membaca dan berbagai aspeknya
TRANSCRIPT
MODUL 1
MEMBACA DAN BERBAGAI ASPEKNYA
Pokok Bahasan:
1. Hakekat Membaca
2. Proses Membaca
3. Jenis Membaca
4. Membaca Pemahaman
Deskripsi Topik Materi:
Sebagian besar waktu mahasiswa dipergunakan untuk membaca. Membaca
merupakan sarana untuk memperoleh sarana informasi dan ilmu pengetahuan.
Melalui topic perkuliahan ini mahasiswa diajak untuk membiasakan diri membaca
dengan cermat, cepat, namun bisa menyerap informasi secara akurat. Dengan
membaca kita bias mengetahui perkembangan dunia dan memahami informasi
globalisasi. Serangkaian teknik membaca cepat akan diperkenalkan kepada para
mahasiswa. Hal ini berguna untuk melatih dan memberi masukan agar para
mahasiswa tidak menghabiskan waktu secara sis-sia.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
HAKEKAT MEMBACA, PROSES MEMBACA, JENIS-JENIS KEGIATAN
MEMBACA, MEMBACA PEMAHAMAN
(ilustrasi: orang yang sedang membaca)
HAKEKAT MEMBACA
Menurut Kolker (1983: 3) membaca merupakan suatu proses komunikasi antara
pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada
tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku afektif mengacu pada perasaan,
perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa
anak.
Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam
lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran. Sejalan dengan itu
Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan
proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-
langkah selama pembaca mengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks
bacaan. Makna tersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca
saja.
Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca merupakan
rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakup respon kognitif, sikap dan
manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan,
yang meliputi: sensori, persepsi, sekuensi, pengalaman, berpikir, belajar, asosiasi,
afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa
sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu
keseluruhan yang terpadu
Syafi'i (1999: 7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu
proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis
yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.
Adapun Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-kata,
konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang
berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan
demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau
pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam
bacaan.
Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada
hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun
makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut,
pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
(lustrasi: sekelompok anak yang sedang melakukan proses membaca)
PROSES MEMBACA
Menurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di
antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif. Model botton-up
menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu
menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi. Pendapat itu
menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang
mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi
huruf-huruf tertentu. Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986:
34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan
merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis.
Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998:
270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut
sebuah transaksi antara teks dan pembaca. Pembaca yang sudah lancar pada
umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau
menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca
seperti itu disebut model top-down.
Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif. Rumelhart (dalam Harris
dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses
belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan
yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna
melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan
informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.
Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian,
yaitu proses membaca dan produk membaca. Dalam proses membaca ada sembilan
aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan
komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan
penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8)
mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu: (1) mengamati simbol-
simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang
bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan
maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat
referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari
sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7)
membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca
sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera
untuk memahami materi yang dibaca.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
PERIODE MEMBACA
1. Prabaca
Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan
materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca,
saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya.
Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap
itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan
pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa
berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan.
Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa
menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan
menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum
kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan
membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel.
2. Saat-baca
Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
PERIODEMEMBACA
PRABACA SAAT BACA PASCABACA
dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks
bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal
memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236)
mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-
baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang
dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.
Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara
menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan
tersebut.
3. Pasca-baca
Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk
membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata
yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran
pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali
dan aplikasi.
JENIS-JENIS MEMBACA
Dari Aspek kegiatannya
1. Membaca Keras
Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan
bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti
ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.
2. Membaca dalam Hati
Membaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik
membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca,
menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.
3. Membaca Cepat
Yaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan,
akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan
menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.
4. Membaca Rekreatif
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan
membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel.
5. Membaca Analitik
Yaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis;
menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang
tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.
Menurut Bentuknya
1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam
membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang
dibutuhkan dalam membaca.
2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
MEMBACA PEMAHAMAN
Banyak definisi membaca pemahaman yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu
secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitu memahami informasi secara
langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak
secara langsung dalam teks. Pendapat-pendapat yang mendukung definisi itu
diantaranya adalah:
Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalah proses
pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan. Membangun
sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa
berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif. Hal itu
diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat
tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension), pemahaman interpretatif
(interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan
pemahaman kreatif (creative comprehension).
Beberapa kemampuan yang ada dalam membaca literal, interpretatif, kritis, dan
kreatif dapat diuraikan lebih rinci lagi mulai dari definisi sampai dengan aktivitasnya.
Penjelasan tentang definisi dan aktivitasnya tersebut, Syafi’ie (1999: 31) mengatakan
bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau
disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan
memamhami arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa
adanya. Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap
isi inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis
dalam bacaan. Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat
menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, mengapa.
Membaca interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa
yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Kegiatan ini lebih dalam lagi bila
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca
hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif,
pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat.
Menurut Syafi’ie (1999:36) pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman
literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi,
memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan,
menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.
Membaca kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian
terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam
teks bacaan itu. Oleh para ahli membaca kritis ini dipandang sebagai jenis membaca
tersendiri sehingga para ahli membuat definisi yang redaksinya berbeda-beda.
Menurut Burns (1996:278) membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni
membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang
diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian. Pembaca
kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta, dan
menggantungkan penilaian/keputusan sampai ia mempertimbangkan semua materi.
Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling
tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan
imajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembaca memanfaatkan hasil membacanya
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu
akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan
ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan
baru. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie (1999:36) dimulai dari memahami
bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya
berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan
mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan,
pendekatan dan pola-pola pikiran baru.
(Sumber: http://tarjo.2009.blogspot.com)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
TEKNIK MEMBACA CEPAT
Pendahuluan
Pernahkan Anda bingung menghadapi buku tebal atau tumpukan buku yang harus
dipahami dalam waktu cepat. Hal ini biasanya dialami ketika kita menghadapi ujian
sekolah/kuliah, membuat karya ilmiah, menyiapkan bahan presentasi, atau
mempelajari dokumen-dokumen penting. Padahal waktu Anda sangat terbatas.
Rasanya tak mungkin buku itu bisa dibaca seluruhnya. Sementara Anda dituntut
harus paham isi buku itu. Kondisi ini tak jarang membuat kita panik bahkan mungkin
stress.
Tahukan Anda bahwa kekuatan mata manusia sangat luar biasa dalam menangkap
simbol-simbol verbal dan non verbal dalam tulisan. Bahkan berkat kekuasaan Tuhan
Yang Maha Kuasa, mata kita mampu mengalahkan kamera secanggih apapun. Oleh
karena itu sesungguhnya mata kita mampu menangkap cepat tulisan yang berupa
simbol-simbol.
Potensi inilah yang bias dikembangkan untuk memahami isi bacaan secara cepat
atau sering disebut membaca cepat (speed reading). Permasalahannya adalah apa
kiat dan melatih membaca cepat Dalam membaca cepat ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan, antara lain:
Hambatan membaca
Karena berbagai tuntutan tadi, mungkin Anda pernah mencoba berusaha untuk bisa
membaca cepat. Berbagai cara sudah dilakukan tetapi belum berhasil. .Padahal
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
setiap orang berpotensi untuk bisa membaca cepat. Coba Anda renungkan,
barangkali ada beberapa kesalahan yang Anda lakukan ketika membaca cepat. Ada
beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan orang ketika membaca cepat, antara
lain:
Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati
sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa
mengulangi bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar
membaca cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode
yang kita gunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.
Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan
dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi”
langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan
siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam
membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.
Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca
tak boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh
banyak pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan
dalam membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi
dan mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata
pada bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca
menggunakan cara seperti ini.
Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak
memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara
seperti ini dapat berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan
bacaan (kalimat) sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam
membaca ini disebut hambatan regretio.
back skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan
bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini
merupakan kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat
mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban,
sehingga sulit melakukan speed reading.
Model membaca cepat
Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca
cepat. Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:
1. Model line by line
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini
kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga
baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang
bersifat padat, materi bacaan yang relative baru (masih asing), atau banyak
menggunakan kata-kata atau istilah asing.
2. Model Spiral
Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi
bacaan, tetapi dibaca secara gigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat
dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita mengimpulkan
sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca.
3. Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca semua
kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata kunci ini
menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan
pemikiran si pembaca.
Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya ringan.
Milsanya membaca Koran, majalah, dll.
Teknik membaca cepat
Untuk bisa membaca cepat memang perlu teknik tertentu. Secara umum ada dua
teknik membaca yaitu:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
1. Teknik Scanning
Teknik membaca scanning adalah membaca suatu informasi dimana bacaan
tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan melibatkan asosiasi dan imajinasi,
sehingga dalam memahami bacaan tersebut kita dapat menghubungkan kalimat
yang satu dengan kata-kata sendiri. Jadi dalam teknik ini tidak seluruh kata/kalimat
dibaca. Biasanya kata-kata kunci yang menjadi perhatian pembaca. Sebagai
gambaran nyata, teknik ini bias diilustrasikan seperti kita sedang membaca Koran,
mencari judul-judul atau topic berita yang dianggap menarik.
2. Teknik Skimming
Teknik membaca Skimming adalah membaca secara garis besar (sekilas) untuk
mendapatkan gambaran umum isi buku. Setelah itu kita melacak informasi yang
ingin kita ketahui secara mendalam. Untuk memperlancar proses skimming maka
lakukanlah terlebih dahulu membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, judul
atau sub judul, serta kesimpulan. Dari bagian-bagian buku ini minimal kita bisa
menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan kita baca tersebut.
Teknik ini biasanya dilakukan ketika kita mencari sesuatu yang khusus dalam teks.
Sebagai gambaran teknik ini bisa diilustrasikan seperti kita mencari arti kata dalam
kamus, atau mencari nomor telpon dalam buku telpon.
Langkah-langkah membaca cepat
Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa langkah membaca
cepat, yaitu:
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
1. Langkah pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba
menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah
kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan
pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca.
Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca.
Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena
itu symbol visual ini dapat membandtu kita memahami isi bacaan.
Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang
dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan. Langkah
selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir. Alinea awal mengantarkan
pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran
dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan
keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman bacaan.
2. Langkah kedua adalah Pelaksanaan
Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan
gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat
memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan
skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat,
selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa dengan
cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa harus membaca seluruh isi buku.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
Latihan membaca cepat
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini
meliputi latihan otot mata, pheriperial mata, dan latihan pernapasan.
A. Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola mata dalam keadaan
terpejam ke atas ke bawah, lalu samping kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan
secara continue minimal selama 14 hari, masing-masing selama lima menit tanpa
harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan, maka otot mata akan kembali ke
keadaan sebelum latihan. Animasi Melatih Otot Mata
B. Melatih Pheriperal Mata
Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara pandangan mata mengikuti
gerakan telunjuk di depan mata. Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau
seluruh bacaan tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan
kepala itu menghambat membaca cepat.
C. Melatih Pernapasan
Melatih prnapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang keluarkan
secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan dengan sikap
duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-olah sedang
berkomunikasi dengan sang penulis.
Penutup
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA
Tentunya Anda sudah paham dengan penjelasan tadi. Hakekat membaca cepat
adalah memahami isi bacaan secara cepat. Ternyata memahami sebuah buku, tidak
harus membaca seluruh isi buku. Melalui teknik membaca cepat yang dijelaskan di
atas kita bisa memahami sebuah buku dengan relatif cepat tanpa harus membaca
seluruh isi buku. Untuk bisa membaca cepat ini kadang-kadang dihadapkan kepada
beberapa hambatan. Kunci utama mengatasi hambatan-hambatan ini adalah ada
keinginan untuk merubah kebiasaan membaca yang merugikan tadi.
Selanjutnya kita perlu memahami model membaca cepat, seperti model line by line,
model spiral, dan model melingkar. Yang lebih penting lagi kita perlu paham teknik
membaca cepat, baik skimming maupun scanning, serta langkah-langkah dalam
membaca cepat.
TUGAS:Buatlah sebuah artikel dengan tema: Pentingnya Meningkatkan Budaya dan Minat Baca di Kalangan Mahasiswa.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA