meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran …repository.unj.ac.id/1415/3/skripsi novita...
TRANSCRIPT
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
DENGAN TEKNIK MENGGAMBAR SILUET PADA SISWA KELAS V SD
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara)
Oleh :
NOVITA JAYANTY 1815115337
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
SKRIPSI
Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016
ii
LEMBAR PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR HASIL PENELITIAN
Judul : Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Dengan Teknik Menggambar Siluet Siswa Kelas
V SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta
Utara
Nama Mahasiswa : Novita Jayanty
Nomor Registrasi : 1815115337
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Kawuryan H, M.Pd Dr.IR.Arita Marini,M.E
NIP. 195208091976032001 NIP. 196802251992032001
Mengetahui,
Ketua Program Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dr. Fahrurrozi, M.Pd
NIP. 197507222006041003
iii
MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN SENI
BUDAYA DAN KETERAMPILAN DENGAN TEKNIK MENGGAMBAR
SILUET PADA SISWA KELAS V SDN RAWABADAK UTARA 16 PETANG
JAKARTA UTARA
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa melalui
aktivitas menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet.
Pada siswa kelas V SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V pada semester genap tahun ajaran
2015/2016 yang berjumlah 30 siswa. Metode penilitian ini adalah penelitian
tindakan kelas dengan menggunakan model siklus dari Kemmis dan Mc.
Taggart dengan empat tahap setiap siklusnya yaitu: perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Teknik
pengambilan data melalui hasil pemantauan tindakan, analisis kegiatan
pembelajaran, catatan lapangan, serta pengumpulan data dengan
menggunakan dokumentasi/foto yang diambil pada saat proses
pembelajaran. Hasil kreativitas menggambar siluet yang diperoleh pada
siklus I adalah 31.65% dan siklus II adalah 85%. Adapun persentase rata-
rata data pemantau tindakan siklus I adalah 85% dan siklus II adalah 95%.
Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan teknik menggambar
siluet dapat meningkatkan kreativitas siswa. Implikasi dari penelitian ini
adalah melalui teknik menggambar siluet dalam pembelajajaran seni budaya
dan keterampilan dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan
kreatvitas menggambar dengan teknik menggambar siluet siswa kelas V
SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara.
Kata Kunci: Kreativitas Menggambar, Teknik Menggambar Siluet, Kelas V
SD
iv
ENHANCE STUDENTS CREATIVITY IN THE ARTS AND CULTURAL
LEARNING SKILLS BY DRAWING TECHNIQUES SILHOUETTE ON A
GRADE V STUDENT IN SDN NORTH RAWABADAK 16 PM NORTH
JAKARTA
ABSTRACT
This research aims to develop students creativity through drawing activity
using the techniques of drawing silhouettes in class V SDN north
Rawabadak 16 Pm North Jakarta. The subject were students of class II in the
first semester of the school year 2015/2016, amounting to 30 students. The
research method was classroom action research using the model cycle of
Kemmis and Mc. Taggart each cycle with four stages: planning, action,
observation/observation, and reflection. Techniques of data collection
through the results of monitoring action, analysis of learning activities, field
notes and test evaluation of story telling, as well as data collection by using
documentation/photos taken during the learning process. The creativity
drawing silhouettes obtained in cycle I Is 31.65% and cycle II is 85%. While
the average percentage of data monitoring cycle action I is 85% and cycle II
is 95%. Therefore learning by using a silhouette drawing techniques can
enhance students creativity. The implication of this research is through of
silhouette drawing techniques in teaching art, culture and skills can be used
as an alternative to promote creativity drawing techniques silhouette on
grade V student in SDN north Rawabadak 16 pm North Jakarta
Keywords: Creativity Draw, A Silhouette Drawing Techniques, Class V
Elementary School.
v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Nama : Novita Jayanty
No. Registrasi : 1815115337
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat dengan judul “Meningkatkan
Kreativitas Siswa Pada Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
Dengan Teknik Menggambar Siluet Pada Siswa Kelas V SDN Rawabadak
Utara 16 Petang Jakarta Utara” adalah :
1. Dibuat dan diselesaikan oleh saya sendiri, berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil penelitian/pengembangan pada bulan Januari
2016
2. Bukan merupakan duplikasi skripsi yang pernah dibuat oleh orang lain
atau jiplakan karya tulis orang lain dan bukan terjemahan karya orang
lain.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
menanggung segala akibat yang timbul jika pernyataan saya ini tidak benar.
Jakarta, 08 Januari 2016
Yang membuat pernyataan,
( Novita Jayanty)
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
(Q.S Al Insyirah : 6-8)
vii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim…
“Berusaha, Berdoa dan Berikhtiar
Serta Doa Dari Kedua Orang Tua”
Cuplikan kalimat yang selalu saya ingat ketika rintangan demi rintangan
datang dalam perjalan skripsi ini, karena tidak ada hasil yang mengkhianati
usahanya
Terima kasih kepada dosen pembimbing, Bu Sri Kawuryan dan Bu Arita Marini
yang dengan sabar selalu memberikan arahan serta nasihat untuk setiap kalimat
yang tertuang dalam skripsi ini
Kupersembahkan kepada Ibu dan Bapakku, kedua saudaraku
serta kepada almamaterku
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam kepada
Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Penulis menyadari sepenuhnya, terselesaikannya skripsi ini bukan
semata-mata hasil kerja penulis sendiri. Dukungan dari berbagai pihak
khususnya dari para pembimbing, yang telah memotivasi peneliti untuk
segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak.
Pertama, kepada bapak Dr. Fahrurrozi, M.Pd sebagai ketua prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan arahan dan motivasi
dalam pembuatan skripsi ini. Kedua kepada ibu Dra. Sri Kawuryan, M.Pd
sebagai dosen pembimbing I dan ibu Dr. Ir. Arita Marini,M.E sebagai dosen
pembimbing II, yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya
untuk memeriksa, memberikan masukan, mengarahankan, serta memotivasi
peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
ix
Seluruh dosen PGSD yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya
kepada peneliti selama menempuh perkuliahan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar di Universitas Negeri Jakarta.
Ketiga kepada bapak da ibuku tercinta yang tak henti mendukung baik
moril maupun materil dan senantiasa mendoakan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Keempat, teman – teman mahasiswa PGSD yang telah menyediakan
waktu untuk mendiskusikan hal-hal yang terkait dengan masalah skripsi ini.
Akhirnya peneliti berharap semga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak terutama para pendidik dalam perbaikan proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar.
Jakarta, Januari 2016
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………..……………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ……………..……………………………..….…….ii
ABSTRAK ……………………………………………………………….…….iii
ABSTRACT ……………………..……………………………………...………iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………..v
MOTTO ……………………………………………………………………..vi
PERSEMBAHAN ………………………………………………………........vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….....xi
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….……………xv
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………..……..…xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……..…………………………….………….1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ……...…………….…………5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ……………………………...……….6
D. Perumusan Masalah Penelitian ………………….…………………...6
E. Manfaat Penelitian ………………………….……………...……………7
xi
BAB II KAJIAN TEORETIK
A. Acuan Teoretik Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas ……………………….…………………….9
b. Pengembangan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar ………...….12
c. Kreativitas Pada Anak ...………………………………………….13
d. Tingkatan Kreativitas ..……………………..……………………13
e. Tahap-tahap Kreativitas ...………………………………….14
2. Hakikat Pembelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan ……16
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain
Alternatif Intervensi Tindakan Yang Dipilih
1. Menggambar
a. Hakikat Menggambar …………………………………..……..…..19
b. Perkembangan Menggambar Anak ………………………..……21
c. Menggambar Dengan Teknik Siluet ………………….…….…....22
d. Langkah-langkah Menggambar Siluet …………………..…25
2. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan …………………......26
3. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan ……........….28
4. Hipotesis Tindakan ……………………………………………..…..…..29
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ………………..……………………………………30
B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………..………...30
C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan …………………….…...….31
D. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ……………………..34
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian …………………….…...….34
F. Tahapan Intervensi Tindakan …………………………………..…………35
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan …………………..…………39
H. Data dan Sumber Data ………………………….………………....………40
I. Instrumen Pengumpulan Data yang Digunakan ……………..………41
J. Teknik Pengumpul Data ………………………………..……..….....47
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ……………….…………....48
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ………………… ..………..48
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data …………………………………..………………….……..50
B. Analisis Hasil Penelitian ………………………...……………….….70
C. Interpretasi Hasil Analisis ………………………………………...…..77
D. Keterbatasan Penelitian ………………………...…………….…….78
xiii
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………….……………………………………...79
B. Implikasi ……………………………………………………...……………… 80
C. Saran ………………………………………...…………………………….81
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………83
LAMPIRAN ……………………………………………………………………….…
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ………………………………………………….
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Implementasi Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Dengan Teknik
Menggambar Siluet ……………......................................……36
Tabel 3.2 Skor Kategorisasi Kriteria Keberhasilan ……………….…….39
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Hasil Karya Kreativitas Teknik
Menggambar Siluet ……………………………………………. 43
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Pemantauan Tindakan …………………..…46
Tabel 4.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas …...........……………..……51
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kreativitas Anak pada Siklus I Pertemuan I
….......................……………………………………..………………59
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kreativitas Anak Pada Siklus I Pertemuan II
……..............................………...………...………………………....61
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kreativitas Anak pada Siklus II Pertemuan I
……………………………………..........................………………...71
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kreativitas Anak pada Siklus II pertemuan II
.............………………………….....………………………………...72
Tabel 4.6 Data Hasil Pemantauan Tindakan Kreativitas Menggambar
Dengan Menggunakan Teknik Menggambar Siluet …….……….76
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Diagram Alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart ……....33
Gambar 4.1 Guru memberikan informasi menggambar siluet ………53
Gambar 4.2 Siswa memperhatikan penjelasan guru ………………...…….54
Gambar 4.3 Siswa mengisi LKS dan mempersentasikannya ………………55
Gambar 4.4 Siswa saat mengamati gambar pembuatan siluet …...….56
Gambar 4.5 Siswa saat membuat pola gambar siluet ……………...……….58
Gambar 4.6 Guru saat memberikan motivasi kepada siswa ……………....65
Gambar 4.7 Siswa saat membuat karya siluet …………………………...….66
Gambar 4.8 Siswa mengisi LKS dan mempersentasikan hasilnya ……....67
Gambar 4.9 Siswa menghias dan mempercantik gambarnya ………69
Gambar 4.10 membersihkan kelas dari sampah bekas hasil karya ……....69
Gambar 4.11 Hasil karya menggambar siluet siswa yang telah jadi ……....70
Gambar 4.12 Grafik pencapaian target menggambar siluet ……...............73
Gambar 4.13 Grafik Pemantauan Tindakan …………..…………………151
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional Indonesia bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,
yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
.mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
(UURI No.2 tahun 1989 Bab II Pasal 4).
Pada jenjang sekolah dasar pembelajaran SBK terdiri dari
pembelajaran Keterampilan, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Rupa. Seni
Rupa adalah cabang seni yang diciptakan dengan menggunakan elemen
atau unsur rupa dan dapat diapresiasi melalui indera mata. Unsur rupa
adalah segala sesuatu yang berwujud nyata (konkrit) sehingga dapat
dilihat dan dihayati melalui indera mata.1
Muatan seni budaya dan keterampilan sebagaimana yang
diamanatkan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan tidak hanya terdapat
1 Sumanto, Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK (Jakarta: DEPDIKNAS, 2005), h.8
2
dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala
aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran Seni Budaya Keterampilan,
aspek budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan
seni. Karena itu, mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan pada
dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya. Pendidikan
Seni Budaya dan Keterampilan diberikan di sekolah karena keunikan,
kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan
siswa, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk
kegiatan berekspresi/berkreasi dan berapresiasi.
Pembelajaran seni rupa khususnya seni gambar di sekolah dasar
cukup mengalami kesulitan. Kenyataan yang terjadi pada pembelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah dasar adalah selama
pembelajaran interaksi siswa sangat sedikit sehingga pembelajaran yang
terjadi kurang membuat siswa aktif dan kreatif. Hal tersebut dikarenakan
tingkat perkembangan usia sekolah dasar berada pada tahap operasional
konkrit, pada tahap ini anak mampu mengoprasionalkan berbagai logika
namun masih dalam bentuk benda konkrit. Maka dapat diartikan bahwa
daya tangkap siswa terhadap sesuatu yang abstrak masih kurang
dikarenakan daya imajinasi siswa yang rendah. Hal itu berdampak pada
penuangan ide yang kurang lancar dan relatif lama.
3
Apabila dalam proses belajar mengajar siswa tidak dapat menyerap
ilmu pengetahuan secara optimal maka dapat dipastikan hasil belajar
siswa juga rendah sehingga prestasi belajarnya pun menurun.
Rendahnya hasil belajar siswa selain disebabkan oleh faktor siswa itu
sendiri, dan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga sangat
mempengaruhi. Pembelajaran yang menarik dan dapat membuat siswa
aktif dan kreatif akan dapat membuat siswa lebih dapat menyerap ilmu.
Dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk
menemukan sendiri penemuannya dan ilmu pengetahuan yang ingin
disampaikan oleh guru, membuat daya imajinasi siswa selalu aktif dan
siswa tidak kehilangan daya kreativitasnya. Dalam pembelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan yang menuntut siswa untuk selalu aktif dan
kreatif guru dituntut untuk dapat memberikan pembelajaran dengan
model yang menarik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis
akan menggunakan teknik menggambar siluet untuk meningkatkan
kreativitas siswa dalam pembelajaran seni budaya dan keterampilan.
Dalam hal peningkatan kreativitas menggambar, teknik menggambar
siluet diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk memecahkan
masalah tersebut. Teknik menggambar siluet (silhoue) disebut juga teknik
global atau teknik bayangan yang bertujuan untuk dapat menangkap
bentuk keseluruhan dari benda yang dijadikan objek.
4
Pembelajaran seni rupa khususnya seni menggambar di sekolah
dasar, siswa dilatih keterampilannya dan kemampuannya dalam
membuat suatu bentuk gambar . dalam kegiatan menggambar pada
tahap awal menggambar bentuk yang paling cocok digunakan anak-anak
untuk menghasilkan bentuk keseluruhan suatu gambar ialah teknik siluet.
Secara teknis bentuk keseluruhan akan mudah ditangkap dengan jalan
membuat siluet yang (sementara) meniadakan bagian-bagian kecil dan
ciri-ciri sekunder dari obyek yang di gambarkan itu. Dengan teknik siluet
pula keberanian para siswa untuk menggores pada saat membuat suatu
gambar diperkuat jika mereka membuat kesalahan, kesalahan itu dengan
mudah dapat ditiadakan dengan cara memperbesar atau memperkecil
ukuran gambar yang dibuat, sehingga kesalahan dapat ditutupi oleh
sapuan yang akan digoreskan dengan demikian teknik menggambar
siluet sangatlah penting dalam tahap awal menggambar, yaitu dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar suatu bentuk secara
menyeluruh.
Kreativitas menggambar dengan teknik siluet tidak hanya tergantung
pada bakat yang ada dalam diri siswa. Tetapi merupakan kemampuan
yang harus terus diasah karena kreativitas adalah bagian dari
pengembangan. Sehubungan dengan hal tersebut peran guru untuk
meningkatkan kreativitas siswa menjadi sangat penting. Dalam
5
pembelajaran seni budaya dan keterampilan khususnya seni
menggambar di Sekolah Dasar Negeri Rawabadak Utara 16 Petang,
siswa diharapkan mampu menggambar dengan teknik siluet.
Berdasarkan masalah yang telah disebutkan diatas, upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan siswa dalam pembelajaran
menggambar adalah dengan mengembangkan pelaksanaan belajar
mengajar sehingga dapat meningkatkan kreativitas menggambar siswa,
namun dibuat lebih menarik yaitu dengan menggunakan teknik
menggambar siluet. Teknik menggambar siluet diharapkan dapat
meningkatkan kreativitas menggambar siswa dengan baik. Penggunaan
teknik menggambar siluet juga diharapkan dapat memberikan
pengalaman kepada siswa sehingga diharapkan materi dapat dengan
mudah diterima oleh siswa.
Oleh karena itu peneliti berkeinginan mengembangkan kreativitas
menggambar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan
dengan harapan kreativitas siswa dapat meningkat maka judul yang
peneliti ajukan adalah meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran
seni budaya dan keterampilan dengan teknik menggambar siluet pada
siswa kelas V SDN RBU 16 Petang, Jakarta Utara.
Berdasarkan ciri-ciri umum kreativitas yang kemudian dihubungkan
dengan teknik menggambar siluet nantinya, diharapkan dapat
6
meningkatkan kreativitas siswa dalam menggambar khususnya dapat
meningkat dan menghasilkan produk-produk yang lebih kreatif dari
sebelumnya.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut: (1) Pembelajaran
seni rupa khususnya seni gambar di Sekolah Dasar cukup mengalami
kesulitan (2) Interaksi siswa sangat sedikit sehingga pembelajaran yang
terjadi kurang membuat siswa aktif dan kreatif (3) Daya tangkap siswa
terhadap sesuatu yang abstrak masih kurang dikarenakan daya imajinasi
siswa yang masih rendah (4) Strategi pembelajaran yang dilakukan oleh
guru juga sangat mempengaruhi pembelajaran yang menarik dan dapat
membuat siswa aktif dan kreatif.
Penelitian ini terfokus pada meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran seni budaya dan keterampilan dengan teknik menggambar
siluet siswa kelas V, khususnya pada bidang Seni Rupa.
7
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Penelitian ini terfokus pada meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran seni budaya dan keterampilan dengan teknik menggambar
siluet siswa kelas V SDN RBU 16 Petang Jakarta Utara.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang, identifikasi masalah, dan
pembatasan masalah dapat dibangun sebuah rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah cara meningkatkan kreativitas siswa pada
pembelajaran seni budaya dan keterampilan melalui teknik menggambar
siluet pada siswa kelas V SDN RBU 16 Petang Jakarta Utara? Apakah
menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet dapat
meningkatkan kreativitas menggambar siswa kelas V di SDN Rawabadak
Utara 16 Petang Jakarta Utara?”
E. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
terkait baik dalam bidang pendidikan maupun non kependidikan. Secara
teoretis penelitian ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan perbaikan, peningkatan dan perubahan pada diri siswa dalam
menumbuhkan keterampilan menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet. Hasil penelitiannya diharapkan dapat menambah
8
wawasan serta dapat memberikan konstribusi terhadap keilmuan
khususnya tentang menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet bagi siswa kelas V sekolah dasar.
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi Siswa, yakni sebagai sarana menambah wawasan, menambah
ilmu pengetahuan dan sarana untuk menyalurkan ilmu.
b. Bagi guru sekolah dasar, yakni sebagai penambah pengetahuan dan
sumbangan pemikiran tentang menggambar dengan menggunakan
teknik menggambar siluet.
c. Bagi sekolah dasar, yakni dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan sebagai bahan acuan dalam mengembangkan mata
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dalam meningkatkan
kreativitas menggambar siswa serta berupaya meningkatkan kualitas
guru sekolah dasar.
d. Bagi peneliti, yakni dapat meningkatkan wawasan, pengetahuan serta
sebagai ajang latihan dalam menerapkan teori-teori yang pernah
dipelajari di bangku kuliah.
e. Bagi Universitas Negeri Jakarta, yaitu dapat digunakan untuk
menambah koleksi pustaka yang dapat digunakan sebagai referensi
untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.
9
BAB II
ACUAN TEORETIK
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Kreativitas
a. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk melihat dan memikirkan
hal-hal yang tidak lazim, mencetuskan solusi-solusi baru, ide-ide baru,
orisinalitas dalam berpikir dan hasil dari proses interaksi antara
individu dan lingkungan2. Produk Kreativitas menekankan pada hasil
dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinalit dan
bermakna. Bila kreatifitas dikaitkan dengan dimensi maka kreativitas
terdiri dari beberapa dimensi yakni: dimensi kognitif (berpikir kreatif),
dimensi afektif (sikap dan kepribadian) dan dimensi psikomotor
(keterampilan kreatif)3. Secara khusus, kreativitas berkarya seni rupa
diartikan sebagai kemampuan menemukan, mencipta, membuat,
merancang ulang dan memadukan suatu gagasan baru maupun lama
menjadi kombinasi baru yang divisualkan kedalam komposisi suatu
2 Made Bambang Oka Sudira,Ilmu Seni Teori dan Praktik (Jakarta: Inti Prima,2010), h.76
3 Ibid., h.79
10
karya seni rupa dengan didukung kemampuan terampil yang
dimilikinya.
Menurut Torrance dalam Susanto menyatakan bahwa
kreativitas didefinisikan sebagai proses dalam memahami sebuah
masalah, mencari solusi yang mungkin, menarik hipotesis, menguji
dan mengevaluasi, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada orang
lain4. Torrance menggambarkan ada empat komponen kreativitas
yang dapat diakses yaitu kelancaran meliputi ide-ide orisinalit,
keluwesan dan fleksibilitas meliputi kemampuan menghasilkan ide-ide
beragam, kerincian dan elaborasi meliputi kemampuan
mengembangkan, membumbui atau mengeluarkan sebuah ide,
orisinalitas meliputi kemampuan untuk menghasilkan ide yang tak
biasa di antara kebanyakan atau jarang5.
Adapun menurut rumusan yang dikeluarkan oleh Diknas,
bahwa indikator siswa yang memiliki kreativitas, yaitu: (1) Memiliki
rasa ingin tahu (2) Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot (3)
Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah (4)
Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
mempunyai dan menghargai rasa keindahan (5) Mempunyai pendapat 4 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (Jakarta:Prenadamediagroup, 2013) h.101 5 Ibid., h.102
11
sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak terpengaruh orang lain
(6) Memiliki rasa humor tinggi (7) Mempunyai daya imajinasi yang
kuat (8) Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan
masalah yang berbeda dari orang lain (9) Dapat bekerja sendiri (10)
Senang mencoba hal-hal baru (11) Mampu mengembangkan atau
memerinci suatu gagasan6.
Kreativitas adalah bagian dari dari kegiatan berproduksi atau
berkarya termasuk dalam seni rupa. Hal ini didasari oleh lekatnya
proses penciptaan sebuah karya seni dengan kegiatan terampil
kreatif. Meskipun kadar kepekaan dan daya kreativitas pada setiap
seorang berbeda-beda sesuai bakat yang dimilikinya , namun faktor
keterampilan akan menentukan kualitas hasil suatu karya senirupa,
karena keterampilan tersebut menentukan kualitas daya cipta. Selain
itu kreativitas atau daya cipta bisa juga lahir melalui suatu keadaan
dan tantangan yang dihadapinya, sehingga kreativitas dapat berupa
hasil karya seni yang mempunyai nilai ekspresif, unik, indah dan
kesan lainnya.
6 Depdiknas, Kurikulum Pendidikan Dasar, (Jakarta:Depdiknas), 36
12
b. Pengembangan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar
Kreativitas tampak diawal kehidupan anak dan tampil dalam
permainan. Dengan demikian , berekspresi secara kreatif pada anak
dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan kreativitas
anak pada usia dini. pendidikan merupakan usaha dalam membantu
anak mencapai kedewasaannya demikian pula pendidikan seni
keterampilan. Pada bagian lain Herawati kreativitas diartikan dengan
daya atau kemampuan untuk mencipta7. Tetapi sebenarnya istilah
kreativitas mempunyai arti yang lebih meliputi (1) kelancaran
menanggapi suatu masalah ide atau materi, (2) mudah menyesuaikan
diri terhadap setiap situasi, (3) memiliki keaslian selalu dapat
membuat tanggapan yang lain daripada yang lain, (4) mampu berfikir
secara integral, bisa menghubungkan yang satu dengan yang lain
serta dapat membuat analisis dengan tepat8.
Kreativitas dalam pendidikan akan berperan mengembangkan
kemampuan kognitif. Bila kreativitas itu telah berkembang dan
meningkat, maka kemampuan kreatif akan berguna untuk bidang ilmu
yang lain.
7 Ida Siti Herawati, Pendidikan Kesenian, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 1996) h.10 8 Ibid., h.11
13
Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kreativitas di sekolah
dasar tidak hanya diperlukan dalam seni budaya dan keterampilan
saja, tetapi juga diperlukan pada bidang lain, guna membentuk
kepribadian anak seutuhnya.
c. Kreativitas Pada Anak
Kreativitas pada anak berbeda dengan kreativitas pada orang
dewasa. Kreativitas anak dapat muncul jika terus diasah dan
dikembangkan sejak dini. seorang anak mampu berkreasi dengan
spontan karena ia telah memiliki unsure pencetus kreativitas. Ada 3
ciri dominan pada anak yang kreatif, yaitu: spontan, rasa ingin tahu,
dan tertarik pada hal-hal yang baru9. Ketiga ciri-ciri tersebut terdapat
pada diri anak. Tak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya semua
anak kreatif, tapi ada beberapa faktor yang membuat anak itu tidak
kreatif, salah satunya faktor lingkungan.
d. Tingkatan Kreativitas
Ada beberapa tingkatan kreativitas, diantaranya; kreativitas
ekspresionis, kreativitas produktif, kreativitas inovatif, kreativitas
pembaruan dan kreativitas emanasi.10 Dalam penelitian ini tingkat
9 Ngalimun dkk, Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas (Yogyakarta:Aswaja Presindo, 2013), h. 53 10 Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2009), h. 18
14
kreativitas yang diteliti adalah tingkat kreativitas produktif. Maksud dari
kreativitas produktif yaitu hasil-hasil produksi seni dan keilmuan yang
diperoleh melalui usaha mendisiplinkankecenderungan untuk bermain
bebas dan dengan menentukan langkah-langkah untuk mencapai
hasil yang sempurna.
e. Tahap-tahap Kreativitas
Kreativitas memiliki beberapa tahap. Menurut Wallas seperti
dikutip Ngalimun dan kawan-kawan, mengemukakan empat tahapan
proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
1. Persiapan (Preparation)
Dalam tahap ini dimana individu berusaha mencari dan
mengumpulkan informasi atau data untuk memecahkan masalah
yang dihadapi. Individu berusaha menjajaki berbagai kemungkinan
jalan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dengan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki. Walaupun sudah dapat mengeksplorasi berbagai
alternatif dalam memecahkan masalah tetapi belum ada arah yang
tepat dalam tahap ini.
2. Inkubasi (Incubation)
15
Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri sementara
waktu dari masalah yang sedang dihadapinya, tetapi
sesungguhnya individu tanpa sadar sedang menghadapinya,
dalam pengertian tidak memikirkannya secara sadar melainkan
“menghadapnya” dalam alam prasadar .
3. Iluminasi (Ilumination)
Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau
gagasan-gagasan baru serta proses-proses psikologis yang
mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru.
4. Verifikasi (verification)
Didalam tahapan ini gagasan yang telah muncul sebelumnya
akan dievaluasi secara kritis dan konvergen serta
menghadapkannya pada realitas. Pemikiran dan sikap spontan
harus diikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Imajinasi harus
diikuti oleh pengujian terhadap realitas11.
Dari beberapa teori kreativitas tersebut di atas dapat
disimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan yang
tersusun dan tidak sederhana, terdiri dari beberapa faktor yang
dapat menambah kemampuan dalam berkreasi. Dengan demikian,
11 Ngalimun dkk, op. cit., p. 52.
16
kreativitas adalah segala pemikiran baru yang dapat disampaikan
dan digunakan dalam kehidupan.
2. Hakikat Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
Muatan mata pelajaran SBK sebagaimana yang diamanatkan
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Badan Standar Nasional Pendidikan tidak hanya
terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri, yakni
meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran SBK, aspek
budaya tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni.
Karena itu, mata pelajaran SBK pada dasarnya merupakan
pendidikan seni yang berbasis budaya.
Pendidikan SBK sebagai mata pelajaran di sekolah dirasakan
sangat penting keberadaannya bagi siswa, karena pelajaran ini
memiliki sifat multilingual, multidimensional dan multikultural12.
Multilingual berarti bertujuan mengembangkan kemampuan
mengekspresikan diri dengan berbagai cara. Multidimensional berarti
bahwa mengembangkan kompetensi kemampuan dasar siswa yang
mencakup persepsi, pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi,
12 Ibid., h.262
17
apresiasi, dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak
kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika, dan estetika.
Adapun multikultural berarti bertujuan menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya
lokal dan global sebagai pembentuk sikap dan menghargai,
demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya
yang majemuk.
Pendidkan SBK memiliki peranan dalam pembentukan pribadi
peserta didik yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multi-kecerdasan yang terdiri
atas kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal, visual,
spasial, moral, emosional, musikal, logik, kinestik, linguistik,
matematis, dan kecerdasan naturalis. Bidang seni rupa, seni musik,
seni tari, dan keterampilan ini memiliki kekhasan tersendiri sesuai
dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni dan
keterampilan, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan
tersebut yang tertuang dalam pemberian pengalaman pengembangan
konsepsi, aprsiasi, dan kreasi. Semua ini diperoleh melalui upaya
eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks
budaya masyarakat yang beragam. Secara spesifik mata pelajaran
SBK meliputi aspek-aspek, sebagai berikut: (1) Seni rupa, mencakup
18
pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni
berupa lukisan, patung, ukiran, cetakmencetak, dan sebagainya. (2)
Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi terhadap gerak tari. (3) Seni tari,
mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan, dan,
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari (4) Seni drama,
mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik,
seni tari, dan peran. (5) Keterampilan, mencakup segala aspek
kecakapan hidup (life skills), yang meliputi keterampilan personal,
sosial, vokasional, dan akademik.
Diantara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal
diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumber daya
manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang mampu
menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta
didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan
diikutinya. Pada tingkat sekolah dasar, mata pelajaran keterampilan
ditekankan pada keterampilan vokasional, khususnya kerajinan
tangan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa,
pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan diberikan disekolah karena
keunikan, kebermaknaan dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan
19
perkembangan peserta didik, yang terletak pada pemberian
pengalaman dalam bentuk kegiatan berekspresi atau berkreasi dan
berapresiasi pendekatan “belajar dengan seni”, “belajar melalui seni”
dan belajar “tentang seni”. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata
pelajaran lain serta dalam pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan ini bertujuan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan siswa agar bisa berkreasi, berkreativitas, dan
menghargai kerajinan atau keterampilan seseorang.
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif atau Disain-disain
Alternatif Intervensi Tindakan Yang Dipilih
1. Menggambar
a. Hakikat Menggambar
Kegiatan menggambar atau melukis di Sekolah Dasar dapat
diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan, pengembangan,
menjadikan karya-karya lukis atau gambar, menggambar dengan skema,
memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi, dan menggambar
ekspresi dengan cara memberikan gambaran pada siswa.
Sejak awal kehidupan manusia telah telah gemar menggores.
Tujuan menggores adalah untuk mengungkapkan pikiran ide dan
sebagainya. Kegiatan gambar merupakan suatu bentuk komunikasi
20
secara visual atau alat penyampaian pesan melalui bahasa rupa.
Menggambar merupakan aktivitas yang mudah dilakukan siapapun,
termasuk anak-anak. Ketika anak sedang menggambar, eksperimen,
ekspresi, kreasi dan belajar melebur dalam penghayatan, melibatkan
keseluruhan diri anak integrasi indra-indra dan integrasi imaji-imaji13. Ini
menunjukan bahwa ada peluang untuk berkembangnya kreativitas
Menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa yang
dirasakan dan dialaminya baik mental mapun visual dalam bentuk garis
dan warna. Menggambar adalah proses mengungkapkan ide, angan-
angan, perasaan, pengalaman dan daya yang dilihatnya dengan
menggunakan jenis peralatan menggambar tertentu14. Secara luas
menggambar adalah kegiatan berkarya (membuat gambar) yang
berwujud dwi matra/ dua dimensi, sebagai perwujudan tiruan yang
menyerupai sesuatu ( orang, binatang, tumbuh-tumbuhan dan lainnya)
termasuk juga lukisan, karya cetak, foto dan sejenisnya.
Dengan demikian dari pembahasan di atas pada hakekatnya
setiap pembuatan gambar mempunyai suatu tujuan tertentu diantaranya
ada gambar yang dimaksudkan untuk mewujudkan pengalaman,
pengamatan secara nyata, mewujudkan kejadian yang terlihat sekilas ,
13
Primadi Tabrani, Proses Kreasi Gambar Anak Proses Belajar (Jakarta :Erlangga,2014), h.20 14 Sumanto, Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK (Jakarta : Tutwuri Handayani,2005), h.47
21
mewujudkan ide khayalan, menjelaskan suatu peristiwa, obyek, tempat,
keadaan, petunjuk untuk pembuatan benda, lambang dan sebagainya.
b. Perkembangan Menggambar Anak
Perkembangan menggambar anak dibagi menjadi beberapa
tingkatan (periodisasi). Berikut ini adalah periodisasi gambar anak
berdasarkan perkembangan usia rentangnya, yaitu: (1) Masa coreng
mencoreng 1 - 4 tahun (2) Masa Prabagan (Preschematic) usia 4 - 7
tahun (3) masa bagan (Schematic) usia 7 – 9 tahun (4) masa realisme
awal (Dawning Realism) usia 9 - 11 tahun (5) masa Realisme Semu
(Pseudo Realism) usia 11 – 14 tahun15. Untuk anak kelas lima masuk
kedalam periode masa realism awal yaitu usia 9 - 11 tahun16.
Pada masa bagan usia 9 - 11 tahun beberapa gambar mampu
menagkap objek secara detail, dimana sisi prespektif juga mulai nampak,
pola prespektif yang ditampilkan tidak seperti seperti orang dewasa.
c. Menggambar dengan Teknik Siluet
Teknik siluet (silhouette) disebut juga teknik global atau teknik
bayangan, yaitu salah satu teknik pembuatan gambar dengan cara
menggambarkan secara keseluruhan dari suatu benda dalam bentuk
15 Hajar Parmadi, Pendidikan Seni (Yogyakarta: UNY Pres, 2012), h.173 16
http://www.scribd.com/doc/69446287/Mengenal-Perkembangan-Seni-Rupa-Anak-Anak-Materi, diakses Tanggal 29 September 2015
22
bidang dengan cara dihitamkan (teknik arsir blok hitam) seperti gambar
bayangan. Untuk mengenal bentuk tubuh seseorang yang masih jauh
jaraknya dari seseorang yang lain, sesungguhnya tidak ditentukan oleh
ciri-ciri khusus orang itu, tetapi lebih banyak ditentukan oleh bentuk
keseluruhannya. Siluet adalah gambar orang, objek atau adegan yang
terdiri dari batas pinggir (outline) dan bidang dalam (interior) polos, dimana
objek yang dibuat siluet biasanya dibuat berwarna hitam17. Secara
tradisional, siluet adalah suatu bentuk karya seni. Siluet dapat dibuat di
berbagai media artistik, tetapi tradisi pemotongan potret dari kertas kartu
hitam telah bertahan sampai sekarang.
Seni siluet berasal dari Eropa pada awal abad ke-17. Sebelum
revolusi Perancis, seniman siluet di sewa untuk menghadiri acara-acara
mewah para bangsawan. Seniman siluet akan mendatangi acara-acara
pesta dan membuat profil-profil para bangsawan untuk mengabadikan
penampilan mereka dengan fashion dan wig terbaru yang mereka
kenakan18.
Istilah siluet berasal dari nama Etienne de Silhouette, seorang
menteri keuangan Perancis yang, pada 1759 karena terjadinya krisis kredit
Perancis selama masa "Perang Tujuh Tahun" memberlakukan pajak yang
17 Oho Garha, Pendidikan kesenian Seni Rupa (Jakarta:IKIP, 2006), h.76 18
Vinda Nurul, Trik Karya HP, 2013, (http://bilikvisualart.blogspot.co.id!trik/karya!poto.html), h.1.Diakses tanggal 01 Oktober 2015.
23
tinggi pada orang-orang Perancis, terutama orang kaya19. Karena
kebijakan ekonomi keras ala de Silhouette, namanya menjadi eponim
dengan apa yang dilakukan atau dibuat murah demikian juga dengan seni
potong kertas ini. Sebelum munculnya fotografi, profil siluet dipotong dari
kartu hitam adalah cara termurah untuk mendokumentasikan penampilan
seseorang. Pada awalnya objek siluet adalah potret wajah yang
ditampilkan tampak samping. Keuntungannya gambar wajah tampak
samping adalah sederhana dan jelas. Dalam perkembangannya siluet
dapat menjadi ilustrasi peristiwa atau kejadian.
Bentuk gambar yang dibuat dengan garis kontur dengan bentuk
gambar yang dibuat dengan teknik siluet tentu gambar yang dibuat
dengan teknik siluet selain nampak lebih baik, juga dapat dibuat dengan
lebih mudah. bentuk gambar yang dibentuk dengan kontur, bagi
penggambar yang masih dalam taraf belajar akan ragu-ragu dalam
menarik garis kontur itu. Keragu-raguan itu disebabkan karena takut salah
dalam menentukan bentuk keseluruhan gambar . keragu-raguan akan
nampak jelas pada bentuk goresan pembentuk gambar yang dibuat.
Tetapi jika gambar itu dibuat dengan teknik siluet, rasa takut salah yang
menimbulkan keragu-raguan dalam menyapukan kuas dapat dikurangi
sebab dengan teknik siluet ini kesalahan-kesalahan mudah ditiadakan.
19
Wikipedia, Silhouette, http://en.m.wikipedia.org/wiki/silhouette (Diakses pada tanggal 24 November 2015, Pukul 21.17)
24
Kesalahan ditiadakan dengan memperbesar ukuran gambar jika kita
menggunakan teknik siluet positif dan diperkecil jika yang kita ingin
gunakan siluet negatif.
Segi lain yang mendasari pemikiran metode ini adalah segi
praktisnya, yaitu penggambar tidak mungkin membuang-buang waktu
untuk menghapus gambar yang dibuatnya karena gambar yang dibuat
dengan cairan warna tidak dapat dihapus.
Teknik siluet terdiri atas siluet positif dan siluet negatif. Siluet positif
yaitu menghitamkan bagian benda yang digambar. Adapun siluet negatif
merupakan kebalikan dari siluet positif, yaitu menghitamkan bagian latar
gambar sedangkan objek gambar dibiarkan putih. Cara menggambar
siluet positif ialah harus dimulai dari sebuah bidang kecil yang secara
berangsur-angsur diperbesar yang akhirnya mencapai bentuk sesuai
dengan bentuk gambar yang sedang digambar. Sedangkan cara
menggambar siluet negatif dimulai dengan membuat suatu lingkungan
yang secara berangsur-angsur lingkungan itu dipersempit yang pada
akhirnya tercapai suatu bentuk yang dikehendaki sebagai gambar putih di
atas dasar yang gelap warnanya20. Jika dengan cara ini terdapat
kesalahan, maka kesalahan itu dapat ditiadakan dengan jalan
memperkecil ukuran gambar.
20
Oho Garha, op. cit., h.83
25
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, teknik menggambar
siluet merupakan suatu teknik menggambar yang digunakan untuk berlatih
menangkap bentuk keseluruhan gambar yang disediakan dalam kegiatan
dalam menggambar bentuk tanpa menimbulkan rasa keragu-raguan
dalam menggambar sebab dengan teknik siluet ini kesalahan-kesalahan
dalam menggambar mudah ditiadakan yaitu dengan memperbesar ukuran
gambar jika menggunakan siluet positif dan memperkecil ukuran gambar
jika menggunakan siluet negatif.
d. Langkah-langkah Menggambar dengan Teknik Siluet
Dalam menggambar dengan menggunakan teknik siluet langkah 1),
menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu yaitu, kertas
gambar A3, pinsil, kuas, tinta hitam cina dan spidol 2) Membuat sketsa
gambar dengan menggunakan pinsil atau bisa langsung menggunakan
tinta cina 3) mengecat gambar sketsa yang telah dibuat, cara
mengecatnya sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Yaitu siluet
positif yaitu (teknik mengecat dengan member warna hitam di dalam
gambar) dan siluet negatif yaitu (teknik mengecat dengan memberi warna
hitam dibagian luar gambar) seperti contoh di bawah ini:
26
2. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan yang dilakukan peneliti
telah dilaksanakan oleh Dian Herawati lain. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Isdi Nurjantara dengan judul penelitian “ Pengembangan
Kreativitas Menggambar Melalui Aktivitas Menggambar Pada Kelompok
B2 Di TK Aisiyah”. Hasil PTK yang menunjukan bahwa dengan
menggunakan metode terdapat peningkatan hasil belajar. Pada siklus I
dengan persentase 63,15% sedangkan pada siklus II Meningkat menjadi
94,73%. Hal ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar 31,58%21.
Adapun prosentase yang dihasilkan oleh peneliti Dian Herawati dalam
skripsnya yang berjudul “ Penerapan Metode Proyek Untuk Meningkatkan
Kreativitas Menggambar Dekoratif Pada Siswa Di Sekolah Dasar” hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa aktivitas guru mengalami
peningkatan selama dua siklus dengan persentase 77,5% pada siklus I,
88,7% pada siklus II.. Aktivitas siswa mengalami peningkatan selama dua
siklus dengan persentase 75% pada siklus I, 90,6% pada siklus II. Hasil
kreativitas menggambar dekoratif siswa juga mengalami peningkatan
selama dua siklus dengan persentase 70% pada siklus I, dan 90,9% pada
siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
21
Isdi Nurjantara, Pengembangan Kreativitas Menggambar Melalui Aktivitas Menggambar Pada Kelompok B2 Di TK Aisiyah, hal. 67 Skripsi 2014.
27
proyek dapat meningkatkan kreativitas menggambar dekoratif pada siswa
kelas V SDN Juluk II kecamatan Saronggi kabupaten Sumenep.22
Selain itu, terdapat hasil penelitian yang juga relevan yang
dilakukan oleh Maisaratul Kutsiyah dalam skripsinya yang berjudul “
Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Di
Kelompok B TK PGRI Taripa”. Data yang dikumpulkan sebelum tindakan
pengamatan kreativitas anak dalam menggambar di kelas kategori
Berkembang sangat baik6,66%, Berkembang Sesuai Harapan 13,33%,
Mulai Berkembang 26,66%, dan Belum Berkembang 53,33%, kemudian
kreativitas anak mewarnai gambar dengan kategori Berkembang
Berkembang sangat baik 0%, Berkembang Sesuai Harapan 13,33%,
Mulai Berkembang 20%, Belum Berkembang 66,66%, dan pengamatan
anak memberi judul gambar dengan kategori Berkembang Berkembang
sangat baik6,66%, Berkembang Sesuai Harapan 6,66%, Mulai
Berkembang 13,33%, Belum Berkembang 73,33%. Setelah dilakukan
tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui
kegiatan menggambar dapat meningkatkan kraetivitas anak, terbukti ada
peningkatan kraetivitas dari siklus I ke siklus II yang diamati dalam
22 Dian Herawati, “Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar Dekoratif Pada Siswa Di Sekolah Dasar” Skripsi, http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/10620 diunduh tanggal 3 Oktober 2015, pukul 10.24
28
menggambar kategori berkembang sangat baik dan baik dari 53,33%
menjadi 79,99% (26,66%), kraetivitas dalam mewarnai gambar kategori
berkembang sangat baik dan baik dari 46,66% menjadi 80% (33,34%),
kemudian yang terakhir pengamatan anak dalam memberi judul gambar
kategori berkembang sangat baik dan baik dari 53,33% menjadi 86,66%
(33,33%).23 Secara umum terjadi peningkatan dari semua kemampuan
yang diukur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menerapkan kegiatan menggambardapat meningkatkan kreativitas anak
di TK PGRI Taripa.
3. Pengembangan Konseptual Perencanaan Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik bahwa teknik menggambar siluet
dalam pembelajaran bertujuan meningkatkan kreativitas menggambar
dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Teknik
menggambar siluet diterapkan dalam pembelajaran agar siswa dapat
menemukan dan mengalami langsung serta menggunakan pengetahuan
yang diperoleh untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menciptakan
karya kreativitas menggambar menggunakan teknik siluet.
23 Maisaratul Kutsiyah, “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar Di Kelompok B TK PGRI Taripa” Skripsi, http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/10620 diunduh tanggal 23 Oktober 2015, pukul 14.24
29
Dari kerangka berpikir di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
menggunakan teknik menggambar siluet dalam menggambar berdampak
positif terhadap peningkatan kreativitas menggambar dengan teknik siluet
siswa kelas V Sekolah Dasar.
4. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka Berpikir, maka dapat dibangun suatu
hipotesis tindakan dalam penelitian ini, dan dirumuskan sebagai berikut: “
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dalam menggambar yang
dilakukan dengan menggunakan teknik menggambar siluet dapat
meningkatkan kreativitas menggambar siswa kelas V SDN Rawabadak
Utara 16 Petang Jakarta Utara”.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas
siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan melalui teknik
menggambar siluet pada siswa kelas V SDN Rawabadak Utara 16
Petang, Jakarta Utara.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Rawabadak Utara 16 petang yang
beralamatkan di jalan Rawabadak Barat No. 37, Koja Jakarta Utara.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016.
Waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal kegiatan mata pelajaran
Seni Budaya dan Keterampilan di kelas V SDN Rawabadak Utara 16
Petang, Jakarta Utara.
31
C. Metode dan Disain Intervensi Tindakan/Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research. Kunandar dalam Iskandar menyatakan
bahwa metode ini merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
atau bersama-sama orang lain yang bertujuan untuk memperbaiki/
meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Metode ini juga
merupakan suatu model penelitian yang akar permasalahannya muncul di
kelas dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan.
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai salah satu proses yang
dinamis dimana keempat aspek, yaitu perencanaan , tindakan, observasi
dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis,
tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral.
2. Disain Intervensi Tindakan Penelitian (Rancangan Siklus Penelitian)
Disain intervensi Tindakan penelitian ini menerapkan model Kemmis
dan Mc Taggart di dalam penelitian. Model Kemmis dan Mc. Taggart
pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian
dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu, perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu
32
siklus24. Penelitian tindakan kelas dapat dipandang sebagai suatu siklus
spiral dan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus
spiral berikutnya. Langkah kerja dalam penelitian tindakan ini
dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat
empat tahapan utama kegiatan yang diawali dengan perencanaan,
tindakan, pengamatan/observasi, refleksi dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai sebagaimana
tampak pada model Kemmis dan Mc. Taggart.
Pada gambar ilustrasi disain intervensi tindakan oleh Kemmis dan Mc.
Taggart ini tampak memiliki dua perangkat komponen atau dapat
dikatakan sebagai dua siklus. Untuk pelaksanaan penelitian
sesungguhnya, jumlah siklus yang dijalankan sangat bergantung kepada
permasalahan yang perlu diselesaikan. Dalam aturan, penelitian akan
dilaksanakan dalam dua siklus, tetapi apabila sebelum mencapai dua
siklus hasil yang diinginkan dapat tercapai, maka siklus akan dihentikan,
begitu juga sebaliknya apabila dalam dua siklus hasil yang diinginkan
belum tercapai, maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus tiga. Berikut
gambaran model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart
24
Tukiran Taniredja dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru (Bandung:Alfabeta,2013), h.24
33
Gambar Diagram Alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart25
25 Ibid ., h.24
PLAN
REFLECT
Revised Plan
ACT&OBSERVE
REFLECT
ACT&OBSERVE
34
D. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Rawabadak
Utara 16 Petang, Jakarta Utara, yang berjumlah 30 siswa, terdiri dari 17
siswa perempuan dan 13 siswa laki-Iaki. Adapun partisipan yang terlibat
dalam penelitian ini adalah guru kelas V SDN Rawabadak Utara 16
Petang, Jakarta Utara yang secara kolaboratif bertugas sebagai observer
dan sebagai kolaborator yakni teman sejawat sebagai partisipan yang
terlibat dalam penelitian.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai perancang rencana
penelitian, maka peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
proses pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di kelas V. Peneliti
merancang tindakan yang bekerjasama dengan teman sejawat atau
kolaborator sebagai pengamat dalam proses pembelajaran yang
berlangsung.
Dalam kaitannya dengan posisi ini, maka peneliti mengadakan pra
penelitian dengan cara melakukan observasi atau pengamatan terhadap
proses pembelajaran seni budaya dan keterampilan dikelas V SDN
Rawabadak Utara 16 Petang. Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai pengajar yang mengajarkan materi seni keterampilan yang juga
35
melakukan proses pembelajaran di kelas sesuai fokus yang akan diteliti.
Dalam proses ini peneliti selalu berusaha menggali kreativitas siswa
dalam menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet.
Dengan terlibat langsung sebagai pelaksana utama dalam penelitian ini
maka peneliti diharapkan dapat memperoleh data yang akurat dan
terarah, sehingga tujuan penelitian untuk meningkatkan kreativitas
menggambar siswa dapat tercapai secara maksimal.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
atau Classroom Action Research yang melalui beberapa tahapan siklus.
Secara umum , tahapan intervensi tindakan yang dilakukan peneliti
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan (planning)
Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun perencanaan khusus
yaitu menyusun rancangan berdasarkan permasalahan penelitian
sebagaimana dipaparkan dalam BAB I, yakni terkait dengan
meningkatkan kreativitas siswa pada pembelajaran seni budaya dan
keterampilan melalui teknik menggambar siluet. Pada tahapan ini peneliti
merencanakan waktu pembelajaran, rencana pelaksanaan
pembelajaran, situasi kelas, strategi pembelajaran dan pendekatan
36
pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan
meenggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai
acuan. Hal tersebut dilakukan agar dalam pelaksanaan tindakan dapat
berjalan dengan baik. Di dalam perencanaan tindakan yang dibuat oleh
peneliti tertera waktu pelaksanaan, materi pokok, kegiatan dan media
yang digunakan selama tindakan berlangsung. Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Rancangan Implementasi Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Dengan Teknik
Menggambar Siluet
Siklus Waktu
pelaksanaan
Materi
Pokok
Uraian Kegiatan Media
I Pertemuan
ke-1 (2x35
menit)
Mengenal
Teknik
Menggambar
siluet
a. Siswa mengamati hasil karya
seni menggambar dengan
menggunakan teknik
menggambar siluet berupa
lukisan (melalui gambar)
b. Siswa menggolongkan hasil
karya yang didapat dari
pengamatan berdasarkan
teknik membuatnya.
c. siswa merencanakan dan
membuat gambar sebagai
dasar dalam menggambar
Gambar
lukisan
37
Pertemuan
ke-2 (2x35
menit)
Menggambar
dengan
menggunaka
n teknik
menggambar
siluet
dengan menggunakan teknik
menggambar siluet.
d. siswa melaporkan hasil
diskusinya
a. Siswa menyiapkan alat serta
bahan membuat karya
menggambar siluet.
b. Siswa membuat gambar
dengan teknik menggambar
siluet sesuai rencana yang
dibuatnya.
c. Siswa mempresentasikan
hasil karyanya di depan kelas.
.
Lks,
Hasil
lukisan
siluet,
cat
air/pensi
l warna,
kertas
gambar
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini yang disebut pelaksanaan tindakan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Pelaksanaan
proses kegiatan belajar dilakukan 2 kali pertemuan untuk setiap
siklusnya. Setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran atau 2 x
35 menit, disesuaikan dengan waktu belajar yang telah dijadwalkan
sekolah.
38
3. Tahap Pengamatan Tindakan (observing)
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat yang dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dibantu oleh
teman sejawat sebagai observer kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk melihat dan mencatat semua tindakan yang telah direncanakan,
kegiatan pembelajran yang berlangsung, aksi dan reaksi baik sikap
maupun tanggapan siswa, suasana kelas, sikap dan keaktifan. Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya.
4. Tahap Refleksi Tindakan
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis,
sintesis, interpretasi terhadap semua informasi/data yang diperoleh saat
kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan
mempertimbangkan hasil-hasil dan dampak dari tindakan. Setelah
kegiatan pengamatan, kemudian peneliti dengan bantuan guru kelas
melakukan proses analisis, sintesis, dan interpretasi data yang telah
dikumpulkan. Peran guru kelas disini membantu pengamat untuk
memberikan saran-saran mengenai keberhasilan dan kegagalan
tindakan. Jika hasil dari analisis data tidak sesuai dengan hasil yang
39
diharapkan, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya. Namun,
jika hasil yang didapat diras cukup, maka penelitian dapat dihentikan.
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan (Kriteria Keberhasilan)
Pencapaian kriteria keberhasilan disetiap tindakan yang dilaksanakan
dapat dilihat dari peningkatan kreativitas menggambar siluet oleh siswa
kelas V Sekolah Dasar, yang ditandai dengan 80% dari jumlah siswa
memperoleh kategori baik dan penilaian hasil kreativitas menggambar
siluet. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan yakni adanya perbaikan
terhadap kreativitas siswa kelas V Sekolah Dasar dalam menggambar
dengan menggunakan teknik menggambar siluet.
Secara umum tahapan intervensi tindakan yag dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skor Kategorisasi Kriteria Keberhasilan
No Perolehan Skor Kategori Total Skor
1 Skor 1 Baik 7-9
2 Skor 2 Cukup 4-6
3 Skor 3 Kurang 1-3
40
H. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Data penelitian terdiri dari data pemantauan tindakan merupakan data
yang digunakan untuk mengontrol kesesuaian pelaksanaan tindakan
dengan rencana dan data penelitian yang merupakan data tentang
kreativitas siswa dalam menggambar siluet. Data ini digunakan untuk
mendapat gambaran mengenai peningkatan kreativitas menggambar
siluet siswa. Selain menggunakan data-data tersebut peneliti juga
melampirkan foto-foto kegiatan selama proses pembelajaran
berlangsung. Data pendukung lainnya berupa hasil refleksi yang
dianalisis dengan teknik narasi deskripsi yang tertuang dalam catatan
lapangan.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari sumber
data pemantau tindakan (proses kegiatanselama tindakan dilakukan) dan
sumber data hasil penelitian diambil dari penelitian kreativitas dan
keterampilan menggambar dengan teknik menggambar siluet di kelas V
SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara.
41
I. Instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian tindakan kelas
(Classroom Action Research) dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan kreativitas siswa pada pembelajaran seni budaya dan
keterampilan melalui teknik menggambar siluet. Untuk mendapatkan data
yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
instrumen penilaian sebagai pedoman dalam menilai hasil karya
kreativitas menggambar siluet. Serta lembar observasi sebagai alat
pengumpulan data pelaksanaan tindakan yang diisi oleh observer.
1. Instrumen Kreativitas Menggambar Teknik Siluet
a. Definisi Konseptual
Kreativitas menggambar teknik siluet (silhouette) disebut juga teknik
global atau teknik bayangan, yaitu salah satu teknik pembuatan gambar
dengan cara menggambarkan secara keseluruhan dari suatu benda
dalam bentuk bidang dengan cara dihitamkan (seperti gambar
bayangan).
b. Definisi Operasional
Kreativitas menggambar siluet adalah skor yang diperoleh hasil
penilaian melalui lembar penilaian tentang kreativitas menggambar
dengan menggunakan teknik menggambar siluet yang mengacu pada:
42
kreativitas menggambar, keberanian dalam menggores, dan makna
gambar yang dibuat.
Penilaian kreativitas menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet menggunakan skala 3 (Baik), 2 (Cukup), 1 (Kurang).
Keseluruhan skor yang diperoleh siswa menunjukan kreativitas yang
telah dicapai siswa dalam menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet setelah pembelajaran berlangsung. Skor tertinggi
yang dapat diperoleh siswa adalah 9.
c. Kisi-kisi Instrumen
Untuk mengetahui peningkatan kreativitas siswa dalam menggambar
dengan menggunakan teknik menggambar siluet maka dilaksanakan
penilaian hasil karya/produk. Adapun evaluasi dalam kreativitas
menggambar siluet ini adalah sebagai dasar untuk mengetahui sejauh
mana peningkatan kreativitas menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai pajangan.
Berikut adalah kisi-kisi instrumen penilaian hasil karya kreativitas
menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet
43
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penilaian Hasil Karya Kreativitas Teknik
Menggambar Siluet
1) Rubrik penilaian Keberanian
Aspek Kriteria Penilaian
Deskripsi Skor
Keberanian Berani jika anak mampu menggores
tanpa keraguan
3
Kurang Berani jika anak menggores dengan
sedikit keraguan
2
Belum Berani Jika anak menggores sangat
ragu
1
2) Rubrik Penilaian Makna Cerita
Aspek Kriteria
Penilaian
Deskripsi Skor
Makna
Cerita
Mampu
Jika anak mampu membuat hasil
karya yang memiliki arti/makna pada
gambar yang dibuat.
3
Cukup Mampu Jika anak cukup mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
2
Kurang Mampu Jika anak kurang mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
1
44
3) Rubrik Penilaian Kreativitas
Aspek Kriteria
Penilaian
Deskripsi Skor
Orisinalitas Orisinal
Jika anak mampu menggambar
sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan berbeda dengan
teman lain
3
Cukup Orisinal Jika anak bisa menggambar
namun masih meniru .
2
Kurang Orisinal Jika anak menggambar sama
persis dengan teman/minta diberi
contoh
1
Cara penilaian terhadap hasil karya menggambar siluet dengan
menghitung skor kumulatif dari skor hasil karya tersebut, sehingga didapat
data kreativitas menggambar siluet pada setiap siklusnya. Skor yang
diberikan menggunakan skala 3 dengan menggunakan rubrik penilaian
sebagai landasan . perolehan skor yang diperoleh dikategorikan menjadi baik,
cukup dan kurang.
45
2. Instrumen Pemantauan Tindakan Kreativitas Teknik Menggambar
Siluet Pada Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
a. Definisi Konseptual
Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk
menghasilkan gagasan ataupun produk baru yang orisinil. Untuk
mencapai kreativitas membutuhkan suatu proses, proses kreativitas
tersebut diantaranya mencakup segi kognitif, afektif dan psikomotorik.
Segi kognitif mencakup kelancaran, kelenturan dan keaslian dalam
berfikir, sedangkan segi afektif menyangkut sikap dan minat untuk
berusaha secara kreatif, serta segi psikomotorik terdiri atas proses
pembuatan untuk menghasilkan karya-karya yang produktif dan inovatif.
b. Definisi Operasional
Proses penerapan kreativitas menggambar dengan teknik
menggambar siluet dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
adalah skor yang diberikan oleh pengamat yang didapatkan dari hasil
pengamatan melalui lembar observasi dengan menggunakan penilaian
sebagai berikut: skor bernilai 0 (nol) jika hasil pengamatan tidak tampak/
tidak dilakukan oleh guru atau siswa.
46
c. Kisi-kisi Instrumen
Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrumen proses meningkatakan
kreativitas pembelajaran seni budaya dan keterampilan dengan teknik
menggambar siluet yang memuat komponen-komponen dari variabel atau
aspek yang diukur atau dihimpun datanya. Rincian dan penguraiannya
berdasarkan batasan definisi konseptual dan operasional.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pemantauan Tindakan
No Aktivitas Proses
Kreativitas Indikator
Butir
Aspek Jumlah
1 Guru
Segi kognitif
Merangsang siswa
memunculkan ide
atau gagasannya
dalam berpikir
3,4,6 3
Segi Afektif
Berusaha mencipta-
kan suasana yang
kreatif
5,7,8 3
Segi
Psikomotorik
Memberikan kesem-
patan kepada siswa
untuk menghasilkan
karya yang kreatif
dan produktif
1,2,9,10 4
47
2 Siswa
Segi kognitif
Berani mengungkap
kan pendapat, ide
serta gagasannya
11,12,13,
15,20 5
Segi Afektif Berusaha menjadi
pribadi yang kreatif 14,16,17,19 4
Segi
Psikomotorik
Kreatif serta terampil
menggambar dengan
teknik menggambar
siluet menjadi se-
buah karya seni
yang unik dan
menarik
18 1
Jumlah Indikator Guru 10
20 Indikator Siswa 10
J. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan observasi langsung selama pembelajaran
menggunakan lembar observasi, yang kemudian dibuat catatan sesuai
dengan permasalahan yang terjadi ketika pengamatan berlangsung.
Dokumentasi saat kegiatan berlangsung (dilakukan oleh observer),
adanya lembar kerja siswa yang diselesaikan secara berkelompok dan
penilaian hasil karya kreativitas menggambar dengan menggunakan
teknik menggambar siluet .
48
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi, yaitu sebelum
instrumen penilaian dan instrumen pengamatan digunakan dalam
penelitian terlebih dahulu dikonsultasikan dengan kolaborator dan dosen
pembimbing yang selanjutnya mendapat persetujuan. Untuk
mendapatkan hasil yang objektif, maka disetiap akhir siklus peneliti dan
pengamat melakukan diskusi mengenai tindakan maupun hasil penelitian
dengan demikian, penelitian yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang
direncanakan.
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
1. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengetahui peningkatan kreativitas
siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan melalui teknik
menggambar siluet. Apabila hasil penelitian menunjukan penurunan atau
belum mencapai standar yang ditetapkan, maka diadakan perencanaan
kembali pada siklus berikutnya. Sebaliknya jika mengalami peningkatan
atau mencapai standar yang telah ditentukan maka penelitian tidak
memerlukan siklus berikutnya, dalam hal ini diperlukan juga kesepakatan
bersama dan kolaborator.
49
Penelitian tindakan kelas dianggap berhasil apabila skor akhir
setiap siklus menunjukan peningkatan. Hasil dari peningkatan kreativitas
akan berhasil apabila hasil karya siswa telah melampaui kriteria
ketuntasan minimal belajar yang telah ditetapkan sekolah dengan kriteria
sebagai berikut; 80% jumlah siswa mencapai skor kategori 3 (Baik), maka
penelitian tindakan dinyatakan cukup. Persentase ini mendeskripsikan
tentang perwujudan dari peningkatan kreativitas pada pembelajaran seni
budaya dan keterampilan melalui teknik menggambar siluet.
2. Interpretasi Data
Setelah melakukan analisis data, langkah berikutnya yaitu
melaksanakan interpretasi hasil analisis. Kegiatan interpretasi hasil
analisis data dilakukan oleh peneliti dan kolaborator. Hasil data
ditampilkan dalam bentuk tampilan data berupa tabel dan diagram. Dari
diagram dan tabel tersebut dapat dilihat hasil persentase yang diperoleh
dari setiap siklus.
50
BAB IV
DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS
DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di kelas V SDN
Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara. Penelitian ini dilakukan oleh
peneliti sendiri yang sekaligus merangkap sebagai perencana, pelaksana
dan pengajar saat penelitian berlangsung. Dari penelitian yang telah
dilakukan, dapat dideskripsikan data hasil pengamatan efek hasil intervensi
tindakan pada setiap siklus sebagai berikut.
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan (Setiap Siklus)
1. Pra Penelitian
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti
melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan di kelas V. Setelah jam istirahat, dengan izin dari guru kelas
peneliti memperkenalkan diri sekaligus memberi tahu maksud dan tujuan
kedatangan. Kemudian melakukan wawancara dan konsultasi dengan guru
kelas V yang bertindak sebagai kolaborator sekaligus observer. Penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus. Dalam setiap siklus membutuhkan dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (70 menit). Dari hasil diskusi
51
dengan kolaborator maka didapat jadwal penelitian dengan izin kepala
sekolah pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas di SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara
Siklus I
Siklus II
Pertemuan 1
Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2
Jumat,
15 Januari 2016
Pelaksanaan dari
pukul 15.15 s.d
16.25 WIB
Rabu,
20 Januari 2016
Pelaksanaan dari
pukul 15.15 s.d
16.25 WIB
Jumat,
22 Januari 2016
Pelaksanaan dari
pukul 15.15 s.d
16.25 WIB
Rabu,
27 Januari 2016
Pelaksanaan dari
pukul 15.15 s.d
16.25 WIB
2. Deskripsi Data Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan siklus I (Planning)
Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan kegiatan yang antara
lain: melaksanakan rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran ini
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada kolabolator/guru kelas yang
kemudian mendapat persetujuan dari Kepala Sekolah. Adapun perencanaan
yang dilakukan peneliti yaitu : 1) Menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran sebagai acuan peneliti dan kolabolator dalam pelaksanaan
kegiatan menggambar siluet 2) Mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan
52
menggambar siluet 3) Guru mempersiapkan lembar pengamatan yang berisi
tentang: kreativitas anak dalam menggambar sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan berbeda dengan teman lain, keberanian anak dalam
menggores tanpa keraguan, dan kemampuan anak dalam membuat hasil
karya yang memiliki arti/makna pada gambar yang dibuat. 4) Mempersiapkan
alat untuk mendokumentasikan kegiatan yang akan berlangsung.
B. Pelaksanaan Tindakan (Action) dan Pengamatan (Observing)
1) Pertemuan Pertama Siklus I
Pelaksanaan ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan
kolabolator. Sebelum dilaksanakannya pembelajaran, peneliti bersama
kolabolator mendiskusikan terlebih dahulu tentang pelaksanaan, materi,
peralatan, dan perlengkapan yang diperlukan dalam pembelajaran agar
kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Berikut ini adalah deskripsi dari
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung. Pertemuan ini bertujuan
untuk mengenalkan materi teknik menggambar siluet dan cara
pembuatannya.
a. Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri, lalu mengabsen siswa untuk mengetahui kehadiran
siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Kegiatan awal
53
dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu. Dimulai dengan
merapikan tempat duduk, memeriksa kelengkapan belajar, kebersihan kelas
dan mengecek kehadiran siswa. Setelah siswa dikondisikan selanjutnya guru
melakukan Tanya jawab dengan siswa untuk memancing pengetahuan awal
siswa mengenai materi pembelajaran yang akan dipelajari. Setelah Tanya
jawab, guru memberikan motivasi kepada siswa dengan berdialog
memberikan informasi tentang menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet.
4.1 Guru memberikan informasi tentang menggambar dengan menggunakan
teknik menggambar siluet.
b. Kegiatan Inti
Siswa diberi penjelasan tentang kegiatan menggambar yang akan
dilaksanakan. Guru menjelaskan materi tentang siluet dengan media slide
power point dan contoh media/alat peraga berupa gambar siluet yang telah
disiapkan guru. Siswa diminta untuk mengamati slide power point yang
tertera di depan kelas. Siswa menyimak penjelasan guru dengan sesekali
54
mencatat hal-hal yang penting. Saat guru memperkenalkan berbagai gambar
siluet, tidak ada satupun siswa yang mengetahui apa itu siluet. Setelah guru
menjelaskan dan memperkenalkan apa itu siluet lewat media slide power
point dan menunjukan contoh gambar siluet siswa mulai mengerti apa itu
siluet. Siswa terlihat sangat antusias memperhatikan materi tentang
menggambar siluet dan tertarik untuk segera membuatnya. Kemudian, guru
mengajukan pertanyaan kepada siswa, anak-anak tahukah kalian bagaimana
cara membuat gambar-gambar ini? Siswa menjawab serempak dengan
jawaban tidak tahu. Selanjutnya guru memberitahukan kepada siswa
tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini yaitu teknik
menggambar siluet. Setelah pengenalan materi selesai, siswa ditugaskan
membuat siluet yang sebelumnya di tampilkan pada slide power point,
maksud dari diberikan tugas ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah mengenal dan mengetahui materi tentang siluet.
4.2 Siswa memperhatikan penjelasan guru saat menerangkan penjelasan tentang teknik menggambar dalam siluet
55
c. Kegiatan Akhir
Diakhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru berdialog untuk
merumuskan dan merangkum proses pembelajaran hari ini. Guru juga
menginformasikan alat dan bahan apa saja yang harus dipersiapkan untuk
praktik menggambar dengan teknik siluet pada pertemuan berikutnya.
Kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran
hari ini yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan yang telah terjadi
selama pembelajaran berlangsung.
4.3 siswa mengisi LKS dan mempersentasikan hasil kerjanya di depan kelas
2) Pertemuan Kedua Siklus I
Sebelum kegiatan pembelajaran guru dan peneliti mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan menggambar.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa dengan
melakukan tahapan menggambar dengan teknik siluet.
56
a. Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan dimulai guru mengkondisikan siswa terlebih dahulu,
lalu guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa untuk mengetahui
kehadiran siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan.
Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan kelas mulai dari
mengkondisikan siswa agar siap belajar, merapikan tempat duduk siswa,dan
meminta siswa untuk memastikan tidak ada sampah yang berserakan,Pada
pertemuan kedua siklus I ini guru selain memberi penjelasan tentang
aktivitas menggambar yang akan dilakukan, juga memberikan Tanya jawab
dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana antusias siswa sekaligus
menanyakan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktik
menggambar dengan teknik siluet. Setelah Tanya jawab Guru menjelaskan
dengan menggunakan metode ceramah singkat tentang materi siluet untuk
mengulas kembali pembelajaran pada pertemuan yang lalu dengan tujuan
menarik perhatian dan merangsang imajinasi anak. Agar tetap bersemangat
dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.
4.4 Siswa saat mengamati gambar pembuatan siluet
57
b. Kegitan Inti
Siswa melaksanakan praktik menggambar dengan teknik siluet. Guru
menampilkan lembar kerja siswa di dalam slide power point. Lembar kerja
yang ditampilkan berfungsi sebagai panduan siswa dalam menggambar
dengan menggunakan teknik siluet. Guru membimbing sekaligus melakukan
pengawasan terhadap semua tahapan kegiatan yang dilakukan siswa. Siswa
juga aktif bertanya kepada guru mengenai langka-langkah menggambar
siluet yang belum dipahami. Setelah itu guru meminta siswa untuk
menggambar bebas sesuai dengan apa yang diinginkannya namun dengan
menggunakan teknik menggambar siluet. Namun banyak anak yang kurang
antusias pada kegiatan ini, banyak anak yang tidak segera menggambar.
Mereka terlihat kebingungan dan tidak tahu apa yang harus di gambarkan.
Hanya ada beberapa anak saja yang terlihat antusias dan dapat
menggambarkan ide-ide kreatifnya melalui kertas gambarnya. Beberapa
anak yang terlihat kebingungan di dekati oleh guru, lalu guru menyuruh anak
untuk segera menggambar. Baru setelah guru memberikan perintah
“contohnya, kalian gambar bebas seperti biasa kalian menggambar lalu
tinggal kalian hitamkan gambar kalian” barulah setelah mendengar perintah
tersebut, anak-anak dapat menggambarkannya. Uniknya dari penelitian ini,
hampir semua anak menggambar bebas yang bentuknya hampir sama.
Hanya 2 anak saja yang menggambar dengan hasil lain. Pada saat anak
58
melakukan kegiatan, peneliti bersama kolabolator mengamati dan mencatat
perkembangan anak. Selain itu peneliti juga memotivasi, member pujian
pada anak dalam melakukan kegiatan.
4.5 Siswa saat membuat pola gambar siluet
c. Kegiatan Akhir
Diakhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru berdialog untuk
merumuskan dan merangkum proses pembelajaran hari ini. Beberapa siswa
ditunjuk untuk berdiri di depan kelas mempresentasikan hasil apa yang telah
digambarnya dan teknik siluet apa yang digunakan. Kemudian guru bersama
59
siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini yang bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan yang telah terjadi selam pembelajaran
berlangsung.
Hasil Pengamatan Tindakan Proses Pembelajaran
Pada Siklus I pertemuan pertama, peneliti hanya menerangkan
tentang materi siluet dengan menggunakan media slide power point, lalu
menugaskan siswa untuk mencoba menggambar bentuk siluet sesuai
kreatifitas siswa. Dari hasil gambar siluet yang dibuat 30 siswa, peneliti
mendapatkan hasil belajar yang diperoleh siswa dalam menggambar
dengan teknik siluet adalah hanya 10% mendapat hasil baik, 30% mendapat
hasil cukup , itu pun karena dibantu oleh observer dan peneliti, serta 60%
anak mendapat nilai kurang.
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Kreativitas Menggambar Anak pada Siklus I
Siklus /
Pertemuan
Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
I / I
Baik 3
10%
Cukup 9
30%
Kurang 18
60%
60
Pada siklus I pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa
melaksanakan praktik menggambar teknik siluet dengan membagikan
lembar kerja yang berfungsi sebagai panduan siswa dalam menggambar
dengan menggunakan teknik siluet. Peneliti membimbing sekaligus
melakukan pengawasan terhadap semua tahapan kegiatan yang dilakukan
siswa. Setelah itu peneliti meminta siswa untuk menggambar bebas sesuai
dengan apa yang diinginkannya namun dengan menggunakan teknik
menggambar siluet. Ternyata banyak anak yang kurang antusias pada
kegiatan ini, mereka terlihat kebingungan dan tidak tahu apa yang harus di
gambarkan. Hanya ada beberapa anak saja yang terlihat antusias dan dapat
menggambarkan ide-ide kreatifnya melalui kertas gambarnya. Uniknya dari
penelitian ini, hampir semua anak menggambar bebas yang bentuknya
hampir sama. Hanya 2 anak saja yang menggambar dengan hasil lain.
Dari hasil gambar yang dibuat 30 siswa, peneliti mendapatkan hasil
belajar yang diperoleh siswa dalam menuangkan ide-ide anak sendiri ke
dalam sebuah gambar siluet mulai meningkat dengan hasil perolehan 53.3%
mendapat hasil nilai baik, 16.7% mendapat nilai cukup, dan 30% yang
mendapat nilai kurang.
61
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Kreativitas Menggambar Anak pada Siklus I
Siklus /
Pertemuan
Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
I / II
Baik 16
53.3%
Cukup 5
16.7%
Kurang 9
30%
Selanjutnya dapat diuraikan nilai rata-rata dari hasil tindakan yang
telah dilakukan pada Pertemuan Pertama dan Kedua, yakni pada indikator
baik menunjukkan hasil rata-rata 31.65%. Pada indikator cukup menunjukkan
hasil rata-rata 23.35%. Pada indikator kurang menunjukkan nilai rata-rata
yakni 45%. Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa rata-rata
pencapaian jumlah anak paling banyak yaitu pada indikator kurang..
Sementara rata-rata pencapaian jumlah paling sedikit yaitu pada indikator
cukup. Maka dari itu perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Refleksi Tindakan
Data yang diperoleh peneliti dan kolabolator kemudian digunakan
sebagai pedoman untuk melakukan refleksi terhadap permasalahan yang
muncul dan mencari solusi terhadap masalah yang ada. Dengan tujuan
62
untuk mengembangkan kreativitas menggambar anak melalui kegiatan
menggambar siluet . Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan
diperoleh hasil bahwa perlu diadakannya perbaikan pembelajaran pada
siklus 1. Beberapa kendala yang ada selama dilakukannya tindakan, di
antaranya sebagai berikut: 1) peneliti hanya menggunakan metode ceramah
dan pemberian contoh gambar pada slide power point. 2) peneliti hanya
menjelaskan materi tanpa adanya praktek percobaan menggambar siluet,
sehingga dalam kegiatan menggambar terdapat beberapa anak kurang
paham dan masih bingung. 3) peneliti belum sepenuhnya mampu mengatur
kondisi kelas agar kondusif selama pembelajaran. 4) dalam kegiatan tanya
jawab peneliti belum efektif dalam memberikan jawaban sehingga hanya
sampai tahap sekedar tahu. Dari beberapa kendala yang ada peneliti dan
kolabolator berdiskusi untuk menemukan solusi dari kendala-kendala yang
ada. Solusi dari kendala yang ada, antara lain, 1) Peneliti harus
menggunakan metode tambahan selain ceramah dan memberikan cakupan
materi yang lebih jelas 2) Selain menjelaskan, peneliti harus mengadakan
praktek percobaan menggambar siluet, sehingga dalam kegiatan
menggambar anak dapat memahami materi dan tidak bingung 3) Peneliti
harus tegas dalam mengatur kondisi kelas agar suasana kelas kondusif. 4)
Peneliti harus mampu memberikan pertanyaan – pertanyaan yang
merangsang siswa pada tahap menemukan.
63
Peneliti membandingkan data yang diperoleh pada Siklus I dengan data
yang diperoleh sebelum dilaksanakan penelitian tindakan. Hasil dari
pengamatan dan perbandingan tersebut menunjukkan perubahan pada
perkembangan kreativitas anak.
3. Deskripsi Data Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan siklus II (Planning)
Berdasarkan refleksi siklus I, indikator pencapaian masih kurang,
maka peneliti merencanakan kembali rangkaian kegiatan untuk siklus II.
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mempersiapkan kembali
rancangan pembelajaran yang akan dilakukan dalam pelaksanaan tindakan
nanti. Dalam rancangan tersebut terdapat perangkat pembelajaran yang
mendukung pelaksanaan tindakan, yaitu 1) rencana pelaksanaan
pembelajaran yang mencakup kegiatan sebagai penerapan dari teknik
menggambar siluet yang sebelumnya telah didikusikan dengan guru kelas V
2) Mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan menggambar siluet 3) Guru
mempersiapkan lembar pengamatan yang berisi tentang: kelancaran anak
dalam memproduksi gambar, keluwesan alasan anak dalam menceritakan
hasil gambarnya, keaslian hasil gambar anak, dan elaborasi atau penggalian
ide/gagasan melalui cerita anak tentang gambar yang dibuatnya 4)
Mempersiapkan alat untuk mendokumentasikan kegiatan yang akan
64
berlangsung. Perencanaan tindakan siklus II difokuskan kepada kekurangan
yang sebelumnya terlihat pada siklus I, maka dari itu, peneliti harus
memainkan peranan yang optimal sebagai fasilitator dan motivator agar
kelemahan yang sebelumnya tidak kembali ditemukan pada siklus ini.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action) dan Pengamatan (Observing)
1) Pertemuan Pertama Siklus II (Planning)
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilakukan berdasarkan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang sebelumnya telah dibuat melalui
persetujuan guru kelas V (kolaborator).
Kegiatan awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
memperkenalkan diri, lalu mengabsen siswa untuk mengetahui kehadiran
siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan. Kegiatan awal
dimulai dengan mengkondisikan siswa terlebih dahulu. Dimulai dengan
merapikan tempat duduk, memeriksa kelengkapan belajar, kebersihan kelas
dan mengecek kehadiran siswa. Setelah siswa dikondisikan selanjutnya guru
menjelaskan tujuan pembelajaran sambil berdialog dengan siswa untuk
mengetahui sejauh mana antusias siswa terhadap kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Setelah itu guru kembali memberikan motivasi kepada
65
siswa dengan memberikan informasi tentang pembelajaran menggambar
siluet dengan menunjukan video berupa cara menggambar siluet.
4.6 Guru saat memberikan motivasi kepada siswa dengan memberikan
informasi tentang pembelajaran menggambar siluet
Kegiatan Inti
Siswa diminta untuk memperhatikan video tentang teknik
menggambar siluet yang telah guru persiapkan. Penayangan video bertujuan
agar hasil karya siswa dalam menggambar siluet dapat lebih menarik dan
memiliki arti/makna, bukan sekedar gambar. Guru membimbing sekaligus
melakukan pengawasan terhadap semua tahapan kegiatan yang dilakukan
siswa. Siswa juga aktif bertanya kepada guru mengenai langkah-langkah
menggambar siluet yang belum dipahami. Setelah itu guru meminta siswa
kembali melaksanakan praktik menggambar siluet.
66
4.7 Siswa saat mendengarkan penjelasan guru dan saat membuat karya
siluet sesuai dengan kreativitasnya
Kegiatan akhir
Di akhir kegiatan pembelajaran siswa dan guru berdialog untuk
merumuskan dan merangkum proses pembelajaran hari ini. Beberapa siswa
dipilih untuk mempresentasikan tahapan menggambar dengan teknik siluet.
Kemudian guru menyampaikan informasi bahwa pada pertemuan berikutnya
akan dipilih gambar yang akan dipajang di mading sekolah . Siswa
diharapkan dapat menghias hasil karyanya dengan baik. Lalu guru bersama
siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini yang bertujuan
untuk memperbaiki kekurangan yang telah terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
67
4.8 Siswa mengisi LKS dan mempersentasikan hasil karyanya
2) Pertemuan Kedua Siklus II
Agenda utama pertemuan ini adalah melakukan persiapan hasil karya
menggambar siluet siswa
Kegiatan Awal
Sebelum kegiatan dimulai guru mengkondisikan siswa terlebih dahulu
, lalu guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa untuk mengetahui
kehadiran siswa pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan.
Pembelajaran dimulai dengan mengkondisikan kelas mulai dari
mengkondisikan siswa agar siap belajar, merapikan tempat duduk siswa,dan
meminta siswa untuk memastikan tidak ada sampah yang berserakan,Pada
pertemuan kedua siklus I ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran sambil
berdialog dengan siswa untuk mengetahui sejauh mana sejauh mana
antusias siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan.
68
Kegitan Inti
Siswa kembali bekerja mengerjakan praktik menggambar siluet.
Setelah merapikan tempat duduk dan mempersiapkan alat dan bahan,
mereka mulai untuk menghias/mempercantik gambar siluet yang sudah jadi.
Adapun menghias disini yaitu merapikan kembali gambar yang dibuatnya
dengan menambahkan gambar tambahan agar gambar yang dibuat tidak
hanya sekedar gambar tapi memiliki arti/makna pada gambar yang dibuat.
Sedangkan mempercantik disini yaitu tidak hanya menggambar diatas kertas
gambar saja tetapi gambar dipercantik dengan membuat bingkai dari kardus
dan karton sebagai penghias sehingga terlihat menarik. Setelah itu siswa
diminta untuk merapikan dan membersihkan kelas dari sampah kardus dan
karton. Serta menyapu lantai.
69
4.9 Siswa menghias dan mempercantik gambarnya
4.10 Siswa mempersentasikan hasil karya menggambar siluet di depan kelas
dan membersihkan kelas dari sampah bekas hasil karya yang berserakan
70
Kegiatan Akhir
Diakhir kegiatan pembelajaran, siswa dan guru bersama-sama
merangkum kegiatan hari ini, guru menanyakan kesan dan pesan mereka.
Sebelum pembelajaran ditutup, guru memberikan pengharagaan kepada
siswa. Guru meninggalkan kelas dan mengucapkan salam dan terima kasih.
Atas semangat belajar dan antusias siswa selam proses pembelajaran.
4.11 Hasil karya menggambar siluet siswa yang telah jadi
C. Hasil Pengamatan Tindakan Proses Pembelajaran
Hasil dari pengamatan tindakan yang telah dilakukan observer selama
proses pembelajaran dengan panduan instrumen pemantauan tindakan
menjadi dasar pertimbangan untuk tahap refleksi. Selain itu, observer juga
membuat catatan kecil tersendiri untuk mengkritisi proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti. Untuk memperoleh data yang lengkap dan benar
71
sesuai keadaan di lapangan, observer harus teliti dalam mengamati
pelaksanaan proses pembelajaran dan hal lain yang mempengaruhi kegiatan
pembelajaran.
Hasil pengamatan tindakan yang telah dilakukan oleh observer
terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran menggambar dengan teknik
menggambar siluet pada siklus II pertemuan pertama diperoleh hasil
pengamatan dari hasil gambar yang dibuat 30 siswa, peneliti mendapatkan
hasil belajar yang diperoleh siswa dalam menuangkan ide-ide anak sendiri
ke dalam sebuah gambar siluet mulai meningkat dengan hasil perolehan
83.3% mendapat hasil nilai baik, 10% mendapat nilai cukup, dan 6.7% yang
mendapat nilai kurang. Sedangkan pada siklus II pertemuan kedua diperoleh
hasil 86.7% mendapat hasil nilai baik, 10% mendapat nilai cukup, dan 3.3%
yang mendapat nilai kurang. Tentu saja hal ini menjadi penigkatan dari siklus
sebelumnya
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Kreativitas Menggambar Anak pada Siklus II
Siklus /
Pertemuan
Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
II / I
Baik 25
83.3%
Cukup 3
10%
Kurang 2
6.7%
72
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kreativitas Menggambar Anak pada Siklus II
Siklus /
Pertemuan
Kategori Nilai
Jumlah Siswa
Prosentase
II / II
Baik 26
86.7%
Cukup 3
10%
Kurang 1
3.3%
Dari hasil yang diperoleh pada siklus II, dapat diuraikan nilai rata-rata
dari hasil tindakan yang telah dilakukan pada pertemuan pertama dan
Kedua, yakni pada indikator baik menunjukkan hasil rata-rata 85%. Pada
indikator cukup menunjukkan hasil rata-rata 10%. Pada indikator kurang
menunjukkan nilai rata-rata yakni 5%. Dari data tersebut maka dapat
dikatakan bahwa rata-rata pencapaian jumlah anak paling banyak yaitu pada
indikator baik..
Perolehan yang didapat pada siklus II dikatakan berhasil karena
mencapai target yang diinginkan yakni 85% dari jumlah siswa mampu
mencapai skor kategori baik dalam hasil karya kreativitas menggambar
siluet. Oleh karena itu penelitian tindakan kelas diberhentikan pada siklus II.
Berikut adalah grafik peningkatan hasil pencapaian pembelajaran seni
budaya dan keterampilan siswa kelas V SDN. Rawabadak Utara 16 Petang,
73
Jakarta Utara dalam kreativitas menggambar dengan tehnik menggambar
siluet.
4.12Grafik pencapaian hasil kreativitas menggambar dengan teknik siluet siklus I dan siklus II
D. Refleksi Tindakan
Tahapan berikutnya pada penelitian tindakan kelas ini adalah melakukan
refleksi terhadap pengamatan tindakan yang dilakukan selama siklus II . Inti
dari tahapan ini adalah untuk membahas kelemahan dan temuan pada setiap
proses pembelajaran selama siklus II, baik pertemuan pertama maupun
pertemuan kedua. Setiap selesai melakukan kegiatan pembelajaran, peneliti
selalu mengadakan diskusi dengan observer tentang hasil yang dicapai
dalam pembelajaran melalui menggambar dengan teknik siluet sebagai upaya
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
SIKLUS I SIKLUS II
baik
cukup
kurang
74
menumbuhkan kreativitas menggambar siswa dengan menggunakan teknik
menggambar siluet. Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti bersama observer
mendiskusikan temuan apa saja yang muncul dalam pelaksanaan tindakan
dan tampak atau tidak tampaknya pencapaian yang diharapkan dari
penelitian ini. Kemudian melakukan analisis dan evaluasi terhadap komponen
tindakan kelas yang sudah dilaksanakan atau yang belum terlaksana secara
maksimal agar dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Untuk itu, berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, ada
beberapa yang ditemukan pada pelaksanaan tindakan selama siklus II
(pertemuan pertama dan kedua) pada pertemuan pertama. Berdasarkan
pengamatan yang sudah dilakukan diperoleh hasil pada siklus II pertemuan I,
di antaranya sebagai berikut: 1) terlihat tidak ada kelemahan yang berarti,
hanya ada satu siswa yang masih kurang paham pada pada proses
pembelajaran meskipun guru sudah melakukan pendekatan secara personal.
Selebihnya kegiatan pembelajaran berjalan kondusif dan tertib Dari kendala
tersebut peneliti dan kolabolator berdiskusi untuk menemukan solusi dari
kendala tersebut. Solusi dari kendala tersebut, antara lain, 1) guru
hendaknya dapat berdisikusi kembali dengan kolaborator mengenai
permasalahan siswa sehingga dapat ditangani dengan lebih baik 2) peneliti
lebih sering melakukan pendekatan terhadap siswa tersebut dan lebih jelas
75
lagi menjelaskan materi secara personal agar siswa tersebut lebih paham
dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan pada
siklus II pertemuan kedua diperoleh hasil, di antaranya sebagai berikut: 1)
tidak ditemukan kelemahan yang berarti selama proses kegiatan
pembelajaran. Semua siswa aktif dan tanggap dalam pembelajaran. Ini
terbukti dengan hasil karya yang siswa kerjakan mencapai target yang sudah
ditentukan. Pada akhir siklus, selain melakukan refleksi terhadap data
pemantauan tindakan, peneliti dan kolaborator juga melakukan refleksi
terhadap data tentang kreativitas seni budaya dan keterampilan , khususnya
pada kreativitas menggambar dengan teknik siluet. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk membandingkan hasil data kreativitas menggambar dengan teknik
siluet.
3. Analisis data Kualitatif Siklus I dan Siklus II
Analisis data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi yang
dilakukan oleh observer pada proses pembelajaran melalui kreativitas
menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet yang
memuat hasil observasi aktivitas guru dan siswa, catatan lapangan, dan
catatan dokumentasi yang diamati selam proses pembeljaran seni budaya
dan keterampilan siklus I dan siklus II. Berikut adalah tabel hasil
76
pemantauan tindakan kreativitas menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet dalam pembelajaran.
Tabel 4.6 Data Hasil Pemantauan Tindakan Kreativitas Menggambar
Dengan Menggunakan Teknik Menggambar Siluet
SIKLUS Jumlah Pernyataan
Butir Terlaksana
Butir Tidak Terlaksana
Persentase
I
20
17
3
85%
II
20
19
1
95%
Berdasarkan tabel di atas, terlihat peningkatan aktivitas guru dan
siswa yang terlaksana pada siklus I ke siklus II. Pada siklus pertama
pemantauan tindakan keativitas menggambar dengan menggunakan keknik
menggambar siluet tidak dilaksanakan secara optimal. Butir aktivitas
guru/peneliti yang tidak terlaksana antara lain; guru/peneliti belum
memancing siswa untuk menggali pengetahuannya sendiri, guru tidak
menyeluruh dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang masih kurang
dalam memahami materi. Setelah melalui refleksi dan diskusi dengan
kolaborator pada siklus II dilaksanakan perbaikan-perbaikan dari kelemahan
yang sebelumnya ditemukan di lapangan. Melalui perbaikan tersebut, terlihat
77
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian, pada siklus II peneliti
telah melaksanakan proses pembelajaran teknik menggambar siluet secara
optimal, sehingga penelitian tindakan kelas telah selesai pada siklus II.
C. Interpretasi Hasil Analisis
Berdasarkan analisis data hasil penelitian siklus I dan siklus II, terlihat
adanya peningkatan persentase pada hasil karya kreativitas menggambar
siluet seni budaya dan keterampilan. Dengan menghitung persentase
kenaikan antara data siklus I dan data siklus II, maka diperoleh hasil karya
kreativitas pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan dengan teknik
menggambar siluet siswa kelas V SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta
Utara yaitu dari 3 siswa pada siklus I yang mencapai skor kategori baik
mengalami peningkatan menjadi 16 siswa pada siklus II
Pada siklus I persentase pencapaian kreativitas menggambar dengan
teknik menggambar siluet dilihat dari hasil karyanya hanya mencapai 31.65%
sedangkan pada siklus II mencapai 85%. Hal tersebut membuktikan bahwa
terjadi peningkatan sebesar 53,35% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan
tersebut melebihi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya
yakni 80%.
Berdasarkan data hasil instrumen pemantauan tindakan selama
proses pelaksanaan pembelajaran baik siklus I dan siklus II, penerapan
78
kreativitas menggambar dengan teknik menggambar siluet sudah terlaksana
dengan baik. Pada siklus I terlihat banyak kelemahan yang ditemukan oleh
observer pada tahap refleksi, kelemahan yang ditemukan pada siklus I tidak
ditemukan kembali pada siklus II. Dengan demikian, hasil analisis data
menunjukan bahwa pembelajaran dengan menerapkan teknik menggambar
siluet pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan dapat meningkatkan
kreativitas menggambar siswa kelas V SDN Rawabadak Utara 16 Petang
Jakarta Utara.
D. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan secara
maksimal dan berhasil menguji hipotesis, peneliti dan observer tetap
menemukan keterbatasan dalam penelitian ini. Berikut beberapa
keterbatasan penelitian selama melaksanakan penelitian di SDN
Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara.
1. Waktu
Keterbatasan waktu yang tersedia membuat peneliti hanya melakukan
dua pertemuan saja satu siklusnya, karena terpotong dengan
pemindahan kepala sekolah dan akan digantikan dengan kepala
sekolah baru. Jadi peneliti hanya memiliki waktu kurang dari satu
bulan untuk melaksanakan tindakan.
79
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan
pada BAB IV maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas menggambar siswa
pada pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dapat dicapai dengan
menggunakan teknik menggambar siluet. Kreativitas menggambar dapat
ditingkatkan melalui diberikannya aktivitas menggambar secara bertahap dan
kontinyu. Peningkatan kreativitas menggambar pada siswa kelas V SDN
Rawabadak dapat dilihat dari hasil observasi yang diperoleh pada setiap
siklus yang mengalami peningkatan. Dari hasil observasi menunjukkan pada
Siklus I perkembangan kreativitas menggambar pada anak berada dalam
kriteria baik pada persentase mencapai 31.65% atau 10 anak yang masuk
dalam kriteria baik, dan pada Siklus II perkembangan kreativitas
menggambar pada anak meningkat menjadi 85% atau 25 anak yang masuk
dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil observasi tersebut maka pelaksanaan
tindakan dikatakan berhasil karena 85% atau 25 anak pada siswa SDN
Rawabadak Utara 16 Petang telah mencapai indikator keberhasilan.
Berdasarkan hasil siklus II yang menunjukan bahwa telah sampai pada
target keberhasilan penelitian, maka pemberian tindakan diberhentikan.
80
Langkah-langkah penelitian yang dapat meningkatkan kreativitas adalah
dengan pemberian aktivitas menggambar, memberikan stimulasi ide-ide
kreatif pada awal pemberian tindakan, peneliti serta guru tidak lupa untuk
memberikan dorongan, motivasi, reward, dan dengan diberikannya aktivitas
menggambar secara bertahap dan berlanjut maka kreativitas menggambar
anak dapat berkembang secara optimal.
Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa
teknik menggambar siluet dalam pembelajaran seni budaya dan
keterampilan dapat meningkatkan kreativitas menggambar siswa kelas V
SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara.
B. Implikasi
Implikasi penerapan pembelajaran bagi guru sangat penting untuk
mengubah kinerja guru menjadi lebih professional. Pelaksanaan penerapan
menggambar dengan teknik menggambar siluet mata pelajaran seni budaya
dan keterampilan pada siswa kelas V merupakan pendekatan yang mampu
untuk meningkatkan proses pembelajaran. Untuk pelaksanaanya guru perlu
menciptakan suasana belajar yang kondusif agar tahapan pembeljaran
menggambar dengan teknik siluet dapat terlaksana secara optimal.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan perencanaan pembelajaran
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan demikian, diharapkan
81
menggambar dengan teknik menggambar siluet dapat dilaksanakan dengan
baik sehingga hasil yang diharapkan bisa tercapai dengan baik.
Dalam membuat suatu karya seni tentunya siswa akan melakukan
pengamatan terlebih dahulu sebelum nantinya siswa membuat karya seni.
Dari mengamati, siswa akan mengetahui secara sendiri alat dan bahan apa
yang akan digunakan, bagaiman cara membuatnya serta siswa dapat
menemukan persamaan dan perbedaan dari karya seni yang diamatinya.
Dalam menggambar pada pembelajaran seni budaya dan keterampilan,
menggunakan teknik menggambar siluet mengajak siswa untuk dapat
berkreasi dan berkreatif dalam menggambar karya seni khususnya seni
menggambar. Wawasan siswa tentang teknik-teknik dalam menggambar pun
dapat bertambah.
Berdasarkan uraian diatas, dengan menggambar menggunakan teknik
menggambar siluet dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di
kelas V SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara dikatakan mampu
untuk meningkatkan kreativitas menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi untuk meningkatkan kreativitas
menggambar , maka peneliti menyampaikan saran-saran secar umum
sebagi penunjang tindak lanjut penelitian berikut ini, yaitu:
82
a. Bagi siswa, diharapkan jangan pernah berhenti untuk belajar, terus
ciptakan kreasi-kreasi dalam menggambar sesuai imajinasimu agar
kreativitas terus berkembang
b. Bagi guru kelas dalam merencanakan kegiatan untuk mengembangkan
kreativitas menggambar, sebaiknya disusun dengan matang agar
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga kreativitas
menggambar anak dapat berkembang dengan optimal. Dalam
pengembangan kreativitas menggambar anak diperlukan jam pelajaran
yang berpusat pada kegiatan tersebut agar anak dapat fokus dan tidak
mudah lelah saat mengikuti kegiatan menggambar, sehingga
pengembangan kreativitas menggambar terlaksana dengan kondusif.
c. Bagi peneliti selanjutnya, menggambar dengan teknik siluet merupakan
salah satu dari banyak teknik dalam menggambar dapat digunakan
sebagai salah satu alternative atau upaya untuk meningkatkan kreativitas
menggambar siswa. Untuk penelitian-penelitian berikutnya, bentuk
kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan kembali supaya lebih baik
dan menarik sehingga siswa jauh lebih bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran , dan pada akhirnya kemampuan belajar siswa yang
diperoleh dapat lebih optimal.
83
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar
(Jakarta:Prenadamediagroup, 2013 h.101
Dian Herawati, “Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas
Menggambar Dekoratif Pada Siswa Di Sekolah Dasar” Skripsi,
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/10620
diunduh tanggal 3 Oktober 2015, pukul 10.24
Hajar Parmadi, Pendidikan Seni (Yogyakarta: UNY Pres, 2012), p.173
Ida Siti Herawati, Pendidikan Kesenian, (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Jakarta, 1996) p 10.
Ngalimun dkk, Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas (Yogyakarta:Aswaja
Presindo, 2013), p. 53
Oho Garha, Pendidikan kesenian Seni Rupa (Jakarta:IKIP, 2006), h.76
Primadi Tabrani, Proses Kreasi Gambar Anak Proses Belajar (Jakarta :Erlangga,2014),
h.20
Sumanto, Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak TK (Jakarta : Tutwuri
Handayani,2005), h.47
84
Tukiran Taniredja dkk, Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru
(Bandung:Alfabeta,2013), h.24
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta:PT. Rineka
Cipta, 2009), p. 18
Dian Herawati, “Penerapan Metode Proyek untuk Meningkatkan Kreativitas Menggambar Dekoratif Pada Siswa Di Sekolah Dasar” Skripsi, http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitianpgsd/article/view/10620 diunduh tanggal 3 Oktober 2015, pukul 10.24
Maisaratul Kutsiyah, “Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Menggambar
Di Kelompok B TK PGRI Taripa” Skripsi, http://ejournalac.id /jurnal-penelitianpgsd diunduh tanggal 23 Oktober 2015, pukul 14.24
Vinda Nurul, Trik Karya HP,2013 (http://bilikvisualart.blogspot.co.id!trik.potohtml), h.1.Diunduh tanggal 01 Oktober 2015.
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus 1
Nama Sekolah : SDN Rawabadak Utara 16 Petang
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V (lima) / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (Siklus1/Pertemuan 1)
A. Standar Kompetensi
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
10.2 Mengekspresikan diri melalui gambar ilustrasi manusia dan
kehidupannya
C. Indikator Pembelajaran
Kognitif
a. Siswa dapat menyebutkan pengertian menggambar dengan teknik
siluet
b. Siswa dapat menyebutkan jenis menggambar teknik siluet
c. Siswa dapat menyebutkan secara berurutan langkah-langkah
menggambar teknik siluet
87
Afektif
a. Siswa dapat bersikap aktif dan tanggap dalam pembelajaran
b. Siswa dapat mengikuti aturan dalam pembelajaran
Psikomotor
a. Siswa dapat mengutarakan apa yang dimaksud dengan menggambar
teknik siluet sesuai persepsinya di depan kelas
b. Siswa dapat menggambar teknik siluet sesuai imajinasinya
c. Siswa dapat melaksanakan proses percobaan menggambar siluet
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan power point dibantu dengan media pembelajaran
(slide power point), siswa dapat menyebutkan pengertian
menggambar beserta tekniknya dengan minimal 80% benar
2. Melalui pengamatan terhadap gambar dalam slide power point, siswa
dapat menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
menggambar dengan teknik siluet dengan minimal 70% benar
3. Melalui pembelajaran yang asik dan menyenangkan, siswa
diharapkan dengan bersikap aktif dan tanggap selama pembelajaran
berlangsung
4. Dengan melihat tayangan slide power point, siswa dapat menggambar
88
5. Melalui demonstrasi yang dilakukan guru, siswa dapat melakukan
proses percobaan menggambar dengan teknik siluet
E. Materi Ajar
Menggambar : mengenal teknik menggambar siluet dan cara
pembuatanya
F. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber belajar : buku pelajaran seni budaya dan keterampilan,
internet, LKS yang relevan.
b. Media Pembelajaran: slide power point, LCD Proyektor, gambar alat
dan bahan menggambar siluet, alat dan bahan
percobaan menggambar siluet
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : teknik menggambar siluet
Metode Pembelajaran : diskusi, Tanya jawab, penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
a. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama guru berdoa sebelum pembelajaran dimulai
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas
89
3. Apersepsi : siswa bersama guru melakukan Tanya jawab seputar
karya seni menggambar dengan siluet
4. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran
di mulai
5. Siswa diberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Setiap peserta didik memperhatikan tayagan slide power point
mengenai materi hari ini: menggambar dengan teknik siluet
2. Siswa melihat tayangan slide power point tentang teknik
menggambar siluet serta cara pembuatannya
Elaborasi
1. Menyimak tampilan slide power point tentang menggambar siluet
2. Setelah itu siswa berinteraksi dengan guru dan temannya dengan
bentuk Tanya jawab
3. Siswa memperhatikan demonstrasi yang dilakukan guru untuk
percobaan menggambar dengan teknik siluet
4. Siswa melakukan percobaan menggambar dengan teknik siluet
5. Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran
90
Konfirmasi
1. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami mengenai materi yang telah dipelajari
c. Kegiatan Penutup
1. Siswa diberikan tugas untuk mempersiapkan alat dan bahan
menggambar dengan teknik siluet untuk praktik yang akan
dilaksanakan diwaktu berikutnya
2. Guru memberikan umpan balik yang informative kepada siswa
dengan membandingkan hasil kegiatan belajara yang telah dicapai
dengan tujuan yang telah ditentukan
3. Siswa bersama guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian :
a. Teknik Penilaian : Tes unjuk kerja.
b. Contoh Instrumen : LKS ( terlampir )
c. Skor Penilaian :
No
Perolehan Skor
Kategori
Total Skor
1 Skor 1 Kurang 1-3
2 Skor 2 Cukup 4-6
3 Skor 3 Baik 7-9
91
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Materi Pokok : Menggambar
Kelas/ Semester : V/ Genap
Nama : ………………………..
A. Setelah melakukan pengamatan dalam menggambar dengan teknik siluet
pada slide power point, perhatikan gambar siluet dibawah ini !
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8.
1. Kelompokkan gambar yang termasuk dalam teknik siluet positif
2. Kelompokkan gambar yang termasuk dalam teknik siluet negatif
B. Buatlah contoh gambar siluet sederhana sesuai dengan kreativitasmu
masing-masing.
Lampiran 3
92
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
A.
1. Yang termasuk dalam kelompok siluet positif adalah gambar no.
2,3,5, dan 6
2. Yang termasuk dalam kelompok siluet negatif adalah gambar no.
1,4.7 dan 8
B. Kebijaksanaan guru sesuai kreativitas gambar siswa
93
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Siklus 1
Nama Sekolah : SDN Rawabadak Utara 16 Petang
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V (lima) / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (Siklus I / Pertemuan 2)
A. Standar Kompetensi
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
10.2 Mengekspresikan diri melalui gambar ilustrasi manusia dan
kehidupannya
C. Indikator Pembelajaran
Kognitif
a. Siswa dapat menyebutkan alat dan bahan menggambar siluet
b. Siswa dapat menyebutkan secara berurutan langkah-langkah
menggambar teknik siluet
94
Afektif
a. Siswa dapat bersikap aktif dan tanggap dalam pembelajaran
b. Siswa dapat mengikuti aturan dalam pembelajaran
Psikomotor
a. Siswa dapat menggambar teknik siluet sesuai imajinasinya
b. Siswa dapat melaksanakan proses percobaan menggambar siluet
c. Siswa dapat menghasilkan/ membuat karya menggambar siluet
D. Tujuan Pembelajaran
a. Melalui pengamatan terhadap gambar dalam slide power point, siswa
dapat menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
menggambar dengan teknik siluet dengan minimal 70% benar
b. Melalui pembelajaran yang asik dan menyenangkan, siswa
diharapkan dengan bersikap aktif dan tanggap selam pembelajaran
berlangsung
c. Melalui menggambar dengan teknim siluet, siswa diharapkan dapat
mengikuti aturan dalam menggambar siluet
d. Dengan melihat tayangan slide power point, siswa dapat
menggambar siluet sesuai imajinasinya sendiri
95
e. Melalui demonstrasi yang dilakukan guru, siswa dapat melakukan
proses percobaan menggambar teknik siluet dengan baik
E. Materi Ajar
Menggambar : mengenal teknik menggambar siluet dan cara
pembuatanya
F. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber belajar : buku pelajaran seni budaya dan keterampilan,
internet, LKS yang relevan.
b. Media Pembelajaran: slide power point, LCD Proyektor, gambar alat
dan bahan menggambar siluet, alat dan bahan
percobaan menggambar siluet
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : teknik menggambar siluet
Metode Pembelajaran : diskusi, Tanya jawab, penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2
a. Kegiatan Awal
1. Siswa bersama guru berdoa sebelum pembelajaran dimulai
2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas
96
3. Apersepsi : siswa bersama guru melakukan Tanya jawab seputar
karya seni menggambar dengan siluet
4. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran
di mulai
5. Siswa diberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Setiap peserta didik memperhatikan tayagan slide power point
mengenai materi hari ini: menggambar dengan teknik siluet
2. Siswa melihat tayangan slide power point tentang teknik
menggambar siluet serta cara pembuatannya
Elaborasi
1. Menyimak tampilan slide power point tentang menggambar dengan
teknik siluet
2. Siswa diberikan LKS sebagai panduan dalam praktik
3. Siswa melakukan praktik menggambar siluet dengan tahapan yang
tertera di LKS dengan bimbingan guru
4. Siswa melakukan interaksi Tanya jawab dengan guru selama
praktik
97
5. Setelah praktik selesai, siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran.
Konfirmasi
1. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami mengenai materi yang telah dipelajari
c. Kegiatan Penutup
1. Guru memberikan penguatan kepada setiap kelompok siswa
mengenai hasil karyanya.
2. Guru memberikan umpan balik yang informatif kepada siswa
dengan membandingkan hasil kegiatan belajar yang telah dicapai
dengan tujuan yang telah ditentukan
3. Siswa bersama guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian :
a. Teknik Penilaian : - Tes unjuk kerja.
- Tes tertulis
b. Contoh Instrumen : LKS ( terlampir )
c. Skor Penilaian :
98
Kriteria Penilaian Kognitif
No
Kategori Nilai
Nilai
Keterangan
1 Baik 8-10
Tiap jawaban benar × 2 2 Cukup 6-7
3 Kurang 0-5
Rubrik Penilaian Psikomotor Hasil karya Kreativitas Menggambar Siluet
1) Rubrik penilaian Keberanian
Aspek
Kriteria Penilaian
Deskripsi
Skor
Keberanian
Berani
jika anak mampu menggores
tanpa keraguan
3
Kurang Berani
jika anak menggores dengan
sedikit keraguan
2
Belum Berani
Jika anak menggores sangat
ragu
1
99
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Materi Pokok : Menggambar
Kelas/ Semester : V/ Genap
Nama : ………………………..
Panduan Menggambar dengan Teknik Siluet
A. Alat dan bahan yang diperlukan :
1. kertas gambar A3 4) tinta hitam cina
2. pinsil 5). spidol
3. kuas
B. Cara membuat
1. Siapkan alat-alat yang akan dipergunakan terlebih dahulu yaitu,
kertas gambar A3, pinsil, kuas, tinta hitam cina dan spidol
2. Buatlah sketsa gambar dengan menggunakan pinsil atau bisa
langsung menggunakan tinta cina sesuai dengan kreativitasmu
3. Setelah itu cat lah gambar sketsa yang telah dibuat, cara
mengecatnya sesuai dengan teknik yang akan digunakan (siluet
positif atau negatif)
100
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 2
Nama Sekolah : SDN Rawabadak Utara 16 Petang
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V (lima) / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (Siklus 2/Pertemuan 1)
A. Standar Kompetensi
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
10.2 Mengekspresikan diri melalui gambar ilustrasi manusia dan
kehidupannya
C. Indikator Pembelajaran
Kognitif
a. Siswa dapat menyebutkan alat dan bahan menggambar siluet
b. Siswa dapat menyebutkan secara berurutan langkah-langkah
menggambar teknik siluet
101
Afektif
a. Siswa dapat bersikap aktif dan tanggap dalam pembelajaran
b. Siswa dapat mengikuti aturan dalam pembelajaran
Psikomotor
a. Siswa dapat menggambar teknik siluet sesuai imajinasinya
b. Siswa dapat melaksanakan proses percobaan menggambar siluet
c. Siswa dapat menghasilkan/ membuat karya menggambar siluet
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menonton video serta demonstrasi yang dilakukan guru, siswa
dapat menyebutkan alat dan bahan yang dierlukan dalam membatik serta
menyebutkan secara berurutan langkah-langkah menggambar dengan
teknik siluet dengan minimal benar 70 %
2. Melalui pembelajaran yang asik dan menyenangkan, siswa diharapkan
dengan bersikap aktif dan tanggap selam pembelajaran berlangsung
3. Melalui praktek menggambar dengan teknik siluet, siswa diharapkan
dapat mengikuti aturan dalam menggambar siluet
4. Dengan melihat pembuatan video menggambar siluet, siswa dapat
menggambar siluet sesuai imajinasinya dengan baik.
102
Melalui demonstrasi yang dilakukan guru, dan video pembuatan
gambar siluet siswa dapat melakukan proses percobaan menggambar
teknik siluet dengan baik
E. Materi Ajar
Menggambar : mengenal teknik menggambar siluet dan cara
pembuatanya
F. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber belajar : buku pelajaran seni budaya dan keterampilan,
internet, LKS yang relevan.
b. Media Pembelajaran : slide power point, LCD Proyektor, gambar alat
dan bahan menggambar siluet, alat dan bahan
percobaan menggambar siluet
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : teknik menggambar siluet
Metode Pembelajaran : diskusi, Tanya jawab, penugasan
103
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1
1. Kegiatan Awal
a. Siswa bersama guru berdoa sebelum pembelajaran dimulai
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas
c. Apersepsi : siswa bersama guru melakukan Tanya jawab seputar
karya seni menggambar dengan siluet
d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran
di mulai
e. Siswa diberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa melihat video tentang proses menggambar siluet tayangan
slide power point tentang teknik menggambar siluet serta cara
pembuatannya
Elaborasi
1. Menyimak tampilan slide power point tentang menggambar dengan
teknik siluet
2. Siswa diberikan LKS sebagai panduan dalam praktik
104
3. Siswa melakukan praktik menggambar siluet dengan tahapan yang
tertera di LKS dengan bimbingan guru
4. Siswa melakukan interaksi Tanya jawab dengan guru selama
praktik
5. Setelah praktik selesai, siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran
Konfirmasi
1. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami mengenai materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup
1. guru memberikan penguatan kepada setiap kelompok siswa
mengenai hasil karyanya.
2. Guru memberikan umpan balik yang informatif kepada siswa
dengan membandingkan hasil kegiatan belajar yang telah dicapai
dengan tujuan yang telah ditentukan
3. Siswa bersama guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Penilaian yang dilakukan mengambil aspek psikomotor. Penilaian
menggunakan rubrik penilaian hasil karya kreativitas menggambar siluet.
105
Penilaian menggunakn skala 3, batas skor maksimal yang di peroleh siswa
adalah 9.
a. Teknik Penilaian : - Tes unjuk kerja.
b. Skor Penilaian
Rubrik Penilaian Psikomotor Hasil karya Kreativitas
Menggambar Siluet
1. Rubrik Penilaian Makna Cerita
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Makna
Cerita
Mampu
Jika anak mampu membuat hasil
karya yang memiliki arti/makna pada
gambar yang dibuat.
3
Cukup Mampu
Jika anak cukup mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
2
Kurang Mampu
Jika anak kurang mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
1
106
2. Rubrik Penilaian Kreativitas
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Orisinalitas
Orisinal
Jika anak mampu menggambar
sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan berbeda dengan
teman lain
3
Cukup Orisinal Jika anak bisa menggambar
namun masih meniru . 2
Kurang Orisinal
Jika anak menggambar sama
persis dengan teman/minta diberi
contoh
1
3. Rubrik penilaian Keberanian
Aspek
Kriteria Penilaian
Deskripsi
Skor
Keberanian
Berani
Jika anak mampu menggores
tanpa keraguan
3
Kurang Berani
Jika anak menggores dengan
sedikit keraguan
2
Belum Berani
Jika anak menggores sangat
ragu
1
107
Kolom Penilaian Hasil Karya Kreativitas Menggambar dengan Teknik
Siluet
No Aspek yang Dinilai
Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Keberanian
2 Kreativitas
3 Makna Cerita
Keterangan :
Skor yang diberikan menggunakan skala 3 sesuai dengan rubrik penilaian
kategori Skor
108
LEMBAR KERJA SISWA
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Materi Pokok : Menggambar
Kelas/ Semester : V/ Genap
Nama :……………………………………
Buatlah karya seni rupa berupa gambar siluet positif atau negatif dengan
menggunakan teknik menggambar siluet. Sesuai dengan kreasi dan daya
imajinasimu !
109
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 2
Nama Sekolah : SDN Rawabadak Utara 16 Petang
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V (lima) / II (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (siklus 2/ Pertemuan 2)
A. Standar Kompetensi
10. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
B. Kompetensi Dasar
10.3 Mengekspresikan diri melalui gambar ilustrasi manusia dan
kehidupannya
C. Indikator Pembelajaran
Kognitif
a. Siswa dapat menyebutkan alat dan bahan menggambar siluet
b. Siswa dapat menyebutkan secara berurutan langkah-langkah
menggambar teknik siluet
110
Afektif
a. Siswa dapat bersikap aktif dan tanggap dalam pembelajaran
b. Siswa dapat mengikuti aturan dalam pembelajaran
Psikomotor
a. Siswa dapat menggambar teknik siluet sesuai imajinasinya
b. Siswa dapat melaksanakan proses percobaan menggambar siluet
c. Siswa dapat menghasilkan/ membuat karya menggambar siluet
D. Tujuan Pembelajaran
a. Dengan menonton video serta demonstrasi yang dilakukan guru, siswa
dapat menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam menghias dan
mempercantik gambar dengan teknik siluet .
b. Melalui pembelajaran yang asik dan menyenangkan, siswa diharapkan
dengan bersikap aktif dan tanggap selam pembelajaran berlangsung
c. Melalui praktek menghias gambar dan mempercantik gambar siluet,
siswa diharapkan dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas yang
dimilikinya
d. Dengan melihat pembuatan video menggambar siluet, siswa dapat
menghias dan mempercantik gambar siluet sesuai imajinasinya dengan
baik.
111
e. Melalui demonstrasi yang dilakukan guru, siswa dapat melakukan proses
percobaan menggambar teknik siluet dengan baik
E. Materi Ajar
Menggambar : mengenal teknik menggambar siluet dan cara
pembuatanya
F. Sumber dan Media Pembelajaran
a. Sumber belajar : buku pelajaran seni budaya dan keterampilan,
internet, LKS yang relevan.
b. Media Pembelajaran : slide power point, LCD Proyektor, gambar alat
dan bahan menggambar siluet, alat dan bahan
percobaan menggambar siluet
G. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan Pembelajaran : teknik menggambar siluet
Metode Pembelajaran : diskusi, Tanya jawab, penugasan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2
1. Kegiatan Awal
a. Siswa bersama guru berdoa sebelum pembelajaran dimulai
b. Guru memeriksa kehadiran siswa dan mengkondisikan kelas
112
c. Apersepsi : siswa bersama guru melakukan Tanya jawab seputar
karya seni menggambar dengan siluet
d. Guru mengemukakan tujuan pembelajaran sebelum pembelajaran
di mulai
e. Siswa diberikan motivasi sebelum pembelajaran dimulai.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
mempercantik dan menghias gambar siluet
Elaborasi
a. Setelah merapikan tempat duduk dan mempersiapkan alat dan
bahan, siswa mulai untuk menghias/mempercantik gambar siluet
yang sudah mereka buat sebelumnya.
b. Siswa mulai menghias dan merapikan kembali gambar yang
dibuatnya dengan menambahkan gambar tambahan agar gambar
yang dibuat tidak hanya sekedar gambar tapi memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
c. Siswa menghias dan mempercantik gambar diatas kertas gambar
yang dibuat yaitu dengan membuat bingkai dari kardus dan karton
113
d. Siswa diminta untuk merapikan dan membersihkan kelas dari
sampah kardus dan karton.
e. Siswa melakukan interaksi Tanya jawab dengan guru selama
praktik
f. Setelah praktik selesai, siswa bersama guru menyimpulkan
pembelajaran
Konfirmasi
a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum
dipahami mengenai materi yang telah dipelajari
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan penguatan kepada setiap kelompok siswa
mengenai hasil karyanya.
b. Guru memberikan umpan balik yang informative kepada siswa
dengan membandingkan hasil kegiatan belajar yang telah dicapai
dengan tujuan yang telah ditentukan
c. Siswa bersama guru menutup pelajaran dengan berdoa bersama.
I. Penilaian
Penilaian yang dilakukan mengambil aspek psikomotor. Penilaian
menggunakan rubrik penilaian hasil karya kreativitas menggambar siluet.
114
Penilaian menggunakan skala 3, batas skor maksimal yang di peroleh
siswa adalah 9.
a. Teknik Penilaian : - Tes unjuk kerja.
b. Skor Penilaian
Rubrik Penilaian Psikomotor Hasil karya Kreativitas
Menggambar Siluet
1. Rubrik Penilaian Makna Cerita
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Makna
Cerita
Mampu
Jika anak mampu membuat hasil
karya yang memiliki arti/makna pada
gambar yang dibuat.
3
Cukup Mampu
Jika anak cukup mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
2
Kurang Mampu
Jika anak kurang mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
1
115
2. Rubrik Penilaian Kreativitas
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Orisinalitas
Orisinal
Jika anak mampu menggambar
sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan berbeda dengan
teman lain
3
Cukup Orisinal Jika anak bisa menggambar
namun masih meniru . 2
Kurang Orisinal
Jika anak menggambar sama
persis dengan teman/minta diberi
contoh
1
3. Rubrik penilaian Keberanian
Aspek
Kriteria Penilaian
Deskripsi
Skor
Keberanian
Berani
jika anak mampu menggores
tanpa keraguan
3
Kurang Berani
jika anak menggores dengan
sedikit keraguan
2
Belum Berani
Jika anak menggores sangat
ragu
1
116
Kolom Penilaian Hasil Karya Kreativitas Menggambar dengan Teknik
Siluet
No Aspek yang Dinilai
Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Makna Cerita
2 Keberanian
3 Orisinalitas
Keterangan :
Skor yang diberikan menggunakan skala 3 sesuai dengan rubrik penilaian
kategori Skor
117
Lampiran 5
Instrumen Pemantauan Tindakan
Kisi-kisi Instrumen Pemantauan Tindakan
No Aktivitas Proses
Kreativitas Indikator
Butir
Aspek Jumlah
1 Guru
Segi kognitif
Merangsang siswa
memunculkan ide
atau gagasannya
dalam berpikir
3,4,6 3
Segi Afektif
Berusaha mencipta-
kan suasana yang
kreatif
5,7,8 3
Segi
Psikomotorik
Memberikan kesem-
patan kepada siswa
untuk menghasilkan
karya yang kreatif
dan produktif
1,2,9,10 4
2 Siswa
Segi kognitif
Berani mengungkap
kan pendapat, ide
serta gagasannya
11,12,13,
15,20 5
Segi Afektif Berusaha menjadi
pribadi yang kreatif 14,16,17,19 4
Segi
Psikomotorik
Kreatif serta terampil
menggambar dengan
teknik menggambar
siluet menjadi se-
18 1
118
buah karya seni
yang unik dan
menarik
Jumlah
Indikator Guru 10
20
Indikator Siswa 10
119
Lampiran 6
INSTRUMEN PEMANTAUAN TINDAKAN
SIKLUS I
A. Identitas
1. Nama Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
2. NIP : 196611152000032003
3. Jabatan : Guru Kelas V
4. Tempat Mengajar : SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara
B. Petunjuk
1. Pernyataan-pernyataan dibawah ini adalah lembar media
pembelajaran untuk mengetahui efektifitas penggunaan kreativitas
menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet dalam
pembelajaran seni budaya dan keterampilan
2. Setiap pernyataan merupakan indikator yang seharusnya muncul
dalam penggunaan kreativitas menggambar dengan menggunakan
teknik menggambar siluet. Adapun alternatif pilihan yaitu Ya dan Tidak.
Mohon diisi sesuai kondisi saat pelaksanaan pembelajaran dengan
member tanda cek list (√) pada kolom jawaban yang tersedia.
3. Persentase pelaksanaan pembelajaran = butir pelaksanaan × 100 / 20
120
Butir-butir Pernyataan Aktivitas Guru
No. Aspek yang Diamati
Hasil
Penilaian
Ya Tidak
Aktivitas Guru
1. Menyediakan materi tentang siluet, sejarah dan teknik
menggambar siluet √
2. Menyediakan peralatan menggambar siluet √
3. Membimbing siswa untuk memperoleh informasi. √
4. Mengembangkan konsep awal siswa dengan
pengetahuan yang baru √
5. Membimbing siswa dalam mengemukakan gagasan √
6. Memancing kemampuan bertanya siswa
√
7 Menggunakan bahasa yang sopan serta menunjukan
sikap santun selama kegiatan pembelajaran
√
8. Memberikan penguatan positif kepada siswa
√
9. Melakuakan penilaian selama dan sesudah proses
Pembelajaran √
10. Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami
Kesulitan √
Aktivitas Siswa
11. Berusaha mencari tahu mengenai seni kerajinan kertas. √
12. Memberikan tanggapan berdasarkan model √
121
pembelajaran yang ditampilkan.
13. Melakukan aktivitas dalam menemukan konsep
pembelajaran. √
14. Siswa mampu menemukan sendiri konsep
pembelajaran. √
15. Memberikan pertanyaan pada guru mengenai materi
yang dipelajari.
√
16. Dalam kelompok mengkomunikasikan informasi atau
pengetahuan yang mereka peroleh. √
17. Siswa secara individu atau berkelompok mampu
menyelesaikan masalah. √
18. Menampilkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
√
19. Menghargai hasil kerja kelompok lain.
√
20. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.
√
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui
Peneliti Observer
Novita Jayanty Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIM. 18151115337 NIP.196611152000032003
122
Lampiran 7
INSTRUMEN PEMANTAUAN TINDAKAN
SIKLUS II
C. Identitas
1. Nama Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
2. NIP : 196611152000032003
3. Jabatan : Guru Kelas V
4. Tempat Mengajar : SDN Rawabadak Utara 16 Petang Jakarta Utara
D. Petunjuk
1. Pernyataan-pernyataan dibawah ini adalah lembar media
pembelajaran untuk mengetahui efektifitas penggunaan kreativitas
menggambar dengan menggunakan teknik menggambar siluet dalam
pembelajaran seni budaya dan keterampilan
2. Setiap pernyataan merupakan indikator yang seharusnya muncul
dalam penggunaan kreativitas menggambar dengan menggunakan
teknik menggambar siluet. Adapun alternatif pilihan yaitu Ya dan Tidak.
Mohon diisi sesuai kondisi saat pelaksanaan pembelajaran dengan
member tanda cek list (√) pada kolom jawaban yang tersedia.
3. Persentase pelaksanaan pembelajaran = butir pelaksanaan × 100 / 20
123
Butir-butir Pernyataan Aktivitas Guru
No. Aspek yang Diamati
Hasil
Penilaian
Ya Tidak
Aktivitas Guru
1. Menyediakan materi tentang siluet, sejarah dan teknik
menggambar siluet √
2. Menyediakan peralatan menggambar siluet √
3. Membimbing siswa untuk memperoleh informasi. √
4. Mengembangkan konsep awal siswa dengan
pengetahuan yang baru √
5. Membimbing siswa dalam mengemukakan gagasan √
6. Memancing kemampuan bertanya siswa
√
7 Menggunakan bahasa yang sopan serta menunjukan
sikap santun selama kegiatan pembelajaran
√
8. Memberikan penguatan positif kepada siswa
√
9. Melakuakan penilaian selama dan sesudah proses
Pembelajaran √
10. Memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami
Kesulitan √
Aktivitas Siswa
11. Berusaha mencari tahu mengenai seni kerajinan kertas. √
12. Memberikan tanggapan berdasarkan model √
124
pembelajaran yang ditampilkan.
13. Melakukan aktivitas dalam menemukan konsep
pembelajaran. √
14. Siswa mampu menemukan sendiri konsep
pembelajaran. √
15. Memberikan pertanyaan pada guru mengenai materi
yang dipelajari.
√
16. Dalam kelompok mengkomunikasikan informasi atau
pengetahuan yang mereka peroleh. √
17. Siswa secara individu atau berkelompok mampu
menyelesaikan masalah. √
18. Menampilkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
√
19. Menghargai hasil kerja kelompok lain.
√
20. Membuat kesimpulan di akhir pembelajaran.
√
Jakarta, Januari 2016
Mengetahui
Peneliti Observer
Novita Jayanty Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIM. 18151115337 NIP.196611152000032003
125
Lampiran 8
CATATAN LAPANGAN
No : CL 01
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/Genap
Materi : Menggambar Dengan Teknik Menggambar Siluet
Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
Pertemuan 1
Waktu Deskripsi
15.15-15.25
Sebelum guru memasuki kelas, pesuruh sekolah
sudah memasangkan alat LCD untuk mendukung proses
pembelajaran. Guru memberikan salam, lalu mengabsen
kelas diketahui ada 1 orang siswa yang tidak masuk tanpa
keterangan. Kemudian guru mulai membuka pelajaran
dengan membuka dialog Tanya jawab dengan siswa.
Guru bertanya “biasanya kalau pelajaran menggambar
kalian menggambar apa?” Siswa serempak menjawab
menggambar bebas bu. Guru mengajukan pertanyaan
kembali “kalau menggambar siluet kalian tahu tidak?ada
yang tahu tidak apa sih siluet itu?” serempak siswa
menjawab tidak tahu dan saling tatap satu sama lain. Lalu
guru menjelaskan tentang materi menggambar siluet dan
memberi motivasi kepada siswa agar terus bersemangat
mengikuti pembelajaran.
15.25-16.10 Guru menjelaskan mengenai menggambar siluet melalui
126
slide power point. Siswa menyimak tenang sambil
sesekali mencatat yang menurut mereka penting. Siswa
memperhatikan berbagai gambar teknik siluet yang
disediakan guru. Setelah itu siswa melakukan Tanya
jawab. Setelah itu siswa mengisi lembar kerja siswa yang
berisi seputar pengetahuan teknik menggambar siluet.
Kemudian setelah selesai beberapa siswa dipilih untuk
maju kedepan memaparkan hasil pengamatan
mereka.guru melakukan demonstrasi sederhana untuk
menggambar dengan teknik siluet. Siswa memperhatikan
demontrasi guru tidak ada siswa yang tidak
memperhatikan, semuanya fokus memperhatikan
demonstrasi guru. Lalu siswa mulai menggambar dengan
teknik siluet tentu dengan pengawasan guru. Setelah itu
siswa melakukan konfirmasi kegiatan hari ini. Siswa
kembali diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
materi pelajaran hari ini
16.10-16.25
Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran, guru menginformasikan alat dan bahan
yang diperlukan untuk praktik menggambar siluet pada
pertemuan berikutnya guru meninggalkan ruang kelas dan
mengucapkan salam
127
Refleksi
Pada pertemuan ini kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat .
siswa sudah terlihat aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran yang
dlakukan. Namun ada beberapa siswa yang masih suka bercanda dan
mengganggu temannya. Sehingga guru harus lebih kreatif mengarahkan
siswa untuk bekerja dalam kelompok.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih terlihat kurang eketif dalam
membagi waktu pembelajaran, selain itu guru juga kurang dapat
membagi diri dalam memberikan pengawasan dan bimbingan kepada
semua siswa.
Analisis
Pengenalan teknik menggambar siluet yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan percobaan sederhana membuat sisa antusias dan
bersemangat .
Observer
Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIP.196611152000032003
128
Lampiran 9
CATATAN LAPANGAN
No : CL 02
Hari/Tanggal : Rabu, 20 Januari 2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/Genap
Materi : Menggambar Dengan Teknik Menggambar Siluet
Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
Pertemuan 1
Waktu Deskripsi
15.15-15.25
Sebelum guru memasuki kelas, pesuruh sekolah
sudah memasangkan alat LCD untuk mendukung proses
pembelajaran. Guru memberikan salam, lalu mengabsen
kelas diketahui ada 1 orang siswa yang tidak masuk tanpa
keterangan. Kemudian guru mulai membuka pelajaran
dengan membuka dialog Tanya jawab dengan siswa.
Guru bertanya “sudah siap untuk praktik menggambar
siluet?” Siswa serempak menjawab “siap bu!”. Lalu guru
merespon jawaban siswa dengan menjelaskan tentang
materi menggambar siluet dan memberi motivasi kepada
siswa agar terus bersemangat mengikuti pembelajaran.
15.25-16.10
Guru menjelaskan mengenai menggambar siluet melalui
slide power point. Siswa menyimak tenang sambil
sesekali mencatat yang menurut mereka penting. Siswa
129
memperhatikan berbagai gambar teknik siluet yang
disediakan guru. Setelah itu siswa melakukan Tanya
jawab. Siswa mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk praktik. Setelah alat dan bahan siap
siswa mengisi lembar kerja siswa yang berisi seputar
pengetahuan teknik menggambar siluet. Siswa mulai
melaksanakan kegiatan menggambar pola siluet sesuai
tahapan yang tertera pada LKS, setelah pola siluet telah
selesai digambar siswa mulai menggores pola dengan
spidol sesuai dengan teknik siluet yang digunakan (siluet
positif/negative) Kemudian setelah selesai beberapa
siswa dipilih untuk maju kedepan memaparkan hasil
pengamatan mereka. Setelah itu siswa melakukan
konfirmasi kegiatan hari ini. Siswa kembali diberikan
kesempatan untuk bertanya mengenai materi pelajaran
hari ini
16.10-16.25
Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran, guru menginformasikan alat dan bahan
yang diperlukan untuk praktik menggambar siluet pada
pertemuan berikutnya guru meninggalkan ruang kelas
mengucapkan salam dan terima kasih.
130
Refleksi
Pada pertemuan ini kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat.
Siswa mampu mengikuti langkah-langkah pembuatan siluet yang
disediakan oleh guru. Siswa menggunakan LKS dengan baik serta aktif
menanyakan tentang pembelajaran yang mereka tidak ketahui. Namun
ada siswa yang masih bercanda. Dalam kegiatan pembelajaran, guru
masih terlihat kurang dapat mengontrol kondisi kelas, karena masih ada
siswa yang bercanda dengan menggunakan cat air atau tinta hitam yang
mengakibatkan tinta tumpah. Seharusnya guru dapat lebih tegas dalam
memberikan teguran kepada siswa.
Analisis
Menerapkan teknik menggambar dengan menggunakan teknik
menggambar siluet mampu menumbuhkan kreativitas menggambar
siswa. Dibantu dengan LKS dan demonstrasi guru siswa mampu
melaksanakan praktek menggambar dengan teknik siluet, meskipun
hasilnya belum maksimal.
Observer
Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIP.196611152000032003
131
Lampiran 10
CATATAN LAPANGAN
No : CL 03
Hari/Tanggal : Jumat, 22 Januari 2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/Genap
Materi : Menggambar Dengan Teknik Menggambar Siluet
Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
Pertemuan 1
Waktu Deskripsi
15.15-15.25
Sebelum guru memasuki ruang kelas, pesuruh
sekolah sudah memasangkan alat LCD untuk mendukung
proses pembelajaran. Guru memberikan salam, lalu
mengabsen kelas diketahui ada 1 orang siswa yang tidak
masuk tanpa keterangan. Kemudian guru mulai membuka
pelajaran dengan memberikan informasi mengenai hasil
dari praktik menggambar siluet yang dilakukan pada
pertemuan sebelumnya. “hasilnya sudah bagus, tetapi
kurang memuaskan, untuk itu hari ini kita akan melakukan
praktik menggambar kembali guna memperdalam
kreativitas menggambar kalian.” Kemudian sebelum
memulai kegiatan pembelajaran guru member motivasi
kepada siswa agar terus bersemangat mengikuti
Pembelajaran.
15.25-16.10 Guru menjelaskan video mengenai menggambar siluet
melalui slide power point. Siswa menyimak, setelah itu
132
siswa melakukan Tanya jawab dan mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan dalam menggambar siluet
yaitu, kertas karton, spidol hitam, cat air dan kuas. Setelah
alat-alat disiapkan siswa mulai menggambar pola siluet
dan menggores gambar dengan menggunakan kuas, dan
tinta hitam atau cat air. Guru mengarahkan siswa dan
memberikan saran agar siswa menggambar tidak hanya
satu satu gambar saja tapi bertema missal: jika siswa
menggambar siluet perahu layar, siswa bisa
menambahkan siluet pohon kelapa, air laut dan matahari
senja, agar gambar yang dibuat lebih memiliki arti/makna.
Kemudian setelah selesai beberapa siswa dipilih untuk
maju kedepan memaparkan hasil pengamatan mereka.
Setelah itu siswa melakukan konfirmasi kegiatan hari ini.
Siswa kembali diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai materi pelajaran hari ini
16.10-16.25
Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran, guru menginformasikan alat dan bahan
yang diperlukan untuk praktik menggambar siluet pada
pertemuan berikutnya guru meninggalkan ruang kelas dan
mengucapkan salam
133
Refleksi
Pada pertemuan ini kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat .
siswa sudah terlihat aktif dan tanggap dalam pembelajaran. Siswa
antusias dan bersemangat dalam melakukan kegiatan praktik
menggambar siluet. Dalam kegiatan pembelajaran, guru terlihat dapat
menguasai kondisi kelas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya dan mampu mengkondisikan siswa. Hal ini berdampak positif
kepada kemajuan dalam kreativitas menggambar siswa.
Analisis
Kreativitas menggambar yang diterapkan pada pembelajaran mampu
membuat siswa berkreatif dan berkreasi dalam menggambar. Tentunya
dibantu oleh penunjang pembelajaran seperti LKS dan video. LKS sangat
membantu karena siswa dapat menemukan sendiri bagaimana langkah-
langkah dalam menggambar dengan menggunakan teknik siluet
Observer
Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIP.196611152000032003
134
Lampiran 11
CATATAN LAPANGAN
No : CL 04
Hari/Tanggal : Rabu, 27 Januari 2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/Genap
Materi : Menggambar Dengan Teknik Menggambar Siluet
Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
Pertemuan 1
Waktu Deskripsi
15.15-15.25
Guru member salam pembuka, melakukan absen
untuk mengetahu kehadiran siswa. Setelah mengabsen
guru menjeaskan pembelajaran yang hari ini akan
dilakukan, siswa terlihat sangat gembira dan siap untuk
melakukan kegiatan akhir dalam menggambar yaitu
proses memperindah dan menghias hasil gambar siluet.
Terlihat dari kesiapan para siswa yang sudah menyiapkan
alat-alat dan bahan yang akan digunakan diatas mejanya.
15.25-16.10 Guru memaparkan tujuan pembelajaran, memberikan
motivasi serta memberikan contoh gambar siluet yang
135
telah dihias dan dibuat oleh guru, ini dilakukan untuk
merangsang kreativitas siswa dalam mempercantik dan
menghias gambar siluetnya. Guru memaparkan tujuan
pembelajaran, memberikan motivasi serta memberikan
contoh gambar siluet yang telah dihias dan dibuat oleh
guru, ini dilakukan untuk merangsang kreativitas siswa
dalam mempercantik dan menghias gambar siluetnya.
Setelah itu siswa melakukan Tanya jawab. Guru
membantu siswa yang kesulitan dalam proses menghias
gambarnya missal: menggunting karton atau kardus yang
akan dipakai dalam menghias gambar siluet. Kemudian
setelah selesai beberapa siswa dipilih untuk maju
kedepan memaparkan hasil pengamatan mereka dan
meletakkan hasil gambar siluetnya di depan kelas.
Setelah itu siswa melakukan konfirmasi kegiatan hari ini.
Siswa kembali diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai materi pelajaran hari ini
16.10-16.25
Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran, guru menanyakan kesan dan pesan
mereka terhadap kegiatan selama pembelajaran
menggambar dengan teknik siluet dilakukan. Guru
memberikan souvenir sebagai tanda ucapan terima kasih.
Guru meninggalkan kelas dan mengucapkan salam.
136
Refleksi
Pada pertemuan ini kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat .
siswa terlihat aktif dan tanggap selama kegiatan pembelajaran. Siswa
mampu menghias hasil karya yang diciptakannya. Dalam pembelajaran
guru membimbing dan member saran kepada siswa dalam
mempersiapkan hasil karyanya. Kegiatan pembelajaran berangsur
kondusif.
Analisis
Pengenalan teknik menggambar siluet yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan percobaan sederhana membuat sisa antusias dan
bersemangat .
Observer
Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIP.196611152000032003
137
Lampiran 12
CATATAN LAPANGAN
No : CL 01
Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2016
Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/Genap
Materi : Menggambar Dengan Teknik Menggambar Siluet
Observer : Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd
Pertemuan 1
Waktu Deskripsi
15.15-15.25
Sebelum guru memasuki kelas, pesuruh sekolah
sudah memasangkan alat LCD untuk mendukung proses
pembelajaran. Guru memberikan salam, lalu mengabsen
kelas diketahui ada 1 orang siswa yang tidak masuk tanpa
keterangan. Kemudian guru mulai membuka pelajaran
dengan membuka dialog Tanya jawab dengan siswa.
Guru bertanya “biasanya kalau pelajaran menggambar
kalian menggambar apa?” Siswa serempak menjawab
menggmbar bebas bu. Guru mengajukan pertanyaan
kembali “kalau menggambar siluet kalian tahu tidak?ada
yang tahu tidak apa sih siluet itu?” serempak siswa
menjawab tidak tahu dan saling tatap satu sama lain. Lalu
guru menjelaskan tentang materi menggambar siluet dan
member motivasi kepada siswa agar terus bersemangat
mengikuti pembelajaran.
15.25-16.10 Guru menjelaskan mengenai menggambar siluet melalui
138
slide power point. Siswa menyimak tenang sambil
sesekali mencatat yang menurut mereka penting. Siswa
memperhatikan berbagai gambar teknik siluet yang
disediakan guru. Setelah itu siswa melakukan Tanya
jawab. Setelah itu siswa mengisi lembar kerja siswa yang
berisi seputar pengetahuan teknik menggambar siluet.
Kemudian setelah selesai beberapa siswa dipilih untuk
maju kedepan memaparkan hasil pengamatan
mereka.guru melakukan demonstrasi sederhana untuk
menggambar dengan teknik siluet. Siswa memperhatikan
demontrasi guru tidak ada siswa yang tidak
memperhatikan, semuanya 138ocus memperhatikan
demonstrasi guru. Lalu siswa mulai menggambar dengan
teknik siluet tentu dengan pengawasan guru. Setelah itu
siswa melakukan konfirmasi kegiatan hari ini. Siswa
kembali diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai
materi pelajaran hari ini
16.10-16.25
Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan
pembelajaran, guru menginformasikan alat dan bahan
yang diperlukan untuk praktik menggambar siluet pada
pertemuan berikutnya guru meninggalkan ruang kelas dan
mengucapkan salam
139
Refleksi
Pada pertemuan ini kegiatan sesuai dengan rencana yang dibuat .
siswa sudah terlihat aktif dan antusias dalam kegiatan pembelajaran yang
dlakukan. Namun ada beberapa siswa yang masih suka bercanda dan
mengganggu temannya. Sehingga guru harus lebih kreatif mengarahkan
siswa untuk bekerja dalam kelompok
Dalam kegiatan pembelajaran, guru masih terlihat kurang eketif dalam
membagi waktu pembelajaran, selain itu guru juga kurang dapat
membagi diri dalam memberikan pengawasan dan bimbingan kepada
semua siswa.
Analisis
Pengenalan teknik menggambar siluet yang dilakukan dengan cara
pengamatan dan percobaan sederhana membuat sisa antusias dan
bersemangat .
Observer
Hj. St. Raudhah, HT, S.Pd NIP.196611152000032003
140
Lampiran 13
HASIL ANALISIS PENELITIAN
SIKLUS I / I
No Nama
PENILAIAN
Jumlah
: 2 Kategori
Kognitif Psikomotor
1 AM 8 6 7 2
2 FY 8 6 7 2
3 WS 4 6 5 1
4 SW 4 6 5 1
5 SR 4 6 5 1
6 KR 8 7 7.5 3
7 YS 8 6 7 2
8 CS 8 7 7.5 3
9 IR 8 6 7 2
10 DU 4 6 5 1
11 MO 4 6 5 1
12 FR 8 6 7 2
13 AR 4 6 5 1
14 Ns 4 6 5 1
15 AS 4 6 5 1
16 NW 4 6 5 1
17 EP 8 6 7 2
141
18 FH 7 6.5 6.8 2
19 OO 7 6.5 6.8 2
20 AY 8 6 7 2
21 RD 4 6 5 1
22 MS 4 6 5 1
23 OF 4 6 5 1
24 MR 4 6 5 1
25 SR 4 6 5 1
26 AW 4 6 5 1
27 DS 8 7 7.5 3
28 DD 4 6 5 1
29 PB 4 5 4.5 1
30 RY 4 6 5 1
KET :
1. Nilai 1 Kategori = Kurang
2. Nilai 2 Kategori = Cukup
3. Nilai 3 KategorI = Baik
142
Lampiran 14
HASIL ANALISIS PENELITIAN
SIKLUS I / II
No Nama PENILAIAN
Jumlah : 2
Kategori
Kognitif Psikomotor
1 AM 8 7 7.5 3
2 FY 8 7 7.5 3
3 WS 6 6 6 2
4 SW 4 6 5 1
5 SR 6 6 6 2
6 KR 10 7 8.5 3
7 YS 8 7 7.5 3
8 CS 9 7 8 3
9 IR 8 7 7.5 3
10 DU 6 7 6.5 2
11 MO 8 7 7.5 3
12 FR 8 8 8 3
13 AR 6 6 6 2
14 Ns 8 7 7.5 3
143
15 AS 4 6 5 1
16 NW 6 7 6.5 2
17 EP 10 7 8.5 3
18 FH 9 6 7.5 3
19 OO 9 6 7,5 3
20 AY 8 7 7.5 3
21 RD 8 7 7.5 3
22 MS 5 5 5 1
23 OF 4 6 5 1
24 MR 4 6 5 1
25 SR 4 6 5 1
26 AW 4 6 5 1
27 DS 9 6 7.5 3
28 DD 4 6 5 1
29 PB 4 5 4.5 1
30 RY 8 7 7.5 3
KET :
1. Nilai 1 Kategori = Kurang
2. Nilai 2 Kategori = Cukup
3. Nilai 3 KategorI = Baik
144
Lampiran 15
HASIL ANALISIS PENELITIAN
SIKLUS II / I
No Nama Siklus
Jml Kategori
Berani Kreativitas Makna
1 AM 3 2 3 8 3
2 FY 3 2 3 8 3
3 WS 3 2 3 8 3
4 SW 3 3 2 8 3
5 SR 3 2 3 8 3
6 KR 3 3 3 9 3
7 YS 2 3 3 8 3
8 CS 3 3 3 9 3
9 IR 3 3 2 8 3
10 DU 3 2 3 8 3
11 MO 2 3 3 8 3
12 FR 3 2 3 8 3
13 AR 3 3 2 8 3
14 Ns 3 2 3 8 3
145
15 AS 3 2 3 8 3
16 NW 2 2 3 7 2
17 EP 3 3 3 9 3
18 FH 3 3 3 9 3
19 OO 3 2 2 7 2
20 AY 3 2 3 8 3
21 RD 3 2 3 8 3
22 MS 2 2 2 6 2
23 OF 3 2 3 8 3
24 MR 3 2 3 8 3
25 SR 2 2 1 5 1
26 AW 3 2 3 8 3
27 DS 3 3 3 9 3
28 DD 3 2 3 8 3
29 PB 2 1 2 5 1
30 RY 3 2 3 8 3
KET :
1. Nilai 1 Kategori = Kurang
2. Nilai 2 Kategori = Cukup
3. Nilai 3 KategorI = Baik
146
Lampiran 16
HASIL ANALISIS PENELITIAN
SIKLUS II / II
No Nama Siklus
Jml Kategori
Berani Kreativitas Makna
1 AM 3 3 3 9 3
2 FY 3 3 3 9 3
3 WS 3 3 3 9 3
4 SW 3 3 3 9 3
5 SR 3 3 3 9 3
6 KR 3 3 3 9 3
7 YS 3 3 3 9 3
8 CS 3 3 3 9 3
9 IR 3 3 3 9 3
10 DU 3 3 3 9 3
11 MO 3 3 3 9 3
12 FR 3 3 3 9 3
13 AR 3 3 3 9 3
14 Ns 3 3 3 9 3
147
15 AS 3 3 3 9 3
16 NW 3 3 3 9 3
17 EP 3 3 3 9 3
18 FH 3 3 3 9 3
19 OO 3 3 3 9 3
20 AY 3 3 3 9 3
21 RD 3 3 3 9 3
22 MS 3 3 3 9 3
23 OF 3 3 3 9 3
24 MR 3 2 3 9 2
25 SR 2 2 2 6 2
26 AW 3 2 3 9 3
27 DS 3 3 3 9 3
28 DD 2 2 2 6 2
29 PB 1 2 2 5 1
30 RY 2 2 2 6 3
KET :
1. Nilai 1 Kategori = Kurang
2. Nilai 2 Kategori = Cukup
3. Nilai 3 KategorI = Baik
148
Lampiran !7
HASIL ANALISIS PENELITIAN
SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama
Siklus Siklus
I II I II
1 AM 2 3 3 3
2 FY 2 3 3 3
3 WS 1 2 3 3
4 SW 1 1 3 3
5 SR 1 2 3 3
6 KR 3 3 3 3
7 YS 2 3 3 3
8 CS 3 3 3 3
9 IR 2 3 3 3
10 DU 1 2 3 3
11 MO 1 3 3 3
12 FR 2 3 3 3
13 AR 1 2 3 3
14 Ns 1 3 3 3
15 AS 1 1 3 3
149
16 NW 1 2 2 3
17 EP 2 3 3 3
18 FH 2 3 3 3
19 OO 2 3 2 3
20 AY 2 3 3 3
21 RD 1 3 3 3
22 MS 1 1 2 3
23 OF 1 1 3 3
24 MR 1 1 3 2
25 SR 1 1 1 2
26 AW 1 1 3 3
27 DS 3 3 3 3
28 DD 1 1 3 2
29 PB 1 1 1 1
30 RY 1 3 3 3
SKOR
BAIK 3 (10%)
16 (53.3%)
25 (83.3%)
26 (86.7%)
CUKUP 9 (30%)
5 (16.7%)
3 (10%)
3 (10%)
KURANG 18 (60%)
9 (30%)
2 (6.7%)
1 (3.3%)
Prosentase Siklus I kategori baik =(10% + 53%) /2 = 31.85%
Prosentase Siklus II kategori baik = (83.3%+86.7%)/2 = 85%
150
Lampiran 18
Grafik Pencapaian Target Hasil Karya Menggambar Dengan Teknik
Menggambar Siluet
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
SIKLUS I SIKLUS II
baik
cukup
kurang
151
Lampiran 19
Hasil Analisis Data Pemantauan Tindakan
Siklus Butir Terlaksana
Butir Tidak Terlaksana
Presentase
I 17 3 × 100% = 85%
II 19 1 × 100% = 95%
80%
82%
84%
86%
88%
90%
92%
94%
96%
Siklus I Siklus II
Grafik Pemantauan Tindakan
Grafik Pemantauan Tindakan
152
Lampiran 20
Rubrik Penilaian Kreativitas Menggambar Siluet
1. Rubrik Penilaian Makna Cerita
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Makna
Cerita
Mampu
Jika anak mampu membuat hasil
karya yang memiliki arti/makna pada
gambar yang dibuat.
3
Cukup Mampu
Jika anak cukup mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
2
Kurang Mampu
Jika anak kurang mampu membuat
hasil karya yang memiliki arti/makna
pada gambar yang dibuat.
1
2. Rubrik Penilaian Kreativitas
Aspek Kriteria
Penilaian Deskripsi Skor
Orisinalitas
Orisinal
Jika anak mampu menggambar
sesuai dengan apa yang
dipikirkan dan berbeda dengan
teman lain
3
Cukup Orisinal Jika anak bisa menggambar
namun masih meniru . 2
153
Kurang Orisinal
Jika anak menggambar sama
persis dengan teman/minta diberi
contoh
1
3. Rubrik penilaian Keberanian
Aspek
Kriteria
Penilaian
Deskripsi
Skor
Keberanian
Berani
jika anak mampu menggores
tanpa keraguan
3
Kurang Berani
jika anak menggores dengan
sedikit keraguan
2
Belum Berani
Jika anak menggores sangat
ragu
1
154
Kolom Penilaian Hasil Karya Kreativitas Menggambar dengan Teknik
Siluet
No Aspek yang
Dinilai
Penilaian
Baik Cukup Kurang
1 Makna Cerita
2 Keberanian
3 Orisinalitas
Keterangan :
Skor yang diberikan menggunakan skala 3 sesuai dengan rubrik penilaian
kategori Skor
155
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Novita Jayanty. Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 13
November 1993. Anak pertama dari pasangan Bapak
Muchtar Datau dan Ibu Nurwiyasih. Pendidikan formal
yang pernah ditempuh adalah SDN Kebon Bawang 07
Pagi Jakarta Utara lulusan pada tahun 2005. Pada tahun
yang sama masuk SMPN 55 Jakarta Utara lulus pada
tahun 2008.kemudian melanjutkan ke SMAN 15 Jakarta
Utara lulus tahun 2011. Pada tahun yang sama diterima di Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Jakarta dan lulus pada tahun 2016.