mela aniah veronika -...
TRANSCRIPT
EFEKTIVITAS BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA
KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AT-TAQWA
KOTA TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Srjana Sosial (S.Sos)
Di susun Oleh:
Mela Aniah Veronika
11140530000069
KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H/2018 M
i
ABSTRAK
Mela Aniah Veronika, 11140530000069, Manajemen Haji dan
Umrah, Efektivitas Bimbingan Manasik Haji Pada Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) AT-TAQWA Kota Tangerang
Tahun 2018. Dibawah bimbingan Drs. Study Rizal, LK, MA.
Bimbingan manasik haji bagi para jamaah haji sangat penting
karena jamaah haji membutuhkan pengetahuan dan pelatihan yang
cukup agar ibadah haji yang dilakukan oleh jamaah nanti akan
mendapat hasil yang maksimal. Selain itu dilakukan bimbingan
manasik karena jamaah haji juga sering menghadapi beberapa masalah
seperti dalam hal proses bimbingan serta menjadi penghambat
keberhasilan tujuan bimbingan secara efektif adalah dilihat dari latar
belakang jamaah haji yang beragam terutama dari segi usia dan
pendidikan.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana keefektifitasan pelaksanaan bimbingan manasik haji yang
diberikan oleh KBIH At-Taqwa pada jamaah tahun 2018.
Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yaitu menghasilkan data deskriptif berupa
wawancara, observasi melalui video dalam mengamati kegiatan
bimbingan manasik serta observasi langsung lokasi tempat bimbingan
manasik dan dokumen-dokumen lainnya.
Hasil dari penelitian berdasarkan data yang didapatkan,
penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan manasik yang dilakukan
oleh KBIH At-Taqwa pada tahun 2018 sudah efektif. Hal ini diniliai,
karena efektivitas bimbingan manasik yang dilakukan sudah sesuai
dengan syarat yang ditentukan yakni berhasil guna, prosedur kerja yang
praktis, serta ekonomis. Selain itu, dinilai efektif juga karena sudah
sesuai Standar Operasional Prosedur yang ada pada KBIH At-Taqwa
dn mengacu pada Standar Operasional (SOP) Pemerintah.
Kata Kunci: Efektivitas, Bimbingan Manasik Haji, dan KBIH.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan ihsan.
Semoga nikmat yang diberikan selalu tersimpan dalam diri kita sebagai
cerminan manusia yang bertaqwa. Shalawat serta salam semoga selalu
Allah SWT curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang selalu istiqomah berada
di jalan-Nya.
Alhamdulilah berkat rahmat dan ridho Allah SWT, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program
Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari
sepenuhnya dalam penulisan skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja
penulis sendiri, akan tetapi dengan banayk dukungan dari berbagai
pihak, karena penulis yakin tanpa dukungan tersebut sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Maka dari itu penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan dengan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya :
1. Prof Dr. Dede Rosyada, MA sebagai Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Arif Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai
iii
Wakil Dekan I Bidang Akademik, Ibu Dr. Roudhonah, MA
selaku Wakil II Bidang Administrasi Umum, dan Bapak
Suhaimi, MA selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Cecep Catrawijaya, MA sebagai Ketua Program Studi
Manajemen Dakwah dan Bapak Drs. Sugiharto, MA sebagai
Sekertaris Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. H. M. Sungaidi, MA sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama menjadi mahasiswa.
5. Drs. Study Rizal, LK, MA sebagai Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membimbing dan banyak memberi masukan kepada penulis
dari awal hingga akhir penelitian skripsi ini selesai.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Program Studi Manajemen
Dakwah yang telah memberikan Pengajaran dan
Pembelajaran teori maupun pengalaman hidup yang luar
biasa.
7. Orang tua penulis yakni Bapak Maman Suman dan Ibu
Atikah yang selalu sabar mendidik penulis serta Adikku
Lulu dan Laura yang selalu menyemangati penulis.
iv
8. Bapak H. Arif Rahma Irsyad sebagai Ketua KBIH At-
Taqwa, Ibu H. Cicih Quraisih sebagai Bendahara KBIH At-
Taqwa dan staf-staf KBIH At-Taqwa yang telah bersedia
untuk diwawancara oleh penulis demi kepentingan
penelitian skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat yang saya sayangi Maudy, Nabila, Femma,
dan Novi , terimakasih telah banyak membantu dalam
mengerjakan skripsi.
10. Tosan Lambang, terimakasih selalu ada disetiap penulis
butuhkan, dan selalu memotivasi penulis untuk cepat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman Manajemen Dakwah 2014, terimakasih atas
kebersamaan kalian.
Tanpa dukungan mereka semua, skripsi ini hanyalah tulisan
yang tidak bermakna dan tidak akan terwujud. Semoga doa dn
dukungan dari semuanya mendapat balasan yang baik oleh
Allah SWT. Akhir kata penulis sampaikan semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca dalam menambah
pengetahuannya dibidang Manajemen Haji dan Umroh. Penulis
juga mengaharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, Oktober 2018
Mela Aniah Veronika
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah .................................... 1
B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah......... 4
1. Batasan Masalah ........................................ 4
2. Rumusan Masalah...................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................ 5
1. Tujuan Penelitian ....................................... 5
2. Manfaat Penelitiam .................................... 5
D. Metodologi Penelitian...................................... 6
1. Metode Penelitian ...................................... 6
a. Lokasi dan Waktu Penelitian ......... 7
b. Subjek Penelitian ........................... 7
c. Teknik Pengumpulan Data............. 8
2. Tinjauan Pustaka ........................................ 9
3. Sistematika Penulisan ................................ 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Efektivitas ........................................................ 13
1. Pengertian Evektivitas ............................... 13
2. Pengukuran Efektivitas .............................. 15
vi
B. Bimbingan Manasik Haji ................................. 18
1. Pengertian Bimbingan Manasik Haji ......... 18
2. Unsur-unsur Bimbingan Manasik Haji ...... 22
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan
Manasik Haji.............................................. 25
4. Bentuk dan Metode Bimbingan
Manasik Haji.............................................. 26
C. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) .... 29
1. Pengertian KBIH ....................................... 29
2. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH ................. 30
BAB III GAMBARAN UMUM KBIH AT-TAQWA
A. Sejarah Singkat Berdirinya KBIH AT-Taqwa 32
B. Identitas Lembaga .......................................... 34
C. Visi dan Misi .................................................. 34
D. Struktur Organisasi ......................................... 35
E. Pembimbing KBIH AT-Taqwa ...................... 37
F. Perkembangan Jamaah Haji KBIH At-Taqwa... 37
G. Sarana dan Prasarana Manasik Haji
KBIH AT-Taqwa ............................................ 38
BAB IV DATA DAN TEMUAN
A. Standar Operasional Prosedur (SOP)
Pelaksanaan Manasik pada KBIHAT-Taqwa .. 41
B. Pembimbing dan Terbimbing .......................... 43
vii
1. Pembimbing ............................................... 44
2. Terbimbing/Jamaah ................................... 46
3. Jadwal dan Materi Bimbingan
Manasik ..................................................... 49
BAB V ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN
BIMBINGAN MANASIK HAJI PADA KBIH AT-
TAQWA
A. Pelaksanaan Bimbingan Manasik pada
KBIH AT-Taqwa ............................................. 52
B. Analisis Efektivitas Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji pada KBIH
AT-Taqwa ........................................................ 52
1. Efektivitas Berdasarkan Berhasil Guna ..... 54
2. Efektivitas Berdasarkan Prosedur Kerja
yang Praktis ............................................... 56
3. Efektivitas Berdasarkan Ekonomis ............ 64
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................. 69
B. Saran ........................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA ........................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan ibadah Haji bagi para jamaah haji sangatlah penting,
karena dengan pendidikan dan pelatihan, jamaah haji dapat
memperoleh pengetahuan, keterampilan, serta memahami materi
manasik haji. Tujuan dengan diadakannya bimbingan manasik haji
adalah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata cara
pelaksanaan ibadah haji. Calon jamaah haji sering menghadapi
beberapa masalah yang dihadapi oleh mereka seperti dalam hal proses
bimbingan serta menjadi penghambat keberhasilan tujuan bimbingan
secara efektif adalah latar belakang dari calon jamaah haji yang
beragam terutama dalam hal pendidikan.
Dengan diberikannya bimbingan kepada individu-individu, yaitu
guna untuk membantu mereka memperoleh pengetahuan dan
keterampilan yangdiperlukan dalam membuat pilihan, rencana, dan
interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik, maka
dari hal tersebut pemberian bimbingan sangatlah penting bagi para
jamaah haji, yang mana didalam melaksanakannnya harus benar-benar
sesuai amanah serta tidak menyimpang dari peraturan yang telah
berlaku.
2
Kata “Bimbingan” bila dlihat dari segi bahasa berarti
menunjukan, memberi jalan atau menuntun orang lain ke arah
yang bermanfaat atau yang lebih bermanfaat bagi dirinya, baik
di hari ini, esok atau yang akan datang.1
Di Indonesia penyelenggaraan ibadah Haji merupakan mutlak
sebagai tanggung jawab pemerintahan berdasarkan pada Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008 pasal 6 yang menyebutkan bahwa
pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan,
administrasi, bimbingan ibadah haji, akomodasi, transportasi,
pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lainnya yang diperlukan
oleh calon jamaah Haji.2
Indonesia adalah negara yang jumlah umat Islam terbesar di
muka bumi ini. Maka wajar saja jika jumlah jama’ah haji asal
Indonesia merupakan jumlah terbesar pula dibandingkan dengan
jama’ah haji dari negara-negara lain. Jumlah jama’ah haji Indonesia
mencapai 200 ribu lebih tiap tahunnya, dengan beragam latar belakang
ekonomi, pendidikan, dan budaya masing-masing.3
Untuk dapat melaksanakan ibadah Haji dengan baik dan benar,
yaitu khusyu’, sesuai syariah, aman, dan selamat, selain diperlukan
penguasaan dan pemahaman manasik secara benar, juga dibutuhkan
kekuatan dan kesehatan fisik yang baik. Karena itu agar jamaah
1M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan danPenyuluh Agama,
(Jakarta: PT. Golden Terayon Press, 1988) cet ke-6, h.1 2Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah
Hjai, Pasal 6, Diterbitkan oleh Kementrian Agama pada tahun 2008 3Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Sambutan Menteri Agama RI, Prof. Dr.H.
Said Agil Husin Al-Munawar, MA, buku Sejarah Mekkah, (Madinah : Al-
RasheedPrinters, 2003) , cet ke II, h. 8
3
memiliki pemahaman yang benar dan utuh mengenai ibadah Haji,
diperlukan baik penambahan waktu bimbingan manasik, ditambah
dengan pengetahuan dasar tentang latar belakang sosio-historis ibadah
Haji serta pemahaman sejarah hidup Rasul.4
Efektivitas merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan,
dimana suatu kegiatan telah sesuai dengan perencanaan dan
harapan, maka hal ini merupakan arti dari Efektif. Efektivitas
juga menunjukan taraf tercapainya suatu tujuan, suatu usaha
dapat dikatakan efektif jika itu mencapai tujuannya.5
Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) merupakan lembaga
sosial keagamaan islam. Konsentrasi aktivitasnya bergerak dibidang
bimbingan, pembinaan, dan penyuluhan. KBIH tidak hanya sekedar
membimbing calon jamaah haji yang akan berangkat menunaikan
rukun islam yang kelima, akan tetapi berperan sebagai wadah edukasi.
KBIH yang berada tersebar di seluruh nusantara memiliki izin
operasional dari kementrian Agama. Jumlah relatif banyak, lebih dari
1500 kelompok bimbingan.6
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)At-Taqwa Kota
Tangerang adalah salah satu KBIH yang sudah cukup lama berdiri
yaitu awal terbentuknya pada tahun 1987. Kelompok Bimbingan
Ibadah Haji (KBIH) At-Taqwa sudah cukup banyak memiliki alumni
4A. Chunaini Saleh, Penyelenggaraan Haji Era Reaformasi, (Jakarta:
Pustaka Alvabet, November 2008),h.92. 5Hasan Sadily, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, (Jakarta: Ichtiar
Banu- Van Hoeve, 1980), h. 134 6Shaleh Qasim. Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji
Mandiri. Dinamika dan perspefektif haji Indonesia. (Jakarta: Cv Duta Veraga,2010)
h. 248
4
jamaah haji dan masih banyak jamaah yang minat terhadap KBIH At-
Taqwa. Maka dari hal tersebut Kelompok Bimbingan Ibadah Haji
(KBIH) At-Taqwa harus lebih meningkatkan dalam memberikan
bimbingan manasik haji terhadap pemahaman mengenai pelaksanaan
ibadah haji serta mampu dan siap melayani dalam bidang pembinaan
maupun bimbingan manasik haji kepada jamaah untuk menjalankan
ibadah haji sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW dan menjadikan
haji yang mabrur agar bimbingan tersebut bejalan sesuai tujuan awal
dan efektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka selanjutnya penulis akan
membuat sebuah penelitian dengan judul “Efektivitas Bimbingan
Manasik Haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Manasik Haji
(KBIH) AT-TAQWA Kota Tangerang Tahun 2018”.
B. Batasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Penulis akan membatasi pembahasan skripsi ini agar
lebih terarah, penulis membatasi masalah yang akan dibahas
hanya lebih kepada efektivitas yang mencakup dalam
pelaksanaan bimbingan manasik yang ada di KBIH At-
Taqwa serta bagaimana keefektivitasan bimbingan
manasiknya diukur dengan syarat-syarat untuk menjadi
efektif seperti: berhasil guna, prosedur kerja yang praktis,
dan ekonomis.
5
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah di paparkan
diatas maka penulis merumuskan masalah dari penelitian ini
secara umum yaitu:
a. Bagaimana pelaksanaan bimbingan manasik haji pada KBIH
At-Taqwa Kota Tangerang?
b. Bagaimana keefektivitasan bimbingan manasik haji pada
KBIH At-Taqwa Kota Tangerang?
Rumusan penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut:
1) Bagaimana efektivitas diukur dari segi berhasil guna?
2) Bagaimana efektivitas diukur dari segi Prosedur kerja
yang praktis?
3) Bagaimana efektivitas diukur dari segi ekonomis?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada
tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu:
a. Untuk mengetahui mekanisme pelaksanaan bimbingan
manasik haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Manasik
Haji (KBIH) At-taqwa Kota Tangerang.
b. Untuk mengetahui keefektifitasan bimbingan manasik haji
pada KBIH At-Taqwa Kota Tangerang.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini
yaitu:
6
a. Manfaat Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
ilmu pengetahuan khususnya pada jurusan Manajemen
Dakwah dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
serta dapat memberikan kontribusi sebagai ilmu
pengetahuan pada umumnya khususnya pada Bimbingan
Manasik Haji.
b. Manfaat Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
panduan praktis yang bermanfaat bagi para pembaca
maupun para jamaah, serta menjadi masukan, tambahan,
gagasan bagi penyelenggara ibadah haji seperti KBIH,
travel, dan lembaga haji dan umroh dan menjadi bahan
pertimbangan dalam upaya meningkatkan kulitas
bimbingan yang diberikan.
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif,
yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.7
7Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia,
1998), h.12
7
Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang
perilaku yang dapat diamati.8
Penlitian dengan kualitatif itu sendiri adalah data yang
diperoleh dalam bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk
angka.
a. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis
yaitu Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) At-
Taqwa yang berada di Ruko Thematic no. R 35 Gading
Serpong, Kota Tangerang dan Jl.MH. Thamrin Kp.
Warung Mangga Panunggangan-Pinang. Adapun
penelitian yang dilaksanakan dimulai dari September
sampai Oktober 2018.
b. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pembimbing dan staff
KBIH At-Taqwa, serta empat orang jamaah KBIH At-
Taqwa. Penulis hanya mengambil satu staff KBIH At-
Taqwa, serta mengambil tiga orang pembimbing KBIH
At-Taqwa sehingga penulis medapatkan data yang cukup
baik sesuai dengan judul penelitian skripsi. Dengan
empat orang jamaah KBIH At-Taqwa, penulis
8Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2000), cet. Ke 11, h. 3
8
mengambil subjek demikian karena sesuai dengan
kriteria yang penulis harapkan.
c. Teknik dan Pengumpulan Data
Peneliti akan melakukan beberapa teknik
pengumpulan data dan informasi terkait penelitian ini,
diantaranya yaitu:
1) Observasi
Penulis melakukan penelitian dengan cara
mengamati langsung terhadap obyek yaitu melihat
langsung keadaan tempat pelaksanaan bimbingan
manasik serta melihat video kegiatan bimbingan
manasik KBIH At-Taqwa.
2) Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan
data dengan menggunakan tanya jawab yang
dikerjakan secara sitematis dan berlandaskan
dengan tujuan.9
Hal ni dilakukan dengan tujuan agar para
narasumber mendapatkan kebebasan dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap
terarah pada masalah yang diangkat. Penulis
mewawancarai Ketua dan pembimbing KBIH,
staff KBIH, dan jamaah KBIH At-Taqwa.
9Sutrisno Hadi, Metode Research III, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi UGM, 1984), h.193
9
3) Dokumentasi
Dokumentasi yang diperoleh yaitu dengan
mengkaji dokumentasi dan arsip yang di miliki
oleh KBIH At-Taqwa seperti buku panduan dan
proposal KBIH At-Taqwa.
2. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan yang sudah dilakukan beberapa
sumber kepustakaan, maka penulis menemukan skripsi yang
dijadikan tinjauan pustaka sebagaiberikut:
a. Siti Mika NurAni, “Pengaruh Bimbingan Manasik
Haji Terhadap Kualitas Jamaah Haji Pada KBIH
Imam Bonjol Jakarta Selatan”. Dalam skripsi ini lebih
menekankan terhadap pengaruh bimbingan manasik haji
terhadap kualitas jamaah haji pada KBIH Imam Bonjol
Jakarta Selatan. Bedanya dengan skripsi penulis
membahas tentang keefektivitasan bimbingan manasik
haji pada KBIH At-Taqwa Kota Tangerang.
b. Didin Muhidin, “Efektivitas Bimbingan Manasik Haji
pada Kantor Kementrian Agama Kota Tangerang
Tahun 2016”. Dalam skripsi ini penelitiannya
mengambil objek di Kantor Kementrian Agama Kota
Tangerang berbeda dengan objek yang saya teliti yaitu di
Kelompok Bimbingan Ibadah Manasik Haji (KBIH) At-
Taqwa Kota Tangerang.
10
c. Habib Musthofa Kamal, “Strategi Bimbingan Manasik
Haji Dikantor Urusan Agama Kecamatan Bangsal
Kabupaten Mojokerto Jawa Timur”. Dalam skripsi
ini lebih menekankan kepada strategi bimbingan
manasik haji yang ada dikantor Urusan Agama
Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
serta upaya dalam mengefektifitaskan bimbingan haji
untuk peningkatan pengetahuan manasik haji kepada
calon jamaah haji. Bedanya dengan skripsi penulis lebih
membahas kepada keefektivitasan bimbingan manasik
haji yang ada pada KBIH At-Taqwa Kota Tangerang.
Demikian tinjauan pustaka ini penulis lakukan guna
menghindari kesamaan judul, sedangkan yang penulis
paparkan dalam penelitian ini yaitu tentang
efektivitasbimbingan manasik dengan judul “Efektivitas
Bimbingan Manasik Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah
Haji (KBIH) At-TaqwaKota TangerangTahun 2018”.
3. Sistematika Penulisan
Peneliti membagi skripsi ini menjadi lima bab, kemudian
masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub bab.
Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, di dalam bab ini tertuang sub-
bagian dengan komposisi Latar Belakang Masalah,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat
11
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, dan
Sistematika Penulisan.
Bab II Tinjauan Teori, Di dalam bab ini akan dibahas
tentang definisi efektivitas yang terdiri dari Pengertian
Efektivitas, Pengukuran Efektivitas, Pengertian Bimbingan
Ibadah Manasik Haji, Fungsi dan Tujuan Bimbingan
Manasik Ibadah Haji, Bentuk dan Metode Bimbingan
manasik haji, pengertian KBIH serta Tugas dan Fungsi
KBIH.
Bab III Gambaran Umum KBIH At-Taqwa, Dalam bab
ini penulis akan menerangkan tentang Sejarah Singkat KBIH
At-Taqwa, Identitas Lembaga, Visi dan Misi, Struktur
Organisasi, perkembangan jamaah haji KBIH At-Taqwa 5
tahun terakhir, Sarana dan Prasarana, dan Pembimbing
Manasik Haji.
Bab IV Data dan Temuan Penelitian, Di dalam bab ini
akan membahas mengenai tentang temuan dan data lapangan
yang ada di KBIH At-Taqwa.
Bab V Pembahasan,bab ini berisi tentang: analisis dan
pembahasan mengenai hasil dari data dan temuan peneliti di
lapangan.
Bab VI Penutup, Bab ini merupakan bab terakhir yang
didapat penulis yaitu kesimpulan dari hasil penelitian
12
mengenai keseluruhan masalah yang terdapat dalam
penelitian dan saran. Kemudian penulis sertakan daftar
pustaka dan lampiran-lampiran yang berkaitan dengan
penelitian yang telah dilakukan.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Efektivitas
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu penilaian hasil pengukuran
tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan
sebelumnya. Kegiatan atau rencana yang telah ditetapkan itu
berhasil maka kegiatan tersebut berjalan dengan efektif.
Efektivitas juga menunjukkan suatu taraf tercapainya suatu
tujuan, suatu usaha dapat dikatakan efektf jika itu tercapai.1
Pengertian efektivitas menurut Kartika Hadi yang
dikutip oleh Sukirno Agus adalah “ Suatu produk akhir
kegiatan operasi yang telah mencapai tujuannya baik
ditinjau dari segi kualitas kerja, kualitas hasil, maupun
batas waktu yang ditargetkan”. Sedangkan menurut
syahrul dan Muhmamad Afdinizar pengertian efektivitas
adalah tingkat di mana kinerja sesungguhnya (aktual)
sebanding dengan kinerja yang ditargetkan. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa efektivitas berarti
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Artinya pada pelaksanaannya dinilai baik
atau tidak sangat tergantung pada bagaimana tugas
tersebut dapat diselesaikan dan terutama dapat
menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan
berapa biaya yang diperlukan atau dikeluarkan.2
1 Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1986), h. 30 2Sondang Siagin, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi,(Jakarta: CV
Masagung), 1986), h.149
14
Efektivitas juga merupakan tujuan akhir dari suatu
kegiatan, dimana realita telah sesuai dengan perencanaan dan
harapan.
Menurut E. Mullyasa menjelaskan bahwa: “Efektivitas
adalah adanya kesesuaian anatara orang yang melaksanakan
tugas dengan rencana yang telah disusun sebelumnya, atau
perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan.”3
Adapun efektivitas menurut H. Emerdon yang dikutip
langsung oleh Soewarno Handayaningrat menjelaskan bahwa
“efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya, jelasnya apabila sasaran atau tujuan telah
tercapai sesuai dengan yang direncakan sebelumnya
adalah efektif.”4
Menurut Peter F. Drucker efektivitas itu dapat dapat dan
harus dipelajari secara sistematis, sebab ia bukan bentuk
sebuah keahlian yang lahir secara ilmiah. Efektivitas kerja
dapat diwujudkan melalui rangkaian kerja, latihan yang intens,
terarah, dan sisematis, bekerja dengan cepat, sehingga dapat
menghasilkan kreatifitas.5 Maka efektifitas dapat dikatakan
apabila sudah mencapai suatu tujuan darisuatu kegiatan yang
3E. Mullyasa, Manajemen Berbasi sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Posdakarya, 2004); h. 82-83 4Soewarno Handayaningrat, Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990), cet. Ke-10, h.16 5Peter. F. Drucker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1986), h.5
15
dilaksanakan sesuai dengan rencana atau harapan. Pola
efektivitas juga tidak hanya dilakukan dengan teori-teori saja
melainkan juga dibentuk dengan sumber daya manusia yang
efektif.
Efektivitas adalah kesesuaian antara output dengan
tujuan. Yang berarti efektivitas merupakan ukuran seberapa
jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi
mencapai tujuan yang ditetapakan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa efektivitas adalah
suatu hasil yang telah mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnyadalam suatu upaya dengan cara tertentu dalam
setiap pelaksanaannya. Maka dari itu, setiap kegiatan yang
telah mencapai hasil yang ditagetkan, kegiatan tersebut sudah
dapat dinilai efektif.
2. Pengukuran Efektivitas
Dalam perspektif keefektivan diatas, maka dalam mencapai
efektivitas kerja atau efesiensi harus memenuhi syarat-syarat
ataupn ukuran. Menurut T. Hani Handoko sebagai berikut:
a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam
pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana
harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
16
b. Ketetapan dan obyektivitas, maksudnya adalah semua
rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas,
ringkas, nyata, dan akurat.
c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip
kelengkapan, kompherensif (comprehensivenees),
kepaduan (unity), dan konsisten.
d. Efektivitas biaya, dalam hal ini biasanya efektivitas
menyangkut dalam usaha, waktu, dan aliran emosiaonal.
e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas/; pertama
tanggung jawab atas pelaksnaan, kedua taggung jawab aas
implementasi.
f. Ketetapan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-
perubahan tepat atau sesuai untuk berbagi perbedaan
waktu.6
Sedangkan menurut Sujadi F.X dalam mencapai
efektivitas juga harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Berhasil guna, yakni untuk menyatakan bahwa
kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti
target tercapai sesuai dengan yang direncanakan.
b. Ekonomis, yaitu untuk menyebutkan bahwa didalam
usaha penyapaian efektif itu maka biaya, tenaga kerja,
peralatan, waktu, ruangan dan lain-lain telah
6T. Hani Handoko, Pengantar Mnajamen, ( Yogyakarta: BPPE, 2003), h.
103-105
17
dipergunakan setepat-tepatnya sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam prencanaan dan tidak adanya
pemborosan ataupun penyelewengan.
c. Pelaksanaan kerja yang bertanggung jawab, ialah
untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja
sumber-sumber telah dimanfaatkan sebaik-baiknya
haruslah dilakukan dengan bertanggung jawab sesuai
dengan perencaan yang telah ditetapkan.
d. Pembagian kerja yang nyata, yakni pelaksanaan kerja
dibagi berdasarkan beban kerja, ukuran kemampuan
kerja dan waktu yang tersedia.
e. Rasionalitas wewenang dan tanggung jawab,
maksudnya adalah wewenang harus seimbang dengan
tanggung jawab. Dominas oleh salah satu pihak atas
pihak lainnya adalah suatu hal yang harus dihindari.
f. Prosedur kerja yang praktis, maka target efektif,
pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggung jawabkan
serta pelayanan kerja yang memuaskan dan juga
kegiatan operasional yang dilaksanakan dengan
lancar.7
Dari rincian pendapat yang dikemukakan diatas
penulis menyimpulkan bahwa dalam pengukuran
efektivitas setidaknya harus ada beberapa komponen yang
7Sujadi F.X, Organisasi dan Manajemen: Penunjang berhasilnya proses
manajemen, (Jakarta: CV Masagung, 1990), h.36-39
18
harus dilihat dari segi kualitas kerja, kualitas hasil, maupun
batasan waktu yang ditentukan atau ditargetkan
sebelumnya dengan syarat yang harus dipenuhi agar
mencapai tingkat efektivitas adalah berhasil guna,prosedur
kerja yang praktis serta ekonomis yaitu dalam hal biaya,
tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan, dan
lainnya digunakan setetpat-tepatnya.
B. Bimbingan Manasik Haji
1. Pengertian BimbinganManasik Haji
Istilah bimbingan manasik haji terdiri dari tiga suku kata
yaitu bimbingan, manasik dan haji. Yang mana menurut
Sunaryo Kartadinata mengartikan bimbingan sebagai proses
membantu individu untuk mencapai perkembangan
optimal.8Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance
dalam bahasa Inggris. Secara harfah istil;ah guidance dari akar
guide berarti: mengarahkan, memandu, menglola, dan
menyetir. Bimbingan dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai
“memberi informasi yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat
digunakan untuk mengambil suatu kepuusan atau
memberitahukan sesuatu sambil memberikan nasihat,
pengetahuan serta menuntu kesuatu tujuan”.9
8Syamsul Yusuf, dkk, Landasan bimbingan dan konseling, (Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya,2006), h.6 9Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 64
19
Sedangkan menurut Lefever dan MC Daniel, Bimbingan
adalah bagian dari proses pendidikan yang terartur dan
sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas
kekuatannya dalam menentukam dan mengarahkan
kehidupannya sendiri, yang pada akhirnya ia dapat
memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan
sambungan yang berrati pada masyarakat.10
Pengertian bimbingan yang formulatif adalah bantuan
yang diberikan kepada individu agar potensiyang dimiliki
mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan
memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan
guna menetukan rencana masa depan yang lebih baik.11
Bimbingan adalah sebuah kegiatan seorang pembimbing
dalam memberikan layanan bimbingan dengan cara membantu
orang atau yang dibimbing menjadi benar dan baik.
Bimbingan juga dapat dilakukan kepada semua kalangan dari
anak remaja dan dewasa selama merekamasih membutuhkan
bimbingan. Bimbingan yang dilakukan adalah untuk
membimbing individu agar mandiri dan berkembang secara
optimal.
Menurut Moh. Surya menyatakan bahwa bimbingan
ialah proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbingan agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri,
10
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h.94 11
Umar & Sartono, Bimbingan dan Penyluhan, Bandung, CV. PUSTAKA
SETIA, 2001), h.9-10
20
pengarahan diri, dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.12
Dari beberapa definisi yang diuraikan diatas bimbingan
yaitu proses pemberian antuan yang diberikan oleh seorang
pembimbing terhadap orang yang dibimbing atau kepada
sekelompok orang dengan tuntunan secara terus-menerus dan
sisematis guna mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
agar menjadi individu yang mandiri dan lebih baik dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal.
Sedangkan manasik adalah tata cara pelaksanaan Ibadah
Haji. Menurut Kamus Istilah Haji dan Umroh, manasik
merupakan hal-hal peribadatan yang berkaitan dengan ibadah
haji yaitu melaksanakan ihram dari miqat yang telah
ditentukan, thawaf, sa’i, wukuf di Arafah, mabit di
Mudzalifah, melempar jumrah, dan lain sebagainya. Manasik
Haji merupakan penjelasan mengenai cara mengerjakan
tuntunan hal-hal yang berhubungan dengan rukun wajib, dan
sunnah haji dengan menggunakan miniatur ka’bah dan
dilaksanakan sebelum berangkat ke tanah suci. Manasik juga
berarti sebagai tata cara pelaksanaan Ibadah Haji. Kata
manasik merupakan bentuk jamak dari kata mansak yang
12
Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995), h.2
21
memiliki makna perbuatan dan syiar dalam Ibadah Haji.13
Dan
pada dasarnya manasik merupakan bimbingan dan latihan
untuk pelaksanaan hai, yang umumnya berlangsung selama 8-
12 minggusebelum keberangkatan.
Dengan mengikuti manasik, setiap calon jamaah haji
akan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang tata cara
beribadah haji yang baik dan benar sesuai yang dianjurkan
oleh Rasulullah SAW.
Secara etimologi haji berarti “pergi atau berkunjung
kesuatu tempat”. Sedangkan menurut istilah fiqih, ziarah
berarti berkunjung ke Baitullah, Ka’bah unttuk melaksanakan
ibadah dengan syarat dan rukun tertentu yang dilaksanakan
pada sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah sampai terbit
fajar hari kesepuluh dalam waktu dan tempat tertentu.14
Jadi
pengertian bimbingan manasik haji yaitu memberikan
informasi atau memberitahukan sesuatu dengan memberikan
nasehat dan memberikan arahan serta menuntun kesuatu
tujuan dunia akhirat dalam melaksanakan ibadah haji misalnya
seperti bimbingan manasik haji.
Kata manasik dan haji itu saling berkaitan satu sama lain
sehingga kata manasik haji itu sendiri mempunyai makna
tersendiri. Dapat disimpulkan bahwa manasik haji adalah suatu
aktifitas yang dengan sengaja memodifikasi berbagai kondisi
13Prayitno, Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2004), h.99 14
Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), Cet-1. h,185
22
yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan dalam hal ini
tentang manasik haji.15
Pelatihan manasik haji sangatlah
penting diberikan kepada para calon jamaah haji, karena
penyampaian berupa informasi dan pembinaan bimbingan
tentang haji kepada masyarakat sangatlah berguna bagi para
calon jamaah haji karena sangat membantu calon jamaah haji
dalam melaksanakan ibadah haji.
Bimbingan manasik haji dapat dimaknai sebagai usaha
dan ikhtiar manusia dalam mewujudkan pelaksanaan ibadah
haji ke Baitullah sesuai dengan ketentuan ajaran agama
Islam.16
Dengan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa bimbingan manasik haji adalah suatu proses
pembekalan, arahan, petunjuk dan pedoman untuk menuntun
para calon jamaah haij dalam melaksanakan rukun, wajib, dan
tata cara Ibadah Haji dengan baik dan benar.
2. Unsur-Unsur Bimbingan Manasik Haji
Untuk dapat mencapai tujuan bimbingan, dengan hal ini
manasik haji harus ada beberapa unsur-unsur yang terkait
dimana antara satu unsur dengan unsur yang lainnya tidak
dapat dipisahkan yaitu antara lain:
a. Subjek ( Narasumber)
15
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dn Umrah,
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, (Jakarta, 2011), h.16 16
Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, Character Building Pembimbing Manasik Haji, (Jakarta: Kemenag RI, 2016)
Cet. 1
23
Subjek adalah orang yang memberikan bimbingan
kepada seseorang. Pelaksanaannya baik dalam perorangan,
organisasi, maupun badan lainnya. Tugas seorang
pembimbing adalah memberikan pengarahan, memberikan
petunjuk dan membimbing serta bertanggung jawab
terhadap orang yang dibimbing. Seorang pembimbing dan
konselor dalam hal ini adalahpertama, kemampuan
profesional (keahlian). Kedua, sifat kepribadin yang
(berakhlakul karimah). Ketiga, kemampuan
kemasyarakatan (ukhuwah islamiyah). Keempat, taqwa
kepada Allah SWT.17
b. Objek (Jama’ah)
Jamaah adalah katabahasa Arab yang artinya
“kompak” atau “bersama-sama” ungkapan shalat
berjama’ah berarti shalat yang dikerjakan secara bersama-
sama dibawah pimpinan seorang imam. Jama’ah juga
berarti sekelompok manusia yang erikat oleh sikap,
pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama.
Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga
Negara Indonesia beragama Islam yang telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai
dengan persyaratan yang ditetapkan.
17
Thohari Musnawar, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Islam,
(Yogyakarta: UII Press, 1992), h.42
24
c. Media
Media merupakan suatu wadah atau sarana dalam
menyampaikan suatu informasi dari pengirim kepada
penerima. Media adalah segala bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian
informasi.18
d. Tujuan
Tujuan dengan dilaksanakan bimbingan manasik
haji yaitu untuk membekali jama’ah haji dengan ilmu-
ilmu yang berkaitan dengan masalah haji, agar para
jama’ah dapat melaksanakan seluruh kegiatan ibadah haji
sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Para jama’ah
diharapkan mampu melaksanakan seluruh kegiatan ibadah
haji di tanah suci secara mandiri dan menjadi haji yang
mabrur.
e. Metode
Metode yaitu suatu cara atau upaya yang dilakukan
oleh narasumber agar proses bimbingan pada jama’ah
tercapai sesuai dengan tujuan. Metode ini sangatlah
penting untuk dilakukan agar proses bimbingan tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat jama’ah jenuh
atau bosan serta mudah dapat diterima oleh jama’ah.
18
Latuheru, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa
Kini, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), h.11
25
f. Efek (Pengaruh)
Bimbingan manasik haji mempunyai pengaruh yaitu
dengan teori yang diberikan selama ditanah air dapat
dipraketkan secara benar ketika pelaksanaa ibadah haji
ditanah suci dan memperoleh haji mabrur dengan adanya
perunaham sikap yang lebih baik dari sikap sebelumnya.
3. Fungsi dan Tujuan Bimbingan Manasik Haji
Bimbingan manasik haji mempunyai fungsi, menurut
Latief Hasan dan Nidjman Ahmad mengemukakan sebagai
berikut:
a. Agar semua jamaah mampu memahami secara informasi
tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan,
petunjuk kesehatan, dan mampu mengamalkannya pada
saat pelaksanaan ibadah haji.
b. Agar jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah
haji, baik secara regu maupun rombongan.
c. Agar jamaah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah
haji baik mental, fisik, kesehatan maupun petunjuk ibadah
haji yang lain.19
Selain fungsi bimbingan manasik haji adapun tujuannya
yaitu:
Tujuan dalambimbingan manasik haji adalah agar
jamaah yang niat berangkat menunaikan ibadah haji merasa
19
Alatif Hasan dan Nidjam Ahmad, Manajemen Haji, (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), hal.17
26
aman, tertib, dan sah. Aman dalam arti jamaah tidak perlu
merasa khawatir dan takut terhadap diri sendiri dan harta
bendanya. Tertib dalam arti melaksanakan dan memenuhi
syarat, rukun, dan wajib sesuai tuntutan agama. sah dalam arti
tidak ada kekurangan dalam menjalankan ibadah manasik.20
Selain itu tujuan yang lainnya adalah agar dapat
membentuk sosok calon jamaah haji yang memiliki
pengertahuan manasik haji dan tata cara pelaksanaannya
dalam praktik, mengetahui hak dan kewajiban sehingga
jamaah pun dapat menunaikan ibadah haji sesuai dengan
ketentuan syariat agama Islam.
4. Bentuk dan Metode Bimbingan Manasik Haji
Dalam mennjalankan bimbingan manasik haji seseorang
pemateri atau pembimbing harus memiliki strategi dan metode
dalam memberikan materi kepada peserta manasik haji. Agar
para calon jamaah haji akan lebih mudah memahami ilmu
yang diberikan atau pun yang disampaikan. Bimbingan
manasik haji mempunyai bentuk dan metode, di dalam bentuk
bimbingan manasik hajitelah terbagi kedalam dua sistem yaitu:
a) Bentuk kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan
20
Ali Rokhmad, Tuntutan Praktis Manasik Haji dan Umrah (Jakarta:
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,2011), h.17
27
kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain
sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat
untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan untuk
peserta lainnya.21
b) Sedangkan bentuk bimbingan massal ini dilaksanakan di
Kabupaten atau kota oleh Kementrian Agama Kabupaten
atau kota. Bimbingan massal ini dilakukan selama tiga kali
pertemuan.22
Bimbingan manasik haji juga memiliki empat metode
yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan dengan cara saling
bertukar pikiran antara pemateri dengan peserta pelatihan
dalam memecahkan suatu permasalahan agar mendapat
jalan keluar.
Dengan diadakannya diskusi yang telah dilakukan,
maka sangatlah diharapkan peserta agar mampu
mengungkapkan pikiran-pikiran dan membutuhkan
kebersamaan. Diskusi memiliki dua macam yaitu:
21
H. Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), h. 178 22
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umroh Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, (Jakarta: Kemenag, 2013)m h.8
28
1) Diskusi panel yaitu diskusi yang dilakukan dalam
kelompok besar, dipandu oleh moderator dengan
materi yang disijikan oleh panelis.
2) Diskusi kelompok yaitu diskusi yang dilaksnakan
dalam kelompok kecil yang dipandu oleh seorang
ketua yang ditunjuk oleh peserta dan didampingi oleh
seorag narasumber.
b. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan penerangan secara
lisan atasbahan pembelajaran kepada sekelompok
pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu
dalam jumlah yang relatif besar.23
Metode ceramah ini
menjadi metode utama yang digunakan dalam pemberian
materi manasik haji.
a) Metode simulasi
Simulasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah pelatihan yang meragakan sesuatu dalam
bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan
sesungguhnya.24
Metode simulasi ini digunakan untuk
menggambarkan situasi kondisi yang ada dilapangan,
yang akan membuat calon jamaah haji mempunya
23
Muhammad Anas, Mengenal Metodologi Pembelajaran, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2012), h.21 24
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 758
29
gambaran tentang bagaimana pelaksanaan ibadah haji.
Metode ini juga sangat dinilai efektif dikarenakan
memberikan visualisasi atau gambaran mengenai
perjalanan ibadah haji.
b) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan
pengajaran dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertnyaan dan siswa memberikan jawaban atau
sebaliknya siswa diberikan kesempatan bertanya dan
guru menjawab pertanyaan-pertanyaan.25
Jadi didalam bimbingan manasik haji metode
ceramah, tanya jawab, dan simulasi selalu dilakukan
antara pemberi materi dengan calon jamaah haji, baik
jamaah yang bertanya maupun sebaliknya, metode ini
juga menjadi sebuah strategi untuk mengukur seberapa
jauh pemahaman calon jamaah haji terhadap materi yang
telah di sampaikan oleh pembimbing manasik.
C. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
1. Pengertian KBIH
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah
penyelenggara haji reguler swasta yang merupakan
25
Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:
Ciputat Press, 2002), h.43
30
perpanjangan tangan dari Kementrian Agama (KEMENAG)
sebagai pengembangan Undang-undang dalam hal ini
memberikan bimbingan manasik Haji. KBIH (Kelompok
Bimbingan Ibadah Haji) merupakan lembaga yang berbentuk
organisasi yang memiliki badan hukum dan kedudukannya
merupakan sebagai mitra erja pemerintah dalam melakukan
pembinaan dan membantu membimbing calon jamaah haji
untuk beribadah ke tanah suci.26
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah
organisasi, yayasan, majelis taklim, atau lembaga keagamaan
islam sejenis yang menyelenggarakan bimbingan ibadah haji.
Dasar pendiriannya adalah Surat Keputusan Menteri Agama
(SKMA) No.374-A Tahun 1995.27
2. Tugas Pokok dan Fungsi KBIH
Dalam buku Pedoman KBIH yang diterbitkan Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah, dijelaskan tentang
tugas pokok KBIH meliputi:
a) Menyelenggarakn atau melaksanakan bimbingan manasik
haji tambahan di tanah air maupun sebagai bimbingan
pembekalan.
26
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
(BIMAS ISLAM) dan Penyelenggaraan Haji, (Jakarta: Kementrian Agama, 2003), h.
46 27
Direktur Pembinaan Haji, “Prospek, Eksistensi Serta Peran KBIH Dalam
Pembinaan dan Bimbingan Manasik Haji.” Disampaikan pada acara Seminar Fiqih
Haji tanggal 25-7 Mei (Bogor),H.2
31
b) Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan di Arab
Saudi.
c) Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam
penguasaan manasik, keabsahan dan kesempurnaan ibadah
haji bagi jamaah yang dibimbingnya
d) Melaksankan pelayanan konsultasi informasi dan
penyelesaian kasus-kasus ibadah bagi jamaahnya di tanah
air dan di Arab Saudi.
Sedangkan fungsi-fungsi KBIH yaitu:
a) Sebagai Pelayan, Konsultan, dan salah satu sumber
informasi perhajian.
b) Sebagai motivator bagi anggota jamaahnya terutama
dalam hal-hal penguasaan ilmu manasik dan
kesempurnaan dalam ibadah.
c) Sebagai penyelenggara atau pelaksana bimbingan haji
tambahan di tanah air.
d) Sebagai penyelenggara atau pelaksana bimbingan di
lapangan saat berada di Arab Saudi.
Dengan ini KBIH mempunyai tugas dan fungsi yang mana
telah di sebutkan diatas, maka dari itu KBIH harus bisa
menjalani tugas dan fungsinya dengan baik.
32
BAB III
GAMBARAN UMUM KBIH AT-TAQWA
A. Sejarah Singkat Berdirinya KBIH At-Taqwa
Sebelum berdiri KBIH At-Taqwamerupakan salah satu
yayasan yang melayani bimbingan ibadah haji sejak tahun 1987,
yang sering masyarakat atau orang-orang kenal dengan Haji
Reguler atau hanya pada tataran pembimbing ibadah. Kelompok
bimbingan ibadah haji (KBIH) At-Taqwa berdiri karena banyaknya
permintaan jasa dibidang bimbingan (Haji dan Umroh) yang mana
dikelola secara mandiri.1
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) AT-Taqwaberdiri
sejak tahun 1987, yang diketuai oleh H. Arif Rahman Irsyad yang
merupakan anak dari Bapak K.H Tadjuddin dan Ibu HJ. Cicih
Quraisih, karena sebelumnya KBIH At-Taqwa ini di dirikan oleh
kedua orang tua dari H. Arif Rahman Irsyad. Melihat keadaan
orang tuanya yang semakin berusia, maka H. Arif Rahman
memutuskan untuk melanjutkan tugas orang tuanya sebagai ketua
KBIH At-Taqwa. Tidak hanya terlepas dari itu kedua orang tua
dari H. Arif Rahman Irsyad ini masih menjadi pembimbing
manasik padah KBIH At-Taqwa walaupun hanya beberapa kali
hadir.
1Company Profile KBIH At-Taqwa
33
KBIH At-Taqwa berada di Kota Tangerang Banten yang
beralamat di jl. M.H Thamrin KP. Warung Mangga RT.03/02
Panunggangan-Pinang.Dengan seiring perkembangan jaman dan
teknologi yang terjadi dimasyarakat ini, dimana hal yang praktis,
efektif, efesien, mudah serta hemat dalam melaksanakan
Bimbingan Ibadah.2 KBIH At-Taqwa telah mendapatkan Surat
Keputusan Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh nomor
D/602/2012, Tentang penetapan kembali perizinan operasional
kelompok bimbingan di Provinsi Bnaten sebagai Pembimbing
Ibadah Haji.3
KBIH At-Taqwa bekerjasama dengan beberapa bank syariah
untuk penyetoran uang tabungan haji bagi jamaah. Bank tersebut
antara lain :
a. Bank Syariah Mandiri
b. Bank BNI Syariah
c. Bank BRI Syariah
d. Bank CIMB Syariah
e. Bank Permata Syariah
f. Bank Muamalat
g. Bank DKI Syariah
2Wawancara pribadi dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad , sebagai ketua
KBIH At-Taqwa, pada tanggal 18 September 2018 3Company Profile KBIH AT-TAQWA
34
B. Identitas Lembaga
Nama : KBIH At-Taqwa
Pemimpin : H. Arif Rahman Irsyad
Alamat Kantor : Ruko Thematic No. 35 Pasar
Paramount Gading Serpong,
Tangerang, Banten.
Telepon : (021)54205701.
Nomor surat keputusan : Kw.28.3/2/HJ/.09/4095/2015.
C. VISI DAN MISI
KBIH At-Taqwa memiliki Visi dan Misi tersendiri yaitu:
a. Visi
1) Memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,
dalam mempersiapkan dan melaksanakan ibadah haji.
2) Memberikan pelayanan yang professional agar tercipta
kenyamanan, keamanan, dan menumbuhkan citra Yasayan
yang baik.
b. Misi
1) Mendukung kebijakan pemerintah dalam
menyelenggarakan Bimbingan perjalanan haji yang
professional dan amanah.
35
2) Meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam jasa
pelayanan perjalanan bisnis, wisata rohani dan pengurusan
dokumen perjalanan. 4
D. STRUKTUR ORGANISASI KBIH AT-TAQWA
Struktur organisasi di dalam sebuah organisasi atau lembaga
itu sangatlah berperan penting, agar suatu kegiatan dengan
kegiatan lainnya lebih terartur dan terarah serta tidak akan saling
berbenturan. Struktur organisasi merupakan jaringan peranan sosial
yang nasing-masing dinyatakan secara normatif, sehingga
keseluruhan pembagian kerja menghasilkan usaha terpusat yang
efesien.5 Maka suatu organisasi yang baik yaitu dapat
menempatkan petugas yang tepat dan berkompetensi dan struktur
organisai dilakukan agar semua kegiatan teratur dan terkontrol
dengan baik sehingga apabila terjadi suatu masalah yang tidak
diinginkan mungkin dapat diselesaikan sendiri. Dengan ini KBIH
AT-TAQWA memiliki struktur organisasi sebagai berikut:
4Company Profile KBIH At-Taqwa
5Syamsir Torang, Organisasi & Manajemen, (Bandung, Alfabeta:2014), h.28
36
Gambar 3.1
Struktur Organisasi KBIH At-Taqwa
Sumber : Company Profile KBIH At-Taqwa
Pembina
Kementrian Agama RI
Ketua
H. Arif Rahman Irsyad
Wakil Ketua
HJ. Ita Pusitawati Jayadi
Bendahara
HJ. Cicih Quraisih
Sekretaris
Sofwatul Ulyah
Humas
Sifaun Nada
Staff
1. Engkus
2. Farhan
3. Widhi
37
E. Pembimbing KBIH AT-TAQWA
Berikut pembimbing-pembimbing yang menjadi narasumber
bimbingan manasik haji serta pembimbing dalam pelaksanaan haji
di KBIH AT-TAQWA sebagai berikut: 6
1. K.H Tadjuddin Hasan
2. HJ. Ccih Quraisih
3. H. Arif Rahman Irsyad
F. Perkembangan jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Gambar 3.2
Grafik Jamaah Haji KBIH At-Taqwa 5 tahun terakhir
Gambar 3.2 menunjukkan grafik perkembangan jamaah haji
KBIH At-Taqwa 5 tahun terkahir yang mana dari grafik tersebut
6Wawancara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad selaku ketua
KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 September 2018
0
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018
38
mengalami peningkatan sampai tahun 2016, akan tetapi pada tahun
2017 dan 2018 mengalami penurunan karena nomor porsi jamaah
yang mendaftarkan di KBIH At-Taqwa. Maka jamaah haji KBIH
At-Taqwa yang berangkat ke Tanah Suci hanya keluar beberapa saja
yang mana tahun 2017 adalah 107 dan 2018 hanya 87. Meskipun
mengalami penurunan yang tidak sangat drastis, KBIH At-Taqwa
tetap menjadi salah satu KBIH yang dipercayai untuk menjadi mitra
jamaah haji Indonesia khususnya di wilayah Tangerang.7
G. Sarana dan Prasarana Manasik Haji KBIH AT-Taqwa
a. Sarana
Dalam melakukan tugasnya sebagai penyelenggara
ibadah haji yaitu KBIH AT-Taqwa melaksanakan bimbingan
sebanyak 15 kali pertemuan dimana didalamnya sepuluh kali
pertemuan teori dan lima kali pertemuan praktek. Pelaksanaan
bimbingan manasik tersebut memliki tujuan untuk membekali
pengetahuan kepada para calon jamaah haji yang akan
berangkat ke Tanah Suci untuk dilaksanakan dengan baik dan
dipatuhi.
Pelaksanaan bimbingan manasik KBIH AT-
Taqwadilaksanakan di aula KBIH AT-Taqwa tersendiri karena
lokasi yang strategis dan tempatnya cukup luas sehingga bisa
menampung para calon jamaah haji.
7 Wawancara pribadi dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad, sebagai Ktua
KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 September 2018
39
b. Prasarana
Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan manasik,
KBIH AT-TAQWAmenggunakan alat dan media seperti
Speaker, Laptop, Proyektor, layar infokus, Microfone,
Miniatur Ka’bah dan Buku bimbingan manasik haji.8
Kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) At-Taqwa
memiliki program pasca haji yaitu IPHA (Ikatan Persaudaraan
Haji At-Taqwa) yang merupakan suatu organisasi dibawah
KBIH At-Taqwa yang memiliki tujuan agar tetap menjalin
silaturahmi antar jamaah haji serta tetap menjaga kemabruran
haji jamaah haji At-Taqwa. Kegiatan IPHA ini dilakukan
selama dua bulan sekali dengan alumni jamaah lainnya mulai
dari alumni jamaah haji tahun 2001-2018 yang mana
kegiatannya meliputi pengajian bulanan,peringatan hari-hari
besar islam, serta bantuan sosial untuk anak yatin piatu, bantuan
untuk kaum dhuafa dan fakir miskin. Dengan terbentuknya
Ikatn Persaudaraan Haji At-Taqwa ini dibawah bendera
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) T-TAQWA
berharap dapat menjadikan kemabruran haji tetap tertanam di
8Company Profile KBIH AT-TAQWA
40
setiap alumni jamaah haji dan dapat meringankan beban
saudara-saudara kita yang kurang mampu.9
9Wancara pribadi dengan Bpk. H. Arif Rahman Irsyad sebagai Ketua KBIH
At-Taqwa tanggal 18 September 2018
41
BAB IV
DATA DAN TEMUAN
Pembahasan dalam bab ini, penulis memaparkan tentang
pelaksanan kegiatan bimbingan manasik haji yang ada pada
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) At-Taqwa Kota
Tangerang. Penulis akan memberikan sedikit deskripsi tentang
beberapa data yang penulis dapatkan yang dimulai dari tahapan-
tahapan yaitu berisi tentang Standart Operasional
Prosedur(SOP),pembimbing dan terbimbing, dan jadwal serta
materi bimbingan manasik.
A. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan
Manasik pada KBIH At-Taqwa
KBIH At-Taqwa sudah sejak dari awal berpacu pada
standar Operasional Prosedur yang ada pada KBIH, serta
mengacu pula pada Standar Operasional Prosedur Kementrian
Agama Wilayah Tangerang (2015-2018) yang pada dasarnya
mengacu pada Kementrian Agama Pusat Republik Indonesia.
Standar Operasional Prosedur Bimbingan Manasik Haji
yang ada pada KBIH At-Taqwaadalah:
1. Mendata Jumlah Jamaah Haji Masuk Porsi Tahun
Tersebut.
2. Membentuk Panitia Pelaksana Bimbingan Manasik Haji.
3. Membuat undangan manasik haji
42
Pendaftaran peserta manasik haji
1. Pelaskanaan manasik haji.
2. Penyimpanan dan pengarsipan data calon jamaah haji
yang mengikuti bimbingan manasik haji.
3. Membuat laporan pelaksanaan Ibadah Haji tahun
terhitung kepada Kementerian Agama Wilayah.
Sedangkan dalam Buku Pedoman KBIH yang
diterbitkan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah, dijelaskan tentang tugas pokok KBIH meliputi:
1. Menyelenggarakan/melaksanakan bimbingan haji
tambahan di tanah air maupun sebagai bimbingan
pembekalan.
2. Menyelenggarakan atau melaksanakan bimbingan
lapangan di Arab Saudi.
3. Melaksanakan pelayanan konsultasi informasi dan
penyelesaian kasus-kasus ibadah bagi jamaahnya di tanah
air dan di Arab Saudi.
4. Menumbuhkembangkan rasa percaya diri dalam
penuasaan manasik, keabsahan dan kesempurnaan ibadah
haji bagi jamaah yang dibimbingnya.1
Dalam tugas-tugas pokok KBIH tersebut, penulis
melihat KBIH At-Taqwa telah melaksanakan dengan baik
semua poin tersebut kecuali poin nomor 2, karena memang
1Profile Company KBIH At-Taqwa
43
poin tersebut belum dilaksanakan atau menunggu
keberangkatan calon jamaah haji. Namun, tugas-tugas pokok
yang harus dilakukan oleh KBIH At-Taqwa sesuai dengan
buku pedoman yang diterbitkan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia, KBIH At-Taqwa melaksanakan tugasnya
dengan baik khususnya dalam bimbingan manasik ibadah
haji. Dan menurut penulis dalam hal bimbingan manasik,
sejauh ini penulis menilai KBIH At-Taqwa melaksanakan
tugasnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang
berlaku.
B. Pembimbing dan Terbimbing
Tidak hanya dengan itu, hal lain untuk mencapai suatu
bimbingan manasik haji yang efektif, penulis melihat ada
beberapa unsur-unsur yaitu pembimbing dan jamaah, karena
kedua hal ini sangat terkait dengan lainnya agar kegiatan
manasik haji yang dilakukan dapat berjalan dengan baik,
lancar, dan sesuai dengan tujuan yang sudah direncakan.
Dalam penulisan ini penulis akan mendeskripsian
pembimbing dan yang terbimbing yaitu jamaah sebagai
berikut:
44
1. Pembimbing
a. Bapak H. Arif Rahman Irsyad
Bapak Hj. Arif Rahman Isryad beliau adalah
Ketua KBIH At-Taqwa selain itu, beliau menjadi
pembimbing utama dalam kegiatan bimbingan
manasik hajidi KBIH At-Taqwa. Bapak H. Arif
Rahman lahir di Tangerang, pada tanggal 25
September tahun 1980. Bapak H. Arif Rahman
berpendidikan lulus Sarjana di Universitas Hasabudin
Banten, lalu sekarang beliau melanjuti pendidikannya
di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Beliau
sudah menjadi pembimbing sejak tahun 2001 hingga
sekarang, beliau juga menjadi penerus pembimbing
karena termotivasi dari orang tuanya. Kegiatan beliau
selain membimbing, beliau juga memiliki usaha
lainnya yaitu Travel Haji dan Umroh yang mana travel
ini milik pribadi bapak H. Arif Rahman. Dalam
kegiatan bimbingan manasik pada KBIH At-Taqwa
memang bapak H. Ariflah yang paling sering menjadi
pembimbing di KBIH At-Taqwa. Beliau sangat
berharap bimbingannya dapat memberikan dampak
positif dan manfaat bagi para jamaahnya.2
2Wawanara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad, sebagai
Ketua KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 September 2018
45
b. Ibu Hj. Cicih Quraisih
Ibu Hj. Cicih Quraisih adalaah orang tua dari
bapak H. Arif Rahman Irsyad, beliau tinggal di daerah
Tangerang. Awalnya beliaulah yang mengkordinir
KBIH At-Taqwa bersama suaminya Bapak H.
Tadjuddin Hasan. Mengingat usia yang semakin tua,
ibu HJ. Cicih dan Suaminya menurunkan
kewajibannya kepada anaknya Bapak H. Arif
Rahman. Kegiatan beliau saa ini hanya menjadi
pembimbing dan Bendahara di KBIH At-Taqwa.
Selain itu, beliau juga menjadi ketua majelis taklim di
masjid At-Taqwa. Ibu HJ. Cicih Quraisih pertama
menjadi pembimbing sejak tahun 1987 hingga saat
ini.3
c. K.H Tadjuddin Hasan
Bapak KH. Tadjuddin Hasan beliau dahulunya
adalah seorang Imam Besar Baiturrohim Istana
Negara, beliau juga kiyai yang sangat di senangi oleh
jamaahnya baik dalam majlis taklim maupun jamaah
KBIH At-Taqwa karena beliau adalah seorang
pembimbing pertama kali di KBIH At-Taqwa beliau
sudah sangat berpengalaman menjadi pembimbing
ibadah haji. Bapak KH. Tadjuddin mulai membimbing
3Wawancara via telepon dengan Ibu HJ. Cicih Quraisih, sebagai
Pembimbing dan Bendahara KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 september 2018
46
pada tahun 1985 hingga sekarang. Beliau suami dari
Ibu HJ. Cicih Quraisih, biasanya beliau membimbing
berdua istrinya namun mengingat usia beliau tidak
selalu hadir dalam bimbingan manasik melainkan
diserahkan kembali kepada istri dan anaknya.4
2. Terbimbing/Jamaah
Jamaah haji merupakan unsur yang sangat penting
dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, karena
jamaah haji ini merupakan tujuan utama dari
dilaksanakannya kegiatan bimbingan manasik haji.
Maksud dari ini adalah dengan pelaksanaan program
bimbingan manasik haji ini agar dapat memberikan
pengetahuan dan gambaran tentang pelaksanaan ibadah
haji kepada seluruh calon jamaah haji yang merupakan
peserta bimbingan manasik haji KBIH At-Taqwa.
Sebanyak 87 jamaah haji yang telah terdaftar di KBIH At-
Taqwa serta mengikuti kegiatan bimbingan manasik haji.5
4Wawancara langsung dengan Bapak KH. Tadjuddin Hasan, sebagai
pembimbing KBIH At-Taqwa, pada tanggal 03 Oktober 2018 5Wawancara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman, sebagai Ketua
KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 September 2018
47
Tabel 4.2
Jumlah jamaah berdasarkan kelamin
Jenis Jumlah
Laki-laki 43
Perempuan 44
Jumlah 87
Sumber : Data Manifest Jamaah Tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa
terbimbing/jamaah laki-laki berjumlah 43 orang dan
terbimbing/jamaah perempuan berjumah 44 orang.
Penulis mengambil sample yaitu mewawancarai empat
orang jamaah dengan latar belakang berbeda-beda yaitu:
a. Ibu Hj. Uyiainah, bertempat tinggal di Serpong
Tangerang, usia beliau 41 tahun dan lulusan Sarjana
Pendidikan. Beliau bekerja sebagai guru di salah satu
sekolah didaerah Serpong Tangerang. Ibu Hj.
Uyiainah mendaftarkan diri di KBIH At-Taqwa
karena beliau kenal dengan pemilik atau ketua KBIH
At-Taqwa.6
b. Hj. Linda Ismail, bertempat tinggal didaerah Pondok
Aren, beliau berusia 32 tahun. Berpendidikan terakhir
tingkat SMA, Beliau bekerja sebagai Ibu Rumah
Tanngga, memiliki dua orang anak. Ibu Hj. Lina
6Wawancara pribadi dengan Ibu HJ. Uyiainah, sebagai jamaah KBIH
At-Taqwa pada tanggal 03 Oktober 2018
48
mendaftarkan diri di KBIH At-Taqwa karena ajakan
dari temannya yang bertempatan tinggalnya dekat
KBIH At-Taqwa.7
c. Bapak H. Agus Sutrisno,bertempat tinggal di daerah
Serpong, beliau berusia 52 tahun. Ia memiliki usaha
dagang agen sembako. Memiliki istri satu dan tiga
orang anak. Beliau mendaftar di KBIH At-Taqwa
karena tempat tinggalnya tidak jauh dengan KBIH At-
Taqwa jadi memudahkan beliau untuk hadir setiap
minggunya dalam kegiatan bimbingan manasik haji.8
d. Bapak H. Fauzi Abdul Rahman, beliau bekerja
sebagai pegawai swasta di daerah jakarta, beliau
tinggal di daerah Serpong Tangerang. Bapak H. Fauzi
mengikuti bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa
karena rekomendasi dari teman kerjanya.9
e. Bapak H. Rafli Ramli, beliau seorang pegawai swasta
serta memiliki seorang istri dan dua orang anak.
Bapak H. Rafli Ramli, beliau mengikuti bimbingan di
KBIH At-Taqwa karena ajakan dari temannya.10
7Wawancara pribadi dengan Ibu Hj. Linda Ismail, sebagai jamaah
KBIH At-Taqwa pada tanggal 24 September 2018 8Wawancara pribadi dengan Bapak H. Agus Sutrisno, sebagai Jamaah
KBIH At-Taqwa, pada tanggal 30 September 2018 9Wawancara langsung dengan Bapak H. Fauzi Abdul Rahman,
sebagai Jamaah KBIH At-Taqwa pada tanggal 20 September 2018 10 Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Rafli Ramli, Sebagai Jmaah
KBIH At-Taqwa pada tanggal 26 Oktober 2018
49
f. Ibu HJ. Rosiyah, beliau seorang ibu rumah tangga dan
memiliki tiga orang anak. Selain itu ibu HJ. Rosiyah
memiliki bisnis dalam bidaang penjualan baju atau
kerudung online. Beliau mengikuti bimbingan manasik di
KBIH At-Taqwa karerna teman dari istri ketua KBIH At-
Taqwa yaitu Bapak H. Arif Rahman.11
3. Jadwal dan Materi Bimbingan Manasik
Begitu pula dengan materi-materi yang
disampaikan oleh pemateri tidak hanya seputar rukun haji
dan syarat wajib haji karena tidak semua ibadah yang
dilakukan selama di Arab Saudi merupakan ibadah wajib.
Maksudnya adalah, selama kurang lebih 40 hari jamaah
haji Indonesia berada di Arab Saudi, juga melakukan
kegiatan ibadah sehari-hari sebgaimana pada saat di
Tanah Air. Pada saat dimadinah jamaah Haji Indonesia
setidaknya melakukan kegiatan utama seperti
mengajarkan shalat arba’in di Masjid Nabawi,
mengerjakan shalat sunnah lainnya dan melakukan shalat
fardu dan berjamaah. Selain itu melaksanakan kegiatan
berziarah ke Masjid Quba dan masjid-masjid lainnya serta
berkunjung ke Jabal Uhud dan Perkebunan Kurma.
Namun pada saat di Mekkah jamaah diwajibkan lebih
banyak melakukan kegiatan ibadah selain rukun wajib
11
Wawancara pribadi dengan Ibu HJ.Rosiyah, sebagai Jamaah KBIH
At-Taqwa pada tanggal 26 Oktober 2018
50
haji maupun ibadah umrah wajib dan sunnah, ziarah-
ziarah salah satunya ke jabal rahmahdan tsur, serta thawaf
wada.
Tabel 4.1
Jadwal dan Materi Bimbingan Manasik Haji KBIH
At-Taqwa
No Hari/Tanggal Materi Pembimbing
1 Minggu, 10
Desember
2017
Pembukaan
manasik haji
H. Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
2 Minggu, 24
Desember
2018
Perjalanan Ibadah
Haji 1
Kementrian Agama
3 Minggu, 7
Januari 2018
Perjalanan Ibadah
Haji 2
Kementrian Agama
4 Minggu, 21
Januari 2018
Tayamum H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
6 Minggu, 04
februari 2018
Keutamaan
Ibadah Haji
K.H Tadjuddin
Hasan
7 Minggu, 11
Februari 2018
Tata Cara Sholat
Qashar Jama
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
8 Minggu, 18
Februari 2018
Hikmah
Mencapai Haji
Mabrur
K.H Ahmad
Hasanuddin
9 Minggu, 26
Februari 2018
Tata Cara
Pelaksanaan Haji
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
10 Minggu, 04
Mret 2018
Praktek
Pelaksanaan Haji
dan Umroh
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
11 Minggu, 11
Maret 2018
Akhlak dan Adab
Dalam
KH. Zuhri Fauzi
51
Melaksanakan
Haji
12 Minggu, 18
Maret 2018
Praktek
Pelaksanaan
Thawaf dan Sa’i
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
13 Minggu, 25
Maret 2018
Tempat Sejarah
Mekkah dan
Madinah
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
14 Minggu, 01
April 2018
Evaluasi Manasik
Haji
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
15 Minggu, 08
April 2018
Praktek Lapangan
dan Penutupan
Manasik Haji
H.Arif Rahman
Irsyad
HJ. Cicih Quraisih
Sumber : Buku Panduan Bimbingan Manasik Haji KBIH At-
Taqwa
Berdasarkan tabel diatas materi dan jadwal
bimbingan manasik, penulis menyimpulkan bahwa
kegiatan bimbingan manasik sudah sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan oleh KBIH At-Taqwa, karena setiap
minggunya melakukan kegiatan bimbingan hingga
sebanyak 15 kali pertemuan.
Oleh karena itu, pemateri dan materi yang
diberikan sangatlah berkaitan erat saat pelaksanaan
bimbingan manasik haji. Apabila materi yang
disampaikan secara jelas dan baik, maka akan tercapai
yang dimengerti oleh jamaah.
52
BAB V
ANALISIS EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN
MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN
IBADAH HAJI (KBIH) AT-TAQWA
A. Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Pada KBIH At-
Taqwa
Bimbingan manasik yang dilakukan oleh KBIH At-
Taqwa, berdasarkan data-data yang penulis dapat dari
wawancara bahwa pelaksanaan yang dilaksanakan oleh KBIH
At-Taqwa telah melaksanakan bimbingan sesuai dengan
standar operasional prosedur yang telah disusun oleh KBIH
At-Taqwa sebelumnya serta berpedoman kepada standar
operasional prosedur Kementrian Agama dan semua jadwal
yang teah diberikan oleh pemerintah. Pelaksanaan bimbingan
manasik haji yang dilaksanakan oleh KBIH At-Taqwa
sebanyak 15 kali yang terbagi kedalam 8 kali pertemuan
dengan membahas teori-teori seputar pelaksanaan ibadah haji
yang meliputi persiapan, fiqih-fiqih ibadah haji, hikmah
ibadah haji, fiqih ibadah lainnya, pengetahuan seputar
kesehatan dalam menjalankan ibadah haji, dan kajian-kajian
islami lainnya. Tidak hanya itu, jamaah juga melaksanakan 7
kali dengan melakukan simulasi atau praktek ibadah haji.
Selain itu jamaah KBIH At-Taqwa juga mengikuti bimbingan
manasik haji tingkat KUA Kecamatan sebanyak 5 kali dan
53
juga mengikuti di tingkat kota sebanyak 3 kali pertemuan.1
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji, pembimbing
atau pemateri yang ada di KBIH At-Taqwa yang sudah
bersertifikasi dan mempunyai pengalaman serta menguasai
ilmu pengetahuan yang luas tentang ibadah haji. Selain itu,
pihak kementrian agama juga menjadi salah satu pemateri
dalam pelaksanaan bimbngan manasik haji KBIH At-Taqwa.
Bimbingan manasik haji dilaksanakan di aula yayasan
KBIH At-Taqwa, aula ini memang tidak terlalu luas namun
cukup untuk menampung banyak jamaah serta memiliki
tempat yang strategis karena berada persis dekat dari jalan
raya. Persiapan yang dilakukan KBIH At-Taqwa hanya
membutuhkan waktu seminggu dan selama pelaksanaan
bimbingan manasik berjalan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukaan sebelumnya. Pembimbing menyiapkan materi-
materi sebelum memulai bimbingan manasik, Jamaah yang
mengikuti kegiatan bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa
diwajibkan mengisi daftar hadir yang berada di depan pintu
masuk ke aula KBIH At-Taqwa dan langsung mulai manasik
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan juga untuk
mengetahui jamaah yang rajin menghadiri bimbingan dengan
yang jarang datang untuk mengikuti kegiatan bimbingan
manasik, hal ini dilakukan karena pihak KBIH At-Taqwa
akan menghubungi jamaah apabila ada beberapa jamaah yang
1 Wawancara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad, sebagai
Ketua KBIH At-Taqwa, pada tanggal 18 September 2018
54
jarang hadir mengikuti bimbingan akan di beri kesempatan
mengikuti bimbingan manasik susulan pada bulan Ramadhan
serta mengadakan buka puasa bersama. Pihak KBIH At-
Taqwa membimbing jamaah dari mulai keberangkatan hingga
kepulangan di tanah air setelah sampai di tanah air KBIH At-
Taqwa mempunyai program IPHA yaitu Ikatan Persaudaraan
Haji At-Taqwa.
B. Analisis Efektivitas Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Haji Pada KBIH At-Taqwa
Pada bahasan ini penulis akan menganalisa antara
teori yang sudah penulis paparkan diawal dengan data temuan
lapangan. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh KBIH At-
Taqwa agar kegiatan bimbingan tersebut menjadi efektif,
Syarat-syarat tersebut dapat diukur dari beberapa hal yaitu
Berhasil guna, Prosedur Kerja yang Praktis, dan Ekonomis.
1. Efektivitas Berdasarkan Berhasil Guna
Maksud dari syarat berhasil guna ini adalah untuk
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh KBIH-
At-Taqwa sudah tepat mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut penulis, bahwa bimbingan manasik yang
dilakukan oleh KBIH At-Taqwa sudah tepat dan sesuai
dengan tujuan yang ditentukan, karena sudah
dilaksanakan dengan maksimal. Terbukti dengan
lancarnya pelaksanaan bimbingan manasik haji
55
sertapembimbing yang sangat mempunyai semangat
tinggidan persiapan yang matang dalam hal menyiapkan
materi yang berkaitan dengan ibadah haji, kegiatan
bimbingan manasik yang dilakukan telah berhasil sampai
ke jamaah, Sebagaimana yang dijelaksan oleh jamaah haji
KBIH At-Taqwa yaitu Bapak H. Fauzi Abdul Rahman
mengatakan
“iya alhamdulillah pada saat menjalankan ibadah
haji di sana saya merasa mudah, karena bimbingan yang
ada di KBIH At-Taqwa saya mudah memahami materi-
materi yang disampaikan, bahkan sering melakukan
pengulangan materi dan ditunjukkan gambar-gambar
dilayar.”2
Para jamaah yang mengikuti manasik di KBIHAt-
Taqwa merasakan rasa kekelurgaan dan hingga saat ini
tali silaturahmi antar jamaah haji KBIH At-Taqwa masih
menjalin tali silaturahmi, seperti yang dikatakan oleh
jamaah KBIH At-Taqwa Ibu HJ. Linda mengatakan
“Dari mengikuti bimbingan manasik di KBIH At-
Taqwa saya merasakan kekeluargaan dengan jamaah lain
sehingga selama pelaksanaan haji disana jamaah saling
membantu.”3
Berdasarkan hasil wawancara dengan jamaah,
penulis menilai bahwa efektivitas bimbingan manasik haji
2 Wawancara langsung dengan Bapak H. Fauzi Abdul
Rahman,sebagai jamaah KBIH At-Taqwa, pada tanggal 20 September 2018 3 Wawancara langsung dengan Ibu HJ. Linda Ismail,sebagai jamaah
KBIH At-Taqwa, pada tanggal 24 September 2018
56
di KBIH At-Taqwa yang diukur berdasarkan berhasil
guna adalah:
a. kegiatan bimbingan manasik haji berhasil sampai
kepada jamaah, karena jamaah dapat merasakan
kekeluargaan.
b. jamaah dapat mengerti dan menguasai materi yang
disampaikan oleh pembimbing sehingga jamaah bisa
mandiri.
2. Efektivitas Berdasarkan Prosedur Kerja yang Praktis
Maksud dari proses bimbingan manasik haji yang
praktis dapat ditinjau dari pelaksanaan bimbingan
manasik, Sumber Daya Manusia (SDM), Metode
Bimbingan, dan Materi Bimbingan.
a. Pelaksanaan Bimbingan Manasik
Dalam proses pelaksanaan bimbingan manasik
haji sudah berjalan dengan lancar, serta pelayanan
yang berkaitan dengan ibadah haji, kegiatan
bimbingan manasik yang dilakukan telah mengacu
kepada standar operasional prosedur yang telah
ditentukan serta berpedoman kepada standar
operasional Kementrian Agama dan berjalan sesuai
aturan pemerintah. Pelaksanaan bimbingan manasik
yang dilakukan oleh KBIH At-Taqwa sudah sesuai
dengan apa yag telah ditetapkan oleh KBIH At-
Taqwa seperti juga yang telah dikatakan oleh Ketua
57
KBIH At-Taqwa yaitu Bapak H. Arif Rahman Irsyad
mengatakan :
“pelaksanaan bimbingan manasik haji berjalan
sesuai dengan peraturan pemerintah, jadwal yang
ditentukan pemerintah, dan SOP yang ada pada KBIH
At-Taqwa, saya selalu berusaha untuk tetap mengkuti
prosedur yang pemerintah buat.”4
Selain itu bimbingan manasik telah berjalan
sesuai jadwal yang ditentukan oleh KBIH At-Taqwa
yang mana setiap satu kali dalam seminggu
melaksanakan bimbingan manasik hingga 15 kali
pertemuan.
b. Sumber Daya Manusia/Panitia
Pengurus KBIH At-Taqwa telah bekerja dengan
baik untuk mencapai target yang telah direncanakan
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat
baik yang dimiliki oleh KBIH At-Taqwa, yang mana
telah bertanggungjawab menjalankan tugas dan
fungsinya masing-masing dengan benar. Pihak KBIH
At-Taqwa pun tetap membimbing jamaahnya pada
saat jamaah sudah sampai di tanah air yaitu dengan
menjalankan program IPHA seperti pengajian yang
dilakukan dua bulan sekali setelah haji.Lalu penulis
menilai, seluruh panitia atau pengurus KBIH At-
4Wawancara dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad, sebagai
pembimbing manasik haj KBIH At-Taqwa, pada tanggal 18 September 2018
58
Taqwa telah bekerja dengan baik dan benar demi
tercapainya target yang ditentukan karena rangkaian
Ibadah Haji yang cukup banyak. Sebagaimana yang
dikatakan oleh Staff KBIH At-Taqwa yaitu Bapak
Farhan mengatakan
“alhamdulillah panitia serta pembimbing
manasik sangat bertanggung jawab sekali pada saat
pelaksanaan bimbingan manasik, semuanya
menjalankan sesuai dengan tugasnya masing-masing
bahkan saling berinisiatif untuk membantu satu sama
lain.”5
Sebagaimana dengan pembimbing yang ada
pada KBIH At-Taqwa tiga orang yaitu Bapak H. Arif
Rahman Irsyad, KH. Tadjuddin Hasan, dan Ibu HJ.
Cicih Quraisih. Dalam menjalankan bimbingannya
mereka telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyampaikan materi-materi bimbingan manasik
haji. Bapak H. Arif Rahman yang menjadi
pembimbing utama dalam bimbingan manasik haji,
sebagaimana yang dikemukakan dalam wawancara
“saya memberikan bimbingan manasik haji di
KBIH At-Taqwa hampir setiap seminggu sekali,
karna hampir semuanya saya yang menangani
bimbingan manasik ini. Namun ada pembimbing
lainnya juga dalam kegiatan bimbingan manasik haji
agar jamaah tidak bosan dengan pembimbingnya
hanya saya. Bimbingan manasik ini saya tidak hanya
5Wawancara langsung dengan Bapak Farhan, sebagai staff KBIH At-
Taqwa, pada tanggal 03 Oktober 2018
59
teori saja namun simulasi dan praktek saya yang
membimbing.”6
Adapun bimbingan yang dilakukan oleh Ibu
HJ.Cicih Quraisih, jadwal bimbingannya sama
dengan Bapak HJ. Arif Rahman, beliau saat
diwawancara mengemukakan
“saya membimbing kegiatan bimbingan
manasik bareng dengan anak saya dalam setiap satu
kali pertemuan namun beda penyampaian materinya.
Saya lebih kepada Sunnah, karena itu sangat
membantu jamaah jamaah dalam pelaksanaannya,
namun dalam hal praktek saya lebih menyerahkan
kepada anak saya H. Arif Rahman.”7
Sedangkan dengan Bapak KH. Tadjuddin
Hasan jadwal bimbingnnya berbeda dengan yang lain,
yang mana Bapak KH. Tadjuddin hanya hadir
membimbing dalam sekali pertemuan, sebgaimana
yang di katakan saat wawancara
“Bapak meyampaikan materi saat bimbingan
sesuai dengan yang di jadwalkan oleh pihak KBIH
At-Taqwa, materi pun yang saya sampaikan benar-
benar sesuai dengan materi yang di jadwalkan, karena
saya hanya sekali hadir dalam bimbingan manasik
dan berusaha semaksimal mungkin, saya berharap
jamaah benar-benar mengerti dengan baik materi
6 Wawancara langsungdengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad, sebagai
Ketua dan Pembimbing manasik haji KBIH At-Taqwa, pada tanggal 03
Oktober 2018 7Wawancara langsung dengan Ibu HJ. Cicih Quraisih, sebagai
Bendahara dan Pembimbing KBIH At-Taqwa, pada tanggal 24 September
2018
60
yang saya sampaikan. Dan saya juga sudah paham
seputar ibadah haji, saya pembimbing pertama di
KBIH At-Taqwa.8
Penulis menilai dari hasil wawancara dengan
ketiga pembimbing, bahwa bimbingan manasik yang
dilakukan oleh KBIH At-Taqwa sudah tepat dan
sesuai dengan tujuan yang ditentukan, karena sudah
dilaksanakan dengan maksimal dan cukup
profesional.
c. Metode Bimbingan
Dengan berbagai metode bimbingan manasik
yang dilakukan oleh KBH At-Taqwa yaitu metode
ceramah, simulasi dan praktek, tanya jawab, dan
audio visual. Jamaah lebih mudah dan cepat
memahami yaitu dengan metode simulasi dan praktek
yang dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan, akan
tetapi pihak KBIH lebih menekankan kepada metode
praktek, karena menurut salah satu staff KBIH At-
Taqwa bapak Farhan mengakatan
“iya disini lebih dibanyakin prkateknya jadi
setiap habis penyampaian teori yang mana teorinya
bisa dipraktekkan kita akan selalu di selingin
prakteknya agar jamaah makin tambah mudah
pahamnya.”9
8Wawancara langsung dengan Bapak KH. Tadjuddin Hasan, sebagai
Pembimbing KBIH At-Taqwa, pada tanggal 03 Oktober 2018 9Wawancara langsung dengan Bapak Farhan, sebagai staff KBIH At-
Taqwa pada tanggal 18 September
61
Penulis menilai metode simulasi dan praktek
yang dilakukan oleh KBIH At-Taqwa sangat berjalan
dengan baik, hal ini dikarenakan semua tata cara
pelaksanaan ibadah haji muali dari wukuf, mabit,
melempar jumrah, hingga simulai dan praktek umroh
sudah dilakukan dengan baik. Metode ini dilakukan
juga diakhir pelaksanaan bimbingan manasik haji
yang dilakukan oleh KBIH At-Taqwa. Adapun
metode atau cara lain yang dilakukan oleh KBIH At-
Taqwa untuk mengetahui seberapa jauh jamaahnya
menangkap materi-materi yang disampaikan saat
bimbingan yaitu dengan melakukan ujian ulang,
maksudnya dengan memberi ujian test pengulangan
materi, jamaah mendapatkan soal-soal pertanyaan
seputar materi yang telah disampaikan pada saat
bimbingan manasik minggu lalu. Dan menurut
penulis dengan metode–metode seperti ini
pengetahuan tentang ibadah haji sudah cukup jelas
sejauh mana jamaah dapat memahami dan menyerap
teori-teori maupun simulasi yang disampaikan oleh
KBIH At-Taqwa selama bimbingan manasik.
d. Materi Bimbingan Manasik
Dengan materi-materi seputar ibadah haji yang
disampaikan dalam bimbingan manasik haji itu sangat
pentning bagi jamaah karena belum semua jamaah
62
paham tentang ibadah haji, tata pelaksanaan ibadah
haji, serta di dalam manasik harus dikenalkan ibadah-
ibadah sunah yaitu salah satunya shalat jenazah, yang
mungkin jamaah tidak banyak ataupun belum pernah
dilakukan oleh jamaah selama di Tanah Air.
Sebagimana menurut salah satu jamaah haji KBIH
At-Taqwa Bapak Agus Sutrisno beliau mengatakan
“cukup mudah untuk mengerti materi yang
disampaikan oleh pembimbing bahasannya ringan
untuk di pahami bagi saya dan pematerinya
menyampaikannya suaranya jelas dengan
menunjukkan gambar-gambar dilayar.”10
Adapun menurut Ibu HJ. Linda Ismail yang
sangat mempunyai semangat tinggi dalam mengikuti
bimbingan manasik beliau juga masih berusia muda,
beliau mengatakan
“saya memang seorang ibu rumah tangga yang
mana sehari-harinya saya sibuk dirumah, saya jadi
jarang baca-baca buku tentang pengetshuan Agama
Islam, dengan ikut bimbingan di KBIH At-Taqwa
yang materinya cukup jelas bagi saya dan lengkap
serta mudah saya pahami.”11
Sedangkan menurut Ibu HJ. Uyainah
mengemukakan bahwa
10
Wawancara pribadi dengan BapakH. Agus Sutrisno, sebagai
jamaah KBIH At-Taqwa,pada tanggal 30 Sepetember 2018 11
Wawancara Pribadi dengan Ibu HJ. Linda Ismail, sebagai jamaah
haji KBIH At-Taqwa, pada tanggal 24 September 2018
63
“alhamdulillah, saya cepat mengerti dan
dipahami, cara menyampaikannya santai tapi pasti
mudah saya pahami.”12
Menurut penulis materi yang telah disampaikan
bagi jamaah sangat mudah dipahami, jamaah yang
belum paham tentang manasik ibadah haji jadi merasa
terbantu dengan mengikuti bimbingan manasik di
KBIH At-Taqwa.
Berdasarkan seluruh penjelasan diatas, maka
prosedur kerja yang praktis meliputi:
a) Pelaksanaan bimbingan yang sesuai dengan jadwal
ditentukan serta mengacu pada standar
Operasional Prosedur yang berlaku.
b) Sumber Daya Manusia (SDM) yang bertugas telah
bertanggung jawab dengan sebaik-baiknya, dan
pembimbing berusaha semaksimal mungkin dalam
menyampaikan materi.
c) Metode yang digunakan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik telah efektif bagi jamaah.
d) Materi-materi yang disampaikan oleh pembimbing
sangat bermanfaat bagi para jamaah dan mudah
dipahami oleh jamaah haji.
12
Wawancara langsung Ibu HJ. Uyainah, sebagai jamaah KBIH At-
Taqwa, pada tanggal 03 Oktober 2018
64
3. Efektivitas Berdasarkan Ekonomis
Yang dimaksudkan dengan ekonomis adalah untuk
memberi tahu bahwa didalam usaha penyampaian yang
efektif itu dibutuhkan beberapa hal yaitu:
a. Biaya, dengan hal ini KBIH At-Taqwa memasang
harga untuk bimbingannya sebesar Rp. 3.500.000
yang mana harga ini sesuai dengan yang ada pada
aturan pemerintah.Harga ini dinilai sangat ekonomis
mengingat fasilitas yang dimiliki oleh KBIH At-
Taqwa cukup baik dan tidak perlu menyewa tempat
karena yang menjadi tempat pelaksanaan bimbingan
manasiknya adalah aula milik KBIH At-Taqwa
sendiri. Seperti yang dikatakan oleh staff KBIH At-
Taqwa yaitu Bapak Farhan beliau mengatakan
“biaya yang dipatokkan oleh KBIH At-Taqwa
ini memang mengikuti aturan pemerintah dan sesuai
akad perjanjian yamg ada pada KBIH, karena kita
sudah punya fasilitas manasik sendiri jadi tidak
terlalu banyak mengeluarkan biaya, paling biaya yang
lebih besarnya untuk upah pembimbing aja sih”13
Dengan ini penulis menilai bahwa biaya dalam
kegiatan bimbingan manasik haji di KBIH At-Taqwa
efetif karena sesuai dengan peraturan pemerintah dan
tidak ada pengeluaran biaya lebih untuk hal yang
lainnya.
13
Wawancara dengan Bapak Farhan, sebagai Staff KBIH At-Taqwa,
pada tanggal 18 September 2018
65
b. Tenaga Kerja, dalam hal ini pihak KBIH At-Taqwa
tidak terlalu banyak melibatkan tenaga kerja, karena
pihakKBIH At-Taqwa benar-benar memakai tenaga
kerja yang sudah lama dan sering berkonstribusi tiap
tahunnya dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji.
Seperti yang dikatakan oleh ketua KBIH At-Taqwa
Bapak H. Arif Rahman yaitu
“Kerja itu tidak perlu banyak melibatkan orang,
sedikit tapi banyak melakukan kerja itu gapapa saya
lebih suka yang seperti itu dan yang sering
berkontribusi dalam bimbingan manasik disini.”14
c. Peralatan, dalam hal peralatan seperti speaker,
proyektor, layar infokus, laptop, microfone, dan
lainnya, KBIH At-Taqwa telah membeli dan
memilikki berbagai peralatan tersebut sudah sejak
awal sehingga masih dapat digunakan hingga
sekarang, hanya membutuhkan biaya kecil untuk
perawatan dan biaya lainnya. Jadi penulis menilai
dalam hal ini KBIH At-Taqwa telah memanfaatkan
segala sesuatunya dengan baik sesuai dengan apa
yang dibutuhkan.
d. Ruangan atau tempat, dalam hal ini ruangan atau
tempat yang dimiliki adalah milik pribadi KBIH At-
Taqwa yaitu aula yayasan KBIH At-Taqwa, dan juga
14
Wawancara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad,
sebagai Ketua KBIH At-Taqwa, pada tanggal 03 Oktober 2018
66
dengan tempat simulasi praktek lapangnnya KBIH
At-Taqwa memiliki tempat tersendiri disertai
Miniatur Ka’bah milik KBIH At-Taqwa, jadi jamaah
tidak perlu mengikuti bimbingan manasik di Pondok
Gede. Seperti yang dikatakan oleh jamaah haji KBIH
At-Taqwa yaitu Ibu HJ. Linda mengatakan
“alhamdulilah sarana atau tempat
bimbingannya cukup nyaman, dan bagusnya KBIH
At-Taqwa ini sudah mempunyai tempat sendri untuk
praktek simulasi ibadah haji jadi kita gaperlu ke
Pondok Gede.”15
Sedangkan menurut Bapak Fauzi Abdul
Rahman, belau mengatakan
“tempat pelaksanaan manasik cukup nyaman
bagi saya fasilitasnya lengkap, namun hanya
tempatnya kurang besar yah, tapi cukup sih untuk
menampung saya dan jamah lainnya yang jumlahnya
tidak terlalu banyak bangetini ya.”16
e. Waktu, waktu yang ditentukan oleh KBIH At-Taqwa,
pelaksanaan bimbingan manasik dilaksanakan setiap
satu kali dalam seminggu yaitu pada hari minggu
yang dimulai dari pukul 08.00-11.00 WIB. Satu kali
pertemuan dilaksanakan selama 3 jam, akan tetapi
dengan waktu selama 3 jam menurut penulis sudah
cukup karena bimbingan manasik dilaksanakan
15
Wawancara langsung dengan Ibu HJ. Linda Ismail, sebagai jamaah
KBIH At-Taqwa, pada tanggal 21 September 2018 16
Wawancara langsung dengan Bapak H. Fauzi Abdul Rahman,
sebagai jamaah KBIH At-Taqwa, pada tanggal 20 September 2018
67
seminggu sekali jika waktunya lebih dari ini ada
kemungkinan jamaah bisa merasa bosan atau jenuh
dan tidak akan efektif.
Dengan beberapa penjelasan di atas, jadi
efektivitas dinilai ekonomis adalah biaya dalam
kegiatan bimbingan manasik haji di KBIH At-Taqwa
sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak ada
pengeluaran biaya lebih untuk hal yang lainnya serta
tidak melibatkan banyak tenaga kerja tetapi bisa
menjalankan tugasnya dengan baik. Selanjutnya
dalam hal peralatan serta ruangan yang dimiliki
KBIH At-Taqwa dapat dipergunakan dengan baik
sehingga jamaah merasa mudah menangkap materi,
namun hanya tempat yang tidak terlalu besar.dan
waktu yang di tetapkan telah efektif bagi jamaah.
Dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji
sudah tentu ada faktor-faktor yang mendukung serta
menghambat dalam pelaksanaan bimbingan manasik.
Di dalam kegiatan bimbingan manasik yang
dilaksanakan oleh KBIH At-Taqwa faktor yang
menjadi pendukung kegiatan bimbingan manasik yaitu
seperti:
a) Tempat atau sarana yang cukup bagus namun
tidak terlalu luas, tetapi nyaman bagi para jamaah
dalam melaksanakan bimbingan manasik.
68
b) Media yang cukup lengkap sehingga jamaah
merasa mudah dalam menanggapi materi-materi
yang disampaikan oleh pembimbing.
c) Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh KBIH
At-Taqwa sudah cukup baik salah satunya yaitu
pemateri atau pembimbing yang sudah
berpengalaman banyak serta ilmu pengetahuan
yang luas tentang haji.
Adapun faktor yang menghambat dalam
pelaksanaan bimbingan manasik haji pada KBIH At-
Taqwa yaitu musim hujan dengan hal ini tidak bisa
melaksanakan kegiatan praktek manasik lapangan
karena jamaah yang tidak hadir 100% serta tempatnya
pun berada diluar area aula KBIHAt-Taqwa maka
kegiatan pun terhambat dan latar belakang jamaah haji
baik dari segi usia, pendidikan maupun pekerjaan.17
17
Wawancara langsung dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad sebagai
Ketua KBIH At-Taqwa pada tanggal 18 September 2018
69
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menganalisa efektivitas pelaksanaan
bimbingan manasik haji yang dilakukan oleh KBIH At-
Taqwa baik dengan cara wawancara maupun observasi
langsung dilapangan, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan bimbingan manasik haji yang dilakukan
KBIH At-Taqwa sudah dinilai efektif. Hal ini dilihat dari
KBIH At-Taqwa telah melaksanakan dengan baik sesuai
dengan peraturan yang di tetapkan pemerintah dan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) KBIH At-
Taqwa yang juga mengacu pada Standar Operasional
Prosdur (SOP) Kementrian Agama Republik indonesia.
2. Dalam hal keefektifitasan bimbingan manasik haji KBIH
At-Taqwa, dapat disimpulkan bahwa:
a. Kegiatan bimbingan manasik haji berhasil sampai
kepada jamaah, karena jamaah dapat merasakan
kekeluargaan dan jamaah dapat mengerti dan menguasai
materi yang disampaikan oleh pembimbing sehingga
jamaah bisa mandiri.
70
b. Pelaksanaan bimbingan yang sesuai dengan jadwal
ditentukan serta mengacu pada standar Operasional
Prosedur yang berlaku, Sumber Daya Manusia (SDM)
yang bertugas telah bertanggung jawab dengan sebaik-
baiknya, dan pembimbingnya berusaha semaksimal
mungkin dalam menyampaikan materi serta metode
yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan manasik
telah efektif bagi jamaah materi-materi yang
disampaikan oleh pembimbing sangat bermanfaat bagi
para jamaah dan mudah dipahami oleh jamaah haji.
c. Biaya dalam kegiatan bimbingan manasik haji di KBIH
At-Taqwa sesuai dengan aturan pemerintah dan tidak
ada pengeluaran biaya lebih untuk hal yang lainnya
serta tidak melibatkan banyak tenaga kerja tetapi bisa
menjalankan tugasnya dengan baik.
B. Saran
1. Agar selalu memberikan bimbingan yang maksimal dan
pelayanan yang semakin baik untuk tahun-tahun
selanjutnya.
2. Sebaiknya tempat pelaksanaan bimbingan manasik agar
lebih diperluas lagi untuk antisipasi ketika peserta atau
jamaah bimbingan manasik yang mendaftar lebih banyak
lagi.
71
Semoga dengan kesimpulan dan saran ini dapat
menjadikan bahan evaluasi untuk KBH At-Taqwa
memberikan pelayanan dalam bimbingan manasik haji yang
lebih baik lagi dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
72
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin dan Zurinal, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian
Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008
Arifin M, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan danPenyuluh Agama, Jakarta:
PT. Golden Terayon Press, 1988
Basyiruddin, Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:
Ciputat Press, 2002
Chunaini, A Saleh Penyelenggaraan Haji Era Reaformasi, Jakarta: Pustaka
Alvabet, November 2008
Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam
(BIMAS ISLAM) dan Penyelenggaraan Haji, Jakarta: Kementrian
Agama, 2003
Direktur Pembinaan Haji, “Prospek, Eksistensi Serta Peran KBIH Dalam
Pembinaan dan Bimbingan Manasik Haji.” Disampaikan pada acara
Seminar Fiqih Haji tanggal 25-7 Mei Bogor
Drucker Peter. F., Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1986
Erman Amti dan Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2008
Erman Amti,Prayitno, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004
F.X Sujadi, Organisasi dan Manajemen: Penunjang berhasilnya proses
manajemen, Jakarta: CV Masagung, 1990
Ghani, Muhammad Ilyas Abdul, Sambutan Menteri Agama RI, Prof. Dr.H.
Said Agil Husin Al-Munawar, MA, buku Sejarah Mekkah, Madinah :
Al-RasheedPrinters, 2003
Hadi Sutrisno, Metode Research III, Yogyakarta: Yyasan Penerbitan Fakultas
Psikologi UGM, 1984
73
Handayaningrat Soewarno, Pengantar Studi Imu Administrasi dan
Manajemen, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1990
Handoko T. Hani, Pengantar Mnajamen, Yogyakarta: BPPE, 2003
Hidayat, Efektivitas Dalam Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1986
Kementrian Agama RI Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah,
Character Building Pembimbing Manasik Haji, Jakarta: Kemenag RI,
2016
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggara Haji dan Umrah,
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Ibadah Haji, Jakarta, 2011
Kementrian Agama RI Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Jakarta, Tuntunan Manasik Haji dan Umroh, Jakarta: Kemenag, 2013
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1998
Latuheru, Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mnegajar Masa Kini,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
Lexy,Mleong J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya 2000
Mullyasa E, Manajemen Berbasi sekolah, Konsep, Strategi, dan
Implementasi, Bandung: PT. Remaja Posdakarya, 2004
Musnawar Thohari, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling Islam,
Yogyakarta: UII Press, 1992
Nidjam Ahmad dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, Jakarta: Zikrul Hakim,
2003
Prayitno, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta,
1999
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Ketiga Jakarta: Balai Pustaka, 2005
74
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga,Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Qasim Shaleh, Peran Kelompok Bimbingan Haji Dalam Perspektif Haji
Mnadiri. Dinamika dan fresfektif haji Indonesia, Jakarta: Cv Duta
Veraga,2010
Rokhmad Ali, Tuntutan Praktis Manasik Haji dan Umrah, Jakarta: Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah,2011
Sadily Hasan, Ensiklopedia Indonesia Jilid II, CES-HAM, Jakarta:
IchtiarBanu- VanHoeve, 1980
Siagin Sondang, Organisasi Kepemimpinan dan Organisasi, Jakarta: CV
Masagung, 1986
Sukardi Ketut Dewa, Proses Bimbingan dan Penyuluhan, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 1995
Torang Syamsir, Organisasi & Manajemen, Bandung, Alfabeta:2014
Umar &Sartono, Bimbingan dan Penyluhan, Bandung, CV. PUSTAKA
SETIA, 2001
Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji,
Pasal 6, Diterbitkan oleh Kementrian Agama pada tahun 2008
Yusuf Syamsul,dkk, Landasan bimbingan dan konseling, Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya,2006
Hasil Wawancara
Wawancara dengan H.Arif Rahman Irsyad
Ketua KBIH At-Taqwa
Pada 18 September 2018
1. Bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan bimbingan
manasik haji yang dilakukan oleh KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Proses perencanaan untuk manasik haji ini kita waktunya hanya
seminggu sih ya sebelum pelaksanaan dimulai karna kan setiap
tahunnya kita ngejalanin bimbingan manasik, paling ya hanya
nyiapin jadwal, buku manasik, sama menyiapkan aula dan
perlengkapannya saja sih sama buat undangan untuk jamaah
saja. Proses pelaksanaannya alhamdulillah kita sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku yang sesuai
dengan aturan pemerintah dan semua jadwal yang telah
diberikan oleh pemerintah dan setiap tahunnya saya selalu
berpacu pada peraturan pemerintah, karena kitakan dibawah
naungan pemerintah ya jadi dari segala bentuk dari mulai
penjelasan tentang ibadah hajinya hingga pelaksanaan ibadah
hajinya , karena kita tugasnya hanya membimbing masyarakat
yang ingin melaksanakan ibadah haji.
2. Bagaimana Standar Operasional Prosedur yangada di KBIH At-
Taqwa?
Jawaban :
SOP yang ada disini itu kita sesuaikan dengan kebijakan
pemerintah yaituKementrian Agama khususnya Kementrian
Agama Tangerang Banten yang merupakan wilayah domisili
kantor. Standar Operasional yang ada pada KBIH At-Taqwa
yaiu mulai dari Menadata Jumlah Jamaah Haji masuk Porsi
Tiap Tersebut lalu kita Membentuk Panitia Pelaksanaan
Bimbingan Manasik Haji setelah itu Membuat undangan
manasik haji, Pendaftaran peserta manasik haji, Pelaksanaan
manasik haji, Penyimpanan dan pengarsipan data calon jamaah
haji yang mengikuti bimbingan manasik haji, dan membuat
laporan pelaksanaan Ibadah Haji tahun terhitung kepada
Kementrian Agama Wilayah. Dengan ini kita sesuaikan SOP
yang ada agar staff kami tidak bingung dan merasa mudah
dalam pengarsipan dokumen dan hal-hal lainnya.
3. Berapa kali pertemuan dalam pelaksanaan bimbingan manasik
haji di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Kita ada 15 kali pertemuan dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji KBIH At-Taqwa yang dilaksanakan sebelum bulan
puasa, namun kita juga menjalankan bimbingan manasik
susulan bagi jamaah yang jarang hadir dalam mengikuti
bimbingan manasik haji yaitu pada bulan puasa dan sekaligus
kita buka puasa dengan jamaah.
4. Bagaimana standar pembimbing yang ada pada KBIH At-
Taqwa?
Jawaban:
Kalau pembimbing kita memang dari keluarga sendiri selain
saya yaitu kedua orang tua saya, karena memang sudah banyak
pengalaman haji dan alhamdulillah sudah mempunyai sertifikasi
sebagai pembimbing termasuk saya sendiri dari Kantor Wilayah
Departemen Aagama Provinsi.
5. Bagaimana proses penunjukkan ustad atau pemateri dalam
bimbingan manasik ahji di KBIH At-Taqwa?
Jawaban :
Proses penunjukkan ustad atau pemateri yang menjadi
pembimbing dalam bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa
yang kita tunjuk atau pilih merupakan ustad-ustad yang
memang kenal dengan kita, selain itu juga yang pernah
mengikuti bimbingan manasik juga di KBIH At-Taqwa dan
juga mempunyai pengalama serta menguasai ilmu pengetahuan
yang luas tentang ibadah haji.
Ketua KBIH At-Taqwa
H. Arif Rahman Irsyad
Nama : Farhan Nabil
Staff KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 18 September 2018
1. Apa saja metode yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan
manasik haji di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Di KBIH At-Taqwa menggunakan metode audio visual,
ceramah serta simulasi dan praktek. Namun di KBIH At-Taqwa
ini lebih banyak kepada prakteknya dibandingkan teori, yang
mana dalam beberapa kali pertemuan pasti di selingkandengan
praktek tapi tergantung dari teorinya sih. Selain itu juga ada
metode pengulangan maksudnya disini kita ada pengulangan
materi seperti ujian soal-soal materi minggu lalu.
2. Bagaimana kinerja panitia dan pengurus yang ada di KBIH At-
Taqwa dalam pelaksanaan bimbingan manasik?
Jawaban:
Alhamdulillah ya yang saya lihat, panitia dan pengurus disini
dapat bretanggung jawab dalam menjalankan pekerjaannya
masing-masing dengan baik ya walaupun sih memang suka ada
aja masalah-masalah kecil namun alhamdulillah masih bisa di
selesaikan secara baik karna kan tidak mungkin berjalan mulus
aja. Selain itu juga saling berinisiatif untuk membantu satu
sama lainnya.
3. Berapa biaya bimbingan manasik haji yang di patokkan oleh
KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Biaya yang dipatokkan oleh KBIH At-Taqwa ini hanya Rp.
3.500.000 karena memang kita mengikuti aturan pemerintah ya
mba dan sesuai dengan akad perjanjian yang ada di KBIH At-
Taqwa dengan jamaah. Kitakan sudah memiliki fasilitas sendiri
seperti aula dan lapangan untuk simulasi praktek jadi kita
gaperlu ke Pondok Gede mba jadi tidak perlu mengeluarkan
banyak biaya, ya paling biaya besarnya hanya untuk upah
pembimbing.
Staff KBIH At-Taqwa
Farhan Nabil
Wawancara dengan Ibu HJ. Uyainah
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 03 Oktober 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Materi yang disampaikan dari awal hingga akhir bimbingan
manasik yang disampaikan oleh pembimbing, alhamdulillah ya
saya cepat mengerti dan mudah dipahami, cara
menyampaikannya pun santai tapi pasti dan juga semuanya
saling berkaitan materi-materinya dari awal sampai selesai.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Kalau menurut saya sih metode yang digunakan KBIH At-
Taqwa ini sudah cukup baik yah, apalagi ya menggunakan
audio visual juga jadi lebih mudah memahaminya, dan setiap
minggunya juga ada pengulangan materi-materi sebelumnya
dan juga terbantu banget sama praktek dan simulasinya.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Manasik yang dilakukan di KBIH At-Taqwa ini tempatnya
cukup nyaman walaupun tidakterlalu besar, dan alhamdulillah
kondusif juga. Speaker dan micnya juga cukup jelas didengar
serta layar gambarnya juga jelas.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
HJ. Uyainah
Wawancara dengan Ibu Hj. Linda Ismail
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 24 September 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Materi yang disampaikan cukup jelas dan mudah dipahami dan
sangat terbantu dengan isi materinya juga lengkap sesuai
dengan yang di buku bimbingan manasik.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Saya merasa senang dengan metode yang dipakai KBIH At-
Taqwa karena kalau kita belum ada yang pahan, bapak ustad
ataupemimbing selalu sabar menjelaskan lagi hingga kita semua
paham, apalagi dengan sering melakukan simulasi dan pratek
kita makin udah paham dan juga ada ujian ulag materi-materi
bimbingan.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Menurut saya alhamdulillah mba sarana atau tempat
bimbingannya sudah cukup nyaman, dan bagusnya KBIH ini
sudah punya tempat bimbingan tersendiri untuk praktek
simulasi ibadah hajijadi gak perlu ke Pondok Gede,
peralatannya pun cukup sangat lengkap yang dimiliki KBIH At-
Taqwa.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
HJ. Linda Ismail
Wawancara dengan Bapak H. Agus Sutrisno
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 30 September 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Materi yang ada pada bimbingan manasik haji KBIH At-Taqwa
mudah dipahami bagi saya, ketika manasik haji saya merasa
mudah karena dalam menyampaikan materi, pembimbing
menjelaskan materi yang cukup baik dan jelas.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Dengan adanya metode praktek dan simulasi ini saya jadi
merasa lebih mudah paham perjalanan ibadah haji.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Saran ayang ada pada KBIH ini sudah cukup mendukung dan
prasarana seperti peralatan yang cukup lengkap dari speaker,
proyektor, layar infokus, mic, dan lainnya sudah cukup baik
digunakan pada saat bimbingan manasik sehingga suara yang
didengar jelas.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
H. Agus Sutrisno
Wawancara dengan Bapak H. Fauzi Abdul Rahman
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 20 September 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban :
Ya materi yang dsampaikan oleh KBIH At-Taqwa sudah bagus
dan mudah dimengerti, apalagi kita dapat buku bimbngannya
jadi sambil baca-baca juga.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Kita jamaah merasa mudah dan terbantu dengan metodeyang
digunakan di KBIHAt-Taqwa ini kn ga hanya seperti ceramah
saja, namun di praktek dan simulasinya juga sering dilakukan
juga jadi lebih mudah memahami tata cara pelaksanaan ibadah
hajinya.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Tempat pelaksanaan manasik cukup nyaman dan baik. Fasilitas
yang dimiliki KBIH At-Taqwa pun lengkap, namun tempatnya
kurang besar mba tetapi cukup untuk menampung saya dan
jamaah lainnya yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
H. Fauzi Abdul Rahman
Wawancara dengan Bapak H. Rafli Ramli
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 26 Oktober 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban :
Menurut saya dalam hal materi bimbingan manasiknya sudah
cukup luas sih pembahasannya dan kita juga dapat buku
bimbingannya yang diberikan oleh KBIH At-Taqwa.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Untuk metode pembelajaran saat bimbingan manasiknya bagus
juga serta baik karena pakai audio visual ditampilkan gambar-
gambar dilayar jadi kita gampang pahamnya selain itu biasanya
juga kita melakukan praktek lapangan dan juga ada ujian
pengulangan materi, jadi selain kita harus memahami kita juga
harus menghafalnya.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Dengan menggunakan audio visual dan penegras suara
alhamdulillah lebih jelas penyampaiannya kepada jamaah dan
tempat pelaksanaan manasiknya sih sudah cukup nyaman.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
H. Rafli Ramli
Wawancara dengan Ibu H. Rosiyah
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
Pada tanggal 20 September 2018
1. Selama pelaksanaan bimbingan manasik haji, bagaimana
materi-materi yang disampaikan pada KBIH At-Taqwa?
Jawaban :
Materi yang disampaikan menurut saya sudah cukup jelas,
tetapi karna saya memang mamsih awam tentang pegetahuan
haji, jadi saya cukup terbantu dengan materi-materi yang
diberikan oleh KBIH At-Taqwa dan alhamdulilah karena ada
buku panduannya saya bisa membaca-baca juga dirumah.
2. Bagaimana metode yang digunakan dalam pelaksnakaan
bimbingan manasik di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Menurut saya metode penyampaiannya sudah caik, karena cara
berbicara pa ustadznya juga enak didengar dan jelas, kalau kita
ada yang belum paham sama pa ustadznya dijelaskan ulang lagi,
alhamdulillah pembimbingnya bagus menurut saya cara
membimbing jamaah hingga paham.
3. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di KBIH At-Taqwa?
Jawaban:
Sarana yang ada di KBIH At-Taqwa sudah lengkap sih dengan
adanya tempat praktek thawaf dan aula yang memadai sudah
sangat membantu saya dan yang lain.
Jamaah Haji KBIH At-Taqwa
H. Rosiyah
FOTO DOKUMENTASI KBIH AT-TAQWA
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada Jamaah KBIH At-Taqwa Tahun 2018
Tempat pelaksanaan di Aula KBIH At-Taqwa
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji Pada Jamaah KBIH At-Taqwa Tahun 2018
Tempat pelaksanaan di Aula KBIH At-Taqwa
Kegiatan Bimbingan Manasik Haji yaitu Ujian Soal Pengulangan Materi pada
Jamaah KBIH At-Taqwa tahun 2018
Tempat pelaksanaan di Masjid At-Taqwa
Foto Dokumentasi Wawancara
Wawancara dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad sebagai Ketua KBIH At-
Taqwa pada tanggal 18 September 2018
Di Kantor PT. Wahana At-Taqwa Assalam Gading Serpong Tangerang
Wawancara dengan Bapak Farhan Nabil sebagai Staff KBIH At-Taqwa pada
tanggal 18 September 2018
Di Kantor PT. Wahana At-Taqwa Assalam Gading Serpong Tangerang
Wawancara dengan Bapak H. Arif Rahman Irsyad sebagai Ketua KBIH At-
Taqwa pada tanggal 03 Oktober 2018
Di Kantor PT. Wahana At-Taqwa Assalam Gading Serpong Tangerang