men iran

9

Upload: danz-doank-ii

Post on 16-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 1/8

 

Jurnal Obat Bahan Alam. (200M)Vol. 7 (1), hal. 54-61 ISSN 1412-59~6

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA

EKSTRAK HERBA lVlENIRAN (PHYLLANTHUS NIRURIL.)

Wibowo Mangunwardoyo'", Eni Cahyaningsih'", Tepy Usia")

ABSTRAK : Phyllanthus niruri L . (Men ira n) telah lama d igunakan da lam pengobatan tradisional e li Indone-sia.Ekstraksi simplisia d ila ku ka n d en gan c ara maserasi dan refluk dengan e tan ol 9 6% , EtOAc dann-heksanUji ak tivit as mikroorgan isme dilakuk.andengan cara difusi dan pengenceran. Hasil penel it ian menunjukkan

bahwa eks tr ak etanol 96% pada konsen tras i 96-288 mg/m l m en gh ambat p ertumb uh an b ak teri gram positifS taphy lococcus aureus dankonsentrasi 384-480mg /m l mengh amb at k hamir Candida a lb icans . EkstrakEtOCdan n -h ek san tid ak menghamba t b ak te ri dankhamiruji. Min im um Leth al Con ce ntra tio n (ULC) ekstrak etanol96% untukS. aureus sebesar288 mg/ml dane. albicans 384mg/ml,

Kata kunci: antimikroba, difusi agar, Phyllanthus niruri L.

ABSTRACT: Phyllanthus nlruri L. tMentrons isusedin traditionalIndonesiamedicine.Theplant extractwasobtainedby macerating an d reflux heatingwithethanoI9G%,EtOAc,and n-hexane, The antimicrobialactivitywas determined by theagar diffusionanddilution tubemethod.The results show that theethanol extractwith aconcentrationof96-288 mg/ml and384-480mg/mlinhibits thegrowthof'tlie Gram-positivebacteriaStaphylo-coccus auyeus and the yeast Candida albicans, respectively. The EtOAc and n-heksane extracts indicate noantimicrobial activity against thebacteria and yeast.The mininnun lethal concentration (MLC) values of theextract usingethanol 96%are288mg/ml effectiveagainstS. aUYeus and384mg/ml against C. albicans.

Keywords: agar diffusion, antimicrobial, Phyllanthus niruri L.

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mem-

punyai keanekaragaman hayati terbesar kedua

di dunia setelah Brazil. Diperkirakan terdapat

30.000 spesies tumbuhan yang hidup di Indonesia,

dan 9.600 diantaranya dipergunakan sebagai ta-

naman obat. Dari jumlah tanaman tersebut barn

180 spesies yang sudah dimanfaatkan. Sejalan

dengan perkembangan teknologi dan iImu penge-

tahuan, dalam dua dasawarsa terakhir, pengguna-

an bahan alam untuk tujuan kesehatan kembali

diminati oleh masyarakat. Salah satu spesies ta-

naman yang berkhasiat obat adalah herba meniran

(P niruri L.). Kardinan & Kusuma (2004) me-

nyatakan bahwa meniran berasal dari Asia tropik

dan tersebar diseluruh daratan Asia, termasuk

Indonesia. Penyebaran tanaman meniran sudah

sampai ke Benua.Afrika, Amerika, danAustralia.

Meniran dapat tumbuh di dataran rendah hingga

dataran tinggi dengan ketinggian 1000 meter di

atas permukaan laut, Spesies meniran yang biasa

digunakan sebagai obat tradisional di, antaranya,

Phyllanthus acidus Skeels, Phyllanthus amarus

Schum., P . niruri L., Phyllanthus reticulatus

Poir., dan Phyllanthus urinaria L.

Meniran merupakan tanaman yang mem-

punyai banyak khasiat dan telah dipergunakan

sebagai obat tradisional. Khasiat tanaman tersebut

diduga karena kandungan berbagai senyawa kimia

yang berkhasiat, di antaranya adalah alkaloid

(sekurinin), flavonoid (kuersetin, kuersitrin, iso-

kuersitrin, astragalin, nirurin, niruside, rutin,

leukcdelfinidin, dan galokatekin), dan lignan

(filantin dan hipofiiantin) (Asean Countries 2004;

Badan POM 2006; Mdlolo 2008). Bagian-bagian

tanaman meniran telah dimanfaatkan untuk

mengobati berbagai penyakit. Daun dan batang

meniran dipergunakan untuk mengobati penyakit

kelamin akut. Ekstrak air dar! meniran telah di-

manfaatkan olch masyarakat di Brazil dan Peru

untuk melarutkan batu ginjal dan batu saluran

kemih (Vieira 1999; Freitas et al. 2002) sedangkan

di Afrika utara, meniran digunakan untuk mengo-

bati demam, diabetes, gangguan menstruasi , dan

sebagai pencahar. Meniran juga bauyak diman-

faatkan di belahan bumi Iainnya, seperti di Fiji,

India, Thailand dan Indonesia untuk mengobati

penyakit kuning, disentri, diare, gonorhoea,

keputihan, asma, anti radang, sakit pinggang, dan

tetanus (Lizuka 2006), Kardinan & Kusuma

(2004) dan Badan POM (2006), menyatakan

'J Departemen Biologi, Fakultas Maternatika dan Ilmu Pengetaluan Alam, Universitas Irdonesia, Depok, 16424.

Telp, 021-7270;163 Fax: 021-7H&l4762. "J Pusat Pengujian Obat dnnMakanan Nasional, Badan Pengawas (bat

dan Makanan,JaIan Percetakan Negara 23, Jekarta Ptsat. lOSflJ.

•Alamatkorespondensi: w_mangunwru'[email protected]

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 2/8

 

Uj! aktivitas antimikroba ekstrak herb a meniran ....

bahwa meniran dapat digunakan sebagai terapi

ajuvan, yaitu obat yang dikonsumsi untuk me-

nunjang efek obat utama, HasiI penelitian yang

dilakukan di beberapa rumah sakit di Jakarta dan

Surabaya, dilaporkan bahwa terapi ajuvan dengan

ekstrak meniran berhasil mempersingkat waktu

pengobatan beberapajenis penyakit, di antaranya

adalah tuberkulosis (TBC).

Beberapa penelitian tentang kandungan

senyawa kimia dan manfaatnya sebagai senyawa

antimikroba telah banyak dilakukan, di antaranya

adalah: Nwanjo (2007) melakukan penelitian

manfaat ekstrak air meniran untuk mengobati

penyakit diabetes, Naik & Juvekar (2003) me-

nyatakan bahwa alkaloid meniran dapat meng-

hambatDNA polimerase dari virus hepatitis.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui

aktivitas antimikroba herba meniran (P niruri L.)

dari ekstrak etanol, etil asetat, dan n-heksan serta

mengetahui konsentrasi ekstrak minimum yang

dapat membunuh Escherichia coli, Pseudomonas

aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Candida

alb icans ,

METODE PENELITIAN

Alat

Alat yang digunakan adalah penggiling,

vaccum evaporator, timbangan analis, laminar air

flow, inkubator, autoklaf, hot plate, vortex, shaker,

water bath, mikro pipet, silinder pin dan piranti

gelas,

Bahan

Bahan Tanaman

Simplisia berupa batang, daun, bunga, dan

buah yang berumur 2-3 bulan diperoleh dari BalaiPenelitian tanaman Obat, Cimanggu, Boger,

Bah an Kimia

Potato Dektrose Agar (PDA) Difco, Tryptic

Soy Broth (TSB) Difeo, natrium klorida (NaCl),

Baird Parker Agar (BPA), Cetrimide Agar

(CETA), Eosin Metilen Blue (EMB), Agar,

Tryptic Soy Agar (TSA), Etanol, etil asetat, n-

heksan p.a, (Merck), Mikostatin (Bristol-Myers

Squibb) 0,5 mg/ml dan kloramfenikol 0, I mg/ml,

Bahan MikrobaMikroba uji E. coli ATCC 25922, P aerugi-

nosaATCC 9027, Saureus ATCC 25923, dan C.

albicans ATCC 10231 NCTC 3179, dari-Labora-

torium Mikrobiologi Pusat Pengujian Obat dan

Makanan Nasional (PPOMN) Badan Pengawasan

o bat dan Makanan, Jakarta,

Tahapan Penelitian

Ekstraksi

Bagian batang,· daun, buah, dan bunga

herba meniran dibersihkan, selanjutnya diangin-

anginkan sampai kering, Herba meniran yang

sudah kering dipotong-potong dan digiling

sampai terbentuk serbuk, Sebanyak 300 g serbuk

dalam labu ukur 2000 ml dimaserasi dengan

etanol 96% sampai seluruh serbuk terendam

(1500 ml). Maserasi dilakukan selama 6 jam

sambil digoyang menggunakan shaker dengan

kecepatan 40 rpm. Rendaman serbuk meniran

d ire flu ks s elama 3 jam dan disaring menggunakan

kertas saring Whatman no. 42. Residu penya ring -

an direfluks kembali dengan etanol 96%, diulang

sebanyak 2 kali. Etanol yang terdapat pada filtratdihilangkan dengan cara diuapkan menggunakan

vaccum evaporator suhu 40°C, sehingga diperoleh

ekstrak ken tal etanol 96%. Residu etanol di-

ekstrak kembali menggunakan etil asetat, dengan

cara refluks sebanyak 2 kali dan disaring mellg-

gunakan kertas saring Whatman no. 42. Filtrat

yang dihasilkan dihilangkan pelarutnya dengan

cara diuapkan menggunakan evaporator vakum

suhu 40° C, sehingga diperoleh ekstrak kental etil

asetat, Residu etil asetat diekstraksi kembalimenggnnakan n-heksan dengan cara maserasi

selama24 jam, kemudian disaring danfiltratyang

dihasilkan dihilangkan pelarutnya dengan cara

diuapkan menggunakan evaporator vakum suhu

40°C, sehingga diperoleh ekstrak kental n-heksan.

Rendemen yang diperoleh ditimbang dan dicatat

(Harborne I998;Usiaetal, 2002)

Pembuatan Inokulum

Inokulum dibuat dengan menambahkan

masing-masing 3 ml larutan NaCI (0,85%) kedalam biakan khamir C. albicans berumur 48 jam,

dan biakan bakteri E. coli, P aeruginosa dan S.

Aureus berumur 24 jam. Suspensi inokulum

dikumpulkan di dalam Erlenmeyer dan dihitung

jumlah sel dari masing-masing mikroba menggu-

nakan metode Colony Form Unit (CFU) , Jumlah

sel yang digunakan pada penelitian adalah 106

cfulmI.

Pembuatan larutan ekstrak uji ,~.

Masing-masing ekstrak kental tanamanmeniran ditimbang dan dilarutkan dalam air.

Pelarutan ekstrak dilakukan dengan bantuan ultra-

sonik selama 30 menit, dan penambahan DMSO

5% sampai ekstrak terlarut dengan sempuma

(Tabell).

55

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 3/8

 

Jurnal Gbat Bahan Alam, (2008) Vol. 7 (1), hal. 54-61 Wibowo MangunwarJoyo, dkk,

Tabell. Konsentrasi Ekstrak Kental Tanaman Meniran dalam Pelarut

NoEkstrak etanol Ekstrak Etil Ekstrak n-

96 % (mg/ml) asetat (mg/ml) hexana(mg/ml)

1 480 486 493

2 384 389 394

3 288 291 295

4 192 194 197

5 96 97 98

TabeJ 2. Jumlah Rendemen yang Diperoleh pada Ekstraksi 300 g Herba

Meniran (P hy lla nth us n ir uri L.)

Jenis Pengekstrak Berat rendemen Karakteristik rendernen

Etanol96% 141,75 g (47,25%) Warna bijau tua, kental

Etil asetat 12,55 g (4,18%) Warn a hijau tua, kental

n-heksan 2,35 g (0,78%) Warna hijau tua, kental

Pengujian antikhnmir dengan metode difusi

agar

Sebanyak I ml inokulum C albicans (108

cfo/m1) diinokulasikan kedalam 100 1111media

PDA yang telah cair dengan suhu kira-kira 45° C,

dihomogenkan, kemudian dituang sebanyak 20

m1 ke dalam cawan Petri steril dengan meng-

gunakan 1abuukur. Setelah medium mengeras, pin

silinder dengan diameter 8 mm diletakkan dengan

menggunakan pinset steri1 di atas media agar.

Sebanyak 0,1 m1dari masing-masing konsentrasi

(mg/m1) ekstrak etanol 96% herba meniran,

diisikan ke dalam pin si1inder dan sebagai pem-

banding digunakan mikostatin 0 ,5 mg/ml. Cara

yang sama dilakukan terhadap ekstrak uji yang

lain, yaitu etil asetat dan n-heksan. Selanjutnya

diinkubasi dalam inkubator pada suhu 22"C

se1ama 24jam. Setiap cawan Petri yang digunakan

untuk pengujian diletakkan empat pin silinder,

Daerah hambatan diukur berdasarkan zona bening

yang terbentuk di sekitar pin silinder dengan dia-

meter silinder, Pengulangan dilakukan sebanyak

tigakali,

Pengujian antibakterl dengan metode difusi

agar

Sebanyak 1ml inokulum E . coli, P aerugi-

nasa dan S . aureus (109cfu/ml) masing-masing

diinokulasikan ke dalam 100 ml media I'Sa yang

te1ahcair dengan suhu kira-kira 45'C, dihomogen-

kan, kemudian dituang sebanyak 20 ml dengan

menggunakan gelas ukur ke dalam cawan Petri

56

steril. Setelah medium rnengeras, pin silinder

dengan diameter 8 mm diletakkan dengan meng-

gunakan pinset steril di atas media agar. Sebanyak

0,Iml dari masing-masing konsentrasi (mg/m1)

ekstrak etanol 96% herba meniran, diisikan ke

dalam pin silinder dan sebagai pembanding

digunakan kloramfenikol 0, I mg/ml. Cara yang

sama dilakukan terhadap ekstrak uji yang lain.

Selanjutnya diinkubasi dalam inkubator pada

suhu 35-37° C selama 24 jam. Setiap cawan Petri

yang digunakan untuk pengujian diletakkan

empat pin silinder, Daerah hambatan diukur

berdasarkan zona bening yang terbentuk di sekitar

pin silinder dengan diameter silinder. Pengulang-

an dilakukan sebanyak tiga kali.

Pengujian antimikroba dengan metodepengen-ceran tabung

Ekstrak kental pelarut ethanol 96% dilarut-

kan dalam media TSB dalam tabung sampai

diperoleh konsentrasi 480 mg/ml; 384 mg/ml, 288

mg/ml: 192 mg/ml dan 96 mg/ml, tabung reaksi

berisi 2 ml campuran (ekstrak dan media TSB)

dengan berbagai konsentrasi diinokulasikan

suspensi mikroba sebanyak 0,2 m1 (107

cfolml).

Setiap tabung diinkubasi suhu 35-31" C selama 24

jam untuk bakteri, dan suhu 2 2 "C selama 24 jam

untuk khami r.Setiap tabung yang te1ahdiinkubasi

selanjutnya digoreskan ke medium agar BPA

untuk bakteri S . aureus, medium EMBA untuk

bakteri E . coli, medium CETA untuk bakteri P .

aeruginosa, dan medium PDA untuk C. albicans,

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 4/8

 

L ) ' i aktivitas antimikroba ekstrak herba meniran ....

Tabel 3. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol 96%, Etil Asetat, n-Heksan

Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.)

No

Pelarut ekstrak

herba meniran

(mg/ml) E.eoli S aureus

Diameter zona hambat (mm)

Mikroorganisme

P . eroginosa C. albicans

Etano196%

480

384

288

192

96

Etil asetat

486

2 389

3 2914 194

5 97

2

3

4

5

n-hexana

493

2 394

3 295

4 197

5 98

Kontrol kloramfeniko1

Kontrol mikostatin

0,1 mg/ml

0,5 mg/ml

22,23

21,65

Keterangan: - tidak terjadi daerah penghambatan

diinkubasi suhu 35-37"C untuk bakteri dan 22"C

untuk khamir.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil ekstraksi 300 g herbal meniran dengan

pelarut etanol 96% menghasilkan rendemen

141,75 g (47,25%), ekstraksi dengan etil asetat12,55 g (4,18%), dan ekstraksi dengan n-heksan

2,35 g (0,78%) (Tabel2). Ekstraksi menggunakan

etanol 96% menghasilkan rendemen paling

banyak. Pelarut etanol 96% merupakan pelarut

yang bersifat polar, sehingga menarik senyawa-

senyawa polar yang terkandung di dalam herba

rneniran. Naik & Juvekar (2003); Hertiani et al.

(2003); Elfahmi et al. (2006) melaporkan bahwa

senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam

ekstrak etanol 96% adalah senyawa flavonoid,alkaloid, saponin, fenol, glikoksida, tanin, dan

lignan.

Ekstraksi dengan n-heksan menghasilkan

rendemen dengan jumlah paling kecil, karena n-

heksan merupakan pelarut bersifat non polar,

sehingga hanya dapat menarik s~nyawa non polar

12,01

12.00

11.76

8,96

8,61

yang mengandung minyak dan lemak seperti

triterpenoid dan sterol. lndrayani et al. (2006)

melaporkan bahwa ekstrak n-heksan daun pecut

kuda (Stachytarpheta jamaicensis L.Vahl.) me-

ngandung senyawa sterol dan triterpen, sedang-

kan ekstrak etil asetat mengandung senyawa

sterol, triterpen, kumarin, flavonoid, dan tanin.

Uji penghambatan anti mikroba oleh ekstraketanoI 96% menunjukkan ekstrak etanol 96%

menghambatpertumbuhan bakteri GrampositifS.

aureus dan khamir C. albicans (Gambar 1 dan 2),

sedangkan ekstrak etil asetat dan n-heksan tidak

dapat menghambat pertumbuhan mikroba uji pada

semua tingkat konsentrasi (Tabel 3.) Perbedaan

kemampuan dari ekstrak etanol 96%, etil asetat,

dan n-heksan untuk menghambat pertumbuhan

mikroba berkaitan dengan perbedaan kandungan

senyawa kimia yang terdapat di dal~n ekstrak.Kandungan kimia dalam ekstrak etanol96%herba

meniran umumnya alkaloid, flavonoid, tanin, dan

saponin. Hertiani et al. (2003) melaporkan bahwa

ekstrak etanol daun pacar kuku tLawsonia inermis

L.) mengandung senyawa taniu, saponin, dan

flavonoid yang dapat menghambat pertumbuhan

57

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 5/8

 

Jurnal Obat Bahan Alam, (2008) Vol. 7 (1), hal. 54-61 Wibowo Mangunwardoyo, dkk.

bakteri S. aureus, Shigella dysentriae, dan khamir

C. albicans. Ajizah (2004) melaporkan bahwa

ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava)

mengandung tanin dan flavonoid yang dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella

typhimurium, danE. c-u.Perbedaan kemampuan penghambatan

. pertumbuhan ekstrak etanol 96%, etil asetat, dan

n-heksan terhadap mikroba selain disebabkan

perbedaan kandungan senyawa di dalam ekstrak

kernungkinan disebabkan konsentrasi ekstrak etil

asetat dan n-heksan yang terlalu rendah sehingga

kurang bersifat toksik. Konsentrasi ekstrak etil

asetat dan n-heksan yang kurang bersifat toksik

menyebabkan ekstrak tidak mampu merusak

dinding sel mikroorganisme, sedangkan konsen-

trasi ekstrak yang terlalu tinggi menyebabkan

ekstrak sulit berdifusi ke dalam agar .

Gambar 1. Diameter zona hambat ekstrak kasar etanol 96% herba meniran terhadapStaphylococcus aureus ATCC 25923

Keterangan: (K+) '" Kloramfenikol 0,1 mg/ml

1. Konsentrasi 480 mg/ml; 2, Konsentrasi 384 mg/ml;

3. Konsentrasi 288 mg/ml; 4. Konsentrasi 192 mg/ml, dan 5. Konsentrasi 96 mg/ml.

Gambar 2. Diameter .zona hambat ekstrak kasar etanol 96% herba meniran terhadap

Candida albicans ATCC 1025

Keterangan: (K+) =Mikostatin 0,5 mg/ml

__" =Daerah penghambatan

1. Konsentrasi 480 mg/ml; 2, Konsentrasi 384 mg/ml;

3. Konsentrasi 288 mg/ml; 4, Konsentrasi 192 mg/ml, dan 5. Konsentrasi 96 mg/ml,

58

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 6/8

 

Uji aktivitas antimikroba ekstrak herba men iran ....

Uji aktivitas anti mikroba ekstrak etanol

96% dapat menghambat pertumbuhan bakteri S.

aureus dengan konsentrasi 288-480 mg/ml

hambatan 11,7-12,01 mm, sedangkan bakteri E.

coli dan P aeruginosa pertumbuhan tidak

dihambat. Pertumbuhan C albicans dapat di-

hambat pada konsentrasi 384-480 mg/ml dengan

diameter zona hambat 8,61-8,96 mm (Tabel 3)

Penghambatan ekstrak etanol 96% terhadap S.

aureus pada konsentrasi 288-480 mg/ml diduga

ekstrak etanol mengandung senyawa kimia

seperti: alkaloid, flavonoid, tanin, dan saponin.

Senyawa flavonoid diduga memiliki aktivi-

tas antibakteri dengan cara membentuk kompleks

dengan protein yang terdapat pada din ding sel

sedangkan tanin diduga merniliki aktivitas meng-

inaktivasi enzim protease (Cowan 1999). Senya-

wa saponin mempunyai sifat seperti sabun yang

merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat

sehingga menurunkan tegangan pennukaan sci

mengakibatkan terjadinya kerusakan dinding sel.

Dinding sel yang msak menyebabkan keluamya

bahan-bahan esensial dalam sel bakteri.

Ekstrak etanoI 96% herba rneniran pada

konsentrasi 96-192 mg/ml tidak dapat meng-

Gambar 3. Minimum Lethal Concentration (MLC) Staphylococcus aureus ATCC 25923

Keterangan: (K +) =Staphylococcus aureus ATCC 25923 tanpa ekstrak kasar meniran

(K -) = kontrol peIarut

1. Konsentrasi 480 mg/ml; 2. Konsentrasi 384 mg/ml; 3. Konsentrasi 288 mg/ml;

4. Konsentrasi 192 mg/ml, dan 5. Konsentrasi 96 mg/ml.

.G am bar 4. Minimum Lethal Concentration (MLC) Candida albicans ATCC 10253

Keterangan: (K +) =Candida albicans tanpa ekstrak kasar meniran

1. Konsentrasi 480 mg/ml; 2. Konsentrasi 384 mg/ml; 3. Konsentrasi 288 mg/mI;

4. Konsentrasi 192 mg/ml, dan 5. Konsentrasi 96 mg/ml.

59

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 7/8

 

Jurnal Ghat Bahan Alam, (2008) Vol. 7 (1), hal. 54-61 Wibowo Mangunwardoyo, dkk.

hambat pertumbuhan S aureus, karena konsen-

trasi terlalu keeil sehingga tidak dapat merusak

membran sel dan lapisan peptidoglikan. Ekstrak

etanol 96% dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Gram positif S . aureus dan tidak meng-

hambat Gram negatif E. coli, dan P aeruginosa,

sedangkan kontrol kloramfenikol memberikan

hambatan pertumbuhan terhadap bakteri uji.

Perbedaan kemampuan hambatan ekstrak etanol

terhadap bakteri-bakteri terse but diduga karena

adanya perbedaan komposisi dinding sel bakteri

Gram positif dan Gram negatif

Uji aktivitas antikhamir menunjukkan

bahwa C. albicans dapat dihambat oleh ekstrak

etanol 96% pada konsentrasi 384-480 mg/ml.

Penghambatan diduga terikatnya ekstrak etanol96% dengan sterol yang terdapat pada membran

sel C. albicans . Ikatan tersebut akan menyebab-

kan membran sel bocor, sehingga terjadi kehilang-

an beberapa bahan intra se l dan mengakibatkan

kerusakan pada seI. Ekstrak etanol 96% herba

meniran pada konsentrasi 96-192 mg/ml tidak

dapat menghambat pertumbuhan C. albicans,

karena konsentrasi terlalu kecil sehingga tidak

dapatrnerusak membran seI.

Nilai konsentrasi minimum ekstrak etanoIyang dapat membunuh mikro ba adalah 288 mg/mI

untukS aureus dan 384 mg/mI untuk C albicans.

Kemampuan ekstrak etanol menghambat bakteri

S Aureus dan khamir C albicans diduga karena

ekstrak tersebut mengandung senyawa-senyawa

antimikroba yang bersifat hid rofil ik seperti senya-

wa fenol, flavonoid, alkaloid, tanin, dan saponin.

Senyawa antimikroba tersebut dengan mudah

dapat berdifusi menembus lapisan peptidoglikan

dinding sel bakteri sehingga biosintesis dindingsel terganggu. Ekstrak fenol dengan konsentrasi

rendah dapat membentuk kompleks protein-fenol

dengan ikatan lernah dan mudah terurai, Penetrasi

fenol ke dalam sel dapat menyebabkan koagulasi

protein dan Iisis pada membran sel. Dampak yang

ditimbulkan adalah terjadi gangguan sistem trans-

por elektron dan teijadi kerusakan pada lapisan

peptidoglikan sel bakteri S aureus (Hertiani et

al., 2003; Elfahmi etal., 2006).

Senyawa flavonoid memiliki aktivitas anti-mikroba karena dapat membentuk senyawa

kompleks dengan protein yang terdapat pada

dinding sel maupun protoplas sel, sedangkan tanin

merniliki kemampuan menginaktivasi enzim dan

transfer protein, rnembentuk komplek dengan

sakarida dan menghambat pertumbuhan dan

60

aktivitas protease. Senyawa saponin mempunyai

sifat seperti sabun yang merupakan senyawa aktif

pennukaan yang kuat, sehingga dapat menurun-

kan tegangan pennukaan sel. Diabsorpsinya

saponin pada permukaan sel akan mengakibatkan

permeabilitas sel meningkat atau terjadi kebocor-

an membran sel sehingga sel kehilangan bahan-

bahan esensial (Sriningsih & WibO'HlO, 2006~

Hertiani et al., 2003).

Metode pengeneeran tabung dengan meng-

gunakan tingkat konsentrasi yang berbeda-beda

menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% dapat

membunuh bakteri S. aureus dan C. albicans,

sedangkan E. coli dan P aeruginosa tidak ter-

hambat. Minimum inhibition concentration (MIe)

tidak dapat ditentukan karena sampel ekstrakmenyebabkan larutan uji menjadi keruh. Hal

tersebut menyebabkan hasil pengamatan terhadap

pertnmbuhan mikroba uji menjadi bisa karena

perturnbuhan mikroba uji juga diamati berdasar-

kan tingkat kekeruhan media.

Nilai Minimum lethal concentration (MLC)

untuk bakteri S. aureus adalah 288 mg/mI

(Gambar 3), sedangkan MLC untuk C alb icons

adalah 384 mg/ml (Gambar 4). Pertumbuhan

bakteri S. aureus dari ekstrak etanol padakonsentrasi 96 mg/ml dan 192 mg/ml sedangkan

C albicans pertumbuhan terjadi pada konsentrasi

96-288 mg/ml ekstrak etanoI96%.

Efektifitas daya antimikroba ekstrak etanol

terhadap bakteri Gram positifS. aureus lebih besar

dari pada terhadap C. albicans dan tidak mem-

berikan efek terhadap bakteri Gram negatif E. Coli

dan P aeruginosa. Aktivitas antimikroba ekstrak

etanol terhadap mikroorganisme dapat dijelaskan

dari perbedaan struktur dill ding sel ketigakelompok mikroba. Bakteri S aureus yang

merupakan bakteri Gram positif memiliki dinding

set yang relatif polar dibandingkan dinding sel

bakteri Gram negatif sehingga lebih mudah

ditembus senyawa antimikroba dibandingkan

kelompok Gram negatif. Bakteri Gram negatif

. memiliki kornposisi dinding sel yang lebih tebal

dan bersifat non polar, sehingga senyawa kunia

ekstrak etanol meniran yang bersifat polar dan

semi polar lebih sulit menembus dinding selbakteri (Hertiani et al., 2003), Candido albicans

yang merupakan golongan khamir, mempunyai

nilai konsentrasi minimum membunuh yang lebih

tinggi 384 mg/ml dibandingkan bakteri 288

mg/ml. Hal tersebut diduga karena ada perbedaan

komponen dinding sel bakteri dan khamir.

5/13/2018 Men Iran - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/men-iran-55a7559fec903 8/8

 

[Iii akiivitas antimikroba ekstrak herba meniran ....

KESIMPULAN

Ekstrak herba meniran (P nimh L.) dengan

pelarutetanol96%menghasilkan rendemen 141,7

g, etil asetat 12..55 g dan n-heksan 2,35 g. Ekstrak

etanol menunjukkan aktivitas penghambatanpaling efektif terhadap S. aureus pada konsentrasi

288-480 mg/ml dan terhadap C. albicans pada

konsentrasi 384-480 mg/ml sedangkan E . coli

dan P . aeruginosa tidak dihambat. Ekstrak etil

asetat dan n-heksan tidak mernberikan aktivitas

pengharnbatan pertumbuhan terhadap E. coli, P

aeruginosa, S. aureus, dan C. albicans. Minimum

Lethal concentration (MLC) dari ekstrak etanol

adalah 2S 8 mg/ml efektif terhadap S . aureus dan

3H4rng/ml efektifterhadap C. Albicans.

DAFTARPUSTAKA

Ajizah A, 2004, Sensitivitas Salmonella typhimu-

rium terhadap ekstrak daun Psidium

guajava L., Bioscientiae, 1(1),31-38

Asean Countries, 2004, Standard of Asean

herbal medicines, Vol. II, Asean countries,

National Agency ofDrug and Food Control,

Jakarta

Badan POM, 2006, Meniran Phyllanthus niruri

L, Badan POM, Jakarta

Cowan MM, 1999, Plant product as antimicro-bial agents, American Society for Micro-

biology, USA, 569-571

Elfahmi S, Batterman A, Koulman T, Hackl R,

Bos 0, Kayser HI, Woerdenbag WI, Quax,

2006, Lignans from cell suspension culture

of Phyllanthus niruri, an Indonesian medi-

cinal plant, Journal of Natural Products,

69:55-58

Freitas AM, Schor N, Boim MA, 2002, The effect

of Phyllanthus niruri on urinary inhibitorsof calcium oxalate crystallization and other

factors associated with renal stone forma-

tion, British Journal of Urology Interna-

tional, 829-834

Harborne JB , 1998, Phytochemical methods, A

guide to modern techniques of plants

analysis, 3 ed, Chapman &Hall, London

Hertiani T, Palupi SI, Sanliferianti DH, Nurwin-

dasari, 2003, Invitro test on antimicrobial

potency againts Staphylococcus aureus,

Escherichia coli, Shigella dysentriae and

Candida alb icans of some herbs traditional-

ly used cure infection diseases, Pharma-

con, 4(2), H9-95

Indrayani L, Soetjipto H, Sihasale L, 2006,

Skrining fitokimia dan uji toksisitas ekstrak

daun pecut kuda (Stachytarpheto jamoicen-

sis L.Yahl) terhadap larva udang Artemia

salina Leach, Berkala Penelitian Hayati,

12:57-61

KardinanA, Kusuma FR, 2004, Meniran penam-

bah daya tahan tubuh alami, AgromediaPustaka

Lizuka T, Moriyama H, Nagai M, 2006, Vaso-

relaxant effects of methyl brevifolincar-

boxy late from the leaves of Phyllanthus

niruri, Biological & Pharmaceutical

BulIetin, 29, (1), 177-179

Mdlolo CM. Shandu IS, Oyedeji OA, 2008,

Phytochemical constituents and antimicro-

bial studies oftwo South Africa Phyllanthus

species, African Journal of Biotechno-logy, 7(5), 639-643

Naik AD, Juvekar AR, 2003, Effect of alkaloid

extract of Phillanthus niruri on HIV

replication, Indian Journal Medicinal

Science, 57, 3H7-393

Nwanjo HU, 2007, Studies on the effect of

aqueous extract of Phyllaruhus niruri leaf

on plasma glucose level and some

hepatospecific markers in diabetic wistar

rats, The Internet Journal of LaboratoryMedicine, 2(2), 1-6

Sriningsih AE, Wibowo, 2006, Efek protektif

pemberian ekstrak etanol herba meniran

(Phyllanthus niruri L.) terhadap aktivitas

dan kapasitas fagositosis makrofag perito-

neum tikus, Artocarpus Media Pharma-

ceutica Indonesiana, 26 (2),91-96

Usia T, Banskota AH, Tezuka Y, Midorikawa K,

Matsushige K, Kadota S, 200~,t..Chemical

constituents of Chinese propolis and theirantiproliferative activities, Journal Natu-

ral Products, 65(5),673-676

Vieira RF, 1999, Conservation of medicinal and

aromatic plants in Brazil, Janick J (ed.),

Perspectives on new crops and new uses,

ASHS Press, Alexandria, VA, 152-159

61