meningkatkan kemampuan siswa dalam …

18
1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL Improving Students’ Skill in Learning of Listening to The News Report by Using Audiovisual Media Sakila Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Singkawang Jalan Pahlawan, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalbar, Indonesia Telepon/Faksimile 0562-641124 Pos-el: [email protected] (Diterima, 24 Februari 2018, Disetujui, 2 Mei 2018) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual pada siswa kelas VIII E pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 2 Singkawang. Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan jenis penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak berita. Kata Kunci: kemampuan, menyimak, berita, media, audiovisual. Abstract This study aims to describe the enhancement of listening skill to the news report by using audiovisual media on the students of class VIII E in the even semester of the academic year 2017/2018 in SMP Negeri 2 Singkawang. The problem of the research is how to improve students’ skills in learning of listening to the news report by using audiovisual media. To solve the problem and to attain the purpose of the research, the researcher used descriptive qualitative method and classroom action research as its type. The result of research proves that the skill of the students in learning of listening to the news report by using audiovisual media has increased. Hence, it can be concluded that the use of audiovisual media can improve students’ skills in listening to the news report. Keywords: skill, listening, news, media, audiovisual

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

39 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL

Improving Students’ Skill in Learning of Listening to The News Report by Using Audiovisual Media

Sakila

Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Singkawang

Jalan Pahlawan, Kelurahan Roban, Singkawang, Kalbar, Indonesia

Telepon/Faksimile 0562-641124

Pos-el: [email protected]

(Diterima, 24 Februari 2018, Disetujui, 2 Mei 2018)

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual pada siswa kelas VIII E pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SMP Negeri 2 Singkawang. Masalah penelitian adalah bagaimana meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual. Untuk memecahkan masalah dan tujuan penelitian digunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dan jenis penelitian tindakan kelas. Hasil penelitian membuktikan bahwa kemampuan siswa dalam pembelajaran menyimak berita dengan menggunakan media audiovisual mengalami peningkatan. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyimak berita.

Kata Kunci: kemampuan, menyimak, berita, media, audiovisual.

AbstractThis study aims to describe the enhancement of listening skill to the news report by using audiovisual media on the students of class VIII E in the even semester of the academic year 2017/2018 in SMP Negeri 2 Singkawang. The problem of the research is how to improve students’ skills in learning of listening to the news report by using audiovisual media. To solve the problem and to attain the purpose of the research, the researcher used descriptive qualitative method and classroom action research as its type. The result of research proves that the skill of the students in learning of listening to the news report by using audiovisual media has increased. Hence, it can be concluded that the use of audiovisual media can improve students’ skills in listening to the news report.

Keywords: skill, listening, news, media, audiovisual

Page 2: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

2

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

I. PENDAHULUAN

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen mengamanatkan

bahwa guru adalah pendidik profesional

yang mempunyai tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah. Untuk itu, guru

sebagai pendidik profesional dituntut untuk

terus mengembangkan profesionalitasnya

sesuai dengan perkembangan zaman,

ilmu pengetahuan, teknologi, informasi,

seni, budaya serta kebutuhan masyarakat

(Kemendikbud, 2017, hlm.1). Hal ini

sebagaimana dikemukakan Usman (2012,

hlm. 24-25) bahwa mengajar adalah seni dan

ilmu. Mengajar disebut seni karena walaupun

semua guru telah memiliki pengetahuan

materi yang diajarkan dan teori belajar dan

mengajar tetapi ia bebas memilih materi yang

akan diajarkan dan bebas memilih metode

dan teknik mengajar yang akan dipakai, dan

memilih merupakan seni.

Kebanggaan menggunakan bahasa

Indonesia dalam berbagai kegiatan seolah

mulai surut. Banyak kalangan mulai dari

mahasiswa, artis, politisi, pengusaha, maupun

pejabat publik lebih menyukai menggunakan

bahasa asing. Menggunakan bahasa atau

istilah-istilah asing terasa lebih membanggakan

dan terlihat intelektual daripada menggunakan

bahasa Indonesia meskipun susah dicerna

orang lain (Sarwono, 2016 hlm. 548).

Berkaitan dengan pembelajaran di jenjang

sekolah menengah pertama, khususnya

pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat

beberapa keterampilan yang harus dikuasai

siswa, diantaranya adalah keterampilan

menyimak. Hal ini sebagaimana yang

dikemukakan Ridwan (2017, hlm. 30)

keterampilan menyimak merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang harus dipelajari

di setiap jenjang pendidikan, begitu juga

di jenjang pendidikan sekolah menengah

pertama.Berdasarkan kurikulum Bahasa

Indonesia menyebutkan bahwa salah satu

standar kompetensi bahan kajian keterampilan

mendengarkan untuk siswa kelas VIII

SMP semester II adalah, (9). Memahami

isi berita radio/televisi yang disampaikan

dengan media audiovisual. Sedangkan pada

kompetensi dasar adalah, (9.1) Menemukan

pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa, di

mana, kapan, dan bagaimana) yang didengar

atau ditonton melalui radio/televisi, dan (9.2)

Mengemukakan kembali berita yang didengar/

ditonton melalui radio/televisi.

Berdasarkan kurikulum tersebut, materi

menyimak harus mendapat perhatian yang

serius oleh guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMP. Keterampilan menyimak,

siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Singkawang

masih kurang. Hal ini diperoleh hasil

berdasarkan wawancara dan penelitian awal

yang menunjukkan persentase ketuntasan

siswa dalam pembelajaran menyimak sebesar

60,87%. Salah satu penyebabnya adalah

sebagian guru masih enggan memanfaatkan

media yang tersedia. Sehingga dapat

menimbulkan beberapa permasalahan. Adapun

masalah yang timbul di antaranya: (1) Guru

masih menggunakan strategi dan teknik yang

klasikal, hal ini dilakukan dengan berbagai

alasan salah satu di antaranya keterbatasan

biaya dan waktu. (2) Sebagian siswa cenderung

mengikuti proses kegiatan belajar mengajar

Page 3: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

3

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

apa adanya. Belum tampak keaktifan dan

kreativitas siswa dalam proses belajar, (3)

sebagian siswa belum dapat menyampaikan

kembali hasil simakan dengan benar, (4)

sebagian siswa belum dapat menyampaikan

simakan dengan bahasa yang baik dan benar.

Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan siswa

pada simakan hanya pada kegiatan tanya-

jawab yang dipandu oleh guru.Salah satu

upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal

tersebut di atas adalah menggunakan media

dalam proses pembelajaran di kelas. Media

rekaman tayangan berita adalah suatu media

pembelajaran menyimak yang diterapkan

dengan cara memutar rekaman tayangan berita

dengan menggunakan handphone android,

laptop, dan pengeras suara untuk memperjelas

bunyi.

Berbagai media dapat dimanfaatkan

untuk membantu proses pembelajaran,

misalnya media audiovisual (media yang

mempunyai unsur suara dan unsur gambar)

yang berupa tayangan berita dari televisi dapat

dimanfaatkan sebagai bahan simakan dengan

alasan memiliki banyak kelebihan daripada

tayangan acara lain.

Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dalam

rangka meningkatkan keterampilan siswa

dalam menyimak berita. Adapun masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana

meningkatkan keterampilan siswa dalam

pembelajaran menyimak berita dengan

menggunakan media audiovisual?

Sesuai dengan latar belakang masalah

yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian

ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa SMP

pada kelas VIII E dengan penerapan media

audiovisual dalam pembelajaran menyimak

berita.

Adapun manfaat penelitian ini adalah

sebagai berikut : (1) Bagi guru, dengan

dilaksanakannya penelitian ini, guru dapat

dengan baik mempunyai kemampuan

untuk penerapan media audiovisual dalam

pembelajaran menyimak berita. Guru dapat

meningkatkan kualitas pembelajarannya yang

sangat berpusat pada siswa. (2) Bagi siswa,

penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi

siswa untuk meningkatkan kemampuannya

menyimak berita, bukan suatu hal yang

membosankan, melainkan merupakan sesuatu

yang sangat menyenangkan. (3) Bagi sekolah,

penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan yang baik pada sekolah dalam

rangka perbaikan pembelajaran pada

khususnya dan sekolah pada umumnya.

Kerangka Teori

Untuk memecahkan masalah dan

mencapai tujuan penelitian digunakanlah

teori yang disampaikan oleh para ahli yang

akan dibahas dalam kerangka teori berikut

ini. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

VIII, terdapat standar kompetensi yang akan

dicapai yaitu memahami isi berita dari radio/

televisi. Adapun Kompetensi Dasar yaitu (9.1)

Menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa,

di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana)

yang didengar dan atau ditonton melalui radio/

televisi. (9.2) Mengemukakan kembali berita

yang didengar/ditonton melalui radio/televisi.

Selanjutnya tujuan pokok pembelajaran,

peserta didik diharapkan dapat:(1) mampu

mendengarkan berita dengan baik, (2)

memahami inti berita yang telah didengar, (3)

menemukan pokok-pokok berita yang telah

Page 4: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

4

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

didengar, (4) mengemukakan kembali berita

yang didengar.Kegiatan mendengarkan sudah

sering kita lakukan baik dari siaran televisi

maupun radio. Informasi yang kita dapatkan

terkadang penting bagi kita terkadang juga

tidak. Secara tidak langsung informasi

yang kita dapatkan dapat kita identifikasi

unsur-unsur pokoknya sehingga kita dapat

menentukan informasi penting yang berupa

inti berita pada informasi yang kita dengar.

Berita merupakan bagian dari kehidupan

kita sehari-hari. Mendengarkan berita yang

sering kita sebut pembelajaran menyimak

merupakan salah satu kompetensi yang

harus dikuasai oleh siswa SMP kelas VIII.

Adapun tahap-tahap menyimak, menurut

Ruth G. Strickland dalam Tarigan (2008, hlm.

31) menyimpulkan adanya sembilan tahap

menyimak. Kesembilan tahap itu, adalah

sebagai berikut :(a) Menyimak berkala, yang

terjadi pada saat-saat sang anak merasakan

keterlibatan langsung dalam pembicaraan

mengenai dirinya; (b) Menyimak dengan

perhatian dangkal karena sering berpendapat

gangguan dengan adanya selingan-selingan

perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan;

(c) Setengah menyimak karena terganggu

oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk

mengekspresikan isi hati serta mengutarakan

apa yang terpendam dalam hati sang anak;

(d) Menyimak serapan karena anak keasyikan

menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang

kurang penting, hal ini merupakan penjaringan

pasif yang sesungguhnya; (e) Menyimak

sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar

apa yang disimak; perhatian secara saksama

berganti dengan keasyikan lain; hanya

memperhatikan kata-kata sang pembicara yang

menarik hatinya saja; (f) Menyimak asosiatif,

hanya mengingat pengalaman-pengalaman

pribadi secara konstan yang mengakibatkan

sang penyinak benar-benar tidak diberikan

reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang

pembicara; (g) Menyimak dengan reaksi

berkala terhadap pembicara dengan membuat

komentar ataupun mengajukan pertanyaan;

(h) Menyimak secara saksama, dengan

sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran

sang pembicara; (i) Menyimak secara aktif

untuk memdapatkan serta menemukan pikiran,

pendapat, dan gagasan sang pembicara.

Menurut Hunt dalam Tarigan (2008,

hlm. 59) menjelaskan tujuan menyimak

adalah untuk: (a) Memperoleh informasi

yang berkaitan dengan profesi; (b) Membuat

hubungan antarpribadi lebih efektif; (c)

Mengumpulkan data agar dapat membuat

keputusan yang masuk akal; (d) Agar

memberikan respon yang tepat. Berkaitan

dengan ragam menyimak, menurut Tarigan

(2008, hlm. 37--44) bahwa tujuan khusus

menyimak terbagi dalam dua ragam

menyimak yaitu : (a) Menyimak ekstensif

adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai

hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas

terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah

bimbingan langsung dari seorang guru. (b)

Menyimak intensif diarahkan pada suatu

kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol

terhadap suatu hal tertentu. Faktor-faktor yang

mempengaruhi menyimak, menurut Hunt

dalam Tarigan (2008, hlm. 104), adalah faktor

sikap, motivasi, pribadi, situasi kehidupan,

dan peranan dalam masyarakat. Sedangkan

menurut Webb dalam Tarigan (2008, hlm.104),

faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak

adalah faktor pengalaman, pembawaan,

sikap atau pendirian, motivasi, daya gerak,

Page 5: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

5

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

prayojana dan perbedaan jenis kelamin atau

seks. Disamping itu menurut Logan dalam

Tarigan (2008, hlm. 105) menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi menyimak adalah

faktor lingkungan, yang terdiri dari lingkungan

fisik dan lingkungan sosial, faktor fisik, faktor psikologi dan faktor pengalaman.

Kemampuan menyimak dapat ditingkatkan

dengan mengembangkan kebiasaan secara

sadar yang membedakan antara pendengar yang

efektif dan yang tidak. Menurut Webb dalam

Tarigan (2008, hlm. 70) cara meningkatkan

keterampilan menyimak adalah sebagai

berikut: (1) Memahami maksud pembicaraan

(2) Menghindari ketergesa-gesa (3) Memahami

maksud sendiri. (4) Memperhatikan perbedaan

pemakaian bahasa. (5) Menyadari prasangka

sendiri. (6) Memahami prasangka pembicara.

(7) Memeriksa fakta-fakta pembicara. (8)

Menyimak pembicaraan sampai selesai. (9)

Memanfaatkan waktu menyimak sebaik-

baiknya. Selain yang sudah disebutkan diatas,

untuk meningkatkan kemampuan menyimak

secara efektif, tingkat penerimaan informasi

diidentifikasikan dalam empattahapan yang dapat membantu pengukuran efektivitas

menyimak.

Media pembelajaran adalah semua bentuk

perantara yang dipakai orang sebagai penyebar

ide/gagasan, sehingga ide/gagasan itu sampai

pada penerima. Media yang dimaksudkan

adalah media yang penggunaannya

diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran

dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu

mengajar dan belajar (Trianto, 2009, hlm.

28). Dalam proses belajar mengajar, pesan

yang disalurkan oleh media ialah isi pelajaran.

Dengan perkataan lain, pesan ini dapat bersifat

rumit dan mungkin juga harus dirangsang

dengan cermat untuk dikomunikasikan

dengan baik kepada siswa. Leshin, Pollock

dan Reigeuth dalam Trianto (2009, hlm. 29)

mengklasifikasikan media ke dalam lima kelas, yaitu (1) media berbasis manusia (pengajar,

instruktur, tutor, bermain peran, kegiatan kelas

field trip); (2) media berbasis cetak (buku, buku

latihan (workbook), dan modul); (3) media

berbasis visual (buku, bagan, grafik, peta,

gambar, transparansi, slide); (4) media berbasis

audiovisual (video, film, program, slide tape,

dan televise); (5) media berbasis komputer

(pengajaran dengan bantuan komputer,

interaktif video, dan hypertext).Manfaat media pembelajaran yaitu

menarik perhatian siswa terhadap materi yang

disajikan, mengurangi bahkan menghilangkan

verbal isme, membantu s iswa untuk

memperoleh pengalaman belajar, membatasi

keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan,

terjadi kontak langsung antara siswa-guru, dan

membantu mengatasi perbedaan pengalaman

belajar berdasarkan latar belakang ekonomi

siswa. Dalam memilih media, menurut Nana

Sudjana dalam Subana (2009, hlm. 291)

menyebutkan kriterianya, yaitu ketepatannya

dengan tujuan pengajaran, dukungan terhadap

isi bahan pengajaran, memberikan kemudahan,

keterampilan guru dalam menggunakan waktu,

dan sesuai dengan taraf berpikir siswa.

Dalam proses pembelajaran, media yang

digunakan guru harus sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan sehingga

merangsang dan menumbuhkan minat siswa

dalam belajar. Dengan demikian akan tumbuh

interaksi antara media pembelajaran dan

siswa dalam belajar. Adanya interaksi positif

antara media pembelajaran dan siswa pada

akhirnya akan mampu mempercepat proses

Page 6: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

6

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

pemahaman siswa terhadap isi pembelajaran.

Pembelajaran dapat dilakukan dalam berbagai

bentuk maupun cara. Seperti diungkapkan

Gagne dalam Trianto (2009, hlm.10) bahwa

pembelajaran yang efektif harus dilakukan

dengan berbagai cara dan menggunakan

berbagai macam media pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus

memiliki kiat maupun seni untuk memadukan

antara bentuk pembelajaran dan media yang

digunakan sehingga mampu menciptakan

proses pembelajaran yang harmonis.

Media audiovisual dapat digolongkan

ke dalam jenis media audio-motion-visual,

yakni media yang mempunyai suara,

ada gerakan, dan bentuk objek yang dapat

dilihat (Hadi, hlm. 2007). Media jenis ini

dapat menyajikan informasi secara utuh

sehingga dapat memudahkan siswa dalam

mengamati dan menirukan langkah-langkah

suatu prosedur yang harus dipelajari. Media

audiovisual merupakan media pembelajaran

yang pemakaiannya dilakukan dengan cara

diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk

suara, misalnya, radio, tape recorder dan

media yang diproyeksikan ke layar monitor

dalam bentuk gambar dan suara misalnya,

televisi, video, film, LCD, DVD dan VCD. Melalui media ini seseorang tidak hanya dapat

melihat atau mengamati sesuatu melainkan

sekaligus bisa mendengar segala sesuatu yang

divisualisasikan (Hastuti, 2006, hlm. 208).

Djamarah dan Zain (2006, hlm. 124-125)

menjelaskan bahwa media audiovisual adalah

media yang mempunyai unsur suara dan unsur

gambar. Proses pembelajaran menurut Dunkin

dan Bidle dalam Sudjana (2009, hlm. 63) berada

pada empat variabel interaksi, yaitu (1) variabel

pertanda berupa pendidik, (2) variabel konteks

berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat,

(3) variabel proses berupa interaksi peserta

didik dengan pendidik, dan (4) variabel produk

berupa perkembangan perserta didik dalam

jangka pendek maupun jangka panjang. Dunkin

dan Biddle selanjutnya mengatakan proses

pembelajaran akan berlangsung dengan baik

jika pendidik mempunyai dua kompetensi, yaitu

(1) Kompetensi subtansi materi pembelajaran

atau penguasaan materi pelajaran dan (2)

kompetensi metodologi pembelajaran.

Salah satu hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini dan dapat dijadikan

sebagai kajian pustaka, diantaranya adalah

karya Astuti (2012) melakukan penelitian

tindakan kelas mengenai penggunaan media

audiovisual dalam pembelajaran menyimak

dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyimak Berita dengan Menggunakan Media Audio-visual Siswa Kelas VIII C Semester Genap Tahun Pelajaran 2010-2011 SMP Negeri 14 Jember. Simpulan hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

menyimak berita siswa mengalami peningkatan

secara positif , dengan menggunakan

audiovisual berupa berita yang diunduh dari

internet dan ditayangkan di kelas memakai

LCD. Keterkaitan penelitian tersebut dengan

penelitian yang dilakukan peneliti adalah sama-

sama meneliti keterampilan menyimak berita,

hanya saja penggunaan media pembelajaran

yang digunakan peneliti lebih spesifik, yaitu media audiovisual rekaman berita yang diunduh

dari internet dan ditayangkan lewat handphone android siswa. Hal ini dilakukan agar siswa

dapat memahami bahwa handphone dapat

dijadikan media dalam pembelajaran, sehingga

siswa dapat memanfaatkan sisi positif dari

handphone tersebut.

Page 7: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

7

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti berusaha

mendeskripsikan peningkatan kemampuan

siswa dalam pembelajaran menyimak berita

dengan menggunakan media audiovisual.

Oleh karena itu, data yang akan dikumpulkan bersifat deskriptif dan penelitian ini

menggunakan metode kualitatif. Sedangkan

jenis penelitian ini menggunakan penelitian

tindakan kelas (PTK) yang menitikberatkan

pada informasi data kualitatif kinerja siswa.

Menurut Ashar (2014, hlm. 245) bahwa

penelitian tindakan kelas bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu

agar dapat memperbaiki atau meningkatkan

pelaksanaan pembelajaran di kelas secara

profesional. Karena penelitian dilaksanakan

dengan setting kelas, maka disebut penelitian

tindakan kelas (PTK) yang memberikan

kesempatan kepada guru mengorganisasikan

kondisi praktik pembelajaran dan belajar

dari pengalaman itu menemukan gagasan

perbaikan serta melihat pengaruh dan hasilnya

dalam praktik pembelajaran (Wiriaatmadja

2005, hlm. 13). PTK ini menggunakan model

Stephen Kemmis dan Mc Taggart (dalam

Sukidin, 2002, hlm. 49), sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan,

pengamatan, refleksi, dan perencanaan

kembali yang merupakan dasar untuk suatu

rancangan pemecahan masalah.

Menurut Arikunto (2006, hlm. 3) penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersama. Selain

pengertian tadi, penelitian tindakan kelas

dapat diartikan sebagai sebuah penelitian yang

menuntut kerja sama peneliti, guru, siswa,

dan staf sekolah yang lain untuk menciptakan

suatu kinerja sekolah yang lebih baik.

Setting Penelitian dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2

Singkawang pada tahun pelajaran 2017/2018

di semester II (genap). Siswa yang dijadikan

subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E

dengan jumlah sebanyak 23 orang.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai

instrumen kunci. Keseluruhan perencanaan,

pengamatan, pencatatan, dan penganalisisan

proses serta hasil penelitian dilakukan oleh

peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik

yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data adalah teknik observasi.

Selanjutnya agar penelitian sahih dan akurat

maka juga dilakukan teknik triangulasi yaitu

teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembanding terhadap data itu.

Analisis Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

analisis data dilakukan oleh peneliti pada setiap

aspek kegiatan penelitian. Adapun data yang

dianalisis adalah hasil evaluasi kemampuan

menyimak siswa untuk memperoleh nilai rata-

rata dan analisis tersebut dengan melakukan

observasi.

Prosedur Penelitian

Terdapat dua hal pokok yang dilaksanakan

Page 8: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

8

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu:

(1)Persiapan Penelitian. Dalam proses

persiapan kegiatan diawali dengan melakukan

pengamatan awal terhadap kegiatan

pembelajaran menyimak di kelas VIII E SMP

Negeri 2 Singkawang. Selanjutnya disusun

rencana tindakan pembelajaran menyimak

dengan media Audiovisual. (2) Pelaksanaan

Penelitian. Secara umum penelitian tindakan

kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus

berulang-ulang, empat bagian utama yang

ada dalam setiap siklus adalah sebagai berikut:

1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi,

4) refleksi.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian mendeskripsikan hal-

hal yang akan dibahas pada kondisi awal,

kemudian analisis pada siklus I dan II tentang

bagaimana kemampuan menyimak siswa

melalui penggunaan media audiovisual dalam

hal menjawab pertanyaan, mengemukakan ide

pokok, menceriterakan kembali serta memberi

simpulan.

Hasil Penelitian pada Kondisi Awal

Pembelajaran menyimak berita pada kondisi

awal dilaksanakan dengan metode ceramah,

dijelaskan unsur-unsur berita kemudian

dibacakan teks berita, setelah itu siswa diminta

mengungkapkan isi berita dalam sebuah

paragraf. Pada pembelajaran menyimak berita

pada kondisi awal tidak dilakukan penilaian

terhadap proses pembelajaran. Penelitian pada

kondisi awal tersebut dilakukan pada hari

Selasa tanggal 16 Januari 2018. Pengamatan

dan penelitian pada kondisi awal dilakukan

pada saat pembelajaran mata pelajaran Bahasa

Indonesia di kelas VIII E SMP Negeri 2

Singkawang, dengan memberikan test awal

berupa soal tentang materi menyimak yang

dibacakan dari buku pegangan guru dengan

pemberitaan “warga dekat gunung Dieng

diimbau untuk mengungsi.” Adapun Instrumen

Teks mendengarkan sebagaimana tercantum

dalam buku Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II. terbitan PT Intan

Pariwara sebagai berikut :

Warga Dekat Gunung Dieng Diimbau Mengungsi

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau warga yang

tinggal di radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk

segera mengungsi. Imbauan ini dikeluarkan karena konsentrasi gas beracun CO2 di Gunung Dieng semakin meningkat.

PVMBG juga sudah merekomendasikan untuk mengosongkan dua dusun terdekat, yaitu

Simbar dan Serang.

Gas yang keluar dari kawah tersebut tidak menyembur dan tidak kelihatan. Keluarnya gas

beracun mungkin bukan hanya dari kawah, melainkan dari retakan-retakan tanah yang berada

di dusun-dusun. Gunung Dieng berbeda dengan gunung berapi yang lainnya karena gunung

berapi yang lain tidak mengeluarkan CO2 sebanyak gunung Dieng. Pernyataan ini dikeluarkan oleh kepala PVMBG, Surono.

Page 9: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

9

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

Status Gunung Dieng di Jawa Tengah naik dari waspada menjadi siaga. Perubahan status ini

karena aktivitas Gunung Dieng yang mulai tinggi sejak Minggu siang. Aktivitas ini juga disertai

munculnya gas beracun.

Dikutip dari http://www.greenradio.fm/news/1-latest-news/5951-warga-dekat-gunung-dieng-diimbau-mengungsi-

Sumber : Dewi (2011, hlm. 114)

b) Berdasarkan pokok-pokok berita yang

kamu dengarkan susunlah berita tersebut

secara bervariasi, menjadi teks berita !

c) Tukarkan variasi teks berita yang kamu

tulis dengan pekerjaan temanmu, lalu

suntinglah hasil pekerjaan temanmu

tersebut !

Adapun indikator penilaian sebagai berikut :

No Butir soal Skor maksimal

1. Kemampuan menentukan Gagasan atau pokok-pokok berita (a) 20

2. Penggunaan ejaan yang baik dan benar dalam menyusun teks berita (b) 20

3. Kerjasama antar teman (c) 60

Jumlah skor Maksimal 100

Perhitungan nilai akhir = (a) + (b) + (c)

Rentang Skor Nilai Nilai Kualitatif

81 – 100 S Sangat Baik

70 – 80 B Baik

61 – 69 C Cukup

< 60 K Kurang

Kriteria ketuntasan diberikan kepada

siswa yang memperoleh nilai minimal 70 yaitu

kategori baik dan sangat baik. Berdasarkan

data hasil penelitian pada kondisi awal dapat

diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel 1

sebagai berikut :

Tabel 1 Rekapitulasi hasil test siswa pada kondisi awal

No Uraian Hasil tes pada kondisi awal

1. Nilai rata-rata kelas 70,61

2. Jumlah Siswa yang tuntas 14 orang

3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 9 orang

4. Persentase ketuntasan belajar 60,87 %

Setelah mendengarkan teks yang

dibacakan, siswa selanjutnya diberikan tes

tertulis dengan bentuk penilaian berupa

uraian pertanyaan secara tertulis sebagaimana

tersebut di bawah ini:

a) Tentukan pokok-pokok berita yang telah

kamu dengarkan !

Page 10: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

10

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

Selanjutnya Persentase analisis nilai siswa

pada pembelajaran menyimak pada kondisi

awal dapat dilihat pada tabel 2 :

Tabel 2Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Kondisi Awal

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Kurang 0 0

Cukup 9 39

Baik 9 39

Sangat Baik 5 22

Jumlah 23 100

Dari tabel 1 dan tabel 2 tersebut di

atas, dapat dijelaskan bahwa hasil tes awal

diperoleh data dari 23 siswa kelas VIII E,

siswa yang memperoleh nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) 70 sebanyak 9

orang, atau sebesar 39,13 % (kategori tidak

tuntas, dengan nilai cukup) sedangkan 14 orang

memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan

Minimal /KKM (70), atau sebesar 60,87%

(kategori tuntas, dengan nilai baik dan sangat

baik). Hasil kegiatan pembelajaran menyimak

pada kondisi awal diperoleh rata-rata kelas

70,61 %. Hal ini mengindikasikan bahwa

kemampuan siswa dalam menyimak berita

masih perlu ditingkatkan, dimana jumlah

siswa yang memperoleh nilai dengan kriteria

sangat baik hanya 5 orang saja.

Hasil Penelitian Siklus I

Sebelum tindakan penelitian dilaksanakan

terlebih dahulu disusun perencanaan yang

disusun oleh guru mata pelajaran dan peneliti

yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 17

Januari 2018 di ruang guru. Pada Akhir diskusi

diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 18 Januari 2018 dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Kegiatan tersebut disajikan sebagai berikut.

Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

Pada kegiatan pendahuluan pembelajaran,

peneliti melaksanakan berupa ucapan

salam, penyampaian tujuan pembelajaran

yang akan disampaikan, pengarahan yang

berupa penjelasan mengenai pelaksanaan

pembelajaran dan memotivasi siswa agar

lebih giat dalam mengikuti setiap pelaksanaan

pembelajaran. Kegiatan pendahuluan

pembelajaran dilaksanakan selama kurang

lebih 20 menit. Penggunaan waktu tersebut

telah sesuai alokasi waktu yang tersedia.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Pada kegiatan inti pembelajaran beberapa

aktivitas pembelajaran pada dalam kegiatan

inti adalah (1) menyiapkan perangkat, (2)

pembentukan kelompok, (3) mengatur tempat

duduk siswa dan pengondisian kelas, (4)

pembagian kertas untuk catatan setiap siswa,

(5) menyimak materi berita yang di tayangkan

guru, dengan menggunakan media audiovisual berupa pemutaran video pembacaan teks

berita dari handphone android siswa. Sebelum

kegiatan menyimak dimulai guru memberikan

arahan setelah mendengarkan rekaman

berita maka siswa diperintahkan untuk (a)

menentukan pokok-pokok berita yang telah

didengar (b) berdasarkan pokok-pokok berita

Page 11: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

11

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

yang didengar selanjutnya disusun pokok-

pokok secara bervariasi menjadi teks berita.

(c) Menukarkan variasi teks berita yang ditulis

dengan pekerjaan temannya selanjutnya

menyunting hasil pekerjaan temannya

tersebut. (6) mencatat apa yang didengar dari

materi yang ditayangkan, (7) berdiskusi untuk

membuat rangkuman dari hasil simakan,

dan (8) menyampaikan hasil rangkuman, (8)

mengevaluasi hasil rangkuman. Penilaian

yang dilakukan guru dan sebagai peneliti

meliputi indikator-indikator sebagai berikut :

(1) gagasan dan keantusiasan dalam mengikuti

proses pembelajaran, (2) kerja sama kelompok

dalam membuat kerja sama kelompok dalam

membuat rangkuman, dan (3) hasil rangkuman

dengan memperhatikan kerapian tulisan,

ejaan, tanda baca, dan kesempurnaan hasil

rangkuman, mengenai tata bahasanya, model

tulisanya, dan bobot serta kualitas rangkuman.

Selanjutnya hasil pekerjaan dipresentasikan

oleh perwakilan kelompok.

Kegiatan Penutup Pembelajaran

Pada kegiatan ini dilakukan refleksi

terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

berlangsung. Kegiatan refleksi dimanfaaatkan oleh guru dan s iswa untuk meni la i

kemampuan siswa, mengevaluasi kelebihan

atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran

yang telah berlangsung. Hasil kegiatan

pembelajaran menyimak pada siklus I rata-

rata kelas 85,65 %, terjadi kenaikan 15,04 poin

dibandingkan pada kondisi awal yaitu rata-rata

kelas 70,61 %. Adapun data hasil penelitian

pada kondisi awal seperti tabel 3 berikut :

Tabel 3Rekapitulasi hasil tes siswa pada siklus I

No Uraian Hasil tes pada siklus I

1. Nilai rata-rata kelas 85,65

2. Jumlah Siswa yang tuntas 21 orang

3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 orang

4. Persentase ketuntasan belajar 91,30 %

Selanjutnya Persentase analisis nilai siswa

pada pembelajaran menyimak pada siklus I

dapat dilihat pada tabel 4 berikut :

Tabel 4Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Siklus I

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Kurang 0 0

Cukup 2 8,70

Baik 6 26,08

Sangat Baik 15 65,22

Jumlah 23 100

Dari tabel 4 tersebut di atas, dapat

dijelaskan bahwa pada siklus I berdasarkan

hasil tes awal diperoleh data dari 23 siswa kelas

VIII E memperoleh nilai dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal /KKM (70) sebanyak

2 orang, atau sebesar 8,70 % (kategori tidak

tuntas, dengan kriteria cukup) sedangkan 21

orang memperoleh nilai di atas KKM (70),

Page 12: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

12

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

atau sebesar 91,30 % (kategori tuntas, dengan

kriteria baik dan sangat baik). Hasil kegiatan

pembelajaran menyimak pada siklus I rata-

rata kelas 85,65. Hal ini mengindikasikan

bahwa kemampuan siswa dalam menyimak

berita sudah menggembirakan. Observasi dilakukan pada waktu tindakan pembelajaran

berlangsung pada siklus I. Kegiatan ini

diarahkan pada hasil pengamatan yang ada

dilapangan.

Setelah pembelajaran siklus I selesai,

guru (kolaburator) dan peneliti bertemu untuk

merefleksi (mengkaji ulang) hasil dari proses pembelajaran menyimak dengan teknik kerja

kelompok pada siswa kelas VIII SMP Negeri

2 Singkawang siklus I.Hasil tindakan berupa

proses dan produk. Dari hasil refleksi yang dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru

dapat dikemukakan bahwa hasil tindakan

yang berupa proses pada tiap tahap tindakan

sudah dilaksanakan dengan baik, tetapi masih

diperlukan penyesuaian dan perbaikan demi

perbaikan proses kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil yang ditemukan ternyata kerjasama

dalam kelompok belum berjalan dengan baik

sesuai yang diharapkan pada kegiatan ini. Oleh karena itu, kegiatan diskusi pelaksanaannya

perlu diperbaiki dan dikondisikan sesuai

dengan porsinya agar siswa lebih aktif

mengemukakan pendapat. Berdasarkan hasil

refleksi seluruh tindakan pada siklus I ternyata masih ditemukan beberapa hal yang perlu

mendapat perhatian dan perbaikan karena

terdapat 2 (dua) orang siswa yang belum

tuntas serta nilai rata-rata kelas masih 85,65

%. Karena hasil siklus I belum maksimal

maka dirancang untuk mengadakan kegiatan

siklus II.

Hasil Tindakan Siklus II

Sebelum pelaksanaan siklus II guru dan

peneliti menyusun perencanaan. Perencanaan

ini dilakukan pada hari kamis tanggal 18

Januari 2018 di ruang guru SMP Negeri

2 Singkawang. Akhir diskusi diperoleh

kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan

siklus II akan dilaksanakan pada hari Jumat

tanggal 19 Januari 2018 dilaksanakan selama

2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan melalui beberapa

kegiatan.

Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran

Kegiatan pendahuluan pembelajaran

berupa apersepsi tentang pelaksanaan pada

siklus I. Kegiatan pendahuluan pembelajaran

berupa ucapan salam, penyampaian tujuan

pembelajaran yang akan disampaikan,

pengarahan yang berupa penjelasan mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan memotivasi

siswa agar lebih giat dalam mengikuti

setiap pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan

pendahuluan pembelajaran dilaksanakan

selam 20 menit. Penggunaan waktu tersebut

telah sesuai alokasi waktu yang tersedia.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

memberikan situasi dan kondisi pembelajaran

yang lebih hidup dan menyenangkan sehingga

pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Kegiatan Inti Pembelajaran

Setelah pengaturan tempat duduk dan

tiap anggota kelompok sudah menempati

tempatnya masing-masing maka akan dimulai

kegiatan pembelajaran. Sebelum kegiatan

menyimak dimulai guru memberikan arahan

setelah mendengarkan rekaman berita maka

siswa diperintahkan untuk (a) menentukan

Page 13: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

13

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

pokok-pokok berita yang telah didengar

(b) berdasarkan pokok-pokok berita yang

didengar selanjutnya disusun pokok-pokok

secara bervariasi menjadi teks berita. (c)

Menukarkan variasi teks berita yang di tulis

dengan pekerjaan temannya selanjutnya

menyunting hasil pekerjaan temannya tersebut.

Selanjutnya guru mempersiapkan materi

simakan berita dan tiap siswa menyimak

yang ditayangkan dengan media audiovisual kemudian berdiskusi dan membuat rangkuman

tentang materi yang disimak. Guru mengambil

dan membagikan silang kepada tiap kelompok

yang berbeda untuk mempresentasikan hasil

rangkuman tiap kelompok. Guru memberikan

evaluasi dari tiap-tiap kelompok. Sebagaimana

pendapat Ridwan (2017, hlm. 37) bahwa

penilaian yang dilakukan adalah: (1) cara

penyampaian dari wakil tiap-tiap kelompok,

(2) keantusiasan dalam penyampaian, (3) ide

bertanya dari masing-masing tiap kelompok,

dan (4) tanggapan dari wakil masing-masing

kelompok, selain hasil presentasi dari tiap-

tiap kelompok penilaian yang dilakukan oleh

guru adalah hasil rangkuman, mengenai tata

bahasanya, model tulisan, dan bobot serta

kualitas rangkuman.

Kegiatan Penutup Pembelajaran

Pada kegiatan ini dilakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung.

Menurut Ridwan (2017, hlm. 38) kegiatan

refleksi dimanfaaatkan oleh guru dan siswa

untuk menilai kemampuan siswa dan kelebihan

atau kekurangan pada kegiatan pembelajaran

yang telah berlangsung. Kelebihan yang

dimiliki adalah keantusiasan dan keseriusan

serta kerja sama siswa dalam mengikuti semua

langkah-langkah pembelajaran. Kelebihan

dapat dijadikan modal untuk keberhasilan

siklus II ini dan kelemahanya sudah dapat

diminimalisasi. Hasil kegiatan pembelajaran

menyimak pada siklus II rata-rata 91,91.

Terjadi kenaikan dari siklus I sebelumnya yaitu

rata-rata kelas tercapai 85,65. Adapun hasil

selengkapnya pada tabel 5 berikut:

Tabel 5Rekapitulasi hasil tes siswa pada siklus II

No Uraian Hasil tes pada siklus II

1. Nilai rata-rata kelas 91,91

2. Jumlah Siswa yang tuntas 23 orang

3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 0 orang

4. Persentase ketuntasan belajar 100 %

Selanjutnya persentase analisis nilai siswa

pada pembelajaran menyimak pada Siklus II

dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6Persentase Analisis Nilai Siswa Pada Siklus II

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Kurang 0 0

Cukup 0 0

Baik 3 13,04

Page 14: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

14

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

Kriteria Jumlah Siswa Persentase

Sangat Baik 20 86,96

Jumlah 23 100

Dari tabel 6 tersebut di atas, dapat

dijelaskan bahwa pada siklus II hasil tes

diperoleh data dari 23 siswa kelas VIII E

memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan

Minimal/KKM (70) sebanyak 0 orang, atau

sebesar 0 % sedangkan 23 orang memperoleh

nilai di atas KKM (70), atau sebesar 100

%. Hasil kegiatan pembelajaran menyimak

pada siklus II rata-rata kelas 91,91. Hal ini

mengindikasikan bahwa kemampuan siswa

dalam menyimak berita dengan menggunakan

media audiovisual sudah memperlihatkan

hasil yang diharapkan.

Observasi dilakukan pada waktu tindakan pembelajaran berlangsung pada siklus

II.Aktivitas pengamatan kegiatan pembelajaran

pada siklus ini meliputi kegiatan guru dan siswa

yaitu (1), pembagian kelompok, (2) pengaturan

tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-

masing, (3) menentukan wacana yang akan

disampaikan, (4) mendengarkan dan menyimak

materi pembelajaran, (5) berdiskusi membuat

rangkuman, (6) mengumpulkan hasil simakan,

(7) membagi hasil simakan secara silang, dan

(8) menunjuk dari perwakilan kelompok maju

kedepan membacakan hasil simakan kelompok

lain.Refleksi dilaksanakan setelah selesai

pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus

II. Kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif.

Selain itu kegiatan ini juga dilakukan dengan

memperhatikan respon yang disampaikan

siswa saat wawancara di akhir tindakan siklus

II.Refleksi diarahkan pada (1) Kegiatan

pendahuluan pembelajaran. Pada pelaksanaan

kegiatan pendahuluan pembelajaran siklus

II, sudah dapat diatasi dengan yang lebih

tegas dan juga bisa mengefektifkan kerja

sama masing-masing kelompok. Sehingga

siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

dapat bekerjasama secara efektif. (2) Kegiatan

inti pembelajaran. Refleksi pada kegiatan

ini dilakukan terhadaphasil tindakan berupa

proses dan produk. Dan hasil refleksi yang

dilaksanakan secara kolaboratif dapat

dikemukakan bahwa hasil tindakan yang

berupa proses pada tiaptahap tindakan sudah

dilakukan dengan baik. Pada beberapa proses

kegiatan yang telah dilakukan siswa mulai

dari memilih anggota kelompok, mengatur

tempat duduk, penempatan anggota kelompok

sesuai dengan kelompok, menyimak materi

pembelajaran, membuat rangkuman dan

membacakan hasil simakan berupa rangkuman.

Dalam membacakaan hasil simakan berupa

hasil rangkuman, guru memberi contoh cara

membaca yang baik. Siswa yang menjadi wakil

dari kelompoknya membacakan hasil karya

dari kelompok lain dapat menjalankan tugas

dengan baik, membaca tidak terlalu tergesa-

gesa, dengan suara lantang, tegas dan penuh

dengan semangat. Kondisi ini menunjukkan

bahwa kerja sama dalam kelompok sudah dapat

berjalan dengan baik sesuai yang diharapkan

pada kegiataan ini. Materi bisa selesai dan

tidak mengganggu proses belajar mengajar

berikutnya. Hal ini menunjukkan penggunaan

alokasi waktu sudah diperhatikan dengan

baik, (3) kegiatan Penutup Pembelajaran.

Berdasarkan hasil refleksi, seluruh tindakan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa

Page 15: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

15

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

penerapan teknik kerja kelompok, telah dapat

memperbaiki dalam pembelajaran menyimak

di kelas VIII E SMP Negeri 2 Singkawang.

Hal ini dilihat dari hasil pengamatan awal

nilai rata-rata kelas adalah 70,61 %, dan pada

siklus I rata-rata kelas 85,65 % sedangkan nilai

rata-rata kelas pada siklus II yaitu 91,91%.

Karena hasil siklus II sudah baik maka tidak

diperlukan lagi tindakan siklus berikutnya.

Pembahasan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan

perbaikan pada siklus I dan siklus II dapat

dinyatakan terjadi peningkatan motivasi

dan hasil belajar siswa menyimak dengan

menggunakan media audiovisual. Pada

siklus I, proses pembelajaran diawali dengan

mengondisikan siswa agar siap mengikuti

pembelajaran keterampilan menyimak dengan

menanyakan keadaan siswa, menyiapkan

kondisi media yang akan digunakan dalam

pembelajaran dan menjelaskan tujuan

pembelajaran secara umum yaitu keterampilan

menyimak berita melalui media audiovisual.

Proses pembelajaran siklus II hampir sama

dengan proses pembelajaran siklus I, hanya

pada siklus II peneliti meminta siswa untuk

lebih konsentrasi dalam kegiatan menyimak,

dan tidak terganggu oleh tampilan gambar.

Keterampilan menyimak berita dari proses

pembelajaran menyimak berita menggunakan

media audiovisual pada siklus I, dan siklus II

mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut

dapat dilihat dari nilai rata-rata pada nilai total

indikator menyimak berita. Pada siklus I rata-

rata kemampuan menyimak siswa sebesar

85,65 sedangkan siklus II kemampuan rata-

rata menyimak berita siswa sebesar 91,91. Ini

berarti mengalami peningkatan sebesar 6,26

poin. Hal ini disebabkan pada setiap indikator

yang telah mengalami peningkatan sehingga

secara otomatis untuk nilai rata-rata pada

indikator menyimak berita juga meningkat.

Hal tersebut di atas, dapat dilihat dari

peningkatan kemampuan siswa menyimak

ini mulai kondisi awal, siklus I, dan siklus II,

ada perkembangan peningkatan kemampuan

siswa, dari kriteria cukup, baik, dan sangat

baik menunjukkan peningkatan yang cukup

signifikan. Selanjutnya peningkatan dimaksud dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7Persentase Analisis Nilai Siswa Pada kondisi awal, Siklus I dan II

KriteriaKondisi awal Siklus I Siklus II

Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa

Kurang 0 0 0

Cukup 9 2 0

Baik 9 6 3

Sangat Baik 5 15 20

Jumlah 23 23 23

Pada kondisi awal, dari jumlah siswa 23

orang, siswa yang memperoleh nilai sangat

baik hanya 5 orang. Selanjutnya pada siklus I

menjadi 15 orang, dan pada siklus II menjadi

20 orang. Fenomena ini menunjukkan bahwa,

dengan menggunakan media pembelajaran

Page 16: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

16

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

siswa semakin tertantang dan termotivasi

untuk meningkatkan kemampuannya dalam

pembelajaran menyimak. Hal ini dapat kita

ketahui bahwa salah satu manfaat media

pembelajaran yaitu menarik perhatian siswa

terhadap materi yang disajikan, mengurangi

bahkan menghilangkan verbalisme, membantu

siswa untuk memperoleh pengalaman belajar,

membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan

lingkungan, terjadi kontak langsung antara

siswa-guru, dan membantu mengatasi

perbedaan pengalaman belajar berdasarkan

latar belakang ekonomi siswa. Selanjutnya

dalam memilih media, menurut Nana Sudjana

dalam Subana (2009, hlm. 291) menyebutkan

kriterianya, yaitu ketepatannya dengan

tujuan pengajaran, dukungan terhadap isi

bahan pengajaran, memberikan kemudahan,

keterampilan guru dalam menggunakan

waktu, dan sesuai dengan taraf berpikir siswa.

GrafikKetuntasan siswa dan rata-rata kelas pada

pembelajaran menyimak pada kondisi awal, siklus I dan Siklus II

Selain peningkatan pada skor perolehan,

peningkatan juga tampak pada perilaku siswa.

Berdasarkan hasil data nontes, dapat diketahui

adanya perubahan perilaku siswa dari siklus

I ke siklus II. Pada kondisi awal sebelum

dilakukan pembelajaran menyimak berita

dengan media audiovisual, sebagian besar

siswa kurang berminat. Hal ini dikarenakan

siswa kurang siap untuk menerima materi yang

akan didengarkan. Peningkatan perubahan

perilaku dari sikus I ke siklus II selama proses

pembelajaran yang telah dipaparkan di atas

membuktikan bahwa penggunaan media

audiovisual dapat meningkatkan keterampilan

dan minat siswa dalam menyimak berita.

Keberhasilan yang telah dicapai bukan dari

siswa sendiri namun peran guru juga sangat

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran

tersebut. Minat, bakat, kemampuan, dan

potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik,

tidak akan berkembang secara optimal tanpa

bantuan guru. (Mulyasa, 2005, hlm. 35). Hal ini

sebagaimana yang dikemukakan oleh Ridwan

(2017, hlm. 41-42) bahwa untuk kelancaran

dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu

diperhatikan dan dipersiapkan guru adalah

membantu pertumbuhan dan perkembangan

para peserta didik secara individu, karena antara

satu peserta didik dengan peserta didik yang

lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar,

dan memberikan kemudahan belajar bagi para

siswa agar dapat mengembangkan potensi yang

dimiliki dengan benar.

Pendapat serupa disampaikan Mulyasa

dalam Arkan (2015, hlm. 4) yang mempertegas

bahwa dalam pembelajaran ini, tugas guru

yang paling utama adalah mengkondisikan

lingkungan agar menunjang terjadinya

perubahan perilaku bagi siswa. Lebih lanjut

Arkan (2015, hlm. 4) mengemukakan bahwa

lingkungan yang dapat menunjang tercapainya

tujuan pembelajaran adalah lingkungan yang

dapat menarik minat dan motivasi siswa untuk

lebih kreatif dan optimal dalam mengikuti

pembelajaran.

Page 17: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

17

Meningkatkan Kemampuan Siswa...Sakila

III. SIMPULAN

Berdasarkan hasil peneli t ian dan

pembahasan sebagaimana tersebut di atas,

dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam pembelajaran

menyimak berita pada siswa kelas VIII E

di SMP Negeri 2 Singkawang dengan

menggunakan media audiovisual. Dengan

kata lain penggunaan media audiovisual dapat

meningkatkan keterampilan siswa dalam

menyimak berita. Peningkatan tersebut

bukan hanya terlihat dari nilai akhir siswa,

melainkan dari segi perilaku juga mengalami

perubahan kearah yang positif. Perubahan

tersebut antara lain, yaitu siswa merasa senang

dan tertarik dengan pembelajaran menyimak

berita. Di lain pihak, sebagian besar siswa

sangat antusias, penuh konsentrasi, serius

dan berani dalam menjawab pertanyaan

serta mengungkapkan kembali isi berita di

depan kelas. Dengan adanya peningkatan

nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran keterampilan menyimak berita

melalui media audiovisual pada siswa kelas

VIII E SMP Negeri 2 Singkawang dapat

berhasil dengan optimal;

Berdasarkan hasil penelitian tersebut

di atas, menunjukkan bahwa penggunaan

media audiovisual dapat meningkatkan

kemampuan menyimak berita siswa, maka

penulis selaku peneliti memberikan saran

kepada guru dan peneliti yang lain. Dalam

pelaksanaan pembelajaran diharapkan kepada

guru untuk memberikan variasi-variasi

dalam pembelajaran. Penggunaan media

pembelajaran oleh guru dapat menuntun siswa

untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunaan

media audiovisual dalam pembelajaran

menyimak untuk menumbuhkan minat dan

ketertarikan siswa. Pembelajaran dengan

menggunakan media audiovisual dapat

dijadikan alternatif bagi guru karena telah

terbukti mampu meningkatkan keterampilan

menyimak berita dan mampu mengubah

perilaku siswa kearah positif. Selain itu juga

penggunaan media pembelajaran sebaiknya

dipersiapkan dengan matang, seperti cara

penggunaannya dan teknik penyampaiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arkan, Arnadi. (2015). “Penerapan Strategi

Pembela ja ran d i Kelas .” Jurnal Pendidikan Agama Islam Maju Bersama

4, 2015. Singkawang : Sekolah Tinggi

Ilmu Tarbiyah Syarif Abdurrahman.

Ashar, Ubaidi. (2014). “Peningkatkan

kemampuan menyimak berita siswa kelas

VIII.3 MTS. Zainul Hasan Balung Jember

melalui strategi pembelajaran kooperatif

think pair share (TPS)”. Jurnal NOSI 2

(3), 2014.

Astuti. (2012). “Peningkatan kemampuan

menyimak berita dengan menggunakan

media audio-visual siswa kelas VIIIC

semester genap tahun pelajaran 2010-

2011 SMP Negeri 14 Jember.” http://

bermutuastutijbr.guru-indonesia.net/

artikel_detail-27828.html. Diakses pada

tanggal 21 Januari 2018 pukul 14.28.

Dewi, Wendi Widya Ratna. (2011). Pegangan Guru Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester II.Klaten : PT Intan Pariwara.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.

(2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Page 18: MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM …

18

Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & KesastraanVolume 15, Nomor 1, Juni 2018

PT Asdi Mahasatya.

Hadi, Waryanto Nur. (2007). “Penggunaan

Media Audio Visual dalam Menunjang

Pembelajaran.” http://staff.uny.ac.id.

Diakses pada tanggal 27 Juni 2013.

Hastuti, Sri. (1996). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.

Kemendikbud, (2017). Panduan Rapat Koordinasi Teknis Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Bandung:

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman

Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa.

Mulyasa. E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya.

Ridwan, Muhammad Hasbullah. (2017).

“Peningkatan Keterampilan Menyimak

Berita Dengan Media Audio Visual

Siswa SMP Plus Darussalam Blokagung

Banyuwangi.” Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam IX (1), 30-46,

2017. Banyuwangi : Institut Agama Islam

Darussalam (IAIDA).

Sarwono. (2016). “Kesalahan Penggunaan

Bahasa pada Penulisan Papan Nama Dan

Spanduk di Provinsi Jambi.” Mlangun Jurnal Ilmiah Kebahasaan & Kesastraan

12 (2), 2016. Jambi: Kantor Bahasa Jambi.

Subana, M dan Sunarti. (2000). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.

Bandung: Pustaka Setia.

Sukidin, Basrowi, Suranto. (2002). Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Insan

Cendikia.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa Bandung.

Tr ian to . (2009) . Mendesa in Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Usman, Husaini. (2012). “Supervisi Efektif

dalam Membantu Guru Meningkatkan

Seni dan Ilmu Mengajar.” Jurnal Ilmiah PTK Dikmen 2 (1), 2012. Jakarta:

Direktorat P2TK Dikmen, Kemendikbud.

Wiriaadmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelit ian Tindakan Kelas Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.

Bandung: Rosda Karya.