meningkatkan kemampuan berbicara dan …

154
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENDENGARKAN MELALUI MEDIA CELEMEK CERIA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN (Penelitian Tindakan Kelas di Raudhatul Athfal Darul Hikmah Jakarta Utara) SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Nama : Annisa Hakim Nim : 2013810011 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN

MENDENGARKAN MELALUI MEDIA CELEMEK CERIA

PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

(Penelitian Tindakan Kelas di Raudhatul Athfal Darul Hikmah Jakarta Utara)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh Nama : Annisa Hakim Nim : 2013810011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA Skripsi Agustus 2018

Annisa Hakim (2013810011)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN MENDENGARKAN MELALUI MEDIA CELEMEK CERIA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN (Penelitian Tindakan Kelas di Raudhatul Athfal Darul Hikmah Jakarta Utara)

xv + 111 + 3 tabel + 11 gambar + 4 grafik + 14 lampiran

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun di Raudhatul athfal Darul Hikmah Jakarta Utara melalui metode bercerita dengan menggunakan celemek ceria. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (action research) yang dilakukan dengan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif yaitu prolehan hasil perbandingan antara kemampuan bahasa anak sebelumnya dan sesudah tindakan. Hasil penelitian diketahui (1) Cara guru meningkatkan keterampilan bahasa khususnya kemampuan berbicara dan mendengarkan melalui media celemek ceria yaitu dengan menggunakan media bantuan berupa media gambar. Selain itu, guru juga memberikan cerita yang beragam pada tiap pertemuannya sehingga anak tidak bosan dan menyukainya. Guru juga menceritakan tokoh dan binatang peliharaan sehingga alur cerita menjadi lebih menarik, (2) Metode bercerita dengan celemek ceria mampu meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun di Raudathul Athfal Darul Hikmah Jakarta Utara.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pra siklus hanya mencapai 31.5%, kemudian terjadi peningkatan siklus I mencapai 54.4% dan terjadi peningkatan kembali pada siklus II mencapai 93.4%. Hasil tersebut telah mencapai target bahkan melampauinya sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada siklus II.

Kunci : Keterampilan Bahasa, Anak usia 4-5 Tahun, Media Celemek Ceria

Daftar Pustaka: 40 Buku (1988 - 2016)

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

ii

Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

iii

Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

iv

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

v

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK

Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertandatangan di bawahini: Nama : Annisa Hakim No. Pokok : 20138170011 Program Studi : Pendidikan Guru Anak Usia Dini Fakultas : Ilmu Pendidikan JenisKarya : Skripsi Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exlussive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Meningkatkan Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan Melalui Media Celemek Ceria Pada Anak Usia 4-5 Tahun (Penelitian Tindakan Kelas di Raudhatul Athfal Darul Hikmah Jakarta Utara)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media mengelola dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di Jakarta, Pada tanggal, 28 Agustus 2018

Annisa Hakim

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini Kupersembahkan untuk: Kedua orang tua dan orang-orang yang

membantu hingga selesainya skripsi ini..

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

viii

MOTTO

Yakin dan percaya dengan kemampuan yang

kita miliki...

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha mendengar lagi maha

melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayahnnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu

yang telah direncanakan.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

baginda nabi besar Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan

sahabatnya yang selalu setia membantu perjuangan beliau dalam

menegakan dinullah di muka bumi ini.

Dalam penlisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis

ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Dr. Diah Andika Sari, M.Pd., selaku Ketua Prodi PGPAUD Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ibu Dr. Tiara Astari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan banyak masukan

4. Ibu Subur Sutrismi S.Pd.I, Pimpinan Yayasan Darul Hikmah yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

5. Orang tua tercinta Bapak Margono dan Ibu Subur Sutrismi.

6. Buah hati tercinta Hazim Quthbie Al-musyaffa .

7. Rekan-rekanku seperjuangan PG-PAUD 2013

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

x

8. Rekan-rekanku guru Ra Darul Hikmah Jakarta Utara

9. Siswa dan siswi Ra Darul Hikmah Jakarta Utara

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk

itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi.

Penulis berharap kiranya pengajuan skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

memerlukan dan berguna bagi yang akan melaksanakan penelitian.

Jakarta, Juli 2018

(Annisa Hakim)

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

xi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK…………………………………………………………………

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………

i

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI……………… iii

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………

FAKTA INTEGRITAS……………………………………………………

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH………………

iv

v

vi

PERSEMBAHAN………………………………………………………… vii

MOTTO…………………………………………………………………… viii

KATA PENGANTAR……………………………………………………… ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………… xi

DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................... 1

B. Fokus Masalah......................................................... 6

C. Rumusan Masalah ................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ..................................................... 7

E. Manfaat Penelitian .................................................. 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ................................................................. 9

1. Keterampilan Bahasa ............................................ 9

a. Keterampilan Berbicara ..................................... 13

b. Menyimak .......................................................... 18

c. Menulis .............................................................. 21

d. Membaca ........................................................... 24

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak usia 4-5

Tahun .................................................................... 27

3. Metode Pembelajaran ........................................... 32

4. Metode Bercerita ................................................... 32

B. Media Pembelajaran ................................................. 39

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

xii

C. Media Celemek Cerita ............................................... 44

D. Kerangka Berpikir ...................................................... 47

E. Hipotesis Tindakan .................................................... 49

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 50

B. Metode Penelitian ...................................................... 51

C. Kriteria Keberhasilan Tindakan .................................. 54

D. Desain dan Prosedur Tindakan .................................. 55

E. Teknik Pengambilan Data .......................................... 66

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 68

G. Teknik Analisis Data ................................................... 71

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................ 74

B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................... 106

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................... 109

B. Implikasi .................................................................... 110

C. Saran ......................................................................... 111

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 112

LAMPIRAN ........................................................................................ 115

RIWAYAT HIDUP ............................................................................... 145

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus ................................................ 79

Tabel 4.2 Hasil Observasi Siklus I .................................................... 93

Tabel 4.3 Hasil Observasi Siklus II ................................................... 104

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

xiv

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Gambar 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus .......................................... 80

Gambar 4.2 Hasil Observasi Siklus I ............................................... 93

Gambar 4.3 Hasil Observasi Siklus II .............................................. 105

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kegiatan Harian (RKH).................................... 115

Lampiran 2 Instrumen Penelitian ....................................................... 133

Lampiran 3 Data hasil observasi pra siklus ....................................... 134

Lampiran 4 Data hasil observasi siklus I ........................................... 135

Lampiran 5 Data hasil observasi siklus II .......................................... 136

Lampiran 6 Foto Hasil Kegiatan Pra Siklus ...................................... 137

Lampiran 7 Foto Hasil Kegiatan Siklus I ............................................ 138

Lampiran 8 Foto Hasil Kegiatan Siklus II ........................................... 139

Lampiran 9 Lembar Bimbingan ......................................................... 140

Lampiran 10 Kartu Menyaksikan Sidang Skripsi ................................. 141

Lampiran 11 Surat Pengantar Izin Penelitian ...................................... 142

Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian ........................................... 143

Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Kolaborator .................................. 144

Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................... 145

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia yang dilahirkan di dunia dianugrahi oleh Allah

SWT di antaranya memiliki panca indera. Yang mana kita harus

merawatnya dan menjaganya dengan baik, panca indra ini memiliki

banyak manfaatnya untuk setiap manusia. Di antaranya ketika orang lain

berbicara telinga mendengarkan dan disalurkan kepada otak kita yang

akan merespon dan menyerap semua informasi yang diterima. Sebagai

contoh, orang yang terbiasa mendengar kata-kata kotor, akan meniru

dan mengucapkannya. Sebaliknya, bilamana seseorang mendengar

perkataan yang baik maka dia akan berbicara dengan bahasa yang baik.

Anak yang dibiasakan jajan akan selalu meminta jajan. Anak yang

diajarkan menjaga kebersihan tidak akan tinggal diam ketika melihat

sampah. Ketika seseorang sering melihat perkelahian maka orang itu

akan terbiasa dengan berkelahi, sebaliknya jika seseorang melihat sering

memberi pertolongan pada orang lain maka orang itu akan terbiasa

dengan menolong sesamanya. Gunakanlah panca indra kita dengan

sebaik mungkin untuk menghasilkan hasil yang baik.

The golden age, usia keemasan seorang manusia, dimana

kualitas otak anak sangat ditentukan oleh tiga tahun pertama

kehidupannya. Saat kelahiran, otak memiliki satu triliun sel otak. Tidak

lama setelah kelahiran, otak bayi menghasilkan bertriliun-triliun

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

2

sambungan (sinapsis) antara neuron yang banyaknya melebihi

kebutuhan. Proses inilah yang membentuk pengalaman dan akan

dibawanya seumur hidup. Dalam masa golden age orang tua dianjurkan

untuk selalu menjaga dan mengembangkan panca indra anaknya

dengan baik karena dalam masa golden age ini anak akan selalu meniru

apa yang dilihat dan apa yang didengar.

Usia 4-5 tahun merupakan masa peka bagi perkembangan

kepribadian anak dan selama masa ini beberapa kepribadian mulai

terbentuk. Pemberian stimulus dan latihan diberikan sejak dini agar

dapat merangsang dan mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan pada anak selain kepribadian yang berkembang pada

anak usia dini. Adapun kemampuan lain yang juga berkembang pesat

yaitu kemampuan berbahasa.

Menurut Septiyaningsih (2013:16), keterampilan berbahasa

mempunyai peran penting dalam aspek-aspek perkembangan anak.

Keterampilan berbahasa dapat membantu anak dalam mengatasi

masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa merupakan alat yang digunakan oleh anak untuk hidup

bersama dengan orang lain di sekitarnya. Tidak ada seorang manusia

pun yang bisa hidup sendirian. Selain sebagai makhluk individu, manusia

merupakan makhluk sosial yang sering diistilahkan mono-dualis.

Seorang individu membutuhkan bantuan individu lainnya baik secara

langsung maupun tak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

demikian juga dengan seorang anak. Anak juga membutuhkan orang lain

Page 19: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

3

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk kepentingan tersebut, maka

anak harus hidup bersama dengan orang lain di sekitarnya. Dalam

kebersamaan tersebut anak menjalani kerja sama, dimana sukses atau

tidaknya kerjasama di antara mereka dipengaruhi oleh bahasa yang

digunakannya.

Tentu dapatlah dibayangkan apa yang akan terjadi jika seorang

individu tidak pandai dalam berbahasa, khususnya dalam berbicara.

Kemampuan bicara merupakan anugerah dari Allah SWT yang sangat

berharga bagi setiap individu. Allah SWT berfirman;

maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana

kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih di dalam ayunan?“

[QS. Maryam 19:29]

maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang

lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut“. [QS. Thaha 20:44]

Kemampuan bahasa merupakan salah satu keterampilan yang

diajarkan pada siswa di sekolah taman kanak-kanak, dengan

kemampuan bahasa anak dapat berkomunikasi dengan mudah kepada

lawan bicaranya. Dengan kita berkomunikasi dengan orang atau

mendengarkan orang secara tidak langsung kita akan mendapatkan

beberapa kosata dari sebuah percakapan.

Page 20: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

4

Pada umumnya di usia 4-5 tahun anak sangat membutuhkan

kosakata yang lebih banyak lagi agar anak bisa menambah bahasa

dengan berkomunikasi dengan orang lain.

Sekolah sebagai sarana pendidikan formal mempunyai tanggung

jawab yang besar dalam mempersiapkan generasi muda agar mampu

hidup secara mandiri serta menguasai keterampilan bahasa karena

bahasa sangat penting dalam berkomunikasi dengan orang lain,untuk itu

proses pendidikan dan pembelajaran harus dilakukkan dengan penuh

perencanaan dan dilaksanakan oleh guru yang memiliki kompetensi baik.

Guru sebagai pendidik dan pengajar hendaklah memiliki

keterampilan dalam mengemas proses pembelajaran secara menarik

dan menyenangkan. Keberadaan metode belajar akan sangat membantu

siswa berinteraksi dengan materi pelajaran dan selanjutnya menyerap

informasi yang disampaikan.

Menjadi pendidik tidaklah mudah bukan hanya mengandalkan

bernyanyi dan bertepuk tangan, namun lebih dari itu pendidik harus

meletakkan kemampuan dasar serta kepribadian anak agar berhasil di

masa selanjutnya.

Sujiono (2009:122) mengemukakan bahwa salah satu cara belajar

anak usia dini adalah belajar melalui active learning atau belajar aktif.

Active learning dalam pendidikan hendaknya mengarahkan anak untuk

menjadi pembelajar yang aktif.

Untuk itu, pendidikan harus dirancang secara kreatif agar anak-

anak terbiasa dan mempelajari berbagai aspek pengetahuan dan

Page 21: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

5

keterampilan melalui berbagai aktivitas, contohnya mengamati, mencari

menemukan, mendiskusikan, menyimpulkan serta mengemukakan

sendiri berbagai hal yang ditemukan di lingkungan sekitar. Metode yang

dapat digunakan di antaranya: praktik langsung, metode cerita, tanya

jawab, metode proyek, metode bermain peran, dan metode demonstrasi

(Sujiono, 2009: 122).

Pendidikan usia dini atau dikenal dengan pendidikan taman

kanak-kanak, merupakan pendidikan formal yang dikembangkan dengan

kurikulum Taman Kanak-kanak dengan penekanan pada pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Siswa Taman Kanak-kanak dibedakan

antara siswa kelas 0 (nol) kecil dengan usia 4-5 tahun dan siswa kelas 0

(nol) besar dengan usia 6-7 tahun. Pada usia tersebut pembelajaran

akan berlangsung maksimal jika kegiatan belajar mampu memberi

pengalaman menarik pada siswa dan dapat merangsang kemampuan

belajar siswa.

Metode cerita adalah pembelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan bahasa atau kosa kata pada siswa yang disampaikan oleh

guru, cerita sangat digemari oleh kalangan anak-anak, apalagi bercerita

dengan cerita yang bisa membawa kita kedalam dunia ceritanya anak

lebih menyukainya. Pendidikan usia dini merupakan pendidikan yang

sangat berkesan bagi anak, karena pada tahap ini anak mendapatkan

Page 22: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

6

pengalaman melihat, mendengar, menyentuh, merasa dan membau

yang membantu siswa dalam pengembangan diri di masa akan datang.

Penggunaan media celemek ceria merupakan salah satu upaya

untuk meningkatkan bahasa atau kosakata anak dalam berkomunikasi

terhadap temannya dan melestarikan kembali yang sudah punah.

Karena di dalam terdapat banyak kosakata yang belum pernah didengar

oleh anak, dan akan menambah dalam kosakata anak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti

tentang meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengar melalui

media celemek ceria pada anak usia 4-5 tahun di Raudhatul Athfal (RA)

Darul Hikmah Penjaringan Jakarta.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka fokus penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

berbicara dan mendengar anak usia dini 4-5 tahun melalui media

celemek ceria agar kemampuan berbicara dan mendengar anak

berkembang lebih optimal.

C. Rumusan Masalah

Mengacu pada berbagai fenomena dan kondisi yang ada di

sekolah dan yang disampaikan di latar belakang masalah, identifikasi

masalah ,dan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian yaitu:

Page 23: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

7

1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengar

melalui media celemek ceria pada anak usia 4-5 tahun di RA Darul

Hikmah?

2. Apakah media celemek ceria dapat meningkatkan kemampuan berbicara

dan mendengar anak usia 4-5 tahun di RA Darul Hikmah?

D. Tujun Penelitian

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam

berbagai tujuan, di antaranya:

1. Untuk mengetahui cara meningkatkan kemampuan berbicara dan

mendengar melalui media celemek ceria pada usia 4-5 tahun di RA Darul

Hikmah.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan mendengar

melalui media celemek ceria pada anak usia 4-5 tahun di RA Darul

Hikmah.

E. Manfaat Penelitian

Adapula manfaat yang dapat diperoleh dari peneliti ini:

1. Manfaat teoritis

a. Untuk menambah referensi dalam peningkatan keterampilan bahasa

khususnya kemampuan berbicara dan mendengar.

b. Sebagai bahan acuan dan referensi pada penelitian sejenis yang

dilakukkan di masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa sekolah taman kanak-kanak

Page 24: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

8

Dapat meningkatkan keterampilan bahasa khususnya kemampuan

berbicara dan mendengar melalui media celemek ceria.

b. Bagi guru sekolah taman kanak-kanak

1) Meningkatkan kemampuan guru sebagai fasilitator dan motivator.

2) Memberi gambaran pada guru tentang cara pembelajaran metode

pembelajaran menggunakan media celemek ceria yang disukai

anak.

3) Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas/mutu TK yang bersangkutan, sehingga diminati

oleh para orangtua peserta didik dan masyarakat sekitarnya untuk

memasukkan putra-putrinya ke sekolah tersebut.

Page 25: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Keterampilan Bahasa

Keterampilan berasal dari kata dasar terampil yang berarti

cakap, mampu, dan cekatan dalam menyelesaikan tugas.

Menerampilkan berarti membuat menjadi terampil atau memberikan

keterampilan. Keterampilan secara bahasa adalah kecakapan untuk

menyelesaikan tugas dan kecakapan dalam pemakaian bahasa baik

secara lisan maupun tulis, sedangkan keterampilan secara tematis

adalah kesanggupan pemakai bahasa untuk menanggapi secara

benar stimulus lisan atau tulisan, menggunakan pola gramatikal dan

kosa kata secara tepat, dan menerjemahkan dari satu bahasa ke

bahasa lain (Sulastri, 2008: 9).

Seseorang dikatakan mempunyai keterampilan apabila orang

tersebut mempunyai kesanggupan untuk berbuat dan melakukan

tindakan dengan mudah dan tepat setelah melalui belajar. Agar

terampil seseorang harus belajar, artinya keterampilan seseorang

tidak mudah langsung bisa terampil melainkan harus dengan

pembelajaran terlebih dahulu, semakin seseorang termotivasi mau

belajar maka keterampilannya akan semakin terasah. Demikian

halnya dengan keterampilan berbahasa, semakin sering belajar dan

Page 26: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

10

berlatih secara rutin dan teratur dalam berkomunikasi aktif maka

kemampuan berbahasanya menjadi lebih terampil (Sulastri, 2008: 9).

Dalam berkomunikasi kita menggunakan keterampilan

berbahasa yang telah kita miliki, seberapa pun tingkat atau kualitas

keterampilan itu. Ada orang yang memiliki keterampilan berbahasa

secara optimal sehingga setiap tujuan komunikasinya mudah

tercapai. Namun, ada pula orang yang sangat lemah tingkat

keterampilan berbahasanya sehingga menimbulkan salah pengertian

dalam berkomunikasi (Sulastri, 2008: 10).

Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks

kehidupan yang dinamis, dalam suatu konteks budaya. Dalam

komunikasi yang sesungguhnya, ketika melakukan proses encoding

si pengirim berada dalam suatu konteks yang berupa ruang, waktu,

peran, serta konteks budaya yang menjadi latar belakang pengirim

dan penerima. Keberhasilan suatu komunikasi sangat bergantung

kepada proses encoding dan decoding yang sesuai dengan konteks

komunikasinya. Seseorang dikatakan memiliki keterampilan

berbahasa dalam posisi sebagai pengirim pesan (encoder), jika

dalam proses encoding ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa

yang tepat, sesuai dengan konteks komunikasi. Kemudian, ia dapat

dikatakan memiliki keterampilan berbahasa dalam posisi sebagai

penerima pesan (decoder), jika dalam proses decoding ia mampu

mengubah bentuk-bentuk bahasa yang diterimanya dalam suatu

konteks komunikasi menjadi pesan yang utuh, yang isi dan

Page 27: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

11

maksudnya sama dengan maksud si pengirimnya (Sulastri, 2008:

10).

Welton & Mallon (dalam Moeslichatoen, 1999:158)

menyatakan, bahwa bahasa merupakan bentuk utama dalam

mengutarakan pikiran ketika mengadakan hubungan dengan orang

lain. Anak yang berada pada masa tumbuh kembang

mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaannya melalui

bahasa dengan kata-kata. Kemampuan anak dalam menyampaikan

hasil pemikiran dan perasaan disebut dengan kemampuan bahasa

lisan. Perkembangan kemampuan bahasa lisan bagi anak TK dapat

dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan teman sebayanya.

Kemampuan bahasa lisan anak juga dapat dilihat dalam kegiatan

bercerita.

Bahasa dipandang dan merupakan media yang

memungkinkan seseorang menyampaikan pikirannya kepada orang

lain. Bahasa dapat mengidentifikasikan perasaan manusia yang

paling dalam, membantu memecahkan masalah pribadi, dan

menjelajah dunianya melebihi apa yang telah dilihat (Bunawan dan

Yuati 2000:33). Bahasa bagi seseorang selain sebagai media untuk

dapat mengekspresikan keinginannya atau perasaannya dengan

bahasa pula orang berimajinasi dan bercita-cita akan masa

depannya.

Stahlman & Luckner (dalam sadjaah, 2005:115) menyatakan,

bahwa bahasa merupakan sarana yang paling berperan dalam

Page 28: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

12

memperoleh pengertian dan kemampuan. Bahasa menurut Clark &

Stewart (1986:72), diartikan sebagai suatu interaksi dinamis antara

aspek kognisi, linguistik dan komunikasi.

Santrock (dalam Dhieni 2007:3.1) mengatakan, bahwa

bahasa merupakan suatu sistem-simbol saat melakukan komunikasi

yang meliputi suara, arti, tata bahasa, variasi arti dan penggunaan.

Penggunaan bahasa dilakukan dalam seluruh situasi kehidupan

dalam arti bahasa merupakan kegiatan manusia selama bernafas

dan beraktifitas. Kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari dari

bangun sampai tidur lagi menggunakan bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang,

termasuk anak-anak, anak dapat mengembangkan kemampuan

sosialnya (social skill) melalui berbahasa dengan lingkungan sosial

dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa, melalui

berbahasa anak dapat mengekspresikan pikirannya sehingga orang

lain dapat mengerti dan menangkap apa yang dipikirkan oleh anak

dan dapat menciptakan suatu hubungan sosial, dengan kemampuan

berbahasa anak juga dapat mengembangkan kemampuan lain yang

berhubungan dengan kemampuan bahasa yaitu, menulis, membaca

(Semiawan, Conny R: 2008).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahasa

merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak,

anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya (social skill)

Page 29: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

13

sebagai suatu interaksi dinamis antara aspek kognisi, linguistik dan

komunikasi.

Morrison (2012:197) perkembangan bahasa dimulai pada saat

lahir. tangisan pertama, dekuran pertama, “pa-pa” dan “ma-ma”

pertama. Kata-kata awal merupakan bukti auditoris bahwa anak

sedang berpartisipasi dalam proses perkembangan bahasa

Keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seluruh

peserta didik di sekolah meliputi empat aspek dasar, yaitu

keterampilan mendengarkan atau menyimak (listening skills),

membaca (reading skills), berbicara (speaking skills), dan menulis

(writing skills) (Tarigan, 2008:1).

Sehubungan dengan penggunaan bahasa, terdapat empat

aspek keterampilan berbahasa yang biasa digunakan untuk

berkomunikasi, yaitu mendengarkan (menyimak), berbicara,

membaca, dan menulis.

a. Ketrampilan Berbicara

Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbicara

apabila yang bersangkutan terampil memilih bunyi-bunyi bahasa

(berupa kata, kalimat, serta tekanan dan nada) secara tepat serta

memformulasikannya secara tepat pula guna menyampaikan

pikiran, perasaan, gagasan, fakta, perbuatan dalam suatu

konteks komunikasi tertentu. Kemudian, seseorang dikatakan

terampil mendengarkan (menyimak) apabila yang bersangkutan

memiliki kemampuan menafsirkan makna dari bunyi-bunyi

Page 30: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

14

bahasa (berupa kata, kalimat, tekanan, dan nada) yang

disampaikan pembicara dalam suatu konteks komunikasi

tertentu. Selanjutnya, seseorang dikatakan memiliki keterampilan

menulis bila yang bersangkutan dapat memilih bentuk-bentuk

bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf) serta

menggunakan retorika (organisasi tulisan) yang tepat guna

mengutarakan pikiran, perasaan, gagasan, fakta. Terakhir,

seseorang dikatakan terampil membaca bila yang bersangkutan

dapat menafsirkan makna dan bentuk-bentuk bahasa tertulis

(berupa kata, kalimat, paragraf, organisasi tulisan) yang

dibacanya (Iskandarwassid dan Suhendar, 2011: 241).

Keterampilan berbicara pada hakikatnya merupakan

keterampilan memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk

menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan

kepada orang lain. Dalam hal ini, kelengkapan alat ucap

seseorang merupakan persyaratan alamiah yang memungkinkan

untuk memproduksi suatu ragam yang luas bunyi artikulasi,

tekanan, nada, kesenyapan, dan lagu bicara. Keterampilan ini

juga didasari oleh kepercayaan diri untuk berbicara secara wajar,

jujur, benar, dan bertanggung jawab dengan menghilangkan

masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri, ketegangan,

berat lidah, dan lain-lain (Iskandarwassid dan Suhendar, 2011:

241).

Page 31: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

15

Berbicara merupakan kegiatan komunikasi lisan yang

melibatkan dua orang atau lebih dan para partisipannya berperan

sebagai pembicara maupun yang memberi reaksi terhadap apa

yang didengarnya serta memberi kontribusi dengan segera

(Sulastri, 2008: 13). Berbicara sebagai cara berkomunikasi antara

pembicara dan pendengar. Komunikasi lisan memerlukan

keterampilan berbicara dan saling pengertian antara pembicara

dan pendengar (Sulastri, 2008: 14). Berbicara merupakan

kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan (Tarigan, 2008: 16).

Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan

gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Berbicara

merupakan instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak

secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak,

baik bahan pembicaraannya maupun para penyimaknya, apakah

dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak

pada saat dia mengomunikasikan gagasannya, dan apakah dia

waspada serta antusias atau tidak (Tarigan, 2008: 16).

Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk

mengekpresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan,

dan perasaan (Arsjad dan Mukti, 1988: 17). Berbicara merupakan

Page 32: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

16

suatu aktivitas komunikasi yang penting dalam kehidupan

manusia normal. Dengan berbicara maka manusia bisa saling

berkomunikasi, menyatakan pendapat, menyampaikan maksud

dan pesan, serta mengungkapkan perasaan (Kusuma, 2009: 18).

Kemampuan anak dalam menyampaikan hasil pemikiran

dan perasaan disebut dengan kemampuan bahasa lisan,

perkembangan kemampuan bahasa lisan, bagi anak TK dapat

dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan teman sebayanya.

Menurut Sadjaah (2005:119), bahasa lisan merupakan cara

penyampaian sesuatu yang diucap secara lisan. Menurut

Sugiono (dalam Septyaningsih, 2013:15), bahasa lisan adalah

bahasa sebagai alat komunikasi yang cara penyampaiannya

secara lisan dari seseorang (komunikator) kepada lawan bicara

(komunikan). Dalam komunikasi menggunakan bahasa lisan

terjadi suatu proses penyampaian pesan dari yang berbicara dan

proses penerimaan pesan yaitu seorang pendengar.

Menurut Direktorat Pembinaan TK dan SD (dalam

Somenadi, 2013:3) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemampuan

bahasa lisan adalah dapat berbicara dengan menggunakan

kalimat sederhana yang terdiri dari 4-5 kata, mampu

melaksanakan tiga perintah lisan secara berurutan dengan benar,

senang mendengarkan dan menceritakan kembali cerita

sederhana dengan urut dan mudah dipahami, mengerti bentuk

pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, dan

Page 33: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

17

mengapa, dimana, dapat mengajukan pertanyaan dengan

menggunakan kata (apa, siapa, dimana dan mengapa), dapat

menyampaikan pesan sederhana dan dapat berperan serta

dalam suatu percakapan.

Kemampuan bahasa lisan anak juga dapat dilihat dalam

kegiatan bercerita, metode bercerita merupakan metode yang

banyak dipergunakan di TK

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa berbicara merupakan sebuah proses komunikasi aktif

dengan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi serta mengucapkan

kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan, menyampaikan

pikiran, gagasan, dan perasaan kepada orang lain. Hal utama

dari kegiatan berbicara khususnya dalam meningkatkan proses

pembelajaran berbicara agar efektif, Yang menjadi catatan dan

kunci dalam keberhasilan berbicara dan menyampaikan kata-kata

itu, adalah “berbicara dengan bahasa pendengar”.

b. Menyimak

Menyimak merupakan skill yang sangat penting bagi

setiap individu, karena Dengan kemampuan tersebut akan

memungkinkan dirinya untuk mengembangkan potensi dan

kemampuannya dalam berkomunikasi serta meningkatkan

kemampuan berbahasa baik lisan maupun tulisan.

Menyimak adalah mendengar secara khusus dan terpusat

pada objek yang disimak. Pernyataan ini menegaskan bahwa

Page 34: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

18

dengan menyimak akan memungkinkan seorang untuk

mengetahui secara detail setiap kondisi dari suatu objek. Karena

dengan menyimak ia akan memberikan seluruh perhatian dan

fungsi inderanya untuk mengetahui segenap informasi tentang

objek tersebut. Dengan demikian, menyimak tidak hanya sebatas

mendengar tetapi menyimak adalah menyimak adalah

mendengar dan menggali informasi secara optimal.

Tarigan (2008:19) menjelaskan bahwa menyimak dapat

didefinisikan suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar

dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, memiliki, dan mereaksi atas

makna yang terkandung dalam bahan yang disimak. Kegiatan

menyimak membutuhkan perhatian khusus dari penyimak agar

setiap detil informasi yang disampaikan dapat dipahami.

Menyimak tidak hanya mendengar tetapi lebih pada upaya

mengerti dan menguasai, sehingga dari kegiatan menyimak akan

mampu mendukung peningkatan pengetahuan.

Anderson (dalam Tarigan, 2008:20) menyetakan bahwa

menyimak adalah proses besar mendengarkan, menyimak, serta

menginterpretasikan lambang-lambang lisan. Menyimak juga

memahami dan memaknai lambang bahasa lisan yang

disampaikan, kemampuan ini sangat dibutuhkan karena makna

informasi lisan akan dapat dicerna jika mampu memahami

lambang-lambang yang digunakan oleh penyampai berita.

Page 35: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

19

Russel & Russel (dalam Tarigan 2008:21) menyatakan

bahwa menyimak mempunyai makna mendengarkan dengan

penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi. Dalam

menyimak membutuhkan adanya keseriusan dan perhatian

secara penuh dari menyimak, tanpa didukung oleh keseriusan

dan tanggung jawab, kegiatan menyimak tidak akan memberi

perubahan penyimak.

Pendapat ini sejalan dengan pendapat Tarigan, menyimak

bukan hanya sebatas mendengar (hearing) saja, tetapi

memerlukan kegiatan lainnya yakni memahami (understanding)

isi pembicaan yang disampaikan oleh si pembicara. Lebih jauh

lagi diharapkan dalam menafsirkan (interpreting) butir-butir

pendapat yang disimaknya baik tersurat maupun tersirat.

Kegiatan selanjutnya dalam proses menyimak adalah kegiatan

mengevaluasi (evaluating). Pada kegiatan ini si penyimak menilai

gagasan baik dari segi keunggulan maupun dari segi

kelemahannya. Kegiatan akhir yakni menanggapi (responding).

Pada tahap akhir ini penyimak menyebut, mencamkan,

menyerap, serta menerima gagasan yang dikemukakkan oleh si

pembicara.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami

menyimak merupakan sebuah aktivitas penyimak untuk dapat

memahami dengan baik informasi yang disampaikan. Menyimak

tidak hanya sebatas mendengar dan menghafal informasi yang

Page 36: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

20

disampaikan. Tetapi menyimak adalah memahami secara detail

setiap fakta yang disampaikan pembicara dan selanjutnya

dengan merangkai kata penyimak dapat menjelaskan kembali

informasi yang telah disimak. Menyimak adalah suatu proses

kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk

memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta

memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh

pembicra melalui ujaran atau bahasa lisan.

c. Menulis

Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan

menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,

pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui

bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung

dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan

gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofiúddin

(1999:159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan

menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu,

tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau

pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis.

Menurut Tarigan (2008:3), keterampilan menulis adalah

salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif

yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung

dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan

Page 37: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

21

menurut Byrne (dalam Haryadi dan Zamzani, 1996:77),

keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah

menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat

yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat

dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Menurut The Liang Gie (2002:3), keterampilan menulis

adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama,

suatu tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu

halaman tertentu

M. Atar Semi (2007:14) mengungkapkan pengertian

menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke

dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988:273)

menyatakan, bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu

aktivitas menghasilkan bahasa.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang

bersifat aktif produktif. Keterampilan ini dipandang menduduki

hierarki yang paling rumit dan kompleks di antara jenis-jenis

keterampilan berbahasa lainnya. Mengapa? Aktivitas menulis

bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat;

melainkan menuangkan dan mengembangkan pikiran-pikiran,

gagasan-gagasan, ide, dalam suatu struktur tulisan yang teratur,

logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh pembacanya.

Sama seperti halnya dengan keterampilan membaca,

Page 38: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

22

keterampilan menulis pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kategori, yakni (a) menulis permulaan dan (b) menulis lanjutan.

Menulis permulaan sesungguhnya identik dengan melukis

gambar. Pada fase ini, si penulis tidak menuangkan ide/gagasan,

melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin

gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-

lambang tertulis. Pada awal-awal memasuki persekolahan, para

siswa dilatih menulis permulaan yang proses pembelajarannya

sering disinergiskan dan diintegrasikan dengan kegiatan

membaca permulaan. Kegiatan menulis yang sesungguhnya

merupakan aktivitas curah ide, curah gagasan, yang dinyatakan

secara tertulis melalui bahasa tulis.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang

diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk: 1)

menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini

penggunaan ejaan, 2) memilih kata yang tepat, 3) menggunakan

bentuk kata dengan benar, 4) mengurutkan kata-kata dengan

benar, 5) menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi

pembaca, 6)memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan

pembaca yang dituju, 7) mengupayakan ide-ide atau informasi

utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi

tambahan, 8) mengupayakan, terciptanya paragraf, dan

keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti

jalan pikiran atau informasi yang disajikan, 9) membuat dugaan

Page 39: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

23

seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca

sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi

mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk

ditulis (Tarigan, 2008:4-5).

d. Membaca

Membaca pada hakikatnya adalah suatu kegiatan

menerjemahkan simbol-simbol kedalam bunyi-bunyi dan

memahami maknanya. Para ahli memberikan pengertian

membaca secara berbeda-beda, di antaranya :

Farris (dalam Rouf, 2009:32) mendefinisikan membaca

sebagai pemrosesan kata-kata, konsep informasi, dan gagasan-

gagasan yang dikemukakkan oleh pengarang yang berhubungan

dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan

demikian, pemahaman diperoleh apabila pembaca mempunyai

pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya

dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.

Syafií (dalam Rouf, 2009:32) menyatakan bahwa

“membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang

disebut proses mekanis berupa kegiatan mengamati tulisan

secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan

berpikir dalam mengelola informasi”.

Rouf (2009:34) mengatakan membaca adalah melihat

serta memahami isi dari apa yang tertulis, yang dibaca secara

Page 40: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

24

lisan atau dalam hati. Secara linguistic, membaca adalah suatu

proses penyandian kembali dan pembacaan sandi. Berdasarkan

beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca

merupakan proses menerjemahkan sandi atau simbol-simbol

yang tertulis terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan

kemampuan melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, dan

menerapkan pola berfikir dan bernalar mengolah teks bacaan

secara kritis dan kreatif untuk mendapatkan pesan baik secara

tersirat maupun tersurat.

Keterampilan membaca tergolong keterampilan yang

bersifat aktif reseptif. Aktivitas membaca dapat dikembangkan

secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengarkan dan

berbicara. Namun, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi

yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca

dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan

menyimak dan berbicara.

Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi,

yakni (a) membaca permulaan, dan (b) membaca lanjutan.

Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh kemampuan

melek huruf, yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis

dan dapat membunyikannya dengan benar. Pada fase ini,

pemahaman isi bacaan belum begitu tampak karena orientasi

pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi bahasa. Sementara

pada membaca lanjut, kemampuan membaca ditandai oleh

Page 41: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

25

kemampuan melek wacana. Artinya, pembaca bukan hanya

sekadar mengenali lambang tulis, bisa membunyikannya dengan

lancar, melainkan juga dapat memetik isi/makna bacaan yang

dibacanya. Penekanan membaca lanjut terletak pada

pemahaman isi bacaan, bahkan pada tingkat tinggi harus disertai

dengan kecepatan membaca yang memadai. Keterampilan-

keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang

harus dimiliki pembicara, adalah: a) mengenal sistem

tulisan yang digunakan, b) mengenal kosakata, c) menentukan

kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan

utama, d) menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata, dari

konteks tertulis, e) mengenal kelas kata gramatikal: kata benda,

kata sifat, dan sebagainya, f) menentukan konstituen-konstituen

dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi, g)

mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis, h) merekonstruksi dan

menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan,

i) menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna

menarik kesimpulan-kesimpulan, j) menggunakan pengetahuan

dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk

memahami topik utama atau informasi utama, k) membedakan

ide utama dari detail-detail yang disajikan, l) menggunakan

strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan

membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide

Page 42: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

26

utama atau melakukan studi secara mendalam. (Tarigan,

2008:11)

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami

keterampilan membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik

atau yang disebut proses mekanis berupa kegiatan mengamati

tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa

kegiatan berpikir dalam mengelola informas. Keterampilan

membaca tergolong keterampilan yang bersifat aktif reseptif.

Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yakni (a)

membaca permulaan, dan (b) membaca lanjutan.

2. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak 4-5 Tahun

Anak merupakan manusia kecil yang memiliki karakteristik

unik seperti mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar dan

memiliki daya serap dan imajinasi yang kuat. Prasodjo (2010; 8)

mengemukan bahwa anak adalah pemikir yang konkret, spontan,

dan penuh rasa ingin tahu untuk memiliki akses ke dunia orang

dewasa. Menurut Dariyo (2007; 17) yang dimaksud dengan anak

adalah mereka yang sedang berada dalam perkembangan masa

prenatal, lahir, bayi atitama (anak tiga tahun pertama), alitama (anak

lima tahun pertama, dan anak tengah (6-12 tahun).

Golden age adalah masa keemasan manusia. Usia ini

merupakan priode yang amat penting bagi seorang anak. Pendidikan

pada rentang usia tersebut sangat menentukan tahap

perkembangan anak selanjutnya. Masa-masa emas tersebut berada

Page 43: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

27

dalam rentang antara usia 0 sampai 6 tahun. Walaupun ada yang

mengatakan sampai usia 5 tahun. Mungkin karena sangat

berharganya masa-masa tersebut sehingga dinamakan usia emas.

Pendidikan untuk anak usia dini bukan merupakan proses

mengisi otak dengan berbagai informasi sebanyak mungkin,

melainkan proses menumbuhkan, memupuk, mendorong, dan

menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak

mengembangkan potensi yang dimilikinya seoptimal mungkin.

Karena itu, pendidikan bukan didasarkan atas apa yang terbaik

menurut orang dewasa tapi didasarkan apa yang terbaik untuk anak.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

penyelengaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan

dasar ke arah pertumbuhan dan enam perkembangan yaitu;

perkembangan moral dan agama, perkembangan fisik (koordinasi

motorik kasar dan halus), kecerdasan/kognitif (daya fikir, daya cipta),

sosio-emosional (sikap dan emosi), bahasa dan komunikasi, sesuai

dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai kelompok

usia yang dilalui oleh anak usia dini (Mansur, 2013:41).

Berdasarkan dimensi perkembangan bahasa anak usia dini,

pada usia 4-6 tahun memiliki karakteristik perkembangan, antara

lain: a) Dapat berbicara dengan menggunakan kalimat sederhana

yang terdiri dari 4-5 kata, b) Mampu melaksanakan tiga perintah

lisan secara berurutan dengan benar, c) Senang mendengarkan dan

menceritakan kembali cerita sederhana dengan urut dan mudah

Page 44: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

28

dipahami, d) Menyebut nama, jenis kelamin dan umurnya. menyebut

nama panggilan orang lain (teman, kakak, adik, atau saudara yang

telah dikenalnya), e) Mengerti bentuk pertanyaan dengan

menggunakan apa, mengapa dan bagaimana, f) Dapat mengajukan

pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, dan mengapa, g)

Dapat menggunakan kata depan seperti di dalam, di luar, di atas, di

bawah, di samping, h) Dapat mengulang lagu anak- anak dan

menyanyikan lagu sederhana, i) Dapat menjawab telepon dan

menyampaikan pesan sederhana, j) Dapat berperan serta dalam

suatu percakapan dan tidak mendominasi untuk selalu ingin

didengar.

Menurut Kartono (2007:109) anak usia dini memiliki

karakteristik yang berbeda dengan orang dewasa, karena anak usia

dini tumbuh dan berkembang dengan banyak cara dan berbeda.

Kartono menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki karakteristik: 1)

bersifat egosentris, 2) mempunyai relasi sosial dengan benda-benda

dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif, 3) ada kesatuan

jasmani dan rohani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai

satu totalitas, 4) sikap hidup yang fisiognomis, yaitu anak secara

langsung memberikan atribut/sifat lahiriah atau materiel terhadap

setiap penghayatannya.

Sedangkan menurut Bredekamp dan Copple (dalam Syaodih

dan Agustin, 2008:2.3-2.4) berbagai karakteristik perkembangan

anak usia dini perlu dipahami oleh pendidik untuk memudahkan

Page 45: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

29

dalam pendampingan perkembangan anak usia dini sebagai anak

didik. Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut: a) Ranah

perkembangan anak: fisik, sosial, emosional, bahasa dan kognitif

saling berkaitan, b) Perkembangan terjadi berdasarkan urutan yang

realatif teratur dengan kemampuan, keterlampilan dan pengetahuan

berikutnya dibangun berdasarkan kemampuan, keterlampilan dan

pengetahuan yang telah dicapai sebelumnya, c)

Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berbeda dari

satu anak kepada anak yang lain demikian juga pada setiap bidang

perkembangan bagi setiap anak, d) Pengalaman awal memiliki

pengaruh kumulatif dan pengaruh tunda terhadap perkembangan

anak secara individual, e) Perkembangan berlangsung berdasarkan

arah yang dapat diprediksi ke arah kompleksitas, organisasi, dan

internalisasi yang semakin besar, f) Perkembangan dan

belajar di dalam dan dipengaruhi oleh berbagai konteks sosial dan

budaya, g) Anak-anak adalah pembelajar yang aktif, mereka

mengambil pengalaman fisik dan social langsung dan pengetahuan

yang tersebar melalui budaya untuk membentuk pemahamannya

tentang dunia di sekitar mereka, h) Perkembangan dan belajar

berasal dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan yang

meliputi dunia fisik dan sosial tempat anak hidup, i) Bermain

merupakan suatu alat yang penting bagi perkembangan sosial,

emosi, kognitif, dan bahasa anak demikian pula refleksi

perkembangannya, j) Perkembangan maju saat anak-anak memiliki

Page 46: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

30

kesempatan mempraktekan keterlampilan yang baru diperoleh

demikian pula saat mereka mengalami tantangan di atas tingkat

penguasaannya sekarang, k) Anak-anak menunjukan cara-cara

mengetahui dan belajar yang berbeda-beda demikian pula cara-cara

yang berbeda dalam mewujudkan pengetahuan mereka, l) Anak-

anak berkembang dan belajar dengan sangat baik dalam konteks

suatu komunitas dimana mereka merasa aman secara psikologis.

Berdasarkan karakteristik yang telah disampaikan maka dapat

diketahui bahwa anak usia 4-5 tahun (kelompok A), mereka dapat

melakukan gerakan yang terkoordinasi, perkembangan bahasa

sudah baik dan mampu berinteraksi sosial. Usia ini juga merupakan

masa sensitif bagi anak untuk belajar bahasa. Dengan

mengkoordinasikan pendengaran dan pikiran, maka anak akan

menyimpan bahasa/kosakata ketika mendengarkan sebuah cerita.

3. Metode Pembelajaran

Menurut M. Sobri (2009:88) metode pembelajaran adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik

agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk

mencapai tujuan.

Menurut Gerlach dan Elly (2008:14) metode pembelajaran

dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk

menyampaikan informasi.

Page 47: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

31

Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran

yang dikemukakan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang

dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri

siswa untuk mencapai tujuan.

4. Metode Bercerita

Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara lisan

kepada orang lain dengan alat tentang apa yang harus disampaikan

dalam bentuk pesan. Informasi atau hanya sebuah cerita yang dapat

didengar dengan rasa menyenangkan. Pada pendidikan anak usia

dini, bercerita merupakan salah satu metode pengembangan bahasa

yang dapat mengembangkan beberapa aspek fisik maupun psikis

anak sesuai dengan terhadap perkembangannya. Nurgiyantoro

(2014) berpendapat, bahwa bercerita merupakan kegiatan

berbahasa yang bersifat produktif. Artinya, dalam bercerita

seseorang melibatkan pikiran, kesiapan mental, keberanian,

perkataan yang jelas sehingga dapat dipahami oleh orang lain.

Piaget (Widiasih, 2013:3) mengatakan, bahwa peningkatan

kemampuan bahasa lisan anak dapat dilakukan dengan

menggunakan metode bercerita. Kegiatan bercerita dapat

memberikan kesempatan kepada anak untuk berfikir, berpendapat

secara bebas sesuai dengan cerita yang didengar. Kebebasan anak

dalam mendengarkan cerita dapat membangkitkan motivasi anak

dalam kegiatan belajar.

Page 48: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

32

Menurut Sulastri dan Parmiti (2010:27), metode bercerita

merupakan cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau

memberikan penerangan secara lisan. Musfiroh (2005:79),

mengatakan bahwa metode bercerita adalah salah satu metode

yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan

berbahasa anak.

Dengan kata lain bercerita adalah salah satu keterlampilan

berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang

lain dengan cara menyampaikan berbagai macam ungkapan,

berbagai perasaan sesuai dengan apa yang di dalam, dirasakan,

dilihat, dan dibaca.

Kegiatan bercerita merupakan kegiatan yang bermakna dalam

kaitannya dengan perkembangan anak. Alasan bercerita sebagai

sesuatu yang penting bagi anak, dapat disimak pada uraian berikut:

a) Bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling

mudah dicerna anak di samping teladan yang dilihat anak tiap hari,

b) Bercerita merupakan metode dan materi yang dapat

diintegrasikan dengan dasar keterampilan lain, yakni berbicara,

membaca, menulis dan menyimak, c) Bercerita memberi ruang

lingkup yang bebas pada anak untuk mengembangkan kemampuan

bersimpati dan berempati terhadap peristiwa yang menimpa orang

lain, hal tersebut mendasari anak untuk memiliki kepekaan sosial, d)

Bercerita memberi contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu

permasalahan dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan

Page 49: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

33

yang baik, sekaligus memberi pelajaran bagi anak bagaimana cara

mengendalikan keinginan-keinginan yang dinilai negatif oleh

masyarakat, e) Bercerita memberikan barometer sosial pada anak,

nilai-nilai apa saja yang diterima oleh masyarakat sekitar, seperti

patuh pada perintah orang tua, mengalah pada adik, dan selalu

bersikap jujur, f) Bercerita memberikan pelajaran budaya dan budi

pekerti yang memiliki retensi lebih kuat dari pada pelajaran budi

pekerti yang diberikan melalui penuturan dan perintah langsung, g)

Bercerita memberikan ruang gerak pada anak, kapan suatu nilai

yang berhasil ditangkap akan diaplikasikan, h) Bercerita

membangkitkan rasa ingin tahu anak akan peristiwa atau cerita, alur,

plot, dan demikian itu menumbuhkan kemampuan merangkai

hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa dan memberikan

peluang bagi anak untuk belajar menelaah kejadian di sekelilingnya.

Arti penting bercerita begi pendidikan anak taman kanak

kanak, tidak dapat dilepaskan dari kemampuan guru dalam

mentransmisikan nilai-nilai luhur kehidupan dalam bentuk cerita atau

dongeng. Kemampuan guru menjadi tolak ukur kebermaknaan

bercerita. Cerita untuk anak dapat dikatagorikan sebagai karya

sastra. Hanya saja prioritas penikmatnya berbeda meskipun

demikian, membuat cerita untuk anak tetap harus memenuhi

persyaratan. Membuat cerita anak, terlebih cerita tertulis,

membutuhkan ketekunan, pendalaman, energi yang besar, dan

Page 50: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

34

pengetahuan tentang pembacanya itu sendiri. (Epstin, dalam

Bunanta, 2000:18).

Cerita merupakan dunia yang diciptakan melalui kata-kata.

Dunia itu diciptakan, dibangun, ditawarkan, dan diabstraksikan, dan

sekaligus ditafsirkan lewat kata-kata. (Nurgiyantoro, 2011.164).

Cerita dengan media bahasa harus dapat dipahami pembaca atau

pendengarnya, oleh karena itu bahasa yang digunakan harus sesuai

dengan tingkat usia, sekolah, dan pendidikan pembaca atau

pendengarnya. Bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak

sesuai taman kanak-kanak ditandai sifat-sifatnya, sebagai berikut:

a. Kosakata sesuai tahap perkembangan bahasa anak: 1) Cerita

untuk anak usia 4 tahun berisi kata-kata mudah yang didasarkan

pada kurang lebih 1.500 kata yang diperoleh anak. Untuk anak

usia lima tahun didasarkan pada sekitar 3.000 kata, 2) Kosakata

yang digunakan tidak bermakna ganda sehingga akan

menyulitkan anak dalam memahami cerita, 3) Kata-kata yang

dianggap penting dapat diulang-ulang dalam penceritaan.

b. Struktur kalimat sesuai tingkat prolehan anak, 1) Cerita untuk

anak yang berumur empat tahun berisi kira-kira empat kata

dalam satu kalimat, anak lima tahun lima kata, hal tersebut

didasarkan pada teori piaget tentang perkembangan struktur

kalimat anak, 2) Kalimat yang panjang baiknya dipecah menjadi

beberapa kalimat, 3) Dapat diperkenalkan pada berbagai jenis

Page 51: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

35

dan kalimat: kalimat aktif, kalimat pasif, dan kalimat majemuk

misalnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bercerita merupakan

salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan

membawakan cerita kepada anak secara lisan.

a. Manfaat Bercerita untuk Anak

Muslichatoen (2004:168-170) mengemukakan bahwa

metode bercerita mempunyai beberapa manfaat penting bagi

anak yaitu sebagai berikut: a) bercerita merupakan kegiatan yang

menarik bagi anak, b) bercerita dapat memberikan sejumlah

pengetahuan sosial, nilai-nilai moral, dan keagamaan, c)

bercerita dapat memberikan pengalaman belajar untuk melatih

pendengaran, d) bercerita dapat mengembangkan kemampuan

kognitif, afektif dan psikomotor, e) Bercerita dapat menggetarkan

perasaan, membangkitkan semangat dan menimbulkan

keasyikan tersendiri, f) Bercerita dapat digunakan guru untuk

menuturkan beragam pekerjaan atau profesi yang ada di

masyarakat.

Manfaat bercerita dikemukakan juga oleh Yudha (dalam

Rahayu, 2013: 82) yaitu sebagai berikut: a) Kegiatan bercerita

melatih daya konsentrasi anak, b) Melatih anak untuk

berasosiasi, c) Mengasah kreativitas anak, d) Sebagai media

bersosialisasi, e) menumbuhkan kepercayaan dalam diri anak,f)

melatih anak berfikir kritis dan sistematis, g) kegiatan

Page 52: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

36

pembelajaran yang menyenangkan bagi anak, h) melatih

kemampuan berbahasa anak.

Bercerita sangat bermanfaat bagi pengembangan anak.

Berikut ini dapat disimak beberapa pandangan mengenai

manfaat bercerita; a). Membantu pembentukan pribadi dan moral

anak. Bercerita sangat efektif membentuk pribadi dan moral

anak. Melalui bercerita, anak dapat memahami nilai baik dan

buruk yang berlaku pada masyarakat, b) Menyalurkan kebutuhan

imajinasi dan fantasi. Bercerita dapat dijadikan sebagai media

menyalurkan imajinasi dan fantasi anak. Pada saat menyimak

cerita, imajinasi anak mulai dirangsang. Imajinasi yang dibangun

anak saat menyimak cerita memberikan pengaruh positif

terhadap kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah

secara kreatif, c) Memacu kemampuan verbal anak. Cerita dapat

memacu kecerdasan linguistik anak. Bercerita mendorong anak

bukan saja senang menyimak cerita tetapi juga senang bercerita

atau berbicara anak belajar tata cara berdialog dan bernarasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

manfaat bercerita yaitu membantu pembentukan pribadi dan

moral anak. Bercerita sangat efektif membentuk pribadi dan

moral anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi serta

memacu kemampuan verbal anak.

Page 53: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

37

b. Tujuan Metode Bercerita

Tujuan dari metode bercerita adalah melatih daya tangkap,

melatih daya fikir, melatih daya konsentrasi, membantu

perkembangan fantasi, menciptakan suasana menyenangkan

dan akrab. Moeslichatoen (1999:170), mengungkapkan melalui

bercerita anak dapat menyerap pesan-pesan yang dituturkan.

Penuturan cerita yang mengendung informasi atau nilai-nilai itu

dihayati anak dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Widiasih (2013:3), menyatakan bahwa metode bercerita

bagi anak TK bertujuan agar anak mampu mendengarkan dan

memahami apa yang disampaikan orang lain. Anak juga dapat

bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan serta anak

dapat menceritakan kembali dan mengekspresikan apa yang

telah didengar kepada orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

tujuan metode bercerita adalah melatih daya tangkap, melatih

daya fikir, melatih daya konsentrasi, membantu perkembangan

fantasi, menciptakan suasana menyenangkan dan akrab. Selain

itu, metode bercerita bertujuan agar anak mampu mendengarkan

dan memahami apa yang disampaikan orang lain.

B. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti “tengah”atau “pengantar” (Arsyad, 2013:3). Gerlach dan Ely

Page 54: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

38

mengatakan, “media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, kejadian yang membangun suatu kondisi yang

membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterlampilan, atau

sikap.”

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah

merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses

belajar-mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,

atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.

AECT (Assosiation of Education and Communication

Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk

dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar,

media-yang sering diganti dengan kata mediator-menurut Flemming

(1987:234) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam

dua pihak dan mendamaikannnya.

Fungsi dan peran mediator yaitu mengatur hubungan yang efektif

antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan dalam isi

pelajaran. Di samping itu, mediator dapat pula mencerminkan

pengertian setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi-

mulai dari guru sampai peralatan paling canggih-dapat disebut sebagai

media.

Sementara itu, Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2013:4) secara

implist mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang

Page 55: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

39

secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang

terdiri dari buku, tape recorder, kaset, vidi camera, vidio recorder, film,

Slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana

fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang

dapat merangsang siswa untuk belajar.

McLuhan (dalam Sadiman, 2004:24), berpendapat bahwa media

adalah sarana yang juga disebut channel. Media tersebut dapat

digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

siswa sehingga terjadi proses belajar. Pada hakekatnya media bertujuan

untuk mengembangkan kemampuan manusia dalam merasakan,

mendengarkan dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan waktu

yang hampir tak terbatas lagi.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, Disimpulkan bahwa

media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi

kepada orang lain, yang dapat mendukung proses belajar mengajar di

sekolah. Penggunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu

guru dalam proses pembelajaran. Namun dalam hal ini yang terpenting

bukanlah peralatannya, melainkan pesan belajar yang dibawa oleh

media atau guru yang memanfaatkannya.

Adapun pembelajaran adalah kata yang paling tepat untuk

mengartikan instruction, yaitu bagaimana mengelola agar tindakan

belajar pada seseorang atau sejumlah orang secara efektif dan efesien

(ahmad Rohani:68).

Page 56: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

40

Setelah mencermati pengertian di atas, maka media

pembelajaran itu terdiri atas dua unsur penting; a). Unsur peralatan atau

perangkat keras (hardware)-yaitu sarana atau peralatan yang digunakan

atau menyajikan pesan, b) Unsur pesan yang dibawanya

(message/software)-yaitu informasi atau bahan ajar dalam tema atau

topic tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari anak, c) Dengan

demikian, sesuatu baru bisa dikatakan sebagai media pembelajaran jika

sudah memiliki dua unsur tersebut.

Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode bercerita

harus memperhatikan situasi lingkungan dan media yang digunakan

agar kegiatan bercerita menjadi menarik bagi anak. Penggunaan media

dan bahasa yang disampaikan saat bercerita harus disesuaikan dengan

tahap perkembangan anak.

Cerita yang disampaikan juga harus disesuaikan dengan tema

dan dikaitkan dengan kehidupan anak sehari-hari agar lebih efektif,

komunikatif dan menyenangkan bagi anak. Pelaksanaan metode

bercerita membutuhkan media yang tepat dan menyenangkan bagi

anak. Media dapat membantu memperjelas bahan atau materi yang

disampaikan oleh guru.

Menurut Sujana (2007:2) beberapa manfaat media pembelajaran,

antara lain: a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar, b) Bahan pengajaran akan lebih

jelas maknanya sehingga lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan

siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik, c) Metode mengajar

Page 57: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

41

akan lebih bervariasi tak semata-mata komunikasi verbal melalui

penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru

tidak kehabisan tenaga, d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan

belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tapi juga aktivtas

lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Dalam ensiklopedi of Educational Research (dalam Syukur, 2008:

120) manfaat media pendidikan atau pembelajaran sebagai berikut; a)

Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir sehingga

mengurangi verbalitas, b) Memperbesar perhatian siswa, c)

Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh

karena itu pelajaran lebih mantap, d) Memberikan pengalaman yang

nyata, e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu,

f) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu

perkembangan bahasa, g) Memberikan pengalaman yang tidak

diperoleh dengan cara yang lain, h) Media pendidikan memungkinkan

terjadinya interaksi langsung antara guru dan siswa, i) Media pendidikan

memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realitas

dan teliti, j) Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang

kegiatan belajar.

Media yang dimaksud dalam hal ini adalah alat peraga yang

digunakan dalam pembelajaran yang pengadaannya dibuat oleg guru itu

sendiri. Pengadaan alat peraga dapat memanfaatkan sumber atau

bahan yang mudah didapat misalnya menggunakan kain celemek.

Media kain celemek merupakan media yang terbuat dari kain planel

Page 58: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

42

yang berbentuk seperti celemek dengan di tempel gambar-gambar yang

sesuai dengen cerita. Gambar pada kain celemek tersebut bisa ditempel

dan dilepas sesuai dengan kebutuhan dan cerita yang disampaikan.

Gambar-gambar yang digunakan pada gambar kain celemek tersebut

dapat mempermudah anak memahami isi cerita yang disampaikan.

C. Media Celemek Cerita

Moeslichatun (2012:82) mengatakan, bahwa metode bercerita

dengan celemek ceria merupakan salah satu metode guna menarik

minat anak untuk mau mendengarkan cerita dan memperhatikan isi

cerita melelui sebuah media sederhana yang menarik berupa celemek

yang digunakan ditempel didada guna menunjang penyampaian isi

cerita. Selaras dengan pendapat tersebut (Nata, 2011) menyampaikan

tentang metode bercerita menggunakan celemek ceria, yaitu kegiatan

bercerita atau menyampaikan isi cerita dengan media celemek yang

telah dimodifikasi menjadi alat peraga edukatif untuk menyampaikan isi

cerita. Dengan media celemek ceria yang bersifat mobile diharapkan

dapat membuat anak lebih tertarik pada cerita yang dibawakan guru dan

pendidik berhasil menyampaikan isi cerita yang ingin disampaikan.

Menurut Piaget (dalam Dhieni, 2007:2.15), menyatakan bahwa

anak belajar mengenal konsep melalui gambar-gambar dan benda yang

ada di sekitar. Saat kegiatan bercerita anak dapat melihat gambar-

gambar yang ada pada cerita kain celemek dan menempelkannya

sesuai dengan cerita yang disampaikan.

Page 59: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

43

Media celemek ceria merupakan sarana fisik berupa kain

penutup baju menempel di dada yang digunakan untuk membantu

menyampaikan pesan, informasi, atau dongeng yang didengarkan

dengan cara menyenangkan. Menurut Satriana (2010), ada beberapa

manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan bercerita dengan media

celemek cerita, yaitu; a) Menumbuhkembangkan kemampuan kognitif

anak, untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan

bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan sebab-akibat,

b) Melatih daya konsentrasi anak untuk memusatkan perhatiannya pada

keseluruhan gambar tokoh pada celemek, karena dengan pemusatan

perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita

sekaligus menangkap ide pokok dalam cerita yang diilustrasikan dalam

gambar dan latar suasana yang dilukiskan melalui media celemek ceria,

c) Mengembangkan daya imajinasi anak. Ketika melihat gambar tokoh

dan latar pada celemek ceria akan membentuk suatu cerita sesuai versi

anak sendiri melalui indra pendengaran dan penglihatannya yang

kemudian akan disesuaikan dengan kenyataan cerita dalam celemek

ceria, d) Menciptakan situasi yang menggembirakan serta

mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan

tahapan perkembangannya. Anak senang mendengarkan cerita

terutama bila guru menyajikannya dengan menarik.

Selaras dengan pendapat tersebut, Susilawati (2010)

mengungkapkan manfaat cerita dengan celemek ceria, yaitu menjadi

fondasi dasar kemampuan berbahasa, meningkatkan kemampuan

Page 60: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

44

komunikasi verbal, meningkatkan kemampuan menyimak, mengasah

logika berfikir dan rasa ingin tahu, menambah wawasan,

mengembangkan imajinasi dan jiwa petualangan, mempererat ikatan

batin orangtua dan anak, meningkatkan kecerdasan emosional, dan alat

untuk meningkatkan nilai moral, etika, serta membangun pribadi.

Metode bercerita dengan menggunakan media kain celemek

cerua dapat memanfaatkan indera visual anak dalam meningkatkan

kemampuan bahasa lisan anak. Sadjaah (2005:137), menyatakan

pemerolehan bahasa melalui dimensi-dimensi proses lihat, merasa dan

meraba secara langsung akan melekat dalam ingatannya. Pada saat

guru bercerita menggunakan media kain celemek ceria ini, guru

meminta anak untuk memilih dan menempelkan gambar pada celemek

sesuai dengan cerita. Kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi anak

sehingga anak lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan karena anak

terlibat langsung dalam proses bercerita. Kegiatan memasangkan

gambar sesuai dengan kata atau kalimat yang diucapkan guru bertujuan

untuk mempermudah anak dalam mengingat cerita.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan media

celemek ceria merupakan sarana fisik berupa kain penutup baju

menempel di dada yang digunakan untuk membantu menyampaikan

pesan, informasi, atau dongeng yang didengarkan dengan cara

menyenangkan yang bertujuan untuk memotivasi anak sehingga anak

lebih tertarik dalam mengikuti kegiatan karena anak terlibat langsung

dalam proses bercerita.

Page 61: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

45

D. Kerangka Berfikir

Kemampuan bahasa merupakan suatu kemampuan siswa dalam

berkomunikasi terhadap lawan bicaranya dengan penguasaan

kemampuan bahasanya. Untuk dapat membangun kemampuan bahasa

dibutuhkan berbagai faktor pendukung yang mampu menambah

kosakata atau bahasa anak.

Kualitas metode yang digunakan dalam menyampaikan informasi

atau fakta secara langsung mampu mempengaruhi perilaku belajar

dalam bahasa. Terdapat banyak metode serta media yang dapat

digunakan untuk menambah bahasa. Metode bercerita merupakan

salah satu metode yang menambah bahasa atau kata pada diri anak.

Bercerita adalah hal yang sangat disukai oleh kalangan anak-

anak terutama pada siswa sekolah taman kanak-kanak, karena dalam

menyampaikan sebuah cerita anak akan mendapatkan kosakata atau

bahasa baru dari sebuah cerita tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut

dapat dijelaskan bahwa penggunaan metode bercerita melalui media

celemek ceria diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan

bahasa siswa di taman kanak-kanak khususnya kemampuan berbicara

dan mendengar.

Celemek ceria adalah salah satu media untuk membantu atau

memudahkan guru dalam penyampaian materi atau sebuah cerita

kepada siswa agar siswa mudah memahami melewati media celemek

ceria tersebut.

Page 62: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

46

Bagan 2.1

Bagan Kerangka Berfikir

E. Hipotesis Tindakan

Mengacu pada uraian serta teori pendukung yang telah

dipaparkan di atas dan didasari oleh latar belakang yang ada, dapat

disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Media celemek ceria dapat

meningkatkan keterampilan bahasa anak khususnya kemampuan

berbicara dan mendengar pada anak usia 4-5 tahun di RA Darul

Hikmah”.

Keterampilan bahasa anak usia 4-5 tahun di RA

Darul Hikmah sebelum dilakukan pembelajaran

bercerita dengan celemek ceria masih rendah dan

media- media bercerita belum variatif

Meningkatkan keterampilan bahasa anak khususnya

kemampuan berbicara dan mendengar melalui

metode bercerita dengan media celemek ceria

Keterampilan bahasa anak meningkat khususnya

kemampuan berbicara dan mendengar setelah

kegiatan pembelajaran melalui metode bercerita

dengan media celemek ceria

Kondisi Awal

Tindakan (PTK)

Kondisi Akhir

(Harapan)

Page 63: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RA Darul Hikmah Penjaringan

Jakarta Utara. Penelitian dilakukan pada anak usia 4-5 tahun

kelompok A. Pemilihan sekolah ini karena didasarkan pada

pertimbangan perlu diadakannya perbaikan dalam kegiatan bahasa

pada anak.

Selama ini di RA Darul Hikmah Penjaringan Jakarta Utara

keterampilan bahasa pada anak belum berkembang dengan baik.

Metode yang diterapkan guru dalam mengajarkan keterampilan

bahasa kurang inovatif dan kurangnya media yang digunakan untuk

belajar di sekolah ini.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilakukan pada semester genap

tahun ajaran 2017/2018, yaitu bulan Januari sampai Maret 2018.

Penentuan waktu penelitian berdasarkan pada kalender akademik

sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang

membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.

Penelitian dimulai dengan kegiatan pra siklus, kemudian dilanjutkan

Page 64: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

48

dengan siklus I dan siklus ll. Pada setiap siklus dilakukan dalam 3

pertemuan.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelompok A di Raudathul

Athfal Darul Hikmah Penjaringn Jakarta Utara, yang berjumlah 9

dengan 3 anak perempuan dan 6 anak laki-laki. Penelitian ini diawali

dengan kegiatan pra siklus, kemudian dilanjutkan dengan siklus 1

dan 2. Pada setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan adapun

kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Jenis penelitian Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1 Menyusun proposal

2 Penyusunan bab 1-3

3 Revisi bab 3

4 Penyusunan instrumen

5 Penelitian

6 Mengelola data hasil

penelitian

7 Penyusunan bab 4 dan 5

8 Revisi bab 4 dan 5

9

Perlengkapan skripsi dari

bab 1 sampai 5 lembar

persetujuan dan lampiran

10 Acc untuk sidang

B. Metode Penelitian

1. Metode penelitian

Page 65: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

49

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian tindakan kelas atau (Classroom Action

Research/CAR). Menurut Trianto (2011:13) penelitian tindakan kelas

barasal dari istilah bahassa inggris (Classroom Action Research),

yang berarti penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek

penelitian di kelas tersebut.

Menurut Kunandar (2008:41), bahwa Penelitian Tindakan

Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang

sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran

apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam

PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan

dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi

dalam pembelajaran di dalam kelas. Diimplementasikan dengan

benar, artinya sesuai dengan kaidah-kaidah PTK.

Menurut Elliott (dalam Ekawarna, 2013:5), PTK adalah kajian

dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk

memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

Menurut Kunandar (2008:58) Tindakan kelas (PTK) memiliki

karakteristik, yaitu: a. On-the job problem oriented (masalah yang

diteliti adalah masalah rill atau nyata yang muncul dari dunia kerja

peneliti atau yang ada dalam kewenangan atau tanggung jawab

peneliti), b. Problem-solving oriented (berorientasi pada pemecahan

Page 66: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

50

masalah), c. Improvement-oriented (beroeientasi pada peningkatan

mutu), d. Ciclic (siklus).

Maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian tindakan

kelas adalah penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk

memperbaiki kualitas situasi sosial atau meningkatkan mutu

pembelajaran pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut dengan

cara mengimplementasikan penelitian tindakan kelas yang baik dan

benar.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam

pelaksanaan penelitian adalah teori yang diperkenalkan Kemmis dan

Mc. Taggart (dalam Kunandar, 2010: 96) yaitu penelitian yang

dilakukan melalui empat tahap proses yang dinamis antara lain : 1)

penyusunan rencana, 2) tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi.

Tahapan-tahapan ini berlangsung secara berulang selama dua siklus

agar tujuan penelitian dapat tercapai.

Page 67: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

51

Model Kemmis dan Mc. Taggart

Sumber : Suharsimi Arikunto dalam Kunandar (2010: 96)

Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan,

namun karena keempat komponen tersebut berfungsi dalam suatu

kegiatan yang berupa siklus, maka untuk selanjutnya masing-masing

berperan secara berkesinambungan.

3. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Menurut Tampubolon (2014:35) bahwa keberhasilan kualitas

proses pembelajaran minimal “baik” indikator keberhasilan perbaikan

keberhasilan perilaku siswa dan indikator keberhasilan hasil belajar

secara klasikal minimal 75% dari jumlah siswa mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) = 70.

Page 68: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

52

Menurut Iskandar (2011 : 133) kriteria keberhasilan tindakan

apabila 75% dari siswa berani dan mampu menjawab pertanyaan

dari guru atau peneliti.

Menurut Ekawarna (2010 : 92) menyatakan bahwa menjadi

kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yaitu tingkat

penguasaan kompetensi minimal 75% baik dari siswa maupun guru

penyaji/peneliti.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam kriteria

keberhasilan tindakan kelas yang tersusun dalam lembar observasi

kegiatan dapat diketahui dengan cara membandingkan hasil

kegiatan dari setiap siklus. Maka peneliti menetapkan kriteria

keberhasilan tindakan dari aspek kemampuan pengembangan

berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun mencapai 75%.

4. Desain dan Prosedur Tindakan

a. Desain Tindakan

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan melalui beberapa tahap tahap, yaitu pra siklus,

siklus I dan siklus II. Peneliti bersama pihak sekolah senantiasa

berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan

prosedur yang efektif.

Desain tindakan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.

Taggart. Sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli, secara

garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui,yaitu ; a.

Page 69: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

53

Perencanaan, b. Pelaksanaan / Tindakan, c. Observasi, d.

Refleksi

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

peserta didik kelompok A usia 4-5 tahun Pendidikan Anak Usia

Dini RA Darul Hikmah yang terdiri dari 9 anak yaitu 6 laki-laki dan

3 anak perempuan. Sementara kolaborator yang terlibat dalam

penelitian ini adalah peneliti langsung merangkap sebagai guru

kelompok A.

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pemimpin

perencana dan pelaksana. Peneliti membuat rencana tindakan

secara sistematik yang berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran, kemudian memberikan tindakan kepada subjek

penelitian. Selama proses penelitian, peneliti melakukan

pengamatan yang hasilnya dievaluasi. Hasil pengamatan dan

refleksi tindakan yang telah dilakukan dapat digunakan untuk

menganalisis data dan sebagai bahan acuan untuk memperbaiki

perencanaannya pada siklus selanjutnya.

b. Prosedur Tindakan

1) Tahap Pra Siklus

Sebelum melakukan siklus pertama, peneliti akan

melakukan beberapa persiapan. Adapun persiapan-persiapan

tersebut antara lain; 1). Mendiskusikan instrumen yang akan

digunakan kepada dosen pembimbing untuk penelitian, 2).

Meminta izin kepada pihak sekolah terkait, 3). Menentukan

Page 70: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

54

waktu pelaksanaan penelitian, 4). Mencari dan

mengumpulkan data-data anak-anak sebagai subjek

penelitian. Data tersebut diperoleh dari hasil observasi

langsung terhadap anak-anak yang akan diteliti, 5).

Mengumpulkan informasi untuk mengetahui sejauhmana

pengembangan keterampilan bahasa anak khususnya

kemampuan berbicara dan mendengar pada anak melalui

observasi yang telah dilakukan.

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian Pra Siklus

Pertemuan

ke

Hari / Tanggal Lama

pertemuan

Waktu

pelaksanaan

1 Senin-12-Febuari-2018 45 menit 08.30-09.15

2 Selasa-13-Febuarii-

2018

45 menit 08.30-09.15

3 Rabu-14-Febuarii-2017 45 menit 08.30-09.15

Tabel 3.3

Satuan Perencanaan Prasiklus Pertemuan ke 1

Materi : Bercerita

Tujuan :untuk meningkatkan kemampuan menyimak pada anak

Aktivitas belajar : anak menjawab pertanyaan, dan mengulang kata atau

cerita yang disampaikan oleh guru.

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Page 71: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

55

Alat pengumpul data

- Instrumen kecerdasan linguistik - Lembar penilaian siswa

Pertemuan ke 2

Materi : Mewarnai

Tujuan : Untuk meningkatkan keterampilan seni anak dalam mewarnai

Aktivitas belajar : anak mewarnai pada buku panduan

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar kerja

- Lembar Penilaian

Pertemuan 3

Materi : Bercerita

Tujuan :untuk meningkatkan kemampuan bahasa dan menambah

kosakata pada anak

Aktivitas belajar : anak bercerita sesuai imajinasinya

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, berbicara

Alat pengumpul data

- Lembar catatn penilaian

- Instrumen kecerdsan bahasa

Catatan kegiatan pra siklus :

a) Hari pertama yaitu tanggal 15 Januari 2018 Peneliti

melakukan pengamatan dengan mengikuti kegiatan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas. Setelah

pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara

dengan guru kelas bernama bunda Isti yang nantinya akan

membantu peneliti sebagai kolaborator.

Page 72: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

56

b) Hari kedua yaitu tanggal 16 Januari 2018 Peneliti

melakukan pengamatan kembali dengan mengikuti

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas.

Peneliti mengamati subyek peneliti dan mencatat nama-

nama anak yang akan diteliti serta melakukan diskusi

dengan guru kelas/ kolaborator mengenai Rencana

Kegiatan Harian yang akan dilakukan untuk peneliti siklius

1.

c) Hari ketiga yaitu tanggal 17 Januari 2018 Peneliti

melakukan pengamatan kembali dengan mengikuti

kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kelas.

Kemudian peneliti melakukan persiapan alat-alat dan

media pembelajaran dibantu oleh pihak sekolah dan

kolaborator.

2) Tahap Siklus I

Setelah melakukan pra siklus, peneliti membuat

langkah-langkah penelitian siklus I dengan tahapan sebagai

berikut:

a) Tahapan Perencanaan (planning)

(1) Membuat rencana tindakan yang akan diberikan

kepada anak. Satuan perencanaan disusun

berdasarkan materi, tujuan, aktivitas bermain, metode

penelitian, media, kegiatan, dan alat pengumpulan data

Page 73: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

57

yang terbagi dalam 3 kali pertemuan dan membuat

Rencana Kegiatan Harian (RKH) berdasarkan acuan di

Pendidikan Anak Usia Dini RA Darul Hikmah.

(2) Menyiapkan media yang sesuai dengan yang akan

diberikan kepada anak dalam mengembangkan

keterampilan bahasa khususnya kemampuan berbicara

dan mendengar melalui metode celemek ceria.

(3) Menyiapkan alat pengumpulan data berupa lembar

observasi, lembar kerja anak dan alat dokumentasi

berupa kamera.

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Siklus I

Pertemua

n ke

Hari /

Tanggal

Lama

pertemua

n

Waktu

pelaksanaa

n

Kegiatan

1 Senin, 21

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerita “Dokter

Kelinci dan Pak

Buaya”

2 Rabu, 23

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerits “Nelayan”

3 Kamis, 24

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerita “Petani dan

Anak Harimau”

Page 74: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

58

Tabel 3.5

Satuan Perencanaan Siklus I

Pertemuan ke 1

Materi : Berbicara

Tujuan :untuk meningkatkan keterampilan bahasa : anak dapat

menjawab pertanyaan, dan berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata, anak

dapat berbicara didepan umum.

Aktivitas belajar : anak menjawab pertanyaan, dan mengulang kata atau

cerita yang disampaikan oleh guru.

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan - Instrumen kecerdasan linguistik - Kamera untuk dokumentasi

Pertemuan ke 2

Materi : Membaca

Tujuan :. Untuk meningkatkan keterampilan bahasa : anak dapat

mengenal huruf konsonan dan anak dapat mengenal kata yang huruf depannya

“ne, ra ,dan su”

Aktivitas belajar : anak membaca kosakata

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan

- Instrumen kecerdsan bahasa

- Kamera untuk dokumentasi

Pertemuan 3

Materi : Menulis

Tujuan :untuk meningkatkan keterampilan bahasa: anak dapat

membuat gambar dan anak dapat menulis sesuai contoh

Aktivitas belajar : anak mengikuti sesuai pola yang sudah dibuat.

Page 75: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

59

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan

- Instrumen kecerdsan bahasa

- Kamera untuk dokumentasi - Lembaran kerja

b) Tahapan Tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan

peneliti dari satuan perencanaan siklus satu yaitu pada

pertemuan pertama peneliti akan melakukan tindakan

membaca tokoh-tokoh yang ada di dalam buku cerita.

Pada pertemuan kedua peneliti dan anak-anak bersama-

sama menggambar salah satu tokoh dalam sebuah cerita

atau pemandangan yang ada di buku cerita. Pada

pertemuan ketiga peneliti akan bercerita dan anak-anak

menyimak lalu mengulang kembali apa yang telah

diceritakan. Tindakan yang dilakukan peneliti tujuannya

untuk mengembangkan keterampilan bahasa khususnya

kemampuan berbicara dan mendengar pada anak usia 4-5

tahun melalui metode celemek ceria. Pelaksanaan

tindakan tersebut dilakukan 3 kali pertemuan yang

disesuaikan dengan waktu belajar yang telah dijadwalkan

pihak sekolah.

c) Tahapan Observasi

Page 76: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

60

Pada tahapan ini akan dilakukan observasi secara

langsung dengan memakai format observasi yang telah

disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan

dengan menggunakan format evaluasi.

Kolaborator akan mengamati jalannya kegiatan

untuk melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan

yang direncanakan. Pengamatan dicatat dalam bentuk

uraian pada lembar catatan lapangan berdasarkan

pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator

serta dilengkapi dengan hasil dokumentasi.

d) Tahapan Refleksi

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan

observasi maka peneliti bersama kolaborator akan

mengadakan refleksi terhadap tindakan-tindakan yang

telah dilakukan untuk menganalisis ketercapaian proses

pemberian tindakan maupun untuk menganalisis faktor

penyebab tidak tercapainya tindakan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu

peneliti membandingkan keterampilan bahasa pada anak

sebelum diberikan tindakan dengan sesudah diberikan

tindakan pada akhir siklus. Selanjutnya peneliti dan

kolaborator akan melihat kekurangan dan perkembangan

pada anak serta mengevaluasinya. Terakhir peneliti membuat

daftar hasil kemampuan yang dicapai oleh masing-masing

Page 77: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

61

anak. Hasil refleksi akan digunakan sebagai revisi tindakan

siklus I apabila telah terjadi peningkatan tetapi belum

signifikan pada setiap aspeknya, maka perlu dilanjut pada

siklus II.

3) Tahap Siklus II

Secara umum tahapan siklus kedua sama dengan

siklus pertama. Siklus kedua juga terdiri dari empat tahapan.

Pada tahapan perencanaannya tindakan dilakukan identifikasi

masalah yang timbul pada siklus pertama. Kegiatan ini akan

dilakukan oleh peneliti dan kolaborator dengan mengacu pada

hasil refleksi pada siklus pertama. Tahapan peneliti pada

siklus II meliputi:

a) Tahapan Perencanaan (Planning)

(1) Membuat rencana tindakan yang akan diberikan

kepada anak. Satuan perencanaan disusun

berdasarkan materi, tujuan, aktivitas bermain, metode

penilaian, media, kegiatan dan alat pengumpul data

yang terbagi dalam 3 kali pertemuan dan membuat

Rencana Kegiatan Harian (RKH) berdasarkan acuan di

RA. Darul Hikmah.

(2) Menyiapkan media yang sesuai dengan yang akan

diberikan kepada anak dalam mengembangkan

keterampilan bahasa melalui metode celemek ceria

Menyiapkan alat pengumpul data berupa lembar

Page 78: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

62

observasi, lembar kerja anak dan alat dokumentasi

berupa kamera.

Tabel 3.6 Jadwal Penelitian Siklus II

Pertemuan

ke

Hari /

Tanggal

Lama

pertemuan

Waktu

pelaksanaan

Kegiatan

1 Senin, 28

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerita

“Semut dan

Belalang”

2 Rabu, 30

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerita “Gajah

yang baik hati”

3 Kamis, 31

Mei 2018

45 menit 08.30-09.15 Bercerita “si

Kancil dan

Harimau”

Tabel 3.7 Satuan Perencanaan Siklus II

Pertemuan ke 1

Materi : Berbicara

Tujuan :untuk meningkatkan keterampilan bahasa : anak dapat bercerita

dengan jelas dan tidak terbata-bata, anak dapat bercerita di depan umum

Aktivitas belajar : anak bercerita dengan imajinasinya

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan - Instrumen kecerdasan naturalis - Kamera untuk dokumentasi

Pertemuan ke 2

Materi : Membaca

Tujuan :. Untuk meningkatkan keterampilan bahasa : anak dapat membaca

huruf konsonan ga dan ka

Aktivitas belajar : anak dapat membaca huruf konsonan

Page 79: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

63

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, tanya jawab, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan - Instrumen kecerdsan bahasa - Kamera untuk dokumentasi

Pertemuan 3

Materi : Menulis

Tujuan :untuk meningkatkan keterampilan bahasa: anak dapat membuat

gambar dan anak dapat menulis sesuai contoh

Aktivitas belajar : anak menggambar dan melengkapi huruf dengan menempel

Waktu : 45 menit

Metode penilaian : observasi, unjuk kerja

Alat pengumpul data

- Lembar catatan lapangan - Instrumen kecerdsan bahasa - Kamera untuk dokumentasi

b) Tahapan Tindakan

Tahapan ini merupakan tahapan pelaksanaan

peneliti dari satuan perencanaan tindakan yang sudah

direncanakan yaitu pada pertemuan pertama peneliti akan

meminta anak-anak untuk mengulang kembali atau

menyebutkan kembali kata-kata yang baru didengarnya.

Misalnya “saya suka mendengarkan cerita” atau anak-

anak membuat 3 kosa kata yang berkaitan dengan

binatang peliharaan mereka. Pada pertemuan kedua

peneliti akan meminta anak-anak untuk mengekspresikan

imajinasi mereka ke dalam bentuk gambar. Dan pada

pertemuan ketiga peneliti akan meminta anak-anak untuk

Page 80: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

64

dapat bercerita tentang cerita yang sudah didengarnya.

Tindakan yang dilakukan peneliti tujuannya untuk

mengembangkan kemampuan berbicara dan

mendengarkan anak usia 4-5 tahun melalui metode

celemek ceria. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 3

kali pertemuan yang disesuaikan dengan waktu belajar

yang telah dijadwalkan pihak sekolah.

c) Tahapan Observasi

Pada tahapan ini akan dilakukan observasi secara

langsung dengan memakai format observasi yang telah

disusun dan melakukan penilaian terhadap hasil tindakan

dengan menggunakan format evaluasi.

Guru akan mengamati jalanya kegiatan untuk

melihat apakah tindakan tersebut sesuai dengan yang

direncanakan pengamatan dicatat dalam bentuk uraian

pada lembar catatan lapangan berdasarkan pengamatan

yang dilakukan oleh peneliti serta dilengkapi dengan hasil

dokumentasi.

d) Tahapan Refleksi

Setelah dilakukan perencanaan, tindakan dan

observasi maka peneliti akan mengadakan refleksi

terhadap tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk

menganalisis ketercapaian proses pemberian tindakan

Page 81: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

65

maupun untuk menganalisis faktor penyebab tidak

tercapainya tindakan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi yaitu

peneliti membandingkan keterampilan bahasa pada anak

sebelum diberikan tindakan pada siklus I dengan sesudah

diberikan tindakan pada akhir siklus II. Selanjutnya peneliti

akan melihat kekurangan dan perkembangan pada anak

serta mengevaluasinya. Terahir peneliti membuat daftar

hasil kemampuan yang dicapai oleh masing-masing anak.

Hasil refleksi akan digunakan sebagai revisi tindakan

siklus II. Namun jika pada siklus II telah terjadi

peningkatan yang signifikan maka peneliti dapat dikatakan

berhasil.

C. Teknik Pengambilan Data

1. Definisi Konseptual

Keterampilan bahasa adalah kecerdasan yang dimiliki anak

sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pengenalan terhadap

kemampuan berbicara anak, pengenalan terhadap membaca,

pengenalan terhadap menulis, dan kepekaan terhadap

pendengaran.

2. Definisi Operasional

Secara operasional, keterampilan bahasa anak usia 4-5 tahun

adalah skor yang diperoleh berdasarkan instrumen keterampilan

bahasa khususnya kemampuan berbicara dan mendengarkan yang

Page 82: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

66

terdiri dari 2 aspek, yaitu: 1) Berbicara, dengan indikator : a) anak

mampu berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata, b) anak

mampu berani berbicara di depan umum, 2) Memahami informasi

dan komunikasi kepada/dari pihak lain baik secara lisan maupun

tertulis, dengan indikator : a) anak dapat memahami informasi yang

diterima, b) anak dapat memberikan informasi/ keterangan tentang

suatu hal.

3. Kisi-kisi Instrumen

Kisi-kisi instrument dalam pengembangan keterampilan

bahasa khususnya kemampuan berbicara dan mendengarkan,

mengacu definisi operasional variabel keterampilan bahasa yang

diteliti terdiri dari dua aspek, yaitu: Berbicara, dan mendengarkan

atau memahami/menyimak informasi dan komunikasi dari pihak lain

baik secara lisan maupun tertulis. Berikut secara rinci tertulis dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrument Keterampilan bahasa

Anak Usia 4-5 Tahun

Variable Aspek Indikator No item

Kemampuan

berbicara dan

mendengarkan

1. Berbicara a. Anak mampu berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata

b. Anak mampu berbicara di depan umum

1

2

2. Menyimak a. Anak mampu mendengar informasi

b. Anak mampu mengulang informasi

3

4

Page 83: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

67

D. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan

beberapa cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi ini digunakan untuk menjaring data tentang

pengembangan keterampilan bahasa. Observasi adalah metode

cara-cara menganalisis dan pengadaan pencatatan secara

sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

individu atau kelompok secara langsung.

Obsevasi ini dilakukan melalui observasi langsung dengan

menggunakan lembar pengamatan untuk pengambilan data proses

mengenai permasalahan yang terjadi ketika pengamatan

berlangsung yang dilakukan oleh peneliti.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai

pengumpul bukti atau keterangan mengenai penelitian. Dokumentasi

yang dimaksud yaitu video foto dan kegiatan penelitian.

3. Wawancara

Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi

secara langsung antara guru/peneliti dan anak, kepala sekolah dan

peneliti, peneliti dan kolaborator agar dapat mengambil data

Page 84: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

68

mengenai permasalahan penelitian dan agar tujuan pelaksanaan

penelitian dapat berjalan lancar,

4. Catatan lapangan

Catatan lapangan atau catatan penelitian selama

pelaksanaan penelitian berlangsung baik berupa kelebihan yang

perlu diperhatikan maupun kekurangan yang perlu mendapat

perbaikan.

5. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

mengacu pada pencatatan hasil pengamatan sehingga hasil yang

didapat menjadi valid. Dalam pengisian lembar pengamatan peneliti

memberi tanda checklist (v) pada skala keterampilan bahasa yang

sesuai. Setiap butir indikator yang muncul diberi skor 1 sampai 4

sesuai dengan tingkat jawabannya. Setiap indikator yang dinilai atau

diamatin diberikan penjelasan skor instrumen kemampuan berbicara

dan mendengarkan agar dapat dilihat sejauh mana anak tersebut

mencapai perkembangan keterampilan bahasanya.

Tabel 3.8

Aspek Pencapaian Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan

Berkembang Sangat Baik (BSB) 4

Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 3

Mulai Muncul (MM) 2

Page 85: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

69

Belum Muncul (BM) 1

Adapun keterangan yang dimaksud di atas yaitu:

4 = BSB (Berkembang Sangat Baik) yaitu penilaian yang diberikan

kepada anak yang sudah terlihat mampu mengikuti kegiatan

pembelajaran dengan baik.

3 = BSH (Berkembang Sesuai Harapan) diberikan kepada anak yang

telah terlihat dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tanpa dibantu

oleh guru.

2 = MM (Mulai Muncul) diberikan kepada anak yang mulai terlihat

tertarik untuk mengikuti kegiatan walaupun harus dibantu guru

1 = BM (Belum Muncul) diberikan kepada anak yang belum terlihat

tertarik ataupun masih ragu untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Dalam pengisian lembar pengamatan dan penilaian terhadap

aspek pencapaian kemampuan berbicara dan mendengarkan, maka

dibuatlah tabel instrumen penelitian yang dapat memudahkan

peneliti dalam pengamatan.

Pengisian lembar penilaian tersebut harus sesuai dengan

keterangan skor terhadap indikator-indikator yang telah disepakati

bersama dengan kolaborator dan pihak sekolah.

Page 86: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

70

Tabel 4.9

Instrument Keterampilan bahasa

Nama Anak :

Usia :

Hari / Tanggal :

No Indikator Perilaku skor

BM MM BSH BSB

1

Anak dapat

berbicara

dengan jelas

dan tidak

terbata-bata

1. Anak dapat menyebutkan dengan jelas gambar yang ada ditunjukkan

2. Anak dapat menyebutkan 2 macam hewan dengan jelas

3. Anak dapat menyebutkan 3 macam hewan dengan jelas

4. Anak dapat menyebutkan 5 macam hewan dengan jelas

2

Anak dapat

berbicara di

depan umum

1. Anak dapat mengenal jenis kelaminnya

2. Anak dapat menyebutkan namanya

3. Anak dapat memperkenalkan diri nya (nama,umur,sekolah)

4. Anak dapat menceritakan pengalaman bersama orang tuanya

3

Anak mampu

menyimak

informasi

1. Anak dapat menyampaikan informasi yang sudah di dengar

2. Anak mampu menjalankan perintah

4

Anak mampu

mengulang

informasi

1. Anak mampu mengulang sebuah cerita yang sudah disampaikan.

2. Anak dapat mengulang 3 kata.

E. Teknik Analisis Data

Tekhnik analisis data merupakan bagian yang sangat penting

dalam penelitian tindakan kelas sebab menganalisis berarti

mengidentifikasikan dan mengetahui keberhasilan penelitian. Dengan

Page 87: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

71

analisis dapat diketahui perubahan-perubahan dan perbaikan

pembelajaran guna untuk mengembangkan keterampilan bahasa yang

sesuai dengan indikator aspek kemampuan berbicara dan

mendengarkan melalui aktivitas bercerita pada anak didik yang mungkin

terjadi selama pelaksanaan penelitian pada setiap siklusnya.

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan

pembelajaran dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini

digunakan analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif, yaitu suatu metode

yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta yang sesuai

dengan data yang diperoleh yang bertujuan untuk mengetahui cara

menerapkan proses pengembangan kemampuan berbicara dan

mendengarkan melalui metode celemek ceria pada anak usia 4-5 tahun

di RA Darul Hikmah”.

Alat statistik yang dapat digunakan adalah rerata dan prosentase.

Rumus rerata yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

M = ∑ fx

N

Keterangan M = mean

f = frekuensi siswa dalam suatu kategori

x = nilai peta pikiran siswa

N = jumlah siswa keseluruhan

Rumus prosentase yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

P = fx 100%

N

Keterangan: P = persentase

f = frekuensi siswa dalam suatu kategori

N = jumlah siswa keseluruhan

Page 88: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

72

Melalui perhitungan analisis data di atas dapat diketahui data

peningkatan kemampuan perkembangan setiap anak. Peneliti membuat

catatan khusus pencapaian setiap siklus sesuai dengan Rencana

Kegiatan Harian.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Pra Siklus

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, peneliti

bersama kolaborator melakukan observasi terlebih dahulu terhadap

anak-anak yang akan menjadi subyek penelitian dengan melihat

pembelajaran dikelas sehari-hari. Observasi ini dilakukan sebanyak

tiga hari yaitu senin, rabu dan kamis tanggal 21, 23,dan 24 Mei 2018.

Sedangkan anak yang diobervasi adalah 9 anak dari kelompok A

usia 4-5 tahun, dimana dalam kegiatan ini peneliti sebagai

pengamat.Persiapan yang dilakukan dalam kegiatan pra siklus ini

adalah :

a. Perencanaan

Peneliti menyiapkan lembar obsrvasi untuk mencatat

nama-nama anak mengumpulkan data hasil observasi subjek

penelitian ketika nama-nama anak yang akan diobservasi dan

menyiapkan lembar mencatat uraian hasil observasi.

b. Tindakan

Page 89: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

73

Pada pra siklus ini peneliti hanya bertindak sebagai

pengamat yaitu mencatat keadaan perkembangan

keterampilanbahasa pada anak yang diobservasi sebelum

dilakukan tindakan dalam siklus 1.

Gambar 4.1 Kegiatan Pembukaan dan Penjelasan Tema Pada Kegiatan

Pra Siklus

Padagambar di ataskegiatan anak-anak diawali dengan

sholat sunah duha berjamaah, membaca surat hadits dan doa

harian. Setelah kegiatan sholat selesai anak-anak melakukan

jurnal pagi (baris-berbaris, bernyanyi dan membaca ikrar). Di

dalam kegiatan jurnal pagi guru akan menjelaskan tentang tema

pembelajaran kepada anak-anak, sebelum menjelaskan tema

pembelajaran.

c. Observasi

Pada pra siklus ini peneliti hanya sebagai pengamat

jalannya proses pembelajaran yang dilakukan sehari-hari,

pertemuan pertama pada penelitian pra siklus yaitu hari Kamis 22

Page 90: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

74

febuari 2018 kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan

sholat berjamaah sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.

Sebelum sholat berjamaah anak-anak menirukan pengucapan

asmaul husna, surat-surat pendek,hadits dan doa-doa harian

yang diucapkan guru. Dilanjut dengan jurnal pagi (baris-berbaris,

ikrar, bernyayi, berdoa dan absen) dilanjutkan dengan permainan

motorik kasar yaitu berjalan jongkok ke kelasnya.

Setelah selesai guru menjelaskan tema pembelajaran hari

itu yaitu profesi dengan sub tema “macam-macam profesi”. Guru

menjelaskan tentang apa itu profesi?, apa saja macam-macam

profesi?. Ketika guru sedang menjelaskan banyak anak yang

berjalan jalan dan tidak mendengarkan, setelah dijelaskan oleg

guru sang guru pun memberikan pertanyaan banyak anak yang

tidak bisa menjawab dan hanya diam dan tersenyum saja.

Diakhiri dengan pemberian tugasmeniru tulisan tentara lalu

mewarnai gambarnya. Setelah selesai anak-anak makan

melakukan kegiatan makan bersama. Setelah makan, anak-anak

diberi waktu bermain diluar kelas. Saat selesai bermain

dilanjutkan dengan kegiatan penutup yaitu Recalling adalah guru

bertanya mengenai kegiatan apa saja yang telah dilakukan pada

hari itu, menyebutkan nama-nama profesi, bernyanyi tentang

tema kemudia anak-anak berdoa dan salam.

Pada pertemuan kedua yaitu hari Jumat, 23 Febuari 2018

kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan sholat

Page 91: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

75

berjamaah sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Sebelum

sholat berjamaah anak-anak menirukan pengucapan asmaul

husna, surat-surat pendek,hadits dan doa-doa harian yang

diucapkan guru. Kemudia melakukan jurnal pagi yaitu baris-

berbaris, bernyanyi, berdoa dan absen. Dilanjutkan dengan

pembacaan cerita kisah nabi. Kemudian anak-anak kembali

kekelas masing masing dan guru memberikan penjelasan

mengenai kegiatan tema pada hari itu yaitu “profesi”. Anak-anak

diberi penjelasan apa cita-cita kalian kalau sudah besar. Lalu

setelah menjelaskan tema anak-anak diberi tugas menebalkan

huruf hijayyah. Setelah selesai, anak-anak akan melakukan

kegiatan makan bersama dan dilanjutkan dengan bermain diluar.

Kemudian anak-anak berdoa, salam, dan pulang.

Pertemuan ketiga pada hari senin, 26 febuari 2018

kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan sholat

berjamaah sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Sebelum

sholat berjamaah anak-anak menirukan pengucapan asmaul

husna, surat-surat pendek,hadits dan doa-doa harian yang

diucapkan guru. Kemudia melakukan jurnal pagi yaitu baris-

berbaris, bernyanyi, berdoa dan absen.dilanjutkan permainan

motorik kasar yaitu melempat dengan satu kaki sampai kelas.

Setelah melakukan kegiatan motorik kasar anak-anak dijelaskan

tentang tema yaitu tentang “Profesi” . Kegiatan hari itu adalah

anak-anak mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru

Page 92: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

76

kelas nya lalu mewarnai gambar yang ada di lembar kerja.

Setelah semua anak selesai mengerjakan tugas, anak-anak

membantu membereskan alat tulis yang mereka bawa dan

bersiap-siap untuk makan bersama. Lalu sehabis makan

bersama anak-anak diberikan waktu bermain bebas selama 15

menit sebelum kegiatan penutup. Kegiatan penutup pada hari itu,

guru bertanya mengenai kegiatan yang telah dilakukan pada hari

itu, menyebutkan kosa kata yaitu aku, rajin, sekolah dan

bernyanyi sesuai tema. Kemudian anak-anak berdoa, salam dan

pulang.

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti mendapatkan

data bahwa pengembangan keterampilan bahasa pada anak

kelompok A Ra Darul Hikmah sangat beragam karena sebagian

besar anak perlu bimbingan untuk mengembangkan keterampilan

bahasa khususnya kemampuan berbicara dan mendengarkan,

dapat dilihat dari :

1) Kurang respon anak kepada pertanyaan yang diajukan oleh

guru mengenai tema pada saat itu. Contohnya ketika guru

bertanya mengenai jenis-jenis profesi dan tempat profesi,

hanya beberapa saja yang menjawab.

2) Kurang respon aktif mengnai tema yang dijelaskan guru,

maka anak kurang respon dalam mengajukan pertanyaan

ataupun jawaban dengan menggunakan alasannya,

contohnya pertanyaan guru mengenai profesi. Guru bertanya

Page 93: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

77

kepada anak “kalau sudah besar anak-anak ingin menjadi

apa? Anak menjawab “polisi” .guru bertanya “kenapa ingin

menjadi polisi?” anak hanya menjawab “keren bu.. megang

tembakan”.

3) Selain itu, perkembangan dalam bahasa anak-anak masih

sangat rendah. Tidak sedikit anak-anak yang diam saja ketika

diberi pertanyaan. Mereka harus didekati dan diberi bujukan

untuk bisa menjawab pertanyaan yang diberikan.

4) Kurangnya imajinasi anak terhadap cerita-cerita yang

disampaikan kepada anak. Serta kurangnya pengenalan dan

penambahan kosa kata baru terhadap anak.

Tabel 4.1 Hasil Observasi Pra Siklus

keterlampilan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Celemek Ceria

No

Nama

Indikator Tota

l

Persentas

e %

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Abrar 1 2 1 1 1 1 1 1 9 28%

2 Afif 2 2 2 1 2 2 1 1 13 41%

3 Nino 2 2 2 2 2 2 2 2 16 50%

4 Kafa 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

5 Gufron 1 1 1 1 2 1 1 1 9 28%

6 Fadil 1 1 2 1 1 1 2 2 11 34%

7 Ira 1 2 1 1 1 2 1 1 10 31%

8 Irza 1 1 1 1 1 1 1 1 8 25%

9 Zara 2 2 2 2 2 2 2 2 16 50%

Total 100 284%

Rata-rata 31.5%

Page 94: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

78

Diagram Batang 4.1 Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan Anak Usia 4-5 Tahun

Melalui Media Celemek Ceria Pra Siklus

d. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan refleksi ini hanya

mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam

kegiatan dari awal sampai dengan akhir. Dari hasil pengamatan

pra siklus didapati perkembangan kemampuan berbicara dan

mendengarkan anak usia 4-5 tahun di RA Darul Hikmah

sangatlah beragam dan sebagian besar anak masih perlu

bimbingan untuk mengembangkan keterampilan bahasa anak

agar lebih baik.

28%

41%

50%

25% 28%

34% 31%

25%

50%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Abrar Afif Nino Kafa Gufron Fadil Ira Irza Zara

Pra Siklus

Page 95: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

79

Adapun kendala dari terjadinya keberagaman

keterlampilan bahasa dan masih perlu adanya bantuan dalam

mengembangkan keterampilan bahasa adalah sebagai berikut :

1) Kurangnya variasi kegiatan yang menarik dalam proses

pembelajaran, yang menyebabkan anak jenuh dan bosan.

2) Kurangnya media pembelajaran yang menarik bagi anak,

karena guru telah lebih banyak menggunkan lembar kerja

siswa.

3) Kurangnya tahapan guru terhadap pertanyaan yang diajukan

anak.

4) Kurangnya motivasi guru terhadap anak untuk dapat

mengungkapkan suatu pertanyaan.

5) Kurangnya keterampilan guru dalam membuat media dari

sumber belajar yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

6) Kurangnya respon anak pada pertanyaan yang diajukan guru.

Berdasarkan proses pembelajaran di atas, peneliti

memutuskan untuk melakukan penelitian siklus I untuk

mengembangan kemampuan berbicara dan mendengarkanpada

anak usia 4-5 tahun melalui bercerita dengan menggunakan celemek

ceria.

2. Data Siklus I

a. Perencanaan

Page 96: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

80

Peneliti melakukan tindakan siklus I dalam

mengembangkan kemampuan berbicara dan mendengarkan

berdasarkan hasil refleksi antara peneliti dengan kolaborator

pada tahap pra siklus, yaitu:

1) Proses pembelajaran agar menjadi bervariasi, sehingga

membuat anak lebih tertarik.

2) Media pembelajaran yang konkrit dan kreatif.

3) Motivasi guru terhadap anak untuk dapat mengungkapkan

sesuatu.

4) Memberikan motivasi pada anak untuk bertanya maupun

menjelaskan menurut kemampuan anak.

Oleh sebab itu, peneliti menyiapkan kegiatan pembelajaran

melalui media celemek ceria yaitu sebagai berikut:

1) Menyiapkan perencaan program tindakan berupa rencana

kegiatan pembelajaran yang telah disusun sebagai acuan

dalam proses pembelajaran yang telah didiskusikan dengan

guru kelas sebagai kolaborator pada peneliti ini.

2) Menyiapkan media yang digunakan sesuai dengan tindakan

yang akan disampaikan kepada anak.

3) Menyediakan alat pengumpulan data berupa catatan

lapangan, lembar observasi dan kamera untuk dokumentasi.

b. Tindakan

Dalam tindakan penelitian siklus I ini dilaksanakan dalam

3 kali pertemuan yaitu Senin, Rabu, Kamis, yaitu tanggal 21, 23,

Page 97: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

81

24, Mei 2018. Kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasa yaitu

sholat berjamaah, baris-berbaris, bernyanyi, berdoa, salam,

kemudia kegiatan awal yaitu menjelaskan tema kegiatan hari itu,

tanya jawab mengenai tema serta kegiatan yang akan dilakukan

pada hari itu.

1) Pertemuan ke-1

Dilaksanakan pada hari senin, tanggal 21 Mei 2018.

Pada pertemuan ke-1 kegiatan dilaksanakan adalah fokus

terhadap aspek bicara anak yaitu dengan indikator anak

mampu berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata, anak

mampu berbicara di depan umum dan anak mampu Dengan

cara peneliti bercerita dengan menggunakan celemek ceria.

Lalu anak mendengarkan cerita dengan menggunakan

celemek ceria dengan seksama. Lalu setelah selesai

bercerita peneliti menunjuk anak kedepan untuk mengulangi

apa yang diceritakan oleh peneliti secara bergiliran. Setelah

bergiliran anak bercerita peneliti menilai apakah anak dapat

berani mengulangi cerita secara berurutan di depan kelas.

Berikut adalah cerita tentang :

“Dokter Kelinci Dan Pak Buaya”

Dokter kelinci baik hati. Dia suka menolong siapa saja. Tidak

pandang bulu. Ia ikhlas menolong. Bila ada pasien tidak mampu maka dia

tidak segan-segan membebaskan biayanya. Semua hewan pernah

Page 98: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

82

ditanganinya. Semua penyakit berhasil disembuhkan atas seizin Allah

lewat tangannya.

Rupanya sikap dermawan dan baik hati si kelinci akan dimanfaatkan

si buaya yang punya perangai buruk. Dia punya niat jahat akan

melenyapkan si kelinci dari muka bumi. Dia iri hati melihat kebaikan si

kelinci kepada sesamanya. Dia juga dengki melihat semua hewan

menyayangi si kelinci. Oleh karena itu, ia berniat akan melahap tubuh si

kelinci.

Suatu hari, si buaya pura-pura sakit gigi. Dia berkunjung ke dokter

kelinci. Si kelinci tidak menyadari akan bahaya yang mengancam dirinya.

Dia tetap berbaik sangka terhadap kedatangan seluruh pasien termasuk

kepada si buaya. Ia tetap memperlakukan si buaya seperti pasien-pasien

lainnya. Si kelinci lalu memeriksa.

“Wah, gigimu ternyata baik-baik saja kok, Pak buaya. Tidak ada

tanda-tanda sakit seperti yang kau bilang tadi,” kata si kelinci sambil terus

memeriksa satu demi satu gigi si buaya.

“Tapi...aku merasakan sakit....aduuhhhh....sepertinya gigi yang

terdalam yang terasa sakit ,” kata si buaya sambil terus berpura-pura

mengaduh kesakitan. Namun dalam hati si buaya mulai menyusun siasat

agar si kelinci memasuki lebh dalam ke mulutnya. Nah, begitu dia ada di

dalam mulutnya maka dia akan menyantap tubuhnya. “Iyaaa...tuh gigi yang

paling dalam yang sakit, dokter kelinci. Ayo dong segera periksa gigiku.

Masuk ke dalam mulutku juga nggak apa-apa kok”.

Rupanya si dokter kelinci tidak kalah cerdik. Dia sadar bahwa si

buaya akan berbuat jelek terhadapnya. Diam-diam dia segera mengambil

dua potongan bambu untuk ditaruh di atas rahang bawah si buaya tanpa

sepengetahuan pasiennya. Si dokter kelinci merasakan keanehan dengan

sikap si buaya. Dia merasa yakin bahwa gigi si buaya sebenarnya sehat

tetapi mengapa dia tetap ngotot mengatakan bahwa giginya sakit. Bahkan

si buaya senantiasa menyuruhnya untuk memeriksa gigi terdalamnya. Itu

artinya tubuhnya harus masuk ke mulut si buaya. “Wah, gawat kalau tiba-

tiba mulut si buaya tertutup maka tamatlah riwayatku,” demikian kata si

kelinci dalam hati. Namun dia tetap mengikuti perintah si buaya. Ia

mencoba memeriksa gigi terdalam si buaya dengan memasuki mulutnya.

“Iya betul Tuh gigi terdalamku yang terasa sakit." kata si buaya. “Rasain

Page 99: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

83

kamu dengan sekali katupan mulutku maka si kelinci akan tewas di

tanganku,” pikir si buaya.

“Iya benar bagian gigi terdalamku....masukkan saja tubuhmu ke

mulutku agar pemeriksaannya lebih akurat,” kata si buaya.

Dan ketika tubuh dokter kelinci telah memasuki mulut si buaya, tiba-

tiba si buaya dengan sekuat tenaga cepat-cepat mengatupkan kedua

rahangnya sambil tertawa terbahak-bahak."Hahahaha...rasakan

jebakanku...!!"

“Kraaakkkk....aduuhh...aduuuhhh....aduuhhh....gigiku sakit...gigiku

sakit....aduuuhhh..gigiku benar-benar sakit dokter kelinci,” demikian teriak

si buaya sambil meraung-raung kesakitan sambil berlarian ke sana kemari.

Si kelinci terperanjat. Rupanya si buaya benar-benar telah

menjebaknya. Rupanya si buaya akan membunuhnya. Tetapi untung saja

dia telah menyiapkan dua potongan bambu untuk mengganjal kedua

rahang si buaya. Dan ketika mulut si buaya akan tertutup dia secepatnya

melarikan diri dan pergi menjauh. Sementara itu, niat busuk si buaya

hendak memangsa tubuh si kelinci gagal total karena si dokter kelinci lebih

cerdik dengan menyiapkan antisipasinya bila si buaya mengatupkan

mulutnya.

“Keterlaluan kamu, Pak Buaya! Kamu hendak membunuhku, ya!

Jahat benar sikapmu ! Kamu ternyata telah memiliki niat jelek

terhadapku....pantas saja semua teman-teman menjauhimu.” kata si dokter

kelinci sambil berlari menjauhi si buaya.

Si buaya merasa niat jeleknya terbongkar. Akhirnya dia lari tunggang

langgang sambil merasakan giginya benar-benar terasa sakit yang luar

biasa akibat rahangnya tersusuk potongan bambu.

Dan peneliti meringkas cerita “Dokter Kelinci Dan Pak Buaya” menjadi

sebuah cerita pendek agar anak bisa focus dan tertarik dengan

ceritanya

“Dokter Kelinci Dan Pak Buaya”

Di sebuah hutan terdapat seekor kelinci yang sangat ahli

dalam kesehatan atau dokter, semua binatang yang ada dihutan itu

selalu menemui kelinci tersebut ketika mereka para binatang dalam

Page 100: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

84

keadaan sakit untuk meminta bantuan memeriksa dan meberi obat

agar sembuh dari penyakitnya.

Dan kelinci itu ikhlas tanpa pamrih menolong sesama

binatang, karna itu kelinci banyak disukai para hewan. Dan ada satu

hewan yang tidak suka dengan kelinci namanya buaya, sang buaya

ini benci melihat kelinci yang banyak temannya, dan akhirnya buaya

tersebut mempunyai niat jahat pada kelinci.

Suatu hari buaya tersebut dating menemui kelinci sambil merintih

sakit gigi dan kelinci itu memeriksa sang buaya, ketika kelinci melihat

kedalam mulut buaya kelinci tidak menemukan gejala apapun. Lalu

sang buaya berkata “hai kelinci ini gigi ak yang paling dalam coba

kau lihat sakit sekali” (haha ketika km masuk dalam mulutku akan

kumakan kau kelinci haha, ucap dalam hati). Akhirnya kelinci itu

berfikir kalau dia sedang dibohongi dan akhirnya kelinci tidak bodoh

dia mengambil sebuah ranting tajam dan menaruhnya di antara gigi

atas dan bawah buaya etika kelinci tersebut masuk kedalam mulut

buaya yang dalam, buaya itu langsung menutup giginya rapat-rapt

tapi usahanya gagal sang buaya kesakitan karena tertusuk ranting.

Gambar 4.2

Kegiatan Pembukaan Siklus 1

Pada gambar di samping, peneliti sedang melakukan kegiatan pembukaan pada siklus hari pertama dan menjelaskan kepada anak-anak apa itu celemek ceria dan bercerita dengan celemek berjudul “Dokter Kelinci dan Pak Buaya.

Page 101: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

85

Gambar 4.3

Peneliti Menunjukkan Gambar dan Anak

Menyebutkan Gambar

Pada gambar disamping, peneliti

dan anak-anak sedang melakukan Tanya

jawab tentang cerita yang sudah

disampaikan, dan peneliti memberika

beberapa kosakata seperti kelinci, buaya,

ikhlas, iri, ranting.

Gambar 4.4

Anak Sedang Mengulangi Cerita

Pada gambar samping, kegiatan

anak sedang mengulangi cerita yang

telah disampaikan dengan indikator

kemampuan berbicara anak dan

pemakaian kosakata kelinci, buaya,

ikhlas, iri, ranting.

2) Pertemuan ke-2

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Mei 2018.

Pada pertemuan ke-2 kegiatan yang dilakukan adalah fokus

terhadap aspek membaca anak dengan indikator yaitu anak

mampu membaca kosa kata yang sudah ditulis oleh peneliti.

Dengan cara peneliti menulis kosakata di papan tulis. Pada

pertemuan ke-2 ini peneliti berlanjut bercerita dengan judul :

Page 102: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

86

“Nelayan”

Di sebuah desa terdapat sebuah sungai yang lebar dan panjang. Didekat

sungai itu hiduplah seorang seorang nelayan dan isterinya dan anaknya. Mereka

tinggal tidak jauh dari sungai itu.

Keluarga nelayan itu tergolong keluarga miskin. Setiap hari sang ayah

hanya menggantungkan hidupnya dari menangkap ikan. Kadang kadang mujur,

tetapi ada kalanya sehari penuh tidak mendapat seekor ikan pun.

Pada suatu pagi, nelayan itu pergi memancing ke sungai. Ia membawa 2

buah pancing. Hal ini dilakukan untuk menjaga jika pancingnya putus, ia dapat

menggunakan pancing satunya.

Ia mendayung perahunya hingga di pusat sungai. Setelah pancing itu

diberi umpan, pancing itu diulurkan ke air dan ia menunggu pancingnya ditarik oleh

ikan. Matahari telah tinggi, namun tidak seekor ikan pun yang ia dapat. Akan tetapi

nelayan itu tidak putus asa. Telah beberapa kali ia berpindah tempat di sungai itu,

tetapi keadaanya sama saja. Nelayan itu telah bertekad bahwa jika ia pulang ke

rumah, ia harus membawa ikan untuk anak istrinya.

Namun tiba tiba ada kawat yang menyangkut di perahunya, Ia mengambil

kawat itu dan ia pun mengetahui kalau kawat itu adalah kawat emas. Ia lalu

menarik kawat itu. Hingga beberapa gulung kawat ia merasa belum cukup juga.

Padahal kalau ia mau bersyukur kawat yang telah ia ambil saja sudah cukup

menghidupi keluarganya. Dan ia juga tidak akan menjadi miskin lagi. Namun sifat

serakah telah merasuki dirinya. Ia pun ingin menjadi orang yang paling kaya.

“Ah... panjang sekali kawat ini, aku akan menjadi orang terkaya didunia jika terus

menarik kawat ini”pikir si nelayan. Ia terus menarik kawat itu tanpa menghiraukan

hari semakin gelap. Sampannya telah penuh dengan gulungan kawat emas itu. Ia

terus menarik dan kawat itu tidak habis habis.

Dari dalam air terdengar suara “ Sudaaaaaaaaaaaaah,sudahlah, potong saja

kawatnya” Namun nelayan itu pun tidak menghiraukannya. Ia terus menarik kawat

itu karena ingin menjadi cepat kaya.

Terdengar lagi suara dari dalam air memperingatkan kedua kalinya

“Potoooooooooooooong, potong sajaaaaaaaa........!!!!”

“Berhentiiiiiiiiiii,jangan teruskaaaaaaan....!!!!!!!”

Akan tetapi nelayan itu tetap tidak peduli. Karena perahu nelayan itu

sudah terlalu penuh dengan kawat emas itu maka air pun masuk kedalam perahu

si nelayan itu.

Si nelayan yang telah menjadi rakus tetap belum berhenti menarik kawat.

Sementara itu air perlahan lahan masuk ke perahunya. Nelayan itu baru sadar

Page 103: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

87

ketika air telah benar benar memenuhi perahunya. Namun terlambat, seketika

perahu dan nelayan itu masuk ke dalam air atau tenggelam seketika.

Nelayan itu tidak pernah timbul, ia mati di dasar sungai akibat keserakahannya

yang berlebihan.

Dan peneliti meringkas cerita “Nelayan” menjadi sebuah cerita

pendek agar anak bisa focus dan tertarik dengan ceritanya

´” nelayan “

Di sebuah desa ditepi sungai hiduplah seorang nelayan bersama

keluarganya mereka tergolong orang miskin. Nelayan itu pergi melaut dari dini hari

hingga pagi hari dan meninggalkan keluarganya untuk mencari rezeki. Ketika

dilaut sang nelayan sedang mencari ikan dengan menggunakan jalanya dan

menaruh hasil tangkapan ikannya di ember, ditengah mencari ikan sang nelayan

itu mincing menggunakan pancingan sudah lama mincing nelayan itu tidak

mendapatkan ikan ketika sudah lama menunggu pancingan itu terasa berat dan

ditariklah pancingan itu dan mendapatkan sebuah kawat mas “wah ada kawat mas

lumayan kalau aku gulung dan aku akan mendapatkan kawat mas yang banyak

dan aku jual pasti aku jadi kaya raya” (gumamnya dalam hati). Dan akhirnya

nelayan ituterus menarik kawatnya dengan pancingannya tanpa disadari

perahunya sudah dipenuhi air karena keberatan menampung kawatnya, lambat

laun nelayan itu tenggelam bersama perahu,dan kawat emasnya. Karena sifat

yang serakah itu sang nelayan meninggal di laut dan meninggalkan keluarganya

untuk selamanya.

Gambar 4. 5

Anak mampu mengucapkan kata yang

sudah ditempel pada celemek

Pada gambar di samping, anak

sedang membaca kata “nelayan, rakus,

laut, kawat, miskin, meninggal,

emas.Sesuai cerita yang diceritakan.

Page 104: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

88

3) Pertemuan ke-3

Dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Agustus

2017. Pada pertemuan ke-3 kegiatan yang dilaksanakan

adalah fokus terhadap aspek menulis yaitu dengan indikator

anak dapat membuat gambar dan anak dapat menulis sesuai

yang dicontohkan. Dengan cara peneliti bercerita dengan

menggunakan celemek, dan peneliti menempel gambar

caping dan tulisan caping petani. Berikut adalah cerita tentang

:

“Kisah Petani dan Anak Harimau”

Pada zaman dahulu kala di dataran tanah jawa,pulau jawa masih

diliputi hutan belantara yang lebat. Jumlah manusia yang menghuni pulau

jawa kala itu masih sedikit. Hingga mereka hidup berpencar ke segala

penjuru dengan berkelompok untuk membangun peradaban.

Al-kisah ada sebuah desa kecil yang sangat subur. Desa itu terletak

di tengah-tengah persawahan. Itu berguna agar desa mereka tidak

langsung berbatasan dengan hutan,hingga mereka aman dari hewan-

hewan buas yang berkeliaran.

Dan sawah-sawah mereka berbatasan langsung dengan hutan. Maka

ketika mereka menggarap sawah,mereka juga harus waspada dari bahaya

sergapan hewan buas. Di antara hewan-hewan buas yang paling di takuti

adalah harimau,karena sudah sering memakan korban.

Di desa itu tinggalah seorang kakek terkenal baik hati dan ramah

yang bernama Ki Maulaya. Para warga desa sangat segan dan

mengagumi beliau. Bukan hanya karena keramahanya,sifatnya yang arif

dan bijaksana sering dijadikan patokan ketika ada perselisihan. Itu bukan

suatu hal yang aneh,karena Ki Maulaya adalah seorang penyiar agama.

Beliau datang ke desa itu untuk menyebarkan ajaran Islam yang beliau

Page 105: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

89

bawa. Beliau mengajar bukan hanya lewat nasehat dan ucapan,tapi beliau

juga memberi contoh teladan dengan tingkah laku.

Pada suatu pagi ki maulaya berangkah ke sawah seperti hari biasa.

Dia membawa cangkul dan sebungkus bekal. Sesampainya di sawah,Ki

Maulaya pun melakukan kegiatan seperti biasa. Dan ketika hari beranjak

sore,Ki Maulaya pun bersiap pulang.

Di tengah-tengah perjalanan menuju rumahnya,Ki Maulaya terhenti

oleh suara yang didengarnya. Itu adalah suara binatang yang dia faham

betul,dan sepertinya binatang itu sedang dalam masalah dan butuh

pertolongan.

Ki Maulaya pun mencari dari mana suara itu berasal, dia pun menemukan

sebuah lubang jebakan,dan di lihatnya di dalam lubang itu ada tiga ekor

anak harimau yang terjebak tak bisa keluar.

Melihat bahwa binatang yang dia temukan bisa membahayakanya,diapun

tertegun sejenak. Terjadi pergulatan dalam batinya. Satu sisi dia kasihan

pada hewan itu dan ingin menolongnya,tapi pada sisi lain ketakukan juga

menyelimuti hatinya.

Ahirnya setelah beberapa saat terpaku,Ki Maulaya dapat menekan rasa

takutnya. "Aku percaya..bahwa kebaikan pasti dibalas dengan kebaikan

pula. Bismillahirrohmanirrohim..".gumamnya meneguhkan hati kemudian

masuk ke dalam lubang.

Di keluarkanya satu persatu anak harimau itu,setelah semua

terangkat dia pun naik keluar dari lubang itu. Tapi baru saja dia sampai di

atas,tiba-tiba dari semak belukar keluar seekok harimau yang sangat

besar. Harimau itu adalah induk dari tiga anak harimau yang dia tolong.

Ki Maulayapun gemetar dan berkeringat dingin,rasa takut telah menjalar ke

sekujur tubuhnya. Tapi dia mencoba mengendalikan diri,yang ada di

pikiranya saat itu hanya pasrah pada kehendak sang pencipta.

Diapun mencoba menenangkan diri dan menekan rasa takutnya. "Aku tak

berniat menyakiti anak-anak mu. Aku hanya mencoba menolong

mereka".katanya dengan bibir bergetar. "Apakah kau akan membalas

kebaikan ku dengan memakan ku? Kalau itu kehendak mu,aku ikhlas jadi

santapan mu. Tapi dengan satu perjanjian..jangan pernah kau ganggu

anak cucu dan semua keturunan ku,sebagai balasan aku selamatkan

keturunan mu hari ini".kata Ki Maulaya pada harimau itu.

Page 106: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

90

Tapi tak ada tanda-tanda harimau itu akan menerkamnya. Harimau itu

hanya mendekatinya sambil mengendus-endus ki maulaya,lalu dia pergi

membawa anak-anaknya. Setelah mengalami kejadian yang mengerikan

itu,ki maulayapun meneruskan perjalanan pulang.

Konon setelah kejadian itu,Ki Maulaya dan harimau menjadi

sahabat. Harimau itu sering menunggui Ki Maulaya ketika di

sawah,menjaganya dari bahaya hewan-hewan buas di hutan.

Dan ketika Ki Maulaya mengadakan sebuah acara,pasti dia menemukan

seekor rusa yang ditaruh di depan pintunya. Rusa itu tidak mati,hanya

terlihat bekas luka gigitan di kakinya sehingga dia tak lagi bisa lari. Ki

Maulaya tahu kalau itu adalah kiriman dari si harimau sahabatnya.

Sampai ketika Ki Maulaya sudah wafat,terkadang para warga masih sering

melihat harimau yang berkunjung ke rumah Ki Maulaya. Harimau itu hanya

duduk sebentar di pelataran kemudian kembali lagi ke dalam hutan.

Entah itu induk harimau yang menjadi sahabat Ki Maulaya dulu

atau anak turunya. Tapi yang pasti..anak cucu Ki Maulaya tak lagi heran

jika pagi-pagi membuka pintu,mereka temui seekor harimau yang tidur di

pelataran.

Sebagaimanaperjanjian Ki Maulaya Dan induk harimau,anak cucu dan

keturunan Ki Maulaya tak pernah ada yang dilukai apa lagi dimangsa oleh

harimau.

Apayang diyakini Ki Maulaya kini terbukti.. "Kebaikan pasti dibalas dengan

kebaikan pula".

Inibisa memberi contoh pada kita, jangan ragu untuk menyebar kebaikan.

Bahkan pada musuh mu sendiri.

Dan peneliti meringkas cerita “Kisah Petani Dan Anak Harimau”

menjadi sebuah cerita pendek agar anak bisa focus dan tertarik

dengan ceritanya

“Kisah Petani Dan Anak Harimau”

Disebuah desa dekat dengan persawahan dan perbatasan hutan

hiduplah seorang petani dan 3 orang cucunya. Suatu hari petani itu pergi

kesawah dengan membawa cangkul, dan rantang nasi lalu petani itu harus

melewati hutan agar bisa sampai di sawah. Disawah petani itu bekerja

mencangkul dan menanam padi, dan sayuran. Menjelang siang hari petani

itu istirahat digubuk setelah istirahat berkerja lagi. Hari pun mulai sore

Page 107: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

91

saatnya petani pulang ke rumah, ketika dalam perjalanan pulang melewati

hutan terdengar suara hewan mengaung-ngaung, dan di carilah oleh petani

itu ketika melihat kedalam lubang ada seekor anak harimau yang terjebak

dan petani itu berusaha menolongnya ketika sudah berhasil diselamtkan

datanglah induknya, lau petani itu ketakutan dan hanya berpasrah antara di

makan atau tidan dan petani itu memiliki permintaan “hai harimau kalau

kau ingin memakanku silahkan tapi aku sudah menyelamatkan anakmu,

tapi kalu km masih mau memakanku berjanjilah jangan kau sakiti

keturunanku” kata petani.

Dan akhirnya petani itu dibebaskan dan langsung pulang kerumah.

Matahari pagi pun sudah mulai muncul dan petani itu bersiap siap kembali

untuk pergi kesawah ketika petani itu membuka pintu ia kaget, ada harimau

didepan pintu. Dan harimau itu pun berkata”hai pak petani terimakasih ats

bantuanmu, aku berhutang budi padamu dan balasan dari kebaikanmu aku

akan berjanji selalu menjaga km dan keturunanmu walaupun suatu hari

nanti km sudah tiada aku yang akan menjaga keturunanmu”.

Setelah kejadian itu harimau sangat setia menjaga keluarga petani itu

hingga petani itu sudah tiada.

Gambar 4. 6 Guru bercerita tentang “Kisah Petani dan

Anak Harimau”

Pada gamabar disamping, guru

bercertia kembali berjudul “Kisah Petani

dan Anak Harimau” dengan celemek

siklus 1 hari ke 3. Dengan indikator anak

dapat meniru kataharimau, petani,induk ,

baik hati, menolong, cangkul, caping.

Gambar 4.7

Anak Sedang Meniru tulisan

Page 108: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

92

Pada gambar disamping, anak

sedang meniru huruf atau kata caping

petani.

c. Observasi

Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas pada siklus I

ditemukan peningkatan keterampilan bahasa pada anak usia 4-5

tahun yang mulai baik. Anak sudah merespon beberapa

pertanyaan yang diajukan guru dengan bantuan maupun tanpa

bantuan dan sudah ada yang mengajukan pertanyaan dengan

inisiatif sendiri. Serta kosa kata yang didapat juga sudah mulai

banyak. Seperti: harimau,petani,induk, baik hati,

menolong,caping, cangkul, nelayan, kawat, emas, jala,

rakus,kelinci, buaya, iri, dokter, ranting. Anak-anak saling

bertanya dan menjawab dengan nada yang masih dibantu guru

dalam memberikan jawaban dan ada yang tanpa bantuan guru

atau dengan inisiatif sendiri. Dan beberapa anak juga sudah

dapat menyampaikan cerita nya sendiri. Guru menggunakan

media yang menarik perhatian anak sehingga anak menjadi

antusias dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Guru

menggunakan kegiatan bercerita yang menarik dan

menyenangkan sehingga anak-anak mulai tertarik dan

mendengarkannya.

Page 109: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

93

Anak-anak sangat senang dengan media celemek, karena

dalam celemek ceria tersebut anak dapat melihat cerita yang

berbeda dengan yang lainnya, dan dapat mengenal

keterlampilan berbahasa anak pada setiap kegiatan cerita

tersebut.

Hasil observasi Penelitian tindakan siklus 1 dapat

digambarkan pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Hasil observasi siklus I

Kemampuan Berbicara dan MendengarkanAnak Usia 4-5 Tahun

Melalui Media Celemek Ceria

No Nama Indikator

Total Persentase

% 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Abrar 2 2 2 2 2 2 2 2 16 50%

2 Afif 2 2 3 3 3 3 2 2 20 63%

3 Nino 2 2 3 3 3 3 2 2 20 63%

4 Kafa 1 2 2 2 2 2 2 1 14 44%

5 Gufron 2 2 2 2 2 2 2 1 15 47%

6 Fadil 2 2 3 3 3 2 3 2 20 63%

7 Ira 2 2 2 2 2 3 3 2 18 56%

8 Irza 1 2 1 1 2 2 2 2 13 41%

9 Zara 2 2 3 3 3 3 2 2 20 63%

Total 156 490%

Rata-rata 54.4

Diagram Batang 4.2 Presentasi Hasil Pengamatan Siklus I

Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Celemek Ceria

Page 110: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

94

d. Refleksi

Pada pelaksanaan refleksi, peneliti dan kolaborator

melakukan diskusi untuk mengevaluasi kelemahan maupun

kekuatan yang ditentukan selama siklus I berlangsung, kemudia

hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan dan pertimbangan

untuk pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya.

Hasil diskusi dan refleksi antara peneliti dan kolaborator

selama proses pembelajaran siklus I telah ditemukan bahwa :

(1) Pada pertemuan ke-1, 2, dan 3terlihat peneliti sudah

melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana

kegiatan harian, khususnya dengan celemek ceria.

(2) Peneliti kurang memberikan stimulasi-stimulasi

perkembangan bahasa anak, sehingga masih ada anak yang

belum terlihat pada kemajuan perkembangan bahasa nya.

(3) Anak-anak sudah mulai menyukai cerita yang menggunakan

media celemek ceria.

50%

63% 63%

44% 47%

63% 56%

41%

63%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

Abrar Afif Nino Kafa Gufron Fadil Ira Irza Zara

Siklus 1

Page 111: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

95

(4) Langkah-langkah yang dilakukan pada proses pembelajaran

ini telah banyak membantu anak dalam mengembangkan

keterampilan bahasa.

Hasil pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa

sebagian besar anak mulai menunjukkan hasil namun belum

optimal, maka perlu diadakan tindakan siklus II untuk mencapai

target yang diharapkan oleh peneliti dalam mengembangkan

keterampilan bahasa anak usia 4-5 tahun.

3. Data Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan hasil

refleksipeneliti , yaitu :

1) Peneliti kurang memberikan stimulasi-stimulasi

perkembangan bahasa anak, sehingga masih ada anak yang

belum terlihat pada kemajuan perkembangan bahasanya.

2) Anak-anak sudah mulai menyukai cerita dengan

menggunakan media celemek ceria. Kemudian peneliti

melanjutkan tindakan pada siklus II dengan mempersiapkan

sebagai berikut:

a) Menyiapkan perencaan program tindakan berupa rencana

kegiatan yang telah disusun sebagai acuan dalam proses

penelitian ini.

b) Menyiapkan media yang digunakan sesuai dengan

tindakan yang akan diberikan.

Page 112: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

96

c) Menyediakan alat pengumpul data berupa catatan

lapangan, lembar observasi dan kamera untuk

dokumentasi.

b. Tindakan

Dalam tindakan penelitian siklus II ini dilaksanakan dalam

3 kali pertemuan yaitu hari Senin, Rabu, Kamis, yaitu tanggal 28,

30, 31 Mei 2018. Kegiatan pembelajaran berjalan seperti biasa

yaitu baris-berbaris, bernyanyi, berdoa, salam, kemudia kegiatan

awal yaitu menjelaskan tema kegiatan hari itu, tanya jawab

mengenai tema serta kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu.

1) Pertemuan ke-1

Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 Agustus.

Pada pertemuan ke-1 kegiatan dilaksanakan adalah fokus

terhadap aspek bicara anak yaitu dengan indikator anak

mampu berbicara dengan jelas dan tidak terbata-bata, dan

guru memberikan beberapa kosakata untuk pedoman cerita

mereka seperti: semut, belalang, biola, mengumpulkan

makanan, gandum, bernyanyi.anak mampu berbicara di

depan umum dan anak mampu bercerita dengan

menggunakan kosakata yang sudah diberikan dan

mengembangkan imajinasinya, dengan bahasanya sendiri

menggunakan media celemek ceria ini. Pada aktivitas

bercerita ini dilakukan dengan cara yang berbeda dari

sebelumnya. Yaitu dengan cara memanggil 3 orang anak dan

Page 113: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

97

bercerita di depan dengan bergiliran. Peneliti menilai apakah

dengan cara seperti ini, dapat menstimulasi keberanian tampil

di depan dan mengembangkan bahasanya dengan bercerita,

berikut adalah ceritanya:

“Semut Dan Belalang”

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut

yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk

mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum

yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu

seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya

datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu

memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu

telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim

dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu

lakukan sepanjang musim panas?" "Saya tidak mempunyai waktu

untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya

sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim

panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena

merasa gusar."Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut,

"Baiklah, sekarang setelah lagu tersebtt telah kamu selesaikan

pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian

semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan

pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.

Gambar 4.8 Anak Bercerita Depan Umum

Pada gambar disamping anakmerangkai

cerita tentang semut dan belalang dengan

bahasanya sendiri.

Page 114: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

98

2) Pertemuan ke- 2

Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 Agustus.

Pada pertemuan ke-2 kegiatan yang dilakukan adalah fokus

terhadap aspek membaca anak dengan indikator yaitu anak

mampu mengenal huruf konsonan dan anak mampu

mengenal huruf awal dari kata“gajah” . Dengan cara peneliti

menempel huruf “ga” di celemek, lalu anak menyebutkan kata

yang depannya berawalan “ga”. Pada pertemuan ke-2 ini

anak berlanjut bercerita kembali dengan mengembangkan

bahasanya dan imajinasinya. Ketika anak bercerita sendiri

peneliti bisa menilai apakah anak dapat mengembangkan

kosakata dan bahasanya dengan baik. Pada aktivitas

bercerita ini dilakukan dengan cara memanggil 2 anak untuk

bercerita di depan. Peneliti menilai apakah dengan cara

seperti ini, dapat menstimulasi keberanian dan bahasa anak

untuk berani tampil di depan umum, berikut adalah ceritanya:

“Gajah Yang Baik Hati”

Tindakkan Kancil masuk ke dalam itu merupakan tindakan

yang sangat ceroboh. Ia tidak berpikir bagaimana caranya ia naik

ke atas bila sudah berada di dalam kolam tersebut. Beberapa kali

Kancil mencoba untuk memanjat tetapi ia tidak bisa sampai ke atas.

„‟Tolong.‟‟ Toloooonggggg..!‟‟

Si Kancil tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya berteriak

meminta tolong. Teriakan si Kancil ternyata terdengar oleh sang

Gajah yang kebetulan sedang berjalan melewati tempat itu. „‟Hai,

siapa yang ada di kolam itu?‟‟

“Aku… tolong aku..! jawab si Kancil.

Page 115: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

99

“Siapa kau?‟‟ Tanya Gajah.

„‟Aku..si Kancil sahabatmu.‟‟

„‟Kenapa kamu bisa di dalam kolam ini? Dan berteriak meminta

tolong.‟‟

Kancil terdiam sesaat mencari akal agar Gajah mau menolongnya.

„‟Tolong aku mengangkat ikan ini.‟‟

“Yang benar kau mendapat ikan?‟‟

„‟Bener..benar !aku mendapatkan ikan yang sangat besar.‟‟

„‟Tapi bagaimana caranya aku turun kebawah.‟‟

„‟Sebaiknya kamu langsung turun saja kebawah. Sebab jika tidak

cepat-cepat ikan ini bisa lepas.!‟‟

Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah

tetapi bagaimana jika naiknya nanti.

„‟Cil. Mana ikan yang kau dapatkan ?‟‟

„‟Ada di sepasang kakiku.‟‟ Kata Kancil.

„‟Kalau aku menolongmu. Lalu bagaimana caranya aku naik dari

kolam ini.?‟‟

Kini Kancil terdiam. Ia tidak menyangka gajah dapat berpikir sejauh

itu. Tidak seperti dirinya, karena kehausan langsung terjun ke

dalam kolam. Tanpa berpikir akibatbya.

„‟Kau mau memanfaatkanku ya Cil?‟‟ kau akan menipuku untuk

kepentingan dan keselamatanmu sendiri?‟‟ Tanya Gajah.

Kancil hanya terdiam.

„‟Sekali-kali kamu harus diberi pelajaran.‟‟ kata Gajah sambil

meninggalkan tempat itu.

„‟Waduh.. Pak Gajah. Aku mohon tolonggggg….!‟‟

Gajah tidak mendengarkan teriakan Kancil. Kancil mulai putus asa.

Semakin lama berada di tempat itu Kancil mulai merasa kedinginan.

„‟Toolongg..tolongggg.‟‟

Hingga menjelang sore tidak ada seekor binatang yang mendengar

teriakannya.

„‟Aduh gawat! Aku benar-benar akan mati kaku di tempat ini.‟‟ Kancil

mulai membayangkan akhir hidupnya ditempat ini.

Lalu Kancil berteriak dengan keras.‟‟ Wahai langit dan bumi! Dan

seluruh binatang yang berasa di hutan. Aku bersumpah tidak akan

Page 116: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

100

menipu untuk kepentinganku dan keselamatanku sendiri,

kecuali……!

Ketika Kancil mengucapkan kata kecuali, Kancil sengaja

mengecilkan suaranya sehingga hampir tidak terdengar lagi. Tak di

sangka ternyata Gajah tiba-tiba muncul di tepi kolam. Ternyata

Gajah tidak benar-benar meninggalkan Kancil sendirian dan

sengaja menyembunyikan dirinya. Ia penasaran mendengar ucapan

kancil yang terakhir.

“Kecuali apa?‟‟ tanya Gajah penasaran.

Kancil terkejut mendengar suara Gajah.

„‟Pak Gajah? Kau kembali lagi?‟‟

„‟Jawab pertanyaanku Cil. Kecuali apa?‟‟

„‟Hmm. Kecuali terpaksa untuk menyelamatkan diri. Karena aku

hewan kecil yang serimg terancam oleh Harimau, Singa, Srigala,

dan binatang lainnya yang jahat.‟‟

„‟Oh begitu..?‟‟ sahut Pak Gajah. „‟Sekarang apakah kamu sudah

sadar? Dan akan berjanji tidak akan menipu, jahil, iseng dan

perbuatan yang merugikan binatang lain?‟‟

„‟Benar Pak Gajah.‟‟

„‟Betul?‟‟

Betul Pak Gajah, saya benar-benar berjanji.‟‟

„‟Baiklah sekarang aku akan menolonhmu Cil.‟‟ Kata Gajah.

Gajah menjulurkan belalainya yang sangat panjang untuk

menangkap Kancil dan mengangkatnya ke atas. Begitu sampai di

atas Kancil berkata.

„‟Terima kasih Pak Gajah! Saya tidak akan pernah melupakan

kebaikanmu ini.‟‟

Sejak itu Kancil menjadi binatang yang sangat baik. Ia tidak lagi

berbuat iseng seperti yang pernah ia lakukan pada beruang dan

binatang-binatang yang lainya.

Dan peneliti meringkas cerita “Gajah dan Kancil” menjadi sebuah cerita

pendek agar anak bisa focus dan tertarik dengan ceritanya

“Gajah Dan Kancil”

Suatu hari seekor kancil masuk kedalam lubang yang sangat dalam dan

kancil itu bingung untuk keluar dari lubang yang sangat dalam itu, dan

Page 117: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

101

akhirnya si kancil berteriak dan meminta tolong “tolooong….” Sampai

berulang kali tidak ada yang mendengarnya. Dan seekor gajah melewati

lubang yang mana sikancil itu jatuh dan gajah itu mendengar teriakannya

dan melihat kedalam lubang

„‟Kenapa kamu bisa di dalam kolam ini? Dan berteriak meminta

tolong.‟‟

Kancil terdiam sesaat mencari akal agar Gajah mau menolongnya.

„‟Tolong aku mengangkat ikan ini.‟‟

“Yang benar kau mendapat ikan?‟‟

„‟Bener..benar !aku mendapatkan ikan yang sangat besar.‟‟

„‟Tapi bagaimana caranya aku turun kebawah.‟‟

„‟Sebaiknya kamu langsung turun saja kebawah. Sebab jika tidak

cepat-cepat ikan ini bisa lepas.!‟‟

Gajah berpikir sejenak. Bisa saja ia turun ke bawah dengan mudah

tetapi bagaimana jika naiknya nanti.

„‟Cil. Mana ikan yang kau dapatkan ?‟‟

„‟Ada di sepasang kakiku.‟‟ Kata Kancil.

Dan akhirnya sang gajah pu berfikir “ahh sikancilkan suka bohong siapa

tau aku dibohongi” akhirnya gajah itu pergi. Dan kancil pun masih berteriak

lalu sang gajah merasa kasihan akhirnya ditolonglah dengan menjulurkan

belalainya dan akhirnya si kancil bisa keatas dengan selamat “terimakasih

gajah aku akan mengenang kebaikanmu”kata kancil.

Gambar 4.9

Anak bercerita depan umum

Pada gambar di samping anak bercerita

dengan bahasa dengan menggunakan

kosa kata: gajah, kancil, menolong,

bohong, belalai, lubang.

Page 118: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

102

3) Pertemuan ke-3

Dilaksanakan pada hari rabu tanggal 30 Agustus 2017.

Pada pertemuan ke-3 kegiatan yang dilaksanakan adalah

fokus terhadap aspek menulis yaitu dengan indikator anak

dapat membuat gambar dan anak dapat melengkapi kata.

Dengan cara anak menempelkan huruf dicelemek pada kata

yang kurang. peneliti mempersiapkan lembaran kerja dan

anak meniru kata: gajah, kancil, menolong, bohong, belalai,

lubang dan bentuk yang ada pada celemek,peneliti menilai

dari berbicara anak, dapat mengulang kata, dan menyimak.

Pada pertemuan ke-3 ini anak berlanjut bercerita kembali.

Pada aktivitas bercerita dilakukan dengan cara yang berbeda

dari sebelumnya. Yaitu dengan cara memanggil 2 orang anak

dan bercerita di depan umum.Peneliti menilai apakah dengan

cara seperti ini, dapat menstimulasi keberanian anak untuk

berani tampil di depan umum. Berikut adalah ceritanya:

“Si Kancil dan Harimau”

Pada suatu hari, terjadilah kelaparan di sebuah pulau yang

penduduknya kebanyakan di huni oleh para Harimau. Mereka sangat

kelaparan, karena semakin hari tidak ada hewan yang dapat mereka

mangsa. Akhirnya, Raja Harimau mengutus Panglima dan para

Prajuritnya untuk pergi ke pulau kecil di sebrang dan kembali dengan

membawa banyak makanan.

Perjalanan ke pulau kecil di sebrang cukup jauh. Akhirnya,

mereka pun sampai di tempat tujuan. Di sana mereka sangat takjub

dengan melihat keindahan alam pulang kecil tersebut. Namun,

setibanya mereka disana. Mereka hanya melihat seekor Kancil kecil di

tepi pantai. Kancil pun segera berlari. Namun, ia terlambat. Ia sudah di

kepung oleh para Harimau.

„‟ Hei Kancil! Di mana Rajamu? Kami datang untuk meminta makanan.

Jika kalian menolak, kami akan menyerang pulau kecil ini. Dan lihatlah,

Page 119: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

103

kami membawa potongan kumis raja kami.‟‟ Kata prajurit Harimau dan

menunjukkan kumis rajanya.

„‟ Kumis ini besar sekali. Pasti raja Harimau sangat besar dan kuat.

Aku akan membawa kumis raja Harimau dan menunjukkannya kepada

raja kami.‟‟ Kata Kancil.

Cerita Dongeng Si Kancil dan Harimau

Sebenarnya, Kancil sangat kebingungan karena di pulau kecil

tersebut tidak terdapat seorang Raja. Pada saat itu, Kancil melihat

sahabatnya seekor gajah yang sangat besar. Ia pun langsung

menemukan sebuah ide.

„‟ Hei sahabatku. Kemarilah, aku sangat membutuhkan bantuanmu!‟‟

kata Kancil.

„‟ Hah? Bantuanku? Buat apa Cil?‟‟ Tanya gajah.

„‟ Untuk keselamatan semua hewan di pulau ini.‟‟ Jawab Kancil.

Akhirnya, gajah pun mencabut gadingnya yang paling besar,

rajam dan panjang. Setelah mendapatkan gading tersebut. Kancil

langsung berlari membawa gading gajah dan menyerahkan kepada

para Harimau. Kancil pun mencari di mana para Harimau itu. Akhirnya,

Kancil berhasil menemukan mereka di tepi pantai. Mereka tertidur

sangat pulas. Kancil pun membangunkan panglima Harimau.

„‟ Tuan, raja kami siap untuk berperang. Sebagai buktinya. Raja kami

pun mengirimkan kumisnya.‟‟ Kata Kancil tegas. Ia pun langsung

menyerahkan gading gajah kepada para Harimau.

„‟ Ini kumis raja mu?‟‟ Tanya panglima Harimau.

„‟ Iya, itu adalah kumis raja kami yang paling kecil. Raja kami pun

menerima tantangan dari raja kalian.‟‟ Kata Kancil.

Para Harimau pun sangat terkejut melihat kumis raja pulau kecil yang

besar dan tajam.

„‟ Kumis raja Kancil sangat besar. Sangat besar dari kumis raja kita.

Kita pasti akan sulit untuk melawannya.‟‟ Bisik panglima Harimau

kepada para prajuritnya.

„‟ Lalu bagaimana?” Tanya salah satu Harimau.

„‟ Sebaiknya kita segera pergi dari pulau ini.‟‟ Jawab panglima Harimau.

Akhirnya, para Harimau pergi meninggalkan pulau kecil tersebut.

mereka pun melanjutkan perjalanan ke pulau lainnya untuk mencari

makanan.

Sejak saat itu, tidak ada satu Harimau pun yang berani datang ke

pulau kecil. Semua itu berkat kecerdikan Kancil dan kecerdikkannya.

Dan peneliti meringkas cerita “Si Kancil dan Harimau”menjadi sebuah

cerita pendek agar anak bisa focus dan tertarik dengan ceritanya

“Si Kancil dan Harimau”

Disebuah hutan yang banyak dihuni oleh para harimau, mereka sedang

dilanda kelaparan sehingga raja harimau menyuruh para harimau mencari

makan di pulau lain. Dari beberapa harimau itu ada 5 harimau pergi ke

sebuah pulau yang bagus ketika itu para harimau melihat seekor kancil dan

Page 120: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

104

memanggilnya “hai kancil mana raja hutan sini akau sangat lapar”kata

salah satu harimau itu. Akhirnya kancil pergi sambil berfikir”wah pulau ini

dalam keadaan bahaya bagaimana aku menyelamatnkannya yaa?”

ditengah perjalanan kancil sambil berfikir dia bertemu dengan seekor gajah

dan langsung memiliki ide yang bagus”aha lebih baik aku meminjam gadai

gajah itu, dan akhirnya kancil memanggil gajah dan meminjam gadainya

lalu menemui 5 ekor harimau itu yang sedang tidur ditepi laut”hai harimau

dapat salam dari raja pulau ini dan di memberikan ini”kata kancil. “Wah

bagian dari raja ini sangat besar dan tajam bagaimana aslinya lebih baik ak

dan temanku pergi dari pulau ini”kata salah satu harimau tersebut. Dan

akhirnya mereka harimau lari dengan sekencang-kencangnya.

Gambar 4.10

Anak Menempel huruf pada celemek

Pada gambar di atas, anak sedang melakukan kegiatan menempel

huruf di celemek pada kata “harima...”yang kurang.

Gambar 4.13 Anak Membuat Bentuk sesuai contoh

Pada gambar disamping , anak sedang membuat bentuk

wajah harimau, dan kata harimau Peneliti menilai apakah anak sudah dapat membuat bentuk wajah dengan sempurna atau belu

c. Observasi

Dalam kegiatan penelitian tindakan siklus II ditemukan

perubahan pengembangan keterampilan bahasa pada anak usia

Page 121: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

105

4-5 tahun yang begitu baik, dilihat dari antusias anak dalam

bercerita dan penambahan kosakata seperti: gadai, raja hutan,

lari, ide, gajah, kancil, kelaparan, pulau. serta antusias dalam

menjawab pertanyaan. Anak-anak sudah banyak yang berani

menjawab serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus II maka dapat dibuat

tabel yang menunjukkan peningkatan keterampilan bahasa

melalui hasil dan nilai persentasi per anak. Hasil persentasi ini

dilakukan agar penilaian anak pada lembar observasi dapat

dilihat dengan maksimal, sehingga sebagai tanda bukti bahwa

penelitian ini berhasil atau tidak, meningkat atau tidak. Maka

dapat dilihat tabel hasil observasi pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil observasi siklus Il

Kemampuan Berbicara dan MendengarkanAnak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Celemek Ceria

No Nama Indikator

Total Persentase

% 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Abrar 4 3 4 3 4 4 3 4 29 91% 2 Afif 4 4 3 4 4 4 4 3 30 94% 3 Nino 4 4 3 4 4 4 4 3 30 94% 4 Kafa 4 4 4 4 3 4 3 3 29 91% 5 Gufron 3 4 3 4 3 3 4 4 28 88% 6 Fadil 4 4 4 4 3 4 4 4 31 97% 7 Ira 3 4 4 4 3 4 4 4 30 94% 8 Irza 4 4 4 4 3 4 4 3 30 94% 9 Zara 4 4 4 4 4 4 4 4 32 100%

Total 269 841% Rata-rata 93.4%

Page 122: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

106

Diagram Batang 4.3 Presentasi Hasil Pengamatan Siklus II

Kemampuan Berbicara dan Mendengarkan Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Media Celemek Ceria

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Interpretasi Hasil Data Pra siklus

Berdasarkan hasil pengamatan pada pra siklus, diketahui

bahwa rata-rata nilai prosentase ketercapaian kemampuan berbicara

72%

75% 75%

72%

69%

72% 72% 72%

75%

65%

66%

67%

68%

69%

70%

71%

72%

73%

74%

75%

76%

Abrar Afif Nino Kafa Gufron Fadil Ira Irza Zara

Siklus 2

Page 123: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

107

dan mendengarkan anak usia 4-5 Tahun di RA Mutiara masih terlihat

rendah, hanya mencapai 31.5%.

Pada pra siklus terlihat hampir keseluruhan anak

perkembangannya dapat dikatkaan Belum Muncul (BM), yaitu: Abrar,

Kafa, Gufron, Fadil, Ira, dan Irza. Oleh karena itu, peneliti

memutuskan untuk melakukan tindakan penelitian siklus I sebagai

upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan

mendengarkan anak usia 4-5 tahun meluli permainan modifikasi

tapak gunung.

2. Interpretasi Hasil Data Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, diketahui bahwa

rata-rata nilai prosentase ketercapaian kemampuan berbicara dan

mendengarkan anak usia 4-5 Tahun di RA Mutiara masih terlihat

rendah, hanya mencapai 54.4%.

Pada siklus I terjadi peningkatan sebesar 22.9% dari siklus

sebelumnya. Hal ini juga dapat terlihat dari kemampuan berbicara

dan mendengarkan yang dimliki anak Mulai Berkembang (MB),

bahkan ada sebagian anak yang mampu Berkembang Sesuai

Harapan (BSH), yaitu Afif, Nino, Fadil, Ira, dan Zara. Meskipun

demikian, masih ada 2 (dua) orang anak yang perkembangan

kemampuan berbicara dan mendengarkan Belum Muncul (BM), yaitu

Kafa dan Irza.

Peningkatan kemampuan berbicara dan mendengarkan pada

tiap siklusnya berkembang sesuai harapan terlihat keseluruhan anak

Page 124: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

108

mampu berkembang sesuai harapan. Hal ini disebabkan karena

media celemek ceria yang digunakan dimodifikasi cukup menarik

dengan menempel gambar sesuai dengan cerita yang dibawakan

guru sehingga kegiatan berjalan menarik minat anak. Selain itu,

media celemek cerita membuat anak mudah mengenal dan

memahami gambar yang dilihatnya sehingga secara otomatis akan

menambah kosa kata anak.

3. Interpretasi Hasil Data Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II, diketahui

bahwa rata-rata nilai prosentase ketercapaian kemampuan berbicara

dan mendengarkan anak usia 4-5 Tahun di RA Mutiara masih terlihat

rendah, hanya mencapai 93.4%.

Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar sebesar 39.0% dari

siklus sebelumnya. Hal ini dapat terlihat dari perkembangan

peningkatan kemampuan berbicara dan mendengarkan mengalami

peningkatan yang signifikan. Hampir keseluruhan anak anak mampu

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), bahkan ada sebagian anak

yang perkembangan kemampuan berbicara dan mendengarkan

Berkembang Sangat Baik (BSB) sesuai indikator penelitian yang

telah ditetapkan sebelumnya yaitu Zara.

Peningkatan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak

usia 4-5 tahun pada tiap siklus kedua berkembang sangat baik.

Keseluruhan anak mampu menceritakan kembali cerita yang

diberikan guru melalui media celemek ceria. Hal ini menandakan

Page 125: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

109

anak dapat bercerita dengan baik. Demikian pula halnya dengan

kemampuan anak mendengarkan dan menyimak cerita melalui

media celemek cerita. Anak memahami cerita yang didengarnya.

Selain itu, anak mampu menyerap informasi berkaitan dengan pesan

sosial pada setiap cerita yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil penelitian siklus II diketahui adanya

peningkatan yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan

berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun melalui media

celemek ceria mencapai 93.4% sehingga penelitian tindakan

dihentikan pada siklus II. Kemampuan berbicara dan mendengarkan

anak usia 4-5 tahun pada pra siklus hanya sebesar 31.5%, terjadi

peningkatan sebesar 22.9% pada siklus I menjadi 54.4%, dan pada

siklus II kembali terjadi peningkatan sebesar 39.0% menjadi 93.4%.

Page 126: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

110

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas melalui metode bercerita dengan

celemek ceria untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak

usia 4-5 tahun di Raudhatul Athfal Darul Hikmah dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Cara guru meningkatkan keterampilan bahasa khususnya kemampuan berbicara

dan mendengarkan melalui media celemek ceria yaitu dengan menggunakan media

bantuan berupa media gambar. Selain itu, guru juga memberikan cerita yang

beragam pada tiap pertemuannya sehingga anak tidak bosan dan menyukainya.

Guru juga menceritakan tokoh dan binatang peliharaan sehingga alur cerita

menjadi lebih menarik.

2. Metode bercerita dengan celemek ceria mampu meningkatkan kemampuan

berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun di Raudathul Athfal Darul Hikmah

Jakarta Utara.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pra siklus hanya

mencapai 31.5%, kemudian terjadi peningkatan siklus I mencapai 54.4% dan terjadi

peningkatan kembali pada siklus II mencapai 93.4%. Hasil tersebut telah mencapai

target bahkan melampauinya sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan pada

siklus II.

B. Implikasi

Page 127: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

111

Metode bercerita dengan celemek ceria yang dibuat dari kain celemek dapat

diterapkan pada pendidikan anak usia dini untuk melihat keterampilan bahasa.

Terutama dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak yang berkaitan dengan

kemampuan berbicara dan mendengarkan.

Dengan diketahuinya celemek ceria dapat dibuat dari kain planel dapat

meningkatkan kemampuan berbicara dan mendengarkan anak usia 4-5 tahun, maka

hal ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan bahasa perlu diberikan

suatu kegiatan yang menyenangkan, kreatif dan terprogram.

Berdasarakan hasil penelitian untuk anak usia 4-5 tahun, peneliti melihat

adanya peningkatan keterampilan bahasa. Kemampuan keterampilan bahasa anak

sebelumnya belum terlihat optimal, setelah diadakan penelitian dengan siklus I dan

siklus II, kemampuan keterampilan bahasa anak terlihat meningkat terutama berkaitan

dengan kemampuan berbicara dan mendengarkan.

Semua itu karena adanya kegiatan bercerita yang menyenangkan serta

ditunjang dengan alat atau media yang tepat, sehingga kemampuan berbicara dan

mendengarkan anak dapat berkembang dengan baik. Kreativitas guru tidak boleh

berhenti sampai di sini tetapi harus selalu dikembangkan sesuai dengan

perkembangan zaman.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka disarankan

sebagai berikut:

1. Bagi pengelola atau lembaga, semoga adanya penelitian ini sekolah dapat kembali

menerapkan celemek ceria yang telah diberikan, sehingga pembelajaran berjalan

lebih menarik, menyenangkan serta dapat membantu meningkatkan kemampuan

keterampilan bahasa. Dukungan dan motivasi harus terus diberikan kepada guru

agar guru lebih kreatif dan inovatif.

2. Bagi siswa, diharapkan dengan penggunaan celemek ceria dapat dapat

meningkatkan keterampilan bahasa anak.

3. Bagi orang tua, orang tua diharapkan dapat melatih keterampilan bahasa anak usia

4-5 tahun melalui kegiatan bercerita dengan media yang menarik sehingga

menyenangkan sehingga anak tertarik untuk menyimak.

Page 128: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

112

4. Bagi peneliti, semoga penelitian ini dapat menjadi bahan kemajuan proses belajar

mengajar dan dapat memberikan informasi kepada rekan-rekan guru dan

masyarakat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA Arsjad dan Mukti. 1988. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Dariyo, A. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama.

Bandung: PT Refika Aditama. Ekawarna. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : GP. Press. Gerlach, Vernon S. & Donald P. Ely. 2008. Teaching & Media: A Systematic

Approach. Second edition. (Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc..

Gie, The, Liang. 2002. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta:

Liberty. Haryadi & Zamzani. 1996. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pengembangan PGSD. Iskandarwassid dan Suhendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: Remaja Rosdakarya. Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Perkembangan Anak, Bandung : CV.

Mandar Maju. Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT

Indek.

Page 129: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

113

Lani, Bunawan & Yuwati. 2002. Pedoman Pelaksanaan Bina Persepsi Bunyi dan Irama. Jakarta: Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan.

Made, Sulastri, dan D.P. Parmiti. 2008. Strategi Pembelajaran Anak TK.

Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan. Mansur. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta:

Rineka Cipta. Morrison, George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD). Jakarta: Indeks. Nata, Abudin. 2016 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an. Jakarta :

Kencana Prenada media Grup. N, Dhieni. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas

Terbuka. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian Bahasa dan Sastra. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta. Rahayu, Aprianti Yofita, 2013. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui

Kegiatan Bercerita. Jakarta: PT. Indeks Rofi‟uddin, Ahmad dan Darmiyati Zuhdi. 1998/1999. Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud. Sadiman, Arif S.,dkk. 2004. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sadjaah, Dardjosukarja. 2003. Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama.

Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Satriana, A., 2010, Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang

Bilangan 1 sampai 5 Melalui Media Flashcard bagi Siswa Tunagrahita Sedang, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus.1(2) : 13-26.

Semi, M. Atar, 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis, Jakarta: Angkasa. Semiawan, Conny, R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan

Sekolah Dasar.Jakarta:PT Index. Septiyaningsih, N.K. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Role Playing

Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa Lisan Anak TK Tunas Gama School Kecamata Bitera Kabupaten Gianyar Pada Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.

Page 130: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

114

Somenadi, Ketut. 2013. Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media

Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Pada Anak Kelompok B Tk Stana Widya Kumara Depeha. Volume 1, Nomor 1

Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada. Sukmadinata, Syaodih, Nana. 2008. Landasan Psikologi Proses

Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sulastri. 2008. Peningkatan Keterampilan Berbicara Formal dalam Bahasa

Indonesia Melalui Gelar Wicara. Jakarta: UNJ. Susilawati. 2010. Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Melalu Cerita

Bergambar pada Anak Didik Kelompok B Tk Bhayangkari 68 Mondokan. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sutikno, Sobry ,M.. 2009. Menggagas Pembelajaran Efektif dan Bermakna.

NTP Press Mataram. Syukur, Fatah. 2008. Teknologi Pendidikan. Semarang: Rasail. Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Erlangga. Tarigan, Henry, Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa. _________. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:

Angkasa. ________2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:

Angkasa. Trianto. 2011. Mendesaian Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana. Widiasih, N.K. 2013. Metode Bercerita Berbantuan Media Gambar Untuk

Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pada Anak Tk Sinar Harapan Tahun Pelajaran 2012/2013. Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.

Page 131: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

115

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Kompetensi Dasar(KD) 1.1, 2.5, 3.10, 2.3, 4.15

I. Indikator Pencapaian Pembelajaran: Beberapa indikator Pencapaian Pembelajaran pada klegiatan ini antara lain: 1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya (kd 1.1) 2. Berani menyampaikan keinginan (kd 2.5) 3. Meniru 4-5 urutan kata (kd 3.10) 4. Menyebutkan binatang darat 5. Berani cerita di depan umum

II. Materi:

1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya 2. Berani menyampaikan keinginan 3. Meniru 4-5 urutan kata 4. Menyebutkan binatang darat 5. Berani cerita didepan umum

III. Media:

1. Celemek cerita IV. Langkah-langkah kegiatan

1. Pembiasaan (07.00-08.00) - Sholat Dhuha - Baris - Ekskul

2. Pembukaan (08.00-08.30)

- Salam - Surat Al Fatheha, AnNas sampai surat al-Lahab - Doa ibu bapak, doa mau belajar - Doa lapang dada - Hadis senyum - Hadis dermawan - Hadis kebersihan - Bernyanyi lagu sekolah

3. Inti (08.30-09.00)

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 Semester / Minggu : I / 12 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Binatang/Binatang darat Hari / Tanggal : Senin/ 28 Mei Alokasi Waktu :180 menit

Page 132: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

116

a. Bercakap-cakap tentang ciptaan Tuhan (Metode Observasi)

- Guru mengenalkan bentuk hewan semut dan belalang

- Anak menyebutkan kata belalang, semut

b. Berani menyampaikan keinginannya (Metode bercerita)

c. Guru bercerita tentang semut dan belalang

d. Meniru 4-5 urutan kata (Metode Pemberian LKA)

- Anak menyebutkan kata semut dan belalang

e. Anak berani tampil di depan umum

f. Anak dapat mengulang cerita yang telah di ceritakan

-anak bercerita dengan menggunakan celemek

4. Istirahat (09.00-09.15) - Mencuci tangan - Siswa membaca doa sebelum makan - Makan bersama di kelas - Siswa membaca doa selesai makan - Mencuci tangan - Bermain

5. Penutup (09.45-10.00)

- Evaluasi kegiatan hari ini - Berdoa - Bernyanyi - Janji siswa - Salam

V. Sumber / bahan

- Celemek cerita

Page 133: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

117

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

1.1 2.5 3.10

Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaannya Berani menyampaikan keinginan Meniru 4-5 urutan kata Berani tampil depan umum Dapat mengulang sebuah cerita yang sudah didengar

Jumlah peserta didik ... Siswa Sakit … Siswa Izin … Siswa Alpha … Siswa

Mengetahui, Jakarta, 28 Mei 2018 Kepala RA Darul hikmah Guru Kelas (Subur Sutrismi, S.Pd.I) (Anisa Hakim)

Keterangan: BB =Belum Berkembang MB = Mulai Berkembang BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 134: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

118

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Kompetensi Dasar(KD) 1.2, 2.12, 2.3, 3.14

I. Indikator Pencapaian Pembelajaran: Beberapa indikator Pencapaian Pembelajaran pada klegiatan ini antara lain: 1. Menyebutka rukun islam (kd 1.2) 2. Mau mengakui kesalahan (kd 2.12) 3. Membaca kata konsonan 4. Mampu menjawab pertanyaan

II. Materi:

1. Rukun islam 2. Keberanian &Kejujuran 3. Menceritakan kembali tentang gajah dan kancil 4. Membaca huruf konsonan 5. Mampu menjawab pertanyaan

III. Media:

1. Celemek cerita IV. Langkah-langkah kegiatan

1. Pembiasaan (07.00-08.00) - Sholat Dhuha - Baris - Ekskul

2. Pembukaan (08.00-08.30)

- Salam - Surat Al Fatheha, AnNas sampai surat al-Lahab - Doa ibu bapak, doa mau belajar - Doa sebelum dan bangun tidur - Doa lapang dada - Hadis senyum - Hadis dermawan - Hadis kebersihan - Hadis sholat - Bernyanyi lagu sekolah

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 Semester / Minggu : I / 12 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Binatang/Binatang Darat/Gajah Hari / Tanggal : Rabu/ 30 Mei 2018 Alokasi Waktu : 180 Menit

Page 135: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

119

3. Inti (08.30-09.00) a. Menyebutkan Rukun islam (Metode Ceramah)

- Guru menjelaskan tentang rukun islam yang pertama “syahadat”

- Anak mendengarkan dan mengamati b. Mau mengakui kesalahan (Metode bercerita)

- Guru menerangkan tentang dua orang sahabat yang salah satu anak maempunyai kesalahan dan anak tersebut mau mengakui kesalahannya

c. Menceritakan kembali tentang gajah dan kancil (Metode bercerita dan tanya jawab) - Guru bercerita tentang gajah dan kancil - Anak mengamati dan mendengarkan - Anak dapat menceritakan kembali cerita dari bu guru dengan

menggunakan media celemek cerita d. Membaca huruf konsonan

- Anak dapat membaca huruf konsonan

4. Istirahat (09.00-09.15) - Mencuci tangan - Siswa membaca doa sebelum makan - Makan bersama di kelas - Siswa membaca doa selesai makan - Mencuci tangan

5. Penutup (09.45-10.00)

- Evaluasi kegiatan hari ini - Berdoa - Bernyanyi - Janji siswa - Salam

V. Sumber / bahan

- Celemek cerita

Page 136: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

120

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

1.2 2.12 2.3 3.14

Menyebutka rukun islam

- Mau mengakui kesalahan - Menceritakan kembali

tentang kura-kura Memecahkan masalah sederhana Melukis gambar kura-kura

Jumlah peserta didik ... Siswa Sakit … Siswa Izin … Siswa Alpha … Siswa

Mengetahui, Jakarta, 30 Mei 2018 Kepala RA Darul hikmah Guru Kelas (Subur Sutrismi, S.Pd.I) (Anisa Hakim)

Keterangan: BB =Belum Berkembang MB = Mulai Berkembang BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 137: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

121

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Kompetensi Dasar(KD) 1.2, 2.9, 3.11, 4.6, 4.3

I. Indikator Pencapaian Pembelajaran: Beberapa indikator Pencapaian Pembelajaran pada klegiatan ini antara lain: 1. Mengucap 2 kalimat syahadat (kd 1.2) 2. Berbagi dengan orang lain (kd 2.9) 3. Melengkapi huruf 4. Menempel huruf

II. Materi:

1. Kalimat Syahadat 2. Berbagi 3. Melengkapi huruf 4. Menempel huruf 5. Menulis sesuai contoh

III. Media:

1. Celemek cerita 2. Lembar kerja siswa 3. Huruf dari kain panel

IV. Langkah-langkah kegiatan:

1. Pembiasaan (07.00-08.00)

- Sholat Dhuha - Baris - Ekskul

2. Pembukaan (08.00-08.30)

- Salam - Surat Al Fatheha, AnNas sampai surat al-Lahab - Doa ibu bapak, doa mau belajar - Doa sebelum dan bangun tidur - Hadis senyum - Hadis dermawan - Hadis kebersihan - Hadis sholat

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 Semester / Minggu : I / 12 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Binatang/Binatang Buas/Harimau Hari / Tanggal : Kamis/ 31 Mei 2018 Alokasi Waktu : 180 menit

Page 138: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

122

- Bernyanyi lagu sekolah

3. Inti (08.30-09.00) a. Mengucap 2 kalimat syahadat (Metode ceramah)

- Guru menjelaskan tentang 2 kalimat syahadat

“syahadat tauhid dan syahadat rosul”

- Anak dapat mendengarkan dengan penuh perhatian

b. Berbagi dengan orang lain (Metode bercerita dan praktek

langsung)

- Guru menjelaskan tentang berbagi dengan orang lain

(teman, tetangga, saudara)

- Anak mendengarkan, menyimak dan mempraktekkan

penjelasan bu guru

c. Melengkapi huruf - Anak mampu melengkapi huruf pada kata yang kurang - Anak dapat menempel huruf dengan benar

d. Menulis sesuai contoh - Anak dapat menuli kata harimau sesuai contoh yang di

celemek - Anak dapat menggambar kepala harimau

4. Istirahat (09.00-09.15) - Mencuci tangan - Siswa membaca doa sebelum makan - Makan bersama di kelas - Siswa membaca doa selesai makan - Mencuci tangan

5. Penutup (09.45-10.00) - Evaluasi kegiatan hari ini - Berdoa - Bernyanyi - Janji siswa - Salam

V. Sumber / bahan:

- Celemek cerita - Lembar kerja siswa - Huruf dari kain planel

Page 139: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

123

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

1.2 2.9

Mengucap 2 kalimat syahadat Berbagi dengan orang lain Melengkapi huruf Menulis sesuai contoh Menempel huruf dengan benar

Jumlah peserta didik ... Siswa Sakit … Siswa Izin … Siswa Alpha … Siswa

Mengetahui, Jakarta, 31 Mei 2018 Kepala RA Darul hikmah Guru Kelas (Subur Sutrismi, S.Pd.I) (AnisaHakim)

Keterangan: BB =Belum Berkembang MB = Mulai Berkembang BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 140: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

124

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH)

Kompetensi Dasar { KD } :

1.1,1.2,2.1,2.2,2.6,2.7,2.9,2.13,3.1,3.2,3.3,3.7,3.9,3.11,3.14,3.15

Indikator Pencapaian Pembelajaran :

Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan ini antara lain

:

Mengenal doa harian

Memiliki perilaku yang mencerminkan rendah diri santun kepada

orang tua pendidik dan teman teman

Mengulang sebuah cerita yang telah didengar

Menunjuk perbuatan baik dan buruk

Mengenal dan menyebutkan perlengkapan dokter

Materi

Mengenal doa harian

Memiliki perilaku yang mencerminkan rendah diri santun kepada

orang tua pendidik dan teman teman

Mengulang sebuah cerita yang telah didengar

Menunjuk perbuatan baik dan buruk

Mengenal dan menyebutkan ruang ruang di sekolah

Media

- Celemek Cerita

Langkah Kegiatan:

I. Pembiasaan ( 07.00-08.00)

- Sholat dhuha

- Baris

II. Pembukaan (08.00-08.30)

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 tahun Semester / Minggu : I I/ 7 Tema / Sub Tema / : Pekerjaan/tempat bekerja Hari / Tanggal : Senin 21 Mei

Page 141: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

125

- Salam

- Al Quraisy

- Doa ibu bapak, doa mau belajar

- Hadist senyum

-

III. Inti ( 08.30-09.00)

a. Memiliki perilaku yang mencerminkan rendah diri,santun kepada

orang tua pendidik dan teman teman

- Guru bercerita kepada guru dan teman,berperilaku sopan

kepada guru dan teman

b. Anak dapat memahami cerita guru dan mempraktekaanya

didepan kelas anak dapat menghafal doa belajar

c. Menunjuk perbuatan baik dan buruk

- Guru menyiapkan 2 buah gambar benda perbuatan baik dan

buruk

- guru bertanya kepada anak yang mana yang baik dan yang

buruk dengan memberi tanda warna untuk membedakannya

d. Mengenal dan menyebutkan perlengkapan dokter

- Guru menjelasakan kepada anak perlengkapan dokter

- Anak dapat menyebutkan kembali apa yang sudah dijelaskan

guru

IV. Sumber / bahan

- Celemek cerita

V. Istirahat, makan (09.00-09.15)

- Doa masuk dan keluar WC

- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

- Doa sebelum dan sesudah makan

- Makan bersama

VI. Penutup (09.45-10.00)

- Evaluasi kegiatan hari ini

- Berdoa

- Menyanyi

- Janji siswa

- Salam

Page 142: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

126

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian

Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

Mengenal doa harian

Memiliki perilaku yang

mencerminkan rendah

diri santun kepada orang

tua pendidik dan teman

teman

Mengulang kembali

cerita yang sudah

didengar

Menunjuk perbuatan

baik dan buruk

Mengenal dan

menyebutkan

perlengkapan dokter

Ket : BB =Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 143: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

127

Jakarta, 21 Mei 2018

Mengetahui

Guru Kelas Kepala RA Darul hikmah

(Annisa Hakim) { Subur Sutrismi,S.Pdi}

Page 144: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

128

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Kompetensi Dasar { KD } :

1.1,1.2,2.1,2.2,2.6,2.7,2.9,2.13,3.1,3.2,3.3,3.7,3.9,3.11,3.14,3.15

Indikator Pencapaian Pembelajaran :

Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan ini antara lain

:

Menyebut Asmaul Husna

Menunjukkan sikap santun mulia sebagai cerminan akhlak mulia

Bercerita tentang kegiatan nelayan

Menirukan 4-5 urutan kata “ nelayan mencari ikan”

Materi

Menyebut Asmaul Husna

Menunjukkan sikap santun mulia sebagai cerminan akhlak mulia

Bercerita tentang kegiatan nelayan

Menirukan 4-5 urutan kata “ dokter bekerja di rumah sakit”

Media

- Celemek cerita, huruf dari kain panel

Langkah Kegiatan:

I. Pembiasaan ( 07.00-08.00)

- Sholat dhuha

- Baris

II. Pembukaan (08.00-08.30)

- Salam

- Surat Al-Fatihah-Al-Quraisy

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 tahun Semester / Minggu : I / 3 Tema / Sub Tema / : Pekerjaan/ Tempat bekerja Hari / Tanggal : Rabu 23 Mei

Page 145: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

129

- Doa ibu bapak, doa mau belajar

- Hadist senyum

III. Inti ( 08.30-09.00)

a. Menunjukkan sikap santun mulia sebagai cerminan akhlak mulia

- Guru berdiskusi kepada anak bagaimana menunjukkan sikap

santun kepada orang yang lebih tua dan siapa saja tanpa pilih –

pilih dimanapun kita berada.

- Anak dapat menunjukkan sikap santun dalam kesehariannya

b. Anak dapat menghafal beberapa asmaul husna

Arrahman,Arrahim

d. Membaca kata nelayan mencari ikan

e. menirukan 4-5 urutan kata

IV. Sumber / bahan

- Celemek cerita, huruf panel

V. Istirahat, makan (09.00-09.15)

- Doa masuk dan keluar WC

- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

- Doa sebelum dan sesudah makan

- Makan bersama

VI. Sentra bahan alam ( 09.15-09.45)

-

VII. Penutup (09.45-10.00)

- Evaluasi kegiatan hari ini

- Berdoa

- Menyanyi

- Janji siswa

- Salam

Page 146: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

130

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian

Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

Menyebut Asmaul Husna

Menunjukkan sikap

santun mulia sebagai

cerminan akhlak mulia

Bercerita tentang

kegiatan nelayan

Membaca kata nelayan

mencari ikan

Menirukan 4-5 urutan

kata “nelayan mencari

ikan”

Ket : BB =Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 147: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

131

Jakarta, 23 Mei 2018

Mengetahui

Guru Kelas Kepala RA Darul hikmah

(Annisa Hakim) { Subur Sutrismi,S.Pdi}

Page 148: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

132

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN

(RPPH)

Kompetensi Dasar { KD } :

1.1,1.2,2.1,2.2,2.6,2.7,2.9,2.13,3.1,3.2,3.3,3.7,3.9,3.11,3.14,3.15

Indikator Pencapaian Pembelajaran :

Beberapa indikator pencapaian pembelajaran pada kegiatan ini antara lain

:

Mempercayai adanya tuhan melalui ciptaannya”diskusi alam ciptaan

Allah”

Menghargai lingkungan sekitar”tidak menginjak tanaman”

menempel kata

meniru pola

Materi

Mempercayai adanya tuhan melalui ciptaannya”diskusi alam ciptaan

Allah”

Menghargai lingkungan sekitar”tidak menginjak tanaman”

Menempel kata

Meniru pola

Media

- Lembar kertas, celemek cerita, huruf dari kainpanel

Langkah Kegiatan:

I. Pembiasaan ( 07.00-08.00)

- Sholat dhuha

- Baris

II. Pembukaan (08.00-08.30)

- Salam

- Surat Al-Fatihah-Al-Quraisy

Usia : 5-6 Semester / Minggu : I / 2 Tema / Sub Tema / Sub Sub tema : Diri sendiri /Tubuhku/anggota tubuh Hari / Tanggal : Selasa / 2-8-2016

Usia : 4-5 tahun Semester / Minggu : I I/7 Tema / Sub Tema / : Pekerjaan/ Petani Hari / Tanggal : Kamis 24 Mei

Page 149: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

133

- Doa ibu bapak, doa mau belajar

- Hadist senyum

III. Inti (08.30-09.00)

a. Mempercayai adanya tuhan melalui ciptaannya diskusi alam

ciptaan Allah

- Bercerita tentang alam dan isi nya ciptaan allah

- Anak mendengarkan cerita guru dengan baik

b. menghargai lingkungan sekitar “ tidak menginjak tanaman”

c. menempel kata pada celemek

- Guru mejelaskan tugas yang akan diberikan

- anak menempel huruf pada kata yang hilang

e. membuat pola

-Guru menyiapkan kata petani dan gambar caping

-Anak dapat meniru dan membuat pola dari gambar caping

IV. Sumber / bahan

- Celemek cerita, lembar kerja anak, huruf dari kain planel

V. Istirahat, makan (09.00-09.15)

- Doa masuk dan keluar WC

- Cuci tangan sebelum dan sesudah makan

- Doa sebelum dan sesudah makan

- Makan bersama

VI. Penutup (09.45-10.00)

- Evaluasi kegiatan hari ini

- Berdoa

- Menyanyi

- Janji siswa

- Salam

Page 150: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

134

PENILAIAN HARIAN

Kompetensi

Indikator pencapaian

Pembelajaran

Hasil

Penilaian

Dasar {KD} BB MB BSH BSB

Mempercayai adanya

tuhan melalui

ciptaannya”diskusi alam

ciptaan Allah”

Menghargai lingkungan

sekitar”tidak menginjak

tanaman”

Melengkapi kata

Membuat pola segitiga

(caping)

Meniru kata caping

petani

Ket : BB =Belum Berkembang

MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan

BSB = Berkembang Sangat Baik

Page 151: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

135

Jakarta, 24 Mei 2018

Mengetahui

Guru Kelas Kepala RA Darul hikmah

(Annisa Hakim) { Subur Sutrismi,S.Pdi}

Page 152: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

136

Lampiran

INSTRUMEN PENELITIAN

Nama

Berbicara Mendengarkan/Menyimak

Jumlah

Anak mampu

berbicara dengan

jelas dan tidak

terbata-bata

Anak mampu

berbicara di

depan umum

Anak

mampu

mendengar

informasi

Anak mampu

mengulang

informasi

Abrar

Afif

Nino

Kafa

Gufron

Fadil

Ira

Irza

Zara

Jumlah

Rata-rata

Page 153: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

137

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KOLABORATOR

Nama : Nisrina Handayani

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Maret 1985

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Raden Fatah, RT. 02/06, No. 8

Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Pekojan 3 Pagi, Jakarta Barat, Tahun 1997.

2. MTs. Darussa‟adah Cikadeun, Pandeglang, Tahun 2000.

3. Madrasah Aliyah Darussa‟adah Cikadeun, Pandeglang, Tahun 2000.

4. Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tahun 2004

Page 154: MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA DAN …

138

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annis Hakim

Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Juni 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl.Jaya 25, RT. 01/10, Cengkareng Barat

Jakarta Barat

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 13 Pagi, Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Tahun 1997

2. SMP Da‟ar el Qalam, Gintung Jayanti, Tangerang, Tahun 2000

3. SMA Da‟ar el Qalam, Gintung Jayanti, Tangerang, Tahun 2013

4. Kuliah Program Strata Satu (S1), Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia

Dini (PG-AUD), Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta,

Tahun 2013.