam berdagang yang telah digeluti beliau
sejak umur 12 tahun. Hingga wahyu turun dan pasca hijrah ke Madinah,
Nabi saw membangun pasar bersama para sahabat. Berdasarkan Al-Qur‟an
dan sunnah pasar memiliki prinsip-prinsip dan dasar moralitas dalam
mekanisme pasar yang dapat mengatasi kejahatan dan terjaganya stabilitas
pasar terutama pada perubahan harga. Dengan demikian akan tercipta sebuah
pasar yang sehat, yakni pasar yang stabil terutama dalam konteks harga dan
terhindar dari kejahatan-kejahatan yang merugikan serta disisi lain dapat
menjadi ladang beribadah.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang penciptaannya lebih
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dalam Al-
Qur‟an manusia memiliki beberapa sebutan diantaranya adalah
basyar, ins, insân, nâs dan banî âdam. kata ins, insaan,dan naas
memiliki akar dari susunan huruf yang sama yakni huruf hamzah
namun memiliki makna yang berbeda (س) dan sin ,(ن) nun ,(ء )
ins ditinjau dari sisi kemanusiaan pada manusia yang disebut
dalam Al-Qur‟an dengan kata al-Ins dalam arti “tidak liar” atau
“tidak biadab” merupakan kesimpulan yang jelas bahwa
manusia yang nampak itu merupakan kebalikan dari jin yang
bersifat metafisik dan identik dengan liar atau bebas1.
Pengertian manusia dalam bentuk kata insân adalah
harmonis, lemah lembut, tampak atau pelupa. Menurut Aisyah
Bintu Syati, bahwa term al-insan yang terdapat dalam Al-Qur‟an
menunjukkan kepada ketinggian derajat manusia yang
membuatnya layak menjadi khalifah di bumi2 dan mampu
memikul beban berat dan aktif (tugas keagamaan) dan amanah
kehidupan3. Penyebutan manusia dengan kata nâs tampak lebih
menonjolkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang
1Sri Haryanto, “Manusia Dalam Terminologi Al-Qur‟an”, dalam Jurnal
Kajian Pendidikan Sains SPEKTRA, Vol. 3 No. 1 (2017), h. 76 2 QS al Baqaraah ayat 32
3 Sri Haryanto, “Manusia Dalam Terminologi Al-Qur‟an”, h. 71-72
2
tidak dapat hidup tanpa bantuan dan bersama-sama manusia
lainnya4.
Kata basyar dalam al-Qur‟an secara khusus merujuk kepada
tubuh dan lahiriah manusia. dapat dipahami bahwa manusia
merupakan makhluk yang memiliki segala sifat kemanusiaan dan
keterbatasan, seperti makan, minum, seks, keamanan,
kebahagiaan, dan lain sebagainya. Penunjukan kata al-basyar
ditujukan Allah kepada seluruh manusia tanpa terkecuali5.
Terakhir adalah kata banî âdam yang berarti anak-anak yang
dilahirkan dari Adam dan dari anak-anak Adam dan seterusnya,
sehingga dapat dikatakan banî âdam adalah keturunan Adam as6.
Melihat dari pengertian kata yang mendeskripsikan manusia
di atas mencerminkan karakteristik dan kesempurnaan
penciptaan Allah terhadap makhluk manusia, bukan saja sebagai
makhluk biologis dan psikologis melainkan juga sebagai
makhluk religius, makhluk sosial dan makhluk bermoral serta
makhluk kultural yang kesemuanya mencerminkan kelebihan
dan kemuliaan manusia daripada makhluk-makhluk Tuhan
lainnya7.
Hal ini karena Allah swt telah menganugrahkan akal kepada
manusia, suatu kapasitas untuk menangkap pengetahuan8
sehingga manusia dianggap mampu untuk memegang tanggung
jawab sebagai khalifah di bumi, jika dibandingkan dengan
4 Sri Haryanto, “Manusia Dalam Terminologi Al-Qur‟an”, h. 78
5 Abdul Gaffar, “Manusia Dalam Perspektif Al Qur‟an”, dalam Jurnal
Tafsere, Vol. 4 No. 2 (2016), h. 233. 6 Abdul Gaffar, “Manusia Dalam Perspektif Al Qur‟an”, h. 242
7 Abdul Gaffar, “Manusia Dalam Perspektif Al Qur‟an”, h.245
8 Lajnah Pentashih Al-Qur‟an, “Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-
Qur‟an dan Sains”, (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012), h. 121.
3
malaikat, manusia memang tidak lebih baik dalam hal ibadah,
bahkan dalam QS. ar-Rum (30):41
Artinya:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan
kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar” QS. ar-Rum
(30):41
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusialah yang
menyebabkan kerusakan di bumi akan tetapi yang terpenting
khalifah yakni pemimpin haruslah makhluk yang memiliki
pengetahuan terutama atas apa saja yang terdapat di bumi.
Selain akal, manusia juga di bekali jiwa dan qalb yang
berarti perasaan atau bisa disebut dengan kepekaan hati, tiga
komponen ini lah yang tidak dimiliki makhluk lain. Jika diamati
lebih mendalam sifat-sifat dan karakter manusia, khususnya
bahwa manusia itu mempunyai bahasa yang teratur, mempunyai
keahlian untuk berbicara, berfikir, mamiliki kepekaan sosial,
mempunyai apresiasi estetika dan rasa yang tinggi serta mampu
melakukan ritual ibadah kepada sang pencipta maka wajarlah
jika para filosof agama (Yahudi, Kristen dan Islam)
mendefinisikan manusia sebagai makhluk yang unik dari asal
yang suci, bebas dan dapat memilih9. Hal ini dapat terjadi jika
komponen-komponen tesebut berjalan secara dinamis.
9 Abdul Gaffar, “Manusia Dalam Perspektif Al Qur‟an”, h. 230
4
Dengan demikian manusia dapat berinteraksi dan
membangun relasi dengan lingkungan sekitar terutama dengan
sesama manusia, dalam QS al-Hujurat 49/13:
Artinya:
“Wahai manusia, sungguh kami telah menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian
kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah maha mengetahui, maha teliti.”
(QS al-Hujurat [49]:13)
Ayat ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri tanpa membutuhkan bantuan.
Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya,
diakui atau tidak, terbatas hanya pada bagian kecil saja. sebagian
lainnya berada di luar kemampuannya sendiri dan harus ia
peroleh dari orang lain. itulah kenapa manusia perlu saling
mengenal dan bekerjasama seperti yang digaris bawahi oleh ayat
di atas. Manusia juga harus mengenali lingkungannya yang dapat
mereka manfaatkan selama hidup. Jika manusia enggan untuk
mengenal sekitarnya maka akan timbul bencana dan kerusakan di
bumi10
.
10
Lajnah Pentashih Al-Qur‟an, “Penciptaan Manusia dalam Perspektif
Al-Qur‟an dan Sains”, h. 124-125.
5
Menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya, ayat di atas
menerangkan kata ta‟ârafȗ terambil dari kata „arafa yang berarti
mengenal. Patron kata yang digunakan ayat ini mengandung
makna timbal balik, dengan demikian berarti saling mengenal.
Semakin kuat pengenalan suatu pihak kepada selainnya, semakin
terbuka pula peluang untuk saling memberi manfaat. Perkenalan
dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman
pihak lain guna mengingatkan ketakwaan pada Allah swt.
Demikian dengan pengenalan kepada alam raya, semakin banyak
pengenalan terhadapnya, semakin banyak pula rahasia-
rahasianya yang terungkap dan akan melahirkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta menciptakan kesejahteraan
lahir, batin, dunia dan akhirat11
.
Perkenalan merupakan awal dari sebuah hubungan sesama
manusia, seperti hubungan ekonomi, bisnis, dan lain sebagainya.
Hubungan manusi dengan manusia lainnya atau tingkah laku
antar sesama manusia di sebut “muamalah”.12
menurut ilmu
ekologi13
beberapa hal dari berbagai aspek dalam bermuamalah
adalah interaksi, komunikasi, komitmen dan toleransi. jika
manusia berinteraksi dengan baik, saling mengenal satu sama
lain maka akan timbul relasi yang baik diantara kedua belah
pihak. Relasi yang baik tak lepas dari komunikasi yang baik
pula, dengan demikian tak hanya untuk menerima informasi,
dengan berkomunikasi segala permasalahan dalam suatu relasi
11
Quraish Shihab, “Tafsir al mishbah”, (Jakarta: Lentera Hati, 2003), Vol.
13, Cet. 1, h. 262 12
Afni Rasyid, Muamalah Duniawiyah: Arti, Urgensi Muamalah dan
Akad, (Jakarta: Uhamka Press, 2009), cet. 1, h. 1. 13
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari timbal balik antara makhluk
hidup dan sesama makhluk hidup, dan hubungan antara makhluk hidup dan benda
mati di sekitarnya.
6
pun akan terasa lebih mudah diatasi, selain itu juga menjadi
sarana bersosialisasi. Jika sudah berinteraksi dan berkomunikasi
dengan baik, maka komitmen dan toleransi harus disertakan,
dengan demikian akan mengurangi konflik dalam
bermuamalah14
.
Sasaran bermuamalah dalam kehidupan manusia haruslah
dalam bentuk suatu komunitas atau kelompok yang menetap di
suatu tempat yakni penduduk15
. Menetapnya penduduk pada
suatu wilayah geogarafis tertentu, menciptakan sebuah interaksi.
Dan pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang
berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Definisi dari
masyarakat sendiri adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan. Kehidupan sebuah masyarakat
merupakan sebuah sistem sosial di mana bagian-bagian yang ada
di dalamnya saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya
dan menjadikan bagian-bagian tersebut menjadi suatu kesatuan
yang terpadu. Manusia akan bertemu dengan manusia lainnya
dalam sebuah masyarakat dengan peran yang berbeda-beda16
.
Kehidupan masyarakat yang dinamis menimbulkan berbagai
perubahan yang berkenan dengan sosial kemasyarakatan, baik
struktur sosial, pola-pola perilaku dan sistem interaksi sosial,
termasuk di dalamnya perubahan nilai, norma, dan fenomena
kultural17
sehingga menciptakan berbagai aktivitas dan
14
Selengkapnya lihat, Sofyan Anwar Mufid, “Islam dan Ekologi
Manusia”, (Bandung: Nuansa, 2010), Cet. 1, h. 140-189. 15
Yang dimaksud dengan penduduk adalah orang yang berdomisili kurang
dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. 16
Bambang Tejo Kusumo,“Dinamika Masyarakat Sebagai Sumber Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial”, Jurnal Geoedukasi, Vol. 3 No. 1 Maret 2014, h. 39 17
Bambang Tejo Kusumo,“Dinamika Masyarakat Sebagai Sumber Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial”, h. 39
7
kebutuhan ekonomi yang berbeda di kalangan masyarakat.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, penting untuk
mengetahui perbedaan antara “kebutuhan” dan “keinginan”18
.
Kebutuhan memiliki dua kategori yakni kebutuhan terbatas dan
tidak terbatas, kebutuhan terbatas adalah kebutuhan primer
masyarakat sedangkan yang tidak terbatas adalah kebutuhan
skunder19
. Dan “keinginan” masuk pada kategori kebutuhan
primer.
Menurut Quraish Shihab, kebutuhan manusia atau bisa
disebut dengan hasrat manusia yang perlu dipenuhi atau
dipuaskan ada tiga jenis sesuai dengan tingkatan kepentingannya,
primer (dharuriyat), skunder (hajiyat), dan tertier (kamaliyah).
Kebutuhan primer meliputi sandang, pangan dan papan
sedangkan kebutuhan skunder dan tertier sangat beragam. Al-
Qur‟an secara tegas menyebutkan ketiga macam kebutuhan
primer sekaligus sebagai pengingat kepada manusia tentang
keharusan pemenuhannya20
:
18
M. Sholahuddin, “Asas-Asas Ekonomi Islam”, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007), h. 21 19
Kebutuhan fisik termasuk ke dalam kebutuhan asasi (primer) yang
sifatnya wajib dipenuhi, untuk kebutuhan ini sumber daya alam yang tersedia akan
mampu memenuhinya. Kebutuhan primer dilahirkan dari naluri yang tidak
terkontrol dan keinginan yang tak terbatas seperti gaya hidup masyarakat. M.
Sholahuddin, “Asas-Asas Ekonomi Islam”, h. 21 20
Quraish Shihab, “Wawasan Al-Qur‟an”, (Bandung: Mizan Media
Utama, 2007), Cet. XVIII, h. 407-408
8
Artinya:
“Maka Kami berkata: "Hai Adam, Sesungguhnya ini (iblis)
adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali
janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga,
yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya
kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan
telanjang, dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa
dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di
dalamnya" (QS. Thahaa [20]:117-119)
Keinginan dan kebutuhan dapat menjadikan masyarakat
semakin kreatif dalam mengolah dan memanfaatkan sumber
daya alam yang tersedia. Dengan fitrah sosial yang sangat lekat,
masyarakat kemudian mengoperasikan hasil dari kreatifitas
sehingga masyarakat yang membutuhkan dapat menikmati sesuai
dengan kebutuhan, keinginan, bahkan tak jarang hanya untuk
gaya hidup semata. Aktifitas ini dapat berupa tukar menukar
barang, berserikat dan lain-lain. Aktifitas antarmanusia
(termasuk aktivitas ekonomi) terjadi melalui apa yang
diistilahkan oleh ulama dengan muamalah (interaksi)21
Salah satu aktifitas bermuamalah yang secara langsung
dihukumi “boleh” oleh Allah dengan tegas dalam ayat Al-Qur‟an
adalah jual beli22
. Dikalangan masyarakat jual beli merupakan
sebuah ladang pekerjaan yang tentu ada di setiap wilayah.
Sepanjang mata memandang saat perjalanan tak luput dengan
aktifitas jual beli, hingga masyarakat memiliki tempat tersendiri
untuk para penjual agar pembeli lebih mudah dalam memilih
dan membeli barang apapun yang di butuhkan, tempat ini biasa
di sebut dengan pasar.
21
Quraish Shihab, “Wawasan Al-Qur‟an”, h. 408. 22
Jual beli adalah transaksi antara dua belah pihak dengan prinsip saling
ridha, jual beli termasuh perdagangan yang halal (di perbolehkan oleh syara').
9
Pasar telah menjalar di tiap wilayah penduduk dan sudah ada
sejak bertahun-tahun, bahkan pasar dikenal sebagai penyambung
peradaban. Hal ini karena pasar merupakan tempat berkumpul
dan bertemunya masyarakat dari berbagai wilayah dengan
agama, budaya, suku dan ras yang berbeda-beda. Dampaknya
adalah terjadinya kontak budaya, sehingga masyarakat semakin
memperoleh banyak inspirasi dan pengalaman serta pengetahuan
dari penduduk lain, penyerapan bahasa, perubahan dan
pembaharuan sosial, penyebaran agama (dakwah), pembentukan
dan perkembangan moral, menyambung tali keluarga dengan
perkawinan, berpolitik, dan lain sebagainya.
Melihat fakta mengenai dampak pasar dalam sekilas
perkembangan peradaban di Indonesia, jalur pelayaran kuno dan
perdagangan yang menghubungkan antara daerah semenanjung
Arabia, Persia, India, cina dan Nusantara telah dikenal sejak
lama. Bahkan jauh sebelum islam lahir pada abad VIII,
perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Arab telah
berlangsung dan menguasai jalur perdagangan sepanjang pantai
samudra india. Sedangkan jalan laut yang dimulai dari Cina
melalui Selat Malaka dan Nusantara ke India baru dikenal sejak
abad I M, sehingga muncullah pemukiman-pemukiman warga
asing seperti adanya pemukiman orang-orang Arab di Sri
Langka23
.
Begitu besar andil pasar dalam perkembangan peradaban,
namun di sisi lain tak sedikit yang menganggap pasar bukanlah
tempat yang baik di kunjungi, sedangkan ketika etika berbicara
23
Moehamad Habib Mustopo, “Kebudayaan islam di jawa timur “,
(Yogyakarta: Jendela: 2001), Cet 1, h. 125-126
10
tentang positif dan negatif secara otomatis berkenaan dengan
baik dan buruk. Barometer dalam menentukan baik dan
buruknya sesuatu adalah akhlak, Ibnu Miskawih mengatakan
bahwa akhlak adalah sikap yang tertanam dalam jiwa yang
mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan
pemikiran dan pertimbangan (lagi) Berdasarkan konsep ini,
akhlak adalah sikap mental,yang mendorong untuk berbuat tanpa
pikir dan pertimbangan24
.
Pasar merupakan tempat berinteraksinya masyarakat dengan
karakter individu yang berbeda-beda dan kebutuhan serta
keinginan yang berbeda. hal ini menjadi acuan atas aktivitas
yang dilakukan masyarakat di pasar tersebut. Bagi mereka yang
sangat menginginkan keuntungan besar dalam berdagang karena
sifat tamak25
yang tertanam di didiri mereka, maka tidak
menutup kemungkinan mereka melakukan kecurangan demi
keuntungan. hal ini lah yang kemudian menjadi penjelas hadits
yang menunjukkan bahwa Allah swt membenci pasar:
، قال: ث نا هارون بن معروف، وإسحاق بن موسى النصاري وحدثن ابن أب ذباب، ف رواية هارون، وف ث نا أنس بن عياض، حد حد
ثن الارث، ، حد عن عبد الرحن بن مهران، مول حديث النصاريأب هري رة، عن أب هري رة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال:
«أحب البلد إل الله مساجدها، وأب غض البلد إل الله أسواق ها»
Artinya:
24
Enoh, “Konsep Baik (Kebaikan) Dan Buruk (Keburukan) Dalam Al-
Qur‟an”, Jurnal Mimbar, Vol. XXIII No. 1 Januari – Maret 2007, h. 28. 25
Tamak adalah orang yang rakus akan dunia, dia tidak pernah puas
dengan kekayaan yang di milikinya, selalu merasa kekurangan. Orang yang tamak
hanya memikirkan dirinya dan hartanya.
11
“Harun telah bercerita kepada kami Harun bin Ma‟ruf, dan
Ishaq bin Musa al-Anshary, mereka berdu berkata: Anas bin
„Iyadl telah bercerita kepada kami, Ibn Abi Dzubaba telah
bercerita kepadaku, dalam hadits yang diriwayatkan oleh
Harun dan dalam hadits orang-orang Anshar,al-Harits
telah bercerita kepadaku, dari „Abdurrahman bin Mihran,
budak Abu Hurairah, dari Abu Hurairah sesungguhnya
Rasulullah ssw bersabda: “tempat-tempat yang ada di
penjuru negri yang paling disukai Allah adalah masjid-
masjidnya dan sedangkan yang paling dibenci adalah
pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)
Kemudian hadits diatas di perkuat oleh perkataan sahabat
Salman al-Farisi yakni:
وق ول آخر من يرج ل تكونن إن استطعت، أول من يدخل السها، فإن ها مع يطان، وبا ي نصب راي ته من ركة الش
Artinya:
“Sebisa mungkin jangan menjadi orang pertama yang
masuk pasar dan yang terakhir keluar dari pasar, karena
pasar adalah tempat berkumpulnya setan, dan mereka
menancapkan bendera” (HR. Muslim).
Maksud dari hadits tersebut adalah setan menggoda manusia
agar melakukan kejahatan dan kecurangan. Muhammad Fu‟ad
„Abdul Baqi memberikan penjelasan atas perkataan Salman al-
Farisi di atas bahwa yang dimaksud dengan “Tempat
berkumpulnya setan” dalam hadits tersebut menurut para ahli
bahasa adalah tempat terjadinya pertikaian antar sebagian orang
dengan sebagian lainnya. disamakannya pasar dengan tempat
pertikaian tersebut karena perbuatan setan dan sekawanannya
yang menggoda manusia saat berada di pasar dengan hal-hal
yang batil sehingga timbullah pertikaian antara lain; penipuan,
kecurangan, sumpah yang dilanggar, mmempermainkan harga
12
pasar, merekayasa timbangan, menguasai pasar dan lain
sebagainya.26
Berdasarkan aktifitas pasar yang tidak dipungkiri terjadinya
kejahatan, kedzoliman dan kerusakan sehingga menimbulkan
kekhawatiran dan ketidaknyamanan masyarakat, maka
bagaimana islam menanggulangi sekaligus memberikan solusi
agar supaya keseimbangan dan ketertiban pasar tidak terganggu
bahkan rusak dan masyarakat dapat bermuamalah serta mencari
karunia Allah swt di pasar tanpa ada keengganan dan keraguan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik
untuk menganalisa tentang penanggulangan dan solusi islam
terkait kejahatan dan kerusakan di pasar berdasarkan Al-Qur‟an
dan dali-dalil menjadi sebuah judul “Mekanisme Pasar dalam
Perspektif islam”
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, maka
penulis mengidentifikasi beberapa masalah:
1. Pasar dalam al-Qur‟an
2. Urgensi pasar
3. Pasar sebelum dan sesudah islam
4. Pandangan Al-Qur‟an tentang bagaimana harga pasar
beroprasi sesuai dengan situasi dan kondisi.
5. Upaya islam menanggulangi kejahatan pasar menurut Al-
Qur‟an dan al-Hadits.
26
Muslim ibn al-Hajjaj, al-Musnad al-Shahih, (Beirut: Dâr Ihya‟ at-Turâts
al-„Araby), vol. 4, h. 1906.
13
6. Mekanisme pasar menurut Rasulullah SAW sesuai tuntunan
Al-Qur‟an.
7. Pasar yang sehat.
C. Pembatasan masalah
Untuk memperjelas persoalan yang akan dibahas dalam skripsi
ini, maka perlu disampaikan pembatasan masalah. Hal ini
diperlukan agar pembahasan tidak melebar kepada materi-materi
yang tidak berkaitan dengan judul skripsi. Berdasarkan
identifikasi masalah di atas, maka pertama, penulis membatasi
ayat-ayat terkait tema yang dibahas yakni pada QS. al-Furqan
(25) ayat 7 dan 20, QS. al-Baqarah (2) ayat 198 dan QS. al-
Jumu‟ah (62) ayat 9-10. Kedua, selain pembatasan pada
beberapa ayat, penulis membatasi masalah dalam tulisan ini
dengan satu masalah yaitu Mekanisme pasar Rasulullah saw
berdasarkan Al-Qur‟an.
D. perumusan masalah
Berangkat dari pembatasan masalah di atas, rumusan masalah
yang ditemukan pada tulisan ini adalah Bagaimana mekanisme
pasar Rasulullah saw berdasarkan Al-Qur‟an?
E. Tujuan penelitian
Mengacu pada perumusan masalah yang telah dikemukakan,
maka tujuan penulisan skripsi ini adalah Mengetahui mekanisme
pasar yang dicontohkan Rasulullah saw sesuai dengan petunjuk
Al-Qur‟an.
14
F. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan bagi penulis terkait segala aspek tentang
pasar sesuai petunjuk Al-Qur‟an.
2. Tambahan keilmuan bagi masyarakat dalam mengetahui
mekanisme pasar Rasulullah sesuai dengan tuntunan Al-
Qur‟an.
3. Menjadi sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan
praktisi dan akademisi dalam menunjang penelitian
selanjutnya.
G. Tinjauan pustaka
Setelah ditelusuri, penulis menemukan karya ilmiah yang
mempunyai obyek penelitian yang serupa:
1. Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun Tentang Mekanisme Pasar,
oleh Muhammad Furqan, skripsi Universitas Muhammadiyah
Surakarta (2014)27
yang menjelaskan tentang mekanisme
pasar dalam terbentuknya harga menurut Ibnu Khaldun.
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif
dan menyimpulkan dengan metode deduktif.
Dengan menggunakan metode tersebut, skripsi ini
menyajikan penjelasan terkait peristiwa dalam perkembangan
kehidupan ekonomi masyarakat dalam kurun waktu tertentu
serta menjelaskan pendapat ibnu khaldun terkait terbentuknya
harga yang ditentukan oleh peran mekanisme pasar melalui
27
Muhammad Furqan, Pemikiran Ekonomi Ibnu Khaldun Tentang
Mekanisme Pasar, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014).
15
tarik menarik antara hukum pemerintahan dan hukum
penawaran di pasar.
Dalam skripsi ini diungkapakan bahwa intervensi
pemerintah dibutuhkan untuk menjaga stabilitas harga yang
terganggu oleh para pelaku ekonomi yang sengaja ingin
mengacaukan harga pasar. Peran ini dilaksanakan oleh
lembaga hisbah yang memiliki tugas khusus sebagai badan
pengawas pasar yang selalu aktif dalam memantau
perkembangan fluktuasi harga di pasar.
2. Studi Atas Pemikiran al-Ghazali Tentang Mekanisme Pasar
Dalam Islam Dengan Pendekatan Maslahah, oleh Imroatus
Sholikah, skripsi Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
(2017)28
yang menjelaskan tentang mekanisme pasar dalam
penetapan harga menurut al-Ghazali yang sesuai dengan
mashlahah dan dharȗriyah, dengan menggunakan metode
deskriptif anslitis.
Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa menurut al-Ghazali
pasar merupakan bagian dari “Hukum alam” segala sesuatu
yaitu ekspresi berbagai hasrat yang timbul dari diri sendiri
untuk saling memuaskan kebutuhan ekonomi. kemudian
dalam penetapan harga pasar itu sendiri al-Ghazali tidak
setuju dengan penetapan harga karena hal tersebut termasuk
dalam penimbunan.
3. Mekanisme Pasar Islam Dalam Konteks Idealita Dan Realita
(Studi Analisis Pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah),
Jurnal JEBIS, Vol. 1, No. 1, Januari-Juni 2015, oleh Mul
28
Imroatus Sholihah, Studi Atas Pemikiran al-Ghazali Tentang
Mekanisme Pasar Dalam Islam Dengan Pendekatan Maslahah, (Ponorogo: Institut
Agama Islam Ponorogo, 2017).
16
Irwan, Universitas Kutai Kartanegara (UNIKARTA).29
Jurnal
ini membahas pemikiran al-Ghazali dan ibnu Taimyah dalam
kaitannya dengan mekanisme pasar islami.
Dalam konteks idealita mekanisme pasar islam dapat
menghasilkan harga yang adil bagi produsen dan konsumen,
selama mekanisme berjalan dengan sempurna. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, Pasar dapat berperan
aktif dalam kehidupan ekonomi apabila prinsip persaingan
bebas dapat berlaku secara efektif, dengan demikian pasar
tidak memerlukan intervensi dari pihak manapun termasuk
pemerintah. Namun sebaliknya, intervensi dibutuhkan apabila
pasar dalam kondisi darurat seperti beberapa faktor yang
menghalangi kompetisi pasar secara fair (market failure).
4. Peran Hisbah Dalam Mekanisme Pasar Islami, Islamic
Economic Journal, Vol. 1, No, 2, Desember 2015. Oleh
Zaidah Kusumawati, Universitas Darussalam Gontor.30
yang
menjelaskan bahwa mekanisme pasar sangat efektif dalam
perwujudan keseimbangan harga dan memberikan keadilan
bagi pelaku ekonomi di pasar dan akan berlakudengan baik
apabila pelaku ekonomi bersikap wajar dan adil dalam
bertransaksi. untuk memantau keberlangsungan ekonomi
pasar maka digerakkanlah al-hisbah.
Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif
berdasarkan analisis literature, penulis jurnal mengemukakan
fungsi dari al-Hisbah sebagai pemantau ekonomi pasar yakni
29
Mul Irwan, Mekanisme Pasar Islam Dalam Konteks Idealita Dan
Realita (Studi Analisis Pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Taimiyah), dalam Jurnal
JEBIS, Vol. 1, No. 1, 2015. 30
Zaidah Kusumawati, Peran Hisbah Dalam Mekanisme Pasar Islami,
dalam Jurnal Islamic Economic Journal, Vol. 1, No, 2, Desember 2015.
17
menjaga dan melindungi keseimbangan dan kesempurnaan
pasar apabila terjadi ketidak seimbangan dalam pasar seperti
pelaku pasar yang melakukan penipuan dan kecurangan
sehingga merusak keseimbangan harga pasar.
5. Tinjauan Sejarah Mekanisme Pasar dalam
Islam,IQTISHODIA Jurnal Ekonomi Syari‟ah, Vol. 1, No. 1,
Maret 2016, oleh Nur Syamsu, Institut Agama Islam Negeri
Palu.31
jurnal ini menganalisa konsep mekanisme harga pasar
dalam pandangan islam yang diambil dari hasil pemikiran
cendekiawan muslim yang menawarkan mekanisme pasar
untuk keseimbangan harga. Kajian dalam jurnal ini dibatasi
pada kajian terhadap pemikiran cendekiawan muslim seperti
Abu Yusuf, al-Ghazali, Ibnu Taimiyah dan Ibnu Khaldun.
Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa mekanisme pasar telah
ditemukan jauh sebelum pertengahan abad ke-18.
Tinjauan pustaka yang tertera di atas, beberapa karya
ilmiah menjelaskan mekanisme menggunakan pemikiran para
cendekiawan muslim, dan beberapa diantaranya menjelaskan
mekanisme pasar islam secara umum, berbeda dengan skripsi
ini, walaupun kajiannya sama yakni mekanisme pasar dalam
islam namun penulis membahas mekanisme pasar sesuai
dengan fakta sejarah dan meninjau langsung tafsir pada ayat-
ayat yang berkaitan dengan pasar dan mekanisme pasar.
31
Nur Syamsu, Tinjauan Sejarah Mekanisme Pasar dalam Islam, dalam
IQTISHODIA Jurnal Ekonomi Syari‟ah, Vol. 1, No. 1, Maret 2016.
18
H. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian pada skripsi ini adalah library research
(penelitian kepustakaan) yakni pengumpulan data dengan cara
membaca dan menelaah buku serta literature lainnya yang
berkaitan dengan tema. Jenis penelitian kepustakaan ini
merupakan penelitian kualitatif yaitu suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan kepada metodologi yang
menyelidiki suatu fenomena sosial dan manusia. Penelitian ini
lebih fokus pada makna dan terkait nilai.32
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup
dua sumber, yakni primer dan skunder.
a. Sumber data primer dalam penulisan ini adalah: Al-Qur‟an
dan terjemahnya, kitab-kitab tafsir terutama yang bercorak
Ijtima‟i seperti Tafsir al-Munir karya Wahbah Zuhaili, al-
Maraghi karya Mustafa al-Maraghi, al-Misbah karya M.
Quraish Shihab, dan lain-lain.
b. Sumber data skunder yaitu literature pendukung lainnya
relevan dengan tema penelitian, sebagai penunjang,
pendukung dan pelengkap dari sumber primer, diantaranya:
ensiklopedi, kamus-kamus bahasa, buku-buku sejarah, dan
buku-buku lain yang berkaitan dengan pembahasan.
3. Teknik Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan daa dengan
cara penelusuran dengan kepustakaan (library research).
32
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Gaung Persada
Press, 2009), cet-1, hlm 11.
19
Penulis menggunakan Penelusuran kepustakaan (library
research) dengan system manual maupun system
komputerisasi. Metode ini juga disebut dengan metode
dokumentatif yaitu mengumpulkan , memeriksa dan mencatat
data-data yang relevan dengan tema yang dibahas dan
bersumber dari kitab-kitab, buku-buku, dan lainnya.33
4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisa data pada penelitian ini, penulis
menggunakan metode Deskriptif Analitis. Yaitu penelitian
yang menguraikan dan menganalisa data-data yang ada. Jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis adalah tematik dengan
memfokuskan pada tema yang di tetapkan dengan mengkaji
secara serius tentang ayat-ayat yang terkait dengan tema
tersebut34
Selain itu juga menggunakan pendekatan sejarah.
5. Teknik Penulisan
Adapun teknik penuliasan pada skripsi ini mengacu pada
buku pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Institut
Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017.
I. Sistematika penulisan
Berdasarkan uraian dan tujuan penelitian ini, maka sistematika
penelitian ini disusun sebagai berikut:
Bab 1, pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,
33
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta, Gaung Persada
Press, 2009), cet-1, hlm 64. 34
Abdul Mustaqim, Metode Penelitian dan Tafsir, (Yogyakarta, Idea
Press, 2017), cet. 3, h. 63.
20
Tujuan dan Manfaat Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metodologi
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II, pada bab ini penulis mengulas tentang pengertian pasar
dan derivasinya serta kosa kata pasar dalam Al-Qur‟an. Kemudian
penulis mengungkapkan urgensi pasar dalam masyarakat sesuai
dengan realita masyarakat. selanjutnya, penulis menjelaskan
klasifikasi pasar secara umum berdasarkan kegiatan, fisik
bangunan,pelayanan, dan lain-lain, akhir dari bab ini penulis
menerangkan tentang penetapan harga pasar sebagai patokan stabil
dan tidaknya keadaan pasar.
Bab III, bab ini mengulas sejarah pasar jauh sejak sebelum islam
atau dapat dikatakan sebelum Nabi saw menerima wahyu
dilanjutkan dengan sejarah pembangunan pasar madinah pasca
hijrah Nabi saw sebagai teladan bagi pasar-pasar lainnya terkait
mekanisme yang berjalan baik di pasar tersebut.
Bab IV, dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang upaya
menstabilkan pasar dan mekanisme pasar dengan menguraikan
poin-poin penting terkait prinsip yakni larangan-larangan kegiatan
ekonomi yang merugikan dan dasar moralitas pasar menurut islam
yakni ridha, kejujuran dan transparansi, keadilan dan melakukan
perdagangan atau transaksi lain tanpa meninggalkan ibadah, serta
menjelaskan usaha penanggulangan hal-hal yang dapat merusak
mekanisme pasar dan stabilitas pasar yakni al-hisbah.
Bab V, bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan
dan saran dari penelitian ini kemudian dilanjutkan Daftar pustaka.
99
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian pembahasan mekanisme pasar dalam islam, dapat
disimpulkan bahwa pasar memiliki sebuah mekanisme yang
terdiri dari prinsip-prinsip dan dasar moralitas yang sesuai
dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah. Prinsip-prinsip dalam
merealisasikan mekanisme pasar dengan baik adalah dengan
menumpas kejahatan-kejahatan pelaku ekonomi yang dapat
merusak mekanisme terutama harga pasar seperti riba, curang
dalam timbangan, monopoli, talaqqî rukban, jual beli gharar dan
lain sebagainya yang mengandung unsur penipuan dan yang
dilarang oleh Syara’.
Untuk menumpas kejahatan tersebut, sesuai dengan teori Al-
Qur’an adalah dengan melakukan hisbah di pasar dengan tujuan
mengawasi dan menumpas kejahatan-kejahatan oknum pelaku
ekonomi yang berpotensi merusak mekanisme pasar dan
stabilitasnya.
Selain itu, dalam menjalankan mekanisme pasar yang sesuai
dengan islam, para pelaku ekonomi harus menerapkan dasar-
dasar moralitas dalam setiap transaksi yaitu, ridha, jujur,
transparan, dan adil dalam segala bentuk transaksi serta tidak
melalaikan ibadah.
Jika prinsip dan dasar moralitas ini terlaksan dan mekanisme
berjalan dengan baik maka akan tercipta sebuah pasar yang
sehat, yakni pasar yang stabil terutama dalam konteks harga dan
100
terhindar dari kejahatan-kejahatan yang merugikan serta disisi
lain dapat menjadi ladang beribadah.
B. Saran-saran
1. Kepada seluruh komponen masyarakat, ketika melakukan
transaksi diharpkan untuk tidak berlomba-lomba meraup
keuntungan dengan cara yang dholim. Hendaknya lebih
toleran satu sama lain dan mengutamakan keridhoan dan
kejujuran. Serta tetap melaksanakan ibadah terutama yang
wajib.
2. Kepada pemerintahan, sedapat mungkin memperhatikan
perekonomian masyarakat dengan lebih serius, terutama pada
pasar-pasar traditional. Seperti menyediakan fasilitas yang
layak dalam segi tempat, penertiban tatanan pasar, kualitas
produk, keamanan dan lain sebagainya. Agar tidak tertinggal
dengan pasar-pasar modern yang lain terutama pasar modern
yang di miliki dan disortir oleh pihak asing.
101
DAFTAR PUSTAKA
Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, Terj. Soeroyo & Nastangin.
Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995.
____________, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, terj. Dewi
Nurjulianti, dkk, Jakarta: Yayasan Swarna Bhumi, 1995.
Ahmad, Mustaq, Etika Bisnis Dalam Islam, Terj. Samson Rahman,
Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar, 2001.
Almahira, Qur‟an Hafalan dan Terjemah, Jakarta: penerbit al-
Mahira, 2017.
Amalia, Euis, Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Adil
dalam Perspektif Ekonomi Islam, dalam Jurnal al-Iqtishad,
Vol. 5, No. 1, 2013.
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah,
2015.
Arianty, Nel, Analisis Perbedaan Pasar Modern dan Pasar
Traditional Ditinjau dari Strategi Tata Letak (Layout) dan
Kualitas Pelayanan Untuk Meningkatkan Posisi Tawar Pasar
Tradisional, dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 13, No.
1 2013.
al-Arif, M. Rianto, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Solo: PT Era
Adicitra Intermedia, 2011.
Bahreisy Salim, dkk, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir ,
Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990.
Bahril DS, Rasul Dan Mekanisme Pasar, dalam Jurnal Manajemen
& Bisnis, Vol. 13, No. 01, 2013.
Baqi, Muhammad Fuad Abdul, al-Mu‟jam al-Mufahras li alfadz Al-
Qur‟an al-Karim.
102
Binjai, Abdul Halim Hasan, Tafsir Ahkam, Jakarta: Kencana, 2006.
al-Buthy, Said Ramadhan, The Great Episodes Of Muhammad, Terj.
Fedrian Hasmand, dkk, Jakarta: PT Mizan Publika, 2015.
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Tafsirnya, Jakarta: Lembaga
percetakan Al-Qur‟an Departemen Agama, 2009.
Enoh, “Konsep Baik (Kebaikan) Dan Buruk (Keburukan) Dalam Al-
Qur‟an”, Jurnal Mimbar, Vol. XXIII No. 1 Januari – Maret
2007.
al-Farran, Ahmad Musthafa, Tafsir al-Imam Asy-Syafi‟I, Terj,
Ferdian Hasmand, dkk, Jakarta Timur: Penerbit Almahira,
2008.
Gaffar, Abdul, “Manusia Dalam Perspektif Al Qur‟an”, dalam Jurnal
Tafsere, Vol. 4 No. 2 2016.
al-Hajjaj, Muslim ibn, al-Musnad al-Shahih, Beirut: Dâr Ihya‟ at-
Turâts al-„Araby.
Hakim, M. Arif Peran Pemerintah Dalam Mengawasi Mekanisme
Pasar Dalam Perspektif Islam, dalam Jurnal Iqtishadia, Vol 8,
No. 1, Maret 2015.
Haryanto, Sri, “Manusia Dalam Terminologi Al-Qur‟an”, dalam
Jurnal Kajian Pendidikan Sains SPEKTRA, Vol. 3 No. 1,
2017.
al-Haritsi, Jaribah bin Ahmad Fikih Ekonomi Umar bin Khattab,
Terj. Asmuni Sholihah Zamakhsyari, Jakarta Timur: Khalifa,
2006.
Hisyam, Ibn, Sirah Nabawiyah, Terj. Fadhli Bahri, Jakarta Timur:
Darul Falah, 2003.
103
al-Husaini, Imam Taqiyuddin Abu Bakar bin Muhammad, Kifayatul
Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar, Terj. Syarifudin Anwar dkk,
Surabaya: CV Bina Iman.
Ibrahim, Qasim A., Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarah Islam,
Terj, Zainal Arifin, Jakarta: Zaman, 2014.
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta, Gaung Persada
Press, 2009.
Ishaq, Ibnu, Ibnu Hisyam, Sirah Nabawiyah, Terj. Samaon Rahman,
Jakarta Timur: Akbarmedia, 2012.
Ismail, Usman, Qur‟an dan Kesejahteraan Sosial, Tangerang:
Lentera Hati, 2012.
Kartajaya, Hermawan, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing,
Bandung: PT Mizan Pustaka.
al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah Mudah Tafsir ibnu katsir, Terj.
Engkos Kosasih, dkk, Jakarta Timur: Maghfirah Pustaka, 2017.
al-Kindhi, Ali Sumanto, Bekerja Sebagai Ibadah, Solo: AIC Graphic,
1996.
Kusumawati, Zaidah, Peran Hisbah Dalam Mekanisme Pasar, dalam
Jurnal Islamic Economics Journal, Vol. 1, No. 2, 2015.
Kusumo, Bambang Tejo,“Dinamika Masyarakat Sebagai Sumber
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial”, Jurnal Geoedukasi, Vol. 3
No. 1 Maret 2014.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, Pembangunan Ekonomi
Umat (Tafsir Al-Qur‟an Tematik, Jakarta: Lajnah Pntashihan
Mushaf Al-Qur‟an, 2009.
____________, “Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur‟an
dan Sains”, Jakarta: Kementrian Agama RI, 2012.
104
al-Maraghi, Ahmad Mustafa, Tafsir al-Maraghi, Terj. Bahrun Abu
Bakar, dkk, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1993.
Marzuki, Ahmad, Mandzȗmah „Aqîdatul „Awâm, tt.p.: t.p., t.t.
Masyhuri, Mahmudah Supri, Wahyudi Utomo, Analisis Dampak
Keberadaan Pasar Modern Terhadap pasar Traditional Sleko
di Kota Madiun, dalam Jurnal Akuntansi dan Pendidikan, Vol.
6, No. 1, 2017.
al-Mubarakfuri, Shafiyyurrahman, Sirah Nabawiyah Perjalanan
Hidup Rasul yang Agung Muhammad dari Kelahiran Hingga
Detik-Detik Terakhir, Terj. Hanif Yahya, Jakarta: Darul Haq,
2001.
Mufid, Sofyan Anwar, “Islam dan Ekologi Manusia”, Bandung:
Nuansa, 2010.
Munawwir, Ahmad Warson, al-Munawwir Kamus Bahasa Arab-
Indonesia, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Mustaqim, Abdul, Metode Penelitian dan Tafsir, Yogyakarta, Idea
Press, 2017.
Mustopo, Moehamad Habib, “Kebudayaan islam di jawa timur “,
Yogyakarta: Jendela: 2001.
Najeh, Ahmad, Fathul Qorib Mujib, Bandung: Husaini, 2003.
Qardhawi, Yusuf, Norma Dan Etika Ekonomi Islam, Terj. Zainal
Arifin dan Dahlia Husin, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.
Rahmi, Ain, Mekanisme pasar dalam islam, dalam Jurnal Ekonomi
Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 4, No. 2, 2015.
Rasyid, Afni, Muamalah Duniawiyah: Arti, Urgensi Muamalah dan
Akad, Jakarta: Uhamka Press, 2009.
ar-Rifa‟I, Muhammad Nasib, Ringkasan Tafsir Ibn Katsir, terj.
Syihabuddin, Jakarta: Gema Insani Press, 2000.
105
Shihab, Quraish, Kaidah tafsir, Tangerang: Lentera Hati, 2013.
____________, Membaca Sirah Nabi Muhammad SAW, Jakarta:
Lentera Hati, 2011.
____________, “Tafsir al mishbah”, (Jakarta: Lentera Hati, 2003),
Vol. 13, Cet. 1.
____________, “Wawasan Al-Qur‟an”, (Bandung: Mizan Media
Utama, 2007).
Shofwan, Ahmad Asyhar, dkk, Hukum Jual Beli Online, dalam
Majalah Nahdlatul Ulama (AULA) Rubrik Bahtsul Masail, Vol.
5 (2016).
Sholahuddin, M., “Asas-Asas Ekonomi Islam”, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007).
Sihotang, Ronald, dkk, Pengaruh Pasar Modern Terhadap Pedagang
Pasar Tradisional Dan Masyarakat Dalam Pengembangan
Wilayah Di Kecamatan Medan Area, dalam Jurnal Ekonomi,
Vol. 17, No. 4 (2014).
Supriadi, Dedi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia,
2008).
Suryanegara, Ahmad Mansur, Api Sejarah,(Bandung: Salamandi
Pustaka Semesta, 2010).
Suwandi, dkk, Pasar Islam (Kajian Al-Quran Dan Sunnah
Rasulullah Saw), dalam Jurnal al-Risalah, Vol. 16, No. 1,
2016.
Asy-Syanqithi, Tafsir Adhwa al-bayan, Terj, Ahmad Affandi, dkk,
(Jakarta: Pustaka Azzam, 2011).
Sya‟rawi, Muhammad Mutawalli, Tafsir as-Sya‟rawi, Terj, Safir al-
Azhar, dkk, (Medan, Duta Azhar, 2006).
106
Taimiyah, Ibnu, al-Hisbah fi al-Islam au Wadzifah al-Hukumah al-
Islam, (Lebanon: Dar al-kitab al „ilmiyah),
at-Tamimi, Izzuddin Khatib, Bisnis islami, Terj. Azwier Butun dkk,
(Jakarta, PT Fikahati Aneska,1992).
Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Pustaka Phoenix, 2007).
ath-Thabari, Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir, Tafsir ath-Thabari,
terj. Anshari Taslim, dkk, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009).
Tuasikal, Muhammad Abduh, Bermodalkan ilmu sebelum
berdagang, (Yogyakarta: Pustaka Muslim, 2013).
al-Umuri, Akrom Dhiya, Seleksi Sirah Nabawiyah, Terj. Abdul
Rosyad Shidiq, (Jakarta: Darul Falah, 2004).
Walidin, Muhammad, menapak tilas kelisanan dan keberaksaraan
Dalam kesusasteraan arab pra-islam, dalam Jurnal Tamaddun,
Vol. 14, No. 2, 2014.
Ya‟qub ,Hamzah, Kode Etik Dagang Menurut Islam, ( Bandung: CV
Diponegoro, 1992).
Zuhaili, Wahbah, Tafsir al-munir: Akidah, Syari‟ah dan Manhaj,
Terj. Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, (Depok: Gema Insani,
2013).
____________, Tafsir al-Wasith, Terj. Muhtadi, dkk, (Depok: Gema
Insani, 2012).
https://pengusahamuslim.com/2167-harga-pasar-dalam-islam.html,
diakses pada tanggal 17 september 2018.