membangun pc gaming mini-itx dengan prosesor amd a6-5400k dan msi fm2-a75ia-e53

42
Membangun PC Gaming Mini-ITX dengan Prosesor AMD A6-5400K dan MSI FM2-A75IA-E53 Menurut beberapa percakapan yang kami amati saat membeli PC di daerah pertokoan Mangga Dua, Jakarta, ada ‘kepercayaan’ unik yang beredar di antara para pengguna PC. Beberapa pengguna tersebut mempercayai bahwa semakin kecil ukuran fisik sebuah PC, semakin buruk performanya. Misalnya saja komponen motherboard, dimana motherboard dengan ukuran kecil seperti mini-ITX atau Micro-ATX dianggap lebih inferior dibanding motherboard berukuran Full-ATX, sehingga tipe-tipe motherboard microATX maupun mini-ITX seringkali dihindari para user.

Upload: jefry-juventini

Post on 02-Dec-2015

464 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Beberapa komponen untuk membangun PC minimlis

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Membangun PC Gaming Mini-ITX dengan Prosesor AMD A6-5400K dan MSI FM2-

A75IA-E53

 

Menurut beberapa percakapan yang kami amati saat membeli PC di daerah pertokoan Mangga Dua, Jakarta, ada ‘kepercayaan’ unik yang beredar di antara para pengguna PC. Beberapa pengguna tersebut mempercayai bahwa semakin kecil ukuran fisik sebuah PC, semakin buruk performanya. Misalnya saja  komponen motherboard, dimana motherboard dengan ukuran kecil seperti mini-ITX atau Micro-ATX dianggap lebih inferior dibanding motherboard berukuran Full-ATX, sehingga tipe-tipe motherboard microATX maupun mini-ITX seringkali dihindari para user.

Page 2: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Besar = Bagus ?

Demikian halnya juga dengan ukuran sebuah PC, masih ada anggapan bahwa SFF PC (Small Form Factor PC) hanya cocok digunakan untuk pekerjaan kantor yang ringan, dan tidak cocok digunakan untuk bermain game. Maka dari itu, tidak heran jika ada yang berpendapat bahwa PC yang digunakan untuk bermain game haruslah tampil ‘sangar’ dengan ukuran casing yang berukuran besar pula. Di lain pihak, ada juga pengguna PC yang mendambakan sebuah PC yang kecil, hemat ruang dan hemat daya, cocok untuk diletakkan di ruang tamu atau meja belajar.

Pertanyaannya: Mungkinkah membangun sebuah sistem yang berukuran mungil namun masih cukup bertenaga untuk menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari, sampai menjalankan game 3D yang cukup berat?

Mungkin!

Di artikel ini, kami akan menunjukkan cara membangun sebuah PC mungil dengan tinggi hanya 22 cm, masih cukup bertenaga untuk bermain beberapa game 3D, hemat daya, dan pastinya tidak merusak kantong Anda terlalu dalam!

Page 3: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Ruang Lingkup Pengujian + Target Spesifikasi

Pre-testing sebelum sistem dimasukkan ke casing

Pembahasan kami dalam artikel ini meliputi:

Pemilihan komponen + perakitan PC mini-ITX + konfigurasi sistem Uji performa sintetis, baik CPU  dan GPU Game test, mulai dari game mainstream popular hingga game berat Uji konsumsi daya

Tentunya, kami sudah mempertimbangkan target spesifikasi PC mini-ITX ini, supaya bisa memenuhi kebutuhan beragam pengguna. PC yang kami buat harus memenuhi 6 (enam) persyaratan sebagai berikut :

1. Berukuran relatif kecil, tidak terlalu ‘bulky’, dengan dimensi sekitar 20 x 8 x 25 cm(panjang x lebar x tinggi), atau kurang lebih mirip ukuran konsol video game seperti PS3 Slim

2. Konsumsi daya dibawah 100 W (AC Load) saat menjalankan game berat3. Memiliki Graphical Processing Power yang mencukupi untuk bermain game

mainstream setidaknya di resolusi 720p (1280 x 720) pada framerate yang nyaman (30 – 40 FPS)

4. Bisa menjalankan berbagai tugas harian yang umum dengan nyaman dan responsif, misal office application, editing multimedia ringan, menonton Film HD

5. Konektivitas I/O lengkap, harus ada USB 3.0.6. Harga total sistem (casing beserta isinya) sekitar Rp. 4 juta-an, maks 5 juta.

Page 4: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Daftar Isi

Berikut kami sertakan daftar isi, untuk memudahkan anda bernavigasi dalam artikel ini :

Halaman 1 (halaman ini ) : Overview PC Mini-ITX, Ruang Lingkup dan Target Spesifikasi

Halaman 2 : Pemilihan Komponen Halaman 3 : Bentuk Jadi + Konfigurasi Sistem Halaman 4 : Tes Performa Sintetis – CPU dan GPU Halaman 5 : Tes Gameplay – Game Mainstream ( PES 2013, Point Blank) Halaman 6 : Tes Gameplay – Game Berat ( CS:GO, COD MW3, Dirt 3, Battlefield 3)

+ Tes Konsumsi Daya + Temperatur Halaman 7 : Kesimpulan

Casing : In Win BQ-Series BQ669 + 120W PSU

Page 5: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Mengingat salah satu prioritas utama dalam pembuatan PC ini adalah ukuran yang mungil, tentunya mencari casing mini-ITX yang tepat adalah hal pertama yang harus kita lakukan. Pemilihan PSU (Power Supply Unit) juga nantinya akan mempengaruhi pemilihan komponen (terutama prosesor). Terakhir, pemilihan casing ini akan menentukan pilihan slot ekspansi pada PC-nya.

Kami menargetkan sebuah casing yang benar-benar kecil sehingga kurang lebih seukuran dengan sebuah Blu-Ray player atau konsol video game seperti PS3, dan pilihan kami jatuh pada sebuah casing mini-ITX mungil yang pernah kami  review sebelumnya, yakni : In Win BQ-Series BQ669.

Cukup kecil, kan? Lihat perbandingan ukurannya dengan sebuah DVD-Drive ini.

Casing ini datang dengan PSU 120W Pure, atau ada juga opsi DC-DC Inverter board + 120W external adaptor jika Anda bisa menemukannya, dan menurut kami kapasitas daya ini sudah mencukupi PC buatan kami (toh kami menargetkan konsumsi daya total sistem yang dibawah

Page 6: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

100W). Casing ini memang tidak menawarkan opsi untuk memasang sebuah GPU Add-On meski low-profile, namun kami sudah terlanjur jatuh cinta dengan ukurannya sehingga merasa ini adalah casing yang cukup ideal bagi PC Mini-ITX kami.

PSU 120W Pure yang menyertai casing In Win BQ669

Sebagai alternatif, casing Antec ISK310-150 juga cukup menarik, namun kami tidak bisa menemukannya di Indonesia.

Page 7: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Prosesor dan GPU: AMD APU A6-5400K + Radeon HD 7540D

Mengingat casing kami tidak memungkinkan adanya penambahan GPU add-on, kami harus mencari sebuah platform yang memiliki kinerja grafis yang mumpuni untuk menjalankan game. Kami langsung terpikir akan dua macam konfigurasi:

Intel Core i-series Generasi ke-3 + HD 4000-Series AMD APU (Accelerated Processing Unit)  ’Trinity’ FM2 + Radeon HD 7xxxD-series

integrated graphics

Dua solusi di atas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Intel unggul di segi prosesor, AMD unggul di grafis. Sayangnya agak sulit menemukan prosesor Intel kelas low-end (Core i3 kebawah) yang dilengkapi dengan Intel HD 4000, kecuali Core i3-3225, itupun tidak tersedia di Indonesia saat artikel ini dimuat, sehingga kami dengan yakin memilih solusi APU dari AMD.

Page 8: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Disini, kami ingin memilih APU A10-5800K yang memiliki solusi grafis terkuat saat ini, namun konsumsi daya dari prosesor ini cukup tinggi, lebih dari 100W yang merupakan target konsumsi daya maksimal PC kami, dan kami agak ragu menjalankannya di PSU bawaan casing yang kami gunakan. Solusi berikutnya adalah APU A10-5700 yang memiliki TDP 65W, namun prosesor itu tidak tersedia di Indonesia. Sehingga solusi kami hanya :

1. Menjalankan A10-5800K dan mematikan  2 physical Core untuk menurunkan konsumsi daya

2. Memilih A6-5400K

Opsi pertama sebenarnya lebih menarik karena meski kita sama-sama mendapat total dua core namun solusi ini memiliki konfigurasi GPU yang jauh lebih kencang (Radeon HD 7660D). Tapi mengingat konfigurasi ini tidak umum, kami memilih sesuatu yang lebih mudah dan bisa dijalankan out-of-the-box, yakni: AMD APU A6-5400K.

Motherboard: MSI FM2-A75IA-E53 – Lengkap dan Terjangkau

Page 9: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Motherboard yang digunakan dalam PC Mini-ITX ini haruslah memiliki konektivitas yang memadai, karena pilihan slot ekspansi yang kita miliki terbatas. Maka dari itu, MSI FM2-A75IA-E53 menjadi pilihan. Motherboard dengan Chipset A75 ini memiliki 4 port SATA 6G/s, 2x USB 3.0 di backpanel (ekstra 2x USB3.0 melalui front panel header), dan memiliki WiFi serta Bluetooth terintegrasi. Kami sempat khawatir dengan bagian MOSFET dari motherboard ini yang dibiarkan tanpa pendingin, namun mengingat prosesor kami memiliki

Page 10: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

TDP yang relatif rendah (65W), harusnya suhu dari MOSFET di motherboard ini masih terjaga dalam batas aman, meski suhu ambient dalam casingnya agak panas.

Motherboard ini bisa didapatkan dengan harga dibawah 1 juta rupiah, cukup reasonable melihat banyaknya fitur yang disematkan padanya.

RAM : Wajib Dual-Channel DDR3-1600, 8GB Cukup

Jika Anda pernah menyimak artikel tuning memori DDR3 kami di platform AMD Trinity yang terdahulu, Anda tentunya mengerti bahwa konfigurasi RAM yang optimal sangat krusial bagi performa grafis terintegrasi AMD APU Trinity. Disini, kami menggunakan konfigurasi memori yang cukup umum ditemui, yakni DDR3-1600 dengan mode dual-channel. Untuk ukurannya, nampaknya 8GB tidak terlalu berlebihan dan harganya pun masih masuk akal. Memori yang kami uji dalam sistem ini adalah sebuah Kingston HyperX 2x 4GB DDR3-1600. Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan DDR3-1600 low-profile dari Samsung yang dirating dengan voltase rendah (1.35V).

Page 11: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Storage : SSD Menjaga Sistem Tetap Responsif

Page 12: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Berbicara mengenai processing power, AMD APU Dual-Core A6-5400K mungkin tidak sekuat ‘kakak-kakak’nya yang memiliki 4 core. Karena itu, sebagai kompensasi untuk menjaga sistem tetap responsif dalam berbagai aplikasi sehari-hari, SSD mutlak dibutuhkan. Kami merekomendasikan sebuah SSD berukuran setidaknya 120 GB karena kapasitas ini sudah cukup umum dan harganya sudah sangat terjangkau (sekitar Rp 1.05 – 1.4 jt tergantung model), pertimbangkan juga untuk memilih SSD yang mendukung standar SATA 6G/s karena chipset A75 yang digunakan sudah mendukung interkoneksi SATA3 atau SATA 6G/s.

Kami menggunakan Corsair Force GT 120GB di sistem kami. Untuk alternatif, anda bisa menggunakan SSD Intel 335 Series-120GB, atau Kingston HyperX 3K 120GB yang berharga lebih murah.

Baik, semua komponen sudah terkumpul, mari kita rakit !

Spesifikasi Lengkap

Page 13: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Berikut ini spesifikasi lengkap dari sistem kami :

CPU: AMD APU Dual-Core A6-5400K Motherboard: MSI FM2-A75IA-E53 RAM: Kingston HyperX DDR3-1600 2x 4GB VGA: Radeon HD 7540D (integrated, share memory 512MB ) SSD: Corsair Force GT 120GB Casing + PSU: In Win BQ669 + 120W PSU CPU Cooler: Stock HSF OS: Windows 7 Ultimate SP1 64-bit

Dan berikut inilah bentuk jadi dari sistem yang sudah dirakit :

Page 16: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Disini, motherboard bisa dipasangkan ke casing tanpa masalah yang berarti, SSD pun bisa dipasang ke bracket di salah satu sisi casing dengan menjaga kerapian kabel SATA. Hanya saja, konektor front panel USB dan audio dari casing tidak bisa dipasang ke motherboard karena kabelnya yang terlalu pendek. Kami memutuskan untuk menggunakan heatsink fan (HSF) stock karena cukup sulit mencari pendingin low-profile yang bisa masuk ke dalam casing mini ini.

Page 17: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Setting + Konfigurasi

Konfigurasi yang kami lakukan di BIOS berupa :

Set Integrated Graphics (IGP) Share Memory ke 512MB (bila dirasa perlu, setting ke 1 GB juga bisa dilakukan, walau pada semua skenario game test yang kami uji, perubahan dari share 512 MB ke 1 GB tidak membawa perubahan yang berarti)

Set RAM XMP ke ‘Enabled’, untuk mengaktifkan Xtreme Memory Profile yang akan men-setting memori sistem ke konfigurasi DDR3-1600, CL9-9-9-27 1T. 

Berikut ini adalah Screenshot dari CPU-Z dan GPU-Z yang menunjukkan konfigurasi final dari sistem mini-ITX kami :

Page 19: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Bagaimana dengan performanya? Simak halaman berikutnya!

Performance TestDisini kami akan menjalankan beberapa benchmark sintetik untuk memberi gambaran performa CPU dan GPU sistem mini-ITX kami. Sebagai referensi, kami juga menyertakan perbandingan ke beberapa platform lain, misalnya Intel Pentium G 840 yang berharga serupa dengan A6-5400K, dan juga solusi AMD APU A8-5600K & A10-5800K. Pada bagian GPU, kami membandingkan GPU Radeon HD 7540D yang ada di A6-5400K dengan Intel HD 2500, HD 4000 (pada 3570K), dan Radeon HD 7660D yang terdapat di A10-5800K.

Test Performa Sintetis – CPU: Cinebench R11.5 64-bit

Cinebench R11.5 adalah sebuah benchmark yang mengukur seberapa cepat sebuah CPU dalam merender sebuah Scene 3D. Cinebench R11.5 merupakan benchmark multi-threaded, sehingga CPU yang memiliki jumlah core yang besar tentunya mendapat keuntungan disini.

Hasil pengujian disajikan dalam bentuk skor (points – pts). Semakin tinggi skor yang dihasilkan, berarti raw processing power yang dimiliki oleh CPUnya semakin baik. Meski benchmark ini merupakan benchmark sintetik, namun skornya bisa digunakan sebagai acuan kasar performa sebuah CPU dalam menjalankan aplikasi multi-threaded.

Page 20: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Dilihat dari skor Cinebench R11.5-nya yang ‘hanya’ 1.47 pts, memang bisa dilihat bahwa kemampuan komputasi dari A6-5400K masih ada dibawah rata-rata CPU dual-core pada umumnya, dan berbeda cukup jauh dari ‘kakak’-nya yang memiliki 4(empat) inti.

Tes Benchmark Sintetis GPU: 3DMark Cloud Gate Graphics Score

Page 21: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

3DMark Cloud Gate adalah sebuah benchmark 3D yang akan menguji kemampuan kartu grafis anda dalam menangani Direct3D feature level 10_0 (ekivalen dengan API DirectX 10). Berdasarkan beberapa pengujian kami sebelumnya, beban grafis yang diberikan Cloud Gate cocok untuk pengujian berbagai solusi grafis terintegrasi. Disini kami akan menampilkan Graphics Score dari 3DMark Cloud Gate (bukan total score), nilai yang lebih tinggi mencerminkan kemampuan pengolahan grafis yang makin baik.

* Catatan : dalam skenario pengujian kami, semua platform Intel berjalan di motherboard berbasis chipset Intel B75 dan hanya menjalankan memorinya pada DDR3-1333 Dual-channel , timing 9-9-9-24 1T*

Page 22: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Hasil yang ada cukup mengejutkan, A6-5400K yang merupakan APU kelas low-end dari AMD berhasil mendekati solusi grafis Intel yang tertinggi saat ini yakni HD 4000 dengan hanya perbedaan performa sekitar 7%, dan menghasilkan performa hampir 2x lipat Intel HD Graphics 2500. AMD A10 APU mejadi yang tercepat disini dengan keunggulan performa sekitar 23% diatas Intel HD 4000.

Performa Radeon HD 7540D pada A6-5400K  yang begitu dekat dengan Intel HD 4000 mengingatkan kami akan pengujian kami yang terdahulu, dimana kami mencoba menjalankan serangkaian game menggunakan Intel HD 4000, dan mendapat hasil yang cukup memuaskan untuk kelas VGA terintegrasi. Tentunya, kami berharap bahwa AMD Radeon HD 7540D bisa memberi pengalaman bermain yang sama atau lebih baik, mengingat juga selama ini dukungan driver VGA AMD lebih baik daripada Intel.

Test Gameplay: Mainstream Game di 1080pDi pengujian ini, kami akan memainkan 2(dua) game mainstream dan mencatat average (AVG) framerate yang didapat dalam sekitar 1-2 menit gameplay dari program FRAPS :

1. PES 2013

Page 24: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

*klik untuk memperbesar*

Performa

Keterangan

Game ‘sejuta umat’ ini sangat nyaman dimainkan di sistem mini-ITX kami. A6-5400K tidak mengalami masalah untuk menjalankan game ini pada resolusi 1080p di 60 FPS, dan hanya sesekali turun ke 42-45 FPS saat cutscene (bukan gameplay).

2. Point Blank

Page 25: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Setting (Resolusi 1920 x 1080p, 4x AA dan 16x AF dinyalakan manual dari driver)

Contoh Screenshot

*klik untuk memperbesar*

Page 26: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Performa

Keterangan

Pada game FPS online Point Blank, kami menyalakan semua opsi detail yang ada, dan men-set fitur anti-aliasing ke 4x , dan Anisotropic ke 16x di Driver. Hasilnya?  Masih 60 FPS+

Test Gameplay: Game 3D BeratDi pengujian ini, kami akan memainkan empat game 3D berat dan mencatat average (AVG) framerate yang didapat dalam sekitar 1-2 menit gameplay dari program FRAPS :

* Catatan : Kami merasa bahwa keempat game yang dipakai di artikel ini bisa disebut sebagai game yang masuk kategori ‘berat’  karena game-game tersebut sulit dijalankan pada mayoritas PC yang memiliki kemampuan pengolahan grafis rendah, misalnya seperti solusi grafis Intel G41 , AMD APU E-series ‘Brazos’ dan Intel Atom series yang masih digunakan mayoritas pengguna PC Indonesia.  *

1. Counter-Strike : Global Offensive

Page 28: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Performa

KeteranganGame Counter Strike dengan Source engine yang sudah dipercantik ini terbukti bisa memberi beban yang cukup berat bagi A6-5400K. Pada saat semua detail kami set ke ‘rata kanan’ , Resolusi diset ke 1280 x 720 serta FXAA diaktifkan , game ini berjalan di rata-rata 40-an FPS. Sayangnya, masih ada beberapa momen tingkat framerate akan sedikit menurun dibawah 30 FPS,misalnya saat smoke grenade digunakan.

2. Dirt 3

Page 30: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Performa

KeteranganPada game DiRT3, kami men-setting resolusi pada 1280 x 720 dan menggunakan 4x MSAA serta detail preset MEDIUM. Disini Radeon HD 7540D masih bisa memberikan rata-rata 38 FPS yang masih nyaman dimainkan. Kami pernah mencoba setting resolusi ke 1920 x 1080 tanpa AA, namun sayangnya di resolusi ini kami hanya bisa menggunakan Detail LOW untuk berjalan pada 30 FPS.

3. Call of Duty : Modern Warfare 3

Page 32: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Contoh Screenshot

*klik untuk memperbesar*

Performa

KeteranganCOD Modern Warfare 3 dijalankan pada mode Single Player pada misi ACT I : Black Tuesday. Hampir semua setting detail bisa kami aktifkan, kecuali ‘Shadows’ dan “Screen Space Ambient Occlusion’. Pada resolusi 1920 x 1080 dan 4x AA game masih berjalan pada rata-rata 36 FPS. Perlu diketahui,

Page 33: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

kami menjumpai hal unik dimana tingkat rata-rata FPS kami tidak bertambah meski kami menurunkan resolusi ke 1280 x 720, yang berarti ada kemungkinan CPU A6-5400K-nya mengalami bottleneck.

4. Battlefield 3

Setting

Contoh Screenshot

*klik untuk memperbesar*

Page 34: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Performa

KeteranganGame Battlefield 3 diuji menggunakan Single Player Scenario, misi pertama (Semper Fidelis). Pada resolusi 1280x 720 dengan preset LOW , game berjalan pada rata-rata 31 FPS namun beberapa kali berada di bawah 30 FPS. Pada tingkat FPS seperti ini, bermain di mode Single Player masih dimungkinkan, namun agak sulit untuk bermain pada mode multiplayer, yang memiliki beban grafis lebih berat.

Test – Konsumsi Daya

Page 35: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Pada sistem mini-ITX dengan power supply terbatas, konsumsi daya yang rendah menjadi nilai tambah yang baik. Kami menguji konsumsi daya sistem kami dalam 2(dua) skenario :

a) Idle Power: Konsumsi Daya saat sistem sedang idle

b) Gaming Load (CPU+GPU): Konsumsi daya maksimal saat memainkan game Battlefield 3

Catatan:

Windows Power Management diset pada preset ‘Balanced’ Konsumsi daya yang diukur merupakan konsumsi sistem dari AC Wall outlet

Page 36: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

Sistem mini-ITX yang kami uji memenuhi persyaratan konsumsi daya yang kami berikan kepadanya : sistem hanya mengkonsumsi daya sekitar 70 Watt-an pada gaming load. Pada keadaan idle, prosesor A6-5400K hanya mengkonsumsi daya yang cukup rendah yakni sekitar 27 Watt, yang memperlihatkan bahwa sistem manajemen daya pada APU AMD Trinity sudah cukup baik dibanding generasi-generasi pendahulunya.

Temperature & Noise

Sebagai uji tambahan, kami melakukan pengukuran suhu beberapa komponen saat sistem berada dalam casing dengan sebuah non-contact thermometer. Suhu CPU yang ditunjukkan

Page 37: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

BIOS dan software monitoring tidak pernah melebihi 55C saat load, dan idle di sekitar 43C, sedangkan suhu MOSFET ada di kisaran 40 C saat load. Kipas yang ada di HSF bawaan A6-5400K juga tidak terlalu bising

Kesimpulan

 

Dalam rentang waktu pengujian yang berlangsung sekitar 3(tiga) minggu, kami cukup yakin bahwa pemilihan komponen kami sudah cukup tepat. Performa dari ‘mini box’ dengan tinggi sekitar 22cm ini membuktikan dengan jelas bahwa sebuah PC berukuran mini sekalipun masih bisa memiliki performa yang menuai decak kagum. Kami setuju dengan pendapat bahwa kadang PC berukuran kecil akan mengorbankan sedikit opsi ekspansi, namun bukan berarti kita tidak bisa mencari solusi untuk mengatasinya. Disini, pemilihan motherboard yang tepat dan sarat fitur akan membuat anda tidak kekurangan pilihan. MSI FM2-A75IA-E53 memberi cukup banyak fitur pada ukuran yang kecil, dan masih menjaga rasio price/performance yang baik.

Berbicara kinerja, memang dari sisi CPU, APU AMD A6-5400K yang kami gunakan performanya agak dibawah rata-rata CPU Dual-core pada umumnya, namun ini dibayar dengan kemampuan grafis yang mengagumkan untuk kelas harganya. Sebuah APU dengan GPU terintegrasi yang bisa memainkan game mainstream seperti PES 2013 dan Point Blank di 1080p, bahkan game berat seperti Dirt 3 ini dijual dengan harga sekitar 700 ribu Rupiah  - That’s a bloody good deal! Rasio price vs performance yang baik ini yang membuat kami memilih solusi dari AMD APU A-Series ketimbang Intel Core i3, karena meskipun performa prosesor Intel kelas Core i3-3220 sudah cukup baik untuk aktivitas multimedia sehari-hari, namun performa GPU terintegrasi dari Intel HD Graphics 2500 masih ada dibawah AMD

Page 38: Membangun PC Gaming Mini-ITX Dengan Prosesor AMD A6-5400K Dan MSI FM2-A75IA-E53

APU. Kami dengan yakin bisa mengatakan bahwa saat artikel ini dimuat , tidak ada solusi grafis terintegrasi yang cocok untuk bermain game sebaik AMD APU A-series ‘Trinity’, dari segi harga maupun performa.

Tentu saja, sebagai kompensasi dari prosesor A6-5400K yang agak lemah dalam kecepatan komputasi, , sebuah SSD mutlak dibutuhkan untuk mendongkrak performa dan responsiveness dari sistem ini. Dengan harga SSD 120GB menjadi makin murah (1 – 1.4jt), pemilihan SSD sebagai storage utama sudah sangat masuk akal. Yang terakhir, kami memastikan bahwa CPU dan GPU mendapat bandwidth yang cukup dari RAM dengan memilih konfigurasi RAM  8GB (2×4 GB) dengan kecepatan DDR3-1600 mode dual-channel. Sebenarnya, jika anda bisa menemukan DDR3-1866Mhz dengan harga yang tidak jauh berbeda, opsi ini bisa diambil untuk meningkatkan performa grafis APU sekitar 10% lagi.

Perlu diingat juga, bahwa konsumsi daya sistem ini sesuai dengan target utama kami, yakni dibawah 100 Watt saat load, tepatnya 73W saat load, dan 27W saat idle , cukup rendah untuk ukuran PC desktop. Sebauh sistem lengkap ini bisa anda dapatkan dengan harga 4 juta-an. Bukan PC yang termurah memang, namun juga tidak terlalu mahal mengingat performa yang ditawarkannya.  

Opsi Lain

Bagi anda yang merasa bahwa sistem ini belum cukup kuat bagi kebutuhan gaming anda, mungkin anda bisa memilih APU A10-5800K series yang berharga sekitar 500 ribu Rupiah lebih mahal dari A6-5400K. GPU yang ada di A10-5800K lebih kencang dari A6-5400K setidaknya 40 persen, dan kemampuan CPU A10-5800K dalam menangani aplikasi multi-threading masih lebih kencang dari sebuah Core i3-3220 yang berharga serupa.

Sayangnya, performa tinggi ini harus anda bayar dengan konsumsi daya yang lebih besar , (A10-5800K rata-rata mengkonsumsi daya 120W-an saat load CPU+GPU) , sehingga mungkin anda perlu memperhatikan pilihan PSU pada casing mini-ITX anda , setidaknya sekitar 160 – 180W Pure jika anda memilih AMD A10-5800K. Atau, jika konfigurasi PSU anda tidak memungkinkan dan anda tetap bersikukuh ingin menggunakan A10-5800K demi grafis terintegrasinya, anda bisa mematikan 2(dua) Core dari CPU-nya untuk menghemat daya.

 Nah, bagaimana pendapat Anda? Tertarik untuk memiliki sebuah PC gaming mini? Sampai jumpa di artikel kami yang berikutnya, hanya di Jagat Review!

http://www.jagatreview.com/2013/03/membangun-pc-gaming-mini-itx-dengan-prosesor-amd-a6-5400k-dan-msi-fm2-a75ia-e53/