melalui model pembelajaran problem based …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5332/1/jadi...

96
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION ( PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: NURUL MAGHFIROH NIM : 23060150037 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 01-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1

SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

NURUL MAGHFIROH

NIM : 23060150037

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

2

3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1

SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan S.Pd

Oleh:

NURUL MAGHFIROH

NIM : 23060150037

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

4

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara : Nurul Maghfiroh

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini

kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Nurul Maghfiroh

NIM : 23060150037

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT

ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebur diatas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 20 Maret 2019

Dosen Pembimbing

Dr. Budiyono Saputro, M.Pd

NIP. 19740630 200912 1001

5

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364

Website: www.iainsalatiga.ac.id e-mail: [email protected]

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1

SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019

DISUSUN OLEH

NURUL MAGHFIROH

NIM: 23060150037

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Program Studi

Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 2 April 2019 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd.

Sekretaris Penguji : Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.

Penguji1 : Anggun Zuhaida, M.Pd.

Penguji 2 : Dr. Khusna Widyahrini, M.Si.

Salatiga, 2 April 2019

Dekan,

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

6

DEKLARASI

بسم هللا الرحمن الرحيم

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadaapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 18 Maret

2019

Penulis

Nurul Maghfiroh

23060150037

7

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Nurul Maghfiroh

NIM : 23060150037

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Jurusan : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)

Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ZAT

ADITIF DAN ZAT ADIKTIF MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER 1 SMP NEGERI 2

SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2018/2019.

Menyataan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN

Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya

buat.

Salatiga, 18 Maret 2019

Penulis

Nurul Maghfiroh

23060150037

8

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus

terus bergerak” (Albert Einstein)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Kedua orang tuaku, Bapak Okta Budi Waluyo (Alm) dan Ibu Ririn Siti

Hajar serta Bapak Ahmad Nur Riffa Ramanagara sebagai wujud baktiku

atas segala yang telah mereka berikan kepadaku, kasih sayang, ketulusan,

dan cinta yang selalu mereka berikan tanpa batas. Merekalah sumber

kebahagiaanku, motivasiku, surgaku dan segalanya untukku.

Kakakku Chici dan Tika yang selalu memarahiku dan memberi kecerian

dalam hidupku.

Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan menyemangatiku.

Dosen pembimbingku dan kepala jurusan T.IPA Bapak Dr. Budiyono

Saputro, M.Pd yang selalu sabar membimbingku, memberikan arahan dan

masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas

mendidik dan membimbingku.

9

Bapak Ibu guru SMP Negeri 2 Salatiga yang membantu terselesainya

penelitian ini.

Wahyu Ageng yang selalu sabar dengan segala emosiku dan moodku.

Sahabat-sahabatku PMII, Bocah Ngapak, MendengFams, The JakMania

Salatiga, Jak Angel Salatiga dan Kopaja terimakasih atas jasa kalian yang

tak bisa ku balas satu per satu.

Keluarga KKN Candi Mulyo, Desa Trenten khususnya dusun Banjaran

yang sudah memberikan pengalaman berharga dalam sejarah hidupku.

Teman-teman Tadris IPA angkatan 2015 yang selalu memberi semangat

dalam berbagi ilmu.

Teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan namanya satu per satu

terimaasih atas nasehat, saran dan dukungannya.

Untuk ALMAMATER kebanggaanku, terimakasih atas segalanya.

10

KATA PENGANTAR

بسم هللا الرحمن الرحيم

Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul ‖Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat

Aditif Dan Zat Adiktif Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction

(PBI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran

2018/2019‖ sebagai tugas akhir perkuliahan.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

agung Muhammad SAW. Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini

masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Meskipun demikian,

Alhamdulillah berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis sampaikan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Alam (T.IPA) yang telah memberikan saran yang membangun

kepada peneliti dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah membimbing,

memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Anggun Zuhaida, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah memberikan arahan dan semangat mengerjakan skripsi kepada

peneliti.

11

5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis.

6. Bapak Suhirman, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Salatiga yang

telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMP Negeri 2

Salatiga.

7. Bapak M. Abdul Kharis, S.Pd I selaku guru mata pelajaran IPA kelas VIII

beserta guru-guru dan karyawan SMP Negeri 2 Salatiga.

8. Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga yang sudah berkenan menjadi

subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-

sungguh.

9. Semua keluargaku, saudaraku, sahabatku, dan teman-teman Tadris IPA

angkatan 2015 yang telah berjuang bersama-sama.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan

terimakasih. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih

banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran

yang membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis khususnya dan bagi para pembaca. Aamiin.

Salatiga,

Penulis

Nurul Maghfiroh

12

ABSTRAK

Maghfiroh, Nurul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif dan Zat

Adiktif Melalui Model Pembelajaran Problem Based Instruction

(PBI) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam. Institut

Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro,

M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Zat Aditif, Zat Adiktif, Problem Based

Instruction (PBI).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA

materi zat aditif dan zat adiktif melalui model Problem Based Instruction (PBI)

pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam

penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Salatiga yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini

dilaksanakan selama kurang lebih 1 pada bulan November 2018. PTK ini yang

terdiri dari 2 siklus yang setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang

masing-masing terdiri dari 4 tahapan yaitu terdiri dari 1) Planning, untuk

mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran, dan

membuat instrument penelitian lainnya. 2) Acting, melaksanakan pembelajaran

pada mata pelajaran IPA. 3) Observing, pengambilan data tentang hasil melalui

tes dan lembar pengamatan. 4) Reflecting, menganalisis data hasil pengamatan.

Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan

dokumentasi. Analis data yang digunakan peneliti adalah membandingkan

pencapaian nilai dengan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) dan ditandai

dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data sebagai

berikut: Standart KKM mata pelajaran IPA adalah 75, pada hasil pra siklus

terdapat 4 (14,28%) siswa tuntas belajar, dan 24 (85,71%) siswa belum tuntas

belajar dengan rata-rata kelas 65,3; setelah menggunakan model PBI diperoleh

data siklus I dari hasil test terjadi peningkatan hasil belajar terdapat 13 (46,42%)

siswa tuntas berlajar dan 15 (53,58%) siswa belum tuntas belajar dengan rata-rata

70,14. Siklus II pada hasil test terdapat 25 (89,28%) siswa tuntas belajar dan 3

(10,72%) siswa belum tuntas dengan rata-rata 80,15. Data yang diperoleh dari

siklus I dan II setelah menggunakan model PBI mengalami peningkatan.

13

DAFTAR ISI

Sampul .........................................................................................

..................................................................................................... i

Gambar Berlogo ..........................................................................

..................................................................................................... ii

Halaman Judul .............................................................................

..................................................................................................... iii

Lembar Persetujuan Pembimbing ................................................

..................................................................................................... iv

Pengesahan Kelulusan .................................................................

..................................................................................................... v

Deklarasi ......................................................................................

..................................................................................................... vi

Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................

..................................................................................................... vii

Motto dan Persembahan .............................................................

..................................................................................................... viii

Kata Pengantar .............................................................................

..................................................................................................... x

Abstrak.........................................................................................

..................................................................................................... xii

Daftar Isi ......................................................................................

..................................................................................................... xiii

Daftar Tabel .................................................................................

..................................................................................................... xvi

Daftar Gambar .............................................................................

..................................................................................................... xvii

Daftar Lampiran .........................................................................

.....................................................................................................

xviii

BAB I PENDAHULUAN

14

A. Latar Belakang Masalah

1

B. Rumusan Masalah

4

C. Tujuan Penelitian

4

D. Kegunaan Penelitian

4

1. Kegunaan Teoritis

4

2. Kegunaan Praktis

4

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

5

F. Metode Penelitian

6

1. Rancangan Penelitian

6

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

6

3. Langkah-langkah Penelitian

7

4. Teknik Pengumpulan Data

10

5. Instrumen Penelitian

10

6. Analisis Data

11

G. Definisi Operasional

12

1. Hasil Belajar

12

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

12

15

3. Model Pembelajaran PBI

13

H. Sistematika Penulisan

13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

17

a. Pengertian Hasil Belajar

17

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

18

2. Pembelajaran IPA

20

a. Pengertian IPA

20

b. Tujuan Mata Pelajaran IPA

22

3. Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif

22

a. Zat Aditif

22

b. Zat Adiktif

29

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

29

b. Pengertian Model Pembelajaran PBI

29

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBI

31

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBI

32

B. Kajian Pustaka

34

16

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Per Siklus

37

1. Deskripsi Siklus I

37

2. Deskripsi Siklus II

40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

43

1. Analisis Data Pra Siklus

43

2. Analisis Data Siklus I

45

3. Analisis Data Siklus II

54

B. Pembahasan Hasil Penelitian

62

1. Siklus I

62

2. Siklus II

62

3. Perbandingan Antar Siklus

63

4. Hasil Tes Siswa

64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

67

B. Saran

67

DAFTAR PUSTAKA

69

17

DAFTAR LAMPIRAN

72

18

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus........................................... 43

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I ....... 46

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I ...... 50

Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I............................................... 52

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ...... 54

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus II ..... 58

Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II ............................................ 60

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kinerja Guru ................................. 63

Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa ............................ 64

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar ..................................... 64

19

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksaan PTK ................... 7

Gambar 2.1 Contoh Pewarna Alami ................................... 24

Gambar 2.2 Contoh Pemanis Buatan .................................. 25

Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami ................................. 26

Gambar 2.4 Contoh Penyedap Buatan dan Alami .............. 27

Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami ....................... 28

Gambar 2.6 Contoh Narkotika............................................ 29

Gambar 2.7 Contoh Psikotropika ...................................... 29

20

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Siklus

75

Lampiran 2 Dokumentasi

82

Lampiran 3 Soal Test Siklus I

84

Lampiran 4 Hasil Test Siklus I

88

Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I

90

Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I

92

Lampiran 7 Soal Test Siklus II

93

Lampiran 8 Hasil Tes Siklus II

97

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II

98

Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II

100

Lampiran 11 Surat Pengajuan Judul Skripsi

101

Lampiran 12 Surat Tugas Pembimbing Skripsi

102

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian

103

Lampiran 14 Surat Keterangan Penelitian

105

21

Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup

106

Lampiran 16 Nilai Satuan Kredit Kegiatan

107

Lampiran 17 Lembar Konsultasi

110

22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada Sekolah Menengah Pertama

(SMP) selalu dianggap pelajaran yang identik dengan teori. Sehingga,

pelajaran IPA menjadi pelajaran yang membosankan. Siswa seharusnya

menghilangkan mindset tersebut. Hal ini tidak lepas dari peran seorang guru

mata pelajaran IPA, karena guru yang harusnya bertanggung jawab atas

berlangsungnya transfer ilmu di kelas.

Guru dalam pembelajaran menggunakan model dan metode yang

dapat membuat siswa aktif. Pembelajaran IPA seringkali menggunakan

metode praktikum. Metode Praktikum dilapangan secara tidak langsung

mendidik siswa menjadi warga masyarakat yang sadar dan paham sains

teknologi. Tujuan dari pembelajaran dengan pendekatan sains teknologi

masyarakat adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi anggota masyarakat

yang mampu menerapkan pengetahuan ilmiah dan mengamalkan nilai-nilai

sains untuk mewujudkan tuntutan kehidupan masyarakat yang dapat

memecahkan masalah di lingkungan sekitar (Nasriani, 2013). Selain metode

pembelajaran, model pembelajaran harus mendukung dalam proses

penyampaian materi kepada siswa. Model Problem Based Instruction (PBI)

merupakan proses pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa,

sehingga menekankan siswa untuk mampu berpikir kritis dalam penyajian

masalah nyata yang terkait dengan materi yang akan dipelajari dan

23

menemukan konsep untuk memecahkan masalah tersebut (Wati dan

Harmanto, 2015).

Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif merupakan materi yang ada di

dalam Mata Pelajaran IPA. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran

yang wajib dipelajari oleh semua peserta didik di SMP Negeri 2 Salatiga dari

kelas VII sampai IX. Mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik untuk

dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih makanan di kehidupan

sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan QS. Al-Baqarah : 168 yang berbunyi:

ه و إ ان ط يأ الش ات طى ىا خ ع ب ت ت ل ا و ا ب ي لا ط ل ح ض رأ ا في الأ م ىا م ل اس ك لى ا ا ه ي أ ا ي

يه ب و م د مأ ع ك ل

Artinya : Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah

setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah : 168)

(Al-Qur’an dan Terjemah: 25). Berdasarkan ayat tersebut mengandung

makna bahwa Allah SWT memerintahkan kepada manusia untuk memakan

makanan yang halal dan baik yang ada di bumi. Makanan halal adalah segala

sesuatu yang dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia yang dapat

menghilangkan rasa lapar dan memberikan tenaga bagi tubuh manusia.

Makanan halal dan baik dapat kita ketahui dengan adanya label halal dari

Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi untuk jajanan yang ada di sekolah

terutama pedagang kaki lima masih belum ada label tersebut, dan cara mudah

mengetahui apakah makanan itu baik untuk di konsumsi adalah mengetahui

24

ciri-ciri zat yang terkandung didalamnya. Hal itu dapat dipelajari pada mata

pelajaran IPA materi Zat Aditif dan Zat Adiktif.

Hasil wawancara dengan guru pengampu IPA di SMP Negeri 2

Salatiga, yaitu Bapak M. Abdul Kharis, diperoleh informasi bahwa kegiatan

pembelajaran di masa lalu cenderung masih menggunakan metode ceramah,

sehinga pembelajarannya monoton dan membosankan. Umpan balik yang

diberikan peseta didikpun juga kurang. Peserta didik dapat dikatakan

cenderung pasif. Dilihat dari hasil ujian sebelumnya di beberapa kelas VIII

menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai

peserta didik yang masih banyak belum mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM), dari semua kelas VIII, nilai peserta didik yang masih

banyak belum mencapai KKM adalah kelas VIII, yaitu sekitar 39,3%. Hal ini

menunjukkan penguasaan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA

belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Berdasarkan identifikasi guru

IPA, hal ini berkaitan dengan rendahnya minat dan motivasi sehingga siswa

kurang bersemangat dan cepat bosan saat pembelajaran berlangsung dan

mempengengaruhi hasil belajar siswa.

Model Pembelajaran Problem Based Intruction (PBI) di beberapa

daerah sudah banyak dijumpai seperti di Surabaya, Semarang dan Jakarta.

Dari hasil penelitian yang ada Model pembelajaran ini dapat meningkatkan

sikap ilmiah dan keaktifan siswa sehingga pelajaran dapat diserap dengan

baik.

25

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang

mendorong peneliti untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Zat Aditif Dan Zat

Adiktif Malalui Model Pembelajaran Problem Based Intruction (PBI)

Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga Tahun

Pelajaran 2018/2019”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti mengajukan rumusan masalah

sebagai berikut:

Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi zat aditif dan zat adiktif kelas

VIII semester 1 di SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2018/2019?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

IPA materi zat aditif dan zat adiktif melalui model pembelajaran Problem

Based Introduction (PBI) pada siswa kelas VIII semester 1 di SMP Negeri 2

Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan tentang

penerapan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dalam

pembelajaran IPA di SMP.

26

2. Kegunaan Praktis

a. Untuk siswa, dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA.

b. Untuk guru, dapat digunakan sebagai sarana dalam meningkatkan

kualitas dan profesionalisme dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran IPA.

c. Untuk sekolah, sebagai perbaikan proses pembelajaran dan

peningkatan mutu sekolah.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru

dalam pembelajaran IPA adalah penerapan model pembelajaran Problem

Based Intruction (PBI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi

zat aditif dan zat adiktif kelas VIII semester 1 di SMP Negeri 2 Salatiga

tahun pelajaran 2018/2019.

2. Indikator Keberhasilan

a. Secara Individu

Siswa dapat mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah

ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA materi zat

aditif dan zat adiktif.

27

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu kelas

mendapat nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto, 2009: 102).

SMP Negeri 2 Salatiga telah menetapkan kriteria ketuntasan minimal

pada mata pelajaran yaitu 75.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan lebih baik dan hasil belajar siswa meningkat

(Uno, 2011: 41)

Tindakan pada siklus I dan siklus II dilakukan dalam rentang

waktu satu kali pertemuan. Setelah kegiatan pembelajaran siklus I

dilaksanakan, maka hasilnya dianalisis dan dilanjutkan pada kegiatan

pembelajaran siklus II. Setelah pembelajaran siklus II, hasilnya

dianalisis kemudian ditindaklanjuti dengan pembelajaran siklus III.

Perbedaan pada tiap siklus terletak pada materi pembelajarannya. Siklus

I dilakukan dengan materi pembelajaran praktikum kandungan pewarna

pada makanan dan minuman, sedangkan pada siklus II materi

pembelajarannya praktikum kandungan boraks dalam makanan.

28

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Subjek

Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas VIII-C SMP Negeri 2

Salatiga sejumlah 28 siswa dengan komposisi 9 siswa laki-laki dan

19 siswa perempuan, sementara kolaboratornya adalah bapak M.

Abdul Kharis.

b. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga yang

berlokasi di Jl. RA Kartini No. 26, Salatiga, Sidorejo, Kota

Salatiga.

c. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tanggal 15 November

2018 dan 22 November 2018 jam pelajaran ke 56 dimulai pukul

10.0011.20 pada semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti ditunjukkan

pada Gambar 1.1.

29

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK

(sumber: Uno, 2011)

Tahapan-tahapan penelitian pada tiap siklus pembelajaran sesuai

dengan Gambar 1.1 diuraikan sebagaimana tertulis di bawah ini:

a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus

dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.

Pada tahap ini, peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,

di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

1) Membuat skenario pembelajaran dengan penerapan model

pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Mempersiapkan sumber belajar.

Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II Refleksi

Pengamatan

dst

Perencanaan

30

4) Menyusun soal evaluasi untuk siswa

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan

tindakan kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama pembelajaran

berlangsung, tindakan ini untuk mengetahui hasil belajar siswa

setelah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran PBI. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan,

yaitu: pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian

dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut

meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan

pembelajaran.

31

d. Tahap Refleksi (Reflection)

Berdasarkan kegiatan di atas maka peneliti memperoleh

berbagai data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

Selanjutnya data tersebut dikelompokkan dan di analisis dengan

teknik yang sesuai.

Adapun kegiatan guru selama proses ini adalah:

1) Mencermati hasil pembelajaran dan mengkaji sejauh mana

kompetensi yang ingin dicapai telah dikuasai siswa.

2) Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-

langkah tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan

tindakan lagi secara lebih terfokus

3) Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai,

4) Menindaklanjuti hasil pencapaian siswa.

5) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Metode observasi, digunakan untuk mendapatkan data

mengenai keadaan kelas, suasana pembelajaran, kreatifitas

guru, dan keaktifan siswa.

b. Metode tes, digunakan sebagai data untuk mengukur

kemampuan siswa.

c. Metode wawancara, digunakan sebagai penunjang data

penelitian ini.

32

d. Metode dokumentasi, digunakan sebagai pelengkap data

meliputi pengumpulan dokumen yang sudah ada, yakni nilai-

nilai ulangan siswa, proses pembelajaran, dan foto-foto saat

kegiatan pembelajaran menggunakan model PBI.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Pada penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan

adalah sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan unruk mengamati secara langsung

kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran, berupa lembar

pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa.

b. Soal

Soal digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari kegiatan belajar

mengajar.

c. RPP

RPP yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang digunakan

guru sebagai acuan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

33

6. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan pengamatan dan

refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang

terdapat dalam tes dan format pengamatan lainnya. Teknik analisis data

dalam penelitian ini untuk menguji hasil belajar IPA materi zat aditif

dan zat adiktif kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga dengan

cara memberikan tes pada tiap siklusnya. Presentase tiap-tiap kegiatan

dengan diperoleh dengan menggunakan rumus presentase:

P =

x 100%

Keterangan:

P : Persentase Ketuntasan

X : Jumlah Siswa yang Tuntas

Xi : Jumlah Siswa

G. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dituju, boleh jadi merupakan kemampuan baru

sama sekali, boleh juga merupakan penyempurnaan atau pengembangan

dari suatu kemampuan yang telah dimiliki (Winkel, W. S, 1996).

Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran biasanya guru menetapkan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Siswa yang berhasil dalam

pembelajaran adalah siswa yang berhasil mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran yang ditandai dengan tercapainya nilai Kritera Ketuntasan

34

Minimal (KKM). KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPA di SMP

Negeri 2 Salatiga adalah 75.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu proses yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan

mencapai tujuan-tujuan belajar yang sudah ditentukan.

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Jasa (2012: 52) merupakan

ilmu yang mempelajari tentang kenyataan alam semesta, mulai dari hukum

fisika dasar, sistem dan mekanisme biologi makhuk hidup smpai dengan

perubahan-perbahan reaksi kimia yang terjadi di dalamnya. IPA

merupakan rumpun ilmu yang memiliki karateristik khusus yaitu

mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan

(reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya. Cabang

ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini antara lain Biologi,

Fisika, IPA, Astronomi/ Astrofisika, dan Geologi (Wisudawati, 2014: 22).

Pembahasan IPA yang dibahas dalam pembelajaran ini adalah tentang

tentang peristiwa alam beserta dampaknya.

35

3. Medel Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

PBI didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang

menggunakan masalah sebagai titik awal untuk mengakuisi pengetahuan

baru. PBI bertujuan untuk memecahkan masalah keseharian (autentik)

yang dekat dengan siswa. Dalam model pembelajaran PBI, guru berperan

mengajukan masalah, membimbing dan memfasilitasi penyelidikan serta

mendukung proses belajar mengajar sehingga siswa terbiasa memandang

suatu masalah dari berbagai disiplin ilmu secara mandiri (Ibrahim, 2005:

20).

Model PBI ini merupakan suatu model pembelajaran yang

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik, dalam proses

pembelajarannya siswa dihadapkan kepada masalah kehidupan nyata

sebagai sesuatu yang harus dipelajari dan sebagai salah satu cara untuk

melatih serta meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dan memecahkan

masalah serta mendapat pengetahuan dan konsep penting (Meiyastuti,

2009).

H. Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan penelitian ini menjadi tiga bagian, masing-masing

bagian dapat diperinci kedalam bagian yang lebih kecil seperti tertulis di

bawah ini:

36

1. Bagian Awal meliputi:

a. Halaman Sampul

b. Halaman Judul

c. Lembar Logo IAIN

d. Persetujuan Pembimbing

e. Pernyataan Keaslian Tulisan

f. Pengesahan Kelulusan

g. Moto dan Persembahan

h. Kata Pengantar

i. Abstrak

j. Daftar isi

k. Daftar Tabel

l. Daftar Gambar

m. Daftar Lampiran

2. Bagian Inti

Bagian inti skripsi PTK memuat: pendahuluan, landasan teori,

pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembasan, penutup.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Kegunaan Penelitian

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

37

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Subjek Penelitian

3. Langkah-langkah Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

5. Instrumen Penelitian

6. Pengumpulan Data

7. Analisis Data

G. Sistematika Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

B. Kajian Pustaka

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus

B. Pembahasan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri dari :

38

Daftar Pustaka

Lampiran

39

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Di dalam Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara

etimologis belajar memiliki arti "berusaha memperoleh kepandaian

atau ilmu". Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah

sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha

untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia

untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian

yang belum dipunyai sebelumnya. sehingga dengan belajar itu

manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dan dapat

melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.

Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai

macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak

manusia lahir sampai akhir hayat (Baharuddin, 2007: 11). Suatu

proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan

dinamakan menggali hasil belajar (Aunurrahman, 2016: 183).

40

Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar sebagai

hasil interaksi dengan dunia fisik dan lingkunganannya. Hasil

Belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui

pembelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang

mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Suyono dan

Hariyanto, 2011: 127)

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan

kognitif, efektif dan psikomotorik. domain kognitif adalah

pengetahuan, ingatan (knowledge); pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh (comprehension); menerapkan (application);

menguraikan, menentukan hubungan (analysis);

mengorganisasikan, merencanakan, membentuk, bangunan baru

(synthesis); dan menilai (evaluation). Domain afektif adalah

receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons),

valuting (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-

routine, dan rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual.

sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi

kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil belajar adalah

perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja. artinya, hasil pelajaran yang

dikatagorikan komprehensif (Suprijono, 2011: 7).

41

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses

belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar yang dapat

muncul selama proses belajar berkaitan dengan sikat terhadap

belajar, motivasi, konsentrasi, pengelolaan pesan pembelajaran,

menyimpan pesan, menggali kembali pesan yang telah tersimpan,

unjuk hasil belajar. sedangkan dari dimensi guru, bahan belajar dan

sumber belajar (Aunurrahman, 2016: 177).

a) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam

diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu.

1) Faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang

berhubungan dengan kondisi fisik individu. pancaindra yang

berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar

dengan baik pula. oleh karena itu, baik guru maupun siswa

perlu menjaga pancaindra dengan baik.

42

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis

seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. beberapa

faktor psikologis yang memengaruhi proses belajar adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

b) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial

dan faktor lingkungan nonsosial.

Dari uraian diatas prnulis sepaham dengan (Aunurrahman,

2016: 177) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam belajar

adalah diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar. Jika dalam diri

seorang siswa sudah memiliki motivasi yang kuat maka proses

belajar akan berjalan lancar ditambah keluarga dan lingkungan

sekitar yang mendukung. Sebaliknya jika motivasi dalam diri

seorang siswa sudah kurang, keluarga dan lingkungan sekitar juga

tidak mendukung proses pembelajaran, maka hasil belajar tidak

baik.

43

2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang

diperoleh secara ilmiah artinya diperoleh dengan metode ilmiah.

Dua sifat utama ilmu adalah rasional, artinya masuk akal, logis

atau dapat diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan

objeknya sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan

pengamatan. IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.

IPA adalah suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut

didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan trhadap gejala-

gejala alam. Bagaimanapun suatu teori dirumuskan, tidaklah

dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil observasi atau

pengamatan. Fakta-fakta tentang gejala kebendaan alam diselidiki

dan diuji berulang-ulang melalui percobaan-percobaan

(eksperimen), kemudian berdasarkan hasil eksperimen itulah

dirumuskan keterangan ilmiahnya (teorinya). Teori itupun tidak

dapat berdiri sendiri, teori tersebut didasari oleh suatu hasil

pengamatan (Aly, dkk, 1991: 18)

IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau

meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam

seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya.

Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam satu persatu, serta

44

mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan sains

semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah

lebar. Namun demikian dari segi waktu, jarak semakin lama

semakin sempit, sehingga semboyan ―sains hari ini adalah

teknologi hari esok merupakan semboyan berkali-kali dibuktikan

oleh sejarah‖. Bahkan kini, sains dan teknologi mengetuhi budaya

ilmu pengetahuan dan teknologi yang saling mengisi

(komplementer), ibarat mata uang, di satu sisinya mengandung

hakikat sains (the nature of science) dan sisi yang lainnya

mengandung makna teknologi (the meaning of technology)

(Samatowa, 2009: 2).

b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Berbagai alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA

dimasukkan di dalam suatu kurikulum sekolah yaitu :

a. Bahwa IPA bermanfaat bagi suatu bangsa, kiranya hal itu tidak

perlu dipersoalkan panjang lebar. Kesejahteraan materil suatu

bangsa banyak sekali tergantung pada lemampuan bangsa itu

dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar teknologi, dan

disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.

b. IPA melatih siswa berfikir kritis dan objektif. Pengetahuan

yang benar artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak

ukur kebenaran ilmu, yaitu rasional dan objektif. Rasional

artinya masuk akal atau logis, diterima oleh akal sehat.

45

Sedangkan objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai

dengan kenyataan atau sesuai dengan pengalaman pengamatan

melalui panca indera (Samatowa, 2011: 4)

3. Materi Zat Aditif dan Zat Adiktif

a. Zat Aditif

Zat aditif merupakan bahan yang ditambahkan dengan

sengaja ke dalam makanan atau minuman dalam jumlah kecil saat

pembuatan makanan. Penambahan zat aditif bertujuan untuk

memperbaiki penampilan, cita rasa, tekstur, aroma, dan untuk

memperpanjang daya simpan. Selain itu, zat aditif dapat

meningkatkan nilai gizi makanan dan minuman seperti

penambahan protein, mineral, dan vitamin.

Berdasarkan fungsinya, zat aditif pada makanan dan

minuman dapat dikelompokkan menjadi pewarna, pemanis,

pengawet, penyedap, pemberi aroma, dan pengental

(Kemendikbud, 2017: 211).

1) Pewarna

Pewarna adalah bahan yang ditambahkan pada makanan

atau minuman dengan tujuan memperbaiki atau memberi warna

pada makanan atau minuman agar menarik. Pewarna alami

dapat diperoleh dari alam, misalnya dari tumbuhan dan hewan.

Pewarna alami memiliki keunggulan, yaitu lebih sehat dan

tidak menyebabkan efek samping apabila dikonsumsi

46

dibandingkan dengan pewarna buatan. Namun, pewarna alami

memiliki beberapa kelemahan, yaitu cenderung memberikan

rasa dan aroma khas yang tidak diinginkan, warnanya mudah

rusak karena pemanasan, warnanya kurang kuat (pucat) dan

jenisnya terbatas dan kurang praktis jika digunakan, karena

menggunakan pewarna alami harus dengan cara mencari

ekstrak dari tumbuhan terlebih dahulu. Berikut adalah gambar

beberapa contoh dari sumber pewarna alami yang mudah kita

temui dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Contoh Sumber Pewarna Alami

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pewarna buatan diperoleh melalui proses reaksi

(sintesis) kimia menggunakan bahan yang berasal dari zat

kimia sintetis. Pewarna pada umumnya mempunyai struktur

kimia yang mirip dengan struktur kimia pewarna alami.

47

Pewarna sintetis ada yang dibuat khusus untuk makanan

dan ada pula untuk industri tekstil dan cat.

2) Pemanis

Pemanis merupakan bahan yang ditambahkan pada

makanan atau minuman sehingga dapat menyebabkan rasa

manis pada makanan atau minuman. Bahan pemanis

dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan

pemanis buatan.

Pemanis alami yang umumnya digunakan untuk

membuat rasa manis pada makanan dan minuman adalah gula

pasir (sukrosa), gula kelapa, gula lontar, dan gula bit.

Penggunaan pemanis alami juga perlu mengikuti takaran

tertentu, seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Contoh Pemanis Alami

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pemanis buatan mempunyai rasa manis hampir sama

atau lebih manis dibandingkan dengan pemanis alami. Pemanis

buatan dibuat dengan tujuan sebagai pengganti gula alami.

Beberapa contoh pemanis buatan adalah siklamat, aspartam,

48

kalium asesulfam, dan sakarin. Pemanis buatan dapat

digunakan untuk menggantikan pemanis alami bagi orang-

orang yang tidak diperbolehkan mengonsumsi pemanis alami,

seperti penderita kencing manis.

3) Pengawet

Pengawet adalah zat aditif yang ditambahkan pada

makanan atau minuman yang berfungsi untuk menghambat

kerusakan makanan atau minuman. Kerusakan makanan dapat

disebabkan oleh adanya mikroorganisme yang tumbuh pada

makanan dan minuman. Berikut adalah gambar dari pengawet

alami yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari,

seperti pada Gambar 2.3;

Gambar 2.3 Contoh Pengawet Alami

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

4) Penyedap

Penyedap makanan adalah bahan tambahan makanan

yang digunakan untuk meningkatkan cita rasa makanan. Selain

penyedap alami, terdapat juga penyedap buatan, yang

umumnya digunakan pada makanan adalah vetsin yang

49

mengandung senyawa monosodium glutamat (MSG) atau

mononatrium glutamat (MNG). Senyawa ini dibuat dari

fermentasi tetes tebu dengan bantuan bakteri Micrococcus

glutamicus. Banyak ahli kesehatan berpendapat bahwa

penggunaan MSG yang berlebihan dapat menimbulkan

penyakit yang dikenal dengan nama Sindrom Restoran Cina

dengan gejala pusing, mulut terasa kering, lelah, mual, atau

sesak napas. Contoh penyedap rasa buatan dan alami dalam

kehidupan sehari-hari dicontohkanseperti pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4 Contoh Penyedap Buatan dan Alami

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

5) Pemberi Aroma

Pemberi aroma adalah zat yang memberikan aroma

tertentu pada makanan atau minuman. Penambahan zat pemberi

aroma dapat menyebabkan makanan atau minuman memiliki

daya tarik tersendiri untuk dinikmati. Zat pemberi aroma dapat

berasal dari bahan segar atau ekstrak dari bahan alami,

diantaranya adalah ekstrak buah nanas, anggur, minyak atsiri,

50

dan vanili.

Pemberi aroma yang merupakan senyawa sintetis atau

disebut dengan essen, misalnya amil kaproat (aroma apel), amil

asetat (aroma pisang ambon), etil butirat (aroma nanas), vanilin

(aroma vanili), dan metil antranilat (aroma buah anggur)

(Zubaidah, 2007). Berikut beberapa gambar dari contoh

pemberi aroma yang sering dijumpai dikehidupan kita sehari-

hari, seperti pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Contoh Pemberi Aroma Alami

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Zat Adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang apabila dikonsumsi dapat

menyebabkan ketergatungan (adiksi) atau ingin menggunakannya

secara terus menerus (ketagihan).

51

Zat adiktif alami yang biasa dikonsumsi adalah kafein yang

ada dalam kopi, dan theine yang ada di dalam teh. Adapun jenis-

jenis zat adiktif adalah:

1) Narkotika

Narkotika merupakan zat berbahaya yang tidak boleh

digunakan tanpa pengawasan dokter. Narkotika adalah zat

atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau

mengurangi rasa nyeri, dan menyebabkan ketergantungan bagi

penggunanya, bentuk dari narkotika seperti pada Gambar 2.6;

Gambar 2.6 Contoh Narkotika

(Sumber: Salamadian, 2017)

2) Psikotropika

Zat ini merupakan obat yang berkhasiat psiko-aktif yang

memengaruhi mental dan perilaku seseorang. Misalnya orang

yang sulit tidur, bila meminum obat tidur (golongan

psikotropika) dapat menyebabkan tidur nyenyak. Oleh sebab

itu penggunaan psikotropika harus sesuai dengan resep dokter.

Gambar dari psikotropika ini seperti pada Gambar 2.8;

52

Gambar 2.7 Contoh Psikotropika

(Sumber: Nurjayanti, 2017)

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

a. Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Instruction

Model PBI ini merupakan suatu model pembelajaran yang

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik, dan

bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa untuk

melakukan pembelajar mandiri serta percaya diri (Ibrahim dan Nur,

2000).

Model PBI merupakan proses pembelajaran yang menekankan

pada keaktifan siswa, sehingga menekankan siswa untuk mampu

berfikir kritis dalam penyajian masalah tersebut. Model PBI adalah

salah satu aletrnatif model pembelajaran yang perlu diterapkan dalam

penerapan kurikulum 2013 yang merangsang siswa untuk mampu

berpikir kritis karena pada pembelajaran ini siswa ditekankan

bersikap aktif. Pembelajaran PBI memfokuskan pada penyajian

masalah nyata yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang harus

dipecahkan oleh siswa.

53

Salah satu ciri dari PBI adalah mengorientasikan siswa pada

masalah yang autentik, sehingga siswa tidak hanya mempelajari

konsep saja, tetapi juga metode ilmiah dalam memecahkan masalah

tersebut (Ibrahim, 2010: 10).

Model PBI adalah model pembelajaran yang menggunakan

masalah kehidupan nyata sebagai konteks untuk belajar tentang cara

berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk

memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari materi

pelajaran (Nurhadi. 2004).

Selain itu, Nasution (1999) menyatakan bahwa pemecahan

masalah memerlukan keterampilan berpikir yang banyak ragamnya

termasuk mengamati, melaporkan, mendiskripsi, menganalisis,

mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, meramal, menarik

kesimpulan dan membuat generalisasi berdasarkan informasi yang

dikumpulkan.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran PBI

Penerapan model PBI dalam pembelajaran Zat Aditif dan Zat

Adiktif yang dimodifikasi dari Suparmanto (2004) dilakukan dalam

dua tahap yaitu tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan.

54

a. Tahap Perencanaan

1) Guru merancang masalah yang akan diajukan kepada siswa

yang berkaitan dengan konsep Zat Aditif dan Zat Adiktif.

2) Perumusan berdasarkan masalah autentik, mengandung teka-

teki, tidak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan

kerjasama, bermakna bagi siswa, dan konsisten dengan tujuan

kurikulum.

3) Siswa diminta menyelidiki suatu masalah yang diajukan oleh

guru untuk menemukan pemecahan melalui penyelidikan dan

eksperimen.

4) Guru menyiapkan kebutuhan untuk penyelidikan atau

eksperimen siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Guru menyajikan situasi masalah yang sesuai.

2) Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar.

a) Guru membagi siswa dalam kelompok.

b) Guru menyediakan waktu yang cukup untuk berdiskusi

menemukan cara pemecahan masalah.

3) Guru membantu siswa dalam melakukan penyelidikan

individual atau kelompok melalui tanya jawab dalam hal :

a) Membimbing siswa dalam mengumpulkan data

b) Membimbing siswa dalam bereksperimen.

55

c) Membimbing siswa berhipotesis, menjelaskan dan

memberi pemecahan.

4) Guru meminta siswa untuk mengembangkan dan menyajikan

hasil karya dalam bentuk laporan tertulis.

5) Guru membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based

Instruction

Model PBI memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

a. Siswa dilibatkan dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan

dapat terserap dengan baik.

b. Siswa dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain

c. Siswa memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber belajar.

d. Dapat memperoleh dari berbagai sumber.

e. Siswa berperan aktif dalam KBM.

f. Siswa lebih memahami konsep IPA yang diajarkan sebab mereka

sendiri yang menemukan konsep tersebut.

g. Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan

menuntut keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.

h. Pembelajaran lebih bermakna.

i. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran IPA sebab masalah

yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari.

j. Menjadikan siswa lebih mandiri

56

k. Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan

menerima pendapat orang lain.

l. Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih

mengemukakan pendapat.

(Sugiyanto, 2009)

Selain itu, model PBI memiliki kelemahan antara lain:

a. Untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat

tercaapai.

b. Membutuhkan banyak waktu dan dana.

c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

d. Tidak setiap materi IPA dapat diajarkan dengan model PBI.

e. Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti laboratorium,

tempat duduk siswa yang terkondisikan untuk belajar kelompok,

perangkat pembelajaran, dll.

f. Menuntut guru membuat perencanaan pembelajaran lebih matang.

g. Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya

maksimal 30 siswa perkelas.

57

B. Kajian Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pedha (2017), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan

metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas

VIII SMP Negeri 1 Wanukaka tahun pelajaran 2016/2017.

Peningkatan ini ditandai dengan meningkatnya hasil posttest yaitu p =

0,043 < α = 0,05, berdasarkan mean dapat meningkatkan nilai

karakter, namun berdasarkan statistik tidak dapat meningkatkan nilai

karakter peserta didik terbukti dengan nilai p = 0,0485 dan α = 0,05;

karena p>α maka tidak signifikan. Ada dua nilai karakter yang

meningkat paling menonjol yaitu kerjasama dan kedisiplinan.

2. Nasriani (2012), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

penggunaan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri Baruga ditandai dengan perbandingan hasil

siklus I ketuntasan yaitu 52,94%, aktivitas siswa berada pada kategori

cukup yaitu 68% dengan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 90%,

aktivitas siswa berada pada kategori baik yaitu 87,5%.

3. Meiyastuti (2009), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

penerapapan model pembelajaran bedasarkan masalah (Problem

Based Instruction) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII

SMP Negeri 22 Semarang ditandai dengan adanya perbedaan yang

signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, berdasarkan

58

hasil analisis menunjukkan ketuntasan belajar kelas eksperimen

(92,5%) lebih besar di banding kelas kontrol (67,5%).

4. Wati dan Harmanto (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

dapat meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa kelas X SMK

Negeri 6 Surabaya ditandai dengan adanya peningkatan nilai rata-rata

posttest kelas eksperimen sebesar 3,19 dan kelas kontrol 2,75.

5. Destaria dkk (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

dapat berpengaruh terhadao self efficacy dan hasil belajar siswa kelas

VII SMP Negeri 2 Seputih Mataram ditandai dengan adanya

peningkatan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen (62,2) dan kelas

kontrol (54).

6. Malik (2015), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat

meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains

mahasiswa angkatan 2012/2013 pada mata kuliah Fisika Dasar

ditandai dengan adanya peningkatan konsep dengan N-gain sebesar

0,33 dengan interpretasi sedang, rata-rata keterampilan proses

mahasiswa sebesar 82,28 dengan interpretasi baik sekali.

59

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu memiliki kesamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu menggunakan

model pembelajaran model PBI dan metode praktikum untuk

meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada

subyek, materi pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian dan hasil

dari penelitian yang dilakukan.

60

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Per Siklus

1. Deskripsi Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 15 November

2018 jam pelajaran ke 5—6 dimulai jam 10.0011.20 selama 80

menit. Materi pembelajaran dalam siklus I ini adalah menganalisis

pewarna sintetis pada makanan dan minuman. Pelaksanaan

pembelajaran siklus I dipaparkan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam pembelajaran siklus I, peneliti

bersama guru IPA melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), butir-butir

soal, dan lembar observasi.

b. Tindakan

Tahap tindakan dalam pembelajaran siklus I meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Bapak M. Abdul Kharis S.Pd selaku guru memasuki ruang

kelas bersama dengan peneliti dan teman sejawat yang akan

bertindak sebagai pengamat (observer). Guru memberi salam

kepada siswa kemudian memulai pembelajaran dengan

61

mengabsen siswa dan memberi motivasi kepada siswa dengan

menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran ini guru menggunakan

model pembelajaran model Problem Based Instruction (PBI).

Kegiatan inti dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan

Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai

b) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu membagikan

Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompok

c) Masing-masing kelompok memahami isi dari LKS terlebih

dahulu dan diberi waktu untuk bertanya jika ada yang

tidak jelas

d) Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok

mengerjakan sesuai tugasnya masing-masing

e) Memulai praktikum dan menganalisis satu persatu bahan

yang di amati

f) Setiap kelompok mengumpulkan hasil dari praktikum.

g) Setiap siswa mengerjakan post test secara individu.

62

3) Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa menyimpulkan materi dan analisis

dari praktikum yang sudah dilakukan.

c. Observasi

Pada tahap observasi, peneliti melaksanakan kegiatan

pengamatan terhadap jalannya kegiatan pembelajaran siklus I.

Adapun hal-hal penting yang diamati antara lain:

1) Memperhatikan respon siswa pada saat pembelajaran.

2) Mengamati situasi selama proses praktikum.

3) Mengamati kinerja siswa selama proses praktikum.

4) Memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama guru IPA

setelah selesai kegiatan pembelajaran siklus I dengan melihat hasil

lembar pengamatan guru dan siswa. Adapun kegiatan refleksi ini

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru belum dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang direncanakan.

2) Kesiapan siswa menjelang pembelajaran dimulai terlihat masih

kurang

3) Perhatian siswa saat guru menjelaskan mengenai materi

pembelajaran terlihat masih kurang

4) Beberapa siswa berbicara sendiri dan mengganggu teman

63

5) Beberapa siswa tidak berkontribusi (tidak mengerjakan apapun)

dalam kelompok saat praktikum berjalan

2. Deskripsi siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan pada kamis, 22 November

2018 jam pelajaran ke 5—6 dimulai jam 10.00—11.20 selama 80

menit. Materi pembelajaran dalam siklus II ini adalah menganalisis

pengawet di dalam makanan. Pelaksanaan pembelajaran siklus II

dipaparkan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam pembelajaran siklus II, peneliti

bersama guru IPA melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain:

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), butir-butir

soal, dan lembar observasi.

b. Tindakan

Tahap tindakan dalam pembelajaran siklus II meliputi hal-hal

sebagai berikut:

1) Kegiatan Pendahuluan

Bapak M. Abdul Kharis S.Pd selaku guru memasuki

ruang kelas bersama dengan peneliti dan teman sejawat yang

akan bertindak sebagai observer (pengamat). Guru memberi

salam kepada siswa kemudian memulai pembelajaran dengan

mengabsen siswa dan memberi motivasi kepada siswa dengan

menyampaikan tujuan dari materi yang akan dipelajari

64

2) Kegiatan Inti

Kegiatan inti dalam pembelajaran ini guru menggunakan

model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI).

a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan

Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai.

b) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu membagikan

LKS pada setiap kelompok.

c) Masing-masing kelompok memahami isi dari LKS

terlebih dahulu dan diberi waktu untuk bertanya jika ada

yang tidak jelas.

d) Kemudian masing-masing siswa dalam kelompok

mengerjakan sesuai tugasnya masing-masing.

e) Memulai praktikum dan menganalisis satu persatu bahan

yang di amati.

f) Setiap kelompok mengumpulkan hasil dari praktikum.

g) Setiap siswa mengerjakan post test secara individu.

3) Kegiatan Penutup

Guru mengajak siswa menyimpulkan materi dan analisis

dari praktikum yang sudah dilakukan.

c. Observasi

1) Memperhatikan respon siswa pada saat pembelajaran.

2) Mengamati situasi selama proses praktikum.

65

3) Mengamati kinerja siswa selama proses praktikum.

4) Memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran.

d. Refleksi

Kegiatan refleksi dilaksanakan oleh peneliti bersama dengan

guru IPA setelah selesainya kegiatan pembelajaran siklus II dengan

cara melihat hasil lembar pengamatan guru dan siswa. Hasil

refleksi dari siklus II berbeda dengan siklus I, adapun kegiatan

refleksi diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.

2) Siswa telah dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan

baik.

3) Semua siswa telah dapat melaksanakan praktikum dengan baik.

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Data pra-siklus berupa hasil belajar siswa peneliti dapatkan dari

dokumentasi evaluasi pembelajaran IPA sebelumnya. Hasil tes pada

pra siklus pembelajaran ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Tes Pra Siklus

NO. NAMA SKOR KETERANGAN

1. ASD 60 Tidak Tuntas

2. AA 70 Tidak Tuntas

3. AHA 70 Tidak Tuntas

4. AAN 50 Tidak Tuntas

5. AGS 60 Tidak Tuntas

6. AWER 70 Tidak Tuntas

7. AMP 70 Tidak Tuntas

8. AMA 80 Tuntas

9. BAW 60 Tidak Tuntas

10. CP 80 Tuntas

67

11. DAS 70 Tidak Tuntas

12. ENS 60 Tidak Tuntas

13. GHD 60 Tidak Tuntas

14. LSA 60 Tidak Tuntas

15. MSS 50 Tidak Tuntas

16. MA 70 Tidak Tuntas

17. MFR 60 Tidak Tuntas

18. NAP 70 Tidak Tuntas

19. NT 80 Tuntas

20. NM 60 Tidak Tuntas

21. PRFN 80 Tuntas

22. RDP 60 Tidak Tuntas

23. RBS 70 Tidak Tuntas

24. RC 70 Tidak Tuntas

25. SNNA 70 Tidak Tuntas

26. UL 40 Tidak Tuntas

27. WR 70 Tidak Tuntas

68

28. ZSDM 60 Tidak Tuntas

Rata-Rata/KKM 65,3 <75

69

Hasil tes pada Tabel 4.1 diuraikan sebagaimana tertulis di bawah

ini:

a. Rata-rata nilai tes sebesar 65,3 perolehan ini masih dibawah

kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.

b. Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 4

orang (14,28%).

c. Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak

24 orang (85,71%).

2. Siklus I

a. Analisis Hasil Pengamatan

Pelaksanaan kegiatan pengamatan dalam pembelajaran

ditunjukan kepada guru dan peserta didik. Pengamatan ini

dilaksanakan oleh peneliti berdasarkan lembar pedoman

pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil pengamatan

pada kegiatan pembelajaran siklus I diuraikan sebagai berikut:

1) Pengamatan terhadap Guru

Hasil pengamatan terhadap guru pada saat kegiatan

pembelajaran siklus I dipaparkan pada Tabel 4.2.

70

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I. Pra Pembelajaran

1. Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 5

2. Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 4

II. Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan pada materi pembelajaran 5

2. Kemampuan memandu kegiatan pembelajaran 4

3.

Kemampuan memberikan bimbingan pada siswa

yang mengalami kesulitan belajar

3

4.

Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan

4

B. Model Pembelajaran

1.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi (tujuan) yang dicapai

4

2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4

3.

Kemampuan menerapkan model pembelajaran

Problem Based Instruction (PBI)

3

4.

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kegiatan positif

4

5.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan

5

71

C. Pemanfaatan Sumber Belajar/Media

Pembelajaran

1. Menggunakan media yang relevan dengan materi 4

2. Menghasilkan pesan yang menarik 4

3.

Mengupayakan media belajar bagi siswa dan buku

pendamping guru yang sesuai

4

D. Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

1. Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 4

2. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4

3. Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 4

E. Penilaian Proses Dan Hasil Belajar

1. Memantau kemajuan belajar selama proses 4

2.

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan).

4

F. Penggunaan Bahasa

1.

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas,

baik dan benar.

4

2. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 4

III Penutup

1.

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan siswa

4

72

2.

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai remidi atau

pengayaan.

4

Total Skor 93

Nilai Kinerja Guru 3,87

Kategori Baik

Keterangan:

1 = Sangat tidak baik 4 = Baik

2 = Tidak baik 5 = Sangat baik

3 = Kurang baik

Nilai Kinerja Guru:

Total skor

Jumlah point pengamatan

(Uno, 2011)

73

Pada Tabel 4.2 merupakan hasil pengamatan tehadap guru

siklus I sebagai berikut:

a) Pada pra pembelajaran, guru telah memeriksa kesiapan

siswa dan melakukan apersepsi dengan baik.

b) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi:

penguasaan materi sangat baik, kemampuan memandu

pembelajaran dan menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan terlihat sudah cukup baik namun

pembimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan

terasa masih kurang.

c) Dalam hal model pembelajaran, guru telah melaksanakan

pembelajaran sesuai tujuan dan runtut. Namun, guru terlihat

belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran

model Problem Based Instruction (PBI).

d) Guru terlihat telah baik dalam memanfaatkan sumber/media

pembelajaran.

e) Guru cukup baik dalam menumbuhkan partisipasi aktif,

keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar saat

pembelajaran.

2) Pengamatan Terhadap Siswa

Hasil pengamatan terhadap siswa ditunjukkan pada Tabel 4.3

74

Lembar Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Siswa Siklus I

No. INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1. Kesiapan siswa menjelang pembeljaran dimulai 4

2. Perhatian siswa saat guru menjelaskan mengenai

materi pembelajaran

4

3. Siswa tidak berbicara sendiri atau menganggu teman 3

4. Siswa terlihat senang dan ceria 4

5. Siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan guru 3

6. Siswa mengerjakan perintah guru 5

7. Siswa antusias ingin tahu isi materi pembelajaran 4

Total Skor 27

Nilai Perilaku Siswa 3,85

Kategori Baik

Keterangan:

P

ad

a

Ta

be

l

4.

3,

1 = Sangat tidak baik 4 = Baik

2 = Tidak baik 5 = Sangat baik

3 = Kurang baik

Nilai Perilaku Siswa: Total skor

Jumlah point pengamatan

(Uno, 2011)

Comment [Un1]: Tulis ulang lagi

Comment [u2]: Siap bu

Comment [u3]:

75

hasil pengamatan terhadap siswa siklus I diuraikan sebagai berikut:

a) Kesiapan siswa dalam menyiapkan alat pelajaran sebelum

pembelajaran dimulai cukup baik.

b) Secara umum siswa cukup baik memperhatikan penjelasan guru.

c) Siswa masih terlihat banyak berbicara sendiri saat kegiatan

pembelajaran.

d) Siswa cukup aktif dalam kerjasama kelompok.

e) Siswa cukup baik dalam menjalankan perintah guru pada saat kegaitan

pembelajaran.

76

b. Analisis Hasil Tes

Hasil tes pada kegiatan pembelajaran siklus I dipaparkan dalam

Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Tes Siswa Siklus I

NO. NAMA SKOR KETERANGAN

1. ASD 90 Tuntas

2. AA 60 Tidak Tuntas

3. AHA 60 Tidak Tuntas

4. AAN 60 Tidak Tuntas

5. AGS 70 Tidak Tuntas

6. AWER 90 Tuntas

7. AMP 80 Tuntas

8. AMA 60 Tidak Tuntas

9. BAW 50 Tidak Tuntas

10. CP 80 Tuntas

11. DAS 90 Tuntas

12. ENS 60 Tidak Tuntas

13. GHD 60 Tidak Tuntas

14. LSA 90 Tuntas

77

15. MSS 80 Tuntas

16. MA 50 Tidak Tuntas

17. MFR 50 Tidak Tuntas

18. NAP 80 Tuntas

19. NT 80 Tuntas

20. NM 80 Tuntas

21. PRFN 80 Tuntas

22. RDP 70 Tidak Tuntas

23. RBS 60 Tidak Tuntas

24. RC 60 Tidak Tuntas

25. SNNA 100 Tuntas

26. UL 70 Tidak Tuntas

27. WR 50 Tidak Tuntas

28. ZSDM 90 Tuntas

Rata-Rata / KKM 71,4 < 75

Berdasarkan Tabel 4.4, hasil tes siswa siklus I tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Rata-rata nilai tes sebesar 100 perolehan ini telah memenuhi

kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.

78

2) Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak

13 orang (46,42%).

3) Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

sebanyak 15 orang (53,58%).

3. Analisis Data Siklus II

a. Analisis Hasil Pengamatan

1) Pengamatan Terhadap Guru

Hasil pengamatan terhadap guru pada saat berlangsungnya

kegiatan pembelajaran siklus II ditunjukkan pada Tabel 4.5

Tabel 4.5 Hasil pengamatan terhadap guru siklus II

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I Pra Pembelajaran

1 Memeriksa kesiapan siswa sebelum pembelajaran 5

2 Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi 4

II Kegiatan Inti Pembelajaran

A Penguasaan Materi Pembelajaran

3 Menunjukkan penguasaan pada materi pembelajaran 5

4 Kemampuan memandu kegiatan pembelajaran 4

5 Kemampuan memberikan bimbingan pada siswa yang

mengalami kesulitan belajar 4

6 Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran yang

menyenangkan 4

B Model Pembelajaran

79

7 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang dicapai 5

8 Melaksanakan pembelajaran secara runtut 5

9 Kemampuan menerapkan model pembelajaran Problem

Based Instruction (PBI) 5

11 Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kegiatan positif 4

12 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan 5

C Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

13 Menggunakan media yang relevan dengan materi 4

14 Menghasilkan pesan yang menarik 4

15 Mengupayakan media belajar bagi siswa dan buku

pendamping guru yang sesuai 4

D Pembelajaran Yang Memicu Dan Memelihara

Keterlibatan Siswa

16 Menumbuhkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 4

17 Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 4

18 Menumbuhkan antusiasme siswa dalam belajar 4

E Penilaian Proses Dan Hasil Belajar

19 Memantau kemajuan belajar selama proses 4

20 Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

(tujuan). 4

80

F PENGGUNAAN BAHASA

21 Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik

dan benar. 4

22 Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 4

III Penutup

23 Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa 4

24

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai remidi atau

pengayaan.

4

Total Skor 98

Nilai Kinerja Guru 4,08

Kategori Baik

Keterangan:

1 = sangat tidak baik 4 = baik

2 = tidak baik 5 = sangat baik

3 = kurang baik

Nilai Kinerja Guru: Total skor

Jumlah point pengamatan

(Uno, 2011)

81

Penjelasan Tabel 4.5 mengenai hasil pengamatan terhadap

guru siklus II sebagai berikut:

a) Pada pra pembelajaran, guru memeriksa kesiapan siswa dan

telah melakukan apersepsi dengan sangat baik.

b) Penguasaan materi pembelajaran oleh guru, meliputi:

penguasaan materi, kemampuan memandu pembelajaran dan

menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,

terlihat sudah baik.

c) Pembimbingan kepada siswa mengalami peningkatan di

banding pembelajaran sebelumnya.

d) Guru telah melaksanakan pembelajaaran susuai tujuan, runtut

dan menguasai kelas.

e) Guru terlihat telah memanfaatkan sumber/media

pembelajaran dengan baik.

f) Guru telah dapat menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan

dan antusiasme siswa saat pembelajaran dengan baik.

2) Pengamatan Terhadap Siswa

Hasil pengamatan untuk siswa pada siklus II dipaparkan

dalam Tabel 4.6

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Siswa di Siklus II

82

NO INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI SKOR

1 Kesiapan siswa menjelang pembeljaran

dimulai

4

2 Perhatian siswa saat guru menjelaskan

mengenai materi pembelajaran

4

3 Siswa tidak berbicara sendiri atau menganggu

teman

4

4 Siswa terlihat senang dan ceria 5

5 Siswa terlihat aktif menjawab pertanyaan guru 4

6 Siswa mengerjakan perintah guru 5

7 Siswa antusias ingin tahu isi materi

pembelajaran

4

Total Skor 30

Nilai Kinerja Siswa 4,28

Kategori Baik

Keterangan:

1 = sangat tidak baik 4 = baik

2 = tidak baik 5 = sangat baik

83

3 = kurang baik

P

e

n

j

e

lasan Tabel 4.6 mengenai hasil pengamatan terhadap Siswa di

Siklus II sebagai berikut:

a) Perhatian siswa terhadao penjelasan guru semakin baik

dibandingkan pada pembelajaran sebelumnya.

b) Siswa terlihat mulai bersungguh-sungguh dalam mengerjakan

perintah guru.

c) Siswa terlihat ceria dan antusias saat pembelajaran berlangsung

d) Siswa telah aktif dalam praktikum pada kegiatan pembelajaran.

Nilai Kinerja Guru: Total skor

Jumlah point pengamatan

(Uno, 2011)

84

b. Analisis Hasil Tes

Hasil tes pada kegiatan pembelajaran siklus II dipaparkan

dalam tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II

NO. NAMA SKOR KETERANGAN

1. ASD 90 Tuntas

2. AA 80 Tuntas

3. AHA 80 Tuntas

4. AAN 80 Tuntas

5. AGS 80 Tuntas

6. AWER 90 Tuntas

7. AMP 80 Tuntas

8. AMA 80 Tuntas

9. BAW 70 Tidak Tuntas

10. CP 80 Tuntas

11. DAS 90 Tuntas

12. ENS 80 Tuntas

13. GHD 80 Tuntas

85

14. LSA 90 Tuntas

15. MSS 80 Tuntas

16. MA 80 Tuntas

17. MFR 70 Tidak Tuntas

18. NAP 80 Tuntas

19. NT 80 Tuntas

20. NM 80 Tuntas

21. PRFN 80 Tuntas

22. RDP 80 Tuntas

23. RBS 80 Tuntas

24. RC 80 Tuntas

25. SNNA 100 Tuntas

26. UL 80 Tuntas

27. WR 70 Tidak Tuntas

28. ZSDM 90 Tuntas

Rata-Rata / KKM 80,15 >75

Hasil tes siswa siklus I tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

86

1) Rata-rata nilai tes sebesar 100 perolehan ini telah

memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 75.

2) Siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal

sebanyak 25 orang (89,28%).

3) Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal sebanyak 3 orang (10,72%).

87

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Siklus I

Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I termasuk dalam

kategori baik yaitu mencapai total skor 93 dengan nilai 3,83. Hasil

penilaian yang paling tinggi skornya adalah penguasaan pada materi

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu yang direncanakan. Sedangkan, indikator yang masih terlihat

kurang adalah menerapkan model Problem Based Instruction (PBI), hal ini

terjadi karena model ini belum pernah diterapkan sebelumnya.

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I termasuk dalam

kategori baik dengan total 27 dan nilai 3,85. Indikator yang paling tinggi

nilainya adalah perilaku siswa yang melaksanakan perintah guru dengan

baik. Sedangkan perilaku yang paling rendah adalah masih banyaknya

siswa yang mengganggu temannya, dan keaktifan siswa menjawab

pertanyaan dari guru.

Hasil tes siklus I nilai rata-rata 7,14; dengan siswa yang belum

mencapai KKM sebanyak 13 siswa (53,5%), dan yang sudah tuntas

sebanyak 13 siswa (46,42%).

2. Siklus II

Hasil pengamatan terhadap guru pada siklus II termasuk dalam

kategori baik, namun meningkat dibanding dengan siklus I yaitu mencapai

total skor 98 dengan nilai 4,08. Indikator penilaian yang paling tinggi

skornya, bertambah yaitu memeriksa kesiapan siswa sebelum

88

pembelajaran, penguasaan pada materi pembelajaran, melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan tujuan, dan menerapkan mocel PBI dengan

metode praktikum. Sedangkan, indikator lainnya masih dalam kategori

baik.

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus II termasuk dalam

kategori baik, meningkat jika dibanding dengan siklus I dengan total skor

30 dan nilai 4,28. Hasil observasi yang paling tinggi nilainya adalah siswa

yang melaksanakan perintah guru dengan baik dan siswa juga terlihat

senang serta ceria.

Hasil tes siklus II adalah nilai rata-rata 80,15; dengan siswa yang

belum mencapai KKM 3 sisiwa (10,72%), dan yang sudah tuntas sebanyak

25 siswa (89,28%).

3. Perbandingan Antar Siklus

Nilai kinerja guru berdasarkan hasil observasi semakin meningkat,

yaitu: pada kegiatan pembelajaran siklus I sebesar 3,83 (baik), dan siklus

II sebesar 4,08 (baik). Perolehan nilai kinerja guru tersebut dipaparkan

dalam tabel berikut.

Tabel 4.8 Rekapitulasi Kinerja Guru Per-Siklus

No Pembelajaran Nilai Kategori

1 Siklus I 3,83 Baik

2 Siklus II 4,08 Baik

89

Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar pedoman pengamatan,

nilai keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I adalah 3,85

(baik), dan siklus II adalah 4,28 (baik) seperti pada Tabel 4.9;

Tabel 4.9 Rekapitulasi Keaktifan Siswa Per-Siklus

No Pembelajaran Nilai Kategori

1 Siklus I 3,85 Baik

2 Siklus II 4,28 Baik

4. Hasil Tes Siswa

Perbandingan hasil belajar siswa antara pembelajaran paada pra

siklus (belum menggunakan model pembelajaran PBI) dengan pasca siklus

I dan II (telah menggunakan model pembelajaran Problem Based

Instruction) dipaparkan dalam Tabel 4.10;

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

No Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Ketuntasan 4

(14,28%)

13

(46,42%)

25

(89,28%)

2 Rata-rata 65,3 7,14 80,15

Berdasarkan rekapitulasi hasil belajar siswa pada Tabel 4.7 dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Pra siklus sebanyak 4 siswa (14,28%) hal ini berarti siswa yang belum

mencapai ketuntasan belajar sebanyak 24 siswa (85,72%). Hasil

belajar pada pra siklus ini menunjukan belum memuaskan.

b. Siklus I sebanyak 13 siswa (46,42%), hal ini berarti siswa yang belum

mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 15 siswa (53,58%).

90

c. Siklus II sebanyak 25 siswa (89,28%), hal ini berarti siswa yang

belum mencapai ketuntasan belajar masih sebanyak 3 siswa (10,72%).

Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap data yang diperoleh

dalam penelititan ini, maka hipotesis yang menyebutkan bahwa model

pembelajaran PBI dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2017/2018 terbukti dan dapat

diterima.

Berdasarkan indikator pencapaian keberhasilan yang ditentukan

peneliti telah tercapai maka tidak perlu diadakan penelitian lanjutan.

Penelitian menggunakan model pembelajaran PBI materi zat aditif dan zat

adiktif mata pelajaran IPA pada siswa kelas VIII semester I SMP Negeri 2

Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian ini didukung

penelitian yang dilakukan oleh Meiyastuti (2009) yang menyatakan bahwa

dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dapat

meningkatkan hasil belajar IPA. Penelitian ini sejalan dengan teori yang

dimukakan oleh Sugiyanto (2009) bahwa kelebihan dari model

pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) siswa dapat dilibatkan

secara langsung dalam kegiatan belajar sehingga pengetahuan dapat

terserap dengan baik.

Comment [Un4]: Cek di halaman2 sebelumnya

Comment [u5]: Okay bu

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi zat aditif dan zat adiktif

kelas VIII semester 1 SMP Negeri 2 Salatiga terbukti dengan hasil rata-

rata tes pra siklus yaitu 65,3; nilai rata-rata belajar siswa siklus I adalah

71,4; dan nilai rata-rata belajar siswa pada siklus II adalah 80,15. Pada pra

siklus menunjukkan presentase ketuntasan sebesar 14,28%, pada siklus I

presentase ketuntasan sebesar 46,42% dan pada siklus II persentase

ketuntasan sebesar 89,28%.

B. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi tersebut, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Siswa dapat lebih konsentrasi dan tertib melakukan praktikum dan

tidak banyak bicara serta mengganggu teman.

b. Siswa dapat lebih paham dengan materi yang dipelajari

92

2. Bagi Guru

a. Guru dalam pemebelajaran menggunakan model dan metode yang

inovatif, sehingga menciptakan pembelajaran yang menyenangkan

dan juga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Guru sebaiknya selalu memantau dan memberi bimbingan yang

lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya daoat memberi dorongan dan motivasi

kepada guru agar selalu berupaya meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menciptakan pembelajaran aktif, kreatif dan inovatif, selain itu

selalu mengupayakan memberi fasilitas yang mendukung dalam

pembelajaran yang akan disampaikan. Selain itu, kepala sekolah juga

dapat memberikan pelatihan model pembelajaran dan metode kepada

guru disekolah.

93

Daftar Pustaka

Aly, Noer .H. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Aunurrahman. 2016. Belajar dan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Baharuddin dan Wahyuni. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Ar Ruzz Media.

Destria, A. T. Dkk. 2015. Pengaruh Model Problem Based Instruction Terhadap

Self Efficacy Dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal FTIIP Lampung Online.

1(2): 15-29

Ibrahim, M. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Press.

Ibrahim M dan M. Nur. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya:

Unesa Press

Ibrahim, M. 2010. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa Press

Malik, A. 2015. Model Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains

Mahasiswa. Jurnal Penelitian & Pengembangan Pendidikan Fisika, 1(1):

9–16

Meiyastuti, Benedicta. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah (Problem Based Instruction) Untukk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 22 Semarang Pada Konsep Sistem

Pencernaan Pada Manusia. Skripsi diterbitkan. Semarang: Universitas

Negeri Semarang.

Nasriani. 2013. Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Melalui Penggunaan Lingkungan Pada Kelas IV SDN Baruga. Jurnal

Kreatif Tadulako Online, 5(6): 49–61.

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo.

94

Pedha, M.A.S. 2017. Penerapan Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Dan Nillai Karakter Peserta Didik Pada Materi Pokok Gaya

Kelas VIII SMP Negeri I Wanakuka. Skripsi diterbirtkan. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma.

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samatowa, Usman. 2011. Pembelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT.

Indeks

Sugiyanto, 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Yuma Pustaka.

Sukarno. 1973. Kajian IPA. Jakarta: Pustaka Belajar.

Suparmanto, A.2004. Penerapan Metode Projek dalam setting model

pembelajaran Berdasar Masalah untuk mengajar biologi di SMA.

Suplemen Diajukan

Kepada Ketua Program Studi pendidikan sains Program Pascasarjana

Universitas Negeri Surabaya sebagai Arsip. Surabaya: Program Studi

pendidikan sains, Program pascasarjana UNESA

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Konsep

Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uno, H. B. dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wati, Y.C dan Harmanto. 2015. Penerapan Model Problem Based Instruction

(PBI) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran

PPKn Di SMK Negeri 6 Surabaya. Skripsi diterbitkan. Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Garsindo.

95

Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Zubaidah, Siti. dkk. 2017. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas

VIII Semester I Edisi Revisi. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan.

96

LAMPIRAN