menjaga perbatasan - ramadhanpohan.net · berita tentang pelanggaran ham di mana pun terjadinya,...
TRANSCRIPT
EDISI 09 / TAHUN I OKTOBER 2010
RAMADHAN POHAN
MENJAGAPERBATASAN
KASUS RAKYAT
Peliknya Membedah Isolasi Kawasan Selatan
RAMADHAN DI ENTIKONG
Entikong: Antara Perbatasan dan Keterbatasan
KOMUNIKASI
DI DAERAH PERBATASAN
Sulitnya Mengamankan Informasi di Sepanjang Garis Depan Nusantara
ENVIRONMENT CORNER
High Rainfall, Trenggalek’s Barren Slope Need Refreshment
Tak Bermaksud Merebut Lahan Perhutani
Mendengar Rakyat Tak Butuh Dana Khusus
BOKI RATU NITA BUDHI SUSANTI
Diplomasi Dengan Malaysia Bisa Gunakan Hukum Adat
Unwind with a cup of tea from Jamus
KATA RAMADHANGARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
PUJI Syukur kepada Allah SWT, setelah
melalui perjuangan dengan melibatkan seluruh
sumber daya yang ada, akhirnya majalah
edisi kesembilan ini bisa hadir di hadapan
Anda. Bentuknya yang sederhana semoga
tidak mengurangi substansi dari keinginan
kami untuk mempersembahkan sebuah
kreatifitas dalam rangka mendukung kinerja
anggota parlemen yang punya keinginan
kuat mengabdi pada masyarakat, khususnya
kepada para konstituen. Hadirnya majalah ini
hanyalah salah satu dari sekian cara saya untuk
mempertanggungjawabkan amanah yang saya
emban sebagai wakil rakyat dari Dapil VII Jawa
Timur.
Di luar majalah, saya juga memiliki
website pribadi, www.ramadhanpohan.com,
mendapatkan penghargaan MURI sebagai
“website anggota parlemen pertama yang
menceritakan kegiatan parlemen secara
harian”.
Seiring gencarnya perkembangan teknologi
dan informasi yang mempengaruhi cara
manusia berkomunikasi satu dengan lainnya,
saya memanfaatkan pula media online
seperti jejaring facebook dan twitter untuk
berkomunikasi dengan masyarakat dari segala
penjuru dunia.
Selain kedua media tersebut, sebagai
bagian ikhtiar saya mengemban amanah
rakyat, saya rutin membuat laporan
pertanggungjawaban (LPJ) tahunan untuk
dilaporkan kepada konstituen di Dapil VII pada
tiap akhir tahun. Tentu dibanding dengan
majalah dan website, LPJ tersebut lebih
sistematis dan komprehensif. Semuanya itu
saya lakukan demi terwujudnya cita-cita saya
menjadi wakil rakyat yang benar-benar bisa
menjadi penyambung lidah rakyat. Tak ada
yang lebih membanggakan selain jika saya
mampu memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat luas demi kemajuan bangsa ini di
masa depan.
Akhirnya saya mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses pewujudan Majalah Garasi
edisi kesembilan ini. Selamat menikmati edisi
kesembilan majalah ini dan tak lupa, saya
dengan rendah hati membuka diri untuk
semua kritik agar majalah ini bisa menjadi
lebih baik lagi di masa depan. Minal aidin wal
faidzin, mohon maaf lahir dan batin.
Wassalam,
Ramadhan Pohan
DAFTAR ISI
TEROPONG WARTA
VARIA KOMISI I
KABAR DAPIL
KABAR DAPIL
RUMAH ASPIRASI
SAHABAT PARLEMEN
TRIP & LEISURE
3
6
10
11
14
23
31
Suarakan Kasus Radio Era Baru di DPR
Benang Kusut Masalah TKI
Tak Selamanya Jadi Korban di Negeri Jiran
Mengawal Aspirasi Rakyat Hingga Garis
Depan Negara
REDAKSI BULETIN GARASIRamadhan Pohan Veby Mega Astri Gautama Imam Mahfudz Irwan Supriadi Rambe
Ronald Siahaan Sukandar Mayke Sarasidya Irfan Riza, Setyo Utomo, Indah Larasati, Rahayu Wulandari, Nunik, Suparno Dedy Kurniadi Solichin Joko Sutrisno
Syahrizal Fahmi : Agung
Alamat Redaksi : Jl. Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kel. Tegal Parang, Jakarta Selatan, Telp: (021) 575 5968, Fax: (021) 575 5969 e-mail : [email protected]
Jl. Juanda Gg. Enam No 5C Telp-HP : 0813 5925 3999 Jl Yos Sudarso No.34 Pacitan, Telp. (0357) 884916
TIM GARASI RAMADHAN POHANRamadhan Pohan
Sigismond BPW NotodipuroIrwan Supriadi Rambe
Astri Gautama, Irfan Riza, Irwan Supriadi Rambe, Veby Mega IndahDedy Kurniadi
Mayke Sarasidya Sukandar, Imam Mahfudz, Syahrizal Fahmi, Ronald Siahaan, Agung, Buyung Kodil
Wiwit Rowi Indah Larasati (Ponorogo), Setyo Utomo (Ngawi), Suparno (Magetan), Nunik (Trenggalek)
Jalan Mampang XI No. 19 RT/RW. 07/04 Kelurahan Tegal Parang, Jakarta Selatan Telp: (021) 575 5968, e-mail : [email protected]
Ramadhan Pohan bersama seorang prajurit TNI yang
bertugas di Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat-
Kuching, Serawak dalam kunjungan kerja Komisi I DPR
RI, Rabu, 4 Agustus 2010.
FOTO: DIAN ARIVANI
BULETIN BULANAN INI SALAH SATU REALISASI AKUNTABILITAS/PERTANGGUNGJAWABAN RAMADHAN POHAN SEBAGAI WAKIL RAKYAT ATAS AMANAH YANG DIBERIKAN KONSTITUEN DAN RAKYAT INDONESIA
DARI REDAKSI
Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada semua narasumber dan pembaca setia GARASI, kami
menyatakan seluruh anggota redaksi kami tidak menerima amplop apapun dari para narasumber untuk
setiap wawancara yang kami lakukan. Kebijakan ini kami berlakukan murni untuk menjaga profesionalitas dan
kredibilitas redaksi GARASI. Terima kasih.
Redaksi GARASI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 3TEROPONG WARTA
JAKARTA – Wasekjen DPP Partai Demokrat Ramadhan Pohan
menyesalkan politisasi atas meninggalnya Joni Malela, warga
tuna netra saat antri untuk bersilaturahim dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di halaman Setneg Jakarta, Jumat (10/9) .
“Saya menyesalkan terjadinya politisasi meninggalnya Joni,
seolah-olah kesalahan SBY atau pemerintah SBY. Publik harus diajak
rasional, bukan diprovokasi atau irasional,” kata Ramadhan yang
juga Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR dalam pesan singkat
yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ramadhan juga menyesalkan bahwa kejadian tersebut
didomplengi oleh LSM tertentu yang meresponnya secara
berlebihan, yang menurut dia tidak proporsional dan tidak etis
memprovokasi masyarakat dari isu meninggalnya seseorang.
Menurut Ramadhan, keluarga almarhum menyebutkan bahwa
Joni sebelumnya mengeluh sesak napas dan kecapean, serta
pernah menderita tekanan darah tinggi dan jantung. Begitu juga
keterangan kepolisian menyebutkan tidak ada tanda atau bekas
penganiayaan.
Ramadhan Pohan: Kematian Joni Malela Jangan Dipolitisasi
– Jumat 10 September 2010
JAKARTA – Gugatan Radio Era Baru Batam di Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara, Jakarta berkaitan dengan persoalan Ijin Siaran Radio (ISR)
sejak Mei 2010 lalu, telah disidangkan.
Eksistensi radio ini digoyang oleh Pemerintah Komunis China
melalui Kedutaan Besarnya di Indonesia. Intervensi secara nyata terlihat
dari surat dari PKC yang meminta penutupan radio yang bersegmen
pendengar Komunitas Mandarin di Kepri ini. Kasusnya pun sempat
menyita perhatian publik bahkan mendapat sorotan dari kalangan
internasional. Diantaranya Parlemen Eropa dan beberapa organisasi
jurnalis internasional.
Menurut Anggota Komisi I DPR RI, Ramadhan Pohan (44) bahwa
berita tentang pelanggaran HAM di mana pun terjadinya, tidak bisa
menjadi alasan untuk menutup sebuah media, termasuk Radio Era Baru
di Batam.
“Itu namanya menyampaikan keprihatinan yang terjadi. Mau HAM
di Indonesia, China, Amerika ataupun di tempat lain, semua sama, dan
tidak ada yang punya kewenangan siapapun untuk menghentikan siaran
dengan alasan seperti itu,” kata politisi dari Fraksi Demokrat ini kepada
Era Baru.Net, di ruang kerjanya, Rabu (1/9) pagi.
“Kita tidak bisa menerima orang ditekan, diintimidasai gara-
gara pandangan. Disinilah hak asasi manusia, orang bebas memiliki
pandangan apapun,” tambah Pohan yang terpilih menjadi anggota DPR-
RI periode 2009-2014 dari Daerah Pemilihan VII Jawa Timur ini.
Suarakan Kasus Radio Era Baru di DPR
– Sabtu, 4 September 2010
JAKARTA – Anggota Komisi I DPR Ramadhan Pohan meminta pimpinan
TNI AU menjatuhkan sanksi tegas kepada Kolonel (Pnb) Adjie Suradji
yang mengkritik kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Ramadhan, pada era reformasi, opini dan ekspresi
politik memang tidak dilarang, tetapi kalau ada TNI aktif yang berani
membangkang dan melecehkan atasan, maka harus ada sanksi tegas.
Karena jika dibiarkan, katanya, maka bakal muncul lagi “Adjie-Adjie” lain
yang akan merongrong wibawa TNI.
Ramadhan Pohan yang juga Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat itu
menilai, soal Adjie Suradji tidak ada hubungannya dengan kebebasan
beropini karena Presiden Yudhoyono pun biasa dikritik, bahkan dengan
kalimat tidak sopan. “Soal Adjie ini lebih merupakan soal internal TNI AU.
Jadi, persoalannya adalah pada status atau profesi yang bersangkutan
saat ini dan atribut yang dikenakannya saat menulis kolom opini
tersebut. Dia adalah seorang prajurit aktif yang harus berpegang pada
Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Kode Etik TNI,” ujarnya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan bahwa tindakan
Kolonel Penerbang Adjie Suradji dilakukan seorang diri. Purnomo yakin
tidak ada pihak-pihak lain atau kekuatan politik tertentu yang menunggangi
kolonel aktif itu. “Saya sudah bicara dengan Panglima TNI. Apakah ada
sesuatu di belakang ini? Jawabnya, tidak ada,” kata Purnomo usai melepas
pemudik di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (8/9/2010). “Saya
juga sudah dapat laporan, tidak ada,” tegas dia.
SBY Biasa Dikritik, Bahkan Dengan Kalimat Tak Sopan
– Jakarta, 8 September 2010
JAKARTA – Ramadhan Pohan membawa ‘’virus” ke Senayan. Dia
membentuk tim beranggota 23 orang untuk mendukung tugasnya
sebagai wakil rakyat. Mantan wartawan Jawa Pos itu mengadopsi
gaya senator di Amerika Serikat.
Morning briefing masih menjadi santapan rutin staf-staf
Ramadhan setiap pagi. Rutinitas yang sudah mereka lakoni sejak
pertama ikut mendampingi mantan jurnalis Jawa Pos itu sebagai
anggota DPR, sekitar setahun lalu, hinga kini tiap hari hampir
tak pernah terlewatkan. Pada umumnya, sang bos sendiri yang
memimpin rapat yang biasa berlangsung singkat itu.
Pohan mengakui, model kerja seperti itu diadopsi dari model
kerja parlemen di Amerika Serikat. Pengalaman sebagai wartawan
Indonesia yang menjadi peliput tetap di Gedung Putih, Kongres,
dan Senat Amerika Serikat sekaligus sangatlah berharga. Selama
enam tahun (1996- 2002) bertugas di jantung pemerintahan AS itu,
dia mempelajari banyak hal tentang tata kelola pemerintahan serta
manajemen kerja para senator dan staf-stafnya di sana.
“Bukannya sok Amerika atau apa, ini bentuk totalitas saya
dalam berperan sebagai anggota DPR,” ujar Pohan. Mantan
Pemred Harian Jurnal Nasional tersebut bersyukur karena tidak
banyak direpotkan oleh belanja keluarga. Istrinya, Asti Riefa
Dwiyandani, cukup mapan secara ekonomi karena bekerja di
perusahaan saham yang cukup besar.
Politikus yang Menjadi Bintang Senayan (3) : Dijatah Negara Dua Staf, Rekrut 23 Orang
– Selasa, 14 September 2010
4 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
RAMADHAN DI ENTIKONG
Kalimantan Barat. Ramadhan Pohan beserta
anggota Komisi I DPR RI lainnya berkunjung
ke Entikong pada 4 Agustus 2010.
"Tidak gampang memang untuk bisa
mengelola dan mengawasi sepanjang
wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di
Kalimantan Barat tersebut,” ujar Ramadhan.
Untuk mencapai wilayah tersebut dari
Pontianak, dibutuhkan waktu antara 7-8
jam dengan menempuh jarak sekitar 314
km. Cukup jauh dan melelahkan tentunya.
Bila dari ibukota Kabupaten Sanggau, jarak
yang ditempuh kurang lebih 147 km. Luas
kecamatan ini sekitar 506,89 km2.
Istilah jalur sutera seringkali diberikan
MENDENGAR kata Entikong, boleh jadi kita
akan bertanya-tanya dalam benak kita, di
mana letak wilayah tersebut. Mungkin juga
ada sebagian dari kita yang membayangkan
wilayah entikong berada “di luar” sana. Tapi
sebenarnya, Entikong merupakan salah satu
dari 15 kecamatan di Kabupaten Sanggau,
Kalimantan Barat.
Entikong secara geografis terletak
di bagian utara Kalimantan Barat, tepat
berbatasan darat langsung dengan negara
bagian Serawak, negeri Jiran. Perbatasan
Entikong dengan Serawak (Malaysia)
merupakan salah satu titik kecil dari total
panjang 877 km perbatasan di provinsi
untuk Entikong karena wilayah ini memiliki
jalur perbatasan darat secara langsung
dengan negara tetangga Malaysia. Cukup
menggunakan bus kita bisa menyeberang ke
Serawak. Tidak perlu memakai perahu atau
sampan. Di balik letak strategisnya tersebut,
Entikong memendam cerita kelam.
Membayangkan Entikong, imaginasi kita
akan mengasosiasikannya dengan wilayah-
wilayah perbatasan lainnya di Indonesia
yang cenderung terbelakang dan jauh dari
kemajuan. Potret Entikong tak jauh dari
bayangan tersebut. Infrastruktur dan fasilitas
umum masih jauh dari memadai untuk bisa
melayani kebutuhan dasar warganya. Sarana
RAMADHAN POHAN memotret pos penjagaan TNI di Garis Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat-Serawak, Kuching, Rabu, 4 Agustus 2010. Pos jaga TNI di garis depan negara ini sangat
sederhana dengan hanya sebuah payung dan tempat duduk.
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 5RAMADHAN DI ENTIKONG
dan prasarana dasar seperti transportasi,
pendidikan, kesehatan, air bersih, listrik dan
telekomunikasi serta sarana perekonomian
masih minim. Untuk melahirkan saja, warga
Entikong memerlukan waktu berjam-jam
untuk mencapai Puskesmas terdekat.
Entikong memang masih merupakan
kawasan tertinggal.
“Bila kita melihat wilayah Kuching di
Serawak, akan sangat kontras gambarannya
dengan Entikong. Terjadi kesenjangan sosial
dan ekonomi antara warga Entikong dengan
penduduk Serawak,” ungkap Ramadhan.
Kebanyakan penduduk Entikong lebih
senang membeli kebutuhan pokoknya di
Malaysia karena faktor keterjangkauan jarak
dan ketersedian bahan pangan. Siaran televisi
dari Malaysiapun lebih mudah ditangkap
dari pada siaran dalam negeri sendiri. Hal ini
yang menjadikan masyarakat Entikong lebih
tergantung dengan negera tetangga tersebut.
“Bila hal ini tidak kita antisipasi sedini
mungkin, lama-kelamaan identitas ke-
Indonesia-an masyarakat Entikong akan
tergerus”, ujar Ramadhan.
Persoalan keterbatasan infrastruktur,
fasilitas umum dan ketertinggalan
kesejahteraan masyarakat Entikong
ini diperparah oleh pengamanan dan
pengawasan perbatasan yang belum
optimal. “Pos-pos TNI dan polisi memang
sudah dibangun, namun jumlahnya masih
sangat terbatas”, pungkas Ramadhan.
Padahal, wilayah ini sangat rentan akan
infiltrasi dan kejatahan human trafficking.
Mengingat wilayah ini dikenal dengan jalur
suteranya, banyak TKI dan perempuan yang
diseludupkan secara ilegal melalui Entikong.
Apalagi, terdapat 11 jalan tikus di sepanjang
garis perbatasan Entikong–Serawak yang
akan sangat sulit bagi petugas-petugas TNI
dan Polri untuk mengawasi praktik-praktik
kejahatan transnasional tersebut. Untuk
itu, penambahan personil dan pos-pos
pengamanan perbatasan perlu ditambah dan
diperkuat perannya.
Persoalan lainnya yang perlu ditangani
secara serius adalah soal tapal batas antara
Entikong dan Malaysia. Tapal batas hanya
berupa tonggak-tonggak yang setiap waktu
bisa dapat dipindahkan-dipindahkan.
Kompleksitas persoalan yang mendera
Entikong merupakan cerminan permasalahan
yang dihadapi oleh wilayah-wilayah
perbatasan lainnya di Indonesia.
“Solusinya adalah melalui regional
development. Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah sebagaimana amanat
UU No. 43 tahun 2008 harus bersinergis
membangun wilayah perbatasan sebagai
kawasan strategis untuk menjaga integritas
wilayah NKRI”, tegas Ramadhan.
RAMADHAN POHAN bersama anggota-anggota Komisi I DPR RI berdialog bersama
Ketua Parlemen Negeri Bagian Kuching mengenai tugas, fasilitas, dan aktivitas anggota
parlemen di Kuching, Kamis 5 Agustus 2010.
KOMISI I DPR RI berdialog bersama TKW/TKI yang mengalami nasib buruk saat bekerja di
Malaysia, Kamis 5 Agustus 2010. Mereka ditampung oleh KJRI di Kuching, Malaysia.
RAMADHAN POHAN bersama beberapa anggota Komisi I DPR RI bersama para tentara
TNI penjaga garis depan Perbatasan Entikong, Kalimantan Barat-Serawak, Kuching, Rabu 4
Agustus 2010
RAMADHAN POHAN bersama beberapa anggota Komisi I DPR RI berdiri di depan Pos
Gabma Entikong, Rabu, 4 Agustus 2010
6 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
140.658 orang TKI perempuan yang berangkat
secara legal ke Malaysia pada tahun 2008.
Namun, karena masih kurang efektifnya
perlindungan dan manajemen pengiriman
TKI di dalam negeri, seringkali TKI mengalami
masalah. Sampai saat ini terdapat 2.084
orang TKI yang terjerat masalah hukum
pidana di Malaysia dan 177 orang terancam
hukuman mati. Angka-angka ini sangat
mengkhawatirkan dan menunjukkan masih
belum efektifnya perlidungan TKI di luar negeri,
khususnya di Malaysia. Belum lagi masalah
penyiksaan TKI yang masih sering terjadi.
Keadaan ini mendorong Pemerintah,
pada bulan Agustus 2009, mencanangkan
moratorium pengiriman TKI ke Malaysia.
Moratorium ini akan terus dijalankan
sampai semua masalah-masalah mengenai
perlindungan TKI disetujui oleh Indonesia dan
Malaysia. Poin-poin yang dirundingkan adalah
antara lain gaji minimum, biaya rekrutmen dan
penempatan oleh majikan, satu hari libur tiap
minggunya, TKI memegang paspornya masing-
masing.
"Hal-hal tersebut harus dipenuhi oleh pihak
Malaysia karena merupakan jaminan keselamatan
dan kesejahteraan para pahlawan devisi kita.
Pemerintah dan DPR akan terus-menerus mencari
jalan untuk memastikan bahwa para TKI, bak
yang bekerja di Malaysia ataupun negara lain,
mendapatkan haknya," ujar Ramadhan Pohan,
anggota DPR RI Komisi I.
Pemerintah kedua negara masih dalam
proses pembahasan beberapa poin yang
belum mencapai kata sepakat, seperti
biaya pemberangkatan TKI yang diminta
untuk ditanggung oleh majikan, sedangkan
pemerintah Malaysia meminta biaya ini
untuk ditanggung oleh TKI sendiri. Hal ini
menghambat penyelesaian nota kesepahaman
antar dua negara mengenai TKI.
"Memang dapat dimengerti apabila
pembahasan nota kesepahaman ini
berlangsung alot. Pemerintah ingin
mencapai kesepahaman dengan Malaysia
yang menguntungkan bagi TKI, dan dalam
pencapaiannya diperlukan diplomasi yang
intensif," kata Ramadhan.
Selain nota kesepahaman, para TKI pun
perlu dilindungi dengan cara diberi informasi
lengkap mengenai paspor, gaji minimum,
program perlindungan WNI di Perwakilan
RI, dan segala informasi yang berkaitan
dengan statusnya sebagai TKI. Hal ini belum
sepenuhnya tercapai, karena banyak penyalur
TKI yang memilih untuk lepas tangan setelah
TKI sampai di negara tujuan tanpa memberikan
informasi lengkap untuk melindungi diri.
"Walaupun sekilas terlihat tidak signifikan,
namun pemberian informasi lengkap mengenai
hak dan kewajiban seorang TKI dapat
menghindarkan kejadian tidak mengenakkan
terjadi kepada para pahlwana devisa ini.
Mereka adalah pahlawan devisa, dan harus kita
hargai," tutup Ramadhan.
KETERBUKAAN ini mendorong lebih banyak
orang untuk mencoba peruntungannya di
luar negeri. Bekerja di luar negeri dianggap
memberikan peluang lebih luas untuk para
pekerja, baik kesempatan kerja maupun gaji
yang ditawarkan.
Saat ini tercatat ada sekitar 4,5 juta
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sedang
bekerja di luar negeri dan 70 % dari TKI adalah
perempuan yang bekerja sebagai pembantu
rumah tangga (PRT) atau sebagai buruh
pabrik di industri manufaktur. Arus migrasi
tenaga kerja yang semakin hari semakin cepat,
sehingga pengelolaan TKI dituntut untuk
menjadi lebih baik pula.
Salah satu tujuan yang paling diminati
oleh para TKI adalah Malaysia, mungkin
karena secara geografis tidak terlalu jauh dan
memiliki bahasa dan budaya yang serupa
dengan Indonesia, sehingga TKI tidak perlu
susah payah untuk menyesuaikan diri. Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mencatat
terdapat 117.052 orang TKI laki-laki dan
Perkembangan teknologi dan majunya peradaban dunia saat ini menciptakan suatu dunia tanpa batas, di mana mobilitas manusia arus informasi mengalir dengan cepat.
VARIA KOMISI IFO
TO:
HTT
P:/
/TRIP
UJI
AST
UTI
.WO
RD
PRES
S.C
OM
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 7VARIA KOMISI I
membangun dan melengkapi studio produksi
RRI di 21 titik terdepan nusantara. Hingga
kini, 14 studio di perbatasan seperti Entikong,
Boven Digul, Batam, Takengon, Malinau,
Sabang, Sampang, Kaimana, Oksibil, Skow,
Atambua, Ampana, Nunukan dan Sendawar
masih belum bisa mengudara maksimal.
Sementara 7 titik lainnya masih menunggu
kelanjutan pembangunan studio itu sendiri.
Dari sisi program, studio-studio produksi
di perbatasan ini juga akan memberi porsi
khusus bagi komunikasi para Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) dengan keluarga mereka di
tanah air. Sejak Mei 2010, telah diujicoba
program ‘Kampung Halaman’ dari Hongkong
dan Kuala Lumpur sebagai sambung rasa TKI
di luar negeri. Parni melanjutkan, program ini
akan mulai dibuat juga di Korea Selatan, Tokyo
dan beberapa negara Timur Tengah. Semuanya
hasil berjibaku menjalin kerjasama dengan
beberapa radio luar negeri. Untuk itu beberapa
stasiun perbatasan juga dilengkapi siaran multi
bahasa, semisal RRI Batam yang mengudara
tak hanya dalam Bahasa Indonesia tapi juga
dalam Bahasa Inggris dan Mandarin.
Forum rapat masih sepi interupsi. Jumlah
yang diajukan Parni memang terdengar
bombastis, tapi semua anggota Komisi
I nampaknya sadar benar pentingnya
mengamankan sabuk informasi di perbatasan
nusantara.
KOMUNIKASI DI DAERAH PERBATASAN
“Alasan pengajuan kenaikan Pagu oleh RRI
itu memang beralasan. Jangan sampai warga
kita di perbatasan terdiskriminasi informasi
negeri sendiri dan akhirnya lebih kenal Perdana
Menteri Australia Julia Gillard atau Lambang
Merlion Singapura ketimbang Presiden kita
atau Lambang Garuda,” kata Ramadhan Pohan
dari Komisi I DPR RI kepada GARASI. Selain
itu, Ramadhan menganggap pembangunan
stasiun-stasiun produksi lokal di perbatasan
juga akan mengembangkan program budaya
setempat agar penduduk nusantara jangan
sampai kehilangan warisan budaya luhur
bangsa.
“Budaya lokal juga harus terus kita
pelihara dan jangan baru ribut saat ada
negara tetangga yang mengklaimnya,” kata
Ramadhan.
Memang, menurut Ramadhan
kemungkinan besar anggaran negara belum
bisa memberikan kelonggaran kenaikan hingga
jumlah yang diinginkan RRI. Namun itu tidak
berarti prioritas program sabuk informasi
perbatasan harus dilupakan.
“Banyak jalan menuju Roma. Saat ini kami
dan RRI masih membahas bagaimana caranya
mengetatkan ikat pinggang di berbagai bidang
lainnya, seperti mengefesienkan bangunan dan
halaman studio yang luas, menjalin kerjasama
dengan pemerintah daerah setempat dan
lainnya,” kata Ramadhan.
BUKAN rahasia lagi jika penduduk di daerah
perbatasan biasanya lebih terpapar beragam
informasi negara tetangga ketimbang negeri
sendiri. Di berbagai titik perbatasan Indonesia,
penduduk nusantara kerap sulit menangkap
siaran media nasional atau lokal. Sementara
siaran media tetangga justru memancar
kencang bagai tak terbendung.
Fenomena inilah yang pertama kali
dibahas Direktur Utama RRI Parni Hadi dalam
presentasinya di depan rapat pengajuan
anggaran RRI dengan Komisi I DPR RI akhir
September lalu. Kedua layar presentasi
memampang gambar pulau-pulau nusantara
sementara dia terus menjelaskan strategi RRI
memenuhi kebutuhan warga perbatasan
dan pulau terpencil akan informasi negeri
sendiri. Semuanya bagian program kerja
jangka menengah RRI 2010-2015 untuk
memprioritaskan pembangunan infrastruktur
siaran daerah perbatasan. Terdengar indah
dan mudah tercapai. Sampai akhirnya Parni
menyatakan, pemerataan akses informasi
itu akan membuat anggaran RRI harus naik
53,2 persen dari tahun lalu. Pagu anggaran
sementara RRI untuk 2011 yang sebenarnya
sudah dinaikkan 10,5 persen pun menurutnya
tidak akan cukup.
“Karena kenaikan 10,5 persen ini untuk
kenaikan gaji PNS (Pegawai Negeri Sipil) mulai
tahun 2011 sesuai pidato Presiden RI (Republik
Indonesia) pada 16 Agustus 2010, pembayaran
LTGA (Listrik, Telepon, Gas dan Air) yang akan
naik dan persiapan memasuki era konvergensi
media,” kata dia.
Dipaparkan lebih lanjut, jumlah kenaikan
anggaran itu terutama akan digunakan
Jangkauan transmisi siaran nasional yang kerap alpa menjangkau penduduk di garis depan nusantara, mengusik Radio Republik Indonesia (RRI) melanjutkan pembangunan program siaran perbatasan Sabuk Pengaman Informasi demi merangkul warga negeri sendiri. Tapi itu berarti, anggaran RRI 2011 harus naik 53,2 % dari tahun ini.
ILU
STRA
SI:
HTT
P:/
/BLO
GTH
ECH
URC
H.W
ORD
PRES
S.C
OM
8 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
MITRA KOMISI I - PERTAHANAN
DPR RI pertama didirikan pada 1916
dengan nama Volksraad, sebagai dampak
dari maraknya gerakan nasional perubahan
yang terjadi di seluruh dunia pasca Perang
Dunia I. Meski demikian, posisi Volksraad
yang sebenarnya hanya basa-basi dari
pemerintah kolonial, menyebabkan
implementasi pembentukannya baru
terlaksana pada 1918. Tapi tetap saja,
Volksraad menjadi jalan bagi kaum
Nasionalis Moderat seperti Husni Thamrin
dan kawan-kawan untuk menyuarakan
cita-cita kemerdekaan Indonesia.
Tergusurnya kolonial Belanda oleh
Jepang pada 1942, otomatis membuat
Volksraad tak diakui lagi. Dengan
demikian, Indonesia mulai membentuk
sejarah parlemennya sendiri melalui
pembentukan Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) pada 29 Agustus 1945, yang
kemudian menjadi hari lahir DPR RI.
Selanjutnya, bentuk DPR RI sempat
ikut berubah-ubah mengikuti perubahan
bentuk negara yang sempat terjadi di
Indonesia. KNIP sempat berganti menjadi
DPR dan Senat Republik Indonesia Serikat
pada 1949, lalu hanya setahun kemudian
menjadi Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara (DPRS).
Setelah 6 tahun berikutnya, barulah
DPRS ini mengakhiri masa tugas mereka
setelah DPR pertama hasil pemilu 1955
menggantikannya. Sejak itu pula DPR RI
selalu terpilih melalui pemilu, sekalipun
mengikuti aura politik saat itu, jumlah dan
ideologi partai-partai politik yang duduk di
parlemen berbeda-beda pula.
Kini, DPR RI yang bertugas adalah
mereka yang terpilih melalui pemilu 2009
dengan total anggota 560 orang yang
dibagi-bagi ke dalam 11 Komisi.
Sejak 2009 hingga 2014 nanti,
Ramadhan Pohan dari Fraksi Partai
Demokrat akan mewakili suara rakyat
dari Komisi I, yang mengurus isu-isu
Pertahanan Keamanan, Luar Negeri dan
Komunikasi Informatika.
DPRDULU DAN SEKARANG
Kementerian Pertahanan (Kemhan)
Kemhan adalah unsur pelaksana pemerintah dipimpin oleh Menteri
Pertahanan (Menhan) yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Kemhan mempunyai tugas membantu
Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan
di bidang pertahanan. Realisasi program kerja 100 hari Kemenhan
antara lain revitalisasi industri pertahanan, pengalihan bisnis TNI,
penyusunan cetak biru pertahanan atau Minimum Essesntial Force,
penetapan batas wilayah negara, penyelesaian Peraturan Presiden
(perpres) Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan dan perumusan
renumerasi Prajurit TNI.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Markas Besar Angkatan Udara,
Visi TNI ke depan adalah “TNI yang solid, profesional, tangguh,
modern, berwawasan kebangsaan, mencintai dan dicintai rakyat.
Dengan demikian mampu menjamin tetap tegaknya kedaulatan
negara, mempertahankan tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 serta menjamin keselamatan Indonesia dari segala bentuk
ancaman dan gangguan. Mabes TNI memprioritaskan tiga program,
yaitu penanggulangan terorisme, penanggulangan pencana alam
dan pembangunan pos perbatasan.
Lemhanas adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Lemhannas RI dipimpin oleh Gubernur Lemhannas RI dan dalam
pelaksanaan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Gubernur. Visi
Lemhannas adalah terwujudnya pimpinan tingkat nasional dan
warganegara yang memiliki watak, moral, etika kebangsaan serta
keunggulan komparatif, menguasai keunggulan kompetitif guna
menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
BIN (Badan Intelejen Negara)
BIN adalah lembaga pemerintah non departemen yang bertugas
melaksanakan tugas pemerintahan di bidang intelijen. Visi BIN
adalah tercipta dan terpeliharanya kondisi keamanan nasional yang
menangkal berbagai bentuk ancaman baik dari dalam maupun
dari luar negeri, sehingga memungkinkan bangsa Indonesia
melaksanakan segala upaya untuk meningkatkan kesejahteraan agar
setara dengan bangsa lain yang telah maju. Saat ini, BIN bersama-
sama dengan Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) membahas
agenda pembuatan Rancangan Undang-Undang (RUU) bidang
Intelijen.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 9INFO DAPIL
RAKYAT di Daerah Pemilihan Jawa Timur (Dapil Jatim) VII telah
memercayai Ramadhan Pohan untuk duduk sebagai wakil rakyat di
Senayan. Lima kabupaten di Dapil Jatim VII yang terus menjadi pantauan
Ramadhan Pohan ini biasa kami sebut sebagai Pawitan Golek, yang
merupakan akronim dari Pacitan, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan
Trenggalek. Berikut sekilas pandang lima kabupaten yang memberikan
amanahnya kepada Ramadhan Pohan:
Sekilas Pawitan GolekKabupaten Ngawi terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur
yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Luas
wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km persegi dengan
sekitar 40 persen berupa lahan sawah.
Wilayah Kabupaten Ngawi berupa dataran tinggi dan tanah datar.
Empat kecamatan terletak pada dataran tinggi, yaitu Kecamatan Sine, Ngrambe,
Jogorogo, serta Kendal di kaki Gunung Lawu.
Jumlah penduduk Kabupaten Ngawi pada akhir tahun 2006 adalah 873.489 jiwa,
terdiri dari 426.615 penduduk laki-laki dan 446.874 perempuan, dengan rasio jenis
kelamin 95. Artinya, pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 laki-laki.
Perekonomian
Pertanian masih merupakan sektor andalan Kabupaten Ngawi. Dari 129.598
hektare luas wilayah Kabupaten Ngawi, 72 persen berupa lahan sawah, hutan, serta ta-
nah perkebunan. Sektor ini menyerap sekitar 76 persen dari total tenaga kerja yang ada.
Dari lima subsektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, peternakan,
kehutanan, dan perikanan), subsektor tanaman pangan –khususnya komoditi padi–
merupakan penyumbang terbesar terhadap total nilai produksi pertanian. Namun sejak
2004 sektor industri, terutama industri rumah tangga dan kelistrikan, mulai meningkat.
PACITAN
MAGETAN
PONOROGO
Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Provinsi
Jawa Timur yang terletak di bagian selatan barat daya. Sebagian
besar berupa perbukitan, yaitu lebih kurang 85 persen gunung-
gunung kecil dan menyebar di seluruh wilayah, serta jurang terjal
dalam deretan Pegunungan Seribu yang membujur sepanjang Selatan
Pulau Jawa. Sedangkan selebihnya merupakan dataran rendah.
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Pacitan mencapai 555.262 jiwa
dengan rasio perbandingan setiap 100 perempuan terdapat 96 laki-laki.
Perekonomian
Pertanian terdiri dari padi sawah, padi ladang , jagung, dan kedelai. Perindustrian
terdiri dari batu akik, terasi, anyaman rotan, batik tulis, keramik gerabah, serta mainan
anak. Sedangkan potensi investasi berupa perikanan dan pertambangan.
Secara geografis, di sebelah utara Kabupaten
Magetan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi, di
sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah,
di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Madiun,
serta di selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo.
Luas wilayah Kabupaten Magetan adalah 688,85 km persegi.
Secara administratif, Kabupaten Ngawi terbagi menjadi 16 kecamatan
serta 235 desa/kelurahan. Kabupaten ini memiliki jumlah penduduk sekitar
615.254 jiwa.
Perekonomian
Kabupaten Magetan pada tahun 2006 memiliki beberapa komoditi
unggulan di sektor perkebunan. Komoditi yang dihasilkan per tahun, antara
lain, berupa kelapa sebesar 1.912 ton, jambu mete sebesar 270 ton, serta
kopi arabika sebesar 97 ton.
Dilihat dari segi ekonomi, total nilai PDRB yang dicapai Kabupaten
Magetan pada tahun 2006 sebesar 1.275.239,40 (dalam juta rupiah)
dengan konstribusi terbesar berasal dari pertanian, sektor industri
pengolahan, serta dari sektor konstruksi.
Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten
Ponorogo dibagi menjadi 2 sub area, yaitu dataran
tinggi yang meliputi Kecamatan Ngrayun, Sooko,
Pulung, Ngebel, serta Pudak. Sedangkan sisanya
merupakan daerah dataran rendah.
Dengan luas wilayah 1.371,78 km persegi, jarak Ibu
Kota Ponorogo dengan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya) lebih kurang
200 km arah timur laut dan sekitar 800 km ke arah barat menuju Ibu Kota
Negara (Jakarta).
Berdasarkan sensus tahun 2006, jumlah penduduk Ponorogo sekitar
919.392 jiwa yang terdiri dari 452.231 laki-laki dan 467.161 perempuan
dengan tingkat sebaran 646 jiwa per 1 km persegi. Mereka tinggal di 21
kecamatan yang berada di kabupaten ini.
Perekonomian
Kabupaten Ponorogo merupakan wilayah dengan lahan pertanian yang
luas. Pertanian juga merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar
terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Ponorogo juga berusaha sebagai
petani.
Kabupaten Trenggalek sebagian besar terdiri dari tanah pegunungan
dengan luas meliputi 2/3 bagian luas wilayah. Sedangkan sisa-nya (1/3 bagian)
merupakan tanah dataran rendah. Ketinggian tanahnya di antara 0 hingga 690
meter diatas permukaan laut. Dengan luas wilayah 126.140 hektare, Kabupaten
Trenggalek terbagi menjadi 14 kecamatan dan 157 desa/kelurahan.
Hanya sekitar 4 kecamatan yang mayoritas desanya berupa dataran, yaitu Kecamatan
Trenggalek, Kecamatan Pogalan, Kecamatan Tugu, serta Kecamatan Durenan. Sedangkan desa-desa
di 10 kecamatan lainnya mayoritas di pegunungan.
Empat kecamatan memiliki luas wilayah kurang dari 50 km persegi: Kecamatan Gandusari,
Durenan, Suruh, dan Pogalan. Tiga kecamatan seluas antara 50-100 km persegi adalah Kecamatan
Trenggalek, Tugu, serta Karangan. Tujuh kecamatan lainnya mempunyai luas di atas 100 km persegi.
Jumlah penduduk pada 2007 ditaksir mencapai 687.477 jiwa yang terdiri dari 50,17 persen
perempuan dan 49,83 persen laki-laki dengan kepadatan penduduk 545 jiwa per km persegi.
Perekonomian
Dengan luar areal sawah 11.806 hektare, perkebunan 3.825 hektare, dan tanah kering 46.894
hektare, sektor pertanian masih menjadi ujung tombak perekonomian Kabupaten Trenggalek. Pada
2007, produk padi sawah/ladang mencapai 131.701 ton, 75.654 ton jagung, serta 438.242 ton ubi
kayu.
Sedangkan perikanan menghasilkan 22.589,1 ton ikan dari sekitar 5.039 nelayan. Sektor industri
dan pariwisata juga terus dikembangkan di Trenggalek, yang pada 2007 mencatat tingkat
pertumbuhan ekonomi 5,45 persen dengan sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar bagi
PDRB hingga 34,71 persen.
tan
0
en
TRENGGALEK
Sum
ber
: p
acitan
.go
.id, ngaw
ikab
.go
.id, re
gio
nal
inve
stm
ent.
com
, ponoro
go.g
o.id
, tr
enggal
ekka
b.g
o.id
10 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
KABAR DAPIL
DI SUDUT rumah itu tersusun beberapa
tumpuk botol putih bertutup merah. Masing-
masing botol berlabel kuning dengan tulisan
“Pupuk Organik Star Baruno”. Mereka tersusun
di sana menunggu ijin Kementerian Pertanian
dan Kementerian Perdagangan sebelum bisa
diterjunkan ke pasar nasional. Sama seperti
nama labelnya, botol-botol itu melambangkan
hasil kerja keras seorang mantan Tenaga Kerja
Indonesia (TKI) yang sedang berusaha menjadi
bintang di negerinya sendiri.
“Motto saya ( membuat usaha pupuk
organik ini) yaitu maju bersama petani dan
pekebun demi terciptanya kemandirian
perekonomian bangsa,” kata Barno, sang
mantan TKI kepada TIM GARASI.
Kisah Barno bermula pada 1998, saat
dia harus putus sekolah akibat tak mampu
lagi membayar dana pendidikan. Daripada
menganggur, Pemuda Barno pun memilih
menjadi buruh migran ke Malaysia. Impiannya
sederhana, berusaha meraih untung upah yang
besar di negeri orang.
Tapi mimpi tak seindah kenyataan.
Semula kontrak Barno menyatakan dia akan
ditempatkan bekerja di sebuah perkebunan
karet. Tapi begitu tiba di lokasi, ternyata semua
buruh migran justru diperkerjakan sebagai
penebang hutan sisa pembalakan liar. Tak
lama kemudian, Barno kembali dipindahkan
bekerja sebagai kurir pembawa bensin, oli, dan
makanan bagi para pekerja lainnya.
Satu tahun kemudian, Barno terus dilempar
ke sana-kemari. Dari bekerja di hutan, dia tiba-
tiba harus bekerja di perkebunan sawit, kacang
panjang dan buncis. Tapi di perkebunan itu
Barno menyaksikan sesuatu yang berbeda.
Sang majikan tak hanya menanam benih
lalu menunggunya hingga panen. Dia juga
membangun usaha pembenihan sendiri,
memproduksi jamu dari hasil kebunnya hingga
mengolah limbah jamu menjadi pupuk organik.
Produk jamu itu tak hanya dipasarkan di
Malaysia, tapi juga sampai ke Myanmar, China,
Amerika bahkan Indonesia. Hanya sebulan
bekerja di pabrik jamu inilah Barno diam-
diam mempelajari proses pengolahan limbah
menjadi pupuk organik. Semuanya dicatat
Barno secara terperinci.
Kembali ke tanah air, Barno sempat
berganti-ganti profesi sebelum akhirnya
memutuskan memanfaatkan hasil pelajaran
otodidaknya di Malaysia itu. Sang korban kini
berusaha memutarbalik roda kehidupan dan
mendirikan usaha pupuk organiknya sendiri di
tanah air.
Pertama-tama, pada 2007 Barno
memproduksi pupuk organiknya dalam skala
kecil dan hanya dipasarkan secara tradisional
di antara para petani setempat. Ijin dagangnya
pun hanya berdasarkan restu dinas pertanian
setempat. Tak dinyana, usaha ini terus
membuahkan hasil. Produksi pupuk cair Star
Baruno Agustus lalu sempat mencapai 1700
botol sebulan dengan harga distributor sekitar
Rp 25.000 per buah.
Tak heran jika kini Barno berniat semakin
melebarkan jaring usahanya. Tak hanya
beredar di Ponorogo, Trenggalek, Ngawi,
Kediri, Limajang, Nganjuk, Bojonegoro dan
beberapa tempat di Sumatera, mimpi pemuda
berusia 31 tahun ini adalah menjaring pasar
nasional. Berbagai demo telah dia lakukan
langsung di sawah-sawah petani, demi
membuktikan penggunaan pupuk cair organik
ini akan lebih aman dan ramah lingkungan
ketimbang pupuk kimia.
“Bahan baku pupuk organik ini utamanya
limbah buah, sayur serta empon-empon
(rempah-rempah) dan untuk kandungan
insektisidanya masih kami tambah dengan
daun johar, sambiroto dan tapak liman,” kata
Barno menjelaskan.
Dia kembali melempar pandang ke
tumpukan produk pupuk cairnya. Sambil
menunggu ijin Kementerian Perdagangan dan
Kementrian Pertanian, Barno terus berusaha
membuktikan kisah buruk selama bekerja di
negeri jiran tak selalu harus berakhir dengan
kisah pilu sebagai korban. Indah Larasati
KISAH SUKSES MANTAN TKI PONOROGO
di Negeri JiranBerawal dari kisah buruk dilempar ke berbagai tempat selama bekerja di Malaysia, Barno diam-diam belajar dan berusaha mengubah pengalaman itu menjadi awal upayanya menjadi seorang pengusaha pupuk cair.
PRODUK PUPUK CAIR organik Star Baruno menunggu ijin pemasaran untuk merambah pasar yang semakin luas.
Bapak Barno, mantan TKI yang sekarang menjadi pengusaha pupuk cair organik
FOTO
: SK
YC
ITY
SCRA
PER
.CO
M
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 11KABAR DAPIL
UNTUNG tak bisa diraih, malang tak
bisa ditolak. Kata pasrah inilah yang
dialami para petani di sebagian wilayah
Magetan. Dampak perubahan iklim yang
tidak menentu bukanlah omong kosong
dan obrolan belaka. Bulan Agustus
– September yang biasanya adalah
puncaknya musim kemarau, justru kini
terus diguyur hujan. Akibatnya, para petani
Magetan yang biasanya berpedoman pada
tatanan pranoto mongso (musim) untuk
bercocoktanam, kini kebingungan.
LONJAKAN penduduk di Kecamatan
Karanganyar, Ngawi membuat lahan tani
semakin langka. Masyarakat sekitar pun
mulai merambah lahan-lahan kosong
milik Perhutani. Hal yang sebenarnya
bisa dipecahkan dengan bantuan
pengembangan cara bertani masyarakat
yang tinggal di sekitar pinggir hutan
Perhutani.
Tak banyak orang yang tahu, jika
Kabupaten Ngawi ditetapkan pemerintah
sebagai wilayah hutan desa. Dari 217
Desa di Kabupaten Ngawi 95 desanya
adalah Desa Hutan, yang berarti minimal
40 persen penduduknya menggantungkan
hasil pendapatan dari mengolah dan
merambah hutan. Perjanjiannya tentu saja,
masyarakat boleh memanfaatkan hutan
produksi itu tanpa sampai membalak
liar. Masing-masing desa hutan bahkan
memiliki lembaga ekonomi kerakyatannya
sendiri, yang biasa disebut LMDH
(Lembaga Masyarakat Desa Hutan).
Tapi tak ada gading yang tak retak. Di
Adalah Jono, petani di Plaosan,
Magetan yang terpaksa gigit jari karena
tak lagi bisa menanam bawang merah,
sebagaimana biasanya dia lakukan setiap
puncak musim kemarau tiba.
“Ya sebenarnya sih rugi apalagi itu
sawah tahunan (sawah sistem kontrak)
dan yang biasa diandalkan untuk bisa
menambah kontrak, ya, hasil panen
bawang itu,”kata Jono kepada TIM
GARASI.
Meski demikian, Jono tak mau nekat
coba-coba menanam bawang merah di
musim yang tak jelas saat ini. Alasannya
jelas, Jono tak ingin panen bawangnya
gagal dan justru lebih merugi besar.
Daripada harus menanggung utang bibit,
Jono lebih memilih membiarkan sawah
kontraknya menganggur tak tentu.
Putusan Jono masuk akal. Pasalnya
sebagian besar petani di wilayah Barat
Magetan kini menderita kerugian gara-gara
beberapa tempat, program desa hutan tak
selalu sanggup mengatasi imbas lonjakan
penduduk. Warga Desa Karanganyar,
Ngawi misalnya, mulai tak merasa cukup
dari pengolahan hutan dan beralih
menggantungkan hidupnya dari bertani.
Namun lahan terus semakin langka dan
masing-masing warga hanya memiliki
lahan tani 0,3 hektar saja.
“Akibatnya masyarakat sekitar sini
sehari-harinya banyak yang mulai bertani
palawija di lahan milik Perhutani,” kata
Sujarwo, Ketua Himpunan Kerukunan Tani
Indonesia (HKTI) Desa Karanganyar.
Salah satu usaha masyarakat di Desa
Karanganyar untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya selama ini kerap dikenal dengan
pesanggem, atau ‘mbaon’. Mbaon
dilakukan dengan bercocok tanam palawija,
seperti ketela, kedelai dan jagung dalam
setiap kali musim tanam. Mbaon inilah
yang kerap dilakukan masyarakat Desa
Karanganyar di lahan kosong Perhutani.
Sujarwo menyatakan sebenarnya para
tanaman palawija dan sayur-mayur mereka
busuk sebelum panen. Guyuran hujan yang
berlebihan membuat daerah yang sudah
mengandung air ini justru membusukkan
tanaman.
“ Sudah setahun belakangan memang
hasil pertanian jatuh. Selain serangan
hama tikus beberapa bulan yang lalu,
lebih parah lagi dengan siklus iklim yang
tidak bisa diprediksi kita susah untuk
menyesuaikan pengolahan tanah maupun
jenis tanaman yang harus kita tanam” kata
Suratmin, petani asal Bulugunung Plaosan.
Gagalnya panen dari petani ini juga
berdampak besar pada perdagangan sayur
dan palawija di pasar Magetan. Harga-harga
bahan sayur dan palawija semakin melonjak
apalagi bersamaan dengan Hari Raya Idul
Fitri. Harga yang tinggi tersebut disebabkan
karena untuk memenuhi kebutuhan
pasar umumnya para pedagang terpaksa
mengambil pasokan dari Blitar, Malang,
Nganjuk dan sekitarnya.
petani setempat tak bermaksud nyelonong
menggunakan lahan orang tanpa izin.
Namun mereka tak punya pilihan lain gara-
gara lahan yang semakin langka.
“Karenanya kami sangat berharap
pemerintah daerah mau memperhatikan
pengembangan pertanian kami supaya tak
usah terus menggarap lahan Perhutani,”
kata Sujarwo yang ditemui TIM GARASI
RAMADHAN POHAN.
Menurut Sujarwo, pengembangan
pertanian akan sangat membantu
masyarakat Desa Karanganyar, sekalipun
lahan mereka sangat terbatas. Program
PLDT (Penanaman Lahan di Atas Tegakan)
misalnya, akan sangat membantu
masyarakat mengembangkan ekonomi
mereka dengan penanaman bahan jamu
tradisional. Dengan bercocoktanam
bahan jamu, warga tidak hanya akan
jadi sekedar petani namun juga akan
bisa meningkatkan pendapatan dengan
mengolahnya menjadi bahan setengah jadi
atau bahan jadi. Setyo Utomo
DAMPAK ANOMALI CUACA
ASPIRASI MASYARAKAT PINGGIR HUTAN KARANGANYAR, NGAWI
Tak Bermaksud Merebut Lahan Perhutani
Lagi-lagi musim membuat petani pusing alang-kepalang. Dampak perubahan iklim yang membawa anomali cuaca benar-benar dirasakan langsung oleh para petani Magetan.
12 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
KABAR DAPIL
MUSIM hujan di Kabupaten Trenggalek
selalu berarti tanah longsor dan banjir. Kondisi
geografisnya yang berupa pegunungan justru
membawa bencana akibat gundulnya area
yang seharusnya hijau itu. Salah satu area
langganan longsor dan banjir di Trenggalek
adalah Kecamatan Watulimo. September
lalu, longsor di Desa Margomulyo, Watulimo
berimbas jebolnya tanggul dan mengalirkan
banjir lumpur ke dua desa tetangganya, Desa
Prigi dan Desa Tasikmadu. Selain Watulimo,
Kecamatan Munjungan, Panggul, Dongko, Pule
, Bendungan , Gandusari, Kampak dan Pogalan
juga bernasib serupa. Jika dihitung-hitung,
sekitar 65 persen wilayah Trenggalek terancam
bencana setiap kali musim hujan menjelang.
“Meski begitu, masyarakat di sini masih
Trenggalek yang langganan longsor dan banjir setiap kali musim hujan menjelang, membutuhkan aksi nyata kerjasama pemerintah daerah dan masyarakat setempat menambal lereng-lereng gunung mereka yang gundul.
jarang yang peduli lingkungan,” kata Giman,
Warga Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan,
Trenggalek, mengakui.
Giman bukan asal berucap. Seumur
hidupnya, Giman menyaksikan sendiri
bagaimana penduduk Trenggalek lebih memilih
menanam pohon-pohon yang bernilai jual
seperti petai, coklat dan segon laut di pinggiran
sungai ketimbang menanam pohon pengeras
di lereng-lereng gunung. Alasannya sederhana,
bibit pohon-pohon penghijau tidaklah murah.
“Tapi kalau sudah hujan lebat baru ingat
mereka tinggal di bawah gunung dan di atas
gunung masih banyak lahan yang gundul,” kata
Giman.
Alhasil, bencana banjir kerap berulang di
beberapa titik Kabupaten Trenggalek. Banjir di
Watulimo baru-baru ini misalnya, menggenangi
sawah dan rumah-rumah penduduk. Selama
tiga hari mereka tak bisa beraktifitas akibat
rumah dan sawahnya penuh lumpur dan air.
Memang sebenarnya Pemerintah
Kabupaten Trenggalek tak sepenuhnya tinggal
diam. Beberapa program bencana sudah
dibentuk, termasuk Lembaga Masyarakat
Desa Hutan (LMDH) demi meningkatkan
tingkat tanggap dan sadar bencana penduduk
setempat. Namun penduduk Pogalan
Kabupaten Trenggalek menyatakan masih
belum merasakan manfaatnya secara maksimal.
“Pemerintah (Trenggalek) seharusnya
meninjau ulang daerah mana yang harus jadi
prioritas program itu, karena setiap tahun
titik rawan bencana bukannya berkurang
tapi justru bertambah,” kata Hendra, Warga
Desa Nglinggis saat TIM GARASI RAMADHAN
POHAN mengunjungi desanya.
Selain itu, Hendra menyatakan sebenarnya
penduduk setempat tak terlalu mengharapkan
bantuan-bantuan sosial saat bencana banjir
dan longsor terjadi. Justru mereka berharap
Pemerintah Trenggalek mau menggandeng
kerjasama pihak Perhutani (Perusahaan Umum
Kehutanan Negara) yang memiliki banyak area
hutan produksi di kabupaten ini.
“Biar sama-sama mereka bisa membuat
semacam program penghijauan jadi kami tidak
kebanjiran terus,” kata Hendra menambahkan.
Mewakili warga Kecamatan Pogalan, Hendra
menyatakan mereka sebenarnya membutuhkan
bantuan bibit pohon untuk penghijauan
seperti ringin, aren, jati, jabon dan pucung
untuk ditanam di kawasan hutan dan tanah
pemajekan. Dengan bantuan bibit-bibit itu,
penduduk Pogalan rela berjibaku ke lereng-
lereng gunung demi menambal area yang
gundul.
FOTO
: H
TTTP
://H
UM
AS-
TREN
GG
ALE
K.B
LOG
SPO
T.C
OM
JEMBATAN BUNGUR di Desa Karangturi Kecamatan Munjungan Trenggalek roboh akibat banjir yang menerjang kawasan itu pada bulan Mei 2010.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 13KABAR DAPIL
MENGENAKAN baju warna biru, bergambar
bunga dan sapi, Jamiaturrohmah, tergolek
lemah di ranjangnya. Wajahnya terlihat
sayu. Tak ada senyum atau pun keceriaan
terpancar layaknya bayi seusianya. Putera
kedua pasangan Rochman-Tuty, Warga Desa
Kembang, Pacitan itu hanya tergolek diam.
Sesekali meledak tangisnya yang serak. Miris.
Sejak lahir, bayi malang ini menderita
kebocoran jantung, penyempitan saluran
pernafasan dan kelainan kaki. Sejak itu
pula, orang tuanya berupaya mencarikan
pengobatan ke berbagai rumah sakit di
Yogyakarta. Tetapi upaya itu tak membuahkan
hasil. Alasannya hanya satu: biaya telah putus.
UPAYA MEDIASI JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PACITAN
Saat sistem jaminan kesehatan sosial bagi masyarakat Indonesia masih di ujung perdebatan para politikus, TIM GARASI RAMADHAN POHAN berupaya mendapatkan dana Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bagi Jamiaturrohmah, bayi berusia 11 bulan.
“Berbagai upaya penyembuhan sebenarnya
sudah kami lakukan,” kata sang ayah,
Rochman. Dia lalu terpekur sejenak sebelum
menceritakan hasil diagnosa dokter. Berat
badan Jamiaturrohmah dikategorikan tak
ideal. Hanya 3,9 kilogram di usia 11 bulan.
Semuanya gara-gara selain penyempitan
saluran pernafasan dan kebocoran jantung,
Jamiaturrohmah juga menderita penyempitan
saluran pencernaan. Akibatnya tubuh mungil
itu tak mampu mencerna gizi dari pangan yang
masuk.
“Seharusnya, anak kami sudah langsung
dioperasi saat dirawat di Yogyakarta,” kata
Rochmah terputus-putus. Tak punya cukup
uang, akhirnya Rochmah harus puas dengan
diagnosa dokter dan membawa pulang
anaknya yang justru semakin parah.
Sebenarnya Rochmah bersama Kepala
Desa Kembang, Tumaji, sudah berusaha
mencari ke sana-sini bagaimana caranya
mendapatkan dana Jamkesda dan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang
konon tersedia bagi masyarakat miskin itu. Tapi
apa daya, Tumaji menyatakan, upaya itu belum
membuahkan hasil. “Semuanya masih sebatas
usulan, belum ada realisasi,” kata Tumaji.
Berbekal informasi ini, TIM GARASI
RAMADHAN POHAN menemui Kepala Bidang
Pemberdayaan Sumber Daya (PSD) Dinas
Kesehatan (Dinkes) Pacitan Ari Priyambodo,
Senin, 23 Agustus lalu. Kunjungan itu
membawa secercah harapan. Ari menyatakan
dinasnya siap membantu merekomendasi
pengurusan Jamkesda bagi Jamiaturrohmah.
Menurut Ari, beberapa persyaratan
harus segera dilengkapi. Diantaranya, Surat
Pernyataan Miskin (SPM), Kartu Tanda
Penduduk orang tua dan Kartu Keluarga.
Barulah setelah semua persyaratan itu diantar
ke Dinkes, Ari akan merekomendasinya ke
Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), yang
berwenang mengeluarkan Kartu Jamkesda.
Dengan kartu itu Jamiaturrohmah bisa berobat
ke rumah sakit rujukan yang berada di wilayah
propinsi Jawa Timur. “Bisa ke rumah sakit Dr.
Soedono Madiun atau Dr. Soetomo Surabaya,”
kata Ari, menjelaskan.
Tanggapan Dinkes Pacitan ini bagai
secercah harapan bagi Rochman dan Tuty, dan
juga bagi Pemerintah Desa Kembang. Pasalnya,
Rochman menyatakan selama ini mereka
kesulitan mencari cara mendapatkan Jamkesda
hanya karena tidak tahu bagaimana proses
pengurusannya. Kini kartu Jamkesda bukan lagi
bayangan di awing-awang. Semoga akhirnya,
Jamiaturrohmah bisa sehat dan terkekeh riang.
FOTO
: /W
WW
.KFS
EMA
RA
NG
.CO
M
JAMIATURROHMAH, menunggu uluran bantuan pengobatannya
14 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
RUMAH ASPIRASI
Mendengar Rakyat
Salah satu kewajiban Ramadhan Pohan sebagai wakil rakyat di Senayan adalah ‘pasang
telinga’ terhadap kebutuhan para konstituennya. Untuk itu, sejak awal Oktober 2009 hingga
sekarang TIM GARASI RAMADHAN POHAN berusaha mencari berbagai cara meneruskan aspirasi
para konstituen di Pacitan,Ngawi, Ponorogo, Trenggalek dan Magetan. Meski tanpa dana
khusus atau dana aspirasi, Gardu Aspirasi (GARASI) RAMADHAN POHAN masih bisa berjibaku
mencari jalan mediasi.
“Mendengarkan rakyat itu tidak perlu dana khusus sampai miliaran rupiah. Kami memang
tak punya anggaran untuk menjawab proposal-proposal rakyat yang masuk (ke Gardu Aspirasi
Ramadhan Pohan), tapi paling tidak kami punya kemauan untuk membantu mereka mencari
jalannya,” kata Ramadhan.
NAMA PROGRAM/PROPOSAL
Usulan program LM3 dari pondok al- Fattah, Kikil
Pacitan
Usulan Tower Base Transceiver System (BTS)
Ngadirojo Pacitan
Proposal pembangunan stadion
Proposal pengajuan kredit bergulir untuk
penambahan modal
Usulan pembangunan jembatan di Trenggalek
Permohonan bantuan bibit kambing
Permohonan kredit tambahan modal untuk koperasi
Permohonan bantuan dana untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
Pemberdayaan perempuan di Magetan
Program konservasi lingkungan melalui Global
Environment Fund (GEF)
PERIHAL
Penggemukan sapi
Pengadaan /tambahan Tower BTS
Pembangunan Stadion Citra Mandiri Pacitan
Pengajuan kredit bergulir Koperasi Susu Sumer
Rejeki, Pudak, ponorogo
Pembangunan jembatan penghubung Desa
Sambirejo
Bantuan ternak kambing dan sapi di Trenggalek dan
Ponorogo, Ngawi
Pengajuan kredit lunak sektor non riil untuk koperasi
di Ngawi
Pengajuan Dana Alokasi Khusus SMK Ki Hajar
Dewantara, Selahung, Ponorogo
Usulan melakukan pelatihan dengan ormas
perempuan di Magetan
Penyelamatan lingkungan dengan berbagai
aspeknya melalui hibah GEF di Lima Kabupaten
di Dapil VII Jawa Timur (Ponorogo, Trenggalek,
Pacitan, Magetan, Ngawi)
TINDAK LANJUT
Sudah diajukan ke Kementerian Pertanian dengan
kode agenda 13/PD.A/3/2010. Meski demikian,
kuota untuk 2010 ini telah habis sehingga usulan
program ini akan dimasukan dalam program Tahun
2011
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan
dimasukan dalam program desa berdering dari
Kementrian Komunikasi dan Informatika, yang bisa
dimanfaatkan masyarakat secara gratis bahkan bisa
digunakan sebagai pusat data untuk desa karena
juga telah tersambung dengan internet.
Sudah diajukan di Kementrian Pemuda dan
Olahraga dengan nomor agenda 5583/
MNOP/8/2010
Pengurusan kredit sudah disampaikan kepada
peternak sapi dan juga pengurus koperasi di Pudak,
hanya saja masih mmenghitung kemampuan petani
untuk mencicil bunganya sebesar 10,5% pertahun
Telah dikomunikasikan dengan kementerian
Pekerjaan Umum, masih menunggu tindaklanjut
Sudah dicari informasi untuk mendapatkan program
tersebut dan masih tahap komunikasi karena harus
mempunyai rekomendasi dari Komisi IV DPR RI, agar
untuk berikutnya bisa dibantu untuk mendapatkan
program tersebut
Proposal sudah masuk dengan nomor surat 022/
KSP-MRP/NGW/V/2010
Proposal sudah diserahkan kepada Staf Khusus
Kementrian Dalam Negeri Sukemi, tetapi masih
belum ada balasan dan respon
Sedang dikomunikasikan dengan Kementrian
Pemberdayaan Perempuan untuk dicarikan program
yang tepat dan bekerjasama dengan PKK pusat
Sudah tahap pembuatan proposal dan pada
minggu keempat September akan dilakukan
pengajuan beberapa proposal yang telah selesai
dan juga konsultasi tindaklanjut dengan Kementrian
Lingkungan Hidup.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 15
Jalan Lintas Selatan (JLS) merupakan kata kunci membedah isolasi ekonomi Kabupaten Pacitan. Tapi mengapa proyek ‘multi-years’ ini masih belum selesai juga?
Kawasan Selatan
KASUS RAKYAT
SEJAK awal proyek JLS bukanlah proyek
yang mudah. Dimulai 2001 silam,
pembangunan proyek JLS di Kabupaten
Pacitan, tak berjalan mulus. Proyek ini nyaris
terbengkalai. Tak hanya gara-gara besarnya
anggaran dana yang dibutuhkan namun
juga karena tantangan untuk membebaskan
lahan milik masyarakat. Belum lagi tantangan
alam pegunungan dengan kontur tanah yang
mudah bergerak dan berbatu cadas.
Akhirnya pada 2007, pembebasan lahan
baru bisa mulai dilakukan. Pembebasan lahan
paket pertama, jalur Pacitan –Sidomulyo
sepanjang 15 kilometer, cukup sukses. Namun
sayangnya, pembebasan lahan paket kedua
Jalur Sidomulyo – Hadiwarno sepanjang 15
kilometer tak mengulang sejarah sama. Upaya
pembebasan lahan mendapat perlawanan
keras sebagian warga, khususnya di Dusun
Godeg Wetan, Desa Jetak, Kecamatan
Tulakan.
Beberapa kali warga menggelar aksi, baik
di kantor Pemerintah Kabupaten maupun
di lokasi JLS. Tidak itu saja, ketika alat berat
proyek melakukan pembersihan lahan,
mendapat perlawanan militan dari warga.
yang menyandera alat-alat berat itu. Drama
ini berakhir di kantor polisi dan terus berlanjut
dengan puluhan warga langsung siaga di
lokasi.
Kepada GARASI, alasan penolakan warga
setempat ternyata sederhana: hitung-hitungan
ganti rugi lahan.
“Warga hanya menagih janji realisasi
penyelesaian itu secara baik dan damai.
Tetapi, jika pemkab (Pemerintah Kabupaten)
ingkar janji, warga siap mempertahankan
sampai mati,” kata Sudarno, salah seorang
warga Godeg Wetan, saat menggelar aksi, 9
Agustus lalu.
Tuntutan mereka ganti rugi dilakukan
secara adil dan transparan. Pertimbangannya,
ada sebagian warga tanahnya diharga Rp 30
ribu per meter persegi. Namun, tidak sedikit
yang hanya menerima Rp 15 ribu atau Rp 10
ribu per meter perseginya. Sehingga, sebagian
warga yang sudah menerima ganti rugi, minta
ditambah dan diperlakukan sama dengan
warga daerah lain. Selain itu, warga juga
mempertanyakan administrasi pembebasan
lahan. Termasuk pajak tanah yang terus
meningkat hingga 3 kali lipat.
TIM GARASI RAMADHAN POHAN
berusaha membantu menyelesaikan persoalan
itu. Diantaranya, mencoba mempertemukan
tokoh warga dengan para pejabat Balai Besar
Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN). Di balik
semua sengketa tanah ini, ternyata BBJPN
tetap optimistis. “Sesuai kontrak, penyelesaian
proyek JLS di Pacitan sudah hampir mencapai
100 persen,” kata Kepala BBPJN AG Ismail
ketika berkunjung ke Kabupaten Pacitan Juli
lalu.
Saat ini, proyek Pacitan – Sidomulyo,
sepanjang 15 kilometer sudah selesai 100
persen. Sedangkan paket dua Sidomulyo
– Hadiwarno sepanjang 15 kilometer,
juga sudah tercapai 98,7 persen. Artinya,
tinggal sedikit lagi pelebaran jalan JLS
kelar. Sedangkan jembatan-jembatan,
pengerjaannya sudah mencapai 63 persen.
Sehingga, ditargetkan Desember nanti,
proyek JLS selesai dan diresmikan Presiden
Yudhoyono.
Kini semuanya tergantung sengketa lahan
di Desa Jetak. Ismail berharap semuanya
segera selesai dan membuka isolasi sepanjang
jalur selatan Jawa. “Sukses proyek JLS adalah
sukses kita semua. Khususnya masyarakat
Pacitan yang masih menyandang predikat
sebagai salah satu daerah tertinggal di
Indonesia,” kata Ismail, berharap.
DEMONSTRASI Warga menggelar aksi spontanitas menolak eksekusi lahan JLS, Senin (9/8)
FOTO
: RA
HA
YU
WU
LAN
DA
RI
Ramadhan Pohan beserta keluarga berfoto bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono dan Edhie Baskoro
Yudhoyono saat Halal Bihalal di kediaman Presiden SBY di Cikeas, Sabtu (11/9).
FOTO-FOTO: RONALD SIAHAAN, FAHMI JALIKO, DUDI ANUNG, DEVI ARIANI
Silaturahim Menjalin Kebersamaan
Ramadhan Pohan bersama Ketua Umum Partai Demokrat
Anas Urbaningrum dan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono
melambaikan tangan kepada para peserta Mudik Bareng di Kemayoran, Jakarta, Senin (6/9).
Ramadhan Pohan beserta istri, Asti
Riefa Dwiyandani dan anaknya bersilaturahim kepada Ketua Umum Partai Demokrat Anas
Urbaningrum dan istri, Athiyyah Laila di kediaman pribadi Anas Urbaningrum, Jumat (10/9).
FLASH & PRINT17
Hasil perundingan Indonesia dan Malaysia banyak menuai kecaman dari masyarakat Indonesia, melihat persoalan tersebut tvOne menggelar acara Talkshow untuk
menanggapi persoalan tersebut. Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber (ki-ka) Effendi Choirie (Anggota DPR Komisi I), Ramadhan Pohan (Anggota DPR Komisi I), Bantarto Bandoro
(pengamat Hubungan Internasional), Teuku Faizasyah (Jubir Kemenlu).
Ramadhan Pohan memperlihatkan kebolehannya menyanyi
dalam Pertemuan Komisi I DPR RI dengan Masyarakat Indonesia, saat kunjungan kerja
komisi ke Kuching, Malaysia, Rabu (4/8).
Ramadhan Pohan berjabat tangan dengan Mahfud Siddiq (F
PKS) yang terpilih menjadi Ketua Komisi I menggantikan Kemal Azis Stamboel, Senin (23/8).
Pergantian ini merupakan hal yang biasa dalam setiap komisi di DPR RI.
Ramadhan Pohan sangat serius dalam memberikan masukan terhadap kinerja
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan
Keamanan Djoko Suyanto, pada Rapat Kerja dengan Komisi I DPR RI, Rabu (1/9).
Ramadhan Pohan dan Nurhayati Ali Assegaf bersilaturahim dengan
Ketua PBNU KH Agil Siradj dalam acara Halal Bihalal antara Partai Demokrat dan PBNU
yang digelar di Kantor Pusat PBNU Jakarta, Selasa (28/9).
18 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
JALAN - JALAN
di Balik Secangkir
DI SELA-SELA masa reses Agustus 2010, 8 orang TIM GARASI
RAMADHAN POHAN mencuri waktu menikmati Wisata Kebun Teh
Jamus di Ngawi. Suasana pemandangan alam yang indah serasa
disuguhkan ketika kita memasuki area Perkebunan Teh Jamus.
Hamparan gunung dengan dedaunan teh yang tampak hijau segar
menghias mengelilingi seluruh area Pegunungan Kebun Jamus.
Kami pun berjalan kaki menikmati beberapa lokasi yang menjadi
ikon dari lokasi Wisata Kebun Teh Jamus. Di area itu juga ada kolam
pemandian, yang oleh masyarakat sekitar lazim disebut Sumber Air
Lanang. Sebutan ini diberikan karena sumber air ini tak henti-henti
mengeluarkan air yang terus mengalir ke bawah. Keindahan area kebun
ini semakin lengkap dengan bentuk bukitnya yang menyerupai Candi
Borodudur. Semua keindahan ini bisa dinikmati dari dekat jika Anda
ingin berkemah di area bumi perkemahan yang cukup luas mampu
menampung sampai 1000 peserta.
Budi Harjono, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Ngawi
menyatakan Kebun Teh Jamus sebagai salah satu unit perkebunan
besar di Kabupaten Ngawi mempunyai potensi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Bahkan, dapat membantu
proses pengentasan kemiskinan dalam jangka waktu ke depan
dengan memberikan lapangan kerja, penghasil produk ekspor serta
pemeliharaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup.
Namun Budi menyatakan sektor agrowisata merupakan potensi yang
dimiliki daerah sekitar Kebun Teh Jamus namun kurang mendapat
perhatian Pemerintah Kabupaten Ngawi.
Tanpa sadar setelah lama mencermati Kebun Teh Jamus, lokasi
wisata ini memiliki kemiripan potensi wisata seperti di Kota Batu,
Provinsi Jawa Timur. Suasana pemandangan pegunungan yang hijau
di kebun teh wisata Jamus ini bisa saja dikembangkan layaknya wisata
serupa di Kota Batu dengan membangun fasilitas penunjang daerah
wisata serta pengembangan tanaman buah-buahan seperti, durian,
manggis. Setyo Utomo
Wisata
FOTO
: H
TTP:/
/HU
MA
SNG
AW
I.BLO
GSP
OT.
CO
M
FOTO
: H
TTP:/
/SEK
ALI
SAJA
.BLO
GD
ETIK
.CO
MFO
TO:
WW
W.P
AN
ORA
MIO
.CO
M
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 19PRESTASI
Ingin Jadi Dokter,
Sekilas, tak ada yang terlihat istimewa dari Nila Novia Putri. Bocah yang sehari-harinya biasa dipanggil Nila ini tampak pemalu. Dia hanya duduk diam di samping sang ayah saat GARASI berkunjung ke rumahnya di Desa Ngadisuko Kecamatan Durenan, Trenggalek. Beberapa kali dia bahkan tertunduk seakan-akan malu menatap tamu yang datang.
ajang serupa.
“Selama lima tahun terakhir ini sekolah
kami memang banyak melahirkan anak-anak
berbakat dan berprestasi,” kata Kepala Sekolah
SMPN I Catur Winarno. Raut bangga tak
pelak membayang jelas di wajahnya. Wajar
saja, karena rentetan prestasi itu membuat
SMPN I ini menjadi sekolah negeri pertama
di Indonesia yang masuk kategori Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di
NAMUN gadis cilik pendiam ini menyimpan
banyak prestasi. Sejak kecil, Nila sangat
bersemangat belajar dan selalu menyatakan
cita-citanya menjadi seorang dokter. Namun
dengan profesi sang ayah yang hanya sebagai
seorang penambal ban, cita-cita Nila bagai
mimpi di tengah hari. Merasa tak tega,
sang ibu pun berangkat bekerja sebagai
Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri buat
mengumpulkan dana pendidikan Nila nantinya.
Sementara sang ayah tekun mendampingi
putrinya belajar.
Pengorbanan mereka tak sia-sia.
September lalu, Nila berhasil meraih juara di
Olimpiade Sains Nasional 2010 untuk Biologi.
Tak hanya kedua orang tua Nila yang bangga
alang-kepalang, prestasi ini pun membuat
nama sekolahnya semakin harum. Prestasi Nila
ini menambah deretan kakak-kakak kelasnya
di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)
I Trenggalek yang juga pernah meraih juara di
Indonesia.
Berbekal rentetan prestasi itu pula, Catur
berharap pemerintah dapat memberikan
bantuan pembangunan infrastruktur yang lebih
layak.
“Minimal pembangunan gapura di depan
sekolah bisa direhabilitasi , juga dua puluh
tujuh ruang kelas adanya pembenahan
biar layak disebut sebagai sekolah standar
internasional,” kata Catur berharap.
NILA NOVIA PUTRI (difoto bersama ayahnya) yang bercita-cita menjadi dokter, mengharumkan nama sekolahnya, SMPN
I Trenggalek.
ceriagames.com ceriaradio.com cerialand.com ceriacookies.com sma-ku.com
PT Ceria IndonesiaWorld Trade Center Building 16th Floor
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920
Phone: +62 21 522 9641Fax: +62 21 522 9642
e-mail: [email protected]
20 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
AGENDA
TGL AGENDA TGL AGENDA
1 Wawancara dengan Radio Era baru terkait Profile Ramadhan
Pohan dan Penutupan Radio Era Baru di Ruang 2231
Rapat Kerja dengan Badan Intelejen Nasional (BIN) di Ruang
Rapat Komisi I. Agenda : RKAL TA 2011
Rapat Kerja dengan Menteri Luar Negeri di Ruang Rapat Komisi
I. Agenda : RKAL TA 2011
Rapat Kerja dengan Menteri komunikasi dan Informasi di Ruang
Rapat Komisi I. Agenda : RKAL TA 2011
Narasumber LIVE Talkshow TVOne program Janji Wakil Rakyat :
Sikap RI terhadap Malaysia
Narasumber Metro TV program Mata Najwa : Ujian dari Jiran
2 Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Lembaga Sandi
Negara (Lemsaneg) di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : RKA-KL
Lemsaneg TA 2011
Rapat Dengar Pendapat dengan Gubernur Lembaga Ketahanan
Nasional & Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasioanl di
Ruang Rapat Komisi I. Agenda : RKA-KL Ta 2011
Rapat Terbatas Pmpinan Komisi I-XI, Pimpinan Badan & Alat
Kelengkapan Dewan, Kapoksi, Sekretaris,Bendahara & Wakil-
wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat di RR Pimpinan Lt.9 Ruang
921. Agenda : Koordinasi dan Sinergitas Kerja
3 4
5 Buka puasa Partai Demokrat bersama Partai Koaliasi dan
menteri-menteri di Cikeas 6 Pertemuan dengan Direktur Jenderal Bea Cukai Bapak Thomas
Sugijata di Kantor Bea Cukai, Rawamangun. Agenda : Terkait
pengaduan kasus warga.
Pelepasan Pemudik Gratis oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrat (DPP PD) di lapangan parkir Hall D, PRJ
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Pakar/
Pengamat/Akademisi (Salim Said dan Pakar dari UI & Unpad)
di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Masukan terhadap
penyusunan RUU tentang Intelejen
Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan LSM/Budayawan/
Ormas (Hariman Siregar, ELSAM, FKUB & Kontras) di Ruang Rapat
Komisi I. Agenda : Masukan terhadap RUU Intelejen
Rapat Kerja dengan Menteri Pertahanan di Ruang Rapat Komisi
I. Agenda : RKA-KL Kemenhan/ TNI TA 2011
7 Narasumber Live Talkshow TVOne : Hasil Perundingan RI-
Malaysia
Rapat Pengurus Harian Terbatas Partai Demokrat di DPP PD,
Rawamangun
8
9 10
11 Silaturahmi dan Halal Bihalal di Cikeas 12 Ramadhan Pohan Bersama Elin Paulina Anggota DPRD
F-PD Kota Sukabumi, di Kolam Ikan Ketua DPC PD Dedi K.
13 14
15 16 Rapat Panitia Halal Bihalal dan HUT ke 9 PD di DPP PD Lt. IV,
Rawamangun
17 BKSAP: Parliament Stands Up for MDG's : DPR Bangkit, Beraksi,
Bersuara untuk Tujuan Pembangunan Milleniumdi Operation
Room Gd. Nusantara DPR RI
18
FOTO
: V
EBY
MEG
A
FOTO
: V
EBY
MEG
A
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 21AGENDA
TGL AGENDA TGL AGENDA
19 Ultah ke 1 Keanu Dluha Jabbar (Putra Adjie M dan Angelina S)
di Golden Ballroom The Sultan Hotel.
Pernikahan Muh Haekal Haesy (Putra N.Syamsuddin CH Haessy)
& Yety di Panti Perwira-Balai Sudirman, Jakarta
20 Rapat Poksi I di 921. Agenda : Persiapan Fitn & Proper Test
Panglima TNI
Rapat Intern Komisi I di Ruang Rapat Komisi I. Agenda :
Persiapan Fit n Proper Test Panglima TNI
21 Paripurna DPR RI di Ruang Rapat Paripurna DPR RI. Agenda :
Pengambilan keputusan RUU Pemerintah RI dengan Federasi
Rusia tentang Kerjasama Teknik Militer & Pengambilan
Keputusan RUU Usul Inisiatif Badan Legislatif tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan menjadi RUU
DPR RI
Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama LPP TVRI dan
LPP RRI di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : RKA-KL LPP TVRI dan
LPP RRI Tahun Anggaran 2011
Rapat Tim 9 di DPP Partai Demokrat. Agenda : Pemilukada
Rapat Badan Kerjasama Anrat Parlemen (BKSAP) dengan
Kementerian Luar Negeri di Ruang Rapat BKSAP.Agenda :
Persiapan materi dari Kementerian Luar Negeri terkait ASEP di
Brussel, Belgia
22 Rapat Poksi I di 921. Agenda : Persiapan Fit & Proper Test
Panglima TNI
Rapat Dengar Pendapat dengan Sekjen dan Pejabat Eselon I
Kementerian Luar Negeri di Ruang Rapat Komisi I. Agenda :
Pendalaman materi RKA-KL Kementerian Luar Negeri Tahun
Anggaran 2011
23 Fit & Proper Test Panglima TNI di Ruang Rapat Komisi I. 24 Pleno Fraksi Partai Demokrat di Ruang Rapat KK2. Agenda :
Membahas isu-isu terkini
25 26
27 Paripurna DPR RI di Ruang Rapat DPR RI. Agenda : Laporan
Komisi I tentang Pengangkatan & Pemberhentian Panglima
TNI, Pendapat Fraksi terhadap RUU Usul Inisiatif Badan Legislasi
tentang perubahan UU no.22 tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial, RUU Usul Inisiatif Komisi VII tentang Penanganan
Fakir Miskin menjadi RUU-RUU Usul DPR dan Pengesahan
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Rapat Panitia Sterring Committee Halal Bihalal dan HUT ke 9
Partai Demokrat di DPP Partai Demokrat
Pertemuan Komisi I dengan Delegasi Komisi Pertahanan
Parlemen Thailand di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Courtessy
Call dan usul untuk join committee Indonesia-Thailand
Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama PT. Pindad,
PT.DI dan PT.PAL di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Peran dan
upaya pemerintah dalam mendukung BUMNP yang mempunyai
nilai strategis guna menyiapkan alutista yang dapat diandalkan
oleh TNI dalam rangka Pertahanan Negara.
28 Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala BIN di Ruang Rapat
Komisi I. Agenda : Pendalaman RKA-KL Tahun Anggaran 2011
Halal Bihalal Aggota FPD DPR RI & Persatuan Istri Anggota FPD
di Ruang Pustaka Loka
Rapat Dengar Pendapat dengan Kepala Lembaga Sandi Negara
di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Pendalaman RKA-KL
Rapat Dengar Pendapat dengan Gubernur Lemhanas
dan Sekjen Wantanas di Ruang Rapat Komisi . Agenda :
Pendalaman RKA-KL Lemhanas dan Wantanas Tahun Anggaran
2011
29 Diskusi “Mengukur Sikap Partai dalam Isu Toleransi” di
Lembaga Survey Indonesia
Rapat Dengar Pendapat dengan Sekjen dan Dirjen, Kepala
Badan, Inspektur Jenderal Kemenkominfo di Ruang Rapat
Komisi I. Agenda : Pendalaman RKA-KL Kemenkominfo Tahun
Anggaran 2011
Rapat Dengar Pendapat dengan Sekjen dan Pejabat Kemeterian
Luar Negeri di Ruang Rapat Komisi I. Agenda : Pendalaman
RKA-KL Kementerian Luar Negeri Tahun Anggaran 2011
Rapat Dengar Pendapat dengan Direktur Utama LPP TVRI dan
LPP RRI di Ruang rpat Komisi I. Agenda : Pembahasan RKA-KL
LPP TVRI dan LP RRI Tahun Anggaran 2011 (lanjutan)
30 Rapat Intern Komisi I DPR RI. Agenda: Pembahasan dan
Pengesahan Jadwal Acara Rapat-rapat Komisi I DPR RI pada
Masa Persidangan I Tahun Sidang 2010-2011
GKSB: Friendly Talk Dengan Friendship Group Parlemen Iran di
Ruang Rapat BKSAP Gedung Nusantara III Lantai 4
Rapat Pleno BKSAP di Nusantara 3 Lantai 4. Agenda:
Penetapan Pimpinan BKSAP, Pembahasan Program Kerja, Halal
Bihalal
Focus Group Discussion “Revisi P3SPS” di Kantor KPI
Undangan Diskusi Buku “Reorientasi Pembaruan Islam” di
Teater Utan Kayu.
Makan Malam Pimpinan BKSAP, GKSB Parlemen Iran Dengan
Friendship Group Parlemen Iran di Room Asean 1 dan 2, Hotel
Sultan
22 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
RAMADHAN POHAN bertemu dengan
Direktur Jenderal Bea Cukai, Bapak Thomas
Sugijata terkait pengaduan salah seorang
warga asal Surabaya di Kantor Bea Cukai,
Rawamangun Senin (6/9). Pengaduan tesebut
sehubungan dengan penutupan pabrik
essence UD Multiplus miliknya oleh Bea Cukai
Surabaya.
KRONIK
Live Talkshow TVOne:Benarkah Diplomasi
RAMADHAN POHAN menjadi
narasumber LIVE Talkshow TVOne
program Janji Wakil terkait hubungan RI
dengan Malaysia hari Rabu 1 September
2010. Narasumber lain yang hadir yaitu
Effendi Choirie (PKB), Jenderal (Purn)
Tyasno Sidarto (Mantan Kepala Staf
AD) dan Endi M Bayuni (Pengamat
Politik Kebijakan Luar Negeri). Talkshow
bertajuk “Benarkah Diplomasi Indonesia
Memble” ini berlangsung hangat
dengan pendapat dari masing-masing
narasumber.
WAWANCARA DENGAN RADIO ERA BARU
RAMADHAN POHAN diwawancarai oleh
Radio Era Baru mengenai pendapat beliau
tentang kasus penutupan Radio Era Baru di
ruang kerja anggota dewan.
Gugatan Radio Era Baru Batam di
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, Jakarta
berkaitan dengan persoalan Ijin Siaran Radio
(ISR) sejak Mei 2010 lalu, telah disidangkan
dan Sidang putusan rencananya akan digelar
pada Rabu, 29 September 2010 mendatang.
RAMADHAN POHAN dan keluarga
bersilaturahmi sekaligus berlebaran dengan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta
keluarga pada hari Sabtu 11 September 2010
di Cikeas Bogor
Suasana akrab dan hangat menyelimuti
kediaman RI 1 selama acara berlangsung.
Presiden SBY dan keluarga yang tampil serasi
dengan pakaian bernuansa ungu, sesekali
terdengar suara tawa ramah SBY dan Ibu Ani
di tengah-tengah salam dan sapaan.
Istri Anggota DPR RI
ANGGOTA DPR RI Fraksi Demokrat
beserta Persatuan Istri Anggota Fraksi
Demokrat mengadakan halal bihalal hari
Selasa 28 Agustus 2010 di Ruang Pustaka
Loka MPR RI. Acara yang berlangsung sejak
pukul 10:30 pagi berlangsung hingga pukul
13:00 siang ini dihadiri hamper seluruh
anggota Fraksi . Ramadhan Pohan beserta
istri terlihat menikmati acara halal bihalal
yang berlangsung cukup hangat.
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
FOTO
: RO
NA
LD S
IAH
AA
N
Mayke Sarasidya
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 23SAHABAT PARLEMEN
RATU BOKI, demikian dia biasa disapa. Ratu
Kesultanan Ternate yang juga duduk sebagai
wakil rakyat di Senayan itu melangkah tergesa
memasuki ruang kantornya. Sebuah telepon
selular tergenggam di tangan. Begitu melihat
saya, dia langsung tersenyum.
“Aduh, maaf yah, saya terlambat. Lama
menunggunya?”, katanya lugas. Ratu Boki
lalu duduk tepat di sebelah saya. Rambutnya
tersanggul rapi, wajahnya terpoles apik.
Posisi duduknya hampir selalu tegak anggun.
Tapi Ratu Boki tampak tak pernah menuntut
saya memperlakukannya istimewa gara-gara
darah birunya. Gaya bicaranya lugas bahkan
blak-blakan. Di tengah-tengah wawancara
kami, Ratu Boki sempat menelepon sang
suami, Sultan Ternate Ke-48 Mudaffar
Sjah, untuk mengecek ulang hubungan
sejarah kerajaan-kerajaan Malaysia
dengan Kesultanan Ternate. Saya iseng
pasang telinga. Beberapa kali terdengar
dia memanggil sang sultan dengan
panggilan sayang “daddy dear”.
Gaya keseharian Ratu Boki boleh
dibilang layaknya seorang wanita karir
di kota metropolis. Tapi bukan berarti
dia mengacuhkan adat dan sejarah
Kesultanan Ternate, yang menjadi alasan
utama wawancara kami awal September itu.
“Raja-raja (Kerajaan Diraja Malaysia) itu
sebenarnya mengerti benar dan menghormati
batas negara (Indonesia-Malaysia) secara
hukum adat. Saya jadi berpikir, kenapa
kita tidak memanfaatkan pendekatan
secara budaya berdasarkan hubungan
sejarah kerajaan-kerajaan Malaysia dengan
Kesultanan Ternate untuk menyelesaikan
masalah Indonesia-Malaysia,” kata Ratu Boki.
Ide ini bermula dari keprihatinan Ratu
Boki menyaksikan aksi saling balas caci
antara Indonesia-Malaysia. Pertemuan
bilateral di Kinabalu awal September belum
membuahkan solusi batas negara yang jelas.
Pemerintah Malaysia malah mengeluarkan
peringatan berpergian ke Indonesia bagi
Diplomasi Dengan Malaysia BOKI RATU NITA BUDHI SUSANTI – FRAKSI PARTAI DEMOKRAT KOMISI XI DPR RI
warganya, sementara beberapa organisasi
massa Indonesia balas melempari kedutaan
besar Malaysia dengan kotoran. Seruan
‘Ganyang Malaysia’ dari Bung Karno
diteriakkan kembali.
“Semboyan itu memang menunjukkan
ketegasan seorang pemimpin dengan
prestise dan harga diri Bangsa Indonesia.
Tapi sekarang saya pikir, cara frontal seperti
itu tidaklah perlu. Marilah kita dudukkan
semuanya berdasarkan asal-usul sejarah
kerajaan diraja Malaysia itu sendiri,” kata dia.
Menurut Ratu Boki, Indonesia harus
jujur mengaku kalah dalam hal persenjataan
dengan Malaysia. Sementara negeri jiran itu
didukung Inggris, Tentara Nasional Indonesia
(TNI) masih bergelut dengan pembelanjaan
alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan).
Embargo senjata Amerika pun meski telah
luruh sejak 2005, namun Kongres mereka
masih bersikukuh memboikot Koppasus.
Secara internal, TNI juga masih harus
berbenah mengalihkan fokus pertahanan yang
selama 32 tahun mengacu ke darat menjadi
lebih mengarah ke laut dan udara layaknya
sebuah negara kepulauan.
Namun tetap saja, secara adat kerajaan-
kerajaan Diraja Malaysia menaruh hormat
kepada Indonesia dan batas-batas
wilayahnya. Semua itu berdasarkan
perjanjian tertulis dalam dokumen
diplomasi antar kerajaan-kerajaan
Islam Nusantara yang kini tersimpan di
Universitas Leiden, Belanda. Berdasarkan
dokumen itu, Kerajaan Sabah, Serawak
dan Brunai lahir di Kalimantan sebagai
bagian dari Kesultanan Islam Nusantara
Ternate. Kerajaan-kerajaan itu sebenarnya
lahir dari keturunan para panglima Ternate
yang hijrah ke sana. Campur tangan
penjajah selanjutnya membuat ketiga
kesultanan itu akhirnya mendeklarasikan
diri di luar kedaulatan Republik Indonesia,
di mana Kesultanan Ternate bergabung.
Penetrasi budaya Arab, China dan India
yang selanjutnya hadir, membentuk kerajaan-
kerajaan Malaysia seperti sekarang.
“Meski begitu, sampai sekarang
Pemerintah Malaysia masih menggunakan
hukum adat Melayu sebagai fondasi yang kuat
sekali dalam hukum mereka dan kerajaan-
kerajaan mereka pun sangat berpengaruh
dalam keputusan politisnya. Nah, kita harus
jeli memanfaatkan ini,” kata Ratu Boki.
Permaisuri Sultan Ternate ini mengusulkan agar Indonesia juga memanfaatkan hubungan sejarah kerajaan-kerajaan Diraja
Malaysia dengan Kesultanan Ternate, sementara diplomasi bilateral batas kedua negara terus berjalan. Menurut dia, secara
adat batas kedua negara sebenarnya telah jelas.
. Ratu
bagai
ergesa
epon
elihat
ama
oki
utnya
ggun.
untut
gara
hkan
ara
g
n
r itu.
itu
ormati
a
kerajaa
Me
jujur m
denga
diduku
(TNI) m
alutsist
Embar
luruh s
masih
Secara
berben
selama
lebih
sebu
ker
ke
w
p
U
d
da
bag
Tern
lahi
yan
pen
kesu
diri d
di m
batas kedua negara terus berjalan. Menurut dadat batas kedua negara sebenarnya telah jelas
24 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
SUARA PEMBACA
Assalamualaikum wr.wb.
Yang terhormat Bapak Ramadhan Pohan,
Saya Wahyudi dari Ponorogo. Minta info tentang
perjuangan teman-teman Forum Guru Tidak Tetap (FGTT) di
DPR RI mengenai nasib Guru Tidak Tetap di masa yang akan
datang. Pada saat pertemuan di Japan, Ponorogo sudah saya
sampaikan ke TIM GARASI RAMADHAN POHAN, namun belum
ada kabar. Mohon informasinya agar dapat saya sampaikan
kepada teman-teman. Terima kasih.
Wassalam.
Ponorogo
Ramadhan Menjawab:
Pak Wahyudi,
Terima kasih sudah menyampaikan aspirasi Anda kepada
kami dan sangat kami hargai kepercayaan Anda. Terkait
mengenai kebijakan pemerintah terkait informasi tentang GTT
dan Guru honorer ada beberapa informasi yang perlu kita
sampaikan:
Merujuk surat edaran menpan tentang pendataan guru 1.
honorer. dalam edaran tertulis disebutkan bahwa yang
termasuk guru honorer adalah yang mempunyai SK dari
pejabat berwenang.
Terkait Peraturan Pemerintah tentang GTT dan Guru 2.
Honorer belum keluar, masih dalam proses.
Terkait draft Panja (Panitia Kerja) Guru Honorer, GARASI 3.
memiliki arsipnya, mungkin bisa sedikit membantu.
Silakan menghubungi call centre Ramadhan Pohan
(08118883300).
Mudah-mudah informasi ini dapat berguna bagi para Guru
Tidak Tetap dan Honorer, tidak hanya untuk yang di Ponorogo,
namun juga untuk yang di wilayah lain.
Wassalam.
Tidak TetapAssalamualaikum Wr.Wb.
Pak Ramadhan,
Sebenarnya kami ingin menyampaikan aspirasi kami secara
langsung setiap kali Bapak datang berkunjung. Tapi kami tidak berani
menyampaikannya. Kami ini bekerja sebagai petugas pungut di Pasar
Sayur 2 Magetan.
Secara resmi kami sudah mendapat Surat Keputusan Bupati per 1 Juli
2007 dengan gaji Rp 450 ribu per bulan. Akan tetapi sampai sekarang
kami belum digaji sama sekali. Kami pernah mencoba datang ke dinas
tapi tidak mendapat tanggapan.
Harapan kami, sebagai anggota DPR RI, Bapak mungkin punya
kebijakan-kebijakan yang bisa membantu kami. Kami minta bantuannya
untuk mendapatkan upah sesuai SK Bupati itu.
Wassalam.
Dewi Utari
Desa Bulugunung, Plaosan
Desa Mangunrejo, Kawedanan Kabupaten Magetan
Ramadhan Menjawab:
Ibu Dewi dan Ibu Rita,
Pertama-tama saya mengucapkan prihatin atas upah ibu berdua
yang bertahun-tahun tidak dibayar. Secara langsung, persoalan upah ini
sebenarnya berada di wilayah wewenang Pemerintah Daerah bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Magetan. Tapi tentu saja, saya sebagai
wakil Ibu-Ibu di Senayan tetap tak bisa tutup mata dan melempar
tanggung jawab atas masalah ini begitu saja, terutama karena persoalan
upah ini jelas-jelas melanggar peraturan ketenagakerjaan.
Karenanya saya minta Ibu Dewi dan Ibu Rita jangan segan atau takut
menemui Liasson Officer kami di Magetan, Saudara Suparno. Ibu-ibu
bisa menghubungi Suparno di nomor telepon 081335344955. Silahkan
jelaskan duduk perkaranya kepada Suparno, dan dia akan mencari jalan
untuk membantu Ibu-Ibu sekalian. Sudah menjadi kewajiban kami, TIM
GARASI RAMADHAN POHAN untuk membantu Ibu-Ibu.
Akhir kata saya harap masalah upah ini bisa cepat terselesaikan dan
Ibu Dewi bersama Ibu Rita mendapatkan apa yang menjadi haknya.
Wassalam.
Upah Kami
Berminat menyampaikan surat pembaca untuk redaksi GARASI atau untuk ditujukan
langsung kepada Ramadhan Pohan, silakan kirim ke alamat redaksi yang tertera di
halaman 2 atau via surat elektronik (e-mail) ke [email protected]. Bisa pula
menuliskannya di Gardu Aspirasi di www.ramadhanpohan.com. Redaksi berhak
mengedit surat-surat yang masuk tanpa mengurangi maknanya.
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 25
FOTO-FOTO: DOKUMEN PRIBADI
Menurutku sih harusnya perbatasan
Indonesia perlu dikasih pagar listrik atau
tembok, biar keliatan kalau kita serius
dalam mempertahankan kedaulatan
negara kita. Dan perlu juga dibangun
infrastruktur yang memadai dan sesuai,
seperti gerbang imigrasi yang permanen,
sehingga membuat orang berpikir dua
kali untuk melintasi perbatasan kita.
Pemerintah harus menempatkan masalah
pengelolaan perbatasan sebagai prioritas
nomor satu.
Ibu Rumah Tangga Daerah perbatasan Indonesia-
Malaysia pada umumnya terletak di lokasi
terpencil dengan tingkat aksesbilitas
dan tingkat kesejahteraan masyarakat
yg rendah dan mereka merasa kurang
diperhatikan oleh pemerintah. Menurut
saya, pembangunan harus lebih
ditingkatkan di daerah tersebut, agar
penduduk daerah perbatasan merasa
diperhatikan sehingga muncul rasa
nasionalisme dalam diri mereka.
Tingkat keamanan penjagaan
perbatasan jg dirasakan masih sangat
kurang, baik dari segi personil maupun
fasilitas keamanannya. Oleh karena itu
wilayah perbatasan harus diperjelas
dan dipertegas, hal ini harus disepakati
oleh kedua negara sehingga tidak ada
perbedaan anggapan batas wilayah.
Bila telah ada kesepakatan, maka
fasilitas keamanannya pun harus lebih
diperhatikan lagi dan diperkuat oleh
petugas penjaga perbatasan yang tegas.
Karyawan BUMN
In
te
d
n
in
se
se
k
P
p
n
Pembangunan dan Keamanan Kuncinya
Perbatasan Kita Dipagerin Aja
Harus Perhatian pada Masyarakat di Perbatasan
Pemerintah harus menunjukkan
bahwa mereka peduli terhadap
masyarakat daerah perbatasan.
Karena apabila pemerintah secara
proaktif menunjukkan kepeduliannya,
masyarakat pun akan lebih merasa
"memiliki" Indonesia, sehingga tidak
akan mudah diprovokasi untuk
melintasi perbatasan dan berpaling
ke negara tetangga. Infrastruktur
daerah perbatasan pun harus menjadi
perhatian utama pemerintah.
Karyawan Bank
Wilayah perbatasan adalah halaman depan suatu negara yang bersinggungan langsung dengan wilayah
negara tetangga, maka dari itu pengelolaan perbatasan sangat penting untuk menghindari konflik antar
negara. Bagaimana pengelolaan perbatasan yang efektif menurut rakyat? GARASI menanyakan beberapa
orang dari berbagai kalangan untuk mencari tahu.
SUARA RAKYAT
26 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
TENTANG RAMADHAN
S-1 di Fisip UI (1992); S-2 di American University (AU) Washington DC
(Agustus 2002 – Mei 2004); dan sertifikat dari Graduate School of
Political Management (GSPM), George Washington University (GWU),
Washington, DC (Agustus 2002).
Wakil Sekretaris Jenderal IV Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat • (DPP PD) periode 2010-2015
Anggota DPR-RI, Komisi I & BKSAP periode 2009-2014• Pemimpin Redaksi Koran Jurnal Nasional, Jakarta (Juni 2006 – Maret • 2010)
Direktur Program Hubungan & Kerjasama Luar Negeri, Persatuan • Wartawan Indonesia Pusat, Jakarta (2008-sekarang)
Penasihat, Forum Harmoni Nusantara (FORSAS), Jakarta (2008-• sekarang)
Ketua Bidang Pusat Informasi, BAPPILU DPP Partai Demokrat, Jakarta • (2005 - 2008)
Redaktur Pelaksana• website kepresidenan, www.presidensby.info
(2006)
Pemimpin Redaksi Koran KABINET, Jakarta (Januari 2005 – Juli 2005)• Pengalaman kerja di Jawa Pos 1990 – 2005:•
Reporter di Jakarta 1990 – 1993
Koresponden Bulgaria 1993 – 1996
Koresponden Turkey 1996 – 1998
Representatif Jawa Pos USA (1998 - Desember 2004)
Direktur, Opini Publik & Studi Partai Politik, The Blora Institute (The • Blora Center), Jakarta (Desember 2004)
Reses I (Desember 2009) : Papua dan Papua Nugini
Reses II (Maret 2010) : Jawa Barat
Reses III (Juni 2010) : Timur Tengah (Mesir, Yordania,
Palestina, Suria, Lebanon)
Reses IV (Agustus 2010) : Kalimantan Barat
- Senegal - Bosnia Herzegovina (4 kali dalam
- Afrika Selatan kurun waktu 1993-1996)
- Finlandia
Amerika Serikat - Hungaria
- Jerman
- Macedonia
- Kuba - Norwegia
- Meksiko - Republik Ceko
- Peru - Republik Serbia
- Rumania
- Rusia
- Bolivia - Yunani
- Brazil
- Malaysia
- Singapura
- Iran - Qatar - Uni Emirat Arab
ke SenayanRamadhan Pohan sempat berkeliling dunia
sebagai jurnalis sebelum akhirnya menjadi wakil rakyat di Senayan.
Berikut data lengkapnya.
Pematang Siantar, 6 Desember 1966
Gedung. DPR/MPR RI Gedung Nusantara I
lt.22 Ruang 2231, Fraksi Partai Demokrat
Jl. Jend.Gatot Subroto No 6, Jakarta 10270
0811 888 3300
www.ramadhanpohan.com
www.rpohan.wordpress.com
Ramadhan Pohan
bangpohan/Ramadhan Pohan
http://www.youtube.com/user/Forsasjatim RAMADHAN POHAN dan istri, Asti Riefa Dwiyandani beserta kedua anak mereka berpose
bersama menggunakan busana tradisional Korea di depan Istana Raja di Seoul, Korea
Selatan, November 2004.
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 27TENTANG RAMADHAN
Serikat
Laporan kunjungan dan pertemuan Pemerintah Indonesia (Presiden • dan Menteri), anggota parlemen (DPR), cendekiawan, dan tokoh
organisasi terkemuka dengan mitra Amerika
Meliput acara dan mewawancarai Xanana Gusmao dan Ramos • Horta di Kantor Pusat PBB, New York (1998)
Meliput dan mewawancarai Wakil Utama Direktur Pelaksana IMF, • Stanley Fischer saat rapat pertemuan International Monetary Fund
(IMF) dan the World Bank.
Menghadiri pertemuan Presiden Abdurrahman Wahid dengan • Presiden Bill Clinton (November 1999) serta pertemuan Presiden
Megawati Soekarnoputri dengan Presiden George Walker Bush
(September 2001) di Oval Office, White House.
Meliput pertemuan Anggota Parlemen (DPR RI) Taufik Kiemas • dengan Politisi, Senator, Anggota Konggres dan pejabat Amerika
(April – Mei 2001).
Meliput pertemuan Jusuf Kalla dengan pejabat pemerintah Amerika • (2003).
Meliput pertemuan Susilo Bambang Yudhoyono dengan pejabat • penting pemerintah Amerika (Mei 2003).
Meliput politik lokal dan politik luar negeri Amerika dengan • menghadiri rapat serta acara politik di Gedung DPR Amerika,
Departemen Luar Negeri (State Department), Gedung Putih (White
House), dan lainnya.
Aktif melakukan kontak dan wawancara dengan LSM-LSM politik • seperti Amnesty International, East Timor Action Network, organisasi
untuk hubungan Muslim- Amerika, CAIR
Satu-satunya wartawan Indonesia peliput tetap di Gedung Putih, • DPR- AS (Kongres), dan Senat (1998 – 2004)
Satu-satunya wartawan surat kabar Asia Tenggara yang diundang • untuk berbuka puasa bersama di Gedung Putih, dijamu Presiden
George Walker Bush, tahun 2001 – 2004.
Satu-satunya wartawan Indonesia yang diundang khusus untuk • menghadiri Pelantikan Presiden Bush tahun 2001
Melakukan serangkaian wawancara dengan para politisi dan pejabat • Amerika, Paul Wolfowitz, dan lainnya.
Diundang memberikan ceramah politik kepada para calon diplomat • Amerika di Virginia.
Meliput • event-event Islam lokal maupun internasional Amerika,
seperti Islamic Society in North America (ISNA)
Wartawan Indonesia pertama yang menulis Barack Obama, yakni • lewat konvensi Partai Demokrat di Boston Juli 2004.
Panel Speaker• , Seminar Film dan Politik (Film and Politics), Universitas
Indonesia, Depok - Jakarta, 1989.
Panel Speaker,• Liputan Berita Amerika di Indonesia, Radio Voice of
America (VOA) dan TV Indosiar, Washington DC, September 2000.
Panel Speaker• , Kebebasan Pers di Indonesia, Freedom Forum,
Arlington-Virginia, Agustus 2001.
Panel Speaker• , Reaksi Indonesia pada September 11, Brownbag
Lunch Discussion, SAIS-Johns Hopkins University, Washington DC,
September 2001.
Panel Speaker,• Kilas Balik 2001: Hubungan US – Indonesia, VOA-
Indosiar, Washington DC, Januari 2002
Pembicara Tamu, After Bali Blast , Radio VOA-TV Indosiar, • Washington DC, 16 Oktober, 2002.
Lebih seratus kali diwawancara oleh BBC London Radio, VOA News, • dan Stasiun Radio dan TV (Radio 68H, Sonora, El Shinta, Metro TV,
SCTV, TVOne, JakTV, RCTI, SunTV, dan lainnya).
Pembicara Kuliah Tamu di Dapil VII Jawa Timur diantaranya: Tema • “Peran Media dalam Membangun Peradaban Bangsa”, STKIP,
Pacitan, Maret 2010 dan Kuliah Tamu “Jurnalistik dan Ke Media
Massa-an”, STKIP, Ponorogo, Maret 2010
Pembicara berbagai diskusi politik di Indonesia dan Luar Negeri • diantaranya Seminar “Reformasi Sektor Keamanan” yang
diselenggarakan oleh Institute for Defense Security and Peace
Studies (IDSPS), bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Indonesia dan Friedrich Ebert Stiftung (FES), Jakarta, Oktober 2009
Diskusi “Transparansi dan Akuntabilitas Publik” yang diselenggarakan • oleh UNDP (United Nations for Development Program), Jakarta,
Desember 2009
Diskusi “Strategi Kebebasan Berekspresi Dalam Era Multi Media”, • Jakarta, Januari 2010
Diskusi Panel JFCC “Kebebasan Pers”, Jakarta, Maret 2010• Diskusi “Partai Demokrat : Antara Partai Modern dan Citra SBY”, • Jakarta 20 April 2010
Diskusi hasil Survei Cirus Surveyors Group tentang “Kekuatan dan • Peluang Calon Ketua Umum Partai Demokrat”, Jakarta, 9 Mei 2010
Diskusi “Menguji Demokrasi Demokrat”, Padalarang, 22 Mei 2010• Kepala Delegasi Indonesia di The 9th Asian Statesmen’s Forum, • Bangkok, Thailand, 21st August 2010
Kolom, politik dan hubungan luar negeri, hampir semua surat • kabar utama Indonesia (1987-1990). artikel opini di Kompas, Suara
Pembaruan, Media Indonesia dan lainnya mengenai isu politik
Indonesia, gerakan mahasiswa Indonesia, isu politik Australia, politik
internasional di Asia Tenggara dan hubungan internasional di Pasifik
Selatan.
Puisi dan Cerita Pendek di berbagai koran dan majalah Indonesia • (1991-1998)
Co-Editor, The Anthology of The New Indonesian Poetry, in Bulgarian • Language (Sofia: 1995).
Kontributor, Para Pembohong, Koleksi cerita pendek (Jakarta: 1996)• Kontributor, The Path Not Taken, Puisi (Maryland: 1996).• Editor, Bridging Jakarta – Washington Relations, Ambassador • Dorodjatun Kuntjorodjakti 1998-2001. (Washington–Jakarta: 2002).
Editor, Buku Masjid Indonesia di Washington D.C. (2002)• Pewawancara, Saya Siap Berkompetisi, Wawancara eksklusif dengan • Presiden RI-Susilo Bambang Yudhoyono (Jakarta : 2009)
Kontributor, Energi Positif, Opini 100 Tokoh mengenai Indonesia di • Era SBY (Jakarta : 2009)
Pemimpin Umum, Buletin GARASI, Buletin Gardu Aspirasi Ramadhan • Pohan (Jakarta :2009-sekarang)
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Bulgaria
Aksi Ramadhan Pohan saat menjadi jurnalis, ketika sedang
mengikuti konferensi pers yang diberikan oleh Hatta Rajasa di pesawat, 13 Nopember 2008.
FOTO
: D
OK
. PRIB
AD
I
28 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
RAMADHAN & TIM
SEJAK terpilih menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR
RI) Ramadhan Pohan merupakan wakil rakyat
yang sangat dekat dengan rakyat. Hal ini
dibuktikan dengan seringnya ia turun kedaerah
pemilihan di Daerah Pemilihan VII (Dapil VII)
Jawa timur yang meliputi 5 kabupaten yaitu
Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Magetan dan
Ngawi. Tidak hanya pada masa reses saja
menjadwalkan Ramadhan bertemu dengan
para konstituennya, namun sering pula di sela-
sela masa sidang beliau melakukan kunjungan
kerja ke dapilnya.
Bagi Ramadhan Pohan menjaga amanah
yang diberikan oleh rakyat adalah hal yang
terpenting. Ia ingin mengubah anggapan
masyarakat kalau wakil rakyat hanya
mendekatkan diri kepada masyarakat hanya
pada saat pemilihan umum. Ramadhan pun
ingin menanamkan kepada rakyat bahwa
seorang wakil rakyat adalah memang
seseorang yang tugas utamanya mendengarkan
aspirasi rakyat, dan rakyat tidak boleh merasa
kesusahan untuk menyampaikan aspirasi.
Dengan alasan inilah dan terinspirasi dari
kerja parlemen di Amerika Serikat, Ramadhan
Pohan mempekerjakan 22 orang staf, yang
terdiri dari 4 tenaga ahli, 7 staf pendukung dan
11 staf penghubung (liaison officer), untuk
membantu tugas keparlemenan dan tugas
sebagai wakil rakyat. Untuk lebih membumikan
visinya,Ramadhan Pohanjuga menyediakan tiga
rumah aspirasi yang berada Ponorogo, Pacitan
dan Jakarta. Tiga rumah aspirasi ini di biayai
secara mandiri oleh Ramadhan Pohan. Rumah
aspirasi ini diberinama GARASI (Gardu Aspirasi).
GARASI ini didedikasikan Ramadhan Pohan
sebagai rumah rakyat. Di sini masyarakat
bisa menyampaikan aspirasi, melakukan
konsultasi, diskusi dan acara apapun yang
berhubungan dengan masyarakat. Kantor
GARASI di Ponorogo dan Pacitan dikelola
dan dijalankan oleh para staf penguhubung.
Para staf penghubung ini yang nantinya akan
menyalurkan aspirasi konstituen di Dapil VII
Jatim ke Jakarta. Banyak sekali program yang
dilakukan di kantor GARASI, sepertiserap
aspirasi, santunan anak yatim,pertemuan
dengan masyarakat dan pejabat daerah,
tempat singgah serta kegiatan-kegiatan lain
yang bersifat sosial dan capacity building.
Selain dua Rumah Aspirasi yang ada
di Ponorogo dan Pacitan, Ramadhan
Pohan menyediakan satu lagi di Jakarta.
Dibangunnya kantor GARASI Jakarta yang
terletak di kawasan Mampang Prapatan
akan memudahkan masyarakat atau orang
daerah yang ingin menyampaikan aspirasinya
langsung ke jakarta tidak bingung-bingung
mencari penginapan atau hotel. Tim GARASI
RAMADHAN POHAN akan menangani semua
kebutuhan para penyampai aspirasi ini, dari
penginapan, konsumsi dan transportasi
selama di Jakarta secara gratis untuk 2 hari,
namun tentu saja, hal ini hanya berlaku bagi
yang ingin menyampaikan aspirasi di Jakarta.
Semua fasilitas ini diberikan untuk memberikan
kemudahan bagi konstituen selama
menyampaikan aspirasi ke kementerian atau
instansi pemerintah lainnya. Tapi sayang belum
terlalu banyak yang memanfaatkan fasilitas
tersebut.
Dengan didanai secara mandiri oleh
anggota dewan, Ramadhan Pohan ingin
menunjukan bahwa Rumah Aspirasi (RA)
bisa dilaksanakan tanpa membebani negara.
Tidak hanya operasional RA, Ramadhan
Pohanpun membiayai semua staf dan
kegiatan-kegiatannya selama di dapil dengan
memanfaatkan semua fasilitas dan program
sebagai anggota dewan. Sehingga tidak
sepantasnya anggota dewan yang telah digaji
tinggi oleh negara dan diberi seperangkat
fasilitas lainnya harus membebankan lagi
kewajiban membuat RA kepada anggaran
negara. Semua mungkin, yang penting adalah
niatnya.
FOTO
: D
OK
. G
ARA
SI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 29ENVIRONMENT CORNER
Rainy season in Trenggalek always
means landslide and flood. The
geographical condition of the
area, which is dominated by
mountains and most of them
are now barren, is causing troubles when
the rainy season approaches. One area that
is unfortunately suffering this from time to
time is Watulimo Sub District. In September,
Margowulyo village’s dam was broken
which then caused a mud flood in its two
neighboring villages, Prigi and Tasikmadu,
due to a severe landslide. Beside Watulimo,
Munjungan, Panggul, Dongko, Pule,
Bendungan, Gandusari, Kampak and Pogalan
Sub District also shared the unfortunate
circumstance. Every rainy season, 65 % of
Trenggalek Regency area is threatened by this
natural disaster.
“Even so, the community’s environment
awareness is still low,” said Giman, a villager
from Gembleb Village, Pogalan Sub District,
Trenggalek.
Giman has witnessed how the people
of Trenggalek prefers to plant commercial
vegetation, such as petai, segon laut, or
cocoa, at the river banks instead of planting
hard trees in the mountain slopes. The reason
is simple; seeds of reforestation plants are not
cheap.
“But if the heavy rainfall hits, then the
people who live in the foothills and mountains
realize that their villages are threatened by
landslide,” stressed Giman.
As a result, flood and landslide are
frequent guests in several areas in Trenggalek
Regency. The flood in Watulimo that
happened recently, for example, ruined rice
fields and several houses. The people of
Watulimo were not able to do their activities
for three days, because their houses and rice
fields are flooded by mud and water.
Trenggalek Regency local government
has taken some actions. They formed several
disaster programs, including the establishment
of Forest Village Community Association
(Lembaga Masyarakat Desa Hutan), to
heighten the level of disaster perceptiveness
and awareness for the local community. But
the local people have yet to feel the benefit.
“The government (of Trenggalek Regency)
should re-consider which areas should be
prioritize for that program, since every year
disaster critical points are growing,” explaines
Hendra, a villager from Nglinggis Village when
RAMADHAN POHAN’s GARASI TEAM visited
his village
Hendra also explained that it is not aid
Landslide and flood are not extraordinary in many parts of Trenggalek Regency every time the rainy season approaches. Cooperation between the local government and the people are needed to refresh the barren slopes to prevent the disaster.
that the people need from the government
every time the disaster hit their villages, but
they want the government to collaborate
with Perhutani (The National Forest Public
Corporation) that own many production
forests in Trenggalek Regency area.
“They should create a collaborative
reforestation program, so we would not suffer
from flood and landslide every year,” added
Hendra. On behalf of the people of Pogalan
Sub District, Hendra said that they need tree
seeds that are suitable for reforestation, such
as ringin, aren, jabon, pucung, and teak,
to be planted in forest and community area.
With these seeds, the people of Pogalan are
willing to get busy planting the barren area.
LANDSLIDE is a frequent guest in Trenggalek Regency during the rainy season.
PIC
TURE
BY:
HTT
P:/
/HU
MA
S-TR
ENG
GA
LEK
.BLO
GSP
OT.
CO
M
30 GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010
RAMADHAN & TEAM
R Ramadhan Pohan has always
been famous as a representative
that has a strong bond with the
people in his Electoral District VII
East Java. After he was elected in
September 2009, Ramadhan has visited his
district in East Java that includes 5 regencies,
Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Magetan
and Ngawi, many times. Not only during the
recess period, he also spares time during the
parliamentary sessions to meet face to face
with the people who trusted him to be their
representatives.
The trust of the people becomes
Ramadhan’s foremost motivation to give back
and listen to what the people have to say. He
is also determined to change the common
perception that a members of parliament
would only approach the people during the
election period, and they would be gone
missing after they got chosen. He also believes
that the true tasks of being a member of the
parliament and the people’s representative
are to listen and accomodate the people’s
aspirations. Inspired by his observation of the
US senators and congressmen, he establishes
a solid team of 22 highly spirited people. His
team consists of 4 expert staff, 7 supporting
staff, and 11 liaison officers. The staff
members help Ramadhan to fulfill his promise
to the people.
Ramadhan also set up three offices that
serve as Aspiration House. The main aim
of this office is to facilitate the constituent
who wish to voice their aspirations. Many
times, the people complain how hard it is
to reach their representatives, Ramadhan
wants to make sure it does not happen to his
consitituents. The aspiration house is named
GARASI, and there are three GARASI offices,
2 in Ponorogo and Pacitan, and the other one
is in Jakarta. GARASI offices in Ponorogo and
Pacitan are run by the liaison officers.GARASI
has hosted many events; dialogue, charity
events, workshops and many more.
GARASI office in Jakarta is located in
Mampang area. Ramadhan has promised
to accomodate his constituents that want
to voice their aspirations straight to Jakarta,
by providing lodging, consumption, and
transportation all free for 2 days. But this
offer is only for the ones who want to meet,
talk or approach the ministries and othe
government institution. Up until now, there
have not been many who use this offer.
Funded fully by Ramadhan Pohan, GARASI
is a proof that to build an aspiration house
does not need a portion of the state budget.
The representatives could manage the money
and accomodation the state has given to them
and use it to build an aspiration house and to
pay the supporting staffs that are needed, or
in other words giving back the money back to
the people. Most representatives see that it
is not possible, but just like the saying, where
there is a will there is a way.
FOTO
: D
OK
. G
ARA
SI
GARASI RAMADHAN POHAN EDIS I 9/TAHUN I/OKTOBER 2010 31TRIP & LEISURE
We absorbed all the beauty
by walking through the tea
plants. Later, we visited the
iconic tourist attractions in
the Plantation. First stop was the pool, which
called the Lanang Spring. The name was given
because the spring is constantly discharging
water that flows downward. The people called
Jamus Tea Plantation, Borobudur Hill, since the
hill look so much like the famous Borobudur
temple. To complete this agro tourism
spot, the management provides a spacious
camping ground that could accommodate
In the midst of the recess period in August, Ramadhan Pohan Team decided to pay a visit to the Jamus Tea Plantation in Ngawi. This agro tourism attraction offers an astonishing
panorama since we first step in. Our eyes feasted on the fresh green carpet of tealeaves around the hills in the Jamus Tea
Plantation area.
approximately1,000 campers.
Budi Harjono, member of the Commission
B of the Regional Representative Council
(Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)),
said that Jamus Tea Plantation, which is one of
the biggest plantation units in Ngawi Regency,
has the potential to increase the community’s
economic growth. Moreover, the plantation
is hoped to take part in eradicating poverty by
providing more jobs, also as a big producer of
export goods, and not to forget, it could play
a big role in environment preservation. But,
this agro tourism of the Plantation has not
gotten the attention it deserves from the local
government, which is a pity.
Jamus Tea Plantation has similarity with
the famous City of Batu, East Java. Batu
also offers the green scenery with beautiful
hills and many tourist spots but with more
advanced supporting facilities, such as lodging
and restaurant, and also the diversification of
plants, such as apples, mangosteen, and durian
fruit. We hope, someday Jamus Tea Plantation
could improve and be one of the primary
tourist attractions in Ngawi Regency.
Setyo Utomo
PIC
TURES
BY: H
TTP:/
/NG
AW
IDA
ILY
PH
OTO
.BLO
GSP
OT.
CO
MPIC
TURES
BY:
GA
RA
SI D
OC
UM
ENTA
TIO
N
PIC
TURES
BY: H
TTP:/
/WW
W.A
NTA
RA
JATI
M.C
OM
APRESIASI
Sumber Spirit Kamiwww.ramadhanpohan.comwwwwwwwww.rrrraaaammmmaaaadddddhhhhhaaaannnnppppoooohhhhhaaaannnn.ccccoooommmm
EDISI 01/TAHUN I FEBRUARI 2010RAMADHAN POHAN
DEMIRAKYATKU,
INDONESIAKU
/TAHU
DHA
EDISI 02 / TAHUN I MARET 2010
RAMADHAN POHAN
Politik MencerdaskanObama inspired Ramadhan a lot on his parliamentary
campaign
‘’Bila DiwarnaiKekerasan, DemokrasiJadi Democrazy’’
Mengurai Benang Kusut Tambang
Desa Kluwih
E
M
dasdass‘’Bila D
ekerasan,Jadi Dem
EDISI 03 / TAHUN I APRIL 2010
RAMADHAN POHAN
Suara Desa pun
Tak Tertahan di Pintu
Gerbang Senayan
Forest Eleven,
Indonesia’s Big Impact on
Global Community
SISI LAINHANKAM KITA
3 / TA
HA
SuTerGe
sia’Glo
EDISI 04 / TAHUN I MEI 2010
RAMADHAN POHAN
INSPIRASI DEMOKRASI
DARI WALESADPR Gunakan Peraturan
Upaya Ramadhan Memulangkan RI is Heading to UN
M
SSIIASASESAESAA
RI is He