mengukur tanda-tanda vital.docx

75
Mengukur Tanda-Tanda Vital BAB SATU PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan system tubuh 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti: Apa pengertian dan tujuan dari semua pengukuran tanda-tanda vital? Bagaimana persiapan dalam pengukuran tanda-tanda vital? Bagaimana cara pelaksanaan dalam pengukuran tanda-tanda vital?

Upload: kristiani

Post on 17-Dec-2015

145 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Mengukur Tanda-Tanda Vital

BAB SATU PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah. Tanda vital mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Tanda vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut merupakan indikator adanya gangguan system tubuh

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti: Apa pengertian dan tujuan dari semua pengukuran tanda-tanda vital? Bagaimana persiapan dalam pengukuran tanda-tanda vital? Bagaimana cara pelaksanaan dalam pengukuran tanda-tanda vital? Berapa nilai normal masing-masing tanda vital?

1.3 Tujuan penulisan

1. Tujuan Umum Untuk menyelesaikan tugas dari Ibu Endah Nur selaku dosen mata kuliah KDPK sebagai kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan setiap program mata kuliah yang diberikan.2. Tujuan KhususSemoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang tanda-tanda vital terutama kepada mahasiswa Kebidanan

BAB DUATANDA TANDA VITAL

2.1 PENGUKURAN SUHU Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.

2.1.1 Tujuan tindakan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan perawatan.

2.1.2 Persiapan a. Persiapan Alat: 1) Termometer bersih dalam tempatnya. 2) Tiga buah botol. botol pertama berisi larutan sabun. botol kedua berisi larutan desinfektan. botol ketiga berisi air bersih. 3) Bengkok (nierbekken). 4) Potongan-potongan kertas atau tissue. 5) Vaselin dalam tempatnya. 6) Buku catatan suhu dan nadi. 7) Peralatan dibawa ke dekat pasien. b. Persiapan pasien Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.

2.1.3 Pelaksanaan 1) Pengukuran suhu pada ketiaka) Bila perlu lengan baju pasien dibuka dan ketiaknya harus dikeringkan lebih dahulu.b) Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu jepitkan dengan reservoarnya tepat ditengah ketiak, dan lengan pasien dilipatkan di dada.c) Setelah lima sampai sepuluh menit, termometer diangkat dan langsung dibaca dengan teliti, kemudian hasilnya dicatat pada buku.d) Termometer dicelupkan ke dalam larutan sabun, dilap dengan potongan kertas atau tissue, kemudian dimasukkan ke dalam larutan desinfektan, selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan keringkan.e) Air raksa diturunkan kembali pada angka nol, dan thermometer diletakkan pada tempatnya serta siap dipakai untuk pasien berikutnya.

2) Pengukuran suhu pada mulut: a) Untuk tiap pasien harus digunakan satu thermometer. b) Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, kemudian ujungnya sampai batas reservoair diletakkan dibawah lidah pasien. c) Mulut dikatupkan selama tiga sampai lima menit, kemudian termometer diangkat, dilap dengan kertas langsung dibaca dengan teliti dan hasilnya langsung dicatat. d) Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.Perhatian:a) Sebelum pengukuran suhu, pasien tidak boleh diberi minuman panas atau dingin.b) Selama pengambilan suhu, pasien tidak boleh bicara.c) Dilarang melakukan pengukuran suhu melalui mulut pada anak-anak atau bayi. 3) Pengukuran suhu pada pelepasan (anus): a) Setelah diberitahu pasien dimiringkan (posisi Sim). b) Pakaian pasien diturunkan sampai di bawah bokong. c) Termometer diperiksa apakah air raksa tepat pada angka nol, lalu reservoarnya diolesi vaseline, selanjutnya dimasukkan melalui pelepasan sampai batas reservoa air raksa. d) Posisi termometer dijaga jangan sampai berubah dengan meletakkan telapak tangan pada sisi bokong pasien bagian atas.e) Setelah tiga sampai lima menit, termometer diangkat, dilap dengan kertas, kemudian dibaca dengan teliti dan hasilnya dicatat.

Perhatian:a) Sebelum dan sesudah melaksanakan prosedur perawatan ini, petugas harus mencuci tangan.b) Sebelum dipakai, thermometer diperiksa apakah dalam keadaan baik dan air raksanya sudah diturunkan sampai batas yang ditentukan, yaitu:- Untuk termometer mulut diturunkan sampai nol- Untuk termometer lainnya diturunkan sampai angka 34-35 derajat Celcius.c) Waktu menurunkan air raksa, thermometer harus dalam keadaan kering dan jangan sampai menyentuh sesuatu agar tidak pecah.d) Dilarang membersihkan thermometer dengan air panas.

2.1.4 Pemeliharaan dan penyimpanan termometer 1) Setelah dipakai, thermometer segera dibersihkan dengan kertas atau tissue2) Air raksa diturunkan sampai batas yang ditentukan3) Termometer dicuci dengan sabun, dibilas dengan air, kemudian direndam dalam botol yang berisi larutan desinfektan dan pada dasar botol.4) Termometer mulut harus disimpan dalam keadaan bersih, kering dan bebas hama (steril).

2.1.5 Nilai normal suhu tubuh Suhu Tubuh (dalam derajat celsius)

3 bulan: 37,5 6 bulan: 37,5 1 tahun: 37,7 3 tahun: 37,2 5 tahun: 37,0 7 tahun: 36,89 tahun: 36,711 tahun: 36,713 tahun: 36,6Dewasa: 36,4> 70 tahun: 36,0

Tabel 2.1.5 Perbandingan suhu berdasarkan jenis kelaminProbandusSuhu (C)

MulutAxilaAnusSkrotum

sblmssdhsblmssdhsblmssdhsblmssdh

normal34,134,435,63631,833,9534,6536,25

gemuk34,334,935,9535,934,336,1534,0536,05

kurus35,134,3535,7535,6535,5535,8534,636,25

alkoholik34,1533,635,6535,5536,338,335,7536,35

normal33,432,23535,134,135,1--

sakit33,83235,735,536,737,1--

gemuk34,233,83534,137,237,6--

kurus34,432,235,234,835,436,6--

2.2 MENGHITUNG PERNAFASAN

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan ligkungannya. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Pengertian menghitung pernafasan adalah menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam satu menit.

2.2.1 Tujuan Menghitung jumlah pernafasan dalam satu menit guna mengetahui keadaan umum pasien.

2.2.2 Persiapan 1) Persiapan alat: a) Arloji tangan dengan petunjuk detik. b) Buku catatan. 2) Persiapan pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.

2.2.3 Pelaksanaan 1) Penghitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu dan denyut nadi. 2) Penghitungan dilakukan dalam satu menit dan hasilnya dicatat. 3) Bila ada kelainan segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan atau yang bersangkutan.

2.2.4 Nilai normal pernafasan 1) Bayi : 30 - 40 kali per menit 2) Anak : 20 - 50 kali per menit 3) Dewasa : 16 - 24 kali per menit

Tabel 2.2.4 Pola Pernapasan (Sumber : Joice Engel,1995 )Pola pernapasan Deskripsi

Dispnea Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi

Bradipnea Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur

Takipnea Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal

Hiperpnea Pernapasan cepat dan dangkal

Apnea Tidak ada pernapasan

Cheyne stokesPeriode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan periode apnea,umumnya pada bayi selama tidur nyenyak, depresi dan kerusakan otak.

Kusmaul Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau lambat khususnya pada asidosis metabolik

Biot Napas tidak teratur menunjukan adanya kerusakan otak.

2.3 MENGHITUNG DENYUT NADIDenyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya:1. arteri radialis pada pergelangan tangan.2. arteri brachialis pada siku bagian dalam.3. arteri karotis pada leher.4. arteri temporalis pada pelipis.5. arteri femoralis pada lipatan paha (selangkangan).6. arteri dorsalis pedis pada kaki. 7. arteri frontalis pada ubun-ubun bayi. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan palpasi atau bantuan stetoskop.

2.3.1 Tujuan Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit

2.3.2 Persiapan 1) Persiapan alat: a) Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller. b) Buku catatan suhu dan nadi. 2) Persiapan pasien: a) Pasien diberi penjelasan supaya tenang. b) Pada waktu pengukuran nadi, pasien dalam posisi berbaring atau duduk.

2.3.3 Pelaksanaan 1) Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan pengukuran suhu. 2) Pada waktu menghitung denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam posisi berbaring atau duduk. 3) Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah diatas arteri selama setengah menit, dan hasilnya dikalikan dua. 4) Khusus pada anak-anak penghitungan dilakukan selama satu menit. 5) Hasil penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.

Perhatian:1) Perhatikan isi (volume) denyut nadi, iramanya teratur atau tidak, dan tekanannya keras atau lemah.2) Menghitung denyut nadi tidak boleh dilakukan jika tangan petugas baru saja memegang es.3) Bila keadaan pasien payah atau bila diperlukan untuk waktu-waktu tertentu, penghitungan harus dilakukan lebih sering dan dicatat pada daftar khusus.4) Bila terjadi perubahan pada denyut nadi pasien, segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang bersangkutan.

2.3.4 Nilai normal denyut nadi

Tabel 2.3.4Frekuensi nadi normal (Sumber : Joice Engel,1995 ) Umur Frekuensi Nadi Rata rata per menit

0 bulan (baru lahir) 1 bulan 130 140 kali

1 6 bulan 130 kali

6 12 bulan 120 130 kali

1 2 tahun 115 kali

2 4 tahun 105 kali

6 10 tahun 95 kali

10 14 tahun 85 kali

14 18 tahun 82 kali

Umur di atas 18 tahun 60 -100 kali

Usia Lanjut 60 -70 kali

1) Berdasarkan jenis kelamin A. LAKI-LAKI / PRIA 1. Sangat Baik - Umur 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 60 kali permenit - Umur 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 64 kali permenit - Umur 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 66 kali permenit - Umur 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 68 kali permenit 2. Baik - Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 60 s/d 69 kali permenit - Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 65 s/d 71 kali permenit - Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 66 s/d 73 kali permenit - Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 68 s/d 75 kali permenit 3. Cukup - Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 75 kali permenit - Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 87 kali permenit - Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 89 kali permenit - Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 79 s/d 91 kali permenit 4. Kurang - Umur 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 85 kali permenit - Umur 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 87 kali permenit - Umur 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 89 kali permenit - Umur 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 91 kali permenit B. PEREMPUAN / WANITA 1. Sangat Baik - Usia 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 70 kali permenit - Usia 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 72 kali permenit - Usia 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 74 kali permenit - Usia 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 76 kali permenit 2. Baik - Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 77 kali permenit - Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 79 kali permenit - Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 81 kali permenit - Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 76 s/d 83 kali permenit 3. Cukup - Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 78 s/d 94 kali permenit - Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 80 s/d 96 kali permenit - Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 82 s/d 98 kali permenit - Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 84 s/d 100 kali permenit 4. Kurang - Usia 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 94 kali permenit - Usia 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 96 kali permenit - Usia 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 98 kali permenit - Usia 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 100 kali permenit

2. 4 MENGUKUR TEKANAN DARAH Mengukur tekanan darah melalui permukaan dinding arteri. Pengkajian perawat terhadap tekanan darah membantu menentukan keseimbangan beberapa faktor hemodinamik: curah jantung, tahanan vaskuler perifer, volume darah dan viskositas dan elastisitas. 2.4.1 Tujuan Mengetahui tekanan darah pasien.

2.4.2 Persiapan 1) Persiapan alat: a) Tensimeter b) Stetoskop c) Buku catatan 2) Persiapan pasien: a) Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan. b) Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.

2.4.3 Pelaksanaan 1) Lengan baju dibuka atau digulung. 2) Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. 3) Manset dipasang tidak terlalu kuat atau terlalu longgar. 4) Pompa tensimeter dipasang. 5) Denyut arteri brachialis diraba, lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut. 6) Sekrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik. 7) Sekrup balon dibuka perlahan-lahan, sehingga air raksa turun perlahan-lahan. Sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama. 8) Skala permukaan air raksa pada waktu terdengar denyutan pertama disebut Systole (misalnya 120 mm Hg). 9) Dengarkan terus sampai denyutan yang terakhir. Skala permukaan air raksa pada waktu denyutan terakhir disebut tekanan Dyastole (misalnya 80 mm Hg). 10) Pencatatan hasil dilakukan dengan cara sebagai berikut: Systole diatas, dan Dyastole di bawah, misalnya 120/80 dengan satuan mm Hg. Perhatian:1) Memasang manset harus tepat diatas permukaan dinding arteria brachialis.2) Menempelkan stetoskop jangan terlalu keras dan penggunaannya harus betul-betul tepat.3) Sebelum menutup tensimeter, masukkan dulu air raksa ke dalam reservoarnya, manset dan balon disusun pada tempatnya untuk mencegah pecahnya tabung air raksa.4) Pada anak-anak digunakan manset khusus.5) Bilamana menggunakan tensimeter elektronik (battery), penggunaannya sesuaikan dengan petunjuk yang ada secara tepat dan benar. 2.4.4 Nilai normal tekanan darah Tabel 2.4.4 a.Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usiaUsiaTekanan Darah

Bayi usia di bawah 1 bulan Usia 1 - 6 bulan Usia 6 - 12 bulanUsia 1 - 4 tahunUsia 4 - 6 tahunUsia 6 - 8 tahunUsia 8 - 10 tahunUsia 10 - 12 tahunUsia 12 - 14 tahunUsia 14 - 16 tahunUsia 16 tahun ke atas Usia lanjut 85/15 mmHg90/60 mmHg96/65 mmHg99/65 mmHg160/60 mmHg185/60 mmHg110/60 mmHg115/60 mmHg118/60 mmHg120/65 mmHg130/75 mmHg130-139/85-89 mmHg

Tabel 2.4.4 b.Nilai Normal Tekanan Darah Sistolik

Neonatal1 th 13 th13 th 18 th 18 th keatas

Laki-laki87-105105-124124-136

Perempuan16-105105-124124-127

Tabel 2.4.4. c.Nilai Normal Tekanan Darah DiastolikNeonatal1 th 13 th13 th 18 th18 th keatas

Laki-laki68-6969-7977-84

Perempuan60-6767-8078-80

BAB TIGAPENUTUP

Demikian makalah ini selesai dibuat, atas kerjasama dan partisipasinya penulis sampaikan terima kasih. Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan diatas maka dapat diambil kesimpulan dan saran yang penulis susun dibawah ini.

3.1 Kesimpulan Setiap pelaksanaan pengukuran tanda-tanda vital hendaknya kita mengetahui apa sebenarnya pengertian dari pengukuran tanda-tanda vital, apa tujuannya, bagaimana cara persiapan alat, pasien, cara pelaksanaannya serta mengetahui nilai normal dari masing-masing tanda vital agar mudah dalam menjalani pengukuran.

3.2 Saran Pengukuran tanda-tanda vital harus dilaksanakan berdasarkan prosedur yang ada, agar pasien merasa aman dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan dan petugas kesehatan mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.

PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL

BAB IIMELAKUKAN PEMERIKSAAN TANDA- TANDA VITAL

A. Pengertian :Pemeriksaan tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi: Suhu tubuh, Denyut Nadi, Frekuensi Pernapasan, dan Tekanan Darah.Tujuan :1. Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.2. Mengetahui denyut nadi (Irama, Frekuensi, dan Kekuatan)3. Menilai kemampuan kardiovaskuler4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan6. Mengetahui nilai tekanan darah.Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling dasar. Tanda vital utama antara lain : a. Tekanan darahTekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri, Tekanan ditentukan oleh kekuatan dan jumlah darah yang dipompa, dan ukuran serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan stetoskop. Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada aktivitas, suhu, makanan, keadaan emosi, sikap, keadaan fisik, dan obat-obatan.Dua angka dicatat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih tinggi, adalah tekanan sistolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh. Angka yang lebih rendah, adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik dicatat sebagai mm Hg (milimeter air raksa). Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa.Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:- Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg- Usia 1 - 6 bulan : 90/60 mmHg- Usia 6 - 12 bulan : 96/65 mmHg- Usia 1 - 4 tahun : 99/65 mmHg- Usia 4 - 6 tahun : 160/60 mmHg- Usia 6 - 8 tahun : 185/60 mmHg- Usia 8 - 10 tahun : 110/60 mmHg- Usia 10 - 12 tahun : 115/60 mmHg- Usia 12 - 14 tahun : 118/60 mmHg- Usia 14 - 16 tahun : 120/65 mmHg- Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg- Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHgSeseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:* Hipertensi rendah : 140 - 159/ 90-99 mmHg* Hipertensi sedang : 160 - 169/100-109 mmHg* Hipertensi berat : 180 - 209/110-119 mmHgTempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:* Lengan atas* Pergelangan kaki Pelaksanaan1. Alat dan bahan Sfigmomanometer (tensimeter) yang terdiri dari Stetoskop Buku catatan tanda vital Pena2. Cara kerja Cara palpasi Jelaskan prosedur pada klien. Cuci tangan. Atur posisi pasien Letakkan lengan yang hendak diukur pada posisi telentang. Lengan baju di buka. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinister Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi. Catat hasil. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Cara auskultasi Jelaskan prosedur pada klien. Cuci tangan. Atur posisi pasien Letakkan lengan yang hendak diukur dalam posisi telentang. Buka lengan baju. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar). Tentukkan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg dari titik radialis tidak teraba. Letakkan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut. Catat tinggi air raksa pada manometer Suara Korotkoff I: menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi Suara Korotkoff IV/V: menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi. Catat hasilnya pada catatan pasien. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.b. NadiNadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berdasarkan systol dan gystole dari jantung. Denyut nadi adalah jumlah denyut jantung, atau berapa kali jantung berdetak per menit. Mengkaji denyut nadi tidak hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan kekuatan denyut jantung. Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. Denyut nadi dapat meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan emosi.Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:- Bayi baru lahir : 140 kali per menit- Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit- Umur 1 - 6 bulan : 130 kali per menit- Umur 6 - 12 bulan : 115 kali per menit- Umur 1 - 2 tahun : 110 kali per menit- Umur 2 - 6 tahun : 105 kali per menit- Umur 6 - 10 tahun : 95 kali per menit- Umur 10 - 14 tahun : 85 kali per menit- Umur 14 - 18 tahun : 82 kali per menit- Umur di atas 18 tahun : 60 - 100 kali per menit- Usia Lanjut : 60 -70 kali per menit

Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut bradicardi.Jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.

Tempat-tempat menghitung denyut nadi adalah:- Ateri radalis : Pada pergelangan tangan- Arteri temporalis : Pada tulang pelipis- Arteri caratis : Pada leher- Arteri femoralis : Pada lipatan paha- Arteri dorsalis pedis : Pada punggung kaki- Arteri politela : pada lipatan lutut- Arteri bracialis : Pada lipatan siku- Ictus cordis : pada dinding iga, 5 7PelaksanaanAlat dan bahan Arloji (jam) atau stopwatch Buku catatan nadi PenaCara kerja Jelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur posisi pasien (manusia coba) Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung) Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama, dan kekuatan denyutan. Catat hasil. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

c. SuhuDenyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15 20 kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius. Pemeriksaan suhu digunakan untuk menilai kondisi metabolisme di dalam tubuh, dimana tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus diatur dalam pembuangan dan penyimpanannya di dalam tubuh yang diatur oleh hipotalamus.Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang bervariasi, tergantung pada jenis kelamin, aktivitas, lingkungan, makanan yang dikonsumsi, gangguan organ, waktu. Suhu tubuh normal, menurut American Medical Association, dapat berkisar antara 97,8F atau setara dengan 36,5C sampai 99F atau 37,2C.Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 36C - 37,5C. Seseorang dikatakan bersuhu tubuh rendah (hypopirexia/hypopermia), jiak suhu tubuhnya < 36CSeseorang dikatakan bersuhu tubuh tinggi/panas jika:- Demam : Jika bersuhu 37,5 C - 38C- Febris : Jika bersuhu 38C - 39C- Hipertermia : Jika bersuhu > 40CPersiapan pasien dan lingkunganProsedur

1. Mengukur suhu pada aksila Sebelum kerja cuci tangan Menurunkan aiar raksa sampai batas reservoir Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien basah harus dikeringkan Termometer dipasang tepat pada tengah ketiak dijepitkan, lengan pasien dilipat di dada Setelah 10 menit termometer di angkat langsung di baca dengan teliti dan di catat pada buku catatan suhu Termometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai tissue kemudian di masukkan dalam larutan desinfektan lalu dibersihkan dengan air bersihdan dikeringkan Air raksa diturunkan dan termometer dimasukkan ke dalam tempatnya2. Mengukur denyut nadi dan pernafasan Pengaturan posisi pasdien berbaring / duduk Menetukan tempat pengukura nadi dengan menggunakan tiga jari : jari telunjuk, tengah, manis Menghitung denyut nadi dalam 1 menit Mengitung pernafasan tanpa diketahui pasien selama 1 menit Mencatat hasil Adanya komunikasi dengan pasien3. Mengukur tekanan darah Mengatur posisi tidur terlentang / semi fowler Lengan baju di buka / digulung Manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan pipa karet berda di sisiluar lengan Manset di pasang tidak terlalu kuat Pompa tensimeter dipasang Meraba denyut nadi brachialis Sekrup balon karet ditutup , pengunci air raksa dibuka Mempopa balon karet pelan- pelan sampai denyut nadi brachialis terdengar Sekrup balon di buka perlahan- lahan, pandanga mata sejajar air raksa Mencatat hasil Manset dibuka dan digulung, air raksa di masukkan dalam reservoir, kunci air raksa di tutup , tensimeter di tuutp dengan rapi Mencuci tangan sesudah bekerjaHasil 1. Data yang diperoleh valid sesuai sebagai hasil pemeriksaan2. Posisi pasien pada keadaan semula3. Alat alat dalam keadaan siap pakai

PelaksanaanAlat dan bahan Termometer Tiga buah botol botol pertama berisi larutan sabun botol kedua berisi larutan desinfektan botol ketiga berisi air bersih Bengkok Kertas/tisu Vaselin Buku catatan suhu Sarung tanganPemeriksaan suhu aksila Jelaskan prosedur kepada klien Cuci tangan Gunakan sarung tangan Atur posisi pasien Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan tissue Turunkan suhu termometer dibawah anatara 34C 35C. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleksi diatas dada (mendekap dada) Setelah 3 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya catat hasil Bersihkan termometer dengan kertas / tissue Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Termometerd. PernapasanMerupakan pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida. Menilai frekuensi, irama, kedalaman dan tipe atau pola pernapasan. Tingkat respirasi atau respirasi rate adalah jumlah seseorang mengambil napas per menit. Tingkat respirasi biasanya diukur ketika seseorang dalam posisi diam dan hanya melibatkan menghitung jumlah napas selama satu menit dengan menghitung berapa kali dada meningkat. Respirasi dapat meningkat pada saat demam, berolahraga, emosi. Ketika memeriksa pernapasan, adalah penting untuk juga diperhatikan apakah seseorang memiliki kesulitan bernapas.Jumlah pernapasan seseorang adalah:- Bayi : 30 - 40 kali per menit- Anak : 20 - 50 kali per menit- Dewasa : 16 - 24 kali per menitPelaksanaanAlat dan bahan Arloji (jam) atau stop-watch Buku catatan PenaCara kerja Jelaskan prosedur pada klien Cuci tangan Atur posisi pasien (manusia coba). Hitung frekuensi dan irama pernapasan. Catat hasil. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

Mengukur Suhu,Nadi, dan Nafas Tag Komputer Materi PMR Perawatan Kedaruratan di Rumah Share this history on :

Share

1. Mengukur suhu tubuh (Termometer)

Tujuan mengukur suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh si sakit Untuk mengetahui adanya kelainan pada suhu tubuh si sakit Untuk mengetahui perkembangan penyakit Untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosis.

Tempat dan cara mengukur suhu tubuhDi Ketiak : Pelaku mencuci tangan Siapkan termometer, usahakan air raksa berada diposisi pangkal termometer. Beritahu si sakit. Keringkan ketiak si sakit Tempatkan pangkal termometer ditengah ketiak Di minta si sakit untuk menjepitnya selama 10 15 menit Tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer. Setelah 10 15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai dimana air raksanya dan dicatat. Termometer dibersihkan dan disimpan. Pelaku mencuci tangan.

Di dubur : Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada :- Bayi, anak & orang yang sakit parah, dan pada orang dalam keadaan tertentu.

Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan pada :- Orang sakit yang luka di daerah dubur- Orang yang berpenyakit kelamin

Cara mengukur suhu di dubur- Pelaku mencuci tangan- Siapkan termometer dengan minyak pelumas/minyak- Beritahu si sakit, miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi bokong.- Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut.- Olesi pangkal termometer dengan minyak kelapa ,untuk memudahkan saat memasukkan.- Pisahkan bokong si sakit agar anus menjadi tampak, lalu pangkal termometer dimasukkan.- Pegang termometer selama berada dalam anus kurang lebih 3 menit - Keluarkan termoter baca hasilnya dan catat di buku harian.- Termometer dibersihkan lalu disimpqn.- Pelaku cuci tangan.

Di Mulut:Dilakukan pada orang sakit bila kedua tempat diatas tidak memungkinkan Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada ;- Orang yang tidak sadar atau gelisah.- Orang yang berpenyakit mulut,batuk pilek atau sesak nafas.- Bayi/anak yang masih kecil.

Cara mengukur suhu di mulut.- Pelaku cuci tangan.- Siapkan termometer.- Beritahu si sakit.- Si sakit diminta untuk membuka mulut.- Letakkan pangkal termometer dibawah lidah agak ke samping, diminta si sakit untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung.- Setelah 3 menit keluarkan termometer ,baca dan catat di buku harian.- Termometer dibersihkan , lalu disimpan.- Cuci tangan.

2. Menghitung denyut nadi

Menghitung denyut nadi adalah sama pentingnya dengan mengukur suhu. Tujuan Mengukur denyut nadi.o Mengetahui keadaan umum si sakit.o Mengetahui keadaan jantung.o Mengikuti perkembangan jalannya penyakit.o Membantu menentukan diagnosa.

Pelaksanaan.o Pelaku cuci tangan.o Beritahu Orang Sakit.o Si sakit duduk atau berbaring ,lengan dikendurkan dengan ibu jari seb atas .o Cari nadi dengan 3 jari (telunjuk,jari manis dan jari tengah)o Hitung denyut nadi selam menit ,hasilnya dikalikan dua dan dicatat dalam buku harian.

3. Menghitung Frekuensi Pernafasan

Yang dimaksud dengan 1 kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas + 1 kali mengeluarkan nafas. Tujuan Menghitung Pernafasan :o Mengetahui keadaan umum si sakit.o Membantu Dr dalam menentukan diagnosa. Pelaksanaan.o Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi.o Jangan diberi tahu si sakit o Diperhatikan apakah kedua dinding bergerak seirama,apakah terlihat ada kesukaran dalam bernafas.(misalnya adanya cekungan pada kulit diantara tulang iga dan pada sudut pangkal leher ketika si sakit menarik nafas.).o Hitung pernafasan selama menit dan hasilnya dikali 2 catat dalam buku catatan harian.

4. Membuat buku catatan harian orang sakit

Seorang PK harus membuat catatan tentang apa saja yang dilaksanakan dalam perawatan/pengobatan dan juga keluhan yang dirasakan oleh si sakit.

Data yang perlu di catat.- Nama,umur, berat badan si sakit (terutama untuk anak-anak).- Tanggal- jam- suhu nadi pernafasan - Makanan dan minuman (diet) - Pengobatan (nama obat, dosis pemberian , cara pemberian ).dan reaksi setelah makan-minum obat.- Bab dan Bak. (jumlah, Frekwensi, konsistensi tinja, warna dsb).- Keterangan : keadaan/perubahan dari si sakit,gejala yang tampak

Nilai pemeriksaan pernafasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan yang terdiri dari mempertahankan pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam-basa.TUJUAN :1. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan 2. Menilai kemampuan fungsi pernafasan.ALAT dan BAHAN :1. Arloji (Jam) atau stop-watch 2. Buku catatan nadi 3. Pena PROSEDUR KERJA :1. Atur posisi pasien 2. Jangan beritahu klien jika frekuensi pernafasannya dihitung 3. Hitung frekuensi dan irama pernafasan 4. Jelaskan pada klien bahwa saudara telah menghitung frekuensi dan irama pernafasan klien 5. Catat hasil

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler bersamaan dengan pemeriksaan nadi. Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan metode yaitu :1. Metode Langsung: Metode yang menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan kedalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer. Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk menentukan tekanan darah, tetapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus2. Metode Tak Langsung: Metode yang menggunakan sfigmomanometer. Pengukuran tak langsung ini menggunakan 2 cara yaitu : 1. Palpasi yang mengukur tekanan sistolik tanpa menggunakan stetoskop dan2. Auskultasi yang dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik dan cara ini memerlukan stetoskop

TUJUAN PENGUKURAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Mengetahui nilai tekanan darahALAT dan BAHAN PENGUKURAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH :

Sfigmomanometer (Tensimeter) yang terdiri dari : Manometer air raksa + klep penutup dan pembuka Manset udara Slang karet Pompa udara dari karet + sekrup pembuka dan penutup Stetoskop Buku catatan tanda vital Pena

PROSEDUR KERJA PENGUKURAN PEMERIKSAAN TEKANAN DARAHCara Palpasi

Jelaskan prosedur pada pasien Cuci tangan Atur posisi pasien Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang Lengan baju dibuka Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak mungkin dengan cara ini menemukan tekanan diastolik Catat hasil Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Cara Auskultasi

Jelaskan prosedur pada pasien Cuci tangan Atur posisi pasien Letakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi terlentang Lengan baju dibuka Pasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti (Siku lengan bagian dalam). Jangan terlalu ketat atau terlalu longgar Tentukan denyut nadi arteri radialis (nadi pada siku bagian dalam) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita Pompa balon udara manset samapi denyut nadi arteri radialis tidak teraba Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak teraba Letakkan diafragma stetoskop diatas arteri brakhialis dan dengarkan Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi terdengar nilai ini menunjukkan tekanan sistolik dan catat mmHg denyut nadi yang terakhir terdengar, niali ini menunjukkan tekanan dastolik. Suara Korotkoff I : Menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi Suara Korotkoff IV/V: Menunjukkan besarnya tekanan diastolik secara auskultasi Catat hasilnya pada catatan pasien Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

PENGUKURAN TANDA-TANDA VITALSUHU TUBUH

A. Mengukur Suhu Oral

PengertianMengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang di tempatkan di mulut.TujuanMengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menentukan diagnosis.Persiapan alat

Baki berisi : Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai Bengkok Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya Kertas tisu dalam tempatnya Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan1. Bawa alat ke dekat klien.2. Beri tahu klien tentang prosedur dan tujuanya.Menghilangkan ansietas klien3. Mencuci tangan dan pakai sarung tangan.Mengurangi penyebaran mikroorganisme4. Suruh klien membuka mulut.5. Tempatkan thermometer di bawah lidah klien dalam kantung sublingual lateral ke tengah rahang bawah.Panas dari pembuluh darah superficial di bawah lidah menghasilkan pancaran suhu.6. Meminta klien untuk menahan thermometer dengan bibir berkatup dan hindari penggigitan. Jika klien tidak mampu menahan thermometer didalam mulut, pegangi thermometer.Mempertahankan posisi thermometer yang tepat. Pecahnya thermometer dapat menciderai mukosa mulut dan dapat menyebabkan keracunan merkuri.7. Biarkan thermometer di tempat tersebut. Termometer air raksa: 2-3 menit. Thermometer digital: sampai sinyal terdengar dan petunjuk digit dapat terbaca.8. Keluarkan thermometer dengan hati-hati.Tindakan yang hati-hati mencegah ketidaknyamanan klien.9. Bersihakn thermometer dengan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari arah atas kea rah reservoir kemudian buang tisunya.Mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian ujung thermometer adalah area paling sedikit terkontaminasi, area reservoir adalah bagian yang paling banyak terkontaminasi.10. Baca tingkat air raksa atau digitnya.11. Bersihakan thermometer air raksa (lihat kotak cara membersihkan thermometer air raksa)12. Turunkan tingkat air raksa /kembalikan thermometer digital ke skala awal.13. Kembalikan thermometer pada tempatanya14. Cuci tangan15. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan.PerhatianUntuk pengukuran suhu oral ini, tunggu 20-30 menit setelah klien menelan makanan/cairan panas/dingin, setelah setelah merokok atau sehabis kegiatan yang melelahkan.Untuk mencegah bahaya yang mungkin terjadi, pengukuran di mulut ini tidak boleh dilakukan pada klien bayi/anak, klien tidak sadar/gelisah.Sewaktu menurunkan air raksa, hendaknya thermometer dalam keadaan kering dan hindarkan menyentuh sesuatu agar tidak pecah.Pembacaan skala thermometer harus sejajar dengan mata, putar thermometer hingga kolam air raksa jelas terlihat, hal inii untuk menghindari hasil pembacaan yang salah

B. Mengukur Suhu Rektal

PengertianMengukur suhu tubuh dengan menggunakan thermometer yang di tempatkan di rectum.TujuanMengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menentukan diagnosis.Persiapan alatBaki berisi : Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai Bengkok Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya Kertas tisu dalam tempatnya Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan1. Bawa alat ke dekat klien2. Beritahu klien tangtang prosedur dan tujuanyaMenghilangkan ansietas klien3. Cuci tangan dan pakai sarung tanganMengurangi penyebaran mikroorgaisme4. Pasang tirai atau penutup (gorden/pintu) ruanganMenjaga privasi klien dan meminimalkan rasa malu5. Buka palaian yang menutupi bokong klien6. Atur posisi klien Dewasa : Sims atau miring dan kaki sebelah atas di tekuk kea rah perut Bayi/anak: tengkurap atau telentangEmberikan pemajanan optimal di area anal untuk menempatkan thermometer dengan tepat7. Melu,asi ujung thermometer dengan vaselin sekitar 2,5-3,5 cm untuk orang dewasa dan 1,2-2,5 cm untuk bayi/anak-anak.Pelumas akan meminimalkan trauma terhadap mukosa rectal selama pemasukan thermometer8. Membuka anus dengan menaikan bokong atas dengan tangan kiri (untuk orang dewasa). Jika bayi tengkurap di tempat tidur, regangkan kedua bokong dengan jari-jariPeregangan bokong total akan memajankan anus.9. Meminta klien menarik nafas dalam dan memasukan thermometer kedalam anus sekitar 3,5cm paad orang dewasa dan 1,2-2,5 cm pada bayiNafas dalam membantu untuk merelaksasikan sfingter anal. Pemasukan secara perlahan mencegah trauma pada mukosa atau patahnya thermometer. Pemasukan yang tepat menjamin pemajanan yang adekuat terhadap pembuluh darah pada dinding rktal.10. Pegang thermometer pada tempatnya selama 2-3 menit (orang dewasa) dan 5 menit (untuk anak-anak)Dengan memasang thermometer, cedera pada klien dapat di hindari Pemasangan yang optimal adalah 2-3 menit11. Keluarkan thermometer dengan hati-hatiTindakan yang hati-hati mencegah ketidaknyamanan pada klien12. Bersihakn thermometer dengan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari arah atas kea rah reservoir kemudian buang tisunya.Mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian ujung thermometer adalah area paling sedikit terkontaminasi, area reservoir adalah bagian yang paling banyak terkontaminasi.13. Baca tingkat air raksa atau digitnya.14. Lap area anal untuk membersihkan pelumas atau feses dan rapikan klienMemberikan kenyamanan pada klien15. Bersihakan thermometer air raksa (lihat kotak cara membersihkan thermometer air raksa)16. Turunkan tingkat air raksa /kembalikan thermometer digital ke skala awal.17. Kembalikan thermometer pada tempatanya18. Cuci tangan19. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan.C. Mengukur Suhu Ketiak/Aksila

Pengertian Mengukur suhu badan dengan menggunakan thermometer yang di tempatkan pada ketiak/aksilaTujuanMengetahui suhu tubuh klien untuk menentukan tindakan keperawatan dan membantu menentukan diagnosis.Persiapan alatBaki berisi : Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai Bengkok Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya Kertas tisu dalam tempatnya Buku catatan dan alat tulisProsedur pelaksanaan1. Bawa alat ke dekat klien2. Beritahu klien tangtang prosedur dan tujuanyaMenghilangkan ansietas klien3. Cuci tangan dan pakai sarung tanganMengurangi penyebaran mikroorgaisme4. Pasang tirai atau penutup (gorden/pintu) ruanganMenjaga privasi klien dan meminimalkan rasa malu5. Bantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang. Buka baju pada lengan klien.Memberikan pemanjanan pada darii ketiak6. Masukan thermometer ketengah ketiak, turunkan lengan, dan silangkan lengan bawah klienMempertahankan posisi yang tepat dari thermometer di atas pembuluh darah aksila7. Pertahankan themometer Air rasa selama 5-10 menit Digital: sampai sinyal terdengar atau petunjuk digit terbaca8. Bersihakn thermometer dengan menggunakan tisu dengan gerakan memutar dari arah atas kea rah reservoir kemudian buang tisunya.Mencegah kontak mikroorganisme dengan tangan pemeriksa. Bagian ujung thermometer adalah area paling sedikit terkontaminasi, area reservoir adalah bagian yang paling banyak terkontaminasi.9. Baca tingkat air raksa atau digitnya.10. Bantu klien merapikan bajunya11. Bersihkan thermometer air raksaCara membersihkan thermometer air raksaTujuanMencegah penyebaran mikroorganismepersiapan alat larutan sabun dalam tempatnya larutan desinfektan 5% pada tempatnya air bersih pada tempatnya tisu dalam tempatnya thermometer habis pakai bengkokprosedur pelaksanaan1. pegang thermometer dengan tangan kiri ambil tisu kemudian basahi dengan air sabun2. bersihkan thermometer dengan tisu tersebut dengan gerakan memutar dari atas kea rah reserior3. buang tisu yang telah di pakai ke dalambengkok4. masukan thermometer dalam larutan desinfektan 5% selama 3 menit5. bersihkan thermometer dengan tisu dari atas ke arah reservoir. Buang tisu yang kotor6. masukan thermometer kedalam air bersih7. keringkan thermometer dengan tisu dengan cara memutar dari atas ke arah reservoir. Buang tisu yang kotor8. turunkan air raksa dan simpan thermometer pada tempatnya9. Turunkan air raksa/kembalikan thermometer digital ke skala awal10. Kembalikan thermometer pada tempatnya11. Cuci tanganMengurangi penyebaran mikroorganisme12. Dokumentasikan dalam catatan keperawatan13. cuci tangan

D. MENGUKUR TEKANAN DARAHPengertian Melakukan pngukuran tekanan darah (hasil dari curah jantung dan tahanan pembuluh perifer) dengan menggunakan sfigmanometer.TujuanMengetahui keadaan hemodinamik klien dan keadaan kesehatan secara menyeluruhDilakukan pada Seriap klien yang baru di rawat Setiap klien secara rutin Klien sesuai kebutuhanPersiapan alatv\:* {behavior:url(#default#VML);}o\:* {behavior:url(#default#VML);}w\:* {behavior:url(#default#VML);}.shape {behavior:url(#default#VML);}Normal0falsefalsefalseMicrosoftInternetExplorer4/* Style Definitions */table.MsoNormalTable{mso-style-name:Table Normal;mso-tstyle-rowband-size:0;mso-tstyle-colband-size:0;mso-style-noshow:yes;mso-style-parent:;mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;mso-para-margin:0cm;mso-para-margin-bottom:.0001pt;mso-pagination:widow-orphan;font-size:10.0pt;font-family:Times New Roman;mso-ansi-language:#0400;mso-fareast-language:#0400;mso-bidi-language:#0400;}

1. Bawa alah ke dekat klien2. Jelaskan tindakan yang di lakukan dan tujuanya3. Cuci tanganMenghilangkan mikroorganisme untuk menghindari penyebaran mikroorganisme terhadap klien4. Atur posisi klien : duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan disokongkan setinggi jantung, dan telapak tangan menghadap ke atas.Pengatursn posisi dapat memudahkan penempatan manset. Posisi lengan di atas jantung akan menyebabkan hasil pngukuran rendah yang salah5. Buka pakaian yang menutupi lengan atas.Memastikan ketepatan letak manset,6. Palpasi arteri brahialis dan tempatkan manset 2,5cm di atas sisi denyut arteri Brahialis.Stetoscop akan diletakan di atas arteri tanpa menyentuh manset,7. Pusatkan anak panah yang tertera pada manset ke arteri brahialis dan lingkarkan manset pada lengan atas secara rapid an tidak ketat.8. Pastikan manometer terletak setinggi titik pandang mata dan perawat berdiri tidak lebih dari satu meter jauhnya.Mencegah ketidaktepatan pembacaan air raksa/ jarum,9. Palpasi arteri brahialis sambil memompa manset sampai tekanan 30mm/hg di atas titik hilangnya denyut arteri. Perlahan kempiskan manset perhatikan sampai denyut teraba (sistolik Palpasi ).Mengidentifikasi perkiraan tekanan sistolik dan menentukan titik pengembangan maksimal untuk pembacaan akurat. Mencegah kesejangan auskultasi,10. Kempeskan manset sepenuhnya dan tunggu sampai 30 detik.Mencegah kongesti vena dan hasil pengukuran tinggi yang tidak akurat.11. Tempatkan bagian telinga stetoscop pada telinga pemeriksa.Bagian telinga stetoscop seharusnya mengikuti sudut liang telinga pemeriksa untuk mempermudah pendengaran,12. Cari kembali arteri brahialis dan tempatkan diafragma stetoscop di atasnya.Penempatan stetoscop memastikan penerimaan bunyi optimal, bunyi yang samar dapat mengakibatkan pengukuran yang salah.13. Tutup kantong tekanan searah putaran jarum jam sampai kencang.Mencegah kebocoran saat mengembang,14. Pompa manset sampai tekanan udara 30mmhg di atas palpasi sistolik klien.Memastikan ketepatan sistolik,15. Buka katup secara perlahan hingga memungkinkan air raksa /jarum turun rata-rata 2-3mmhg per detik.Penurunan air raksa yang terlalu cepat atau terlalu lamban dapat menyebabkan pembacaan hasil pengukuran yang salah.16. Perhatikan titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.Bunyi korotkoff pertama menandakan tekanan sistolik.17. Lanjutkan membuka katup secara pertahap dan perhatikan titik hilangnya bunyi.Bunyi korotkoff ke empat sebagai tekanan diastolic pada orang dewasa,18. Kempiskan manset dengan cepat dan total.Pengembangan terus menerus menyebabkan oklusi dan matiras serta kesemutan pada lengan klien,19. Jika prosedur di ulang tunggu 30 detik.Mencegah kongesti vena dan pembacaan tinggi yang salah,20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik.Pemeliharaan yang tepat terhadap alat mempengarui keakuratan instrument,21. Tutup lengan atas dan bantu klien ke posisi yang di inginkan.Mepertahankan kenyamanan klien,22. Desinfeksi bagian telinga ( ear piece ) stetoscop dan bagian diafragma stetoscop dengan kapas alcohol.Mengontrol penyebaran mikroorganisme bila perawat saling bergantian menggunakan stetoscop,23. Informasikan hasil kepada klien.Mengingatkan partisipasi dalam keperawatan,24. Mencuci tangan.25. Dokumentasikan hasiltindakan pada catatan perawatan.Pencatan tandavital dengan segera,E. MENGHITUNG NADI

PENGERTIANPengertian frekwensi denyut nadi ( loncatan aliran darah yang dapat teraba pada berbagai titik tubuh ) melalui perabaan pada nadi.TUJUAN Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit. Mengetahui keadaan umum klien. Mengetahui integtritas system cardiovaskuler. Mengikuti perjalanan penyakit.DILAKUKAN Pada klien yang baru masuk untuk dirawat. Secara rutin pada klien yang sedang dirawat. Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan klien.PERSIAPAN ALAT Arloji tangan dengan jarum detik layar digital/ polsteller/ hp Buku catatan dan alat tulis.PROSEDUR PELAKSANAAN1. Tempatkan alat di dekat klien.2. Jelaskan tindakan yang akan di lakukan beserta tujuannya.3. Cuci tangan.4. Bantu klien untuk posisi telentang / duduk. Jika telentang, letakan tangan menyilang di dada bawahnya dengan pergelangan terbuka dan telapak tangan kebawah. JIka duduk, tekuk sikunya 900 dan sanggah lengan bawahnya di atas kursi atau tangan pemeriksa. Julurkan pergelangan dengan telapak tangan ke bawah.Posisi yang tepat akan memanjakan arteri radial sehingga dapat di palpasi dengan baik.5. Tempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa di atas lekukan radial searahibu jari, sisi dalam pergelangan tangan klien.Ujung jari adalah bagian indra peraba yang sensitive. Jangan memalpasi dengan ibu jari karena anda akan merasakan denyut nadi anda sendiri,6. Berikan tekanan ringan di atas radius, abaikan denyutan awal kemudian rilekskan tekanan sehingga denyutan mudah di palpasi.Nadi lebih akurat di kaji dengan tekanan sedang, penekanan yang terlalu kuat akan menghambat nadi dan mengganggu aliran darah.7. Saat denyutan teratur, mulai mulai menghitung frekwensi denyut, dengan menggunakan jam tangan berjarum detik.Frekwensi di tentukan secara akurat setelah perawat yakin bawa denyut nadi dapt di palpasi.8. Jika denyut teratur, hitung selama 30 detik dan kalikan hasilnya dengan 2.Frekwensi yang tinggi paling akurat diperiksa dalam 30 detik,9. Jika denyut tidak teratur dan pada klien yang baru pertama kali di lakukan pemeriksaan, hitung selama satu menit penuh.Memstikan ketepatan dalam penghitungan,10. Kaji kekuatan,irama dan serta kesetaraan denyut.Memberikan pengkajian lengkap serta karakter denyut,11. Bantu klien ke posisi yang nyaman.12. Cuci tangan.13. Dokumentasikan pada catatan perawatan.Mencatat tanda vitaldengan segera, F. MENGHITUNG PERNAPASAN

PENGERTIAN Menghitung jumlah pernapasan ( inspirasi yang di ikuti ekspirasi ) dalam satu menit. TUJUAN Mengetahui keadaan umum klien. Mengetahui jumlah pernpasan dalam satu menit. Membantu menegakan diagnosis.DILAKUKAN1. Pada klien yang baru masuk untuk dirawat2. Secara rutin pada pasien yang sedang di rawat.3. Sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.PERSIAPAN ALAT Arloji tangan dengan jarum detik atau layar digital atau polsteller/hp. Buku catatan dan alat tulis.PROSEDUR PELAKSANAN1. Tempatkan alat di samping klien.2. Cuci tangan.3. Letakan lengan klien pada posisi rileks menyilang abdomen atau dada di bagian bawahnya, atau tempatkan tangan pemeriksa langsung pada abdomen atas klien.Posisi ini di lakukan pada saat pengkajian nadi. Tangan anda dan tangan klien naik dan turun bersamaan selama siklus pernapasan. Pengukuran pernapasan setelah pengkajian nadi membuat pengukuran tidak mencolok,4. Opservasi siklus pernapasan lengkap ( sekali inspirasi dan sekali ekspirasi )Menjamin bahwa hitungan akan dimulai pada siklus pernapasan normal,5. Setelah siklus observasi, lihat pada jarum detik jarum tangan dan hitung frekwensinya.Waktu di mulai dengan hitungan satu,6. JIka irama teratur,hitung respirasi selama 30 detik dan kalian dua.7. Jika pernapasan tidak teratur, hitung satu menit penuh.8. Saat menghitung, catat kedalam pernapasan.9. Cuci tangan10. Dokumentasikan segera.KATA PENNGANTARPuji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya sehingga redaksi dapat MENYELESAIKAN MODUL KETRAMPILAN DAN PROSEDUR LABORATORIUM KEPERAWATAN DASAR. Tujuan penyusunan buku ini adalah membantu siswa SMK MEDIKA PEKALONGAN khususnya jururusan Keperawatan dalam melaksanakan prosedur keperawatan dasar di laboratorium sehingga pada saat praktek, siswa mampu mengamplikasikan teori dan ketrampilan dasar keperawatan dengan benar.Penulis menyadari bahwa apa yang disampaikan adalah masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk menyempurnakan modul ini. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.Tim PenyusunKEPERAWATANSMK MEDIKAPEKALONGANDAFTAR ISIKATA PENGANTAR PENGUKURAN TANDA-TANDA VITALSUHU TUBUHA. MENGUKUR SUHU ORALPengertian . 1Prosedur Pelaksanaan 2Catatan 3B. MENGUKUR SUHU REKTALPengertian 5Prosedur Pelaksanaan 6C. MENGUKUR SUHU KETIAK/AKSILAPengertian . 9Cara Membersihkan Thermometer Air Raksa. 10D. MENGUKUR TEKANAN DARAHPengertian . 13Persiapan Alat . 14E. MENGHITUNG NADIPengertian . 18Prosedur Pelaksanaan .. 19 F. MENGHITUNG PERNAPASANPengertian . 22Prosedur Pelaksanan 23DAFTAR PUSTAKA.. 27Lampiran : Grafik ..

DAFTAR PUSTAKAPOWERPOINT Sistem KardiovaskulerNs. Eny kusyati,S.kep, dkk:, 2006 Ketrampilan dan prosedur laboratorium . Jakarta EGC keperawatan dasarSOP, Keperawatan Jawa Tengah, 2006 Asosiasi intitisi pendidikan DIII Hartono, Andry (alif bahasa ) 1997. Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGCPotter Perry 2000. Buku Saku Keterampilan dan Prosedur Dasar Edisi, 3 jakarta : EGCKozier, B. 2000 Fundamental of Nursing Jakarta EGC