meningkatkan kesadaran perilaku sehat berbasis …

7
PENDAHULUANdi sepanjang selokan matar am t er dapat banyak Dewasa ini , banyak penyakit disebabkan olehpenyedi a makanan, baik yang permanen, semi makanan. Hepat itisAadal ah salah satunya. Banyakper manen at aupunyangber pi ndah- pi ndah. Dengan ahli menut urkan bahwa penyaki t Hepati t i s A inisemboyan murah dan mudah di jangkau, para disebabkan ol eh r endahnya mut u kesehatan danpenyedi a makanan i ni member i kan banyak pili han sani tasi pada pengolah dan penyedi a makanan,menu dan saji an yang r el at if cepat kepada par a sehingga pr oduk makanan yang di saj ikan kepadapenghuni kost yang kebanyakan adalah mahasi swa, peni kmat makanan t erpapar oleh virus Hepat i t ispelajar maupun pekerj a ur ban ( Di nas Kesehat an A i ni (Kompas, 2008b). Sl eman, 2008). Ber dasarkan invest i gasi dar i Di nas Kesehat anKesadaran pribadi para penyedi a makanan Yogyakart a, sentra huni an kost dan sentra pendidi kanmemegang peranan pent ing dalam penyaj ian ( sekolah) di sepanjang sel okan mat ar am t er catat makanan yang sehat , sebagai penyedia makanan member ikan sumbangan pasi en Hepat i t is A yangi nfor mal, tent u saja ti dak mempunyai st andar produk terbanyak, hal ini di rasa masuk akal karena(Kompas, 2008c). Hal i ni dikuat kan ol eh pemaparan Jur nal Psi koi sl amika I Vol ume 10 Nomor 2 Tahun 201327 Abstrak - Yogyakarta pada tahun 2008 mengalami kejadian luar biasa ber upa i nfeksi Hepati tis A. Hepati ti t s A sebagai sebuah penyaki t yang di sebabkan ol eh makanan (f ood borne di seases) memang tidak ber bahaya, namun cukup mer ugi kan karena t i ngkat mor bidi tasnya yang t i nggi sehi ngga perlu diupayakan pencegahan agar t idak t erulang kembali. Pada KLB ( Kejadi an Luar Biasa) Hepati t is Adi Yogyakar t a, par a pedagang makanan t er ut ama PKL (Pedagang Kaki Lima) menj adi pihak t ert uduh, t erut ama par a penyedia makanan yang t er let ak di sekit ar sekolah dan t empat bekerja. Peneli t ian i ni ber tujuan untuk menget ahui ti ngkat kesadar an akan per ilaku sehat para penyedia makanan di seki t ar . Subyek peneliti an ini mer upakan sebuah komunit as penyedia makanan di sekolah ( pur posive sampling), yang meliputi penyedi a makanan di dalam sekol ah ( kantin) maupun penyedi a makanan di seki t ar sekol ah ( PKL), dengan batasan khusus bahwa sekol ah ter l etak pada pet a KLB Hepatiti s A yang didasar kan r ilis pemet aan Di nas Kesehat an Pr ovi nsi Yogyakar t a. Peneli t i an i ni mer upakan peneli t ian tindakan. Sebagai sebuah peneli ti an tindakan, peneli ti an i ni mempunyai beber apa tahapan di ant ar anya adalah per si apan, pengukur an awal, pelaksanaan aksi , dan pengukur an akhir. I nt ervensi yang di pakai adalah i nteracti onal gr oup discussion ( I GD), dengan pret est - postt est group design. Peneli t ian ini mengident ifikasi bahwa I GD dan r umusan kampanye ber basis komuni t as penyedi a makanan disekol ah dapat membangun kesadaraan t er kait Hepatit is A (MD=3,600, p<0,05) secar a si gni fikan pada kel ompok eksper i men. Kat a Kunci : Promosi Kesehatan Ber basis Komunitas, Kesadar an, Per i laku Sehat , Komunit as Penyedi a Makanan Di Sekol ah. PSIKOI SLAMIKA. Jurnal Psi kologi I sl am (JPI ) copyr ight © 2013 Labor at ori um Peneli t ian, Kajian Psi kol ogi I slam dan Pener bitan. Volume 10. Nomor 2, Tahun 2013 Yusuf Rat u Agung Fakultas Psikologi Univer sitas Islam Negeri ( UIN) Maulana Mali k I br ahi m Malang Jl . Gaj ayana 50 Mal ang Tel p. 0341- 558916 MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS KOMUNI TAS

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

PENDAHULUANdisepanjang selokan mataram terdapat banyak

Dewasa ini, banyak penyakit disebabkan olehpenyedia makanan, baik yang permanen, semimakanan.HepatitisAadalah salah satunya. Banyakpermanen ataupunyangberpindah-pindah. Denganahli menuturkan bahwa penyakit Hepatitis A inisemboyan murah dan mudah dijangkau, paradisebabkan oleh rendahnya mutu kesehatan danpenyedia makanan ini memberikan banyak pilihansanitasi pada pengolah dan penyedia makanan,menu dan sajian yang relatif cepat kepada parasehingga produk makanan yang disajikan kepadapenghuni kost yang kebanyakan adalah mahasiswa,penikmat makanan terpapar oleh virus Hepatitispelajar maupun pekerja urban (Dinas KesehatanA ini (Kompas, 2008b).Sleman, 2008).

Berdasarkan investigasi dari Dinas KesehatanKesadaran pribadi para penyedia makananYogyakarta, sentra hunian kost dan sentra pendidikanmemegang peranan penting dalam penyajian(sekolah) di sepanjang selokan mataram tercatatmakanan yang sehat, sebagai penyedia makananmemberikan sumbangan pasien Hepatitis A yanginformal, tentu saja tidak mempunyai standar produkterbanyak, hal ini dirasa masuk akal karena(Kompas, 2008c). Hal ini dikuatkan oleh pemaparan

Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 201327

Abstrak - Yogyakarta pada tahun 2008 mengalami kejadian luar biasa berupa infeksi HepatitisA. Hepatitits A sebagai sebuah penyakit yang disebabkan oleh makanan (food borne diseases)memang tidak berbahaya, namun cukup merugikan karena tingkat morbiditasnya yang tinggisehingga perlu diupayakan pencegahan agar tidak terulang kembali. Pada KLB (Kejadian LuarBiasa) Hepatitis Adi Yogyakarta, para pedagang makanan terutama PKL (Pedagang Kaki Lima)menjadi pihak tertuduh, terutama para penyedia makanan yang terletak di sekitar sekolah dantempat bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran akan perilakusehat para penyedia makanan di sekitar.Subyek penelitian ini merupakan sebuah komunitas penyedia makanan di sekolah (purposivesampling), yang meliputi penyedia makanan di dalam sekolah (kantin) maupun penyediamakanan di sekitar sekolah (PKL), dengan batasan khusus bahwa sekolah terletak pada peta KLBHepatitis A yang didasarkan rilis pemetaan Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta. Penelitian inimerupakan penelitian tindakan. Sebagai sebuah penelitian tindakan, penelitian ini mempunyaibeberapa tahapan diantaranya adalah persiapan, pengukuran awal, pelaksanaan aksi, danpengukuran akhir. Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD), denganpretest-posttest group design.Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanyeberbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait HepatitisA (MD=3,600, p<0,05) secara signifikan pada kelompok eksperimen.

Kata Kunci: Promosi Kesehatan Berbasis Komunitas, Kesadaran, Perilaku Sehat, KomunitasPenyedia Makanan Di Sekolah.

PSIKOISLAMIKA. Jurnal Psikologi Islam (JPI) copyright © 2013 Laboratorium Penelitian, KajianPsikologi Islam dan Penerbitan. Volume 10. Nomor 2, Tahun 2013

Yusuf Ratu AgungFakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim MalangJl. Gajayana 50 Malang Telp. 0341-558916

MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKUSEHAT BERBASIS KOMUNITAS

Page 2: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 201328

berbahaya dan cemaran mikroba yang mencerminkanrendahnya kualitas mikrobiologi pangan jajanananak sekolah (Direktorat Surveilan dan PenyuluhanKeamanan Pangan, 2007).

Penelitian yang berkaitan dengan penyediamakanan jalanan (street food vendor) telah dilakukandi Bloemfontein Af rika Selatan, yang menunjukkanbahwa kualitas makanan jalanan seringkali tidakmemperhatikan kandungan mikrobiologi dari makananyang disajikan. Hal ini disebabkan oleh pemilihan,pengolahan dan penyajian makanan yang kurangmemperhatikan aspek kesehatan (Lues, Rasephi,Venter & Theron, 2006). Hal ini menguatkanpenelitian serupa yang dilakukan sebelumnya dikota Accra di Ghana, yang menunjukkan bahwakualitas makanan yang disajikan oleh penyediamakanan jalanan sangat rendah sehingga diperlukanpendidikan food hygiene pada komunitas penyediamakanan tersebut (Mensah, Yeboah-Manu, Owusu-

Darko a Ablordey, 2002).

a. Kesadaran Terkait Hepatitis AMembangun kesadaran idealnya dilakukan

dengan cara menstimulasi diskusi dan inovasi,sehingga kampanye atau promosi membangunkesadaran menjadi sebuah pilihan alat ataucara, bukan berupa resep atau arahan yang kaku(Sayers, 2006). Membangun kesadaran merupakanpemberian informasi dan pendidikan pada masyarakattentang suatu topik atau isu dengan tujuan untukmempengaruhi sikap, perilaku dan keyakinanmasyarakat (Sayers, 2006).

Kesadaran merupakan salah satu bentukpengalaman, didalamnya terdapat kewaspadaanterhadap peristiwa penting yang dialami din' individudalam interaksinya dengan lingkungan (Yontef, 1993).Pengalaman individu merupakan hubungan timbalbalik antara eksistensi diri sendiri (being in touchwith one's own existence), pemahaman terhadapapa yang dilakukannya (what is), bagaimana diamelakukan hal tersebut (how), dan pemahamanterhadap berbagai macam alternatif yang dipilihnya(chooses) serta memahami pilihannya untuk menjadidirinya (Yontef, 1993).

Konsep kesadaran lebih jauh disampaikanNeisser (dalam Natsoulas, 1981) bahwa individuyang mempunyai kesadaran adalah individu yangmempunyai aspek aktivitas mental yang mengalamiperubahan dengan belajar dan mengembangkankemampuannya untuk sadar terhadap objek,peristiwa dan situasi. Kesadaran dapat dipahamimelalui siklus pengalaman yang dimulai dari adanya

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menulardan Penyehatan Lingkungan Dinkes DIY, Sarminto,bahwa tnunculnya endemi penyakit Hepatitis Adi DIY yang masuk kategori kejadian luar biasa(KLB) ini, disebabkan oleh virus Hepatitis A yangmenyebar dari pedagang makanan yang kurangmenjaga kebersihan (Kompas, 2008a).

Dalam pre eleminary study yang dilakukanpeneliti, kebiasaan membeli jajanan yang dilakukansiswa tidak hanya pada kantin sekolah, namun jugadilakukan pada para pedagang informal diluar pagarsekolah yang masih berada dalam lingkungan sekolah.Seringkali para siswa ini dihadapkan keterbatasanpilihan menu jajanan di kantin sekolah, sehinggauntuk memenuhi kebutuhan asupan gizi merekajajan di penyedia makanan yang terletak diluarsekolah (Tim Hibah Guru Besar, 2010).

Sebuah survei yang dilakukan oleh BalaiPengawasan Obat dan Makanan, jajanan anaksekolah menyumbang 36^ kebutuhan kebutuhanenergi siswa sekolah, hal ini dapat dimaklumikarena pada budaya masyarakat kita, masih jarangsiswa yang membawa bekal makanan ke sekolahdari rumah (Direktorat Surveilan dan PenyuluhanKeamanan Pangan, 2007).

Dari pemaparan diatas, kita dapat menariksimpulan bahwa kesadaran dan perilaku sehatpenyedia makanan di sekolah (baik kantin sekolahmaupun pedagang kaki lima) berperan penting dalampenyediaan makanan dan jajanan anak sekolahyang baik, bersih dan sehat. Namun kenyataan dilapangan (berdasarkan pre eleminary study yangdilakukan oleh peneliti) menunjukkan bahwakesadaran akan perilaku sehat, terutama terkaitdengan infeksi penyakit Hepatitis A, para penyediamakanan di sekolah masih rendah.

Dari pemaparan latar belakang dan fenomenayang muncul dalam komunitas penyedia makanandi sekitar sekolah yang telah dipelajari melalui preeleminary study, maka dirumuskan permasalahansebagai berikut: Bagaimana membangun kesadarantentang Hepatitis A pada komunitas penyedia makanandi sekitar sekolah?. Dengan demikian penelitian inimempunyai tujuan untuk: meningkatkan kesadaranakan perilaku sehat terkait Hepatitis A pada komunitaspenyedia makanan di sekitar sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Balai Pengawasan

Obat dan Makanan Republik Indonesia menemukanbahwa jajanan anak sekolah seringkali tidakmemenuhi syarat terutama dari kandungan kimiawidan mikrobiologi. Penggunaan bahan tambahanmakanan (BTP) yang berlebihan, penggunaan bahan

Page 3: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

29Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

kontak langsung dengan kotoran seperti tinja ataubenda-benda yang terkontaminasi tinja (Brundagea Fitzpatrick, 2006).Bentuk klasik meliputi 80%penderita simtomatis, biasanya akut dan sembuhdalam 8 minggu (Bardenheier, Gonzales, Washingtona Bell, 2003). Tindakan protektif berlebihan, sepertipenggunaan masker, dan sarung tangan, tidak perludilakukan justru yang penting untuk dilakukan adalahtindakan yang berhubungan dengan perilaku sehat(Joshi, Rao, Kumar, Patil a Rani, 2007).

Pencegahan Hepatitis Ajika dilihat dari sebabdan tipikal penyebaranya yang person to person makadiperlukan kesadaran yang tinggi bagi masyarakatdalam memilih, menyiapkan dan menyajikanmakanan dan minuman yang selalu higienis sertamenjaga kesehatan lingkungan maupun peroranganguna memperkecil penyebaran virus (Fitzsimons,Francois, Alpers, Radu, Jilg, 6 Rombo, 2005).Tindakan yang dapat dilakukan pada penderitayang sudah terinfeksi virus dilakukan denganmemberikan terapi yang berupa tindakan suportif,dengan asupan nutrisi yang seimbang serta dietpada makanan yang mengandung lemak dan proteintinggi (Brundage & Fitzpatrick, 2006).

b. Perilaku Sehat Terkait Hepatitis APerilaku sehat adalah usaha seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannyayang mencakup makan dengan menu seimbang(kuantitas dan kualitas), olah raga teratur, danistirahat cukup (Notoatmojo, 2003). Perilakusehat merupakan perilaku yang didasarkan padaprinsip-prinsip kesehatan, mulai dari menjagakebersihan sampai dengan segera berobat ketika

sakit (Rahmat, 2004)Perilaku sehat merupakan respons seseorang

terhadap stimulus yang berhubungan dengan sehat,sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhisehat sakit dengan kriteria : makan dengan menuyang seimbang, melakukan kegiatan fisik yang cukupdan teratur diimbangi dengan istirahat yang cukup,tidak merokok dan minum minuman keras, mampumanajemen stress dengan baik, dan perilaku hiduppositif (Glanz, Lewin & Rimer, 1997). Perilaku sehatkelompok atau komunitas didefinisikan oleh Alonzo(dalam Weiss & Lonnquist, 1997) sebagai aktivitasyang dimaksudkan untuk menghindarkan diri daripersoalan kesehatan. Salah satu bagian dari perilakusehat adalah perilaku preventif, yang merupakanusaha untuk menekan risiko atau kemungkinanterjadinya penyakit, kecelakaan, dan kecacatan.

sensasi, pengenalan dan memberikan label terhadappengalaman tersebut selanjutnya memberikanpemaknaan, pengambilan keputusan untuk merespondan mengambil tindakan terkait pengalaman tersebutdan membuat kontak secara sadar dengan situasiyang terjadi, kemudian menyelesaikan dan bersiapuntuk menghadapi pengalaman lainnya (Joyce &Sill, 2001).

Kesadaran terbentuk dari beberapa aspekdiantaranya adalah: kontak, mengindera, merasakan,pembentukan figur, dan keutuhan (Lartner, 2000).Kontak merupakan pertemuan dari perbedaan-perbedaan yang ada. Kontak berasal dari sudutpandang pengalaman pribadi dan pengalaman oranglain yang berbeda tentang apa yang dipikirkandan dirasakan. Mengindera merupakan kesadaranalami yang dapat dirasakan melalui pancainderakita. Merasakan meliputi sesuatu yang terjadisecara emosional dan fisiologis dari diri kita.Pembentukan figur adalah cara kesadaran dibentukdan dikembangkan, merupakan penajaman darikontak, yakni cara bekerja kita dengan lingkunganuntuk membentuk sebuah solusi. Dan keutuhan,yaitu kemampuan seseorang untuk menyimpulkansesuatu dengan menyatukan bagian-bagian secarabersama sama, dengan kata lain sesuatu hal dapatdimengerti jika dilihat dengan keseluruhan (Lartner,2000).

Hepatitis A merupakan penyakit peradanganhati disebabkan oleh virus Hepatitis A, gejalanya: demam dengan perasaan mual dan muntah, hatimembengkak, dan sklera mata menjadi kuning(icterus) dan diikuti oleh icterus seluruh kulit, biasanyatimbul 1-2 bulan setelah terjadi (Slamet, 2004).Menurut Sulaiman (1990) Hepatitis A disebabkanoleh virus (Ribbo Nucleic Acid) RNAkecil berdiameter27 nm yang dideteksi melalui feses. Virus ini dapatditemukan pada tinja penderita kira-kira 2 minggusebelum ikterus sampai 1 minggu sesudah timbulnyaikterus. Namun zat anti Hepatitis A muncul ketikatinja sudah tidak mengandung virus lagi kemudianmencapai maksimum dan menetap dalam duasampai enam bulan (Sulaiman, 1990).

Penyakit ini disebarkan melalui air secaratidak langsung misalnya melalui tinja di sungai dariorang yang terkena virus Hepatitis A yang airnyajuga digunakan oleh orang lain, sedangkan makananyang terkontaminasi virus juga terjadi secara tidaklangsung yaitu dari tempat makanan yang di cucidengan air terkontaminasi virus otomatis makanannyajuga terkontaminasi virus (Brundage & Fitzpatrick,2006). Untuk penyebaran melalui udara terjadi jika

Page 4: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

Jurnal Psikoislamika | Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

tindakan bukan hanya menghasilkan pemecahanmasalah dengan sederhana, namun melalui prosesyang panjang dan siklus yang senantiasa berulang.Penelitian tindakan mengeksplorasi, menemukan danmenyusun pemecahan kreatif terhadap permasalahanyang muncul di masyarakat.

Hasil yang didapatkan dari sebuah penelitiantindakan merupakan pemecahan tentatif yangberbasis data dan observasi yang selalu diperiksadan dievaluasi sehingga dapat mengidentifikasikankekuatan dan keterbatasan dari pemecahan masalahtersebut (Mills, 2003).

a.Lokasi dan Subyek PenelitianPenelitian ini dilakukan di komunitas penyedia

makanan sekolah di sepanjang Jalan Kahar Muzakiryang terletak di Kelurahan Terban KecamatanGondokusuman Kota Yogyakarta. Hal ini sesuaidengan rekomendasi Dinas Kesehatan ProvinsiYogyakarta sebagai salah satu stakeholder padapenelitian ini.

Subyek dalam penelitian ini adalah parapenyedia makanan di sekolah bisa berupa kantinsekolah, maupun pedagang kaki lima yang menjajakanmakanan di sekitar sekolah, yang terdapat di depandan di dalam SMPN 8 dan SMAN 6 Yogyakarta.Subyek penelitian berjumlah 30 orang, dan dibagimenjadi 2 kelompok. Kelompok pertama sejumlah15 orang yang merupakan kelompok eksperimenadalah anggota paguyuban 68, sedang 15 orangberikutnya merupakan kelompok kontrol.

Prosedur penelitian tindakan terdiri daribeberapa tahapan. Menurut Mertler (2006) ada empattahapan, yaitu : perencanaan, aksi, pengembangan,dan refleksi. Menurut Davison, Martinsons danKock (2004) ada lima tahapan yaitu : diagnosis,perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pembelajaran.Pada penelitian ini, peneliti mengambil tahapanyang lebih sederhana seperti yang disebutkan olehMertler (2006) yaitu : tahap 1 perencanaan, tahap2 pelaksanaan tindakan, tahap 3 pengembangandan tahap 4 refleksi.

Penelitian ini nantinya akan melibatkan duakelompok, satu kelompok akan mendapatkanintervensi IGD (Interactional Group Discusion) yangselanjutnya disebut sebagai kelompok eksperimen,yang selanjutnya akan dibandingkan dengan kelompokyang lain yang tidak mendapatkan intervensi,disebut sebagai kelompok kontrol.

b.Pengumpulan DataPada awal penelitian dilakukan melalui wawancara

Perilaku sehat merupakan talian sejumlah atributkepribadian (seperti keyakinan, motif, nilai-nilai,persepsi, dan unsur kognitif lainnya), karakteristikkepribadian (mencakup faktor efektif dan emosional),serta pola perilaku, tindakan, dan kebiasaan yangberkaitan dengan pengelola kesehatan, peningkatankesehatan, serta pemulihan kesehatan, Lebih jauh,perilaku sehat tidak saja meliputi perilaku yangdapat diamati secara langsung, tetapi juga keadaanmental (Gochman, 1992).

Perilaku sehat dikategorikan menjadi tigakategori, yaitu pertama perilaku pencegahan yangdilakukan pada saat sehat untuk tetap terhindar daripenyakit. Kedua perilaku sakit yaitu aktivitas yangdilakukan dalam rangka mengetahui kesehatannya.Ketiga perilaku peran sakit yaitu aktivitas yangdilakukan untuk menganggap dirinya sakit dalamrangka penyembuhan (Sculman, Sheriff 6t Momany,1997). Setain keluarga dan lingkungan yang memilikiperan yang sangat penting dalam kehidupan individu(Dalton, Elias Et Wandersman, 2007), faktor sosialjuga merupakan aspek pengaruh lingkungan sosialyang meliputi karakteristik kelompok, didalamnyaada keanggotaan, norma, stratifikasi sosial danjaringan sosial, faktor sosial ini akan mempengaruhidalam bentuk modelling (Schwarzer & Renner, 2000).Sedangkan budaya memainkan peranan melaluinilai dan norma yang membentuk kultur lingkungandimana individu berada (Hurlock, 1998).

METODEPenelitian ini merupakan penelitian tindakan

yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. (Prawitasari,2007). Penelitian tindakan dilakukan melalui aksi,dengan menggunakan teori dan praktek secarabersamaan dan dilakukan dengan partisipasi semuapihak yang saling berkaitan dengan tujuan mencapaisolusi praktis atas permasalahan yang muncul darisebuah komunitas yang selanjutnya dengan adanyapenelitian tersebut diharapkan masyarakat semakinberdaya (Reason & Bradbury, 2001).

Penelitian tindakan merupakan jembatankomunikasi antara teori dan praktek sehinggasifatnya kontinu dari satu waktu ke waktu yang lain,antara temuan yang didapat pada saat penelitiandilakukan dan proses pembelajaran didalamnya(Madya, 2006). Definisi penelitian tindakan yang lebih

lengkap diungkapkan oleh Mertler (2006), bahwapenelitian aksi bukan hanya bersifat partisipatif dankolaboratif, tapi juga bersifat kritis, praktis melaluiproses siklik dari perencanaan, aksi, pengembangandan refleksi. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian

Page 5: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

31Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

dan pengukuran akhir di analisis melalui programkumputer statistik SPSS 15 dengan analisis datastatistik deskriptif dan Anova.

HASILDalam bentuk yang lebih baku dan sederhana,

hasil IGD dapat dirumuskan sebagai berikut: 1 .bahwaada keinginan untuk berubah menjadi yang lebihbaik pada komunitas penyedia makanan di sekolah.2.dengan adanya pengetahuan tentang Hepatitis Ayang didapat melalui IGD, maka muncul kesadaran.3.Hasil IGD juga menyebutkan pentingnya mediauntuk memelihara kesadaran terkait HepatitisA pada para penyedia makanan di sekolah, dandisepakati bahwa sticker (poster) yang ditempel ditempat berdagang dan buku saku berupa panduandapat menjadi pengingat agar penyedia makanansenantiasa sadar dan waspada.

DISKUSIKeinginan yang kuat untuk berubah didasari

kesadaran bahwa berdagang adalah mata pencaharianyang menyokong hidup mereka, sehingga merekaharus berusaha untuk bisa tetap berdagang. Dalamkonteks ini keinginan bisa menjadi intensi, danmenurut Ajzen (1991), untuk perubahan perilakusehat yang lebih baik harus ada intensi. IntervensiIGD dapat meningkatkan skor kesadaran terkaitHepatitis A pada kelompok eksperimen secarasignifikan (MD=3,600, p<0,05).

Menguatkan pendapat Kertamukti (2009) bahwasticker, sebagai rekomendasi dari IGD, dapat berfungsisebagai social awareness poster yaitu poster yangbertujuan untuk menciptakan dan meningkatkankesadaran sosial akan suatu tema.

Berdasarkan IGD yang dilakukan, salah saturekomendasi yang harus dilakukan adalah penyusunanalat kampanye. Alat kampanye yang diinginkan olehsubyek penelitian kalau kita melihat petikan diskusidiatas adalah berupa buku saku dan sticker.

Buku saku merupakan panduan yang dapatdigunakan sebagai petunjuk praktis bagi parapenyedia makanan, untuk memilih, mengolah danmenyajikan komiditi jualannya dengan lebih baik,dan sehat. Bahwa informasi dapat memberikanpenyadaran kepada penerima informasi, sehinggadari munculnya proses penyadaran ini munculpemahaman, dan dari pemahaman ini nantinya akanterbentuk sikap dan perilaku (Kasali, 1993).

Menurut Shimp (dalam Sastrosoediro, 1998) peranmedia ada 4, pertama informing atau memberikaninformasi bagi yang melihatnya, kedua persuading

dan observasi, hal ini merupakan kaidah penelitianyang utnum. Wawancara dilakukan pada tokohkunci (key person) untuk mendapatkan gambaranmengenai komunitas penyedia makanan. Kemudianhasil wawancara dikuatkan dengan observasiyang dilakukan oleh peneliti, sehingga diperolehgambaran yang holistik dari karakter komunitaspenyedia makanan.

Selanjutnya, pengukuran dilakukan melaluipengisian skala. Schensul, Schensul dan Le Comple(1999), menuturkan bahwa skala memiliki tingkatstruktur tinggi yang disusun untuk mendapatinformasi spesifik dari suatu kelompok. Skala yangdigunakan adalah Skala Kesadaran Terkait HepatitisA, yang bertujuan untuk mengukur kesadaran terkaitHepatitis A, skala ini disusun berdasarkan pada hasilFGD (yang melibatkan para ahli di bidang kesehatan,akademisi dan anggota komunitas dampingan) danobservasi. Skala tersebut kemudian diujicobakanuntuk mengukur reliabilitas dan validitasnya.Setelah uji coba aitem dilaksanakan didapatkankoeflsien korelasi butir total bergerak dari -0,407sampai 0,566, dengan koefisien reliabilitas sebesar0,753. kemudian dilakukan seleksi aitem sehinggadidapatkan koefisien korelasi butir totalnyabergerak dari 0,254 sampai 0,622 dengan koefisienreliabilitas sebesar 0,873. Artinya Skala KesadaranTerkait Hepatitis A cukup reliable dan valid untukdigunakan sebagai alat ukur.

c. Analisa DataMenurut Lincoln dan Guba (1985), ada empat

kriteria proses validasi yang berpengaruh padaanalisa data penelitian, yaitu : kredibilitas atauvaliditas internal, transferbilitas atau validitaseksternal, reliabilitas dan obyektivitas. Keempatcara tersebut dimulai dari pemilahan data darisejumlah transkip data yang diperoleh peneliti, baikmelalui wawancara nonformal, catatan lapangan,observasi, pengukuran, IGD dan pengukuran akhir,untuk menjamin tingkat akurasi dari pengalamandan perspektif dari partisipan. Berlanjut denganmenggunakan transkrip data untuk mengoreksikembali dan menjamin apakah sudah menghasilkaninformasi yang penuh, sebagai dasar menyusunsebuah keputusan dari temuan data, yang dapatdiaplikasikan kepada konteks dan populasi yanglain (Lincoln a Guba, 1985).

Pada penelitian tindakan ini, peneliti memilihmelakukan analisis data melalui proses analisisyang dilakukan sejak pengumpulan data awalsampai akhir dan dikerjakan secara teliti. Datakuantitatif yang di peroleh melalui pengukuran awal

Page 6: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

Jurnal Psikoistamika | Volume 10 Nomor 2 Tahun 201332

Vol. 1. Jakarta: BPOM-RI.Fitzsimons, D., Francois, G., Alpers, K. Radu, D.,

Jilg, W., Rombo, L, (2005). Prevention of viralhepatitis in the nordic countries and germany.Scandinavian journal of infectious diseases,30 (37), 549-560.

Gochman, D. (1992). Development of health beliefs.Psychological Reports, 31 (2), 259-266.

Glanz, K., Lewin, F. M. &Rimer, B. K. (1997).

Health Behavior and Health Education: theory,research and practice. San Francisco: Jossey-Bass Publisher.

Hurlock, E. (1998). Developmental Psychology. NewDelhi : Me Grow Hill.

Joshi, S., Rao, A., Kumar, S., Patil, & Rani, S. (2007).

Hepatitis A vaccination in chronic liver disease:is it really Required in a tropical country likeIndia. Indian journal of medical microbiology,25(2), 137-139.

Joyce, P., & Sills, C. (2001 ).Skills in Gestalt Counsellingand Psychotherapy. London: Sage.

Kertamukti, R. (2009). Definisi Poster. Diaksesdari http://ramakertamukti.wordpress.com/2008/09/11 /media-iklan/. 25 Ma ret2009.

3Kasali, R. (1993). Manajemen Periklanan.Jakarta:Grafiti

Kompas. (2008a). Yogya KLB Hepatitis A. http://www.kompas.com/read/ xml/2008/06/21 /05523233/vogya.klb.hepatitis.a. diakses 28 Januari

2009Kompas. (2008b). Wabah Hepatitis A. http://www.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1991). The theory of planned behavior.Organizational Behavior and Human DecisionProcesses, 50, 179-211.

Bardenheier, B., Gozales, I. M., Washington, M.

L, ft Bell, B. P. (2003). Parental knowledge,attitude, and practice associated with notrecieving hepatitis A vaccine in A demonstrationproject in Butte Country, California. JournalPediatry, 112(4), 269-274.

Bartle, P. (2008). The human factor and communityempowerment. Review of Human Factor Studies.Victoria. International Institute for HumanFactor Development, 14 (1), 99-103.

Brundage, S., a Fitzpatrick, N. (2006). HepatitisA. Journal American Family Physician, http//www.aafp.org/afp. Diakses 28 Januari 2009.

Dalton, J. H., Elias, M. J. a Wandersman, A.

(2007). Community Psychology LingkingIndiviudal and Communities. Australia: ThomsonWadsworth.

Davidson, R. M., Martinsons, M.G., Kock N. (2004),

Principles of canonical action research.Information System Journal, 14 (3), 65-86.

Dinas Kesehatan Sleman. (2008). Waspadai HepatitisA. http://dinkes-sleman.Bo.id/list content/

ohp?id cat=3&d i menu=5. diakses 23 Januari2008.

Direktorat Surveilan dan Penyuluhan KeamananPangan. (2007). Jajanan Anak Sekolah. FoodWatch : Sistem Keamanan Pangan Terpadu,

komunitas penyedia makanan di sekolah danmeningkatkan perilaku sehat terkait Hepatitis A.

Sebagai tindak lanjut nyata dari penelitianini, direkomendasikan beberapa saran, diantaranyaadalah : Penelitian ini hanya berlaku dalam satuperiode siklus pemberdayaan komunitas, sehinggauntuk lebih memberdayakan komunitas penyediamakanan di sekolah ke arah yang lebih baik,senantiasa diperlukan kritikan reflektif sehinggadapat teridentifikasi tema baru untuk memberdayakankomunitas.

Untuk para stakeholder, dalam program kampanyedan promosi kesehatan seharusnya komunitas diajaksecara aktif untuk terlibat didalamnya, karenadengan keterlibatan tersebut komuntas jadi merasamemiliki dan lebih bertanggungjawab atas suksenyaprogram yang diikuti.

atau membujuk orang yang melihat media ituuntuk melaksanakan informasi yang didapat, ketigareminding atau menjadi pengingat bagi pembaca/penerima informasi untuk senantiasa melakukanseperti yang diinformasikan dalam media tersebutdan yang keempat adding value atau menambahnilai bagi pihak yang mengeluarkan informasi. Halini dikuatkan dengan pendapat Bandura (dalamWagner, 2010) bahwa media visual yang berupaposter dapat menjadi sumber pembelajaran perilakuobservasi. Informasi yang disampaikan media diserapdan disimpan dalam memori kemudian direproduksikembali menjadi perilaku.

KESIMPULANKesimpulan yang bisa diambil adalah IGD

dan aplikasi rekomendasinya secara signifikanmeningkatkan kesadaran terkait Hepatitis A pada

Page 7: MENINGKATKAN KESADARAN PERILAKU SEHAT BERBASIS …

33Jurnal Psikoislamika I Volume 10 Nomor 2 Tahun 2013

UNESCOSastrosoediro, M., (1998). Poster LayananMasyarakat

dan Generasi Muda. Yogyakarta: BentangSchensul, S. L, Schensul, J. J a Le Comple, M.

D. (1999). Essential ethnographic methods:observations, interviews and questioners.California: Sage

Schwarzer, R., a Renner, B. (2000). Social cognitionpredictor of health behavior: action self-efficacy and coping self-efficacy. JournalHealth Psychology, 19 (5), 487-495.

Sculman, E. D., Sheriff, D J. a Momany, E. T.

(1997). Primary care case management andbirth outcame in the Lowa Medicaid Program.American Journal of Public Health, 87 (1),80-84

Slamet, J. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press

Sulaiman. (1990). Gastroenterologi Hepatologi.Jakarta: Infomedika

Taylor, S. E. (1995). Health Psychology. Me Graw-Hill: International Editors

Tim Hibah Guru Besar. (2010). Laporan PenelitianHibah Guru Besar : Mengikis Risiko InfeksiHepatitis A melalui Penguatan Komunitas BerbasisSekolah Dasardan Lanjutan di Daerah IstimewaYogyakarta. Yogyakarta: LPPM-UGM

Tim Usaha Kesehatan Sekolah. (2003). PedomanPembinaan dan Pengembangan Usaha KesehatanSekolah. Jakarta.Tim Pembina Usaha KesehatanSekolah Pusat.

Wagner, K.V. (2010). Social Learning Theory anOverview of Bandura's Social Learning Theory.Diakses dari http://psvchology.about.com/od/developmentalpsvchology/a/sociallearning.htm, tanggal 31 Desember 2009

Weiss, G. & Lonnquist, L. (1997). The Sociologyof Health, Healing and Illness (2™1 Ed). NewJersey: Prentice Hall

Yontef, G. (1993) Awareness, Dialogue, and Process,Highland, NY: Gestalt Journal Press.

Zimmerman, M. A. (1995). Psychological Empowerment: Issues and Illustrations. Americans Journal ofCommunity Psychology, 23 (5), 141-148

Zimmerman, M.A. (2000). Empowerment TheoryPsychological, Organizational and CommunityLevels of Anaysis. New York: Kluwer Academic/Plenum Publishers

kompas.com/read/ xmt/2008/08/21 /0563Z456/wabah.hepatitis.a. diakses 28 Januari 2009

Kompas. (2008c). Hepatitis A meningkatdrastis. http://cetak.kompas.com/

read /xmi/2008/08/29/10182551/hepatitis.a.meningkat.drastis. diakses 28Januari 2009

Lartner, J. (2000). The Theory of Gestalt Therapy.Dalam Nevis, E.G. (ed). Gestalt Therapy,Prespectives and Application. Cambridge:GestaltPress

Lincoln.Y. S., ft Guba, E.G.(1985). NaturalisticInquiry. California: Sage.

Lues F. R., Rasephei M, Venter P. & Theron M.(2006).Assessing food safety and associatedfood handling practices in street food vending.International Journal of Environmental HealthResearch, 36(1), 34-37

Madya, S, (2006) Teori dan Praktik Penelitian Tindakan(Action Research), Bandung: Alfabeta

Mensah Patience, Yeboah-Manu Dorothy, Owusu-DarkoKwaku, & Ablordey Anthony. (2002). Streetfoods in Accra, Ghana: how safe are they?.Bulletin of the World Health Organization

Mertler A.C., (2006). Action research teachersas researchers in the classroom, London:Sagepub.

Mills, G. E. (2003). Action research: A guide forthe teacher researcher (2na.ed) upper saddleriver, NJ:Merill/Prentice Hall.

Natsoulas, T. (1981). Basic problem of consciousness.Journal of Personality and Social Psychology,41 (1-3), 132-178

Nelwan. (1984). Hepatitis virus. Jurnal KedokteranIndonesia, 34(1), 20-23

Notoatmojo. (2003). Pendidikan dan PerilakuKesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Prawitasari, J. E. (2007). Penelitian Tindakan.Metodologi Penelitian Tindakan. Makalah.Tidak diterbitkankan. Yogyakarta: FakultasPsikologi UGM.

Rahmat, H. H. (2004). Pembangunan Kesehatan diIndonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.

Reason, P., & Bradbury H. (2001). Inquiry andparticipation of a world worthy of HumanAspiration, London : Sagepub.

Sayers, R., (2006). Principles of awareness-raising:Information literacy, a case study. Bangkok: