membuat karya tulis ilmiah, yuuk..direktori.pauddikmasjabar.kemdikbud.go.id/modul/2017... · 2018....

70
MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH, YUUK.. ! Modul Seri -4 Kursus Pamong Belajar Kompeten melalui Moda Daring Pengarah Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd. Penanggung Jawab: Drs. Dadang Sudarman Trisutalaksana Narasumber: Dr. Iip Saripah, MPd. Tim Penyusun l: Dr. Kuswara, M.Pd. Yuyun Nurfalah, S.Sos. Agus Ramdani, S.Sos.,M.M.Pd Apipudin, M.Pd. Penulis: Dr. Kuswara, M.Pd Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2017

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH, YUUK.. !

    Modul Seri -4

    Kursus Pamong Belajar Kompeten melalui Moda Daring

    Pengarah

    Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Pd.

    Penanggung Jawab:

    Drs. Dadang Sudarman Trisutalaksana

    Narasumber:

    Dr. Iip Saripah, MPd.

    Tim Penyusun l:

    Dr. Kuswara, M.Pd.

    Yuyun Nurfalah, S.Sos.

    Agus Ramdani, S.Sos.,M.M.Pd

    Apipudin, M.Pd.

    Penulis:

    Dr. Kuswara, M.Pd

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

    Republik Indonesia

    2017

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Pada tahun 2017 Tim Pengembang PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat

    telah berhasil menyusun Model Kursus Pamong Belajar Kompeten Moda

    Daring sebagai sebuah modeling competency dan panduan penguatan

    kompetensinya melalui moda daring. Dua produk pengembangan ini

    diharapkan memberikan acuan pada setiap pemangku kepentingan (stake

    holders) pengembangan kompetensi pamong belajar.

    Model dan panduan tersebut tentunya membutuhkan pelengkap lain

    yang membantu menjelaskan apa dan bagaimana kompetensi pamong belajar

    dikembangkan melalui pembelajaran secara daring, termasuk apa dan

    bagaimana kompetensi KBM, Pengkajian Program, dan Pengembangan

    Model yang dibutuhkan. Adanya modul ini akan memberikan kemudahan

    kepada pamong belajar atau lembaga pembinanya untuk memberikan

    penguatan kompetensi pamong belajar yang dibutuhkan sesuai standar yang

    telah ditetapkan.

    Modul ini merupakan salah satu referensi saja yang dapat digunakan

    oleh para pamong belajar atau instansi pembinanya yang ingin

    mengembangkan kompetensi pamong belajar di wilayah kerjanya. Referensi

    lain yang memiliki materi atau bahasan yang relevan dengan kompetensi

    pamong belajar yang dibutuhkan pamong belajar sangat kami anjurkan untuk

    dibaca.

    Kami ucapkan terima kasih kepada tim pengembang, tim pakar, dan

    narasumber lain yang telah bekerja keras dan penuh dedikasi menyelesaikan

    penyusunan modul ini. Kami berharap modul ini bermanfaat bagi semua

    pihak yang berkecimpung dalam pengembangan Pendidik dan Tenaga

  • iii

    Kependidikan PAUD dan Dikmas, khususnya mereka yang berada di wilayah

    koordinasi kerja PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat.

    Lembang, Desember 2017

    Kepala,

    Dr. Muhammad Hasbi, S.Sos., M.Md NIP. 197306231993031001

  • iv

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iv

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL .......................................................................... 1

    TUJUAN PEMBELAJARAN ............................................................................................. 2

    BAB I ..................................................................................................................................... 3

    PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3

    BAB II ................................................................................................................................... 7

    KARYA TULIS ILMIAH.................................................................................................... 7

    A. Pengertian Karya Ilmiah .................................................................................. 7

    B. Fungsi Karya Ilmiah......................................................................................... 10

    C. Karya Ilmiah dan Pengembangan Profesi ............................................... 13

    D. Hubungan KTI dengan Penelitian .............................................................. 19

    BAB III ................................................................................................................................ 24

    JENIS-JENIS KARYA ILMIAH ...................................................................................... 24

    A. Laporan Hasil Penelitian ............................................................................... 25

    B. Makalah ................................................................................................................ 26

    BAB IV ................................................................................................................................ 38

    PENYUSUNAN MODUL ................................................................................................ 38

    A. Pengertian Modul ............................................................................................. 38

    B. Komponen-Komponen Modul ..................................................................... 41

    C. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul ......................................................... 44

    D. Manfaat Penggunaan Modul ......................................................................... 46

    E. Karakteristik Modul ........................................................................................ 47

    F. Kriteria Penilaian Modul ............................................................................... 49

    G. Langkah-Langkah Penyusunan Modul ..................................................... 52

    BAB V .................................................................................................................................. 54

  • v

    BEBERAPA HAL TERKAIT KARYA TULIS ILMIAH ............................................ 54

    A. Bahasa Karya Ilmiah........................................................................................ 54

    B. Langkah-Langkah Penyusunan Karya Ilmiah ........................................ 55

    C. Editing Karya Tulis Ilmiah ............................................................................ 58

    D. Publikasi Karya Tulis Ilmiah ........................................................................ 58

    LEMBAR KERJA TUGAS MANDIRI ........................................................................... 61

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 65

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    1

    PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

    Ada beberapa cara yang dapat dimanfaatkan agar dapat mempelajari modul

    ini secara efektif, antara lain.

    1. Bacalah setiap petunjuk yang terdapat dalam modul ini dengan baik,

    agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap isi modul.

    2. Pahamilah setiap indikator keberhasilan yang ingin dicapai sebelum

    membaca isi materi.

    3. Bacalah isi setiap materi modul dengan teliti.

    4. Pahamilah isi setiap materi pokok dengan baik.

    5. Kerjakan setiap soal latihan dengan jawaban singkat dan benar.

    6. Baca dan pahamilah setiap rangkuman yang diberikan pada akhir

    materi pokok.

    7. Kerjakan soal-soal evaluasi di akhir materi pokok dengan

    memilih jawaban yang tepat.

    8. Kerjakan soal-soal evaluasi tersebut dengan cermat dan teliti.

    9. Ulangilah membaca jika masih ada kesulitan dalam menjawab dan

    mengerjakan soal evaluasi.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    2

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    A. TUJUAN UMUM

    Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan dapat membuat

    KaryaTulis Ilmiah, baik dalam bentuk Makalah, artikel, Modul, Buku,

    Lapora Penelitian, dan lain-lain.

    B. TUJUAN KHUSUS

    1. Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan dan kriteria Karya Tuls

    Ilmiah

    2. Peserta dapat menganalisis perbedaan Karya Tuls Ilmiah berbentuk

    Makalah, artikel, Modul, Buku, Lapora Penelitian, dan lain-lain.

    3. Peserta dapat mempraktekan dengan membuat Karya Tuls Ilmiah

    berbrntuk Makalah, artikel, Modul, Buku, Lapora Penelitian, dan lain-lain

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Saat ini, pada umumnya PTK-PNF belum memiliki budaya menulis

    yang baik. Kenyataan ini dapat diamati di lapangan, bahwa belum banyak

    pamong belajar, penilik, tutor, maupun pengelola satuan pendidikan yang

    memiliki kebiasaan menulis. PTK-PNF yang memiliki kemampuan dan

    kemauan menulis masih dalam jumlah terbatas. Dalam satu kabupaten/kota

    jumlah penulis dari kalangan PTK-PNF masih dapat dihitung dengan jari

    tangan, atau dapat dihitung dengan awangan di dalam benak.

    Jika muncul suatu pertanyaan, mengapa budaya menulis di kalangan

    PTK-PNF masih rendah? Jawabnya bermacam-macam. Tetapi jawaban yang

    sering kita dengar adalah: tidak ada waktu atau karena banyaknya tugas di

    dalam maupun di luar lembaga. Di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), pamong

    belajar SKB harus melaksanakan tugas pokoknya berupa pengelolaan

    program, kegiatan belajar mengajar, dan lain sebagainya.

    Di luar lembaganya, pamong belajar harus mempersiapkan tugasnya

    berupa; menyusun program percontohan, menganalisis hasil evaluasi

    belajar/praktik, memberikan bimbingan teknis ke lembaga PNF lain, dan lain

    sebagainya. Belum lagi ditambah tugas kemasyarakatan lainnya yang perlu

    dilakukan.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    4

    Di dalam masyarakat, seorang pendidik biasanya memiliki banyak

    peran penting yang dipercayakan kepadanya. Tugas sebagai pendidik di

    dalam maupun di luar lembaga yang banyak menyita waktu itu menjadi

    alasan utama bagi PTK-PNF enggan menulis, sehingga menyebabkan

    budaya menulis di kalangan PTK-PNF masih rendah.

    Alasan lain yang juga sering kita dengar adalah karena kegiatan

    menulis memang tidak gampang. Gampang-gampang sulit katanya.

    Gampang bagi mereka yang memiliki kompetensi menulis, sulit bagi mereka

    yang kemampuan menulisnya sangat terbatas. Apalagi jika kemampuan

    menulis terbatas dan gairah belajar menulisnya pun tipis. Padahal pemerintah

    sudah berusaha menggairahkan pengembangan karier tenaga pendidik

    melalui pengembangan profsi yang dapat dilakukannya, termasuk di

    antaranya terhadap pamong belajar untuk aktif menulis dengan menetapkan

    karya tulis ilmiah menjadi unsur utama dan pendukung dalam

    pengembangan profesinya. Angka kredit poin pada karya tulis cukup

    lumayan untuk menambah penetapan angka kredit dalam rangka kenaikan

    pangkat/golongan, dan wajib bagi pamong belajar yang ingin naik

    pangkat/golongan ke IVb.

    Terbitnya Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional

    Pamong Belajar dan Angka Kreditnya yang menggantikan Keputusan

    Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

    Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25/KEP/MK.WASPAN/1999

    tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya yang

    dirasa sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan profesi dan tuntutan

    kompetensi pamong belajar. Peraturan baru tersebut pada prinsipnya

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    5

    bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan profesionalisme pamong

    belajar..

    Pada peraturan tersebut, di antaranya dinyatakan bahwa untuk

    keperluan kenaikan setiap jenjang pangkat/jabatan pamong belajar,

    diwajibkan adanya angka kredit yang harus diperoleh dari kegiatan

    pengembangan profesi, dengan jumlah poin bervariasi sesuai dengan jenjang

    pangkat/jabatannya.

    Melalui sistem angka kredit itu, diharapkan dapat diberikan

    penghargaan secara lebih adil dan lebih profesional terhadap jabatan

    fungsional pamong belajar, yang merupakan pengakuan profesi yang

    diharapkan kemudian akan meningkatkan pula tingkat kesejahteraannya.

    Lalu, apakah Karya Tulis Ilmiah (KTI) satu-satunya kegiatan

    pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh pamong belajar? Tentu

    saja bukan. Berbeda dengan anggapan umum, menyusun KTI bukan

    merupakan satu-satunya kegiatan pengembangan profesi pamong belajar.

    Namun, dengan berbagai alasan, antara lain karena belum jelasnya

    petunjuk operasional pelaksanaan dan penilaian dari kegiatan selain

    menyusun KTI, maka pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi sebagian

    terbesar dilakukan melalui KTI.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    6

    Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional

    Pamong Belajar dan Angka Kreditnya, pengembangan profesi pamong

    belajar terdiri dari 4 (empat) macam kegiatan, yaitu: 1) Pembuatan karya

    tulis/ilmiah di bidang PNFI, 2) Pengembangan sarana pendidikan nonformal

    dan informal, 3) Pengembangan karya teknologi tepat guna, seni, dan

    olahraga yang bermanfaat di bidang PNF, dan 4) Penyusunan

    standar/pedoman/soal dan sejenisnya.

    Artinya, menyusun KTI merupakan salah satu jenis kegiatan yang

    dapat dilakukan pamong belajar dalam pengembangan profesinya.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    7

    BAB II

    KARYA TULIS ILMIAH

    A. Pengertian Karya Ilmiah

    Kata ―ilmiah‖ dalam berbagai kesempatan seringkali dipandang

    sebagai sesuatu yang rumit, terbatas, milik pihak tertentu dan tentu saja sulit

    dilakukan. Temu ilmiah, misalnya terbatas pada ahli-ahli dalam bidang

    tertentu. Karya ilmiah juga sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan

    oleh pihak-pihak tertentu yang sudah memiliki kader keilmuan tertentu pula.

    Para penulis karya ilmiah biasanya pakar atau ahli dalam suatu bidang

    tertentu. Para pamong belajar, karena dalam beberapa hal membatasi diri,

    seperti sulit memasuki wilayah ini, sehingga setiap kali mengikuti seminar

    atau pelatihan karya ilmiah tidak dipandang sebagai bagian dari dunianya.

    Padahal pamong belajar adalah ilmuwan yang ahli pada bidangnya dan

    diharuskan menghasilkan karya pada bidang tersebut. Padahal dunia

    keilmuan pada level manapun mengandung kadar keilmiahan dan dapat

    diraih oleh siapa pun sesuai dengan bidangnya. Dengan kata lain, karya

    ilmiah sesungguhnya harus menjadi bagian dari keseharian para pamong

    belajar sebagai seorang ilmuwan.

    Karya tulis merupakan salah satu bentuk komunikasi ilmiah, sebagai

    usaha untuk menyampaikan gagasan, penemuan atau hasil kajian ilmiah

    dengan menggunakan bahasa yang komunikatif kepada komunitas ilmiah.

    Karya ilmiah sesuai dengan namanya, merupakan salah satu bentuk

    komunikasi ilmiah dengan menggunakan bahasa yang logis.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    8

    Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis yang disajikan secara

    ilmiah dalam sebuah forum atau media ilmiah. Karakteristik keilmiahan

    sebuah karya terdapat pada isi, penyajian, dan bahasa yang digunakan. Isi

    karya ilmiah tentu bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak,

    dan berbicara apa adanya. Isi sebuah karya ilmiah harus fokus dan bersifat

    spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara mendalam. Kedalaman karya

    tentu sangat disesuaikan dengan kemampuan sang ilmuwan. Bahasa yang

    digunakan juga harus bersifat baku, disesuaikan dengan sistem ejaan yang

    berlaku di Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa pergaulan,

    tetapi harus menggunakan bahasa ilmu pengetahuan, mengandung hal-hal

    yang teknis sesuai dengan bidang keilmuannya.

    Namun, terlepas dari semua kerumitan dan nuansa-nuansa ―seram‖

    yang diciptakan di kepala pamong belajar, sebetulnya penulisan karya ilmiah

    merupakan kegiatan yang sama dengan proses penulisan pada umumnya.

    Kegiatan menulis pada dasarnya kegiatan menyampaikan atau menyajikan

    gagasan atau pikiran, informasi, kehendak, kepentingan dan berbagai pesan

    kepada pihak lain dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis karya ilmiah tentu

    dipahami sebagai kegiatan menyampaikan pengetahuan dan temuan baru

    dalam suatu bidang ilmu dalam bahasa tulis. Karya ilmiah juga biasanya

    menggunakan media ilmiah, seperti jurnal ilmiah atau forum ilmiah.

    Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak

    kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (DeProter, 1999:179).

    Peran otak kanan (emosi) dalam kegiatan menulis adalah memberikan

    semangat, melakukan spontanitas, memberi warna emosi, memberikan

    imajinasi, membuat gairah, memberikan nuansa unsur baru, dan memberikan

    corak kegembiraan dalam tulisan sedangkan peran otak kiri (logika) dalam

    menulis adalah membuat perencanaan (outline), menggunakan tatabahasa,

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    9

    melakukan penyuntingan, mengerjakan penulisan kembali, dan melakukan

    penelitian tanda baca.

    Camel Bird (2001:32) menyatakan bahwa seorang penulis di depan

    komputer itu ibarat kucing yang terperangkap di balkon; mereka kadang

    menulis paling baik ketika mereka terjebak dalam bahaya, menjerit untuk

    menyelamatkan hidup mereka. Jika saya menpamong belajar ng siswa-siswa

    saya di balkon, kadang saya mendapat hasil berupa suara mereka.

    Sebuah karya tulis yang baik tentu yang komunikatif, maksudnya pesan

    yang disampaikan dipahami pembaca sebagaimana maksud si penulis.

    Tulisan yang komunikatif disampaikan melalui bahasa-bahasa yang tersusun

    sistematis, mudah dicerna, tidak bertele-tele, dan tidak bermakna ganda

    (ambigu). Menulis karya ilmiah, dengan bahasa lain, adalah menyusun

    kalimat-kalimat bermakna dalam sebuah rangkaian informasi yang berguna

    untuk pembaca.

    Mengingat semua ilmuwan–termasuk pamong belajar—memiliki

    pemikiran dan gagasan keilmuan, maka menulis karya ilmiah menjadi

    keniscayaan bagi seorang pamong belajar. Pamong belajar harus melakukan

    proses kreatif ini dan menyampaikan setiap temuan atau masalah yang

    dihadapi di ruang kelas atau proses pembelajaran dalam sebuah karya yang

    keilmiahannya dapat dipertanggungjawabkan. Bagi pamong belajar,

    seharusnya, menulis karya ilmiah menjadi sebuah kebutuhan mengingat

    dengan cara inilah para pamong belajar dapat mengomunikasikan gagasan

    dan persoalan pembelajaran yang setiap hari digelutinya. Karya ilmiah

    seharusnya bukan pekerjaan yang ditakuti atau dijauhi, mengingat setiap

    pamong belajar membutuhkan berkomunikasi akademik.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    10

    Karya tulis ilmiah tidak selamanya berawal dari hasil penelitian. Karya

    tulis ilmiah juga dapat dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang

    dilengkapi dengan kajian kepustakaan.

    B. Fungsi Karya Ilmiah

    Secara mendasar fungsi karya ilmiah adalah sebagai sarana komunikasi

    akademik dalam sebuah bidang kajian keilmuan. Di samping itu terdapat

    fungsi dan manfaat yang bersifat pragmatis bagi pamong belajar yang

    menulis karya ilmiah. Hal ini berkait dengan karir dan kepangkatan pamong

    belajar sebagai tenaga profesional. Prestasi kerja pamong belajar, sesuai

    dengan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar

    dan Angka Kreditnya yang menggantikan Keputusan Menteri Negara

    Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan

    Aparatur Negara Nomor 25/KEP/MK.WASPAN/1999 tentang Jabatan

    Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya, berada dalam bidang

    kegiatan sebagai berikut: (1) pendidikan, (2) kegiatan belajar mengajar, (3)

    pengkajian program, (4) pengembangan model, (5) pengembangan profesi

    dan (6) penunjang tugas pamong belajar. Permenpan yang baru ini pada

    prinsipnya bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan profesionalisme

    pamong belajar agar lebih berkualitas lagi.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    11

    Beberapa kebijakan baru dalam permenpan ini di antaranya

    mewajibkan pamong belajar untuk melakukan keenam kegiatan yang

    menjadi bidang tugasnya, dan hanya bagi mereka yang berhasil melakukan

    kegiatan dengan baiklah yang diberikan angka kredit. Selanjutnya angka

    kredit itu dipakai sebagai salah satu persyaratan peningkatan karir.

    Penggunaan angka kredit sebagai salah satu persyaratan seleksi peningkatan

    karir, bertujuan memberikan penghargaan secara lebih adil dan lebih

    profesional terhadap kenaikan pangkat yang merupakan pengakuan profesi,

    dan diharapkan kemudian dapat memberikan peningkatan kesejahteraannya.

    Fungsi utama karya ilmiah sebagaimana dipaparkan di atas adalah

    fungsi akademik. Melalui karya ilmiah terjalin komunikasi akademik

    antarberbagai komponen dalam sebuah bidang keilmuan. Seorang pamong

    belajar akan mengetahui model-model terbaru di bidang kesetaraan,

    keaksaraan, PAUD, atau kursus dan kelembagaan PNF apabila membaca

    jurnal ilmiah atau tulisan dari berbagai sumber. Demikian pula apabila

    menuliskan temuannya, pamong belajar yang lain akan mengetahui hasil

    penelitian pamong belajar yang lainnya.

    Fungsi lainnya adalah sebagai fungsi ekpresif dan fungsi instrumental.

    Fungsi ekspresif adalah seseorang dapat menuangkan berbagai gagasan

    tertulis yang dikomunikasikan kepada pihak lain. Menulis berdasarkan

    fungsi ini adalah usaha pemenuhan kebutuhan diri seseorang sebagai

    ilmuwan atau sebagai manusia yang berpikir. Sementara itu, fungsi

    instrumental adalah bahwa menulis menjadi media bagi seseorang untuk

    meraih tujuan-tujuan lainnya.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    12

    Apabila kita bersepakat bahwa menulis itu berkomunikasi dengan

    orang lain, maka akan didapati fungsi menulis sebagaimana fungsi

    komunikasi, yakni:

    1. Fungsi sosial. Menulis akan menentukan citra diri dan eksistensi diri para

    penulis secara sosial. Bagi kalangan akademik, kemampuan menulis

    merupakan kebanggaan, karena mereka menyadari bahwa menulis

    merupakan keterampilan tingkat tinggi yang tidak dimiliki setiap orang.

    Dengan kemampuan menulis, orang akan mendapatkan posisi-posisi

    sosial yang sebelumnya tidak diperoleh. Popularitas dan legalitas sosial

    merupakan hal yang secara nyata bersignifikan dengan kebiasaan

    menulis seseorang.

    2. Fungsi ekspresi. Menulis diyakini sebagai media untuk mengekspresikan

    pikiran, ide, gagasan, imajinasi si penulis. Melalui tulisan, para penulis

    bisa menyampaikan keinginan, penyesalan, kegalauan, angan-angan,

    ambisi, pendapat, bahkan cita-cita hidupnya. Melalui tulisan pula

    seseorang bisa mengetahui pikiran dan perasaan orang lain.

    3. Fungsi Ritual. Mungkin saja dengan menulis dan membacakannya

    kegiatan ritual disampaikan. Melalui tulisan orang menyampaikan bela

    sungkawa. Melalui tulisan pula orang menyampaikan doa dan ucapan

    selamat. Tulisan mungkin saja telah menyebabkan orang yang stress dan

    prustasi menjadi semangat dan optimis. Menulis ternyata bisa berfungsi

    ritual dalam konteks ini.

    4. Fungsi instrumental. Menulis juga bisa menjadi alat untuk mengubah

    sesuatu (informasi, sikap, pendapat, pandangan) seseorang terhadap

    sesuatu. Seseorang yang semula berpandangan picik terhadap reformasi

    mahasiswa, mungkin saja berubah ketika membaca sebuah tulisan

    tentang reformasi. Seseorang yang memiliki sikap jahat mungkin saja

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    13

    sadar akan perbuatannya setelah membaca sebuah buku keagamaan.

    Inilah yang dimaksud dengan fungsi intrumental menulis.

    C. Karya Ilmiah dan Pengembangan Profesi

    Telah diterbitkannya Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan

    Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya yang menggantikan

    Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan

    Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    25/KEP/MK.WASPAN/1999 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar

    dan Angka Kreditnya berimbas pula pada pola pengembangan karir

    pamong belajar.

    Ada empat hal baru dalam Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan

    Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya yang perlu diperhatikan,

    yaitu: (1) adanya kewajiban beban kerja 24 jam per minggu; (2) adanya uji

    kompetensi setiap kenaikan jabatan; (3) adanya standar kualifikasi bidang

    kependidikan; dan (4) adanya kewajiban menyertakan angka kredit

    pengembangan profesi dalam setiap kenaikan pangkat/jabatan.

    Pertama, kewajiban beban kerja 24 jam kerja seminggu merupakan hal

    yang baru bagi pamong belajar sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 2.

    Beban kerja 24 jam seminggu meliputi pelaksanaan pokok pamong belajar

    yaitu (1) kegiatan belajar mengajar; (2) pengkajian program PNFI; dan (3)

    pengembangan model PNFI. Jadi, beban kerja 24 jam seminggu meliputi

    ketiga tugas pokok tersebut, bukan beban kerja 24 jam tatap muka atau

    hanya kegiatan belajar mengajar saja. Ayat ini muncul pada saat-saat akhir

    ketika Permenpan dan RB akan disyahkan, aturan ini muncul dalam rangka

    meningkatkan akuntanbilitas kerja pamong belajar kepada publik. Persoalan

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    14

    yang akan muncul adalah bagaimana cara menghitung beban kerja 24 jam

    dalam satu minggu? Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

    mengkonversi angka kredit yang diperoleh dari butir-butir pelaksanaan tugas

    selama satu minggu ke dalam jam. Untuk itulah hal tersebut perlu

    dimasukkan ke dalam petunjuk teknis agar pamong belajar serta pemangku

    kepentingan lainnya dapat memahami.

    Kedua, hal baru lainnya dalam Permenpan dan RB nomor 15 Tahun

    2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya ada

    pada pasal 7 ayat 6 yang menyatakan bahwa setiap kenaikan jenjang jabatan

    pamong belajar harus lulus uji kompetensi. Sertifikasi dimaknai sebagai

    proses untuk mendapatkan sertifikat yang dipandang layak untuk

    menjalankan suatu profesi. Untuk mendapatkan sertifikat profesi itu harus

    lulus uji kompetensi. Dapat dimaknai bahwa pasal 7 ayat 6 di atas sudah

    berada pada jalur sertifikasi. Persoalannya adalah bahwa untuk melakukan

    uji kompetensi itu perlu diatur terlebih dahulu standar kompetensi pamong

    belajar yang saat ini sedang dibahas ulang menyesuaikan dengan perubahan

    rincian tugas pokok pamong belajar.

    Secara tidak langsung, pasal 7 ayat 6 disadari atau tidak mengarahkan

    pamong belajar pada jalur sertifikasi profesi. Ayat ini tentunya

    membutuhkan kesiapan para pamong belajar untuk menempuh uji

    kompetensi, karena sertifikasi pamong belajar tidak akan pernah

    menggunakan portofolio seperti guru yang dipandang memiliki banyak

    kelemahan. Sertifikasi guru dengan menggunakan portofolio diambil sebagai

    kebijakan politis karena besarnya jumlah guru yang jika dilakukan uji

    kompetensi bisa memakan waktu lama dan biaya yang lebih besar,

    sedangkan pamong belajar yang jumlahnya hanya 3.615 orang seluruh

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    15

    Indonesia hanya akan digunakan uji kompetensi sebagaimana diatur dalam

    Permenpan dan RB tersebut.

    Ketiga, terkait standar kualifikasi pendidikan sebagai persyaratan

    pengangkatan pertama kali ke dalam jabatan pamong belajar, sebagaimana

    diatur pada pasal 25 ayat 1 huruf a yaitu sarjana kependidikan, sempat

    menjadikan kekhawatiran bagi teman-teman pamong belajar yang sudah

    menduduki jabatan. Padahal ayat tersebut mengatur untuk persyaratan

    kualifikasi akademik untuk pengangkatan pertama kali dalam jabatan baik

    melalui formasi CPNS maupun pengangkatan dari jabatan lain/staff.

    Persyaratan kualifikasi pendidikan sarjana kependidikan bagi pamong belajar

    meneguhkan posisinya sebagai pendidik pada jalur pendidikan nonformal

    sekaligus menegakkan pamong belajar sebagai sebuah profesi yang harus

    memiliki kualifikasi akademik yang spesifik. Kondisi ini akan lebih

    diperkuat jika konsep pendidikan profesi pamong belajar semakin jelas,

    dimana sarjana umum dapat menjadi pamong belajar asalkan sudah

    menempuh pendidikan profesi dalam mana ia kemudian akan dianggap

    memiliki kualifikasi sebagai sarjana kependidikan. Karena dengan

    menempuh pendidikan profesi pamong belajar sehingga ia memahami

    filosofi, keilmuan dan metodologi pendidikan nonformal.

    Keempat, berbeda dengan guru yang mewajibkan angka kredit

    pengembangan profesi khusus dipersyaratkan pada kenaikan pangkat dari

    IVa ke atas, ternyata setiap kenaikan pangkat pamong belajar dari IIIa ke

    atas sudak mensyaratkan adanya angka kredit dari unsur pengembangan

    profesi. Hal lainnya yang dipandang penting dalam mengimplementasikan

    Permenpan dan RB nomor 15 Tahun 2010 adalah persoalan kegiatan

    pengembangan profesi. Selama ini tidak ada aturan dan kriteria yang terinci

    tentang pelaksanaan dan penilaian butir-butir pengembangan profesi,

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    16

    sehingga tidak sedikit menimbulkan multiinterpretasi dalam mana tim penilai

    memiliki pemahaman yang tidak sama terhadap butir-butir kegiatan

    pengembangan profesi. Terkait dengan alur penilaian pengembangan profesi

    yang belum diatur pada jabatan pamong belajar tidak sedikit pamong belajar

    yang mengajukan penilaian pengembangan profesi oleh sekretariat TPAK

    diminta untuk ke LPMP sebagai pelaksana penilaian unsur pengembangan

    profesi jabatan fungsional guru. Sementara itu LPMP merasa tidak memiliki

    kewenangan untuk melakukan penilaian unsur pengembangan profesi

    pamong belajar, sehingga pamong belajar merasa diping-pong. Untuk itulah,

    guna mengeliminir hal tersebut di atas perlu diatur dalam petunjuk teknis

    tentang alur penilaian di samping kriteria penilaian juga dibuat secara lebih

    terinci yang kelak dijadikan pegangan bagi pamong belajar dan tim penilai

    angka kredit.

    Menurut pengamatan penulis, kenaikan pangkat pamong belajar dari

    IVa ke atas umumnya relatif sulit. Permasalahannya terjadi, karena untuk

    kenaikan pangkat golongan IVa ke atas diwajibkan adanya pengumpulan

    angka kredit dari unsur kegiatan pengembangan profesi, walaupun menurut

    Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2010, saat ini setiap kenaikan jabatan

    pamong belajar harus menyertakan unsur penilaian pengembangan profesi.

    Angka kredit kegiatan pengembangan profesi–berdasar aturan yang berlaku

    saat ini—dapat dikumpulkan dari kegiatan: 1) Pembuatan karya tulis/ilmiah

    di bidang PNFI, 2) Pengembangan sarana pendidikan nonformal dan

    informal, 3) Pengembangan karya teknologi tepat guna, seni, dan

    olahraga yang bermanfaat di bidang PNF, dan 4) Penyusunan

    standar/pedoman/soal dan sejenisnya.

    Tidak sedikit pamong belajar yang ―merasa‖ kurang mampu

    melaksanakan kegiatan pengembangan profesinya sehingga menjadikan

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    17

    mereka enggan, tidak mau, dan bahkan apatis terhadap pengusulan kenaikan

    pangkat dan jabatannya. Terlebih lagi dengan adanya fakta bahwa (a)

    banyaknya KTI yang diajukan dikembalikan karena salah atau belum dapat

    dinilai, (b) kenaikan pangkat/golongannya belum memberikan peningkatkan

    kesejahteraan yang signifikannya, (c) proses kenaikan pangkat sebelumnya–

    dari golongan IIIa ke IVa yang ―relatif lancar‖, menjadikan ―kesulitan‖

    memperoleh angka kredit dari kegiatan pengembangan profesi, sebagai

    ―hambatan yang merisaukan‖.

    Beberapa kendala lain yang sering ditemukan tim penilai angka kredit

    ketika menilai hasil pengembangan profesi pamong belajar di antaranya

    sebagai berikut.

    1. Ketidaksesuaian antara judul di cover dengan isi substansi di dalam karya

    tulis ilmiah yang dibuat.

    2. Terdapat beberapa ajuan bukti fisik karya tulis ilmiah yang dilampirkan,

    namun nama penulisnya tidak tertera sama sekali.

    3. Bukti fisik yang diajukan menurut pengusul dimasukan dalam kategori

    modul, tetapi setelah dilihat dan dibaca ternyata yang disebut modul

    tersebut hanya sebuah diktat pelajaran sehingga nilainya jauh berbeda

    atau lebih kecil.

    4. Terdapat bukti fisik karya tulis ilmiah yang tidak dapat dinilai secara

    penuh karena yang mengajukan hanya sebagai anggota, sehingga

    seharusnya angka kredit dikalikan 40% dan dibagi sebanyak anggota

    yang ikut menulis, sedangkan sebagai ketua harus dikalikan 60% dari

    angka kredit yang diusulkan.

    5. Jajaran penulis dalam bukti fisik karya tulis ilmiah yang dilampirkan,

    tidak menjelaskan nama penulis sebagai ketua atau anggota tim penulis

    (jika penulisan secara tim).

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    18

    6. Penulisan naskah tidak tuntas dan tidak relevan dengan judul yang

    dicantumkan.

    7. Pengembangan kurikulum yang diusulkan tidak sesuai dengan langkah

    pengembangan kurikulum (mempunyai sistematika yang jelas dan

    memiliki lembar pengesahan dari dinas pendidikan setempat).

    8. Naskah karya tulis ilmiah yang diusulkan untuk dinilai dalam bentuk

    buku/karya ilmiah tetapi naskah tersebut sudah dinilai pada

    pengembangan model.

    9. Semua kegiatan penilaian dalam rangka pengendalian mutu tidak ada

    bukti fisik hanya surat tugas saja

    10. Penyusunan instrumen penggunaan dana Blockgrant tidak jelas

    pengesahanya dan tidak relevan

    11. Seringkali antara produk karya tulis ilmiah yang mendapat penghargaan,

    diajukan kembali sebagai karya tulis ilmiah di sub bidang lain. Harusnya

    dipilih salah satu.

    12. Ada beberapa pengajuan bukti fisik berupa pengembangan kurikulum

    belum memenuhi syarat dan lebih tepat dimasukan pada pengembangan

    kurikulum GBPP.

    13. Pengembangan profesi berupa pembuatan alat peraga hanya menyertakan

    bukti fisik sebagai alat peraga saja, padahal harus ilengkapi dengan tata

    cara penggunaannya.

    14. Bukti fisik pengembangan profesi dan alih bahasa agar bisa dinilai harus

    dilampirkan tulisan aslinya dan mencantumkan judul buku dan bab yang

    akan alih bahasakan.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    19

    Terlepas dari berbagai masalah yang muncul, menyusun KTI dalam

    rangka pengembangan profesi masih merupakan instrumen yang menarik

    untuk meningkatkan karir dan kepangkatan para pamong belajar.

    Dibandingkan dengan kompetensi lain yang bersifat ―produk‖, maka KTI

    relatif dapat dikerjakan mengingat para pamong belajar sudah memiliki

    sejumlah temuan masalah yang dihadapi setiap hari di lapangan. Persoalan

    lanjutannya adalah bagaimana agar para pamong belajar terbiasa menyusun

    temuan masalah tersebut dalam sebuah laporan penelitian.

    D. Hubungan KTI dengan Penelitian

    Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil

    penelitian juga merupakan Karya Tulis Ilmiah. Bahkan, KTI yang

    merupakan laporan hasil penelitian, merupakan bagian penting dari macam

    KTI yang dapat dibuat oleh pamong belajar sebagaimana tampak pada tabel

    berikut.

    KTI hasil penelitian

    KTI tinjauan/ulasan ilmiah

    Tulisan ilmiah populer

    Artikel ilmiah

    Laporan keberhasilan program

    Prasaran disampaikan dalam pertemuan ilmiah

    Makalah

    Buku

    Diktat

    Karya terjemahan

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    20

    Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini, cenderung banyak

    dilakukan oleh para pamong belajar adalah KTI hasil penelitian perorangan

    yang tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan lembaga

    dalam bentuk makalah. KTI jenis ini mempunyai nilai angka kredit 4

    (empat).

    KTI yang berupa laporan hasil penelitian tersebut cenderung diminati

    di antaranya karena:

    1. Para pamong belajar makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan

    pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelompok

    belajar yang dikelolanya yang ditujukan untuk meningkatkan mutu proses

    dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar pamong belajar,

    melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan.

    2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-

    kaidah ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat

    jawaban yang benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya.

    3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelompk belajar yang dibinanya,

    maka kegiatan tersebut dapat berupa penelitian tindakan yang semakin

    layak untuk menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam kegiatan

    belajar mengajar, pengembangan model, pengkajian program, atau

    kegiatan ilmiah lainnya, dapat berupa tindakan untuk ―menerapkan‖ hal-

    hal ―baru‖ dalam praktik pendidikan nonformal dan informal. Berbagai

    inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun

    penerapan dalam proses pembelajaran.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    21

    Berikut ini adalah jenis karya tulis ilmiah bidang pengembangan

    profesi pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional

    Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.

    No Butir Kegiatan Media Angka

    Kredit

    1 Menyusun karya tulis/ilmiah hasil

    penelitian, pengujian, survei dan atau

    evaluasi di bidang pendidikan

    nonformal dan informal yang

    dipublikasikan dalam bentuk:

    Buku yang

    diterbitkan dan

    diedarkan secara

    nasional

    12,5

    Majalah ilmiah

    yang diakui

    instansi yang

    bersangkutan

    6

    2 Menyusun karya tulis/ilmiah hasil

    penelitian, pengujian, survei, evaluasi di

    bidang pendidikan non formal dan

    informal yang tidak dipublikasikan

    tetapi didokumentasikan di perpustakaan

    lembaga yang bersangkutan dalam

    bentuk:

    Buku 8

    Makalah ilmiah 4

    3 Menyusun karya tulis berupa tinjauan

    atau ulasan ilmu hasil gagasan sendiri

    dalam bidang pendidikan nonfomal dan

    informal yang dipublikasikan dalam

    bentuk:

    Buku yang

    diterbitkan dan

    diedarkan secara

    nasional

    8

    Makalah ilmiah

    yang diakui oleh

    instansi yang

    bersangkutan

    4

    4 Menyusun makalah berupa tinjauan atau

    ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri

    dalam bidang pendidikan nonformal

    informal yang tidak dipublikasikan,

    didokumentasikan perpustakaan

    lembaga yang bersangkutan dalam

    bentuk:

    Buku 7

    Makalah 3,5

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    22

    5 Tulisan ilmiah populer di bidang

    pendidikan nonformal dan informal

    yang disebarluaskan di media massa.

    2

    6 Menyampaikan prasaran bidang PNFI

    berupa tinjauan, gagasan, atau ulasan

    ilmiah dalam pertemuan ilmiah.

    2,5

    7 Melakukankan penelitian

    tindakan/eksperimen/deskripsi satuan

    pendidikan nonformal dan informal

    tidak diterbitkan disimpan di

    perpustakaan lembaga yang

    bersangkutan.

    4

    8 Membuat laporan keberhasilan

    pembelajaran/pelatihan, pembimbingan

    dalam upaya peningkatan mutu di satuan

    pendidikan nonformal dan informal

    tidak diterbitkan, disimpan di

    perpustakaan lembaga yang

    bersangkutan.

    2

    9 Membuat makalah berupa gagasan

    ilmiah tentang

    pembelajaran/pelatihan/pembimbingan

    pada satuan pendidikan nonformal dan

    informal tidak diterbitkan, dikoleksi di

    perpustakaan lembaga yang

    bersangkutan.

    2

    10 Membuat karya tulis ilmiah bidang

    PNFI hasil terjemahan yang dinyatakan

    oleh kepala Pusat/Balai/Sanggar.

    1

    11 Membuat makalah prasaran bidang

    PNFI yang disajikan pada forum ilmiah:

    Tingkat nasional 4

    Tingkat propinsi 3

    Tingkat

    kabupaten/kota

    2

    12 Membuat tulisan ilmiah populer tentang

    pembelajaran/pelatihan/pembimbingandi

    bidang PNFI pada satuan PNFI:

    Dimuat di media

    massa tingkat

    nasional

    4

    Dimuat di media

    massa tingkat

    provinsi (koran

    daerah)

    3

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    23

    13 Membuat artikel ilmiah tentang

    pembelajaran/pelatihan/pembimbingandi

    bidang PNFI pada satuan PNFI:

    Dimuat di jurnal

    tingkat

    lokal/satuan

    pendidikan

    nonformal dan

    informal

    3

    Dimuat di

    jurnal/terbitan

    nasional yang

    mendapat ISSN

    1,5

    Dimuat di

    jurnal/terbitan

    nasional yang

    terakreditasi

    0,5

    14 Penerjemahan/penyaduran buku dan

    bahan lain di bidang pendidikan

    nonformal dan informal.

    Dipublikasikan

    dalam bentuk

    buku yang

    diterbitkan secara

    nasional

    5

    Dipublikasikan

    dalam bentuk

    buku yang

    diterbitkan

    bertaraf provinsi

    3

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    24

    BAB III

    JENIS-JENIS KARYA ILMIAH

    Karya tulis ilmiah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua

    kategori, yakni KTI sebagai laporan hasil pengkajian/penelitian, dan KTI

    berupa hasil pemikiran yang bersifat ilmiah. Keduanya dapat disajikan dalam

    bentuk laporan hasil penelitian, buku, diktat, modul, karya terjemahan,

    makalah, tulisan di jurnal, atau berupa artikel yang dimuat di media masa.

    Namun, karya yang dimuat di media massa (koran, majalah) sebagian orang

    menyebutnya sebagai jenis karya tulis ilmiah populer. Penamaan ini

    didasarkan pada prinsip bahwa koran dan majalah merupakan media populer

    yang penggunaan bahasanya tidak resmi dan baku sebagaimana bahasa yang

    harus disajikan dalam laporan penelitian. Namun demikian, KTI populer ini

    juga mendapatkan penghargaan walaupun dengan nilai yang berbeda dari

    karya tulis lainnya.

    Meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI

    (sebagai tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu hal yang

    dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan kebenaran

    isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah kerangka sajiannya mencerminan

    penerapan metode ilmiah tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan

    karya ilmiah. Salah satu bentuk KTI yang cenderung banyak dilakukan

    adalah KTI hasil penelitian perorangan (mandiri) yang tidak dipublikasikan

    tetapi didokumentasikan di perpustakaan lembaga dalam bentuk makalah.

    Secara lebih rinci beberapa contoh jenis karya ilmiah tersebut dapat

    diuraikan berikut ini.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    25

    A. Laporan Hasil Penelitian

    Laporan hasil penelitian dilakukan sebagai bukti bahwa seseorang telah

    melakukan penelitian. Laporan hasil penelitian disusun berdasarkan langkah-

    langkah penelitian dan temuan yang diperoleh pada saaat penelitian

    dilakukan. Laporan hasil penelitian memuat hal-hal yang sejak awal

    penelitian (proposal penelitian) disusun oleh peneliti untuk dilaporkan.

    Laporan hasil penelitian mencakup hal-hal berikut: pendahuluan, landasan

    teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan

    saran. Komponen-komponen ini merupakan hal-hal pokok dalam laporan

    penelitian, meskipun penyusunannya didasarkan pada gaya selingkung setiap

    institusi atau lembaga.

    Dengan demikian salah satu karakteristik yang harus ada dalam laporan

    penelitian adalah sistematika laporan yang berurutan sebagaimana

    dikemukakan di atas. Laporan yang demikian menunjukkan kerangka

    penelitian yang sistematis dan lazim digunakan dalam dunia akademik.

    Laporan penelitian juga harus memperhatikan aspek lainnya di luar

    sistematika di atas, yakni bahasa yang digunakan harus menggunakan bahasa

    Indonesia ilmiah, isi yang dituliskan harus benar-benar hasil penelitian yang

    dilakukan. Data yang dicantumkan harus objektif berdasarkan temuan dan

    teori yang disajikan harus mendukung data dan temuan penelitian.

    Menurut Soehardjono (2006) laporan penelitian harus memenuhi

    kriteria kriteria ―APIK,‖ yakni asli, penelitian harus merupakan karya asli

    penyusunnya, bukan merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat

    dan prosedur yang tidak jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.

    Ilmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai dengan

    kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya,

    faktanya maupun analisis yang digunakannya. Konsisten, penelitian harus

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    26

    disusun sesuai dengan kemampuan penyusunnya. Bila penulisnya seorang

    pamong belajar , maka penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan

    yang sesuai dengan kemampuan pamong belajar tersebut.

    Mengingat penelitian sesungguhnya ikhtiar kita untuk menjawab

    persoalan melalui data dan fakta lapangan, maka hal yang harus diperhatikan

    adalah apa masalah penelitian, bagaimana masalah dirumuskan, metode apa

    yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, apa temuan penting, dan apa

    kesimpulan yang diperoleh. Inilah inti dilakukannya sebuah penelitian.

    B. Makalah

    Menulis makalah? Wah, susah banget! Tapi itulah yang sebenarnya

    menjadi bagian dari kehidupan akademis di lembaga penelitian dan

    pengembangan, sekolah, maupun di perguruan tinggi. Ya, penulisan makalah

    sebagai salah satu bentuk karya tulis ilmiah memang sudah disosialisasikan

    bahkan sejak di bangku sekolah dasar lewat tugas-tugas seperti kliping.

    Bagi sebagian besar, tugas menulis karya ilmiah, baik dalam bentuk

    makalah maupun laporan hasil penelitian, tampaknya menjadi tugas yang

    berat. Pemilihan topik penelitian, judul makalah, sampai penentuan teori

    menjadi bagian yang dianggap susah dikerjakan. Tidak heran ketika makalah

    atau laporan penelitian disusun, beragam perbaikan harus dikerjakan oleh

    penulisnya.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    27

    Pengertian Makalah

    Makalah sering diartikan sebagai sebuah karya ilmiah yang memuat

    topik tertentu yang disajikan pada sebuah forum ilmiah atau disusun untuk

    sebuah kepentingan tertentu, misalnya tugas kuliah. Makalah dapat

    dihasilkan dari sebuah penelitian, namun juga dapat dihasilkan dari hasil

    pemikiran dan kajian literatur yang memadai. Namun, fokus makalah harus

    disusun berdasarkan sebuah topik keilmuan tertentu.

    Makalah termasuk salah satu jenis karya tulis ilmiah. Karya tulis

    ilmiah dihasilkan oleh pengarang yang bersikap ilmiah. Bersikap ilmiah

    berarti mandiri. Oleh karena itu, penulis yang bersikap ilmiah menghasilkan

    sendiri hal-hal yang baru. Tanpa sikap ilmiah yang cukup memadai seorang

    penulis tidak mungkin menghasilkan karya tulis ilmiah. Menurut Mukayat

    D. Brotowijoyo (1993) ada tujuh sikap ilmiah yang diperlukan penulis karya

    ilmiah, yaitu:

    1) Sikap ingin tahu;

    2) Sikap kritis;

    3) Sikap terbuka;

    4) Sikap objektif;

    5) Sikap rela menghargai karya orang lain;

    6) Sikap berani mempertahankan kebenaran; dan

    7) Sikap menjangkau ke depan.

    Itulah sikap-sikap yang diperlukan penulis karya ilmiah. Apa itu karya

    ilmiah? Karya ilmiah adalah karangan yang disusun berdasarkan sistematika

    keilmuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi

    penulisan yang baik dan benar.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    28

    Berbagai pengertian makalah dijelaskan berikut ini. Makalah adalah:

    1. Tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk

    dibacakan atau disajikan di muka umum (seminar, diskusi, panel)

    dan yang sering disusun untuk diterbitkan;

    2. Karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam

    ruang lingkup suatu perkuliahan. Makalah merupakan salah satu

    syarat untuk menyelesaikan suatu perkuliahan;

    3. Kertas kerja ilmiah, tertulis, tepat, dan singkat, mengandung

    pemecahan masalah satu pokok bahasan secara terpadu, plot tunggal.

    Pada mulanya makalah disebut sebagai kertas kerja yang dibacakan

    dalam diskusi-diskusi;

    4. Karya tulis yang disajikan pada forum diskusi, seminar dalam ilmu

    serumpun untuk memenuhi syarat kredit kumulatif pada pegawai

    edukatif yang akan mengajukan kenaikan pangkat.

    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa:

    1) Makalah adalah karya lmiah;

    2) Makalah itu bisa dibacakan atau diterbitkan;

    3) Makalah itu dapat juga merupakan suatu tugas untuk memenuhi

    persyaratan tertentu.

    Bagaimanakah wujud makalah itu? Untuk menjawab pertanyaan ini,

    tampaknya perlu digambarkan tentang karkteristik makalah. Dengan

    demikian dapat dibedakan makalah dapat dibedakan dari karya ilmiah

    lainnya.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    29

    Karakteristik Makalah

    Pedoman penulisan karya ilmiah memaparkan bahwa makalah memiliki

    karakteristik sebagai berikut;

    a. Merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan suatu

    kegiatan lapangan seperti penelitian, penyuluhan, dan pelatihan yang

    sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan;

    b. Mendeskripsikan pemahaman penulis tentang permasalahan teoritik

    yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu

    prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan;

    c. Menunjukkan kemampuan penulis terhadap isi dari berbagai sumber

    yang digunakan;

    d. Menunjukkan kemampuan penulis meramu berbagai sumber

    informasi dalam satu kesatuan sintesis yang utuh.

    Jenis Makalah

    Ada 2 jenis makalah yaitu:

    (1) makalah biasa (common paper)

    Makalah yang dibuat mahasiswa untuk menunjukkan pemahamannya

    terhadap permasalahan yang dibahas dari hasil membaca topic tertentu

    (bahasa, sastra, pendidikan, dll). Selain itu, makalah disusun secara

    deskriptif yang mengemukakan berbagai pendapat baik berupa kritik atau

    saran mengenai aliran atau pendapat yang dikemukakan, tetapi ia tidak perlu

    memihak salah satu aliran atau pendapat orang tersebut. Dengan demikian ia

    tidak perlu berargumentasi mempertahankan pendapat tersebut.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    30

    (2) makalah posisi (position paper):

    Makalah disusun penulis untuk menunjukkan posisi teoritiknya dalam

    satu kajian tertentu (hasil penelitian bahasa, sastra, pengajaran, ekonomi,

    dll.).

    Biasanya isi makalah menunjukkan penguasaan pengetahuan tertentu

    tetapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di pihak mana ia berdiri.

    Penulis makalah hendaknya membaca berbagai sumber dari berbagai

    aliran tentang topik yang sedang dibahas; membuat suatu sintesis dari

    berbagai pendapat yang ada, kemudian memberikan simpulan; dan memiliki

    kemampuan menganalisis, membuat sintesis, serta mengevaluasi yang

    merupakan kemampuan mutlak.

    Sistematika Makalah

    Penulisan makalah memiliki sistematika yang berbeda-beda, tergantung

    pada ketentuan lembaga atau editor yang akan menerbitkan makalah

    tersebut. Salah satu sistematika makalah terdiri atas: pendahuluan, isi, dan

    penutup. Namun, selain itu dapat juga ditambahkan pokok-pokok bahasan

    lainnya. Misalnya abstrak, ucapan terima kasih, dan daftrar pustaka.

    Dapat pula, makalah memuat judul, abstrak, pendahuluan, bahan dan

    metode, hasil dan pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan daftar

    pustaka. Secara rinci setiap butir diuraikan sebagai berikut.

    Judul

    Informatif, singkat, dan jelas. Di bawah judul dicantumkan nama

    penulis tanpa derajat kesarjanaan dan tanpa alamat kerja. Data kesarjanaan

    dan alamat kerja dicantumkan dalam catatan kaki dalam satu halaman

    dengan judul.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    31

    Abstrak

    Abstrak memuat inti permasalahan (tema dan tujuan), cara penelitian

    dan hasil. Panjang abstrak tidak lebih dari 3% dari panjang naskah.

    Pendahuluan

    Pada bagian ini dikemukakan persoalan yang akan dibahas latar

    belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah, dan sistematika

    uraian.

    Bahan dan Metode

    Bahan berisi penjelasan secukupnya tentang spesifikasinya. Metode

    mengandung uraian tentang cara kerja yang mencakup jalannya penelitian,

    analisis hasil, dan jika perlu menyebutkan metode statistik yang dipakai.

    Hasil dan Pembahasan

    Mendemonstrasikan kemampuan penulis dalam menjawab,

    mendiskusikan, menyajikan, menganalisis, dan membahas masalah. Bagian

    isi ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian.

    Simpulan

    Bagian ini merupakan simpulan dan bukan ringkasan isi. Simpulan

    adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian yang

    telah dilakukannya dalam bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut

    penulis makalah tentu saja harus kembali ke permasalahan yang diajukannya

    dalam bagian pendahuluan.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    32

    Daftar Pustaka

    Daftar pustaka disusun sebagai berikut:

    1) ke bawah menurut abjad nama akhir penulis utama.

    2) Ke kanan, nama penulis, tahun, judul buku, jilid, nama kota, dan

    nama penerbit.

    Makalah memiliki beberapa karakteritik berikut ini (UPI, 2007:5).

    1) Merupakan hasil kajian pustaka dan atau laporan pelaksanaan suatu

    kegiatan lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu

    bidang keilmuan;

    2) Mengilustrasikan pemahaman penulisnya tentang permasalahan teoretis

    yang dikaji atau kemampuan penulisnya dalam menerapkan suatu

    prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan bidang keilmuan;

    3) Menunjukkan kemampuan pemahaman penulisnya terhadap isi dari

    berbagai sumber yang digunakan;

    4) Mendemonstrasikan kemampuan penulisnya meramu berbagai sumber

    informasi dalam suatu kesatuan sintesis yang utuh.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    33

    c) Artikel Jurnal Ilmiah

    Artikel jurnal disusun untuk kepentingan publikasi karya ilmiah

    penulisnya dan menentukan posisi keilmuan seseorang. Artikel jurnal ilmiah

    dapat disusun berdasarkan hasil sebuah penelitian atau hasil pemikiran yang

    disertai kajian kepustakaan yang relevan dan komprehensif. Artikel jurnal

    ilmiah disusun berdasarkan panduan umum penulisan artikel jurnal dan gaya

    selingkung yang ditetapkan oleh masing-masing pengelola jurnal.

    Penulisan artikel jurnal ilmiah disusun berdasarkan sistematika:

    judul, penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, metode, hasil penelitian,

    pembahasan, kesimpulan dan saran. Sementara itu artikel yang disusun

    berdasarkan hasil pemikiran disusun sebagai berikut: judul, penulis, abstrak,

    kata kunci, pendahuluan, isi (terdiri atas beberapa subtopik), dan simpulan.

    Prinsip utama tulisan jurnal adalah spesifik dan mendalam. Spesifik

    artinya tulisan yang disajikan harus memuat bidang keilmuan yang khusus,

    tidak bersifat umum. Oleh karena itu, penulis jurnal harus orang yang

    memiliki keilmuan di bidangnya. Penulis jurnal adalah seorang spesialis,

    bukan generalis. Mendalam berarti kajian yang disajikan harus benar-benar

    menyentuh esensi keilmuan atau esensi topik yang dibahasnya.

    Ketika membaca sebuah artikel dalam koran, tabloid, dan majalah, kita

    begitu menikmati gagasan yang bermanfaat. Artikel menawarkan berbagai

    cara untuk memecahkan masalah sehingga terasa bahwa kita terbantu oleh

    informasi yang dipaparkannya dengan menarik. Sebenarnya setiap orang

    mampu menulis artikel, karena pada hakikatnya artikel merupakan ungkapan

    seseorang tentang sesuatu hal yang dimuat di media cetak. Untuk lebih jauh

    lagi memahami artikel, silakan ikuti uraian berikut secara seksama dan

    berlatih dengan tugas-tugas yang tersedia dengan sungguh-sungguh!

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    34

    Pengertian Artikel

    Menulis artikel pada hakikatnya merupakan salah satu cara

    mengungkapkan pendapat atau gagasan (ide) tentang sesuatu tema atau hal

    dalam bentuk tulisan. Dengan kata lain menuangkan pemikiran tentang suatu

    masalah dalam sebuah karya tulis. Kata ―artikel‖ (article) sendiri difahami

    sebagai laporan atau karangan atau tulisan tentang suatu masalah berikut

    pendapat penulisnya tentang masalah tersebut yang dimuat dimedia massa

    cetak.

    Secara definitif, artikel diartikan sebagai sebuah karangan faktual

    (nonfiksi) tentang suatu masalah secara lengkap, yang panjangnya tak tentu,

    untuk dimuat disurat kabar, majalah, buletin, dan sebagainya dengan tujuan

    untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik,

    menawarkan pemecahan suatu masalah, atau menghibur.

    Artikel termasuk tulisan kategori views (pandangan), yakni tulisan yang

    berisi pandangan, ide, opini, penilaian penulisnya tentang suatu masalah atau

    peristiwa. Dan jika anda bertanya bagaimana teknik menulis artikel, maka

    hal itu sama sajadengan -misalnya- anda bertanya tentang bagaimana teknik

    mengendarai sepeda. Artinya, sejauh ini belum didapati suatu rumusan baku

    tentang kiat, teknik, atau langkah-langkah praktis bagaimana agar seseorang

    dapat menulis artikel.

    Namun demikian, pada dasarnya tahap-tahap menulis artikel yakni,

    memunculkan latar belakang masalah (mengemukakan alasan mengapa tema

    tulisan atau suatu masalah itu dipilih), mengidentifikasi masalah (biasanya

    dalam bentuk pertanyaan), kemudian uraian atau analaisis mengenai jawaban

    atau masalah yang dimunculkan. Pada bagian akhir, dikemukakan

    kesimpulan.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    35

    Jenis-jenis Artikel

    Secara garis besarnya, jenis-jenis artikel meliputi:

    a. Artikel deskriptif.

    Artikel deskiptif (to describe = menggambarkan) adalah tulisan yang

    isinya menjelaskan (menguraikan) secara detail ataupun garis besar

    tentang suatu masalah, sehingga pembaca mengetahui secara utuh

    suatu masalah yang dikemukakan.

    b. Artikel eksplanatif.

    Artikel eksplanatif (to explain = menerangkan, menjelaskan) isinya

    menerangkan sejelas-jelasnya tentang suatu masalah, sehingga si

    pembaca memahami betul masalah yang dikemukakan.

    c. Artikel prediktif

    Artikel prediktif (to predict = meramalkan) berisi prediksi atau

    ramalan atau dugaan apa kemungkinan pada masa datang, berkaitan

    dengan masalah yang dikemukakan.

    d. Artikel preskriptif.

    Artikel preskriptif (to prescribe = menentukan, menuntun) isinya

    mengandung ajakan, imbauan, atau ―perintah‖ terhadap pembaca

    agar melakukan sesuatu. Kata-kata ―harus‖, ―seharusnya‖,

    ―hendaknya‖, seyogianya‖, dan semacamnya mendominasi tulisan

    jenis ini.

    Secara sederhana dapat disimpulkan, artikel eksplanatif menjawab

    pertanyaan ―apa‖. Artikel eksplanatif menjawab pertanyaan ―kenapa‖.

    Artikel prediktif menjawab pertanyaan ―apa yang bakal terjadi‖, dan artikel

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    36

    preskriptif menjawab pertanyaan ―apa yang harus dilakukan‖. Umumnya,

    keempat jenis artikel tersebut bisa dikenali melalui judulnya. Contoh:

    1. ―Strategi Pembangunan Masyarakat Madani‖ (deskriptif).

    2. ―Mengapa Terjadi Kerusuhan?‖ (eksplanatif).

    3. ―Tantangan Bangsa Indonesia Pada Abad 21‖ (prediktif).

    4. ―Mewaspadai AIDS: Hindari Seks Bebas‖ (preskriptif).

    Pada praktiknya, di media massa cetak kita sering sulit menemukan atau

    membedakan mana artikel yang murni deskriptif atau prediktif, misalnya.

    Pada umumnya, tulisan yang bertebaran di media massa cetak merupakan

    jenis artikel atau tulisan ―gabungan‖ dari jenis-jenis diatas.

    Selain itu, di media massa ada juga jenis tulisan yang mirip artikel,

    yakni kolom. Kolom adalah karangan atau tulisan pendek, yang berisi

    pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah. Penulisnya disebut

    kolomnis (columnist). Dalam kamus bahasa, kolomnis diartikan sebagai

    seorang penulis yang menyumbangkan karangan (artikel) pada suatu media

    massa secara tetap.

    Kolom atau tulisan opini ini, kata Slamet Soeseno (1997:103), isinya

    hanya pendapat. Penulisnya dituntut agar yang dikemukakannya itu benar-

    benar pendapatnya saja. Berbeda dengan tulisan artikel yang berisi pendapat

    namun disertai tuturan data, fakta, berita, atau argumentasi berdasarkan teori

    keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah. Jadi, satu-

    satunya pendukung pendapat kolomnis hanya argumentasi berdasarkan

    penalaran, pemikiran kritis, menurut pendapat subjektifnya.

    Tulisan kolom tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada bagian

    pendahuluan atau lead, isi atau tubuh tulisan, dan penutup. Ia langsung berisi

    tubuh tulisan, yakni berupa pengungkapan pokok bahasan dan pendapat

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    37

    penulisnya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja.

    Bahkan, dapat hanya satu kata saja. Contoh :

    Calon Presiden

    Pemilu sudah dilaksanakan lebih dari tujuh bulan. Tapi kita baru rebut

    memperbincangkan siapa yang pantas jadi presiden dan wakil presiden.

    Dalam pemilu, seolah-olah rakyat membeli kucing dalam karung.

    Setelah rakyat memberikan suara, elite politik bertikai tentang kucing

    apa yang mereka berikan kepada rakyat…

    Seharusnya, jauh sebelum pemilu, dalam konvensi, partai-partai

    menentukan calon mereka…(selengkapnya lihat Ummat, No. 28 Thn

    III, 26 Januari 1998).

    Tulisan di atas adalah kolom M. Dawam Rahardjo dalam rubrik

    ―Perspektif‖. Ia pun menggunakan judul singkat saja, ―Calon Presiden‖.

    Karena (waktu itu sedang aktual, judul itupun langsung dapat ditangkap

    sebagai masalah yang akan dibahas oleh penulisnya. Dalam kolom itu,

    Dawam menuturkan opininya (kritik) tentang pencalonan presiden dan

    wakilnya, juga mengemukakan visi pribadinya tentang orang yang

    bagaimana yang layak menjadi presiden dan wakil presiden.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    38

    BAB IV

    PENYUSUNAN MODUL

    A. Pengertian Modul

    Munculnya istilah modul didasari atas pemikiran adanya perbedaan

    individual pada peserta didik yang perlu mendapat perhatian dalam proses

    pembelajaran. Modul sering pula dijumpai dengan istilah lain, seperti

    learning activity package (paket aktivitas belajar), individualized learning

    package (modul individual), learning package (paket belajar). Di Indonesia

    istilah modul untuk pertama kali dikemukakan dalam forum rapat antara 8

    Proyek Perintis Sekolah Pembangunan di Cibulan Bogor pada bulan Februari

    1974. Konsep modul yang ketika itu masih membingungkan bagi

    kebanyakan orang, kini sudah berkembang dengan pesat dan mulai tersebar

    di kalangan dunia pendidikan di Indonesia. Universitas Terbuka (UT)

    merupakan salah satu universitas yang telah menggunakan modul dalam

    proses pembelajarannya.

    Menurut James D. Russel, modul adalah suatu paket yang memuat satu

    unit konsep dari bahan pelajaran. Sedangkan Goldschmid menyatakan modul

    sebagai yang dapat berdiri sendiri, unit independen dari sebuah aktivitas

    belajar yang terencana berseri yang disusun untuk membantu peserta didik

    melakukan tujuan yang telah dirancang dengan baik. Pendapat lain

    dikemukakan oleh Vembriarto, modul adalah satu unit program belajar-

    mengajar yang terkecil yang secara terperinci menegaskan tujuan, topik,

    pokok-pokok materi, peranan pendidik, alat-alat dan sumber belajar,

    kegiatan belajar, lembar kerja, dan program evaluasi.

    Modul biasanya disajikan dalam bentuk pembelajaran mandiri (self

    instructional). Peserta didik dapat mengatur kecepatan dan intensitas

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    39

    belajarnya secara mandiri. Waktu belajar untuk menyelesaikan satu modul

    tidak harus sama, berbeda beberapa menit sampai beberapa jam. Modul

    dapat digunakan secara individual atau gabungan dalam suatu variasi urutan

    yang berbeda (Russell, 1973 : 3).

    Walau ada beragam batasan modul, tetap ada persamaan pendapat

    bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disiapkan agar

    peserta didik bisa belajar sendiri. Karena modul merupakan suatu unit yang

    berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian proses belajar yang disiapkan

    untuk membantu peserta didik dalam mencapai sejumlah tujuan yang

    dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pembelajaran dengan

    memakai modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual peserta

    didik, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.

    Batasan modul dalam buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya,

    1992:96), bahwa yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program

    belajar mengajar (PBM) terkecil yang yang tersusun dengan 9 batasan

    modul seperti:

    1. Tujuan-tujuan intruksional umum (TIU)

    2. Tujuan-tujuan intruksional khusus (TIK)

    3. Topik yang akan dijadikan dasar proses belajar mengajar

    4. Pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan

    5. Kedudukan modul dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih

    luas

    6. Peranan tenaga pendidik dalam proses belajar mengajar

    7. Alat serta sumber yang akan dipakai

    8. Kegiatan belajar mengajar (KBM) harus dilakukan dan dihayati peserta

    didik secara berurutan.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    40

    9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya

    proses belajar ini

    Pandangan serupa juga dikemukakan oleh Sukiman (2011: 131) yang

    menyatakan bahwa modul adalah bagian kesatuan belajar yang terencana

    yang dirancang untuk membantu peserta didik secara individual dalam

    mencapai tujuan belajarnya. Peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi

    dalam belajar akan lebih cepat menguasai materi. Sementara itu, peserta

    didik yang memiliki kecepatan rendah dalam belajar bisa belajar lagi dengan

    mengulangi bagian-bagian yang belum dipahami sampai paham. Menurut

    Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 14) modul merupakan suatu paket

    program yang disusun dan didesain sedemikian rupa untuk kepentingan

    belajar peserta didik. Pendekatan dalam pembelajaran modul menggunakan

    pengalaman peserta didik.

    Berdasarkan pendapat-pendapat di atas terdapat hal-hal penting dalam

    mendefinisikan modul yaitu bahan belajar mandiri, membantu peserta didik

    menguasai tujuan belajarnya, dan paket program yang disusun dan didesain

    sedemikian rupa untuk kepentingan belajar peserta didik. Jadi dapat

    disimpulkan bahwa modul merupakan paket program yang disusun dan

    didesain secara terpadu, sistematis, dan terperinci sebagai bahan belajar

    mandiri untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajarnya. Oleh

    karena itu, peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing-

    masing. Dengan mempelajari isi modul, peserta didik diarahkan pada

    pencarian suatu tujuan melalui metode belajar tertentu. Oleh karena itulah,

    modul disebut sebagai paket program untuk keperluan belajar.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    41

    B. Komponen-Komponen Modul

    Berdasarkan batasan modul yang telah dibahas di atas, dapat diketahui

    bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul

    mencakup tiga bagian (Marwarnard, 2011:4), yaitu bagian pembuka, inti,

    dan penutup dengan penjelasan sebagai berikut:

    1. Bagian pembuka

    Pada bagian pembuka memuat komponen sebagai berikut:

    a. Judul modul

    Judul modul perlu dibuat menarik dan memberi gambaran tentang

    materi yang dibahas.

    b. Daftar Isi

    Daftar isi menyajikan topik-topik yang dibahas. Topik-topik tersebut

    diurutkan berdasarkan urutan kemunculan dalam modul. Pembelajar

    dapat melihat secara keseluruhan, topik-topik apa saja yang tersedia

    dalam modul. Daftar isi jugs mencantumkan nomor halaman untuk

    memudahkan pembelajar menemukan topik

    c. Peta Informasi Modul

    Sebuah modul perlu menyertakan peta Informasi. Pada daftar isi akan

    terlihat topik apa saja yang dipelajari, tetapi tidak terlihat kaitan antar

    topik tersebut. Pada peta informasi akan diperlihatkan kaitan antar

    topik-topik dalam modul. Peta informasi yang disajikan dalam modul

    dapat saja menggunakan diagram isi bahan ajar yang telah dipelajari

    sebelumnya.

    d. Daftar Tujuan Kompetensi Umum

    Penulisan tujuan kompetensi membantu pembelajar untuk

    mengetahui pengetahuan, sikap, atau keterampilan apa yang dapat

    dikuasai setelah menyelesaikan pelajaran.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    42

    e. Tes Awal

    Pembelajar perlu diberi tabu keterampilan atau pengetahuan awal apa

    saja yang diperlukan untuk dapat menguasai materi dalam modul. Hal

    ini dapat dilakukan dengan memberikan pre-tes bertujuan untuk

    memeriksa apakah pembelajar telah menguasai materi prasyarat

    untuk mempelajari materi modul.

    2. Bagian Inti (Kegiatan Belajar)

    Bagian inti memuat komponen sebagai berikut:

    a. Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi

    Pendahuluan/Tinjauan Umum Materi pada suatu modul berfungsi

    untuk ;

    1) memberikan gambaran umum mengenai isi materi modul,

    2) meyakinkan pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dapat

    bermanfaat bagi mereka,

    3) meluruskan harapan pembelajar mengenai materi yang akan

    dipelajari,

    4) mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan

    dipelajari,

    5) memberikan petunjuk bagaimana mempelajari materi yang akan

    disajikan.

    Dalam pendahuluan dapat saja disajikan peta informasi mengenai

    materi yang akan dibahas dan daftar tujuan kompetensi yang akan

    dicapai setelah mempelajari modul.

    b. Hubungan dengan Materi atau Pelajaran yang Lain

    Materi pada modul sebaiknya lengkap, dalam arti semua materi yang

    perlu dipelajari tersedia dalam modul. Bila materi tersebut tersedia

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    43

    pada buku teks maka arahan tersebut dapat diberikan dengan

    menuliskan judul dan pengarang buku teks tersebut.

    c. Uraian Materi

    Uraian materi merupakan penjelasan secara terperinci tentang materi

    pembelajaran yang disampaikan dalam modul. Organisasikan isi

    materi pembelajaran dengan urutan dan susunan yang sistematis,

    sehingga memudahkan pembelajar memahami materi pembelajaran.

    Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat

    dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap KB

    memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman. Organisasi materi

    kegiatan belajar antara judul, sub judul dan uraian harus yang mudah

    untuk diikuti oleh pembelajar. Pemberian judul atau penjudulan

    merupakan alat bantu bagi pembaca modul untuk mempelajari materi

    yang disajikan dalam bentuk teks tertulis.

    d. Penugasan

    Penugasan dalam modul perlu untuk menegaskan kompetensi apa

    yang diharapkan setelah mempelajari modul. Penugasan juga

    menunjukkan kepada pebelajar bagian mana dalam modul yang

    merupakan bagian penting.

    e. Rangkuman

    Rangkuman merupakan bagian dalam modul yang menelaah hal-hal

    pokok dalam modul yang telah dibahas. Rangkuman diletakkan pada

    bagan akhir modul.

    3. Bagian Penutup

    Bagian Penutup memuat komponen sebagai berikut:

    a. Glosarium atau daftar istilah

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    44

    Glosarium berisikan definisi-definisi konsep yang dibahas dalam

    modul. Definisi tersebut dibuat ringkas dengan tujuan untuk

    mengingat kembali konsep yang telah dipelajari.

    b. Tes Akhir

    Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar kerjakan setelah

    mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan umum untuk tes akhir

    ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan oleh pembelajar.

    c. Indeks

    Indeks memuat istilah-istilah penting dalam modul serta halaman di

    mana istilah tersebut ditemukan. Indeks perlu diberikan dalam modul

    supaya pebelajar mudah menemukan topik yang ingin dipelajari.

    Indeks perlu mengandung kata kunci yang kemungkinan pembelajar

    akan mencarinya. Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dengan

    menggunakan modul lebih mempermudah peserta didik karena

    terdapat peta informasi atau panduan belajar sehingga peserta didik

    lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar secara mandiri.

    C. Fungsi dan Tujuan Penulisan Modul

    Penggunaan modul dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah

    satu upaya melakukan aktivitas belajar mandiri. Modul lebih banyak

    digunakan peserta didik ketika mereka berada di rumah masing-

    masing. Harapannya dengan menggunakan modul peserta didik mampu

    belajar tanpa ada yang mendampingi ketika merika berada di rumah. Melihat

    fungsi dan tujuan pembuatan modul, maka sebuah konsekuensi yang harus

    dipenuhi adalah adanya kelengkapan isi dalam sebuah modul. Sebuah materi

    yang terdapat di dalam modul haruslah diuraikan secara lengkap,

    menyeluruh dan runtut sehingga peserta didik merasa cukup hanya dengan

    menggunakan satu modul saja. Berkenaan dengan pergeseran pemahaman,

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    45

    modul memiliki banyak arti yang berkaitan dengan kegiatan belajar

    mandiri. Pemahaman modul sekarang ini adalah ―orang bisa belajar kapan

    saja dan dimana saja secara mandiri‖. Untuk memenuhi konsep tersebut

    maka modul hendaknya disusun untuk dapat digunakan oleh setiap orang

    dimanapun dia berada sehingga orang yang berada jauh nun disana juga

    dapat mengikuti kegiatan belajar yang serupa dengan bantuan modul

    tersebut.

    Tujuan penulisan modul dalam hal belajar mandiri secara rinci adalah

    sebagai berikut:

    1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu

    bersifat verbal.

    2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik dan

    pendidik.

    3. Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta didik atau peserta

    diklat;

    4. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung

    dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,

    5. Memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai kemampuan dan

    minatnya.

    6. Memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri

    hasil belajarnya.

    Dengan melihat fungsi dan tujuan pembuatan modul diatas, sebuah

    modul akan sangat efektif seperti halnya pembelajaran tatap muka jika

    sebuah aspek diatas terpenuhi dengan baik. Pemenuhan segala aspek yang

    disebutkan diatas bergantung pada proses penulisan modul itu sendiri.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    46

    Seorang penulis modul berbeda dengan menulis novel. Penulis modul

    hendaknya dalam menulis seolah-olah dia sedang mengajarkan anak

    didiknya di kelas mengenai sebuah topik bahasan. Jadi penggunaan modul

    dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara

    tertulis.

    D. Manfaat Penggunaan Modul

    Modul memiliki sifat membantu dan mendorong pembacanya untuk

    mampu membelajarkan diri sendiri dan tidak bergantung pada media lain

    dalam penggunaanya. Salah satu tujuan penyusunan modul adalah

    menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurukulum dengan

    mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

    dengan dengan karakteristik materi ajar dan karakteristik peserta didik, serta

    latar belakang lingkungan sosialnya.

    Modul memiliki berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan

    peserta didik maupun dari kepentingan pendidik.

    Bagi peserta didik, modul bermanfaat antara lain:

    1. Peserta didik memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.

    2. Belajar mandiri lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di

    luar jam pembelajaran.

    3. Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan

    kemampuan dan minatnya

    4. Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan

    latiahan yang disajikan dalam modul

    5. Mampu membelajarkan diri sendiri.

    6. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung

    dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    47

    Bagi pendidik, penyusunan modul bermanfaat karena:

    1. Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks

    2. Memperluas wawasan karena disusun dengan mengguanakan berbagai

    referensi.c. Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dalam

    menulis bahan ajar.

    3. Membangun komunikasi yang efektik antara dirinya dan peserta didik

    karena pembelajaran tidak harus berjalan tatap muka.

    4. Menembah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan

    E. Karakteristik Modul

    Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan belajar yang dapat

    dimanfaatkan oleh peserta didik secara mandiri. Modul yang baik harus

    disusun secara sistematis, menarik dan jelas. Modul dapat digunakan kapan

    pun dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan peerta didik.

    Modul yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang

    diperlukan sebagai modul agar mampu menghasilkan modul yang mampu

    meningkatkan motivasi penggunannya. Menurut Direktorat Pembinaan

    Sekolah Menengah Kejuruan (2008: 4-7), modul yang akan dikembangkan

    harus memperhatikan lima karaktersistik sebuah modul yaitu self instruction,

    self contained, stand alone, adaptif, dan userfriendly.

    1. Self Instructional

    Seorang pelajar dapat membelajarkan diri sendiri tanpa perlu bantuan

    pihak lain seperti pendidik dan buku yang lain. Meskipun pada

    kenyataannya seorang peserta didik tetap membutuhkan bimbingan dan

    pendamping ketika dihadapkan pada sebuah materi yang rumit, akan

    tetapi modul yang baik adalah modul yang memberikan solusi ketika

    peserta didik merasa kesulitan dalam belajar menggunakan modul

    tersebut.

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    48

    Sebuah modul dikatakan memiliki sifat self instructional jika memenuhi

    beberapa syarat dibawah ini;

    a. Berisi tujuan yang dirumuskan secara jelas

    b. Meteri yang dimuat merupakan materi yang dibagi dalam unit kecil/

    spesifik sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas.

    c. Terdapat contoh dan ilustrasi pada konsep yang abstrak untuk

    mendukung kejelasan dalam pemaparan materi pembelajaran.

    d. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang dapat

    digunakan peserta didik untuk mengukur kemampuannya secara

    mandiri.

    e. Kontekstual, materi yang disajikan terkait dengan suasana lingkungan

    f. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif

    g. Terdapat rangkuman materi

    h. Terdapat instrument penilaian

    i. Terdapat umpan balik

    j. Tersedia tentang informasi rujukan.

    2. Self contained

    Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang hendak

    dipelajari terdapat di dalam modul tersebut yang disusun secara utuh dan

    runtut.

    3. Stand alone

    Modul yang baik adalah modul yang tidak bergantung pada media lain

    saat digunakan oleh peserta didik. Modul yang bagus merupakan modul

    yang apabila digunakan sudah mendukung semua materi yang hendak

    dipelajari oleh peserta didik dan tidak diperlukan media lain yang

    digunakan secara bersama-sama. Apabila seorang peserta didik masih

  • Modul Seri-4 Karya Tulis Ilmiah, Kursus Pamong Belajar Kompeten Melalui Moda daring, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat, 2017

    49

    membutuhkan media lain untuk pemenuhan belajarnya, maka modul

    tersebut bukan kategori modul yang berdiri sendiri.

    4. Adaptive

    Modul yang hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

    perkembangan ilmu dan teknologi. Modul yang adaptif adalah modul

    yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu dan selalu

    memberikan informasi-informasi mengenai keterbaruan ilmu.

    5. User friendly

    Modul yang baik adalah modul yang mampu bersahabat dengan si

    pembaca. Setiap informasi dan instruktur yang terdapat didalamnya

    bersifat membantu dan memudahkan peserta didik dalam belajar.

    F. Kriteria Penilaian Modul

    Modul merupakan paket program yang disusun dan didesain sedemikian

    rupa sehingga penyusunan modul memiliki ketentuan. Menurut Azhar

    Arsyad (1997: 87-90) modul sebagai bahan ajar memiliki enam elemen yang

    harus diperhatikan saat menyusunnya, yaitu: konsisteni, format, organisasi,

    daya tarik, bentuk dan ukuran huruf, dan penggunaan ruang atau spasi

    kosong.

    1. Konsistensi

    Konsistensi mencakup:

    a. Konsistensi bentuk dan huruf dari awal hingga akhir,

    b. Konsistensi jarak spasi, dan

    c. Konsistensi tata letak dan pengetikan baik pola pengetikan maupun

    margin/batas-batas pengetikan.

    2. Format

    a. Format kolom dibuat tunggal atau multi disesuaikan den