membangun sistem informasi inventori …frdaus/penelusuraninformasi/file-pdf/... · intranet pada...
TRANSCRIPT
i
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI GUDANG BERBASIS
INTRANET PADA SEKSI OTOMOTIF BLPT DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
JUDUL
Naskah Publikasi
diajukan oleh
Cahyo Prihantoro
07.11.1830
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
ii
NASKAH PUBLIKASI
Membangun Sistem Informasi Inventori Gudang Berbasis
Intranet Pada Seksi Otomotif BLPT Daerah
Istimewa Yogyakarta
disusun oleh
Cahyo Prihantoro
07.11.1830
Dosen Pembimbing
Melwin Syafrizal, S.Kom., M.Eng
NIK. 190302105
Tanggal 20 Februari 2012
Ketua Jurusan
Teknik Informatika
Sudarmawan, M.T NIK. 190302035
iii
BUILDING OF INVENTORY WAREHOUSE INFORMATION SYSTEM
INTRANET BASED IN BLPT AUTOMOTIVE SECTION
YOGYAKARTA SPECIAL REGION
MEMBANGUN SISTEM INFORMASI INVENTORI GUDANG BERBASIS
INTRANET PADA SEKSI OTOMOTIF BLPT DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
Melwin Syafrizal
Cahyo Prihantoro
Jurusan Teknik Informatika
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
ABSTRACT
It has become common knowledge that the information system has an important
role in an educational institution in providing information and services useful for the purpose of teaching and learning process management. Therefore, many educational institutions that wish to apply information technology in educational institutions by
promoting quality and competence-based information systems. Likewise BLPT (Balai Latihan Pendidikan Teknik ) of Yogyakarta, a country's educational institutions run by the government with international competitiveness which is engaged in printing their students
to have a reliable capability.
BLPT YOGYAKARTA will implement intranet-based warehouse inventory
information on all sections, and no exception automotive section. It is expected that the future can be used to handle, accelerate, and smoothing the activities associated with inventory warehouse in this case would be more specific in the automotive section. Even
so, each section of both Elins, Machinery, Automotive, Civil and Forniture, Progrev, and Administration, certainly have different characteristics and needs. Therefore each section, each building, and each part in BLPT be well connected in a network . Given that for
internal link ing, it is proposed to implement information system -based intranet connections. Where data can only be accessed by internal BLPT region. Thus, data confidentiality and security factors were more able to be controlled and monitored closely.
In this research, researchers try to analize and direcly implement these subjects and the results are intended to provide a useful contribution to the BLPT (Balai Latihan
Pendidikan Teknik) in Yogyakarta in using int ranet-based information system technology.
Keywords: Information systems, Inventory, Information Technology, Network , Intranet
iv
1. Pendahuluan
Sistem Informasi Gudang (Inventory) adalah suatu sistem software yang akan
membantu proses inventarisasi dengan menerapkan tertib administrasi inventori.
Inventory dibangun dengan cara membentuk database center, yaitu mengumpulkan data
dalam suatu tempat yang nantinya dapat diakses oleh beberapa bagian maupun pihak -
pihak yang berkepentingan.
Seksi Otomotif BLPT Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai lembaga pendidikan
dan latihan resmi milik pemerintah, saat ini telah melakukan pendokumentasian alat dan
bahan praktikum dengan menggunakan Microsoft Office Excel bahkan secara manual
book dalam bentuk hard copy. Proses dan manajemen pengelolaan alat ini dilakukan
oleh toolman (petugas pengelola alat dan bahan) yang ada pada masing-masing ruang
praktikum maupun seksi yang ada di BLPT DIY.
Kelemahan dari cara pengelolaan tersebut diatas adalah membutuhkan waktu
yang lama jika harus mangecek secara manual (datang langsung menjumpai toolman
antar ruang bahkan antar seksi) hanya untuk mendapatkan informasi ketersediaan alat
dan bahan praktikum. Oleh karena itu, penulis mencoba memberikan solusi dengan
menerapkan teknologi intranet untuk dijadikan judul skripsi. Kelebihan dari cara ini yaitu
jelas memberikan respon time yang cepat, serta database yang terintegrasi menjadi satu
direktori.
2. Landasan Teori
2.1. Tinjauan Pustaka
Penelitian Kokok Budy Anntono (Alumni UMM, nim: 03540101) yang berjudul
“Perancangan Sistem Informasi Inventory Gudang (SIGA) Berbasis Intranet”, membahas
dan merancang sebuah sistem informasi pergudangan yang dapat diakses oleh banyak
pengguna (multi user) dengan memanfaatkan teknologi intranet. Sistem informasi yang
dirancang menggunakan basic open source ini menggabungkan beberapa konsep,
diantaranya yaitu kebutuhan pengguna, multi processing, bahkan hingga level keamanan
yang digunakan.
Adi Suryo Nugroho (Alumni AMIKOM YOGYAKARTA, nim: 05.11.0895) dalam
penelitiannya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventori
Meubel” menekankan pembahasan pentingnya migrasi sistem, dari sistem manual
menuju sistem yang terkomputerisasi. Kebutuhan sistem pada masing-masing instansi
tentunya berbeda, namun demikian secara umum dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
pokoknya adalah sama.
v
Binti Musta’adah (Alumni AMIKOM YOGYAKARTA, nim: 07.12.2617) dalam
penelitiannya “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Toko Plastik
WS Yogyakarta” menjelaskan proses perencanaan tahap demi tahap secara terstruktur
dalam membangun sebuah sistem informasi. Mengkonversi sistem yang sudah ada,
dengan sistem baru yang akan diterapkan dan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan dengan sistem yang sudah ada sebelumnya.
Berdasarkan pembahasan para peneliti diatas, semua membahas mengenai
teknologi sistem informasi yang diterapkan pada sebuah lembaga maupun instansi baik
digunakan oleh satu pengguna maupun banyak pengguna, maka penulis akan
membuktikan dengan mengimplementasikan teknologi tersebut. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian diatas yaitu penulis langsung mengimplementasikan dengan
menggunakan aplikasi program sistem informasi inventori gudang yang akan berjalan
pada sebuah jaringan komputer di dalam jaringan objek penelitian yaitu di Balai Latihan
Pendidikan Teknik Yogyakarta dan langsung menganalisis hasil dari implementasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan instansi tersebut.
2.2. Teknologi Jaringan
Jaringan komputer adalah satu komputer yang terhubung dengan satu atau lebih
komputer lain, yang dihubungkan dengan kabel maupun wireless.
“Dengan jaringan komputer kita bisa melakukan interaksi dengan orang lain atau komputer lain tanpa ada batas jarak dan waktu selagi komputer dan orang yang
dituju terhubung dalam jaringan1.”
Dengan jaringan komputer kita bisa melakukan akses seperti:
1. Memiliki memori dan proses yang lebih besar, karena sumber daya yang ada di
jaringan tidak terbatas.
2. Bisa berkomunikasi dengan orang lain (groupware, email, instant messeger dan
sebagainya).
3. Berbagi resource dengan orang lain (web dan sebagainya).
Sasaran dari jaringan komputer yang penting untuk kita ketahui adalah apa
sasaran yang ingin dicapai dengan membangun jaringan komputer, seperti:
1. Resource sharing: Dapat menggunakan sumber daya yang ada secara bersama-
sama. Misalnya, seorang user yang berada di Amerika dapat melakukan
komunikasi dengan user yang ada di Indonesia.
2. Reliabilitas tinggi: Jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang
1Sudarmawan dan Ariyus, D.2007, Interaksi Manusia dan Komputer: Andi Offset, Yogyakarta,
hal: 105
vi
tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif. Semua file atau informasi dapat
disimpan dan dikopi ke komputer yang terhubung dengan jaringan. Jika salah
satu dari komputer rusak maka salinan yang ada di komputer lain masih dapat
digunakan.
3. Menghemat biaya: Komputer desktop memiliki harga yang lebih murah dibanding
mainframe.
4. Keamanan data: Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan terhadap
data. Jaminan keamanan data tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses
pada user.
5. Integritas data: Dengan adanya jaringan komputer akan mencegah adanya
ketergantungan dengan komputer pusat, karena akses data dapat dilakukan
dengan komputer klien.
6. Komunikasi: Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antara
user, baik dalam bentuk visual maupun dalam bentuk teks.
7. Skalabilitas: Jaringan komputer memiliki kemampuan untuk meningkatkan kinerja
sistem secara bertahap sesuai beban pekerjaan.
2.2.1. Jaringan Komputer
Jaringan komputer merupakan koneksi sistem komunikasi dua atau lebih
komputer yang bekerjasama untuk saling bertukar dan saling memakai bersama
sumberdaya. Perangkat yang digunakan dalam jaringan, antara lain:
a. Node, merupakan setiap piranti yang dihubungkan pada jaringan, dapat
berupa sebuah komputer, printer, atau piranti penyimpanan.
b. Client, merupakan sebuah node yang meminta dan menggunakan sumber
daya yang tersedia dari node lain, misalnya client tersebut sebuah komputer
mikro pemakai.
c. Server, merupakan sebuah node yang memberikan sumber daya yang
dipakai bersama dengan node lainnya. Bergantung sumber daya yang
dipakai secara bersama, maka ada file server, printer server, communication
server, web server, atau database server.
d. Network Operating System (NOS), berfungsi mengendalikan dan
mengkoordinasikan aktivitas seluruh komputer dan pi ranti lain pada sebuah
jaringan.
e. Distributed Processing, merupakan sebuah sistem yang mempunyai
kemampuan komputasi yang diletakkan dan dipakai bersama pada lokasi
yang berbeda.
vii
2.2.2. Strategi Jaringan
Strategi jaringan merupakan cara mengkoordinasi penggunaan bersama
informasi dan sumber daya. Strategi jaringan yang akan digunakan pada BLPT D.I
Yogyakarta yaitu jaringan client/server.
Jaringan client/server merupakan jaringan yang menggunakan satu komputer
besar sebagai server yang berfungsi untuk mengkoordinasikan dan memasok pelayanan
kepada node yang lain yang berfungsi sebagai client. Server menyediakan akses sumber
daya, misalkan halaman web, database, perangkat lunak aplikasi dan perangkat keras.
Gambar 2.2.1 Jaringan Client/Server
2.3. Intranet
Intranet merupakan sebuah jaringan yang dibangun berdasarkan teknologi
internet yang di dalamnya terdapat basis arsitektur berupa aplikasi web dan teknologi
komunikasi data. Jadi bisa dikatakan bahwa intranet adalah sebuah jaringan komputer
berbasis TCP / IP seperti internet, hanya saja digunakan dalam internal perusahaan /
kantor.
Dilihat dari segi penggunaan, geografis maupun implementasinya, int ranet
bekerja secara luas dan maksimal seperti halnya internet. Namun demikian, intranet
sangat terbatas dalam hal previlege dan hak akses para pemakainya.
Fakta menunjukkan bahwa perkembangan yang ada di dunia internet dapat
diimplementasikan secara langsung di dalam intranet, menyebabkan intranet sangat
populer dan berkembang pesat sejalan dengan perkembangan internet.
Komponen pembentuk intranet pada dasarnya sama dengan komponen
pembentuk internet, seperti:
1. Aplikasi browser,
2. Komputer server,
viii
3. Perangkat jaringan,
4. Protokol TCP/IP,
5. Bahasa pemrograman,
6. Kompuer client, dan
7. Perangkat bantu pengembang (development tool ) untuk manajeman jaringan
lokal
Yang perlu ditambahkan pada intranet apabila sebagian informasi organisasi
tersebut ingin diekspose agar dapat diakses jaringan luar intranet adalah firewall dan
router (int ranet ini akan menjadi ekstranet).
2.4. Teknologi dan Sistem Informasi
“Teknologi informasi merujuk pada seluruh bentuk teknologi yang digunakan
untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya (McKeown, 2001).”
2
Menurut definisi teknologi informasi (Williams, Sawyer, 2005, h. 10), Teknologi informasi merupakan sebuah bentuk umum yang menggambarkan setiap teknologi yang membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan, dan atau menyampaikan informasi.3
Teknologi informasi merupakan kombinasi teknologi komputer (perangkat keras
dan perangkat lunak) untuk mengolah dan menyimpan informasi dengan teknologi komunikasi untuk melakukan transmisi informasi (Martin, dkk, 2005).
4
Informasi didapatkan dari sistem informasi (information system) yaitu sebuah
sistem di dalam organisasi yang mengolah data untuk menjadi informasi.
2.5. Inventori Gudang
Sistem Informasi Gudang (Inventory) adalah suatu sistem software yang akan
membantu proses inventarisasi dengan menerapkan tertib administrasi inventory yang
ketat pencatatan dari barang masuk, penyimpanan, sampai dengan barang keluar.
Sistem informasi gudang ini dilengkapi dengan sistem pelaporan yang sistematis
dan akurat. Sistem Informasi Gudang ini juga dibuat dengan sistem multi user yang
memungkinkan pengaksesan sistem oleh beberapa user yang berbeda dalam suatu
waktu. Sistem ini dirancang dengan sistem keamanan yang handal, yang mana setiap
level user diset dalam ruang lingkup pekerjaan yang berbeda berdasar urutan otorisasi.
2M. Suyanto, 2005, Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis : Andi Offset, Yogyakarta, hal: 10
3Ibid
4Ibid
ix
2.6. Cake PHP
Cake PHP atau orang lebih mengenalnya dengan nama CakePHP, adalah
sebuah framework atau kerangka kerja untuk membuat aplikasi CRUD (Create, Read,
Update, Delete) berbasis bahasa pemrograman PHP. CakePHP juga menjadi salah satu
framework pilihan yang memungkinkan seorang developer web untuk membuat sebuah
aplikasi dengan karakter pengembangan RAD (Rapid Application Development), yang
memungkinkan untuk digunakan dan dikembangkan menjadi aplikasi lain yang lebih
kompleks.
CakePHP menjadi pilihan, karena beberapa kelebihannya, antara lain :
1. Open Source, ini adalah salah satu syarat untuk berkembangnya sebuah
framework yang baik.
2. Riset yang terus-menerus dan terorganisir dengan baik. Sebuah framework
bukanlah pekerjaan yang selesai dalam waktu 1–2 hari. Semakin
terorganisirnya sebuah framework berbanding lurus dengan kualitas framework yang
dihasilkan.
3. Dokumentasi yang lengkap. Framework yang baik harus mempunyai dokumentasi
yang lengkap, karena sekumpulan class tanpa dokumentasi tak lebih dari
sebongkah file yang asing dan menambah masalah developer.
4. OOP dan yang lebih penting lagi adalah MVC. MVC singkatan dari Model, View,
Controller.
5. CakePHP memungkinkan pengaturan user dan hak aksesnya dalam aplikasi yang
kita kembangkan, dengan sarana yang lebih mudah dipahami. Fitur ini dikenal
dengan nama Access Control List (ACL).
6. Scaffolding. Ya, barangkali inilah fitur yang jarang didapat pada framework lain.
Hanya dengan menambahkan pada file controller Anda code :
var $scaffold ;
maka Cake akan secara otomatis mengenerate semua yang dibutuhkan untuk
membuat aplikasi CRUD (Create, Read,Update, Delete) secara lengkap.
2.7. SDLC
System Development Life Cycle memiliki enam fase yang didefinisikan dengan
nama yang berbeda. Fase-fase yang ada dalam SDLC adalah sebagai berikut:
2.7.1. Identifikasi dan seleksi proyek
Langkah pertama dalam fase SDLC ini adalah identifikasi proyek, yaitu
keseluruhan informasi yang dibutuhkan oleh sistem diidentifikasi, dianalis is,
diprioritaskan, dan disusun ulang.
x
2.7.2. Inisiasi dan perencanaan proyek
Memasuki fase ini, sistem informasi yang potensial akan dijelaskan dan
diargumentasikan untuk melanjutkan proyek yang dikemukakan. Rencana kerja yang
matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya.
2.7.3. Analisis
Fase ketiga dalam tahapan SDLC ini mempelajari sistem yang sudah ada dan
sistem pengganti diusulkan. Dalam tahapan ini, sistem yang sudah ada tersebut
dipelajari, masalah-masalah yang ada direkomendasikan, dan rekomendasi umum
tentang perbaikan sistem diusulkan.
2.7.4. Desain, yang meliputi desain logical dan physical
Memasuki tahapan ini deskripsi dari requirement yang telah direkomendasikan
diubah ke dalam spesifikasi sistem logical dan physical.
Logical design yang merupakan bagian dari fase desain ini dimana semua fitur-
fitur fungsional dari sistem dipillih dari tahapan analisis dideskripsikan terpisah dengan
platform komputer yang nanti digunakan.
Physical design, pada bagian ini spesifikasi logical diubah ke dalam detail
teknologi di mana pemrograman dan pengembanan sistem bisa diselesaikan.
2.7.5. Implementasi
Tahapan implementasi dilakukan tiga hal, yaitu, coding, testing, instalasi. Output
untuk tahapan ini berupa source code, prosedur dan pelatihan.
2.7.6. Maintenance
Langkah terakhir dalam SDLC dimana pada tahapan ini sistem secara sistematis
diperbaiki dan ditingkatkan.
xi
3. Analisis
3.1. Analisis Kelemahan Sistem
Metode yang digunakan dalam menganalisis kelemahan sistem lama yang telah
dilaksanakan oleh Balai Latihan Pendidikan Teknik D.I Yogyakarta dapat menggunakan
metode PIECES yang dijelaskan sebagai berikut:
3.1.1. Analisis Kinerja (Performance)
Tabel 3.1 Analisis Performance
No Parameter Hasil Analisis
1 Produktivitas
(Throughput)
Adanya 5 seksi memungkinkan untuk bertukar pakai
alat dan bahan praktikum, sistem lama belum
menerapkan peluang ini.
Adanya gudang pusat, gudang seksi dan gudang
kelas, maka distribusi alat yang jumlahnya rata-rata
2500 item setiap tahunnya itu harus merata dan
terdokumentasikan dengan baik, sistem lama belum
dapat mendokumentasikan dengan baik.
2 Waktu Tanggap
(Response Time)
Pencarian data pada sistem lama di seksi otomotif
yang jumlahnya mencapai 600 item alat pada tahun
2011, memerlukan waktu lebih dari 600 detik karena
file-file yang berbeda dan keterbatasan fungsi excel.
Menghubungi Toolman setiap seksi bahkan setiap
ruang untuk mengkonfirmasi ketersediaan alat secara
manual membutuhkan waktu yang lama. Jarak antar
gedung 4-5 meter dengan jumlah gedung sebanyak 17
unit dan 27 ruang bengkel.
3.1.2. Analisis Informasi (Information)
Tabel 3.2 Analisis Information
No Parameter Hasil Analisis
1 Akurasi
Pendataan yang telah dilakukan pada sistem lama masih
membutuhkan pengkajian lain yaitu informasi yang
tersedia hanya alat dan bahan di masing-masing seksi
xii
dari 5 seksi yang ada, sehingga informasi tidak akurat
karena ada keterangan lain yaitu bahan habis pakai.
Informasi yang didapatkan tidak akurat dan terkadang
memiliki informasi yang berbeda antara hari yang satu
dengan hari berikutnya, dikarenakan sistem yang
terpisah-pisah
2 Relevansi
Pendataan yang dilakukan dalam sistem lama hanya
memiliki informasi dan data sesuai dengan seksi masing -
masing, padahal kebutuhan informasi ketersediaan alat
dan bahan dapat mencakup 5 seksi yang ada di BLPT
Yogyakarta.
3 Tepat Waktu
(Time Line)
Selama ini pembuatan laporan dilakukan dengan metode
pengolahan data melalui Microsoft Office Excel, walaupun
sudah menggunakan metode dan rumus -rumus praktis,
namun kurang efisien dan efektif dalam mengelola data
yang banyak dan menghasilkan laporan dalam waktu
singkat serta kurang baik untuk membentuk sistem yang
terintegrasi. Dimana 4 kabeng harus melapor kepada kasi
di seksi otomotif.
3.1.3. Analisis Ekonomi (Economic)
Tabel 3.3 Analisis Economic
No Parameter Hasil Analisis
1 Biaya
Sistem lama dalam pendataan setiap seksi dilakukan
pendataan sendiri-sendiri, sehingga biaya yang
dibutuhkan cukup besar untuk masing-masing seksi.
Kabeng 20 orang, Toolman 5 orang.
Sistem lama membutuhkan biaya lebih untuk
mencetak dokumen yang jumlahnya mencapai 120
lembar setiap bulannya pada masing-masing seksi.
2 Manfaat
Sistem lama membutuhkan biaya lebih untuk
mencetak dokumen pada masing-masing seksi,
padahal untuk audit ketersediaan alat dan bahan
tersebut bisa dilihat dari sistem jika di share.
xiii
3.1.4. Analisis Keamanan (Control)
Tabel 3.4 Analisis Control
No Parameter Hasil Analisis
1 Media
Penyimpanan
Mengontrol data dan lembaran-lembaran printout
terlalu banyak dan berada dalam ruang berbeda yang
ada di masing-masing seksi jelas sangat
menyusahkan, 120 lembar perseksi.
2 Keamanan Data
Data yang disediakan dalam format excel dan printout
memang ada baiknya juga, akan tetapi tidak adanya
pembatasan akses untuk mencegah adanya
penyalahgunaan data yang jika seksi lain meminjam
file tersebut maka semua data yang berada di file
tersebut akan diketahuinya.
3.1.5. Analisis Efisiensi (Eficiency)
Tabel 3.5 Analisis Eficiency
No Parameter Hasil Analisis
1 Sumber Daya
Manusia
Toolman setiap ruang dan bahkan setiap seksi harus
selalu berkoordinasi bertemu langsung untuk melihat
ketersediaan alat dan bahan, hal itu sangatlah
membutuhkan SDM yang banyak dan harus kerja
ekstra. 20 toolman.
2 Waktu
Penyimpanan data ketersediaan alat dan bahan
praktikum yang telah diprintout dan dalam bentuk
excel disimpan di seksi masing-masing sehingga
apabila seksi lain membutuhkan informasi tentang
data tersebut harus datang langsung yang berbeda
gedung setiap seksinya. Terdapat 17 Gedung.
3.1.6. Analisis Pelayanan (Services)
Tabel 3.6 Analisis Services
No Parameter Hasil Analisis
1 Layanan
Pendataan hanya dilakukan berdasarkan ketersediaan
alat dan bahan, belum termasuk keterangan kondisi
xiv
alat dan bahan tersebut.
Tidak adanya fasilitas view ruang atau seksi lain. 1
seksi terdapat 4 rombel setiap harinya, diaman 1
rombel terdiri dari 15-18 siswa dan 2 guru pendamping
disetiap rombel.
3.2. Perancangan Data Flow Diagram
Merancang sebuah sistem dari sudut pandang user merupakan tugas dari data
flow diagram.
Gambar 3.1 DFD level nol
DFD Level 0
USER
ADMINISTRATOR
Sistem
Informasi
Gudang BLPT
0
Info Hasil Search Katalog
Data Search Katalog Data Master Anggota
Data Master Katalog Data Transaksi
Laporan Alat Hilang
Laporan Bebas Pinjaman
Laporan Anggota
Laporan Peminjaman Alat
Laporan Pengambilan Bahan
Laporan Denda
Laporan Perawatan Alat
Laporan Kerusakan Alat
Laporan Bon Praktikan
Laporan Kartu
Laporan Kategori
Laporan Koleksi Alat
Laporan Koleksi Bahan
OPERATOR
Laporan Peminjaman Alat
Laporan Pengambilan Bahan
Laporan Koleksi Alat
Laporan Koleksi bahan
Laporan Anggota
Laporan Bebas Pinjaman
Laporan Denda
Data Transaksi
xv
3.3. Perancangan Database
Gambar 3.2 Struktur tabel dan relasi antar tabel
xvi
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1. Halaman Utama
Dibawah ini adalah hasil screenshot tampilan awal setelah membuka web. Posisi
user adalah sebagai user biasa.
Gambar 4.1 Tampilan halaman utama
4.2. Halaman Login
Dibawah ini adalah screenshot ketika mengklik login.
Gambar 4.2 Tampilan halaman login
xvii
4.3. Halaman Home Admin
Gambar 4.3 Tampilan home admin
xviii
4.4. Home Operator (jika user name operator)
Gambar 4.4 Tampilan home operator berdasarkan nama
4.5. Pembahasan
4.5.1. White Box Testing
Pengujian white-box yang dilakukan adalah pengujian pada prosedural pengisian
pendaftaran yang jika salah satu atau lebih bagian tidak diisikan maka akan muncul
pesan error. Contoh pengujian white-box adalah dengan mengkosongkan field input
username dan password di form login. Ketika field pada form Username dan Password
dikosongkan maka akan muncul pesan seperti dibawah ini :
Gambar 4.5 Pesan peringatan
4.5.2. Black Box Testing
Proses pengujian sistem dengan menggunakan black-box adalah pengujian
spesifikasi yang menguji suatu fungsi atau modul apakah dapat berjalan sesuai dengan
xix
yang diharapkan atau tidak. Dalam melakukan pengujian tersebut, diambil contoh modul
yang diuji adalah modul detil alat. Salah satu contoh pengujian modul detil alat adalah
pada proses input data katalog alat.
Tabel 4.1 Tabel black box testing
No Nama Pengujian Tujuan Pengujian Skenario Hasil yang diharapkan
1 Pengujian Link Memastikan bahwa
semua link berfungsi
Mengklik link
yang ada di
halaman katalog
alat
Semua link berfungsi
dengan baik
2 Pengujian Tombol Memastikan bahwa
tombol berfungsi
Memasukan
data alat
Tombol berfungsi
dengan baik
3 Pengujian Database Memastikan
database berjalan
dengan baik
Memasukan
data alat
Input dan delete data di
database berjalan
dengan baik
4 Pengujian Form
Search
Memastikan form
search berjalan
dengan baik
Memasukan
nama suatu alat
Form search dapat
menampilkan detail alat
yang dicari
5. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan penguraian dari bab-bab sebelumnya tentang
Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventori Gudang Seksi Otomotif BLPT D.I
Yogyakarta ini maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut:
1. Mengacu pada rumusan masalah pada bab I, maka proses membangun sistem
informasi inventori ini melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Sistem request (fitur yang dibutuhkan)
b. Analisis kebutuhan sistem
c. Perancangan aplikasi
d. Perancangan alur database
e. Pemilihan versi framework CakePHP
f. Modifikasi program pada modul MVC (models, views, controllers ),
menggunakan Adobe Dreamwiever CS3, dan editor Notepad++ v5.0.2 untuk
membuka file berekstensi *.ctp pada modul views.
g. Mengatasi berbagai problem yang ada yaitu dengan melengkapi coding yang
ada, namun bila tidak juga tersolusikan maka menggunakan metode lain yang
mungkin berbeda dari rancangan program awal namun tetap satu tujuan dan
fungsi.
xx
2. Menariknya, skrip PHP, query MySql, Javascrip dan CSS bisa saling terpisah-
pisah, tidak dibuat dalam satu skrip berukuran besar yang membutuhkan
resource besar pula untuk mengaksesnya. Dengan demikian, aplikasi yang anda
buat mudah untuk dimaintenance dan dikembangkan lebi h lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Sarana & Prasarana. http://www.blptjogja.or.id/html/profil.php?id=
profil&kode=17&profil=Sarana%20&%20Prasarana, diakses tanggal 21 januari 2011
Jogiyanto, HM. 2005. Analasis & Desain. Yogyakarta: Andi Offset.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Nielsen, Jakob. 2012. 10 Best Intranets of 2012. http://www.useit.com/alertbox/intranet_
design.html, diakses tanggal 25 April 2011
Sudarmawan, dan Ariyus, Dony. 2007. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Suyanto, Muhammad. 2005. Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis . Yogyakarta:
Penerbit Andi Suyanto, M. 2010. Teknologi Informasi Mengubah Strategi Bersaing. http://p3m.
amikom.ac.id/p3m/dasi/2010/MANAJERIALSeptember2008/3%20-%20%20STMIK%
20AMIKOM%20YOGYAKARTA%20-%20TEKNOLOGI%20INFORMASI%20
MENGUBAH.pdf, diakses tanggal 25 November 2011
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi
Wibirama, Sunu. 2008. CakePHP Framework! Strategi Cepat Pengembangan Aplikasi
Framework . www.idcake.web.id, diakses tanggal 21 Januari 2012