mengenal jenis burung

8
Afifi Rahmadetiassani Fakultas Biologi, UNAS MENGENAL JENIS BURUNG A. Jalak suren (Sturnus contra) Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga. Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna. Burung dari famili Sturnidae ini dapat ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand. Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut. Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada remaja). Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning. Suaranya

Upload: afifi-rahmadetiassani

Post on 25-Jun-2015

6.687 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengenal jenis burung

Afifi Rahmadetiassani

Fakultas Biologi, UNAS

MENGENAL JENIS BURUNG

A. Jalak suren (Sturnus contra)

Burung Jalak suren diyakini mampu menjadi penjaga rumah yang handal. Burung jalak

suren peka terhadap situasi sekelilingnya kemudian memberikan efek suaranya yang keras dan

bervariasi sehingga jika dipelihara di rumah layaknya mempunyai anjing penjaga.

Jalak suren dalam bahasa ilmiah (latin) disebut sebagai Sturnus contra dan dalam bahasa

Inggris disebut Asian Pied Starling atau Pied Myna. Burung dari famili Sturnidae ini dapat

ditemukan hampir di seluruh Indonesia terutama di Pulau Sumatera, Jawa, dan Bali. Selain itu

burung Jalak suren tersebar juga di berbagai negara seperti Bangladesh, Bhutan, Kamboja,

China, India,Laos, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Thailand.

Burung Jalak suren (Sturnus contra) berukuran sedang sekitar 24 cm. Bulunya berwarna

hitam dan putih. Bagian yang berwarna putih seperti dahi, pipi, garis sayap, tunggir dan perut.

Sedangkan bulu di dada, tenggorokan, dan tubuh bagian atas berwarna hitam (coklat pada

remaja).

Iris mata burung jalak suren berwarna abu-abu. Kulit tanpa bulu disekitar mata berwarna

jingga. Paruhnya berwarna merah dengan ujung putih. Sedangkan kaki berwarna kuning.

Suaranya seperti teriakan yang ribut, sumbang dan riang. Biasanya burung yang hidup dalam

kelompok kecil ini menghuni daerah terbuka dekat pemukiman di dataran rendah. Kebanyakan

mencari makan di atas tanah, yaitu cacing dan satwa kecil lainnya. Bergabung dalam kelompok

ketika beristirahat pada malam hari.

Khususnya di Indonesia, burung jalak suren (Sturnus contra) mulai sulit ditemukan di

habitat aslinya. Burung ini malah lebih banyak ditemukan di pasar-pasar burung dan sebagai

hewan peliharaan. Tidak heran lantaran burung yang satu ini termasuk burung favorit

kicaumania (sebutan untuk para ‘pecinta’ burung).

Lantaran ketenarannya tidak heran burung jalak suren ditetapkan menjadi fauna identitas

beberapa kabupaten di Indonesia seperti kabupaten Purbalingga dan kabupaten Tegal di Jawa

Page 2: Mengenal jenis burung

Tengah. Populasinya di alam liar tidak diketahui dengan pasti tetapi yang pasti burung ini oleh

IUCN Redlist dikategorikan dalam status konservasi “Least Concern” atau “Beresiko Rendah”.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo:

Passeriformes; Genus: Sturnidae; Spesies: Sturnus contra (Linnaeus, 1758).

B. Takur ungkut-ungkut (Megalaima haemacephala)

Takur Ungkut-ungkut / Coppersmith barbet (Megalaima haemacephala) merupakan

burung berukuran sedang dengan tubuh berwarna hijau, kepala berwarna merah, dan dadanya

yang bergaris-garis. Burung ini menyukai makanan berupa buah-buahan, salah satu buah

favoritnya adalah buah dari pohon beringin. Tak hanya Takur saja yang menyukainya, tetapi

beberapa jenis burung yang lainpun juga menyukai buah ini, beberapa jenis diantaranya adalah

Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Punai gading (Treron vernans), dan Perling Kumbang

(Aplonis panayensis). Burung-burung ini sering terlihat makan bersama dalam satu pohon.

Takur ungkut-ungkut merupakan burung yang mempunyai paruh sangat kokoh seperti

layaknya burung pelatuk dan kebiasaannyapun sangat mirip dengan burung pelatuk. Burung ini

sering kali terlihat sedang mematuki batang pohon yang sudah mati.

Ternyata takur ungkut-ungkut ini mematuki batang pohon yang sudah mati dengan alasan untuk

membuat lubang yang akan dijadikan sebagai sarang.

C. Burung gereja (Passer montanus)

Mempunyai warna dominan coklat dan sedikit warna hitam putih pada masing-masing

pipinya. Tidak ada perbedaan warna antara jantan dan betinanya. Untuk burung-burung yang

lebih muda mempunyai warna yang lebih kusam daripada yang dewasa.

Sumber makanan berupa benih dan biji-bijian. Mereka juga memakan invertebrata

(serangga, laba-laba, dsb), khususnya selama musim kawin.

Berkembang biak pada burung gereja mencapai tingkat kematangan untuk berkembang

biak satu tahun dihitung dari saat dia menetas. Burung gereja pejantan akan menyatakan

ketertarikan kepada burung betina dengan cara berkicau merdu. Burung gereja membangun

sarang pada lubang-lubang atau rongga-rongga pada pohon, tebing maupun bangunan. Sarang

Page 3: Mengenal jenis burung

terdiri dari jerami, semak belukar, rumput, kayu atau bahan lain dan kadang-kadang diselingi

dengan bulu untuk meningkatkan isolasi termal.

Telur yang dihasilkan sekitar lima sampai enam telur di Eropa (dan jarang lebih dari

empat di Indonesia). Telur berwarna putih hingga abu-abu pucat serta mempunyai bintik-bintik

atau bercak-bercak kecil dengan diameter sekitar 2cm. Telur dierami oleh kedua orang tua

selama 12-13 hari sebelum menetas, dan selanjutnya anak burung gereja akan diurus selama 15-

20 hari oleh orang tuanya sebelum bisa terbang sendiri meninggalkan sarangnya.

D. Walet linchi (Collocalia linchi)

Tubuh berukuran kecil (9 cm).Warna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu

abu-abu. Perut putih mencolok. Walet paling kecil dan paling umum di seluruh Sunda Besar dan

Nusa Tenggara.

Menukik untuk minum air di sungai atau kolam. Jarang sekali bertengger. Tidak

menggunakan ekholokasi. Makanan berupa serangga kecil.

Sarang berbentuk cawan dari lumut, rumput, atau tumbuhan, pada dekat mulut gua. Telur

berbentuk lonjong, berwarna putih, jumlah 2 butir. Berbiak sepanjang tahun.

Habitat di semua tipe hutan, lahan pertanian, perkotaan. Penyebaran Sumatera

pegunungan tinggi, Jawa, Timor. Penyebaran Lokal Dijumpai di hampir seluruh lokasi.

E. Kaca mata (Zosterops palpebrosus)

Burung Kaca Mata/Pleci/Siki Nangka atau bahasa ilmiahnya Zosterops palpebrosus

adalah burung kecil dari family Zosteropidae yang merupakan bangsa burung petengger

(passeriformes). Burung ini dinamakan burung kacamata karena kebanyakan anggotanya

memiliki lingkar bulu keperakan di sekitar mata (terlihat seperti kacamata). Habitat burung ini

terdapat di hutan-hutan terbuka kawasan Asia, dapat ditemukan di dataran India ketimur sampai

China dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal dengan nama Oriental White Eye.

Burung ini merupakan jenis burung yang senang bergerombol atau berkelompok,

membentuk koloni besar yang bergerak dan mencari makan bersama di tajuk pepohonan. Bahkan

tidak jarang ditemukan juga berbaur dengan kelompok burung kecil lain seperti burung sepah

dan cikrak. Meskipun sebenarnya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun

memakan nektar dan aneka jenis buah. Mudah dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, dan

Flores namun terbatas persebarannya di Kalimantan.

Page 4: Mengenal jenis burung

Di Jawa, burung ini bertelur dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih

tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas

bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan

tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau

rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.

F. Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier)

Tubuh berukuran sedang (20 cm). Mahkota coklat gelap. Alis putih. Kekang hitam.

Tubuh bagian atas coklat. Tenggorokan, dada, dan perut putih. Coretan pada sisi lambung.Iris

coklat, paruh hitam, kaki abu-abu merah jambu. Hidup dalam kelompok, berbaur dengan jenis

Cucak lain. Lebih sering mencari makan di atas tanah.

Makanan berupa cacing, kumbang, jengkerik, ulat, kuncup, buah-buahan kecil. Sarang

berbentuk cawan dalam, dari ranting, daun, serat, pada dahan halus. Telur berwarna keputih-

putihan, berbintik banyak coklat dan ungu, jumlah 2-3 butir. Berbiak sepanjang waktu.

Habitat terbuka, vegetasi sekunder, kebun, tepi jalan.Tersebar sampai ketinggian 1.500 m

dpl. Penyebaran Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Filipina, Sunda Besar. Sumatera,

Kalimantan, Jawa, Bali, Lombok, Introduksi: Sulawesi.

G. Burung cabe (Dicaeum trochileum)

Tubuh berukuran kecil (9 cm). Jantan: Mahkota, punggung dan tunggir merah padam.

Sayap, sisi kepala, dan ekor hitam. Tubuh bagian bawah putih. Sisi tubuh abu-abu.

Betina: Warna coklat. Tunggir dan penutup ekor merah padam. Tidak ada sapuan merah

pada mahkota dan mantel.

Muda: Abu-abu polos. Paruh jingga. Sapuan jingga pada tunggir. Iris coklat, paruh dan

kaki hijau kehitaman. Pengunjung benalu yang lincah dan galak.

Hutan sekunder, pekarangan, perkebunan. Tersebar sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Penyebaran di India, Cina selatan, Asia tenggara, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan.

Penyebaran lokal tercatat sekali di kawasan Tambaksari, Sayung, Demak.

H. Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster)

Page 5: Mengenal jenis burung

Jenis ini merupakan anggota Famili Picnonotidae (cucak-cucakan). Sama seperti si betet,

dijamin tak susah untuk mengamati kutilang. Jenis ini sering beraktivitas di lokasi yang sangat

mudah dijangjau mata. Tak jarang, berdekatan dengan manusia.

Ukuran sedang (20 cm) dengan topi hitam, tungir keputih-putihan dan tungging jingga-

kuning. Dagu dan kepala atas hitam. Kerah, dada, perut putih. Sayap hitam ekor coklat. Iris

merah. paruh dan kaki hitam.

Merdu dan nyaring “cuk-cuk” dan “cang-kur” yang diulang cepat. Kebiasaan hidup

berkelompok, aktif dan ribut. Menyukai tempat terbuka, di perkotaan biasa di taman,

pekarangan, perdu dan semak. Termasuk jenis yang melimpah. Tak jarang bertengger dan

berbunyi di pucuk pohon cemara.

Gambar-gambar

Jalak suren Takur ungkut-ungkut

Burung gereja Burung cabe

Page 6: Mengenal jenis burung

Merbah curucuk Kutilang