mengelola kualitas
DESCRIPTION
manajemen kinerja sumber daya manusiaTRANSCRIPT
MENGELOLA KUALITAS
Disusun oleh :
ANDRI ANUGRAH (090502007)
FIKRI HIDAYAT (090502067)
Elja Hernawati (100502190)
Nurul Ulfa Khayat (100502211)
DEPARTEMEN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak lama setiap organisasi, terutama dalam bidang bisnis, selalu melakukan perbaikan
dalam kegiatan dan kinerjanya untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hanya dengan
melakukan perbaikan secara berkelanjutan, usahanya dapat bertahan menghadapi persaingan
dan memperoleh keuntungan. Hasil kinerja suatu organisasi secara kuantitatif dapat
dinyatakan sebagai produktivitas.
Namun, ukuran produktivitas saja semakin dirasakan tidak cukup tanpa diikuti
peningktan kualitas sehingga melahirkan konsep total quality management. Total quality
management bermaksud melakukan perbaikan di semua bidang pekerjaan dengan orientasi
pada kepuasan pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kualitas
Pelanggan mendeskripsikan kualitas dengan berbagai cara. Kualitas didefinisikan
sebagai memenuhi atau melebihi haran pelanggan. Heizer dan Render (2001:171)
mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan produk atau jasa memenuhi kebutuhan
pelanggan. Dikatakan pula sebagai totalitas tampilan dan karakteristik produk dan jasa yang
berusaha keras dengan segenap kemampuannya memuaskan kebutuhan tertentu (Russel dan
Taylor, 2000:78).
Untuk mendapatkan makna kualitas, dapat dilihat dari perspektif produsen dan
konsumen. Dalam pikiran pelanggan, kualitas mempunyai banyak dimensi dan mungkin
diterapkan dalam satu waktu. Pelanggan melihat kualitas dari diensi (Krajewski dan
Ritzman, 1999:215) sebagai berikut.
1. Conformance to Spesification (Kesesuaian dengan Spesifikasi)
Pelanggan mengharapkan produk atau jasa yang mereka beli memenuhi atau melebihi
tingkat kualitas tertentu seperti yang diiklankan. Kualitas ditentukan oleh kesesuaian nya
dengan spesifikasi yang ditawarkan. Dalam sistem jasa, kesesuaian dengan spesifikasi juga
perlu, walaupun tidak menghasilkan sesuatu yang dapat disentuh. Spesifikasi untuk operasi
jasa yang berkaitan dengan pengiriman barang pada waktunya atau kecepatan dalam
memberikan tanggapan keluhan pelanggan.
2. Value (Nilai)
Value atau nilai menunjukkan seberapa baik produk atau jasa mencapai tujuan yang
dimaksudkan pada harga yang pelanggan bersedia membayar. Kualitas diukur dari harga
yang dibayar untuk produk atau jasa. Berapa nilai produk atau jasa dalam pikiran pelanggan
tergantung pada harapan pelanggan sebelum membelinya.
3. Fintess for Use (Cocok untuk Digunakan)
Kecocokan untuk digunakan menunjukkan seberapa baik produk atau jaa mewujudkan
tujuan yang dimaksudkan, pelanggan mepertimbangkan fitur mekanis produk atau
kenyamanan pelanggan. Kualitas ditentukan oleh seberapa jauh kecocokan barang atau jasa
untuk dipergunakan. Aspek lain termasuk penampilan, gaya, daya tahan keandalan, keahlian,
dan kegunaan.
4. Support (Dukungan)
Sering kali dukungan yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk dan jasa sangat
penting bagi pelanggan, seperti halnya kualitas produk dan jasa itu sendiri. Dukungan dapat
diberikan dalam bentuk pelayanan purna jual. Pelanggan bingung jika neraca keuangan
salah, respons atas klaim jaminan terlambat, atau iklan menyesatkan.
5. Psychological Impressions (Kesan Psikologi)
Orang sering mengevaluasi kualitas produk atau jasa atas dasar kesan psikologis: iklim,
citra, atau estetika. Dalam pelayanan, dimana terdapat kontak langsung dengan
penyelenggara, penampilan dan tindakan penyelenggara sangat penting. Pekerja berpakaian
baik, sopan, bersahabat, dan simpatik dapat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap
kualitas pelayanan
2.2 Kualitas sebagai senjata persaingan
Menjaga kualitas dalam semua bidang bisnis merupakan tugas berat. Menjadi lebih sulit
lagi apabila pelanggan mengubah persepsinya tentang kualitas. Perubahan dalam gaya hidup
dan kondisi ekonomi secara drastis dapat mengubah persepsi pelanggan terhadap kualitas.
Sukses bisnis tergantung pada akurasi persepsinya tentang harapan konsumen dan
kemampuannya menjembatani kesenjangan antara harapan dengan kemampuan operasi.
Pelanggan sekarang lebih menyukai kualitas dari pada pelanggan masa lalu. Produk atau
jasa yang dipersepsikan pelanggan berkualitas lebih tinggi mendapat kesempatan pasar lebih
baik dari pada yang dipersepsikan berkualitas lebih rendah. Kualitas produk juga dapat
enghasilkan keuntungan lebih tinggi. Prouk dan jasa yang berkualitas lebih tinggi dihargai
lebih tinggi daripada barang sejenis berkualitas lebih rendah dan menghasilkan keuntungan
yang lebih besar.
Kualitas produk manufaktur dilihat dari dimensi pelanggan, dapat diukur melalui kinerja
produk sesuai yang dijanjikan, fitur,keandalan, kecocokan, daya tahan,kegunaan, estetika,
keamanan, dan persepsi lainnya. Sementara itu ukuran kualitas jasa terletak pada ketepatan
waktu pengirian, kelengkapan, kesopanan, konsistensi, nyaman dan terjangkau, akurat dan
tanggap.
Kualitas perspektif produsen ditunjukkan oleh kualitas kesesuaian. Produsen
memastikan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan menurut desain. Pencapaian kualitas
kesesuaian dengan disain, kualitas bahan baku yang dipergunakan dan peralatan, training,
supervisi, dan pengawasan.
2.3 Keterlibatan Pekerja
Organisasi modern menghendaki keterlibatan pekerja dalam setiap kegiatannya.
Keterlibatan pekerja membuat mereka merasa dihargai, erasa emiliki, erasa lebih
bertanggung jawab, dan pada gilirannya meningkatkan kinerjanya.
Keterlibatan pekerja yang berkaitan dengan kualitas menyangkut kegiatan yang
berhubungan dengan sebagai berikut.
1) Perubahan Budaya
Tantangan utama dalam mengembangkan budaya yang tepat untuk TQM adalah
mendefinisikan pelanggan. Terdapat dua macam pelanggan yaitu:
External customer
Adalah orang atau perusahaan yang membeli produk atau jasa. Dalam hal ini seluruh
unit dalam perusahaan harus melakukan yang terbaik untuk memuaskan external customer.
Internal Custoer
Adalah pekerja dalam perusahaan yang tergantung pada output pekerja lainnya.
2) Pengembangan Individu
On the job training progra dapat membantu memperbaiki kualitas. Mengajarkan metode
kerja baru pada pekerja yang berpengalaman atau melatih pekerja baru dala praktik kerja
baru akan meningkatkan produktivitas dan menurunkan jumlah produk cacat.
Beberapa perusahaan melatih pekerja mewujudkan pekerjaan untuk membantu mereka
memahami bagaimana masalah kualitas dalam pekerjaan mereka sendiri dapat menimbulkan
masalah pada pekerjaan lainnya.
3) Penghargaan dan Insentif
Penghargaan dengan sistem merit dan bonus dapat memberi pekerja beberapa insentif
untuk memperbaiki kualitas. Perusahaan dapat mengikat insentif dalam bentuk uang secara
langsung pada perbaikan kualitas.
2.4 Perbaikan Berkelanjutan
Manajemen kualitas tidak dapat dipisahkan dengan usaha terus menerus
untukmelakukan perbaikan. Continous improvement atau perbaikan berkelanjutan
didasarkan pada konsep jepang kaizen yang selalu mencari cara memperbaiki operasi.
Perbaikan berkelanjutan menyangkut identifikasi benchmark praktik unggul dan
menanamkan rasa kepemilikan pekerja dalam proses. Fokusnya dapat menurunkan waktu
yang diperlukan untuk memproses pengajuan pinjaman ke bank.
Langkah yang harus dilakukan untuk memulai perbaikan adalah:
Melatih pekerja dalam metode proses statis dan alat lain untuk memperbaiki
kualitas dan kinerja
Membuat metode tersebut menjadi operasi harian
Membangun tim kerja dan keterlibatan pekerja
Memanfaatkan alat pengambilan keputusan dalam tim kerja
Mengembangkan rasa pemilikan operator dalam proses
Perbaikan yang terus menerus dilakukan melalui siklus berikut ini
a. Plan
Pada tahap awal, tim menyeleksi proses yang perlu perbaikan. Tim kemudian
mendokumentasikan proses yang terpilih dengan menganalisis data, menetapkan
tujuan kualitatif dari perbaikan, dan mendiskusikan berbagai cara mencapai tujuan
b. Do
Pada tahap berikutnya tim menjalankan rencana dan memonitor progres. Data yang
dikumpulkan secara kontinu untuk mengukur perbaikan dalam proses.
c. Check
Kemudian tim menganalisis data yang dikumpulkan selama tahap do untuk menemukan
berapa dekat hasilnya terhadap tujuan yang ditetapkan pada tahap plan.
d. Act
Bila hasilnya sukses, tim mendokumentasikan proses yang direvisi sehingga menjadi
prosedur yang standar dan mengintruksikan bagi siapa saja untuk menggunakannya.
2.5 Biaya Kualitas
Untuk mendapatkan kualitas barang yang baik diperlukan biaya yang dapat berupa
sebagai berikut.
a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost)
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah terjadinya cacat dalam
produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan demikian, semakin besar biaya
pencegahan yang dikeluarkan, maka jumlah produk cacat yang dihasilkan akan berkurang
dan biaya kegagalan semakin kecil.Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya pencegahan
diantaranya biaya-biaya yang dikeluarkan untuk :
1) Perencanaan Kualitas (Quality Planning)
2) Penelaahan Produk Baru (New Products Review)
3) Pelatihan (Training)
4) Pengendalian Proses (Process Control)
5) Pengumpulan dan Analisis Data Kualitas
6) Pelaporan Mutu (Quality Reporting)
7) Proyek Penyempurnaan Mutu (Improvement Project)
b. Biaya Penilaian (Appraisal Cost)
Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk dan
jasa telah memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan. Tujuan utama dari fungsi
penilaian ini adalah untuk Gantino R., & Erwin / Journal of Applied Finance and Accounting
2(2) 138–168 (143 menghindari terjadinya kesalahan dan kerusakan produk sampai ke
tangan konsumen. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya penilaian adalah :
1) Inspeksi Bahan-bahan
2) Inspeksi dan Pengujian
3) Pemeliharaan Ketetapan Alat Pengujian Kualitas
4) Bahan dan Jasa yang Digunakan
5) Evaluasi Persediaan
c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan namun sudah dapat
dideteksi sebelum produk dikirim ke pelanggan. Yang termasuk biaya ini adalah :
1) Sisa Bahan
2) Pengerjaan Ulang atau Perbaikan
3) Pengujian Kembali
4) Down Time
Down Time merupakan biaya karena adanya fasilitas menganggur sebagai akibat
kesalahan atau kerusakan produk. Pada beberapa perusahaan biaya ini sangat besar dan
diabaikan.
5) Analisis Kegagalan
6) Disposition
Disposition merupakan kerugian karena memperoleh keuntungan yang lebih rendah
dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh apabila pengendalian kualitas ditingkatkan.
d. Biaya Kegagalan Eksternal (External Failures Cost)
Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang dikeluarkan karena terjadinya
ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan, namun baru dapat
dideteksi setelah produk berada di tangan pelanggan. Biaya ini merupakan biaya yang paling
merugikan, karena dapat menyebabkan reputasi perusahaan buruk, kehilangan pelanggan dan
pangsa pasar. Tetapi biaya ini dapat hilang apabila perusahaan tidak menghasilkan produk
cacat atau rusak. Yang termasuk biaya kegagalan eksternal adalah :
1) Penanganan Keluhan Pelanggan
2) Retur Barang
2.6 Total Quality Management (TQM)
A. Pengertian
Pendapat para pakar tentang pengertian TQM sangat beragam. Menurut pandangan J.
Paul Peter dan James h. Donnely, Jr. TQM merupakan komitmen organisasi untuk
memuaskan pelanggan dengan secara berkelanjutan memperbaiki setiap proses bisnis yang
terkait dengan penyampaian barang dan jasa.
Pengertian lain diberikan oleh Stephen P. Robin yang merumuskan TQM sebagai
pencapaian kepuasan pelanggan secara konstan melalui perbaikan secara berkelanjutan dari
semua proses organisasional.
Dari pandangan pakar tersebut, dapat disimpulkan bahwa total quality management
adalah suatu strategi organisasi untuk memberikan komitmennya pada peningkatan kepuasan
pelanggan secara berkelanjutan memperbaiki proses organisasional.
B. Alasan Penggunaan
Persaingan dalam dunia usaha sangat ketat sehingga untuk mampu bertahan harus dapat
meningkatkan produktivitas elalui efektivitas dan efisiensi. Hanya dengan cara demikian
bisnis mampu mempertahankan competitiveness, yaitu kemampuan untuk menghadapi
pesaing.
Dengan kemampuan tersebut, duharapkan bisnis dapat memberikan kepuasan pada
pelanggan. Pelanggan yang terpuaskan akan menjadi pelanggan yang loyal terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan bisnis. Pada gilirannya hal tersebut akan mendatangkan
peningkatan keuntungan bagi bisnis. Deming menekankan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan inti dalam roda total quality manageent. Kepuasan pelanggan merupakan fokus
dalam total quality management.
Total quality management menjadi kepentingan berbagai bidang dalam organisasi antara
lain adalah:
Accounting, untuk mengukur dan memperkirakan biaya sebagai konsekuensi
kualitas buruk dan mengusahakan data yang benar
Finance, perlu mengukur implikasi aliran dana pada program TQM dan
menyediakan laporan keuangan tanpa salah
Human resource, dalam merekrut pekerja yang menghargai kualitas kerja dan
memotivasi dan melatih
Management information system, diperlukan dalam endesain sistem untuk
melacak kuantitas dan kualitas kerja
Marketing, dalam menggunakan data kualitas dan kinerja untuk tujuan promosi
Operations, dalam mendesain dan melaksanakan program TQM
C. Prinsip Prinsip
Terdapat beberapa pandangan pakar tentang prinsip-prinsip total quality
management. Diantaranya beranggapan bahwa prinsip TQM adalah kepuasan pelanggan,
keterlibatan pekerja, dan perbaikan kualitas berkelanjutan. Untuk itu perlu dilakukan
benchmarkin, desain produk dan jasa, desain proses, pembelian, dan alat penyelesaian
masalah.
D. Implikasi
Penerapan total quality management membawa konsekuensi yang menyangkut hal
berikut:
Marketing dan research and development mendefinisikan apa yang
diinginkan pelanggan
Engineering menciptakan desain untuk memenuhi harapan pelanggan
Pembelian memerlukan parts dan bahan berkualitas tinggi
Personel meneria pekerja yang memerlukan keterampilan dan menyediakan
pelatihan
Manajemen menjaga arus yang lancar dari proses produksi dan jasa
Pengapalan mencegah kerusakan produk
Kualitas merupakan komponen kunci dari strategic planning
Rencana strategis harus memuat tujuan yang tinggi untuk kualitas
Kepemipinan yang kuat erupakan kunci keberhasilan rencana strategik dan
pencapaian tujuan kualitas.
2.7 Memperbaiki kualitas melalui TQM
Memperbaiki kualitas dalam kerangka total quality management dapat dilakukan melalui
a) Benchmarking
Merupakan prosedur secara kontinu dan sistematis yang engukur produk, jasa dan
proses perusahaan terhadap pemimpin industri. Perusahaan menggunakan
benchmarking untuk lebih memahami bagaimana perusahaanyang outstanding
melakukan demikian sehinggadapat memperbaiki operasinya sendiri.
b) Product and Service Design
Karena perubahan desain sering memerlukan perubahan dalam metode, material,
atau spesifikasi, maka dapat eningkatkan defect rate, tingkat produk cacat.
Perubahan secara bervariasi meningkatkan resiko membuat kesalahan. Maka, desain
produk dan jasa yang stabil dapat membantu menurunkan masalah kualitas internal.
Akan tetapi, disain yang tetap tidak mungkin ketika produk dan jasa dijual di pasar
global
c) Process Design
Desain proses yang digunakan untuk menghasilkan barabg dan jasa sangat
mempengaruhi kualitasnya. Manajer First National Bank of Chicago mencatat
permintaan pelanggan untuk Letter of Credit memerlukan 4 hari melalui banyak
langkah yang menyangkut sembilan pekerja sebelum LC diterbitkan.
d) Quality Function Deployment
Kunci untuk memperbaiki kualitas melalui TQM adalah dengan enghubungkan
desain produk atau jasa dengan proses untuk Menghasilkannya. Quality Function
Deployment merupakan alat untuk menerjemahkan persyaratan kebutuhan
pelanggan ke dalam persyaratan teknis yang tepat untuk setiap tahap pengembangan
produk atau jasa dan produksi.
e) Purchase Considering
Kebanyakan bisnis tergantung pada pemasok luar untuk materiil, jasa atau peralatan
yang digunakan dalam menghasilkan produk dan jasa. Kualitas input dapat
mempengaruhi kualitas pekerjaan perusahaan, dan barang berkualitas buruk yang di
beli dapat berpengaruh merusak.
Pendekatan pembeli dan manajemen spesifikasi merupakan kunci mengawasi
kualitas pemasok. Perusahaan pembeli tidak hanya mendasarkan pada biaya dan
kecepatan pengiriman, tetapi juga kualitas produk.
2.8 Alat Untuk Memperbaiki Kualitas dan Kinerja
Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas dan kinerja
antara lain sebagai berikut:
Checklists
Checklists merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat frekuensi kejadian
karakteristik produk dan jasa yang berhubungan dengan kualitas.
Histogram and Bar Charts
Histogram merumuskan data yang diukur dengan skala, yang menunjukkan frekuensi
distribusi beberapa karakteristik kualitas. Bar Charts merupakan serentetan garis atau
balok yang mencerminkan frekuensi data yang terjadi selama proses produksi barang
dan jasa.
Pareto Charts
Merupakan bar charts di mana faktor di plot dengan urutan frekuensi menurun
sepanjang sumbu horizontal, sedangkan sumbu vertikal menunjukkan frekuensi
Scatter Diagrams
Merupakan plot 2 variabel yang menunjukkan mereka berhubungan, dapat digunakan
menilai bila ada kecurigaan
Cause and Effect Diagrams
Diagram ini menghubungkan masalah kunci tentang hubungan antara kualitas terhadap
penyebab potensialnya
Graphs
Graphs menunjukkan data pada berbagai variasi format, seperti garis atau pie.
2.9 Quality Circle
Quality circle adalah suatu kelompok pekerja dan supervisor dari bidang yang sama dan
membicarakan masalah produksi. Quality circle dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa di
Jepang tahun 1960-an. Process improvement team terdiri dari anggota fungsi atau
departemen yang saling berhubungan yang mengatur suatu proses.
2.10 Standar Kualitas Internasional
ISO 9000 Standard
ISO 9000 adalah serangkaian standar yang mengatur dokumentasi tentang program
kualitas. Perusahaan menjadi certified dengan membuktikan pada qualified external
examiner bahwa mereka memenuhi semua persyaratan. Sekali certified, perusahaan di
daftar dalam direktori sehingga pelanggan potensial dapat melihat perusahaan mana saja
yang telah certified dan pada level apa.
ISO 9000 standard terdiri dari 5 dokumen yaitu:
a. ISO 9000 merupakan penjelasan menyeluruh dalam garis besar yang memberikan
pedoman untuk seleksi dan menggunakan standar lain
b. ISO 9001 yaitu standar yang memfokuskan pada 20 aspek program kualitas
perusahaan yang mendesain, menghasilkan, merakit, dan melayani produk
c. ISO 9002 mencakup bidang yang sama bagi perusahaan yang mempunyai aktivitas
di lokasi lain
d. ISO 9003 mempunyai lingkup terbatas dan ditunjukkan hanya untuk proses produksi
e. ISO 9004 terdiri dari pedoman untuk menginterpretasikan standar lainnya
ISO 14.000 Standard, Enviromental Management System
ISO 14.000 standard, enviromental management system mencakup bidang-bidang
berikut:
a. Emviromental management system: memerlukan rencana untuk memperbaiki kinerja
penggunaan sumber daya dan hasil polusi
b. Enviromental performance evaluation menspesifikasi pedoman sertifikasi
perusahaan
c. Enviromental labelling: mendefinisikan terminologi daur ulang, efisiensi energi, dan
keamanan lapisan ozon
d. Life cycle assessment: mengevaluasi daur ulang hidup dampak lingkungan dari
manufaktur, penggunaan, dan disposal dari produk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejak lama setiap organisasi, terutama dalam bidang bisnis, selalu melakukan perbaikan
dalam kegiatan dan kinerjanya untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hanya dengan
melakukan perbaikan secara berkelanjutan, usahanya dapat bertahan menghadapi persaingan
dan memperoleh keuntungan. Hasil kinerja suatu organisasi secara kuantitatif dapat
dinyatakan sebagai produktivitas.
Namun, ukuran produktivitas saja semakin dirasakan tidak cukup tanpa diikuti
peningktan kualitas sehingga melahirkan konsep total quality management. Total quality
management bermaksud melakukan perbaikan di semua bidang pekerjaan dengan orientasi
pada kepuasan pelanggan.