memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

28

Click here to load reader

Upload: om-makplus

Post on 30-Apr-2015

7.839 views

Category:

Education


2 download

DESCRIPTION

Konflik, Stress yang tidak seimbang, dan trauma merupakan peristiwa psikologi yang mungkin dialami oleh peserta didik disekolah dasar. Jika peserta didik mengalmi konflik, maka mereka akan terjebak dalam suasana bingung berkepanjangan dan pada gilirannya mereka mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan. Dan jika peserta didik mengalami stress yang tidak seimbang, maka mereka akan terjebak dalam posisi salah suai (maladjustment). Jika pserta peserta didik mengalami peristiwa traumatic mereka mengalami trauma. Pada situasi ini individu menjadi tidak produktif, bahkan bisa jadi terperangkap dalam suasana depresi yang amat mendalam

TRANSCRIPT

Page 1: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Konflik, Stress yang tidak seimbang, dan trauma merupakan peristiwa

psikologi yang mungkin dialami oleh peserta didik disekolah dasar. Jika

peserta didik mengalmi konflik, maka mereka akan terjebak dalam suasana

bingung berkepanjangan dan pada gilirannya mereka mengalami kesulitan

dalam mengambil keputusan. Dan jika peserta didik mengalami stress yang

tidak seimbang, maka mereka akan terjebak dalam posisi salah suai

(maladjustment). Jika pserta peserta didik mengalami peristiwa traumatic

mereka mengalami trauma. Pada situasi ini individu menjadi tidak produktif,

bahkan bisa jadi terperangkap dalam suasana depresi yang amat mendalam.

Jika anda guru profesional yang memilki dorongan untuk membantu

cukup tinggi, maka paling tidak anada merasa bersedih bahkan lebih jauhnya

anda ingin segera membantu mereka keluar dari dilemma yang dialaminya.

Atas dasar keinginan inilah bahan pembelajaran ini di kembangkan

dengan harapan dapat membantu anda memahami dan mampu menangani

konflik, stress, dan trauma dalam rangka membantu peserta didik berkembang

optimal lebih-lebih bagi kepentingan diri anda sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi konflik ?

2. Sebutkan jeni-jenis konflik ?

3. Bagaimana cara menangani konflik yang di alami ?

4. Apakah pengertian stress ?

5. Apakah dinamika , penyebab dan akibat terjadinya stresss ?

6. Apakah konsep stress sekolah ?

7. Bagaimana cara menangani stress ?

8. Apakah pengertian trauma ?

9. Sebutkan dampak dari trauma ?

10. Apa upaya-upaya menangani trauma ?

3

Page 2: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

2

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi konflik,

2. Mengetahui jenis-jenis konflik,

3. Mengetahui cara menangani konflik,

4. Mengetahui pengertian stress,

5. Mengetahui dinamika, penyebab dan akibat terjadinya stress,

6. Mengetahui apa itu konsep stress sekolah,

7. Mengetahui cara menangani stress

8. Mengetahui pengertian trauma

9. Mengetahui dampak dari trauma,

10. Mengetahui upaya-upaya menangani trauma.

D. Manfaat

Atas dasar keyakinan penulis makalah ini, semoga dapat dikembangkan

oleh para pendidik serta diharapkan dapat membantu para pendidik memahami

dan mamapu menangani konflik, stress, dan trauma. Serta para pendidik dapat

menjadi pendidik professional yang dapat memahami karakter para peserta

didik juga bisa membuat para peserta didik nyaman dan senang disekolah,

sehingga peserta didik terhindar dari konflik, stress, dan trauma.

Page 3: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

3

BAB IIPEMBAHASAN

A. Konflik

1. Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling

memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial

antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak

berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau

membuatnya tidak berdaya.

Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya

menggiring individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika kita

tidak mengatasinya. Peristiwa ini dipastikan dapat dialami semua orang baik

orang tua maupun muda, anak usia pra sekolah, anak SD sampai mahasiswa,

bahkan tua renta sekalipun karena konflik berawal dari proses pengambilan

keputusan dalam hidup. Pengambilan keputusan dalam kehidupan itu pada

dasarnya adalah suatu proses memilih atau menentukan pilihan di antara sekian

banyak pilihan. Artinya pilihan itu tidak satu, melainkan lebih dari satu,

sehingga dalam suasana tertentu dapat menyulitkan orang yang harus memilih

dan diperlukan keputusan yang tepat.

2. Jenis-jenis Konflik

Sekurang-kurangnya dapat dikenali ada 3 jenis konflik, yaitu :

a. Konflik Mendekat-Mendekat ( Approach-approach Conflict )

Konflik jenis ini terjadi ketika seseorang menghadapi dua pilihan atau lebih

sama kuat yang disukai atau bersifat positif bagi dirinya. Misalnya ketika

seseorang mendaftar ke 2 SMP yang dia inginkan, dan ternyata dia di terima

di kedua SMP, dia sangat bingung dan pada saat itulah terjadi konflik

mendekat-mendekat.

b. Konflik Menjauh-Menjauh ( Avoidance-avoidance Conflict )

Konflik jenis ini terjadi ketika seseorang dihadapkan pada dua keadaan atau

lebih yang semuanya tidak disukai atau memiliki konsekuensi negative bagi

dirinya. Misalnya ketika seseorang yang kesiangan sekolah dia di suruh

memilih apakah mau melaksanakan hukuman atau tidak masuk kelas.

Page 4: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

4

Keduanya adalah pilihan yang buruk bagi seseorang itu, dia harus berpikir

mencari keputusan.

c. Konflik Mendekat-Menjauh ( Approch-Avoidance Conflict )

Konflik jenis ini sulit dipecahkan dikarenakan terjadi ketika seseorang di

hadapkan pada suatu keadaan yang mengandung baik atau positif maupun

negative sekaligus. Misalnya, seorang peserta didik yang baru lulus SMA

dengan bakat dan cita-cita pada seni dituntun orang tuanya untuk

melanjutkan ke jenjang kuliah disalah satu jurusan atau progam studi

pendidikan yang menurut orang tuanya sangat menunjang bagi masa

depannya. Bagi peserta didik ini tuntutan orang tuanya bisa menjadi sumber

konflik mendekat-menjauh. Pasalnya, jika dia menuruti kemauaan orang

tuanya dia akan mendapatkan msa depan yang cerah, ini merupakan

konsekuensi positif. Tetapi juga memunculkan dilema negative karena

peserta didik berbakat pada bidang seni dan mempunyai keinginan kuat

melanjutkan di bidang tersebut. Artinya potensi dan harapannya terkubur.

Selain jenis-jenis konflik di atas ada juga beberapa jenis konflik , diantaranya :

a. Konflik Dilihat dari Fungsi

Berdasarkan fungsinya konflik dibagi menjadi dua macam, yaitu:

1) Konflik Fungsional (Functional Conflict)

Konflik fungsional adalah konflik yang mendukung pencapaian tujuan

kelompok, dan memperbaiki kinerja kelompok.

2) Konflik Disfungsional (Dysfunctional Conflict)

konflik disfungsional adalah konflik yang merintangi pencapaian tujuan

kelompok.

b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya

Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, konflik dibagi menjadi

enam macam, yaitu:

1) Konflik dalam Diri Individu (Conflict within The Individual).

Konflik ini terjadi jika seseorang harus memilih tujuan yang saling

bertentangan, atau karena tuntutan tugas yang melebihi batas

kemampuannya.

Page 5: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

5

2) Konflik antar-Individu (Conflict among Individuals).

Konflik ini terjadi karena perbedaan kepribadian (personality

differences) antara individu yang satu dengan individu yang lain.

3) Konflik antara Individu dan Kelompok (Conflict among Individuals and

Groups).

Konflik ini terjadi jika individu gagal menyesuaikan diri dengan norma -

norma kelompok tempat ia bekerja.

4) Konflik antar Kelompok dalam Organisasi yang Sama (Conflict among

Groups in the Same Organization).

Konflik ini terjadi karena masing-masing kelompok memiliki tujuan

yang berbeda dan masing-masing berupaya untuk mencapainya.

5) Konflik antar Organisasi (Conflict among Organizations).

Konflik ini terjadi jika tindakan yang dilakukan oleh organisasi

menimbulkan dampak negatif bagi organisasi lainnya. Misalnya, dalam

perebutan sumberdaya yang sama.

6) Konflik antar Individu dalam Organisasi yang Berbeda (Conflict among

Individuals in Different Organizations).

Konflik ini terjadi sebagai akibat sikap atau perilaku dari anggota suatu

organisasi yang berdampak negatif bagi anggota organisasi yang lain.

Misalnya, seorang manajer public relations yang menyatakan keberatan

atas pemberitaan yang dilansir seorang jurnalis.

3. Penyebab dan Akibat Konflik

a. Penyebab Konflik

1) Perbedaan Individu

Perbedaan ini meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap orang

memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Perbedaan ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam

menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan

kelompoknya. Misalnya, ketika peserta didik diberi permainan, tentu

perasaan setiap anak akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena

berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.

2) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Page 6: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

6

Pemikiran dan pendirian yang akan menghasilkan perbedaan individu yang

dapat memicu konflik. Misalnya disekolah anak-anak itu berasal dari

berbagai daerah, sehingga kebudayaan yang dimilikinya pun berbeda,

sehingga menyebabkan konflik.

3) Perbedaan Kepentingan antara Individu atau Kelompok

Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok

memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat

melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai

contoh, misalnya dalam bersekolah ada anak-anak yang benar-benar ingin

belajar dan ada pula yang hanya ingin mendapatkan uang jajan.

4) Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika

perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut

dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pergantian kepala sekolah

yang biasanya semua aturan langsung diubah secepatnya yang menyebabkan

konflik terhadap siswa dan gurunya.

b. Akibat Konflik

1) Akibat Buruk :

a) Menghambat komunikasi, karena pihak-pihak yang berkonflik cenderung

tidak berkomunikasi.

b) Menghambat keeratan hubungan.

c) Mengganggu kerja sama.

d) Mengganggu proses mengajar,bahkan menurunkan kualitas peserta didik.

e) Menimbulkan ketidakpuasan.

f) perubahan kepribadian pada individu, misalnya timbulnya rasa dendam,

benci, saling curiga dan lain-lain.

g) kerusakan harta benda dan hilangnya jiwa manusia.

h) dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat dalam

konflik.

Page 7: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

7

2) Akibat Baik :

a) Membuat suatu organisasi hidup, bila pihak-pihak yang berkonflik

memiliki kesepakatan untuk mencari jalan keluarnya.

b) Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan merupakan salah satu

akibat dari konflik, yang tujuannya tentu meminimalkan konflik yang

akan terjadi dikemudian hari.

c) Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan perbaikan

dalam system serta prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan

organisasi.

d) Memunculkan keputusan-keputusan yang inovatif.

e) Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.

f) meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok (ingroup) yang

mengalami konflik dengan kelompok lain.

4. Cara Penanganan Konflik

a. Berpikir untuk mengenali latar belakang penyebab, sumber-sumber, dan inti

masalah konflik, selanjutnya memperkirakan dan menguji jalan keluar,

sampai mengatasi konflik itu sendiri.

b. Meminta saran atau bertukar pikiran dengan orang yang sangat dipercaya

dan mamu membantu mengatasi konflik.

c. Berkonsultasi dengan orang ahli.

d. Berserah diri sambil beribadah sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa,

setelah berbagai usaha dilakukan. 

B. Stress

1. Pengertian Stress

Stress secara harfiah berarti suatu tekanan, baik pada aspek jasmani

maupun rohani. Stress juga dapat diartikan sebagai sesuatu kondisi yang

menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana

untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Dan

apabila pengertian stress dikaitkan dengan penelitian ini maka stress itu

sendidri adalah suatu kondisi yang mempengaruhi keadaan fisik atau psikis

seseorang karena adanya pelaksanaan kerja mereka.

Page 8: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

8

2. Dinamika, Penyebab dan Akibat Stress

a. Dinamika Stress

Stress terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dari

dalam maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan

seseorang. Jika stress sudah menjadi distress maka stress akan menjadi

stressor bagi individu pada situasi ini individu akan terbebani oleh stress

yang dating pada dirinya kemudian ia akan melakukan rekognisi, yakni

upaya melakukan pemahaman atau penilaian terhadap stress yang

menghampirinya. Setelah individu melakukan proses rekognisi, ia akan

melakukan coping strategies, yakni proses pemunculan prilaku sebagi

respon atas stress yang menghampirinya.

Dalam kehidupan sehari-hari di SD mungkin tidak semua peserta

didik mampu melakukan rekognisi dengan tetap terhadap tuntutan sekolah.

Misalnya, guru setiap hari memberikan tugas untuk di rumah. Artinya tugas

guru berubah sebagai stressor. Wujudnya ia tidak melakukan tuntutan

lingkungan dengan baik, yang dalam konteks ini adalah tugas. Tetapi

mungkin ada juga peserta didik yang menganggap tugas guru sebagai

latihan untuk lebih mencerdaskan dirinya. Wujudnya adalah mengerjakan

tugas sepenuh hati sebaik mungkin sesuai dengan kemampuannya.

b. Penyebab Stress

Stress dapat disebabkan karena :

1) Lingkungan fisik yang terlalu menekan,

2) Kurangnya control yang dirasakan,

3) Kurangnya hubungan interpersonal,

4) Kurangnya pengakuan terhadap kemajuan.

c. Akibat Stress

Stress dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanan

dengan apa yang diingninkan atau mengancam kesejahteraan emosional.

Stress dapat mengganggu cara sesorang dalam menyerap realitas,

menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang dan

rasa memiliki. Terjadinya stress dapat disebabkan oleh sesuatu yang

dinamakan stressor. Stressor ialah stimuli yang mengawali atau

Page 9: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

9

mencetuskan perubahan. Stressor secara umum dapat diklasifikasikan

menjadi :

1) Sebagai stressor internal

Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, misalnya kondisi

sakit, menopause dan lain-lain.

2) Sebagai stressor eksternal

Stressor eksternal berasal dari luar diri seseorang atau lingkungan,

misalnya kematian anggota keluarga, masalah di sekolah dan lain-lain.

3. Cara penanganan stress

Cara peanganan stress yang tudak seimbang dapat melalui 3 langkah kegiatan,

sebagai berikut :

a. Langkah pertama disebut langah pengertian yang memiliki kegiatan peran

serta menderita stress secara aktif dalam pengumpulan informasi yang

sesuai untuk memahami sumber penyebab stress beraksi kepada dirinya.

b. Langkah kedua adalah langkah latihan dan pengulangan. Dalam langkah ini

penderia diajari sebuah variasi keterampilan-keterampilan penanggulangan

stress, yang terentang dari perubahan pola berpikir bersamaan dengan

kehadiran suatu stress kepada relaksasi progesif (persantaian yang

membangun ketenangan).

c. Ketiga langkah penerapan dan pengulangan. Dalam hal ini penderita

menerapkan keterampilan-keterampilan penanggulangan stress yang telat di

peroleh dari langkah kedua, yang ketepatannya disesuaikan dengan tuntutan

situasi. Selanjutnya dalam langkah pengulangan dan penerapan penderita

menerapkan keterampilan-keterampilan yang diperolehnya secara lebih

meningkat pada situsi-situasi yang lebih sulit.

4. Konsep stress sekolah

Setelah penjelasan stress secara umum di atas, karena kami mengambil

ruang lingkup sekolah dasar maka ada yang di sebut dengan konsep stress

sekolah.

a. Pengertian stress sekolah

Page 10: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

10

Stress sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan

sekolah. Tututan sekolah ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas

sekolah dan tuntutan dari guru-guru.

Stress sekolah juga didefinisikan sebagai ketegangan emosional yang

muncul dari peristiwa-peristiwa kehidupan di sekolah dan perasaan

terancamnya keselamatan atau harga diri siswa, sehingga memunculkan reaksi-

reaksi fisik, psikologis, dan tingkah laku yang berdampak pada penyesuaian

psikologis dan prestasi akademis.

Kesimpulannya stress sekolah adalah kondisi stress atau perasaan tidak

nyaman yang dialami oleh siswa akibat adanya tuntutan sekolah yang dinilai

menekan, sehingga memicu terjadinya ketegangan fisik, psikologis, dan

perubahan tingkah laku, serta dapat memengaruhi pretasi belajar mereka.

b. Sumber stress sekolah

1) Tuntutan fisik, meliputi : keadaan iklim ruangan kelas, temperature yang

tinggi, pencahayaan dan penerangan, perlengkapan atau sarana/prasarana,

daftar pelajaran, kebersihan dan kesehatan sekolah, keamanan dan

penjagaan sekolah dan sebagiaanya.

2) Tuntutan tugas, meliputi : tugas-tugas yang dikerjakn di sekolah dan di

rumah, mengikuti pelajaran, memenuhi tuntutan kurikulum, menghadapi

ulangan atau ujian, mematuhi disiplin sekolah, penilaian, dan mengikuti

berbagai kegiatan ekstrakurikuler.

3) Tuntutan peran, secara tipikal berkaitan dengan harapan tingkah laku yang

dikomunikasikan oleh pihak sekolah serta orang tua dan masyarakat kepada

siswa, seperti harapan memiliki nilai yang bagus, mempertahankan nama

baik dan keunggulan sekolah memilki sikap dan tingkah laku yang baik,

memiliki motivasi belajar yang tinggi dan lain-lain.

4) Tuntutan interpersonal, ruang lingkupnya adalah interaksi. Interaksi social

siswa dapat menyebakan stress baik dengan teman, guru dan lain-lain.

c. Dampak stress

Stress mempunyai dampak terhadap kehidupan pribadi anak, baik secara

fisik, psikologis, maupun secara psikososial atau tingkah laku. Sebagaimana di

Page 11: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

11

jelaskan oleh Hasn Selye dalam teorinya tentang stress, bahwa tidak semua

stress bersifat negative, melainkan stress dapat pula bersifat positif. Dlam hal

ini Selye membedakan 3 bentuk stress, yaitu distress, eustress dan neustress.

Distress diasosiasikan dengan respon terhadap stress yang beersifat tidak

memuaskan dan merusak pada keseimbangan fungsi tubuh individu, sedangkan

eustress merupakan respon terhadap stress yang memuaskan yang dapt

membangkitkan fungsi optimal tubuh, baik fungsi fisik maupun fungsi psikis.

Adapun neustress mengacu pada respon stress individual yang bersifat netral,

yang tidak memberi akibat negative atau positif, namun menyebabkan tubuh

berada pada fungsi internal.

Dampak negative atau positif dari fenomena stress, tergantung derajat

stress yang mereka alami. Apabila stress yang dialami remaja berada pada taraf

yang tinggi, maka kemungkinan akan membawa dampak negative bagi

perkembangannya. Sebaliknya, apabila stress yang dialami berada dalam taraf

yang moderat, maka dapat berdampak positif. Tinggi, moderat atau rendahnya

derajat stress yang dialami oleh remaja akibat berbagai tuntutan, sangat

tergantung pada penilaian kognitif mereka, yaitu proses mental yang

berlangsung terus menerus untuk menginterprestasikan berbagai situasi d lam

interaksinya.

d. Upaya Mengatasi Stress Sekolah

1) Menciptakan iklim sekolah yang kondusif

Menciptakan sekolah yang sehat dan menyenangkan, yang membuat siswa

dapat menjalin interaksi social secara memadai di lingkungan sekolah. Iklim

sekolah yang sehat ini, di samping dibutuhkan untuk membangkitkan motivasi

belajar siswa, juga diperlukan untuk mengantisipasi timbulnya perasaan tidak

nyaman dan stress dalam diri siswa, yang pada gilirannya akan mempengaruhi

prestasi belajar mereka.

2) Melakukan progam pelatihan menanggulangan stress

kondisi stress yang di alami peserta didik di sekolah dapat diatasi oleh guru

dengan melaksanakan progam pelatihan inokulasi stress. Ini merupakan slah

satu strategi atau teknik kognitif-prilaku dalam progam-progam terapi dan

konseling.

Page 12: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

12

3) mengembangkan resiliensi siswa

resiliensi merupakn salah satu aspek potensi yang perlu dikembangkan dalam

diri peserta didik. Sebab, resiliensi merupakan kemampuan yang dimiliki

peserta didik untuk mengahadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan

menghilangkan dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak

menyenangkan. Artinya, resiliensi akan membuat seseorang berhasil

menyesuaikan diri dalam berhadapan dengan kondisi-kondisi yang tidak

menyenangkan dan tekanan hebat yang inheren dalam dunia sekarang

sekalipun.

C. Trauma

1. Pengertian trauma

Trauma berasal dari bahasa Yunani yang berarti luka. Kata tersebut

digunakan untuk menggambarkan situasi akibat peristiwa yang dialami

seseorang. Para Psikolog menyatakan trauma dalam istilah psikologi berarti

suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang dan meninggalkan

bekas. Biasanya bersifat negative, dalam istilah psikologi disebut post-

traumatic syndrome disorder.

Trauma adalah luka atau suatu perasaan sakit yang dialami seseorang,

baik berkenaan engan aspek jasmani maupun rohani akibat peristiwa traumatis.

Misalnya guru memarahi atau mencaci maki peserta didik yang tidak

mengerjakan tugas di hadapan teman-teman sekelasnya.peristiwa ini bisa jadi

sebagai peristiwa traumatis jika membuat anak trauma karena merasa sakit hati

dipermalukan di hadapan teman sekelasnya. Oleh karena itu, trauma dapat

mengganggu kehidupan seseorang, seperti pikiran yang tidak berhadapan

dengan objek yang mengingatkan kejadian yang menimbulkan luka, dan

perbuatannya yang tidak tepat dalam melakukan suatu pekerjaan, termasuk

dalam proses pembelajarannya.

2. Penyebab dan Dampak trauma

a. Penyebab Trauma

Penyebab trauma bisa beragam bentuknya, mulai dari kekerasan,

kehilangan, atau perpisahan, eksploitasi. Namun trauma yang seringkali

menimbulkan dampak negative bagi masa depan seseorang adalah trauma yang

Page 13: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

13

disebabkan kejadian yang sangat memukul dalam lingkungan keluarga, seperti

perceraian, kematian, atau kekerasan dalam rumah tangga. Apalagi jika hal-hal

tersebut terjadi secara terus menerus dalam waktu berkepanjangan.

b. Dampak Trauma

Dalam perkembangannya, berdasarkan dampak yang ditimbulkan

dikategorikan dua, yaitu :

1) Trauma fisik adalah trauma yang diakibatkan oleh suatu kejadian yang

melukai secara fisik, misalnya kecelakaan, kerap mendapatkan pukulan dan

sebagainya.

2) Trauma psikologis diakibatkan kejadian yang melukai secara batin,

misalnya dibandingkan dengan saudara atau teman, sering dicaci maki dan

dilabeli anak bodoh, pemalas, perceraian, kekerasan seksual dan

sebagainya. 

Keduanya memiliki potensi dampak yang sama, namun para ahli menegaskan

trauma psikologis yang dampaknya paling buruk dan bisa menetap. Luka di

badan mungkin mudah sembuh, tapi luka batin akibat sering dicaci maki, tak

ada yang tahu pastinya kecuali orang itu sendiri.

3. Cara Penanggulan Trauma

Bimbingan dan konseling untuk membentk anak yang mengalami trauma :

a. Biarkan anak mengekspresikan perasaannya.

b. Pastikan anak merasa bahwa mereka dalam keadaan yang aman.

c. Bersikaplah jujur kepada anak.

d. Buatlah suasana kembali senormal mungkin.

e. Luangkan waktu untuk melakukan hiburan.

f. Berikan pelukan sebagai bukti bahwa anak di cintai.

g. Berikan langkah-langkah simulative

h. Doronglah anak untuk mengekspresikan perasaan.

i. Kembangkanlah prilaku bertanggung jawab.

Page 14: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

14

Untuk mengatasi masalah-masalah traumatis, ada beberapa hal yang

perlu diklasifikakan terlebih dahulu yaitu :

a. Apa peristiwa traumatisnya,

b. Apakah perasaan dan pikiran yang menyertai pikiran tersebut,

c. Bagaimana perasaan dan pikiran tersebut dapat berubah, dan

d. Bentuk keterampilan pemecahan masalah.

Adapun tahap konselingnya adalah sebagai berikut :

a. Menilai atau memperkirakan tingkat trauma dan sumber daya individual

yang ada

b. Memahami bentuk trauma yang di alami

c. Merumuskan pilihan bantuan yang memungkinkan,

d. Memutuskan bantuan,

e. Melaksanakan bantuan

f. Menilai bantuan yang telah di berikan

D. Contoh Permasalahan Akibat Konflik, Stress dan Trauma

Contoh Permasalahan Akibat Konflik, Stress dan Trauma yaitu ketika

seorang anak didik mengalami prestasi belajar yang rendah, di bawah rata-rata,

dan merosot. Kemungkinan sebabnya adalah :

a. Suasana sosio-emosional di rumah kurang memungkinkan untuk belajar

dengan baik.

b. Proses belajar-mengajar di sekolah kurang merangsang.

c. Suasana sosio-emosional sekolah kurang memungkinkan siswa belajar

dengan baik.

Page 15: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Konflik merupakan salah satu gejala psikologis yang umumnya menggiring

individu pada suasana kurang menguntungkan terutama jika kita tidak

mengatasinya.

2. Ada 3 jenis konflik, yaitu konflik mendekat-mendekat ( approach-approach

conflict ), konflik mendekat-menjauh ( approch-avoidance aonflict ), dan

konflik mendekat-menjauh ( approch-avoidance conflict )

3. Cara menangani konflik yaitu berpikir, meminta saran atau bertukar pikiran,

berkonsultasi dan berserah diri.

4. Stress adalah sesuatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam

mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut

terdapat batasan atau penghalang.

5. Dinamika Stress, terjadi ketika pertemuan antara tuntutan-tuntutan (baik dari

dalam maupun dari luar diri) dengan sumber beban yang di rasakan

seseorang. Jika stress sudah menjadi distress maka stress akan menjadi

stressor bagi individu pada situasi ini individu akan terbebani oleh stress yang

dating pada dirinya kemudian ia akan melakukan rekognisi, yakni upaya

melakukan pemahaman atau penilaian terhadap stress yang menghampirinya.

Stress dapat disebabkan karena lingkungan fisik yang terlalu menekan,

kurangnya control yang dirasakan, kurangnya hubungan interpersonal, dan

kurangnya pengakuan terhadap kemajuan. Stress dapat menyebabkan

perasaan negative atau yang berlawanan dengan apa yang diingninkan atau

mengancam kesejahteraan emosional.

6. Stress sekolah adalah stress siswa yang bersumber dari tuntutan sekolah.

Tututan sekolah ini lebih difokuskan pada tuntutan tugas-tugas sekolah dan

tuntutan dari guru-guru.

7. Cara menangani stress memahami sumber penyebab stress, merubahan pola

pikir, dan meningkatkan keterampilan.

8. Trauma adalah suatu benturan atau suatu kejadian yang dialami seseorang

dan meninggalkan bekas.

15

Page 16: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

16

9. Dampak dari trauma fisik yaitu ketakutan akan melakukan sesuatu sedangkan

dampak dari trauma psikologi lebih pada melukai secara batin.

10. Cara menangani trauma yaitu dengan bimbingan konselling.

B. Saran

Seharusnya guru sebagai pendidik harus profesional, bukan hanya

mampu mengajar para peserta didik namun harus mampu pula mengetahui apa

yang dirasakan oleh peserta didik, jangan sampai peserta didik mengalami

stress dan trauma.

19

Page 17: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

17

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsuddin (2000). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Rosda Karya : Bandung.

Cagen,Kevin. (2001). Social Conflicts : Problems and Solution. Makalah Seminar Nasional tentang Permasalahan Konflik Sosial di Grand Hotel Preanger, 2001. (tidak diterbitkan) : Bandung.

Carideny. (2012). Jenis-jenis Konflik.[Online].Tersedia : http://carideny.blogspot.com/2012/11/jenis-jenis-konflik-penyebab-konlik.html [24 September 2013]

Dedeh. (2013). Pengertian Stress.[Online]Tersedia: http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/04/pengertian-stress.html [24 September 2013]

Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. PT REMAJA ROSDAKARYA : Bandung.

Dollarz. (2012). Pengertian Trauma.[Online]Tersedia:http://www.kumpulanistilah.com/2012/09/pengertian-trauma.html [24 September 2013]

Lazarus. (1980). Stress Management. Mc. Millan : New York.

Prayitno dan Erman. (2004). Dasar-dasar Bimbingan Dan Konseling. PT RINEKA CIPTA : Jakarta.

Tim UPI. (2000). Konseling Traumatis Pasca Konflik Sosial di Aceh. Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung.

Wikipedia. (2013). Konflik.

[Online]

Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik [24 September 2013]

20

Page 18: Memahami konflik, stress, dan trauma sekolah dasar

18

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... iDAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1A. Latar Belakang ..................................................................................... 1B. Rumusan Masalah................................................................................. 2C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 2D. Manfaat................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3A. Konflik........................................................................................................ 3

1. Pengertian konflik................................................................................. 32. Jenis-jenis dan contoh Konflik............................................................. 53. Penyebab dan Akibat konflik................................................................ 84. Cara Penanganan konflik...................................................................... 10

B. Stress .......................................................................................................... 111. Pengertian stress .................................................................................. 112. Dinamika,penyebab dan akibat terjadinya stress.................................. 113. Cara penanganan stress......................................................................... 124. Konsep stress sekolah........................................................................... 13

C. Trauma........................................................................................................ 161. Pengertian trauma................................................................................. 162. Penyebab dan Dampak Trauma............................................................ 173. Cara menangani trauma........................................................................ 17

BAB III PENUTUP.......................................................................................... 19A. Kesimpulan........................................................................................... 19B. Saran..................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 20

ii