membaca nyaring

27

Click here to load reader

Upload: ihsanfrancomedjajadglory-vrc

Post on 03-Jul-2015

2.329 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMBACA NYARING

TUGAS MAKALAH

MEMBACA NYARING

Untuk Syarat Memenuhi MATA KULIAH “PENINGKATAN

KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA”

DISUSUN OLEH:

NAMA : IHSAN RAMADAN

NIM : F32110022

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PGSD

Page 2: MEMBACA NYARING

MEMBACA NYARING

1.1 Pengantar

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan jenis kompetensi

membaca yang menuntut persyaratan yang ketat. Membaca nyaring bukan sekedar

menyuarakan huruf. Jika hal ini yang terjadi maka pemahaman akan materi yang

dibaca akan gagal diperoleh.

Membaca nyaring atau membaca bersuara merupakan kelanjutan dari

membaca permulaan. Pada membaca permulaan tekanan ada pada kelancaran dan

ketepatan penyuaraan huruf, pada membaca nyaring atau membaca bersuara

difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat atau intonasi, jeda, dan menguasai

tanda baca. Keempatnya harus tepat. Jika ketepatan ini diabaikan, maka murid

akan mengalami kesulitan pada waktu membaca dalam hati atau membaca

intensif. Mereka hanya bisa membaca tetapi sulit menemukan pemahaman yang

dikandung dalam bacaan.

Membaca nyaring lebih banyak menuntut penguasaan teknik. Membaca

nyaring harus sudah tuntas diberikan di kelas IV sekolah dasar agar di kelas

selanjutnya murid tidak mengalami kendala. Jika di kelas IV pembelajaran

membaca nyaring tuntas diberikan maka di kelas V dan VI anak akan tumbuh

kesukaannya membaca. Mengapa, karena penguasaan membaca teknik akan

memberikan kepuasan membaca. Jika tersedia bahan bacaan yang memadahi anak

akan gemar membaca atau dapat saja seorang murid menjadi kutu buku.

Kekurangan ketersediaan buku bacaan menjadikan anak Indonesia tidak suka

membaca, apalagi kutu buku. Penggemar buku saja jarang apalagi kutu buku.

Bandingkanlah dengan bangsa lain. Ke mana saja mereka membawa buku dan di

bacanya di mana saja. Sekalipun sambil bergelantungan di bus kota mereka

sambil membaca. Semoga dengan kemampuan membaca nyaring yang baik dan

harga buku murah dapat menjadikan bangsa Indonesia gemar membaca.

Page 3: MEMBACA NYARING

Bukankah bangsa yang cerdas diukur dari kemampuan keterampilan berbahasa

tulis.

Beberapa keuntungan yang dapat dipetik dari kegiatan membaca nyaring yang

dilakukan oleh siswa seperti diuraikan di bawah ini.

1) Membaca nyaring memberikan guru suatu cara yang tepat dan valid dalam

mengevaluasi kemajuan kemampuan keterampilan membaca dalam intonasi,

tekanan kata, pemenggalan kata, pemenggalan frasa, dan untuk menemukan

kebutuhan pengajaran yang spesifik.

2) Membaca nyaring memberikan latihan berkomunikasi lisan untuk pembaca dan

meningkatkan kemampuan menyimak untuk pendengarnya.

3) Membaca nyaring dipakai untuk latihan berdialog, memerankan pelaku yang

terdapat dalam cerita.

4) Membaca nyaring adalah media guru dalam membimbing secara bijak, bisa

digunakan untuk meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pada anak yang

pemalu.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rothlein dan Meinbach (1993)

menunjukkan bahwa membaca nyaring dapat meningkatkan keterampilan

berbahasa lainnya, membantu perkembangan anak mencintai buku, dan membaca

cerita sepanjang hidupnya. Anak-anak cenderung meniru dan mengikuti jejak

orang dewasa. Pendapat yang mirip disampaikan oleh Cox (1999), membaca

nyaring untuk anak-anak yang dilakukan setiap hari merupakan sesuatu yang

penting untuk mengajar mereka menyimak, berbicara, atau menulis. Pembacaan

cerita yang dilakukan oleh orang tua akan membawa anak dalam perkembangan

bahasa yang baik, melalui perkembangan kosa kata, semangat membaca, dan

sukses dalam belajar membaca permulaan. Anak yang sering dibacakan cerita

akan menolak jika didongengi.

Page 4: MEMBACA NYARING

Suatu hal yang sangat penting adalah informasi pertama. Siapa pun sangat

bangga jika mendapatkan informasi dari tangan pertama. Pemahaman akan isi

suatu bacaan merupakan informasi yang diperoleh dari tangan pertama. Oleh

karena itu, tidak perlu heran jika orang cenderung memburu buku meskipun

mungkin informasi buku itu telah didapat dari seseorang. Ada kebanggaan

tersendiri ketika telah membaca buku daripada mendengar ceriteranya dari orang

lain. Hal seperti ini juga terjadi pada anak, sayang tidak semua anak dapat

mendapat kesempatan mendapat informasi dari tangan pertama. Melalui

pengalaman ini anak mengembangkan konsep dan berimajinasi, mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan berpikir yang merupakan proses penting dari hasil

membaca. Apabila pengalaman dari orang pertama tidak memungkinkan guru

dapat membacakan buku tentang pengalaman orang lain. Di sini anak akan

berimajinasi seolah-olah mengalaminya sendiri melalui membaca nyaring.

Gruber (1993) menyampaikan lebih rinci manfaat membaca nyaring untuk

anak seperti disampaikan di bawah ini.

1) Memberikan contoh proses membaca secara positif.

2) Mengekspos siswa untuk memperkaya kosa kata.

3) Memberi siswa informasi baru.

4) Mengenalkan kepada siswa berbagai aliran sastra.

5) Memberi siswa kesempatan menyimak dan menggunakan daya imajinasinya.

1.2 Hakekat Membaca Nyaring

Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan bersuara dengan

memperhatikan struktur kata (kata, kata majemuk, dan frasa) dan kalimat, lafal,

intonasi dan jeda. Tekanan kata dalam bahasa Indonesia jatuh pada suku kedua

dari belakang. Pembaca nyaring harus dapat pula mengelompokkan kata sesuai

dengan kelompoknya agar jelas maknanya bagi pendengar. Membaca nyaring

Page 5: MEMBACA NYARING

merupakan aktifitas antara guru dan murid atau pembaca dengan pendengar untuk

bersama-sama memahami makna suatu bacaan. Pembaca nyaring juga dituntut 3

keterampilan yaitu:

1. keterampilan memahami makna dan perasaan yang terkandung dalam

bacaan.

2. keterampilan penafsiran lambang tulis, penyusunan kata-kata, serta

penekanan sehingga sesuai dengan ujaran nyata dalam kehidupan sehari-

hari.

3. keterampilan memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan yang

jauh karena di samping membaca juga harus menjaga hubungan harmonis

dengan pendengar.

Lawan membaca nyaring adalah membaca dalam hati. Membaca dalam hati

bibir tidak boleh bergerak-gerak, apalagi mengeluarkan suara meskipun perlahan.

Jika ini dilakukan maka akan menghambat perkembangan jenis membaca dalam

hati.

Menyimak uraian di atas kegiatan membaca nyaring sangat bermanfaat

untuk anak-anak kalau benar-benar dilaksanakan sesuai dengan maksud dan

tujuannya. Di dalam kegiatan membaca nyaring terkandung kemampuan yang

kompleks yang nantinya akan menjadi bekal dalam membaca dalam hati. Oleh

karena itu, kegagalan pelaksanaan membaca nyaring akan merembet pada

kegagalam membaca dalam hati.

Dalam kegiatan membaca nyaring menyimak tidak dapat dikesampingkan

sehingga secara teknis harus benar agar penyimak dapat memahami informasi

tulis yang dibaca. Kegiatan membaca nyaring akan lebih efektif jika semua murid

memiliki buku yang sama, tetapi beragam. Yakni berbagai buku cerita dan puisi.

Jika ini dapat terlaksana maka membaca nyaring juga akan menjadi pelajaran seni

yang sangat menarik hati murid, sehingga selalu ditunggu-tunggu oleh murid.

Pelaksanaan pembelajaran membaca nyaring yang baik adalah sebuah pendekatan

Page 6: MEMBACA NYARING

yang dapat memuaskan serta memenuhi berbagai ragam tujuan membaca.

Membaca nyaring juga dapat mengembangkan sejumlah ketrerampilan serta

minat. Oleh karena itu, dalam membaca nyaring guru harus memahami proses

komunikasi dua arah. Proses komunikasi tidak lengkap kalau pendengar belum

memberikan tanggapan terhadap pikiran dan perasaan yang diekspresikan oleh

pembaca. Dapat saja tanggapan hanya ada di dalam hati, tetapi hal ini telah

menunjukkan bahwa pendengar telah mengapresiasi.

Dari uraian di atas kiranya cukup dijelaskan bahwa keterampilan membaca

nyaring adalah suatu keterampilan yang rumit, kompleks, dan menuntut banyak

keterampilan pendukung. Kegiatan membaca nyaring pertama menuntut

pemahaman terhadap rentetan huruf dan tanda bacanya kemudian menyuarakan

dengan tepat dan bermakna.

Membaca nyaring bagi sebagian besar anak Indonesia merupakan problem

lisan. Hal ini karena bagi sebagian besar anak Indonesia bahasa Indonesia

merupakan bahasa asing. Oleh karena itu, kegiatan membaca nyaring lebih tepat

jika diarahkan pada ucapan dari pada ke pemahaman. Seorang guru di Sarmi

mengatakan bahwa dirinya pernah selama tiga tahun mengajar hanya berkutat

pada abjad saja. Bagaimana murid dapat mengucapkan bunyi dengar benar.

Menyimak pengakuan guru tersebut kita harus mengacungi jempol betapa

bertanggungjawabnya Beliau dalam mendidik anak bangsa di Papua ini. Belia

sadar benar bahwa sistem bunyi (fonem) bahasa Indonesia berbeda dengan sistem

bunyi bahasa Daerah di mana Belia bertugas sehingga latihan ucapan atau bunyi

(abjad) sangat ditekankan.

Keterampilan membaca nyaring seharusnya telah mantap diberikan di

sekolah dasar kelas IV. Jadi, di kelas III dan kelas IV kegiatan membaca harus

difokuskan pada membaca nyaring. Pada waktu kelas V anak sudah membaca

intensif atau membaca dalam hati. Hanya sekali-kali saja kegiatan membaca ini

dilakukan, tetapi dengan penekanan tambahan, misalnya dengan perasaan.

Kegagalan pencapaian kopetensi membaca nyaring di kelas III dan kelas IV akan

Page 7: MEMBACA NYARING

mengakibatkan kegagalan kopetensi membaca dalam hati di kelas V dan VI dan

tentunya kelas selanjutnya sampai di perguruan tinggi.

1.3 Peningkatan Keterampilan Membaca Nyaring

Hasil pengamatan terhadap pembaca yang mengalami kesulitan dalam

membaca nyaring diperoleh simpulan dalam: tekanan kata, lagu kalimat atau

intonasi, jeda, dan penguasaan tanda baca. Banyaknya pembaca nyaring di Papua

yang kurang baik, termasuk penyiar radio, televisi, para pegawai termasuk juga

dosen menandakan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca nyaring tidak

tepat. Karena kemampuan ini rendah maka kemampuan membaca dalam hati

(studi) pun rendah. Akibat lebih lanjut dapat ditebak. Kemampuan membacanya

masih dalam taraf membaca kata. Yakni, kata dalam kalimat dibaca kata demi

kata. Dalam sebuah kalimat kata tidak selamanya berdiri sendiri, lebih-lebih

dalam kalimat yang panjang. Kata dapat membentuk frasa atau kelompok kata.

Dalam kondisi seperti ini, kelompok kata itu atau kata majemuk harus dibaca

dalam satu kesatuan. Tidak boleh dijeda, atau tidak boleh ada perhentian di

antaranya.

Contoh salah:

Rumah / makan Provinsi / Papua

Hari / besar musim / kemarau / panjang

Kelapa / muda Kabupaten / Pegunungan / Tengah

Pembacaan Contoh di atas kata rumah, hari dsb dibaca dengan nada tinggi lalu

berhenti menyerupai nada titik. Padahal seharusnya dengan nada tinggi kemudian

menurun. Sehingga kata majemuk dan kelompok kata pada contoh di tidak

terdapat jeda di antaranya. Pada contoh musim kemarau panjang dan Kabupaten

Pegunungan Tengah jeda dapat diberikan antara kata kemarau dan panjang dan

antara pegunungan dan tengah. Hal ini dimungkinkan karena kata panjang dapat

Page 8: MEMBACA NYARING

digantikan dengan kata lain misalnya singkat atau tidak ada, sedangkan kata

tengah dapat digantikan dengan misalnya timur, barat , bintang dll.

Rumah makan Provinsi Papua

Hari besar musim kemarau / panjang

Kelapa muda Kabupaten Pegungan / Tengah

Agar pembacaan dapat dilakukan dengan benar maka sebelum membaca

nyaring murid diberi kesempatan untuk membaca dalam hati dan memberikan

tanda baca, khususnya jeda pada bacaan. Latihan pemberian jeda ini perlu

dilakukan beberapa kali, pada kesempatamn yang berbeda. Kontrol guru ketika

murid membaca nyaring harus dilakukan. Di bawah ini diberikan contoh

penandaan dalam sebuah wacana.

Pada suatu hari / tupai dan penyu / merencanakan / mencari makanan /

kesukaannya, / yakni bia.// Untuk melaksanakan niatnya / mereka / menaiki

sebuah parahu / yang disebut / Durunbokau.// Mereka / pergi ke suatu tanjung /

yang disebut / Tanjung Buyebi Dei Yebi.// Tanjung ini / terkenal / banyak

bianya.//

Ada beberapa bunyi yang sulit diucapkan oleh penutur BI di Papua. Hal

ini terjadi karena pengaruh bahasa Ibu. Bunyi itu adalah /e/ lemah diucapkan /e/

keras. Bunyi /k/ lemah akan diucapkan /?/. Terjadi kekacauan ucapan /h/ dan nasal

/n/, /ng/. Kekacauan di sini dimaksudkan sebagai kesulitan membedakan antara

kata yang berakhir dengan bunyi /h/, /n/, /ng/ dan yang tidak. Pada suku tertentu

bunyi bahasa Indonesia:

/j/ dilafalkan /y/

/s/ dilafalkan /t/

/b/ dilafalkan /p/

Page 9: MEMBACA NYARING

/t/ dilafalkan /r/

/d/ dilafalkan /r/

/r/ dilafalkan /g/

Di bawah ini disampaikan kopetensi yang harus diperhatikan oleh guru

dalam pembelajaran membaca nyaring diambil dari Tarigan (1984).

Kelas I

1. Menyuarakan huruf dengan tepat dan lancar.

2. Menyuarakan kata dengan tepat dan lancar.

3. Mempergunakan intonasi yang wajar.

Kelas II

1. Membaca dengan terang dan jelas.

2. Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi.

3. Membaca dengan tanpa tertegun-tegun, terbata-bata.

4. Menguasai tanda baca sederhana.

a. titik (.)

b. koma (,)

c. tanda tanya (?)

d. tanda seru (!)

Kelas III

1. Membaca dengan penuh perasaan dan ekspresi.

2. Mengerti serta memahami bahan bacaan.

Page 10: MEMBACA NYARING

Kelas IV

1. Memahami bacaan pada tingkat dasar.

2. Kecepatan mata dan suara: 3 kata dalam satu detik

Kelas V

1. Membaca dengan pemahaman dan perasaan

2. Aneka kecepatan membaca dalam berbagai jenis bacaan.

3. Dapat membaca tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan.

Kelas VI

1. Membaca nyaring dengan penuh ekspresi/perasaan.

2. Membaca nyaring dengan penuh percaya diri.

3. Mempergunakan frasa atau maka majemuk yang tepat.

1.4 Jenis Membaca Nyaring

Pembelajaran membaca nyaring yang dapat diterapkan di kelas cukup beragam.

Ada reading aloud, shared reading, guided reading., membaca bersama, pidato

dengan teks

1.4.1 Reading Aloud

Kegiatan membaca ini dilakukan oleh guru untuk siswanya. Atau dengan

kalimat lain guru membaca siswa mendengarkan. Pembelajaran membaca nyaring

jenis ini diterapkan di kelas rendah dan taman kanak-kanak. Guru dapat

menggunakan bacaan yang terdapat dalam buku teks atau bahan bacaan lain. Guru

membaca dengan suara yang cukup keras, dengan lafal dan intonasi yang baik

sehingga seluruh siswa dapat mendengar dengan jelas dan menikmatinya.

Kegiatan membaca nyaring sangat cocok dilakukan di SD kelas rendah dan TK.

Manfaat yang dapat dipetik dari jenis membaca ini adalah meningkatkan

keterampilan menyimak, memperkaya kosa kata, membantu meningkatkan

Page 11: MEMBACA NYARING

membaca pemahaman, dan menumbuhkan minat baca pada siswa. Contoh

membaca yang baik dari guru akan merangsang siswa belajar sungguh-sungguh

membaca permulaan. Reading aloud di kelas rendah SD dan TK di samping

pembelajaran juga bersifat memotivasi

Namun begitu, reading aloud dapat dilakukan di kelas tinggi SD, jika diperlukan

di SLTP. Reading aloud memberikan contoh membaca yang baik di hadapan

siswanya. Di kelas rendah dan TK pelaksanaan pembelajaran membaca ini dapat

dilakukan setiap hari dengan waktu kurang lebih sepuluh menit. Kegiatan ini akan

sangat menyiapkan siswa untuk siap belajar.

1.4.2 Shared reading

Shared reading adalah jenis kegiatan membaca nyaring yang dilakukan

antara guru dan siswa. Dalam kegiatan ini antara guru dan siswa memegang buku

yang sama. Kegiatan membaca ini dapat dilakukan di kelas rendah maupun di

kelas tinggi. Guru di sini bertindak sebagai model, sehingga diperlukan guru

dengan kemampuan membaca nyaring yang baik. Cara yang biasanya dilakukan

dalam membaca nyaring jenis ini adalah:

1) guru membaca dan siswa mengikuti membaca (untuk kelas rendah);

2) guru membaca dan siswa menyimak bacaan;

3) murid membaca secara bergiliran.

Pelaksanaan pembelajaran di atas akan sangat bermanfaat bagi siswa karena:

1) murid menyimak bacaan langsung dari model;

2) murid diberi kesempatan menunjukkan keterampilan membaca;

3) murid yang masih kurang terampil dalam membaca mendapat kesempatan

Page 12: MEMBACA NYARING

membaca yang benar.

Sehubungan dengan membaca secara bergiliran Crawley dan Mountain

(1995) mengatakan bahwa membaca jenis ini mengakibatkan anak tidak

menyimak. Membaca secara bergiliran harus memiliki tujuan yang pasti jika tidak

anak tidak akan menyimak secara baik. Penyimakannya dilakukan karena hanya

karena ingin dapat melanjutkan membaca dengan segera. Ia tidak mau dicap oleh

guru tidak menyimak. Membaca nyaring jenis ini oleh Craley dan Mountain

disebut sebagai membaca round robin. Siswa juga telah mengantisipasi paragraf

mana yang akan menjadi giliranya, sementara temannya membaca nyaring. Oleh

karena itu, jika menginginkan siswa menyimak secara baik janganlah melakukan

membaca nyaring dengan teknik membaca bergilir paragraf demi paragraf.

Sehubungan dengan membaca nyaring Rubin (1993) menjelaskan bahwa

kegiatan yang paling penting untuk membangun pengetahuan dan keterampilan

berbahasa siswa diperlukan membaca nyaring. Program yang kaya dari membaca

nyaring dibutuhkan anak untuk karena membantu siswa memperoleh fasiltas

menyimak, memperhatikan sesuatu secara lebih baik, memahami suatu cerita,

mengingat secara terus-menerus pengungkapan kata-kata, serta mengenali kata

baru yang muncul dalam konteks lain. Membaca nyaring suatu ceritera sangat

membantu siswa menambah kosa kata. Anak akan dapat mengerti dengan

sendirinya makna suatu kata meskipun tidak dijelaskan oleh guru. Oleh karena itu,

kegiatan membaca nyaring dengan teknik yang tepat sangat dibutuhkan siswa.

Bagi siswa kelas rendah kegiatan ini sangat produktif dan bisa menjadi

pengalaman interaktif yang paling bagus jika dilakukan dengan tepat.

Dari hasil penelusuran kegiatan membaca nyaring seperti di atas juga

jarang dilakukan. Guru-guru di sekolah tertentu melakukan, tetapi lebih banyak

yang tidak melakukan. Oleh karena manfaatnya sangat baik dalam rangka

peningkatan kemampuan membaca maka seyogyanya membaca nyaring jenis ini

juga sering dilakukan. Setelah siswa melakukan membaca nyaring secara

bergiliran. Lanjutkan kegiatan dengan keterampilan lain misalnya berbicara.

Page 13: MEMBACA NYARING

Yakni menceriterakan kembali secara singkat. Membuat alur cerita, Membuat

kerangka cerita berdasarkan inti setiap alur Dan akhirnya siswa diminta

menuliskan kembali cerita.

1.4.3 Guided Reading

Guided Reading adalah salah satu jenis kegiatan membaca nyaring yang

memfungsikan guru sebagai pembimbing, pengamat, dan fasilitator. Meskipun

kegiatannya membaca nyaring namun penekanannya bukan pada teknik membaca,

tetapi pada pemahaman materi. Seluruh murid membaca teks yang sama dan

mendiskusikannya. Guru mengajukan pertanyaan dan siswa diminta menjawab

dengan kritis. Pertanyaan harus dibuat secara porposional. Kegiatan ini

merupakan kegiatan membaca nyariung yang sangat penting dilakukan di kelas.

Demikianlah jenis pembelajaran membaca nyaring yang dapat dilakukan

oleh guru. Sebagai penutup uraian membaca nyaring ini disajikan inti dari buku

pegangan terlaris dalam mendidik dan mempersiapkan anak memasuki sekolah

formal. Buku tersebut berjudul The New Read-Aloud Handbook. Buku ini sangat

terkenal di Amerika Serikat. Inti buku ini adalah menyajikan keuntungan dan

kesenangan anak membaca nyaring. Keuntungan dan kesenangan anak dalam

membaca nyaring yang terdapat dalam buku itu diterjemahkan dan disajikan

seperti di bawah ini.

1) Awali pembelajaran pertama dengan membacakan cerita di kelas. Bertukar

buku yang menarik, Ciptakan kesempatan yang menakjubkan bagi guru dan

siswa untuk berbagi kesempatan yang hangat dan menyenangkan, membina

ikatan secara akrab dengan seluruh siswa di kelas.

2) Sebelum membacakan cerita atau puisi, akrabilah dahulu materi bacaan

tersebut. Dengan demikian guru akan mengetahui bagian cerita yang perlu

mendapat tekanan. Kata atau konsep mana, apa yang diperlukan sebelum

membaca untuk menghindari kebingungan, dan suasanan hati yang perlu

ditampilkan.

Page 14: MEMBACA NYARING

3) Wacana yang panjang hendaknya diperpendek, supaya pengajaran membaca

lebih lancar, dan latihlah membaca suatu cerita atau bagian cerita dengan

nyaring sebelum membacakan kepada anak.

4) Selalu mendiskusikan isi bahan bacaan dengan siswa untuk membangkitkan

minat siswa pada buku. Anak senang sekali dengan anek-anek tentang penulis

atau ilustrator. Informasi ini membuat mereka akan semakin akrab pada cerita

atau puisi tersebut. Pertanyaan seperti lihat judul dan sampul buku ini.

Menurutmu buku ini menceriterakan tentang apa? Pernahkah kalian

mendengar tentang penulis sebelumnya? Dan lain sebagainya.

5) Suruhlah siswa duduk dengan riang dalam setengah lingkaran di sekitar Anda

dan singkirkan semua benda yang dapat mengganggu. Adakan kontak mata

selama Anda membacakan cerita.

6) Duduklah di kursi rendah dekat siswa dan peganglah buku sedemikian rupa

sehingga mereka dapat melihat ilustrasi. Ilustrasi merupakan hal penting

dalam membaca buku untuk anak.

7) Jadikanlah kegiatan ini mengasyikkan, ekspresikan emosi yang dibangkitkan

oleh cerita atau puisi dan bawalah sastra ke dalam suasana yang hidup melalui

gerakan,efek suara, dan perubahan nada suara.

8) Apabila memungkinkan doronglah anak berpartisipasi dalam membaca,

misalnya mereka mungkin ingin menceriterakan buku atau mendeklamasikan

puisi.

9) Secara periodik berilah pertanyaan untuk meningkatkan pemahaman dan minat

siswa. Berikan kesempatan pada siswa untuk duduk santai bersandar dengan

senang merupakan daya tarik dari sastra yang menyenangkan. Jangan selalu

bertanya dan mengubah membaca nyaring menjadi suatu tes.

Page 15: MEMBACA NYARING

10) Jangan menyelesaikan seluruh bagian atau bab pada suatu bacaan. Berhentilah

pada bagian cerita yang menegangkan. Biarkan anak berdiri di pinggir tempat

duduknya, cemas karena rasa ingin tahu mereka lebih lanjut tentang apa yang

terjadi berikutnya.

11) Pada penyelesaian cerita atau puisi berikan kesempatan kepada siswa untuk

merenungkan apa yang telah mereka dengar dan meneliti perasaannya sendiri.

12) Setelah menyelesaikan seluruh cerita, berikanlah waktu kepada siswa untuk

mengekspresikan perasaan mereka secara bebas.

Hal yang perlu diingat dalam membaca nyaring antara lain sebagai berikut.

1) Seni menyimak merupakan sesuatu yang bermanfaat, sehingga harus diajarkan.

2) Panjang pendek cerita yang dibacakan hendaknya bervariasi.

3) Jika membacakan buku cerita bergambar, guru harus yakin anak dapat melihat

gambar itu dengan jelas.

4) Hentikan membaca pada titik yang menyenangkan.

5) Sesudah membaca sediakan waktu untuk berdiskusi, mengekspresikan secara

lisan, tertulis atau pun ekspresi artistik.

6) Jangan membelokkan diskusi menjadi ujian, tes atau evaluasi.

7) Bacalah teks dengan penuh ekspresi dan perlahan-lahan.

8) Sebelum membaca buku tersebut di depan kelas, tinjaulah buku tersebut lebih

dahulu.

Page 16: MEMBACA NYARING

Hal yang harus dihindari pada waktu membaca nyaring adalah sebagai

berikut.

1) Jangan membacakan cerita yang tidak kita sukai.

2) Jangan meneruskan membaca cerita jika ternyata buku tersebut pilihan yang

salah.

3) Jangan bingung dengan pertanyaan yang diajukan siswa selama membaca, dan

diskusikan dengan siswa pendapat dan kesimpulan mereka.

4) Ciptakan pertanyaan terbuka yang mengharuskan siswa memusatkan perhatian

pada bagian tertentu dari sebuah buku (Rothlein dan Meinbach, 1993).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca nyaring lebih

ditekankan pada, membaca nyaring yang dilakukan oleh guru. Kegiatan membaca

nyaring kurang baik dan kurang bermakna jika dilakukan dengan teknik round

robin.

Kegaiatan membaca nyaring sangat penting dan banyak keuntungan yang

diperoleh siswa. Oleh karena itu, guru perlu membuat suatu program kegiatan

nyaring yang efektif. Jangan lupa berlatihlah membaca nyaring dengan teknik

yang tepat agar membaca nyaring Anda menarik didengar siswa Anda.

Page 17: MEMBACA NYARING

1.5 Memilih Bacaan

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Manfaat

membaca dapat diperoleh siapa saja dan dari tulisan apa saja. Sederetan manfaat

membaca dapat diuraikan di bawah ini.

1) mengusir rasa cemas dan gundah gulana,

2) tidak akan terjatuh ke dalam lembah kebodohan,

3) menjernihkan pikiran,

4) mencari dan membentuk jati diri,

5) belajar bercakap dan berkata-kata,

6) mengisi dan memperbanyak memori, dsb.

Memperoleh manfaat membaca tidak selamanya positif dan baik akibatnya.

Oleh karena itu, sebagai orang yang berpendidikan yang menginginkan kemajuan

harus berpikir cerdas.

Sekarang ini sangat mudah didapatkan berbagai media cetak di masyarakat.

Beraneka ragam bentuk, jenis, tema, dan misi dan visinya, serta penggemarnya.

Kesalahan memilih bahan bacaan akan berakibat fatal bagi diri pembaca dan juga

masyarakatsecara umum.

Oleh karena itu, memilih bacaan yang tepat untuk diri sendiri, anak, anak

didik, dan keluarga sangat penting. Orang tua dan guru sangat berperan dan

bertanggung jawab dalam membentuk kepribadian diri dan keluarganya, terutama

orentasi hidup dan kehidupanya di dunia. Seleksilah bacaan untuk anak. Orang tua

dan guru harus lebih berhati-hati dalam memilih bacaan. Pilihlah bacaan yang

dapat meningkatkan pemahaman akan kemanusiaan, ketuhaman, dan ciptaan

Tuhan. Hindarilah bacaan baik secara langsung atau tidak mengajak kepada suatu

Page 18: MEMBACA NYARING

kelompok tertentu, fanatik terhadapnya, bahkan menjadikan loyalitas dan ukuran

kebenaran.

Page 19: MEMBACA NYARING

Daftar Pustaka

Tim Pena Guru. (2010). Mandiri Bahasa Indonesia SD Kelas III seri III. Jakarta:

Erlangga.

http://guruit07.blogspot.com/2009/01/jenis-jenis-membaca-dan.html

http://supardi-uncen.blogspot.com/2010/01/bab-5-membaca-nyaring.html